POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Target Millenium Development Goals (MDGs) menempatkan manusia sebagai fokus utama pembangunan yang mencakup semua komponen kegiatan yang tujuan akhirnya ialah kesejahteraan masyarakat. Didalam MDGs terdapat 8 tujuan utama antara lain: 1. Memberantas Kemikinan dan Kelaparan Ekstrem 2. Mewujudkan pendidikan dasar untuk semua 3. Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan 4. Menurunkan angka kematian anak 5. Meningkatkan kesehatan ibu 6. Memerangi HIV dan AIDS, Malaria serta penyakit lainnya 7. Memastikan kelestarian lingkungan 8. Promote global partnership for development Kedelapan target pembangunan ini harus dicapai pada tahun 2015. Pada tujuan ke-7 yaitu memastikan kelestarian lingkungan, dimana salah satu target yang harus dicapai adalah menurunkan hingga setengahnya proporsi rumah tangga tanpa akses berkelanjutan terhadap air minum layak dan sanitasi layak. Namun sejalan dengan perkembangan nya pemerintah kembali menetapkan sebuah target yaitu Universal Acces 100 - 0 – 100 yang berarti 100 % akses air bersih, 0 % kawasan kumuh dan 100 % cakupan sanitasi. Salah satu upaya untuk meningkatkan akses terhadap sanitasi layak perkotaan adalah adanya Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman (PPSP) dimana didalamnya setiap kabupaten/kota diharuskan untuk menyusun dokumen perencanaan sanitasi. Didalam Dokumen Perencanaan Sanitasi kabupaten/kota harus menyusun tiga (3) dokumen yaitu Buku Putih Sanitasi Kabupaten/Kota, Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) dan Memorandum Program Sektor Sanitasi (MPSS). Kegiatan penyusunan Dokumen Perencanaan Sanitasi ini juga mendukung salah satu misi dalam pembangunan Kota Rantauprapat yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Rantauprapat tahun 2005-2025, yaitu “Labuhanbatu Sejahtera Berbasis Sentra Jasa Dan Agro Industri Yang Berdaya Saing Tahun 2025”. Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 I -1 POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU Program dan Kegiatan dalam dokumen ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi dari berbagai kelembagaan terkait, baik sinkronisasi dan koordinasi pada tingkat Kota, Provinsi maupun Kementerian / Lembaga untuk periode Jangka Menengah. Dari sisi penganggaran, dokumen ini juga memuat rancangan dan komitmen pendanaan untuk implementasinya, baik komitmen alokasi penganggaran pada tingkat Kota, Provinsi, Pusat maupun dari sumber pendanaan lainnya seperti lembaga donor atau swasta (CSR). Untuk sumber penganggaran dari sektor Pemerintah, keseluruhan komitmen dalam dokumen ini akan menjadi acuan dalam tindak lanjut melalui proses penganggaran formal tahunan. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara lain: Pemrograman telah mempertimbangkan komitmen bersama antara kemampuan APBD Pemda dan pendanaan Pemerintah Pusat maupun partisipasi dari sektor lain yang peduli sanitasi. Program dan Anggaran untuk 5 tahun ke depan sudah diketahui, sehingga perencanaan lebih optimal dan matang. Memorandum Program investasi kabupaten/kota merupakan rekapitulasi dari semua dokumen perencanaan sanitasi dan telah disusun dengan mempertimbangkan kemampuan kabupaten/kota dari aspek teknis, biaya dan waktu. Memorandum Program investasi ini dilengkapi dengan kesepakatan pendanaan yang diwujudkan melalui persetujuan dan tanda tangan dari Bupati/ Walikota/ Gubernur selaku kepala daerah. Program investasi sektor Sanitasi ini telah disusun berdasarkan prioritas menurut kebutuhan kabupaten/kota untuk memenuhi sasaran dan rencana pembangunan kabupaten/kota. Proses penyusunan rencana program investasi ini telah melalui aspek keterpaduan antara pengembangan wilayah/kawasan dengan pengembangan sektor bidang yang terkait kesanitasian, yang mencakup: Koordinasi Pengaturan, Integrasi Perencanaan, dan Sinkronisasi Program berdasarkan Skala Prioritas tertentu atau yang ditetapkan paling sesuai dalam rangka menjawab tantangan pembangunan. Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 I -2 POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU Gambar 1.1 : Skema Proses Perencanaan PPSP Sumber : Pedoman Penyusunan MPS, Tahun 2015. Gambar 1.2 : Acuan Matrik Memorandum Program Sanitasi Sumber : Pedoman Penyusunan MPS, Tahun 2015. Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 I -3 POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU Gambar 1.3 : Proses Penyusunan Memorandum Program Sanitasi Sumber : Pedoman Penyusunan MPS, Tahun 2015. Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 I -4 POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU 1.2 Maksud dan Tujuan Memorandum Program Sanitasi (MPS) merupakan terminal seluruh program dan kegiatan pembangunan sektor sanitasi kabupaten/kota yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten / Kota, Provinsi, Pusat dan masyarakat setempat dalam kurun waktu 5 tahun, yang pendanaannya berasal dari berbagai sumber: APBN, APBD Propinsi, APBD Kabupaten/Kota, Bantuan Luar Negeri (pinjaman maupun hibah), swasta maupun masyarakat, dan sebagainya. Sebagai suatu terminal, Memorandum Program Sanitasi (MPS) merangkum masukan dari Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK), Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM), sejalan dengan itu (MPS) telah disusun pula dokumen-dokumen perencanaan sebagai berikut : RTRWK, RPJMD, Renstra Kabupaten/Kota, dan lain-lain. Memorandum Program merupakan justifikasi dan komitmen pendanaan dari Pemerintah Kabupaten/Kota, Provinsi, Pusat, atau dari lembaga lainnya untuk program/kegiatan yang telah teridentifikasi. Memorandum Program merupakan landasan bagi Pemerintah Kabupaten/Kota untuk melaksanakan strategi pembangunan sektor sanitasi dalam jangka menengah (5 tahun). Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Memorandum Program ini adalah sebagai berikut. Maksud : 1. Tersusunnya dokumen rencana strategi dan komitmen pendanaan oleh pemerintah Kabupaten dan pihak terkait untuk implementasi pembangunan sektor sanitasi yang komprehensif Jangka Menengah. Secara umum MPS ini secara spesifik bersifat sebagai “Expenditure Plan” – khususnya untuk program pembangunan sektor sanitasi. 2. Mendorong para stakeholders melaksanakan kebijakan pengembangan sanitasi yang lebih efektif, partisipatif, dan berkelanjutan. Tujuan: 1. MPS diharapkan dapat dipakai sebagai pedoman penganggaran pendanaan untuk implementasi pelaksanaan pembangunan sanitasi mulai tahun 2015 sampai dengan tahun 201 9 yang telah tercantum dalam dokumen Strategi Sanitasi Kota. 2. Dapat memberikan gambaran tentang kebijakan pendanaan untuk implementasi pembangunan Sanitasi Kota Rantauprapat selama 5 tahun yaitu tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 baik pendanaan yang dialokasikan dari APBD Kabupaten, Propinsi, Pemerintah Pusat maupun sumber pendanaan lain non pemerintah. Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 I -5 POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU 3. Dipergunakan sebagai dasar penyusunan Rencana Operasional tahapan pembangunan sanitasi. 4. Sebagai dasar dan pedoman bagi semua pihak (instansi, masyarakat dan pihak swasta) yang akan melibatkan diri untuk mendukung dan berpartisipasi dalam pembangunan sanitasi daerah Kota Rantauprapat 5. Sebagai dasar masukan bagi umpan balik (feed-back) RPJMD pada periode berikutnya. 1.3 Wilayah Perencanaan 1.3.1. Gambaran Umum Kabupaten Labuhanbatu Gambaran umum daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan mencakup aspek geografi dan demografi, aspek kesejahteraan, aspek pelayanan umum, dan aspek daya saing daerah, dapat diuraikan sebagai berikut : Aspek Geografi Wilayah Karakteristik Lokasi dan Wilayah 1. Luas dan Batas Wilayah Administrasi Wilayah Kabupaten Labuhanbatu memiliki luas 256.138 Ha atau 2.561,38 Km2. Pemerintahan Kabupaten Labuhanbatu (Induk) sesuai dengan Undang - Undang Nomor 22 dan 23 Tahun 2008 terdiri dari 9 (sembilan) wilayah kecamatan dengan 75 (tujuh puluh lima) Desa dan 23 (dua puluh tiga) Kelurahan serta 172 (seratus tujuh puluh dua) lingkungan, dan 494 (empat ratus sembilan puluh empat) Dusun. Dusun paling banyak terdapat di salah satu wilayah kecamatan non pantai yaitu Kecamatan Bilah Hulu dengan ibukota kecamatan “Janji” sebanyak 105 (seratus lima) dusun, sedangkan dusun paling sedikit terdapat di salah satu wilayah pantai yaitu Kecamatan Panai Hilir dengan ibukota kecamatan “Sungai Berombang” sebanyak 40 (empat puluh) dusun. Secara keseluruhan luas wilayah Kabupaten Labuhanbatu adalah 256.138 Ha atau 2.561,38 Km2. Banyaknya desa, kelurahan, lingkungan dan dusun menurut kecamatan di Kabupaten Labuhanbatu sampai dengan tahun 2013 dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 1.3.1 Jumlah Desa, Kelurahan, Lingkungan dan Dusun Menurut Kecamatan di Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2013. No 1 2 Kecamatan Bilah Hulu Pangkatan Desa Kelurahan 24 7 Lingk. - Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 Dusun - 105 57 I -6 POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU No 3 4 5 6 7 8 9 Kecamatan Desa Bilah Barat Bilah Hilir Panai Hulu Panai Tengah Panai Hilir Rantau Selatan Rantau Utara Jumlah Kelurahan Lingk. 2 1 1 9 10 23 10 11 7 9 7 75 Dusun 73 85 69 64 40 494 14 6 7 60 85 172 Sumber : BPS Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2014 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat jumlah desa terbanyak berada di wilayah Kecamatan Bilah Hulu, yaitu sebanyak 24 (dua puluh empat) desa, sedangkan kelurahan terbanyak diwilayah Kecamatan Rantau Utara sebanyak 10 (sepuluh) kelurahan. 2 Letak dan Kondisi Geografis Letak Wilayah Kabupaten Labuhanbatu berada pada kawasan Pantai Timur Pulau Sumatera. Selain itu juga mempunyai posisi yang sangat strategis karena dilintasi jalur antar provinsi dan berada dipersimpangan antara Kabupaten Labuhanbatu Utara dan Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Berdasarkan kondisi Geografis Wilayah Kabupaten Labuhanbatu terletak pada kordinat antara 1o41, 2o44 LU (Lintang Utara) dan 99o33 - 100o22 BT (Bujur Timur) dan berada pada ketinggian 0-700 meter diatas permukaan laut. Kabupaten Labuhanbatu dengan luas total 256.138 Ha atau 2.561,38 Km2, berada pada posisi yang sangat menguntungkan dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara Labuhanbatu berbatasan dengan Selat Malaka dan Kabupaten Labuhanbatu Utara. Sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Riau. Sebelah Selatan Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 berbatasan dengan I -7 POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU Kabupaten Labuhanbatu Selatan dan Padang Lawas Utara. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Labuhanbatu Utara. Bila diperhatikan dari besarnya rasio luas masing-masing kecamatan terhadap total luas secara keseluruhan, didapati rasio yang tidak merata. Kecamatan yang paling luas dari total luas wilayah Kabupaten Labuhanbatu yang mencapai 256.138 Ha atau 2.561,38 Km2 atau 27,77 % dari luas total wilayah Kabupaten Labuhanbatu (sebelum pemekaran yaitu 922.318 Ha) adalah Kecamatan Panai Tengah yang merupakan salah satu kecamatan yang terletak di wilayah pesisir pantai Kabupaten Labuhanbatu dengan total luas wilayah mencapai 48.374 Ha atau 18,89% sedangkan kecamatan dengan luas wilayah paling kecil adalah Kecamatan Rantau Selatan yang merupakan kecamatan terdekat dengan Ibukota Kabupaten dengan luas wilayah 6.432 Ha atau 2,51%. luas kecamatan, ibukota kecamatan dengan ibukota serta rasio terhadap total secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel.1.3.2. Luas Kecamatan dan Rasio terhadap Luas Kabupaten Tahun 2013. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kecamatan Bilah Barat Rantau Utara Rantau Selatan Bilah Hulu Pangkatan Bilah Hilir Panai Hulu Panai Tengah Panai Hilir Jumlah Ibukota Kecamatan Luas (Ha) Rasio (%) Janji Rantauprapat Janji Aek Nabara Pangkatan Negeri Lama Tjg. S. Elang Labuhanbilik Sei Berombang 20.298 11.247 6.432 29.323 35.547 43.083 27.631 48.374 34.203 7,92 4,39 2,51 11,45 13,88 16,82 10,79 18,89 13,35 256.138 100,00 Sumber : BPS Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2014 Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa dari sembilan kecamatan di Kabupaten Labuhanbatu, kecamatan yang memiliki jarak paling jauh dengan ibukota Kabupaten Labuhanbatu adalah Kecamatan Panai Hilir yang berada di kawasan pesisir pantai dan berjarak 101 km, diikuti Kecamatan Panai Tengah dan Kecamatan Panai Hulu, yang juga berada di kawasan pesisir pantai, yang masing-masing berjarak sejauh 95 km dan 91 km dari ibukota Kabupaten Labuhanbatu. Sedangkan ibukota kecamatan paling dekat dan tetap menjadi ibukota Kabupaten Labuhanbatu adalah Kecamatan Rantau Utara dengan Ibukota Kecamatan Rantauprapat. Menyusul Kecamatan Rantau Selatan dengan Ibukota Kecamatan Sioldengan Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 I -8 POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU juga salah satu kecamatan yang terdekat selain Kecamatan Rantau Utara. Jarak ibukota kecamatan ke ibukota Kabupaten Labuhanbatu seperti pada tabel berikut : No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Tabel. 