PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU Nur Oktapianti NIM : 090563201042 ABSTRACT This research aims to determine the process of interpersonal communication among employees of Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau. The metode that used in this research is descriptive method which is the method used to explain and describe the phenomena that occurs. The subjects of this research were employees, so four people chosen as respondents of this research. The sampling technique used was two technique used was purposive sampling. This research used two techniques, which are data collection field research by conducting surveys at research area through observation and interviews. The data that has been obtained from the results of research has analyzed by presentating the respons of respondents in the from of words and sentences. From the results of this research obtained a conclusion that the process of interpersonal communication among employees at Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau conducted openly, polite, friendly, mutual trust and respect as well, and interpersonal communication is a major factor supporting employee at Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau in conducting all activities. Moreover, the purpose of interpersonal communication is done, so that messages or information be received well and clearly, it can be mad and received by the employee, so that the communication can be effective. Research suggestion are interpersonal communication are applied can be run in accordance with the expectations of all stakeholders, and frequent discussions to provide an understanding among employees at Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau. Key words: Process, Interpersonal communication A. Latar Belakang Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Sebagai makhluk sosial manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Dengan berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari di rumah tangga, di tempat pekerjaan, di pasar, dalam 1 masyarakat atau di mana saja manusia berada. Tidak ada manusia yang tidak akan terlibat dalam komunikasi. Pentingnya komunikasi bagi manusia tidaklah dapat dimungkiri begitu juga halnya bagi suatu organisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat berjalan lancar dan berhasil dan begitu pula sebaliknya, kurangnya atau tidak adanya komunikasi organisasi dapat macet atau berantakan. Proses dalam organisasi adalah salah satu faktor penentu dalam mencapai organisasi yang efektif. Salah satu proses yang akan selalu terjadi dalam organisasi apapun adalah proses komunikasi. Melalui komunikasi terjadi pertukaran informasi, gagasan, dan pengalaman. Mengingat perannya yang penting dalam menunjang kelancaran berorganisasi, maka perhatian yang cukup perlu dicurahkan untuk mengelola komunikasi dalam organisasi. Proses komunikasi yang begitu dinamik dapat menimbulkan berbagai masalah yang mempengaruhi pencapaian sebuah organisasi terutama dengan timbulnya salah faham dan konflik. Dengan demikian, tanpa komunikasi yang cukup, anggota-anggota organisasi kerja tidak akan dapat mengembangkan identifikasi yang cukup dengan kelompok untuk bekerjasama pada tingkat-tingkat yang tinggi. Dengan komunikasi yang tidak tepat, seluruh kelompok dapat tersesat dan menjadi kacau, dengan kata lain mengadakan komunikasi merupakan inti dari pengorganisasian. B. Permasalahan Dari hasil pengamatan penulis pada saat melakukan pra survei dengan mengamati objek penelitian yaitu Proses Komunikasi Interpersonal Antar Pegawai 2 Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau terdapat gejala-gejala atau fenomena sebagai berikut: a. Penggunaan bahasa sehari-hari antara pegawai yang satu dengan yang lain berbeda, dikarenakan latar belakang daerah asal beberapa pegawai yang berbeda, sehingga menghambat proses komunikasi interpersonal. b. Adapun hubungan komunikasi yang kurang baik antara pegawai satu dengan yang lain, hal ini biasanya terjadi karena masalah di luar pekerjaan atau masalah pribadi. c. Mis komunikasi antara pegawai yang satu dengan yang lainnya yang tidak dapat dihindarkan, sehingga informasi yang disampaikan tidak nsesuai dengan yang diharapkan, yang terkadang berakibat fatal. C. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui proses komunikasi interpersonal yang terjadi antar pegawai. b. Untuk mengetahui hambatan-hambatan apa saja yang terjadi selama proses komunikasi interpersonal. D. Metode Penelitian D.