ARSITEKTUR CAROLINGIAN DAN ROMANESQUE Annas Yugo Gunadi (f 221 11 029) SEJARAH DAN GEOGRAFI Budaya barat tidak berhenti mendapat “warna” Romawi, meskipun imperium itu runtuh pada abad V. Wilayah wilayah bekas jajahan Romawi pada masa itu jatuh ke berbagai kelompok suku antara lain : dari Jerman menguasai wilayah Lombard di Itali bagian utara, kelompok suku Burgundy menguasai wilayah Gaul, Anglo-Saxon di Britania.sementara itu pada abad VII, fisigoths di Spanyol jatuh ke tangan Arab, namun Ekspansi Arab ke Eropa melalui Spanyol, terhenti di Poitiers (Prancis bagian selatan) pada 732 oleh Carlos Martel seorang pemimpin Frankis. Selanjutnya pada Abad IX, Eropa Barat dan wilayah laut Mediterania, terbagi dalam berbagai imperium. Wilayah dan penguasaanya antara lain Carolingian di utara-barat, Bisantin di tengah kawasan yaitu kawasan mediterania dan Abbasia di wilayah Arab, Mesir dan Afrika utara. Carolingian adalah istilah dipakai untuk menyebut wilayah, kekuasaan dan imperium didirikan Charlemagne, menjadi raja mulai darin768, dinobatkan menjadi imperior 800-14. Dinasti Charlemagne berkuasa hingga abad XX, wilayah berkuasanya meliputi Perancis, Jerman, dan Belanda. Carolongian Renaissance Penobatan Charlemagne dilaksanakan di S.Peter Roma, menandai jaman baru di Eropa, yaitu jaman Jerman-Kristen, dimana secara politik dan keagamaan dibawah That Suci Romawi (Holy Roman Emperor). Jaman itu disebut Carolingian Renaissance yang punya dasar budaya Jerman, terkait langsung dengan tradisi Romawi, mendapat pengaruh besar dari Bisantin dan Oriental. Jaman Carolingian yang juga sering disebut awal atau Pra-Romanesque, pada akhir abad VIII dan abad IX. Arsitektur Carolingian mempunyai ciri tersendiri terdapat terutama di Jerman dan Prancis. Contoh sangat representatif dari arsitektur jaman tersebut adalah Istana Aix-la chapelle di mana di dalamnya terdapat Kapel Palatine, di Aacen (792-805). Aacen saat ini menjadi bagian dari Republik Federasi Jerman, terletak di bagian barat, dekat dengan perbatasan Belgia. Kompleks dibangun oleh Charlemagne dalam kompleks seluas lebih kurang 20 Ha. Secara keseluruhan, kompleks terbagi menjadi tiga bagian berupa unit-unit satu dengan yang lain terpisah, namun dihubungkan oleh sebuah selasar cukup panjang. Paling utara adalah unit untuk audiensi(Sala Regails). Yang diletakkan di depan Apse (posisinya sama denagn altar di gereja). Ruang audiensi mempunyai porche di sebelah selatan. Unit kedua berupa hall di tengah-tengah, ke kiri atau ke ruang audiensi, melalui sebuah selasar di bawah atap, sepanjang lebih kurang 50 M. Ke arah kanan atau selatan dari hall juga terdapat lagi selasar yang bentuk dan panjang sama dengan yang disebut pertama, menghubungkan hall dengan Kapel. Bagian dimana terdapat Kapel, selain kapelnya sendiri. Ada tiga unit lain masing-masing tersusun dalam pola silang salib atau huruf T. Pada kaki terdapat atrium cukup luas dibanding dengan kapel yang tidak terlalu besar. Bagian ini dihubungkan langsung dengan bagian sentral dari kapel. Gang atau ruang peralihan antara atrium denagn kapel, diapit kembar di kiri-kanan oleh sebuah tangga naik menuju ke menara(turret). Arsitektur kapel sangat mirip dengan S.Vital di Ravenna. Denah kapel poligonal bersisi 16, garis tengahnya 