1.3.3. Jarak Ibukota Kecamatan Ke Ibukota Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2013. Jarak ke Ibukota Kecamatan Ibukota Kecamatan Kabupaten (Km) Bilah Barat Janji 6 Rantau Utara Rantauprapat Rantau Selatan Rantau Selatan Bilah Hulu Aek Nabara 19 Pangkatan Pangkatan 30 Bilah Hilir Negeri Lama 56 Panai Hulu Tj. Sarang Elang 91 Panai Tengah Labuhanbilik 95 Panai Hilir Sei Berombang 101 Sumber : BPS Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2014 Dari total sembilan kecamatan di Kabupaten Labuhanbatu, tiga diantaranya merupakan kecamatan di wilayah pesisir pantai yaitu Kecamatan Panai Hulu, Panai Hilir dan Kecamatan Panai Tengah. Aktifitas perekonomian di Kecamatan Panai Hilir dan Panai Tengah sangat tergantung dari lancarnya arus transportasi darat dan air, karena dua kecamatan tersebut diatas dapat ditempuh melalui jalur darat dan jalur perairan. Perjalanan melalui jalur darat, dapat ditempuh dengan menggunakan kenderaan roda empat, sedangkan melalui jalur perairan hanya dapat mengangkut penumpang dan kenderaan roda dua, tidak dapat membawa kenderaan roda empat. Namun waktu tempuh melalui jalur darat lebih lama dibandingkan dengan jalur perairan (sungai). 3 Topografi a. Kemiringan lahan Wilayah Kabupaten Labuhanbatu berada pada kemiringan antara 0-2% seluas 224.886 ha (87,80%), kemiringan antara 2-15% seluas 13.738 ha (5,36%), kemiringan antara 15-40% seluas 12.537 ha (4,89%) dan lebih dari 40% seluas 4,977 ha (1,94%). Kondisi kemiringan lahan ini berpengaruh terhadap pengembangan pembangunan fisik maupun perencanaan strategis lainnya. b. Ketinggian lahan Menurut ketinggian tanahnya, Kabupaten Labuhanbatu terdiri dari daerah dataran rendah dan perbukitan, Wilayah yang terletak pada ketinggian 0-10 m di atas permukaan laut (DPL) seluas 172,770 Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 I -9 POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU (67,45%), 11-25 m di atas permukaan laut (DPL) seluas 72,697 ha (28,38%), 26-100 m di atas permukaan laut (DPL) seluas 49,67 ha (0,02%) dan lebih dari 100 m di atas permukaan laut (DPL) seluas 10,621 ha (4,15%). 4 Geologi Kondisi geologi Kabupaten Labuhanbatu didominasi oleh tekstur tanah halus seluas 205.404 ha (80,19%) dan tekstur tanah sedang seluas 50.734 ha (19,81%). Wilayah dengan kedalaman efektif antara 30-60 cm mencapai 69.019 ha (26,95%), kedalaman 60-90 cm mencapai 98.026 ha (38,27%), lebih dari 90 cm seluas 10.800 ha (4,22%) dan lahan gambut seluas 78.293 ha (30,57%). Untuk kondisi geologi, berdasarkan jenisnya di wilayah Labuhanbatu terdiri dari Alluvial seluas 115.519 ha (45,10%), Pasir Kerikil seluas 70.800 ha (27,64%), Batu Pasir seluas 31.051 ha (12,12%) dan Jenis lainnya seluas 38.767 ha (15,14%). Sedangkan menurut jenis tanah wilayah Labuhanbatu terdiri atas potsolik seluas 61.237 ha (23,91%), organosol seluas 180.936 ha (70,64%) dan jenis lainnya seluas 13.965 ha (5,45%). 2.1.1.1. Demografi dan Ketenagakerjaan 1. Jumlah Penduduk Kabupaten Labuhanbatu dengan potensi luas wilayah yang didukung oleh heterogenitas penduduk yang terdiri dari berbagai suku, ras dan agama, Sangat membutuhkan kualitas sumber daya manusia. Kondisi ini diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas hubungan, keharmonisan dan toleransi yang tinggi. Berdasarkan pendataan penduduk tahun 2013, penduduk Kabupaten Labuhanbatu berjumlah 430.718 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 166 jiwa per Km 2. Jumlah dan kepadatan penduduk di Kabupaten Labuhanbatu dari tahun 2009 - 2013 dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.1. Penduduk Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2009 – 2013 No Kecamatan Penduduk 2009 2010 2011 2012 2013 1. Bilah Hulu 56.099 56.388 56.915 57.591 58.308 2. Pangkatan 31.867 31.738 32.035 32.255 32.487 3. 4. 5. Bilah Barat Bilah Hilir Panai Hulu 33.738 49.831 33.259 33.753 49.928 33.144 34.069 50.395 33.454 34.601 50.677 33.977 35.192 50.986 34.543 6. Panai Tengah 33.340 33.570 33.884 34.439 35.024 7. Panai Hilir 35.888 35.811 36.146 36.357 36.561 Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 I -10 POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU No Penduduk Kecamatan 2009 2010 2011 2012 2013 8. Rantau Selatan 57.610 57.948 58.490 59.933 61.492 9. Rantau Utara 82.785 82.830 83.605 84.814 86.125 Jumlah 414.417 415.110 418.992 424.644 430.718 Sumber : Badan Pusat Statistik Kab, Labuhanbatu 2014. Pada tabel diatas dapat dijelaskan bahwa selama tahun 2009-2013 penyebaran penduduk terbanyak berada di Kecamatan Rantau Utara. Pada tahun 2009 jumlah penduduk terbanyak di Kecamatan Rantau Utara sebesar 82.785 jiwa, bila dibandingkan dengan tahun 2013, terjadi penambahan sebesar 3.340 Jiwa. Sedangkan jumlah penduduk terkecil tahun 2009 berada di Kecamatan Pangkatan yaitu 31.867 jiwa. Pada tahun 2012 jumlah penduduk terkecil terdapat di Kecamatan Pangkatan sebesar 32.255 jiwa. Jumlah penduduk menurut jenis kelamin ditiap kecamatan didominasi oleh Pria, dimana pada tahun 2013 penduduk berjenis kelamin pria sebanyak 217.581 jiwa dan wanita sebanyak 213.137 jiwa. seperti terlihat pada tabel berikut. Tabel 2.2. Penduduk Kabupaten Labuhanbatu Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2009-2013. Penduduk No 2009 Kecamatan Lk 2010 Pr Lk 2011 Pr Lk 2012 Pr Lk 2013 Pr Lk Pr 1. Bilah Hulu 28.165 27.934 28.343 28.045 28.603 28.312 28.909 28.682 29.277 29.031 2. Pangkatan 16.082 15.785 16.060 15.678 16.207 15.828 16.300 15.955 16.422 16.065 3. Bilah Barat 17.131 16.607 17.171 16.582 17.328 16.741 17.579 17.022 17.884 17.308 4. Bilah Hilir 25.566 24.265 25.533 24.395 25.767 24.628 25.881 24.796 26.047 24.939 5. Panai Hulu 16.867 16.392 16.848 16.296 17.002 16.452 17.248 16.729 17.541 17.002 6. Panai Tengah 17.034 16.306 17.169 16.401 17.326 16.558 17.589 16.850 17.894 17.130 7. Panai Hilir 18.312 17.576 18.287 17.524 18.454 17.691 18.541 17.816 18.650 17.911 8. R. Selatan 29.030 25.580 29.252 28.696 29.520 28.970 18.541 17.816 31.008 30.484 9. R. Utara 41.133 41.652 41.261 41.569 41.639 41.966 42.192 42.622 42.858 209.320 205.097 209.924 211.846 207.146 Jumlah 205.186 214.452 210.192 43.267 217.581 213.137 Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Labuhanbatu Tahun 2014 Berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin, jumlah penduduk di Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2013 dapat dilihat pada tabel berikut. Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 I -11 POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU Tabel 2.3. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2013. No Kelompok Umur Penduduk Laki-laki Penduduk Perempuan Jumlah Penduduk 1 0-4 26.682 26.215 52.897 2 5-9 24.723 23.639 48.362 3 10-14 23.057 22.056 45.113 4 15-19 22.336 21.397 43.733 5 20-24 19.827 19.083 38.910 6 25-29 18.780 18.272 37.052 7 30-34 17.097 16.800 33.897 8 35-39 14.976 14.723 29.699 9 40-44 12.902 12.565 25.467 10 45-49 11.008 11.121 22.129 11 50-54 9.194 9.152 18.346 12 55-59 7.006 6.617 13.623 13 60-64 4.280 4.360 8.640 14 65-69 2.400 2.779 5.179 15 70-74 1.647 2.190 3.837 16 75+ 1.666 2.168 3.834 217.581 213.137 430.718 Jumlah/total Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Labuhanbatu Tahun 2014. 2. Ketenagakerjaan Ketenagakerjaan merupakan aspek kesejahteraan sosial yang dapat dijadikan pembangunan dan merupakan segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja. Beberapa variabel menyangkut ketenagakerjaan diantaranya adalah kesempatan kerja, tenaga kerja dan angkatan kerja. Kesempatan kerja menggambarkan ketersediaan pekerjaan untuk diisi oleh para pencari kerja dari berbagai usia angkatan kerja, atau lebih singkat sebagai permintaan atas tenaga kerja. Dari seluruh jumlah penduduk di labuhanbatu Tahun 2010-2013 yang berumur 15 tahun keatas berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin, jumlah pekerja laki-laki lebih memberikan kontribusi lebih besar dibanding wanita. Hal ini dapat dilihat dari jumlah laki-laki yang bekerja lebih besar dari jumlah wanita pada setiap kelompok umur Kecuali Pada Kelompok Umur 45-49 thn dan umur 60 tahun keatas kelompok umur Perempuan lebih mendominasi dari laki-laki. Lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut. Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 I -12 POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU Tabel 2.4. Jumlah penduduk berumur 15 tahun keatas yang bekerja berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin Tahun 2010-2013. Penduduk No Kelompok 2010 Umur 2011 2012 2013 Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr 1. 15 - 19 7.549 3.393 5. 910 6.832 22.793 21.753 14.416 1.818 2. 20 - 24 14.805 4.467 15.560 9.298 18.927 18.551 12.790 8.312 3. 25 - 29 19.759 6.776 17.328 12.929 18.330 18.204 18.459 6.250 4. 30 - 34 17.306 5.294 15.970 9.931 17.224 16.735 16.449 10.839 5. 35 - 39 15.270 6.206 14.494 10.332 14.774 14.578 14.507 6.935 6. 40 - 44 13.871 5.262 12.136 7.818 12.741 12.446 13.254 7.220 7. 45 - 49 12.672 4.751 9.650 6.266 10.835 10.927 8.714 5.066 8. 50 - 54 8.229 4.167 8.748 6.828 9.039 8.915 10.084 5.162 9. 55 - 59 6.814 1.906 5.577 3.777 6.706 6.339 3.882 778 10. 60 + 5.306 2.328 5.056 4.420 9.512 11.096 7.297 1.332 121.581 44.550 88.959 78.431 140.881 139.544 Jumlah 119.852 53.712 Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Labuhanbatu Tahun 2014 Angkatan kerja merupakan jumlah penduduk yang secara ekonomis berpotensi menghasilkan output atau pendapatan, baik yang sudah bekerja maupun yang sedang mencari pekerjaan. Kondisi ini terilihat pada Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Semakin tinggi TPAK, semakin besar keterlibatan penduduk usia kerja di pasar kerja. Penduduk 15 tahun keatas yang tergolong dalam angkatan kerja dan bukan angkatan kerja di Kabupaten Labuhanbatu menurut jenis kegiatan utama dan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.5. Penduduk berumur diatas 15 Tahun menurut Jenis Kegiatan Utama dan Jenis Kelamin Di Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2013. No 1 Jenis Kegiatan Utama Perempuan Jumlah Angkatan Kerja 128.276 62.313 190.589 a. Bekerja 119.852 53.712 173.589 8.424 8.601 17.025 15.014 79.734 94.748 a. Sekolah 8.903 19.415 28.318 b. Mengurus RT 1.005 58.403 c. lainnya 5.106 57.398 2.921 143.290 142.047 285.337 TPAK 89,52 43,87 66,79 Tingkat Pengangguran 6,57 13,80 8,93 b. Penganggur 2 Laki-laki Bukan Angkatan Kerja Jumlah Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 8.027 I -13 POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Labuhanbatu Tahun 2014 2.1.2. 2.1.2.1. Aspek Kesejahteraan Masyarakat Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jumlah semua barang dan jasa sebagai hasil dari kegiatan-kegiatan ekonomi yang beroperasi di wilayah domestik, tanpa memperhatikan apakah faktor produksinya berasal dari atau dimiliki oleh penduduk daerah tersebut merupakan Produk Domestik suatu daerah. Pendapatan yang timbul oleh karena adanya kegiatan produksi tersebut merupakan Pendapatan Domestik. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah nilai tambah seluruh sektor kegiatan ekonomi yang terjadi disuatu daerah pada periode tertentu. Secara umum data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) disajikan atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan. PDRB Kabupaten Labuhanbatu Atas Dasar Harga Berlaku sebagai salah satu pengukur kinerja perekonomian daerah selalu mengalami peningkatan dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2013. Kinerja ekonomi Kabupaten Labuhanbatu pada tahun 2005 hanya sebesar Rp. 4.037.869,88. Angka ini kemudian meningkat menjadi Rp. 4.653.909,45 juta di tahun 2006. Pada tahun 2007, meningkat menjadi Rp.5.257.085,40 juta dan Rp.6.077.301,55 juta di tahun 2008, kemudian tahun 2009 dan tahun 2010 PDRB Kabupaten masing-masing meningkat masing-masing menjadi sebesar Rp.6.658.794,89 juta dan Rp.7.610.590,69 juta. Pada Tahun 2012 dan 2013 meningkat lagi masing-masing menjadi Rp.9.602.609,90 juta dan Rp.10.894.861,14 seperti terlihat pada tabel berikut : Tabel 2.6. PDRB Kabupaten Labuhanbatu Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2013 (Juta Rupiah). No TAHUN PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Rp. Juta) 1 2005 2 2006 3 2007 4 2008 5 2009r) 6 2010*) 7 2011*) 8 2012*) 9 2013 Sumber : BPS Kabupaten Labuhanbatu 2014. 