JIE Jurnal Ilmu Ekonomi ISSN : 2301-8828 Volume 5, Nomor 2, Juli – Desember 2015 Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar, Dan Suku Bunga Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Tahun 1994–2013 Aso Sukarso, Andi Rustandi, Reki Nurfadhil Somantri Pengaruh Pertumbuhan Pajak Parkir Dan Retribusi Parkir Dalam Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (Pad) Di Kota Tasikmalaya Tahun 2004-2013 Asep Yusup Hanapia, Sani Widia Maulani Pengaruh Tenaga Kerja, Tingkat Pendidikan, Inflasi Dan Investasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat Tahun 2004-2013 Jumri, Iis Surgawati, Ripan Nurdinsa Pengaruh Investasi, Inflasi Dan Bi Rate Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Di Indonesia Periode 2002-2013 Dwi Hastuti L.K, Ade Komaludin1 Yuga Pebrian Surya Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Dan Pendapatan Asli Daerah (Pad) Terhadap Indeks Daya Beli Kota Tasikmalaya Periode 2004-2013 Encang Kadarisman, Nanang Rusliana, Dadan Ramdan K Pengaruh Investasi (Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto - Pmtdb) Dan Belanja Modal Terhadap Laju Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia Periode 1999 –2013 Chandra Budhi L.S, Noneng Masitoh, Desta Renggana Putra Pengaruh Utang Luar Negeri, Penanaman Modal Asing Dan Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Priode 2001-2014 Apip Supriadi, Gusti Tia Ardiani , Iriyanto Alamat Redaksi Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Jl. Siliwangi No. 24 Tasikmalaya Telp : 0265 – 330634 Fax : 0265-325812 e-mail : [email protected] SN : i ISSN : 2301-8828 Jurnal Ilmu Ekonomi Volume 5, Nomor 2, Juli – Desember 2015 Ketua Penyunting : Apip Supriadi Wakil Penyunting Jumri Penyunting Pelaksana: Asep Yusup Hanapia Ade Komaludin Aso Sukarso Andi Rustandi Pembantu Penyunting Chandra Budhi LS Noneng Masitoh Alamat Redaksi Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Jl. Siliwangi No. 24 Tasikmalaya Telp : 0265 – 330634 Fax : 0265-325812 e-mail : [email protected] i ISSN : 2301-8828 Jurnal Ilmu Ekonomi Volume 5, Nomor 2, Juli – Desember 2015 DAFTAR ISI DEWAN REDAKSI ............................................................... ........... .. DAFTAR ISI ........................................................................ ............ PENGANTAR REDAKSI ........................................................... ............ i ii iii Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar, Dan Suku Bunga Terhadap Indeks Harga Saham GabunganTahun 1994–2013 Aso Sukarso, Andi Rustandi, Reki Nurfadhil Somantri…………………………………. 1068 -1086 Pengaruh Pertumbuhan Pajak Parkir Dan Retribusi Parkir Dalam Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (Pad) Di Kota Tasikmalaya Tahun 2004-2013 Asep Yusup Hanapia, Sani Widia Maulani………………………………………………….. 1087 - 1103 Pengaruh Tenaga Kerja, Tingkat Pendidikan, Inflasi Dan Investasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat Tahun 2004-2013 Jumri, Iis Surgawati, Ripan Nurdinsa………………………………………………………….. 1104 -1122 Pengaruh Investasi, Inflasi Dan Bi Rate Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Di Indonesia Periode 2002-2013 Dwi Hastuti L.K, Ade Komaludin1 Yuga Pebrian Surya…………………………………. 112 - 1143 Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Dan Pendapatan Asli Daerah (Pad) Terhadap Indeks Daya Beli Kota Tasikmalaya Periode 2004-2013 Encang Kadarisman, Nanang Rusliana, Dadan Ramdan K……………………………. 1123 - 1160 Pengaruh Investasi (Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto - Pmtdb) Dan Belanja Modal Terhadap Laju Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia 1161 - 1174 Periode 1999 –2013 Chandra Budhi L.S, Noneng Masitoh, Desta Renggana Putra………………………. Pengaruh Utang Luar Negeri, Penanaman Modal Asing Dan Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Priode 2001-2014 Apip Supriadi, Gusti Tia Ardiani , Iriyanto……………………………………………………. ii 1175_1194 ISSN : 2301-8828 Jurnal Ilmu Ekonomi Volume 5, Nomor 2, Juli – Desember 2015 Pengantar Redaksi Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan ke hadhirat Allah SWT. Penerbitan jurnal ini diharapkan dapat mendorong dosen dalam melakukan penelitian sehingga dapat menunjang dalam peningkatan kualitas penelitian maupun kualitas akademik. Semoga Jurnal Ilmu Ekonomi (JIE) ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca, Amiin Tasikmalaya, Nopember 2015 Dewan Penyunting iii JIE ii PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TAHUN 1994 – 2013 (The Effect of Inflation Rates, Exchage Rates and Interest Rates, on Composite Stock Price Index during the Period of 1994 – 2013) Aso Sukarso1, Andi