Jurnal Ilmu Ekonomi JIE - Simpemaus

advertisement
JIE Jurnal Ilmu Ekonomi
ISSN : 2301-8828
Volume 5, Nomor 2, Juli – Desember 2015
Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar, Dan Suku Bunga Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Tahun
1994–2013
Aso Sukarso, Andi Rustandi, Reki Nurfadhil Somantri
Pengaruh Pertumbuhan Pajak Parkir Dan Retribusi Parkir Dalam Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah
(Pad) Di Kota Tasikmalaya Tahun 2004-2013
Asep Yusup Hanapia, Sani Widia Maulani
Pengaruh Tenaga Kerja, Tingkat Pendidikan, Inflasi Dan Investasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Jawa
Barat Tahun 2004-2013
Jumri, Iis Surgawati, Ripan Nurdinsa
Pengaruh Investasi, Inflasi Dan Bi Rate Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Di Indonesia
Periode 2002-2013
Dwi Hastuti L.K, Ade Komaludin1 Yuga Pebrian Surya
Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Dan Pendapatan Asli Daerah (Pad) Terhadap Indeks Daya Beli Kota
Tasikmalaya Periode 2004-2013
Encang Kadarisman, Nanang Rusliana, Dadan Ramdan K
Pengaruh Investasi (Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto - Pmtdb) Dan Belanja Modal Terhadap
Laju Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia Periode 1999 –2013
Chandra Budhi L.S, Noneng Masitoh, Desta Renggana Putra
Pengaruh Utang Luar Negeri, Penanaman Modal Asing Dan Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia Priode 2001-2014
Apip Supriadi, Gusti Tia Ardiani , Iriyanto
Alamat Redaksi
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Program Studi
Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi
Universitas Siliwangi
Jl. Siliwangi No. 24 Tasikmalaya
Telp
: 0265 – 330634
Fax
: 0265-325812
e-mail : [email protected]
SN :
i
ISSN : 2301-8828
Jurnal Ilmu Ekonomi
Volume 5, Nomor 2, Juli – Desember 2015
Ketua Penyunting :
Apip Supriadi
Wakil Penyunting
Jumri
Penyunting Pelaksana:
Asep Yusup Hanapia
Ade Komaludin
Aso Sukarso
Andi Rustandi
Pembantu Penyunting
Chandra Budhi LS
Noneng Masitoh
Alamat Redaksi
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Jl. Siliwangi No. 24 Tasikmalaya
Telp : 0265 – 330634
Fax
: 0265-325812
e-mail : [email protected]
i
ISSN : 2301-8828
Jurnal Ilmu Ekonomi
Volume 5, Nomor 2, Juli – Desember 2015
DAFTAR ISI
DEWAN REDAKSI ............................................................... ........... ..
DAFTAR ISI ........................................................................ ............
PENGANTAR REDAKSI ........................................................... ............
i
ii
iii
Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar, Dan Suku Bunga Terhadap Indeks Harga
Saham GabunganTahun 1994–2013
Aso Sukarso, Andi Rustandi, Reki Nurfadhil Somantri………………………………….
1068 -1086
Pengaruh Pertumbuhan Pajak Parkir Dan Retribusi Parkir Dalam
Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (Pad) Di Kota Tasikmalaya Tahun
2004-2013
Asep Yusup Hanapia, Sani Widia Maulani…………………………………………………..
1087 - 1103
Pengaruh Tenaga Kerja, Tingkat Pendidikan, Inflasi Dan Investasi Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat Tahun 2004-2013
Jumri, Iis Surgawati, Ripan Nurdinsa…………………………………………………………..
1104 -1122
Pengaruh Investasi, Inflasi Dan Bi Rate Terhadap Penerimaan Pajak
Penghasilan Di Indonesia Periode 2002-2013
Dwi Hastuti L.K, Ade Komaludin1 Yuga Pebrian Surya………………………………….
112 - 1143
Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Dan Pendapatan Asli Daerah (Pad)
Terhadap Indeks Daya Beli Kota Tasikmalaya Periode 2004-2013
Encang Kadarisman, Nanang Rusliana, Dadan Ramdan K…………………………….
1123 - 1160
Pengaruh Investasi (Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto - Pmtdb)
Dan Belanja Modal Terhadap Laju Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia
1161 - 1174
Periode 1999 –2013
Chandra Budhi L.S, Noneng Masitoh, Desta Renggana Putra……………………….
Pengaruh Utang Luar Negeri, Penanaman Modal Asing Dan Inflasi
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Priode 2001-2014
Apip Supriadi, Gusti Tia Ardiani , Iriyanto…………………………………………………….
ii
1175_1194
ISSN : 2301-8828
Jurnal Ilmu Ekonomi
Volume 5, Nomor 2, Juli – Desember 2015
Pengantar Redaksi
Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan ke hadhirat Allah SWT.
Penerbitan jurnal ini diharapkan dapat mendorong dosen dalam melakukan
penelitian sehingga dapat menunjang dalam peningkatan kualitas penelitian
maupun kualitas akademik.
Semoga Jurnal Ilmu Ekonomi (JIE) ini dapat memberikan manfaat kepada
pembaca, Amiin
Tasikmalaya, Nopember 2015
Dewan Penyunting
iii
JIE
ii
PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN SUKU BUNGA TERHADAP
INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TAHUN 1994 – 2013
(The Effect of Inflation Rates, Exchage Rates and Interest Rates, on
Composite Stock Price Index during the Period of 1994 – 2013)
Aso Sukarso1, Andi Rustandi1, Reki Nurfadhil Somantri 2
Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi
ABSTRACT
The purpose of this study was to know the effect of inflation rates, exchange
rates, interest rates, on composite stock price index during the period of 1994–
2013 (partially and simultaneously). The tools of the analysis used in this study
were multiple linear regression method and its tests (t-test and F-test). The
research concluded that inflation rates and exchange rates have a positive
significant effect on composite stock price index; while interest rates has a negative
significant effect on composite stock price index. On the other hand,
simultaneously, (by using F-test) study concluded that inflation rates, exchange
rates and interest rates, have a significant effect on composite stock price index
during the period of 1994-2013.