4.037.869,88 4.653.909,45 5.257.085,40 6.077.889,29 6.658.794,89 7.610.590,69 8.550.335,46 9.602.609,90 10.894.861,14 PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Rp. Juta) 2.486.163,31 2.618.785,72 2.792.160,35 2.957.401,27 3.101.701,08 3.261.566,16 3.448.176,05 3.659.462,42 3.879.005,56 Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 I -14 POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU 2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Perkapita Rata-rata pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk sebagai hasil dari proses produksi dapat digambarkan sebagai PDRB Perkapita. PDRB per kapita diperoleh dengan membagi nilai PDRB atas dasar harga berlaku dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. PDRB Perkapita di Kabupaten Labuhanbatu terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, seiring pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto yang relatif tinggi setiap tahun. Kondisi ini sangat berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat, namun demikian variabel pertumbuhan jumlah penduduk sangat berperan dalam besaran angka PDRB perkapita. Bilamana pertumbuhan penduduk di Kabupaten Labuhanbatu lebih tinggi pada pertengahan tahun daripada pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto pada tahun yang sama, maka PDRB Perkapitanya akan semakin kecil dan sebaliknya, bila pertumbuhan jumlah penduduk terjadi lebih lambat, maka PDRB Perkapitanya akan semakin besar dan berpengaruh positif pada tingkat kesejahteraan masyarakat. Tabel 2.7. Perkembangan PDRB Perkapita Kabupaten Labuhanbatu Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan Tahun 2009 – 2013. NO 1. 2. 3. 4. Tahun Uraian 2009 r) 2010 2011 2012*) 2013*) PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku (Ribu Rupiah) Laju Pertumbuhan 16.312,18 18.333,91 20.406,92 22.613,32 24.497,59 7,55 12,39 11,31 10,81 8,33 PDRB Per Kapita atas Harga Konstan (Ribu Rupiah ) Laju Pertumbuhan 7.598,30 7.857,11 8.229,23 8.617,72 8.722,12 2,95 3,41 4,74 4,72 1,79 Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Labuhanbatu Tahun 2014. Pada tahun 2011 PDRB per Kapita Kabupaten Labuhanbatu atas dasar harga berlaku mengalami kenaikan dari tahun 2010 sebesar 2.073,01 (ribu rupiah), sehingga laju pertumbuhannya menjadi 11,31 persen. Selanjutnya pada tahun 2012 dan 2013 meningkat masing-masing menjadi 22.613,32 dan 24.497,59 dengan laju pertumbuhan 8,33 persen. Namun PDRB per kapita cukup tinggi setiap tahunnya, tidak secara umum menggambarkan pemerataan pendapatan di Kabupaten Labuhanbatu. 3. Laju Pertumbuhan Ekonomi Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 I -15 POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU Nilai pertumbuhan ekonomi dapat digunakan sebagai salah satu indikator untuk mengetahui kinerja perekonomian suatu daerah. Pertumbuhan yang positif menunjukkan adanya peningkatan perekonomian, sebaliknya pertumbuhan negatif menunjukkan penurunan. Pertumbuhan ekonomi yang rendah menggambarkan rendahnya kinerja perekonomian suatu daerah, kondisi ini dapat menghambat pembangunan diberbagai sektor sektor yang pada akhirnya menghambat proses pembangunan. Penghitungan PDRB yang digunakan untuk melihat tingkat pertumbuhan ekonomi secara rill adalah PDRB yang dihitung atas dasar harga konstan secara berkala. Namun, PDRB atas dasar harga berlaku tetap disajikan untuk melihat dan menelaah perkembangan PDRB sebelum dan sesudah pengaruh harga diperhitungkan. laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Labuhanbatu dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.8. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Labuhanbatu Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2013 (Persen). No Lapangan Usaha Tahun 2009r) 2010 2011 2012r) 2013*) 1. Pertanian 4,77 3,77 5,59 5,91 5,68 2. Penggalian 5,23 5,52 5,12 4,50 6,17 3. Industri Pengolahan 3,59 5,02 5,43 5,82 5,79 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 5,60 5,59 5,59 3,19 4,36 5. Bangunan 6,54 6,68 7,05 6,73 7,12 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 6,27 5,16 5,67 6,49 5,81 7. Pengangk. & Komunikasi 6,38 6,33 6,09 5,93 6,24 7,68 6,55 6,29 8,91 7,26 6,92 7,27 6,87 7,16 7,31 4,88 5,15 5,72 6,13 6,00 8. 9. Keuangan, Persewaan, & Jasa Perusahaan Jasa-jasa lainnya Pertumbuhan Ekonomi Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Labuhanbatu Tahun 2014. Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa selama lima tahun (2009-2013) rata-rata pertumbuhan ekonomi Kabupaten Labuhanbatu atas dasar harga konstan sebesar 5,58 persen. Namun pada tahun 2013 terjadi penurunan sebesar 0,13 persen dari tahun 2012 menjadi sebesar 6,00 persen, lebih rendah 0,1 persen dari laju pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara yang sebesar 6,01 persen. Peningkatan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Labuhanbatu sangat dipengaruhi oleh keadaan perekonomian secara mikro maupun makro, mengingat Kabupaten Labuhanbatu adalah salah satu penghasil komoditas perkebunan kelapa sawit di Indonesia, dimana fluktuasi harga Tandan Buah Sawit Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 I -16 POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU yang diakibatkan penguatan atau pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar, serta kondisi ekonomi sumatera utara sangat berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Labuhanbatu. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Labuhanbatu atas dasar harga berlaku selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.9. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Labuhanbatu Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2013 (Persen). No Lapangan Usaha Tahun 2009r) 2010r) 2011 2012*) 2013 1. Pertanian 9,55 13,57 11,14 14,70 15,02 2. Penggalian 10,96 15,15 11,88 8,89 11,48 3. Industri Pengolahan 5,89 13,47 12,72 11,05 13,37 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 9,95 9,25 7,33 4,40 7,83 5. Bangunan 10,43 10,69 10,72 9,80 12,75 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 13,22 15,01 11,46 10,69 11,25 7. Pengangkutan dan Komunikasi 14,43 13,93 10,75 10,60 11,01 8. Keuangan, Persewaan, & Jasa Perusahaan 12,40 13,14 12,03 14,70 14,63 9. Jasa-jasa 19,92 9,56 20,52 14,29 16,51 12,35 18,59 12,31 16,24 13,46 Pertumbuhan Ekonomi Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Labuhanbatu Tahun 2014. Keterangan : r) = Angka Perbaikan Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa Laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Labuhanbatu atas dasar harga berlaku tahun 2012 sebesar 12,31 persen. Pada tahun 2012, didapati sub sektor yang mengalami penurunan yaitu sub sektor industri pengolahan, listrik, gas dan air bersih, bangunan, perdagangan, hotel dan restoran sertq sub sektor pengangkutan dan komunikasi. Sedangkan pada tahun 2013 hanya 2 (dua) sub sektor yang mengalami penurunan yaitu sub sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta jasa-jasa lainnya. Sedangkan sub sektor lainnya mengalami peningkatan. Kondisi ini menggambarkan kondisi ekonomi yang baik di tahun 2013. 4. Inflasi Selama tahun terakhir tingkat Inflasi Kabupaten Labuhanbatu terjadi secara fluktuatif. Pada tahun 2009 Tingkat inflasi cukup tinggi yaitu sebesar 3,78%, dan meningkat menjadi 11,22% pada tahun 2010. Pada tahun 2011, Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 I -17 POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU angka inflasi menurun tajam yaitu sebesar 4,83%, dan meningkat menjadi sebesar 5,14% pada tahun 2012. Kondisi ini secara dominan dipengaruhi oleh krisis global yang berimbas terhadap perekonomian lokal. Tabel 2.10. Nilai Inflasi Rata-Rata Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2006 – 2012. NO TAHUN 1 2006 2 2007 3 2008 4 2009 5 2010 6 2011*) 7 2012*) Sumber : BPS Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2014 2.1.2.2. ANGKA INFLASI 6,51 5,51 13,31 3,78 11,22 4,83 5,14 Fokus Kesejahteraan Sosial 1. Angka Melek Huruf Angka melek huruf merupakan gambaran dari jumlah penduduk yang bias baca tulis. Pada tahun 2007 angka melek huruf Kabupaten Labuhanbatu 98,37 %, ini berarti dari jumlah penduduk Kabupaten Labuhanbatu hanya 1,63 % yang masih buta huruf. Pada tahun 2008, angka melek huruf menurun 0,45 % menjadi sebesar 97,92%. Kemudian pada tahun 2009 angka melek huruf meningkat sebesar 0,02% menjadi 97,94 %. Pada tahun 2010 angka melek huruf juga meningkat menjadi sebesar 97,95% dan menurun pada tahun 2011 menjadi sebesar 97,90%. Selanjutnya pada tahun 2012 dan 2013 masingmasing menjadi sebesar 98,32% dan 99,08%. Dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 2.11. Perkembangan Angka Melek Huruf Kab. Labuhanbatu Tahun 2007- 2013. No Tahun 1 2007 2 2008 3 2009 4 2010 5 2011 6 2012 7 2013 Sumber : BPS Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2014. Angka Melek Huruf (%) 98.37 97.92 97.94 97,95 97,90 98,32 99,08 Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 I -18 POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU 2. Angka Rata-Rata Lama Sekolah. Rata-rata lama sekolah (Mean Years of Schooling) merupakan indikator yang menunjukkan ratarata jumlah tahun efektif untuk bersekolah yang dicapai penduduk. Jumlah tahun efektif adalah jumlah tahun standard yang harus dijalani oleh seseorang untuk menamatkan suatu jenjang pendidikan, misalnya tamat SD/MI adalah 6 (enam) tahun, tamat SLTP/MTs adalah 9 (sembilan) tahun dan seterusnya. Perhitungan lama sekolah dilakukan tanpa memperhatikan apakah seseorang dapat menamatkan sekolah lebih cepat atau lebih lama dari waktu yang telah ditetapkan. Rata-rata lama sekolah merupakan indikator pendidikan yang diformulasikan oleh UNDP pada tahun 1990 untuk penyusunan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Rata-Rata Lama Sekolah Penduduk Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2007 – 2012 dapat dilihat pada tabel dibawah. Tabel 2.12. Rata-Rata Lama Sekolah Penduduk Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2007 - 2012. No Tahun Rata-rata Lama Seklah (Tahun) 1 2007 8,3 2 2008 8,3 3 2009 8,3 4 2010 8,5 5 2011 8,6 6 2012 8,8 Sumber : BPS Kabupaten Labuhanbatu tahun 2013. Sesuai dengan target pemerintah melalui program nasional wajib belajar 12 tahun, rata-rata lama sekolah penduduk diharapkan dapat mencapai sebesar 12 tahun (Pendidikan Dasar), yaitu minimal tamat jenjang pendidikan SLTP/MTs. Pada tahun 2011, rata-rata lama sekolah di Kabupaten Labuhanbatu mencapai angka 8,6 lebih tinggi dari angka yang dicapai dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2010. Kemudian pada tahun 2012 menjadi 8,8. Kondisi ini menunjukkan peningkatan yang baik. 3. Angka Partisipasi Kasar Angka Partisipasi Kasar (APK) merupakan proporsi jumlah penduduk yang sedang bersekolah pada suatu jenjang pendidikan terhadap jumlah penduduk usia sekolah yang sesuai dengan jenjang pendidikan tersebut. Sesuai dengan konsep tersebut, APK untuk SD merupakan persentase jumlah penduduk yang sedang bersekolah di SD terhadap jumlah penduduk usia 7-12 tahun. Nilai APK bisa lebih dari 100 persen karena populasi murid yang bersekolah pada suatu jenjang pendidikan mencakup anak diluar batas usia sekolah pada jenjang pendidikan yang bersangkutan (misal anak bersekolah di SD berumur kurang dari 7 tahun atau lebih dari 12 tahun). Angka Partisipasi Kasar Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 I -19 POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU digunakan untuk mengukur keberhasilan program pembangunan pendidikan yang diselenggarakan dalam rangka memperluas kesempatan bagi penduduk untuk mengenyam pendidikan. Angka Partisipasi Kasar digunakan untuk mengukur keberhasilan program pembangunan pendidikan yang diselenggarakan dalam rangka memperluas kesempatan bagi penduduk untuk mengenyam pendidikan. Secara umum, pada tahun 2011 APK untuk tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD)/setara meningkat sebesar 3,96 persen menjadi 108,10 persen pada tahun 2013. APK tingkat pendidikan SLTP/setara meningkat sebesar 8,81 persen dari 68,16 persen menjadi 94,97 persen pada tahun 2013, sedangkan APK untuk tingkat pendidikan SLTA/setara juga menurun dari 78,58 persen menjadi 72,90 persen pada tahun 2013. Tabel 2.13. Angka Partisipasi Kasar (APK) Menurut Jenjang Pendidikan Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2009 – 2013. Tahun Tingkat NO Pendidikan 2009 2010 2011 2012 2013 1 APK SD 84,19 108,95 109,46 104,14 108,10 2 APK SLTP 80,28 85,07 78,76 86,16 94,97 3 APK SLTA/SMK 119,98 60,30 75,76 78,58 72,90 Sumber : BPS Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2014. 