Perbedaan Skala Mual Dan Muntah Pada Ibu Hamil Trimester 1

advertisement
PERBEDAAN SKALA MUAL DAN MUNTAH PADA IBU HAMIL
TRIMESTER I SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN ROTI GANDUM DI
RS PANTI WILASA CITARUM SEMARANG
*Kristian Dwi Ani Meitasari **Puji Lestari **Yunita Galih Y
*Mahasiswa STIKES Ngudi Waluyo Ungaran
**Dosen STIKES Ngudi Waluyo Ungaran
[email protected]
ABSTRAK
Mual dan muntah merupakan keluhan yang sering dialami oleh ibu hamil
trimester 1. Beberapa kasus dapat menjadi parah dan menyebabkan dehidrasi, ketonuria,
ketidakseimbangan elektrolit, dan memberikan pengaruh pada pertumbuhan dan
perkembangan janin. Salah satu tindakan untuk mengatasi mual muntah pada kehamilan
adalah dengan pemberian roti gandum. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui perbedaan skala mual dan muntah pada ibu hamil trimester I sebelum dan
sesudah diberikan roti gandum.
Penelitian ini menggunakan rancangan preeksperimen dengan rancangan
penelitian one-grup pretest-post test design. Populasi dalam penelitian ini adalah semua
ibu hamil trimester 1 yang mempunyai keluhan mual dan muntah yang memeriksakan
kehamilan di RS Panti Wilasa Citarum Semarang sejumlah 60 orang. Sample yang
diambil sejumlah 20 orang menggunakan teknik purposive sampling. instrumen
penelitian menggunakan Numeric Rating Scale dengan wawancara terstruktur. Analisis
data menggunakan uji t dependent.
Skala mual sebelum diberikan roti gandum rata-rata 5,85 dan skala mual setelah
diberikan roti gandum rata-rata 2,65. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ada
perbedaan yang bermakna skala mual sebelum dan sesudah diberikan roti gandum pada
ibu hamil trimester I, dengan selisih rata-rata tingkat mual 2,20 dan p-value 0,001 <
0,05.
Disarankan bagi ibu hamil trimester 1 untuk menggunakan roti gandum dalam
mengurangi mual dan muntah karena roti gandum lebih aman dikonsumsi daripada
menggunakan obat-obatan.
Kata Kunci : Mual dan Muntah, Ibu Hamil Trimister I, Roti Gandum
Pustaka
: 2005-2015
Perbedaan Skala Mual Dan Muntah Pada Ibu Hamil Trimester 1
Sebelum Dan Sesudah Diberikan Roti Gandum Di RS Panti Wilasa
Citarum Semarang
Page | 1
ABSTRACT
Nauseous and vomit are signs that often experienced by 1st trimester pregnant
mother. It can become hard and cause dehydration, ketonuria, imbalance of electrolyte
and influence the growth and development of fetus. One of the treatments to overcome
nauseous and vomit in pregnancy is wheat bread giving. The objective of this research
is to identify the difference of nauseous vomit scale of 1st trismester pregnant mother
before and after wheat bread.
This research used pre-experiment design with one-grup pretest-post test design.
Population of this research were all its trimester pregnant mothers with nauseous and
vomit sign who check up their pregnancy at RS Panti Wilasa Citarum Semarang as
many as 60 people. Sample taken as many as 20 people by using purposive sampling
technique. Research instrument used Numeric Rating Scale with structured interview.
Data analysis used dependent t-test.
The average scale of nauseous before wheat bread giving is 5.85 and after wheat
bread giving 2.65. Result of research indicates that there is significant difference of
nauseous vomit scale of 1st trismester pregnant mother before after wheat bread giving,
with average of nauseous level difference 2.20 and p-value 0.001 < 0.05.
Is is suggested for 1st trimester pregnant mother to use wheat bread to reduce
nauseous and vomit because it is more safely consumed than chemical medicine.
Keywords
References
: Nauseous and vomit, 1st Trimester Pregnant Mother, Wheat Bread
: 2005-2015
dan muntah sering dialami pada ibu
hamil trimester 1 (Mandriwati, 2007).
Mual dan muntah terjadi pada
60-80% primigravida dan 40-60%
multigravida. Satu diantara seribu
kehamilan, gejala-gejala ini dapat
menjadi berat. Perasaan mual dapat
disebabkan karena meningkatnya kadar
human chorionic gonadotropin (hCG)
dan hormon estrogen dalam serum.
Pengaruh fisiologis kenaikan hormon
belum jelas, mungkin karena sistem
saraf pusat atau pengosongan lambung
yang kurang (Prawiroharjo, 2005).
Kadar estrogen dan progesteron yang
meningkat selama kehamilan akan
menekan sekresi Follicle Stimulating
Hormone (FSH) dan Luteinizing
Hormon (LH), maturasi folikes dan
pelepasan ovum tidak terjadi, siklus
menstruasi tidak terhenti. Ovum yang
telah dibuahi akan memproduksi hCG
yang mempertahankan korpus luteum
Perbedaan Skala Mual Dan Muntah Pada Ibu Hamil Trimester 1
Sebelum Dan Sesudah Diberikan Roti Gandum Di RS Panti Wilasa
Page | 2
Citarum Semarang
PENDAHULUAN
Kehamilan merupakan suatu
proses yang alamiah dan fisiologis.
