perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG INISIASI MENYUSU
DINI MELALUI KOMBINASI METODE CERAMAH – TANYA JAWAB LEAFLEAT TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL
DI RB AN-NISSA SURAKARTA
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister
Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan
Diajukan Oleh:
Munaaya Fitriyya
S. 540209012
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
2012
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
PERNYATAAN
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Yang bertanda tangan ini, peneliti :
Nama
: Munaaya Fitriyya
NIM
: S. 540209012
Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa tesis berjudul “Pengaruh Pendidikan
Kesehatan Tentang Inisiasi Menyusu Dini Melalui Kombinasi Metode
Ceramah – Tanya Jawab - Leafleat Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu
Hamil Di RB An-Nissa Surakarta “ adalah benar karya peneliti. Hal-hal yang
bukan karya peneliti sendiri didalam tesis tersebut telah diberi citasi dan ditunjuk
dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan peneliti ini tidak benar, maka
peneliti bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar
yang telah diperoleh dari tesis tersebut.
Surakarta,
Juli 2012
Yang membuat pernyataan
Munaaya Fitriyya
commit to user
MOTTO
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
“Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada orang tuanya. Ibunya
telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya
dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya
kepada Aku kembalimu”
(QS. Luqman : 14)
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai dari
suatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain.
( Q.S. Al-Insyirah : 6 -7 )
Orang-orang yang berakal bukanlah orang yang sekedar mengetahui mana yang baik dan
mana yang buruk, tetapi orang berakal adalah orang-orang yang dapat mengetahui mana
yang terbaik diantara dua keburukan.
(Ibnu Uyainah)
Carilah manisnya iman pada tiga hal : Sholat, Al-Qur’an dan do’a.
(Hasan Al-Bashri)
commit to user
PERSEMBAHAN
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Karya Tulis Ilmiah ini kupersembahkan untuk:
1.
Bapak dan Mamah, yang selalu memberi do’a, ridlo,
serta dukungan moril maupun materiil.
2.
Teman-teman d Akbid – Akper PKU Muhammadiyah
Surakarta
yang
selalu
memberikan
doa
dan
dukungannya
3.
Seluruh keluarga, teman-teman, serta saudarasaudaraku.
commit
to user
KATA
PENGANTAR
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan Rahmad dan
Hidayah Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan tesis yang
berjudul “ Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Inisiasi Menyusu Dini
Melalui Kombinasi Metode Ceramah – Tanya Jawab - Leafleat Terhadap
Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Di RB An-Nissa Surakarta “.
Penyusunan tesis ini merupakan salah satu persyaratan untuk mencapai
derajat Magister Kedokteran Keluarga Dengan Minat Utama Pendidikan Profesi
Kesehatan.
Selama melaksanakan penelitian dan penyusunan tesis ini, banyak
hambatan yang peneliti hadapi, namun ada beberapa pihak yang membantu
sehingga selesailah akhirnya penyusunan tesis ini, untuk itu pada kesempatan ini,
peneliti menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan
dukungan untuk mengikuti program pascasarjana ini.
2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang
telah memberikan ijin untuk kelancaran penyusunan tesis ini.
3. Ketua Program Studi Magister Kedokteran Utama pada minat utama
pendidikan profesi kesehatan yang juga telah memberikan ijin untuk
kelancaran penyusunan tesis ini.
4. Ibu Dr. Hj. Nunuk Suryani, M.Pd, selaku Pembimbing I yang dengan sabar
memberikan bimbingan dan petunjuk, dorongan kepada peneliti dalam
meyusun tesis ini hingga selesai
5. Ibu Pancrasia Murdani K.dr, MHPEd, selaku pembimbing II
yang juga
dengan sabar memberikan bimbingan dan petunjuk, dorongan kepada peneliti
dalam meyusun tesis ini hingga selesai.
6. Bapak / Ibu dosen pascasarjana Magister Kedokteran Keluarga yang telah
memberikan ilmu selama perkuliahan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7. Bapak dan Ibu seluruh staff Akbid dan Akper PKU Muhammadiyah yang ikut
memotivasi dalam menyelesaikan penyusunan tesis ini.
8. Kedua orangtuaku yang telah memberikan dukungan moril kepada peneliti.
9. Ibu-ibu yang mempercayakan perawatan selama kehamilan dan persalinan di
RB An-nissa Surakarta.
10. Rekan-rekan sesama mahasiswa yang turut membantu dan memberikan
dukungan dalam penyusunan tesis ini.
11. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.
Demikian apa yang dapat peneliti sampaikan. Semoga tesis yang telah
tersusun ini dapat bermanfaat dan menjadi pertimbangan bagi semua pihak
dibidang pendidikan. Kepada Allah SWT urusan manusia akan kembali. Sekian
dan terimakasih.
Surakarta, Juli 2012
Peneliti
Munaaya Fitriyya
commit to user
DAFTAR ISI
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………………………….......
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………….........
ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI TESIS…………………………........ iii
SURAT PERNYATAAN PENELITI ……………………………………......... iv
MOTTO…………………………………………………………………............
v
PERSEMBAHAN ………………………………………………………........... vi
KATA PENGANTAR ……………………………………………………......... vii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………........... ix
DAFTAR TABEL ………………………………………………………........... xi
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………......... .... xii
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………........... xii
ABSTRACT ……………………………………………………………........... xiv
ABSTRAK ……………………………………………………………….......... xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Beakang………. ………………………………................ 1
B. Rumusan Masalah ……… ………………………….................. 9
C. Tujuan Penelitian ……… ……………………………............... 9
D. Manfaat Penelitian ………. …………………………................ 10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori……………………………………………..............12
1. Pendidikan Kesehatan……………………………...............10
2. Inisiasi Menyusu
Dinito……………………………..............13
commit
user
3. ASI eksklusif……………………………………….............35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Air Susu Ibu ……………………………………….............37
5. Metode Pendidikan Kesehatan……………………..............46
6. Metode Ceramah …………………………………...... ........46
7. Metode Tanya Jawab …………………………........... ........47
8. Leafleat ……………………………………….......... ........48
9. Pengetahuan ……………………………………......... ........48
10. Sikap ……………………………………………........ ........51
11. Ibu Hamil Trimester III ……………………….......... ........53
B. Penelitian Relevan ……………………………………....... ........56
C. Kerangka Berpikir …………………………………........... ........57
D. Hipotesis …………………………………………….......... ........58
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Wantu Penelitian ………………………......... ........59
B. Metode Penelitian ……………………………………........ ........59
C. Populasi dan Sampel …………………………………....... ........60
D. Tehnik Penelitian………………………………….............. ........61
E. Variabel Penelitian ………………………………….......... ........61
F. Definisi Operasional …………………………………........ ........62
G. Pengumpulan Data ……………………………………...... ........63
H. Instrumen Penelitian dan hasil uji instrument…………...... ........64
I. Uji Validitas dan Reliabilitas …………………………...... ........66
J. Teknik Analisis Data ….………………………………..............72
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ………………………………………......... ........74
B. Uji Prasyarat ………………………………………............ ........80
C. Uji Hipotesis …………………………………………........ ........81
D. Pembahasan Hasil Penelitian ………………………...................82
E. Keterbatasan Penelitian ………………………………....... ........87
BAB V
PENUTUP
commit to user
A. Simpulan ………………………………………………...... ........89
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Implikasi ………………………………………………...... ........89
C. Saran …………………………………………………........ ........90
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………… ..... ........91
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
commit to user
Halaman
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 1. Kelekatan Ingatan Penyampaian Bahan Ajar ……………….............. 47
Tabel 2. Kisi-kisi Kuesioner Pengetahun ……………………………………... 66
Tabel 3. Kisi-kisi Kuesioner Sikap ……………………………………............ 65
Tabel 4. Hasil analisis konsistensi internal kuesioner pengetahuan….............. 68
Tabel 5. Hasil Analisis Konsistensi Internal Kuesioner Sikap ….……............ 70
Tabel 6. Deskriptif Statistik Variabel Penelitian .……………………. ............ 74
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Pretes Pengetahuan …………………............... 75
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Pretes Pengetahuan …………………............... 75
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Postes Pengetahuan ………..…………............. 76
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Postes Pengetahuan ………..…………............. 76
Tabel 11. Distribusi Frekuensi Pretes Sikap ………………............................. 77
Tabel 12. Distribusi Frekuensi Pretes Sikap ………………............................. 78
Tabel 13. Distribusi Frekuensi Postes Sikap ………………………….............. 79
Tabel 14. Distribusi Frekuensi Postes Sikap ………………………….............. 79
Tabel 15. Hasil Uji Distribusi Normal Variabel Penelitian Dengan
Uji Kolmogorov Smirnov…………………………………………............ 80
Tabel 16. Hasil Uji Hipotesis Wilcoxon Match Pairs Test…………….............. 81
DAFTAR GAMBAR
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Halaman
Gambar 1. Kerangka Penelitian ……………………………… ……..............
55
Gambar 2. Grafik Histogram dan Kurva Normal variabel X 1
(pretes pengetahuan)........................................................... ............. 75
Gambar 3. Grafik Histogram dan Kurva Normal Postes Pengetahuan…............ 77
Gambar 4. Grafik Histogram dan Kurva Normal Pretes Sikap............... ............ 78
Gambar 5. Grafik Histogram dan Kurva Normal Postes Sikap.............. ............ 79
DAFTAR LAMPIRAN
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 1.
Jadual Penelitian...........................................................................95
Lampiran 2.
Informed Consent.........................................................................96
Lampiran 3.
Persetujuan Menjadi Responden............................................ ......98
Lampiran 4
Identitas Responden.....................................................................99
Lampiran 5
Instrumen Penelitian ..................................................................100
Lampiran 6.
Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen.....................................106
Lampiran 7
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas.............................................110
Lampiran 8.
Data Induk Penelitian..................................................................116
Lampiran 9.
Analisa Data Penelitian...............................................................118
Lampiran 10. Surat Ijin Penelitian.....................................................................123
Lampiran 11. Surat Keterangan Penyelesaian Penelitian.................................. 124
Lampiran 12 Lembar Konsul............................................................................ 125
Lampiran 13 Leafleat Inisiasi menyusu Dini.....................................................127
ABSTRACT
Munaya Fitriyya. S. 540209012, 2012. The Effect of Health Education About
Early Breastfeeding Initiation Through
theuser
Method of Lectures, question and
commit to
answer, with Leafleat towards the knowledge and attitudes of pregnant women in
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
RB An-Nissa Surakarta. Thesis of medical Megister Family Studies program, the
Graduate Program, University of Sebelas maret Surakarta.
Background: Early Initiation of Breastfeeding is a way of providing
opportunities in the newborn to suckle at his mother in the first hour of life,
because the touch of a baby through a reflex of its suck arising 30-40 minutes
after birth will lead to sensory stimulation on maternal brain to produce prolactin
hormone and give a sense of security to the baby. However, the scope of the
implementation of the IMD in Indonesia is still low.
Research Objective : To determine the effect of health education on Early
Initiation of Breastfeeding on the level of knowledge and attitudes of pregnant
women.
Methods of research: This type of study is pre experimental design. This type of
study is a description of the cross-sectional approach (cross sectional). The
research was conducted at the RB An-Nissa Surakarta in January 2012. The study
population was all pregnant women are examined pregnancy Trimester III at RB
An-Nissa Surakarta. The number of total population is 52 people, the number of
samples in this study is 24 people. The sampling technique used in this study
using a non-probability sample with purposive sampling. Test the validity of using
the product moment correlation technique with significant level α = 0.05.
Instrument reliability calculated using Cronbach Alpha. Data analysis is
performed using the program Statistical Program for Social Science (SPSS) for
windows version of the Wilcoxon test 17:00 in Match Pairs Test.
The result of research: From the analysis of the data can be proved that there is
no significant relationship between the effect of health education on early
initiation of breastfeeding through the lecture method, frequently asked questions,
and with Leafleat on knowledge of pregnant women because it is obtained p =
0.126, there is significant relationship between health education about early
breastfeeding initiation through the lecture method, frequently asked questions,
and with Leafleat towards the attitudes of pregnant women p = 0.042. From these
results can be interpreted that there is no significant relationship at a significance
level of 5% where the calculation results showed p> 0.05. These results indicate
that Ho is accepted and Ha is rejected.
Conclusion: There is no effect of health education about initiation of early
breastfeeding through the lecture method, frequently asked questions, and with the
leafleat towards the knowledge pregnant women. And there is the influence of
health education about early initiation of breastfeeding through the lecture
method, frequently asked questions, and with the leafleat against pregnant
women.
Keywords: Health Education, early initiation of breastfeeding, knowledge and
attitudes.
ABSTRAK
Munaya Fitriyya. S. 540209012, 2012. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang
commitCeramah
to user Leafleat terhadap Pengetahuan
Inisiasi Menyusu Dini Melalui Metode
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dan sikap ibu hamil di RB An-Nissa Surakarta. Tesis program Studi Megister
kedokteran Keluarga,Program Pasca Sarjana,Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Latar belakang : Inisiasi Menyusu Dini merupakan suatu cara yakni memberikan
kesempatan pada bayi baru lahir untuk menyusu pada ibunya dalam satu jam
pertama kehidupannya,karena sentuhan bayi melalui refleks hisapnya yang timbul
mulai 30-40 menit setelah lahir akan menimbulkan rangsangan sensorik pada
otak ibu untuk memproduksi hormon prolaktin dan memberikan rasa aman pada
bayi. Namun, cakupan pelaksanaan IMD di Indonesia masih rendah.
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang
Inisiasi Menyusu Dini terhadap tingkat pengetahuan dan sikap Ibu hamil.
Metode penelitian : Jenis penelitian ini adalah pre experimental design. Jenis
penelitian yang digunakan adalah diskripsi dengan pendekatan potong lintang
(cross sectional). Penelitian ini dilakukan di RB An-Nissa Surakarta pada bulan
Januari 2012. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu hamil Trimester III yang
memeriksakan kehamilannya di RB An-Nissa Surakarta. Jumlah populasi
seluruhnya adalah 52 orang,jumlah sampel pada penelitian ini adalah 24 orang.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
non probability sample dengan purposive sampling. Uji validitas menggunakan
teknik Korelasi product moment dengan taraf signifikan α=0,05. Reliabilitas
instrument dihitung dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach. Analisis data
yang dilakukan dengan menggunakan program Statistical Program for Social
Science (SPSS) for window versi 17.00 dengan uji Wilcoxon Match Pairs Test.
Hasil penelitian :Dari analisis data dapat dibuktikan bahwa tidak ada hubungan
yang signifikan antara pengaruh pendidikan kesehatan tentang inisiasi menyusu
dini melalui metode ceramah, tanya jawab dengan Leafleat terhadap pengetahuan
pada ibu hamil karena diperoleh p = 0,126, ada hubungan yang signifikan antara
pendidikan kesehatan tentang inisiasi menyusu dini melalui metode ceramah,
tanya jawab dengan leafleat terhadap sikap ibu hamil p = 0,042. Dari hasil ini
dapat diartikan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan pada taraf signifikasi
5% dimana hasil perhitungan menunjukkan p > 0,05.
Kesimpulan : Tidak ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang inisiasi menyusu
dini melalui metode ceramah, tanya jawab,dan dengan leafleat terhadap
pengetahuan ibu hamil. Dan ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang inisiasi
menyusu dini melalui metode ceramah, tanya jawab,dan dengan leafleat terhadap
sikap ibu hamil.
Kata Kunci : Pendidikan Kesehatan,inisiasi menyusu dini,pengetahuan dan sikap
BAB I
commit to user
PENDAHULUAN
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
A. Latar Belakang
Angka kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator penting dalam
menentukan tingkat kesehatan masyarakat. Di negara berkembang, saat
melahirkan dan minggu pertama setelah melahirkan merupakan periode kritis bagi
ibu dan bayinya. Sekitar dua pertiga kematian terjadi pada masa neonatal, dua
pertiga kematian neonatal tersebut terjadi pada minggu pertama, dan dua pertiga
kematian bayi pada minggu pertama tersebut terjadi pada hari pertama.
(SDKI,2008)
Di seluruh dunia setiap tahunnya, sekitar empat juta dari 136 juta bayi
dibawah usia 28 hari meninggal, sedangkan di Indonesia, angka kematian bayi
(AKB) mencapai 48 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2005, di Jawa tengah
tahun 2006 sebesar 7,50 per 1000 kelahiran hidup (SDKI, 2008).
Di satu sisi, kita begitu gelisah dengan tingginya kematian ibu dan anak,
namun di sisi lain masyarakat Indonesia, tidak risau dan bahkan mengabaikan
pentingnya ASI yang dapat mencegah berbagai penyakit infeksi dan alergi.
Berdasar surve yang dilakukan Hellen Keller International pada 2002, terungkap,
rata-rata bayi Indonesia yang mendapatkan ASI ekslusif sampai saat ini baru
mencapai angka 1,7 bulan. Angka tersebut masih 4,3 bulan jauh di bawah lama
waktu
optimal
yang
direkomendasikan
WHO
serta
SK
Menkes
No.450/Menkes/SK/IV/2004. Yang sangat menyedihkan, dari hasil Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), terungkap bahwa tingkat partisipasi
pemberian ASI di negeri ini justru mengalami penurunan dari 42,4 persen pada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tahun 1997 menjadi hanya 39,5 persen pada posisi tahun 2002-2003 (Menkokesra,
2009).
