pengaruh komunikasi, kepercayaan dan komitmen

advertisement
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
PENGARUH KOMUNIKASI, KEPERCAYAAN DAN KOMITMEN
TERHADAP KEBERHASILAN PEKERJAAN PROYEK
Andika Ade Indra Saputra1), I Putu Artama Wiguna2), dan Cahyono Bintang Nurcahyo3)
1) Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya, 60111, Indonesia
e-mail: [email protected]
2) Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
3) Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
ABSTRAK
Keberhasilan pekerjaan proyek dipengaruhi oleh banyak faktor, 3 faktor yang paling dominan
di antaranya adalah komunikasi, kepercayaan dan komitmen. Walaupun secara umum
hubungan kerja antara perusahaan kontraktor dan subkontraktor di Surabaya memiliki tingkat
kepercayaan yang tinggi, tetapi masih ditemukan adanya perbedaan tingkat kepercayaan yang
signifikan. Untuk meningkatkan kepercayaan diperlukan komunikasi yang efektif antar
perusahaan. Keterbukaan informasi dibutuhkan pada hubungan kerja yang terjadi cukup lama,
sehingga menuntut setiap pihak yang terlibat di dalamnya memiliki kepercayaan dan
komitmen dalam mencapai keberhasilan proyek. Oleh karena itulah perlu dilakukan
penelitian untuk menganalisis hubungan antara ketiga faktor tersebut terhadap keberhasilan
penyelesaian proyek di Surabaya. Penelitian ini diawali dengan melakukan kajian literatur
untuk mendapatkan variabel dan indikator terkait komunikasi, kepercayaan, komitmen dan
keberhasilan proyek. Kemudian dilakukan penyusunan kuesioner sebagai alat untuk
pengumpulan data. Survey dilakukan di Surabaya dengan responden manajer perusahaan
kontraktor dan subkontraktor yang pernah atau sedang terlibat dalam hubungan kerja.
Selanjutnya data yang terkumpul dilakukan analisis dengan menggunakan structural equation
modelling (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi dan kepercayaan
memberikan pengaruh yang positif dan signifikan, sedangkan komitmen tidak memiliki
pengaruh terhadap keberhasilan pekerjaan proyek antara perusahaan kontraktor dan sub
kontraktor di Surabaya.
Kata kunci: Kontraktor, Subkontraktor, Keberhasilan Pekerjaan Proyek, SEM
PENDAHULUAN
Adanya perbedaan spesialisasi kompetensi yang dimiliki oleh masing-masing
perusahaan pelaksana konstruksi dapat memicu terbentuknya hubungan kerja antar
perusahaan yang berbeda. Hubungan kerja antara kontraktor dan subkontraktor dilaksanakan
sebagai upaya untuk mengatasi kesulitan yang muncul di lapangan, baik teknis maupun non
teknis yang pada umumnya lebih diketahui oleh subkontraktor. Dengan memaksimalkan
segala kompetensi dan sumber daya yang dimiliki subkontraktor, diharapkan hubungan kerja
yang terwujud dapat memberikan hasil yang lebih optimal dalam mencapai keberhasilan
penyelesaian proyek.
Doloi (2009) menyebutkan bahwa pada hubungan kerja suatu proyek, terdapat 3 faktor
dominan yang berpengaruh terhadap keberhasilan proyek. Ketiga faktor tersebut adalah
komunikasi, kepercayaan dan manajemen resiko bersama (joint risk management). Akan
tetapi Wu dkk. (2008) melalui kajian literatur dari 26 paper, berhasil mengidentifikasi bahwa
terdapat 20 faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan proyek. Dari 20 faktor yang
ISBN : 978-602-97491-7-5
B-18-1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
teridentifikasi, ternyata selain kepercayaan dan komunikasi, komitmen adalah faktor yang
banyak disebut di paper sebagai faktor dominan yang berpengaruh terhadap keberhasilan
proyek. Chan dkk. (2004) menambahkan bahwa untuk mencapai keberhasilan proyek,
perusahaan-perusahaan yang terlibat harus mampu membentuk hubungan kerja yang baik.
