Gaya Belajar Siswa Kelas XI Program IPA Dan IPS Di SMA 1 Bae

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap individu adalah unik. Setiap individu memiliki perbedaan antara
yang satu dengan yang lain. Perbedaan tersebut bermacam-macam, mulai
dari perbedaan fisik, pola berpikir dan cara-cara merespon atau
mempelajari hal-hal baru, begitu pun dalam hal belajar masing-masing
individu memiliki kelebihan dan kekurangan dalam menyerap pelajaran
yang diberikan (Prashing,2007). Suradi (2007) menyatakan bahwa setiap
peserta didik mempunyai cara sendiri terhadap setiap peristiwa yang
dilihat dan dialami, sama halnya setiap siswa mempunyai cara sendiri yang
disukai dalam menyusun apa yang dilihat, diingat, dan dipikirkannya. Siswa
mempunyai cara yang berbeda dalam mengolah informasi berkaitan
dengan proses belajar. Pengolahan informasi ini disebut dengan gaya
belajar.
DePorter dan Hernacki dalam Sulistyaningrum (2010) mengungkapkan
bahwa gaya belajar adalah kombinasi dari menyerap, mengatur, dan
mengolah informasi. Pada proses menyerap pembelajaran siswa
mempunyai gaya belajar sendiri, mengetahui gaya belajar pada diri sendiri
akan membantu dalam belajar yang dihasilkan akan maksimal dan
memudahkan seorang guru untuk melaksanakan proses pembelajaran
dengan mudah. Salah satu contoh kasus berbagai macam gaya belajar yang
diungkapkan oleh Handayani (2004) seperti berikut ini:
Fahri (9 tahun), Fahra (7 tahun), dan Fikri (5 tahun) adalah tiga
bersaudara. Rani, ibu dari tiga anak tersebut, heran dengan cara tiap
anaknya dalam menangkap pelajaran saat di rumah dan di sekolah.
Berdasarkan pengamatan dan laporan dari guru, hanya Fikri yang
suka mendengarkan cerita atau penjelasan dengan serius. Fahri
seringkali acuh saat mendengarkan penjelasan, sementara Fahra
sering menguap karena bosan. Bila Rani menggunakan alat peraga
gambar, gantian Fikri yang kurang semangat. Sementara Fahra
biasanya antusias mendengar penjelasan, sedang Fahri tampak biasa
saja. Namun, saat Rani atau guru di sekolah mengajak mengerjakan
prakarya, gantian Fahri yang bersemangat. Fahra dan Fikri ogahogahan mengikutinya. Berdasarkan penjelasan guru dan psikologi di
sekolah, Rani baru mengerti bahwa ketiga anaknya memiliki gaya
1
2
belajar yang berbeda. Tapi, meski berbeda, ketiganya memiliki
prestasi yang cukup baik di sekolah.
Pada contoh kasus di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa ketiga
siswa ini mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda dan seorang guru
harus mengetahui bahwa gaya belajar sangat penting dalam proses belajar
mengajar. Berdasarkan Permendiknas No.41 Tahun 2007 mengisyaratkan
bahwa seorang guru seyogyanya dapat memperhatikan karakteristik siswa,
yang salah satu karakteristik itu adalah gaya belajar masing-masing siswa.
Kolb dalam Supeno (2003), gaya belajar melibatkan pengalaman
baru siswa, mengembangkan observasi atau merefleksi, menciptakan
konsep, dan menggunakan teori untuk memecahkan masalah. Batasan dari
pengertian gaya belajar model Kolb, terdapat dua aspek, yaitu:
pengalaman konkrit pada suatu pihak dan konseptual abstrak pada pihak
lain, serta eksperimentasi aktif pada suatu pihak dan observasi reflektif
pada pihak lain. Gaya belajar Model Kolb terdiri dari empat kutub
kecenderungan yaitu: kutub perasaan atau Concrete Experience (CE), kutub
pengamatan atau Reflection Observation (RO), kutub pemikiran atau
Abstract Conceptualization (AC), dan kutub tindakan atau Active
Experimentation (AE). Keempat kutub tersebut membentuk empat
kombinasi gaya belajar, yaitu: gaya belajar Diverger (perasaan dan
pengamatan), gaya belajar Assimilator (pengamatan dan berpikir), gaya
belajar Converger (berpikir dan bertindak), dan gaya belajar Accomodator
(bertindak dan perasaan) (Sulistyaningrum,2010).
Salah satu Sekolah Menengah Atas di daerah kecamatan Bae
Kudus yang hanya mempunyai program IPA dan IPS adalah SMA 1 Bae
Kudus. SMA 1 Bae Kudus ini termasuk SMA RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional) dan yang terfavorit di kota Kudus. SMA 1 Bae ini, untuk kelas
XI hanya membuka program IPA dan IPS mulai pada tahun pelajaran
2011/2012 jurusan ini dikenal dengan istilah jurusan eksak dan sosial.
Berdasarkan data profil sekolah yang didapat sebelum tahun pelajaran
2011/2012 di SMA 1 Bae membuka program Bahasa, akan tetapi semenjak
SMA 1 Bae Kudus ini menjadi SMA RSBI minat pada program Bahasa
sedikit, maka program Bahasa ini tidak dibuka. SMA 1 Bae Kudus terus
melakukan pengembangan yang dilakukan oleh seluruh tenaga
kependidikan yang ada baik pengembangan secara akademik, sarana
prasarana, prestasi, maupun tenaga pengajarnya dalam rangka menjaga
mutu penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran.
