uji efektivitas pemberian terapi insulin long acting dan rapid acting

advertisement
SCIENTIA VOL. 5 NO. 1, FEBRUARI 2015
UJI EFEKTIVITAS PEMBERIAN TERAPI INSULIN LONG ACTING DAN
RAPID ACTING TERHADAP PENURUNAN GLUKOSA DARAH MENCIT
DIABETES MELLITUS
,Sanubari Rela Tobat1, Surya Dharma2, Aulia Rahmi1
1
Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia Perintis Padang
2
Fakultas Farmasi Universitas Andalas
ABSTRACT
The research about the effectiveness of rapid acting insulin and long acting insulin to diabetes
mellitus white male mice induced by alloxan 150 mg / kg BW has been done. Blood glucose tests was
performed by enzymatic methods using GlucoDr ™ tool. This research was done experimentally using 5
groups of mice, each group consists of 5 mice; group I is negative control, group II is positive control ;
group III was given long acting insulin 0,036 unit/kgBW and rapid acting insulin 0,018 unit/kgBW ,
group IV was given long acting insulin 0,05 unit/kgBW and rapid acting 0,025 unit/kgBW, group V was
given long acting insulin 0,07 unit/kgBW and rapid acting 0,036 unit/kgBW. This insulin preparations
were injected in abdominal position for 19 days and blood glucose measurements was performed before
the inducing time, on day 4, 10, 16 and 22. The data obtained were analyzed by one and two way
ANOVA with SPSS16 programs. The Result of statistical analysis showed that group III and group IV
could decrease blood glucose level significantly in hyperglycemic mice (p <0.05). Group III is an
effective dose to decrease the blood glucose levels, as it gives the same effect with blood glucose levels of
normal mice (negative control).
Keywords : blood glucose, rapid acting insulin and long acting insulin, white male mice
PENDAHULUAN
Diabetes mellitus merupakan suatu
penyakit
kronis
yang
khususnya
menyangkut metabolisme glukosa di dalam
tubuh. Secara klinis, diabetes mellitus
merupakan peningkatan kadar glukosa
darah oleh karena utilisasi glukosa tidak
berlangsung sempurna, sehingga produksi
insulin berkurang, bahkan tidak lagi
memproduksi insulin. Insulin mempunyai
peran penting dalam mengatur kadar
glukosa darah tubuh. Kadar glukosa yang
terlalu
tinggi
atau
rendah
dapat
menyebabkan komplikasi, seperti kebutaan,
gagal ginjal, kehilangan kesadaran, atau
bahkan
kejang.
Untuk
itu
perlu
meningkatkan kontrol glukosa darah (ADA,
2004)
Penemuan insulin eksogen, dengan
bioteknologi rekombinan dimulai tahun 1982.
Insulin ini merupakan inovasi bioteknologi
perawatan diabetes yang menyerupai insulin
endogen manusia, dapat mengurangi glukosa
darah rendah, mengurangi tingkat A1C. Analog
ISSN : 2087-5045
insulin ini dibutuhkan oleh semua penderita DM
tipe 1 dan sebagian DM tipe 2. Tujuan terapi
pengganti insulin adalah untuk meniru regulasi
alami glukosa darah dan memberikan jumlah
yang tepat pada waktu yang tepat untuk menjaga
glukosa darah dalam kisaran normal (ADA,
2004)
Insulin analog yang dipakai dalam
penelitian ini adalah insulin rapid acting dan
insulin long acting. Menurut studi penelitian
telah membuktikan bahwa insulin rapid acting
dan long acting merupakan jenis insulin yang
baik meniru fungsi pankreas yang sesuai dengan
keadaan fisiologis tubuh, idealnya insulin
diberikan sekali untuk kebutuhan basal dan tiga
kali insulin prandial (rapid acting) sebelum
makan (Rosskamp, et al., 1999)
Insulin rapid acting bertindak cepat dan
meninggalkan sistem dengan cepat sehingga
memungkinkan segera makan setelah injeksi.
Untuk itu bekerja sinergis dengan insulin long
acting yang memberikan dosis yang lebih
konsisten selama jangka waktu yang lebih lama.
Secara bersama insulin long acting dan rapid
acting memiliki manfaat meningkatkan kontrol
23
SCIENTIA VOL. 5 NO. 1, FEBRUARI 2015
glukosa darah dan untuk kenyamanan pasien
(Cheng, et al., 2005).
