1. Instalasi Dan Konfigurasi 1.2 Instalasi Nagios 1. Membuat akun

advertisement
1. Instalasi Dan Konfigurasi
1.2
Instalasi Nagios
1. Membuat akun pengguna “nagios” dan memberikan password pada
akun tersebut, membuat grup baru “nagcmd” sekaligus memasukkan
user “nagios” ke dalam group “nagcmd”. Hal ini dilakukan dengan
maksud untuk menyediakan pengguna dan grup untuk proses nagios.
Pengguna dari proses server apache2 juga, yaitu www-data,
dimasukkan ke dalam grup “nagcmd”. Dengan begitu, proses nagios
dapat berjalan di bawah server apache2. Command Line yang
dilakukan pada CLI (Command Line Interface) Ubuntu adalah :
a. /usr/sbin/useradd –m nagios
b. passwd nagios
c. /usr/sbin/groupadd nagcmd
d. /usr/sbin/usermod –a –G nagcmd nagios
e. /usr/sbin/usermod –a –G nagcmd www-data
2. Melakukan kompilasi dan serta skrip instalasi dari nagios. Dilakukan
konfigurasi terlebih dahulu menggunakan perintah /configure untuk
memeriksa apakah persyaratan untuk instalasi nagios telah berada di
server. Konfigurasi dijalankan dengan command group “nagcmd”.
Kemudian setelah itu dilakukan instalasi binaries, init script, sample
config file dan mengatur hak akses dan direktori command external.
Command Line yang digunakan :
a. Melakukan kompilasi dalam direktori nagios-3.2.1, seperti:
./configure –with=command-group=nagcmd
b. Jika proses kompilasi Nagios berjalan dengan lancar, perintah
berikut kemudian dijalankan untuk menginstalasi program binaries,
init script, contoh konfigurasi, setting permission dan konfigurasi
nagios.
i.
make all
ii. make install
iii. make isntall-init
iv. make imstall-config
v. make install-commandmode
Ketika menginstalasi nagios dari source code, file-file konfigurasi
nagios
secara
default
akan
menyimpan
di
direktori
/usr/loca/nagios/etc
3. Melakukan instalasi berkas web config di direktori conf.d apache2.
Kemudian membuat akun pengguna untuk login di web interface.
Proses ini dimaksudkan untuk memasukkan berkas konfigurasi cgi
(computer graphic interface) nagios ke dalam web server apache2.
Command Line yang digunakan adalah :
a. make install-webconf
b. htpasswd –c /usr/local/nagios/etc/htpasswd.users nagiosadmin
4. Melakukan instalasi dan kompilasi dari plugin utama nagios, yaitu
nagios-plugin-1.4.15. Plugin ini yang akan melakukan pengecekan
layanan pada perangkat jaringan. Command Line yang digunakan :
a. Melakukan kompilasi dalam direktori plugin nagios, seperti :
./configure --with-nagios-user=nagios --with-nagios-group=nagios
b. Kemudian perintah make, make install dijalankan untuk mulai
melakukan proses kompilasi dan instalasi plugin nagios, seperti :
i.
make
ii. make install
5. Nagios sudah ter-install beserta plugin utama. Langkah terakhir,
diperlukan pemeriksaan apakah proses nagios telah berjalan sesuai
dengan berkas konfigurasi nagios.cfg. command Line yang dijalankan :
a. /usr/local/nagios/bin/nagios –v /usr/local/nagios/etc/nagios.cfg
Konfigurasi Nagios
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa nagios
bersifat modular, maka konfigurasinya pun bersifat oriented
object.
Seluruh
konfigurasi
yang
terdapat
pada
/usr/local/nagios/etc/nagios.cfg untuk konfigurasi umum dari
nagios dan /usr/local/nagios/etc/object untuk konfigurasi yang
lebih mendalam. Pada direktori ini, terdapat :
1. command.cfg
:
berisi
pendefinisian
objek-objek
command yang menjadi inti dari proses pemeriksaan dan
notifikasi.
2. switch.cfg : berisi pendefinisian data-data router dan
switch serta pendefinisian pemeriksaan pada layanan
perangkat.
3. contacts.cfg : berisi pendefinisian data-data dari network
administrator atau orang yang harus dihubungi ketika
ada masalah pada jaringan.
4. printer.cfg : sama seperti switch.cfg tetapi untuk printer.
