kemampuan bahasa inggris produktif mahasiswa

advertisement
152
KEMAMPUAN BAHASA INGGRIS PRODUKTIF MAHASISWA
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA DIUKUR DENGAN
MENGGUNAKAN SKALA UMUM KERANGKA KERJA EROPA(THE
COMMON EUROPEAN FRAMEWORK SCALES)
Endang Purwaningrum, [email protected]
Ina Sukaesih, [email protected]
Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Jakarta
Jalan Prof. Dr. G. Siwabessy, Kampus Baru UI, Depok.
Abstract
The research aimed to investigate the productive English skills of students of State
Polytechnic of Jakarta(PNJ) based on their own assessment and and their
teachers’assessment. The research was carried out in PNJ, focusing at students of
Accounting, Business Administration and Graphics and Publishing departments. The
methods of research used was survey with questionnaire as the instrument for data gathering.
Data gathered were analysed using the Common European Framework Scales. It is revealed
that according to students’assessment their productive skills are good while the teachers
consider that they are still bad.
Key words: productive skills, assessment, spoken interaction, spoken production, writing
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi Productive Skills Bahasa Inggris mahasiswa
Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) yang didasarkan pada asesmen mandiri dan asesmen oleh
guru. Penelitian dilaksanakan di Politeknik Negeri Jakarta, dengan fokus pada mahasiswa
Jurusan Akuntansi, Jurusan Administrasi Bisnis, dan Jurusan Grafika dan Penerbitan.
Metode penelitian yang digunakan adalah survey dengan kuesioner sebagai instrumen untuk
mengumpulkan data. Data dikumpulkan, kemudian dianalisis menggunakan Common
Eurepean Framework Scales. Hasil penelitian menunjukan bahwa berdasarkan asesmen
mandiri oleh mahasiswa Productive Skills mahasiswa bagus, sementara para guru
menyatakan bahwa producive skills tersebut masih kurang bagus.
Kata kunci : productive skills, assessment, spoken interaction, spoken production, writing.
PENDAHULUAN
Berdasarkan dari konsep link-andmatch,
Politeknik
Negeri
Jakarta
(PNJ)sebagai perguruan tinggi vokasional
harus terus mengkaji lulusannya supaya
mempunyai kemampuan yang sesuai
dengan tuntutan industri.
Edward Sallis dalam bukunyaTotal
Quality Management in Education
menyatakan bahwa institusi pendidikan
harus menerapkan manajemen mutu, yakni
institusi pendidikan harus mengedepankan
perbaikan
mutu
yang
terus
menerus(sustainable quality programs)
Diantara kemampuan yang diharapkan
customers itu adalah kemampuan bahasa
Inggris.
Dengan
demikian,
kemampuan
berkomunikasi tentu sangat ditunjang oleh
kemampuan
penguasaan
bahasa
internasionalSalah satu alat ukur untuk
kemampuan berbahasa adalah
the
Common European Framework Scales.
Skala ini mencakup understanding
(listening dan reading),speaking(spoken
interaction dan spoken production) dan
writing.
Endang Purwaningrum dan Ina Sukaesih, Kemampuan
Bahasa Inggris Produktif….
153
Dalam the Common European Framework
Scales seorang mahasiswa bisa melakukan
self-assessment terhadap kemampuan
bahasa Inggris masing-masing. Hasil dari
self-assessment tersebut dibandingkan
dengan penilaian dosen. Hasil asesmen
dari mahasiswa dan dosen bisa menjadi
tolak ukur dalam pembelajaran bahasa
Inggris.
TINJAUAN PUSTAKA
Productive Language Skills
Ada empat keterampilan barbahasa
yaitu Listening, Reading, Speaking dan
Writing. Listening dan Reading disebut
receptive skills, Speaking dan Writing
merupakan productive skills. Dalam
receptive skills; pembelajar bersifat pasif.
Dalam productive skills, pembelajar aktif
karena harus menghasilkan sesuatu dalam
bentuk lisan ataupun tulisan.
Productive skills merupakan keterampilan
yang penting dalam bisnis. Kemampuan
berbicara harus dimiliki oleh pelaku bisnis
sesuai dengan tiga fungsi speaking yang
dikemukakan
Richards
C.,
Jack
dalamJurnalnya:
interactional,
transactional, dan performance functions.