Permasalahan utama seperti kurangnya komitmen dan kerjasama, rendahnya tingkat
kepercayaan, dan komunikasi yang tidak efektif dapat menimbulkan permusuhan antar
perusahaan yang terlibat hubungan kerja dan juga dapat berdampak pada keberlangsungan
proyek.
Lendra dan Andi (2006) telah melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
tingkat kepercayaan dalam hubungan kerja antara kontraktor dan subkontraktor di Surabaya.
Hasil dari penelitian Lendra dan Andi (2006) menyebutkan bahwa hubungan kerja antara
kontraktor dan subkontraktor di Surabaya memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi. Akan
tetapi, pada penelitian tersebut juga ditemukan bahwa terdapat perbedaan tingkat kepercayaan
yang signifikan jika ditinjau dari faktor pengalaman, serta jenis dan nilai pekerjaan yang
dikontrakkan. Selain itu, dari ketiga faktor dominan yang berpengaruh terhadap keberhasilan
proyek menurut Wu dkk., (2008), belum ada penelitian yang membahas tentang komunikasi
dan komitmen serta hubungannya terhadap keberhasilan proyek pada hubungan kerja antara
kontraktor dan subkontraktor yang ada di Surabaya.
Hal ini tidak terlepas dari beberapa penelitian terdahulu yang telah membahas bahwa
terdapat hubungan antara komunikasi, kepercayaan dan komitmen terhadap keberhasilan
proyek. Cheung dkk., (2003) menyebutkan bahwa seringnya pertemuan yang dilakukan dapat
membantu untuk menjaga komunikasi yang aktif dan juga dapat mengembangkan
kepercayaan antara masing-masing perusahaan yang terlibat dalam hubungan kerja. Kejelasan
dalam berkomunikasi merupakan elemen yang penting dalam menjalankan hubungan kerja
yang efektif (Black dkk., 2000; Chen dan Wu, 2010). Kepercayaan menjadi sangat penting
dikarenakan hubungan kerja yang terjadi cukup lama sehingga menuntut setiap pihak yang
terlibat di dalamnya memiliki komitmen. Komitmen dari seluruh level manajemen perusahaan
yang terlibat dalam hubungan kerja dengan perusahaan lain menjadi sangat penting agar
proses penyelesaian proyek dapat berjalan dengan lancar (Cook dan Hancher, 1990).
METODE
Penelitian ini diawali dengan melakukan kajian letratur dari beberapa journal tentang
variabel komunikasi, kepercayaan dan komitmen kaitannya dengan keberhasilan pekerjaan
proyek konstruksi. Dari hasil kajian literatur diperoleh indikator-indikator dari masing-masing
variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 1 Variabel Penelitian
INDIKATOR
VARIABEL
Komunikasi
(A)
Kepercayaan
(B)
SUMBER
A1. Frekuensi komunikasi
A2. Komunikasi dua arah
A3. Kejelasan isi pesan
A4. Kejujuran berkomunikasi
A5. Resolusi konflik
A6. Keputusan tanpa tekanan
B1. Saling Pecaya
B2. Keterbukaan
B3. Reputasi
B4. Complementary Capability
B5. Dukungan Top Management
ISBN : 978-602-97491-7-5
B-18-2
Crowley dan Karim, 1995; Lazar, 2000;
Cheng dkk., 2000; Cheung dkk., 2003;
Wong dan Cheung, 2004;
Chen dan Wu, 2010
Crowley dan Karim, 1995; Black dkk., 2000;
Lazar, 2000; Cheng dkk., 2000;
Chan dkk., 2004 Wong dan Cheung, 2004;
Lendra dan Andi, 2006;
Ngowi, 2007; Dikmen dkk., 2008
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
INDIKATOR
VARIABEL
Komitmen
(C)
Keberhasilan
Pekerjaan
Proyek (D)
SUMBER
B6. Adanya otonom
B7. Win Win Solution
C1. Berorientasi pada tujuan
C2. Menghindari oportunis
C3. Komitmen All Management
C4. Continous Improvement
C5. Tanggung jawab
C6. Komitmen terhadap kualitas
D1. Tepat waktu
D2. Tepat biaya
D3. Tepat mutu
Cook dan Hancher, 1990; Crane dkk., 1999;
Black dkk., 2000; Chan dkk., 2004; Chen dan
Wu, 2010
Shenhar dkk., 1997; Atkinson, 1999;
Chan dkk., 2002;
Takim dan Akintoye, 2002
Sumber: Data Sekunder yang Diolah, 2013
Dari hasil kajian literatur dan pola kerangka pemikiran yang telah dilakukan,
selanjutnya dilakukan hipotesis model penelitian dari keberhasilan pekerjaan proyek.