5. localhost.cfg : sama seperti switch.cfg tetapi untuk host
berbasis linux.
6. windows.cfg : sama seperti switch.cfg tetapi untuk host
berbasis windows.
7. templates.cfg : berisi pendefinisian objek-objek yang
dipakai secara umum.
Disini terdapat standar variabel apa saja yang bisa digunakan
didalam objeck. Langkah-langkah konfigurasi sebagai berikut :
1. Memasukkan data-data dari perangkat. Dalam hal ini,
prosesnya dinamakan Host Definition. Data-data yang
dimasukkan antara lain nama perangkat, alias atau nama
lain dari perangkat, alamat IP perangkat, hostgroup dari
perangkat, serta parent dari perangkat untuk keperluan
penentuan network hierarchy. Pendefinisian ini berbasis
objek (object oriented) dan objek yang digunakan adalah
host. Proses Host Definition dilakukan pada berkas
konfigurasi switch.cfg
Gambar 1. Konfigurasi Objek Host
Tabel 1. Penjelasan isi dari objek host
Nama
Variabel
dalam Penjelasan
Objek host
Mengambil template objek dari
Use
template.cfg, dimana merupakan
definisi standar dari objek host
host_name
Nama perangkat
Alias
Nama lain perangkat
Address
Alamat IP perangkat
Parents
Mendefinisikan siapa parent dari
perangkat yang di definisikan.
Untuk
keperluan
Network
Hierarchy.
Hostgroup
Grup dari perangkat
2. Melakukan
pengelompokkan
perangkat,
pengelompokkan perangkat dilakukan berdasarkan jenis
perangkat dan lembaga mana perangkat tersebut berada.
Definisi kelompok dilakukan pada proses Host Definition
serta HostGroup Definition, dan dilakukan pada berkas
konfigurasi switch.cfg. Pendefinisian ini berbasis objek
(object oriented) dan objek yang digunakan adalah
hostgroup.
Gambar 2. Konfigurasi objek hostgroup
Tabel 2. Penjelasan dari isi objek hostgroup
Nama variable dalam objek
Penjelasan
Hostgroup_name
Nama dari gruop host
Alias
Nama lain dari gruop host
3. Memasukkan
data-data
pemeriksaan
layanan pada
perangkat jaringan. Proses ini dinamakan service
definition. Data-data yang dimasukkan antara lain nama
host / hostgroup, deskripsi dari layanan yang akan di
periksa. Command line dari proses pemeriksaan, dan
normal check interval, retry check interval. Pendefinisian
ini berbasis objek (object oriented) dan objek yang
digunakan adalah service.
Gambar 3. Konfigurasi objek service
Tabel 3. Penjelasan isi dari objek service
Nama variable dalam objek
Penjelasan
mengambil
Use
template
objek
dari
t\emplate.cfg, dimana merupakan definisi
standar
dari
nama-nama
hostgroup_name
objek
hostgroup
service
yang
akan
dilakukan pemeriksaan service ini
nama
service_description
dari
layanan
perangkat
yang
diperiksa
command line dari proses pemeriksaan
check_command
layanan
normal_check_interval
periode waktu pemeriksaan pada keadaan
normal
retry_check_interval
melakukan pemeriksaan kembali setelah
kondisi akhir telah ditentukan
4. Melakukan pendefinisian contact dan contact group.
Pada proses ini, dilakukan proses memasukkan data dari
network administrator atau orang yang harus diberitahu
ketika
masalah
terjadi
pada
perangkat
tertentu.
Pendefinisian ini dilakukan pada berkas konfigurasi
contact.cfg.
Gambar 4 Proses Memasukkan data kedalam Objek Contact dan
Contactgroup
Berikut data yang dimasukkan beserta penjelasan objek
yang digunakan (contact & contactgroup) :
Tabel 4. Penjelasan ini dari Objek Contact
Nama variable di dalam objek
Penjelasan
contact_name
nama dari network administrator
Alias
nama lain dari network administrator
Email
email dari network administrator
host_notification_period
pendefinisian
waktu
dimana
akan
diberikan notifikasi tentang hal yang
terjadi pada perangkat jaringan. Berisi
objek yang diambil dari pendefinisian
waktu
pemeriksaan.
berada
service_notification_period
Objek-objek
pada
pendefinisian
ini
timeperiods.cfg
waktu
dimana
akan
diberikan notifikasi tentang hal yang
terjadi pada layanan perangkat jaringan.
