bab i pendahuluan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air bersih merupakan sumber kehidupan yang sangat vital bagi manusia.
Seiring dengan laju pertumbuhan penduduk dan industri, kebutuhan air bersih
terus meningkat, disamping itu pencemaran terhadap air juga meningkat. Sampai
saat ini kebutuhan air minum yang berkualitas dan memenuhi persyaratan
kesehatan belum terpenuhi, sehingga perlu dilakukan usaha peningkatan kualitas
air sesuai dengan peraturan (Pemerintah No. 416/Menkes/IX/1990).
Pada dasarnya arang aktif dapat dibuat dari semua bahan yang
mengandung karbon baik organik maupun anorganik (Kalderis dkk., 2008 dalam
Joko, 2013). Menurut (Sembiring dan Sinaga, 2003) arang aktif merupakan
senyawa karbon, yang dapat dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung
karbon atau dari arang yang diperlakukan dengan cara khusus untuk mendapatkan
permukaan yang lebih luas. Luas permukaan arang aktif berkisar antara 300-3500
m2/gram dan berhubungan dengan struktur pori internal yang menyebabkan arang
aktif mempunyai sifat sebagai adsorben. Arang aktif dapat menghilangkan bau,
warna dan rasa yang tidak enak, akibat adanya bahan organik, khlorin dan
klorinasi, radon, bakteri, virus, dan gas didalam air (Saryati dkk., 2004).
Kualitas arang aktif ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya adalah waktu
aktivasi, suhu aktivasi, jenis bahan pengaktif, konsentrasi bahan pengaktif,
1
2
dan cara aktivasi (Pujiarti dan Sutapa, 2005). Lama aktivasi memberikan
pengaruh peningkatan jumlah dan diameter pori pada struktur kimia arang aktif
yaitu dengan ditemukan ikatan C-O dan C-H dengan didominasi oleh makropori.
Aktivasi arang aktif dengan suhu 8500C dengan lama aktivasi 90 menit
memberikan hasil yang paling optimal pada arang aktif dari serbuk gergaji sengon
(Pari dkk., 2005). Sedangkan menurut penelitian Pujiarti dan Sutapa (2005),
tentang arang aktif dari limbah kayu mahoni, waktu aktivasi yang memberikan
hasil paling optimal adalah 60 menit.
Proses pembuatan arang aktif dari limbah penggergajian batang kelapa
yang dilakukan oleh Pari dan Abdurrohim (2003), dilakukan dengan aktivasi
kimia dan bahan pengaktif yang digunakan Natrium Hidroksida (NaOH). NaOH
termasuk bahan kimia yang dapat dipergunakan sebagai pengaktif karena
merupakan bahan kimia tidak berbahaya, murah, dan mudah didapat. Bahan
pengaktif NaOH dapat menimbulkan terjadinya lapisan oksida logam pada
dinding pori-pori arang aktif sehingga pori-pori akan menjadi lebih besar dan
menghasilkan arang aktif dengan rendemen, daya serap terhadap iodium, dan
benzena yang tinggi. Pembuatan arang aktif dari batang kelapa dengan
menggunakan NaOH 1% dan suhu aktivasi 9000C memberikan hasil terbaik untuk
karbon terikat 84,746%, daya serap benzena 20,5%, dan daya serap iodium
881,8mg/g. Berdasarkan penelitian Pujiarti dan Sutapa (2005), arang aktif dari
limbah kayu mahoni dengan bahan pengaktif NaOH 1,5% memberikan hasil
terbaik yaitu rendemen 64,41% dan kadar zat mudah manguap 15,9%.
3
Pohon sikkam (B. javanica) merupakan pohon besar yang tingginya dapat
mencapai 40 m, diameter batang 95 - 150 cm. Pohon sikkam mempunyai batang
lurus, tanpa mata kayu ataupun bomi akar, tidak beralur. Bentuk daun bundar telur
berbagi/berlekuk tiga serta meruncing ke ujung daun. Duduk daun atau letak
spiral/melingkar, mempunyai tangkai daun panjang. Perbungaan bentuk malai,
kecil, terdapat di ujung batang dengan tangkai bunga yang panjang dan buah kecil
(1,2 - 1,5 cm). Penyebaran pohon sikkam terdapat di Jawa, Sumatera, dan
Kalimantan. Pohon sikkam tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian ± 1500 m
dpl. Daun pohon sikkam dipakai untuk pewarna merah mendong dan pandan
(Martawijaya dkk., 2005). Pohon sikkam saat ini belum dibudidayakan dan masih
merupakan hasil yang diambil dari hutan. Pengunaan kayu sikkam oleh
masyarakat setempat hanya dimanfaatkan sebagai bahan kontruksi rumah,
sehingga sisa kayu dari hasil kontruksi rumah hanya dimanfaatkan sebagai kayu
bakar saja. Oleh sebab itu peneliti merasa penelitian tentang pemanfaatan lain
dari kayu sikkam (B. javanica) ini perlu dikembangkan lebih lanjut. Salah satunya
adalah sebagai bahan baku pembuatan arang aktif. Sehingga pemanfaatan dari
limbah kayu sikkam dapat memberikan nilai ekonomi yang lebih tinggi dan
fungsi yang lebih optimal.
Ketersediaan akan air bersih terutama di daerah Sumatra Utara masih
terbatas. Banyaknya daerah yang memiliki kondisi air yang tidak memenuhi
standar kesehatan, seperti kandungan kimia (Fe, Mn, dan CaCO3) yang terlalu
tinggi dan masih banyaknya air yang digunakan bersamaan untuk kebutuhan
rumah tangga seperti, air minum, mandi, dan cuci. Konsumsi air tersebut secara
4
berlebihan terutama untuk kebutuhan air minum dapat menyebabkan gangguan
kesehatan.
Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian ini diharapkan menghasilkan
arang aktif dengan kualitas fisik dan kimia yang memenuhi Standar Nasional
Indonesia. Arang aktif terbaik dalam penelitian ini digunakan untuk
meningkatkan kualitas air konsumsi. Keberhasilan penelitian kayu sikkam (B.
javanica) dapat memberikan manfaat besarnya potensi pohon sikkam dan
diharapkan dapat memberikan hasil arang aktif yang berkualitas baik sehingga
dapat digunakan sebagai peningkatan kualitas air konsumsi masyarakat.
5
B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pemanfaatan kayu sikkam (B. javanica) untuk diolah
menjadi arang aktif yang mempunyai nilai guna yang lebih tinggi.
2. Mengetahui kualitas dan sifat arang aktif yang dibuat dari kayu sikkam
(B. javanica).
3. Mengetahui interaksi antara suhu aktivasi dan konsentrasi NaOH yang
dipakai terhadap kualitas arang aktif kayu sikkam (B. javanica) yang
dihasilkan.
4. Mengetahui kualitas air konsumsi setelah diberi perlakuan dengan
arang aktif.
C. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Memberikan informasi mengenai pemanfaatan sebagai alternatif bahan
baku kayu sikkam (B. javanica) pembuatan arang aktif.
2.
Memberikan informasi mengenai kualitas dan sifat arang aktif dari kayu
sikkam (B. javanica).
3.
Memberikan informasi tentang kemungkinan penggunaan arang aktif
dari kayu sikkam (B. javanica) untuk meningkatkan kualitas air
konsumsi.
Download