Keywords : Inflation rates, exchange rates, interest rates, and composite stock
price index
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh inflasi, nilai tukar
dan suku bunga secara individu terhadap indeks harga saham gabungan tahun
1994 – 2013. Dan mengetahui pengaruh inflasi, nilai tukar dan suku bunga secara
bersama – sama terhadap indeks harga saham gabungan tahun 1994 – 2013.
Metode pada penelitian ini menggunakan Metode Regresi Linear
Berganda. Uji hipotesis menggunakan pengujian secara parsial (uji t) dan simultan
(uji F) .Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah inflasi, nilai tukar, suku
bunga dan indeks harga saham gabungan tahun 1994 – 2013
Hasil dengan menggunakan uji parsial (Uji t) adalah inflasi mempunyai
korelasi positif dan signifikan terhadap indeks harga saham gabungan, nilai tukar
mempunyai korelasi positif dan signifikan terhadap indeks harga saham gabungan.
suku bunga mempunyai korelasi negatif dan signifikan terhadap indeks harga
saham gabungan, Dan hasil dengan menggunakan uji simultan (Uji F) adalah
Inflasi, suku bunga dan nilai tukar berpengaruh signifikan terhadap indeks harga
saham gabungan.
Kata kunci : Tingkat inflasi, nilai tukar, suku bunga, dan indeks harga saham
gabungan
1
2
Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi
Alumni Prodi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi
PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS
HARGA SAHAM GABUNGAN TAHUN 1994 – 2013
Aso Sukarso, Noneng Masitoh, Reki Nurfadhil Somantri
PENDAHULUAN
indikator
Latar Belakang
ekonomi makro juga bersifat fluktuatif.
ini,
pasar
rmodal,
indikator
Proses globalisasi akhir-akhir
Adanya krisis ekonomi global
menyebabkan sebagian besar
memiliki dampak yang cukup signifikan
negara
menaruh
perhatian
besar
terhadap
kondisi
pasar
modal
terhadap pasar modal karena memiliki
Indonesia. Krisis ekonomi global yang
peran
ketahanan
lebih populer disebut krisis ekonomi
ekonomi suatu negara. Pasar modal
keuangan yang terjadi di Amerika
yang ada di Indonesia merupakan
jelas-jelas memberikan pengaruh yang
pasar
cukup signifikan bagi sebagian besar
penting
yang
(emerging
bagi
sedang
yang
dalam
negara termasuk negara yang sedang
sangat
rentan
berkembang seperti Indonesia. Hal
makroekonomi
tersebut disebabkan karena sebagian
market)
perkembangannya
terhadap
kondisi
secara
umum.
berkembang
Untuk
melihat
besar
tujuan
ekspor
Indonesia
perkembangan pasar modal Indonesia
dilakukan di pasar Amerika dan tentu
salah
satu
digunakan
Saham
indikator
adalah
Gabungan
yang
sering
saja hal ini sangat mempengaruhi
Indeks
Harga
terhadap kondisi perekonomian di
(IHSG),
yang
Indonesia.
Salah
yang
paling
merupakan salah satu indeks pasar
berpengaruh dari krisis ekonomi global
saham yang digunakan oleh Bursa
yang terjadi diAmerika adalah nilai
EfekIndonesia (BEI). Indikator pasar
tukar
modal ini dapat berfluktuasi seiring
terdepresiasi terhadap dolar Amerika,
dengan perubahan indikator-indikator
Indeks
makro yang ada. Seiring dengan
(IHSG) yang semakin merosot, dan
rupiah
Harga
yang
Saham
semakin
Gabungan
1069
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 4, no 2, Juli – Desmber 2015
tentu saja kegiatan ekspor Indonesia
merupakan salah satu dampak yang
yang terganjal dan terhambat akibat
paling nyata dan pertama kalinya
berkurangnya permintaan dari pasar
sepanjang sejarah, yang tentunya
Amerika
dapat merefleksikan betapa besar
itu
sendiri.
Selain
itu
penutupan selama beberapa hari serta
dampak
dari
penghentian sementara perdagangan
bersifat
global
saham di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Mauliano,2009: 2).
Tahun
Tabel 1 menunjukkan bahwa
Harga
ini
(Deddy
yang
Azhar
Tabel 1
Indeks Harga Saham Gabungan
Indeks harga saham gabungan (indeks)
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
Sumber Bursa Efek Indonesia
Indeks
permasalahan
Saham
Gabungan
677
416
392
425
692
1000
1162
1806
2746
1355
2534
3703
1999, ekonomi Indonesia mengalami
pertumbuhan
sebesar
1,8%
(IHSG) mengalami peningkatan karena
dibandingkan tahun 1998 sebesar -
di dukung kondisi makro yang cukup
13,2% dengan tingkat inflasi menurun
stabil. Hal ini tidak terlepas dari
tajam
pengaruh
dibandingkan dengan tingkat inflasi
terbentuknya
pemerintah
menjadi
sebesar
baru yang legitimate dan diharapkan
pada tahun sebelumnnya
dapat menciptakan stabilitas politik dan
Indeks
ekonomi yang lebih baik.Dalam tahun
1070
Harga
Saham
2,01%
sehingga
Gabungan
PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS
HARGA SAHAM GABUNGAN TAHUN 1994 – 2013
Aso Sukarso, Noneng Masitoh, Reki Nurfadhil Somantri
(IHSG) pada tahun 1999 mengalami
olehfaktor
ekonomi
maupun
non
kenaikan yaitu sebesar 677.
ekonomi. Faktor ekonomi terutama
mengalami
akibat melemahnya nilai tukar, dan
peningkatan pada tahun 1999, pada
melemahnya kinerja bursa regional.
tahun 2000 Indeks Harga Saham
Sementara faktor non ekonomi yang
Gabungan (IHSG) kembali mengalami
mempengaruhi melemahnya Indeks
penurunan menjadi 416 poin dan pada
Harga
tahun 2001 mengalami penurunan
terutama
bersumber
kembali menjadi 392 poin. Penurunan
meningkatnya
kekhawatiran
Indeks
Harga
terhadap stabilitas keamanan dan
(IHSG)
tersebut
Setelah
Saham
Gabungan
dipengaruhi
baik
Saham
Gabungan(IHSG)
dari
pasar
politik selama 2001.