Pada penelitian ini, dilakukan dalam
bentuk pemberian insulin long acting dan rapid
acting, bertujuan untuk melihat seberapa jauh
insulin long acting dan insulin rapid acting
menurunkan kadar glukosa darah mencit
diabetes mellitus.
METODE PENELITIAN
Bahan
Bahan yang digunakan adalah insulin
basal (long-acting) dan insulin prandial (rapid
acting), aloksan + aquadest, NaCl 0,9%, alkohol
70 %, darah mencit, dan pakan standar dan air
minum untuk mencit.
Alat
Alat yang digunakan adalah Kandang
hewan percobaan lengkap dengan tempat makan
dan minum, seperangkat erlenmeyer, gelas ukur,
gelas piala, tabung reaksi, spatel, pinset,
gunting, timbangan digital, timbangan hewan,
jarum suntik atau spuite, kapas, glukometer
GlucoDr™, strip glukosa GlucoDr™, handscoon,
dan pena insulin.
Hewan Percobaan
Hewan percobaan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah mencit putih jantan
berumur dua sampai tiga bulan dengan berat
badan 20 sampai 35 gram sebanyak 25 ekor
mencit.
PROSEDUR PENELITIAN
Persiapan
dan
Pemeliharaan
Hewan
Percobaan
Dua puluh lima mencit putih jantan
berusia 2 – 3 bulan, dengan berat badan 20 – 35
gram dan bergerak aktif. Sebelum dilakukan
perlakuan, Mencit diaklimatisasi selama 7 hari
di Laboratorium. Mencit yang digunakan adalah
mencit yang sehat dan tidak menunjukkan
perubahan berat badan berarti (tidak lebih dari
10%) dan memperlihatkan perilaku norma.
Setelah melewati masa aklimatisasi selama 7
hari, mencit kemudian dirandomisasi dan dibagi
menjadi 5 kelompok, kontrol negatif tanpa
ISSN : 2087-5045
perlakuan, kontrol positif yang diinduksi
aloksan, kelompok III, kelompok IV dan
kelompok V yang diinduksi aloksan dan diberi
insulin dengan dosis yang berbeda.
Dosis Pemberian Aloksan
Pemberian aloksan pada kelompok II
(kontrol positif), kelompok III, kelompok IV,
dan kelompok V dengan dosis 150 mg/kgBB
mencit yang dijadiakan diabetes eksperimental
secara interperitonial. Kemudian dilakukan
evaluasi kadar glukosa mencit.
Pengukuran Kadar Glukosa Darah Mencit
Putih Jantan
Kadar glukosa darah mencit setelah
diinduksi aloksan diukur dengan metode
enzimatis menggunakan alat glukometer GlucoDr® dengan sampel dari vena ekor mencit.
Glukometer memudahkan pengukuran kadar
glukosa darah, dengan sampel darah yang
dibutuhkan hanya 1 μL dan hasil pengukuran
akan keluar dalam beberapa detik, serta
diaplikasikan dalam strip satu kali pakai (Hones,
Et al., 2008). Strip glukosa satu kali pakai
tersebut telah mengandung enzim yang secara
spesifik bereaksi untuk glukosa. Enzim tersebut
adalah oxidoreductase yang mengoksidasi
glukosa menjadi gluconolactone. Kemudian
elektron ditransfer dari glukosa ke mediator
oksidasi oleh enzim tesebut. Mediator reduksi
selanjutnya. akan menyampaikan elektron pada
elektroda untuk pengukuran secara elektrokimia
atau ke indikator yang akan mengalami
perubahan warna (Hones, et al., 2008).
Dosis Pemberian Insulin
Pemberian insulin dilakukan setelah pengukuran
kadar glukosa darah pemberian aloksan. Kadar
glukosa yang menunjukkan Diabetes mellitus
pada mencit. Setelah itu diberikan insulin basal
(long acting) dan insulin prandial (rapid acting).
Perencanaan dosis berdasarkan metoda Cheng
dan Zinman, seperti yang terlihat pada Gambar
1.