Masa depan anak terbilang bisa terancam rentan penyakit karena kurang
bagusnya daya tahan. Pasalnya hal itu terlihat dari belum optimalnya pemberian
ASI secara eksklusif yang diberikan ibu kepada mayoritas bayi di Kota Solo yaitu
baru sekitar 40,9 persen saja, bayi yang baru lahir hingga usia enam bulan
mendapatkan kesempatan berharga itu,, guna memaksimalkan program mulai
tersebut, Dinas Kesehatan Kota Surakarta juga melakukan sejumlah kegiatan
seperti meminta tak ada promosi susu formula di rumah sakit, rumah bersalin
ataupun bidan. Selain itu di sejulah tempat umum seperti terminal, mal ataupun
pasar juga dibangun ruang laktasi atau khusus untuk menyusui bayi (Dinas
Kesehatan Kota Surakarta,2012).
Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan sejak kelahiran mampu mencegah
30.000 kematian bayi di Indonesia dan 10 juta kematian anak balita di dunia pada
tiap tahunnya ( UNICEF, 1990). Inisiasi Menyusu Dini akan sangat membantu
dalam keberlangsungan pemberian ASI Eksklusif dan lama menyusui, dengan
demikian, bayi akan terpenuhi kebutuhannya hingga usia 2 tahun, dan mencegah
anak kurang gizi.
Inisiasi Menyusu Dini merupakan suatu cara yakni memberikan kesempatan
pada bayi baru lahir untuk menyusu pada ibunya dalam satu jam pertama
kehidupannya, karena sentuhan bayi melalui refleks hisapnya yang timbul mulai
30-40 menit setelah lahir akan menimbulkan rangsangan sensorik pada otak ibu
untuk memproduksi hormon prolaktin dan memberikan rasa aman pada bayi.
commit to user
Hasil penelitian menyebutkan bahwa Inisiasi Menyusu Dini dapat mencegah 22%
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kematian neonatal dan meningkatkan 2-8 kali lebih besar keberhasilan pemberian
ASI eksklusif (Roesli, 2007).
Inisiasi Menyusu Dini atau disingkat sebagai IMD merupakan program yang
sedang gencar dianjurkan pemerintah. Menyusu bukan menyusui merupakan
gambaran bahwa IMD bukan program ibu menyusui bayi tetapi bayi yang harus
aktif menemukan sendiri puting susu ibu. Program ini dilakukan dengan cara
langsung meletakkan bayi yang baru lahir di dada ibunya dan membiarkan bayi
ini merayap untuk menemukan puting susu ibu untuk menyusu. IMD harus
dilakukan langsung saat lahir, tanpa boleh ditunda dengan kegiatan menimbang
atau mengukur bayi. Bayi juga tidak boleh dibersihkan, hanya dikeringkan kecuali
tangannya, proses ini harus berlangsung skin to skin antara bayi dan ibu.
Sumber Daya Manusia (SDM), yang dicirikan dengan manusia yang cerdas,
produktif dan mandiri. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan SDM adalah
peningkatan status gizi yang dimulai sejak awal, salah satunya dengan pemberian
ASI Eksklusif yang dimulai dengan pelaksanaan IMD yang pada akhirnya akan
meningkatkan status gizi masyarakat menuju tercapainya kualitas Sumber Daya
Manusia (Mochtar, 2001).
Peningkatan kualitas manusia harus dimulai sedini mungkin sejak masih bayi.
Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas
manusia adalah pemberian ASI. ASI merupakan sumber makanan tunggal untuk
bayi sampai usia 6 bulan pertama kehidupanya. Pemberian ASI Eksklusif
merupakan kegiatan penting dalam pemeliharaan anak dan persiapan generasi
penerus yang berkualitas dimasa depan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Menurut Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat (2003) pemberian
ASI pada 30 menit pertama bayi baru lahir hanya 8,3%, 4 – 36% pada satu jam
pertama bayi baru lahir, 3,7% bayi yang memperoleh ASI pada hari pertama.
Praktek pemberian ASI eksklusif pada bayi baru lahir sampai usia empat bulan
hanya 55% dan sampai usia 6 bulan sebesar 39,5%. Sedangkan cakupan ASI
Eksklusif Jawa Tengah sebesar 34%, dan target Indonesia Sehat 2010 sebesar
80% bayi diberi ASI Eksklusif sampai usia 6 bulan (SDKI 2002). Dari data
tersebut menunjukkan bahwa semakin tua umur bayi maka praktek pemberian
ASI Eksklusif semakin menurun dan kesadaran masyarakat Indonesia untuk
pemberian ASI juga masih sangat memperihatinkan. Kebiasaan memberi air putih
dan cairan lain seperti teh, air manis dan jus kepada bayi dlam bulan – bulan
pertama, umum dilakukan oleh masyarakat (Pusat Kesehatan Kerja Depkes RI,
2005).
Saat ini banyak ibu yang tidak suka menyusui bayinya, padahal ASI adalah
makanan khusus bayi karena mengandung nutrisi seperti kolostrum yang
bermanfaat untuk ketahanan tubuh. Perubahan
atau tantangan untuk praktek
menyusui tidaklah mudah karena susu formula lebih popular dibandingkan ASI.
Tingkat pemberian ASI di Indonesia terus menurun meskipun berdasarkan bukti
penelitian bahwa IMD dan pemberian ASI pada jam pertama kehidupan bayi
sangat dramatis dan mempunyai pengaruh yang positif untuk kelangsungan dan
kesehatan bayi serta keberhasilan dan kelanjutan ASI Eksklusif. Banyak alasan
yang menyebabkan semakin menurunnya pemberian ASI pada seorang bayi.
Bagaimanapun juga membangkitkan keberanian petugas kesehatan untuk
commit to user
kepentingan ASI dan IMD serta mengatasi berbagai hambatan dan tantangan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kearah itu akan memberikan pengaruh positif pada tingkatan IMD dalam jam
pertama kehidupan seorang bayi.
Faktor yang mempengaruhi tidak berhasilnya pelaksanaan IMD dan ASI
Eksklusif antara lain banyaknya ibu menyusui yang menghadapi masalah pada
saat pemberian pelayanan pada waktu persalinan, kurangnya dukungan dari
keluarga, banyaknya Ibu yang belum mengetahui tentang IMD dan ASI Eksklusif,
tehnik menyusui yang tidak benar, selain itu juga pelaksanaan IMD dan ASI
Eksklusif juga banyak di pengaruhi oleh faktor budaya.
Dukungan Pemerintah yang telah diberikan berupa sosialisasi pemberian ASI
termasuk ASI dini atau IMD. Hal ini terbukti dengan telah dicanangkan Gerakan
Nasional Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu ( GNPPASI) oleh presiden RI,
Susilo Bambang Yudhoyono pada peringatan Hari Ibu tanggal 22 desember 1990,
ada juga Gerakan Masyarakat Peduli ASI dan kebijakan Peningkatan Penggunaan
Air Susu Ibu (PP-ASI).Dengan hal ini maka ditetapkanya KepMenKes RI
No.450/MENKES/IV/2004 tentang pemberian ASI secara eksklusif pada bayi
Indonesia, yang memuat 10 langkah menuju keberhasilan menyusui (LMKM)
yang berisi tentang : (1) Mempunyai kebijakan tertulis tentang menyusui, (2)
melatih semua staf pelayanan kesehatan dengan ketrampilan untuk membantu ibu
menyusui, (3) menjelaskan kepada semua Ibu hamil tentang manfaat menyusui
dan penatalaksanaanya, (4) melalui unit rawat jalan kebidanan dengan pemberian
penyuluhan, (5) melaksanakan IMD, (6) memperlihatkan kepada Ibu – ibu
bagaimana cara menyusui dan cara mempertahankannya, (7) tidak memberikan
makanan atau minuman apapun selain ASI kepada bayi baru lahir,(8)
commit to user
melaksanakan rawat gabung yang merupakan tanggung jawab bersama dokter,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bidan, perawat dan ibu (9) memberikan ASI kepada bayi tanpa di jadwal (on
demand), tidak memberikan dot atau kempeng kepada bayi, (10) membentuk dan
membantu pengembangan kelompok pendukung Ibu menyusui dan Peraturan
Pemerintah (PP) RI Nomor 33 tahun 2012 mengenai Pemberian ASI Eksklusif
dan pelaksanaan IMD, Peraturan ini membahas mengenai Program Inisiasi
Menyusu Dini (IMD) dan ASI Eksklusif, pengaturan penggunaan susu formula
dan produk bayi lainnya, sarana asi dini dan menyusui di klinik bersalin , di
tempat kerja dan sarana umum lainnya, dukungan Masyarakat, tanggung jawab
Pemerintah Daerah baik Provinsi maupun Kabupaten atau Kota dalam, serta
pendanaannya.
Ibu hamil trimester III adalah ibu yang hamil dengan usia kehamilan antara
28 sampai 40 minggu.Dimana usia 28 sampai 40 minggu merupakan usia yang
paling produktif untuk memberikan informasi yang berhubungan dengan
persiapan persalian ( Pusdiknakes,2003).
Pendidikan kesehatan adalah suatu upaya atau kegiatan untuk menciptakan
perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan, Pendidikan kesehatan
berupaya agar masyarakat menyadari, mengerti atau mencegah hal – hal yang
merugikan kesehatan mereka, dan kesehatan orang lain ( Notoatmojo, 2003).
Pendidikan kesehatan merupakan salah satu metode untuk tercapainya
pelaksanaan IMD yang memberikan peranan penting dalam memberikan
pengetahuan bagi Ibu hamil trimester III tentang IMD, sehingga nantinya ibu
hamil trimester III dapat mengetahui dan bersikap untuk melaksanakan IMD pada
waktu proses persalinan. Menurut peneliti Ibu hamil trimester III di RB An –
commit to user
Nissa perlu mendapatkan pendidikan kesehatan tentang IMD tersebut, karena
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
belum pernah mendapatkan secara langsung, mereka hanya disarankan untuk
membaca buku KIA yang sudah diberikan. Upaya – upaya yang telah dilakukan
oleh tenaga kesehatan tertentu belum bisa dikatakan berhasil. Terbukti ibu
bersalin dengan prosentase yang sangat sedikit yang bersedia melakukan IMD.
Program ini mempunyai manfaat yang besar untuk bayi maupun sang ibu yang
baru melahirkan, akan tetapi kurangnya pengetahuan dari orang tua, pihak medis
maupun keengganan untuk melakukannya membuat Inisiasi Menyusu Dini masih
jarang dipraktekkan.
Banyak orang tua yang merasa kasihan dan tidak percaya seorang bayi yang
baru lahir dapat mencari sendiri susu ibunya. Ataupun rasa malu untuk meminta
dokter yang membantu persalinan untuk melakukannya. Begitu juga dengan
dokter atau bidan yang tidak mau direpotkan dengan kegiatan ini sehingga
akhirnya bayi tidak diberi kesempatan untuk melakukan ini.
Peneliti memilih Rumah Bersalin An-Nissa Surakarta sebagai lokasi
penelitian dikarenakan berada di dalam kota Surakarta yaitu di Jalan Veteran 113
sebelah Barat perbatasan dengan Jalan Gatot Subroto, sebelah timur berbatasan
dengan Jalan Patimura. Rumah Bersalin An – Nissa merupakan salah satu klinik
bersalin yang berada di Surakarta dan memiliki pelayanan yang berupa
pemeriksaan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, Keluarga Berencana,
perawatan bayi. RB An – Nissa memungkinkan sekali untuk pelaksanaan
pendidikan kesehatan tentang IMD pada ibu hamil trimester III. Di RB An – Nissa
terdapat 1 dokter umum, 4 bidan dan 3 perawat dan semua persalinan di tolong
oleh bidan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dipilih RB An-Nissa Surakarta ini karena jumlah antenatal care berkisar 3 –
5 pasien dan persalinan antara 15 – 25 pasien (Data Primer, 2011). Pada tahun
1997 RB An – Nissa di jadikan Klinik Keluarga Sejahtera oleh Menteri BKKBN
pada waktu itu Prof.DR. Haryono Suyono. Berkaitan dengan itu RB An – Nissa
termasuk Rumah Bersalin Swasta dengan jumlah pasien terbanyak ke 3 dari 10
Rumah Bersalin Swasta yang ada di Surakarta dilihat dari jumlah antenatal
care,KB dan persalinan.
Disamping itu, dipilihnya lokasi ini sebagai tempat penelitian karena
walaupun program IMD sering di sosialisasikan, namun belum semua pasien
yaneg melahirkan di RB An – Nissa melaksanakan IMD. Berdasarkan informasi
dari bidan, pasien yang bersalin di RB An – Nissa hanya 15% yang mau
melaksanakan IMD, itupun dilakukan selama 10 – 15 menit. Di karenakan
sebagian dari ibu bersalin tersebut tidak mengetahui bagaimana besarnya manfaat
dari IMD. Program IMD di RB An – Nissa di nilai belum berhasil karena belum
mampu merubah perilaku ibu bersalin untuk melakukan IMD dalam setiap
persalinan yang dibuktikan dari proses pelaksanaan IMD dalam persalinan di RB
An – Nissa yang masih rendah.Hal ini mungkin disebabkan beberapa faktor yang
diantaranya adalah kekurangtahuan ibu terhadap IMD.
Berangkat dari fenomena tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian untuk mengetahui “Apakah ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang
Inisiasi Menyusu Dini melalui kombinasi metode ceramah - tanya jawab - leafleat
terhadap pengetahuan dan sikap Ibu hamil” .
commit to user
B. Perumusan Masalah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang Inisiasi Menyusu Dini
melalui kombinasi metode ceramah - tanya jawab - leafleat terhadap
pengetahuan Ibu hamil ?
2. Apakah ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang Inisiasi Menyusu Dini
melalui kombinasi metode ceramah - tanya jawab - leafleat terhadap sikap Ibu
hamil ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk menganalisa pengaruh pendidikan kesehatan tentang Inisiasi Menyusu
Dini terhadap tingkat pengetahuan dan sikap Ibu hamil.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk menganalisa pengaruh pendidikan kesehatan tentang Inisiasi
Menyusu Dini melalui kombinasi metode ceramah - tanya jawab - leafleat
terhadap pengetahuan Ibu hamil.
b. Untuk menganalisa pengaruh pendidikan kesehatan tentang Inisiasi
Menyusu Dini melalui kombinasi metode ceramah - tanya jawab - leafleat
terhadap sikap Ibu hamil .
commit to user
D. Manfaat Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan hasil penelitian dapat dipakai sebagai referensi mengenai pengaruh
pendidikan kesehatan tentang IMD terhadap tingkat pengetahuan dan sikap
pada Ibu hamil yang dapat dipergunakan untuk memperkaya khasanah teori
serta bisa digunakan untuk pengembangan .
2. Manfaat Praktis
a. Diharapkan pada penelitian ini dapat diperoleh pengetahuan dalam
melakukan pendidikan kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan dan
sikap Ibu hamil tentang Inisiasi Menyusu Dini
b. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai dasar tenaga kesehatan
mengambil kebijaksanaan dalam melakukan tindakan lain yang berguna
atau untuk meperilaku yang tidak merubah perilaku yang kurang betul
menjadi perilaku benar dalam hal melakukan Inisiasi Menyusu Dini dalam
persalinan
c. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan atau sumber
data bagi penelitian berikutnya, serta pembanding bagi penelitian sejenis.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KAJIAN TEORI
1. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan adalah suatu upaya atau kegiatan untuk
menciptakan perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan, Artinya
pendidikan kesehatan berupaya agar masyarakat menyadari, mengerti atau
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mencegah hal – hal yang merugikan kesehatan mereka, dan kesehatan orang
lain ( Notoatmojo, 2003).
Pendidikan kesehatan bagian dari seluruh upaya kesehatan yang
menitikberatkan pada upaya meningkatkan perilaku sehat. Pendidikan
kesehatan mendorong perilaku yang menunjang kesehatan mencegah penyakit,
mengobati dan membantu pemulihan (WHO,1992).
Dari beberapa definisi dapat disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan
merupakan proses perubahan perilaku secara terencana pada diri individu,
kelompok atau masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan
hidup. Pendidikan kesehatan dalam penelitian ini bertujuan meningkatkan
sikap sampai sebatas menerima. Pendidikan kesehatn yang dilakukan dalam
penelitian ini tidak sampai pada tahap praktek mengingat usia kehamilan dan
pengukuran membutuhkan waktu yang lama.
2. Inisiasi Menyusu Dini
Inisiasi Menyusu Dini adalah proses bayi menyusu segera setelah
dilahirkan, di mana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri (tidak
disodorkan ke puting susu) (Dinkes, 2009).
Inisiasi Menyusui Dini (IMD) yaitu pemberian ASI dalam satu jam
pertama kelahirannya, ketika dilahirkan bayi memiliki naluri untuk mencari
sumber kehidupannya. Yang dibutuhkan hanyalah sentuhan kulit antara bayi
commit to user
dan ibunya dalam satu jam pertama kehidupannya (Midwiferyroom, 2009)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Inisiasi Menyusu Dini akan sangat membantu dalam keberlangsungan
pemberian ASI eksklusif (ASI saja) dan lama menyusui. Dengan demikian,
bayi akan terpenuhi kebutuhannya hingga usia dua tahun, dan mencegah anak
kurang gizi. Pemerintah Indonesia mendukung kebijakan WHO dan Unicef
yang
merekomendasikan
inisiasi
menyusu
dini
sebagai
tindakan
‘penyelamatan kehidupan’, karena inisiasi menyusu dini dapat menyelamatkan
22 persen dari bayi yang meninggal sebelum usia satu bulan (Ridwan, 2009)
Bayi manusia seperti juga bayi mamalia lain mempunyai kemampuan
untuk menyusu sendiri, melalui kontak kulit bayi dengan kulit ibunya,
setidaknya selama satu jam segera setelah lahir. Cara bayi melakukan inisiasi
menyusu dini ini dinamakan the breast crawl atau merangkak mencari
payudara.
