Sejarah munculnya istilah Pengantar Ilmu Hukum

advertisement
Sejarah munculnya istilah Pengantar
Ilmu Hukum
Sejarah ilmu hukum
•
Ilmu Hukum mempelajari hukum positif (Jus Constitutum), yaitu Hukum yang
berlaku pada suatu waktu tertentu dan negara tertentu" dan merupakan
bagian dari Ilmu Pengetahuan Sosial yang berdiri sendiri.
•
Ilmu Hukum berkembang dan berurat akar pada suatu masyarakat sesuai
dengan perkembangan dan taraf budaya masyarakat yang bersangkutan.
•
Pada hakekatnya manusia sebagai individu mempunyai kebebasan asasi, baik
dalam hal hidup maupun kehidupannya. Dalam pelaksanannya HA harus
dilakukan berdasarkan aturan perundang-undangan yang berlaku, terlebih-lebih
di Indonesia, hak asasi berfungsi social.
•
Manusia sebagai makhluk sosial ( zoon politicoon ) tidak bisa berbuat
sekehendaknya, karena terikat oleh norma-norma yang ada dan berkembang di
masyarakat serta terikat pula oleh kepentingan orang lain.
•
Konsekwensinya dalam melaksanakan segala keperluan hidup dan kehidupan
setup manusia harus melakukannya dengan berdasarkan kepada aturan-aturan
atau norma-norma yang ada dan berlaku di masyarakat, baik norma agama,
susila, adat maupun norma hukum.








Jauh sebelum lahir dan berkembang norma hukum di masyarakat, normanorma susila,
norma adat dan norma agama telah ada dan berkembang, namun masyarakat masih tetap
memerlukan norma hukum. Hal ini dikarenakan:
Tidak semua orang mengetahui, memahami, menyikap dan melaksanakan aturan-aturan
yang ada dan berkembang dalam normanorma tersebut.
Masih banyak kepentingan-kepentingan manusia yang tidak dijamin oleh norma-norma
tersebut, misalnya dalam pelaksanaan aturan lalu lintas yang mengharuskan setiap orang
dan atau kendaraan berjalan di sebelah kiri
Ada sebagian kepentingan-kepentingan yang bertentangan dengan norma tersebut
padahal masih memerlukan perlindungan hukum.
Berdasarkan alasan-alasan tersebut, maka diciptakanlah aturan-aturan hukum yang dibuat
oleh lembaga resmi, yaitu untuk menjamin kelancaran hidup dan kehidupan manusia
dalam pergaulan di masyarakat, dengan tujuan agar terwujud ketertiban di masyarakat
yang bersangkutan.
Satjipto Rahardjo ( 1993 13 ) menyatakan, bahwa masyarakat dan ketertiban merupakan
dua hal yang berhubungan sangat erat, bahkan bisa juga dikatakan sebagai dua sisi dari
sate mata uang. Susah untuk mengatakan adanya masyarakat tanpa ada suatu ketertiban,
bagaimanapun kualitasnya.
Kehidupan dalam masyarakat sedikit banyak berjalan dengan tertib dan teratur didukung
oleh adanya suatu tatanan, karena tatanan inilah kehidupan menjadi tertib.
Hukum dalam arti ilmu pengetahuan yang disebut ilmu hukum berasal dari Bangsa
Romawi, karena bangsa ini telah dianggap mempunyai hukum yang paling baik dan
sempurna bila dibandingkan dengan hukum yang ada dan berkembang di negara-negara
lain.Konsekwensinya perkembangan dan penyempurnaan hukum di negara-negara lain
selalu dipengaruhi oleh Hukum Romawi.