24
SCIENTIA VOL. 5 NO. 1, FEBRUARI 2015
Hitung insulin harian total (HT)=
0,5 unit xberat badan (kg)
Atau
(penjumlahan dosis terakhir)
Misal berat badan 60 kg,IHT= 30 unit
Insulin pradial total (IPT)
(lisoro, aspart atau regular)
60% dari IHT
Contoh: 60% x 30 unit= 18 unit
Dosis serapan
= 1/3 dari
IPT
Contoh: 1/3 x
18 = 6 unit
Dosis makan
siang
= 1/3 dari IPT
Contoh: 1/3 x
18 = 6 unit
Dosis makan
malam
= 1/3 dari IPT
Contoh: 1/3 x
18 = 6 unit
Insulin basal total (IBT)
(NPH, glargin atau ultra lente)
40% dari IHT
Contoh: 40% x 30 unit= 12 unit
Dosis sebelum tidur
= IBT
Contoh: 40% x 30 unit
=12 unit
Gambar 1. Perencanaan dosis Berdasarkan metoda Cheng dan Zinman
Insulin yang diberikan pada kelompok III
adalah insulin rapid acting dengan dosis 0,018
unit/kgBB mencit, dan dosis long acting 0,036
unit/kgBB mencit, pada kelompok IV diberikan
insulin rapid acting dengan dosis 0,025
unit/kgBB mencit dan dosis long acting dengan
dosis 0,05 unit/kgBB mencit. Sedangkan pada
kelompok V diberikan insulin rapid acting 0,036
unit/kgBB mencit dan dosis long acting 0,07
unit/kgBB.
Analisa Data
Data
hasil
pengukuran
pengaruh
pemberian terapi insulin long acting dan rapid
acting terhadap penurunan kadar glukosa darah
mencit jantan hiperglikemia, dianalisa dengan
menggunakan metoda analisa (Anova) satu arah
dan dua arah. Nilai yang didapat dari data hasil
penelitian akan disajikan dalam bentuk rerata
(mean) ± standar deviasi (SD).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari penelitian yang telah dilakukan maka
didapatkan hasil bahwa Kadar glukosa darah
(mg/dL) rata-rata pada kelompok I (kontrol
negatif), II (kontrol positif), kelompok III,
ISSN : 2087-5045
kelompok IV, dan kelompok V seperti pada
tabel berikut :
Tabel 1. Kadar Glukosa Darah rata-rata
Kelompok
Hewan
Kelompok
I (kontrol
negatif),
Kelompok
II
(kontrol
positif),
Kelompok
III
Kelompok
IV
Kelompok
V
Kadar glukosa darah (mg/dL)
rata-rata
Hari
Hari
Hari
Hari
ke-4
ke-10
ke-16
ke-22
83,40
91,40
99,60
106,40
123,00
138,20
142,40
128,80
138,60
109,80
81,20
62,00
161,40
119,40
86,40
49,60
207,60
159,20
111,20
65,60
Penimbangan berat badan rata-rata mencit
yang dilakukan sebelum induksi dan hari ke 22
diperoleh data seperti pada tabel berikut :
25
SCIENTIA VOL. 5 NO. 1, FEBRUARI 2015
Tabel 2. Berat Badan Rata-rata
Mencit
Kelompok
Hewan
Kelompok
I (kontrol
negatif),
Kelompok
II
(kontrol
positif),
Kelompok
III
Kelompok
IV
Kelompok
V
Berat Badan Rata-rata mencit
Sebelum
Hari ke-22
Induksi
28,10g
34,50g
26,30g
20,0g
26,60g
31,1 g.
25,8 g
31,3 g.
26,7 g
31,1 g
Dalam penelitian ini digunakan sediaan
insulin rapid acting dan insulin long acting
untuk mengetahui efektivitas pemberian terapi
insulin tersebut terhadap penurunan kadar
glukosa darah mencit diabetes mellitus. Sediaan
insulin yang digunakan berbentuk sediaan pen
dengan kualitas baik, warna belum berubah dan
belum mencapai kadarluarsa. Sediaan insulin
relatif stabil pada suhu ruangan selama beberapa
minggu asal tidak terkena panas berlebihan.
Namun demi keamanan insulin lebih baik
disimpan dalam lemari es, pada suhu 4- 8 ºC,
bukan dalam freezer ( Bambang, 2009).
Hewan percobaan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah mencit putih jantan.