Inisiasi menyusu dini dalam menit pertama sampai satu jam pertama
kehidupannya, dimulai dengan skin to skin contac, akan membantu ibu dan
bayi menerima menyusui secara optimal, menunda permulaan menyusu lebih
dari satu jam menyebabkan kesukaran menyusui (Roesli, 2008).
Inisiasi menyusu dini akan meningkatakan peluang ibu untuk
memantapkan dan melanjutkan kegiatan menyusu secara eksklusif (Gupta,
2007). Hal ini dibuktikan dengan beberapa penelitian, diantaranya penelitian
yang dilakukan Sose dkk dalam buku Utami Roesli yang menyatakan bahwa
menyusu dini disertai kontak kulit akan meningkatkan dua kali keberhasilan
commitpada
to user
pemberian ASI. Penelitian terkini
tahun 2003 yang dilakukan oleh
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Fikawati dan Syafiq tentang dampak kontak dini ibu-bayi terhadap lamanya
menyusui. Hasil yang didapatkan pemberian ASI dini akan meningkatkan 2-8
kali lebih besar kemungkinan memberikan ASI eksklusif (Roesli, 2008).
Sedangkan Cochrane menyatakan bahwa saat ini belum ada data statistik yang
menyatakan fakta inisiasi menyusu dini dapat meningkatkan lamanya waktu
ibu menyusui dibandingkan ibu yang tidak menyusui dini (Renfraw and Lang,
1999). Tetapi bagaimanapun juga peningkatan hubungan antara ibu dan bayi
segera setelah lahir yang di temukan saat ini akan menguntungkan (Mayes,
2004).
Mulai menyusu dini dalam satu jam pertama akan meningkatkan ASI
eksklusif dan lama menyusui sehingga akan memenuhi kebutuhan sampai usia
2 tahun, akan mengurangi pembiayaan untuk membeli susu formula sehingga
akan mengurangi angka kemiskinan. Inisiasi menyusu dini yang dilanjutkan
dengan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan diteruskan dengan menyusui
hingga 2 tahun akan mencegah terjadinya malnutrisi . bagi anak usia 2 tahun,
sebanyak 500 cc ASI ibunya mampu memenuhi kebutuhan kalori 31%,
protein 38%, vitamin A 45% dan vitamin C 95%. ASI masih memenuhi
kebutuhan kalori 70% untuk bayi usia 6-8 bulan, 55% untuk bayi usia 9-11
bulan, dan 40% untuk bayi usia 12-23 bulan. Keadaan ini akan secara
bermakna memenuhi kebutuhan makanan bayi sampai usia 2 tahun. Dengan
kata lain, pemberian ASI memabantu mengurangi angka kejadian kurang gizi
dan pertumbuhan yang terhenti yang umum terjadi pada usia ini (Roesli,
2008).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Saat ini sekitar 40% kematian balita terjadi pada satu bulan pertama
kehidupan bayi. Inisiasi menyusu dini akan mengurangi 22% kematian bayi
dibawah usia 28 hari. Pemberian ASI eksklusif akan mengurangi 13%
kematian bayi dan memberikan makanan pendamping ASI (makanan
keluarga) akan menurunkan 6% kematian anak. Dengan denilian kematian
balita yang dapat dicegah melalui inisiasi menyusu dini, pemberian ASI
eksklusif dan makanan pendamping ASI sebesar 41% (Roesli, 2007).
Inisiasi menyusu dini dalam satu jam setelah kelahiran merupakan
tahap penting untuk mengurangi kematian bayi dan mengurangi banyak
kematian neonatal. Menyelamatkan 1 juta bayi dimulai dengan satu tindakan,
satu pesan dan satu dukungan yaitu dimulai Inisiasi Menyusu Dini dalam satu
jam pertama kelahiran. Inisiasi Menyusu Dini akan sangat membantu dalam
keberlangsungan pemberian ASI eksklusif (ASI saja) dan lama menyusui.
Dengan demikian, bayi akan terpenuhi kebutuhannya hingga usia 2 tahun, dan
mencegah anak kurang gizi.
Menurut Grupta IMD disebut sebagai tahap keempat persalinan yaitu
tepat setelah persalinan sampai 1 jam setelah persalinan, meletakkan bayi baru
lahir dengan mengkurapkan bayi yang sudah dikeringkan tubuhnya namun
belum dibersihkan dan tidak dibungkus didada ibunya segera setelah persalinan
dan memastikan bayi mendapatkan kontak kulit dini dengan ibunya,
menemukan putting susu dan mendapatkan asupan kolostrum sebelum asi
keluar.Ketika bayi sehat diletakkan diletakkan diatas perut dan dada ibu segera
commit
to user
setelah melahirkan dan terjadi
kontak
(skin to skin contact) merupakan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pertunjukan yang menajubkan. Bayi akan bereaksi dan akan berperilaku,
dengan diberi rangsangan sentuhan oleh Ibu, dia akan bergerak diatas perut Ibu
dan menjangkau payudara (Grupta,2007)
Melalui sentuhan, emutan dan jilatan bayi pada putting susu ibu akan
merangsang pengeluaran hormon oksitosin yang penting. Selain itu gerakan
kaki bayi pada saat merangkak di perut ibu akan membantu melakukan
massage uterus untuk merangsang kontraksi uterus. Oksitosin akan
menyebabkan uterus berkontraksi sehingga membantu pengeluaran plasenta
dan mengurangi terjadinya perdarahan post partum. Oksitosin akan
merangsang hormon lain yang membuat ibu menjadi tenang, rileks, euphoria,
meningkatkan ambang rasa nyeri, dan mencintai bayinya. Oksitosin
merangsang pengaliran ASI dari payudara (WBW, 2007).
Bayi akan mendapatkan kolostrum (Liquid Gold) untuk minuman
pertama yang merupakan hadiah kehidupan (The gift of live). Meskipun
volumenya sedikit, tetapi sangat baik untuk bayi baru lahir. Kolostrum
mengandung banyak zat kekebalan aktif, antibody dan banyak protein
protective. Zat kekebalan yang diterima bayi pertama kali akan melawan
banyak infeksi. Hal ini akan membantu bayi untuk meningkatkan sistem
kekebalan tubuh. Kolostrum mengandung faktor pertumbuhan akan membuat
lapisan yang melindungi usus bayi yang masih belum matang sekaligus
mematangkan usus bayi dan mengefektifkan fungsinya (Roesli, 2008).
Kolostrum kaya akan vitamin A yang akan membantu menjaga kesehatan mata
dan mencegah infeksi. Kolostrum akan merangsang pergerakan usus sehingga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
meconium akan segera dibersihkan dari usus. Hal ini akan membantu
mengeluarkan zat-zat yang menyebabkan kuning atau jaundice (WBW, 2007).
Bonding atau ikatan batin menunjukan perjalinan hubungan orang tua
dan bayi pada saat awal kelahiran. Sebagai individu, orang tua akan
mengembangkan hubungan kasih sayang dengan bayi menurut gaya dan cara
mereka. Jam pertama merupakan saat peka dimana kontak pertama akan
mempermudah jalinan batin. Sifat dan tingkah laku jalinan saling berhubungan
yang tercipta antara ibu dan bayi sering berupa sentuhan halus ibu dengan
ujung jarinya pada anggota gerak dan wajah bayi serta membelai dengan penuh
kasih sayang. Sentuhan pada pipi akan membangkitkan respon berupa gerakan
memalingkan wajah ke ibu untuk mengadakan kontak mata dan mengarah ke
payudara disertai gerakan menyondol dan menjilat putting susu selanjutnya
menghisap payudara. Kontak pertama ini harus berlangsung pada jam pertama
setelah kelahirannya (Nelson, 2007). Bayi baru lahir matanya terbuka lebih
lama daripada hari-hari selanjutnya, sehingga paling baik untuk memulai
perlekatan dan kontak mata antara ibu dan bayi (Ladewig, 2006).
UNICEF merekomendasikan bahwa inisiasi menyusu dini dalam satu
jam pertama kelahiran, menyusu secara eksklusif selama 6 bulan diteruskan
dengan makanan pendamping ASI sampai usia 2 tahun. Konfrensi tentang hak
anak mengakui bahwa setiap anak berhak untuk hidup dan bertahan untuk
melangsungkan hidup dan berkembang setelah persalinan (Unicef 2007).
Wanita mempunyai hak untuk mengetahui dan menerima dukungan
yang diperlukan untuk melakukan IMD yang sesuai. Pemerintah Indonesia
commit to user
mendukung kebijakan WHO dan Unicef yang merekomendasikan inisiasi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menyusu dini sebagai tindakan ”penyelamatan kehidupan”, karena inisiasi
menyusu dini dapat menyelamatkan 22 persen dari bayi yang meninggal
sebelum usia satu bulan. “Menyusui satu jam pertama kehidupan yang diawali
dengan kontak kulit antara ibu dan bayi dinyatakan sebagai indikator global.
Ini merupakan hal baru bagi Indonesia, dan merupakan program pemerintah,
sehingga diharapkan semua tenaga kesehatan di semua tingkatan pelayanan
kesehatan baik swasta, maupun masyarakat dapat mensosialisasikan dan
melaksanakan mendukung suksesnya program tersebut, sehingga diharapkan
akan tercapai sumber daya Indonesia yang berkualitas (Yudoyono,2000).
Seorang anak yang diberi ASI didunia mempunyai kesempatan untuk
bertahan hidup semasa bayi 3 kali lebih besar dibanding temannya yang tidak
memperoleh ASI. Inisiasi menyusu dini telah dicanangkan oleh UNICEF dan
pemerintah Indonesia sebagai bagian dari upaya mengoptimalkan pemberian
ASI. Sebagai bagian manajemen laktasi yang relative baru, inisiasi menyusu
dini perlu disosialisasikan secara benar dan luas, tidak hanya kepada kalangan
tenaga medis tetapi juga masyarakat (Unicef,1990)
Insiasi menyusu dini merupakan salah satu indikator penting dalam
pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak adalah pertumbuhan dan perkembangan
bayi. Tentang masalah inisiasi menyusu dini memang masih menjadi hal yang
baru bagi masyarakat Indonesia. Khususnya di daerah pedesaan. Kurangnya
pengetahuan di daerah pedesaan tentang pentingnya memberikan ASI dalam
satu jam pertama pada awal kehidupannya merupakan hal yang sangat
mendasar dalam pemberian inisiasi menyusu dini. Faktor-faktor penyebab
commit to user
tidak diberikannya ASI dalam satu jam pertama terletak pada sulitnya ibu-ibu
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dalam menyusui bayinya diantaranya disebabkan karena produksi ASI kurang
sehingga secara keseluruhan proses menyusui terganggu dan akhirnya terhenti.
Pemberian inisiasi menyusu dini juga bisa memberikan ikatan
psikologis yang kuat antara ibu dan bayinya karena adanya kontak langsung
antara tubuh bayi dengan ibu. Pengalaman emosional yang terekam diotak bayi
dan juga sebaliknya kontak kulit dini besar pengaruhnya pada perkembangan
bayi kelak. Interaksi saat menyusui antara ibu dan bayinya meningkatkan rasa
aman dan ini penting untuk menumbuhkan rasa percaya diri pada bayi. Bayi
dapat mulai mempercayai orang lain (ibu), sehingga menimbulkan percaya diri
yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, bayi lebih
siaga dan responsif serta cepat beradaptasi dengan kehidupan diluar rahim.
Inisiasi Menyusu Dini sebenarnya telah dilaksanakan di Indonesia,
tetapi pelaksanaannya belum tepat. Ada 4 kesalahan dalam pelaksanaan selama
ini, pertama, bayi baru lahir biasanya sudah dibungkus sebelum diletakan di
dada ibu akibatnya tidak terjadi kontak kulit, kedua, bayi bukan menyusu
melainkan disusui, berbeda antara menyusu sendiri dengan di susui, ketiga,
memaksakan bayi untuk menyusu sebelum dia siap untuk disusukan,, keempat
bayi dipisahkan dari ibunya untuk di bawa ke ruang pemulihan untuk tindakan
lanjutan (Roesli, 2008 ).
Pada 1-2 jam pertama bayi lebih responsif dan sangat awas bahkan
mudah melekat pada payudara (allert). Pada praktiknya, bayi baru lahir
langsung dipisahkan dengan ibunya, sehingga setelah dia siap untuk menyusu,
ibu tidak dapat meresponnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pelaksanaan yang kurang tepat ini menyebabkan keberhasilan menyusui
tidak optimal. Prinsip dasar IMD adalah tanpa harus dibersihkan terlebih
dahulu, bayi diletakan di dada ibunya dengan posisi tengkurap dimana telinga
dan lengan bayi berada dalam satu garis sehingga terjadi kontak kulit dan
secara alami bayi akan mencari payudara ibu dan mulai menyusu (Markum,
1991). Hal ini merupakan peristiwa penting untuk kelangsungan hidup bayi.
Meskipun banyak peneliti dan penulis menyatakan hal ini merupakan perilaku
bayi yang normal, kita baru mengetahui sekarang bahwa pentingnya pemberian
kesempatan menyusu dini memberikan pengalaman pada ibu dan bayi. Untuk
pertama kali para peneliti menemukan pengaruh waktu pertama kali menyusu
terhadap kematian bayi baru lahir dan kemampuan menyusu.
a.
Tujuan Inisiasi Menyusu Dini
Inisiasi menyusu dini dapat mengurangi 22 % kematian bayi 28 hari.
Sekitar 40 % kematian balita pada satu bulan pertama kehidupan bayi.
IMD meningkatkan keberhasilan menyusu ekslusif dan lama menyusu
sampai dua tahun. Dengan demikian dapat menurunkan angka kematian
anak secara menyeluruh.
Inisiasi menyusu dini juga berperan dalam pencapaian tujuan MGDs
(Millenium Development Goals) adalah program yang mempunyai tujuan
diantaranya pengentasan kemiskinan dan kelaparan. dan paling tidak
menghilangkan sebagian orang dari kelaparan, yakni :
1) Membantu mengurangi kemiskinan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Jika seluruh bayi yang lahir di Indonesia dalam setahun disusui
secara ekslusif enam bulan, berarti biaya pembelian susu formula
selama enam bulan tidak ada.
2) Membantu mengurangi kelaparan
Pemberian ASI membantu memenuhi kebutuhan makanan bayi
sampai dua tahun juga mengurangi angka kejadian kurang gizi dan
pertumbuhan yang terhenti yang umumnya terjadi pada usia ini.
3) Membantu mengurangi angka kematian bayi dan anak.
3 penyebab utama kematian Balita adalah sepsis neonatorum ,
Diarrhoea dan Pnemonia yang pada umumnya akan terjadi lebih sering
dan lebih berat apabila tidak diberikan ASI. 40% kematian bayi terjadi
pada 1 bulan pertama dari kehidupannya, dan inisiasi menyusu dini
dapat menurunkan faktor-faktor resiko kematian ini, sehingga dapat
mengurangi 22% kematian bayi 28 hari. lalu ASI Ekslusif 6 bulan
dilanjutkan 2 tahun dengan makanan pendamping ASI yang adekuat
dapat menurunkan kematian anak secara menyeluruh. ASI dan Inisiasi
Menyusu Dini dapat menurunkan faktor resiko kematian bayi sampai
22%, sedangkan dengan pemberian ASI 13 %. dengan Vitamin A hanya
2 % dan Zinc 5% (Jonas 2003).
b.
Manfaat Inisiasi Menyusu Dini
Menyusu pada bayi baru lahir merupakan keterpaduan antara tiga refleks
yaitu refleks mencari (Rooting refleks), refleks menghisap (Sucking
refleks), refleks menelan (Swallowing refleks) dan bernafas. Gerakan
commit to user
menghisap berkaitan dengan syaraf otak nervus ke-5, ke-7 dan ke-12.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gerakan menelan berkaitan dengan nervus ke-9 dan ke-10. Gerakan
tersebut salah satu upaya terpenting bagi individu untuk mempertahankan
hidupnya. Pada masa gestasi 28 minggu gerakan ini sudah cukup
sempurna, sehingga bayi dapat menerima makanan secara oral, namun
melakukan gerakan tersebut tidak berlangsung lama. Setelah usia gestasi
32-43 minggu, mampu untuk melakukan dalam waktu yang lama
(Markum,1991).
Segera setelah lahir, bayi belum menunjukan kesiapan untuk menyusu.
Menurut Gupta (2007) refleks menghisap bayi timbul setelah 20-30 menit
setelah lahir, sedangkan menurut Roesli (2007) bayi menunjukan kesiapan
untuk mulai menyusu setelah 30-40 menit setelah lahir. Tanda-tanda
kesiapan bayi untuk menyusu yaitu mengeluarkan suara kecil, menguap,
meregang, adanya pergerakan mulut. Selanjutnya menggerakan tangan ke
mulut, timbul refleks rooting, menggerakan kepala dan menangis sebagai
isyarat menyusu dini. Dengan indra peraba, penghidu, penglihatan,
pendengaran, refleks bayi baru lahir bisa menemukan dan menyentuh
payudara tanpa bantuan. Hal ini dapat merevitalisasi pencarian bayi
terhadap payudara (Varney, 2007).