3
Berdasarkan pengamatan observasi yang dilakukan, siswa SMA 1
Bae Kudus jurusan IPA terlihat lebih disiplin, serius dalam belajar, banyak
membaca buku dan memainkan laptop untuk kepentingan belajarnya
sedangkan siswa jurusan IPS lebih ramai, suka bercanda, suka keluyuran
dari kelas satu ke kelas lain, lebih santai dalam belajarnya akan tetapi
biarpun cara belajar kelas IPA dan IPS berbeda-beda tetapi mereka tetap
memiliki rasa ingin tahu terhadap ilmu pengetahuan. Berdasarkan data
yang diperoleh dari pengunjung siswa kelas XI SMA 1 Bae Kudus ke
perpustakaan, baik siswa program IPA maupun IPS intensitas mereka
datang ke perpustakaan seimbang banyaknya. Kebutuhan belajar inilah
yang mendorong mereka untuk senantiasa mengetahui apapun yang
dipelajarinya. Hasil wawancara dengan dua guru mata pelajaran
matematika yang mengampu kelas XI jurusan IPA dan IPS SMA 1 Bae Kudus
ini diperoleh informasi bahwa persoalan dalam belajar terletak pada gaya
seseorang dalam belajar. Berbagai macam gaya siswa dalam belajar antara
lain: ada siswa yang belajar di keramaian, sebaliknya ada yang senang
belajar kalau di tempat sepi seperti di perpustakaan, ada yang merenung
di dalam kelas tetapi bisa mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru,
ada siswa cepat tanggap mengerjakan latihan dan kritis untuk bertanya
dengan guru, ada siswa yang suka tiduran sambil belajar kalau sedang
diskusi, ada yang tidak suka belajar secara kelompok. Hasil wawancara
dengan salah satu guru di SMA 1 Bae Kudus ini juga diperoleh informasi
bahwa di sekolah ini belum memiliki data mengenai gaya belajar yang
dimiliki siswa program IPA dan IPS kelas XI. Pengenalan gaya belajar siswa
kelas XI program IPA dan IPS di SMA 1 Bae Kudus ini diharapkan dapat
membantu sekolah dan guru dalam menentukan gaya mengajar yang
sesuai dengan gaya belajar siswanya masing-masing terutama siswa
program IPA dan IPS kelas XI ini, maka dari itu perlu diperjelas gaya belajar
yang dimiliki siswa program IPA dan IPS di SMA 1 Bae Kudus.
Terdapat penelitian sebelumnya yang menunjukkan temuan gaya
belajar siswa SMA program IPA dan IPS, penelitian sebelumnya ini bisa
digunakan sebagai acuan atau pembanding pada temuan penelitian ini
temuan itu antara lain: Penelitian Kolb dalam Setyowati (2006) pada
Undergarduate College Major menunjukkan adanya kecocokan gaya
belajar dengan spesialisasi pendekatan tertentu, gaya belajar Diverger
(perasaan dan pengamatan) lebih cocok dengan bidang Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) atau psikologi, gaya belajar Assimilator (pengamatan dan
4
berpikir) lebih cocok dengan bidang Sains atau Ilmu Pengetahuan Alam
seperti kimia, matematika, fisika.
Selain itu, terdapat penelitian Sulisyaningrum (2010) yang selaras
dengan penelitian Kolb yang menunjukkan bahwa gaya belajar dengan
program jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) dari 176 siswa di SMA Negeri 1 Salatiga adalah kelas IPA berada
pada gaya belajar Diverger (perasaan dan pengamatan) dan kelas IPS
berada pada gaya belajar Diverger (perasaan dan pengamatan) dan
Accomodator (bertindak dan perasaan). Penelitian Sulistyaningrum
didukung oleh penelitian Sari (2005) yang menunjukkan bahwa penelitian
yang dilakukan di SMA Negeri 1 Suruh Salatiga dari 106 responden siswa
kelas IPS menunjukkan bergaya belajar Assimilator (pengamatan dan
berpikir) dan Diverger (perasaan dan pengamatan).
Berdasarkan latar belakang di atas, dalam skripsi ini diambil judul
“Gaya Belajar Siswa Kelas XI Program IPA dan IPS di SMA 1 Bae Kudus”.
Berkenaan dengan pentingnya guru mengetahui gaya belajar siswanya
yang bertujuan untuk membantu dalam proses belajar mengajar di dalam
kelas.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka
rumusan masalah untuk penelitian ini adalah:
Bagaimana gaya belajar yang dimiliki oleh siswa kelas XI jurusan IPA dan
IPS di SMA Negeri 1 Bae Kudus?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gaya belajar yang
dimiliki oleh siswa kelas XI jurusan IPA dan IPS di SMA Negeri 1 Bae Kudus.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
Memberikan masukan dalam rangka penyusunan teori tentang
gaya belajar siswa dan konsep-konsep baru terutama untuk
mengembangkan bidang ilmu pendidikan sesuai dengan gaya
belajar siswa.
2. Secara Praktis
Manfaat penelitian yang akan didapat setelah melakukan
penelitian ini adalah:
5
a. Siswa
1. Adanya perubahan perilaku yang positif dalam proses
pembelajaran setelah mengetahui gaya belajar, siswa
termotivasi untuk menggunakan gaya belajar dalam
pembelajaran
b. Guru
1. Memberikan informasi gaya belajar siswa program IPA dan
IPS (Diverger, Assimilator, Accomodator, Converger)
kepada guru yang diperoleh dari gaya belajar model Kolb.
2. Merefleksikan kegiatan belajar mengajar yang belum
sesuai dengan keragaman gaya belajar siswa.
c. Sekolah
Menyediakan fasilitas pembelajaran yang diperlukan guna
mencakup gaya belajar siswa yang berbeda-beda.
Download