Berisi
objek
yang
diambil
dari
pendefinisian waktu pemeriksaan. Objekobjek ini berada pada timeperiods.cfg
host_notification_options
berisi tentang kondisi apa saja yang dapat
memicu pemberitahuan kepada network
administrator. Kondisi-kondisi ini adalah:
d
–
u
kondisi
–
HOST
kondisi
DOWN
HOST
UNREACHABLE
r – kondisi HOST dalam masa
RECOVERY
(OK)
f – kondisi HOST mulai berubahubah
(FLAPPING)
s – memberitahu ketika scheduled
downtime telah mulai ataupun berakhir
service_notification_options
berisi tentang kondisi apa saja yang dapat
memicu pemberitahuan kepada network
administrator. Kondisi-kondisi ini adalah:
w – kondisi SERVICE WARNING
u – kondisi SERVICE UNKNOWN
c – kondisi SERVICE CRITICAL
r – kondisi SERVICE dalam masa
RECOVERY
(OK)
f – kondisi HOST mulai berubahubah
(FLAPPING)
n – orang ini tidak akan mendapat
notifikasi
host_notification_commands
berisi
objek
command
yang
mendefinisikan metode bagaimana orang
ini dapat di beritahu jika ada masalah pada
perangkat jaringan. Objek Command ini
terdapat
/
didefinisikan
pada
command
yang
commands.cfg
service_notification_commands berisi
objek
mendefinisikan metode bagaimana orang
ini dapat di beritahu jika ada masalah pada
layanan
Command
perangkat
jaringan.
Objek
ini terdapat / didefinisikan
pada commands.cfg
Tabel 5. Penjelasan isi dari objek contactgroup
Nama variable di dalam objek
Penjelasan
contactgroup_name
nama dari grup kontak
Alias
nama lain dari grup kontak
Members
anggota dari grup kontak. Bisa lebih dari 1.
Dipisahkan oleh koma
5. Melakukan konfigurasi privilege atau hak akses pada
beberapa pengguna dalam hal pengaksesan web interface
dari nagios. Proses ini dilakukan pada file cgi.cfg, yang
merupakan berkas konfigurasi untuk computer graphic
interface
(CGI).
Berikut
tabel
konfigurasi
yang
dilakukan:
Setelah instalasi nagios-3.2.1 berhasil dan juga selesai di
konfigurasi, hasil tampilan dapat dilihat melalui web browser
dengan mengetik localhost/nagios pada browser tersebut.
1.1
Instalasi Nagvis
Nagvis yang digunakan adalah versi 1.6.6. Sebelum instalasi Nagvis
dilakukan, terlebih dahulu dilakukan instalasi MKLivestatus sebagai backend
dari Nagvis dan Graphviz sebagai software support dalam pembentukan
visualisasi dari nagios. Versi MKLivestatus yang digunakan disini adalah
1.1.2p7 dan Graphviz menggunakan versi terbaru dari package oneiric.
Instalasi MKLivestatus
1. Memeriksa
kelengkapan
server
dengan
menjalankan
perintah
./configure terlebih dahulu pada installer. Setelah dipastikan server
mendukung, dijalankan perintah instalasi yaitu make install, Command
Line yang digunakan :
a. ./configure
b. make install
2. Menambahkan baris konfigurasi MKLivestatus pada berkas konfigurasi
nagios, nagios.cfg
Gambar 5. Menambahkan baris konfigurasi MKLivestatus
Instalasi Graphviz
1. Melakukan instalasi otomatis dengan mengunduh dari package oneiric
sekaligus melakukan instalasi. Command Line yang dijalankan :
a. apt-get install graphviz
Instalasi Nagvis
1. Setelah installer nagvis versi 1.6.6 diunduh, skrip instalasi nagvis,
install.sh dibuat dapat dieksekusi lalu kemudian skrip install.sh
dieksekusi. Command Line yang digunakan :
a. chmod +x install.sh
b. ./install.sh
2. Pada saat instalasi ada beberapa parameter yang harus dimasukkan
yaitu :
a. Alamat direktori dimana nagios berada (/usr/local/nagios).
b. Alamat
direktori
dimana
nagvis
akan
ditempatkan
(/usr/local/nagvis).
c. Memilih backend MK-LiveStatus.
d. Memasukkan
alamat
socket
dari
nagios
(unix:/var/lib/nagios/rw/live).
e. Memasukkan alamat web dimana Nagvis akan diakses (/nagvis).
f. Memasukkan pengguna dari web server apache2 (www-data).
g. Memasukkan group dari pengguna web server apache2 (nagcmd).
