Realisasi Investasi Ditopang Sektor Industri Jakarta, 4 Mei

advertisement
SIARAN PERS
Realisasi Investasi Ditopang Sektor Industri
Jakarta, 4 Mei 2016 –Geliat investasi sector industry merupakan salah satu motor yang
mendorong pertumbuhan realisasi investasi triwulan pertama tahun 2016. Lima sector teratas
realisasi investasi adalah bagian dari sector industry dengan kontribusi realisasi investasi
mencapai Rp 85,9 triliun atau mencapai 58,6% dari total realisasi investasi. Dominasi sector
industri tersebut sejalan dengan upaya pemerintah untuk menarik minat investasi berkualitas
yang memberikan nilai lebih bagi sumber daya alam maupun meningkatkan kapabilitas sumber
daya manusia Indonesia.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Franky Sibarani menyampaikan bahwa sebagian
sector industri yang berada di daftar teratas adalah sector padat karya. “Salah satunya adalah
industry makanan yang menyumbang realisasi investasi Rp 15,4 triliun atau setara dengan
10,5%,” ujarnya dalam keterangan resmi kepada media, Rabu (4/5).
Lima sector industri lainnya selain industry makanan yang menduduki investasi di sector
industri adalah industri kertas barang dari kertas dan percetakan dengan nilai investasi Rp 27,5
triliun setara dengan 18,7%, industry kimia dasar, barang kimia dan farmasi sebesar Rp 19
triliun (13%), industri alat angkutan dan transportasi lainnya sebesar Rp 12,2 triliun (8,3%) dan
industry logam dasar, barang logam dan elektronik sebesar Rp 11,8 triliun (8,1%).
Menurut Franky, industrialisasi sector investasi tersebut mayoritas berasal dari realisasi
investasi penanaman modal asing (PMA). Tercatat PMA yang masuk dari lima sector industri
teratas tersebut mencapai US$ 4,8 miliar atau setara dengan Rp 67,3 triliun. “Kontribusi sektor
PMDN sisanya sebesarRp 18,6 triliun atau sekitar 21% dari total keseluruhan investasi di lima
sector industri tersebut,” jelasnya.
Franky menambahkan bahwa upaya pemerintah untuk mendorong sektor-sektor industri
terutama yang masuk dalam sector prioritas seperti industry padat karya, industri berorientasi
ekspor, industri substitusi impor dan industri hilirisasi mineral akan terus diupayakan. “Dukung
terhadap industri padat karya dilakukan secara strategis untuk mendukung penciptaan
lapangan kerja, seperti industri makanan, untuk industry hilirisasi mineral juga strategis
termasuk terhadap dukungan investasi di bidang usaha smelter,” lanjutnya.
Angka realisasi investasi triwulan pertama (periode Januari-Maret) tahun 2016 tercatat sebesar Rp
146,5 triliun meningkat 17,6% dari periode sebelumnya sebesarRp 124,6 triliun. Pencapaian
realisasi investasi tersebut telah memecahkan rekor tertinggi realisasi investasi di Indonesia, terdiri
dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp 50,4 triliun, naik 18,6% dari Rp 42,5 triliun
pada periode yang sama tahun 2015, dan penanaman modal asing (PMA) sebesarRp 96,1 triliun,
naik 17,1% dari Rp 82,1 triliun pada periode yang sama tahun 2015.
--Selesai-Untuk keterangan lebih lanjut dapat menghubungi:
Ariesta Riendrias Puspasari
Kepala Biro Peraturan Perundang-Undangan, Hubungan Masyarakat
dan Tata Usaha Pimpinan
Jl. Jend. Gatot Subroto No.44 Jakarta 12190
Telepon: 021-5269874
E-mail: [email protected]
Download