1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan makhluk hidup karbohidrat memegang peranan penting
sebagai sumber energi utama. Sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan
makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Karbohidrat lebih banyak di
konsumsi sehari-hari sebagai bahan makanan pokok, terutama di negara
berkembang (Hutagalung, 2004).
Pola makan yang tidak seimbang menjadi kebiasaan diera sekarang ini.
Masyarakat Indonesia sering mengkonsumsi junk food (makanan siap saji). Selain
itu, konsumsi karbohidrat tinggi merupakan kebiasaan pola makan yang tidak
baik. Menu makan pagi, siang, dan malam selalu mengandung karbohidrat tinggi.
Masyarakat Indonesia beropini tanpa nasi itu belum namanya makan. Kebiasaan
itulah yang menyebabkan tingginya kadar glukosa dalam darah. Karbohidrat
dipecah menjadi glukosa lalu disimpan untuk cadangan energi. Jika karbohidrat
tinggi, maka cadangan glukosa akan menumpuk, sehingga kadar glukosa darah
yang melebihi normal akan menyebabkan terjadinya hiperglikemia.
Keadaan hiperglikemia menyebabkan pankreas menghasilkan hormon
insulin. Hormon insulin adalah hormon yang berfungsi untuk mengatur kadar
glukosa darah. Jika kejadian hiperglikemia berlangsung lama, maka sel β secara
1
2
terus-menerus menghasilkan insulin. Kondisi ini dapat mengakibatkan sel β
mengalami kelelahan dan bahkan kerusakan. Selain itu, defisiensi insulin dapat
menyebabkan gangguan proses biokimia dalam tubuh, seperti penurunan
pemasukan glukosa ke dalam sel dan peningkatan pelepasan glukosa dari hati ke
dalam sirkulasi darah. Hal inilah yang bisa menyebabkan diabetes mellitus
(Rindiastuti dan Tyasari, 2008 ).
Diabetes mellitus (DM) adalah suatu jenis penyakit yang disebabkan
menurunnya hormon insulin yang diproduksi oleh kelenjar pankreas. Penurunan
hormon ini mengakibatkan seluruh gula (glukosa) yang dikonsumsi tubuh tidak
dapat diproduksi secara sempurna, sehingga kadar glukosa di dalam tubuh akan
meningkat. Jumlah penderita diabetes mellitus menurut data WHO (World Health
Organization), Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar di dunia. Sehingga
penanganan terhadap kondisi hiperglikemia yang terus menerus sangat perlu
dilakukan untuk mencegah terjadinya DM, karena DM dapat menyebabkan
komplikasi kronik seperti penyakit jantung koroner, gangguan fungsi ginjal,
penyakit liver, serta dapat menyebabkan kematian jika tidak ditangani dengan
serius (Toruan, 2012).
Homeostasis kadar glukosa dalam tubuh diantaranya melibatkan
penyerapan glukosa dalam usus, pengambilan glukosa ke dalam sel, dan
metabolisme oleh jaringan. Sedangkan mekanisme kerja obat hipoglikemia oral
ada tiga, yaitu peningkatan sekresi insulin, sensitiser insulin, inhibitor αglukosidase (Hongxiang, et al., 2009). Fungsi dari enzim α-glukosidase adalah
sebagai pengurai karbohidrat (polisakarida) dan disakarida lainnya (maltosa,
3
sukrosa, dan laktosa) menjadi glukosa yang kemudian dapat diserap oleh usus
halus (Ismail, 2011).
Terapi DM dengan pengobatan dapat dilakukan dengan menggunakan
obat-obatan
kimiawi
sintetik
maupun
ramuan
tradisional.
Dalam
hal
menggunakan obat tradisional, Indonesia termasuk salah satu negara di Asia yang
telah lama mempunyai tradisi menggunakan obat tradisional (Maryuni, 2002).
Salah satu tanaman obat tradisional yang sering digunakan adalah tanaman jamur
lingzhi (Ganoderma lucidum).