Pengembangan dan penyempurnaan hukum terjadi di negara-negara lain yang
telah mempelajari dan mengkajinya secara mendalarn.
KUH Romawi diciptakan pada masa " Caesar Yustinianus" yaitu Intitutiones
Yutinanae, yang disebut "Corpus Juris-Civilis" Tujuan kodifikasi hukum ini adalah
agar terciptanya kepastian hukum di Romawi (Rechtszekerheid).
Dalam mempelajari dan menyelidik hukum Romawi, bangsa-bangsa Eropa, seperti
Perancis, Belanda, Jerman, Inggris mempelajarinya melalui 4 cara, yaitu :
◦ Secara teoritis ( theoritische Receptie ), yaitu mempelajari hukum Romawi sebagai Ilmu
Pengetahuan, dalam arti setelah mahasiswa dari negara yang bersangkutan mempelajari
dan memperdalam hukum Romawi kemudian di bawa kenegaranya untuk dikembangkan
lebih lanjut, baik dalam kedudukan dia sebagai pegawai di pengadilan ataupun badanbadan pemerintah lainnya.
◦ Secara praktis ( praktiche Receptie ) karena menganggap hukum Romawi ini lebih tinggi
tingkatnya dari hukum manapun di dunia, bangsa-bangsa Eropa Barat mempelajarinya
dan melaksanakan atau menggunakan Hukum Romawi ini dalam kehidupannya seharihari dalam negaranya.
◦ Secara Ilmiah ( Wetenschappetyk Receptie ), Hukum Romawi yang telah dipejari oleh
para mahasiswa hukum dikembangkan lebih lanjut di negara asalnya melalui perkuliahanperkuliahan di perguruan tinggi. Hal ini karena tidak sedikit mahasiswa yang telah
mempelajari hukum tersebut setelah kembali ke negaranya bekerja sebagai dosen.
◦ Secara Tata Hukum ( Positiefrechttelyke Receptie ), di mana setelah PerguruanPerguruan Tinggi di Jerman dan Perancis, dan negara-negara tersebut dalam membuat
dan melaksanakan Undang-undang selalu mengambil dasar dari hukum Romawi
dijadikan Hukum Positif dalam negaranya masing-masing, walau demikian tentu saja
penerimaan hukum ini disesuaikan dengan situasi dan kondisi negara-negara tersebut.
Suatu aturan hukum adalah suatu aturan yang sebanyak mungkin harus
dipertahankan oleh pihak atasan dan yang biasanya diberi sanksi jika itu
dilanggar. Sanksi itu berarti bahwa jika aturan tidak dijalankan dan
dengan sendirinya pemerintah akan ikut campur tangan, seperti halnya
dalam Hukum Pidana, namun bisa juga pemerintah memberikan bantuan
kepada seseorang untuk memperoleh haknya, seperti diatur dalam
Hukum Acara Pidana. Begitu juga bila terjadi perselisihan atau
persengketaan di antara sesama warga masyarakat, seperti masalah
warisan, perceraian, perbatasan dengan tetangga rumah, sewa menyewa,
peerjanjian jual beli dan lain sebagainya, maka akan berbicara Hukum
Perdata.
 Perancis melakukan kodifikasi pada tahun 1804, yaitu pada zaman
Napoleon Bonaparte dan terkenal dengan nama " Kode Napoleon"
 Belanda memberlakukan hukum yang ada di Perancis pada tahun 1811
(pada waktu itu Belanda ada di bawah penjajahan Perancis), dan selepas
dari Perancis pada tahun 1838 Belanda melakukan kodifikasi. Karena
Belanda menjajah Indonesia, maka sejak tahun 1848 Hukum Belanda
berlaku di Indonesia.

DEFINISI HUKUM
TIDAK MUNGKIN MEMBERIKAN DEFINISI
TENTANG APAKAH YANG DISEBUT HUKUM,
sangat sulit untuk dibuat, karena tidak mungkin
untuk mengadakannya yang sesuai dengan knyataan
( Van apeldorn )
 MASIH JUGA PARA SARJAN A HUKUM
MENCARI-CARI SUATU DEFINISI TENTANG
HUKUM ( IMMANUEL KANT )
 JIKALAU KITA MENANYAKAN APAKAH YANG
DINAMAKAN HUKUM, MAKA KITA AKAN
MENJUMPAI TIDAK ADANYA PERSESUAIAN
PENDAPAT ( SUDIMAN Kartohadiprodjo )

definisi
Hukum adalah semua aturan tingkah laku para
anggota masyarakat, aturan yang daya
penggunaannya pada saat tertentu diindahkan oleh
suatu masyarakat sbagai jaminan dari kepentingan
bersama dan yang jika dilanggar menimbulkan
reaksi bersama terhadap orang yang melakukan
pelanggaran itu ( Leon Duguit )
 Hukum adalah semua aturan yang mengandung
pertimbangan kesusilaan, ditujukan kepada tingkah
laku manusia dalam masyarakat dan yang menjadi
pedoman bagi penguasa-penguasa negara dalam
melakukan tugasnya ( Meyers )

definisi
Hukum adalah keseluruhan syarat-syarat
yang dengan ini kehendak bebas dari
orang yang satu dapat menyesuaikan diri
dengan kehendak bebas dari orang yang
lain, menuruti peraturan hukum tentang
kemerdekaan ( Immanuel Kant )
 Prof. Claude pernah mengumpulkan 17
buah definisi hukum yang masing-masing
definisi menonjolkan segi tertentu dari
hukum