Bayi baru lahir sebaiknya tidak dibersihkan, cukup hanya dikeringkan
saja, karena akan menghilangkan vernik caseosa. yaitu lapisan lemak hasil
produksi kelenjar sebum berfungsi sebagai pelindung. Lapisan ini akan
terlepas
dengan
menggunakan
sendirinya.
sabun
Membersihkan
yang mengandung
commit to user
tubuh
bayi
heksaklorofen
dengan
akan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mengakibatkan adanya vaskuolisasi di susunan saraf pusat bayi yang
ditandai dengan adanya kejang pada bayi (Markum, 1991).
Bayi baru lahir setelah dikeringkan tanpa dibersihkan terlebih dahulu,
diletakan di dekat putting susu ibunya segera setelah lahir, memiliki
respon menyusu lebih baik( Lenard, 2001). Apabila dilakukan tindakan
terlebih dahulu seperti ditimbang, diukur atau dimandikan, refleks
menyusu akan hilang 50%, apalagi setelah dilahirkan dilakukan tindakan
dan dipisahkan, maka refleks menyusu akan hilang 100% (Roesli, 2007).
Bayi yang tidak segera diberi kesempatan untuk menyusu refleksnya akan
berkurang dengan cepat dan akan muncul kembali dalam kadar
secukupnya dalam 40 jam kemudian (Gupta, 2007). Dengan inisiasi
menyusu dini akan mencegah terlewatnya refleks menyusu dan
meningkatkan refleks menyusu secara optimal.
c.
Langkah Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
1) Bayi harus mendapatkan kontak kulit dengan kulit ibunya segera
setelah melahirkan selama paling sedikit 1 jam pertama kelahiran
walaupun bayi telah berhasil mengisap puting susu ibu dalam waktu
kurang dari 1 jam.
2) Bayi harus menggunakan naluri alamiahnya untuk melakukan inisiasi
Menyusu Dini dan ibu dapat mengenali bayinya siap untuk menyusu
serta memberi bantuan jika diperlukan.
3) Menunda semua prosedur lainnya yang harus dilakukan kepada bayi
baru lahir hingga inisiasi menyusi dini selesai dilakukan. Prinsip
commit to user
menyusu atau pemberian Asi adalah dimulai sedini mungkin dan secara
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
eksklusif. Segera setelah bayi lahir dan tali pusat diikat, letakkan bayi
tengkurap didada ibu dengan kulit bayi bersentuhan langsung kekulit
ibu. Biarkan kontak kulit ke kulit ini berlangsung setidaknya 1 jam atau
lebih, bahkan sampai bayi dapat menyusu sendiri apabila sebelumnya
tidak berhasil. Bayi diberi topi dan selimut. Ayah atau keluarga dapat
memberi dukungan dan membantu ibu selama proses ini. Ibu diberi
dukungan untuk mengenali saat bayi siap untuk menyusu, menolong
bayi bila diperlukan.
d.
Tahap-tahap dalam Inisiasi Menyusu Dini
1) Dalam proses melahirkan, ibu disarankan untuk mengurangi atau tidak
menggunakan obat kimiawi. Jika ibu menggunakan obat kimiawi terlalu
banyak, dikhawatirkan akan terbawa ASI ke bayi yang nantinya akan
menyusu dalam proses inisiasi menyusu dini.
2) Para petugas kesehatan yang membantu Ibu menjalani proses
melahirkan, akan melakukan kegiatan penanganan kelahiran seperti
biasanya. Begitu pula jika ibu harus menjalani operasi caesar.
3) Setelah
lahir,
bayi
secepatnya
dikeringkan
seperlunya
tanpa
menghilangkan vernix (kulit putih).
4) Bayi kemudian ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dengan kulit bayi
melekat pada kulit ibu. Untuk mencegah bayi kedinginan, kepala bayi
dapat dipakaikan topi. Kemudian, jika perlu, bayi dan ibu diselimuti.
5) Bayi yang ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dibiarkan untuk
mencari sendiri puting susu ibunya (bayi tidak dipaksakan ke puting
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
susu). Pada dasarnya, bayi memiliki naluri yang kuat untuk mencari
puting susu ibunya.
6) Saat bayi dibiarkan untuk mencari puting susu ibunya, Ibu perlu
didukung dan dibantu untuk mengenali perilaku bayi sebelum menyusu.
Posisi ibu yang berbaring mungkin tidak dapat mengamati dengan jelas
apa yang dilakukan oleh bayi.
7) Bayi dibiarkan tetap dalam posisi kulitnya bersentuhan dengan kulit ibu
sampai proses menyusu pertama selesai.
8) Setelah selesai menyusu awal, bayi baru dipisahkan untuk ditimbang,
diukur, dicap, diberi vitamin K dan tetes mata.
9) Ibu dan bayi tetap bersama dan dirawat-gabung. Rawat-gabung
memungkinkan
ibu
menyusui
bayinya
kapan
saja
si
bayi
menginginkannya, karena kegiatan menyusu tidak boleh dijadwal.
Rawat-gabung juga akan meningkatkan ikatan batin antara ibu dengan
bayinya, bayi jadi jarang menangis karena selalu merasa dekat dengan
ibu, dan selain itu dapat memudahkan ibu untuk beristirahat dan
menyusui.
e.
Keuntungan Inisiasi Menyusu Dini bagi Ibu dan Bayi
1) Keuntungan kontak kulit ibu dengan kontak kulit bayi
a) Optimalisasi fungsi hormonal ibu dan bayi
b) Mengendalikan temperatur tubuh bayi
c) Memperbaiki atau mempunyai pola tidur yang lebih baik
d) Mendorong ketrampilan bayi untuk menyusu yang lebih cepat dan
commit to user
efektif
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
e) Meningkatkan kenaikan berat badan (bayi kembali ke berat
lahirnya dengan lebih cepat)
f) Meningkatkan hubungan psikologis antara Ibu dan Bayi
g) Bayi tidak terlalu banyak menangis selama satu jam pertama
h) Menjaga kolonisasi kuman yang aman dari Ibu didalam perut bayi
sehingga memberikan perlindungan terhadap infeksi.
i) Bilirubin akan lebih cepat normal dan mengeluarkan mekonium
lebih cepat sehingga menurunkan kejadian ikterus BBL.
j) Kadar gula dan parameter biokimia lain yang lebih baik selama
beberapa jam pertama hidupnya.
2) Keuntungan IMD untuk Ibu
Keuntungan IMD untuk ibu adalah merangsang produksi oksitocin
dan prolaktin pada Ibu. Sedangkan oksitocin dan prolactin mempunyai
fungsi yang berbeda, yaitu :
a) Fungsi Oksitocin meliputi :
(1) Menstimulasi
kontraksi
uterus
dan
menurunkan
resiko
perdarahan pasca persalinan.
(2) Merangsang pengeluaran kolostrum dan meningingkatkan
produksi ASI
(3) Keuntungan dan hubungan mutualistik Ibu dan Bayi
(4) Ibu menjadi lebih tenang, fasilitas kelahiran plasenta dan
pengalihan
persalinannya
b) Prolaktin
rasa
nyeri
dari
commit to user
berbagai
prosedur
pasca
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Fungsi Prolaktin meliputi :
(1) Meningkatkan produksi ASI
(2) Membantu Ibu mengatasi stres terhadap berbagai rasa kurang
nyaman
(3) Memberikan efek relaksasi pada Ibu setelah bayi selesai
menyusu
(4) Menunda Ovulasi
Selain itu, keuntungan IMD untuk Bayi adalah :
a) Makanan dengan kualitas dan kuantitas optimal. Mendapat
kolostrum segera, disesuaikan dengan kebutuhan bayi
b) Segera memberikan kekebalan pasif pada bayi. Kolostrum adalah
imunisasi pertama bagi bayi.
c) Meningkatkan kecerdasan
d) Membantu bayi mengkoordinasikan kemampuan hisap,telan dan
nafas
e) Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan bayi
f) Mencegah kehilangan panas
3) Manfaat kontak kulit bayi ke kulit ibu
(a) Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat. Kulit ibu akan
menyesuaikan suhunya dengan kebutuhan bayi. Kehangatan saat
menyusu menurunkan risiko kematian karena hypothermia
(kedinginan).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(b) Ibu dan bayi merasa lebih tenang, sehingga membantu pernafasan
dan detak jantung bayi lebih stabil. Dengan demikian, bayi akan
lebih jarang rewel sehingga mengurangi pemakaian energi.
(c) Bayi memperoleh bakteri tak berbahaya (bakteri baik) yang ada
antinya di ASI ibu. Bakteri baik ini akan membuat koloni di usus
dan kulit bayi untuk menyaingi bakteri yang lebih ganas dari
lingkungan.
(d) Bayi mendapatkan kolostrum (ASI pertama), cairan berharga yang
kaya akan antibodi (zat kekebalan tubuh) dan zat penting lainnya
yang penting untuk pertumbuhan usus. Usus bayi ketika dilahirkan
masih sangat muda, tidak siap untuk mengolah asupan makanan.
(e) Antibodi dalam ASI penting demi ketahanan terhadap infeksi,
sehingga menjamin kelangsungan hidup sang bayi.
(f) Bayi memperoleh ASI (makanan awal) yang tidak mengganggu
pertumbuhan, fungsi usus, dan alergi. Makanan lain selain ASI
mengandung protein yang bukan protein manusia (misalnya susu
hewan), yang tidak dapat dicerna dengan baik oleh usus bayi.
(g) Bayi yang diberikan mulai menyusu dini akan lebih berhasil
menyusu ASI eksklusif dan mempertahankan menyusu setelah 6
bulan.
(h) Sentuhan, kuluman, dan jilatan bayi pada puting ibu akan
merangsang keluarnya oksitosin yang penting karena menyebabkan
rahim
berkontraksi membantu
commit to user
mengurangi perdarahan ibu.
mengeluarkan
plasenta
dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(i) Merangsang hormon lain yang membuat ibu menjadi tenang, rileks
dan mencintai bayi, lebih kuat menahan sakit/nyeri (karena hormon
meningkatkan ambang nyeri), dan timbul rasa sukacita/bahagia.
(j) Merangsang pengaliran ASI dari payudara, sehingga ASI matang
(yang berwarna putih) dapat lebih cepat keluar. (Yudhoyono,2007).
f.
Perkembangan Indra (sensory inputs)
Bayi baru lahir mempunyai kemampuan indra yang luar biasa, terdiri
dari penciuman terhadap bau khas ibunya setelah melahirkan, penglihatan;
karena bayi baru mengenal pola hitam putih, bayi akan mengenali putting
dan wilayah areola ibunya karena warna gelapnya. Berikutnya adalah indra
pengecap: meskipun bayi hanya mentolelir rasa manis pada periode segera
setelah lahir, bayi mampu merasakan cairan amniotic yang melekat pada
jari-jari tangannya, sehingga bayi pada saat lahir suka menjilati jarinya
sendiri. Indra pendengaran bayi sudah berkembang sejak dalam
kandungan, dan suara ibunya adalah suara yang paling dikenalinya.
Terakhir, indra perasa dengan sentuhan; sentuhan kulit-ke-kulit antara bayi
dengan ibunya adalah sensasi pertama yang memberi kehangatan dan
rangsangan lainnya.
Perkembangan indra ini diatur oleh central component yaitu otak bayi,
dimana otak bayi baru lahir sudah siap untuk segera mengeksplorasi
lingkungannya dan lingkungan yang paling dikenalnya adalah tubuh
ibunya (http://asipasti, 2008). Kemampuan ini memungkinkan bayi secara
dini dapat mencari dan menemukan putting susu ibu, jika dibiarkan terlalu
commit to user
lama bayi akan kehilangan kemampuan ini (Masoara, 2002).
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Luas permukaan tubuh bayi ± 3 kali luas permukaan tubuh orang
dewasa. Lapisan insulasi jaringan lemak di bawah kulit tipis, kecepatan
kehilangan panas pada tubuh bayi baru lahir ± 4 kali pada orang dewasa.
Pada ruang bersalin dengan suhu 20-25° celcius, suhu kulit tubuh bayi
akan turun 0,3° celcius, suhu tubuh bagian dalam turun 0,1° celcius /
menit. Selama periode dini setelah bayi lahir, biasanya berakibat
kehilangan panas komulatif 2-3° celcius. Kehilangan panas ini terjadi
melalui konveksi, konduksi, radiasi dan evavorasi (Nelson, 2000)
Menurut penelitian Bergman (2008), kulit ibu berfungsi sebagai
incubator, karena kulit ibu merupakan thermoregulator bagi bayi. Suhu
kulit ibu 1° celcius lebih tinggi dari ibu yang tidak bersalin. Apabila pada
saat lahir bayi mengalami hipothermi, dengan terjadi skin to skin contact
secara otomatis suhu kulit ibu akan meningkat 2° celcius. Sebaliknya
apabila bayi mengalami hipethermi, suhu kulit ibu akan turun 1° celcius
(Roesli, 2008). Ini berarti, dengan IMD resiko hipothermi pada bayi baru
lahir
yang
dapat
menimbulkan
kematian
dapat
dikurangi
(www.mediasehat.com, 2008).
g.
SOP (Standar Operasional Prosedur) IMD pada partus spontan
1) Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu dikamar bersalin
2) Dalam menolong ibu melahirkan disarankan untuk mengurangi
atau tidak menggunakan obat kimia.
3) Bayi lahir segera dikeringkan secepatnya terutama kepala, kecuali
tangannya tanpa menghilangkan vernik, mulut dan hidung bayi
commit to user
dibersihkan, tali pusat diikat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4) Bila tidak memerlukan resusitasi, bayi ditengkurapkan didada atau
perut ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu dan mata bayi
setinggi puting susu. Keduanya di selimuti dan bayi di beri topi.
5) Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi. Biarkan
bayi mencari puting sendiri.
6) Ibu didukung dan dibantu mengenali perilaku bayi sebelum
menyusu.
7) Biarkan kulit kedua bayi bersentuhan dengan kulit ibu selama paling
tidak satu jam, bila menyusu awal terjadi sebelum 1 jam, tetap biarkan
kulit ibu – bayi bersentuhan sampai setidaknya 1 jam.
8) Bila dalam 1 jam menyusu awal belum terjadi, bantu ibu dengan
mendekatkan bayi ke puting susu tapi jangan memasukkan puting
ke mulut bayi. Beri waktu kulit melekat pada kulit 30 menit atau 1
jam lagi.
9) Setelah setidaknya melekat kulit ibu dan kulit bayi setidaknya 1
jam atau selesai menyusu awal, bayi baru dipisahkan untuk
ditimbang, diukur, dicap, diberi vit K.
10) Rawat gabung: Ibu – bayi dirawat dalam satu kamar, dalam
jangkauan ibu selama 24 jam.
11) Berikan ASI saja tanpa minuman atau makanan lain kecuali atas
indikasi medis. Tidak diberi dot atau empeng (Selasi 2009).
commit to user
h.
SOP Inisiasi Menyusu Dini Pada Operasi Caesar
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu dikamar operasi
atau dikamar pemulihan.
2) Begitu bayi lahir diletakkan di meja resusitasi untuk dinilai,
dikeringkan secepatnya terutama kepala tanpa menghilangkan vernix
kecuali tangannya. Dibersihkan mulut dan hidung bayi, talipusat diikat
3) Kalau bayi tak perlu diresusitasi; bayi dibedong, dibawa ke ibu.
Diperlihatkan kelaminnya pada ibu kemudian mencium ibu
4) Tengkurapkan bayi didada ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit
ibu. Kaki bayi agak sedikit serong/melintang menghindari sayatan
operasi. Bayi dan ibu diselimuti, bayi diberi topi
5) Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi mendekati
puting. Biarkan bayi mencari puting sendiri.
6) Biarkan kulit bayi bersentuhan dengan kulit ibu paling tidak selama
satu jam, bila menyusu awal selesai sebelum 1 jam; tetap kontak kulit
ibu-bayi selama setidaknya 1 jam.
7) Bila bayi menunjukan kesiapan untuk minum, bantu ibu dengan
mendekatkan bayi ke puting tapi tidak memasukkan puting ke mulut
bayi. Bila dalam 1 jam belum bisa menemukan puting ibu, beri
tambahan waktu melekat pada dada ibu, 30 menit atau 1 jam lagi.
8)
Bila operasi telah selesai, ibu dapat dibersihkan dengan bayi tetap
melekat didadanya dan dipeluk erat oleh ibu. Kemudian ibu
dipindahkan dari meja operasi ke ruang pulih (RR) dengan bayi tetap
didadanya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
9)
digilib.uns.ac.id
Bila ayah tidak dapat menyertai ibu di kamar operasi, diusulkan untuk
mendampingi ibu dan mendoakan anaknya saat di kamar pulih.
10) Rawat gabung: Ibu – bayi dirawat dalam satu kamar, bayi dalam
jangkauan ibu selama 24 jam. Berikan ASI saja tanpa minuman atau
makanan lain kecuali atas indikasi medis. Tidak diberi dot atau
empeng (Selasi, 2009)
i.
SOP Inisiasi Menyusu Dini Pada Gemelli
1) Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu dikamar bersalin.
2) Bayi pertama lahir, segera dikeringkan secepatnya terutama kepala,
kecuali tangannya; tanpa menghilangkan vernix . Mulut dan hidung
bayi dibersihkan, talipusat diikat.
3) Bila bayi tidak memerlukan resusitasi, bayi di tengkurapkan di dadaperut ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu dan mata bayi
setinggi puting susu. Keduanya diselimuti bayi dapat diberi topi
4) Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi. Biarkan bayi
mencari puting sendiri.
5)
Bila ibu merasa akan melahirkan bayi kedua, berikan bayi pertama
pada ayah. Ayah memeluk bayi dengan kulit bayi melekat pada kulit
ayah seperti pada perawatan metoda kanguru. Keduanya ditutupi baju
ayah.