Interactional function diartikan bahwa
The European Language Portofolio
(ELP), Kurikulum, Self–Assessment,
dan Kegiatan Belajar
ELP mendukung kurikulum pengajaran
bahasa
asing
yang
bertujuan
mengembangkan profisiensi komunikatif
pembelajarnya.
Self-assessment merupakan
issu inti
dalam ELP. Paspor mengharuskan
pembelajar menilai kemahiran berbahasa
mereka sendiri baik sebelum dan sesudah
proses pembelajaran dengan menggunakan
skala dan gambaran yang diambil dari
Kerangka kerja Umum Eropa(the Common
European
Framework)
yang
menggunakan enam tingkat kemahiran
berbahasa: A1,A2,B1,B2,C1,C2.
Seperti yang diungkapkan oleh Dr. Cecilia
B-Ikeguchi dalam jurnalnya ”Teaching
Integrated Writing Skills” bahwa “there is
a staged development of language
Pengukuran kemampuan bahasa Inggris
produktif mahasiswa Politeknik Negeri
Jakarta dengan menggunakan skala
kerangka kerja umum Eropa dilakukan
untuk mengetahui tingkat kemampuan
bahasa Inggris mahasiswa dan kesesuaian
bahasa Inggris yang diajarkan sehingga
konsep link-and-matchantara kemampuan
lulusan dan kebutuhan industri tetap
terpelihara.
komunikasi
lisan
memiliki
fungsi
sosial.Transactional function mengacu
pada situasi dimana fokus berada pada
pesan yang disampaikan.Performance
function mengacu pada public speaking.
Seorang pelaku bisnis diharapkan mampu
menguasai ketiga fungsi speaking tersebut.
Seorang pelaku bisnis juga sangat penting
memiliki kemampuan menulis karena
dokumen-dokumen
yang
menunjang
bisnis adalah dalam bentuk tertulis.
Lulusan PNJ yang akan menduduki
middle-management di perusahaan.Maka
harus mampu membuat dokumen baik
dalam bahasa Indonesia maupun bahasa
Inggris,
acquisitionand that ESL learners go
through different stages of development
towards the target language.” Dengan
perbedaaan kekuatan dan kelemahan
individu, mahasiswa akan mengetahui apa
yang seharusnya dilakukan dalam proses
pembelajaran masing-masing.
Kegiatan belajar dalam lingkup ELP harus
student-centered. Berikut adalah contoh
tahapan kegiatan belajar:
a. Mulai dengan diskusi yang dapat
mengungkap
kemampuan
pembelajar
dalam
berbahasa
dengan menggunakan pernyataan I
can do.
b. Diskusikan dengan pembelajar
seperti apa seharusnya dokumen-
Epigram, Vol. 10 No. 2 Oktober 2014:152-157
154
dokumen (mis.
sertifikat,dll.).
Surat
bisnis,
METODE PENELITIAN
Bentuk penelitian ini adalah penelitian
deskriptif. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode analisis
dengan menggunakan The Common
European Framework Scales,yakni skala
yang mampu menguraikan kemampuan
bahasa Inggris responden dalam dua
kemampuan berbahasa; speaking (spoken
production dan interaction), serta writing
(written
interaction
dan
written
production).
Dengan
metode
survey(wawancara dan kuesioner) dalam
pengumpulan
data.
keseluruhan
keterampilan kebahasaan di atas menjadi
acuan dalam pembuatan kuesioner yang
c. Diskusikan bagaimana pembelajar
dapat meningkatkan kemampuan
berbahasa asing.
akan diberikan kepada mahasiswa PNJ
dan dosen bahasa Inggris. Data yang
diperoleh
ditabulasi
dan
ditarik
kesimpulan untuk dijadikan informasi
kemampuan berbicara dan menulis
mahasiswa berdasarkan persepsi mereka
dan pengamatan dosen masing-masing
dibandingkan dengan target yang telah
ditetapkan PNJ.