Gambar 1 Hipotesis Model Peneliti (diadaptasi dari Doloi 2009)
Berdasarkan pada hipotesis model penelitian Gambar 1, maka hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini adalah:
1. H1: Komunikasi berpengaruh terhadap keberhasilan penyelesaian proyek.
2. H2: Kepercayaan berpengaruh terhadap keberhasilan penyelesaian proyek.
3. H3: Komitmen berpengaruh terhadap keberhasilan penyelesaian proyek.
4. H4: Komunikasi berpengaruh terhadap kepercayaan.
5. H5: Komunikasi berpengaruh terhadap komitmen.
6. H6: Kepercayaan berpengaruh terhadap komitmen.
Hasil kajian literatur selanjutnya digunakan untuk menyusun pertanyaan pada
kuesioner yang digunakan sebagai instrumen penelitian. Kuesioner disusun untuk
memperoleh jawaban persepsi dari responden mengenai variabel dan indikator dengan
menggunakan skala lickert 1-5. Responden dalam penelitian ini adalah manajer proyek atau
jabatan setara yang pernah atau sedang terlibat dalam penyelesaian pekerjaan proyek antara
kontraktor dan subkontraktor. Penyebaran kuesioner dilakukan dengan metode snow ball
ISBN : 978-602-97491-7-5
B-18-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
untuk mendapatkan sejumlah sampel penelitian. Dari 128 kuesioner yang telah disebar,
kuesioner yang kembali sebanyak 91 kuesioner dan hanya 90 kuesioner yang memenuhi
syarat untuk dapat diolah.
Kuesioner yang terkumpul berasal dari 39 perusahaan pelaksana konstruksi, dengan
rincian sebanyak 24 perusahaan kontraktor umum dan 15 perusahaan kontraktor spesialis
yang terlibat dalam pekerjaan proyek sebagai subkontraktor. Dari hasil survey kuesioner yang
telah dilaksanakan diketahui bahwa responden yang bekerja di perusahaan kontraktor umum
sebanyak 73% dan perusahaan kontraktor spesialis sebanyak 27%. Hal ini menunjukkan
bahwa dari kesuluruhan perusahaan kontraktor di Surabaya yang terlibat dalam pelaksanaan
pekerjaan proyek, perusahaan kontraktor umum lebih banyak dari pada kontraktor spesialis.
Berikut adalah profil responden dan perusahaan yang terlibat dalam penelitian ini.
Tabel 2 Profil Responden Penelitian
No
1
2
Tempat Kerja
Kontraktor Umum
Kontraktor Spesialis
Jumlah
Jumlah
66
24
90
Persentase (%)
73
27
100
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2013
Selanjutnya dari data yang terkumpul melalui survey kuesioner dilakukan analisis data
structural equation modelling (SEM). Analisis SEM full model digunakan untuk menguji
kesesuain model yang diajukan dalam hipotesis. Sebelum membentuk full model SEM,
terlebih dahulu dilakukan pengujian terhadap faktor-faktor yang membentuk masing-masing
variabel. Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji kesesuaian (goodness of fit) melalui
model confirmatory factor analysis (CFA).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Langkah pertama sebelum pengolahan data dengan menggunakan SEM, perlu
dilakukan uji kebaikan pengukuran yang meliputi reliabilitas dan validitas terhadap kuesioner
dan jawaban yang telah diperoleh dari 90 responden yang memenuhi kriteria sebagai sampel.