Setelah itu, instalasi nagvis akan dilanjutkan dengan parameter
yang telah dimasukkan dan akan menampilkan kembali parameter
yang telah dimasukkan sebelumnya. Dengan selesainya instalasi,
installer akan memberikan info-info penting apa saja yang harus
dilakukan setelah instalasi selesai.
3. Menyalin berkas konfigurasi nagvis dari sampel berkas yang telah
disediakan oleh nagvis. Begitu juga dengan berkas konfigurasi nagvis
untuk web server apache2. Berkas konfigurasi nagvis di salin pada
direktori nagvis, sedangkan berkas konfigurasi apache2 disalin pada
direktori apache2. Command Line yang dijalankan :
a. cp /etc/nagvis.ini.php-sample /etc/nagvis.ini.php
b. cp
/etc/apache2-nagvis.conf.sample
/etc/apache2/conf.d/apache.nagvis.conf
4. Memberikan hak akses berkas dan direktori nagvis kepada pengguna
“nagios” dan grup “nagcmd”. Ini dimaksudkan agar nagvis dapat
mengambil data-data jaringan melalui nagios dan melakukan
visualisasi dari data tersebut.
Hasil tampilan setelah Nagvis berhasil diinstalasi. Nagvis dapat diakses
melalui web browser dengan alamat <name_server_local>/nagvis.
1.3
Instalasi NagioSQL
Dalam prosesnya, NagiosQL menyimpan data konfigurasi menggunakan
database MySQL. Jadi, sebelum menginstall NagiosQL, MySQL akan di install
terlebih dahulu. Dengan menggunakan CLI(Command Line Interface) ubuntu,
mysql dapat dengan mudah di install melalui download package. Command
yang dijalankan yaitu:
a. apt-get install mysql-server
Command ini akan langsung mengunduh package mysql-server kemudian
menginstallnya, seperti yang terlihat pada gambar 4.6. Pada saat proses instalasi,
akan diminta password untuk user root dari mysql yang terlihat pada gambar
4.7. Setelah selesai menginstall mysql, maka akan dilanjutkan mempersiapkan
folder dan apache server untuk kebutuhan nagiosql.
Gambar 6. Proses Mengunduh dan Menginstall Mysql
Gambar 7. Mysql Meminta Password User Root
Langkah selanjutnya adalah membuat direktori konfigurasi yang akan
digunakan nagiosql untuk menyimpan konfigurasi untuk nagios. Direktori yang
digunakan ada pada /usr/local/nagios/etc/nagiosql. Setelah membuat direktori,
hak akses direktori kemudian diberikan kepada user www-data yang merupakan
user yang menjalankan service apache server dan user group nagios. Hal ini
dilakukan agar folder dapat diakses oleh server apache untuk dilakukannya
proses insert, update, delete pada file konfigurasi. Proses ini dilakukan melalui
CLI, seperti yang terlihat pada gambar 4.8. Command yang digunakan adalah:
a. mkdir <path_to_folder>
b. chown -R www-data.nagios <folder_nagiosql>
Gambar 8. Membuat Direktori NagioSQL Sebagai Penyimpanan File Konfigurasi
Langkah selanjutnya adalah memberikan hak akses kepada user wwwdata untuk mengakses file konfigurasi utama nagios, file konfigurasi web
interface user nagios, file proses nagios, dan file command pipe nagios. Tabel
4.17 menjelaskan hak akses apa saja yang diberikan kepada user www-data
Tabel 6. Menjelaskan Hak Akses
Name File
Keterangan
Hak Akses Yang
Diberikan
Nagios.cfg
File konfigurasi utama nagios
Write Permission
Cgi.cfg
File konfigurasi web interface
nagios
Write Permission
Nagios.lock
FIle proses nagios
Read Permission
Nagios.cdm
Command Pipe nagios
Write Permission
Proses pemberian hak akses ini dapat dilihat pada gambar 4.9 dan
dilakukan menggunakan command:
a. chown -R www-data.nagios <path_to_file>
b. chmod 640 <path_to_file>
Gambar 9. Pemberian Hak Akses Kepada User www-data
Kemudian selanjutnya dibuat file konfigurasi nagiosql.conf pada folder
konfigurasi /etc/apache2/conf.d/ isi dari file konfigurasi dapat dilihat pada
gambar 4.10
Gambar 10. Isi File Konfigurasi Nagiosql.conf
Pada gambar terlihat adanya "Alias". Alias berisi nama folder dimana file
utama nagiosql akan di masukkan. Dalam proses instalasi ini, folder yang
digunakan
adalah
/usr/local/nagios.