Rustandi1, Reki Nurfadhil Somantri 2 Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi ABSTRACT The purpose of this study was to know the effect of inflation rates, exchange rates, interest rates, on composite stock price index during the period of 1994– 2013 (partially and simultaneously). The tools of the analysis used in this study were multiple linear regression method and its tests (t-test and F-test). The research concluded that inflation rates and exchange rates have a positive significant effect on composite stock price index; while interest rates has a negative significant effect on composite stock price index. On the other hand, simultaneously, (by using F-test) study concluded that inflation rates, exchange rates and interest rates, have a significant effect on composite stock price index during the period of 1994-2013. Keywords : Inflation rates, exchange rates, interest rates, and composite stock price index ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh inflasi, nilai tukar dan suku bunga secara individu terhadap indeks harga saham gabungan tahun 1994 – 2013. Dan mengetahui pengaruh inflasi, nilai tukar dan suku bunga secara bersama – sama terhadap indeks harga saham gabungan tahun 1994 – 2013. Metode pada penelitian ini menggunakan Metode Regresi Linear Berganda. Uji hipotesis menggunakan pengujian secara parsial (uji t) dan simultan (uji F) .Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah inflasi, nilai tukar, suku bunga dan indeks harga saham gabungan tahun 1994 – 2013 Hasil dengan menggunakan uji parsial (Uji t) adalah inflasi mempunyai korelasi positif dan signifikan terhadap indeks harga saham gabungan, nilai tukar mempunyai korelasi positif dan signifikan terhadap indeks harga saham gabungan. suku bunga mempunyai korelasi negatif dan signifikan terhadap indeks harga saham gabungan, Dan hasil dengan menggunakan uji simultan (Uji F) adalah Inflasi, suku bunga dan nilai tukar berpengaruh signifikan terhadap indeks harga saham gabungan. Kata kunci : Tingkat inflasi, nilai tukar, suku bunga, dan indeks harga saham gabungan 1 2 Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Alumni Prodi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TAHUN 1994 – 2013 Aso Sukarso, Noneng Masitoh, Reki Nurfadhil Somantri PENDAHULUAN indikator Latar Belakang ekonomi makro juga bersifat fluktuatif. ini, pasar rmodal, indikator Proses globalisasi akhir-akhir Adanya krisis ekonomi global menyebabkan sebagian besar memiliki dampak yang cukup signifikan negara menaruh perhatian besar terhadap kondisi pasar modal terhadap pasar modal karena memiliki Indonesia. Krisis ekonomi global yang peran ketahanan lebih populer disebut krisis ekonomi ekonomi suatu negara. Pasar modal keuangan yang terjadi di Amerika yang ada di Indonesia merupakan jelas-jelas memberikan pengaruh yang pasar cukup signifikan bagi sebagian besar penting yang (emerging bagi sedang yang dalam negara termasuk negara yang sedang sangat rentan berkembang seperti Indonesia. Hal makroekonomi tersebut disebabkan karena sebagian market) perkembangannya terhadap kondisi secara umum. berkembang Untuk melihat besar tujuan ekspor Indonesia perkembangan pasar modal Indonesia dilakukan di pasar Amerika dan tentu salah satu digunakan Saham indikator adalah Gabungan yang sering saja hal ini sangat mempengaruhi Indeks Harga terhadap kondisi perekonomian di (IHSG), yang Indonesia. Salah yang paling merupakan salah satu indeks pasar berpengaruh dari krisis ekonomi global saham yang digunakan oleh Bursa yang terjadi diAmerika adalah nilai EfekIndonesia (BEI). Indikator pasar tukar modal ini dapat berfluktuasi seiring terdepresiasi terhadap dolar Amerika, dengan perubahan indikator-indikator Indeks makro yang ada. Seiring dengan (IHSG) yang semakin merosot, dan rupiah Harga yang Saham semakin Gabungan 1069 Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 4, no 2, Juli – Desmber 2015 tentu saja kegiatan ekspor Indonesia merupakan salah satu dampak yang yang terganjal dan terhambat akibat paling nyata dan pertama kalinya berkurangnya permintaan dari pasar sepanjang sejarah, yang tentunya Amerika dapat merefleksikan betapa besar itu sendiri. Selain itu penutupan selama beberapa hari serta dampak dari penghentian sementara perdagangan bersifat global saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Mauliano,2009: 2). Tahun Tabel 1 menunjukkan bahwa Harga ini (Deddy yang Azhar Tabel 1 Indeks Harga Saham Gabungan Indeks harga saham gabungan (indeks) 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Sumber Bursa Efek Indonesia Indeks permasalahan Saham Gabungan 677 416 392 425 692 