Suatu kuisioner dikatakan dapat dipercaya/andal (reliable) jika jawaban responden terhadap
pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu konstruk atau variabel
dikatakan reliable jika memberikan nilai α cronbach > 0,7. Hasil pengujian reliabilitas
mununjukkan bahwa pada jumalh responden n = 90 menghasilkan nilai α cronbach > 0,7
sehingga semua dikatakan reliabel.
Tabel 3 Uji Reliabilitas Variabel Penelitian
Variabel
Komunikasi
Kepercayaan
Komitmen
Keberhasilan
N
6
7
6
3
Nilai α cronbach
0.733
0.709
0.778
0.785
Keterangan
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2013
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuisioner. Suatu
kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner tersebut mampu mengungkapkan
sesuatu yang akan diukurnya Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung
dengan rtabel. Jika rhitung lebih besar dari rtabel dan nilai r positif, maka pernyataan tersebut
ISBN : 978-602-97491-7-5
B-18-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
dikatakan valid. Jumlah sampel (N) = 90 dan taraf signifikan sebesar 5%, maka diperoleh nilai
rtabel = 0.207. Dari 22 indikator yang digunakan untuk mengukur variabel komunikasi,
kepercayaan, komitmen dan keberhasilan pekerjaan proyek, hanya indikator keputusan tanpa
tekanan (A6) yang dinyatakan tidak valid. Hasil uji validitas indikator A6 menunjukkan nilai r
hitung = 0,169 (< 0,207), indikator A6 tidak digunakan untuk analisis selanjutnya yaitu Analisis
faktor konfirmatori (CFA) dan analisis persamaan model struktural (SEM).
Analisis faktor konfirmatori ini merupakan tahap pengukuran terhadap indikatorindikator yang membentuk variabel laten dalam model penelitian. Tujuan dari analisis
faktor konfirmatori adalah untuk menguji unidimensional dari dimensi-dimensi pembentuk
masing-masing variabel laten. Analisis faktor konfirmatori dilakukan pada masing-masing
variabel eksogen dan variabel endogen. Pada model penelitian ini hanya terdapat satu
variabel eksogen yaitu komunikasi. Sedangkan untuk variabel endogen terdapat tiga, yaitu
kepercayaan, komitmen, keberhasilan penyelesaian pekerjaan proyek. Oleh karena jumlah
sampel yang terkumpul kurang dari syarat minimum 5 x N indikator dan hasil uji normalitas
menunjukkan terdapat data yang terdistribusi tidak normal, maka analisis CFA dan SEM
dilakukan dengan melakukan bootstrap terlebih dahulu. Hasil uji normalitas dapat di lihat di
lampiran 5. Dengan menggunakan program bantu LISREL 8.70, bootstrap dilakukan secara
default program dengan memilih 50 data dan dilakukan pengulangan sebanyak 100 kali.
Pada analisis CFA indikator dikatakan memiliki pengaruh yang signifikan dalam
mengukur variabel laten apabila nilai thitung dari loading factor yang dihasilkan lebih besar dari
ttabel. Hasil analisis CFA pada indikator yang digunakan untuk mengukur variabel komunikasi,
kepercayaan, komitmen dan keberhasilan pekerjaan proyek diketahui bahwa 21 indikator
yang digunakan dinyatakan signifikan untuk mengukur keempat variabel laten. Berikut adalah
indikator pada masing-masing variabel yang memiliki pengaruh terbesar untuk mengukur
variabel laten.