Setiap wanita yang memiliki organ
reproduksi yang sehat, yang telah
mengalami menstruasi, dan melakukan
hubungan seksual dengan seorang pria
yang organ reproduksinya sehat sangat
besar kemungkinan akan mengalami
kehamilan. Kehamilan apabila di
rencanakan, maka akan memberi rasa
kebahagiaan dan penuh harapan.
Perubahan fisiologis akan dialami ibu
hamil pada tiap fase trimester kehamilan.
Perubahan fisiologis tersebut biasanya
memunculkan beberapa keluhan berbeda
tiap fase kehamilan. Keluhan yang
dirasakan pada trimester 1 adalah sering
mual pada pagi hari atau kapan pun si
ibu mencium bau yang dirasa sangat
menyengat. Mual yang dialami bisa
disertai dengan adanya muntah. Mual
untuk memproduksi estrogen dan
progesteron. Hormon tersebut yang
menyebabkan mual dan muntah (Bobak,
2012).
Hasil Riset Kesehatan Dasar
(2013) angka kehamilan penduduk
perempuan 10-54 tahun adalah 2,68%,
terdapat kehamilan pada umur kurang 15
tahun, meskipun sangat kecil (0,02%)
dan kehamilan pada umur remaja (15-19
tahun) sebesar 1,97%. Kehamilan
apabila tidak diatur melalui program
keluarga
berencana
(KB)
akan
mempengaruhi tingkat fertilitas di
Indonesia.
Mual dan muntah yang terusmenerus dapat menyebabkan dehidrasi,
hiponatremia, hipokloremia, penurunan
klorida
urin,
selanjutnya
terjadi
hemokonsentrasi
yang
mengurangi
perfusi darah ke
jaringan dan
menyebabkan tertimbunnya zat toksik.
Pemakaian cadangan karbohidrat dan
lemak menyebabkan oksidasi lemak
yang tidak sempurna sehingga sehingga
terjadi ketosis. Hipokalemia akibat
muntah dan eksresi yang berlebihan
selanjutnya menambah frekuensi muntah
dan merusak hepar. Selaput lendir
esofagus dan lambung dapat robek
sehingga terjadi
perdarahan
gastrointestinal (Mansjoer, 2009). Hal
ini akan memberikan pengaruh pada
pertumbuhan dan perkembangan janin
karena nutrisi yang tidak terpenuhi atau
tidak sesuai dengan kehamilan, yang
mengakibatkan peredaran darah janin
berkurang serta terjadi perdarahan pada
retina
yang
disebabkan
oleh
meningkatnya tekanan darah ketika
penderita muntah (Setiawan, 2007).
Mual dan muntah selama
kehamilan biasa terjadi di pagi hari
ataupun kapan saja. Tanda mual dan
muntah biasa muncul segera setelah
implantasi dan bersamaan saat produksi
hCG mencapai puncaknya, diduga
bahwa hormon plasenta inilah yang
memicu mual dan muntah dengan
bekerja pada chemoreseptor trigger zone
pada pusat muntah (Sherwood, 2013).
Mual muntah ini harus segera
diatasi dan ada banyak cara untuk
mengatasi mual muntah ini. Penanganan
mual muntah ini dapat diatasi dengan 2
cara yaitu dengan penggunaan obat
(farmakologis) dan penggunaan tanpa
obat (nonfarmakologis). Farmakologis
yaitu dengan menggunakan vitamin B6
dan antasida sedangkan pengobatan
nonfarmakologis dapat menggunakan
pengaturan
pola
makan
dengan
mengkonsumsi
makanan
yang
mengandung serat dan mengandung
tinggi protein dan karbohidrat. Konsumsi
makanan yang mengandung tinggi
karbohidrat dan protein dapat mengatasi
mual dan muntah pada kehamilan
(Arisman, 2009). Karbohidrat yang
sebaiknya
dikonsumsi
adalah
karbohidrat kompleks yang terdapat
pada roti gandum, kentang, serelia atau
padi-padian yang tidak digiling. Jenis ini
mengandung serat dan cukup kalori.
Karbohidrat dapat melindungi protein
terhadap pembakaran menjadi energi
(Proverawati dkk, 2009).
Konsumsi
karbohidrat
dan
protein dapat menaikkan kadar glukosa
yang membutuhkan waktu ± 30 menit
setelah makan dan perlahan kembali
dalam kurun waktu setelah 90-180
menit. Ibu hamil trimester 1 sering
terjadi hipersekresi
insulin
yang
menyebabkan kadar glukosa darah
menurun sehingga sering ditemukan
keluhan pusing, lapar, lemas serta mual
dan muntah. Makanan yang tinggi
karbohidrat
dan
rendah
lemak
merupakan yang paling baik ditoleransi
misal roti panggang, biskuit kering
(crackers), sereal sarapan rendah gula
(Gandy dkk, 2014).