NILAI TUKAR
13,500
13,000
12,500
NILAI TUKAR
12,000
11,500
11,000
2008
2009
2010
2011
2012
Gambar 1 Kurs (nilai tukar) Rp terhadap Dolar Amerika
Sumber Bank Indonesia
menunjukkan
dibanding tahun sebelumnya, namun
bahwa kurs rupiah terhadap dolar
pada tahun 2012 nilai rupiah melemah
mengalami fluktuasi. Tahun 2010 nilai
kembali. Sejak memasuki tahun 2010,
rupiah
kurs
Gambar
menguat
1
terhadap
dolar
rupiah
relatif
stabil
dengan
1071
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 4, no 2, Juli – Desmber 2015
mengarah penguatan. Sejalan dengan
sebelumnya. Jadi meningkatnya nilai
penguatan kurs rupiah kinerja pasar
tukar (Rp) terhadap doalar amerika ini
modal juga menunjukkan perbaikan
akan
dimana pada akhir 2010,Indeks Harga
berdampak
Saham Gabungan (IHSG) di Bursa
investor dalam bursa indeks harga
Efek Indonesia (BEI) mencapai 3703
saham gabungan (IHSG) ini.
mengalami
negatif
kerugian
atau
terhadap
para
poin dibandingkan dengan akhir tahun
Tabel 2
Perkembangan Suku Bunga
Tahun
Suku Bunga BI Rate (%)
2008
9.25
2009
6.25
2010
6.25
2011
6.00
2012
5.75
Sumber Bank Indonesia
Terkendalinya
laju
inflasi
memberi ruang gerak bagi penurunan
sukubunga. Suku bunga mulai turun
pencerminan harga saham akan makin
meningkat.
Menurut
Elton
dan
Gerber
dari 9.25% pada tahun 2008 menjadi
dalam Gede (2006: 4), return saham
6.25% pada tahun 2009. Makin rendah
akan dipengaruhi oleh indeks pasar
tingkat suku bunga sampai batas
dan faktor-faktor makro seperti tingkat
tertentu maka orang akan cenderung
inflasi, tingkat suku bunga, serta
mencari alternatif investasi lain yang
pertumbuhan
dianggap
Salah
pemodal perlu melakukan penelitian
saham,
terhadap kondisi perekonomian dan
sehingga kian rendah tingkat suku
implikasinya terhadap pasar modal.
bunga
Saham
Variabel ekonomi yang berpengaruh
sebagai
terhadap IHSG di Indonesia, adalah
satunya
menguntungkan.
beralih
,
Gabungan
1072
Indeks
investasi
Harga
(IHSG)
ekonomi,
sehingga
PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS
HARGA SAHAM GABUNGAN TAHUN 1994 – 2013
Aso Sukarso, Noneng Masitoh, Reki Nurfadhil Somantri
tingkat suku bunga domestik yang
maka tujuan yang ingin dicapai dari
diwakili oleh tingkat inflasi, suku bunga,
pelaksanaan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui Inflasi,
dan nilai kurs (Sjahrir: 1995: 58).
Berdasarkan
Penulis
uraian
bermaksud
penelitian
diatas,
nilai tukar dan suku bunga
mengadakan
terhadap
dengan judul,”Pengaruh
Indeks
Harga
2. Untuk mengetahui Inflasi,
Saham
nilai
Gabungan”.
tukar,
Tujuan Penelitian
Sesuai
dengan
yang
bersama-sama
terhadap
telah
identifikasi
Indeks
Harga
Saham Gabungan.
dikemukakan
KERANGKA PEMINGKIRAN
Berdasarkan uraian di atas, hubungan
Dalam penelitian ini, dilakukan
terhadap
suku
bunga,Inflasi berpengaruh
secara
masalah
Harga
Saham Gabungan.
Inflasi, Nilai Tukar, Suku Bunga,
terhadap
Indeks
3
(tiga)
variabel
makroekonomi
yang
diduga
masing-masing variabel independen
(variabel
makroekonomi)
terhadap
IHSG dapat dijelaskan sebagai berikut:
Menurut
berpengaruh terhadap Indeks Harga
Mohamad
Samsul
Saham Gabungan (IHSG) di Bursa
(2006: 202), perubahan satu variabel
Efek
variabel
makro ekonomi memiliki dampak yang
diprediksikan
berbeda terhadap harga saham, yaitu
berpengaruh terhadap Indeks Harga
suatu saham dapat terkena dampak
Saham
positif
Indonesia.
makroekonomi
Adapun
yang
Gabungan
(IHSG)
adalah
inflasi, nilai tukar, tingkat suku bunga.
sedangkan
saham
lainnya
terkena dampak negatif. Misalnya,
1073
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 4, no 2, Juli – Desmber 2015
perusahaan yang berorientasi impor,
terhadap
depresiasi kurs rupiah terhadap dolar
Gabungan
Amerika yang tajam akan berdampak
penelitian
negatif
Ocktavilia membuktikan bahwa nilai
terhadap
perusahaan.
harga
Sementara
saham
itu,
tukar
Indeks
Harga
(IHSG).
yang
rupiah
Sedangkan
dilakukan
berpengaruh
perusahaan yang berorientasi ekspor
terhadap
Indeks
akan menerima dampak positif dari
Gabungan (IHSG).