4. Angka Pendidikan yang Ditamatkan Pendidikan yang ditamatkan seseorang secara langsung menunjukkan tingkat pendidikan yang dicapainya. Sejalan dengan itu, pola dan distribusi pendidikan menurut tingkat pendidikan dapat menggambarkan taraf pendidikan penduduk secara keseluruhan. Semakin tinggi persentase penduduk yang menamatkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi menunjukkan kondisi pendidikan yang semakin membaik. Pada tahun 2009, persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas di Kabupaten Labuhanbatu yang belum/tidak tamat SD dan bahkan tidak sekolah menurun sebesar 0,04 persen menjadi 27,58 persen, sedangkan yang berhasil menamatkan pendidikan mulai dari tingkat SD sederajat sampai dengan perguruan tinggi menurun sebeser 0,15 persen dari tahun 2008 menjadi sebesar 72,43 persen. Pada tahun 2012 yang berhasil menamatkan pendidikan SD sederajat sampai dengan perguruan tinggi sebesar 79,71 persen, selebihnya sekitar 20,09 persen adalah mereka yang berpendidikan belum/tidak tamat SD dan bahkan tidak sekolah. Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 I -20 POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU Tabel 2.14. Persentase Jumlah Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Menurut Ijazah/STTB Tertinggi yang Dimiliki di Kab. Labuhanbatu Tahun 2008 – 2012. NO Ijazah/ STTB Tertinggi yang dimiliki Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 1 Tidak Punya Ijazah/STTB 27,43 27,58 19,56 23,49 19,24 2 SD 30,65 30,64 28,99 30,11 27,65 3 SLTP 20,83 20,76 23,13 20,96 24,22 4 SLTA 18,79 18,19 23,94 17,20 24,27 5 Diploma I/II/III 1,04 1,45 1,55 1,67 1,58 6 Diploma IV/S-1/S-2/S-3 1,08 1,39 2,84 2,82 2,19 Sumber : BPS Kabupaten Labuhanbatu tahun 2013 5. Angka Usia Harapan Hidup Kebijaksanaan peningkatan kesehatan antara lain bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membiasakan diri untuk hidup sehat, sehingga sangat membantu memperpanjang angka harapan hidup penduduk. Di samping itu, adanya peningkatan taraf sosial ekonomi masyarakat memungkinkan penduduk untuk memperoleh perawatan kesehatan yang lebih baik sehingga dapat memperpanjang usia. Sejalan dengan penurunan IMR, maka AHH menunjukkan peningkatan. Tabel 2.15. Angka Harapan Hidup di Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2007 – 2013 NO Tahun 1 2007 2 2008 3 2009 4 2010 5 2011 6 2012 7 2013 Sumber : BPS Kabupaten Labuhanbatu 2014 Angka Harapan Hidup 68.16 68.66 69.20 69,54 70,02 70,23 70,25 Dari tabel diatas dapat djelaskan bahwa angka harapan hidup dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 terus mengalami peningkatan yaitu rata-rata sebesar 0,45 tahun, yang mana pada tahun 2009 menjadi 69,20 tahun. Kemudian pada tahun 2010 menjadi sebesar 69,54 tahun dan Tahun 2011, 2012 dan tahun 2013 masing-masing menjadi sebesar 70,02 tahun, 70,23 tahun dan 70,25 tahun. Kondisi yang positif ini, ditandai dengan meningkatnya pelayanan kesehatan dan peningkatan kondisi sosial ekonomi, sehingga memungkinkan terjadinya perbaikan gizi serta kesehatan dan lingkungan hidup yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan angka harapan hidup. Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 I -21 POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU 6. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Pengangguran Terbuka. Penduduk yang secara ekonomis berpotensi menghasilkan output atau pendapatan, baik yang sudah bekerja maupun yang sedang mencari pekerjaan merupakan penduduk dikategorikan kedalam angkatan kerja. Semakin tinggi TPAK, berarti semakin besar pula keterlibatan penduduk usia kerja dalam pasar kerja. Tabel 2.16. Tingkat partisipasi Angkatan Kerja dan Angka Pengangguran Terbuka di Kabupaten Labuhanbatu Menurut Jenis Kelamin Tahun 2010 – 2012. NO Wilayah/ Jenis Kelamin Partisifasi Angkatan Kerja 2012 59,48 2013 66,79 2011 5,88 2012 7,80 2013 8,93 85,00 84,43 1 Laki-Laki 61,96 34,31 2 Perempuan 1+2 Laki-Laki + Perempuan 73,55 59,48 Sumber ; BPS Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2013 dan Tahun 2014. 89,52 43,87 66,79 5,16 6,88 5,88 5,52 13,46 7,80 6,57 13,80 8,93 Perkotaan + Pedesaan 2011 73,55 Angka Pengangguran Terbuka Di Kabupaten Labuhanbatu, TPAK penduduk pada usia minimal 15 tahun pada tahun 2013 sebesar 66,79 persen, angka ini mengalami penurunan sebesar 7,31 persen dari tahun 2012. Sedangkan tingkat pengangguran terbuka pada tahun 2013 adalah sebesar 8,93 persen, lebih tinggi dari tingkat pengangguran terbuka Provinsi Sumatera Utara yang sebesar 6,53 persen. Peningkatan jumlah pengangguran diikuti dengan bertambahnya jumlah yang bekerja pada usia angkatan kerja. TPAK perempuan yang meningkat sebesar 9,56 persen dari tahun 2012 menjadi sebesar 43,87 persen di tahun 2013 akan berpeluang bertambah banyak dimasa mendatang. Kehidupan yang menuntut daya saing dan kompetisi tanpa melihat perbedaan jenis kelamin, akan dapat merubah fungsi perempuan tidak hanya terbatas menjadi ibu rumah tangga, tetapi mempunyai kesempatan yang sama dengan laki-laki untuk mempunyai karir penting, baik dipereintahan maupun di perisahaan swasta. 2.1.3. Aspek Pelayanan Umum 1. Pendidikan Pemerintah daerah memiliki tanggungjawab besar agar seluruh penduduk muda yang mendominasi struktur umur di Kabupaten Labuhanbatu memperoleh pendidikan yang layak. Pelayanan Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 I -22 POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU publik atau pelayanan umum merupakan segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang menjadi tanggungjawab Pemerintah Daerah dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Angka Partisipasi Sekolah, Angka partisipasi sekolah merupakan ukuran daya serap sistem pendidikan terhadap penduduk usia sekolah dengan memperhitungkan perubahan penduduk terutama usia sekolah. Naiknya persentase jumlah murid tidak dapat diartikan meningkatnya partisipasi sekolah, karena kenaikan jumlah murid dapat saja dipengaruhi oleh semakin besarnya jumlah penduduk usia sekolah yang tidak diikuti oleh bertambahnya infrastruktur sekolah. Angka Partisipasi Sekolah (APS) merupakan perbandingan antara jumlah siswa pada kelompok usia pendidikan dengan jumlah penduduk kelompok usia sekolah sesuai dengan tingkat pendidikannya. Pada tahun 2012 Angka Partisipasi Sekolah (APS) Kabupaten Labuhanbatu yang lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.17. Angka Partisipasi Sekolah pada Tingkat Pendidikan Di Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2012. INDIKATOR SATUAN Volume • 7 - 12 Tahun Persen 97,45 • 13 - 15 Tahun Persen 94,63 • 16 - 18 Tahun Persen 68,40 • 19 - 24 Tahun Persen 13,36 Partisipasi Sekolah Sumber : BPS Kabupaten Labuhanbatu 2013. Angka Partisipasi Murni dan Angka Partisipasi kasar. Pada tahun 2013 APM dan APK pada tingkat SD/MI di Kabupaten Labuhanbatu masing-masing adalah sebesar 94,43 dan 108,10, tingkat SMP/MTs sebesar 74,93 dan 94,97, tingkat SMA/MA sebesar 62,21 dan 72,90 dan tingkat Diploma /Sarjana adalah sebesar 11,85 dan 16,25. Rasio Guru terhadap Murid, pada tahun 2013 rasio guru dengan murid untuk tingkat setara SD Negeri adalah 1 : 19, dan setara SLTP negeri 1 : 17 dan setara SMA negeri 1 : 24. Hal ini memberikan pengertian bahwa untuk setara SD setiap guru melayani 19 murid, setara SLTP setiap guru melayani 17 murid dan setara SLTA setiap guru melayani 24 orang murid. Sementara untuk tingkat taman kanakkanak/Raudatul Athfal/ Bustanul Athfal di Kabupaten Labuhanbatu pada tahun 2013 adalah sebesar 12,37 persen, dengan jumlah murid sebanyak 1.286 orang dan sebanyak 104 orang guru. Kondisi ini menignkat dibanding tahun 2012 yang hanya sebesar 12,49 persen. Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 I -23 POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU 2. Kesehatan Kesehatan penduduk salah satunya ditentukan oleh layanan kesehatan. Secara makro, yang mempengaruhi status Efektifitas layanan kesehatan, antara lain: - Aksesibilitas sarana kesehatan, seperti: rumah sakit, puskemas dan balai pengobatan; - Aksesibilitas tenaga pemberi layanan, seperti: dokter, perawat, bidang dan apoteker; - Luas wilayah layanan serta jumlah yang harus dilayani. Semakin luas wilayah layanan, maka semakin berat upaya yang harus dilakukan untuk menjangkau masyarakat dan dijangkau masyarakat. Semakin banyak jumlah penduduk, maka semakin besar beban tugas yang harus dilakukan. Pada tahun 2013 di Kabupaten Labuhanbatu ada sebanyak 4 Rumah Sakit, 13 puskesmas, 529 posyandu dan klinik/balai pengobatan sebanyak 45 unit yang tersebar di 9 (sembilan) kecamatan. Pemberi layanan kesehatan, terdiri dari dokter umum se banyak 70 orang, dokter gigi sebanyak 20 orang, dokter spesialis sebanyak 30 orang, bidan 258 orang dan perawat sebanyak 452 orang. Upaya pelayanan kesehatan kepada masyarakat dilakukan secara rawat jalan bagi masyarakat yang mendapat gangguan kesehatan ringan dan pelayanan rawat inap bagi masyarakat yang mendapatkan gangguan kesehatan hingga berat. 3. Pekerjaan Umum Panjang jalan Kabupaten (Regency’s Road) di kabupaten Labuhanbatu sampai dengan tahun 2013 adalah sepanjang 1.107,17 Km. Sedangkan panjang jalan negara dan provinsi masing-masing adalah sepanjang 80,85 Km dan 140,80 Km. Pada tahun 2010-2014, di Kabupaten Labuhanbatu dilakukan pembangunan panjang jalan dan konektifitas untuk memperlancar akses barang, jasa dan orang sepanjang 193,51 Km, dengan rincian pembukaan badan jalan sepanjang 42,360 Km, perkerasan jalan sepanjang 63,114 Km, pengaspalan sepanjang 64,643 Km, jalan beton sepanjang 14,189 Km, pembangunan jalan rabat beton sepanjang 4,623 Km dan pembangunan jalan paving block sepanjang 866 Meter. 4. Perumahan kategori Air Minum Pada tahun 2013, air bersih atau air minum yang disalurkan (water distributed) oleh perusahaan daerah air minum Tirta Bina Labuhanbatu sebanyak 1.626.507 meter kubik dengan jumlah pelanggan sebanyak 7.608 pelanggan. Nilai rupiah yang dihasilkan dari penyaluran ini adalah sebesar Rp. Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 I -24 POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU 7.330.640.498,-. Pelanggan terbanyak adalah rumah tangga yaitu sebanyak 5.479 pelanggan, diikuti perkantoran 1.363 kantor, 663 industri/hotel dan 103 badan sosial. Bila dibandingkan dengan tahun 2012, jumlah air bersih atau air minum yang disalurkan (water distributed) oleh perusahaan daerah air minum Tirta Bina Labuhanbatu menurun sebanyak 149.870 meter kubik, dimana pada tahun 2012 air bersih atau air minum yang disalurkan (water distributed) adalah sebesar 1.776.377 meter kubik, dengan pelanggan sebanyak 7.118 pelanggan. Pelanggan yang terbanyak adalah rumah tangga yaitu sebanyak 4.969 pelanggan. 5. Penataan Ruang Tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Labuhanbatu mencerminkan keterpaduan pembangunan antar sektor, antar kecamatan, dan antar pemangku kepentingan. Tujuan penataan ruang Kabupaten Labuhanbatu pada masa yang akan datang tidak akan terlepas dari peran, fungsi, dan kedudukannya dalam lingkup wilayah yang lebih luas. Untuk mendukung pengembangan peran dan fungsi Kabupaten Labuhanbatu sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) di bagian Timur-Utara Provinsi Sumatera Utara, serta tanggap dengan dinamika perkembangan dan permasalahan Kabupaten Labuhanbatu saat ini Berdasarkan penataan ruang Kabupaten Labuhanbatu luas wilayah produktif pada tahun 2009 adalah sebesar 177.443,42 m2 dengan rasio 88,56 bila dibangdingkan dengan luas wilayah budidaya. Sedangkan untuk wilayah industri sampai dengan tahun 2009 rasio yang ditunjukkan sebesar 0,27 bila dibangdingkan dengan luas wilayah budidaya. Untuk wilayah perkotaan sampai dengan tahun 2009 rasionya adalah sebesar 0,17. 