Jamur lingzhi sudah dikenal sejak Kaisar Shih Huang pada dinasti Chin
(221-2.007 SM). Oleh masyarakat Cina, lingzhi disebutkan sebagai “pohon
kehidupan”. Masyarakaat Cina beranggapan bahwa dengan mengkonsumsi jamur
ini, akan memberikan manfaat untuk kesehatan dan kebugaran (Suriawiria, 2001).
Kandungan utama jamur lingzhi adalah polisakarida untuk mengatur atau
mengurangi kadar gula dalam darah, adenosin sebagai pencuci racun, germanium
organik (GeO) untuk meningkatkan proses metabolisme, asam ganoderik, protein,
triterpenoid, vitamin, elemen makro, elemen mikro, antikanker/antitumor,
antikarsinogenik, dan zat pengatur tubuh (Suriawiria, 2001).
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
tentang jamur lingzhi (Ganoderma lucidum), kemampuannya dalam menghambat
aktivitas α-glukosidase dan pengaruhnya terhadap penurunan kadar glukosa darah.
4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Apakah ekstrak jamur lingzhi (Ganoderma lucidum) mampu menghambat
aktivitas enzim α-glukosidase?
2. Apakah ekstrak jamur lingzhi (Ganoderma lucidum) dapat menurunkan
kadar gula darah pada tikus yang mengalami hiperglikemia?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan
jamur lingzhi (Ganoderma lucidum) dalam menghambat aktivitas α-glukosidase
dan pengaruhnya terhadap penurunan kadar glukosa darah tikus hiperglikemia.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikan
informasi
tentang
kemampuan ekstrak jamur lingzhi (Ganoderma lucidum) dalam menurunkan
kadar glukosa darah pada tikus dan sebagai inhibitor bagi enzim α-glukosidase.
1.5 Kerangka Konsep
Pada keadaan normal, karbohidrat dicerna menjadi glukosa. Glukosa yang
telah diabsorbsi di dalam usus mengakibatkan kadar glukosa dalam darah
meningkat untuk sementara waktu, dan akhirnya kembali ke kadar semula.
Pengaturan fisiologis kadar glukosa dalam darah sebagian besar tergantung dari
5
absorbsi glukosa, sintesis glikogen, dan glikogenolisis dalam hati. Selain itu
jaringan perifer otot dan adipose juga mempergunakan glukosa sebagai sumber
energi (Price dan Wilson, 1995).
Agen penghambat α-glukosidase (akarbose, voglibose, dan miglitol) dapat
menunda pemecahan karbohidrat di usus dan menurunkaan absorbsi gula (Van de
Laar FA, et al., 2005). Penghambatan aktivitas α-glukosidase di usus adalah salah
satu mekanisme yang penting untuk mengontrol hiperglikemia postpradial pada
diabetes mellitus (Ali, et al., 2011).
Dalam upaya terapi untuk obat antidiabetes dengan menghambat αglukosidase, beberapa tanaman harus diuji aktivitas antidiabetesnya. Budhi (1994)
menyebutkan pentingnya penggalian informasi tentang obat-obatan tradisional
melalui tahap-tahap pengujian, penelitian, dan pengembangan secara sistematik
agar pemanfaatan dan khasiatnya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Jamur lingzhi merupakan salah satu obat tradisional yang berkaitan dengan
penurunan kadar glukosa darah. Sehingga kemampuan daya hambat α-glukosidase
ekstrak jamur lingzhi (Ganoderma lucidum) dan pengaruhnya terhadap
hiperglikemia perlu dilakukan penelitian.
1.6 Hipotesis
Berdasarkan kerangka konsep diatas, dapat dirumuskan hipotesis bahwa
ekstrak jamur lingzhi (Ganoderma lucidum) dapat menghambat enzim αglukosidase dan menurunkan kadar glukosa darah.
Download