Penanganan
mual
pada
kehamilan trimester 1 menggunakan
makanan tinggi karbohidrat dan protein
Perbedaan Skala Mual Dan Muntah Pada Ibu Hamil Trimester 1
Sebelum Dan Sesudah Diberikan Roti Gandum Di RS Panti Wilasa
Citarum Semarang
Page | 3
yang dapat diperoleh dari makanan yang
terbuat dari gandum utuh. Makanan yang
terbuat dari gandum utuh diantaranya
dapat diolah dalam bentuk biskuit
gandum dan dalam bentuk makanan soft
seperti roti gandum. Konsumsi cracker
dipercaya dapat menurunkan mual pada
ibu hamil trimester 1, tetapi kandungan
karbohidrat dan protein yang terkandung
lebih rendah daripada roti gandum
(Simkim dkk, 2007). Kandungan protein
dan karbohidrat pada roti gandum
mengandung protein sebanyak 11-12%
sedangkan kandungan protein yang
terbuat dari biskuit gandum lebih rendah
yaitu 8-9%. Roti gandum merupakan
makanan yang terbuat dari biji gandum
utuh dengan kandungan protein tertinggi
dibandingkan dengan bentuk olahan
gandum yang lainnya.
Konsumsi
gandum
dapat
dijadikan sebagai
alternatif dalam
mengurangi mual muntah selain
memiliki kandungan protein tertinggi
roti gandum juga memiliki tekstur yang
lembut sehingga mudah untuk dicerna.
Rekomendasi harian nutrisi yang
diperlukan ibu hamil trimester 1 per
harinya 2200 kkal dan protein sebesar 60
gr (Simkim dkk, 2007). Pemberian roti
gandum juga disesuaikan dengan
kebutuhan gizi yang dibutuhkan ibu
selama trimester 1 kehamilan.
Pemberian terbaik roti gandum
diberikan saat pagi hari setelah ibu
bangun tidur dan sebelum melakukan
aktivitas pagi karena semalaman sudah
terjadi pengosongan lambung dalam
waktu lama. Roti gandum yang
diberikan tanpa adanya tambahan bahan
lainnya selain air putih. Air putih disini
tidak mengandung energi melainkan
hanya bertindak sebagai pelarut.
Ketergantungan air didalam makanan
akan
mempengaruhi
kadar
atau
kepadatan kandungan energi makanan
tersebut (Arisman, 2010).
Hasil studi pendahuluan yang
dilakukan pada ibu hamil di RS Panti
Wilasa Citarum Semarang pada bulan
September 2015 didapatkan data selama
bulan
Juli-September
2015
data
kunjungan ibu hamil sebanyak 2700
pasien dengan kunjungan rata-rata
perbulan 900 pasien. Jumlah ibu hamil
trimester 1 rata-rata perbulan sebanyak
60 pasien dan yang mengalami mual dan
muntah pada pagi hari sebanyak 10
orang. Hasil wawancara pada ibu hamil
yang saat itu memeriksakan kehamilan
didapatkan bahwa hal yang dilakukan
ibu hamil yang mengalami mual muntah
pada pagi hari adalah dengan diam saja
tidak melakukan aktivitas dulu dan ada
juga yang mengkonsumsi obat-obatan
yang diberikan oleh dokter saat saat
mereka memeriksakan kehamilan.
Mual dan muntah pada ibu
trimester pertama di masyarakat masih
terjadi dan cara penanggulangannya
sebagian besar masih menggunakan
terapi farmakologis atau di diamkan saja.
Akan lebih baik jika masyarakat
khususnya ibu hamil mampu mengatasi
masalah mual pada awal kehamilan
dengan menggunakan terapi pelengkap
non farmakologis terlebih dahulu.
Berdasarkan uraian diatas peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian
tentang “ Perbedaan Skala Mual dan
Muntah Pada Ibu Hamil Trimester I
Sebelum dan Sesudah Diberikan Roti
Gandum di RS Panti Wilasa Citarum
Semarang”.
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Desain
penelitian
ini
menggunakan Pre eksperimen design,
dengan rancangan penelitian one-grup
pretest-post test design. Populasi
Populasi dalam penelitian ini ibu
hamil trimester 1 yang mempunyai
keluhan mual dan muntah yang
memeriksakan kehamilan di RS Panti
Perbedaan Skala Mual Dan Muntah Pada Ibu Hamil Trimester 1
Sebelum Dan Sesudah Diberikan Roti Gandum Di RS Panti Wilasa
Citarum Semarang
Page | 4
Wilasa Citarum Semarang. Data ibu
hamil trimester 1 yang memeriksakan
kehamilannya yang diperoleh dari RS
pada bulan Juli 2015-September 2015
rata-rata sebanyak 60 orang per bulan.
Peneliti menetapakan sampel
dalam penelitian ini sejumlah 20
responden.