Saham
Harga
Shanty
positif
Saham
Selanjutnya Kenaikan tingkat
depresiasi kurs rupiah terhadap dolar
Amerika. Ini berartiharga saham yang
suku
terkena
akan
beban perusahaan(emiten) yang lebih
mengalami penurunan di Bursa Efek
lanjut dapat menurunkan harga saham.
Indonesia
Kenaikan ini juga potensial mendorong
dampak
negatif
(BEI),
sementara
bunga
dapat
perusahaan yang terkena dampak
investor
positif akan mengalami kenaikan harga
pasar uang atau tabungan maupun
sahamnya. Selanjutnya, Indeks Harga
deposito sehingga investasi di lantai
Saham Gabungan (IHSG) juga akan
bursa turun dan selanjutnya dapat
terkena dampak negatif atau positif
menurunkan harga saham. Hal ini telah
tergantung
dibuktikan oleh Lee (1992: 23) maupun
pada
kelompok
yang
terdahulu
dananya
ke
Sitinjak dan Kurniasari bahwa tingkat
dominan dampaknya.
Penelitian
mengalihkan
meningkatkan
yang
bunga berpengaruh negatif terhadap
dilakukan oleh Theresia Puji Rahayu
Indeks
Harga
(2002), Gede Budi Satrio dalam jangka
(IHSG).
Saham
Gabungan
pendek (2006) serta Dedy Pratikno
Inflasi adalah kecenderungan
(2006) telah membuktikan bahwa nilai
dari harga-harga untuk naik secara
tukar
umum dan terus menerus. Kenaikan
1074
rupiah
berpengaruh
negatif
PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS
HARGA SAHAM GABUNGAN TAHUN 1994 – 2013
Aso Sukarso, Noneng Masitoh, Reki Nurfadhil Somantri
harga dari satu / dua barang saja tidak
Perdagangan Besar (Wholesale Price
disebutinflasi, kecuali bila kenaikan
Index), dan GNP Deflator.
tersebut
(mengakibatkan
besar
kepada
Sirait dan D. Siagian (2002:
kenaikan)sebagian
227), mengemukakan bahwa kenaikan
meluas
dari
lainnya
harga
(Boediono,
155).Samuelson
menyatakan
adalah
barang-barang
1999:
(1995:
bahwa
tingkat
meningkatnyaarah
572)
inflasi
barang
inflasi dapat menurunkan capital gain
yang
menyebabkan
berkurangnya
keuntungan yang diperoleh investor. Di
sisi
perusahaan,
peningkatan
terjadinya
inflasi,
dimana
secara umum yang berlaku dalam
peningkatannya
suatu
dibebankan kepada konsumen, dapat
perekonomian.
inflasi(prosentase
Tingkat
pertambahan
menurunkan
tidak
tingkat
dapat
pendapatan
kenaikan harga) berbeda dar suatu
perusahaan. Hal ini berarti resiko yang
periode satu keperiode lainnya, dan
akan dihadapi perusahaan akan lebih
berbeda pula dari satu negara ke
besar untuk tetap berinvestasi dalam
negara lainnya (Sadono,2002: 15).
bentuksaham, sehingga permintaan
Kenaikan barang ini dapat diukur
terhadap saham menurun. Inflasi dapat
dengan
menurunkan
menggunakan
indeks
keuntungan
suatu
harga.Beberapa indeks harga yang
perusahaan sehingga sekuritas
sering digunakan untuk mengukur
pasar modal menjadi komoditi yang
inflasi antara lain:Indeks biaya hidup,
tidak menarik. Hal ini berarti inflasi
Indeks Harga Konsumen (Consumer
memiliki
Price
dengan return saham.
Index),
IndeksHarga
hubungan
yang
di
negatif
Inflasi
1075
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 4, no 2, Juli – Desmber 2015
Indeks Harga
Saham Gabungan
(IHSG)
Nilai tukar (kurs)
US$
Suku Bunga
Gambar 2 Kerangka Penelitian
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
series) dari tahun 1994 sampai dengan
Objek Penelitian
tahun 2013.
Dalam penelitian ini terdiri dari
variable terikat dan variable bebas.
Dimana
indeks
harga
saham
Jenis Data dan Sumber Data
Jenis
data
yang
digunakan
gabungan adalah variabel terikat (Y),
dalam
suku bunga, inflasi dan nilai tukar
sekunder
(kurs) sebagai variable bebas (X),
diperoleh dari berbagai dokumen
variable–variabel tersebut merupakan
resmi Badan Pusat Statistik (BPS)
objek dari penelitian ini.
beberapa edisi. Laporan Bulanan,
penelitian
Triwulanan
Metode Penelitian
digunakan
adalah
dan
time
data
series
Tahunan
di Indonesia Dan Bank Indonesia.
metode
kuantitatif. Data dalam penelitian ini
merupakan data runtun waktu (time
1076
berbentuk
adalah
yang
diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik
Dalam penelitian ini metode
yang
ini
Metode Analisis
PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS
HARGA SAHAM GABUNGAN TAHUN 1994 – 2013
Aso Sukarso, Noneng Masitoh, Reki Nurfadhil Somantri
Teknik
analisis
data
yang
besar
variabel-variabel
digunakan dalam penelitian ini adalah
mempengaruhi
analisis
Adapun
regresi
linier
berganda.
Tujuannya untuk mengukur seberapa
independen
variabel
persamaan
dependen.
linear
regresi
berganda, sebagai berikut :
logYt = β0 + β1X1+ β2logX2+ β3X3+ e .........................