Tabel 4 Hasil Analisis Faktor Konfirmatori (CFA)
Variabel
Komunikasi
Kepercayaan
Komitmen
Keberhasilan
Indikator
(A2) Komunikasi Dua Arah
(B2) Keterbukaan
(C5) Tanggung Jawab
(D2) Tepat Biaya
Loading Factor
0,58
0,50
0,71
0,76
Thitung
8,14
4,72
7,59
9,64
Ttabel
2,776
2,201
2,364
6,313
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2013
Berdasarkan Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa komunikasi dua arah sangat penting
dalam suatu hubungan kerja yang melibatkan dua pihak atau lebih yang memiliki peran dan
tanggung jawab yang berbeda. Komunikasi akan lebih terjalin dengan baik apabila ada
komunikasi dua arah dari pihak yang terlibat dalam hubungan kerja. Secara bergantian dengan
mekanisme yang ada, pihak-pihak yang terlibat dalam suatu hubungan kerja saling
memberikan informasi atau menyampaikan pesan, dan memberikan respon dari pesan atau
informasi yang diterima. Dengan demikian, pesan atau informasi yang disampaikan akan
dapat diketahui apakah pihak lain mengerti dan paham maksud dari isi pesan yang telah
disampaikan.
Hal ini di atas menunjukkan bahwa kepercayaan dapat terbangun apabila semua pihak
yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan proyek saling terbuka terhadap segala informasi
yang dibutuhkan. Semua pihak percaya bahwa pekerjaan proyek akan berlangsung dengan
baik apabila informasi yang dibutuhkan tidak ada yang ditutup-tutupi. Keterbukaan ini sudah
diterapkan biasanya pada saat penentuan pelaksana kerja. Sebelum diputuskan siapa yang
berhak untuk menerima pekerjaan, maka perusahaan calon pelaksana kerja wajib memaparkan
ISBN : 978-602-97491-7-5
B-18-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
segala kemampuan, pengalaman dan yang terpenting metode kerja yang sesuai untuk bidang
pekerjaan yang akan dilaksanakan. Sedangkan komitmen dalam hubungan kerja terbesar
dipengaruhi oleh tanggung jawab rekanan kerja dalam melaksanakan segala tanggung
jawabnya. Semakin tinggi tanggung jawab yang dilaksanakan maka semakin berbanding lurus
pula komitmen yang ditunjukan oleh semua pihak demi kelancaran pelaksanaan pekerjaan
proyek.
Setelah diketahui hubungan masing-masing indikator terhadap variabel laten, maka
analisis SEM digunakan untuk mengetahui hubungan masing-masing variabel eksogen
terhadap variabel endogen. Berikut adalah hasil analisis structural equation modelling akhir
yang telah dilakukan.
Gambar 2 Model Akhir Penelitian
Dari keenam hubungan antara masing-masing variabel, hubungan antara komitmen
terhadap keberhasilan penyelesaian pekerjaan proyek memiliki nilai tvalue = (- 1.49) > ttabel (1,973). Sehingga hipotesis H3: Komitmen berpengaruh terhadap keberhasilan penyelesaian
proyek, ditolak. Untuk menguji apakah memang tidak terdapat pengaruh antara komitmen dak
keberhasilan proyek, maka dilakukan permodelan persamaan struktural secara parsial antara
variabel komitmen dan variabel keberhasilan dengan mengabaikan variabel yang lain.
Selanjutnya dilakukan pula permodelan persamaan struktural secara parsial yang sama pada
hubungan antara komunikasi terhadap komitmen dan kepercayaan terhadap komitmen.
Tabel 5 Hasil SEM Parsial
No
Hubungan
Koef. Path
1
Komitmen - Keberhasilan
0,37
2
Komunikasi - Komitmen
0,88
3
Kepercayaan - Komitmen
0,86
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2013
Tvalue
3,06
2,83
2,74
Ttabel
2,045
2,017
1,999
Keterangan
Sig
Sig
Sig
Hasil analisis structural equation modelling yang dilakukan secara parsial pada
dasarnya menunjukkan bahwa hubungan antara komitmen dan keberhasilan penyelesaian
pekerjaan proyek memiliki nilai yang signifikan dengan tvalue = 3,06 (> ttabel = 2,045). Akan
tetapi nilai estimasi yang dihasilkan pada hubungan antara komitmen terhadap keberhasilan
pekerjaan proyek secara parsial menunjukkan angka yang lebih kecil dibandingkan dengan
hubungan antara variabel lain yang membentuk konstruk (full model). Sehingga menyebabkan
pada full model komitmen terlihat tidak memiliki pengaruh yang signifkan terhadap
keberhasilan penyelesaian pekerjaan proyek. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa pada
dasarnya komitmen juga memiliki pengaruh terhadap keberhasilan penyelesaian proyek. Akan
tetapi, komitmen yang ada pada masing-masing perusahaan kontraktor dan subkontraktor
yang terlibat pada hubungan kerja di Surabaya masih berada pada taraf yang sangat rendah.