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antara variabel satu dengan yang lain, (Sugiyono, 2005;11) D.2 Lokasi Penelitian 3 Penelitian dilaksanakan di Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau yang berada di jalan D.I Panjaitan No. 12 KM 8 Tanjungpinang Kepri. Alasan peneliti memilih lokasi ini adalah bila dilihat dari ruang lingkup pekerjaannya yang luas yaitu terdiri dari 2 kota dan 5 kabupaten yang ada di Provinsi Kepulauan Riau, maka diperlukan komunikasi yang sinergi antar pegawai, agar apa yang telah ditetapkan berjalan dengan baik dan lancar. D.3 Responden dan Informan Pemilihan responden dilakukan dengan cara purposive sampling atau pemilihan secara sengaja dengan pertimbangan responden adalah yang terlibat langsung atau yang dianggap mempunyai kemampuan dan mengerti permasalahan terkait dengan proses komunikasi interpersonal antar pegawai Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau. Dalam penelitian ini peneliti memilih 4 orang responden yang dinilai ahli atau setidaknya tahu banyak tentang proses komunikasi interpersonal pada Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau. Sedangkan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau akan peneliti jadikan sebagai informan kunci untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan selama dalam pelaksanaan penelitian ini nantinya. D.4 Jenis dan Sumber Data 1. Data primer, data yang diperoleh secara langsung dari pihak responden dalam penelitian ini atau sebagai objek yang diteliti melalui wawancara terhadap masalah komunikasi interpersonal pegawai Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau. 4 2. Data sekunder, data yang didapat dari pihak kedua, yakni dari Sekretariat Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau meliputi data mengenai gambaran umum lokasi penelitian, struktur organisasi dan jumlah pegawai yang ada. D.5 Teknik Pengumpulan Data - Teknik observasi adalah pengamatan langsung dilokasi penelitian atau dengan melakukan peninjauan dari dekat ke sumber data guna mengetahui proses komunikasi interpersonal dan kinerja pegawai Dinas pendidikan Provinsi Kepulauan Riau. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan apabila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Alat yang digunakan adalah alat indera. - Teknik wawancara adalah proses pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan mengenai pengaruh komunikasi interpersonal dan kinerja pegawai , yang dalam hal ini diajukan kepada informan kunci. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Alat yang digunakan adalah lembaran pedoman wawancara yakni daftar pertanyaan yang telah disusun. E. Teknik Analisis Data Setelah seluruh data telah dikumpulkan berdasarkan kebutuhan peneliti, maka selanjutnya data dianalisis secara deskriptif kualitatif yaitu dengan 5 menyajikan hasil tanggapan responden mengenai pelaksanaan komunikasi interpersonal antar pegawai Dinas Pendidikan provinsi Kepulauan Riau, yang disajikan dalam bentuk kata, kalimat dan gambar. F. Konsep Teori F.1 Definisi dan Pendekatan Komunikasi Interpersonal Komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi menurut Muhammad (2011:159) adalah proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan seorang lainnya atau biasanya di antara dua orang yang dapat diketahui langsung balikannya. Adapun teori-teori yang mendukung yakni menurut Devito (dalam Effendy 2003:30) komunikasi interpersonal adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera. Kemudian yang dikemukakan oleh Mulyana (2005:73) komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal atau nonverbal. F.2 Jenis Komunikasi Interpersonal Komunikasi interpersonal dapat dibedakan atas dua macam, yakni: a) Komunikasi diadik ialah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang dalam situasi tatap muka, komunikasi diadik dapat dilakukan dalam tiga bentuk, yakni percakapan yang berlangsung dalam suasana bersahabat dan informal, dialog yang berlangsung dalam situasi lebih intim, lebih 6 dalam, dan lebih personal, sedangkan wawancara sifatnya lebih serius, yakni ada pihak yang dominan pada posisi bertanya dan ada yang lainnya pada posisi menjawab. b) Komunikasi kelompok kecil ialah proses komunikasi yang berlangsung antara tiga orang atau lebih secara tatap muka, dimana anggotaanggotanya saling berinteraksi satu sama lainnya. Dalam organisasi sering ditemui adanya komunikasi dalam kelompok-kelompok kecil, seperti dalam rapat,konferensi dan komunikasi dalam kelompok kerja. F.3 Efektivitas Komunikasi Interpersonal Dengan proses komunikasi interpersonal yang efektif, pihak-pihak yang terlibat di dalamnya memperoleh manfaat sesuai yang diinginkan. Ada beberapa faktor yang sangat menentukan keberhasilan komunikasi interpersonal apabila dipandang dari sudut komunikator, komunikan, dan pesan. a. Faktor keberhasilan dilihat dari sudut komunikator 1. Kredibilitas, ialah kewibawaan seseorang komunikator dihadapan komunikan. Pesan yang disampaikan oleh komunikator yang kreadibilitasnya tinggi akan lebih banyak memberi pengaruh terhadap penerima pesan. 