Proses
otentikasi
nagiosql
akan
menggunakan data yang diambil dari database mysql.
Jika semua langkah diatas telah dilakukan, maka nagiosql sudah bisa
dijalankan pada webserver. Untuk pertama kali, nagiosql akan melakukan
verifikasi kelengkapan modul, mengisi database dengan beberapa data awal,
dan melakukan beberapa setup. Jika verifikasi kelengkapan modul belum
lengkap maka nagiosql tidak akan bisa dijalankan. Proses akhir ini dapat dilihat
pada gambar 4.11, gambar 4.12, dan gambar 4.13.
Gambar 11 Verifikasi Kelengkapan Modul untuk NagioSQL
Gambar 12. Melakukan Beberapa Setup Untuk Database di MySQL dan
NagioSQL
Gambar 13. Nagiosql Otomatis Mengisi Beberapa Data Awal Pada Database di
MySQL
Setelah semuanya selesai, direktori /usr/local/nagiosql/install harus
dihapus. Selanjutnya nagiosql dapat diakses melalui web browser dengan
mengakses <hostname>/nagiosql.
1.4
Instalasi Pnp4nagios
Sebelum instalasi pnp4nagios dilakukan maka harus men-download
source
pnp4nagios
versi
www.sourceforge.net/projects/pnp4nagios/.
0.6.19
Berikut
dari
command
url
line
yang
dilakukan pada CLI (Command Line Interface) ubuntu dengan menggunakan
root, adalah sebagai berikut :
1. Meng-install librrdtool-oo-perl untuk mengakses library rrdtool yang
berbagi dan menghubungkan database rrdtool dengan bahasa
pemrograman perl, yaitu :
a. apt-get install librrdtool-oo-perl
2. Meng-install php5-gd untuk resizing image.
a. apt-get install php-gd
3. Berikut command line untuk mengekstrak source pnp4nagios seperti :
a. tar –xzvf pnp4nagios-0.6.19.tar.gz
4. Berpindah directory kedalam folder pnp4nagios-0.6.19
a. cd pnp4nagios-0.6.19
5. Setelah itu melakukan perintah :
a. /configure –with-nagios-user=nagios –with-nagios-group=nagios
b. make all
c. make fullinstall
Setelah selesai meng-install pnp4nagios, berikutnya adalah langkahlangkah konfigurasi yang dilakukan adalah :
1. Awalnya mengaktifkan pengolahan data kinerja dalam file konfigurasi
nagios
yang berada di /usr/local/nagios/etc/nagios.cfg, default nya
adalah 0, maka harus men-setting menjadi aktif pengolahan data
kinerjanya, dengan mengubah process_performance_data=0 menjadi
process_performance_data=1.