X1
= inflasi
LogX2
= nila tukar
X3
= suku bunga
logY
= Indeks Harga Saham Gabungan
e
= variabel gangguan
Kemudian
setelah
diperoleh
Dari hasil pengolahaan data
persamaan, dilakukan uji asumsi
didapat
persamaan
klasik dan uji t serta uji F.
bentuk
persamaan
HASIL DAN PEMBAHASAN
sebagai berikut :
regresi
dalam
ekonometrika
Hasil Penelitian
LogYt = 4.154140 + 0.042214 X1 + 0.479131 logX2 - 0.164718 X3
t-statistik
(2.275732)
R-Squared
(0.744673)
F Statistik
(15.55491)
(1.896572)
(-3.569334)
di
variabel bebas terhadap variabel tetap
atas, diketahui bahwa koefisien tiap
yaitu variabel indeks harga saham
variabel bebas adalah 0.042214 untuk
gabungan,
variabel
menganalisisnya
Berdasarkan
variabel
inflasi,
nilai
persamaan
0.479131
tukar,dan
untuk
-0.164718
untuk variabel suku bunga. Yang
parameter
maka
dan
melalui
pengujian
penulis
beberapa
sebagai
berikut:
dimaksud koefisien dalam penelitian ini
adalah
besarnya
pengaruh
tiap
Uji t Statistik
1077
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 4, no 2, Juli – Desmber 2015
Uji t dilakukan untuk menguji
probabilitasnya lebih besar dari 0.1
tingkat signifikansi pengaruh variabel
maka pengaruhnya tidak signifikan.
bebas terhadap variabel terikat secara
Adapun cara ke dua untuk menguji tes
parsial. Berdasarkan hasil regresi,
signifikasinya dengan cara mengukur t
penulis dapat menarik kesimpulan
tabel dengan t statistic pada hasil
bahwa pada level of significance 10%
regresinya, apabila t-statistic lebih
variabel inflasi, nilai tukar, suku bunga
besar dari t tabel maka pengaruhnya
berpengaruh
adalah
signifikan
terhadap
signifikan,
begitu
pula
variabel terikat yaitu indeks harga
sebaliknya apabila t-statistic lebih kecil
saham gabungan.
dari t tabel maka pengaruhnya tidak
Hal ini dapat diketahui dari nilai
signifikan.
Adapun
besar
probabilitasnya, apabila lebih kecil dari
probabilitasnya masing-masing adalah
0.1 berarti pengaruhnya signifikan,
sebagai berikut :
begitu pula sebaliknya apabla nilai
Tabel 3
Hasil Uji t Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar, Suku Bunga, terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan Tahun 1994-2013
Variabel Independen
Inflasi (X1)
Nilai Tukar (X2)
Suku Bunga (X3)
Taraf Nyata
Probabilitas
Signifikansi
10%
10%
10%
0.0370
0.0761
0.0026
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 7
Tabel 4
Hasil Uji t tabel pada α 10%
Variabel Independen
Inflasi (X1)
Nilai Tukar (X2)
Suku Bunga (X3)
Titik persentase distribusi t
pada α 10%
1.72472
1.72472
1.72472
Probabilitas (tstatistik)
2.275732
1.896572
3.569334
Signifikansi
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 7
Uji F Statistik
Untuk melihat apakah variabel
bebas mempunyai pengaruh secara
bersama
terikat,
sama
dapat
terhadap
variabel
diketahui
dengan
pengujian secara keseluruhan yaitu
1078
melalui perbandingan ๐น๐นโ„Ž๐‘–๐‘–๐‘–๐‘–๐‘–๐‘–๐‘–๐‘–๐‘–๐‘– dengan
๐น๐น๐‘ก๐‘ก๐‘ก๐‘ก๐‘ก๐‘ก๐‘ก๐‘ก๐‘ก๐‘ก pada persamaan yang telah
dijelaskan diatas.
Dari
hasil
perhitungan
diperoleh ๐น๐นโ„Ž๐‘–๐‘–๐‘–๐‘–๐‘–๐‘–๐‘–๐‘–๐‘–๐‘– adalah 15.55491
dengan ๐น๐น๐‘ก๐‘ก๐‘ก๐‘ก๐‘ก๐‘ก๐‘ก๐‘ก๐‘ก๐‘ก pada taraf nyata 10%
PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS
HARGA SAHAM GABUNGAN TAHUN 1994 – 2013
Aso Sukarso, Noneng Masitoh, Reki Nurfadhil Somantri
adalah
2.46
Berdasarkan
Hasil
perhitungan diatas, maka dapat dilihat
๐น๐นโ„Ž๐‘–๐‘–๐‘–๐‘–๐‘–๐‘–๐‘–๐‘–๐‘–๐‘– >๐น๐น๐‘ก๐‘ก๐‘ก๐‘ก๐‘ก๐‘ก๐‘ก๐‘ก๐‘ก๐‘ก atau
bahwa
15.55491>2.46
artinya
bahwa
pengaruh Variabel Inflasi , Nilai Tukar ,
variable
indeks
harga
saham
gabungan
sebesar
74,47%.
Sedangkan
sisanya
(25,53%)
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
dianalisis dalam model regresi.
Suku Bunga terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan Periode 1994-2013
Uji Asumsi Klasik
secara
Uji Autokolerasi
bersama
sama
adalah
signifikan.
Uji
mengetahui
hubungan
ini
dilakukan
ada
korelasi
untuk
atau
tidaknya
antar
variabel
dalam suatu model , adapun hasilnnya
Koefisien Determinasi (R2)
sebagai berikut :
Nilai R2 (koefisien determinasi)
Pada regresi pengaruh inflasi,
menunjukkan seberapa besar variabel
nilai tukar, suku bunga terhadap indeks
independen
harga saham gabungan tahun 1994-
berpengaruh
terhadap
2
variabel dependen. Nilai R berkisar
2013 dengan nilai degree of freedom
antara 0 - 1. Nilai R2 makin mendekati
(df) sebesar 80 – 4 = 76 dan
0 maka pengaruh semua variabel
menggunakan α = 10 persen maka
independen
diperoleh
terhadap
variabel
nilai
χ2
tabel
sebesar
dependen makin kecil dan sebaliknya
92.16617. Dibandingkan dengan nilai
nilai R2 makin mendekati 1 maka
Obs*Rsquared Breusch-Godfrey (BG)
pengaruh semua variable independen
Test
terhadap variabel dependen makin
8.209901, maka nilai Obs*Rsquared
besar. Dari hasil regresi diketahui
Breusch-Godfrey (BG) Test lebih kecil
bahwa
nilai
2
R
adalah
0.744673,
hasil
regresi
yaitu
sebesar
dibandingkan nilai χ2 tabel, sehingga
yang berarti variasi variabel inflasi
dapat
(β1X1),
regresi persamaan tersebut bebas dari
nilai
suku bunga
tukar
(β3X3)
F-Statistic
Obs*R-squared
(β2X2),
dan
mempengaruhi
disimpulkan
bahwa
model
gejala autokorelasi.