32 M. nave atau bagian sentraldari kapel dikelilingi oleh delapan kolom, masingmasing bila ditarik garis antara dua kolom berdampingan terbentuk segi delapan. Kolom-kolom cukup besar dengan penampangsegi banyak tidak beraturan, menyangga sebuah kubah garis tengahnya 14,5m. Kubah ini dahulu ditutup dengan atap pi ramida bersisi delapan. Aisle dua lantai menelilinginnave, bagian dalam segi delapan, namun dinding bagian uarnya segi enambelas. Lantai dua untuk gang atau balkon, membentuk mezzanine di atas nave. Sejak didirikan kapel cukup banyak mengalami perubahan, terutama pada masa antara 1353 hingga 1413, apse diperpanjang ke belakang (timur) untuk ruang kotor (choir) dengan gaya gotik. Bidang-bidang segitiga pada ujung-ujung dari atap pelana (gable) dibuat pada abad XIII. Kapel tambahan kiri-kanan dibangun pada abad XIV dan XV. Hiasan-hiasan runcing-piramida (steeple) ditambahkan pada jaman modern abad XX Pengaruh Bisantin dalam arsitektur Kapel Palatine terlihat antara lain pada jendela atas di setiap sisi tambur. Kolom-kolom silindris dan dekorasinya pada lantai atas amabang atas pelengkung adalah bagian khas dari arsitektur Romawi. Di Worms, sebuah kota sekarang di dalam Republik Federal Jerman, sekitar 50 Km dari Frankfurt, terdapat sebuah katedral, memakai nam kotanya yaitu katedral worms, didirikan oleh Conrad II. Pembangunan dimulai pada 1171 selesai dibangun pada 1230, merupakan rekonstruksi dari Katedral S.Peter sudah ada sebelumnya tidak diubah. Seperti kota-kota modern yang ada di Eropa sekarang, bangunan kuno ini berada di tengah-tengah kota Worms saat ini menjadi kota lama. Katedral berdenah segi empat, sisi terpanjang 107.60 M lebar 25.60 M. perbandingan keduanya sekitar sari dibanding empat lebih, sehingga katedral terlihat sangat panjang. Di Cologne, sebuah kota di Perancis bagian selatan, terdapat sebuah gereja berarsitektur Carolongian, bernama gereja Apostles gereja didirikan mulai 1190 dan masa-masa berikutnya banyak mengalami penambahan. Denahnya memanjang ke arah timur-barat dari ujung ke ujung panjangnya 82.30 M lebar 26.80 M terdiri dari nave dan aisle kiri-kanan (utara selatan). Tata runag semacam itu menjadi tradisi gereja sejak jaman Kristen Awal. Gereja mempunyai apse dobel, khas Carolongian satu yang utama diujung timur-utara, lainnya di barat-selatan. Apse di ujung timur lebih besar denahnya setengah lingkaran, yang dibarat bujur sangkar. Meskipun tidak setinggi katedral Worms, corak Carolongian lainnya juga terlihat pada adanya menara mengapit kembar di kiri kanan masing-masing apse tersebut diatas. Keunikan gereja ini antara lain terlihat pada adanya ceruk maacam apse, di sisi kiri kanan (utara selatan) ujung timur nave. Denah dari bagian semacam apse tersebut setengah lingkaran, sama dengan apsenya yang ada di ujung timur. Pada ujung timur terdapat empat buah klom besar dan tinggi (dalam posisi pada titik sudut bujur sangkar), penyangga atapnya yang berbentuk kerucut patah-patah bersisi delapan. Pada puncak dari atap bersisis delapan terdapan lantern. Selain atap-atap runcing kerucut, termasuk pada atap menara, nave yang memanjang beratap pelana dengan kerangka kuda-kuda kayu segi tiga. Atap aisle setengah kuda-kuda berisi miring tunggal. Kedua menara kecil di ujung