Halaman ini sengaja dibiarkan kosong PANDUAN PENERAPAN MUTU DAN KESELAMATAN DI RUMAH SAKIT BAGI DOKTER RUMAH SAKIT UMUM PUSAT NASIONAL DR. CIPTO MANGUNKUSUMO FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA KOMITE MUTU, KESELAMATAN, DAN KINERJA JAKARTA 2015 Kata Pengantar Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT sehingga Buku "Panduan Penerapan Mutu & Keselamatan di Rumah Sakit Bagi Dokter" dapat selesai disusun. Buku ini merupakan pembaharuan dari buku saku Quality and Safety yang pemah diterbitkan pada Januari 2011 yang lalu. Dalam edisi terbaru ini telah dimasukkan pengetahuan praktis bagi Dokter yang melakukan pelayanan agar mutu dan keselamatan pasien dan staf dapat terjaga sesuai dengan standar Joint Commision International edisi ke-5 yang berlaku mulai April 2014. Seperti kita ketahui bersama, saat ini tuntutan akan pelayanan medis yang bermutu terus meningkat dan isu terkait keamanan di Rumah Sakit semakin mengemuka sehingga penerapan standar mutu dan keselamatan mau tidak mau menjadi suatu keharusan untuk menjaga keamanan dan keselamatan baik pasien maupun tenaga medis sendiri. Dengan menerapkan standar mutu dan keselamatan, setiap pegawai dan peserta didik dapat bahu membahu mewujudkan Rumah Sakit pendidikan bertaraf intemasional yang bermutu dan aman melalui pembentukan budaya keselamatan, keselamatan pelayanan, staf yang bertanggungjawab, keterlibatan pasien, memiliki sistem pendukung yang arnan, serta merupakan tempat yang aman baik bagi pasien, pengunjung maupun staf. Terima kasih yang tak terhingga kami ucapkan kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan buku saku ini. Kesungguhan Saudara sangat berarti bagi terwujudnya keselamatan bagi kita semua. Akhir kata, semoga Allah SWT selalu membantu membukakan mata dan hati serta kepedulian kita kepada sesama. Jakarta, April 2015 Direktur Utama RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo DR. Dr. C.H. Soejono, SpPD, K-Ger NIP. 196006121985121001 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 Pendidikan yang baik tidak pernah dapat terlepas dari pelayanan yang bermutu di rumah sakit tempat peserta didik menimba ilmu dan keterampilannya. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dan RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam menghasilkan dokter yang berkualitas, dalam bidang keilmuan termasuk sikap profesional. Sikap profesional seorang dokter tidak pernah dapat dipisahkan dari upaya untuk memberikan pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu bagi pasien dan keluarga. Sebagai organisasi pendidikan kedokteran yang besar dan tertua, FKUI berketetapan untuk menjadi model dan contoh bagi fakultas kedokteran lainnya. Proses akreditasi yang ada bagi perguruan tinggi tidak cukup untuk menampilkan keunikan fakultas kedokteran sebagai penyelenggara pendidikan terkait dengan layanan yang berorientasi pada keselamatan manusia. FKUI mendukung penuh proses persiapan dan pencapaian akreditasi nasional dan internasional RSCM pada tahun 2012-2013. Saat ini FKUI memberi dukungan dan kontribusi penuh melalui pengembangan sistem kolaboratif antara pendidikan, pelayanan, dan penelitian untuk menyambut proses akreditasi selanjutnya sebagai RS pendidikan. Kami menyambut baik diterbitkannya buku panduan untuk dokter, baik bagi dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) maupun peserta didik tidak hanya untuk menjamin berlangsungnya layanan yang baik, namun juga bagi peserta didik dan staf pengajar yang terlibat dalam pendidikan dan penelitian di rumah sakit. Buku ini tidak akan bermanfaat tanpa kepedulian dan niat baik kita untuk membuka dan mempelajari sehingga memberi manfaat bagi kita dan sesama yang kita layani. Selamat belajar dan berkarya! Jakarta, April 2015 Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Dr. dr. Ratna Sitompul, Sp.M(K) RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 KATA PENGANTAR Kata Pengantar Halaman ini sengaja dibiarkan kosong ii RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 Daftar Isi Kata Pengantar Apa yang harus saya ketahui dan lakukan ketika saya bertugas di: Instalasi Gawat Darurat 1 Unit Rawat Jalan 5 Unit Rawat Inap 9 Unit Perawatan Intensif 13 Unit Layanan Bedah Rawat Sehari (One Day Care) 17 Kamar Operasi 21 2. International Patient Safety Goals (IPSG)/Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) 25 3. Access to Care and Continuity of Care (ACC)/Akses Pelayanan Kesehatan (APK) 39 4. Patient and Family Rights (PFR)/Hak Pasien Dan Keluarga (HPK) 51 5. Assessment of Patients (AOP)/Asesmen Pasien (AP) 55 6. Care of Patients (COP)/Pelayanan Pasien (PP) 59 7. Anesthesia and Surgical Care (ASC)/Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB) 79 8. Medication Management and Use (MMU)/Manajemen Penggunaan Obat (MPO) 91 9. Patient and Family Education (PFE)/Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK) 111 10. Quality Improvement and Patient Safety (QPS)/Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) 121 11. Prevention and Control of Infections (PCI)/ Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) 131 12. Facility Management and Safety (FMS)/Manajemen Fasilitas dan Keamanan (MFK) 141 13. Staff Qualification and Education (SQE)/Kualifikasi dan Pendidikan Staf (KPS) 151 14. Management of Information (MOI)/Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI) 155 15. Human Research Program (HRP) 159 16. Medical Professional Education (MPE) 165 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 DAFTAR ISI 1. iii Halaman ini sengaja dibiarkan kosong iv RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 Pasien datang ke Instalasi Gawat Darurat 2 – 5 Menit Triage Primer oleh Perawat (skrining dan saturasi O2) Segera Resusitasi 5 - 10 Menit Emergent Ruang Resusitasi Triage Sekunder oleh Dokter Urgent False Emergency Max.2 jam Tatalaksana pasien dan Mengisi Formulir Resusitasi IMET Ditangani langsung berkoordinasi dengan dokter terkait Non-Trauma Trauma Pulang Max. 30 menit 1. Mengisi Formulir Evaluasi Awal dan Tata Laksana IMET 2. Melakukan pengisian Formulir Evaluasi Lanjut Transfer Penanganan oleh Dokter Departemen Terkait 1. Mengisi Formulir Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi untuk dokumentasi Follow Up 2. Membuat resep dan memastikan obat telah diberikan sesuai instruksi 3. Transfer pasien dan melengkapi Formulir Transfer Internal bila pindah perawatan di dalam RS atau Formulir Pindah Rumah Sakit bila pasien pindah RS atau Resume Medis bila pasien pulang (hal. 42-44) RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 INSTALASI GAWAT DARURAT Apa yang harus saya ketahui dan lakukan saat bertugas di Instalasi Gawat Darurat? Death On Arrival / Meninggal di IGD INSTALASI GAWAT DARURAT 1. Pasien didorong ke kamar merah 2. Dibuatkan surat kematian oleh dokter terkait dengan penyebab kematian pasien Transfer Pasien Instalasi Gawat Darurat Ruang Prosedur/ OK/ pemeriksaan diagnostik (hal. 21) Ruang Perawatan Intensif (hal. 13) Ruang Isolasi Sesuai Anjuran Tim Medis (hal. 44) 2 Rawat Inap (hal. 9) Pulang Rujuk RS Lain/ Keluar RS dengan Ambulans atau kendaraan pribadi (hal. 43) Atas pemintaan sendiri (hal. 49) RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 No. Tindakan Perhatian 1. Transfusi darah/ a. Informed consent produk darah persetujuan pemberian darah/produk darah b. Prosedur pemberian darah/produk darah c. Formulir monitoring transfusi 2. Code blue 3. Terkait populasi khusus INSTALASI GAWAT DARURAT Proses perawatan lain yang mungkin diterima Halaman Penjelasan Kriteria dan alur pemanggilan TMRC RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 51 dan 66 64 63 3 Hal lain yang wajib saya ketahui saat saya bertugas di Instalasi Gawat Darurat INSTALASI GAWAT DARURAT No. 4 Topik Halaman Penjelasan 1. International Patient Safety Goals/Sasaran Keselamatan Pasien 25 2. Prosedur Delayed Treatment 40 3. Privasi pasien 51 4. Second opinion 53 5. Informed consent 51 6. Hak dan kewajiban pasien dan keluarga 51 7. Penilaian dan tata laksana nyeri 69 8. Kriteria dan alur pasien paliatif 71 9. Pencegahan infeksi (kebersihan tangan, etika batuk, penggunaan APD, tertusuk jarum, ruang isolasi) 131 10. Manajemen obat 91 11. Laporan insiden (alur dan cara pelaporan) 121 12. Indikator mutu dan keselamatan 127 13. Tujuh kode darurat 141 14. APAR (Alat Pemadam Api Ringan) 144 15. Pengelolaan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) 145 16. Kelengkapan dan hal penting terkait rekam medik 156 17. Standar Singkatan 155 18. Penilaian Pra sedasi/Pra anestesi 81 19 Clinical Pathway/PPM/PPK 59 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 Apa yang harus saya ketahui dan lakukan saat bertugas di Unit Rawat Jalan? UNIT RAWAT JALAN Pasien tiba di Poliklinik 30 Menit Pertama 1. Pasien telah diskrining oleh perawat (tanda vital, risiko jatuh, skor nyeri) 2. Pasien baru: Lakukan pemeriksaan pasien dan pengisian Formulir Pengkajian Awal Medis (hal. 55) Pasien lama: a. Pasien lama dan kunjungan terakhir <1 tahun: lakukan pemeriksaan pasien dan pengisian Formulir Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi dengan format SOAP b. Pasien baru/ idak berkunjung >1 tahun: lakukan pemeriksaan pasien dan pengisian Formulir Pengkajian Awal Medis Rawat Jalan 3. Mengisi Formulir Konsultasi (jika diperlukan) dan menyertakan rekam medik pasien atau disertai dengan Formulir Transfer Intra RS bila tidak dapat menyertakan rekam medik saat mengkonsulkan pasien (hal. 42) 4. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang kondisi pasien dan rencana tindak lanjut (hal. 111) 5. Mendokumentasikan bukti edukasi pada Formulir Informasi dan Edukasi Terintegrasi Rawat Jalan (hal. 111) 6. Menulis resep manual atau elektronik (hal. 91) 7. Mengisi Profil/Summary Rawat Jalan (hal. 49) 8. Menjadwalkan waktu kontrol berikutnya dan mengedukasi pasien untuk melakukan sistem perjanjian. 9. Jika pasien dianjurkan rawat inap dokter harus menjelaskan 3 hal : a. Hasil pemeriksaan dan rencana perawatan b. Target rawatan (outcome) yang diharapkan c. Perkiraan biaya (dapat diminta bantuan ke pusat informasi) RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 5 5 Transfer Pasien UNIT RAWAT JALAN Rawat Jalan Ruang Perawatan Intensif (hal. 13) Ruang Prosedur/ pemeriksaan diagnostik (hal. 21) Rujuk ke RS/ Faskes lain (hal. 43) Ruang Isolasi IGD (hal. 1) Rawat Inap (hal. 9) Pulang (hal. 41) Proses perawatan lain yang mungkin diterima No. 6 Tindakan Perhatian Halaman Penjelasan 1. Transfusi darah/ a. Informed consent produk darah persetujuan pemberian darah/produk darah b. Prosedur pemberian darah/ produk darah c. Formulir monitoring transfusi 51 dan 66 2. Kemoterapi 51 dan 63 3. Code blue 4. Terkait populasi khusus Kriteria dan alur pemanggilan TMRC 64 63 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 Hal lain yang wajib saya ketahui saat saya bertugas di Unit Rawat Jalan Topik Halaman Penjelasan 1. International Patient Safety Goals/Sasaran Keselamatan Pasien 25 2. Prosedur Delayed Treatment 40 3. Privasi pasien 51 4. Second opinion 53 5. Informed consent 51 6. Hak dan kewajiban pasien dan keluarga 51 7. Penilaian dan tatalaksana nyeri 69 8. Kriteria dan alur pasien paliatif 71 9. Pencegahan infeksi (kebersihan tangan, etika batuk, penggunaan APD, tertusuk jarum, ruang isolasi) 131 10. Manajemen obat 91 11. Laporan insiden (alur dan cara pelaporan) 121 12. Indikator mutu dan keselamatan 127 13. Tujuh kode darurat 141 14. APAR (Alat Pemadam Api Ringan) 144 15. Pengelolaan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) 145 16. Kelengkapan dan hal penting terkait rekam medik 156 17. Pasien yang meninggalkan perawatan dengan/ tanpa memberitahu dokter 49 18. Standar Singkatan 155 19 Clinical Pathway/PPM/PPK 59 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 UNIT RAWAT JALAN No. 7 UNIT RAWAT JALAN Halaman ini sengaja dibiarkan kosong 8 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 Apa yang harus saya ketahui dan lakukan saat bertugas di Unit Rawat Inap? UNIT RAWAT INAP Pasien ditetapkan sebagai pasien rawat inap/ memenuhi kriteria pasien rawat inap 24 Jam pertama 1. Lakukan pemeriksaan pasien dan pengisian Formulir Pengkajian Awal Medis (hal. 55) 2. Membuat Rencana Perawatan Pasien (care plan) awal 1x24 jam (hal. 60) 3. Menuliskan instruksi medis di Formulir Instruksi Medis Farmakologis dan Non-Farmakologis termasuk instruksi diet, aktivitas, pemeriksaan penunjang, dll (hal. 62) 4. Mengisi Formulir Konsultasi (jika diperlukan) 5. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang rencana perawatan pasien berdasarkan hasil penilaian dan rencana perawatan pasien (Care Plan) yang telah disusun. (hal. 111) 6. Mendokumentasikan bukti edukasi pada Formulir Informasi dan Edukasi Terintegrasi Rawat Inap (hal. 111) RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 9 Setiap hari UNIT RAWAT INAP 1. Melakukan follow up kondisi pasien setiap hari termasuk di hari libur 2. Mendokumentasikan hasil follow up pasien dalam Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi 3. Melakukan serah terima pasien antar shift jaga menggunakan metode SBAR (hal. 27) 4. Memerbaharui Rencana Perawatan Pasien (Care Plan) sesuai jadwal atau perubahan kondisi/kebutuhan pasien (hal. 60) 5. Menyelenggarakan pertemuan multidisiplin dan multiprofesi pada kasus kompleks dan menuliskannya pada formulir rencana perawatan pasien (Care Plan) 6. Memerbaharui Instruksi Medis Farmakologis dan NonFarmakologis (hal. 62) 7. Implementasi layanan kelompok risiko tinggi (hal. 63) 8. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang kondisi pasien dan rencana perawatan pasien berdasarkan hasil penilaian dan rencana perawatan pasien yang telah disusun (hal. 111) 9. Menuliskan resep pasien secara lengkap (elektronik maupun manual) (hal. 91) 10. Melaporkan kejadian efek samping obat dalam Formulir MESO (Monitoring Efek Samping Obat) (hal. 93) Persiapan pasien pulang 1. Dalam waktu 1x24 jam sebelum pasien pulang, lengkapi Formulir Resume Medis (hal. 44) dan Formulir Discharge Planning (hal. 60) 2. Edukasi pasien pulang (hal. 111) 10 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 Transfer Pasien Ruang Perawatan Intensif (hal. 13) Ruang Prosedur/ pemeriksaan diagnostik (hal. 11) Ruang Isolasi UNIT RAWAT INAP Rawat Inap Pindah RS Lain/ Keluar RS menggunakan ambulans atau kendaraan pribadi (hal. 43) Pulang Sesuai anjuran Tim Medis (hal. 44) Atas permintaan sendiri (hal. 49) Proses perawatan lain yang mungkin diterima No Tindakan 1. Transfusi darah/produk darah 2. Kemoterapi 3. Code blue 4. Terkait populasi khusus Perhatian 1. Informed consent persetujuan pemberian darah/produk darah 2. Prosedur pemberian darah/ produk darah 3. Formulir monitoring transfusi Halaman Penjelasan 51 dan 66 51 dan 63 Kriteria dan alur pemanggilan TMRC RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 64 63 11 Hal lain yang wajib saya ketahui saat saya bertugas di Unit Rawat Inap No. UNIT RAWAT INAP 12 Topik Halaman Penjelasan 1. International Patient Safety Goals/Sasaran Keselamatan Pasien 25 2. Prosedur Delayed Treatment 40 3. Privasi pasien 51 4. Second opinion 5. General consent 51 6. Informed consent 52 7. Hak dan kewajiban pasien dan keluarga 51 8. Penilaian dan tatalaksana nyeri 69 9. Kriteria dan alur pasien paliatif 71 10. Pencegahan infeksi (kebersihan tangan, etika batuk, penggunaan APD, tertusuk jarum, ruang isolasi) 131 11. Manajemen obat 91 12. Laporan insiden (alur dan cara pelaporan) 121 13. Indikator mutu dan keselamatan 127 14. Tujuh Kode darurat 141 15. APAR (Alat Pemadam Api Ringan) 144 16. Pengelolaan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) 145 17. Kelengkapan dan hal penting terkait rekam medik 156 18. Discharge Planning 60 19. Pasien yang meninggalkan perawatan dengan/ tanpa memberitahu dokter 49 20. Standar Singkatan 155 21. Kunjungan Pre anestesia/ Penilaian pra sedasi 81 22. Clinical Pathway/PPM/PPK 59 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 UNIT PERAWATAN INTENSIF Apa yang harus saya ketahui dan lakukan saat bertugas di Unit Perawatan Intensif? Rujukan RS Luar IGD Rawat Inap Kamar Bedah Memenuhi Kriteria Masuk ICU Masuk dengan mendapat Persetujuan Kepala ICU 24 Jam pertama 1. Dengan Membawa kelengkapan: a. Surat konsultasi dan persetujuan masuk ICU dan dokumen lain terkait Rekam Medik, b. Formulir Identitas Pasien Rawat Inap (IPRI) yang telah diisi dan telah ditandatangani oleh pasien dan petugas admisi. c. Formulir Informed Consent yang telah diisi dan ditangani oleh pasien dan petugas medik dan para medik terkait. 2. Residen anestesi senior (PPDS Mandiri) melakukan asesmen pasien dan membuat catatan pasien masuk serta melengkapi Formulir Transfer 3. Membuat Flow Chart harian dan admission note. 4. Menetapkan status jaminan keuangan pasien (BPJS/Pribadi) → jika belum diketahui sebelumnya 5. Membuat resep dan memastikan obat/alkes sudah diberikan sesuai instruksi 6. Berkolaborasi dalam pembuatan atau pembaharuan care plan 7. Melakukan edukasi kepada pasien dan atau keluarga dan mendokumentasikan dalam Formulir Informasi dan Edukasi Terintegrasi RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 13 Setiap Hari UNIT PERAWATAN INTENSIF 1. Asesmen harian pasien dan melengkapi Flow Chart harian 2. Membuat resep dan memastikan obat dan alkes diberikan sesuai instruksi (hal. 91) 3. Update Rencana Pelayanan/Care Plan sesuai rencana dan atau perkembangan pasien (hal. 60) 4. Melaporkan pasien kondisi sekarat ke semua konsulen yang relevan → kolaborasi dengan tim paliatif 5. Melakukan edukasi kepada pasien dan atau keluarga dan mendokumentasikan dalam Formulir Informasi dan Edukasi Terintegrasi (hal. 111) 6. Melaporkan kejadian efek samping obat dalam Formulir MESO (Monitoring Efek Samping Obat) (hal. 93) Transfer setelah memenuhi Kriteria Keluar ICU HCU Meninggal Buat Formulir Transfer 1. Jika pasien meninggal dunia dalam 24 jam karena prosedur operasi atau anestesia → buat laporan 2. Semua kematian di ICU atau pasca ICU (bila mungkin) dikaji oleh konsulen 3. Dokter ICU membuat Resume Medik dan surat keterangan kematian Rawat Inap 14 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 Proses perawatan lain yang mungkin diterima Tindakan Perhatian 1. Transfusi darah/ a. Informed consent produk darah persetujuan pemberian darah/produk darah b. Prosedur pemberian darah/ produk darah c. Formulir monitoring transfusi 2. Code blue 3. Terkait populasi khusus Kriteria dan alur pemanggilan TMRC RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 Halaman Penjelasan UNIT PERAWATAN INTENSIF No. 51 dan 66 64 63 15 Hal lain yang wajib saya ketahui saat saya bertugas di Unit Perawatan Intensif UNIT PERAWATAN INTENSIF 16 Halaman Penjelasan No. Topik 1. International Patient Safety Goals/Sasaran Keselamatan Pasien 25 2. Prosedur Delayed Treatment 40 3. Privasi pasien 51 4. Second opinion 53 5. General consent 51 6. Informed consent 51 7. Hak dan kewajiban pasien dan keluarga 51 8. Penilaian dan tatalaksana nyeri 69 9. Kriteria dan alur pasien paliatif 71 10. Pencegahan infeksi (kebersihan tangan, etika batuk, penggunaan APD, tertusuk jarum, ruang isolasi) 131 11. Manajemen obat 91 12. Laporan insiden (alur dan cara pelaporan) 121 13. Indikator mutu dan keselamatan 127 14. Tujuh Kode darurat 141 15. APAR (Alat Pemadam Api Ringan) 1444 16. Pengelolaan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) 145 17. Kelengkapan dan hal penting terkait rekam medik 156 18. Discharge Planning 60 19. Standar Singkatan 155 20. Clinical Pathway/ PPM/ PPK 59 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 Rawat Jalan (Poli Anestesi untuk penilaian pra anestesi) UNIT LAYANAN BEDAH RAWAT SEHARI Apa yang harus saya ketahui dan lakukan saat bertugas di Unit Layanan Bedah Rawat Sehari (One Day Care)? Rawat Inap Pasien tiba di Ruang Prosedur/Bedah Sehari Diterima oleh bagian pendaftaran a. Pasien rawat jalan: akan diperiksa kelengkapan berkas dan diberikan edukasi Hak dan Kewajiban pasien b. Pasien rawat inap: akan dilakukan pemeriksaan kelengkapan berkas Dimasukkan ke Ruang Persiapan Diterima oleh Perawat dan Dokter *Pasien rawat inap: Dokter/Perawat melengkapi Formulir Transfer Antar Ruang Pasien Rawat Jalan dan Rawat Inap: 1. Memeriksa kondisi pasien 2. Melengkapi Informed Consent Tindakan/Anestesi 3. Melakukan Edukasi Analgesia Pasca (Post) Operasi dan pilihan terapi 4. Mendokumentasikan bukti edukasi di Formulir Informasi dan Edukasi Terintegrasi Rawat Jalan/Rawat Inap 5. Melakukan dan mendokumentasikan Site Marking bersama Perawat 6. Melakukan prosedur Sign In dan mendokumentasikan di Formulir Checklist Keselamatan Operasi Dipindahkan ke Kamar Operasi RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 17 17 UNIT LAYANAN BEDAH RAWAT SEHARI 1. Dilakukan persiapan tindakan 2. Dokter Anestesi melakukan pembiusan dengan didahului oleh verifikasi identitas pasien 3. Lakukan Time Out sebelum memulai insisi dan didokumentasikan di Formulir Checklist Keselamatan Operasi 4. Dokter Anestesi melakukan pemantauan selama operasi dan mendokumentasikan dalam Formulir Status Anestesia 5. Sebelum pasien keluar dari ruang operasi lakukan proses Sign Out dan dokumentasikan dalam Formulir Checklist Keselamatan Operasi Pasien dipindahkan ke Ruang Pulih 1. Diterima oleh Dokter dan Perawat 2. Dilakukan monitoring tanda vital dan didokumentasikan dalam Status Anestesia 3. Mengisi Formulir Laporan Operasi 4. Discharge pasien berdasarkan kriteria ALDRETTE atau PADSS 5. Menuliskan instruksi Post Operasi di Formulir Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (Disalin ke Formulir Instruksi Medis jika pasien rawat inap) 6. Melakukan edukasi sebelum pasien pulang terkait rencana perawatan berikutnya dan mendokumentasikan dalam Formulir Informasi dan Edukasi Terintegrasi Rawat Jalan/Rawat Inap 18 Mengisi formulir Transfer Antar Ruang Membuat Resume Medis Pasien kembali ke ruangan Pasien pulang RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 No. Tindakan Perhatian 1. Transfusi darah/ produk darah a. Informed consent persetujuan pemberian darah/ produk darah b. Prosedur pemberian darah/ produk darah c. Formulir monitoring transfusi 2. Code blue Kriteria dan alur pemanggilan TMRC 3. Terkait populasi khusus RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 UNIT LAYANAN BEDAH RAWAT SEHARI Proses perawatan lain yang mungkin diterima Halaman Penjelasan 51 & 66 64 63 19 UNIT LAYANAN BEDAH RAWAT SEHARI Hal lain yang wajib saya ketahui saat saya bertugas di Unit Layanan Bedah Rawat Sehari No. 20 Topik Halaman Penjelasan 1. International Patient Safety Goals/ Sasaran Keselamatan Pasien 25 2. Prosedur Delayed Treatment 40 3. Privasi pasien 51 4. Second opinion 53 5. Informed consent 51 6. Hak dan kewajiban pasien dan keluarga 51 7. Penilaian dan tatalaksana nyeri 69 8. Pencegahan infeksi (kebersihan tangan, etika batuk, penggunaan APD, tertusuk jarum, ruang isolasi) 131 9. Manajemen obat 91 10. Laporan insiden (alur dan cara pelaporan) 121 11. Indikator mutu dan keselamatan 127 12. Tujuh Kode darurat 141 13. APAR (Alat Pemadam Api Ringan) 144 14. Pengelolaan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) 145 15. Kelengkapan dan hal penting terkait rekam medik 156 16. Standar Singkatan 155 17. Clinical Pathway/PPM/PPK 59 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 Apa yang harus saya ketahui dan lakukan saat bertugas di Kamar Operasi? KAMAR OPERASI Rawat Inap (sudah melalui penilaian pra-bedah dan anestesi) Pasien tiba di ruang operasi Diterima oleh bagian pendaftaran dan dilakukan pemeriksaan kelengkapan berkas Dimasukkan ke Ruang Persiapan Diterima oleh Perawat dan Dokter 1. Dokter/Perawat melengkapi Formulir Transfer Antar Ruang 2. Memeriksa kondisi pasien 3. Melengkapi Informed Consent Tindakan/Anestesi 4. Melakukan Edukasi Analgesia Post Operasi dan pilihan terapi 5. Mendokumentasikan bukti edukasi di Formulir Informasi dan Edukasi Terintegrasi Rawat Jalan/Rawat Inap 6. Melakukan dan mendokumentasikan Site Marking bersama Perawat (jika belum dilakukan di rawat inap) 7. Melakukan prosedur Sign In dan mendokumentasikan di Formulir Checklist Keselamatan Operasi Dipindahkan ke Kamar Operasi RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 21 KAMAR OPERASI Di Kamar Operasi: 1. Dilakukan persiapan tindakan 2. Dokter Anestesi melakukan pembiusan dengan didahului oleh verifikasi identitas pasien 3. Lakukan Time Out sebelum memulai insisi dan didokumentasikan di Formulir Checklist Keselamatan Operasi. 4. Dokter Anestesi melakukan pemantauan selama operasi dan mendokumentasikan dalam Formulir Status Anestesia 5. Sebelum pasien keluar dari ruang operasi lakukan proses Sign Out dan dokumentasikan dalam Formulir Checklist Keselamatan Operasi. Pasien dipindahkan ke Ruang Pulih ICU Diantar oleh dokter anestesi PICU - Diantar oleh dokter anestesi - Dijemput oleh perawat dari PICU Mengisi Formulir Transfer Antar Ruang 1. Diterima oleh Dokter dan Perawat 2. Dilakukan monitoring tanda vital dan didokumentasikan dalam Status Anestesia 3. Mengisi Formulir Laporan Operasi 4. Discharge pasien berdasarkan kriteria ALDRETTE atau PADSS 5. Menuliskan instruksi Post Operasi di Formulir Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi dan tuliskan instruksi obat pada Formulir Instruksi Medis Jika Pasien Rawat Inap) 6. Melakukan edukasi sebelum pasien pulang terkait rencana perawatan berikutnya dan mendokumentasikan dalam Formulir Edukasi Terintegrasi Rawat Jalan/Rawat Inap Mengisi Formulir Transfer Antar Ruang Pasien kembali ke ruangan 22 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 Proses perawatan lain yang mungkin diterima Tindakan 1. Transfusi darah/ produk darah 2. Code blue 3. Terkait populasi khusus Perhatian a. Informed consent persetujuan pemberian darah/ produk darah b. Prosedur pemberian darah/ produk darah c. Formulir monitoring transfusi Kriteria dan alur pemanggilan TMRC RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 Halaman Penjelasan 51 dan 66 KAMAR OPERASI No. 64 63 23 Hal lain yang wajib saya ketahui saat saya bertugas di Kamar Operasi KAMAR OPERASI 24 Halaman Penjelasan No. Topik 1. International Patient Safety Goals/ Sasaran Keselamatan Pasien 25 2. Prosedur Delayed Treatment 40 3. Privasi pasien 51 5. Informed consent 51 6. Hak dan kewajiban pasien dan keluarga 51 7. Penilaian dan tatalaksana nyeri 69 8. Pencegahan infeksi (kebersihan tangan, etika batuk, penggunaan APD, tertusuk jarum, ruang isolasi) 9. Manajemen obat 10. Laporan insiden (alur dan cara pelaporan) 121 11. Indikator mutu dan keselamatan 127 12. Tujuh kode darurat 141 13. APAR (Alat Pemadam Api Ringan) 144 14. Pengelolaan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) 145 15. Kelengkapan dan hal penting terkait rekam medik 156 16. Standar Singkatan 155 131 91 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 INTERNATIONAL PATIENT SAFETY GOALS (IPSG)/ SASARAN KESELAMATAN PASIEN (SKP) IPSG 1. Identifikasi Pasien Secara Benar IPSG 1 Gunakan minimal dua identitas pasien: 1. Nama lengkap, dan 2. Tanggal lahir Untuk pasien tidak dikenal gunakan sesuai dengan jenis kelamin dan umur: Tn./Ny./An./By. X 14001 Dengan penjelasan sebagai berikut: 1. Dua angka digit pertama merupakan tahun pelayanan dilaksanakan 2. Tiga angka digit terakhir merupakan nomor urut pasien tidak dikenal yang dilayani pada tahun tersebut Pasien diidentifikasi saat: 1. Pemberian obat, 2. Pemberian diet/makan pasien. 3. Pemberian transfusi darah dan produk darah. 4. Pengambilan sampel darah atau spesimen lain. 5. Melakukan prosedur/tindakan/operasi. Label identitas standar terdiri atas 4 (empat) identitas yaitu: 1. Nama lengkap 2. Tanggal lahir 3. Nomor rekam medik 4. Jenis kelamin Tn. Abdul Fathir 313.10.88 13 Februari 1972 Laki-laki RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 25 IPSG 1. Identifikasi Pasien Secara Benar Identitas di formulir: IPSG 1 NRM : Nama lengkap : Jenis kelamin : Tanggal lahir : (Tempelkan stiker pasien jika tersedia) Identifikasi Pasien Berisiko: 1. Proses identifikasi pasien yang berisiko alergi, jatuh, DNR (do not resuscitate), keterbatasan ekstremitas dan pemasangan implan radioaktif. 