2. Daya tarik, ialah daya tarik fisik maupun non fisik. Adanya daya tarik ini akan mengundang simpati penerima pesan komunikasi. Pada akhirnya penerima pesan akan dengan mudah menerima pesan-pesan yang disampaikan oleh komunikator. 3. Kemampuan intelektual, ialah tingkat kecakapan, kecerdasan dan keahlian seorang komunikator. Kemampuan intelektual ini diperlukan seorang 7 komunikator, terutama dalam hal menganalisis suatu kondisi sehingga bisa mewujudkan cara komunikasi yang sesuai. 4. Integritas atau keterpaduan sikap dan perilaku dalam aktivitas sehari-hari. Komunikator yang memiliki keterpaduan, kesesuaian antara ucapan dan tindakannya akan lebih disegani oleh komunikan. 5. Ketepercayaan, yakni jika komunikator di percaya oleh komunikan maka akan lebih mudah menyampaikan pesan dan mempengaruhi sikap orang lain. 6. Kepekaan sosial, yaitu suatu kemampuan komunikator untuk memahami situasi di lingkungan hidupnya. Apabila situasi lingkungan sedang sibuk, maka komunikator perlu mencari waktu lain yang lebih tepat untuk menyampaikan informasi kepada orang lain. 7. Kematangan tingkat emosional, ialah kemampuan komunikator untuk mengendalikan emosinya, sehingga tetap dapat melakukan komunikasi dalam suasana yang menyenangkan dikedua belah pihak. 8. Berorientasi kepada kondisi psikologis, artinya seseorang komunikator perlu memahami kondisi psikologis orang yang diajak bicara. Diharapkan komunikator dapat memilih saat yang paling tepat untuk menyampaikan suatu pesan kepada komunikan. 9. Komunikator harus bersikap supel, ramah dan tegas. b. Faktor keberhasilan dilihat dari sudut komunikan 1. Komunikan yang cakap akan mudah menerima dan mencerna materi yang diberikan oleh komunikan. 8 2. Komunikan yang mempunyai pengetahuan yang luas akan cepat menerima informasi yang diberikan komunikator. 3. Komunikan harus bersikap ramah, supel dan pandai bergaul agar tercipta proses komunikasi yang lancar. 4. Komunikan harus memahami dengan siapa ia berbicara. 5. Komunikan bersifat bersahabat dengan komunikator. c. Keberhasilan dilihat dari sudut pesan 1. Pesan komunikasi interpersonal perlu dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga dapat menumbuhkan perhatian komunikan. 2. Lambang-lambang yang dipergunakan harus benar-benar dapat dipahami oleh kedua belah pihak, yaitu komunikator dan komunikan. 3. Pesan-pesan tersebut disampaikan secara jelas dan sesuai dengan kondisi maupun situasi setempat. 4. Tidak menimbulkan multi interprestasi atau penafsiran yang berlainan. 5. Sediakan informasi yang praktis, berguna dan membantu komunikan melakukan tindakan yang diinginkan. 6. Berikan fakta, bukan kesan dengan cara menyampaikan kalimat konkret, detail, dan spesifik disertai bukti untuk mendukung opini. 7. Tawarkan rekomendasi dengan cara mengemukakan langkah-langkah yang disarankan untuk membantu komunikan menyelesaikan masalah yang dihadapi. G. Pembahasan 9 Banyak orang berpikir bahwa komunikasi adalah hal yang sederhana, karena orang berkomunikasi tanpa kesadaran berpikir dan upaya, biasanya komunikasi bersifat komplek, dan peluang untuk mengirimkan dan menerima pesan yang salah tidak terhitung. Di dalam organisasi selalu terdapat bentuk kepemimpinan yang merupakan masalah penting untuk kelangsungan hidup kelompok/ organisasi, yang terdiri dari pemimpin dan bawahan atau karyawan. Diantara kedua belah pihak harus ada two way communication atau komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik, untuk itu diperlukan adanya kerjasama yang diharapkan untuk mencapai tujuan organisasi tersebut. Hubungan yang terjadi merupakan suatu proses adanya suatu keinginan masing-masing individu, untuk memperoleh hasil yang nyata dan dapat memberikan manfaat untuk kehidupan yang berkelanjutan. Komunikasi interpersonal pada dasarnya merupakan jalinan hubungan interaktif antara seorang individu dan individu lain di mana lambang-lambang pesan secara efektif digunakan, terutama lambang-lambang bahasa. Dalam berorganisasi komunikasi interpersonal sangat berperan penting, misalnya untuk meminta saran atau pendapat kepada orang lain. Proses komunikasi interpersonal yang efektif memungkinkan pimpinan untuk melaksanakan tugas-tugas mereka. Informasi harus dikomunikasikan kepada stafnya agar mereka mempunyai dasar perencanaan, agar rencana-rencana itu dapat dilaksanakan, serta pengorganisasian memerlukan komunikasi dengan bawahan tentang penugasan mereka. Pengarahan mengharuskan pimpinan untuk berkomunikasi dengan pegawainya agar tujuan dapat tercapai. 