barat mengapit sebuah unit berdenah bujur sangkar di ujun barat. Bagian ini dindingnya tinggi membentuk sebuah menara tinggi dan besar. Gereja S.Michael di Hildeshiem sebuah kota kecil di Jerman bagian utara-timur sekitar 200 Kmdi sebelah barat dari Berlin, dibangun antara 1001, juga berkarakter dominan Carolongian. Gereja mempunyai empat menara dalam hal ini semuanya silindris, meninggi atapnya kerucut. Dua diantaranya didepan kembar mengapit ujung depan nave depan, dua lainnya dibelakang mengapit narthex. Denah gereja simetris, bagian-bagian selain menara, gerbang masuk dan ujung depan nave, atapnya pelana dan aisle beratap satu sisi miring. ARSITEKTUR ROMANESQUE DI ITALY (abad IX hingga XII) Setelah kematian Charlemagne, Italy mengalami disintegrasi, kekaisaran lemah, keadaan anarki. Pisa menjadi kota penting dan berkembang pesat di jaman pertengahan. Ciri dari Romanesque italia, terlihat pada wajah depan, sangat ramai dengan hiasan, deretan kolom dengan pelengkung bertingkat tingkat menghias seluruh wajah bagian atas dari wilayah depan. Kolom kolom yang berfungsi sebagai hiasan tersebut silindris, langsing dan pendek, kepalanya berpola hiasan korintien. Dinding dinding luar termasuk bagian depan ini dilapis dengan marmer berwarna putih dan coklat. Disusun dalam pola kotak kotak dan garis garis sebagai hiasan luar. ARSITEKTUR ROMANESQUE DI PERANCIS Pengaruh Arsitektur Romanesque Segi Geograpis Di Perancis dengan desa yang masih alami sepanjang jalan seperti Rhone, Saobne, Seine, dan Garonne yang berhubungan meditarerranian dengan laut atlantik dan kepulauan Inggris. Ada perbedaan wilayah yang memasuki wilayah pembagian yang ditandai dengan pembagian gaya arsitektur yang kuat selain itu posisi wilayah geografis. Peradaban Romawi yang telah menyebar melalui wilayah Perancis sepanjang wilayah yang bersejarah dari lembah rhine, di mana pengaruh dari arsitektur Romawi di mana-mana jelas. Sebelumnya, Rade dari mediterraniuan mengarahkan sepanjang lembah Garonne dan venesia membawa pengaruh dari timur ke seberang barat-daya dari france ke perigueux, didalam aquitaine, pusat dari suatu area yang diwarisi suatu kelompok besar gereja yang mempertunjukkan dengan inspirasi mediteranian dari timur yang dapat dibedakan venice dan cyprus, dari utara sungai loire dilihat pengaruh dari norsemen yang memperoleh laut, dan yang terus terang yang meregangkan ke seberang negeri dari rhine ke brittany Kerakter Asitektur Di bagian selatan gereja pada umumnya berbentuk silang dalam rencana dan sering dibagian tengah gereja menutup dengan lengkung tong daya dorong siapa telah diambil oleh half-barrel melompati gang di dua storoys ( p. 500c). penopang dinding/penunjang adalah internal dan membentuk divisi antara kapel yang mengapit bagian tengah gereja, seperti pada vienne katedral. Menara adalah kadang-kadang dilepaskan, seperti capanili italian. Biara diperlakukan dengan pengembangan membentuk suatu corak yang khusus di rencana dari banyak gereja dari periode itu. Gereja yang lingkar jarang, hanya pengembangan semicicular timur sebagai akhir dapat berjalan, dengan menyebar kapel dalam france selatan. Yang di utara, rencana menjadi bisilican dengan bagian tengah gereja dan gang. penggunaan dari gudang bawah tanah bagian