Kriteria inklusi :
a. Ibu hamil trimester 1 (primigravida
dan multigravida)
b. Bersedia menjadi responden
c. Ibu hamil yang tidak menggunakan
obat pengurang mual
Kriteria eksklusi
a. Ibu hamil trimester 1 yang ditengah
penelitian mengalami mual muntah
berlebihan
b. Ibu hamil trimester 1 yang ditengah
penelitian
mengkonsumsi
obat
pengurang mual dan muntah
c. Ibu hamil yang menggunakan cara
tradisional dalam mengurangi mual
dan
muntah
misal
dengan
menggunakan
minuman
jahe,
permen jahe, menggunakan makanan
lain yang disukai ibu hamil.
d. Ibu hamil dengan penyakit penyerta
tertentu, misal enteritis, typhoid.
Teknik pengambilan sampel berdasar
teknik menggunakan nonprobability
sampling sedangkan metode yang dipilih
yaitu purposive sampling. Purposive
sample merupakan teknik pengambilan
sampel dengan pertimbangan tertentu.
Sampel ini lebih cocok digunakan pada
penelitian yang tidak melakukan
generalisasi (Sugiyono, 2010).
Analisis data
Analisa Univariat
Variabel dalam penelitian ini digambarkan
dalam bentuk distribusi frekuensi yaitu mual
muntah sebelum diberikan roti gandum dan
mual muntah setelah diberikan roti gandum
Analisa Bivariat
Guna menguji perbedaan skala mual
sebelum dan sesudah diberikan roti
gandum digunakan uji Wilcoxon untuk
data yang berdistribusi tidak normal
HASIL PENELITIAN
Analisis Univariat
Tabel 1 skala mual sebelum diberikan
roti gandum
Vari N Me SD M M
abel
an
in ax
Skala 2 5,8 0,7 5
7
Mual 0 5
45
Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa
dari 20 responden ibu hamil trimester I
yang mempunyai keluhan mual dan
muntah yang memeriksakan kehamilan
di RS Panti Wilasa Citarum Semarang,
sebelum diberikan roti gandum rata-rata
skala mual yang dialami ibu sebesar 5,85
dengan standar deviasi 0,745, skala mual
paling ringan sebesar 5 dan paling berat
7.
Tabel 2 skala mual setelah diberikan
roti gandum
Vari n Me SD M M
abel
an
in ax
Skala 2 2,6 0,6 2
4
Mual 0 5
71
Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa
dari 20 responden ibu hamil trimester I
yang mempunyai keluhan mual dan
muntah yang memeriksakan kehamilan
di RS Panti Wilasa Citarum Semarang,
sesudah diberikan roti gandum, rata-rata
skala mual yang dialami ibu sebesar 2,65
dengan standar deviasi 0,671, dengan
skala mual paling ringan sebesar 2 dan
paling berat 4.
Analisis Bivariat
Pada bagian ini disajikan hasil
penelitian tentang perbedaan skala mual
dan muntah pada ibu hamil trimester I
sebelum dan sesudah diberikan roti
gandum di RS Panti Wilasa Citarum
Semarang. Perbedaan Skala Mual dan
Muntah Pada Ibu Hamil Trimester I
Perbedaan Skala Mual Dan Muntah Pada Ibu Hamil Trimester 1
Sebelum Dan Sesudah Diberikan Roti Gandum Di RS Panti Wilasa
Citarum Semarang
Page | 5
Sebelum dan Sesudah Diberikan Roti
Gandum
Tabel 3 Perbedaan Skala Mual dan
Muntah Pada Ibu Hamil
Trimester I Sebelum dan
Sesudah Diberikan Roti
Gandum di RS Panti Wilasa
Citarum Semarang
Variabel Perlakuan N Mean SD
Skala
Mual
Sebelum
Sesudah
20 5,85
20 2,65
p-value
0,745 0,000
0,671
Berdasarkan
table
dapat
diketahui bahwa rata-rata skala mual ibu
hamil sebelum diberikan roti gandum
sebesar 5,85 kemudian berkurang
menjadi 2,65 sesudah diberikan roti
gandum.
Berdasarkan uji t dependen
didapatkan p-value 0,000. Oleh karena
p-value 0,000
<
(0,05), maka
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
secara bermakna skala mual dan muntah
pada ibu hamil trimester I sebelum dan
sesudah diberikan roti gandum di RS
Panti Wilasa Citarum Semarang.
PEMBAHASAN
Gambaran skala mual dan muntah
pada ibu hamil trimester 1 sebelum
diberikan roti gandum
Hasil penelitian pada tabel 1
menunjukkan bahwa tingkat mual ibu
hamil trimester 1 sebelum diberikan roti
gandum dengan nilai rata-rata 5,85
dengan skala mual terendah 5 dan skala
mual tertinggi 7. Rata-rata skala mula
yang dirasakan responden penelitian
merupakan mual pada skala sedang,
mual sering dirasakan pada awal
kehamilan akan tetapi jika keluhan
berlanjut
pada
kehamilan
maka
pekerjaan sehari-hari terganggu dan
keadaan umum menjadi buruk.
Mual dan muntah yang terus-menerus
dapat
menyebabkan
dehidrasi,
hiponatremia, hipokloremia, penurunan
klorida
urin,
selanjutnya
terjadi
hemokonsentrasi
yang
mengurangi
perfusi darah ke
jaringan dan
menyebabkan tertimbunnya zat toksik.