2. Penanda risiko dipasang setelah pasien dinyatakan berisiko atau terjadi perubahan risiko pasien. Penanda Risiko: Klip Kuning : Risiko jatuh Klip Merah : Risiko alergi Klip Ungu : DNR (Do Not Resuscitate) Klip Pink : Keterbatasan ekstremitas Gelang Abu-abu : Terpasang implan radioaktif Pada pasien yang tidak dapat dipasang gelang identitas/gelang risiko → STIKER berwarna yang ditempel pada halaman depan status pasien. 26 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 IPSG 2. Tingkatkan Komunikasi Efektif IPSG 2 Komunikasi efektif terutama wajib dilakukan oleh tenaga kesehatan yang melaporkan: a. pasien dengan kondisi kritis. b. pasien yang memiliki hasil nilai kritis pemeriksaan penunjang. c. pasien dalam pengobatan yang memerlukan pengawasan khusus, d. kondisi yang memerlukan monitoring ketat. Menggunakan teknik SBAR (Situation - Background – Assessment – Recommendation) dan mencatatnya di formulir Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT) Ketika petugas kesehatan menerima pesan verbal/per-telepon → TBaK → Tulis Baca dan Konfirmasi. Menuliskan pesan yang diterima di CPPT. Pesan pemberian obat LASA/Look Alike Sound Alike, penerima pesan mengulang kembali nama obat dan instruksi yang diberikan dengan mengeja nama obat per huruf. Pemberian obat-obatan epidural dan obat high alert TIDAK diperkenankan diberikan melalui instruksi verbal/per telepon. Stempel KONFIRMASI ditandatangani DPJP dalam waktu 1 x 24 jam. Bila DPJP tidak dapat menandatangani dalam waktu 1 x 24 jam, karena ada hal-hal di luar kemampuan, dapat dilakukan oleh dokter yang didelegasikan sesuai ketentuan. Komunikasi Serah Terima Pasien Serah terima pasien saat peralihan tugas/jaga antar tenaga kesehatan → menggunakan teknik SBAR (Situation - Background – Assessment – Recommendation) (TIDAK DIPERGUNAKAN UNTUK INSTRUKSI OBAT HIGH ALERT) RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 27 IPSG 2 Panduan Menjalankan Teknik SBAR Situation/situasi S Saya menelpon tentang (nama pasien, tanggal lahir dan lokasi) Masalah yang ingin disampaikan adalah: ……………………………. Tanda-tanda vital: TD: …/…, Nadi: …, Pernapasan: …, dan Suhu: … Saya khawatir tentang: Background/Latar Belakang B Status mental pasien: Kulit/Ekstremitas: Pasien memakai/tidak memakai oksigen Assessment/Penilaian A Masalah yang saya pikirkan adalah: (katakana apa masalah yang anda pikirkan) Masalahnya tampaknya adalah: jantung, infeksi, neurologis, respirasi, ………………… Saya tidak yakin apa masalahnya tapi pasien memburuk. Pasien tampaknya tidak stabil dan cenderung memburuk. Kita harus melakukan sesuatu, Dok. Recommendation/Rekomendasi R 28 Apakah … (katakan apa yang ingin disarankan) Apakah diperlukan pemeriksaan tambahan: … Jika ada perubahan tata laksana, tanyakan. RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 IPSG 3. Tingkatkan Keamanan Obat High Alert IPSG 3 Setiap satelit farmasi, ruang rawat, poliklinik harus memiliki daftar obat high alert dan panduan penanganan obat high alert. Rumah sakit membuat Daftar Obat High Alert (terbarui tanggal 24 Desember 2014) Obat Look Alike Sound Alike (LASA) dikelola untuk mencegah terjadinya kesalahan, dengan cara pemberian label LASA dan penyimpanan dipisah satu dengan yang lain. Obat-obatan LASA jika diinstruksikan secara verbal oleh Dokter, wajib dibaca ulang dan dieja per huruf. Elektrolit pekat (KCl 7,46% dan NaCL 3%) tidak boleh disimpan di ruang perawatan kecuali di kamar operasi jantung dan unit perawatan intensif (ICU) dan ruangan yang boleh menyimpan harus memastikan bahwa elektrolit pekat disimpan di lokasi dengan akses terbatas bagi petugas yang diberi wewenang. Obat diberi penandaan yang jelas berupa stiker “High Alert” . RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 29 IPSG 4. Pastikan Benar Sisi, Benar Prosedur, Benar Pasien Operasi PROTOKOL UNIVERSAL: IPSG 4 1. Penandaan lokasi operasi/prosedur Dokter operator yang akan menjalankan tindakan melakukan penandaan lokasi operasi/prosedur di ruang rawat dengan spidol 70 atau skin marker dengan melibatkan pasien. Paling lambat penandaan dilakukan di ruang persiapan. Penandaan dengan memberi tulisan „YA‟ di lokasi insisi. Jika operasi dilakukan pada daerah mukosa, penandaan dilakukan pada gambar di rekam medik dan Formulir Catatan Keperawatan Pra-Operasi 2. Verifikasi pra operasi/prosedur Perawat melakukan verifikasi pra operasi/prosedur terhadap: benar sisi/lokasi operasi, benar prosedur operasi, dan benar pasien benar dokumentasi (Surat Persetujuan Tindakan Kedokteran, peralatan dan imaging) peralatan/implan yang dibutuhkan 3. Time Out Seluruh anggota tim operasi/prosedur melakukan komunikasi secara verbal dan mendokumentasikan prosedur time out sesaat sebelum mulai operasi/prosedur → Checklist Keselamatan Operasi/ Keselamatan Prosedur. 30 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 IPSG 5. Menurunkan Risiko Infeksi Nosokomial IPSG 5 Lima momen cuci tangan 1. Sebelum kontak dengan pasien. 2. Sebelum tindakan aseptik 3. Setelah kontak cairan tubuh pasien. 4. Setelah kontak dengan pasien 5. Setelah kontak dengan lingkungan pasien. Enam langkah cuci tangan Dengan handrub: 20 – 30 detik Dengan air mengalir: 40 – 60 detik RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 31 IPSG 6. Menurunkan risiko pasien cedera akibat jatuh Pasien anak di bawah 12 tahun dan pasien intensive care dinilai berisiko tinggi jatuh dan ditatalaksana sesuai panduan. Formulir Penilaian risiko jatuh: 1. Humpty Dumpty: untuk pasien 12 s/d 18 tahun IPSG 6 Total skor 7-11 : Risiko Rendah Untuk Jatuh Total skor ≥ 12 : Risiko Tinggi Untuk Jatuh Tatalaksana lihat hal 36 Skor Minimal : 7 32 Skor Maksimal : 23 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 IPSG 6 2. Morse Falls Scale: pasien dewasa > 18 - < 60 tahun Tingkat Risiko: Tidak berisiko bila skor 0-24 Risiko Rendah bila skor 25-50 Risiko Tinggi bila skor ≥ 51 Tatalaksana lihat hal 37 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 33 3. Penilaian pasien usia lanjut: usia 60 tahun ke atas IPSG 6 Tingkat Risiko: 34 Risiko Rendah bila skor 1 -3 → lakukan Intervensi Risiko Rendah Risiko Tinggi bila skor ≥ 4 → lakukan Intervensi Risiko Tinggi RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 4. Modifikasi Get Up & Go Test: Pasien Poliklinik dan IGD KOMPONEN PENILAIAN A. Perhatikan cara berjalan pasien saat akan duduk di kursi. Apakah pasien tampak tidak seimbang (sempoyongan / limbung)? Ya Tidak Tidak berisiko IPSG 6 B. Apakah pasien memegang pinggiran kursi atau meja atau benda lain sebagai penopang saat akan duduk? : tidak ditemukan a dan b Berisiko rendah : ditemukan a atau b Berisiko tinggi : ditemukan a dan b Tatalaksana lihat hal 36 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 35 Tata Laksana Pencegahan Jatuh Unit Rawat Jalan IPSG 6 Pasien Anak Usia < 12 Tahun: Semua anak dianggap berisiko tinggi jatuh. Pasien tidak dipakaikan pita kuning atau diberikan brosur Edukasi Mencegah Jatuh, sehingga semua petugas harus waspada terhadap risiko jatuh pasien anak usia < 12 tahun. Pasien Anak Usia 12 – 18 Tahun, Dewasa dan Usia Lanjut: Intervensi Jatuh Risiko Rendah: Edukasi dengan memberikan brosur Edukasi Mencegah Jatuh. Intervensi Jatuh Risiko Tinggi: Edukasi dengan memberikan brosur Edukasi Mencegah Jatuh dan memasang pita kuning pada tangan pasien. Jelaskan pada pasien dan keluarga tujuan pemasangan pita dan pita dilepas setelah ke luar dari area RSCM. Tata Laksana Pencegahan Jatuh Instalasi Gawat Darurat Pasien Anak Usia < 12 Tahun: Tidak dinilai risiko jatuhnya karena dianggap semua berisiko tinggi jatuh. Semua intervensi risiko jatuh diterapkan pada semua pasien anak. Pasien Anak Usia 12 – 18 Tahun, Dewasa dan Usia Lanjut: Intervensi Jatuh Risiko Rendah : Perawat melakukan edukasi pada pasien dan keluarga dengan memasang papan edukasi mencegah jatuh pada brankar pasien. Intervensi Jatuh Risiko Tinggi: 1. Edukasi memasang papan edukasi mencegah jatuh pada brankar, 2. Memasang pita risiko jatuh warna kuning pada tangan pasien 3. Memasang penanda risiko jatuh segitiga warna kuning pada brankar pasien. 36 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 Tata Laksana Pencegahan Jatuh Unit Rawat Inap Tidak berisiko dan Risiko rendah: Intervensi jatuh standar Edukasi pasien dan keluarga → pasang akrilik edukasi IPSG 6 Lakukan penilaian ulang bila terjadi perubahan kondisi Risiko tinggi: 1. Pasang klip risiko jatuh. 2. Pasang segitiga jatuh 3. Pasang handrail tempat tidur 4. Edukasi pasien dan keluarga à pasang akrilik edukasi 5. Edukasi pasien dan keluarga serta jelaskan tujuan pemasangan penanda risiko. Contoh Perubahan Kondisi/ Pengobatan: 1. 2. 3. 4. Pasien pasca operasi Pasien pasca sedasi Pasien pasca tindakan invasif risiko tinggi Penambahan obat-obat sedatif (kecuali pasien ICU yang menggunakan sedasi dan paralisis) , Hipnotik, Barbiturat, Fenotiazin, Antidepresan, Laksans/Diuretika, Narkotik. 5. Obat-obat berisiko tinggi (diuretik, narkotik, sedatif, anti psikotik, laksatif, vasodilator, antiaritmia, antihipertensi, obat hipoglikemik, antidepresan, neuroleptik, NSAID, Hipnotik, Barbiturat, Fenotiazin. 6. Penurunan kesadaran. 7. Pasien pasca jatuh. RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 37 Halaman ini sengaja dibiarkan kosong IPSG 6 38 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 ACC/APK ACCESS TO CARE AND CONTINUITY OF CARE (ACC)/AKSES PELAYANAN KESEHATAN (APK) Tiga Poin Edukasi Penting Sebelum Pasien Masuk Rawat Inap Hasil pemeriksaan dan rencana tindakan terapi Target perawatan (outcome): kondisi apa yang akan dicapai dan berapa lama perawatan Perkiraan biaya. Edukasi ini dapat dilakukan oleh petugas administrasi di poliklinik (masing-masing unit kerja menyiapkan daftar tarif untuk dapat diinformasikan) RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 39 Prosedur Delayed Treatment (sebab dari dalam RS) Ketika harus menunggu dalam waktu yang lama untuk mendapatkan pelayanan diagnostik dan/atau perawatan yang sudah direncanakan karena kondisi di RS → buatkan daftar tunggu baru ACC/APK Pasien diinformasikan tentang: 1. adanya penundaan pelayanan 2. alasan penundaan 3. terkait penundaan atau waktu menunggu, diberitahu tentang alternatif ketersediaannya. Berlaku untuk rawat inap dan rawat jalan yang memerlukan perawatan dan/atau layanan diagnostik; tidak berlaku untuk waktu menunggu yang tidak terlalu lama seperti adanya keterlambatan jadwal (behind schedule) dokter. Informasi ini didokumentasikan pada medical record pasien di Formulir Edukasi Terintegrasi. Prosedur Delayed Treatment (sebab dari pasien) dan Prosedur Pasien yang Menolak Pengobatan Ketika pasien tidak mampu memenuhi rencana perawatan sesuai kesepakatan karena berbagai kondisi Bagi pasien atau keluarga yang tidak datang pengobatan di lingkup rawat jalan/ruang tindakan/prosedur, maka perlu: a. diketahui alasan ketidakhadiran (penolakan) b. menginformasikan kepada pasien mengenai risiko dan komplikasi serta segala konsekuensi yang akan terjadi jika pasien menolak perawatan tersebut kepada pasien/ keluarga pasien c, menghubungi dokter keluarga (bila pasien/keluarga memilikinya) dan menyampaikan tentang penolakan dan risiko, dan penyakit infeksi, serta kondisi lain yang mengancam jiwa pasien dan lingkungannya. d. memberi kesempatan kepada pasien/keluarga untuk bertanya dan mendapatkan penjelasan ulang Informasi ini didokumentasikan pada rekam medik pasien di Formulir Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi. 40 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 Transfer Pasien ACC/APK Informasi yang diperlukan: alasan dirawat, temuan penting, diagnosis, prosedur yang sudah dilaksanakan, obat, kondisi pasien saat ditransfer. Prosedur Transfer Pasien Antar Ruang : 1. Lakukan pemeriksaan tanda vital 30 menit sebelum pasien ditransfer. Bila pasien dalam kondisi yang baik untuk transfer, pasien dapat ditransfer ke tempat yang dituju 2. Selanjutnya dilakukan proses serah terima pasien ke pada petugas penerima. Petugas penerima melakukan konfirmasi kondisi pasien dengan melakukan pemeriksaan tanda vital pasien. Selanjutnya proses serah terima dilakukan dengan menandatangani formulir transfer. 3. Tiga puluh menit sebelum transfer kembali, kondisi pasien harus diperiksa dan dicantumkan dalam formulir transfer yang sama. 4. Memastikan seluruh bagian dalam formulir transfer tersebut tertulis lengkap dan jelas tanpa singkatan. Mohon perhatian: Bagi DPJP yang merawat pasien di RSCM Kencana atau Ruang Rawat VIP, pengisian formulir transfer HARUS dilakukan oleh DPJP Utama. Bila DPJP Utama berhalangan, dipersilakan untuk mendelegasikan ke pada Dokter Jaga/Dokter Ruangan dengan selanjutnya memberikan tanda tangan konfirmasi terkait pendelegasian tugas tersebut. RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 41 Formulir Transfer Antar Ruang Dapat digunakan sebagai pengganti rekam medik bila tidak mungkin disertakan. Dapat digunakan sebagai resume kondisi terakhir pasien sebelum dipindahkan ke tempat lain ACC/APK 42 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 ACC/APK Formulir Transfer ke Luar Rumah Sakit (Pengganti Resume Medik) RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 43 Resume Medik Dibuat 1x24 sebelum pasien pulang ACC/APK 44 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 ACC/APK RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 45 Proses edukasi pasien yang akan dipulangkan berisikan: ACC/APK Cara aman dan efektif memberikan semua obat yang dibawa pasien (tidak hanya obat yang dibawa ketika pulang) termasuk potensi efek samping obat Cara aman dan efektif penggunaan teknologi/alat medis Interaksi obat yang diresepkan dan obat lainnya (termasuk obat persediaan pasien) dengan makanan Diet dan nutrisi, aktivitas, alat bantu, manajemen nyeri, dan rehabilitasi Prosedur Pembuatan Resume Medik 1. 