1000 1162 1806 2746 1355 2534 3703 1999, ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 1,8% (IHSG) mengalami peningkatan karena dibandingkan tahun 1998 sebesar - di dukung kondisi makro yang cukup 13,2% dengan tingkat inflasi menurun stabil. Hal ini tidak terlepas dari tajam pengaruh dibandingkan dengan tingkat inflasi terbentuknya pemerintah menjadi sebesar baru yang legitimate dan diharapkan pada tahun sebelumnnya dapat menciptakan stabilitas politik dan Indeks ekonomi yang lebih baik.Dalam tahun 1070 Harga Saham 2,01% sehingga Gabungan PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TAHUN 1994 – 2013 Aso Sukarso, Noneng Masitoh, Reki Nurfadhil Somantri (IHSG) pada tahun 1999 mengalami olehfaktor ekonomi maupun non kenaikan yaitu sebesar 677. ekonomi. Faktor ekonomi terutama mengalami akibat melemahnya nilai tukar, dan peningkatan pada tahun 1999, pada melemahnya kinerja bursa regional. tahun 2000 Indeks Harga Saham Sementara faktor non ekonomi yang Gabungan (IHSG) kembali mengalami mempengaruhi melemahnya Indeks penurunan menjadi 416 poin dan pada Harga tahun 2001 mengalami penurunan terutama bersumber kembali menjadi 392 poin. Penurunan meningkatnya kekhawatiran Indeks Harga terhadap stabilitas keamanan dan (IHSG) tersebut Setelah Saham Gabungan dipengaruhi baik Saham Gabungan(IHSG) dari pasar politik selama 2001. NILAI TUKAR 13,500 13,000 12,500 NILAI TUKAR 12,000 11,500 11,000 2008 2009 2010 2011 2012 Gambar 1 Kurs (nilai tukar) Rp terhadap Dolar Amerika Sumber Bank Indonesia menunjukkan dibanding tahun sebelumnya, namun bahwa kurs rupiah terhadap dolar pada tahun 2012 nilai rupiah melemah mengalami fluktuasi. Tahun 2010 nilai kembali. Sejak memasuki tahun 2010, rupiah kurs Gambar menguat 1 terhadap dolar rupiah relatif stabil dengan 1071 Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 4, no 2, Juli – Desmber 2015 mengarah penguatan. Sejalan dengan sebelumnya. Jadi meningkatnya nilai penguatan kurs rupiah kinerja pasar tukar (Rp) terhadap doalar amerika ini modal juga menunjukkan perbaikan akan dimana pada akhir 2010,Indeks Harga berdampak Saham Gabungan (IHSG) di Bursa investor dalam bursa indeks harga Efek Indonesia (BEI) mencapai 3703 saham gabungan (IHSG) ini. mengalami negatif kerugian atau terhadap para poin dibandingkan dengan akhir tahun Tabel 2 Perkembangan Suku Bunga Tahun Suku Bunga BI Rate (%) 2008 9.25 2009 6.25 2010 6.25 2011 6.00 2012 5.75 Sumber Bank Indonesia Terkendalinya laju inflasi memberi ruang gerak bagi penurunan sukubunga. Suku bunga mulai turun pencerminan harga saham akan makin meningkat. Menurut Elton dan Gerber dari 9.25% pada tahun 2008 menjadi dalam Gede (2006: 4), return saham 6.25% pada tahun 2009. Makin rendah akan dipengaruhi oleh indeks pasar tingkat suku bunga sampai batas dan faktor-faktor makro seperti tingkat tertentu maka orang akan cenderung inflasi, tingkat suku bunga, serta mencari alternatif investasi lain yang pertumbuhan dianggap Salah pemodal perlu melakukan penelitian saham, terhadap kondisi perekonomian dan sehingga kian rendah tingkat suku implikasinya terhadap pasar modal. bunga Saham Variabel ekonomi yang berpengaruh sebagai terhadap IHSG di Indonesia, adalah satunya menguntungkan. beralih , Gabungan 1072 Indeks investasi Harga (IHSG) ekonomi, sehingga PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TAHUN 1994 – 2013 Aso Sukarso, Noneng Masitoh, Reki Nurfadhil Somantri tingkat suku bunga domestik yang maka tujuan yang ingin dicapai dari diwakili oleh tingkat inflasi, suku bunga, pelaksanaan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui Inflasi, dan nilai kurs (Sjahrir: 1995: 58). Berdasarkan Penulis uraian bermaksud penelitian diatas, nilai tukar dan suku bunga mengadakan terhadap dengan judul,”Pengaruh Indeks Harga 2. Untuk mengetahui Inflasi, Saham nilai Gabungan”. tukar, Tujuan Penelitian Sesuai dengan yang bersama-sama terhadap telah identifikasi Indeks Harga Saham Gabungan. dikemukakan KERANGKA PEMINGKIRAN Berdasarkan uraian di atas, hubungan Dalam penelitian ini, dilakukan terhadap suku bunga,Inflasi berpengaruh secara masalah Harga Saham Gabungan. Inflasi, Nilai Tukar, Suku Bunga, terhadap Indeks 3 (tiga) variabel makroekonomi yang diduga masing-masing variabel independen (variabel makroekonomi) terhadap IHSG dapat dijelaskan sebagai berikut: Menurut berpengaruh terhadap Indeks Harga Mohamad Samsul Saham Gabungan (IHSG) di Bursa (2006: 202), perubahan satu variabel Efek variabel makro ekonomi memiliki dampak yang diprediksikan berbeda terhadap harga saham, yaitu berpengaruh terhadap Indeks Harga suatu saham dapat terkena dampak Saham positif Indonesia. makroekonomi