10 Hubungan kerja yang baik dipengaruhi oleh kemampuan kita untuk melakukan komunikasi interpersonal dengan baik. Kita harus mampu untuk menyampaikan informasi dengan baik dan kreatif. Agar suatu ide dan gagasan yang baik mendapatkan kesempatan untuk dipilih maka orang yang memiliki ide dan gagasan tersebut harus mampu untuk menjelaskannya dengan baik. Untuk membangun hubungan kerja yang baik maka kita harus tahu bagaimana cara berkomunikasi secara suportif, bagaimana mengungkapkan ideide kita secara jelas. Hubungan kerja yang baik akan terbangun apabila gaya dan cara komunikasi yang dilakukan bersifat suportif sehingga timbul rasa saling percaya dan saling mendukung diantara sesama rekan kerja atau sesama pegawai Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau. Dengan komunikasi interpersonal, pegawai Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau dapat membangun pengetahuan yang bersifat personal dengan rekan-rekan yang lain. Dengan hubungan yang semakin dekat maka dapat membangun rasa saling percaya dan mengetahui bagaimana cara yang paling baik berkomunikasi dengan rekan-rekan kerja yang lain dengan beragam sifat dan karakternya. Dengan rasa saling percaya yang tinggi akan mendorong kita untuk dapat mengenal dan dikenal lebih dekat oleh rekan kerja yang lain. Untuk mengenal dan dikenal oleh rekan kerja salah satu hal yang dapat dilakukan adalah bersifat terbuka dan mau mendengarkan orang lain. 11 Komunikasi interpersonal bersifat timbal balik, apabila seseorang ingin didengar, maka orang tersebut juga harus mau mendengar. Apabila seseorang ingin dikenal, maka ia juga harus mau mengenal orang lain. H. Penutup 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil observasi dan wawancara secara langsung yang telah peneliti lakukan kepada pegawai Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau mengenai Proses Komunikasi Interpersonal Antar Pegawai Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau, maka peneliti menarik beberapa kesimpulan sehubungan dengan penelitian ini, sebagai berikut: 1. Proses komunikasi interpersonal antar pegawai Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau berdasarkan hasil penelitian pada indikator bertemu satu sama lain secara personal dapat ditarik kesimpulan yaitu ditemukan adanya hambatan-hambatan seperti masalah dalam penggunaan bahasa sehari-hari yang tidak dimengerti oleh pegawai yang lain, kemudian sikap acuh terhadap berita atau informasi yang diberikan, dan mis komunikasi yang masih sering terjadi diantara pegawai dalam pelaksanaan komunikasi interpersonal. Hal tersebut menggambarkan kurang efektifnya proses komunikasi interpersponal antar pegawai Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau. 2. Proses komunikasi interpersonal antar pegawai Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau berdasarkan hasil penelitian pada indikator empati dapat ditarik kesimpulan yaitu tidak semua pegawai dapat berempati kepada rekannya, yaitu sikap acuh pegawai terhadap pegawai lainnya, adapun 12 komunikasi yang kurang baik antara pegawai dikarenakan masalah pribadi atau ketidakcocokan antara pegawai bersangkutan. 3. Proses komunikasi interpersonal antar pegawai Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau berdasarkan hasil penelitian pada indikator bersikap positif, dapat ditarik kesimpulan yaitu tidak semua pegawai berkomunikasi di lingkungan kerja dengan sikap positif dan interaksi yang efektif. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan responden yang menyatakan bahwa sikap ramah tamah antara sesama pegawai masih kurang, dan pegawai yang suka meremehkan kemampuan rekan kerjanya, serta masih ada pegawai yang tidak mau bergaul dengan rekan lainnya, dan ada pula yang senang berkelompok. 4. Proses komunikasi interpersonal antar pegawai Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau berdasarkan hasil penelitian pada indikator kesamaan dapat ditarik kesimpulan yaitu tidak semua pegawai mendapat perlakuan yang sama antar sesama pegawai sebagai teman dan tidak menekankan kepada kedudukan dan kekuasaan. Hal ini dapat dilihat dari tanggapan responden yang menyatakan tidak semua pegawai berteman secara baik, ada pegawai yang suka membedakan status sosialnya dikarenakan pangkatnya yang lebih tinggi, dan ada pula pegawai yang hanya ingin bergaul dengan pegawai yang memiliki pengaruh pada Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau. 5. Proses komunikasi interpersonal antar pegawai Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau berdasarkan hasil penelitian pada indikator sikap mendukung, dapat ditarik kesimpulan bahwa pegawai diberi dukungan dan kepercayaan dari atasan dan support. Adapun bentuk dukungan yang di berikan seperti 13 motivasi dari atasan, pelatihan, workshop, dan sebagainya, namun tidak demikian diantara sesama rekan pegawai, diantaranya pegawai yang tidak ingin berbagi atau sharing kepada rekannya, serta bersikap acuh kepada rekan yang mengalami kendala atau masalah. 