6. Perencanaan Pembangunan Pada urusan perencanaan pembangunan, proses perencananan disusun secara bertahap dalam bentuk dokumen perencanaan yaitu dokumen Rencana Pembangunan jangka Menengah (RPJMD), dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan Dokumen Penetapan Kinerja (Tapkin). 7. Perhubungan Pada tahun 2013 Penumpang kereta api yang berangkat dari stasiun Rantauprapat adalah sebanyak 144.732 orang yang terdiri dari 36.396 penumpang kelas ekekutif dengan nilai karcis sebesar Rp. 3.773.744.000,-dan 108.236 penumpang kelas bisnis dengan nilai karcis sebesar Rp.9.027.709.500,-. Kondisi ini meningkat dinanding tahun 2012 dimana Penumpang kereta api pada tahun 2012 yang Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 I -25 POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU berangkat dari stasiun Rantauprapat adalah sebanyak 127.455 orang yang terdiri dari 22.795 penumpang kelas ekekutif dengan total nilai karcis sebesar Rp.2.323.616.000,- dan 104.660 orang penumpang kelas bisnis dengan total nilai karcis sebanyak Rp.7.442.835.000,-. Selain jalur kereta api, didapati banyaknya arus lalu lintas kapal, penumpang dan barang melalui pelabuhan Tanjung Sarang Elang pada tahun 2013 meningkat sebenyak 20 kali daei tahun 2012 menjadi sebanyak 177 kali. Sedangkan di Pelabuhan Sungai Berombang menurun menjadi sebanyak 793 kali dari sebanyak 846 kali pada tahun 2013. 8. Lingkungan Hidup Pelayanan persampahan di Kabupaten Labuhanbatu khususnya dalam hal penanganannya mengalami peningkatan sebagian besar pengolahan sampah di TPA masih dilakukan secara open dumping. Selain itu kondisi sarana angkutan persampahan masih cukup memadai. Persentase penanganan sampah persatuan penduduk juga mengalami peningkatan dari tahun 2006 sebesar 0,17 menjadi 2,06 pada tahun 2007, kemudian meningkat kembali di tahun 2008 menjadi sebesar 4,44. Ditahun 2009 dan 2010, persentase penanganan sampah juga mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya menjadi 4,52 pada tahun 2009 dan 4,61 pada tahun 2010. Volume sampah yang diangkut pada tahun 2011, adalah sebanyak 27.101 meter kubik. Bila dibandingkan dengan jumlah penduduk tahun 2011 yang sebanyak 418.992, maka persentasenya adalah 6,49 %. Sementara itu pada tahun 2012 volume sampah yang diangkut mengalami penurunan menjadi sebanyak 22.470 meter kubik. 9. Pertanahan Pada tahun 2013 jumlah sertifikat tanah yang dikeluarkan di Kabupaten labuhanbatu sebanyak 2.371 surat dengan rincian Hak Milik (Possession Right) sebanyak 2.358 surat, Hak Guna Bangunan (Building Purpos) sebanyak 9 surat Hak Pakai (use Right) sebanyak 4 surat. Kondisi ini meningkat disbanding tahun 2012 dimana jumlah sertifikat tanah yang dikeluarkan di Kabupaten labuhanbatu sebanyak 2.161 surat dengan rincian Hak Milik (Possession Right) sebanyak 2.150 surat, Hak Guna Bangunan (Building Purpose Right) sebanyak 5 surat, dan Hak Pakai (use Right) sebanyak 6 surat. Sementara pada tahun 2011 sertifikat tanah yang dikeluarkan di Kabupaten labuhanbatu sebanyak 2.072 surat dengan rincian Hak Milik (Possession Right) sebanyak 2.010 surat, Hak Guna Usaha (Busines Purpose Right) sebanyak 1 surat Hak Pakai (use Right) sebanyak 61 surat. Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 I -26 POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU 10. Kependudukan dan Catatan Sipil Pelayanan Adminstrasi Kependudukan di Kabupaten Labuhanbatu sejak bulan Agustus 2005 menggunakan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK), dimana Data Base Kependudukan dengan sistem lama (SIMDUK) di konferensi ke dalam SIAK. Dalam menilai tertib administrasi kependudukan di Kabupaten Labuhanbatu, indikator yang dapat digunakan adalah jumlah penduduk yang memiliki KTP sampai dengan tahun 2013 sebanyak 235.086 orang atau 55,36 persen dari total jumlah penduduk tahun 2012. Jumlah penduduk yang memiliki akta kelahiran pada tahun 2013 adalah sebanyak 99.184 orang atau 23,35 persen dari jumlah penduduk tahun 2012. Jumlah dokumen kependudukan dan pencatatan sipil yang telah diterbitkan pada tahun 2012 dan 2013 untuk Surat Nikah masing-masing sebanyak 3.555 surat dan 3.642 surat. Sementara itu, jumlah akte kelahiran yang dikeluarkan pada tahun 2013 adalah sebanyak 30.440 surat meningkat sebanyak 19.619 surat dari tahun 2012 yang sebnanyak 10.281 surat. 11. Pemberdayaan Perempuan Pemberdayaan perempuan dilaksanakan dalam rangka mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender dalam pembangunan. Perlindungan anak diarahkan untuk mewujudkan suatu kondisi yang menjamin hak dan tumbuh kembang anak. Pada tahun 2013, dari total sebanyak 190.589 orang angkatan kerja, jumlah angkatan kerja perempuan yang aktif bekerja dari sisi ekonomi sebanyak 53.712 orang, sedangkan yang menganggur ada sebanyak 8.601 orang. Sementara itu, jumlah perempuan yang tergolong bukan angkatan kerja sebanyak 94.748 orang, sehingga tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) perempuan sebesar 43,87. Sementara pada tahun 2012, dari sebanyak 165.376 orang angkatan kerja, jumlah angkatan kerja perempuan yang aktif bekerja dari sisi ekonomi sebanyak 41.114 orang, sedangkan yang menganggur ada sebanyak 6.392 orang. Sedangkan yang tergolong bukan angkatan kerja sebanyak 90.940 orang perempuan, sehingga tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) perempuan sebesar 34,31. Dengan demikian TPAK dari rtahun 2012 meningkat sebesar 9,56. Peningkatan di tahun 2013, ditempuh melalui program penting diantaranya adalah program peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan, dan program penguatan pengarusutamaan gender dan anak. Pada tahun 2014 dan Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 I -27 POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU 2015 pemerintah tetap melaksanakan peningkatan program pemberdayaan perempuan baik melalui kerjasama vertikal maupun horizontal. 12. Keluarga Berencana Dan Keluarga Sejahtera Program Keluarga Berencana (KB) yang digalakkan secara nasional menganjurkan setiap keluarga memiliki 2 (dua) orang anak. Pada tahun 2009-2013, setiap keluarga di Kabupaten Labuhanbatu rata-rata berjumlah 3-4 orang anak. Dengan demikian, Kabupaten Labuhanbatu dinilai belum berhasil membantu mensukseskan program Keluarga Berencana yang digalakkan secara nasional. Komponen utama dalam keluarga berencana dan keluarga sejahtera adalah Cakupan peserta keluarga berencana aktif, rasio akseptor KB dan persentase Pra sejahtera dan sejahtera I. Pelaksanaan program keluarga berencana di Kabupaten Labuhanbatu dilaksanakan untuk menekan laju pertumbuhan penduduk. Pada tahun 2013 jumlah pasangan usia subur sebanyak 80.956 dengan jumlah akseptor KB aktif sebesar 54.335 pasangan. Alat kontrasepsi yang paling banyak digunakan adalah pil sebanyak 22.183 pengguna, Implan 6.753 pengguna, kondom 2.362 pengguna, MOW 2.065 pengguna, IUD 2.476 pengguna dan MOP sebanyak 130 pengguna. Sementara itu yang menggunakan suntikan ada sebanyak 18.362 pengguna. Dari total sebanyak 54.335 pasangan peserta KB aktif, paling banyak terdapat di Kecamatan rantau Utara yaitu sebanyak 8.782 pasangan. Sementara pada tahun 2012 jumlah akseptor KB aktif sebesar 54.020 pasangan dari total sebanyak 81.336 pasangan. Sedangkan alat kontrasepsi yang paling banyak digunakan adalah pil sebanyak 22.448 pengguna, Implan 6.425 pengguna, kondom 2.512 pengguna, MOW 1.889 pengguna, IUD 1.980 pengguna dan MOP sebanyak 38 pengguna. Sementara itu yang menggunakan suntikan ada sebanyak 18.448 pengguna. Dari total sebanyak 54.020 pasangan peserta KB aktif, paling banyak terdapat di Kecamatan Bilah HUlu yaitu sebanyak 9.065 pasangan. 13. Sosial Penanganan masalah sosial merupakan komponen penting dalam pembangunan. Pananganan tentang Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) pada tahun 2013 melalui program pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat terpencil dan penanganan PMKS, program pembinaan anak terlantar, program pembinaan panti jompo, dan pembinaan eks penyandang sosial lainnya seperti eks narapidana, PSK, narkoba, program pembinaan penyandang cacat dan trauma dengan memberikan bantuan alat bagi penyandang cacat dan lainnya. 14. Ketenagakerjaan Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 I -28 POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU Pada aspek ketenagakerjaan, Tenaga kerja yang diperhitungkan adalah merupakan penduduk yang berumur 1 tahun keatas. Pada tahun 2013, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja pada usia 15 tahun keatas di Kabupaten Labuhanbatu adalah sebesar 66,79%, dengan jumlah Angkatan Kerja sebanyak 190.589 orang yang terdiri dari 173.564 orang yang bekerja dan jumlah pengangguran sebanyak 17.025 orang. Dari sebanyak 173.564 orang penduduk yang bekerja, didominasi oleh penduduk berumur 25 - 29 tahun yaitu sebesar 24.709 orang. Sementara itu, dari sebanyak 12.897 orang pengangguran, didominasi oleh lulusan SLTA keatas yaitu sebanyak 10.964 orang. Sedangkan jumlah pencari kerja terdaftar di Dinas Sosial Tenaga Kerja dan transmigrasi Kabupaten Labuhanbatu adalah sebanyak 1.097 orang, dan ditempatkan sebanyak 43 orang. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja tahun 2013 lebih baik bila dibandingkan dengan tahun 2012. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dimana pada tahun 2012, pada usia 15 tahun keatas di Kabupaten Labuhanbatu adalah sebesar 59,48%, dengan jumlah Angkatan Kerja sebanyak 165.376 orang yang terdiri dari 152.479 orang yang bekerja dan jumlah pengangguran sebanyak 12.897 orang. Dari sebanyak 152.479 orang penduduk yang bekerja, didominasi oleh penduduk berumur 25 - 29 tahun yaitu sebesar 27.809 orang. Sementara itu, dari sebanyak 12.897 orang pengangguran, didominasi oleh lulusan SLTA keatas yaitu sebanyak 8.791 orang. Sedangkan jumlah pencari kerja terdaftar di Dinas Sosial Tenaga Kerja dan transmigrasi Kabupaten Labuhanbatu adalah sebanyak 510 orang, dan ditempatkan sebanyak 98 orang. 15. Koperasi dan UKM Koperasi sebagai salah satu lembaga perekonomian diharapkan sebagai penggerak roda ekonomi di suatu wilayah dan meningkatkan kesejahteraan anggota. Peran koperasi sangat penting untuk peningkatan potensi usaha kecil yang dimiliki oleh masyarakat lokal, penyedia informasi serta sebagai lembaga distribusi dan pemasaran. Pada tahun 2013, ada sebanyak 296 unit koperasi di Kabupaten Labuhanbatu dengan anggota sebanyak 32.357 orang, meningkat dibanding tahun 2012 yang hanya sebanyak sebanyak 292 unit koperasi dengan jumlah anggota sebanyak 32.210 orang. Sementara itu pada tahun 2013, jumlah perusahaan menurut badan hukum di Kabupaten Lauhanbatu ada sebanyak 431 perusahaan. 16. Penanaman Modal Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 I -29 POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU Investasi (penanaman modal) memberikan dampak positif bagi pertumbuhan suatu wilayah dan kesejahteraan penduduk. Terkait bidang penanaman modal, salah satunya adalah dilaksanakannya kerjasama dengan PT. BANK SUMUT dalam bentuk kerjasama pengelolaan keuangan daerah dimana pihak Bank SUMUT berfungsi sebagai Bank persepsi untuk menampung seluruh penerimaan yang bersumber dari pemerintah atasan dan melakukan Pengeluaran atas Rekening Kas Umum Pemerintah Daerah. Dari sisi investasi dapat dilihat bahwa Pemerintah Daerah merupakan pemegang saham PT. Bank Sumut, sehingga diharapkan adanya keuntungan setiap tahunnya berupa deviden dan perolehan jasa giro atas penyimpanan uang pada RKUD setiap bulannya berdasarkan tingkat suku bunga yang berlaku. Pada tahun 2014 dari kerjasama ini diperoleh ; Jasa Giro dengan target Rp. 2.700.000.000,- dan realisasi sebesar Rp.3.074.431.940,- atau 113,86%. Kemudian Bagi Hasil Laba Perusahaan atau Deviden yang berasal dari aktivasi penyertaan modal yang dinyatakan sebagai hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dengan target Rp.7.000.000.000,- dan realisasi sebesar Rp.6.713.719.683,-atau 95,91%. Sementara itu pada tahun 2013, Jasa Giro ditargetkan Rp. 2.118.365.000,dan realisasi sebesar Rp.3.464.060.007,- atau 163,53%. Selanjutnya, Bagi Hasil Laba Perusahaan atau Deviden yang berasal dari aktivasi penyertaan modal yang dinyatakan sebagai hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dengan target Rp.12.000.000.000,- dan realisasi sebesar Rp.11.001.693.091,- atau 91,68%. Untuk meningkatkan daya tarik investor untuk menanamkan modalnya di Kabupaten labuhanbatu, pemerintah daerah perlu melakukan promosi tentang potensi daerah Kabupaten Labuhanbatu serta kemudahan-kemudahan yang akan diberikan kepada investor. Peningkatan jumlah investor dan nilai investasi berarti peningkatan aktivitas ekonomi di wilayah Kabupaten Labuhanbatu, yang akan berdampak pada peningkatan daya serap lapangan kerja, peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten labuhanbatu. 