3. 4. 5. 6. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 46 Pastikan kelengkapan pengisian resume medik mulai dari identitas pasien, tanggal masuk dan keluar, ruang rawat terakhir, penanggung pembayaran, dan diagnosis/masalah waktu masuk, dan asal rujukan terisi dengan lengkap Pastikan ringkasan riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang (diagnosis terpenting), hasil konsultasi terisi, jelas, dan informatif (mudah diterima dan dipahami oleh Sejawat penerima) Pastikan diagnosis utama dan diagnosis sekunder terisi lengkap sejak awal pasien masuk (termasuk diagnosis dari Departemen lain) beserta kodenya sesuai dengan koding ICD 10 Pastikan semua tindakan yang pernah diterima pasien sejak awal perawatan (termasuk tindakan dari Departemen lain) terisi dengan lengkap beserta kodenya sesuai dengan koding ICD 9 CM Pastikan risiko jatuh, alergi (reaksi obat) dan efek samping terinformasikan bila ada dan formulir pelaporan efek samping obat sudah terisi Tuliskan hasil laboratorium yang belum selesai (pending) Pilih kondisi pasien saat pulang, apakah sembuh, pindah RS, pulang atas permintaan sendiri, meninggal, atau lain-lain (tuliskan) Pilih tempat dan alamat pasien pulang (rumah, panti, dinas sosial, atau lain-lain (tuliskan) Pilh ke mana pengobatan akan dilanjutkan apakah ke poliklinik RSCM, RS Lain, Puskesmas, dokter luar, atau lain-lain (tuliskan dengan lengkap). Bubuhkan pula tanggal kontrol, nama RS atau nama Puskesmas tempat pasien kontrol. Tuliskan daftar obat yang dibawa pasien pulang lengkap nama obat, jumlah, dosis, frekuensi, dan cara pemberiannya. Tuliskan instruksi perawatan lanjutan yang terdiri dari diet, aktivitas fisik, penggunaan alat bantu, alat medis, dan lain-lain Membubuhkan tanda tangan dan nama lengkap Pastikan tulisan rapih dan terbaca serta tidak menggunakan singkatan (terutama untuk diagnosis dan jenis tindakan) Rekam Medik lengkap harus kembali ke Unit Rekam Medik dalam 1x24 jam. RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 ACC/APK Formulir Discharge Planning RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 47 Formulir Discharge Planning (halaman 2) ACC/APK Prosedur Pembuatan Discharge Planning Formulir Discharge Planning ditujukan untuk membantu semua 48 profesi memastikan bahwa pasien dan keluarga mendapatkan informasi yang memadai yang diperlukan pasien untuk melanjutkan proses perawatan setelah pasien selesai menjalani perawatan. Pengisian formulir Discharge Planning lengkap dilakukan oleh perawat 1x24 jam sebelum pasien pulang. Tahap 1 harus selesai diisi paling lambat 2x24 jam pertama proses admisi pasien. Tahap 2 - 4 diisi sesuai dengan kebutuhan pasien berdasarkan catatan yang dibuat oleh masing-masing profesi (dokter, perawat, dietisien, farmasis) pada catatan perkembangan pasien terintegrasi dan formulir Informasi dan Edukasi Terintegrasi. Tabel serah terima memastikan dan menjamin perawat, pasien dan keluarga telah menyelenggarakan proses serah terima yang diperlukan. RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 Profil Rawat Jalan Profil rawat jalan khusus ditujukan untuk pasien dengan diagnostik dan tindakan-tindakan kompleks seperti Penyakit Ginjal Kronik on HD, Kemoterapi, Radioterapi, dan Geriatri. Pasien rawat jalan lainnya, formulirnya juga diisi oleh dokter dan berisi: – tanggal pasien berkunjung hari tersebut – diagnosis pasien – menulis nama dokter DPJP atau pemeriksa – obat-obatan yang diberikan dan data klinis penting pasien (riwayat rawat inap, dan prosedur bedah sejak kunjungan terakhir) – pengisian kode ICD dalam formulir profil pasien rawat jalan dilakukan oleh petugas Rekam Medis – menuliskan diagnosa dan tindakan, tidak boleh menggunakan singkatan Formulir profil pasien rawat jalan dimasukkan ke dalam file Rekam Medis RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 ACC/APK 49 ACC/APK Halaman ini sengaja dibiarkan kosong 50 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 PATIENT AND FAMILY RIGHTS (PFR)/ HAK PASIEN DAN KELUARGA (HPK) Jenis Informed Consent yang berlaku di RSCM Formulir Keterangan 1. General Consent Diberikan pada saat pasien akan masuk rawat inap Berisikan: a. Persetujuan Pasien dan Keluarga terkait tindakan medik keseharaian ringan seperti pemasangan infus, NGT, pengambilan darah untuk laboratorium, pemeriksaan radiologi tanpa kontras, dll. b. Persetujuan pasien bahwa perawatan akan melibatkan peserta didik (kecuali RSCM Kencana) c. Privasi dan kerahasiaan pasien 2. Harus dilengkapi sebelum melakukan tindakan. 3. Tindakan Kedokteran Bedah 4. Radiologi 5. Kemoterapi Untuk tindakan radiologi invasif dan atau menggunakan kontras Dimintakan sebelum melakukan prosedur pertama kali dan diulang setiap siklus atau bila ada perubahan kondisi 6. Transplantasi Harus dilengkapi sebelum melakukan tindakan. Untuk donor hidup juga dimintakan informed consent. 7. Penelitian Harus dilengkapi sebelum penelitian berjalan 8. Transfusi Darah Penolakan Tindakan Dimintakan sebelum melakukan prosedur pertama kali. 9. PFR/HPK No. Harus dilengkapi sebelum melakukan tindakan Dimintakan jika pasien/keluarga menolak tindakan yang direncanakan oleh tim medis. Pengisian tidak boleh menggunakan singkatan Pengisian menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh pasien/ keluarga Saksi berasal dari pihak keluarga dan pihak RS. Jika tidak ada pengantar pasien, kedua saksi boleh berasal dari RS, namun diberi keterangan bahwa pasien tidak ada pengantar. Dalam kondisi untuk Life Saving, Informed consent boleh tidak dilakukan. RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 51 Tiga Jenis Tindakan dengan Perlakuan Informed Consent yang Khusus: Jenis Pertama kali Pengulangan PFR/HPK Sebelum melakukan Hemodialisa tindakan pertama kali 6 (enam) bulan sekali atau jika ada perubahan kondisi Sebelum melakukan Thalasemia tindakan pertama kali 6 (enam) bulan sekali atau jika ada perubahan kondisi Sebelum melakukan tindakan pertama kali Setiap siklus atau jika ada perubahan kondisi pasien Kemoterapi Dokter atau Peserta Didik (sesuai kompetensi) wajib memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga terkait: 52 Kondisi pasien Rencana tatalaksana pasien termasuk obat-obatan Nama staf yang akan melakukan tindakan dan DPJP Utama Keuntungan dan kerugian Alternatif Angka keberhasilan Masalah yang mungkin timbul selama masa pemulihan Kemungkinan jika tidak dilakukan tindakan Analgesia post-prosedur (jika ada) Edukasi nyeri RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 Pengertian: Merupakan permintaan pasien dan atau keluarga untuk mendapatkan pandangan yang lain terkait dengan masalah kesehatan, diagnosis, rencana pemeriksaan, rencana tindakan dan pengobatan kepada dokter lain. Prosedur: 1. Pasien dan atau keluarga pasien menyampaikan permohonan baik secara lisan maupun tertulis kepada DPJP yang merawat pasien untuk meminta surat pengantar second opinion ke dokter lain baik di dalam maupun di luar rumah sakit. 2. DPJP yang merawat pasien memberikan surat pengantar Second Opinion kepada pasien dan keluarga untuk disampaikan kepada dokter yang dituju. 3. Pasien dan keluarga mendapat hasil second opinion. 4. Pasien dan keluarga menyerahkan hasil second opinion kepada DPJP yang merawat pasien. 5. DPJP yang merawat pasien berhak menerima atau menolak untuk menggunakan pendapat dari dokter yang memberikan second opinion dalam proses pengobatan yang diberikan kepada pasien. 6. Apabila DPJP menolak hasil second opinion, maka pasien berhak untuk melanjutkan atau tidak proses perawatan dan pengobatan dengan DPJP yang bersangkutan. 7. Apabila DPJP menerima hasil second opinion dan menggunakan dalam pengobatan pasien maka segala risiko yang timbul atas proses pengobatan menjadi tanggung jawab DPJP. 8. Hasil second opinion baik diterima maupun ditolak, salinannya harus disimpan dalam Rekam Medik pasien. PFR/HPK Konsultasi Tentang Penyakit Yang Dialaminya Kepada Dokter Lain (Second Opinion) PFR/HPK Halaman ini sengaja dibiarkan kosong ASSESSMENT OF PATIENTS (AOP)/ ASESMEN PASIENT (AP) Pengkajian Awal Medis AOP/AP 1. Pasien rawat inap: harus dilengkapi dalam waktu 1x24 jam 2. Pasien rawat jalan: harus dilengkapi dalam waktu <2 jam 3. Pengkajian awal medis pasien rawat jalan dibuat ulang jika pasien datang setelah tidak berobat selama 1 tahun atau lebih 4. Hasil pemeriksaan penunjang pasien rawat jalan yang berasal dari luar rumah sakit bila waktunya kurang dari 30 hari masih bisa dipergunakan kecuali bila status kesehatan dan kondisi pasien berubah. Pengkajian meliputi: 1. Keluhan utama 2. Riwayat penyakit sekarang 3. Riwayat alergi 4. Riwayat kesehatan/perawatan sebelumnya 5. Riwayat penyakit dalam keluarga. 6. Riwayat pekerjaan, sosial ekonomi, kejiwaan dan kebiasaan 7. Pemeriksaan fisik (termasuk anda vital) 8. Skrining nyeri, status fungsional, risiko jatuh, pengkajian kulit 9. Skrining gizi 10. Pengkajian kebutuhan informasi dan edukasi 9. Hasil laboratorium rutin dan pemeriksaan penunjang lainnya 10. Daftar diagnosis/masalah medik dan keperawatan 10. Rekonsiliasi Obat (Daftar obat yang dibawa pasien dari rumah/ dikonsumsi oleh pasien 1 bulan terakhir) → RAWAT INAP 11. Perencanaan Perawatan Pasien/Care Plan → RAWAT INAP 12. Kebutuhan perencanaan pulang (discharge planning) → pada pasien khusus di RAWAT INAP RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 55 Pengkajian Medis Lanjutan AOP/AP 1. Untuk pasien rawat inap dan penanggung jawab pelayanan (DPJP)/dokter: a. dilakukan setiap hari oleh dokter yang ditunjuk untuk merawat pasien (sesuai kompetensi) termasuk akhir pekan dan hari libur b. pasien sedang dalam penatalaksanaan pengobatan atau tindakan kesehatan tertentu yang membutuhkan pemantauan ketat c. setiap ada perubahan kondisi pasien yang signifikan 2. Untuk pasien rawat jalan, dilakukan setiap kali kunjungan Pasien. 3. Hasil pengkajian ulang pasien didokumentasikan pada formulir catatan perkembangan pasien terintegrasi. Pengkajian ulang dilakukan dalam bentuk subyektif, obyektif, analisis, dan perencanaan (SOAP). Skrining untuk status nutrisi, kebutuhan fungsional dan kebutuhan khusus lainnya → dirujuk untuk dilakukan penilaian dan perawatan lebih lanjut apabila diperlukan. Skrining merupakan langkah awal dari proses asuhan gizi, yang hasilnya akan menentukan apakah perlu atau tidaknya asesmen/pengkajian gizi lanjutan. 56 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 Malnutrition Screening Tools Parameter 2. Skor Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak diinginkan dalam 6 bulan terakhir? a. Tidak ada penurunan berat badan 0 b. Tidak yakin/tidak tahu/terasa baju lebih longgar 2 c. Jika ya, berapa penurunan berat badan tersebut 1 – 5 kg 1 6 – 10 kg 2 11 – 15 kg 3 >15 kg 4 AOP/AP 1. Apakah asupan makana berkurang karena tidak nafsu makan? a. Tidak b. Ya 0 1 Skor total Pasien dengan diagnosis khusus: Ya Tidak (DM/gangguan fungsi tiroid/infeksi kronis/lain-lain sebutkan ……………………... ……………………………………………………………………………………………) (Bila skor ≥ 2 dan/atau pasien dengan diagnosis/kondisi khusus, dilakukan pengkajian lanjut oleh dietisien) Sudah dibaca dan diketahui oleh dietisien: Ya, pukul ………………………. Tidak RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 57 AOP/AP Cara Menulis Preskripsi Diet 1. Bentuk Makanan: Biasa, Lunak, Saring, Cair 2. Jenis Diet: Diabetes Melitus (DM) Rendah Kalori (RK) Rendah Garam (RG) Rendah Protein (RP) Tinggi Energi Tinggi Protein (TETP) Rendah Lemak 3. Jumlah Kebutuhan zat gizi yang diminta untuk penyakit tertentu (DM, Ginjal, Obesitas, dll) 4. Jadwal pemberian makan 5. Cara pemberian makan oral, enteral, parenteral 6. Contoh preskripsi diet: lunak DM 1500 kalori 4 porsi 7. Ditulis pada rencana perawatan pasien (Care Plan) dan instruksi medis. Penentuan diet pada orang sakit 1. Harus dapat memenuhi kebutuhan minimal ≥ 80 % 2. Diet harus memertimbangkan kondisi penyakit 3. Diet memertimbangkan pola kebiasaan makan pasien 4. Apabila pasien dapat makan melalui mulut, berikan melalui mulut/oral dan enteral 5. Pasien dan keluarga harus mendapat konseling diet (penjelasan tentang tujuan dan manfaat diet yang diberikan serta bila keluarga akan membawa makanan dari luar) Kebutuhan Zat Gizi (Energi) 1. Penentuan kebutuhan energi tergantung kondisi penyakit pasien 2. Kebutuhan basal wanita 25 Kkal/Kg BB 3. Kebutuhan basal pria 30 Kkal/Kg BB 4. Kebutuhan energi total adalah kebutuhan basal dikoreksi dengan faktor stres dan aktivitas 5. Penurunan kalori untuk obesitas 22 Kkal/kg Berat Badan Ideal (cat.: fungsi ginjal dan hati baik) 58 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 CARE OF PATIENTS (COP)/ PELAYANAN PASIEN (PP) Keseragaman Pelayanan COP/PP 1. Kebijakan: a. Akses pelayanan tidak bergantung pada kemampuan bayar pasien. b. Akses pelayanan tidak bergantung pada hari atau jam tertentu 2. Clinical Pathway: a. Lima Clinical pathway yang diukur oleh korporat (2015) Total Hip Replacement Sectio Cesaria Community Aquired Pneumonia VSD Closure Acute Miocard Infarction b. Tambahan satu dari masing-masing departemen (sesuai kebijakan) 3. Panduan keseragaman pelayanan (buku panduan di masingmasing unit kerja dikeluarkan oleh Bidang Pelayanan Medik) a. Intensive Care b. Endoskopi c. Kateterisasi Jantung d. IGD dan IMET e. Resusitasi f. Hemodialisis g. Transfusi darah h. Kemoterapi i. Radiasi j. Pasien cacat k. Paliatif/End of Life l. Pelayanan Gizi m. Pasien anak dan neonatus n. Pasien usia lanjut o. Ketergantungan obat dan alkohol p. Restrain/Fiksasi Fisik RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 59 Rencana Perawatan Pasien/Care Plan dan Discharge Planning 1. Pertama kali dibuat dalam 1x24 jam setelah pasien masuk rawat inap → 2. 