Alasan sulit mendifinisikan hukum:
Hukum itu mempunyai segi dan bentuk yang sangat banyak,
sehingga tak mungkin tercakul keseluruhan segi dan bentuk
hukum itu di dalam suatu definisi, sbagaimana dikatakann
Lemaire : Banyaknya segi dan luasnya isi hukum itu, tidak
memungkinkan prumusan hukum dalam bbrapa definisi
tentang apakah sebenarnya hukum itu.
 Aprldorn menyatakan, barangsiapa hendah mngenal sebuah
gunung, maka seharusnya ia melihat sendiri gunung itu,
demikian pula barangsiapa ingin mengenal hukum, iapun
harus melihatnya pula.
 Kesulitannya, kalau gunung itu sesuatu yang nyata, maka
hukum adalah sesuatu yang abstrak, kecuali bilamana kita
melanggarnya kita akan berhadapan dengan polisi, jaksa dan
hakim, terlebih jika kita telah berada di penjara.

Definisi sebagai pegangan
S.M. Amin dalam bukunya “ Bertamasya ke alam
hukum”Kumpulan-kumpulan peraturan-aturan
yang terdiri dari norma dan sanksi-sanksi itun
disebut hukum dan tujuan hukum itu adalah
mengadakan ketertiban dalam pergaulan manusia,
sehingga keamanan dan ketertiban terpelihara
 Simorangkir dalam bukunya “ Pelajaran Hukum
Indonesia” Hukum itu ialah peraturan-peraturan
yang bersifat memaksa, yang menentukan tingkah
laku manusia dalam lingkungan masyarakat yang
dibuat oleh badan-badan resmi yang berwajib
pelanggaran mana terhadap peraturan – peraturan
tadi berakibatkan diambilnya tindakan, yaitu
dengan hukuman tertntu.

Definisi sebagai pegangan


Tirtaatmidjaja dalam bukunyab “Pokokpokok Hukum Perniagaan” Hukum adalah
semua aturan (norma) yang harus diturut
dalam tingkah laku tindakan-tindakan dalam
pergaulan hidup dengan ancaman mengganti
kerugian – jika melanggar aturan-aturan itu –
akan membahayakan diri sndiri atau harta,
umpamanya orang akan kehilangan
kemrdekannya, didnda dan sebagainya.
Bagaimana kesimpulan saudara ?
Unsur-unsur Hukum
Peraturan mengenai tingkah lakum
manusia dalam pergaulan masyarakat
 Praturan itu diadakan oleh badan-badan
resmi yang berwajib
 Peraturan itu bersifat memaksa
 Sanksi terhadap pelanggaran peraturan
tersbut tegas

Ciri-ciri Hukum
Adanya perintah dan/ atau larangan
 Perintah dan/atau larangan itu harus
dipatuhi oleh setiap orang

Jenis-jenis Hukum (Pasal 10 KUHP)





Hukuman Pokok, yang terdiri dari :
1. Hukuman mati
2. Hukuman penjara
a. Seumur Hidup
b. Sementara ( setinggi-tingginya 20 th,
sekurang-kurangnya 1 tahun)
3. Hukuman kurungan, sekurang-kurang
nya satu hari dan setinggi-tingginya 1 th.
4. Hukuman denda ( sebagai pengganti
kurungan ).
Hukuman Tambahan, yang terdiri dari :
1. Pencabutan hak-hak tertentu
2. Perampasan (penyitaan) barang-barang tertentu
3. Pengumuman keputusan hakim
Sifat Hukum
Mengatur
 Memaksa

Tujuan Hukum dan Tujuan Hukuman

Tujuan hukum
Download