Adapun alasan digunakan mencit diantaranya
mudah didapat, mudah dalam penanganannya
dan memiliki kemiripan fisiologis dengan
manusia. Kadar glukosa darah dipengaruhi oleh
sifat genetik, usia, jenis kelamin, berat badan
dan faktor lingkungan. Oleh karena itu, dipilih
mencit dengan jenis kelamin yang sama, usia
dan berat badan mendekati sama untuk
meminimalkan penyimpangan hasil penelitian
(Ganiswara, 1995).
Hewan percobaan yang digunakan
diaklimatisasi selama 7 hari sebelum perlakuan,
tujuannya untuk menyesuaikan terhadap
lingkungan percobaan dan diberikan makanan
standar. Setelah diaklimatisasi selama 7 hari,
hewan percobaan ditimbang berat badannya
ISSN : 2087-5045
untuk dibandingkan dengan berat badan akhir
setelah diberi sediaan.
Penimbangan berat badan dilakukan pada
hari sebelum induksi dan hari ke- 22 yang
bertujuan untuk melihat apakah ada pengaruh
diabetes terhadap berat badan. Biasanya keadaan
diabetes yang kronik dapat menurunkan berat
badan secara perlahan, karena asupan energi
pada penderita diabetes diambil dari lemak dan
protein sehingga dengan sendirinya terjadi
penurunan cadangan lemak dan protein dalam
tubuh. Keadaan inilah yang menyebabkan
seseorang yang menderita diabetas menjadi
kurus dan lemah
(Ditjen Binfar, 2006).
pada kontrol positif terjadi penurunan berat
badan mencit yang hanya diinduksi aloksan.
Pada kelompok III, IV, V berat badan meningkat
dalam batas normal setelah pemberian sediaan
insulin sampai hari ke 22.
Hewan percobaan dipuasakan selama 16
jam, setelah itu darah di ambil untuk
pemeriksaan glukosa darah awal sebelum mencit
diperlakukan sehingga dapat dibandingkan
dengan kadar glukosa darah setelah perlakuan.
Penentuan kadar glukosa darah mencit
dilakukan dengan menggunakan alat digital,
yaitu GlucoDr™. Alat ini digunakan untuk
menentukan kadar glukosa darah karena lebih
praktis dalam pengerjaannnya, membutuhkan
darah yang sedikit dan kadar glukosa darahnya
cepat terbaca. Prinsip kerja alat ini adalah
berdasarkan reaksi enzimatis. Enzim yang
berperan dalam reaksi ini adalah enzim glukosa
oksidase dan peroksidase. Glukosa dengan
adanya oksigen akan dioksidasi oleh enzim
glukosa
oksidase
membentuk
hidrogen
peroksida dan asam glukoronat. Hidrogen
peroksida yang terbentuk akan mengoksidasi
kromogen (pembentuk warna) dengan bantuan
enzim peroksidase membentuk kromogen
teroksidasi yang berwarna yang dibaca sebagai
kadar glukosa darah. Selain menggunakan alat
ini kadar glukosa darah juga dapat ditentukan
dengan
alat
spektrofotometer,
tetapi
pengerjaannya lebih rumit dan membutuhkan
darah yang lebih banyak (Hones, et al., 2008).
Setelah
itu
dilanjutkan
dengan
menginduksi
semua
hewan
percobaan
menggunakan
penginduksi
aloksan
150
mg/kgBB mencit secara intraperitoneal.
Penginduksi yang digunakan adalah aloksan
yang absorbsinya cepat mencapai pankreas.
26
SCIENTIA VOL. 5 NO. 1, FEBRUARI 2015
Aloksan lazim digunakan karena cepat
menimbulkan hiperglikemia dalam waktu 2
sampai 3 hari, karena aloksan secara selektif
merusak sel-sel beta pulau langerhans dalam
pankreas yang mengsekresikan insulin. Aloksan
yang akan diinduksi dilarutkan dulu dengan
aquades yang disuntikkan secara intraperitonial.
Rata – rata kadar glukosa darah, hari ke-4
terjadi peningkatan kadar glukosa darah setelah
pemberian aloksan kesemua kelompok kecuali
kelompok kontrol negatif dibandingkan kadar
glukosa darah mencit pada hari sebelum induksi.
Rata- rata kadar glukosa darah mencit
meningkat mencapai 161,40 mg/dL pada hari
ke- 4. Mencit sudah dapat dinyatakan
hipergikemia apabila memiliki kadar gula darah
besar dari 126 mg/dl (ADA, 2011).