17. Kebudayaan Kebudayaan merupakan salah satu kekayaan daerah yang harus dijaga dan dilestarikan. Kebudayaan juga merupakan sarana promosi yang dapat meningkatkan pendapatan daerah dari sektor pariwisata. Pada tahun 2013 dan 2014, peningkatan kebudayaan dilaksanakan berbagai program yaitu ; program pengembangan nilai budaya melalui kegiatan pelestarian dan aktualisasi adat budaya daerah, program pengelolaan kekayaan budaya melalui kegiatan pengembangan kebudayaan pariwisata dan program pengelolaan keragaman budaya melalui kegiatan pengembangan kesenian dan kebudayaan daerah, fasilitas pengambangan keragaman budaya, dan fasilitasi penyelenggaran festival budaya daerah. Kegiatan ini dilaksanakan oleh dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata. Sarana penyelenggaraan kegiatan seni dan budaya dimaksud diatas antara lain ; Gedung Kesenian Kabupaten Labuhanbatu di Jalan Pramuka Rantauprapat, Gedung Nasional di Jalan Ahmad Yani Rantauprapat dan Lapangan Ika Bina Jalan Ahmad Yani Rantauprapat. Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 I -30 POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU 18. Kepemudaan dan Olahraga Jumlah organisasi pemuda menggambarkan kapasitas pemerintah daerah alam mendorong dan memberdayakan masyarakat untuk berperan serta dalam menyalurkan aspirasi dan kemampuannya dalam penyelenggaraan pembangunan. Organisasi pemuda yang dimaksud adalah binaan pemerintah dan bertujuan untuk mendukung pembangunan daerah. Peran serta pemuda sebagai unsur penting dalam pembangunan khususnya di Kabupaten Labuhanbatu. Setiap tahunnya dilaksanakan kegiatan kepemudaan oleh pemerintah dan melibatkan pemuda dan organisasi kepemudaan. Berbagai program yang dilaksanakan pada tahun 2013 dan 2014 antara lain ; program pengembangan dan keserasian kebijakan pemuda, program peningkatan peran serta kepemudaan dan program peningkatan peran upaya penumbuhan kewirausahaan dan kecakapan pemuda, program pengembangan kebijakan dan manajemen olahraga, program pembinaan dan pemasyarakatan olahraga dan program peningkatan sarana dan prasarana olahraga. Pelaksanaan program pembinaan dan pemsyarakatan olah raga dilakukan melalui kegiatan seperti Tournamen Bola Kaki, Volly, Futsal, Badminton, Tenis Meja, Atletik, catur, dan Maraton. Pelaksanaan kegiatan diatas dididukung oleh sarana dan prasarana olah raga seperti gedung olahraga daerah, lapangan sepakbola dan pendukung lainnya. 19. Kesatuan Bangsa dan Politik dalam Negeri Bidang kesatuan bangsa dan politik dalam negeri menitik beratkan pada kegiatan pembinaan terhadap LSM, organisasi masyarakat, organisasi kepemudaan serta kegiatan pembinaan politik daerah. Pengetahuan politik masyarakat yang mulai meningkat sering kali tidak diimbangi dengan wawasan kebangsaan yang sesuai dengan nilai dan norma sehingga perlu dilakukan peningkatan dan optimalisasi dalam hal pembinaan. Petugas Perlindungan Masyarakat di Kabupaten Labuhanbatu merupakan satuan yang memiliki tugas umum pemeliharaan ketenteraman dan ketertiban masyarakat. Demikian juga halnya dengan petugas Penanggulangan Bahaya Kebakaran (PBK) memiliki tugas umum dalam pelayanan dan perlindungan kemanusiaan terhadap timbulnya bencana kebakaran. Pada tahun 2014 ada sebanyak 28 kali kebakaran di daerah permukiman. Jumlah petugas pemadam kebakaran di Kabupaten Labuhanbatu ada sebanyak 65 orang dengan jumlah mobil pemadam kebakaran sebanyak 5 unit, perahu karet sebanyak 6 unit. Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 I -31 POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU Rasio tingkat pelayanan kebakaran diukur dengan luas Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) berbanding dengan Luas Wilayah Kabupaten Labuhanbatu. Sampai dengan tahun 2010 WMK sebesar 176,26 sehingga rasio pelayanan kebakaran 6,88. Pada tahun 2013 dan 2014, pada urusan kesatuan bangsa dan politik dalam negeri dilaksanakan berbagai program diantaranya ; program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan, program pengembangan wawasan kebangsaan, program kemitraan penegmbangan wawasan kebangsaan, program pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan, prorgam peningkatan pemberantasan penyakit masyarakat, program pendidikan politik masyarakat dan program pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam. 20. Otonomi Daerah Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian. Pengukuran kinerja atas keberhasilan pada pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah dan kepegawaian dapat dilihat atas ketersediaan Satuan Polisi Pamong Praja, Petugas Linmas, kondisi Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan dan Sistem Informasi Pelayanan Perijinan dan Administrasi Pemerintah. Dari sisi pertumbuhan ekonomi, selama lima tahun (2009-2013) rata-rata laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Labuhanbatu atas dasar harga konstan sebesar 5,58 persen. Namun pada tahun 2013 terjadi penurunan sebesar 0,13 persen dari tahun 2012 menjadi sebesar 6,00 persen, lebih rendah 0,1 persen dari laju pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara yang sebesar 6,01 persen. Dari sisi kepegawaian sampai dengan desember 2014, ada sebanyak 6.424 orang pegawai di Kabupaten Labuhanbatu yang didominasi oleh lulusan diploma sebanyak 1.327 orang, strata-I sebanyak 3.001 orang dsn strata-II sebanyak 96 orang selebihnya tadalah pegawai lulusan SD-SLTA. 21. Ketahanan Pangan Kebutuhan pangan merupakan kebutuhan pokok masyarakat yang wajib diperhatikan oleh pemerintah daerah. Pada urusan ketahanan pangan, program prioritas adalah Upaya peningkatan ketahanan pangan di Kabupaten Labuhanbatu yang dilaksanakan setiap tahunnya mulai dari tahun 2006 sampai dengan 2014 melalui program peningkatan ketahanan pangan pertanian dan perkebunan melalui kegiatan antara lain ; Penanganan daerah rawan pangan, analisis rasio jumlah penduduk terhadap jumlah kebutuhan pangan, analisis dan penyusunan pola konsumsi dan suplai pangan, pemantauan dan analisi harga pangan pokok, pengembangan desa mandiri pangan, pengembangan lumbung pangan desa, koordinasi kebijakan perberasan dan penyuluhan sumber pangan alternatif. Pada tahun 2013, di Kabupaten Labuhanbatu terdapat empat desa mandiri pangan. Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 I -32 POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU 22. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa/Kelurahan (BPMPD/K) berfungsi sebagai sarana berorganisasi, berbagi informasi, penyaluran aspirasi serta peningkatan pengetahuan/kemampuan untuk masyarakat setempat dalam mendukung pembangunan lingkungannya (RT/RW atau kelurahan). Pada tahun 2013, Jumlah PKK ada sebanyak 98 PKK di Kel/Desa, 9 PKK di Kecamatan dan 1 PKK di Kabupaten, yang seluruhnya aktif. Sementara Jumlah Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa ada sebanyak 75 LKMD atau masing-masing 1 LKMD di Tiap Desa. 23. Statistik Berbagai dokumen statistik daerah sangat dibutuhkan oleh pemerintah, bahkan provinsi dan pusat serta pihak berkepentingan lainnya guna mendapatkan data kondisi dan perkembangan daerah sebagai bahan untuk menyusun rencana pembangunan, bahan evaluasi atas kinerja dan pelaksanaan pembangunan. Selain itu untuk menetapkan berbagai kebijakan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pada urusan ini, indikatornya adalah terciptanya dokumen statistik yaitu Dokemen Labuhanbatu Dalam Angka, PDRB Kabupaten, Indikator Pendidikan, Indikator Sosial, Indikator Kesehatan dan dokumen lainnya. 24. Kearsipan Ketersediaan arsip ini memudahkan untuk melaksanakan evaluasi kinerja terhadap masingmasing SKPD dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang transparan dan akuntabel. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Labuhanbatu Nomor 36 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tatakerja Lembaga Teknis Dearah Kebupaten Labuhanbatu adalah Kantor Arsip, Perpustakaan dan Dokumentasi. Dalam peningkatan sumberdaya manusia pengelola kearsipan, kantor arsip melaksanakan beberapa kegiatan yaitu bimbingan teknis implementasi peraturan perundang-undangan, sosialisasi penyuluhan kearsipan di lingkungan instansi pemerintah dan swasta. Pada tahun 2014 ada sebanyak 21 orang aparatur kearsipan yang menglola arsip secara terpadu di Kabupaten Labuhanbatu. 25. Komunikasi dan Informatika Sarana dan prasarana komunikasi dan informatika yang memadai di setiap SKPD sangat diperlukan untuk mengetahui informasi secara up to date terutama berkaitan dengan pelaksanaan Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 I -33 POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU penyelenggaraan pemerintahan serta sebagai sarana koordinasi internal dan eksternal SKPD di Kabupaten Labuhanbatu. Keberadaan sarana ini juga diperlukan oleh masyarakat untuk meningkatkan akses informasi dan pengetahuan. Salah satu indikator pengukuran tingkat keberhasilan dalam bidang komunikasi dan informatika adalah Jumlah pelanggan telepon, rasio wartel/warnet, penyiaran radio, dan perpustakaan. Pada tahun tahun 2012 banyaknya pelanggan telepon menurut stasiun transmisi di Kabupaten Labuhanbatu jenis POTS sebanyak 11.259, sedangkan jenis TDSL sebanyak 3.254 dengan jenis pelanggan telepon seperti rumah tangga, perusahaan, kantor/instansi, dan lainnya. Selain itu Pemerintah kabupaten Labuhanbatu juga meningkatkan peran komunikasi melalui pengadaan Website Labuhanbatu dan Radio Siaran Pemerintah Daerah serta menyediakan satu gedung perpustakaan daerah untuk memenuhi kebutuhan minat baca masyarakat. 26. Pertanian Sektor Pertanian dan perkebunan di Kabupaten Labuhanbatu masih menjadi potensi andalan dalam memberikan kontribusi bagi aktifitas perekonomian di Kabupaten Labuhanbatu. Luas lahan sawah berpengairan pada tahun 2013 sebesar 591 Ha, sedangkan sawah tidak berpengairan seluas 20.116 Ha. Sementara luas lahan kering adalah 3.242 Ha yang terdiri dari tegalan seluas 3.105 Ha dan lalang atau hama seluas 137 ha. Di sub sektor perkebunan terdiri dari kelapa sawit seluas 36.717 Ha, karet 18.584 Ha, Kakao 490 Ha, kelapa 29,27 Ha dan pinang seluas 22 ha. Pada tahun 2013 tingkat produktifitas padi sawah disektor pertanian seluas 5.000 Ha. 27. Kehutanan Pada tahun 2013, luas kawasan hutan di Kabupaten Labuhanbatu adalah sebesar 31.097 Ha yang terdiri dari Hutan Produksi 14.572 Ha dan Hutan Lindung seluas 16.525 Ha. Pada urusan ini, terdapat indikator sasaran penting diantaranya ; meningkatnya luas areal reboisasi dan penghijauan 125 Ha dan menurunnya luas lahan kritis 100 Ha. 28. Energi dan Sumber Daya Mineral Kontribusi Sektor Pertambangan dan Penggalian terhadap PDRB Kabupaten Labuhanbatu dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 terus mengalami peeningkatan. Pada tahun 2008 kontribusi sektor Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 I -34 POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU ini adalah sebesar 1,69 meningkat menjadi sebesar 1,71 persen tahun 2009 dan menjadi sebesar 1,73 persen tahun 2010. Namun pada tahun 2011 dan tahun 2012 mengalalmi penurunan masing-masing menjadi sebesar 1,72 persen dan 1,68 persen. 29. Pariwisata Salah satu indikator untuk mengetahui sektor kepariwisataan adalah jumlah nilai tambah bruto perhotelan. Nilai tambah bruto perhotelan diukur dari banyaknya tingkat hunian dalam kamar hotel dan pendapatan hotel lainnya. Pada tahun 2012 terdapat 13 hotel dengan 2 diantaranya hotel berbintang dengan total kamar sebanyak 423 kamar standard dan sebanyak 39 kamar suite serta sebanyak 814 tempat tidur standard dan sebanyak 62 tempat tidur suite. 30. Kelautan dan Perikanan Pada tahun 2013, produksi perikanan budidaya di Kabupaten Labuhanbatu sebesar 192 ton dan perikanan tangkap sebesar 8.578 ton. Indikator penting lainnya adalah cakupan kelompok nelayan yang mendapat pembinaan sarana dan prasarana penangkapan ikan 60 kelompok, jumlah Pembudidaya Ikan yang Berproduksi ≥ 100 Kg/Bulan sebanyak 100 orang, Cakupan Kelompok Pembudidaya Ikan Yang Mendapatkan Pembinaan /Bantuan sebanyak 43 kelompok, dan Jumlah Kelompok Masyarakat yang aktif dalam kegiatan pengawasan dan pengen dalian sumber daya kelautan sebanyak 3 kelompok. 