Pemakaian cadangan karbohidrat dan
lemak menyebabkan oksidasi lemak
yang tidak sempurna sehingga sehingga
terjadi ketosis. Hipokalemia akibat
muntah dan eksresi yang berlebihan
selanjutnya menambah frekuensi muntah
dan merusak hepar. Selaput lendir
esofagus dan lambung dapat robek
sehingga
terjadi
perdarahan
gastrointestinal (Mansjoer, 2009). Hal
ini akan memberikan pengaruh pada
pertumbuhan dan perkembangan janin
karena nutrisi yang tidak terpenuhi atau
tidak sesuai dengan kehamilan, yang
mengakibatkan peredaran darah janin
berkurang serta terjadi perdarahan pada
retina
yang
disebabkan
oleh
meningkatnya tekanan darah ketika
penderita muntah (Setiawan, 2007).
Mual dan muntah yang berlebihan
dapat mengganggu pekerjaan sehari-hari
dan keadaan umum menjadi buruk.
Mual dan muntah yang terus-menerus
dapat
menyebabkan
dehidrasi,
hiponatremia, hipokloremia, penurunan
klorida
urin,
selanjutnya
terjadi
hemokonsentrasi
yang
mengurangi
perfusi darah ke
jaringan dan
menyebabkan tertimbunnya zat toksik.
Pemakaian cadangan karbohidrat dan
lemak menyebabkan oksidasi lemak
yang tidak sempurna sehingga sehingga
terjadi ketosis. Hipokalemia akibat
muntah dan eksresi yang berlebihan
selanjutnya menambah frekuensi muntah
dan merusak hepar. Selaput lendir
esofagus dan lambung dapat robek
sehingga
terjadi
perdarahan
gastrointestinal (Mansjoer, 2009). Hal
ini akan memberikan pengaruh pada
pertumbuhan dan perkembangan janin
karena nutrisi yang tidak terpenuhi atau
tidak sesuai dengan kehamilan, yang
mengakibatkan peredaran darah janin
berkurang serta terjadi perdarahan pada
retina
yang
disebabkan
oleh
Perbedaan Skala Mual Dan Muntah Pada Ibu Hamil Trimester 1
Sebelum Dan Sesudah Diberikan Roti Gandum Di RS Panti Wilasa
Citarum Semarang
Page | 6
meningkatnya tekanan darah ketika
penderita muntah (Setiawan, 2007).
Gambaran skala mual dan muntah
pada ibu hamil trimester 1 sesudah
diberikan roti gandum
Hasil penelitian pada table 2
didapatkan angka rata-rata tingkat mual
responden setelah dilakukan pemberian
roti gandum adalah 2,65. Tingkat mual
pada ibu hamil trimester 1 dalam
penelitian didapatkan hasil terjadi
penurunan. Turunnya tingkat mual pada
ibu hamil trimester 1 dikarenakan
adanya penatalaksaan yang tepat untuk
mencegah terjadinya hipersekresi insulin
yang disebabkan karena turunnya kadar
glukosa ibu hamil yang merupaka efek
dari meningkatnya produksi hormon
estrogen, progesteron dan hCG pada
awal kehamilan.
Penatalaksaan
mual
dapat
dilakukan dengan pemberian makanan
yang mengandung tinggi karbohidrat dan
protein. Roti gandum merupakan
makanan yang mengandung tinggi
karbohidrat dan protein. Kandungan gizi
roti gandum yang diberikan disesuaikan
dengan kandungan asupan gizi yang
harus dipenuhi ibu hamil pada pagi hari
atau saat sarapan yaitu mengandung
seperempat nilai kecukupan gizi yang
harus dipenuhi sehari (mengandung
kalori 450-500 kkal).
Alasan pemberian roti gandum
diberikan pada pagi hari juga
dikarenakan gejala mual pada kehamilan
sering terjadi pada pagi hari hal ini
dikarenakan kondisi ibu hamil dengan
keadaan perut kosong dan dalam kondisi
lapar, sehingga produksi glukosa
mengalami penurunan. Glukosa darah
akan mengalami peningkatan kurang
lebihnya diperlukan waktu 30 menit
setelah mengkonsumsi makanan tinggi
karbohidrat dan protein kemudian kadar
glukosa secara perlahan akan kembali ke
kadar glukosa puasa setelah 90-180
menit (Gandy dkk, 2014).
Pada penelitian ini ibu hamil trimester 1
diberikan roti gandum dimakan dalam
waktu
10
menit
dan
setelah
menghabiskan roti gandum selang waktu
30 menit dilakukan pengukuran ulang
skala
mual.
Waktu
pengukuran
disesuaikan dengan jam dimana ibu
hamil menghabiskan roti gandum
sehingga waktu dalam observasi setelah
pemberian roti gandum, masing-masing
responden sama. Selain itu peneliti juga
menggunakan
air
mineral
untuk
kenyamanan responden (Banudi, 2013).