3. COP/PP 4. bagian dari asesmen awal Bersifat individual dan berdasarkan hasil asesmen pasien yang dituangkan dalam daftar masalah/diagnosis Dapat berfungsi sebagai media komunikasi rencana perawatan pasien antar tenaga kesehatan (dokter, perawat, dietisien, dan farmasis) menggunakan bahasa umum Untuk pasien dengan diagnosis tunggal tanpa penyulit dan telah memiliki clinical pathway, maka lembar clinical pathway dapat dijadikan lampiran care plan Hal yang harus ada dalam Care Plan Terintegrasi: 1. Tanggal dan Jam Penulisan 2. Daftar Masalah/Diagnosis 3. Intervensi (Farmakologis dan Non Farmakologis) Dituliskan jenis sediaan (bukan nama dan dosis obat – contoh anti hipertensi, anti diabetes oral), termasuk preskripsi diet secara umum (contoh diet lunak 1800 kkal), aktivitas yang direncanakan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh semua profesi 3. Tujuan dan Keluaran (Outcome) Dituliskan tujuan rencana intervensi dan target intervensi yang diharapkan lengkap dengan perkiraan hari target tersebut tercapai (bila memungkinkan) 4. Waktu Evaluasi Dituliskan tanggal evaluasi target intervensi tersebut 5. Tenaga Kesehatan Diisi dengan nama, profesi, dan tanda tangan tenaga profesional yang membuat rencana perawatan 6. Intervensi Lanjutan Bila target intervensi tercapai, ditulis selesai. Pada pasien dengan penyakit kronik yang telah terkontrol dengan intervensi dituliskan terkontrol, tatalaksana dilanjutkan. Bila target belum tercapai, tuliskan intervensi lanjutan 7. Waktu Evaluasi Dituliskan tanggal evaluasi target intervensi lanjutan tersebut 60 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 COP/PP Formulir Rencana Perawatan/Care Plan RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 61 COP/PP Keseragaman Lokasi Penulisan Instruksi Medis 1. Instruksi medis pasien dituliskan di formulir Instruksi Medis Farmakologis dan Instruksi Medis Non-Farmakologis oleh Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP Utama) atau dokter yang diberi wewenang untuk mewakili DPJP Utama dalam penulisan instruksi medis. 2. Pemeriksaan radiologi dan laboratorium disertakan dalam permintaan untuk kebutuhan interpretasi hasil (jika diperlukan) 3. Lembar hasil prosedur klinis, diagnosis serta perawatan yang dilakukan didokumentasikan di Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi atau dilampirkan di dalam rekam medis pasien 62 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 Perawatan Risiko Tinggi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Jenis perawatan Pasien kegawat daruratan (emergency patients) Pasien pingsan/tidak sadar (comatose patients) Pasien dalam alat bantu hidup Perawatan pasien dengan penyakit menular Perawatan pasien dengan daya tahan tubuh berkurang Perawatan pasien yang menerima perawatan dialisis Perawatan pasien yang dalam pengekangan fisik (restraint) Perawatan pasien yang menerima kemoterapi Perawatan terhadap populasi pasien yang rentan, termasuk pasien geriatri, anak-anak dan pasien yang tidak bisa membela dirinya sendiri atau terlantar Perhatian khusus Masing-masing memiliki buku panduan pelayanan yang dikeluarkan oleh Bidang Pelayanan Medik Setiap staf yang terlibat dalam pelayanan tersebut harus sudah mendapatkan pelatihan Keseragaman layanan harus terjadi walaupun lokasi pelayanan berbeda (sesuai panduan) COP/PP No. Pengenalan Perubahan Kondisi Pasien Menggunakan instrumen: Nurse Early Warning Scoring System (NEWSS) Ditujukan untuk memantau adanya perubahan keadaan umum pada pasien agar angka pemanggilan Code Blue berkurang karena penanganan pasien dilakukan sebelum pasien jatuh ke kondisi code blue. Dilakukan secara terintegrasi dalam Lembar Observasi Keperawatan RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 63 Pelayanan Resusitasi COP/PP 1. Cara pengaktifan Code Blue a. Hubungi melalui telepon internal ke nomor 8000 b. Sebutkan “CODE BLUE”* c. Sebutkan nama pelapor dan jabatan* d. Identifikasi pasien/korban (nama, jenis kelamin, umur/ perkiraan umum)* e. Lokasi pasien/korban ditemukan* f. Kriteria yang menyebabkan pemanggilan TMRC (henti nafas, henti jantung) * Wajib disebutkan 2. Sembari menunggu Tim Medis Reaksi Cepat datang a. Pelapor memastikan keamanan lokasi untuk menolong pasien/korban b. Pelapor memanggil bantuan c. Pelapor dan atau penolong lain melakukan Bantuan Hidup Dasar d. Pelapor dan atau penolong lain mengambil troli emergensi di lokasi terdekat, memberikan suplementasi oksigen 3. Kriteria pemanggilan Code Blue a. Dewasa 64 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 COP/PP 3. Kriteria pemanggilan Code Blue b. Anak 3. Kriteria pemanggilan Code Blue c. Bayi RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 65 Pengelolaan Transfusi Darah/Produk Darah Alur Pelayanan Transfusi Darah/Produk Darah COP/PP Pasien butuh transfusi darah/produk darah Lakukan monitoring Lakukan prosedur informed consent Mulai transfusi Buat formulir permintaan darah Identifikasi pasien dan kesesuaian instruksi Ambil darah jika sudah tersedia Periksa kantong darah Dokumentasikan dalam Rekam Medik Formulir Permintaan Darah 66 Tulisan jelas pada 4 lembar (putih, merah, kuning dan biru) Formulir pendukung: Emergency Cross Apakah dilayangkan ke PMI atau di Unit Pelayanan Transfusi Darah RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 Pengambilan darah & Pemeriksaan kantong darah COP/PP 1. Jangan mengambil darah jika tidak akan ditransfusikan dalam 30 menit 2. Periksa: a. Kesesuaian dalam formulir Jenis dan volume darah yang diminta Jenis dan volume darah yang diterima Golongan darah Nomor Stok Kantong Darah Hasil pemeriksaan uji pra transfusi Jam keluar dari bank darah b. Verifikasi visual pada kantong darah Monitoring Transfusi darah Perhatikan: 1. keadaan umum 2. tanda vital 3. gejala dan tanda reaksi transfusi 15 menit setelah transfusi dimulai Sesaat sebelum mulai transfusi Saat Selesai transfusi 4 jam setelah selesai transfusi Pada pasien rawat inap RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 67 COP/PP Ketentuan Umum Transfusi Darah Mulai transfusi dalam waktu 30 menit setelah darah keluar dari Unit Pelayanan Transfusi Darah (UPTD) Selesai dalam waktu maksimum 4 jam Bila perlu, hangatkan dengan cara yang tepat Gunakan blood set Jangan dicampur dengan cairan lain selain NaCl 0,9% Monitor pasien saat transfusi Dokumentasi Label darah terpasang saat transfusi Dokumentasi pada label darah (Kembalikan ke UPTD) Isian 68 Bila Ditransfusikan Bila Tidak Ditransfusi Nama petugas yang menransfusikan Nama petugas yang memasang transfusi Tanda silang Gejala reaksi transfusi “Tidak ada Reaksi” atau “Ada Reaksi” N/A Volume yang ditransfusikan Sesuai volume yang ditransfusikan N/A Jam mulai transfusi Sesuai jam mulai transfusi N/A Jam selesai transfusi Sesuai jam selesai transfusi N/A Jam saat reaksi Sesuai jam terjadi reaksi transfusi N/A Petugas Nama petugas saat terjadi reaksi atau saat transfusi selesai N/A RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 COP/PP Manajemen Nyeri Skrining nyeri harus dilakukan pada semua pasien rawat inap dan rawat jalan saat pasien mulai diberikan perawatan. Skrining nyeri dilakukan oleh perawat (dan diverifikasi oleh dokter) Skala penilaian yang digunakan sesuai dengan kondisi pasien Alternatif penatalaksanaan nyeri harus disampaikan kepada pasien Monitoring nyeri sesuai jenis obat yang diberikan Obat oral à 2 jam pasca pemberian; Obat injeksi à 1 jam setelah pemberian Edukasi pasien dan keluarga dan dokumentasikan pada Formulir Edukasi Terintegrasi Instrumen dan Pemantauan Nyeri Digunakan Pada Nyeri Ringan Nyeri Sedang Nyeri Berat Asesmen Ulang Setiap 8 jam Setiap 2 Jam Setiap 1 Jam Behavioural Pain Scale (BPS) Pasien tidak sadar 1-5 6-8 ≥9 Neonatal Infant Pain Scale (NIPS) Neonatus 0-28 hari 1-7 8 - 14 ≥ 15 The Face, Legs, 28 hari – Activity, Cry, Consolability Scale 1 tahun (FLACC) 1-3 4-6 ≥7 FACE Scale/Visual Anak & Analog Scale dewasa (VAS) 1-3 4-6 ≥7 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 69 Fiksasi Fisik/Restrain COP/PP Pelaksana Tenaga medis dan non-medis RS Kompetensi Sudah mendapat pelatihan fiksasi Mengetahui tujuan, indikasi dan cara fiksasi Proses Lakukan proses informed consent lisan kepada pasien dan keluarga Dokumentasikan dalam rekam medik (Form Edukasi Terintegrasi) Pemantauan Formulir pemantauan fiksasi fisik: Pasien dipantau setiap 1 jam Ikatan dilepaskan setiap 2 - 4 jam Perlengkapan Menggunakan alat dan bahan fiksasi yang tidak mencederai pasien Ketentuan Waktu Menjawab Konsul Mengingat bahwa proses konsultasi antar disiplin sangatlah penting dalam proses perawatan pasien, maka lama waktu yang diperkenankan untuk menjawab konsul adalah: untuk konsul CITO - harus dijawab dalam waktu < 60 menit untuk konsul non CITO - harus dijawab dalam waktu < 6 jam 70 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 Penapisan pasien palliative care Kriteria: Silakan membuat skor bila anda akan menentukan apakah pasien masuk kriteria paliatif a. Kanker (metastatis/ rekuren) b. PPOK lanjut c. Stroke (dengan penurunan fungsional >50%) Skoring d. Penyakit ginjal kronis e. Penyakit jantung berat: CHF, CAD berat, CM (LVEF <25%) f. HIV/AIDS Skor 2, tiap poin d. Skor 1, tiap poin COP/PP 1. Penyakit Dasar __________ 2. Penyakit Komorbiditas a. Penyakit hati kronis b. Penyakit ginjal moderat e. Gagal jantung kongestif Kondisi/komplikasi lain __________ Skor spesifik di 3. Status Fungsional Pasien bawah ini Menggunakan status performa ECOG (Eastern Cooperative Oncology Group) Derajat Skala ___________ 0 Aktif penuh, dapat melakukan kegiatan tanpa hambatan seperti sebelum ada penyakit Skor 0 1 Terdapat hambatan dalam aktivitas berat tetapi mampu berjalan dan dapat melakukan pekerjaan ringan seperti pekerjaan rumah dan kantor yang ringan Dapat berjalan, dapat mengurus diri sendiri, tetapi tidak dapat melakukan semua aktivitas pada lebih dari 50% jam bangun Skor 0 3 Dapat mengurus diri sendiri secara terbatas, lebih banyak menghabiskan waktunya di tempat tidur atau di kursi roda, lebih dari 50% jam bangun….. Skor 2 4 Tidak dapat mengurus diri sendiri, sebagian besar waktu di tempat tidur, kondisi berat/cacat Skor 3 2 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 Skor 1 71 Penapisan pasien palliative care (lanjutan) 4. Kriteria lain yang perlu dipertimbangkan a. Tidak akan menjalani pengobatan kuratif Skor 1 untuk tiap kondisi __________ COP/PP b. Kondisi penyakit berat dan memilih untuk tidak melanjutkan terapi __________ c. Nyeri tidak teratasi lebih dari 24 jam __________ d. Memiliki keluhan yang tidak terkontrol (contoh: mual dan muntah) __________ e. Memiliki kondisi psikososial dan spiritual yang perlu perhatian __________ f. Sering berkunjung ke unit gawat darurat/dirawat di rumah sakit (lebih dari 1 kali/bulan untuk diagnosis yang sama) __________ g. Lebih dari satu kali untuk diagnosis yang sama dalam 30 hari __________ h. Memiliki lama perawatan tanpa kemajuan yang bermakna __________ i. Lama rawat yang panjang di ICU tanpa kemajuan __________ j. Memiliki prognosis yang jelek __________ Petunjuk Skoring: 72 Skor Total 0 - 2 Tidak perlu intervensi paliatif Skor total =3 Observasi Skor total ≥4 Perlu konsultasi paliatif RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 Pelayanan Paliatif/End of Life Model Penapisan Layanan Paliatif Pasien Konsultasi (Rawat Bersama) IGD/Rawat Inap/Ruang Rawat Intensif dengan DPJP Utama bukan Tim Paliatif COP/PP Pasien di Unit GD/Ranap/Intensif Penilaian oleh DPJP + Tim atau Koyanmas unit/ Departemen bahwa pasien masuk Kriteria Paliatif diusulkan untuk dikonsultasikan ke Tim Paliatif Konsultasi ke Tim Paliatif Asesmen Memberi rekomendasi tata laksana gejala dan keluhan fisik/psikis Family meeting untuk menentukan goal of care yang ingin dicapai Evakuasi Meninggal Perbaikan (pasien bisa mencapai goal yang ditentukan). Pasien dikembalikan ke DPJP Utama Pasien pulang lalu dirujuk ke RSUD/Puskesmas/ Fasilitas pelayanan kesehaan yang terdekat dengan rumah pasien Tim memberikan keterangan tertulis tentang hal-hal yang harus diperhatikan atau dilakukan untuk perawatan paliatifnya RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 73 Alur Pelayanan Paliatif di RSCM Model Penapisan Layanan Paliatif Pasien Konsultasi (Rawat Bersama) IGD/Rawat Inap/Ruang Rawat Intensif dengan DPJP Utama berasal dari Tim Paliatif COP/PP Pasien di Unit GD/Ranap/Intensif Penilaian oleh DPJP + Tim Konsultasi ke Divisi/Departemen terkait Asesmen Memberi rekomendasi tata laksana gejala dan keluhan fisik/psikis Family meeting untuk menentukan goal of care yang ingin dicapai Evakuasi Meninggal Pasien pulang lalu dirujuk ke RSUD/Puskesmas/ Fasilitas pelayanan kesehaan yang terdekat dengan rumah pasien Tim memberikan keterangan tertulis tentang hal-hal yang harus diperhatikan atau dilakukan untuk perawatan paliatifnya 74 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 COP/PP Catatan Medis Khusus Pasien Paliatif/End Of Life RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 75 Skala Identifikasi Gejala COP/PP Edmonton Symptom Assessment Graph 76 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 Alur Pelaporan Pasien Paliatif di Unit Pasien Paliatif di Unit Rawat Inap/IGD/Intensif COP/PP DPJP atau Tim Paliatif melakukan pengisian asesmen dan tatalaksana Didata oleh nurse officer dalam formulir pendataan pasien paliatif Dikumpulkan tiap tgl. 5/bulan ke Koordinator Pelayanan unit Ka Unit melaporkan data ke Bidang Pelayanan Medis tiap tgl. 10/ bulan FORMAT PELAPORAN PASIEN PALIATIF RSCM Ruang: IGD/Ranap/Intensif No Nama Pasien No. Rekam Medis Diagnosis LOS/Tanggal DPJP/Tim mulai dirawat Paliatif Tindak Lanjut RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 Keterangan (Pulang Paksa/ Meninggal/ Rujuk Balik) 77 Halaman ini sengaja dibiarkan kosong COP/PP 78 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 ANESTHESIA AND SURGICAL CARE (ASC)/ PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH (PAB) Klasifikasi Sedasi Sedasi Sedang Respons normal pada stimulasi verbal Respons bertujuan pada stimulasi verbal atau taktil Respons bertujuan mengikuti stimulasi berulang atau nyeri Tidak dapat dibangunkan meskipun dengan stimulus nyeri Jalan napas Tidak terpapar Tidak ada intervensi yang diminta Intervensi mungkin diperlukan Intervensi seringkali diperlukan Ventilasi spontan Tidak terpapar Adekuat Mungkin tidak adekuat Seringkali tidak adekuat Fungsi kardiovaskular Tidak terpapar Biasanya terpelihara Biasanya terpelihara Mungkin terganggu Responsivitas Sedasi Dalam Anestesi Umum ASC/PAB Sedasi Minimal/ Parameter Refleks menarik menjauhi stimulus nyeri tidak diperhitungkan sebagai respons bertujuan RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 79 Daftar Lokasi Prosedur Sedasi: ASC/PAB RSCM Kencana; Endoskopi & Yasmin. RSCM Kirana. Gedung A. PJT; CathLab. MRI dan CT Scan. Radioterapi. Pusat Endoskopi Saluran Cerna (PESC). Ruang Prosedur Terpadu Departemen IPD Departemen Anak; Rawat Jalan. Gigi dan Mulut (khusus pedodontia) Sedasi Ringan Pelaksana Dokter anestesi dan di Sedang: Dokter anestesi dan luar anestesi di luar anestesi Dalam: Dokter Anestesi Kompetensi Memiliki sertifikat pelatihan sedasi Memiliki sertifikat pelatihan dan kredensial dari Komite Medik Proses Edukasi pasien dan keluarga Edukasi pasien dan keluarga Informed consent Sesuai prosedur sedasi sedang dan dalam Dokumentasi Digabung dengan laporan prosedur/ tindakan Informed Consent tindakan sedasi Monitoring Setiap 5 Menit Kriteria Discharge: ALDRETTE dan PADSS Peralatan Medis 80 Sedasi Sedang - Dalam Sesuai prosedur di ruangan Monitor RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 Proses Pelayanan Sedasi ASC/PAB Penilaian pra sedasi dikerjakan dan didokumentasikan, mencakup: a. identifikasi adanya masalah jalan nafas yang dapat memengaruhi tipe sedasi yang akan dipilih b. evaluasi pasien yang berisiko untuk kelayakan menjalani prosedur sedasi c. perencanaan jenis sedasi dan tingkat sedasi yang dibutuhkan berdasarkan prosedur yang akan dilakukan d. pelaksanaan sedasi yang aman e. interpretasi temuan monitoring pasien selama prosedur sedasi dan pemulihan. PRA SEDASI Kebijakan 1. Layanan sedasi SOP 1. Layanan Sedasi Dewasa. 