Adapun yang Gabungan (IHSG) adalah inflasi, nilai tukar, tingkat suku bunga. sedangkan saham lainnya terkena dampak negatif. Misalnya, 1073 Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 4, no 2, Juli – Desmber 2015 perusahaan yang berorientasi impor, terhadap depresiasi kurs rupiah terhadap dolar Gabungan Amerika yang tajam akan berdampak penelitian negatif Ocktavilia membuktikan bahwa nilai terhadap perusahaan. harga Sementara saham itu, tukar Indeks Harga (IHSG). yang rupiah Sedangkan dilakukan berpengaruh perusahaan yang berorientasi ekspor terhadap Indeks akan menerima dampak positif dari Gabungan (IHSG). Saham Harga Shanty positif Saham Selanjutnya Kenaikan tingkat depresiasi kurs rupiah terhadap dolar Amerika. Ini berartiharga saham yang suku terkena akan beban perusahaan(emiten) yang lebih mengalami penurunan di Bursa Efek lanjut dapat menurunkan harga saham. Indonesia Kenaikan ini juga potensial mendorong dampak negatif (BEI), sementara bunga dapat perusahaan yang terkena dampak investor positif akan mengalami kenaikan harga pasar uang atau tabungan maupun sahamnya. Selanjutnya, Indeks Harga deposito sehingga investasi di lantai Saham Gabungan (IHSG) juga akan bursa turun dan selanjutnya dapat terkena dampak negatif atau positif menurunkan harga saham. Hal ini telah tergantung dibuktikan oleh Lee (1992: 23) maupun pada kelompok yang terdahulu dananya ke Sitinjak dan Kurniasari bahwa tingkat dominan dampaknya. Penelitian mengalihkan meningkatkan yang bunga berpengaruh negatif terhadap dilakukan oleh Theresia Puji Rahayu Indeks Harga (2002), Gede Budi Satrio dalam jangka (IHSG). Saham Gabungan pendek (2006) serta Dedy Pratikno Inflasi adalah kecenderungan (2006) telah membuktikan bahwa nilai dari harga-harga untuk naik secara tukar umum dan terus menerus. Kenaikan 1074 rupiah berpengaruh negatif PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TAHUN 1994 – 2013 Aso Sukarso, Noneng Masitoh, Reki Nurfadhil Somantri harga dari satu / dua barang saja tidak Perdagangan Besar (Wholesale Price disebutinflasi, kecuali bila kenaikan Index), dan GNP Deflator. tersebut (mengakibatkan besar kepada Sirait dan D. Siagian (2002: kenaikan)sebagian 227), mengemukakan bahwa kenaikan meluas dari lainnya harga (Boediono, 155).Samuelson menyatakan adalah barang-barang 1999: (1995: bahwa tingkat meningkatnyaarah 572) inflasi barang inflasi dapat menurunkan capital gain yang menyebabkan berkurangnya keuntungan yang diperoleh investor. Di sisi perusahaan, peningkatan terjadinya inflasi, dimana secara umum yang berlaku dalam peningkatannya suatu dibebankan kepada konsumen, dapat perekonomian. inflasi(prosentase Tingkat pertambahan menurunkan tidak tingkat dapat pendapatan kenaikan harga) berbeda dar suatu perusahaan. Hal ini berarti resiko yang periode satu keperiode lainnya, dan akan dihadapi perusahaan akan lebih berbeda pula dari satu negara ke besar untuk tetap berinvestasi dalam negara lainnya (Sadono,2002: 15). bentuksaham, sehingga permintaan Kenaikan barang ini dapat diukur terhadap saham menurun. Inflasi dapat dengan menurunkan menggunakan indeks keuntungan suatu harga.Beberapa indeks harga yang perusahaan sehingga sekuritas sering digunakan untuk mengukur pasar modal menjadi komoditi yang inflasi antara lain:Indeks biaya hidup, tidak menarik. Hal ini berarti inflasi Indeks Harga Konsumen (Consumer memiliki Price dengan return saham. Index), IndeksHarga hubungan yang di negatif Inflasi 1075 Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 4, no 2, Juli – Desmber 2015 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Nilai tukar (kurs) US$ Suku Bunga Gambar 2 Kerangka Penelitian OBJEK DAN METODE PENELITIAN series) dari tahun 1994 sampai dengan Objek Penelitian tahun 2013. Dalam penelitian ini terdiri dari variable terikat dan variable bebas. Dimana indeks harga saham Jenis Data dan Sumber Data Jenis data yang digunakan gabungan adalah variabel terikat (Y), dalam suku bunga, inflasi dan nilai tukar sekunder (kurs) sebagai variable bebas (X), diperoleh dari berbagai dokumen variable–variabel tersebut merupakan resmi Badan Pusat Statistik (BPS) objek dari penelitian ini. beberapa edisi. Laporan Bulanan, penelitian Triwulanan Metode Penelitian digunakan adalah dan time data series Tahunan di Indonesia Dan Bank Indonesia. metode kuantitatif. Data dalam penelitian ini merupakan data runtun waktu (time 1076 berbentuk adalah yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Dalam penelitian ini metode yang ini Metode Analisis PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TAHUN 1994 – 2013 Aso Sukarso, Noneng Masitoh, Reki Nurfadhil Somantri Teknik