Penatalaksaan mual pada kehamilan juga
harus memperhatikan faktor-faktor lain
penyebab mual karena faktor lain
tersebut dapat mempengaruhi hasil
penelitian. Faktor lain tersebut misalnya
kondisi psikologis yang dialami ibu
hamil selama hamil dapat mempengaruhi
kondisi fisiologis didalam tubuhnya.
Biasanya masa paling berat bagi beban
psikis, ibu hamil terjadi perubahan
aktivitas hormon. Perubahan inilah yang
dapat dengan mudah mempengaruhi
stabilitas emosi ibu menyebabkan
keluhan mual muntah terutama pada pagi
hari (Bobak, 2012).
Perbedaan skala mual sebelum dan
sesudah diberikan roti gandum
terhadap mual terhadap ibu hamil
trimester 1
Hasil penelitian dalam tabel 3
didapatkan selisih rata-rata tingkat mual
sebelum diberikan roti gandum adalah
2,20 dengan nilai p-value 0,001 <0,05.
Hasil
penelitian
tersebut
dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan
signifikan antara skala mual pada ibu
hamil trimester 1 sebelum dan sesudah
diberikan roti gandum di RS Panti
Wilasa Citarum Semarang.
Roti gandum yang digunakan
dalam penelitian ini merupakan gandum
olahan dalam bentuk roti gandum
Perbedaan Skala Mual Dan Muntah Pada Ibu Hamil Trimester 1
Sebelum Dan Sesudah Diberikan Roti Gandum Di RS Panti Wilasa
Citarum Semarang
Page | 7
dimana gandum merupakan salah satu
bahan pangan benilai serat tinggi dan
penyuplai nutrisi yang sangat bermanfaat
bagi tubuh. Gandum (Triticum aestivum
L.) adalah salah satu serealia dari family
Gramineae (Poaceae) yang merupakan
salah satu bahan makanan pokok selain
beras.
Gandum
cukup
terkenal
dibandingkan bahan makanan lainnya
sesama serealia karena kandungan gluten
dan proteinnya yang cukup tinggi pada
biji gandum. Kandungan gizi gandum di
antaranya karbohidrat 60–80%, protein
6–17%, lemak 1.5–2%, mineral 1.5–2%
dan sejumlah vitamin, (Asosiasi
Produsen
Tepung
Terigu
Indonesia/APTINDO, 2009).
Hasil
penelitian
didapatkan
adanya perbedaan status paritas yaitu
primigravida
dan
multigravida.
Didapatkan primigravida sebanyak 15
responden (75%) dan multigravida
sebanyak 5 responden (25%). Mual yang
dirasakan pada ibu primigravida berkisar
antara skala mual terendah skala 5 dan
tertinggi skala 7. Skala mual 7 yang
merupakan skala mual tertinggi pada ibu
primigravida tidak terdapat pada skala
mual
ibu
multigravida.
Teori
menyatakan mual dan muntah terjadi
pada 60-80% primigravida dan 40-60%
terjadi pada multigravida. Satu di antara
seribu kehamilan gejala-gejala lain
menjadi berat (Sarwono, 2005). Hasil
penelitian Zakiyah dkk (2015) di
Mojokerto menunjukkan bahwa sebagian
besar responden dilihat dari status
gravida
adalah
primi
gravida.
Primigravida belum mampu beradaptasi
dengan hormon estrogen dan koreonik
gonadotropin sehingga lebih sering
terjadi emesis gravidarum, sedangkan
pada
multigravida
dan
grand
multigravida sudah mampu beradaptasi
dengan hormon estrogen dan koreonik
gonadotropin karena sudah mempunyai
pengalaman terhadap kehamilan dan
melahirkan. Berdasarkan teori yang ada
dan hasil penelitian dari peneliti lain
penelitian yang dilakukan oleh peneliti
sesuai dengan teori yang ada.
Penelitian lain yang didapatkan
saat penelitian adalah usia ibu hamil
terbanyak pada usia 20-30 tahun
sebanyak 15 orang responden (75%) dan
mengalami emesis. Penelitian lain yang
mendukung yang dilakukan oleh Puriati
(2014) menyatakan bahwa berdasarkan
hasil analisis univariat bahwa sebagian
besar ibu hamil berada pada kelompok
usia 20-35 tahun (77,6%) dan hasil ini
sesuai dengan hasil analisis bivariat yang
dapat dikatakan bahwa ibu hamil yang
mengalami hiperemesis gravidarum pada
kelompok umur 20-35 tahun sebesar
93,7% dibandingkan dengan yang tidak
hiperemesis sebesar 69,6%, berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan oleh
peneliti dan hasil penelitian dari peneliti
lain maka penelitian
tersebut tidak
sesuai dengan teori yang ada bahwa
mual pada kehamilan cenderung pada
ibu hamil yang berusia <20 tahun
dikarenakan sebelum usia 20 tahun
memiliki alat reproduksi yang belum
matang sehingga memiliki resiko
gangguan kehamilan yang lebih tinggi
dibanding dengan wanita hamil pada
usia 20-30 tahun. Keadaan tersebut dapat
meningkat jika ditambah dengan tekanan
psikologis, sosial dan ekonomi (Simkin
dkk, 2008).