2. Layanan Sedasi Pediatri Formulir 1. Formulir PraAnestesia/Sedasi. 2. Formulir Edukasi tindakan Anestesia dan Sedasi. 3. Formulir Persetujuan Tindakan Kedokteran. 4. Formulir Penolakan Tindakan Kedokteran. INTRA SEDASI SOP 1. Pemantauan Selama Anestesia dan Sedasi Form: 1. Status Sedasi PASCA SEDASI SOP 1. Pengelolaan pasien pasca anestesia di ruang pulih Form: 1. Status Sedasi 2. Formulir evaluasi pasien pasca operatif di rumah via telepon. RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 81 Alur Anestesia dan Sedasi Tahap Pra-Anestesi/Pra-Sedasi Perencanaan Tindakan dan Metode Anestesia & Sedasi ASC/PAB Edukasi pasien dan Proses Informed Consent Kunjungan Pra-anestesia/Penilaian Pra-Sedasi Dokumentasi Informed Consent dan hasil asesmen di Rekam Medik Evaluasi ulang perencanaan dan Persiapan sedasi Tahap Intra Anestesi/Sedasi Evaluasi ulang kelengkapan status pasien, obat-obatan, peralatan anestesia, monitoring pasien, troli emergency dan peralatan resusitasi Dokumentasikan dalam status anestesia dan Rekam Medik Persiapan pasien Melakukan pemantauan selama prosedur berlangsung Melakukan Proses Sign in Penilaian pra-sedasi 82 Melakukan Prosedur Time Out RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 Tahap Pasca Anestesi/Sedasi Nilai kembali tanda vital pasien ASC/PAB Melakukan Prosedur Sign Out Edukasi pasien dan keluarga instruksi post anestesi/sedasi & dokumentasikan Pasien dipindahkan ke ruang pulih Lakukan pemantauan dan dokumentasi kondisi pasien Discharge pasien berdasarkan kriteria PADSS atau Aldrette Score RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 83 ASC/PAB 84 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 ASC/PAB FORM EDUKASI TINDAKAN ANESTESI DAN SEDASI RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 85 INFORMED CONSENT Formulir Persetujuan Tindakan Kedokteran ASC/PAB DPJP & PPDS 86 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 ASC/PAB INFORMED CONSENT Formulir Penolakan Tindakan Kedokteran RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 87 Revised ASC/PAB Revised Tuliskan/ Tempelkan nomor register alat implan 88 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 Lembar Edukasi Terintegrasi Edukasi wajib terkait Anestesi dan Sedasi selain topik dalam lembar edukasi dan informed consent adalah Analgesia Post Prosedur. Dokumentasikan edukasi dalam Formulir Edukasi Terintegrasi ASC/PAB Laporan Pembedahan Diagnosis pra dan pasca operasi Nama operator dan asisten Rincian prosedur yang dilakukan dan deskripsi setiap temuan Komplikasi perioperasi Spesimen yang dikirim untuk pemeriksaan Jumlah kehilangan darah dan jumlah darah yang ditransfusikan Nomor register seluruh alat implan yang digunakan (dapat berupa label alat implan yang ditempelkan) Tanggal, jam, dan tandatangan dokter penanggungjawab. RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 89 ASC/PAB Halaman ini sengaja dibiarkan kosong 90 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 MEDICATION MANAGEMENT AND USE (MMU)/ MANAJEMEN PENGGUNAAN OBAT (MPO) MMU/MPO Penulisan Resep Petugas yang berhak menulis resep adalah staf medik purna waktu, dan dokter Peserta Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) yang bertugas dan mempunyai surat izin praktik (termasuk surat izin praktik khusus untuk PPDS) di RSCM. Tugas kita → Pastikan Surat Ijin Praktik di RSCM masih berlaku dan tersimpan dalam personal file Kelengkapan penulisan resep Resep manual harus dapat menunjukan: identitas pasien secara lengkap dan tepat identifikasi kerentanan alergi pada pasien memerhatikan kemungkinan adanya kontraindikasi, interaksi obat, dan reaksi alergi. lembar resep berkop RSCM yang telah dibubuhi stempel Departemen/Unit Pelayanan tempat pasien dirawat/berobat RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 91 MMU/MPO 92 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 Membuat resep obat narkotika, kemoterapi, dan anestesi dengan tepat dan lengkap MMU/MPO Di samping memiliki surat izin praktik yang masih berlaku di RSCM Direktur Utama menetapkan siapa saja yang dapat meresepkan obat golongan narkotika, kemoterapi, anestesi untuk sedasi → Pastikan sertifikasi pelatihan yang sesuai tercantum dalam personal file → Pastikan kompetensi yang sesuai tercantum dalam dokumen clinical privilege. Pembuatan laporan efek samping obat Petugas pelaksana pemantauan dan pelaporan efek samping obat adalah dokter, perawat, apoteker di ruang rawat/poliklinik Mencatat segala kemungkinan reaksi negatif pemakaian obat baik yang telah diprediksi maupun yang masih dicurigai. Setiap kali menemukan reaksi negatif dari pemakaian obat, dokter HARUS segera menuliskan laporan efek samping obat dalam formulir efek samping obat. Menuliskan semua obat yang diberikan pada pasien (dalam kolom obat) dan membubuhkan tanda silang (x) pada obat yang telah diprediksi atau dicurigai sebagai obat penyebab. Lakukan pengisian formulir secara lengkap dan kirimkan ke Panitia Farmasi dan Terapi. RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 93 MMU/MPO 94 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 Daftar Nama Obat Sound Alike Obat 1 Obat 2 Abbotic Albothyl 2 Actoplatin 150 Actoplatin 450 3 Acyclovir Retrovir 4 Acyclovir 200 mg Acyclovir 400 mg 5 Albuvit Aldazid 6 Aldactone 25 mg Aldactone 100 mg 7 Alkeran Alexan 8 Allopurinol 100 mg 9 Aloclair plus gel Allopurinol 300 mg Aloclair plus oral rinse gargle 10 Amaryl Reminyl 11 Aminofluid Aminofusin 12 Aminovel Aminoleban 13 Amitriptilin Aminofilin 14 Amoksisilin Ampisilin 15 Asam Fusidat 16 Asam mefenamat Asam Pipemidat Asam traneksamat 17 Ascardia Arcoxia 18 Atenolol Timolol 19 Atorsan Ativan 20 Atorvastatin Pravastatin 21 Avastin Avaxim 22 Azithromycin Eritrhomycin 23 Bactroban oint Bactroban 10 g cream 10 g 24 Benoson Obat 3 Obat 4 Obat 5 MMU/MPO No 1 Gancyclovir Aldacton Anexate Ampisilin Beproson RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 95 Daftar Nama Obat Sound Alike (lanjutan) No MMU/MPO 96 Obat 1 Obat 2 25 Berotec Betaserc 26 Captopril Carvedilol 27 Captopril 12,5 mg Captopril 25 mg 28 Carbamazepin Karbimazol 29 Carboplatin Cisplatin 30 Cardiosel Cardiover 31 Cardura Cordaron 32 Carnico Kalmeco 33 Cavit D3 Cravit 34 Cedocard 5 mg Cedocard retard 35 Cefat Cofact 36 Cefazolin Cefadroxil 37 Cefoperazone Cefoperazone sulbactam 38 Cefrom Sifrol 39 Cendo Tobro Cendo Tobroson 40 Cendo Xitrol Cendo Statrol 41 Ceradolan Cordaron 42 Cernevit Cervarix 43 Chlorpromazin Chloramphenicol 44 Cholespar Cholestat 45 Ciprofloxacin Levofloxacin 46 Cisplatin 10 Cisplatin 50 47 Clindamycin 150 mg Clindamycin 300 mg 48 Clonidin Colchisin 49 Clozer 100 mg Clozer 25 mg Obat 3 Obat 4 Obat 5 Becantex Kendaron Codein RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 Daftar Nama Obat Sound Alike (lanjutan) Obat 1 Obat 2 50 Coditam Cohistan 51 Combiflex peri Nutriflex lipid peri 52 Combiven Combiflex 53 Crestor 10 mg Crestor 20 mg 54 Cryptal 50 mg Cryptal 200 mg 55 Cytogem 200 mg Cytogem 1 g 56 Cytotex Sotatic 57 Daktarin diapers Daktarin cream 58 Dalfarol Desferal 59 Daunorubicin Doxorubicin Dermasolon cream Diflucan 50 mg Dermasolon oint Diflucan 150 mg 62 Dimenhidrinat Difenhidramin 63 Diovan Diprivan 64 Dopamin Dobutamin Doxorubicin 10 Durogesic 12,5 mcg Doxorubicin 50 Durogesic 25 mcg 67 Eclid Elkrip 68 Eclid 100 mg Eclid 50 mg 69 Eloxatin 50 Eloxatin 100 70 Epinefrin Efedrin 71 Eprex 2000 Eprex 4000 72 Esmeron Esperson 73 Evion Euphyllin 74 Femara Farmalat 60 61 65 66 Obat 3 Obat 4 Obat 5 MMU/MPO No Durogesic 50 mcg Eprex 10000 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 97 Daftar Nama Obat Sound Alike (lanjutan) No MMU/MPO Obat 1 Obat 2 75 Ferriz drop Ferriz sirup 76 Flagyl 0,5 Flagyl 1 77 Flamicort Pulmicort 78 Forres Fosen 79 Fosmidex 1 g Fosmidex 2 g 80 81 Glimepirid 83 Glimepiride 1 mg Glimepiride 2 mg 84 Glipizid Glicazid 85 Glucobay Glucophage 86 Gluvas Galvus 87 Haldol Haloperidol 0,5 mg Harnal D 0,2 mg Herbesser 30 mg Haldol Decanoas Haloperidol 1,5 mg Harnal OCAS 0,4 mg Herbesser 90 mg 91 Hidroxizin Hidroxyurea 92 Humulin Humalog 93 Hytrin Histrin 94 Hytrin 1 mg Hytrin 2 mg 95 Imdur Imuran 96 Indop Inotrop 97 Inpepsa Inerson 98 Isoptin Isotic 99 Kaletra Keppra 90 Glimepiride 3 mg Glimepiride 4 mg Obat 5 Gemzar 1 g Glibenclamid 89 Obat 4 Gemtavis 1 g 82 88 98 Gemtavis 200 mg Gemzar 200 mg Obat 3 Haloperidol 5 mg Herbesser CD 100 mg Herbesser CD 200 mg Herbesser CR 100 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 Daftar Nama Obat Sound Alike (lanjutan) No Obat 2 Obat 3 Kenalog Kenacort Keppra 250 mg Ketoprofen 50 mg Ketorolac 10 mg Keppra 500 mg Ketoprofen 100 mg Ketorolac 30 mg 104 Kidmin Ketamin 105 Kliran 4 mg Kliran 8 mg 106 Lamictal Lamisil 107 Lanzoprazol Pantoprazol 108 Lesichol 300 Lesichol 600 109 Liphantyl 100 mg Liphantyl 300 mg 110 Locoid Lopid 111 Lodep Lodem 112 Lodomer injeksi Lodomer drops 113 Lofibra Levitra 114 Losec Lasix 115 Luverys Lutenyl 116 Mediklin Mediquin 117 Merron Meylon 118 Mestinon Merislon Metformin 500 mg Methylprednisolon 4 mg Metformin 850 mg Methylpredni- Methylprednisolon 8 mg solon 16 mg 121 Metronidazol Metformin 122 Midazolam 5 Midazolam 15 123 MST 10 mg MST 15 mg 101 102 103 119 120 Obat 4 Obat 5 MMU/MPO 100 Obat 1 Liphantyl Supra Fentanyl Meylon Metrofusin MST 30 mg RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 99 Daftar Nama Obat Sound Alike (lanjutan) MMU/MPO No Obat 1 124 Mycamine Mikasin 125 Mycorine Mytocin 126 Myfortic 180 Myfortic 360 127 Na Diklofenak 25 mg Na Diklofenak 50 mg 128 Nasacort Nasonec 129 Navoban Foban 130 Nebacetin powder Nebacetin oint 131 Neupogen 132 Neurobion 133 Nifedipin Nikardipin 134 Novorapid Novomix 135 Ofloxacin Ciprofloxacin 136 Olandoz 5 mg 137 Ondansetron 4 mg Olandoz 10 mg Ondansetron 8 mg 138 Opigran 1 ml Opigran 3 ml 139 Ossoral 200 Ossoral 800 140 Osteocal Ossoral 141 Oxaliplatin 50 mg Oxaliplatin 100 mg 142 Perdipine Pethidine 143 Picyn Visine 144 Piridoxin Piridostigmin Piroxicam 10 mg Plasbumin 20% 50 ml Piroxicam 20 mg Plasbumin 20% 100 ml 147 Plasmin Plasbumin 148 Platosin 10 Platosin 50 145 146 100 Obat 2 Obat 3 Obat 4 Obat 5 NeoMinophagen Neurobion Forte Nimodipin Pehacain Pantocain Plasbumin 25% 50 ml RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 Daftar Nama Obat Sound Alike (lanjutan) No Obat 1 Obat 2 Obat 3 Polysilan Praxilene 150 Primet Primene 151 Profenid Probenid 152 Propranolol 10 Propranolol 40 mg mg 153 Ranitidin Loratadin 154 Renalin Renalyt 155 Rhinofed Rinofer Rifampicin 300 Salbutamol 2 mg Salofalk 250 mg Rifampicin 450 Salbutamol 4 mg Salofalk 500 mg Sandostatin LAR Rifampicin 600 Scantipid 156 157 158 159 Sandostatin 160 Scabimite Scabicid 161 Sebivo Stalevo 162 Sedacum 1 mg/ml Sedacum 5 mg/ml 163 Sefepim Sefiksim 164 Seloxy Seloxy AA 165 Setrovel Seroquel 166 Simvastatin 10 mg Simvastatin 20 mg 167 Steryzime Stelazine 168 Stomahesive pasta Stomahesive powder 169 Surbex T Surbex Z 170 Survanta Sufenta 171 Sustanon Synthocinon 172 Tamoxifen Tamiflu 173 Tapros 3M Tapros 3.75 mg Obat 5 MMU/MPO 149 Obat 4 Seloken RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 101 Daftar Nama Obat Sound Alike (lanjutan) No MMU/MPO 102 Obat 1 Obat 2 174 Targocid Tazocin 175 Taxotere 20 Taxotere 80 176 Telfast OD 120 mg 177 Tenapril 5 mg Telfast HD 180 mg Tenapril 2,5 mg 178 Tenormin Thiamin 179 Terramycin Thiamycin 180 Thyrozol Letrozol 181 Toradol Tramadol 182 Tramal Retard Tramal Kapsul 183 Tranexid 5% Tranexid 10% 184 Trental Phental 185 Triatec 2,5 mg Triatec 5 mg 186 Triatec 2,5 mg Triatec 5 mg 187 Urdafalk Salofalk 188 Valesco 80 mg Valesco 160 mg 189 Valtrex Kalnex 190 V-Bloc 6,25 mg V-Bloc 25 mg 191 Vinblastin Vincristine 192 Vitacid Vitazym 193 Xanax Zantac 194 Zinkid Zistic 195 Zocor Zoloft 196 Zometa Vometa 197 Zovirax Zoladex 198 Zovirax Zithromax Obat 3 Obat 4 Obat 5 Pletaal Vancep Valtrex Zithromax Zyvox RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 Daftar Nama Obat Look Alike 1 Bentuk Sediaan Inhalasi Obat 