BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsentrasi

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Konsentrasi adalah pemusatan pikiran pada suatu hal dengan cara
menyampingkan hal-hal lain yang tidak berhubungan. Siswa yang berkonsentrasi
belajar dapat diamati dari beberapa tingkah lakunya ketika proses belajar
mengajar.1 Konsentrasi besar pengaruhnya terhadap belajar seorang siswa. Jika
seorang siswa mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi, jelas belajarnya akan
sia-sia, karena hanya akan membuang tenaga, waktu, pikiran maupun biaya.
Seseorang yang dapat belajar dengan baik adalah orang yang dapat
berkonsentrasi dengan baik.
Siswa yang berkonsentrasi belajar dapat diamati dari beberapa tingkah
lakunya saat proses belajar mengajar berlangsung, antara lain: (1) memperhatikan
secara aktif setiap materi yang disampaikan guru, (2) dapat merespon dan
memahami setiap materi pelajaran yang diberikan, (3) selalu bersikap aktif
dengan bertanya dan memberikan argumentasi mengenai materi pelajaran yang
disampaikan oleh guru, (4) menjawab dengan baik dan benar setiap pertanyaan
1
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta,
2010),86.
1
2
yang diberikan guru, (5) kondisi kelas tenang dan tidak gaduh saat menerima
materi pelajaran.2
Jika seorang siswa tidak dapat berkonsentrasi dalam belajar, bisa jadi ia
tidak dapat menikmati proses belajar yang dilakukannya. Hal ini bisa saja
dikarenakan mata pelajaran yang dipelajari dianggap sulit sehingga tidak dapat
menyukai pelajaran tersebut, guru yang menyampaikan tidak disukai karena
beberapa alasan, suasana dan tempat tidak menyenangkan, atau bahkan cara
penyampaiannya membosankan.3 Gangguan konsentrasi pada saat belajar banyak
dialami oleh para siswa terutama dalam mempelajari mata pelajaran yang
mempunyai tingkat kesulitan cukup tinggi misalnya pelajaran yang berkaitan
dengan ilmu pasti seperti mata pelajaran Matematika.
Matematika merupakan ilmu abstrak, deduktif, hirarkis, aksiomatik,
formal, bahasa simbol yang padat arti adalah sebuah sistem matematika. Sistem
matematika berisikan model-model yang dapat digunakan untuk mengatasi
persoalan-persoalan nyata.4 Matematika adalah mata pelajaran penting yang
dalam kehidupan sehari-hari akan sering digunakan, baik oleh orang dewasa,
remaja, maupun anak-anak.5 Beberapa disiplin ilmu juga berkaitan erat dengan
matematika dan matematika sangat berperan penting. Oleh sebab itu Matematika
2
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya,………. 86
Thursan Hakim, Mengatasi Gangguan Konsentrasi, (Jakarta : Puspa Swara, 2003), 5.
4
Sri Subarinah, Inovasi Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar, (Jakarta : Depdiknas,
2006), 1.
5
Sandra Elita, Efektifitas Metode Jarimatika Dalam Meningkatkan Kemampuan Perkalian Bagi
Anak Kesulitan Belajar (Single Subject Research di Kelas V SDN 24 Aie Angek Sijunjung), E-Journal,
( Jurusan PLB FIP UNP, 2012), 23. Diakses pada tanggal 1 Maret 2015.
3
3
sangat perlu dipelajari mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Selama
ini Matematika dianggap pelajaran sulit bagi sebagian besar pelajar terutama
anak yang mengalami kesulitan belajar. Kesulitan belajar adalah suatu kondisi di
mana anak didik tidak dapat belajar secara wajar disebabkan adanya ancaman,
hambatan, dan gangguan dalam belajar.6
Untuk meningkatkan konsentrasi belajar anak pada mata pelajaran
Matematika biasanya guru memberikan variasi agar pembelajaran menjadi
menyenangkan. Metode yang digunakan pada mata pelajaran Matematika
kebanyakan adalah ceramah karena didalamnya banyak rumus yang harus
dijelaskan. Akan tetapi tidak semua disampaikan dengan ceramah, banyak
metode maupun media yang cocok digunakan untuk menyampaikan bahan ajar
yang disesuaikan dengan materi. Metode yang menarik dan cocok dalam
menyampaikan materi mata pelajaran Matematika akan membuat pembelajaran
efektif dan menyenangkan. Memilih metode sebaiknya tidak asal karna harus
disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan. Metode yang menarik ini
sangat dibutuhkan apalagi mata pelajaran Matematika dianggap sebaagian besar
pelajar adalah mata pelajaran sulit dan membosankan.