Pada hari ke 4, semua kelompok yang
diberikan penginduksi aloksan kecuali kelompok
kontrol negatif terjadi peningkatan kadar
glukosa yang menunjukkan rata- rata tiap
kelompok mencit menjadi diabetes mellitus.
Setelah itu baru diberikan sediaan insulin rapid
acting 3 kali sehari yang diberikan 15 menit
sebelum makan dan diberikan insulin long
acting satu kali sehari sebelum makan pada pagi
hari.
Pengukuran kadar glukosa darah
selanjutnya dilakukan pada hari ke-10 yang
menunjukkan sebagian besar kelompok yang
diberi sediaan mengalami penurunan kadar
glukosa darah, hal ini mungkin karena efek
antihiperglikemia kelompok perlakuan sudah
bekerja. Efek antihiperglikemia kelompok
perlakuan semakin terlihat dihari ke-16 dan 22.
Sedangkan kelompok kontrol positif yang hanya
diberikan aloksan saja, kadar glukosa darah
mencit masih meningkat dihari ke 10 dan 16.
Persentase penurunan kadar glukosa darah
rata – rata mencit, pada kelompok III dari hari
ke -10 peningkatan persentase penurunan kadar
glukosa darah sampai hari ke-16 dan hari ke-22
berkurangnya persentase penurunan kadar
glukosa darah, sedangkan pada kelompok IV
dan V pada hari ke-10, 16 dan 22 terjadi
peningkatan persentase penurunan kadar glukosa
darah.
Setelah dilakukan pengujian dapat dilihat
hasil uji statistik pengukuran kadar glukosa
darah pada hari ke-10 (7 hari setelah pemberian
sediaan uji) menggunakan analisa variasi satu
arah. Dari pengujian tersebut didapatkan hasil
ISSN : 2087-5045
pemberian insulin berpengaruh terhadap kadar
glukosa darah kelompok yang diberikan sediaan
uji secara bermakna dibandingkan kelompok
kontrol pada p<0,05. Setelah itu dilanjutkan
dengan uji Duncan dan didapatkan hasil pada
hari ke 10 pada kelompok III sebanding dengan
kelompok I (kontrol negatif) dan kelompok IV
tetapi tidak sebanding atau berbeda nyata
dengan kelompok V dan kelompok II (kontrol
positif). Artinya kelompok III dan IV efektif
pada hari ke-10, dan memberikan efek yang
sama dengan kadar glukosa darah mencit normal
(kontrol negatif).
Selain itu analisa variasi satu arah juga
dilakukan pada hari ke-16 (13 hari setelah
pemberian sediaan uji). Dari pengujian tersebut
didapatkan hasil pemberian insulin berpengaruh
terhadap kadar glukosa darah kelompok yang
diberikan sediaan uji secara bermakna
dibandingkan kelompok kontrol pada p<0,05
kemudian dilanjutkan dengan uji Duncan dan
didapatkan hasil kadar glukosa darah pada
kelompok III, kelompok IV dan kelompok V
sebanding dengan kelompok I (kontrol negatif)
tetapi tidak sebanding atau berbeda nyata
dengan kelompok II (kontrol positif). Artinya
kelompok III, IV, dan V efektif pada hari ke-16,
dan memberikan efek yang sama dengan kadar
glukosa darah mencit normal (kontrol negatif).
Selain itu analisa variasi satu arah juga
dilakukan pada hari ke-22 (19 hari setelah
pemberian sediaan uji). Dari pengujian tersebut
didapatkan hasil pemberian insulin berpengaruh
terhadap kadar glukosa darah kelompok yang
diberikan sediaan uji secara bermakna
dibandingkan kelompok kontrol pada p<0,05
kemudian dilanjutkan dengan uji Duncan dan
didapatkan hasil kadar glukosa darah pada
kelompok III sebanding dengan kelompok IV
dan kelompok V tetapi tidak sebanding atau
berbeda nyata dengan kelompok I (kontrol
negatif) dan kelompok II (kontrol positif).
Artinya kelompok III, IV, dan V memberikan
efek penurunanan kadar glukosa darah yang
lebih rendah dibandingkan dengan kadar
glukosa darah mencit normal (kontrol negatif).