analisis data yang besar variabel-variabel digunakan dalam penelitian ini adalah mempengaruhi analisis Adapun regresi linier berganda. Tujuannya untuk mengukur seberapa independen variabel persamaan dependen. linear regresi berganda, sebagai berikut : logYt = β0 + β1X1+ β2logX2+ β3X3+ e ......................... X1 = inflasi LogX2 = nila tukar X3 = suku bunga logY = Indeks Harga Saham Gabungan e = variabel gangguan Kemudian setelah diperoleh Dari hasil pengolahaan data persamaan, dilakukan uji asumsi didapat persamaan klasik dan uji t serta uji F. bentuk persamaan HASIL DAN PEMBAHASAN sebagai berikut : regresi dalam ekonometrika Hasil Penelitian LogYt = 4.154140 + 0.042214 X1 + 0.479131 logX2 - 0.164718 X3 t-statistik (2.275732) R-Squared (0.744673) F Statistik (15.55491) (1.896572) (-3.569334) di variabel bebas terhadap variabel tetap atas, diketahui bahwa koefisien tiap yaitu variabel indeks harga saham variabel bebas adalah 0.042214 untuk gabungan, variabel menganalisisnya Berdasarkan variabel inflasi, nilai persamaan 0.479131 tukar,dan untuk -0.164718 untuk variabel suku bunga. Yang parameter maka dan melalui pengujian penulis beberapa sebagai berikut: dimaksud koefisien dalam penelitian ini adalah besarnya pengaruh tiap Uji t Statistik 1077 Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 4, no 2, Juli – Desmber 2015 Uji t dilakukan untuk menguji probabilitasnya lebih besar dari 0.1 tingkat signifikansi pengaruh variabel maka pengaruhnya tidak signifikan. bebas terhadap variabel terikat secara Adapun cara ke dua untuk menguji tes parsial. Berdasarkan hasil regresi, signifikasinya dengan cara mengukur t penulis dapat menarik kesimpulan tabel dengan t statistic pada hasil bahwa pada level of significance 10% regresinya, apabila t-statistic lebih variabel inflasi, nilai tukar, suku bunga besar dari t tabel maka pengaruhnya berpengaruh adalah signifikan terhadap signifikan, begitu pula variabel terikat yaitu indeks harga sebaliknya apabila t-statistic lebih kecil saham gabungan. dari t tabel maka pengaruhnya tidak Hal ini dapat diketahui dari nilai signifikan. Adapun besar probabilitasnya, apabila lebih kecil dari probabilitasnya masing-masing adalah 0.1 berarti pengaruhnya signifikan, sebagai berikut : begitu pula sebaliknya apabla nilai Tabel 3 Hasil Uji t Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar, Suku Bunga, terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Tahun 1994-2013 Variabel Independen Inflasi (X1) Nilai Tukar (X2) Suku Bunga (X3) Taraf Nyata Probabilitas Signifikansi 10% 10% 10% 0.0370 0.0761 0.0026 Signifikan Signifikan Signifikan Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 7 Tabel 4 Hasil Uji t tabel pada α 10% Variabel Independen Inflasi (X1) Nilai Tukar (X2) Suku Bunga (X3) Titik persentase distribusi t pada α 10% 1.72472 1.72472 1.72472 Probabilitas (tstatistik) 2.275732 1.896572 3.569334 Signifikansi Signifikan Signifikan Signifikan Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 7 Uji F Statistik Untuk melihat apakah variabel bebas mempunyai pengaruh secara bersama terikat, sama dapat terhadap variabel diketahui dengan pengujian secara keseluruhan yaitu 1078 melalui perbandingan ๐น๐นโ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ dengan ๐น๐น๐ก๐ก๐ก๐ก๐ก๐ก๐ก๐ก๐ก๐ก pada persamaan yang telah dijelaskan diatas. Dari hasil perhitungan diperoleh ๐น๐นโ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ adalah 15.55491 dengan ๐น๐น๐ก๐ก๐ก๐ก๐ก๐ก๐ก๐ก๐ก๐ก pada taraf nyata 10% PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TAHUN 1994 – 2013 Aso Sukarso, Noneng Masitoh, Reki Nurfadhil Somantri adalah 2.46 Berdasarkan Hasil perhitungan diatas, maka dapat dilihat ๐น๐นโ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ >๐น๐น๐ก๐ก๐ก๐ก๐ก๐ก๐ก๐ก๐ก๐ก atau bahwa 15.55491>2.46 artinya bahwa pengaruh Variabel Inflasi , Nilai Tukar , variable indeks harga saham gabungan sebesar 74,47%. Sedangkan sisanya (25,53%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dianalisis dalam model regresi. Suku Bunga terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Periode 1994-2013 Uji Asumsi Klasik secara Uji Autokolerasi bersama sama adalah signifikan. Uji mengetahui hubungan ini dilakukan ada korelasi untuk atau tidaknya antar variabel dalam suatu model , adapun hasilnnya Koefisien Determinasi (R2) sebagai berikut : Nilai R2 (koefisien determinasi) Pada regresi pengaruh inflasi, menunjukkan seberapa besar variabel nilai tukar, suku bunga terhadap indeks independen harga saham gabungan tahun 1994- berpengaruh terhadap 2 variabel dependen. Nilai R berkisar 2013 dengan nilai degree of freedom antara 0 - 1. Nilai R2 