MI Al-Fithrah adalah madrasah ibtidaiyah dibawah naungan Kementrian
Agama yang lokasinya berada di Jalan Kedinding Lor No.99 Surabaya.
Pemikiran tentang Matematika adalah pelajaran sulit dan membosankan juga
terjadi pada siswa kelas 2B MI Al-Fithrah. Berdasarkan hasil wawancara dengan
6
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), 201.
4
guru kelas 2B, saat pembelajaran matematika mereka sering kali tidak
mendengarkan saat dijelaskan sebuah materi, sering izin keluar, dan terkadang
ada yang asyik bermain mainan mereka sendiri. Terutama pada materi perkalian
yang menerapkan cara penambahan berulang.7 Operasi perkalian identik dengan
operasi penambahan bilangan yang diulang sampai dengan kelipatan tertentu.8
Perkalian merupakan operasi matematika yang mengalikan satu angka dengan
angka lainnya sehingga menghasilkan suatu nilai tertentu yang pasti, simbol
untuk operasi perkalian adalah tanda silang (×).9Banyak siswa yang kesulitan dan
bingung saat pelajaran perkalian karena mereka harus mecorat-coret buku
mereka jika tidak menyiapkan kertas buram dan memakan waktu lama. Perkalian
adalah kunci dari materi selanjutnya, jika mereka tidak bisa maka materi
selanjutnya akan mengalami kesulitan.
Berdasarkan hasil analisis data angket yang telah disebar pada siswa kelas
2B MI Al-Fithrah Surabaya adalah 55,06 yang termasuk dalam kategori
konsentrasi rendah. Alasan yang dikemukakan adalah karena materinya sulit,
tidak suka dengan mata pelajaran Matematika.10
Dalam upaya meningkatkan konsentrasi belajar siswa materi perkalian ini,
metode yang digunakan sebaiknya yang menarik dan tidak membosankan.
7
Hasil wawancara pada tanggal 17 Maret 2015 dengan Wali Kelas 2B MI Al-Fithrah Surabaya.
Agus Supriyanto, Menanamkan Cinta Matematika, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo,
2008), 82.
9
Heruman, Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2007), 26.
10
Hasil wawancara dan penyebaran angket pada siswa kelas 2B MI Al-Fithrah Surabaya pada
tanggal 17 Maret 2015.
8
5
Tujuannya adalah menarik perhatian siswa sehingga konsentrasi mereka akan
tertuju pada satu kegiatan karena pada dasarnya segala sesuatu itu harus dimulai
dengan menyukai, jika sesuatu itu disukai maka akan memberikan rasa senang
dan apa yang dikerjakan akan menghasilkan sesuatu yang baik.
Salah satu metode yang cocok adalah jaritmatika. Jaritmatika adalah salah
satu cara untuk menyelesaikan operasi hitung bilangan dalam matematika.
Jaritmatika merupakan alat bantu menyelesaikan aritmatika seperti kali, bagi,
tambah dan kurang dengan memanfaatkan jari tangan.11 Menurut Lisa Puspitasari
kelebihan metode jarimatika ini dibandingkan dengan metode lain adalah
jarimatika lebih menekankan pada penguasaan konsep terlebih dahulu baru ke
cara cepatnya, sehingga anak-anak menguasai ilmu secara matang. Selain itu
metode ini disampaikan secara menyenangkan, sehingga anak-anak akan mudah
mengikuti. Mempelajarinya akan menjadi sangat mengasyikkan, karena alat yang
digunakan jarimatika selalu tersedia dan tidak membebani memori otak. Bahkan
saat ujian tidak perlu khawatir alatnya akan disita atau ketinggalan karena alatnya
adalah jari tangan kita sendiri. Dengan demikian, melihat keterbatasan dan
kesulitan anak, metode jarimatika ini diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan perkalian yang sedang dibelajarkan.12 Dengan beberapa kelebihan
dan manfaat dari metode jarimatika, maka penulis memahami bahwa metode ini
11
Septi Peni Wulandani, Jarimatika Perkalian dan Pembagian, (Jakarta: Kawan Pustaka,
2008), 5.