1 Obat 2 Flixotide Ventolin Pulmicort respules 0,25 mg Symbicort 160 Pulmicort respules 0,5 mg 2 Inhalasi 3 Inhalasi 4 Parenteral 5 Parenteral 6 Parenteral 7 Parenteral 8 Parenteral 9 Parenteral 10 Parenteral 11 Parenteral 12 Parenteral 13 Parenteral 14 Parenteral 15 Parenteral Cravit 500 Cravit 750 16 Parenteral D-40 Otsu MgSO4 Otsu Doxorubicin 10 Ecosol G5 (Glucose 5%) Emthexate 5 Endoxan 200 Vinblastin PCH Ecosol G10 (Glucose 10%) Emthexate 50 Farsix Farbivent 17 Parenteral 18 Parenteral 19 Parenteral 20 Parenteral 21 Parenteral Alinamin-F Amikacin 125 mg/ml Aminofluid 500 ml Aminofusin Hepar Atracurium 25 Benzatin 1,2 jt unit Cairan Dianeal 1,5% Carboplatin Kalbe 150 mg Catapres 0,15 mg/ml Cefazolin 1 g Cefotaxime 1g Obat 3 Obat 4 Obat 5 MMU/MPO No Symbicort 80 Aminophylline 24 mg/ml Amikacin 250 mg/ml Aminofluid 1000 ml Aminofusin L Comafusin -600 Hepar Atracurium 50 Benzatin 2,4 jt unit Cairan Dianeal 2,5% Carboplatin Kalbe 450 mg Buscopan 20 Neostigmg/ml mine Ceftriaxone 1 g Ceftriaxone 1 g Endoxan 500 Endoxan 1 g RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 103 Daftar Nama Obat Look Alike (lanjutan) No MMU/MPO Obat 1 Obat 2 Obat 3 Obat 4 Obat 5 Fluconazole 200 mg/100 ml Fosmidex 1 g Fraxiparine 3800 IU Ciprofloxacin 200 mg/100 ml Fosmidex 2 g Fraxiparine 5700 IU Otsu Salin 3% Hemapo 10000 Paracetamol 1000 mg/100 ml Levofloxacin 500 mg/100 ml Aminostreril 6% 22 Parenteral 23 Parenteral 24 Parenteral 25 Parenteral 26 Parenteral 27 Parenteral 28 Parenteral Humulin R Humalog 29 Parenteral Induxin Pospargin 30 Parenteral Inovad Indop 31 Parenteral Iopamiro 300 100 ml Iopamiro 370 100 ml 32 Parenteral KA-EN 3B KA-EN 3A 33 Parenteral KCl Premixed 25 mEq 34 Parenteral KCl Premixed 12,5 mEq Koate-DVI NDC 35 Parenteral Lasix Novalgin Lovenox 2000 IU Meronem 500 mg Meropenem 500 mg Meropenem 500 mg MgSO4 20% Inj. Lovenox 4000 IU Gelofusin Hemapo 3000 Holoxan 500 Holoxan 1 g Holoxan 2 g Humalog 30/70 Otsu D10, 1/5 NS KCl Premixed 50 mEq Koate-DVI 36 Parenteral 37 Parenteral 38 Parenteral 39 Parenteral 40 Parenteral 41 Parenteral Miacalcic Sandostatin Parenteral Mikasin 250 mg Mikasin 500 mg 42 104 Bentuk Sediaan Lovenox 6000 IU Meronem 1 g Meropenem 1g Cefepim 500 mg MgSO4 40% Inj. WFI RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 Daftar Nama Obat Look Alike (lanjutan) No Bentuk Sediaan Obat 1 Obat 2 Novomix Novorapid Obat 3 43 Parenteral 44 Parenteral 45 Parenteral 46 Parenteral Otsu-D40 47 Parenteral Otsu-RD5 48 Parenteral Pegasys 180 mcg Otsu-D2,5, 1/2NS Pegasys 135 mcg 49 Parenteral Penicillin G Streptomycin Polymixin 50 Parenteral Phinev Neo-K 51 Parenteral Plasbumin 20% 50 ml Plasbumin 25% 50 ml 52 Parenteral Sibital Lodomer 53 Parenteral Sindaxel 100 mg/16.67 ml 54 Parenteral Sindaxel 30 mg/5 ml Solumedrol 500 55 Parenteral Stesolid Diazepam Takelin 250 mg Tracrium 2,5 ml Takelin 500 mg Tracrium 5 ml Tramadol Gentamisin Tramal 50 mg Tranexid 5% Triofusin 1000 Tramal 100 mg Tranexid 10% Triofusin 1600 Triofusin E 1000 Vaxcel Pycin Zovirax Vincristrin 1 mg Wida D5 1/2 NS Durogesic 12,5 mcg Bisolvon elixir Vincristin 2 mg Wida D5 1/4 NS Durogesic 25 mcg Bisolvon solution 56 Parenteral 57 Parenteral 58 Parenteral 59 Parenteral 60 Parenteral 61 Parenteral 62 Parenteral 63 Parenteral 64 Parenteral 65 Patch 66 Sirup Obat 5 Asering 5 MMU/MPO Otsu Manitol 20 Otsu-D10, 1/5NS Obat 4 Ka-En 3A Meylon Phytomenadion Phenobarbital Zithromax RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 105 Daftar Nama Obat Look Alike (lanjutan) No MMU/MPO Obat 1 Obat 2 Celestamine Mucopect 15 mg/5 ml Claritin 5 mg/5 ml Mucopect 30 mg/5 ml Obat 3 67 Sirup 68 Sirup 69 Sirup NaOCl Glycerin Dow Borax Glycerin 70 Sirup Vometa suspensi Vometa drop Vectrin 71 Sirup dan kapsul Codipront sirup Codipront cum exp sirup Codipront kapsul Cygest 200 Cygest 400 Dulcolax 5 mg Dulcolax 10 mg 72 73 74 106 Bentuk Sediaan Supositoria Supositoria Supositoria 75 Tablet 76 Tablet 77 Tablet 78 Tablet 79 Tablet 80 Tablet 81 Tablet 82 Tablet 83 Tablet 84 Tablet 85 Tablet 86 Tablet 87 Tablet 88 Tablet 89 Tablet Obat 4 Obat 5 Flagyl 0,5 g Flagyl 1 g Abilify 5 mg Abilify 10 mg Acarbose 50 mg Actos 15 mg Adalat 5 mg Alpentin 100 mg Amaryl 1 mg Amlodipin 5 mg Aprovel 150 mg Arcoxia 60 mg Ascardia 80 mg Acarbose 100 mg Aspar Aspar K Ativan 0,5 mg Baraclude 0,5 mg Betaserc 8 mg Blopress 8 mg Actos 30 mg Adalat 10 mg Alpentin 300 mg Amaryl 2 mg Amlodipin 10 mg Aprovel 300 mg Arcoxia 90 Arcoxia mg 120 mg Ascardia 160 mg Ativan 1 mg Ativan 2 mg Baraclude 1 mg Betaserc 24 mg Blopress 16 mg RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 Daftar Nama Obat Look Alike (lanjutan) Bentuk Sediaan 90 Tablet 91 Tablet 92 Tablet 93 Tablet 94 Tablet 95 Tablet 96 Tablet 97 Tablet 98 Tablet 99 Tablet 100 Tablet 101 Tablet 102 Tablet 103 Tablet 104 Tablet 105 Serbuk 106 Tablet 107 Tablet 108 Tablet 109 Tablet 110 Kapsul 111 Tablet Obat 1 Bonefos 400 mg Bon-One 0,25 mcg Candesartan 8 mg Cataflam 25 mg Catapres 75 mcg Cefspan 100 mg Celebrex 100 mg Ciproxin XR 500 mg Codein 10 mg Concor 2,5 mg Depakote ER 250 mg Esilgan 1 mg Ethambutol 250 mg Famocid 20 mg Fasorbid 5 mg Fluimucyl 200 sachet Gabexal 100 mg Glucobay 50 mg Glucophage 500 mg Haloperidol 0,5 mg Kalxetin 10 mg Lamictal 50 mg Obat 2 Obat 3 Obat 4 Obat 5 Bonefos 800 mg Bon-One 0,5 mcg Candesartan 16 mg Cataflam 50 mg Catapres 150 mcg Cefspan 200 mg Celebrex 200 mg Ciproxin XR 1000 mg Codein 15 Codein 20 mg mg MMU/MPO No Concor 5 mg Depakote ER 500 mg Esilgan 2 mg Ethambutol 500 mg Famocid 40 mg Fasorbid 10 mg Fluimucyl 100 sachet pediatric Gabexal 300 mg Glucobay 100 mg Glucophage 850 mg Haloperidol 1,5 mg Kalxetin 20 mg Lamictal 100 mg Glucophage XR 500 mg Haloperidol 5 mg RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 107 Daftar Nama Obat Look Alike (lanjutan) No MMU/MPO 108 Bentuk Sediaan 112 Tablet 113 Tablet 114 Tablet 115 Tablet 116 Tablet 117 Tablet 118 Tablet 119 Tablet 120 Tablet 121 Tablet 122 Tablet 123 Tablet 124 Tablet 125 Tablet 126 Tablet 127 Tablet 128 Tablet 129 Tablet 130 Tablet 131 Tablet 132 Tablet 133 Tablet Obat 1 Lipitor 10 mg Lyrica 50 mg Mecobalamin 250 mcg Medixon 4 mg Medrol 4 mg Meloxicam 7,5 mg Micardis 40 mg Movicox 7,5 mg Neoral 25 mg Nexium 20 mg Nifedipine 10 mg Noperten 10 mg Noperten 5 mg Norvask 5 mg Ofloxacin 200 mg Ondansetron 4 mg Pantozol 20 mg Pariet 10 mg Pletaal 50 mg Pradaxa 75 mg Prograf 0,5 mg Pronalges 50 mg Obat 2 Obat 3 Obat 4 Obat 5 Lipitor 20 mg Lyrica 75 mg Lyrica 150 mg Mecobalamin 500 mcg Medixon 16 mg Medrol 16 mg Meloxicam 15 mg Micardis 80 mg Movicox 15 mg Neoral 50 mg Nexium 40 mg Isosorbide dinitrate 5 mg Noperten 5 mg Noperten 10 mg Norvask 10 mg Ofloxacin 400 mg Neoral 100 mg Furosemide 40 mg Noperten 20 mg Ondansetron 8 mg Pantozol 40 mg Pariet 20 mg Pletaal 100 mg Pradaxa 110 mg Prograf 1 mg Pronalges 100 mg RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 Daftar Nama Obat Look Alike (lanjutan) Bentuk Sediaan 134 Tablet 135 Tablet 136 Tablet 137 Tablet 138 Tablet 139 Tablet 140 Tablet 141 Tablet 142 Tablet 143 Tablet 144 Tablet 145 Tablet 146 Tablet 147 Tablet 148 Tablet 149 Tablet 150 Tablet 151 Tablet Obat 1 Obat 2 Prosogan FD 15 Salofalk 250 mg Sandimun 25 mg Seroquel 25 mg Sifrol 0,125 mg Sifrol ER 0,75 mg Spironolactone 25 mg Stesolid 2 mg Takelin 500 mg Tanapress 5 mg Tarivid 200 mg Thyrozol 5 mg Topamax 25 mg Valdimex 5 mg Vascuprax 100 mg Vesicare 5 mg Viagra 50 mg Prosogan FD 30 Salofalk 500 mg Sandimun 50 mg Seroquel 200 mg Sifrol 0,25 mg Sifrol ER 0,375 mg Spironolactone 100 mg Stesolid 5 mg Takelin 1000 mg Tanapress 10 mg Tarivid 400 mg Thyrozol 10 mg Topamax 50 mg Merlopam 2 mg Vascuprax 200 mg Vesicare 10 mg Viagra 100 mg Zegase Zegavit Zistic 250 mg Zyloric 100 mg 152 Tablet 153 Tablet 154 Tablet dan Dulcolax supositotablet ria Dulcolax supositoria 155 Tetes Mata Cendo Fenikol 0,5% Cendo Fenikol 1% 156 Tetes Mata Cendo Floxa Cendo Natacen Obat 3 Sandimun 100 mg Seroquel 100 mg Obat 4 Obat 5 MMU/MPO No Seroquel 300 mg Zistic 500 mg Zyloric 300 mg RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 109 MMU/MPO Halaman ini sengaja dibiarkan kosong 110 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 PATIENT AND FAMILY EDUCATION (PFE)/ PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA (PPK) PFE/PPK Hal-hal yang perlu dinilai sebelum memulai pemberian edukasi pada pasien dan keluarga: Kebutuhan edukasi pasien dan keluarga Kemampuan belajar Formulir edukasi Formulir Informasi dan Edukasi Pasien Rawat Jalan RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 111 Form Edukasi Pasien Rawat Inap PFE/PPK Prosedur Pemberian Informasi dan Edukasi pada Pasien dengan Hambatan Bahasa Indonesia Petugas kesehatan unit pelayanan di lingkungan RSCM mengidentifikasi kebutuhan edukasi pasien/keluarga Bila tidak ada pendamping pasien (penerjemah), RSCM memiliki daftar tim penerjemah yang kompeten di bidang bahasa daerah dan asing sesuai dengan kebutuhan pasien dan keluarga Petugas kesehatan unit pelayanan berkoordinasi dengan tim edukasi (dokter, fisioterapi, perawat, apoteker, ahli gizi, dll) terkait persiapan materi dan media yang akan digunakan sesuai dengan kebutuhan pasien/ keluarga (leaflet, brosur, standing banner, audiovisual, dll). Petugas PJ PKRS Unit pelayanan membuat laporan terkait edukasi yang telah diberikan berupa: analisis data, kesimpulan dan rencana tindak lanjut. 112 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 Alur Prosedur Pemberian Informasi dan Edukasi pada Pasien dengan Hambatan Bahasa Dokumen/Catatan Keterangan PFE/PPK Aktivitas MULAI Petugas Kesehatan Daftar Nama Penterjemah Bahasa Melakukan identifikasi pasien dengan kebutuhan bahasa Ada tenaga penterjemah di unit pelayanan? YA TIDAK Petugas Kesehatan Berkoordinasi dengan perterjemah bahasa Formulir Edukasi Pasien dan Keluarga Terintegrasi Rawat Inap Petugas Kesehatan Melakukan persiapan edukasi dengan tim edukasi terkait Petugas Kesehatan Formulir Edukasi Pasien dan Keluarga Terintegrasi Rawat Jalan Pelaksanaan edukasi Petugas PJ PKRS Membuat laporan hasil edukasi SELESAI Daftar Nama Penterjemah Bahasa Pelaksanaan edukasi dilakukan bersama dengan tim edukasi (dokter, fisioterapis, perawat, apoteker, ahli gizi, dll.) Form: 154/rev02/ IPK/2015 dan 0167/rev02/ URJT/2015 dan 012/rev00/ IPK/2014/N RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 113 Prosedur Pemberian Informasi dan Edukasi pada Pasien dengan Kebutuhan Khusus (Tuna Rungu dan Tuna Wicara) PFE/PPK Petugas Kesehatan melakukan identifikasi kebutuhan edukasi pasien/keluarga Bila tidak ada pendamping pasien (penerjemah) koordinasi dengan Instalasi PKRS atau lembaga terkait, sesuai kebutuhan edukasi pasien dengan kebutuhan khusus (tuna rungu dan tuna wicara) Kontak: Instalasi PKRS - telepon Internal 2907 Panti Sosial Bina Rungu Wicara Melati - Telepon: 021-8444274 3. Koordinasi dengan tim edukasi (dokter, fisioterapi, perawat, apoteker, ahli gizi, dll) terkait persiapan materi dan media yang akan digunakan sesuai dengan kebutuhan pasien/keluarga (leaftlet, brosur, standding banner, audio visual, dll) 4. Penanggung Jawab PKRS Unit kerja atau kepala ruangan membuat laporan terkait edukasi yang telah diberikan berupa: analisa data, kesimpulan dan rencana tindak lanjut 114 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 Alur Prosedur Pemberian Informasi dan Edukasi pada Pasien dengan Hambatan Bahasa Dokumen/Catatan Keterangan PFE/PPK Aktivitas MULAI Petugas Kesehatan Daftar Nama Penterjemah berkebutuhan khusus Melakukan identifikasi pasien dengan kebutuhan khusus Ada tenaga pendamping di unit pelayanan? YA PKS antara RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dengan Panti Sosial Bina Rungu Wicara Melati TIDAK Petugas Kesehatan Kebutuhan khusus (tuna rungu dan tuna wicara) Panti Sosial Bina Rungu Wicara Melati, Tel. 0218444274 Suminah, S.Sos, HP 085881170059 Berkoordinasi dengan lembaga terkait Petugas Kesehatan Melakukan persiapan edukasi dengan tim edukasi terkait Petugas Kesehatan Pelaksanaan edukasi Petugas PJ PKRS Membuat laporan hasil edukasi Formulir Edukasi Pasien dan Keluarga Terintegrasi Rawat Inap Formulir Edukasi Pasien dan Keluarga Terintegrasi Rawat Jalan Pelaksanaan edukasi dilakukan bersama dengan tim edukasi (dokter, fisioterapis, perawat, apoteker, ahli gizi, dll.) SELESAI RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 115 Nama-Nama Penerjemah/Narasumber bagi Pasien dengan Hambatan Berbahasa Indonesia RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo No PFE/PPK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 116 Nama Mario Bahasa Daerah Bahasa Asing Ambon DR.Dr.Rubia na, Sp.A (K) Ns. Ni GP Tuti Setiani, Skep Sari Hutapea Duma Novalina, AMK Suryati Sihombing, AMK Merry Juwita, AMK Dinar Hosiana, AMK Maya Meilanni, AMK Mediana Bangun, SKp Lenni Asmita, AMK Nurmaemunah, AMK Lancari Bali Eli Purwati, S.Kep Siti Nur ekowati, AMK Unit Kerja 081807327473 PJT Inggris Bali 08159324297 PJT 081280569800 GEDUNG A Batak 081383078449 PJT Batak 081295227654 PJT Batak 085717180813 PJT Batak 02190609893 PJT Batak 08126408332 KIRANA Batak Karo 081316283122 PJT Batak Karo 081398414538 GEDUNG A Batak Simalungun 081295464666 PJT Batak Toba 081315889961 GEDUNG A Batak Toba Drg. Djamilah Nomor Telepon Bugis 081387175277 PJT Inggris, Tagalog (Philipin) 0818980067 KENCANA Jawa 081317003932 PJT Jawa 081519310086 PJT RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 Nama-Nama Penerjemah/Narasumber bagi Pasien dengan Hambatan Berbahasa Indonesia RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (Lanjutan) 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 Nama Narmi, AMK Yuliaswati, AMK Sumarsih, AMK Dwi Wahyuniati, Skep Supartini, Skep Erny Imawaty, AMK Ns. Emi Sulistyowati, Skep Ns. Sulastri, Skep Eti Sumartiyah, SKp Nuri, AMK Yustika Novianti, S.Si., Apt Mertisa Angra, AMK Ns. Yelly Febriani, S.Kep Ria Anicha Shofia, AMK Mira Diana, AMK Nurwasiah, AMK Bahasa Daerah Bahasa Asing Nomor Telepon Unit Kerja