6) Bayi kedua lahir, segera dikeringkan secepatnya terutama kepala,
kecuali tangannya; tanpa menghilangkan vernix. Mulut dan hidung
bayi dibersihkan, talipusat diikat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
7) Bila
digilib.uns.ac.id
bayi
kedua
tidak
memerlukan
resusitasi,
bayi
kedua
ditengkurapkan di dada-perut ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit
ibu. Letakkan kembali bayi pertama didada ibu berdampingan dengan
saudaranya, Ibu dan kedua bayinya diselimuti. Bayi – bayi dapat
diberi topi.
8) Biarkan kulit kedua bayi bersentuhan dengan kulit ibu selama paling
tidak satu jam; bila menyusu awal terjadi sebelum 1 jam, tetap biarkan
kulit ibu–bayi bersentuhan sampai setidaknya 1 jam.
9) Bila dlm 1 jam menyusu awal belum terjadi, bantu ibu dengan
mendekatkan bayi ke puting tapi jangan memasukkan puting ke mulut
bayi. Beri waktu 30 menit atau 1 jam lagi kulit melekat pada kulit.
10) Rawat gabung bayi :Ibu – bayi dirawat dalam satu kamar, dalam
jangkauan ibu selama 24 jam. Berikan ASI saja tanpa minuman atau
makanan lain kecuali atas indikasi medis (Selasi, 2009).
3. ASI Eksklusif
ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja sejak bayi dilahirkan sampai
bayi berusia 6 bulan. Selama itu bayi tidak diharapkan mendapat tambahan
cairan lain seperti susu formula, air teh, madu, air putih. Pada pemberian ASI
eksklusif bayi juga tidak diberikan makanan tambahan seperti pisang, biskuit,
bubur susu, bubur nasi, tim, dan sebagainya. ASI eksklusif diharapkan dapat
diberikan sampai 6 bulan. Pemberian ASI secara benar akan dapat mencukupi
kebutuhan bayi sampai usia 6 bulan, tanpa makanan pendamping. Diatas usia 6
commit to user
bulan, bayi memerlukan makanan tambahan tetapi pemberian ASI dapat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dilanjutkan sampai ia berumur 2 tahun (Perinasia, 2004). Menyusui adalah
makanan ideal untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sehat juga
merupakan bagian integral dari proses reproduksi dengan implikasi penting
bagi kesehatan ibu, pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan adalah cara
optimal memberi makan bayi (WHO, 2010).
ASI eksklusif adalah sumber nutrisi terbaik untuk bayi yang baru lahir.
Ini mengurangi insiden dan tingkat keparahan penyakit menular, sehingga
menurunkan morbiditas dan kematian bayi. Tak hanya menyediakan
kehangatan fisik dan memperkuat sistem kekebalan tubuh, juga memberikan
kontribusi untuk kesehatan perempuan dan memberikan sosial dan manfaat
ekonomi (UNICEF, 2007). Kebutuhan nutrisi bayi 0-6 bulan sudah lengkap
dan cukup diperoleh dari ASI. Dari beberapa penelitian membuktikan bahwa
ASI merupakan menu utama yang lengkap gizi bagi bayi. Sebagai menu
tunggal ASI mampu memenuhi semua zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi. ASI
diberikan langsung pada bayi setelah lahir. Dengan ASI eksklusif bayi tidak
perlu diberikan makanan tambahan sampai usia 6 bulan (Asydhad, 2006).
4. Air susu ibu (ASI)
Air Susu Ibu (ASI) merupakan bahan makanan yang diproduksi dari
kelenjar mammae ibu. Sebelum terbentuk ASI yang sebenarnya, payudara
membentuk kolostrum, yaitu cairan kekuningan yang dikeluarkan payudara
commit to user
selama hari kedua sampai keempat setelah persalinan, secara bertahap ASI
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mengalami perubahan. Perubahan kolostrum menjadi ASI matur berlangsung
2-3 minggu (Suharyono,1989).
a. Fisiologi Laktasi
Laktasi atau menyusui mempunyai 2 pengertian, yaitu produksi dan
pengeluaran ASI. Payudara mulai dibentuk sejak embrio berumur 18 – 19
minggu, dan baru selesai ketika mulai menstruasi, dengan terbentuknya
hormon estrogen dan progesteron yang berfungsi untuk maturasi alveoli.
Sedangkan hormon prolaktin adalah hormon yang berfungsi untuk produksi
ASI disamping hormon lain seperti insulin, tiroksin, dan sebagainya.
(Perinasia, 2004). Selama kehamilan, hormon prolaktin dari plasenta
meningkat tetapi ASI biasanya belum keluar karena masih dihambat oleh
kadar estrogen yang tinggi. Pada hari kedua atau ketiga pasca persalinan,
kadar dan progesteron turun drastis, sehingga pengaruh prolaktin lebih
dominan dan pada saat inilah mulai terjadi sekresi ASI. Dengan
menyusukan lebih dini, terjadi perangsangan puting susu, terbentuk
prolaktin oleh hipofisis, sehingga sekresi ASI makin lancar. Dua refleks
pada ibu yang sangat penting dalam proses laktasi, refleks prolaktin dan
refleks aliran timbul akibat perangsangan puting susu oleh hisapan bayi :
1) Refleks prolaktin, dalam puting susu terdapat banyak ujung syaraf
sensoris. Bila dirangsang, timbul impuls yang menuju hipotalamus
selanjutnya ke kelenjar hipofisis bagian depan sehingga kelenjar ini
mengeluarkan hormon prolaktin. Hormon inilah yang bekerja dalam
produksi ASI ditingkat alveoli.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Refleks aliran (let down refleks), rangsangan puting susu tidak hanya
diteruskan sampai ke kelenjar hipofisis depan, tetapi juga ke kelenjar
hipofisis bagian belakang yang mengeluarkan hormon oksitoksin.
Hormon ini berfugsi memacu kontraksi otot polos yang ada di dinding
alveolus dan dinding saluran, sehingga ASI dipompa keluar. (Perinasia,
2004).
b. Komposisi ASI
Komposisi ASI sedemikian spesifiknya sehingga dari satu ibu dengan
ibu lainnya berbeda. Komposisi ASI tidak tetap dan tidak sama dari waktu
ke waktu. Komposisi ASI berbeda dari hari ke hari, bahkan dari menit ke
menit. Komposisi ASI disesuaikan dengan kebutuhan bayi pada saat itu.
(Utami, 2000). Komposisi ASI :
1) ASI mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi yang sesuai, juga
mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat
dalam ASI tersebut.
2) ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk
pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi/anak.
3) Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki perbandingan
antara Whei dan Casein yang sesuai untuk bayi. Rasio Whei dengan
Casein merupakan salah satu keunggulan ASI dibandingkan dengan susu
sapi. ASI mengandung whey lebih banyak yaitu 65:35. Komposisi ini
menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap. Sedangkan pada susu
sapi mempunyai perbandingan Whey : Casein adalah 20 : 80, sehingga
commit to user
tidak mudah diserap (Depkes, 2001).
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Menurut waktu terbentuknya, perbedaan komposisi ASI dari hari ke hari
sebagai berikut :
1) Kolostrum, merupakan cairan pertama yang keluar pada hari pertama
sampai hari keempat :
a) Komposisinya selalu berubah dari hari ke hari.
b) Merupakan cairan yang kental dengan warna kekuning-kuningan.
c) Merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan mekoneum dan
zat-zat yang tidak terpakai dari usus bayi baru lahir dan
mempersiapkan saluran pencernaan makanan bayi bagi makanan yang
akan datang
d) Lebih banyak mengandung protein, sedangkan kadar karbohidrat dan
lemaknya lebih rendah dibandingkan ASI matur.
e) Mengandung zat antibodi 10-17 kali lebih banyak dari ASI matur.
f) Total energi lebih rendah jika dibandingkan dengan ASI matur, hanya
58 kal/100 ml kolostrum.
g) Volume berkisar antara 150-300 ml/24 jam.
2) ASI Transisi/Peralihan :
a) ASI yang disekresi pada hari ke 4-7, dan hari ke 10-14.
b) Kadar protein berkurang, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak
meningkat.
c) Volume cairan semakin meningkat;
3) ASI Matang/Mature :
a) merupakan ASI yang diproduksi dari hari ke 14 dan seterusnya.
commit to user
b) Komposisi relatif konstan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c) ASI ini merupakan bahan yang paling baik dan cukup untuk bayi
sampai berumur 6 bulan.
d) Tidak menggumpal jika dipanaskan, total kalori lebih rendah hanya 77
kal/100 ml ASI, 90% dari karbohidrat dan lemak, 10% dari protein.
(Roesli, 2000)
c. Keuntungan dan Manfaat Pemberian ASI
Manfaat utama bagi bayi :
1) Sebagai nutrisi terbaik, Terdapat nutrien-nutrien khusus dalam ASI yang
tidak terdapat atau hanya sedikit terdapat pada susu sapi, misalnya
nutrien yang diperlukan untuk pertumbuhan otak antara lain:
a) Taurin, suatu bentuk zat putih telur yang khusus hanya terdapat
didalam ASI.
b) Laktosa, merupakan hidrat arang utama dari ASI dan hanya sedikit
sekali terdapat dalam susu sapi.
c) Asam lemak ikatan panjang, merupakan asam lemak utama dari ASI
dan terdapat sedikit dalam susu sapi;
2) Meningkatkan daya tahan tubuh, Sudah menjadi kenyataan bahwa
mortalitas dan morbiditas bayi penerima ASI eksklusif jauh lebih kecil
dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif.
3) Meningkatkan kecerdasan, terdapat dua faktor penentu kecerdasan, yaitu:
a) Faktor genetik, atau faktor bawaan sangat menentukan potensi genetik
atau bawaan yang diturunkan oleh orang tua. Faktor ini tidak dapat
dimanipulasi ataupun direkayasa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b) Faktor lingkungan, faktor ini mempunyai banyak aspek dan dapat
dimanipulasi atau direkayasa. Terdapat 3 jenis faktor khusus yang
mendukung kecerdasan bayi, yaitu: perumbuhan fisik otak (asuh),
perkembangan intelektual dan sosialisasi (asah), perkembangan
emosionl dan spiritual (asih).
4) Meningkatkan jalinan kasih saying, Bayi yang sering berada pada
dekapan ibu pada waktu menyusui akan merasakan kasih sayang ibunya,
serta akan merasakan rasa aman dan tenteram, terutama karena masih
mendengar detak jantung ibu yang telah dikenal sejak dalam
kandungan(Roesli, 2001).
Keuntungan lain pemberian ASI :
1) Tidak mudah tercemar, ASI selalu steril, sedangkan susu formula mudah
dan sering tercemar bakteri, terutama bila ibu kurang mengetahui cara
pembuatan susu yang benar dan baik.
2) Melindungi bayi dari infeksi, ASI mengandung berbagai antibodi
terhadap penyakit yang disebabkan bakteri, virus, jamur dan parasit yang
menyerang manusia.
3) Lebih murah/ekonomis, Ibu tidak perlu membeli susu kaleng dan
peralatan susu botol. Ibu tidak perlu mengeluarkan dana untuk membeli
susu kaleng dan memasak air untuk susu dan peralatan membuat susu.
4) Mengandung vitamin yang cukup, Vitamin, mineral dan zat besi yang
terdapat dalam ASI akan diserap dengan baik oleh usus bayi.
5) Mencegah anemia akibat kekurangan zat besi, zat besi dari susu sapi
commit to user
tidak diserap secara sempurna, sehingga bayi susu formula sering
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menderita anemia karena kekurangan zat besi. Penelitian membuktikan,
bahwa tingkat kecerdasan pada bayi yang kekurangan zat besi akan
menurun.
6) Mudah dicerna, ASI mengandung enzim pencerna sehingga mudah
dicerna, sedangkan susu sapi sulit dicerna karena tidak mengandung
enzim pencerna.
7) Menghindarkan bayi dari alergi, Bayi yang diberi susu sapi terlalu dini
mungkin menderita lebih banyak alergi, misalnya asma dan eksim
(Roesli, 2001).
Keunggulan dan manfaat menyusui yang lain dapat dilihat dari beberapa
aspek yaitu: aspek gizi, aspek imunologik, aspek psikologi, aspek
kecerdasan, neurologis, ekonomis dan aspek penundaan kehamilan.
1) Aspek Gizi ; Manfaat Kolostrum; Kolostrum mengandung zat kekebalan
terutama IgA untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi
terutama diare; Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung
dari hisapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran, walaupun sedikit
namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu
kolostrum harus diberikan pada bayi; Kolostrum mengandung protein,
vitamin A yang tinggi dan mengandung karbohidrat dan lemak rendah,
sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama
kelahiran; membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang
pertama berwarna hitam kehijauan. Komposisi Taurin, DHA dan AA
pada ASI : Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak
commit to user
dalam ASI yang berfungsi sebagai neuro-transmitter dan berperan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penting untuk proses maturasi sel otak. Percobaan pada binatang
menunjukkan bahwa defisiensi taurin akan berakibat terjadinya gangguan
pada retina mata; Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid
(AA) adalah asam lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty
acids) yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak yang optimal.
Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi untuk menjamin
pertumbuhan dan kecerdasan anak. Disamping itu DHA dan AA dalam
tubuh dapat dibentuk/disintesa dari substansi pembentuknya (precursor)
yaitu masing-masing dari Omega 3 (asam linolenat) dan Omega 6 (asam
linoleat).
2) Aspek Imunologik : ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas
kontaminasi; Immunoglobulin A (Ig.A) dalam kolostrum atau ASI
kadarnya cukup tinggi. Sekretori Ig.A tidak diserap tetapi dapat
melumpuhkan bakteri patogen E. coli dan berbagai virus pada saluran
pencernaan; Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen
zat kekebalan yang mengikat zat besi di saluran pencernaan; Lysosim,
enzym yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. coli dan salmonella)
dan virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak daripada
susu sapi; Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari
4000 sel per mil. Terdiri dari 3 macam yaitu: Brochus-Asociated
Lympocyte Tissue (BALT) antibodi pernafasan, Gut Asociated
Lympocyte Tissue (GALT) antibodi saluran pernafasan, dan Mammary
Asociated Lympocyte Tissue (MALT) antibodi jaringan payudara ibu;
commit to user
faktor
bifidus,
sejenis
karbohidrat
yang
mengandung
nitrogen,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menunjang pertumbuhan bakteri lactobacillus bifidus. Bakteri ini
menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna untuk menghambat
pertumbuhan bakteri yang merugikan.
3) Aspek Psikologik: Rasa percaya diri ibu untuk menyusui, bahwa ibu
mampu menyusui dengan produksi ASI yang mencukupi untuk bayi.
Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih saying terhadap bayi
akan meningkatkan produksi hormon terutama oksitosin yang pada
akhirnya akan meningkatkan produksi ASI; Interaksi Ibu dan Bayi:
Pertumbuhan dan perkembangan psikologik bayi tergantung pada
kesatuan ibu-bayi tersebut; Pengaruh kontak langsung ibu-bayi : ikatan
kasih sayang ibu-bayi terjadi karena berbagai rangsangan seperti
sentuhan kulit (skin to skin contact). Bayi akan merasa aman dan puas
karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut
jantung ibu yang sudah dikenal sejak bayi masih dalam rahim.
4) Aspek Kecerdasan: Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI
sangat dibutuhkan untuk perkembangan system syaraf otak yang dapat
meningkatkan kecerdasan bayi; penelitian menunjukkan bahwa IQ pada
bayi yang diberi ASI memiliki IQ point 4,3 point lebih tinggi pada usia
18 bulan, 4,6 point lebih tinggi pada usia 3 tahun, dan 8,3 point lebih
tinggi pada usia 8.5 tahun, dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi
ASI.
5) Aspek Neurologis: Dengan menghisap payudara, koordinasi syaraf
menelan, menghisap dan bernafas yang terjadi pada bayi baru lahir dapat
commit to user
lebih sempurna.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6) Aspek Ekonomis : Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu
mengeluarkan biaya untuk makanan bayi sampai bayi berumur 4 bulan.
Dengan demikian akan menghemat pengeluaran rumah tangga untuk
membeli susu formula dan peralatannya.
7) Aspek Penundaan Kehamilan : Dengan menyusui secara eksklusif dapat
menunda haid dan kehamilan, sehingga dapat digunakan sebagai alat
kontrasepsi alamiah yang secara umum dikenal sebagai Metode
Amenorea Laktasi (MAL) (Laila, 2007).
5. Metode Pendidikan Kesehatan
Berbagai metode dapat digunakan dalam pendidikan kesehatan. Metode
terbagi dalam dua kelompok yaitu :
a. Kelompok didaktik yaitu proses pendidikan yang bersifat satu arah (one way
method), yang aktif pemberi materi, sedangkan sasaran pasif
1) Langsung yaitu ceramah
2) Tidak Langsung yaitu poster, media cetak, media elektronik.
b. Kelompok Sakrotik adalah proses pendidikan bersifat dua arah ( two way
method) yaitu sasaran diberi kesempatan mengemukakan pendapat secara
aktif.
1) Langsung yaitu diskusi, seminar, simposium, simulasi.studi kasus,
bermain peran
2) Tidak langsung yaitu telepon, satelit komunikasi ( Effendy, 1998)
6. Metode Ceramah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pendidikan kesehatan dengan metode ceramah merupakan suatu proses
belajar (learning proses) untuk mengembangkan pengertian yang benar dan
sikap yang positif terhadap kesehatan ( Mantra, 1997). Metode ceramah baik
untuk sarana yang berpendidikan tinggi maupun rendah ( Notoatmojo 1993 ).