Tabel 5
Hasil Uji Autokorelasi
4.874370 Prob F
8.209901 Prob.Chi-Square
0.0247
0.0165
1079
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 4, no 2, Juli – Desmber 2015
Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 7
maka
dapat
menganalisis
multikolinearity test dengan melihat
Uji Multikolinieritas
nilai tolerance dan nilai Variance
Multikolinieritas
menunjukan
gejala adanya hubungan linier atau
hubungan yang pasti diantara variabel
bebas dalam model regresi. Untuk
mengetahui ada atau tidak adanya
Inflation
Factor
dikatakan
(VIF).
dikatakan
Variabel
mempunyai
masalah multikolinearitas apabila nilai
tolerance lebih kecil dari 0,1 atau nilai
VIF lebih besar dari 10.
multikolinieritas dalam model regresi
VIF =
1
1−๐‘…๐‘… 2
VIF > 10 Terjadi multikolinearitas
VIF < 10 Tidak terjadi multikolinearitas
Tabel 6
Nilai VIF
INF
LOG(KURS)
SB
INF
0.000000
1.000012
4.586760
LOG(KURS)
1.000012
0.000000
1.091701
SB
4.586760
1.091701
0.000000
Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 7
Berdasarkan hasil tabel VIF di atas
mengetahui
ada
atau
tidaknya
bahwa nilai Variance Inflation Faktor
heteroskedastisitas, maka nilai R2
(VIF) yang tidak lebih dari sepuluh
dibandingkan dengan nilai tabel Chi-
berarti tidak terjadi multikolinearitas.
Square (χ2) dengan besarnya df adalah
76. Jika Obs*R squared lebih kecil dari
Uji Heteroskedastis
Heteroskedastisitas
apabila
variabel
terjadi
gangguan
tidak
mempunyai varians yang sama untuk
semua observasi. Untuk mendeteksi
ada
atau
tidaknya
heteroskedastisitas
masalah
adalah
dengan
cara meregresikan residual kuadratnya
terhadap
1080
fitted
kuadratnya.
Untuk
nilai
tabelnya
maka
tidak
terjadi
heteroskedastisitas.
Berdasarkan
hasil
residual
kuadratnya terhadap fitted kuadrat
maka
diperoleh
Obs*R
squared
12.27390 yang nilainya lebih kecil dari
nilai tabel Chi-Square (χ2) dengan α =
10% dan df = 76 sebesar 92.16617,
PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS
HARGA SAHAM GABUNGAN TAHUN 1994 – 2013
Aso Sukarso, Noneng Masitoh, Reki Nurfadhil Somantri
berarti tidak terjadi heteroskedastisitas
karena 92.16617 > 12.27390
.
Tabel 7
Hasil Uji Heteroskedasticity Test : White
F Statistic
1.765143 Prob. F
Obs*R-Square
12.27390 Prob Chi-Square
Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 7
Uji Normalitas
pengujian ini nilai jarque-bera sebesar
Untuk
residualnya
1,743387 lebih kecil dari nilai ๐‘ฅ๐‘ฅ 2 tabel
mengetahui
berdistribusi
normal
sebesar
adalah dengan membandingkan nilai
Jarque-Bera dengan ๐‘ฅ๐‘ฅ
7
2
92.16617yang
tabel .Pada
Series: Residuals
Sample 1994 2013
Observations 20
5
4
3
2
1
-0.75
-0.50
berarti
memenuhi asumsi Normalitas
6
0
-1.00
0.1943
0.1983
-0.25
0.00
0.25
Mean
Median
Maximum
Minimum
Std. Dev.
Skewness
Kurtosis
-1.22e-16
0.120552
0.621643
-0.773443
0.457590
-0.455193
1.876051
Jarque-Bera
Probability
1.743387
0.418243
0.75
0.50
Gambar 3 Hasil Uji Normalitas
Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 7
Berdasarkan
Pembahasan
hasil
regresi
diketahui bahwa inflasi di indonesia
yang diukur menggunakan persen
Pengaruh inflasi, nilai tukar, suku
bunga terhadap indeks harga saham
gabungan.
memberikan korelasi positif dengan
koefisien
berarti
Inflasi
sebesar
bahwa
0.042214
yang
peningkatan Inflasi
sebesar 1 persen akan meningkatkan
indeks
harga
saham
gabungan
1081
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 4, no 2, Juli – Desmber 2015
sebesar 0.042214. Hal ini mempunyai
para investor untuk berinvestasi di
hubungan
positif
Indonesia
signifikan
variabel Inflasi
dengan
tingkat
sebesar
yang
tercermin
dari
kecenderungan kenaikan indeks harga
0.0370 yang artinya variabel inflasi
saham
signifikan
berpendapat bahwa return saham
pada
α
10%.
Dengan
gabungan.
sebagai
terhadap
ekspektasi inflasi terhadap penawaran
harga
saham
yang
(1992)
demikian, variabel inflasi berpengaruh
indks
sinyal
Lee
merubah
uang dan ekspektasi aktivitas riil, hasil
gabungan.