6. Hambatan-hambatan yang terjadi selama proses komunikasi interpersonal antar pegawai Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau diantaranya yaitu ketidak jelasan informasi yang disampaikan, dan hambatan yang terjadi akibat pemahaman komunikan yang kurang sehingga terjadi mis komunikasi antara satu dengan yang lainnya. Kemudian hambatan yang timbul antar pribadi di dalam Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau, yang muncul karena adanya masalah pribadi serta pemahaman bahasa yang digunakan pegawai sehari-hari yang mana pegawai bersangkutan menggunakan dialeg bahasa daerah asalnya. 2. Saran Dari permasalahan-permasalahan yang peneliti temukan saat melakukan penelitian tentang Proses Komunikasi Interpersonal Antar Pegawai Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau, maka peneliti mengemukakan saran-saran yang diharapkan dapat bermanfaat, yaitu: 1. Kedisiplinan kehadiran pegawai Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau agar tetap dipertahankan, agar interaksi tatap muka antar pegawai semakin efektif dan segala pekerjaan maupun kegiatan pada Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau terselesaikan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. 14 Adapun komunikasi interpersonal antar pegawai Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau diharapkan lebih aktif dan tanggap, bersikap fleksibel dan profesional sehingga proses komunikasi interpersonal antar pegawai menjadi lebih efektif, hal tersebut tentu akan sangat membantu para pegawai dalam melaksanakan pekerjaan maupun kegiatan yang dilaksanakan, serta berpengaruh positif dalam hal pergaulan antar pegawai di tempat kerja. 2. Pegawai Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau diharapkan lebih berempati kepada sesama rekan pegawai, lebih bersikap peduli, perhatian dari komunikan sejauh mana komunikasi dapat terbentuk sehingga orang lain merasa nyaman dan diperhatikan. Karena dengan kita dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain, memasuki pola pikir orang lain dan memahami perilaku orang tersebut, maka kita tidak hanya berbicara dan berperilaku hanya untuk kepentingan diri kita tetapi kita akan berusaha berbicara, berpikir dan berperilaku yang dapat diterima juga oleh orang lain serta akan mudah memberikan pertolongan kepada orang lain. 3. Pegawai Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau hendaknya bersikap positif antar sesama pegawai, karena segala sikap kita hanya akan dipahami bila kita mengkomunikasikannya melalui berbagai cara. Pada kehidupan sehari-hari kita pasti berinteraksi melakukan proses komunikasi interpersonal hampir setiap saat, baik melalui kata-kata atau tindakan kita. Sikap yang positif merupakn unsur penting dari komunikasi interpersonal yang efektif. 4. Salah satu guna bersosialisasi atau berteman menandakan diri bisa diterima di pergaulan, semakin sering bersosialisasi dan berkomunikasi, maka bertambah 15 pengalaman. Pada indikator kesamaan penulis memberikan saran agar pegawai Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau berteman secara baik antara sesama pegawai, saling percaya dan menghargai. Di dalam berkomunikasi tentu akan menghadapi perbedaan, tapi perbedaan bukanlah hal yang harus dihindari justru dengan perbedaan bisa mengukur kapan harus memprioritaskan kepentingan diri sendiri dan kapan mendahulukan kepentingan rekan, tentunya hal ini akan sangat membantu pegawai Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau dalam proses komunikasi interpersonal yang lebih efektif terutama dalam pergaulan di tempat kerja. Salah satu kendala atau hambatan yang dialami oleh suatu organisasi dalam mencapai tujuan adalah belum terciptanya kebiasaan saling mendukung diantara para pegawainya. Ironisnya, masing-masing dari individu yang sudah merasa menjalankan tugas sesuai dengan beban yang disandangnya, pegawai menganggap tidak lagi membutuhkan campur tangan dari rekannya, pada indikator sikap mendukung penulis memberi saran pegawai Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau menghilangkan sikap acuh tak acuh, karena tanpa disadari sikap seperti itu akan menjadikan pegawai menjadi pribadi yang tertutup terhadap informasi maupun perubahan, sehingga pegawai tidak mengalami kemajuan. 16