BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya setiap bahasa di dunia memiliki kekhasan tersendiri yang
membedakan dengan bahasa lainnya. Perbedaan yang paling signifikan biasanya
ditemukan baik itu secara struktur (sintaksis) maupun makna (semantik). Hal ini
tentunya menjadi permasalahan bagi pembelajar bahasa asing, karena dalam
kesehariannya bahasa utama atau bahasa ibu lebih sering digunakan. Oleh karena
itu pengaruh yang kuat baik itu pada struktur maupun makna yang terkandung
pada bahasa utama atau bahasa ibu, sering terbawa pada bahasa kedua atau
bahasa asing yang pada akhirnya sering memunculkan kekeliruan atau
penangkapan makna yang salah.
Tentu saja pada saat seseorang ingin mengungkapkan sesuatu dengan
menggunakan bahasa asing, tidak ingin adanya penangkapan makna yang salah
terhadap apa yang diucapkannya. Selain itu setiap orang pasti ingin
mengungkapkan gagasan, ide, pikiran atau perasaan secara langsung dan dapat
mudah dimengerti tanpa menggunakan kalimat yang panjang dan berbelit-belit.
Dengan itu, pada bahasa Indonesia terdapat idiom atau dalam bahasa Jepang
disebut kanyouku.
Namun pada saat pembelajar bahasa Jepang
ingin mengungkapkan
pendapatnya dengan menggunakan idiom atau kanyouku sering kali mendapatkan
kesulitan. Selain karena kurangnya pemahaman terhadap idiom itu sendiri, sering
kali pembelajar bahasa Jepang disaat menerjemahkan suatu idiom bahasa
Indonesia ke dalam bahasa Jepang ataupun sebaliknya dengan besar kemungkinan
langsung menarik arti dari kata-kata pembentuknya.
Contoh pada kayouku mimi ni hairu jika diterjemahkan dari kata-kata
pembentuknya akan menjadi masuk ke telinga dan memiliki makna mendengar
1
suatu kabar. Pada bahasa Indonesiapun terdapat ungkapan dengan makna yang
sama yaitu sampai ke telinga. Kedua ungkapan ini bermakna sama dan
menggunakan kata telinga. Namun terdapat permasalahan pada kata hairu menjadi
sampai.
Pada kalimat “Sono nyuusu ga mimi ni hairimashita” jika diterjemahkan
ke dalam bahasa Indonesia akan menjadi “berita itu sudah sampai ke telinga saya”
dan akan lebih bisa diterima oleh masyarakat kita daripada diterjemahkan “berita
itu sudah masuk ke telinga saya”. Berbagai pertanyaan pun muncul ke permukaan,
seperti “Kenapa ungkapan dengan makna mendengar memakai kata mimi ni hairu
tidak memakai mimi ni tsuku?”, karena kata sampai jika diterjemahkan ke dalam
bahasa Jepang adalah tsuku. “Apa sebenarnya makna dari mimi ni hairu?”, “apa
sebenarnya makna yang terkandung dalam kata hairu pada kanyouku
tersebut?”,dsb.
Untuk
memecahkan
permasalahan
seperti
ini
perlunya
pemahaman yang lebih terhadap makna kanyouku serta makna dari kata
pembentukya.
Contoh lain pada idiom masuk angin jika diterjemahkan apa adanya dari
kata pembentuknya, masuk adalah hairu dan angin adalah kaze, maka akan
menjadi kaze wo hairu. Namun masuk angin pada bahasa Jepang adalah kaze o
hiku. Sedangkan kaze wo hiku, jika diterjemahkan dari kata-kata pembentuknya
akan menjadi menggilas/menari/memainkan angin. Muncul pula pertanyaan yang
sama “kenapa masuk angin menjadi kaze wo hiku bukan kaze wo hairu?”dsb.
