HUMANISME PENDIDIKAN (TINJAUAN MIKRO) Materi Kuliah Progdi Manajemen Pendidikan smt 3 Dr. Sabar Narimo, MM. MPd. 1 Humanisme Pendidikan di Sekolah 1. Ciri Pendidikan di Indonesia adalah humanismReligius, tercermin dari sila-sila Pancasila. Sila Pertama – Religius Sila kedua – Humanis Sila ketiga – Kebangsaan Sila keempat – Demokratis Sila kelima – Keadilan , Humanis 2. Ki Hajar Dewantara hidup dalam masa di Barat sedang berkembang Pendidikan Humanisme. 3. Taman Siswa yang didirikan oleh Ki Hajar Dewantara – membentuk (pend formal) sekolah sebagai keluarga, (Sebutan guru Ki, atau Ni), Taman Indira, Taman Dewasa dst. 4. Pendidikan non formal : Padhepokan, Humanisme dalam Pendidikan 5. Mantesori : Pendidikan itu pertumbuhan alami, punya kekuatan untuk menghadapi tantangan pada dirinya, ada kekuatan kodrati, ada tujuan yang akan dicapai. 6. Pendidikan humanis, menghormati nilai-nilai budaya masyarakat yang adi luhung, - menjadi jati diri dan kepribadian – ciri khas, sebagai bangsa yang berbudaya. Kebudayaan sebagai dasar pendidikan. 7. Manusia terdidik itu bukan sekedar manusia yang menguasai pengetahuan dan ketrampilan teknis bagi pemenuhan kebutuhan kehidupan, tetapi manusia yang memiliki karakter yang lebih luas. Bagaimana membangun Humanisme di sekolah 1. Piget, Bruner – kognitif 2. Maslow – Behavioris, humanisme tidak boleh melupakan rakyat yang miskin/ lemah 3. Humanis di Barat : 1) Belajar berpusat pada aktivitas siswa, 2) Belajar bukan diberi melainkan menanamkan, 3) Belajar menyenangkan bukan sebuah penjara, 4) Sekolah merupakan tempat penyemaian kodrat – kebaikan, 5) Guru tidak memberikan pertumbuhan/kekuatan, tetapi siswa mempunyai kekuatan untuk tumbuh dari dalam. 4. Progresif Humanisme : Bahwa hidup itu harus berubah, membangun hidup itu adalah sebuah pertumbuhan. Bagaimana membangun Humanisme di sekolah 5. Jepang memperkuat educated Man (kesalehan sosial) dan cultural mind. Jepang melakukan sesuatu dengan mempertimbangkan orang lain. 6. Educated Man di Inggris berjalan karena di Kerajaan 7. Di Amerika , Educated Man – berlaku bagi kelas tinggi Bagaimana membangun Humanisme di sekolah 1. Khalil Gibran : Humanis Religius --- anak lahir dari kami tapi bukan milik kami, anak adalah titipan. 2. John Dewey ; fungsi individu adalah fungsi sosial 3. John Dewey : Pendidikan Demokratis – progresivisme – kontrukstivisme. 4. Karl Marx : Humanisme Sosialis 5. Barat – Humanis Atheis 6. Inklusi itu bercampurnya anak- anak normal dengan anak-anak cacat. 7. Sekolah banyak aktivitas yang dimanipulasi 8. Play Group – bentuk pendidikan yang humanis 9. Transformative learning : melajar untuk mengubah kognitif. Humanisme 1. Manusia memiliki kebebasan, kemerdekaan. Semua bentuk yang merampas kemerdekaan adalah antihumanisme atau dehumanisasi. 2. Setiap manusia memiliki kasih sayang , tolong menolong dan persaudaraan, Apabila perilaku manusia bersifat menyakiti orang lain, egois, membuat orang lain menderita adalah dehumanisasi. 3. Manusia menghargai manusia lain agar dapat hidup secara baik dengan sosialnya, demokrasi adalah penghargaan terhadap keberadaan orang lain, oleh karena tindakan yang tidak demokratis adalah anti kemanusiaan. • . Humanisme 4. Perampasan hak orang lain adalah berlawanan dengan keadilan sosial, karena setiap orang berhak untuk mengaktualisasikan dirinya, dia memperoleh jaminan untuk mendapatkan kesempatan bagi perwujudan persaudaraan , tolong menolong, memperhatikan yang lemah, atau yang miskin adalah menjadi bagian tindakan yang humanis. 