2. Mengaktifkan command atau perintah untuk pengolahan data kinerja
untuk host dan service, dengan cara menambah entri berikut pada file
/usr/local/nagios/etc/nagios.cfg
a. host_perfdata_command=process-host-perfdata
b. service_perfdata_command=process-service-perfdata
3. Mendefinisikan perintah process-host-perfdata dan process-serviceperfdata
kedalam
file
/user/local/nagios/etc/objects/command.cfg
tambah command berikut diakhir baris pada file command.cfg :
Gambar 14. Menambahkan process host perfdata Pada file
command.cfg
4. Langkah berikutnya menampilkan hasil pnp4nagios dengan dashboard
nagios, dengan cara menambahkan direktif action_url pada file
template host dan service (/etc/local/nagios/etc/object/templates.cfg),
sebagai berikut :
a. Pada baris host :
Gambar 15. Menambahkan Baris action_url Dibagian Baris define
host
b. Pada baris service :
Gambar 16. Menambahkan Baris action_url Dibagian Baris
define service
5. Menampilkan halaman grafik pada nagios dengan menggunakan popup
yang dimiliki tanpa mengklik setiap icon. Untuk itu harus menyalin
terlebih dahulu file status-header.ssi yang terdapat pada direktori
/contrib/ssi/status-header.ssi
pada
source
pnp4nagios
/usr/local/nagios/share/ssi/, seperti perintah berikut :
kedalam
a. cp
/pnp4nagios/contrib/ssi/status-header.ssi
/usr/local/nagios/share/ssi/
6. Mengubah
file
konfigurasi
yang
terdapat
/etc/apache2/conf.d/pnp4nagios.conf pada baris AuthUserFile, menjadi
sebagai berikut :
a. AuthUserFile /etc/nagios/htpasswd.users
7. Setelah melakukan konfigurasi pnp4nagios, harus melakukan restart
apache web dan me-reload nagios, dengan perintah berikut :
a. service apache2 restart
b. service nagios reload
Hasil tampilan pnp4nagios berhasil di-instalasi dan dapat dilihat melalui
web browser dengan mengklik ikon dalam menu service dan host yang ada pada
nagios.
2. Penggunaan Aplikasi
2.1
Nagios
Gambar 4.17 Login
Pada halaman login, user atau admin diminta untuk memasukkan User
Name dan Password agar dapat menggunakan tools nagios ini.
Gambar 4.18 Halaman Utama (Home)
Bila user atau admin berhasil login, maka akan ditampilkan halaman
utama, jika user dan admin ingin melihat kondisi jaringan yang sedang
dipantau, maka user dan admin bisa mengklik menu-menu yang ada pada bagian
Current Status. jika user atau ingin melihat laporan/notifikasi keadaan jaringan
maka bisa mengklik menu-menu pada bagian Alert, dan jika admin ingin
melakukan perintah / membuat jadwal downtime maka bisa mengklik menumenu yang ada pada bagian System.
Gambar 4.19 Tactical Overview
Pada halaman Tactical Overview, admin dan user bisa melihat kondisi
kesehatan jaringan host dan service yang dipantau.
Keterangan :
1. Network Outages : Menunjukkan jaringan pada host yang sedang off.
2. Host : Menujukkan beberapa host yang dipantau dalam keadaan Down,
Unreachable, Up, Pending.
a. Status Up bila host hidup dan terkoneksi ke jaringan.
b. Status Down bila host mati atau tidak terkoneksi ke jaringan.
c. Status Unreachable bila induk host-nya mati maka bagian-bagian
dari induk tersebut dengan status Uncreachable dengan pengertian
tidak terjangkau monitoring-nya.
d. Status Pending bila host baru didevinisikan tidak langsung termonitoring oleh Nagios, Maka butuh beberapa saat untuk
mencegahnya.
3. Service : Menunjukkan beberapa kondisi service yang dipantau dalam
keadaan, Critical, Warning, Unknow, Ok, dan Pending.
a. Status Critical apabila kondisi server tersebut memenuhi
hasil Critical yang telah didefinisikan.
b. Status Warning apabila kondisi host yang mengalami
masalah.
c. Status Unknown apabila kondisi host yang mengalami
banyaknya masalah-masalah.
d. Status Ok bila kondisi server tidak ada masalah.
e. Status Pending bila server baru didevinisikan tidak
langsung ter-monitoring oleh nagios, Maka butuh
beberapa saat untuk mencegahnya.
4. Monitoring Features : memperlihatkan fitur-fitur pada nagios yang
diaktifkan.
Fitur
tersebut
diantarnya
adalah
Flap
Detection,
Notification, Event Handler, Active Checks, Passive Checks. Fitur
yang ber-status enable berarti sedang aktif, apabila disable berarti
tidak aktif.
Gambar 4.20 Map
Pada halaman map adalah tampilan peta kondisi jaringan yang ada pada
jaringan PUSPIPTEK.
a. Warna hijau menandakan kondisi Up (terhubung).
b. Warna merah menandakan status Down.
Gambar 4.21 Status Service
Gambar ini merupakan tampilan service dari semua host yang di pantau,
terdiri 7 kolom yang mempunyai fungsi berbeda-beda:
1. Host : menunjukkan nama host.
2. Service : menunjukkan service dari masing-masing host.
3. Status : menunjukkan keadaan dari service.
4. Last Check : menunjukkan waktu trakhir service dicek.
5. Duration : seberapa lama service dicek.
6. Attempt : percobaan cek yang dilakukan oleh nagios pada service.
7. Status Information : memberikan informasi detail gangguan yang
terjadi pada service.