Hasil penelitian yang dapat
dilihat dari tabel didapatkan usia
kehamilan 4 minggu yang berjumlah 15
responden dengan presentase 75%. Usia
kehamilan 1-4 minggu merupakan
implantasi
kadar
hCG
yang
menyebabkan mual dan muntah. Tingkat
mual pada ibu hamil juga tidak terlepas
dari faktor penyebab lain yang dapat
mempengaruhi mual seperti beban kerja
dan keadaan psikologis dari ibu hamil.
Mual pada kehamilan trimester 1
disebabkan karena adanya perubahan
sistem endokrin dan metabolisme selama
Perbedaan Skala Mual Dan Muntah Pada Ibu Hamil Trimester 1
Sebelum Dan Sesudah Diberikan Roti Gandum Di RS Panti Wilasa
Citarum Semarang
Page | 8
kehamilan. Perubahan tersebut dapat
meningkatkan produksi hCG, estrogen
dan progesteron. Kondisi tersebut
memicu mual dikarenakan kadar glukosa
ibu hamil mengalami penurunan.
Keluhan mual pada kehamilan dapat
diatasi dengan memberikan berbagai
jenis makanan yang tepat diantaranya
dengan diet makanan tinggi karbohidrat
dan protein. Konsumsi makanan tinggi
karbohidrat dan protein salah satunya
dengan mengkonsumsi makanan yang
terbuat dari biji gandum utuh (Arisman,
2009).
Wanita hamil dengan keluhan
mual muntah dapat diberikan berbagai
jenis makanan diantaranya makanan
lunak misalnya roti tawar dan makanan
kering dalam bentuk biskuit. Roti
gandum merupakan jenis makanan yang
berbentuk lembut. Roti gandum adalah
sumber karbohidrat sehat yang terbuat
dari biji gandum. Roti gandum tidak
seperti roti putih yang lainnya, roti
gandum juga memiliki nutrisi dari bijibijian yang bisa mencegah penyakit
jantung dan meningkatkan metabolisme
tubuh (Marni, 2013).
Ibu hamil trimester 1 dengan
keluhan mual dan muntah, konsumsi
makanan yang mengandung karbohidrat
dan protein dapat mengurangi mual pada
kehamilan trimester 1 karena karbohidrat
memiliki peran penting menyediakan
glukosa bagi sel-sel tubuh yang
kemudian diubah menjadi energi
(Simkin dkk, 2007).
Roti tawar gandum adalah roti
yang berbahan dasar dari tepung gandum
utuh yang memiliki kandungan protein
sebanyak 11-12% dan merupakan tepung
gandum yang memiliki kandungan
protein tertinggi. Wanita hamil selain
diet karbohidrat dan protein juga
disaranan untu mengkonsumsi cracker
dan roti tidak berasa. Roti gandum dapat
menurunkan
tingkat
mual
pada
kehamilan
trimester
1
selain
mengandung protein dan karbohidrat
tinggi juga mengandung serat yang
tinggi serta jenis makanan empuk
sehingga mempermudah saat mastikasi
dimulut.
Peneliti
dalam
memberikan
intervensi menggunakan air putih, dari
hasil penelitian ibu hamil yang
menggunakan air putih sebanyak 25%,
75% ibu hamil tidak menggunakan air
mineral karena merasa tidak nyaman
pagi hari makan roti gandum dengan
minum air mineral. Penelitian ini tidak
sesuai dengan teori yang menyatakan
bahwa air sebagai pelarut makanan agar
responden
merasa
nyaman
saat
mengkonsumsi roti gandum serta air
putih dapat dikonsumsi ibu hamil tanpa
memperburuk mual. Cairan diberikan
dalam
bentuk
terpisah
untuk
menghindari muntah, dianjurkan banyak
minum untuk mencegah dehidrasi
(Banudi, 2013).
Manfaat nutrisi bagi ibu dan
janin menjaga kesehatan ibu, memenuhi
kebutuhan gizi janin, mempersiapkan
cadangan untuk bayi beberapa waktu
setelah lahir, persiapan untuk produksi
ASI yang dibutuhkan bayi setelah lahir.
Internet, iklan televisi merupakan
salah satu media yang dapat dengan
mudah dijumpai untuk mengetahui
manfaat roti gandum, lebih ringkas lagi
informasi tentang manfaat roti gandum
dapat diringkas dalam bentuk leaflet
maupun booklet yang dapat dengan
mudah
diperoleh
dan
dibawa
kemanapun.
Keterbatasan Peneliti
Peneliti tidak dapat mengontrol
semua
faktor-faktor
yang
dapat
mempengaruhi mual seperti beban
pekerjaan dan faktor psikologis pada ibu
hamil trimester 1, konsumsi makanan/
minuman yang dapat mengurangi mual
dan muntah. Rentang waktu pengukuran
yang pendek (30menit) setelah memakan
Perbedaan Skala Mual Dan Muntah Pada Ibu Hamil Trimester 1
Sebelum Dan Sesudah Diberikan Roti Gandum Di RS Panti Wilasa
Citarum Semarang
Page | 9
roti
gandum
juga
merupakan
keterbatasan dalam penelitian karena
dalam waktu 30 menit makanan sudah
selesai diolah didalam lambung tetapi
bagi ibu hamil merupakan sesuatu hal
yang terlalu cepat untuk mengukur skala
mual dan muntah.