Penelitian ini dilakukan dengan populasi
seluruh mahasiswa PNJ. Sedangkan
sampel
dari
Jurusan
Akuntansi,
Administrasi Niaga dan Teknik Grafika
dan
Penerbitan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kemampuan Bahasa Inggris Produktif
Mahasiswa
Responden terdiri dari mahasiswa
diuraikan kemampuan bahasa Inggris
semester II, IV dan VI. Dari kuesioner
produktif mahasiswa hasil dari Selfyang didistribusikan sebanyak 200,
Assessmentdan assessment Dosen.
kembali 156 kuesioner. Selanjutnya
Kemampuan Bahasa Inggris Produktif
Mahasiswa Hasil Self-Assessment
Kemampuan Interaksi Lisan
Tabel 1. Penilaian Kemampuan Interaksi Lisan
Item
1
2
3
4
PM
PD
PM
PD
PM
PD
PM
PD
3
2.5
2.8
2.3
2.9
2.4
2.7
2.1
Ratarata
penilaian
PM= penilaian mahasiswa; PD= penilaian dosen
Dari ke 156 terdapat 54 responden
yang baik dengan skor 4 ke atas hanya 7
(34.7%) yang menilai diri sendiri memiliki
kurang dari 5%. Pada umumnya sekitar
kemampuan interaksi lisan yang buruk dan
60% mahasiswa menilai kemampuan
sangat buruk dengan skor nilai 2.5 ke
interaksi lisan dalam bahasa Inggris
bawah. Sedangkan yang menilai diri
lumayan
sendiri memiliki kemampuan interaksi
Dari ke empat item dalam interaksi lisan,
mengungkapkan ide secara jelas dan
yang paling rendah penilaian nya adalah
akurat masih dirasa paling kurang oleh
item ke empat, berarti kemampuan
mahasiswa.
Kemampuan Produksi Lisan
Tabel 2. Penilain Kemampuan Produksi Lisan
Endang Purwaningrum dan Ina Sukaesih, Kemampuan
Bahasa Inggris Produktif….
155
Item
PM
2
Ratarata
penilaian
1
2
PD
2.3
PM
3
3
PD
2.4
PM
2.7
4
PD
2.2
PM
2.9
PD
2.3
PM= penilaian mahasiswa; PD= penilaian dosen
Dari ke 156 terdapat 66 responden
yang baik dengan skor 4 ke atas hanya 5
(42.3%) yang menilai diri sendiri memiliki
kurang dari 3.2%. Pada umumnya sekitar
kemampuan produksi lisan yang buruk
55% mahasiswa menilai kemampuan
dan sangat buruk dengan skor nilai 2.5 ke
produksi lisan dalam bahasa Inggris
bawah. Sedangkan yang menilai diri
lumayan.
sendiri memiliki kemampuan produksi
Kemampuan Menulis
Tabel 3. Penialain Kemampuan Menulis
Item
1
2
3
4
5
6
7
8
P
P P
P P
P P
P P
P P
P P
P P
P
M D M D M D M D M D M D M D M D
3
2. 2.7 2. 3
2. 3
2. 3
3
2.7 2. 2.8 2. 3
2.
Rata4
2
3
4
3
1
3
rata
penilai
an
PM= penilaian mahasiswa; PD= penilaian dosen
Dari ke 156 terdapat 37 responden
kurang dari 3.2%. Pada umumnya sekitar
(23.7%) yang menilai diri sendiri memiliki
73% mahasiswa menilai kemampuan
kemampuan menulis yang buruk dan
menulis dalam bahasa Inggris lumayan.
sangat buruk dengan skor nilai 2.5 ke
Dari ke delapan item dalam kemampuan
bawah. Sedangkan yang menilai diri
menulis, item ke enam, yaitu menulis surat
sendiri memiliki kemampuan menulis
formal yang benar merupakan kemampuan
yang baik dengan skor 4 ke atas hanya 5
dengan nilai paling rendah(2.71).
Kemampuan Bahasa Inggris Produktif Mahasiswa Hasil Assessment Dosen
Kemampuan Interaksi Lisan
Dari ke 156 terdapat 109 responden
Inggris lumayan. Dari keempat item dalam
(69.9%) dinilai oleh dosen memiliki
kemampuan interaksi lisan, item keempat,
kemampuan interaksi lisan yang buruk dan
yaitu kemampuan mengungkapkan ide dan
sangat buruk dengan skor nilai 2.5 ke
opini saya secara jelas dan akurat dan
bawah. Sedangkan yang dinilai memiliki
mampu menyampaikan dan menanggapi
kemampuan interaksi yang baik dengan
alasan
sukar
dengan
meyakinkan,
skor 4 ke atas hanya 3 kurang dari 1.9%.
memperoleh nilai yang paling rendah:2.12
Hanya sekitar 30% mahasiswa menilai
yang mengindikasikan bahwa kemampuan
kemampuan interaksi lisan dalam bahasa
mahasiswa masih buruk.