12
Sandra Elita, Efektifitas Metode Jarimatika Dalam Meningkatkan Kemampuan Perkalian
Bagi Anak Kesulitan Belajar (Single Subject Research di Kelas V SDN 24 Aie Angek Sijunjung), EJournal, ( Jurusan PLB FIP UNP, 2012), 26. Diakses pada tanggal 1 Maret 2015.
6
sangat tepat dan cocok untuk diberikan kepada anak yang mengalami konsentrasi
belajar yang kurang dalam menyelesaikan hitungan perkalian.
Dengan menggunakan metode jartmatika, diharapkan dapat membantu
mengatasi konsentrasi belajar siswa, jika pembelajaran yang disajikan dengan
menyenangkan dan tidak tegang mereka dapat dengan mudah menerima materi
perkalian dan matematika akan dianggap pelajaran yang menyenangkan. Selain
itu metode ini juga menuntut siswa untuk aktif dan melakukan/mengalami
sendiri. Pembelajaran yang langsung melibatkan peserta didik aktif akan lebih
bermakna dan lebih bermanfaat dalam implementasi kehidupan nyata peserta
didik. Oleh karena itu, materi perkalian siswa kelas 2B MI Al-Fithrah harus
segera ditingkatkan kembali agar mereka dengan mudah mengerjakan karena
perkalian akan dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan situasi tersebut, dilakukan penelitian untuk mengembangkan
strategi pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan hasil belajar materi
perkalian bagi siswa kelas 2B MI Al-Fithrah Surabaya, untuk mencapai tujuan
tersebut penelitian dilakukan dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Berdasarkan uraian diatas, judul yang diambil oleh peneliti dalam
penelitian ini adalah “PENERAPAN METODE JARIMATIKA PADA
MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI PERKALIAN UNTUK
MENINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA KELAS 2B MI
AL-FITHRAH SURABAYA.”
7
B. Rumusan Masalah
Dari permasalahan diatas, dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.
Bagaimana penerapan metode jaritmatika dalam meningkatkan konsentrasi
belajar siswa kelas 2B MI Al-Fithrah Surabaya mata pelajaran Matematika
materi perkalian?
2.
Bagaimana peningkatan konsentrasi belajar siswa kelas 2B MI Al-Fithrah
Surabaya mata pelajaran Matematika materi perkalian dengan menggunakan
metode jaritmatika?
C. Tindakan Yang Dipilih
Tindakan yang dipilih untuk pemecahan masalah konsentrasi belajar siswa
ini adalah dengan memberikan metode jaritmatika. Pemberian metode jaritmatika
ini diharapkan dapat meningkatkan konsentrasi belajar siswa kelas 2B MI AlFithrah Surabaya mata pelajaran Matematika materi perkalian. Tindakan atau
solusi tersebut sangat menarik peserta didik yang pada dasarnya masih senang
untuk bermain, dari kegemaran tersebut dapat dimanfaatkan untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Selain itu peserta didik akan mengalami sendiri sehingga
mudah diingat dan metode ini juga sangat menyenangkan .
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui penggunaan metode jaritmatika dalam meningkatkan
konsentrasi belajar siswa kelas 2B MI Al-Fithrah Surabaya mata pelajaran
Matematika materi perkalian.
8
2. Untuk mengetahui peningkatan konsentrasi belajar mata pelajaran Matematika
materi perkalian pada siswa kelas 2B MI Al-Fithrah Surabaya dengan
menggunakan metode jaritmatika.