5. Pada dasarnya manusia itu memiliki “nature” potensial yang baik, memiliki kemauan baik, atau hati yang baik, apabila terjadi sebaliknya dikarenakan kesalahan lingkungan. Anak lahir itu putih bersih tidak membawa dosa orang tua, dia memiliki potensi kebaikan. HUMANISME PENDIDIKAN Materi Kuliah Progdi Manajemen Pendidikan smt 3 Dr. Sabar Narimo, MM. MPd. 9 Humanisme dalam Pendidikan 1. Istilah humanisme atau pemanusiaan manusia dalam dunia pendidikan muncul sebagai akibat dari belum diakuinya manusia secara utuh, yang sadar akan kehendak ketidakutuhan dirinya. 2. Pengakuhan yang tidak utuh tersebut sebagai bentuk dehumanisasi. 3. Humanisasi adalah fitrah manusia, setiap kali fitrah ini diinjak ia makin diteguhkan. 4. Humanisasi dikerdilkan lewat ketidakadilan, eksploitasi, penindasan, dan kekerasan yang dilakukan oleh penindas, (Paulo Freire) Humanisme dalam Pendidikan 5. Dehumanisasi diteguhkan melalui dambaan akan kebebasan, dan keadilan. 6. Dehumanisasi adalah pembengkokan cita-cita untuk menjadi manusia yang utuh 7. Humanisme merupakan bagian dasar pendekatan barat dalam pengetahuan, pendidikan teori politik, etika dan hukum. 8. Humanisme modern disebut juga humanisme naturalistik, humanisme scientific, humanisme etic, juga humanisme demokratis. Sember dan Jenis Humanisme 1. Barat : Sumber humanisme adalah agama dan sekuler. 2. Indonesia : Agama, budaya, etika • • • Humanisme sekuler : Humanisme yang tidak mendasarkan pada agama, tetapi lebih mengarah pada unitarianisne, dan liberalisme universalisme – kebenaran umum – demokratis. Humanisme religius, humanisme yang bersumber pada agama, budaya, etika yang tidak bertentangan dengan agama. Humanisme modern, lebih cenderung pada universalisme dan unitarianisme, - religiusnya kurang dan cenderung mengarah pada sekuler. Mengapa Humanisme Religius Diperlukan 1. Keberagamaan cenderung menekankan hubungan vertikal dan kesemarakan ritual. 2. Kesalehan sosial masih jauh dari orientasi masyarakat. 3. Potensi peserta didik belum dikembangkan secara proposional – pendidikan belum berorientasi pada pada pengembangan SDM. 4. Kemandirian anak didik dan tanggung jawab masih jauh dari capaian dunia pendidikan. 5. Kontekstualisme lebih mementingkan fungsi dari pada simbol, lebih mementingkan mitos dari pada etos. 6. Keseimbangan antara reward dan punishment. Manfaat Humanisme – Religius Pendidikan (Makro) 1. Kesalehan ritual (kesalehan vertikal) 2. Kesalehan sosial, (amar makruf nahi munkar) 3. Kesalehan ritual dan kesalehan sosial (HablumminAllah wa hablumminnanas) --------------------------Meski kecenderungan dalam humanisme dan religius terkadang kurang sejalan, artinya implikasi keberagaan tidak sejalan dengan nilainilai spiritual yang berpihak pada kemanusiaan. Implikasi Humanisme Religius dalam Pendidikan - Aspek Guru 1. Guru harus memiliki tiga kualifikasi dasar, yaitu penuh kasih sayang (loving), antusiasme dan penguasaan materi. 2. Mengajar dengan penuh kasih, dengan tidak memandang status sosial, agama, suku dsb. 3. enlightening (mencerdaskan bangsa) , mempersiapkan anak didik sebagai individu yang bertanggungjawab dan mandiri. 4. Proses pencerdasan harus harus berangkat dari pandangan filosofis guru bahwa anak didik adalah individu yang memiliki kemampuan dan ketrampilan (megaskill-kemampuan hebat). 