Kemampuan Produksi Lisan
Dari ke 156 terdapat 112 responden
mahasiswa dalam bahasa Inggris lumayan.
(71.8%) dinilai memiliki kemampuan
Dari keempat kemampuan dalam produksi
produksi lisan yang buruk dan sangat
lisan, item ketiga dinilai terendah, 2.22
buruk dengan skor nilai 2.5 ke bawah.
yang mengindikasikan bahwa kemampuan
Sedangkan
yang
dinilai
memiliki
menjelaskan secara panjang lebar tentang
kemampuan produksi yang baik dengan
suatu
hal,
menyatukan
tema,
skor 4 ke atas hanya 2 kurang dari 1.3%.
mengembangkan poin khusus dan
Pada umumnya sekitar 27% dosen
menyimpulkan secara benar masih buruk.
menilai kemampuan produksi lisan
Epigram, Vol. 10 No. 2 Oktober 2014:152-157
156
Kemampuan Menulis
Dari ke 156 terdapat 118 responden
(75.6%) dinilai memiliki kemampuan
menulis yang buruk dan sangat buruk
dengan skor nilai 2.5 ke bawah.
Sedangkan
yang
dinilai
memiliki
kemampuan menulis yang baik dengan
Perbandingan Hasil Assessment
Mahasiswa dan Dosen
Interaksi Lisan
Dari ke 156 terdapat 109 responden
(69.9%) dinilai oleh dosen memiliki
kemampuan interaksi lisan yang buruk dan
sangat buruk dengan skor nilai 2.5 ke
bawah,
sedangkan
hanya
54
mahasiswa(34.7%) menilai diri sendiri
memiliki kemampuan interaksi lisan yang
buruk dan sangat buruk dengan skor nilai
2.5 ke bawah. Sedangkan yang dinilai
memiliki kemampuan interaksi yang baik
dengan skor 4 ke atas hanya 3 kurang dari
1.9%. Mahasiswa yang menilai diri sendiri
memiliki kemampuan interaksi lisan yang
Produksi Lisan
Dari ke 156 terdapat 112 responden
(71.8%) dinilai memiliki kemampuan
produksi lisan yang buruk dan sangat
buruk dengan skor nilai 2.5 ke bawah. 66
responden (42.3%) yang menilai diri
sendiri memiliki kemampuan produksi
lisan yang buruk dan sangat buruk dengan
skor nilai 2.5 ke bawah. Yang dinilai
memiliki kemampuan produksi yang baik
dengan skor 4 ke atas hanya 2 kurang dari
1.3%. Yang menilai sendiri memiliki
Kemampuan Menulis
Dari ke 156 terdapat 118 responden
(75.6%) dinilai memiliki kemampuan
menulis yang buruk dan sangat buruk
dengan skor nilai 2.5 ke bawah. Hanya 37
responden(27.3%)
mahasiswa
yang
menilai buruk kemampuan menulisnya.
Sedangkan
yang
dinilai
memiliki
kemampuan menulis yang baik dengan
skor 4 ke atas hanya 1 kurang dari 0.6%.
Terdapat selisih 4, karena ada 5(3.2%)
mahasiswa yang menilai diri memiliki
kemampuan menulis yang baik.Sekitar
23%
mahasiswa
dinilai
dosen
kemampuan menulis mahasiswa dalam
skor 4 ke atas hanya 1 kurang dari 0.6%.
Sekitar 23% dosen menilai kemampuan
menulis mahasiswa dalam bahasa Inggris
lumayan. Dari kedelapan item dalam
kemampuan menulis, item ketujuh dinilai
paling rendah: 2.13.
t
baik sebanyak 7 orang (kurang dari
5%).Hanya sekitar 30% mahasiswa dinilai
kemampuan interaksi lisan dalam bahasa
Inggris lumayan. Lebih dari 60%
mahasiswa menilai diri sendiri sudah
memiliki keterampilan yang lumayan
dalam interaksi lisan.