31. Perdagangan Sektor perdagangan berkaitan dengan produksi dari sektor pertanian, penggalian, industri, konstruksi, serta sektor listrik, gas, dan air minum. Dimana produksi dari sektor-sektor tersebut pada akhirnya akan dijual didalam dan diluar kabupaten Labuhanbatu. Semakin besar produksi sektor-sektor tersebut, semakin besar output sektor perdagangan, sehingga akan memperbesar PDRB sektor perdagangan. Berdasarkan lapangan usaha, Kontribusi sektor perdagangan, hotel dan restoran terhadap PDRB Labuhanbatu semakin meningkat dari tahun 2005 sampai dengan 2010. Dimana pada tahun 2005 kontribusinya sebesar 14,11 persen meningkat menjadi 17,26 persen pada tahun 2010. Pada tahun 2011, 2012 dan 2013 masing-masing mangalami penurunan menjadi 17,12 16,88 dan 16,55. Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 I -35 POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU 32. Perindustrian Kontribusi sektor industri terhadap PDRB Labuhanbatu semakin menurun dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010. Pada tahun 2005 kontribusinya sebesar 46,34 persen kemudian menurun menjadi 44,18 persen pada tahun 2010. Kondisi ini disebabkan perkembangannya yang lebih lama dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya. Namun pada tahun 2011 meningkat menjadi sebesar 44,32 persen dan pada tahun 2012 kembali menurun menjadi sebesar 34,83 persen. Selanjutnya pada tahun 2013 kembali menurun menjadi 43,79. Secara umum, pertumbuhan jumlah industri kecil lebih cepat daripada pertumbuhan industri besar/sedang. Pertumbuhan jumlah industri besar sedang cenderung menurun dan konstan dimana pada tahun 2005 sebanyak 52 perusahaan menjadi 18 perusahaan pada tahun 2010. Hal ini terjadi juga pada jumlah industri kecil yang mengalami penurunan dimana sebanyak 1.261 perusahaan pada tahun 2005 menjadi 931 perusahaan pada Tahun 2010 degan rata-rata pertumbuhan sebesar 2,36. selanjutnya pada tahun 2011 jumlah perusahaan industri kecil ada sebanyak 972, meningkat pada tahun 2012 dan 2013 masing-masing menjadi sebanyak 988 dan 1.058. Sedangkan jumlah perusahaan industri sedang atau besar, dari tahun 2010-2013 tetap sebanyak 18 perusahaan. 2.1.4. Aspek Daya Saing Aspek daya saing sangat penting dalam mendukung pertumbuhan daerah. Daya saing daerah adalah kemampuan daerah perekonomian daerah dalam mencapai pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan dengan tetap terbuka terhadap persaingan dengan provinsi dan kabupaten/ kota lainnya yang berdekatan, Nasional atau Internasional secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut : 1.1.4.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah Fokus kemampuan ekonomi daerah menjelaskan tentang pencapaian terhadap indikator pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita, pengeluaran konsumsi non pangan per kapita. 1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga per Kapita Pada tahun 2011, pengeluaran rata-rata perkapita sebulan sebesar Rp.606.716,- yang terdiri dari pengeluaran untuk makanan sebesar Rp.351.857,- dan Rp.254.859,- untuk pengeluaran bukan makanan. Pada tahun 2012, pengeluaran rata-rata perkapita sebulan sebesar Rp.633.570,-, yang terdiri dari Rp Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 I -36 POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU 367.197,- untuk pengeluaran makanan (57,96%) dan Rp.266.373 untuk pengeluaran bukan makanan (42,04%). Kemudian pada tahun 2013, pengeluaran rata-rata perkapita sebulan sebesar Rp.658.178,- yang terdiri dari pengeluaran untuk makanan sebesar Rp.377.148,- dan Rp.281.030,- untuk pengeluaran bukan makanan. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pengeluaran diperuntukkan untuk konsumsi makanan yaitu sebesar 57,30 persen, berarti sebagian besar dari penduduk masih memprioritaskan pemenuhan untuk kebutuhan primer (makanan). 2. Pengeluaran Konsumsi Non Pangan Per Kapita Pengeluaran Konsumsi Non Pangan per Kapita sebulan penduduk Kabupaten Labuhanbatu semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pengeluaran per kapita pada tahun 2010 sebesar Rp.176.323,(36,91%) dan meningkat menjadi Rp.254.859,- (42,01%) pada tahun 2011. Pada tahun 2012 kembali meningkat menjadi sebesar Rp.266.373,- (42,04%). Selanjutnya pada tahun 2013 juga meningkat menjadi sebesar Rp.281.030,- Bila dibandingkan dengan pengeluaran konsumsi pangan, pengeluaran konsumsi non-pangan lebih kecil. Hal ini menunjukkan bahwa pengeluaran untuk konsumsi makanan masih menjadi prioritas. 1.1.4.2. Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur Fokus wilayah/infrastruktur merupakan penjelasan mengenai pencapaian indikator-indikator dari rasio panjang jalan per jumlah kendaraan, jumlah orang/barang yang terangkut angkutan umum, jumlah orang/barang melalui dermaga/bandara/terminal per tahun, ketaatan terhadap RTRW, luas wilayah produktif, luas wilayah industri, luas wilayah kebanjiran, luas wilayah kekeringan, luas wilayah perkotaan, jenis dan jumlah bank dan cabang, jenis dan jumlah perusahaan asuransi dan cabang, jenis, kelas, dan jumlah restoran, jenis, kelas, dan jumlah penginapan/hotel, persentase rumah tangga (RT) yang menggunakan air bersih, rasio ketersediaan daya listrik, persentase rumah tangga yang menggunakan listrik, dan persentase penduduk yang menggunakan HP/telepon. 1. Luas Wilayah Produktif Luas wilayah produktif Kabupaten Labuhanbatu mempunyai luas sebesar 177.443,42 Ha atau (69,28%) dari luas wilayah Kabupaten Labuhanbatu. Sedangkan untuk kawasan budidaya berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Labuhanbatu mempunyai luas sebesar 200.350,68 Ha atau Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 I -37 POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU (78,22%) dari luas Kabupaten Labuhanbatu. Sehingga persentase rasio luas wilayah produktif Kabupaten Labuhanbatu tahun 2009 sebesar 88,56. 2. Prasarana dan Sarana Daerah Angkutan Darat dan Perkeretaapian. Aksesibilitas Ibukota Kecamatan ke Ibukota Kabupaten di dihubungkan melalui Jalan Nasional, Provinsi dan Kabupaten. Data tahun 2013 menunjukkan bahwa jalan kabupaten sepanjang 1.107,17 km, yang terdiri dari 291,03 km dalam kondisi baik, 266,64 km dalam kondisi sedang, 321,29 km dalam keadaan rusak dan 228,21 km dalam keadaan rusak berat. Jumlah kendaraan bermotor di Kabupaten Labuhanbatu pada tahun 2011 adalah (1) angkutan penumpang jenis bus sebanyak 1.459 unit, (2) angkutan barang jenis pick up dan truck sebanyak 28.707 unit, (3) mobil pribadi 44.147 unit, dan (4) sepeda motor sebanyak 382.630 unit. Jalur rel kereta api di wilayah Kabupaten Labuhanbatu hanya memiliki rute Medan-Rantau Prapat. Sedangkan stasiun yang diaktifkan, baik untuk angkutan penumpang maupun barang, adalah stasiun Rantauprapat. Pada tahun 2013, jumlah penumpang kereta api yang berangkat dari stasiun rantauprapat adalah sebanyak 144.732 yang terdiri dari sebanyak 36.496 orang untuk kelas eksekutif dan 108.236 orang untuk keals bisnis. Angkutan Laut Ketersediaan pendukung untuk angkutan laut terdapat di Kecamatan Panai Hulu (Tanjung Sarang Elang) dapat dikategorikan sebagai Pelabuhan laut (dermaga beton), dan di Kecamatan Panai Hilir (Sei Berombang). Secara umum, sebagian besar barang-barang yang masuk ke pelabuhan adalah pupuk dan beras. Sedangkan barang-barang yang keluar sebagian besar adalah barang mentah dan barang setengah jadi. Rute pelayaran dari dan ke Kabupaten Labuhanbatu adalah pelayaran ke Propinsi Riau ataupun Wilayah Propinsi Sumatera Utara lainnya. Angkutan Udara Berdasarkan Rencana Tata Ruang Kabupaten Labuhanbatu akan direncanakan fasilitas Bandar Udara di Kecamatan Bilah Hulu, sedangkan bandara yang pernah ada di beberapa perkebunan besar pada saat ini semakin jarang difungsikan. 3. Pengairan. Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 I -38 POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU Wilayah Kabupaten Labuhanbatu dilalui oleh dua sungai besar yaitu sungai Bilah dan Sungai Barumun, dengan beberapa anak sungainya yang sebagian besar merupakan sumber air irigasi bagi persawahan di sekitarnya. Sebagai wilayah yang mempunyai potensi pertanian tentunya dilengkapi dengan prasarana pengairan, namun pada saat ini prasarana pengairan yang ada masih belum memadai. Prasarana pengairan yang terdapat di Kabupaten Labuhanbatu sampai dengan tahun 2009, panjangnya mencapai 20.159,50 meter, terdiri dari saluran irigasi 15.159,50 meter dan saluran pembuang 5.000 meter. Pada tahun 2012, lahan persawahan beririgasi yaitu 1,88 % dari seluruh lahan sawah, dimana hanya 50 Ha yang merupakan irigasi teknis dan selebihnya semi teknis 15 Ha serta irigasi sederhana 213 Ha. Pada tahun 2013, luas irigasi pengairan teknis seluas 50 Ha, irigasi pengairan setengah teknis seluas 15 Ha dan irigasi pengairan sederhana seluas 213 Ha. 1.1.4.3. Fokus Iklim Berinvestasi Investasi merupakan salah satu indikator penting dalam meningkatkan pembagunan perekonomian. Investasi akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja baru sehingga diharapkan akan mengurangi beban penganguran dan kemiskinan. Iklim investasi yang kondusif dapat meningkatkan kegiatan ekonomi, baik berskala besar maupun kegiatan ekonomi kerakyatan sehingga mendongkrak kemampuan pendapatan Pemerintah Daerah, swasta dan masyarakat. Peningkatan nilai berinvestasi sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor secara langsung maupun tidak langsung diantaranya tingkat kriminalitas dan rasa aman bagi investor serta ketepatan dan kecepatan proses perizinan. - Angka Kriminalitas Semakin rendah angka kriminalitas pada suatu daerah, maka semakin tinggi pula ketertarikan investor untuk berinvestasi di daerah tersebut. Data lengkap tentang angka kriminalitas di Kabupaten Labuhanbatu disajikan pada tabel di bawah ini : Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 I -39 POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU Tabel 2.18. Angka Kriminalitas Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2010 – 2012 NO JENIS KRIMINALITAS TAHUN 2010 2011 2012 1 Jumlah Kasus Narkoba 65 126 104 2 Jumlah Kasus Pembunuhan 29 13 8 3 Jumlah Kasus Seksual 109 96 150 4 Jumlah Kasus Penagniayaan 402 422 676 5 Jumlah Kasus Pencurian 115 263 299 6 Jumlah Kasus Penipuan 127 129 167 7 Jumlah Kasus Materai, Merk dan Surat - 3 13 8 Jumlah Tindak Kriminal Selama 1 Tahun 847 1,052 1,417 9 Jumlah Penduduk 378,796 392,249 400,850 0.22 0.27 0.35 Angka Kriminalitas (%) Sumber : BPS Kabupaten Labuhanbatu 2014 - Lama Proses Perizinan Investasi asing yang akan masuk ke suatu wilayah atau daerah bergantung kepada daya saing investasi yang dimiliki oleh wilayah/daerah yang bersangkutan. Pembentukan daya saing investasi berlangsung secara terus menerus dari waktu ke waktu dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kemudahan perizinan. Rata-rata lama proses perizinan dalam kaitannya dengan investasi/usaha di Kabupaten Labuhanbatu dapat dilaksanakan selama 3 (tiga) hari. - Jumlah dan Macam Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Pajak daerah merupakan iuran wajib yang dilakukan oleh pribadi atau badan (dalam hal ini perusahaan) kepada darah tanpa imbalan lansung yang seimbang berdasarkan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembagunan daerah (sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku). Sedangkan retribusi daerah merupakan pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan /atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan pribadi atau badan. Pada tahun 2009-2013 , ada sebanyak 9 (sembilan) jenis pajak di kabupaten Labuhanbatu yaitu : Pajak hotel, pajak restoran dan rumah makan, pajak hiburan, pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak pengambilan dan pengolahan bahan galian golongan C, pajak sarang burung walet, pajak air bawah tanah dan BPHTB. Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 I -40 POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU Tabel 2.19. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2009 – 2013 NO 1 2 URAIAN Pajak Hotel TAHUN 2009 2011 2010 2012 2013 522,448,663 635.110.463 708.798.526 715.094.900 657.469.942 833,608,763 800.335.921 913.623.359 840.569.290 864.525.113 Pajak Restoran dan Rumah Makan 3 Pajak Hiburan 51,793,500 51.920.000 79.972.000 171.973.464 332.826.522 4 Pajak Reklame 300,287,500 374.035.000 566.651.100 544.170.195 541.533.000 Penerangan 12,123,936,462 9.584.894.480 11.665.391.159 10.589.738.272 11.165.128.074 Pengambilan 751,088,700 639.264.492 1.387.113.600 1.250.268.900 659.215.500 103,700,000 98.200.000 168.050.000 127.800.000 89.950.000 - - 345.102.721 351.316.633 402.137.809 - - 4.829.111.192 2.177.905.524 13.767.020.905 10,086,987,645 11.332.904.276 13.419.579.164 18.016.506.263 5.399.337.859 5 Pajak Jalan Pajak 6 dan Pengolahan Bahan Galian Gol C 7 8 Pajak Sarang Burung Walet Pajak Air Bawah Tanah 9 Pajak BPHTB 10 Retribusi Daerah Sumber : BPS Kabupaten Labuhanbatu 2014. - Peraturan Daerah Perda merupakan sebuah instrumen kebijakan daerah yang sifatnya formal, melalui Perda dapat diketahui adanya insentif maupun disinsentif sebuah kebijakan di daerah terhadap aktifitas perekonomian. Jenis perizinan dan dasar hukum yang telah didelegasikan kewenangannya kepada Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2010 dapat dilihat pada tabel berikut : Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 I -41 POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU Tabel 2.20. Jumlah Perda Yang Mendukung Iklim Usaha Di Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2009 – 2013. No. Jenis Perizinan 1. IzinPengelolaan dan Pengusahaan sarang burung Dasar Hukum Perda Kab. Labuhanbatu Nomor 17 Tahun 2002 walet 2. Kepariwisataan 3. Izin usaha industri, izin usaha perdagangan, tanda daftar industri, gudang dan perusahaan. Perda Kab. Labuhanbatu Nomor 27 Tahun 2007 Perda Kab. Labuhanbatu Nomor 06 Tahun 2008 4. Izin Usaha Perikanan Perda Kab. Labuhanbatu Nomor 11 Tahun 2008 5. Izin Pengujian kapal perikanan Perda Kab. Labuhanbatu Nomor 12 Tahun 2008 (Telah dibatalkan sesuai UU No.29 Tahun 2009). 6. Izin Operasi kenderaan beca motor Perda Kab. Labuhanbatu Nomor 15 Tahun 2008 7. Izin Pengawasan dan pengendalian minuman Perda Kab. Labuhanbatu Nomor 31 Tahun 2008 beralkohol 8. Izin Bahan galian golongan C atau yang tidak Perda Kab. Labuhanbatu Nomor 38 Tahun 2008 termasuk golongan A dan B 9. Izin Penyelenggaraan toko obat berizin, izin Perda Kab. Labuhanbatu Nomor 05 Tahun 2008 penyelenggaraan apotik dan optik. Sumber : Keputusan Bupati Labuhanbatu Nomor 503/38/ORG/2010 Pada tahun 2013 Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu telah melaksanakan berbagai program yaitu Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi, Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi melalui kegiatan penyusunan kebijakan investasi bagi pembangunan fasilitas infrastruktur, program Penyiapan Potensi Sumberdaya, Sarana dan Prasarana Daerah dan Program Penataan Peraturan Perundang-undangan. 1.1.4.4. Fokus Sumber Daya Manusia Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 I -42 POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU Fokus sumber daya manusia menjelaskan pencapaian indikator rasio ketergantungan dan rasio lulusan S1/S2/S3 penduduk di Kabupaten Labuhanbatu. 1. Kualitas Tenaga Kerja Kualitas sumber daya manusia merupakan indikator penting bagi kemajuan suatu daerah. Tingginya kualitas pendidikan yang ditamatkan penduduk akan mencerminkan bahwa Kabupaten Labuhanbatu mempunyai sumber daya manusia yang produktif dan siap kerja. Pada tahun 2010 tingkat kelulusan S1/S2/S3 mencapai 4.39 %, dan menigkat pada tahun 2011 sebesar 4.49 % dari jumlah penduduk. Tetapi pada tahun 2012 tingkat kelulusan S1/S2/S3 menurun sebesar 0,72 % dari jumlah penduduk, akan tetapi pada tahun 2013 Tingkat kelulusan S1/S2/S3 mengalami peningkatan sampai 4.57%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 2.21. Rasio Lulusan S1/S2/S3 di Kab. Labuhanbatu Tahun 2009 - 2013 NO URAIAN 1 Jumlah Lulusan S1/S2/S3 2 Jumlah Penduduk 3 Rasio (%) TAHUN 2009 2010 2011 2012 2013 8.216 13.920 10.075 12.334 15.056 408.210 415.110 418.992 424.644 430.718 2.84 4.39 4.49 3.77 4.57 Sumber : BPS Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2014 2. Rasio Ketergantungan Tingkat ketergantungan adalah angka jumlah penduduk usia lebih kecil 15 tahun dan lebih besar dari 64 tahun terhadap jumlah penduduk usia lebih besar 15 tahun dan lebih kecil dari 64 tahun. Jumlah penduduk yang tidak produktif terbagi atas dua yaitu jumlah penduduk dibawah 15 tahun dan jumlah penduduk diatas 64 tahun. Sejak tahun 2009 jumlah penduduk yang tidak produktif sebesar 156.998 jiwa, hingga sampai dengan tahun 2013 meningkat menjadi 159.222 jiwa. Berikut secara lengkap disajikan data mengenai rasio ketergantungan penduduk Kabupaten Labuhanbatu selama kurun waktu tahun 2009-2013. Tabel 2.22. Rasio Ketergantungan Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2009 – 2013 NO 1 2 URAIAN Jumlah Penduduk Usia < 15 Tahun Jumlah Penduduk Usia > 64 2009 2010 TAHUN 2011 2012 2013 - 144.652 143.864 144.219 146.372 - 12.429 12.634 12.650 12.850 Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 I -43 POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU Tahun Jumlah Penduduk Usia Tidak 3 156.998 157.081 156.498 Produktif 4 Jumlah Penduduk usia 15-64 251.212 258.029 262.494 Tahun Sumber : Dinas Sosial, Tanaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Labuhanbatu. 156.869 159.222 267.775 271.496 Pada tahun 2010 Jumlah Penduduk Usia < 15 Tahun adalah 144.652 jiwa dan Jumlah Penduduk Usia > 64 Tahun sebesar 12.429 jiwa, sehingga Jumlah Penduduk usia tidak produktif adalah sebesar 157.081 jiwa. Rasio ketergantungannya adalah sebesar 60,88%. Pada tahun 2012, jumlah penduduk usia < 15 Tahun adalah 144.219 jiwa dan Jumlah Penduduk Usia > 64 Tahun sebesar 12.650 jiwa, sehingga jumlah penduduk usia tidak produktif adalah 156.869 jiwa. Dengan demikian rasio ketergantungannya adalah sebesar 58,58%. Pada tahun 2013, jumlah penduduk usia < 15 Tahun adalah 146.372 jiwa dan Jumlah Penduduk Usia > 64 Tahun sebesar 12.850 jiwa, sehingga jumlah penduduk usia tidak produktif adalah 159.222 jiwa. Dengan demikian rasio ketergantungannya adalah sebesar 58,65%. 1.3.2. Arah Pengembangan Kabupaten Labuhanbatu Mengacu pada dokumen perencanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kota Rantauprapat tahun 2005-2025 maka Visi Kota Rantauprapat adalah ” Terciptanya Kabupaten Labuhanbatu Sebagai Sentra Jasa Dan Industri Yang Berdaya Saing Tahun 2030”, untuk mewujudkan Visi dan Misi seperti yang telah diuraikan dalam RPJP Kota Rantauprapat dengan tujuan dan sasaran yang tercantum dalam RPJM merupakan upaya untuk merubah kondisi atau mengatasi permasalahanpermasalahan yang dihadapi Kota Rantauprapat hingga tahun 2025. Untuk mewujudkan visi tersebut maka dirumuskan misi sebagai upaya kebijakan yang lebih konkrit untuk mewujudkan impian Kota Rantauprapat 20 tahun ke depan. Misi pembangunan jangka panjang Kota Rantauprapat disusun sebagai berikut : 1. Meningkatkan kecerdasan dan kualitas sumber daya manusia yang berimandan bertaqwa kepada Tuhan YME, melalui pelayanan pendidikan yang meratadan berkualitas. 2. Meningkatkan pelayanan kesehatanyang bermutu, terjangkau dan berkeadilan serta memperdayakan masyarakat dan keluarga untuk mendorong tumbyhnya paradigma hidup sehat. 3. Meningkatkan pertumbuhan perekonomian rakyat. 4. Meningkatkan pelaksanaan penegakan hukum yang berorientasi pada pemberantasan KKN menuju terciptanya Good Govermance. 5. Melakukan Revitalisasi bidang pertanian dalam rangka peningkatan pendapatan masyarakat. Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 I -44 POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU 6. Pemerataan pembangunan dan hasilnya, serta pengembangan kawasan baik untuk pengembangan wilayah maupun untuk kebutuhan investasi 7. Memperbaiki dan menyempurnakan kelemahan dan kekurangan yang terjadi di penyelenggaraan pemerintahan yang lalu dikenal dengan Ika Bina En Pabolo Sebagai akselerasi untuk mewujudkan kesinambungan pembangunan dengan memperhatikan RPJM Nasional, dan mengacu pada RPJP Kota Rantauprapat dan berdasarkan pada pertimbanganpertimbangan, maka Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu menetapkan visi yang terdapat dalam dokumen perencanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Rantauprapat Tahun 2011-2015 yaitu : “AGAR KEHIDUPAN MASYARAKAT LABUHANBATU BENAR-BENAR SEJAHTERA LAHIR DAN BATHIN”. Dalam mewujudkan visi pembangunan Kota Rantauprapat tahun 2011-2015 tersebut ditempuh melalui misi pembangunan sebagai berikut : 1. Mewujudkan clean and good governance. 2. Meningkatkan peranserta masyarakat dan swasta dalam proses pembangunan. 3. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. 4. Meningkatkan kualitas pendidikan dan sumber daya manusia. 5. Meningkatkan kesejahteraan sosial dan ekonomi 6. Meningkatkan upaya pengentasan kemiskinan. 7. Mewujudkan iklim usaha yang kondusif, profesional dan berdaya saing tinggi. 8. Meningkatkan kualitas pengelolaan lingkungan dan tata ruang. 9. Meningkatkan keimanan, ketaqwaan dan kesalehan sosial. 10. Menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi, tranparansi, akuntabilitas dan kesetaraan gender. 11. Memantapkan stabilitas keamanan, politik, dan pemerintahan. Secara administrasi dan cakupan wilayah perencanaan Memorandum Program Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu dapat dilihat pada gambar 1.1. sebagai berikut : Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 I -45 POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU Gambar 1.1 : Peta Adminitrasi Kabupaten Labuhanbatu Peta 1.2. Rencana Pola Ruang Kabupaten Labuhanbatu 1.4 Metodologi 1.4.1 Metodologi Penyusunan Dokumen Metode dan proses Penyusunan Memorandum Program Sanitasi terdiri dari beberapa tahapan yang tidak dapat terlepas antara satu dengan lainnya, antara lain sebagai berikut : 1. Melakukan Review Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Labuhanbatu , khususnya untuk Kerangka Kerja Logis (KKL), Program, Kegiatan dan Penganggaran serta Prioritas Program dan Kegiatan. 2. Melakukan Internalisasi dengan cara konsultasi kepada SKPD terkait di Kabupaten Labuhanbatu . 3. Melakukan Ekternalisasi dengan cara konsultasi teknis kepada Pokja Sanitasi dan Air Minum Provinsi Sumatera Utara dan Satker PPLP di Provinsi Sumatera Utara. 4. Melakukan pertemuan dengan akses sumber-sumber pendanaan alternatif Non-Pemerintah (Negara Donor, Swasta/CSR dan Masyarakat) di tingkat Kabupaten Labuhanbatu . 5. Melakukan pengawalan Program dan Kegiatan kepada mekanisme penganggaran mulai tingkat Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu , Pemerintah Provinsi Sumatera Utara sampai Pemerintah Pusat. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penyusunan Memorandum Program Sanitasi, yaitu : 1. Data Primer. Data yang diperoleh dari lapangan dengan melakukan interview dengan narasumber. 2. Data Sekunder. Data yang diperoleh dengan melakukan kajian terhadap dokumen-dokumen strategis daerah antara lain : Studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment), BPS (Buku Putih Sanitasi), SSK (Strategi Sanitasi Kabupaten), APBD, RTRW, RPJMD, RPIJMD, Renstra & Renja SKPD, Kabupaten Labuhanbatu dalam Angka, BPS, Data Statistik, data dokumen pendukung lainnya seperti aturan baik dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Propinsi Sumatera Utara maupun Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu . Pengumpulan data dengan beberapa teknik dalam penyusunan Memorandum Program Sanitasi, diantaranya : 1. Desk Study (data sekunder, kajian literatur). 2. Field Research (observasi, wawancara responden). 3. FGD (Focus Group Discussion) dan indept interview. Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 I -46 POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU 1.4.2 Sistematika Penyajian Sistematika penyajian dokumen Memorandum Program Sanitasi terdiri dari 5 bab yaitu : Bab Pertama : Pendahuluan, menggambarkan tentang Latar Belakang, Maksud dan Tujuan Penyusunan Memorandum Program Sanitasi, Metodologi Penyusunan dan Sistematika Dokumen. Bab Kedua : Review Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Labuhanbatu Utara yang menyangkut Kondisi Eksisting Sanitasi, Prioritas Program dan Kegiatan, Kerangka Kerja Logis (KKL). Bab Ketiga : Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi yang menjabarkan Implementasi Program dan Kegiatan, Perhitungan Volume Kebutuhan Infrastruktur dan Non Infrastruktur. Bab Keempat : Rencana Anggaran Pembangunan Sanitasi, yang menggambarkan kebutuhan biaya untuk implementasi dan sumber pendanaan bagi masing-masing kegiatan sanitasi. Bab ini juga menguraikan rencana antisipasi bilamana terjadi funding gap. Bab Kelima : Rencana Implementasi, yang menggambarkan tentang inventarisasi status kesiapan dari masing-masing kegiatan sanitasi, langkah-langkah dan tindak lanjut yang harus dilakukan bagi kegiatan yang belum memenuhi kriteria kesiapan dan rencana monitoring dan evaluasi. Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 I -47