Kadar glukosa darah pada hari ke-10 (7
hari setelah pemberian insulin), hari ke-16 (13
hari setelah pemberian insulin) dan hari ke-22
(19 hari setelah pemberian insulin) juga di uji
dengan menggunakan analisa variasi dua arah.
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa ada
27
SCIENTIA VOL. 5 NO. 1, FEBRUARI 2015
3 waktu lama pemberiaan insulin sebagai faktor
pertama, yaitu hari ke-10, ke-16 dan hari ke-22,
masing-masing dengan 25 hewan percobaan dan
5 kelompok perlakuan sebagai faktor kedua.
Berdasarkan uji tersebut didapatkan hasil bahwa
ada pengaruh antara hubungan kelompok
perlakuan dan lamanya pemberian sediaan
terhadap kadar glukosa darah yang didapat (
P<0,05). Lama pemberian insulin selama 7, 13
dan 19 hari mempengaruhi kadar glukosa secara
bermakna antara kelompok yang diberikan
sediaan uji dibandingkan dengan kelompok
kontrol positif. Jadi, perbedaan lama pemberian
dan dosis insulin dapat mempengaruhi kadar
glukosa darah secara bermakna. Setelah itu
dilakukan uji lanjut Duncan dan didapatkan hasil
kelompok kelompok III sebanding dengan
kelompok I (kontrol negatif) dan kelompok IV
tetapi tidak sebanding atau berbeda nyata
dengan kelompok V dan kelompok II (kontrol
positif). Artinya kelompok perlakuan I dan II
efektif, dan memberikan efek yang sama dengan
kadar glukosa darah mencit normal (kontrol
negatif).
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa hasil anova
menunjukkan tidak adanya perbedaan secara
bermakna antara kelompok I (kontrol negatif),
kelompok III dengan dosis long acting 0,036
unit/kg BB- rapid acting 0,018 unit/kg BB dan
kelompok IV dengan dosis long acting 0,05
unit/kg BB- rapid acting 0,025 unit/kg BB,
sedangkan pada kelompok V dengan dosis long
acting 0,07- rapid acting 0,036 unit/kg BB,
menunjukkan
adanya
perbedaan
secara
bermakna dengan kelompok I (kontrol negatif),
kelompok III, dan kelompok IV dan tidak
menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna
dengan kelompok II (kontrol positif).
Disaran kepada peneliti selanjutnya untuk
mengamati pengaruh penurunan kadar glukosa
darah dengan varian lain, dari dosis insulin rapid
acting dan long acting.
ISSN : 2087-5045
DAFTAR PUSTAKA
American Diabetes Association (ADA), 2004,
Hyperglycemic Crisis in Diabetes,
Diabetes Care.
American Diabetes Association (ADA), 2011,
Diagnosis and Classification of Diabetes
Mellitus, Diabetes Care.
Bambang, T, 2009, Konsensus Nasional
Pengelolaan Diabetes Mellitus Tipe 1,
UKK Endokrinologi Anak dan Remaja,
Jakarta.
Cheng AYY, Zinman B, and Khan CR, 2005,
Joslin’s Diabetes Mellitus. Fourth
Edition, Lipincott Williams & Wilkins,
Philadelphia,.
Ditjen Binfar, 2006, Pedoman Penggunaan
Obat Bebas dan Terbatas, Departement
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Ganiswara, S.G, 1998, “Farmakologi dan
Terapi”, edisi 4, Penerbit Bagian
Farmakologi Fakultas Kedokteran EGC,
Jakarta.
Hidayat, “ 11% Penduduk Indonesia Berisiko
Diabetes”, http://www.neobux .com,
diakses 16 Juni 2010.
Hones J, Muller P, Surridge N, 2008, Diabetes
Technology
&
Terapeutic,
The
Technology Behind Glucose Meters: Test
Strips.
Husnil Kadri, Ezy Julian Jarit, Erlina Rustam,
2010, ”Pengaruh Pemberian Minyak Buah
Merah (Pandanus conoideus lam)
Terhadap Kadar Glukosa Darah Dan
Malondialdehid Serum Mencit yang
Diinduksi Aloksan”, Jurnal Farmakologi,
Unand, Padang.
Rosskamp RH, 1999, Long-Acting Insulin
Analogs, Diabetes Care.
28
Download