Untuk itu pemahaman terhadap makna sangat penting agar pembelajar
bahasa Jepang sehingga dapat menggunakan idiom dengan benar. Pada bahasa
Indonesia kita sering menemukan berbagai idiom yang menggunakan kata masuk.
Misalkan, masuk angin, masuk akal, masuk itungan,dsb Maka dari itu tema
penelitian ini adalah idiom bahasa indonesia dan bahasa Jepang yang
menggunakan kata masuk atau hairu.
Dengan berdasarkan pada hal-hal di atas, penulis bermaksud mengadakan
penelitian mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan makna idiom yang
2
menggunakan kata masuk atau hairu. Sehingga penulis mengambil judul
“Analisis Perbandingan Makna Kanyouku Bahasa Jepang yang Tenbentuk dari
Kata ‘Hairu’ dengan Idiom Bahasa Indonesia yang Terbentuk dari Kata ‘Masuk’”.
1.2 Rumusan dan Batasan Masalah
a. Rumusan
masalah
Berdasarkan pada beberapa hal yang telah penulis utarakan di atas, maka
rumusan masalah dari penelitian ini adalah:
1. Makna apa saja yang terkandung dalam kanyouku bahasa Jepang yang
terbentuk dari kata ‘hairu’?
2. Makna apa saja yang terkandung dalam kanyouku bahasa Indonesia yang
terbentuk dari kata ‘masuk’?
3. Makna dari kata “hairu” yang terdapat pada kanyouku bahasa Jepang?
4. Makna dari kata “masuk” yang terdapat pada idiom bahasa Indonesia?
5.Bagaimana persamaan makna kanyouku bahasa Jepang yang terbentuk dari kata
‘ hairu’ dan idiom bahasa Indonesia yang terbentuk dari kata ‘masuk’?
6. Bagaimana perbedaan makna kanyouku bahasa Jepang yang terbentuk dari kata
‘ hairu’ dan idiom bahasa Indonesia yang terbentuk dari kata ‘masuk’?
b. Batasan masalah
Masalah ini dibatasi dengan hanya melakukan analisis pada makna
kanyouku yang menggunakan kata ‘hairu’ dalam bahasa Jepang dengan makna
idiom ang memakai kata ‘masuk’ dalam bahasa Indonesia.
3
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
a. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui makna apa saja yang terkandung dalam kanyouku bahasa
Jepang yang terbentuk dari kata ‘hairu’
b. Untuk mengetahui makna apa saja yang terkandung dalam idiom bahasa
Indonesia yang terbentuk dari kata ‘masuk’
c. Untuk mengetahui perbandingan (persamaan dan perbedaan) antara kanyouku
dalam bahasa Jepang yang terbentuk dari kata ‘hairu’ dan idiom dalam bahasa
indonesia yang terbentuk dari kata ‘masuk’
d. Untuk mengetahui makna hairu yang dipakai dalam kanyouku.
e. Untuk mengetahui makna masuk yang dipakai pada idiom.
b. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
a. Pambelajar bahasa Jepang dapat mengetahui dan memahami makna idiom
bahasa Jepang yang terbentuk dari kata ‘hairu’ dan idiom bahasa Indonesia yang
terbentuk dari kata ‘masuk’
b. Dapat memperkaya bahasa, dengan pemakaian idiom dalam percakapan akan
lebih memperkaya bahasa komunikasi, dan jika digunakan dengan tepat akan
menambah rasa percaya diri para pembelajar dalam menyampaikan ide, gagasan,
atau keingingan tanpa menggunakan kata yang berbelit-belit.
c. Dengan mempelajari idiom ini pembelajar diharapkan dapat menggunakannya
baik itu secara lisan maupun tulisan dengan menggunakan bahasa Jepang maupun
bahasa Indonesia
4
1.4. Metodologi Penelitian
a. Metode Penelitian
Penulis dalam penelitian ini akan menggunakan metode Deskriptif analisis.