Keuntungan metode ceramah adalah banyak orang mendengarkan dapat
diterima sasaran yang tidak dapat membaca, mudah dilaksanakan, mudah
mengorganisasikan, mudah mempersiapkan. Kerugianya tidak memberikan
kesempatan sasaran aktif, pesan yang diberikan mudah lupa, diberikan hanya
satu kali, sering timbul salah pengertian bila sasaran kurang memperhatikan
(Effendy,1993).
Mengenai kelekatan ingatan bahan yang disampaikan menurut Socony
dalam penelitian di Amerika (Lunardi, 1993), dapat dilihat pada tabel 1 .
Tabel 1 . Kelekatan Ingatan Penyampaian Bahan Ajar
Ingat 3 jam
Ingat 3 hari
Penyampaian
kemudian
kemudian
Hanya menceritakan
70 %
10 %
Hanya mempertunjukkan
72 %
20 %
Menceritakan
85 %
65 %
dan
mempertunjukkan
Tabel diatas menunjukkan bahwa metode ceramah kurang efektif bila
tidak di tunjukkan dengan mempergunakan alat peraga audio visual aids (
AVA) seperti papan tulis, flipchart,
sehingga ceramah perlu di
commitleafleat,OHP,
to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kombinasikan dengan metode lain, agar meninggalkan kelekatan 85 % setelah
3 jam di sampaikan. Oleh karena itu metode ceramah dalam penelitian ini di
kombinasikan dengan tanya jawab dan leafleat.
7. Metode Tanya Jawab
Dalam proses belajar mengajar bertanya memegang peranan yang
penting sebab pertanyaan yang tersusun baik dengan tehnik pengajuan yang
tepat akan:
a. Meningkatkan partisipasi peserta
b. Membangkitkan minat dan ingin tahu terhadap masalah yang dibicarakan
c. Mengembangkan pola pikir dan belajar aktif peserta
d. Menuntun proses berfikir peserta
e. Memutuskan perhatian peserta terhadap masalah yang sedang di bahas
8. Leafleat
Leafleat adalah selembar kertas yang berisi tulisan dengan kalimat –
kalimat yang singkat,padat,mudah dimengerti dan gambar – gambar yang
sederhana, dan ada yang di sajikan secara berlipat. Leafleat digunakan untuk
memberikan keterangan singkat tentang suatu masalah, misalnya informasi
mengenai IMD. Leafleat dapat diberikan atau disebarluaskan pada saat
pertemuan atau pada saat melakukan ceramah dan dapat dibuat sendiri dengan
diperbanyak sederhana seperti di foto copy.
commit to user
9. Pengetahuan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pengetahuan didefinisikan sebagai pengenalan terhadap kenyataan,
kebenaran, prinsip dan kaidah suatu objek. Pengetahuan merupakan hasil
stimulasi informasi yang diperhatikan dan diingat. Informasi dapat berasal dari
berbagai bentuk termasuk pendidikan formal maupun non formal, percakapan
harian, membaca, mendengar radio, menonton televisi dan dari pengalaman
hidup lainnya (Simon-Morton et al., 1995). Pengetahuan merupakan proses
kognitif dari seseorang atau individu untuk memberikan arti terhadap
lingkungan, sehingga masing-masing individu akan memberikan arti sendirisendiri terhadap stimuli yang diterima walaupun stimuli itu sama (Winardi,
1996). Pengetahuan merupakan fungsi dan sikap. Menurut fungsi ini manusia
mempunyai dorongan dasar untuk ingin tahu, untuk mencari penalaran dan
untuk mengorganisasikan pengalamannya. Unsur-unsur pengalaman yang
semula tidak konsisten dengan yang diketahui individu akan disusun, ditata
kembali atau diubah sedemikian rupa sehingga tercapai suatu pengetahuan
yang konsisten.
Pengetahuan seseorang terhadap sesuatu diperoleh dari berbagai
informasi dan berbagai sumber. Pengetahuan diperoleh dari pendidikan yang
direncanakan dan tersusun secara baik, maupun informasi yang tidak tersusun
secara baik. Pendidikan yang direncanakan diperoleh melalui pelatihanpelatihan dan pendidikan-pendidikan formal, sedangkan informasi yang tidak
tersusun secara baik melalui membaca surat kabar, majalah, pembicaraan
sehari-hari dengan teman dan keluarga, mendengarkan radio, melihat televisi
dan berdasarkan pengalaman diri (Mantra, 1993). Kunci untuk menguji
commit to user
pengetahuan melalui berbagai materi pertanyaan kepada responden sesuai
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dengan pengetahuan yang akan diikuti dengan pertanyaan-pertanyaan tentang
bagaimana pengetahuan, penerapannya dan analisisnya (Simon-Morton et al.,
1995). Tingkatan pengetahuan di dalam domain kognitif terdapat 6 tingkatan
yakni: (1) tahu (know) artinya sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya, termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) terhadap suatu spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini
merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah; (2) memahami
(comprehension) diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi
tersebut secara benar. Orang telah paham terhadap objek atau materi yang
harus dapat dijelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan
sebagaimana terhadap objek yang dipelajari; (3) aplikasi (application) diartikan
sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada
situasi atau kondisi real (sebenarnya); (4) analisis (analysis) adalah suatu
kemampuan untuk menggunakan materi atau suatu objek ke dalam komponenkomponen tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih
ada kaitannya satu sama lain; (5) sintesis (synthesis) adalah kemampuan untuk
menyusun formulasi baru dari formulasi yang telah ada, misalnya dapat
menyusun, merencanakan, meringkas, menyesuaikan dan sebagainya dengan
rumusan-rumusan yang telah ada; (6) evaluasi (evaluation), ini berkaitan
dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu
materi atau objek. Penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan
commit to user
sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada (Notoatmodjo, 1997).
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sumber pengetahuan ada dua yaitu secara rasional pengetahuan dipa,
seminareroleh manusia lewat kemampuan berfikir rasionalnya dan secara
empiris pengetahuan dapat diperoleh melalui pengalaman yang konkrit yaitu
berasal dari media masa,seminar, penyuluhan formal dan non formal.
Pendidikan kesehatan tentang inisiasi dini pada ibu hamil diberikan melalui
metode ceramah dengan leaf leat dalam penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan sampai batas “tahu” .
10. Sikap
Notoatmodjo (1993) mengatakan bahwa sikap merupakan reaksi yang
masih tertutup, tidak dapat dilihat langsung, sikap hanya dapat ditafsirkan dari
perilaku yang nampak. Tingkatan sikap terdiri dari menerima (receiving),
merespon
(responding),
menghargai
(valuing),
tanggung
jawab
(responsible).Sikap adalah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap
dirinya sendiri, orang lain, obyek atau isue (Azwar, 2003 : 6). Sikap adalah
merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih terhadap suatu stimulus
atau objek (Notoatmodjo, 2002 :146 ).
Sikap adalah pandangan-pandangan
atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak sesuai sikap objek
tadi (Purwanto, 1999:62 ).
a. Komponen Pokok Sikap
Dalam bagian lain Allport (1954), menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai
tiga komponen pokok, yaitu:
1) Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek.
2) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave) (Notoatmodjo, 2003:
125).
b. Tingkatan Sikap
Notoatmodjo (2003:126), mengemukakan tingatan sikap sebagai berikut :
1) Menerima (receiving)
2) Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan objek.
3) Merespon (responding)
4) Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan
tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
5) Menghargai (valuing)
6) Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu
masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
7) Bertanggung jawab (responsible)
8) Bertanggung jawab atas sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala
resiko merupakan sikap yang paling tinggi.
c. Ciri-ciri sikap
Sikap menentukan jenis atau tabiat tingkah laku dalam hubungannya dengan
perangsang yang relefan, orang-orang atau kejadian-kejadian. Adapun ciriciri sikap adalah sebagai berikut:
1) Sikap itu dipelajari (learn ability)
2) Sikap merupakan hasil belajar. Ini perlu dibedakan dari motif-motif
psikologi. Beberapa sikap dipelajari tidak sengaja dan tanpa
commit to user
kesadaran kepada sebagian individu. Barangkali yang terjadi adalah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mempelajari sikap dengan sengaja bila individu mengerti bahwa hal
itu akan membawa lebih baik (untuk dirinya sendiri), membantu
tujuan kelompok atau memperoleh suatu nilai yang sifatnya
perseorangan.
3) Memiliki kestabilan (stability)
4) Sikap bermula dari dipelajari, kemudian menjadi lebih kuat, tetap
dan stabil, melalui pengalaman.
5) Personal-societal significance
6) Sikap melibatkan hubungan antara seseorang dan orang lain dan juga
antara orang dan barang atau situasi.
7) Berisi kognisi dan afeksi
8) Komponen kognisi sikap adalah berisi informasi yang faktual.
9) Approach-avoidance directionality
10) Bila seseorang memiliki sikap yang favorable gerakan suatu objek.
Mereka akan mendekati dan membantunya, tetapi bila seseorang
memiliki sikap yang unfavorable mereka akan menghindarinya (Ahmadi,
1999: 178-179).
d. Karakteristik Sikap
Dalam bukunya yang berjudul Principle Of Educational And Psychological
Measurement
And
Evaluation,
Sax
(1980),
menunjukan
beberapa
karakteristik (dimensi) sikap yaitu:
1) Arah, artinya sikap terpilah pada dua arah persetujuan yaitu apakah
setuju atau tidak setuju. Apakah mendukung atau tidak mendukkung,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
apakah memihak atau tidak memihak terhadap sesuatau atau seseorang
sebagai objek.
2) Intensitas, artinya kedalaman atau kekuatan sikap terhadap sesuatu
belum tentu sama walaupun arahnya tidak berbeda.
3) Keluasan, artinya kesetujuan atau tidak kesetujuan terhadap suatu objek
sikap dapat mengenai hanya aspek yang sedikit dan sangat spesifik
akan tetapi dapat pula mencakup banyak sekali aspek yang ada pada
objek sikap.
4) Konsistensi,
artinya
kesesuaian
antara pernyataan
sikap
yang
dikemukakan dengan responnya terhadap objek sikap termaksud.
5) Spontanitasnya, artinya mencakup sejauh mana kesiapan individu untuk
menyatakan sikapnya secara spontan (Azwar, 2003: 87-89).
e. Struktur dan Pembentukan
1) Stuktur sikap
Struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang, yaitu
komponen kognitif (cognitive), komponen afektif (affective) dan
komponen konatif (conative).
a)
Komponen kognitif, berisi kepercayaan seseorang mengenai apa
yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap.
b) Komponen afektif, menyangkut masalah emosional seseorang
terhadap suatu objek sikap.
c) Komponen
perilaku
atau
komponen
konatif,
menunjukan
bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang
dihadapinya (Azwar, 2003: 23-27).
2) Pembentukan sikap
Sikap sosial terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami
oleh individu. Interaksi sosial mengandung arti lebih dari pada sekedar
adanya kontak sosial atau hubungan antara individu sebagai anggota
kelompok sosial dalam interaksi sosial, terjadi hubungan saling
mempengaruhi diantara individu yang satu dengan yang lain, terjadi
hubungan timbal balik yang turut mempengaruhi pola perilaku masingmasing individu sebagai anggota masyarakat. Lebih lanjut, interaksi
sosial itu meliputi hubungan antara individu dengan lingkungan fisik
maupun psikologis disekelilingnya.
11. Ibu Hamil Trimester III
Trimester III seringkali disebut periode menunggu, waspada dan
persiapan aktif untuk kelahiran bayi. Saat ini bila perlu perawatan payudara
bisa diberikan terutama pada putting yang masuk ke dalam (Varney, 1997:19).
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi (bertemunya sperma dengan ovum
sehingga terjadi pembuahan). Lama kehamilan adalah 280 hari (40 minggu
atau 9 bulan 7 hari) dihitung hari pertama haid terakhir. Ditinjau dari tuanya
kehamilan dibagi dalam tiga trimester, yaitu:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Kehamilan trimester I dimulai dari konsepsi sampai berumur 3 bulan (antara
0-12 minggu) ditandai dengan pembesaran rahim dan konsistensinya, tanda
hegar, tanda piskacek, tanda chadwick dan lain-lain.
b. Kehamilan trimester II dimulai dari bulan ke 4 sampai 6 (antara 12-48
minggu). Ditandai dengan tinggi fundus uteri (TFU) setinggi pusat sampai
dengan 3 jari atas pusat, letak janin, prosentasi kepala atau bokong,
terdengar denyut jantung janin gerakan janin.
c. Kehamilan trimester III dimulai dari bulan ke 7 sampai ke 9 (antara 28-40
minggu). Ditandai dengan tinggi fundus uteri (TFU) antara 3 jari atas pusat
sampai dengan 3 jari bawah procesus xipoideus (px), letak janin memanjang
atau melintang, prosentasi kepala atau bokong, ada denyut jantung dan
gerakan janin (Mochtar 1998:43).
B. Penelitian Yang Relevan
Berdasarkan penelusuran pustaka, peneliti menemukan beberapa
penelitian tentang pendidikan kesehatan akan tetapi belum di jumpai penelitian
dengan judul pengaruh pendidikan kesehatan tentang inisiasi menyusu dini
melalui metode ceramah tanya jawab dengan leafleat dalam meningkatkan
pengetahuan dan sikap ibu hamil trimester III.
Penelitian terdahulu mengenai ASI eksklusif dan inisiasi menyusu dini
dilakukan oleh Mustika (2005) Faktor – faktor yang mempengaruhi kolostrum
pada ibu pacsa bersalin di ruang mawar I RSUD Dr Moewardi Surakarta.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tehnik
commit to user
penelitian diskriptif analitik dengan rancangan cross sectional. Subjek
perpustakaan.uns.ac.id
penelitian adalah
digilib.uns.ac.id
ibu post partum yang dirawat di Mawar I RSUD Dr
Moewardi Surakarta.
Penelitian kedua yang dilakukan oleh Rahaju (2008) Determinan
keberhasilan praktek menyusu dini pada ibu bersalin di rumah sakit umum
daerah Dr Moewardi Surakarta. Pada penelitian ini menggunakan dua
pendekatan yaitu kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan
untuk
menganalisa
faktor
umur,paritas,pendidikan,pengetahuan
karakteristik
sikap
dan
ibu
karakteristik
meliputi
petugas
kesehatan, sedangkan untuk pendekatan kualitatif untuk memperkuat data
kuantitatif. Rancangan penelitian menggunakan cross sectional.
C. Kerangka Penelitian
Pada penelitian ini kerangka berfikir dibangun dengan pemahaman
bahwa pendidikan kesehatan dengan metode ceramah tanya jawab dengan
leafleat yang merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat
meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang inisiasi menyusu dini,
seperti terlihat pada gambar berikut :
Pendidikan
Kesehatan
tentang
Inisiasi
Menyusu Dini
Pengetahuan
Ibu hamil
Trimester III
Sikap Ibu hamil
trimester III
Gambar 1. Kerangka Penelitian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
D. Hipotesis
Berdasarkan uraian pada tinjauan teori serta kerangka berpikir, maka
hipotesis pada penelitian ini adalah :
1.
Ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang inisiasi menyusu dini
melalui metode ceramah tanya jawab dengan leafleat terhadap
pengetahuan pada Ibu hamil.
2.
Ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang inisiasi menyusu dini
melalui metode ceramah tanya jawab dengan leafleat terhadap sikap Ibu
hamil.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di RB An – Nissa Surakarta. Alasan pemilihan lokasi
adalah karena : Banyak pasien yang melahirkan di RB An – Nissa tidak
menghendaki dilaksanakanya IMD pada saat persalinan. Dapat diketahui bahwa
pengetahuan tentang IMD pada ibu bersalin masih sangat minim. Oleh karena itu
perlu di berikan informasi
tentang IMD pada pasien yang memeriksakan
kehamilanya pada Trimester ke III di RB An – Nissa.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2011 sampai September 2012
B. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan peneliti ini adalah penelitian kuantitatif.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian pre experimental design dengan
endekatan one group pretest – posttest design. Rancangan ini digunakan karena
tidak adanya faktor kontrol dan sampel tidak dipilih secara random. Rancangan
penelitian secara ringkas dapat dilihat pada tabel:
O1 X O2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Keterangan :
O1=
Pretest tingkat pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang inisiasi menyusui
dini sebelum di beri perlakuan.
X =
Perlakuan
pendidikan kesehatan dengan metode ceramah tanya jawab
menggunakan leafleat.
O2 = Posttest untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap ibu hamil
tentang inisiasi menyusu dini setelah di beri perlakuan.
Pretest dilakukan untuk mengetahui nilai awal yang digunakan untuk
mengetahuai efek sebelum di lakukan intervensi, intervensi dilakukan dengan
menggunakan leafleat diberikan kepada Ibu hamil trimester tiga kemudian
dilakukan posttest. Nilai sebelum dan sesudah intervensi kemudian dibandingkan.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi pada penelitian ini adalah semua Ibu hamil trimester III yang
memeriksakan kehamilanya di RB An – Nissa. Berdasarkan survei awal yang
dilakukan bulan Januari 2011, diketahui bahwa populasi berjumlah 52 orang.