makin mendekati (df) sebesar 80 – 4 = 76 dan 0 maka pengaruh semua variabel menggunakan α = 10 persen maka independen diperoleh terhadap variabel nilai χ2 tabel sebesar dependen makin kecil dan sebaliknya 92.16617. Dibandingkan dengan nilai nilai R2 makin mendekati 1 maka Obs*Rsquared Breusch-Godfrey (BG) pengaruh semua variable independen Test terhadap variabel dependen makin 8.209901, maka nilai Obs*Rsquared besar. Dari hasil regresi diketahui Breusch-Godfrey (BG) Test lebih kecil bahwa nilai 2 R adalah 0.744673, hasil regresi yaitu sebesar dibandingkan nilai χ2 tabel, sehingga yang berarti variasi variabel inflasi dapat (β1X1), regresi persamaan tersebut bebas dari nilai suku bunga tukar (β3X3) F-Statistic Obs*R-squared (β2X2), dan mempengaruhi disimpulkan bahwa model gejala autokorelasi. Tabel 5 Hasil Uji Autokorelasi 4.874370 Prob F 8.209901 Prob.Chi-Square 0.0247 0.0165 1079 Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 4, no 2, Juli – Desmber 2015 Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 7 maka dapat menganalisis multikolinearity test dengan melihat Uji Multikolinieritas nilai tolerance dan nilai Variance Multikolinieritas menunjukan gejala adanya hubungan linier atau hubungan yang pasti diantara variabel bebas dalam model regresi. Untuk mengetahui ada atau tidak adanya Inflation Factor dikatakan (VIF). dikatakan Variabel mempunyai masalah multikolinearitas apabila nilai tolerance lebih kecil dari 0,1 atau nilai VIF lebih besar dari 10. multikolinieritas dalam model regresi VIF = 1 1−๐ ๐ 2 VIF > 10 Terjadi multikolinearitas VIF < 10 Tidak terjadi multikolinearitas Tabel 6 Nilai VIF INF LOG(KURS) SB INF 0.000000 1.000012 4.586760 LOG(KURS) 1.000012 0.000000 1.091701 SB 4.586760 1.091701 0.000000 Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 7 Berdasarkan hasil tabel VIF di atas mengetahui ada atau tidaknya bahwa nilai Variance Inflation Faktor heteroskedastisitas, maka nilai R2 (VIF) yang tidak lebih dari sepuluh dibandingkan dengan nilai tabel Chi- berarti tidak terjadi multikolinearitas. Square (χ2) dengan besarnya df adalah 76. Jika Obs*R squared lebih kecil dari Uji Heteroskedastis Heteroskedastisitas apabila variabel terjadi gangguan tidak mempunyai varians yang sama untuk semua observasi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas masalah adalah dengan cara meregresikan residual kuadratnya terhadap 1080 fitted kuadratnya. Untuk nilai tabelnya maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Berdasarkan hasil residual kuadratnya terhadap fitted kuadrat maka diperoleh Obs*R squared 12.27390 yang nilainya lebih kecil dari nilai tabel Chi-Square (χ2) dengan α = 10% dan df = 76 sebesar 92.16617, PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TAHUN 1994 – 2013 Aso Sukarso, Noneng Masitoh, Reki Nurfadhil Somantri berarti tidak terjadi heteroskedastisitas karena 92.16617 > 12.27390 . Tabel 7 Hasil Uji Heteroskedasticity Test : White F Statistic 1.765143 Prob. F Obs*R-Square 12.27390 Prob Chi-Square Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 7 Uji Normalitas pengujian ini nilai jarque-bera sebesar Untuk residualnya 1,743387 lebih kecil dari nilai ๐ฅ๐ฅ 2 tabel mengetahui berdistribusi normal sebesar adalah dengan membandingkan nilai Jarque-Bera dengan ๐ฅ๐ฅ 7 2 92.16617yang tabel .Pada Series: Residuals Sample 1994 2013 Observations 20 5 4 3 2 1 -0.75 -0.50 berarti memenuhi asumsi Normalitas 6 0 -1.00 0.1943 0.1983 -0.25 0.00 0.25 Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis -1.22e-16 0.120552 0.621643 -0.773443 0.457590 -0.455193 1.876051 Jarque-Bera Probability 1.743387 0.418243 0.75 0.50 Gambar 3 Hasil Uji Normalitas Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 7 Berdasarkan Pembahasan hasil regresi diketahui bahwa inflasi di indonesia yang diukur menggunakan persen Pengaruh inflasi, nilai tukar, suku bunga terhadap indeks harga saham gabungan. memberikan korelasi positif dengan koefisien berarti Inflasi sebesar bahwa 0.042214 yang peningkatan Inflasi sebesar 1 persen akan meningkatkan indeks harga saham gabungan 1081 Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 4, no 2, Juli – Desmber 2015 sebesar 0.042214. Hal ini mempunyai para investor untuk berinvestasi di hubungan positif Indonesia signifikan variabel Inflasi dengan tingkat sebesar yang tercermin dari kecenderungan kenaikan indeks harga 0.0370 yang artinya variabel inflasi saham signifikan berpendapat bahwa return saham pada α 10%. Dengan gabungan. sebagai terhadap ekspektasi inflasi terhadap penawaran harga saham yang (1992) demikian, variabel inflasi berpengaruh indks sinyal Lee merubah uang dan ekspektasi aktivitas riil, hasil gabungan. Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian ini mendukung pernyataan hipotesis, karena iklim investasi dalam Lee beberapa berpengaruh dekade terakhir (1992) bahwa inflasi positif terhadap menunjukkan kondisi baik. Kebijakan pergerakan moneter dengan keseluruhan apabila inflasi diimbangi menekan volatilitas inflasi menjadikan dengan pertumbuhan sektor riil. Jadi perekonomian bisa pada saat terjadi inflasi nilai mata uang dikatakan tumbuh kokoh sehingga rupiah mengalami penurunan hal ini aktivitas investasi di pasar modal tidak akan mengalami masyarakat untuk memegang uang dengan dari pemerintah Indonesia kelesuan, rata-rata didukung kenaikan indeks harga dapat saham berdampak secara keengganan tunai. Untuk mengurangi kelebihan uangnya masyarakat enggan untuk harga saham gabungan. perekonomian membeli barang dan jasa karena yang diterbitkan dunia, menyatakan terjadinya inflasi, sehingga langkah adanya peningkatan jumlah warga yang di lakukan masyarakat dengan kelas menengah sehingga diyakini cara membeli surat berharga. Dan dapat meningkatnya Dari laporan meningkatkan dukungan pembelian surat permintaan dan pertumbuhan di masa berharga maka akan meningkatkan depan. Bagi pasar modal, kondisi harga saham ini. Maka konsumsi tingkat Inflasi akan berpengaruh positif ini menjadi pendorong pertumbuhan perekonomian sehingga terhadap dapat bertahan dari imbas krisis global. gabungan, Dengan Perkembangan Indonesia dalam demikian pasar modal beberapa di tahun terakhir memberikan sinyal positif bagi 1082 indeks tingginya harga kemudian saham sebaliknya apabila rendahnya tingkat inflasi akan berpengaruh negatif terhadap indeks harga saham penelitian ini. gabungan, dalam PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TAHUN 1994 – 2013 Aso Sukarso, Noneng Masitoh, Reki Nurfadhil Somantri kenaikan nilai mata uang domestik Nilai Tukar terhadap mata uang asing. Dalam Hasil dari perhitungan yang dilakukan Eviews dengan 7, menggunakan menunjukkan koefisien pendekatan tradisional terdapat hubungan positif antara nilai tukar dengan harga saham. Nilai tukar regresi variabel nilai tukar berpengaruh mempengaruhi dan terhadap perusahaan karena sebagai akibat indeks harga saham gabungan dengan perubahan nilai tukar pendapatan dan koefisien biaya berhubungan positif berarti sebesar bahwa 0.479131 yang kompetitifnya perusahaan juga suatu berubah, peningkatan indeks sehingga harga saham juga bisa harga saham gabungan sebesar 1 berubah seiring dengan perubahan persen operasional perusahaan. akan meningkatkan harga saham sebesar 0.479131. Maka hal ini Pengaruh positif ini berarti tidak sesuai dengan hipotesis yaitu bahwa nilai tukar melemahkan mata mempunyai hubungan positif dengan uang rupiah, karena nilai tukar rupiah tingkat signifikan variabel nilai tukar melemahnya ini mengakibatkan dari sebesar 0.0761 yang artinya variabel tingginya nilai tukar signifikan pada α 10%. masyarakat tidak ingin untuk membeli Dengan demikian, variabel nilai tukar barang dan jasa. Maka berdampak berpengaruh terhadap indeks harga kepada masyarakat buruknya nilai saham gabungan. tukar ini enggan untuk memegang Dari hasil penelitian diatas mata tingkat uang inflasi sehingga rupiah sehingga dapat dilihat bahwa hasil tidak sesuai masyarakat berpilih untuk membeli dengan hipotesis, karena kebijakan surat moneter dan nilai tukar mata uang meningkatkan indeks harga saham mempengaruhi prilaku investor dalam gabungan, dan memutuskan investasi pada pasar masyarakat banyak modal. Perubahan nilai tukar menurut menanamkan modal atau berinvestasi Khrugman di saham di bandingkan masyarakat dibedakan dan Obstfeld menjadi dua (2000) yaitu berharga sehingga pada akan akhirnya untuk berpilih untuk membeli sebuah barang. depresiasi dan apresiasi. Depresiasi adalah penurunan nilai mata uang domestik terhadap mata uang asing, sedangkan apresiasi sebaliknya yaitu Suku Bunga Berdasarkan diketahui bahwa hasil suku regresi bunga di 1083 Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 4, no 2, Juli – Desmber 2015 Indonesia yang diukur menggunakan investor akan memiliki peluang yang persen memberikan korelasi negatif lebih untuk berinvestasi di pasar modal dan signifikan terhadap indeks harga dari pada berinvestasi pada deposito saham gabungan dengan koefisien atau tabungan. Dengan sebesar 0.164718 yang berarti bahwa demikian tingkat bunga bunga dapat mempengaruhi indeks sebanyak 1 persen akan menurunkan harga saham gabungan. Oleh karena indeks gabungan itu Bank Indonesia harus berhati-hati sebesar 0.164718, dengan tingkat dalam mengeluarkan kebijakan suku signifikan variabel suku bunga