Deskriptif analisis atau Analisis Deskriptif adalah penelitian yang dilakukan
untuk
menggambarkan,
menjabarkan
suatu
fenomena
saat
ini
dengan
menggunalan prosedur ilmiah untuk menjawab suatu permasalahan secara aktual
(sutedi, 2005;24).
a. Mengumpulkan dan meneliti buku-buku dan kamus-kamus yang akan dijadikan
objek penelitian
b. Mengumpulkan contoh-contoh kalimat (jitsurei) yang menggunakan idiom
yang terbentuk dari kata ‘hairu’ dalam bahasa Jepang
c. Mengumpulkan contoh-contoh kalimat (jitsurei) yang menggunakan idiom
yang terbentuk dari kata ‘masuk’ dalam bahasa Indonesia
d. Meneliti persamaan dan perbedaan idiom bahasa Jepang yang terbentuk dari
kata ‘hairu’ dengan idiom Bahasa Indonesia yang terbentuk dari kata ‘masuk’
Dengan langkah-langkah sebagai berikut:
•
Menganalisis kanyouku yang terbentuk dari kata ‘hairu’ baik dilihat dari
makna leksikal maupun idiomatiknya, serta gaya bahasa yang dipakainya
•
Menganalisis idiom yang terbentuk dari kata ‘masuk’ baik dilihat dari
makna leksikal maupun idiomatiknya, serta gaya bahasa yang dipakainya
•
Menganalisis persamaan dan perbedaan makna dari idiom-idiom tersebut
e. mengklasifikasikan makna hairu dan masuk yang digunakan pada kanyouku
atau idiom
f. Menarik kesimpulan
5
b. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah kanyouku bahasa Jepang yang terbentuk dari
kata ‘hairu’ dan idiom bahasa Indonesia yang terbentuk dari kata ‘masuk’.
c. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan oleh penulis adalah teknik
transkripsi. Teknik transkripsi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
melalui penyeleksian atau proses transkripsi dari kamus atau literatur lainnya.
Dengan teknik ini penulis mengumpulkan data dari kamus-kamus dan bukubuku mengenai idiom bahasa Jepang yang terbentuk dari kata ‘hairu’ dan idiom
dalam bahasa Indonesia yang terbentuk dari kata ‘masuk’.
1.5. Definisi Operasional
Analisis adalah menyelidiki suatu peristiwa (karangan, perbuatan) untuk
mengetahui apa sebab-sebabnya, bagaimana unduk perkarannya dan sebagainya.
(Poerwadarminta, 1998:22)
Makna adalah hubungan yang terdapat antara kata asal dan bahasa asing, dan
keduanya memiliki kecocokan makna. (Grice dan Bolinger, 1981:108)
Kanyouku adalah kata-kata yang tersiri atas dua kata atau lebih yang memiliki
hubungan yang tepat, tetapi sulit untuk dipahami meskipun merupakan gabungan
masing-masing arti pengucapannya menunjukan arti lain. (Kuramochi, 1987:414)
Idiom adalah bentuk bahasa berupa gabungan kata yang maknanya tidak dapat
dijabarkan dari makna unsur gabungan. (Depdikbud,1989)
1.6. Sistematika Pembahasan
BAB I
PENDAHULUAN
6
Bab ini mencakup latar belakang masalah, rumusan dan pembatasan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, definisi operasional,
serta sistematika pembahasan.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
Bab ini mencakup pengertian, jenis, fungsi dari kanyouku serta pengertian,
jenis, fungsi dari idiom
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini mencakup metode penelitian, objek penelitian,
serta
teknik
pengumpulan dan pengolahan data untuk membahas semua hasil penelitian
berdasarkan data yang diperoleh.
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Membahas tentang pengumpulan dan analisis data untuk membahas semua
hasil penelitian berdasarkan data yang diperoleh
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini mencakup kesimpulan dari keseluruhan hasil penelitian serta
saran-saran yang penulis harapkan bermanfaat.
7
Download