2. Sampel penelitian ini adalah total populasi dengan kriteria inklusi sebagai
berikut:
Kriteria Inklusi pada penelitian ini adalah :
a. Ibu hamil trimester III ( 28 – 40 minggu )
b. Ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di RB An – Nissa Surakarta.
c. Ibu hamil yang memeriksakan
kehamilannya
commit
to user pada bulan Maret 2011
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Ibu hamil yang bersedia menjadi responden dengan menandatangani
informent consent.
e. Ibu yang berkomunikasi secara verbal dengan baik
f. Ibu hamil dengan tingkat pendidikan lulus SD.
D. Tehnik Sampling
Tehnik pengambilan sample yang digunakan dalam penelitian
ini
menggunakan non probability sample dengan purposive sampling yaitu suatu
tehnik penetapan sample dengan menyesuaikan kriteria tertentu berdasarkan
tujuan
penelitian,sifat
sample
dapat
diterima
mewakili
populasinya
(Arikunto,2007).
E. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini variabel-variabel yang dipergunakan adalah:
1.
Variabel Bebas
a. Variabel X1 : Pendidikan kesehatan tentang Inisiasi Menyusu Dini
melalui ceramah –tanya jawab - leafleat
2.
Variabel Terikat:
a. Variabel Y1 : pengetahuan ibu hamil trimester III
b. Variabel Y2 : sikap ibu hamil trimester III
F. Definisi Operasional Variabel
1.
Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan merupakan proses perubahan perilaku secara terencana
pada diri individu, kelompok atau masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam
mencapai tujuan hidup.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Metode yang digunakan adalah ceramah tanya jawab dengan leaflet yaitu
metode pendidikan kesehatan dengan cara ceramah dan tanya jawab. Materi yang
diberikan sesuai isi leaflet. Yaitu selebaran yang dapat dilipat, berisi keterangan
singkat tapi lengkap, mengutamakan gambar/media yang mudah diingat,
dimengerti dan dipahami oleh responden. Pada penelitian ini Leaflet dibuat
sendiri oleh peneliti dan dibagikan satu / satu ke semua responden.
2.
Pengetahuan Ibu hamil trimester III .
a. Definisi : Adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang
terhadap obyek melalui indera yang dimiliki (mata, hidung, telinga, dll).
b. Alat ukur : Koesioner yang berisi 24 pertanyaan tertutup dengan dua
pilihan jawaban, yaitu Benar atau Salah.
c. Satuan variabel : jawaban benar = skor 1 dan jawaban salah = skor 0.
Total skor pengetahuan didapat dari penjumlahan tiap skor jawaban yang
benar.
d. Skala data : rasio
3.
Sikap Ibu hamil trimester III
a. Definisi : Adalah tanggapan ibu hamil menganai hal-hal yang berkaitan
dengan pentingnya IMD pada waktu persalinan.
b. Alat ukur : Kuesioner berisi 20 pertanyaan yang disusun dengan
menggunakan skala Likert, dengan 4 alternatif jawaban., yaitu sangat
setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (ST), dan sangat tidak setuju (STS).
c. Satuan variabel : skor 4 = SS, skor 3 = S, skor 2 = TS, skor 1 = STS. Total
commit to tiap
userskor jawaban.
skor sikap didapat dari penjumlahan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Skala data : skala interval
G. Pengumpulan Data
Alat dan cara pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan
menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang
langsung diambil dari responden yang meliputi data dari hasil penyebaran
kuesioner pada ibu hamil trimester III yang memeriksakan kehamilanya di RB An
- Nissa yang telah diujicobakan dengan telah diuji validitas dan reliabilitasnya.
Adapun data sekunder merupakan data yang tidak langsung diambil dari
responden yang berupa data dari buku register ibu hamil trimester III. Prosedur
pengambilan data:
1. Surat ijin penelitian dari institusi pendidikan
2. Menyampaikan surat ijin ke RB An - Nissa
3. Menyebarkan instrumen kepada responden yang sebelumnya dilakukan uji
validitas dan uji reliabilitas
4. Setelah data terkumpul dilakukan proses analisa data.
H. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian untuk pengetahuan dengan menggunakan kuesioner
yang diambil dari tinjauan pustaka. Kuesioner yang dibagikan kepada responden
adalah jenis kuesioner tertutup, yaitu responden tinggal memilih alternatif
jawaban yang telah disediakan sesuai petunjuk yang telah disusun terlebih dahulu,
sehingga responden tidak mempunyai kebebasan untuk memilih jawaban kecuali
yang telah disediakan oleh peneliti (Notoatmodjo, 2002).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner tertutup
yang disusun secara terstruktur, berisi pertanyaan untuk pengukur pengetahuan
dan sikap wanita tentang inisiasi menyusu dini. Kuesioner diberikan pada
responden sebelum dilakukan perlakuan (Pretest) sambil menunggu giliran untuk
periksa dan diberi perlakuan (Postest) setelah pasien selesai di periksa..
Untuk mengukur Pengetahuan ibu hamil tentang inisiasi menyusu dini dibuat
24 pertanyaan dengan dua alternatif jawaban yaitu benar-salah. Jawaban benar
mendapat nilai 1, sedangkan jawaban salah nilai 0. Jumlah total jawaban yang
benar merupakan nilai akhir yang menjadi nilai pengetahuan responden. Bentuk
pertanyaan adalah favorable atau unfavorabel. Kuesioner dibuat sendiri oleh
peneliti dengan dasar teori yang ada, dengan kisi-kisi pertanyaan seperti pada
tabel 1 berikut :
Tabel 2. Kisi-kisi Kuesioner Pengetahun
No
Aspek Pengetahuan
Favorable
No Item Soal
Unfavorabel
Total
1
Pengertian IMD
1,5,6
2
4
2
Tahapan IMD
3,19
4,10,11,22
6
3
Kandungan ASI
7,8,9,16,
17
5
4
Manfaat IMD
13,14,15,24
20,12
6
5
Manfaat kontak kulit
18,21,23
3
Bayi dan Ibu
TOTAL
16
commit to user
8
24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Instrumen sikap Ibu hamil terhadap inisiasi menyusu dini dibuat
sebanyak 20 pernyataan, yang disusun dalam bentuk pernyataan tertutup
dengan skala pengukuran menggunakan skala Likert, dengan alternatif
jawaban adalah sebagai berikut : Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju
(TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Kisi-kisi pernyataan sikap Ibu hamil
terhadap inisiasi menyusu dini seperti pada tabel 2 berikut :
Tabel 3. Kisi-kisi Kuisenier Sikap
Aspek Pengetahuan
Favorable
No Item Soal
Unfavorabel
Total
Pengertian IMD
1,2,7
17
4
Tahapan IMD
4,8,15
5,10,14
6
Kandungan ASI
16
19
2
Manfaat IMD
12
3,9,13
4
6,11
18,20
4
10
10
20
Manfaat kontak kulit Bayi
dan Ibu
TOTAL
I. Uji Validitas dan Reliabilitas
Dalam penelitian ini uji reliabilitas menggunakan SPSS 17.0 yaitu alpha
cronbach untuk menguji item-iten kuesioner yang disebut konsistensi internal
kemudian juga dilakukan tes reliability (Murti : 2008).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Uji validitas dan reliabilitas kuesioner dilaksanakan dengan mengujicobakan
kuesioner di RB An-Nissa menggunakan responden yang berjumlah 20 orang
yang mempunyai karakteristik sama dengan sampel penelitian (responden tidak
dipakai dalam penelitian)
Untuk uji validitas dan reliabilitas kedua variabel, yaitu dengan cara
membagikan kuesioner pada ibu hamil trimester III. Sebelum kuesioner
dibagikan, peneliti melakukan informed concent terlebih dahulu kepada
responden. Pengisian kuesioner ini didampingi oleh peneliti. Kuesioner
dikumpulkan pada hari itu juga.
Pengisian kuesioner oleh responden dengan cara memilih jawaban yang
sesuai dengan keadaan responden dengan cara memberi tanda (√) pada jawaban
yang sesuai dengan kondisi ibu. Validitas instrumen adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument. Suatu
instrumen yang valid atau shahih mempunyai validitas tinggi, sebaliknya
instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah (Arikunto, 2006).
Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi product
moment. Untuk menentukan valid tidaknya dengan melihat harga indeks P dengan
taraf signifikan 5 % (α = 0,05). Apabila harga indeks P lebih kecil dari 0,05 maka
butir instrumen dinyatakan valid. Demikian pula sebaliknya, apabila harga indeks
P hasil perhitungan lebih besar dari 0,05 maka instrumen tersebut dinyatakan
tidak valid.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Validitas data adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid jika mampu
mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang
diteliti secara tepat. Rumus validitas data yang sering digunakan adalah sebagai
berikut:
NSXY – (SX)(SY)
rxy =
{NSX2 – (SX2)}{NSY2 – (SY)2}
Keterangan :
r = koefisien korelasi
N = jumlah anggota sampel
Jika r hitung > r tabel maka diperoleh data yang valid.
Untuk reliabilitas data akan menggunakan rumus Alpha Cronbach. Uji
reliabilitas dapat dilakukan dengan Alpha Cronbach dengan rumus:
Vt - åpq
k
r11 = (
Keterangan :
) (1 (k-1)
k
= Jumlah item
r11
= reliabelitas instrumen
)
Vt
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Vt
= jumlah varians total
p
= proporsi subjek yang menjawab betul pada sesuatu butir (proporsi
subjek yang mendapat skor 1)
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui keterandalan suatu instrumen
sehingga bila alat ukur digunakan berkali-kali akan memberikan hasil yang sama
walaupun dilakukan dalam waktu yang berbeda dan orang yang berbeda
(Arikunto, 2006).
1. Hasil Uji Validitas Dan Reabilitas Pengetahuan
Uji validitas soal dilakukan dengan mengambil sampel di RB An-nissa
Surakarta yaitu sebanyak 20 sampel. Soal yang diujikan sebanyak 44 item soal
dan item soal yang valid sebanayak 40 soal . Tabel 4. menunjukkan, ke 5 aspek
pengetahuan dalam penelitian ini memiliki 2 soal pengetahuan yang tidak
konsisten atau dikeluarkan (drop) dimana nilai kurang dari 0.444,, dan alpha
cronbach 0,896. Tabel sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4. Hasil analisis konsistensi internal kuesioner pengetahuan
Nomor item
Korelasi item soal
Status
Alpha
Pengetahuan
Cronbach
0,74
Valid
0,896
1
2
0,59
Valid
3
0,50
Valid
4
0,59
Valid
5
0,49
Valid
6
0,64
Valid
7
0,57
Valid
8
0,74
Valid
9
0,59
Valid
10
0,74
Valid
11
-0,70
Drop
12
0,63
Valid
13
0,55
Valid
14
0,48
Valid
15
0,57
Valid
16
0,52
Valid
17
0,57
Valid
18
0,61
Valid
19
0.34
Drop
20
0,55
Valid
21
0,57
Valid
22
0,50
Valid
23
0,49
0,66commit to user
Valid
24
Valid
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Hasil Uji Validitas Dan Reabilitas Sikap
Tabel 5. menunjukkan, koesioner sikap dalam penelitian ini
memiliki 2 soal sikap yang tidak konsisten atau dikeluarkan (drop) dimana
nilai kurang dari 0.444, dan alpha cronbach 0,919. Tabel sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 5. Hasil Analisis Konsistensi Internal Kuesioner Sikap
Nomor item
Status
Alpha
Cronbach
0,919
Korelasi item soal Sikap
1
0,86
Valid
2
0,75
Valid
3
0,74
Valid
4
0,80
Valid
5
0,31
Drop
6
0,86
Valid
7
0,58
Valid
8
0,75
Valid
9
0,63
Valid
10
0,46
Valid
11
0,45
Valid
12
0,68
Valid
13
0,74
Valid
14
0,58
Valid
15
0,77
Valid
16
0,86
Valid
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
0,57
Valid
18
0,55
Valid
19
0.66
Valid
20
-0,01
Drop
J. Teknik Analisa Data
Sebelum dilakukan analisis data dilakukan pengolahan data melalui empat
langkah (Hastono,2007)
1.
Editing
Peneliti dan pengumpul data melakukan pengecekan kelengkapan
dari isian kuesioner dan kejelasan jawaban setelah responden selesai
mengisi kuesioner. Jika terjadi jawaban yang tidak lengkap atau tidak
jelas peneliti tanyaan kembali pada responden.
2.
Coding
Peneliti memberikan kode untuk kelompok intervensi yang diikuti
dengan nomer urut responden.. Pada saat entry data, kode diberikan
pada variabel sesuai dengan koding yang telah diberikan di definisi
operasional.
kode 1 diberikan untuk responden yang menerima
intervensi dan kode 2 untuk yang belum menerima intervensi.
3.
Processing
Proses pengolahan data dilakukan dengan memasukan data dari
masing- masing responden
kedalam
program komputer.
commit
to user
4.
Cleaning
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Setelah proses memasukkan data kedalam komputer, selanjutnya
peneliti melakukan pengecekan data dan kelengkapan setiap responden.
Setelah dipastikan tidak ada kesalahan selanjutnya dilakukan analisis
data.
Sedangkan analisa data yang dilakukan dengan menggunakan program
Statistical Program for Social Science (SPSS) for window versi 17.00.
Pengaruh pendidikan kesehatan tentang inisiasi menyusu dini melalui
kombinasi metode ceramah - tanya jawab - leafleat terhadap pengetahuan dan
sikap ibu hamil akan diuji secara statistik dengan t-test paired jika data
berdistribusi normal dan jika data tidak berdistribusi normal maka analisa
data menggunakan Wilcoxon Match Pairs Test.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Data hasil penelitian disajikan dalam bentuk diskripsi data dari semua
variable, meliputi : (1) Variabel pretes pengetahuan (X1, (2) Variabel pretes
sikap (X2), (3) Variabel postes pengetahuan (Y1), (3) Variabel postes sikap
(Y2). Data hasil penelitian diperoleh dari 24 responden disajikan dalam tabel
6. berikut ini :
Tabel 6. Deskriptif Statistik Variabel Penelitian.
N
Variable
N
Mean
Median
Modus
o
1
Standar
Varians
Min
Max
Deviasi
X1
24
16,79
17
17
0,977
0,955
14
18
24
16,33
16
16
1,090
1,188
14
18
(Pretest
Pengetahuan)
2
Y1
(Postest
Pengetahuan)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
3
X2
digilib.uns.ac.id
24
48,67
49
49
1,007
1,014
47
52
24
49,92
50
49
2,733
7,471
42
54
(Pretest
Sikap)
4
Y2 (Posttest
Sikap)
1. Pre Test Pengetahuan
Data tentang pretes pengetahuan pada tabel 6. diatas menunjukan
bahwa jumlah responden sebanyak 24, pretes pengetahuan mempunyai
nilai maximum 18 minimum 14, Mean (rata-rata) 16,79, Median (nilai
tengah) 17, Modus 17, Standar Deviasi 0,977 dan Varians 0,955.
Berikut ini, peneliti sampaikan tentang distribusi frekuensi dari
variabel X1 (pretes pengetahuan) dengan grafik histogram bersama kurva
normal :
Table 7. Distribusi Frekuensi Pretes Pengetahuan
Pengeth_pretes
Frequency Percent Valid Percent
Valid 14
2
8.3
8.3
16
2
8.3
8.3
17
17
70.8
70.8
18
3
12.5
12.5
Total
24
100.0
100.0
Cumulative
Percent
8.3
16.7
87.5
100.0
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Pretes Pengetahuan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Variabel
N
Frek
%
SD
Min
Mak
Varians
Pengetahuan
24
2
8,3
0,977
14 -18
0,955
2
8,3
17
70,8
3
12,5
100
Pengeth_pretes
20
Frequency
15
10
5
Mean =16.79
Std. Dev. =0.977
N =24
0
13
14
15
16
17
18
19
Pengeth_pretes
Gambar 2. Grafik Histogram dan Kurva Normal variabel X 1 (pretest
pengetahuan
2. Postes Pengetahuan
Data tentang postes pengetahuan didapatkan bahwa jumlah
responden sebanyak 24, nilai maksimum 18, nilai minimum 14, Mean
(rata-rata) 16,33, Median (nilai tengah) 16, Modus 16, Standar Deviasi
1,090, Varians 1,188.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berikut ini, peneliti sajikan tabel distribusi frekuensi dari pretes
sikap dengan grafik Histogram bersama kurva normal :
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Postes Pengetahuan
Pengeth_postes
Valid
14
15
16
17
18
Total
Frequency
2
1
12
5
4
24
Percent
8.3
4.2
50.0
20.8
16.7
100.0
Valid Percent
8.3
4.2
50.0
20.8
16.7
100.0
Cumulative
Percent
8.3
12.5
62.5
83.3
100.0
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Postes Pengetahuan
Variabel
N
Frek
%
SD
Min –
Mak
Varians
Pengetahuan
24
2
8,3
1,090
14 - 18
1,188
1
4,2
12
50,0
5
20,8
4
16,7
commit
24 to user
100
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pengeth_postes
Frequency
12
10
8
6
4
2
Mean =16.33
Std. Dev. =1.09
N =24
0
13
14
15
16
17
18
19
Pengeth_postes
Gambar 3. Grafik Histogram dan Kurva Normal Postes Pengetahuan
3. Pretes Sikap
Data tentang pretes sikap didapatkan bahwa jumlah responden
sebanyak 24, nilai maksimum 52, nilai minimum 47, Mean (rata-rata)
48,67 Median (nilai tengah) 49, Modus 49, Standar Deviasi
1,007,
Varians 1,014.