PENUTUP
Kesimpulan
Sebelum pelaksanaan pemberian
roti gandum tingkat mual ibu hamil
trimester 1 nilai rata-rata 5,85 dengan
skala mual terendah 5 dan skala mual
tertinggi 7.
Sesudah pelaksanaan pemberian
roti gandum didapatkan angka rata-rata
tingkat mual responden adalah 2,65.
Tingkat mual pada ibu hamil trimester 1
dalam penelitian didapatkan hasil terjadi
penurunan.
Ada perbedaan skala mual yang
bermakna
sebelum
dan
sesudah
diberikan roti gandum. Didapatkan
selisih rata-rata tingkat mual sebelum
diberikan roti gandum adalah 2,20
dengan nilai p-value 0,001 <0,05.
Saran
Hendaknya ibu hamil trimester 1
dapat menggunakan roti gandum dalam
mengurangi mual dan muntah karena roti
gandum lebih aman dikonsumsi daripada
menggunakan obat-obatan. Roti gandum
dapat ditemui ditoko roti atau
minimarket terdekat dengan harga
terjngkau.
Bagi perawat diharapkan agar
lebih sigap dan tanggap dalam
mendeteksi masalah yang dapat menjadi
penyulit dalam kehamilan seperti emesis
gravidarum dengan cara melakukan
pendekatan resiko bahwa setiap wanita
hamil beresiko mengalami komplikasi
dan harus mempunyai akses layanan
kesehatan yang berkualitas, bahkan
wanita resiko rendah pun bisa
mengalami komplikasi.
Hendaknya RS menyediakan
leaflet atau booklet tentang cara
mengurangi mual dan muntah pada ibu
hamil dengan menggunakan roti gandum
agar ibu hamil bisa mengurangi mual
dan muntah tanpa menggunakan obatobatan.
Diharapkan
ada
penelitian
lanjutan
dengan
menggunakan
eksperimen
dimana
menggunakan
kelompok kontrol dan intervensi agar
didapatkan data yang lebih akurat.
Institusi pendidikan diharapkan
memanfaatkan hasil penelitian ini
sebagai referensi dalam mengembangkan
kurikulum pembelajaran keperawatan
maternitas sebagai topik bahasan, baik
dalam kelas maupun lahan praktik di
rumah sakit secara langsung.
DAFTAR PUSTAKA
Arisman. 2010. Gizi Dalam Daur
Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi,
edisi 2. Jakarta : EGC.
Banudi, LA. 2013. Gizi Kesehatan
Reproduksi Buku Saku Bidan.
Jakarta: EGC.
Bobak, Irene M. 2012. Buku Ajar
Keperawatan Maternitas. Jakarta :
EGC.
Gandy dkk. 2014. Gizi dan Dietika.
Jakarta: EG Instrumentasi. Jakarta:
EGC.
Mandriwati. 2008. Penuntun Belajar
Asuhan Ibu Hamil. Jakarta: EGC.
Mansjoer, arif. 2009. Kapita Selekta
Kedokteran.
Jakarta:
Media
Aesculapis.
Manuaba, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan,
Penyakit Kandungan Dan Kb.
Jakarta: EGC.
Marmi. 2013. Gizi Dalam Kesehatan
Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Prawirohardjo Sarwono. 2011. Ilmu
Kebidanan. Jakarta: PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Perbedaan Skala Mual Dan Muntah Pada Ibu Hamil Trimester 1
Sebelum Dan Sesudah Diberikan Roti Gandum Di RS Panti Wilasa
Citarum Semarang
Page | 10
Proverawati, dkk. 2009. Buku Ajar Gizi
Untuk Kebidanan. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Riset
Kesehatan
Dasar
2013
(https://www.google.co.id/search?s
client=psyab&site=&source=hp&btnG=Telu
suri&q=riskesdas+2013) diunduh
tanggal 20 September 2015
Sarwono, J. 2006. Metode Penelitian
Kuantitatif
dan
Kualitatif.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Setiawan, A. 2007. Metode Penelitian
Kebidanan DIII, DIV, S1 dan S2.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Sherwood, Lauralee. 2013. Fisiologi
Manusia dari Sel ke Sistem.
Jakarta: EGC.
Simkin dkk. 2008. Panduan Lengkap
Kehamilan Melahirkan dan Bayi.
Jakarta: Arcan.
Zakiah, dkk. 2015. Efektifitas Minuman
Jahe Dalam Mengurangi Emesis
Gravidarum Pada Ibu Hamil
Trimester I. Adi Husada Nursing
Journal Vol.1, No. 2, Desember
2015
Perbedaan Skala Mual Dan Muntah Pada Ibu Hamil Trimester 1
Sebelum Dan Sesudah Diberikan Roti Gandum Di RS Panti Wilasa
Citarum Semarang
Page | 11
Download