E. Lingkup Penelitian
Adapun lingkup penelitian ini adalah:
1.
Penelitian ini membahas tentang konsentrasi belajar siswa saat proses dan
sesudah diberikan metode jaritmatika. Konsentrasi adalah pemusatan pikiran
pada suatu hal dengan cara menyampingkan hal-hal lain yang tidak
berhubungan.13 Jadi konsentrasi belajar adalah terpusatnya perhatian siswa
pada proses pembelajaran yang berlangsung tanpa melakukan hal-hal lain.
Adapun indikator konsentrasi belajar matematika dalam penelitian ini
adalah:
a. Memperhatikan secara aktif penggunaan metode jaritmatika untuk materi
perkalian yang disampaikan guru.
b. Merespon dan memahami setiap penjelasan penggunaan metode
jaritmatika untuk materi perkalian yang diberikan oleh guru
c. Selalu bersikap aktif dengan bertanya dan memberikan argumentasi
mengenai penggunaan metode jaritmatika untuk materi perkalian yang
disampaikan oleh guru.
13
2010),86.
Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta,
9
d. Menjawab dengan baik dan benar setiap pertanyaan yang diberikan guru
tentang materi perkalian.
e. Kondisi kelas efektif dan kondisi saat menerima materi pelajaran dan
tidak mudah terganggu rangsangan dari luar.
f. Minat belajar siswa sangat berpengaruh pada konsentrasi siswa karena
jika minat siswa rendah mereka tidak akan bisa berkonsentrasi dengan
baik.
2.
Metode jaritmatika merupakan alat bantu menyelesaikan aritmatika seperti
kali, bagi, tambah dan kurang dengan memanfaatkan jari tangan. Metode ini
digunakan untuk mengatasi hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Matematika. Dengan memanfaatkan anggota badan dan sangat praktis
dilakukan pembelajaran dengan metode ini akan menciptakan suasana yang
menyenangkan, menarik dan siswa akan mengalami sendiri. Adapun
langkah-langkah metode jaritmatika antara lain:
a. Memperkenalkan lambang angka yakni: (1) angka 6 adalah ibu jari
terbuka dan jari lain menutup, (2) angka 7 adalah ibu jari dan jari telunjuk
terbuka sedangkan jari lain menutup, (3) angka 8 adalah ibu jari, jari
telunjuk, dan jari tengah terbuka sedangkan jari lain menutup, (4) angka 9
adalah jari kelingking tertutup sedangkan jari yang lain terbuka, (5) angka
10 adalah kelima jari terbuka
b. Menentukan perkalian yang akan dihitung.
10
c. Cara menghitungnya adalah jari yang terbuka merupakan puluhan yang
ditambahkan antara jari tangan kanan dan kiri sedangkan jari yang
tertutup adalah satuan yang dikalikan antara jari tangan kanan dan kiri.
d. Hasil jumlah puluhan pada jari yang terbuka ditambahkan dengan hasil
perkalian satuan pada jari yang tertutup.
3.
Subjek penelitian diambil dari siswa kelas 2B MI Al-Fithrah Surabaya yang
berjumlah 30 siswa. Dengan 20 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan.
4.
Materi yang dipakai pada penerapan metode jaritmatika ini hanya terbatas
pada materi pokok perkalian. Operasi perkalian merupakan operasi
penambahan bilangan yang diulang sampai dengan kelipatan tertentu.14
5.
Ciri-ciri siswa yang dapat berkonsentrasi belajar sebagai berikut:15 (a) Pada
perilaku kognitif ini, siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat
ditengarai dengan kesiapan pengetahuan yang dapat segera muncul bila
diperlukan, komprehensif dalam penafsiran informasi, mengaplikasikan
pengetahuan yang diperoleh, dan mampu mengadakan analisis dan sintesis
pengetahuan yang diperoleh. (b) Pada perilaku ini, siswa yang memiliki
konsentrasi belajar dapat ditengarai dengan adanya penerimaan, yaitu tingkat
perhatian tertentu, respon yang berupa keinginan untuk mereaksi bahan yang
diajarkan, mengemukakan suatu pandangan atau keputusan sebagai integrasi
14
Agus Supriyanto, Menanamkan Cinta Matematika, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo,
2008), 82.