Hasil ini tidak sesuai dengan
penelitian ini mendukung pernyataan
hipotesis, karena iklim investasi dalam
Lee
beberapa
berpengaruh
dekade
terakhir
(1992)
bahwa
inflasi
positif
terhadap
menunjukkan kondisi baik. Kebijakan
pergerakan
moneter
dengan
keseluruhan apabila inflasi diimbangi
menekan volatilitas inflasi menjadikan
dengan pertumbuhan sektor riil. Jadi
perekonomian
bisa
pada saat terjadi inflasi nilai mata uang
dikatakan tumbuh kokoh sehingga
rupiah mengalami penurunan hal ini
aktivitas investasi di pasar modal tidak
akan
mengalami
masyarakat untuk memegang uang
dengan
dari
pemerintah
Indonesia
kelesuan,
rata-rata
didukung
kenaikan
indeks
harga
dapat
saham
berdampak
secara
keengganan
tunai. Untuk mengurangi kelebihan
uangnya masyarakat enggan untuk
harga saham gabungan.
perekonomian
membeli barang dan jasa karena
yang diterbitkan dunia, menyatakan
terjadinya inflasi, sehingga langkah
adanya peningkatan jumlah warga
yang di lakukan masyarakat dengan
kelas menengah sehingga diyakini
cara membeli surat berharga. Dan
dapat
meningkatnya
Dari
laporan
meningkatkan
dukungan
pembelian
surat
permintaan dan pertumbuhan di masa
berharga maka akan meningkatkan
depan. Bagi pasar modal, kondisi
harga saham ini. Maka
konsumsi
tingkat Inflasi akan berpengaruh positif
ini
menjadi
pendorong
pertumbuhan perekonomian sehingga
terhadap
dapat bertahan dari imbas krisis global.
gabungan,
Dengan
Perkembangan
Indonesia
dalam
demikian
pasar
modal
beberapa
di
tahun
terakhir memberikan sinyal positif bagi
1082
indeks
tingginya
harga
kemudian
saham
sebaliknya
apabila rendahnya tingkat inflasi akan
berpengaruh negatif terhadap indeks
harga
saham
penelitian ini.
gabungan,
dalam
PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS
HARGA SAHAM GABUNGAN TAHUN 1994 – 2013
Aso Sukarso, Noneng Masitoh, Reki Nurfadhil Somantri
kenaikan nilai mata uang domestik
Nilai Tukar
terhadap mata uang asing. Dalam
Hasil dari perhitungan yang
dilakukan
Eviews
dengan
7,
menggunakan
menunjukkan
koefisien
pendekatan
tradisional
terdapat
hubungan positif antara nilai tukar
dengan harga saham. Nilai tukar
regresi variabel nilai tukar berpengaruh
mempengaruhi
dan
terhadap
perusahaan karena sebagai akibat
indeks harga saham gabungan dengan
perubahan nilai tukar pendapatan dan
koefisien
biaya
berhubungan positif
berarti
sebesar
bahwa
0.479131
yang
kompetitifnya
perusahaan
juga
suatu
berubah,
peningkatan indeks
sehingga harga saham juga bisa
harga saham gabungan sebesar 1
berubah seiring dengan perubahan
persen
operasional perusahaan.
akan
meningkatkan
harga
saham sebesar 0.479131. Maka hal ini
Pengaruh
positif
ini
berarti
tidak sesuai dengan hipotesis yaitu
bahwa nilai tukar melemahkan mata
mempunyai hubungan positif dengan
uang rupiah, karena nilai tukar rupiah
tingkat signifikan variabel nilai tukar
melemahnya ini mengakibatkan dari
sebesar 0.0761 yang artinya variabel
tingginya
nilai tukar signifikan pada α 10%.
masyarakat tidak ingin untuk membeli
Dengan demikian, variabel nilai tukar
barang dan jasa. Maka berdampak
berpengaruh terhadap indeks harga
kepada masyarakat buruknya nilai
saham gabungan.
tukar ini enggan untuk memegang
Dari
hasil
penelitian
diatas
mata
tingkat
uang
inflasi
sehingga
rupiah
sehingga
dapat dilihat bahwa hasil tidak sesuai
masyarakat berpilih untuk membeli
dengan hipotesis, karena kebijakan
surat
moneter dan nilai tukar mata uang
meningkatkan indeks harga saham
mempengaruhi prilaku investor dalam
gabungan,
dan
memutuskan investasi pada pasar
masyarakat
banyak
modal. Perubahan nilai tukar menurut
menanamkan modal atau berinvestasi
Khrugman
di saham di bandingkan masyarakat
dibedakan
dan
Obstfeld
menjadi
dua
(2000)
yaitu
berharga
sehingga
pada
akan
akhirnya
untuk
berpilih
untuk membeli sebuah barang.
depresiasi dan apresiasi. Depresiasi
adalah penurunan nilai mata uang
domestik terhadap mata uang asing,
sedangkan apresiasi sebaliknya yaitu
Suku Bunga
Berdasarkan
diketahui
bahwa
hasil
suku
regresi
bunga
di
1083
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 4, no 2, Juli – Desmber 2015
Indonesia yang diukur menggunakan
investor akan memiliki peluang yang
persen memberikan korelasi negatif
lebih untuk berinvestasi di pasar modal
dan signifikan terhadap indeks harga
dari pada berinvestasi pada deposito
saham gabungan dengan koefisien
atau tabungan.
Dengan
sebesar 0.164718 yang berarti bahwa
demikian
tingkat
bunga
bunga dapat mempengaruhi indeks
sebanyak 1 persen akan menurunkan
harga saham gabungan. Oleh karena
indeks
gabungan
itu Bank Indonesia harus berhati-hati
sebesar 0.164718, dengan tingkat
dalam mengeluarkan kebijakan suku
signifikan variabel suku bunga sebesar
bunga.
kenaikan
koefisien
harga
suku
saham
0.0026 yang artinya variabel suku
bunga signifikan pada α 10%.
Hasil
ini
sesuai
KESIMPULAN
dengan
Kesimpulan
hipotesis yg dibuat, ini menunjukan
Tujuan utama dari penelitian ini
hubungan suku bunga terhadap indeks
adalah untuk mengetahui pengaruh
harga
inflasi, nilai tukar, dan suku bunga
saham
gabungan.