Gambar 4.22 Informasi Service
Tampilan ini jika admin dan user ingin melihat informasi service yang
lebih detail, maka admin dan user bisa mengklik salah satu service dari host
tersebut. Tampilan informasi detail dari salah satu service seperti gambar 4.22.
Gambar 4.23 Host
Gambar ini merupakan tampilan semua keadaan host yang dipantau, Jika
admin dan user ingin melihat informasi host yang lebih rinci, maka admin dan
user bisa mengklik salah satu host yang ada pada menu host tersebut. Tampilan
informasi detail dari salah satu host seperti gambar 4.23.
Gambar 4.24 Informasi Host
Nagios Report
Pada bagian ini admin bisa melihat laporan keadaan jaringan yang
dipantau, langkah-langkah sebagai berikut:
Gambar 4.25 Step 1 : Select Report Type
Pada halaman ini, langkah pertama. admin akan memilih tipe laporan
seperti, Hostgroup, Host, Servicegroup, Service. Setelah memilih tipe laporan
yang diinginkan. Maka admin mengklik button untuk menuju ke langkah
berikutnya.
Gambar 4.26 Step 2 : Select Hostgroup
Langkah kedua, untuk memilih laporan dari salah satu host atau semua
host yang dipantau,
langkah ketiga.
setelah itu admin mengklik button untuk melanjutkan
Gambar 4.27 Step 3 : Select Report Options
Pada halaman ini adalah langkah ketiga, dihalaman ini admin bisa
mengatur laporan sebelum hasil laporan ditampilkan, seperti, laporan periode,
dan hanya menampilkan laporan untuk keadaan jaringan tertentu.
Gambar 4.28 Hasil Laporan Setelah diKonfigurasi
Pada halaman ini, adalah hasil laporan yang setelah di atur oleh admin.
a. Host : Berisi nama-nama host yang dipantau.
b. Time Up : Seberapa besar persentase Host yang terkoneksi / up pada
waktu yang ditentukan oleh admin.
c. Time Down : Seberapa besar persentase Host yang mati / down pada
waktu yang ditentukan oleh admin.
d. Time Unreachable : Seberapa besar persentase Host yang tidak
terjangkau saat nagios mengecek pada host tersebut.
e. Time Undertermined : pada bagian ini nagios tidak bisa menentukan
status host dikarenakan server nagios sedang bermasalah atau pada
host yang terjadi masalah sehinnga memberikan status yang berbedabeda saat nagios melakukan pemeriksaan pada host.
System Comment
Gambar 4.29 System Comments
Tampilan Sytem Comments, ditampilan ini admin bisa menambahkan
komentar untuk host dan service tertentu dan ditampilkan komentar tersebut.
Saat penambahan komentar terbagi menjadi 2, yaitu Host Comments dan
Service Comments.
Gambar 4.30 Host Comments
Pada halaman Host Comments, jika admin ingin melakukan komentar
terhadap host, maka admin harus memberikan nama host yang ingin di
komentar, dan admin memberikan komentar pada kolom comment. Setelah
admin memberikan nama host dan komentar tersebut, admin bisa mengklik
button commit untuk menampilkan komentar yang telah diberikan. Jika ingin
mengulang untuk memberikan nama host dan komentar, admin bisa mengklik
button Reset.
Gambar 4.31 Service Comments
Pada halaman Service Comments, jika admin ingin melakukan komentar
pada service, maka admin harus memberikan nama host dan nama service yang
ingin di komentar, dan admin memberikan komentar pada kolom comment.
Setelah admin memberikan nama host, nama service dan komentar tersebut,
admin bisa mengklik button Commit untuk menampilkan komentar yang telah
diberikan. Jika ingin mengulang untuk memberikan nama host, nama service
dan komentar, admin bisa mengklik button Reset.
2.2
Nagvis
Gambar 4.32 Tampilan Login Nagvis
Pada halaman login, user atau admin diminta untuk memasukkan User
Name dan Password untuk dapat masuk ke halaman utama.