15
Tabrani Rusyan, Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja
Rosdakarya: 1989), 10.
11
dari suatu keyakinan, ide dan sikap seseorang. (c) Pada perilaku psikomotor,
siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat ditengarai dengan adanya
gerakan anggota badan yang tepat atau sesuai dengan petunjuk guru, serta
komunikasi non verbal seperti ekspresi muka dan gerakan-gerakan yang
penuh arti. (d) Pada perilaku berbahasa, siswa yang memiliki konsentrasi
belajar dapat ditengarai adanya aktivitas berbahasa yang terkoordinasi
dengan baik dan benar.
F. Signifikasi Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1.
Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini dapat menjadi sumber referensi bagi
penelitian penulisan karya selanjutnya. Hasil penelitian akan dapat menjadi
gambaran konseptual yang memberikan alternative dalam mengatasi
masalah- masalah yang terjadi di sekolah sehingga kegiatan pembelajaran
menjadi efektif, kondusif, menyenangkan, dan dapat meningkatkan hasil
belajar siswa terhadap materi pembelajaran yang diajarkan.
2.
Manfaat Praktis
a.
Bagi siswa
Diharapkan siswa dapat membantu siswa pada materi perkalian
sehingga dapat mengikuti materi selanjutnya tanpa harus kesulitan dan
12
bersusah payah menghafal selain itu untuk meningkatkan hasil belajar
siswa.
b.
Bagi guru
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi guru dalam
upaya peningkatan hasil belajar siswa kelas 2B MI Al-Fithrah Surabaya
materi perkalian agar dapat mengikuti pelajaran dengan baik. Selain itu
dapat lebih melibatkan peserta didik aktif dalam pembelajaran.
c.
Bagi Sekolah
Dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kredibilitas
sekolah karena memiliki kualitas siswa yang baik.
G. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan skripsi ini dimaksudkan sebagai cara yang
ditempuh untuk menyusun suatu karya tulis, sehingga masalah yang ada
didalamnya menjadi jelas, teratur, urut, sistematis, dan mudah dipahami.
Adapun sistematika pembahasan selengkapnya adalah sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan
Bab ini memberikan gambaran global tentang materi skripsi yang meliputi:
latar belakang, rumusan masalah, tindakan yang dipilih, tujuan penelitian,
lingkup penelitian, signifikansi penelitian, definisi operasional, dan sistematika
pembahasan.
13
Bab II : Landasan Teori
Kajian teori meliputi: (A) konsentrasi belajar, (1) hakikat konsentrasi, (2)
pengertian belajar, (3) konsentrasi belajar (4) faktor-faktor pendukung dan
penghambat dalam konsentrasi belajar, (5) ciri-ciri anak yang dapat
berkonsentrasi belajar, (6) cara untuk meningkatkan konsentrasi belajar, (B)
metode jaritmatika dalam mata pelajaran matematika materi perkalian, (1)
pengertian metode pembelajaran, (2) metode jaritmatika, (3) langkah – langkah
penerapan metode jaritmatika, (4) kelebihan dan kekurangan metode jaritmatika,
(5) pembelajaran matematika, (6) perkalian (C) peningkatan konsentrasi belajar
materi perkalian mata pelajaran matematika menggunakan metode jaritmatika.
Bab III : Prosedur Penelitian
Metode penelitian ini meliputi: metode penelitian, setting penelitian,
variabel yang diselidiki, rencana tindakan, data dan cara pengumpulannya,
indikator kinerja, analisis data, tim peneliti dan tugasnya.
Bab IV : Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Membahas tentang hasil penelitian, yang meliputi : Hasil penelitian pra
siklus, siklus I dan siklus II.
Bab V : Penutup
Bab ini merupakan bab terakhir dari seluruh pembahasan yang ada. Isi bab
ini adalah kesimpulan dari hasil penelitian serta saran yang diberikan penulis.
Download