Ditunjuk
dengan adanya hubungan yang negatif
terhadap
dan signifikan dari hubungan suku
gabungan
bunga terhadap indeks harga saham
Berdasarkan
gabungan. Hal ini sesuai dengan
perhitungan
pandangan klasik dimana tabungan
penelitian dapat menarik kesimpulan
merupakan
sebgai berikut:
fungsi
bunga.dimana
masyarakat
dipengaruhi
dari
tingkat
tingginya
minat
untuk
oleh
menabung
tingginya
tingkat
bunga. Artinya pada tingkat bunga
yang lebih tinggi, masyarakat akan
indeks
harga
tahun
1994-2013.
hasil
dan
penelitian,
pembahasan,
1. Variabel inflasi memiliki pengaruh
positif
dan
variable
signifikan
indeks
2. Nilai tukar memiliki pengaruh positif
investasinya masa sekarang guna
harga saham gabungan.
dapat
menggunakan
Investor
suku
bunga
signifikan
negatif
dan
variabel
pengambilan
gabungan.
investasi.
Apabila suku bunga menurun maka
1084
terhadap
indeks
3. Suku bunga memiliki pengaruh
sebagai bahan pertimbangan dalam
keputusan
saham
gabungan.
dan
tabungannya.
terhadap
harga
lebih tertarik untuk mengorbankan
menambah
saham
signifikan
indeks
harga
terhadap
saham
PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS
HARGA SAHAM GABUNGAN TAHUN 1994 – 2013
Aso Sukarso, Noneng Masitoh, Reki Nurfadhil Somantri
4. Disimpulkan
bahwa
secara
ketiga
variabel
bersama-sama
terhadap
indeks
harga
saham
gabungan.
bebas berpengaruh secara simultan
DAFTAR PUSTAKA
Azis, Musdalifah. 2011. Pengaruh
Inflasi, Suku bunga dan Kurs
Terhadap IHSG di BEI.Jurnal
Ekonomi
Mulawarman
Samarinda.
Boediono. 1998. Ekonomi Moneter
Edisi 3. Yogyakarta : BPFE
Yogyakarta.
Erawati, Neny. 2002. Analisa
pergerakan suku bunga dan laju
ekspektasi
inflasi
terhadap
kebijakan
moneter.
Jurnal
Manajemen & Kewirausahaan.
Gujarati, Damodar dan Sumarno,
Zain. 2003. Ekometrika Dasar.
Jakarta: Erlangga.
Jatiningsih,
Musdholifah.
2007.
Pengaruh
Makroekonomi
terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan.
Krisna, Aditya, wirawati. 2008.
Pengaruh Inflasi, Nilai tukar
rupiah, Suku Bunga SBI pada
Indeks
Harga
Saham
Gabungan di Bursa Efek
Indonesia. E-Jurnal Akuntasi
Universitas Udayana.
Mauliano, Deddy Azhar. 2010.
Analisis Faktor-Faktor yang
mempengaruhi
pergerakan
IHSG di BEI. Jurnal Ekonomi
Universitas
Gunadarma
Mauliano, Deddy Azhar. 2010.
Analisis Faktor-Faktor yang
mempengaruhi
pergerakan
IHSG di BEI. Jurnal Ekonomi
Universitas Gunadarma.
Nopirin. 2009. Ekonomi Moneter
Buku I, Edisi IV, Cetakan ke 9.
Yogyakarta
:
BPFE
Yogyakarta.
Riatani,Suskim,Tambunan,Maria.
2013.
Analisis
Pengaruh
Variabel Makroekonomi dan
Indeks Global Terhadap Return
Saham. Journal Semantik
Semarang.
Sukirno, Sadono. 2000. Ekonomi
Pembangunan
Proses,
Masalah dan Dasar Kebijakan
Pembangunan. Jakarta : UIPress.
Sukirno, Sadono, 2004. Makro
Ekonomi Teori Pengantar.
Jakarta : PT Raja Grafindo
Perkasa
Sugiyono, 2006, Statistika Untuk
Penelitian, Cetakan Ketujuh,
Bandung : CV.Alfabeta.
Widoatmojo,Sawidji.2009.
Pasar
Modal Indonesia .Pengantar
dan Studi Kasus Ghalia
Indoneisa.
Yosep
Apriansyah,
Analisis
Pengaruh Kurs, Suku Bunga
Sertifikat Bank Indonesia (SBI),
Inflasi Dan Indek Nikei 225
Terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) Di Bursa
Efek Indonesia (BEI) Periode
Januari 2004 – Agustus 2013
Skripsi
Fakultas
Ekonomi
Universitas Bengkulu.
https://www.google.com/search?q=c
ontoh+skripsi+pengaruh+inflas
i+tingkat+suku+bunga+dan+nil
ai+tukar+rupiah+terhadap+ind
eks+harga+saham+gabungan
&ie=utf-8&oe=utf-8
http://www.bps.go.id/index.php/penc
arian?keywordforsearching=da
ta+inflasi&yt1=Cari
https://www.google.com/search?q=p
engertian+nilai+tukar+%28kurs
%29&ie=utf-8&oe=utf-8
1085
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 4, no 2, Juli – Desmber 2015
http://ekbis.sindonews.com/read/700
804/39/suku-bunga-inflasi-danlaju-ihsg-1356486522
https://adypato.wordpress.com/2010/
05/12/pengertian-suku-bungamenurut-beberapa-ahli/
http://www.artikelsiana.com/2015/01/
pengertian-inflasi-jenispenyebab-dampak.html
http://www.zonasiswa.com/2014/08/
pengertian-inflasi-lengkap.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Inflasi
1086
https://id.answers.yahoo.com/questi
on/index?qid=2012052916024
4AAppmpk
http://www.academia.edu/6082009/I
HSG
http://download.portalgaruda.org/arti
cle.php?article=82220&val=98
6
http://download.portalgaruda.org/arti
cle.php?article=114436&val=5
240
Download