5. Dalam perspektif humanisme religius, guru tidak boleh memandang anak didik dengan mata sebelah, tidak sepenuh hati dan Implikasi Humanisme Religius dalam Pendidikan - Aspek Metode Metode sebagai bentuk perbaikan pembelajaran yang komperehenship (baik pada tataran mikro maupun makro), sehingga terbentuk iklim yang mendukung tercapainya tujuan pendidikan. Penggunaan metode sebagai bentuk perbaikan tersebut, bisa dilakukan oleh orang tua, guru, tetangga, masyarakat, pemerintah maupun kaum agamawan. Implikasi Humanisme Religius dalam Pendidikan (Peran Orangtua) 1. Memperkenalkan pendidikan common sense dan problem solving. 2. Menawarkan ajaran kedisiplinan yang build - in 3. Mendidik dengan cara tidak menakut nakuti anak, atau mengancam 4. Kontrol terhadap perkembangan dan kegiatan anak. 5. Tidak menyerahkan pendidikan sepenuhnya kepada sekolah. 6. Perlu penguatan kontekstualisasi ajaran agama 7. Kontrol terhadap kawan, bacaan, dan kegiatan di luar sekolah. Implikasi Humanisme Religius dalam Pendidikan (Peran Sekolah) 1. Guru lebih berorientasi pada mendidik (budi pekerti) dari pada mengajar (standar nilai). 2. Pemimpin Sekolah berorientasi pada pembangunan manusia seutuhnya dari pada pembangunan fisik. 3. Penguatan pada penghargaan pada anak didik dari pada hukuman. 4. Komunikasi guru – siswa tidak hanya terjadi di kelas, juga di luar kelas / sekolah. 5. Kegiatan keagamaan tidak formalitas, insidental belaka tapi lebih sistemik dan berkelanjutan. 6. Kecerdasan anak peru diimbangi dengan kepekaan sosial dan ketajaman spiritual beragama. Implikasi Humanisme Religius dalam Pendidikan (Lingkungan / tetangga) 1. Perlu saling mengenal, menegur, dan ada kontrol sosial. 2. Ada pertemuan rutin yang melibatkan remaja melalui masjid, masyarakat, dan wilayah. 3. Penguatan pada materi pertemuan ibu-ibu pada masalah-masalah remaja dan generasi – tidak hanya kepentingan pribadi dan rumah tangga. 4. Penerapan standar ganda, tebang pilih – pada lingkungan hukum 5. Tindakan represif terhadap berbagai kenakalan, dan penyimpangan sosial yang dilakukan oleh masyarakat. KARAKTERISTIK KEPALA SEKOLAH TANGGUH 1. Visi, misi, strategi 2. Kemampuan mengkoordinasikan menyelaraskan sumberdaya dengan tujuan 3. Kemampuan mengambil keputusan secara terampil 4. Toleransi terhadapsekolah perbedaantangguh pada setiap Kepala orang, tetapi tidakkepala toleran terhadap orangadalah sekolah yang orang yang meremehkan kualitas, prestasi : standarmemiliki dan nilai-nilai 5. Memobilisasi sumberdaya 6. Memerangi musuh-musuh kepala sekolah 7. Menggunakan sistem sebagai cara berpikir, mengelola dan menganalisis sekolah 8. Menggunakan input manajemen 9. Menjalankan perannya sebagai manajer, pemimpin, pendidik, wirausahawan, regulator, penyedia, pencipta iklim kerja, administrator, pembaharu, dan pembangkit motivasi 10.Melaksanakan dimensi-dimensi tugas, proses, lingkungan dan keterampilan personal 11. Menjalankan gejala empat serangkai yaitu merumuskan sasaran, memilih fungsi-fungsi yang diperlukan untuk mencapai sasaran, melakukan analisis SWOT dan mengupayakan langkah-langkah untuk meniadakan persoalan 12. Menggalang teamwork yang cerdas dan kompak 13. Mendorong kegiatan-kegiatan yang kreatif 14. Menciptakan sekolah belajar 15. Menerapkan manajemen berbasis sekolah 16. Memusatkan perhatian pada