Komitmen perlu menjadi fokus utama oleh masing-masing perusahaan yang terlibat hubungan
ISBN : 978-602-97491-7-5
B-18-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
kerja untuk mencapai keberhasilan penyelesaian pekerjaan proyek. Tidak dapat dipungkiri
bahwa pekerjaan konstruksi bersifat unik dan memiliki resiko yang bervariasi. Sehingga
dimungkinkan selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi sering ditemui perubahan-perubahan
yang terkadang dapat menghambat kelancaran pelaksanaan pekerjaan proyek. Dikmen dkk.,
(2008) menyebutkan bahwa dalam suatu hubungan kerjasama hubungan kerja,
mempertahankan komitmen jangka panjang jika terjadi perubahan-perubahan menjadi hal
yang sangat penting. Hal ini dimungkinkan walaupun terdapat perubahan tidak akan
mengganggu rencana pekerjaan proyek yang sedang berlangsung.
Pada dasarnya subkontraktor terdiri dari dua jenis, yaitu long term subkontraktor dan
short term kontraktor. Short term kontraktor hanya melaksanakan sebagian pekerjaan
kontraktor utama di satu proyek tertentu. Untuk menjadi subkontraktor pada pekerjaan dan
kontraktor yang sama, sub kontraktor tersebut harus mengikuti seleksi ulang kembali.
Sedangkan long term sub kontraktor akan menyelesaiakan sebagian dari pekerjaan milik
kontraktor bukan berdasarkan per proyek, akan tetapi lebih menitik beratkan pada perjanjian
batas waktu. Sehingga long term subkontraktor dituntut untuk memiliki komitmen yang lebih
baik dari pada short term subkontraktor. Dengan dapat mempertahankan komitmen jangka
panjang maka proyek dapat berjalan lancar sesuai komitmen yang ada. Pada akhirnya, untuk
meningkatkan pencapaian keberhasilan penyelesaian pekerjaan proyek, maka komitmen dari
semua pihak yang terlibat pada hubungan kerja juga harus ditingkatkan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya maka kesimpulan
dari penelitian ini adalah:
1. Komunikasi berpengaruh signifikan terhadap kepercayaan, komitmen dan keberhasilan
penyelesaian pekerjaan proyek.
2. Kepercayaan berpengaruh signifikan terhadap komitmen dan keberhasilan penyelesaian
pekerjaan proyek.
3. Walaupun secara parsial komitmen memiliki pengaruh signifikan yang rendah terhadap
keberhasilan, akan tetapi hasil dari permodelan persamaan struktural (full model)
menunjukkan bahwa komitmen tidak memiliki hubungan terhadap keberhasilan
penyelesaian pekerjaan proyek.
Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, maka komitmen adalah fokus utama yang perlu
untuk ditingkatkan oleh semua pihak yang terlibat pada hubungan kerja, baik perusahaan
kontraktor maupun sub kontraktor yang ada di Surabaya. Hal ini penting dikarenakan apabila
komitmen dapat ditingkatkan maka keberhasilan penyelesaian pekerjaan proyek juga dapat
meningkat. Untuk mengetahui secara empiris, maka disarankan agar dilakukan penelitian
lanjutan yang membahas tentang analisis faktor penyebab rendahnya komitmen yang ada pada
hubungan kerja antara kontraktor dan subkontraktor di Surabaya. Berdasarkan keterbatasan
penelitian ini pula, maka disarankan untuk dilakukan penelitian lanjutan yang lebih mendetail
dengan membedakan masing-masing grade perusahaan kontraktor, membedakan spesialisasi
bidang pekerjaan perusahaan subkontraktor dan membedakan jenis long term atau short term
subkontraktor. Sehingga dapat diperoleh informasi yang lebih mendalam terkait perbedaan
yang muncul dari masing-masing jenis perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Atkinson, R., (1999), “Project management: cost, time and quality, two best guesses and a
phenomenon, its time to accept other success criteria”, International Journal of
Project Management, Vol. 17, No. 6, hal. 337-342.