Penilaian dosen dengan mahasiswa jauh
berbeda, dan dapat disimpulkan bahwa
dosen kurang merasa puas dengan
keterampilan interaksi lisan dibandingkan
dengan mahasiswanya.
kemampuan produksi yang baik dengan
skor
4
ke
atas
sebanyak
5
orang(3.2%).Sekitar 27% mahasiswa
kemampuan produksi lisan dinilai
lumayan sedangkan 55% mahasiswa
menilai sendiri memiliki kemampuan
produksi lisan yang lumayan.
Dosen menilai kemampuan mahasiswa
lebih rendah dari penilaian mahasiswa
sendiri.
bahasa Inggris lumayan, tetapi 73%
mahasiswa
yang
merasa
bahwa
kemampuan menulis dalam bahasa Inggris
lumayan. . Dengan target yang maksimal
perlu diupayakan kegiatan yang dapat
memotivasi
dan
meningkatkan
keterampilan menulis. Upaya upaya yang
masih bisa diperbaiki diantaranya lebih
banyak latihan yang disertai feedback dari
dosen untuk perbaikan serta kegiatan yang
memiliki real condition di lapangan
pekerjaan seperti menulis surat dan
menjawab surat, menulis laporan.
Endang Purwaningrum dan Ina Sukaesih, Kemampuan
Bahasa Inggris Produktif….
157
Ada perbedaan yang signifikan dari
penilaian dosen dengan mahasiswa
sendiri. Dosen menilai jauh lebih rendah
dari
mahasiswanya.
Hal
ini
memperlihatkan bahwa harapan dosen
terhadap kemampuan mahasiswa dalam
berbahasa Inggris produktif (English
language productive skills) masih jauh
dari kenyataannya.
Dari keseluruhan penilaian kemampuan
interaksi lisan, produksi lisan dan menulis,
rata-rata penilaian mahasiswa sendiri
adalah 2.87, berarti bahwa mahasiswa
menilai kemampuan produktif berbahasa
Inggris mereka sudah mendekati lumayan.
Sedangkan dosen menilai kemampuan
SIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulannya, indikasinya bahwa
dosen menilai hasil pembelajaran bahasa
Inggris
belummencerminkan
tujuan
pengajaran yang telah ditetapkannya. Oleh
karena itu, diperlukan peningkatan upaya
dan kegiatan yang mampu meningkatkan
produktif mahasiswa sebesar 2.37. terlihat
bahwa ada gap sebesar 0.50 antara
penilain dosen dan mahasiswa. Hal ini
mengindikasikan bahwa harapan yang
ditetapkan untuk kemampuan bahasa
Inggris produktif belum relevan dengan
hasil yang dicapai.
Perlu tindaklanjut
seperti upaya
peninjauan tujuan pembelajaran bahasa
Inggris, relevansi pembelajaran bahasa
Inggris dengan tujuannya, intensitas dan
kualitas pembelajaran bahasa Inggris,
kemampuan
bahasa
Inggris
dasar
mahasiswa, kebutuhan industri terhadap
bahasa Inggris yang dikuasai lulusan.
kemampuan produktif bahasa Inggris. baik
di dalam kelas maupun di luar kelas. Peran
sertaUP2B sebagai language center perlu
ditingkatkan dan didukung oleh sivitas
akademika PNJ.
DAFTAR PUSTAKA
Council of Europe, 2001. A Common
European Framework of Reference for
Languages:
Learning, Teaching, Assessment.
Cambridge: Cambridge University Press.
Günther& North, Brian. 2000. The
Common European Framework
and The Portfolio. Swiss: Swiss
National Science Foundation
Project.
Schneider, Gunther dan North, Brian.
1997. Common European
Framework.Swiss: Swiss
National Science Foundation.
Tarigan, Henry Guntur. 2009. PrinsipPrinsip DasarMetoda Riset
Pengajaran Dan Pembelajaran
Bahasa (edisi revisi). Bandung:
Penerbit Angkasa.
Epigram, Vol. 10 No. 2 Oktober 2014:152-157
Download