pengelolaan proses belajar mengajar dan 17. Memberdayakan sekolah MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN DALAM ERA OTONOMI DAERAH 1. Berfikir Sistem 2. Desentralisasi 3. Kebijakan dan Pembinaan yang Jelas dari Pihak Pemerintah 4. Manajemen yang Baik pada Tingkat Lokal dan Nasional 5. Partisipasi MANAJEMEN 6. Transparansi 7. Akuntabilitas 8. Responsifitas Penegakan Hukum 9. Ekuitas/Akses Kesempatan 10. Profesionalisme 11. Efektifitas dan Efisiensi 12. Visi dan Misi Strategis 13. Supervisi Klinis 14. Ada Kepastian Masa Depan 1. Mempengaruhi 2. Memberdayakan 3. Memobilisasi 4. Membimbing 5. Membentuk Kultur 6. Memberi Contoh Teladan 7. Menjaga Integritas KEPEMIMPINAN 8. Berani mengambil resiko 9. Melakukan Inovasi dan Experimentasi 10. Memotivasi 11. Menghargai martabat manusia lebih tinggi dari yang lain 12. Menghargai seseorang atas kontribusinya 13. Bertindak responsif dan pro aktif 14. Memahami dan mengembangkan fungsinya 15. Menerapkan organisasi belajar 16. Menghargai kebhinekaan dan meresolusi konflik KEPEMIMPINAN Pemimpin adalah Individu yang menjalankan perintah dan memanajemen untuk kelangsungan organisasi. Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mengetahui, mendalami dan kedewasaan dalam membina organisasi. Kepemimpinan adalah kecakapan mempengaruhi menentukan manusia ke arahdan tujuan tertentu. sesama AZAS KEPEMIMPINAN 1. Taqwa, beriman kepada Allah pencipta semesta alam 2. Jujur, mengatakan dan melakukan dengan sepenuh hati dan sebenar-benarnya. 3. Ing ngarso sung tulodho, memberikan contoh di depan anak buah dengan baik 4. Ing madya mangun karso, ikut bergelut di tengah-tengah prajurit memberikan semangat, motivasi kepada anak buah. 5. Tut wuri handayani, memberikan dorongan dan gairah kepada anak buah. 6. Waspodo purbo waseso, waspada terhadap ancaman, gangguan yang datang dari dalam maupun luar dan sanggup menerima kritikan dari anak buah. 7. Legowo, mempunyai sifat kemauan, kerelaan dan keikhlasan untuk saatnya menyerahkan tugas dan tanggung jawab jabatan kepada generasi berikutnya. 8. Pemimpin harus bisa tanggap, tanggon trengginas dan pantang menyerah dengan keadaan apapun. SIFAT PEMIMPIN Dalam falsafah Jawa ada 8 sifat pemimpin dengan sebutan Hasta Brata 1. Tanah, menunjukkan sifat yang pemurah, tangguh, sabar, tidak mengeluh, teguh pendirian. 2. Api, dengan sifat dasar untuk membakar semangat dan berani menegakkan kebenaran dan keadilan dengan resiko apapun, tegas dalam bersikap, tampil berwibawa. 3. Angin, berada di setiap saat tidak membedabedakan antara yang satu dengan yang lain. Selalu dekat dengan anak buahnya. 4. Air, dengan sifat dasar memberikan kesejukan dan keadilan kepada seluruhnya, yang memberikan kesejahteraan kepada seluruh anak buahnya. 4. Angkasa, sifat yang luas dan lapang, memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas, mampu mengendalikan diri, tidak egois, sabar mampu menerima kabar dari anak buahnya dengan bijaksana. 5. Bulan, memberikan sinar yang sejuk untuk semua anak buahnya, mampu memberikan pencerahan yang mengalami kesulitan, menumbuhkan semangat. tersebut 7. Matahari, sebagai sumber energi untuk menumbuhkan daya hidup dan dorongan kepada anak buahnya. Memberikan pencerahan yang terang dan mampu menyinari seluruh alam raya ini. 8. Mendung, memberikan pengayoman kepada seluruh anak buahnya, perlindungan dengan penuh keihklasan.