Berikut ini, peneliti sajikan tabel distribusi frekuensi dari pretes sikap
dengan grafik Histogram bersama kurva normal :
Tabel 11. Distribusi Frekuensi Pretes Sikap
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sikap_pretes
Valid
47
48
49
52
Total
Frequency
3
5
15
1
24
Percent
12.5
20.8
62.5
4.2
100.0
Cumulative
Valid Percent
Percent
12.5
12.5
20.8
33.3
62.5
95.8
4.2
100.0
100.0
Tabel 12. Distribusi Frekuensi Pretes Sikap
Variabel
Sikap
Frek
%
SD
Min –
Mak
Varians
47
3
12,5
1,007
47- 52
1,014
48
5
20,8
49
15
62,5
52
1
4,2
24
100
Frequency
Sikap_pretes
15
10
5
Mean =48.67
Std. Dev. =1.007
N =24
0
46
48
50
52
Sikap_pretes
Gambar 4. Grafik Histogram dan Kurva Normal Pretes Sikap
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Postes Sikap
Data tentang postes sikap didapatkan bahwa jumlah responden
sebanyak 24, nilai maksimum 54, nilai minimum 42, Mean (rata-rata)
49,92, Median (nilai tengah) 50, Modus 49, Standar Deviasi
2,733,
Varians 7,471.
Berikut ini, peneliti sajikan tabel distribusi frekuensi dari pretes sikap
dengan grafik Histogram bersama kurva normal :
Tabel 13. Distribusi Frekuensi Postes Sikap
Sikap_postes
Valid
42
47
48
49
50
51
52
54
Total
Frequency
1
3
1
5
5
4
1
4
24
Percent
4.2
12.5
4.2
20.8
20.8
16.7
4.2
16.7
100.0
Valid Percent
4.2
12.5
4.2
20.8
20.8
16.7
4.2
16.7
100.0
Cumulative
Percent
4.2
16.7
20.8
41.7
62.5
79.2
83.3
100.0
Tabel 14. Distribusi Frekuensi Postes Sikap
Variabel
Sikap
Frek
%
SD
Min –
Mak
Varians
42
1
4,2
1,007
42 - 54
1,014
47
3
12,5
48
1
4,2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49
5
20,8
50
5
20,8
51
4
16,7
52
1
4,2
54
4
16,7
24
100,0
Sikap_postes
Frequency
5
4
3
2
1
Mean =49.92
Std. Dev. =2.733
N =24
0
40
42
44
46
48
50
52
54
Sikap_postes
Gambar 5. Grafik Histogram dan Kurva Normal Postes Sikap
B. Uji Prasyarat
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah seluruh variable
berdistribusi normal atau tidak. Berdasarkan hasil uji normalitas
yang
dibantu program SPSS dapat dilihat dengan nilai p pada uji Kolmogorov
Smirnov, maka interpretasinya adalah apabila nilai p > 0,05 maka data
berdistribusi normal dan apabila < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal,
hasilnya sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Table 15. Hasil Uji Distribusi Normal Variabel Penelitian Dengan
Uji Kolmogorov Smirnov
No
Variabel
Nilai p
Interpretasi
1
Pretes Pengetahuan
0,000
Berdistribusi Tidak Normal
2
Postes Pengetahuan
0,088
Berdistribusi Normal
3
Pretes Sikap
0,011
Berdistribusi Tidak Normal
4
Postes Sikap
0,568
Berdistribusi Normal
Dari tabel diatas bisa disimpulkan bahwa pretes pengetahuan dan
pretes sikap merupakan data yang berdistribusi tidak normal sedangkan
postes pengetahuan dan sikap berdistribusi normal.
Dari uji prasyarat diatas maka dapat disimpulkan bahwa variabel
pengetahuan dan sikap pada masing-masing tidak memenuhi persyaratan
untuk
diuji
dengan
statistik
parametris,
maka
pengujian
hipotesis
menggunakan uji non parametris yaitu Wilcoxon Match Pairs Test dimana
data rasio pengetahuan dan data interval sikap di turunkan menjadi data
ordinal.
C. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian disini menguji pengaruh antar variabel.
Berikut disajikan hasil pengujian hipotesis dalam tabel :
Tabel 16. Hasil Uji Hipotesis Wilcoxon Match Pairs Test.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
No
Pengaruh Variabel
digilib.uns.ac.id
Nilai p
Kritis
Nilai p
Hitung
Interpretasi
1
Pengetahuan pada Ibu hamil
tentang inisiasi menyusu dini
sebelum dan sesudah
mendapatkan pendidikan
kesehatan
0,05
0,126
0,126 > 0,05
Tidak ada
Pengaruh
2
Sikap pada Ibu hamil tentang
inisiasi menyusu dini sebelum dan
sesudah mendapatkan pendidikan
kesehatan
0,05
0,042
0,042 < 0,05
Ada Pengaruh
1. Hipotesis 1 : Pengaruh pendidikan kesehatan tentang inisiasi menyusu dini
melalui kombinasi metode ceramah - tanya jawab - leafleat terhadap
pengetahuan pada Ibu hamil.
Hasil yang didapatkan dengan menggunakan pengolahan SPSS
versi 15,00 nilai phitung = 0,126, Nilai p hitung > 0.05 pada signifikan 5 %,
dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh pendidikan kesehatan
tentang inisiasi menyusu dini melalui metode ceramah tanya jawab dengan
leafleat terhadap pengetahuan pada Ibu hamil.
2. Hipotesis 2 : Pengaruh pendidikan kesehatan tentang inisiasi menyusu
dini melalui kombinasi metode ceramah - tanya jawab - leafleat terhadap
sikap pada Ibu hamil.
Hasil yang didapatkan dengan menggunakan pengolahan SPSS
versi 15,00 nilai phitung = 0,042. Nilai p hitung < 0.05 pada signifikan 5 %,
commit to user
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
inisiasi menyusu dini melalui kombinasi metode ceramah - tanya jawab leafleat terhadap sikap pada Ibu hamil.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, maka dapat
dilakukan pembahasan sebagai berikut :
1. Pengaruh pendidikan kesehatan tentang inisiasi menyusu dini melalui
kombinasi metode ceramah - tanya jawab - leafleat terhadap pengetahuan
pada Ibu hamil.
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang berasal dari proses
penginderaan manusia terhadap suatu obyek dan pengetahuan seseorang
biasanya diperoleh di berbagai informasi dan berbagai macam sumber
misalnya media massa,media elektronik, buku,poster serta petugas
kesehatan . Pengetahuan diperoleh dari pendidikan yang direncanakan dan
tersusun secara baik, maupun informasi yang tidak tersusun secara baik.
Pada tabel 12 yang merupakan hasil analisis statistik nilai pretest
variabel pengetahuan,tidak terlihat perbedaan (mean 16,79, median 17,
modus 17, standar deviasi 0,977 ,varians 0,955 ) dan nilai post test ( mean
16,33, median 16, modus 16, standar deviasi 1,090 ,varians 1,188 )
Perbedaan tersebut secara statistik signifikan dengan nilai phitung = 0,126
dengan p>0,05). Artinya bahwa tidak ada pengaruh pendidikan kesehatan
tentang inisiasi menyusu dini melalui kombinasi metode ceramah - tanya
jawab - leafleat terhadap pengetahuan ibu hamil.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian I Made Mustika
(2005) yang mengatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan tingkat
pengetahuan Ibu bersalin terhadap pemberian kolostrum.
Menurut Black and Champion (1992), sebelum melakukan intervensi
perlu diketahui kondisi awal masing-masing orang, apakah berada pada
kondisi awal yang sebanding atau tidak, hal ini penting agar validitas
internalnya tinggi. Untuk itu perlu dilakukan uji komparabilitas terhadap
nilai pretes pada masing-masing kelompok.
Metode ceramah yang prosesnya berjalan satu arah, dimana Pengajar
dituntut untuk aktif, sedangkan peserta didik hanya berperan sebagai
pendengar ( Sagala dalam Wakinudin, 2009). Bila melihat teori
konstruktivisme, maka kurang aktifnya peserta didik, dan metode
pembelajaran yang tidak merangsang mereka untuk belajar mandiri, dapat
membuat pengalaman yang didapatpun berkurang dan berpengaruh pada
kurang maksimalnya peningkatan pengetahuan responden.
Informasi yang kurang jelas, kurang tersusun, media yang kurang,
kondisi ibu yang kurang siap dalam menerima informasi yang
disampaikan, petugas kesehatan tidak berperan dalam pemberian
pendidikan kesehatan dapat juga menjadi kendala dalam keberhasilan
pendidikan kesehatan yang diberikan. Sumber pengetahuan ada dua yaitu
secara rasional pengetahuan, seminar diperoleh manusia lewat kemampuan
berfikir rasionalnya dan secara empiris dimana pengetahuan dapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
diperoleh melalui pengalaman yang kongkrit yaitu berasal dari media
massa, seminar, penyuluhan formal dan non formal.
Menurut jurnal yang dilansir oleh Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan,
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Idonesia berjudul Kajian
Implementasi dan Kebijakan ASI Eksklusif dan IMD di Indonesia “Bidan
merupakan tenaga kesehatan yang paling berperan dalam melaksanakan
IMD karena ibu tidak dapat melakukan IMD tanpa bantuan dan fasilitasi
dari bidan. Artinya bidan yang bersikap positif akan lebih besar
kemungkinannya untuk melakukan IMD. Sikap positif bidan terhadap
IMD antara lain adalah bidan merasa senang bila ibu mengerti akan
pentingnya IMD, bidan mau menyebarluaskan informasi tentang
pentingnya IMD, bidan mau membantu melaksanakan IMD, dan bidan
tidak mau memberikan susu botol kepada bayi”.
Menurut Jurnal kesehatan Masyarakat yang dilansir oleh Dinas
Kesehatan
“ Peran Faktor Perilaku Dalam Penerapan IMD Di Kota
Parepare (Role Of Behavioral Factors In Early Breastfeeding Initiation In
Parepare City )“ Strategi Penyampaian Informasi merupakan sumber dan
cara penyampaian informasi terkait inisiasi menyusu dini. bahwa sumber
informasi utama bagi ibu dalam hal inisiasi menyusu dini adalah petugas
kesehatan, yakni bidan yang membantunya sejak pemeriksaan kehamilan
sampai melahirkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Walaupun tidak ada pengaruh, pendididkan kesehatan yang diberikan
pada ibu hamil trimester III diharapkan mampu memberikan pengalaman
pada ibu pentingnya inisiasi menyusu dini bagi bayi baru lahir sehingga
program pemerintah untuk mencanangkan program tersebut bisa
dilaksanakan di tempat-tempat persalinan.
2. Pengaruh pendidikan kesehatan tentang inisiasi menyusu dini melalui
metode ceramah tanya jawab dengan leafleat terhadap sikap pada Ibu
hamil.
Pada tabel 12 yang merupakan hasil analisis statistik nilai pretest
variabel sikap, terlihat perbedaan (mean 48,67, median 49, modus 49,
standar deviasi 1,007,varians 1,014 ) dan nilai post test ( mean 49,92,
median 50, modus 49, standar deviasi 2,733,varians 7,471) Perbedaan
tersebut secara statistik signifikan dengan nilai phitung = 0,042 dengan
p<0,05. Artinya ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang inisiasi
menyusu dini melalui metode ceramah tanya jawab dengan leafleat
terhadap sikap pada Ibu hamil.
Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian Siti Rahaju (2002)
yang mengatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan sikap ibu bersalin
terhadap keberhasilan praktek menyusui dini.
Azwar (2007) mengatakan bahwa dasar terbentuknya sikap juga
dipengaruhi oleh penghayatan akan pengalaman seseorang
yang
meninggalkan kesan kuat. Lebih jauh Azwar (2007) mengatakan bahwa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dalam struktur sikap terdapat komponen kognitif (ranah pengetahuan).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan
seseorang, tentunya akan berdampak pada semakin baiknya sikap
seseorang. Hal ini juga selaras dengan penelitian Supardi, dkk (2004) yang
menemukan adanya hubungan yang bermakna antara peningkatan
pengetahuan dengan nilai sikap. Seperti terlihat pada kelompok
eksperimen dan kelompok pembanding, dimana setelah diberikan
intervensi terjadi peningkatan pengetahuan yang diikuti pula dengan
perubahan sikap.
Menurut Jurnal kesehatan Masyarakat yang dilansir oleh Dinas
Kesehatan“Peran Faktor Perilaku Dalam Penerapan IMD Di Kota Parepare
(Role Of Behavioral Factors In Early Breastfeeding Initiation In
Parepare City)“ Informasi inisiani menyusu dini (IMD) dominan
didapatkan dari bidan yang menangani pemeriksaan kehamilan dan
persalinan, meskipun ada juga yang mendapatkannya dari media. Yang
menjadi masalah karena informasi tersebut tidak selamanya disampaikan
bidan jauh sebelum praktek IMD dilakukan, bahkan terkadang nanti diberi
tahu sesaat setelah melahirkan. Namun demikian yang paling dominan,
adalah yang mendapatkan informasi saat pemeriksaan kehamilan.
Informasi tentang ASI Eksklusif dan IMD pada pasien yang datang
memeriksakan kehamilannya umumya diberi informasi mengenai ASI
ekslusif maupun IMD, meskipun terkadang informasi itu diberikan pada
commit to
user
umur kehamilan yang mendekati
persalinan.
Keterlambatan penyampaian
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
informasi menyebabkan masih adanya ibu yang ragu mengambil
keputusan untuk IMD. Disinilah peran pengetahuan dan sikap bidan
diperlukan, seperti kesimpulan Daryati (2008) bahwa terdapat hubungan
yang bermakna antara pengetahuan dan sikap bidan dengan keberhasilan
melakukan inisiasi menyusu dini (IMD).
Sikap sangat berhubungan sekali dengan persepsi atau pengetahuan.
Jika persepsi atau pengetahuannya baik maka sikap seseorang akan baik
pula. Hal ini dibuktikan bahwa pengetahuan tentang inisiasi menyusu dini
telah diberikan pada ibu hamil trimester III dengan metode pendidikan
kesehatan, ternyata mampu merubah sikap ibu ke arah yang positif dimana
ibu bersalin bersedia dan sangat kooperatif dalam program inisiasi
menyusu dini bagi bayi yang baru dilahirkannya.
E. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti telah berusaha seoptimal mungkin,
namun demikian masih ada beberapa kelemahan dan keterbatasan, yang
meliputi :
1. Peneliti memberikan pendidikan kesehatan secara langsung kepada
responden tanpa melibatkan petugas kesehatan dengan menggunakan
leafleat sehingga ada gangguan – gangguan yang tidak bisa di kontrol oleh
peneliti seperti faktor kejenuhan terhadap media leafleat yang terlalu
banyak tulisan dan tidak ada campur tangan dari petugas kesehatan yang
biasa memberikan pelayanan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Faktor yang mempengaruhi pendidikan kesehatan tentang inisiasi menyusu
dini terhadap pengetahuan ibu hamil trimester tiga sangatlah komplek
seperti yang telah di jelaskan Black and Champion (1992) dalam
pembahasan sebelum melakukan intervensi perlu diketahui kondisi awal
masing-masing orang, apakah berada pada kondisi awal yang sebanding
atau tidak, hal ini penting agar validitas internalnya tinggi. Untuk itu perlu
dilakukan uji komparabilitas terhadap nilai pretes pada masing-masing
kelompok dan di penelitian ini tidak dilakukan uji komparabilitas terhadap
nilai pretes sehingga mungkin dapat mempengaruhi hasil penelitian dan
juga faktor pendidikan dari responden.
3. Keterbatasan
jumlah
sampel
yang
tersedia
mengikuti
penelitian
menyebabkan peneliti sulit untuk membentuk kelompok kontrol sehingga
kemungkinan adanya pengaruh faktor perancu terhadap hasil penelitian
belum dapat disingkirkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Pendidikan kesehatan tentang inisiasi menyusu dini melalui metode
ceramah tanya jawab dengan leafleat tidak berpengaruh terhadap
pengetahuan ibu hamil.
2. Pendidikan kesehatan tentang inisiasi menyusu dini melalui metode
ceramah tanya jawab dengan leafleat dapat meningkatkan sikap ibu hamil
terhadap inisiasi menyusu dini.
B. Implikasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sebagai suatu penelitian terapan, kesimpulan yang ditarik mempunyai
implikasi dalam bidang kesehatan dan penelitian selanjutnya. Implikasi
tersebut adalah :
Guna mempertahankan sikap ibu untuk melakukan dukungan program
inisiasi menyusu dini bagi bayi yang dilahirkannya, maka perlu melibatkan
dukungan keluarga terutama pada saat persalinan. Dengan pengalaman yang
telah didapatkan diharapkan juga ibu yang telah melakukan inisiasi menyusu
dini dapat menceritakan pengalamannya pada ibu-ibu yang lain terutama ibu
hamil. Faktor lain yang membentuk sikap maupun perilaku pada ibu adalah
faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari
dalam diri sendiri, sedangkan faktor eksternal adalah kondisi yang ada diluar
diri pribadi yang mencangkup keluarga, lingkungan, religiusitas, dan lainnya.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, dapatlah peneliti memberikan saransaran sebagai berikut :
1. Rumah Bersalin
a. Meningkatkan program penyuluhan tentang inisiasi menyusu dini
kepada ibu hamil
b. Mensosialisasikan mengenai inisiasi menyusu dini serta manfaatnya
kepada ibu hamil yang melakukan pemeriksaan dengan metode yang
tidak hanya menggunakan leafleat tetapi media yang lain sehingga
benar-benar memberikan pengetahuan secara maksimal .
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Peneliti Lain
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut sebagai pengembangan penelitian
yaitu dengan memasukkan variabel penelitian yang lain.
commit to user
Download