SIARAN PERS Sepakat Tuntaskan Putaran Doha, MC9

advertisement
SIARAN PERS
Pusat Hubungan Masyarakat
Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110
Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711
www.kemendag.go.id
Sepakat Tuntaskan Putaran Doha,
MC9 WTO Bali 2013 Jadi Harapan
Jenewa, 10 Juni 2013 – Seluruh anggota World Trade Organisation (WTO) sependapat bahwa
suksesnya Ministerial Conference di Bali akan menjadi harapan utama sebagai stepping stone dan
road map untuk penyelesaian Putaran Doha. Kenyataan yang ada, meskipun berbagai pertemuan
yang selama ini digelar telah sepakat tentang kebulatan tekad dan identifikasi masalah kunci,
namun aplikasinya di meja runding Jenewa baru berupa harapan, yang perlu terus-menerus
diperjuangkan.
Demikian ditegaskan oleh Dubes untuk Urusan WTO/Dewatapri II Syafri Adnan Baharudin, di selasela acara paparan Information Session yang bertempat di Room W, kantor WTO, di Jenewa Swiss,
6 Juni 2013. Information Session ini digelar untuk memberikan penjelasan kepada seluruh anggota
WTO tentang kemajuan dan kesiapan Indonesia dalam aspek logistik untuk menjadi tuan rumah
Konferensi Tingkat Menteri ke-9 WTO (MC9 WTO), di Bali Desember mendatang.
Berbagai pertemuan yang selama ini telah digelar, lanjut Dubes Syafri, antara lain dalam tingkat
kelompok, sub kelompok, bilateral, plurilateral, bahkan dengan intervensi berupa berupa hasil
pertemuan Davos, Senior Official Meeting negara-negara kunci (SOM) akhir April, dan Mini
Ministerial meeting negara-negara kunci di sela-sela pertemuan tahunan OECD di Paris akhir Mei
lalu.
Putaran Doha 2001 (Doha Round) sampai dengan saat ini belum dapat terselesaikan, ucap Dubes
Syafri yang menegaskan kembali, mengapa MC9 WTO Bali ini begitu diharapkan oleh seluruh
anggota WTO. Ministerial Conference Desember mendatang di Bali, boleh jadi adalah kesempatan
terakhir pencapaian roh multilateral trading system, lanjutnya.
“Kesempatan tersebut hanya bisa diraih dengan adanya hasil konkret dari isu runding yang saat ini
telah diajukan oleh anggota WTO, yang meliputi isu pertanian, fasilitasi perdagangan (Trade
Facilitation), pembangunan, dan isu dari negara-negara yang pembangunannya terbelakang
(Least Developed Countries),” tegas Dubes Syafri.
Sejak Januari hingga minggu pertama Juni ini, perkembangan perundingan belum memperlihatkan
kemajuan sebagaimana yang diharapkan sebagai possible delivery package to Bali. “Masih
diperlukan fleksibilitas tingkat ambisi negara negara maju dan negara negara berkembang plus
negara LDC's untuk mencapai titik keseimbangan yang dapat menghasilkan hasil konkret dan
realistis untuk Bali", jelasnya.
Lebih lanjut Dubes Syafri menjelaskan isu substansi mengenai pertanian yang menjadi salah satu
dari tiga agenda utama MC9 di Bali mendatang. Ia mengatakan bahwa proposal pertanian, yang
antara lain terkait food security dari kelompok G33 yang dikoordinir Indonesia, kemungkinan akan
mendapatkan hasil konkret yang realistis. "Namun, hasil realistis ini kemungkinan akan terganggu
apabila perundingan Trade Facilitation tidak membuahkan hasil karena tidak terdapat titik temu
antara keinginan negara maju dengan negara berkembang dan LDCs," lanjutnya.
Dengan situasi pembahasan isu runding seperti di atas, maka harapan yang ada, menurut Dubes
Syafri Adnan, ialah agar pada akhir Juli stock taking potential Paket Bali bisa diperoleh hasil
optimal dari proposal pertanian dan proposal Trade Facilitation. “Pada saat yang sama, kita
sambil berharap ada hasil tertentu dari proposal pembangunan dan LDCs,” imbuh Dubes Syafri.
Di sisi lain, kata Dubes Syafri, dengan tetap berupaya hingga saat akan berlangsungnya MC9 awal
Desember, telah berkembang pemikiran untuk menyusun suatu road map berupa work plan yang
diharapkan akan menggabungkan upaya-upaya pencapaian suatu hasil konkret dan realistis
sebelum Bali dan setelah Bali. Syafri menambahkan, bahwa perlu juga ada pemikiran untuk mulai
menyiapkan suatu political declaration saat berakhirnya MC9.
"Semoga upaya-upaya tersebut dapat menjadikan Bali sebagai tempat yang dikenang, menjadi
titik balik penyelesaian Putaran Doha menuju terciptanya multilateral trading system yang dapat
mengakomodasi kepentingan semua anggota," pungkasnya.
Dubes untuk Urusan WTO Syafri Adnan Baharudin hadir pada acara Information Session,
mendampingi Indonesian Task Force untuk MC9 WTO yang dipimpin oleh Direktur Jenderal
Kerjasama Perdagangan Internasional Iman Pambagyo. Di dalam Information Session ini terdapat
sesi tanya jawab, dimana umumnya pertanyaan delegasi menyangkut ketersediaan ruang rapat
bilateral, permintaan tambahanan intrepreter booth untuk bahasa asing selain bahasa resmi WTO,
pengaturan transportasi dan akses kendaraan ke lokasi acara, koordinator delegasi, ketersediaan
penerbangan, akomodasi, registrasi dan akreditasi, aplikasi visa, dan pengaturan kedatangan Head
of Delegation (HoD).
Information Session berikutnya dijadwalkan akan digelar pada 21 Oktober 2013 di Jenewa Swiss,
untuk menyampaikan perkembangan lebih lanjut dan masukan dari seluruh anggota WTO.
--- selesai --Informasi lebih lanjut hubungi:
Arlinda Imbang Jaya
Kepala Pusat Humas
Kementerian Perdagangan
Telp/Fax: 021-3860371/021-3508711
Email: [email protected]
Download