sebesar bunga. kenaikan koefisien harga suku saham 0.0026 yang artinya variabel suku bunga signifikan pada α 10%. Hasil ini sesuai KESIMPULAN dengan Kesimpulan hipotesis yg dibuat, ini menunjukan Tujuan utama dari penelitian ini hubungan suku bunga terhadap indeks adalah untuk mengetahui pengaruh harga inflasi, nilai tukar, dan suku bunga saham gabungan. Ditunjuk dengan adanya hubungan yang negatif terhadap dan signifikan dari hubungan suku gabungan bunga terhadap indeks harga saham Berdasarkan gabungan. Hal ini sesuai dengan perhitungan pandangan klasik dimana tabungan penelitian dapat menarik kesimpulan merupakan sebgai berikut: fungsi bunga.dimana masyarakat dipengaruhi dari tingkat tingginya minat untuk oleh menabung tingginya tingkat bunga. Artinya pada tingkat bunga yang lebih tinggi, masyarakat akan indeks harga tahun 1994-2013. hasil dan penelitian, pembahasan, 1. Variabel inflasi memiliki pengaruh positif dan variable signifikan indeks 2. Nilai tukar memiliki pengaruh positif investasinya masa sekarang guna harga saham gabungan. dapat menggunakan Investor suku bunga signifikan negatif dan variabel pengambilan gabungan. investasi. Apabila suku bunga menurun maka 1084 terhadap indeks 3. Suku bunga memiliki pengaruh sebagai bahan pertimbangan dalam keputusan saham gabungan. dan tabungannya. terhadap harga lebih tertarik untuk mengorbankan menambah saham signifikan indeks harga terhadap saham PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TAHUN 1994 – 2013 Aso Sukarso, Noneng Masitoh, Reki Nurfadhil Somantri 4. Disimpulkan bahwa secara ketiga variabel bersama-sama terhadap indeks harga saham gabungan. bebas berpengaruh secara simultan DAFTAR PUSTAKA Azis, Musdalifah. 2011. Pengaruh Inflasi, Suku bunga dan Kurs Terhadap IHSG di BEI.Jurnal Ekonomi Mulawarman Samarinda. Boediono. 1998. Ekonomi Moneter Edisi 3. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta. Erawati, Neny. 2002. Analisa pergerakan suku bunga dan laju ekspektasi inflasi terhadap kebijakan moneter. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan. Gujarati, Damodar dan Sumarno, Zain. 2003. Ekometrika Dasar. Jakarta: Erlangga. Jatiningsih, Musdholifah. 2007. Pengaruh Makroekonomi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Krisna, Aditya, wirawati. 2008. Pengaruh Inflasi, Nilai tukar rupiah, Suku Bunga SBI pada Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal Akuntasi Universitas Udayana. Mauliano, Deddy Azhar. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi pergerakan IHSG di BEI. Jurnal Ekonomi Universitas Gunadarma Mauliano, Deddy Azhar. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi pergerakan IHSG di BEI. Jurnal Ekonomi Universitas Gunadarma. Nopirin. 2009. Ekonomi Moneter Buku I, Edisi IV, Cetakan ke 9. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta. Riatani,Suskim,Tambunan,Maria. 2013. Analisis Pengaruh Variabel Makroekonomi dan Indeks Global Terhadap Return Saham. Journal Semantik Semarang. Sukirno, Sadono. 2000. Ekonomi Pembangunan Proses, Masalah dan Dasar Kebijakan Pembangunan. Jakarta : UIPress. Sukirno, Sadono, 2004. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo Perkasa Sugiyono, 2006, Statistika Untuk Penelitian, Cetakan Ketujuh, Bandung : CV.Alfabeta. Widoatmojo,Sawidji.2009. Pasar Modal Indonesia .Pengantar dan Studi Kasus Ghalia Indoneisa. Yosep Apriansyah, Analisis Pengaruh Kurs, Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Inflasi Dan Indek Nikei 225 Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode Januari 2004 – Agustus 2013 Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Bengkulu. https://www.google.com/search?q=c ontoh+skripsi+pengaruh+inflas i+tingkat+suku+bunga+dan+nil ai+tukar+rupiah+terhadap+ind eks+harga+saham+gabungan &ie=utf-8&oe=utf-8 http://www.bps.go.id/index.php/penc arian?keywordforsearching=da ta+inflasi&yt1=Cari https://www.google.com/search?q=p engertian+nilai+tukar+%28kurs %29&ie=utf-8&oe=utf-8 1085 Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 4, no 2, Juli – Desmber 2015 http://ekbis.sindonews.com/read/700 804/39/suku-bunga-inflasi-danlaju-ihsg-1356486522 https://adypato.wordpress.com/2010/ 05/12/pengertian-suku-bungamenurut-beberapa-ahli/ http://www.artikelsiana.com/2015/01/ pengertian-inflasi-jenispenyebab-dampak.html http://www.zonasiswa.com/2014/08/ pengertian-inflasi-lengkap.html http://id.wikipedia.org/wiki/Inflasi 1086 https://id.answers.yahoo.com/questi on/index?qid=2012052916024 4AAppmpk http://www.academia.edu/6082009/I HSG http://download.portalgaruda.org/arti cle.php?article=82220&val=98 6 http://download.portalgaruda.org/arti cle.php?article=114436&val=5 240