tengah gereja tinggi yang diubah mengedepankan dari teluk, yang telah dibawa persis sama bujur sangkar dengan pembuatan satu bagian tengah gereja yang melompat kompartemen sepadan dengan lenght dari dua teluk dari gang (p.500d), sampai pengenalan tentang bangunan lengkung yang dipecahkan permasalahan kompartemen antara bujur dengan gudang bawah tanah yang berusuk. Bagian Selatan secara mewah dihias bagian muka gedung gereja dan biara yang lemah gemulai, dan untuk penggunaan secara ilmu bangunan Romawi yang nampak untuk mempunyai suatu arti yang segar. Bangunan Romawi pada arles, nimes, jeruk, dan tempat lain di lembah rhone secara alami menggunakan pengaruh yang pantas dipertimbangkan sepanjang provence. Didalam aquitaine dan anjou bagian tengah gereja aisless, kubah yang ditutup dengan pendentives ( p.494), atau didukung oleh dinding raksasa(masive) dari kapel tempat beristirahat, mengingat aula yang besar dari thermae Romawi. pengembangan melompat ( p.458) maju, dan bagian tengah gereja sering ditutup dengan vaults(p.501A barrel), daya dorong siapa telah ditentang oleh half-barrel melompati gang yang twostroyed, dengan begitu menindas clear-strorey [itu], [seperti/ketika] pada notre du [part;bagian] dame, clermont-ferrand. pasar beratap dinding bagian tengah gereja dari gereja yang aisless adalah berbentuk setengah lingkaran, dengan penuangan sedang cuti( p.494A,B,F), [selagi/sedang] pasar beratap biara ditekuni dengan digabungkan kolom di kedalaman dari dinding, dan dengan [modal/ibukota] yang diukir yang mendukung kubah bentuk setengah lingkaran dari teluk yang sempit, yang telah ditinggalkan tanpa glasur(lapisan kaca) seperti di italy(p.489J,L). Pintu gerbang yang barat dari gereja seperti itu pada masa Trophime, Arles(P.489K), dan. Gilles ( P.495A) mengingat kolom dan batu penutup di atas tiang horisontal dari Romawi, tetapi didalam pintu masuk/keluar kasus yang lain sudah beristirahat kosen pintu seperti biasanya di period ini(p.489J,L). jendela dengan kepala-2 yang berbentuk setengah lingkaran dan lebar memiringkan ke arah dalam untuk memasukkan cahaya, terutama di sout ROMANESQUE SPANYOL , PORTUGAL, PALESTINA ROMANESQUE DI INGGRIS DAN SKANDINAVIA KETERLANJUTAN DARI ARSITEKTUR SEBELUMNYA : Bangunan bangunan yang ada pada zaman arsitektur ARSITEKTUR CAROLINGIAN DAN ROMANESQUE masih menggunakan bentuk yang ada pada Arsitektur romawi yaitu bentuk lengkungan. Sedangkan bentuk kubah pada zaman Arsitektur Carolingian dan Romanesque diadpsi dari Arsitektur Zaman Byzantyn. KESIMPULAN ; Dinding tebal, kokoh, terkesan kuat, ,masiv, struktur lengkung, menara tinggi, dan kubah atau setengah kubah. Menara tinggi untuk pengawas juga menara gereja, merupakan tanda /simbol, berdeneah segi empat dengan atap piramida runcing. Dekorasi cenderung memakai bentuk yang di ambil dari konstruksi elemen pertahanan seperti bastion, battlement, lengkung lengkung kecil dan lain lain. Umumnya denah berbentuk salib BEMA : Ruang melintang pada gereja beberapa trap naik diatas lantai dari nave dan aisle, sehingga memisahkan dengan apse Bema pada arsitektur romawi berfungsi sebagai tempat eksekusi Sedangkan pada arsitektur kristen awal dan Byzantyn nama bema suidah diganti menjadi altar dan berfungsi sebagai tempat untuk khotbah