Gambar 4.33 Halaman Utama Nagvis
Bila user atau admin berhasil login, maka akan ditampilkan halaman
utama, pada halaman utama terdapat beberapa submenu, seperti Open, Actions,
Options, User Menu, Choose Langguage, Need Help?. jika user dan admin
ingin membuat map baru, maka admin bisa memilih menu options dan juga
memilih manage map.
Kegunaan nagvis dalam membuat map:
1. Cara pertama
Gambar 4.34 Untuk Membuat Map
Pada gambar diatas terdapat pada menu Options, untuk membuat
peta baru dan admin bisa memberikan nama map, size map, dan
memberikan background yang diinginkan.
Selanjutnya admin
mengklik button Create untuk melihat hasil peta tersebut yang
terdapat pada gambar 4.34.
Gambar 4.35 Hasil Peta yang di-upload
Selanjutnya dari gambar diatas admin bisa memberikan add icon
dan add line pada peta tersebut, icon terdapat pada pilihan Edite Map
dan admin bisa memilih icon apa saja yang di butuhkan.
Gambar 4.36 Hasil Peta Geographic PUSPIPTEK
Pada gambar diatas adalah hasil peta Geographic PUSPIPTEK
yang setelah admin melakukan penambahkan icon-icon dan line-line
yang di butuhkan pada peta Geographic tersebut.
2.3
NagiosQL
Gambar 4.37 Tampilan Login
Pada halaman login, admin diminta untuk memasukkan User Name dan
Password yang benar sehingga dapat masuk ke halaman utama.
Gambar 4.38 Tampilan Utama NagioSQL
Bila user atau admin berhasil login, maka akan ditampilkan halaman
utama, pada halaman utama terdapat beberapa submenu, seperti Supervision,
Alerting, Commands, Specialties, Tools, Administrator. Disini admin bisa
langsng menambahkan service dan host secara cepat maka admin bisa mengklik
menu Supervision.
Gambar 4.39 Define Host
Pada gambar diatas terdapat list nama Host, yang sudah di insert oleh
admin. Diini admin bisa melakukan edite host (modify), admin bisa mengklik
lansung icon modify pada bagian kolom function setelah itu admin baru bisa
mengubah host tersebut,dan jika admin ingin menambahkan host maka admin
bisa mengklik button add pada bagian bawah.
Gambar 4.40 Hostgroup.cfg
Pada tampilan ini untuk menambahkan host admin bisa mengisikan nama
host, description, Notes, Notes URL, Action URL dan Acction Group, yang
Sesuai kebutuhan, Setelah admin mengisi
semua. Makan admin mengklik
button save, dan akan ditampilan host pada menu Difine host.
Gambar 4.41 Menghapus Nama Host
Pada bagian ini admin bisa menghapus (delete) host yang tidak digunakan,
icon delete terdapat pada bagian kolom function , admin bisa mengklik icon
delete untuk menghapus host tersebut.
2.4
Pnp4nagios
Tampilan penggunaan pnp4nagios yang telah berhasil diinstalasi, sebagai
berikut :
1. Service Ping
Gambar 4.42 Grafik Service Ping
Pada gambar diatas menjelaskan seberapa lamanya nagios
melakukan service check ping ke access switch tersebut. Jika grafik
semakin tinggi di suatu saat maka tingkat rata-rata round trip akan
mencapai status critical dan warning di access switch tersebut.
Cara penilaian :
1. Garis kuning, jika grafik mencapai batas kuning maka status
tersebut dalam daerah warning.
2. Garis merah, jika grafik mencapai batas merah maka status
tersebut dalam daerah critical.
Terdapat beberapa action pnp4nagios yaitu :
1. Define A Custome Time Range
Kegunaan action ini, untuk mengatur periode waktu dan
menghasilkan grafik pada periode waktu tersebut. Action ini
admin bisa mengisi periode waktu yang diinginkan. Dan
mengklik button sumbit untuk menghasilkan grafik tersebut,
dan jika untuk mengatur ulang periode waktu tersebut,
admin mengklik button clear
Gambar 4.43 Mengatur Periode Waktu Pada Hasil Grafik
2. View PDF (portable Document Format)
Admin bisa membuat tampilan grafik menjadi format
tampilam PDF. Dengan mengklik logo PDF pada acction
tersebut.
Gambar 4.44 Hasil Grafik di-save Dalam Format PDF
Download