ISBN : 978-602-97491-7-5
B-18-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
Black, C., Akintoye, A. dan Fitgerald, E. (2000), “An analysis of success factors and benefits
of partnering in construction”, International Journal of Project Management 18, hal.
423-434.
Chan, A. P. C., Chan, D. W. M, Chiang, Y. H, Tang, B. S., Chan, E. H. W. dan Ho, K. S. K,
(2004), “Exploring Crtitical Success Factors for Partnering in Construction Projects”,
Journal of Construction Engineering and Management, Vol. 130, No. 2, hal. 188-198.
Chen, T. T. dan Wu, F. Y., (2010), “Explore Critical Factors for Partnering in the Taiwanese
Construction Industry”, Proceedings of the 2010 International Conference on
Engineering, Project and Production Management, hal. 234-242.
Cheng, E. W. L., Li, H. dan Love, P. E. D, (2000), “Establisment of Critical Success Factors
for Construction Partnering”, Journal of Management in Engineering, Vol. 16, No. 2,
hal. 84-92.
Cheung, S. O., Ng, T. S. T., Wong, S. K. dan Seun, H. C. H, (2003), “Behavioral aspects in
construction partnering”, International Journal of Project Management 21, hal. 333343.
Cook, E. L. dan Hancher, D. E, (1990), “Partnering: Construction for the Future”, Journal of
Management in Engineering, Vol. 6, No. 4, hal. 431-446.
Crowley, L. G. dan Karim, A., (1995), “Conceptual Model of Partnering”, Journal of
Management in Engineering, Vol. 11, No. 5, hal. 33-39.
Dikmen, I., Birgonul, M. T., Ozorhon, B. dan Eren, K., (2008), “Critical Success Factors for
Partnering in the Turkish Construction Industry”, Procs 24th Annual ARCOM
Conference. Association of Researchers in Construction Management, hal. 1013-1022.
Doloi, Hemanta., (2009), “Relational partnerships: the importance of communication, trust
and confidence and joint risk management in achieving project success”, Construction
Management and Economics 27, hal 1099-1109.
Lazar F. D., (2000), “Project Partnering: Improving the Likelihood of WinWin Outcomes”,
Journal of Management In EngineerinG, Vol. 16, No. 2, hal. 71-83.
Lendra dan Andi, (2006), “Tingkat Kepercayaan Dalam Hubungan Kemitraan Antara
Kontraktor dan Subkontraktor di Surabaya”, Civil Engineering Dimension, Vol. 8, No.
2, Hal 55-62.
Ngowi, A. B., (2007), “The role of trustworthiness in the formation and governence of
construction alliances”, Building and Environment 42, hal 1828-1835.
Shenhar, A. J., Levy, O. dan Dvir, D., (1997), “Mapping the Dimensions of Project Success”,
Project Management Journal, hal 5-13.
Takim, R. dan Akintoye, A., (2002), “Performance Indicators For Successful Construction
Project Performance”, 18th Annual ARCOM Conference: University of Northumbria.
Association of Researchers in Construction Management, Vol. 2, hal. 545-555.
Wu, S., Greenwood, D. dan Steel, G., (2008), “Exploring the Atributes of Collaborative
Working in Construction Industry”, Northumbria Built and Virtual Environtment
Working Paper Series, Vol. 1, No. 2, hal. 135-147.
ISBN : 978-602-97491-7-5
B-18-8
Download