Jawa 081314656320 PJT Jawa 081319798310 PJT Jawa 081282109940 GEDUNG A Jawa 085814169771 GEDUNG A Jawa 087877271409 GEDUNG A Jawa 081380707073 GEDUNG A Jawa 0817164417 Jawa GEDUNG A 087878058049 GEDUNG A Jawa 08129813601 Jawa 081571026919 KIRANA 3 Jerman 08122302786 Lampung Pesisir Padang PFE/PPK No KIRANA GEDUNG A 081282338480 PJT Inggris 081318732414 PJT Padang 081384110481 PJT Padang 081212868161 PJT Padang 081318803761 GEDUNG A RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 117 Nama-Nama Penerjemah/Narasumber bagi Pasien dengan Hambatan Berbahasa Indonesia RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (Lanjutan) PFE/PPK No Nama Bahasa Daerah 33 Vera Anda Lusiya, SKM Padang 081244417548 GEDUNG A 34 Elma, AMK Padang 081318168114 KIRANA 35 Naya, AMK Palembang 085811213146 KIRANA 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 118 Sri Mulyani, AMK Nurlia Agbayani, AMK Ns. Iin Muthmainnah, S.Kep Meta Pujawati, AMK Tati Mulyati, AMK N Rohayati, SST Mimin Mintarsih, AMK N Yayah, AMK Ns. Yeti, Skep Ns. Hepi Suprianti, Skep Ns. Windawati, Skep Ns. Dede Suhartini, Skep Yati Hayati, AMK Bahasa Asing Nomor Telepon Unit Kerja Sunda 081385660565 PJT Sunda 081316117442 PJT Sunda 081383952300 PJT Sunda 087878942259 PJT Sunda 081387671817 GEDUNG A Sunda 08129679182 Sunda 081310709372 GEDUNG A Sunda 08174838190 Sunda 081319892727 GEDUNG A Sunda 08128331065 Sunda 085881299658 GEDUNG A Sunda 08151642014 Sunda 081318392163 GEDUNG A GEDUNG A GEDUNG A KENCANA GEDUNG A RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 Nama-Nama Penerjemah/Narasumber bagi Pasien dengan Hambatan Berbahasa Indonesia RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (Lanjutan) 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 Misnanci, SMIP Ns. Neni Triana, Skep Ida Ivone, AMK Dhani, AMK Ns. Yuni Azizah, S.Kep Ns. Yudi Elyas, S.Kep Ns. Hendra Firmansyah, S.Kep Ns. Rohmad Widiyanto, S.Kep Catur Wulanningsari, S.Kep Ns. Yeane Anastania, Skep Ns. Enny Mulyatsih, Mkep., Sp.KMB Yunisar Gultom, SKp., MClN Ns. Wahyu KR, Skep Ns. Elteria Sianturi, Skep Ns. Dewi Alfiani, Skep Ns. Dina Ayu C, Skep Sunda 08121041962 GEDUNG A Sunda 085693300583 GEDUNG A Sunda 0811942041 GEDUNG A Sunda 02196231566 KIRANA Arab 081399939906 PJT 087888488869 Inggris 081316006831 PJT Inggris 081282914792 PJT Inggris 081548651501 PJT Inggris 081318200592 PJT Inggris 08158279843 GEDUNG A Inggris 0811989613 GEDUNG A Inggris 081319168925 GEDUNG A Inggris 081229594333 GEDUNG A Inggris 081382748421 GEDUNG A Inggris 085710454672 GEDUNG A Inggris 081225595862 KIRANA RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 PFE/PPK 49 119 Nama-Nama Penerjemah/Narasumber bagi Pasien dengan Hambatan Berbahasa Indonesia RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (Lanjutan) No PFE/PPK 65 66 67 68 Fenny, AMK Tri Utami Wulandari Sekar Dwi Purnamasari Ns. Hasna Puri, Skep Bahasa Daerah Bahasa Asing Nomor Telepon Inggris 08128203932 Inggris 085780068535 KENCANA Inggris 085692966662 KENCANA Inggris 081315342012 KENCANA Unit Kerja KIRANA 69 Ns. Murdiono Inggris 081315780027 KENCANA 70 Evel Inggris 081387712725 KENCANA 71 Kristina Marisani, AMK Inggris 085218184086 KENCANA 72 Ardi, AMK Jepang 08564216006 Jepang 082123500052 KENCANA Jepang 082170394446 KENCANA 73 74 120 Nama Ns. Hevandri, Skep Ns. Aprinaldi, Skep 75 Rini, AMK Jepang 76 Warti, AMK Mandarin 08287622333 KENCANA KENCANA 085876110303 KENCANA RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 QUALITY IMPROVEMENT AND PATIENT SAFETY (QPS)/PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN (PMKP) Definisi Contoh KPC Kondisi Potensial Cedera Jenis Insiden Kondisi/situasi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera tetapi belum terjadi insiden Defibrilator di ruang rawat inap ditemukan rusak saat pengecekan berkala KNC Kejadian Nyaris Cedera Suatu insiden yang belum sampai terpapar ke pasien/ pegawai Transfusi darah yang hampir diberikan kepada pasien yang salah. KTC Kejadian Tidak Cedera Insiden yang sudah terpapar ke Transfusi diberikan kepada pasien/pegawai tetapi tidak pasien yang salah namun menimbulkan cedera tidak terjadi cedera pada pasien KTD Kejadian Tidak Diharapkan Insiden yang mengakibatkan cedera pada pasien/pegawai Transfusi diberikan kepada pasien yang salah dan pasien tersebut mengalami reaksi transfusi. Sentinel Suatu kejadian tidak diantisipasi yang dapat mengakibatkan kematian atau suatu kejadian yang mangakibatkan kehilangan fungsi permanen dan kejadian tersebut tidak berhubungan dengan riwayat alamiah penyakit yang mendasari atau penyakit penyerta. Kejadian sentinel merupakan kejadian yang membutuhkan investigasi dan respons segera. Transfusi diberikan kepada pasien yang salah dan hal tersebut menyebabkan kematian pasien. RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 QPS/PMKP Jenis-Jenis Insiden Keselamatan Pasien 121 Jenis-Jenis Kejadian Sentinel QPS/PMKP 1. Kematian yang tidak terduga, termasuk, namun tidak terbatas pada: kematian yang tidak berkaitan dengan alamiah penyakit pasien atau kondisi yang mendasari (contohnya seperti kematian karena infeksi pasca-operasi atau hospital-acquired pulmonary embolism) kematian janin cukup bulan bunuh diri. 2. Hilangnya fungsi utama secara permanen yang tidak disebabkan oleh penyakit pasien atau kondisi yang mendasarinya 3. Salah sisi, salah prosedur, dan salah pasien operasi. 4. Penularan penyakit berbahaya, atau penyakit karena transfusi darah atau produk darah, atau penularan penyakit akibat transplantasi organ atau jaringan yang terkontaminasi. 5. Penculikan bayi atau bayi dipulangkan dengan orangtua yang salah. 6. Pemerkosaan, kekerasan dalam pekerjaan seperti penyerangan (yang mengakibatkan kematian atau kehilangan fungsi); atau pembunuhan pasien, pegawai, dokter, mahasiswa kedokteran, trainee, pengunjung, atau vendor ketika berada di lingkungan rumah sakit. 122 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 Matriks Penyusunan Tingkat Risiko Insignifi -cant 1 Minor 2 Moderate 3 Major 4 Catastrophic 5 Sangat Sering Terjadi (Tiap mgg /bln) 5 Moderate Moderate High Extreme Extreme Sering terjadi (Bebrp x /thn) 4 Moderate Moderate High Extreme Extreme Mungkin terjadi (1-2 thn/x) 3 Low Moderate High Extreme Extreme Jarang terjadi (2-5 thn/x) 2 Low Low Moderate High Extreme Sangat jarang sekali (>5 thn/x) 1 Low Low Moderate High Extreme QPS/PMKP Potential Consequences Frekuensi/ Likelihood Probabilitas/Frekuensi/Likelihood Level Frekuensi Kejadian Aktual 1 Sangat Jarang Dapat terjadi dalam lebih dari 5 tahun 2 Jarang Dapat terjadi dalam 2 – 5 tahun 3 Mungkin Dapat terjadi tiap 1 – 2 tahun 4 Sering Dapat terjadi beberapa kali dalam setahun 5 Sangat Sering Terjadi dalam minggu / bulan RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 123 Dampak Klinis/Konsekuensi/Keparahan Level 1 Deskripsi Contoh Deskripsi Insignificant Tidak ada cedera, kerugian keuangan kecil QPS/PMKP 2 Minor Cedera ringan Dapat diatasi dengan pertolongan pertama, kerugian keuangan sedang Moderate Cedera sedang Berkurangnya fungsi motorik/sensorik/ psikologis atau intelektual secara reversibel dan tidak berhubungan dengan penyakit yang mendasarinya Setiap kasus yang memperpanjang perawatan 4 Major Cedera luas/berat Kehilangan fungsi utama (motorik, sensorik, psikologis, intelektual) permanen/ irreversibel, tidak berhubungan dengan penyakit yang mendasarinya Kerugian keuangan besar 5 Catastrophic Kematian yang tidak berhubungan dengan perjalanan penyakit yang mendasarinya 3 Tindakan Sesuai Tingkat dan Pita Risiko Can be managed by procedure 124 Clinical Manager / Lead Clinician should assess the consequences againts cost of treating the risk Immediate Detailed review & review & action urgent treatment required at should be underBoard level. taken by senior Director must be management informed RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 QPS/PMKP Bagan Laporan Insiden RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 125 QPS/PMKP 126 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 Indikator-Indikator yang Perlu Diketahui oleh DPJP No. IGD Rajal Ranap Diagnostik Prosedur Intensif Nama Indikator 1 Tingkat kepuasan pasien √ √ √ √ √ √ 2 Tingkat kepuasan peserta didik √ √ √ √ √ √ 3 Capaian indikator medik ekselen √ √ √ √ √ √ 4 % staf medik dengan kinerja ekselen √ √ √ √ √ √ 5 % staf medik yg memiliki kompetensi integratif dan interdisipiliner (mengikuti pendidikan dasar dokter klinik, mempunyai sertifikat Good Clinical Practice, pernah menangani kasus medik sulit dan menerapkan pembuatan careplan terintegrasi) √ √ √ √ √ √ 6 Audit kebersihan tangan petugas √ √ √ √ √ √ 7 Kesesuaian Penulisan Resep dengan Formularium Nasional (khusus pasien JKN) √ √ √ √ √ 8 Kepatuhan terhadap Clinical Pathway (CP) - sesuai CP yang diberlakukan √ √ √ √ √ 9 Medication Error √ √ √ √ √ 10 IDO (Infeksi Daerah Operasi) √ √ √ √ 11 ISK (Infeksi Saluran Kemih) √ √ √ √ 12 IAD (Infeksi Aliran Darah) √ √ √ √ 13 VAP (Ventilator Acquired Pneumonia) √ √ √ √ 14 HAP (Human Aquired Pneumonia) √ √ √ √ 15 Persentase kasus rujukan yang dirujuk balik √ √ √ QPS/PMKP Tempat Kerja √ RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 127 Indikator-Indikator yang Perlu Diketahui oleh DPJP (lanjutan) Tempat Kerja No. QPS/PMKP 128 Nama Indikator IGD Rajal √ Ranap Diagnostik Prosedur Intensif 16 % rujukan dari RS Binaan ke RSCM-FKUI yang tidak tepat √ 17 Emergency Response Time √ 18 Waktu tunggu rawat jalan 19 Persentase DPJP utama dengan care plan terintegrasi dengan target terukur setelah pengkajian awal √ √ 20 Ketepatan diagnosis klinis sepsis dengan hasil biakan darah √ √ 21 % kasus sulit yang berhasil ditangani (survive atau meninggal dengan kualitas yang baik) √ √ 22 Waktu tunggu operasi elektif √ 23 Persentase pengembalian rekam medik lengkap dan tepat waktu (1x24 jam) ke Unit Rekam Medik √ 24 Pengkajian awal medis dan keperawatan dalam 1x24 jam √ 25 NDR (Nett Death Rate) √ 26 Kelengkapan re-assessment pasien (SOAP) di CPPT pada hari libur oleh dokter √ 27 Adult smoking cessation advice/ counseling given to patients who had an AMI √ 28 Adult smoking cessation advice/ counseling given to patients who had an HF √ 29 Pneumococcal vaccination √ √ RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 Indikator-Indikator yang Perlu Diketahui oleh DPJP (lanjutan) Tempat Kerja Nama Indikator IGD Rajal Ranap Diagnostik Prosedur 30 Prophylastic antibiotics discontinued within 24 hours after surgery end-time-Hip Arthoplasty √ 31 Stroke Education √ 32 Persentase Pemeriksaan gula darah 2 jam PP yang selesai di bawah 8 jam √ 33 Kesesuaian hasil ekspertise PA dengan penilaian peer group √ 34 Response time pemeriksaan Radiologi/Laboratorium/ Mikrobiologi (Cito dan Reguler) √ 35 Ketepatan waktu penyampaian hasil test kritis √ 36 Operasi bersih tanpa antibiotik profilaksis √ 37 Penerapan keselamatan operasi √ 38 Dokumentasi penggunaan implan sesuai SPO √ 39 Ketidaksesuaian diagnosis pra dan pasca bedah √ 40 Desaturasi oksigen intra anestesi atau sedasi (termasuk ruang prosedur di rawat jalan) √ 41 Penerapan time out secara verbal di ruang tindakan invasif √ 42 Kelengkapan Form Monitoring (Status Anestesia) di Ruang Operasi/Tindakan √ Intensif QPS/PMKP No. Selain indikator di atas, terdapat indikator khas departemen serta indikator medik yang perlu diketahui oleh DPJP dari departemen masing-masing. RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 129 QPS/PMKP Halaman ini sengaja dibiarkan kosong 130 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 PCI/PPI PREVENTION AND CONTROL OF INFECTIONS (PCI)/ PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI) RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 131 PCI/PPI Prosedur Tertusuk Benda Tajam: 1. Lepaskan sarung tangan atau APD yang melindungi yang dipakai. 2. Cuci dengan air mengalir, tidak perlu ditekan-tekan. 3. Cuci dengan cairan desinfektan (sabun chlorhexidin) lakukan sampai darah berhenti 4. Laporkan Jika di dalam jam kerja, lapor ke Poli Pegawai Jika di luar jam kerja, lapor ke IGD. 132 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 PCI/PPI RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 133 PCI/PPI 134 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 PCI/PPI RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 135 PCI/PPI 136 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 Prosedur Terpapar Cairan Infeksius Segera basuh area pajanan dengan sabun dan air mengalir jika mengenai mata atau mukosa lakukan pembilasan dengan air bersih dan WFI (Water for Injection) selama 15 menit Kulit yang tidak utuh → Segera bersihkan dengan air mengalir dengan menggunakan sabun antiseptik Hidung → segera bilas hidung dengan air mengalir. RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 PCI/PPI 137 PCI/PPI 138 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 Alur Tata Kelola Pasien Dengan Penyakit Infeksi Menular Lewat Udara/Droplet Dari Unit Rawat Jalan Terpadu Batuk Tidak Antrian umum Ya Edukasi Beri masker dan tissue Pasien batuk 3 minggu atau pasien TB yang mendapat pengobatan di bawah 2 minggu/ terputus obat Ya Layanan cepat dan terpisah (dengan ventilasi bertekanan negatif) Poliklinik Paru (dengan ventilasi bertekanan negatif) Tidak Antrian umum PCI/PPI Identifikasi Pasien Alur Tata Kelola Pasien Dengan Penyakit Infeksi Menular Lewat Udara/Droplet Dari Instalasi Gawat Darurat Identifikasi Pasien Tidak PCI/PPI Batuk Antrian umum Ya Edukasi Beri masker dan tissue Pasien batuk ≥ 3 minggu atau pasien TB yang mendapat pengobatan di bawah 2 minggu/terputus obat Tidak Antrian umum Ya Tidak Emerging Disease Surat permintaan R. Isolasi di SPR & catatan terintegrasi Ya Surat Rujukan Pindah Rujuk ke: 1. RS Persahabatan 2. RS Sulianti Saroso Pindah ruangan rawat isolasi Tersedia Tidak Tersedia Pindah ke ruangan rawat isolasi khusus tekanan negatif Pasien dirawat di ruangan isolasi Ventilasi Alami (cth. area Psikiatri) Keterangan Situasi yang berpotensi mengancam nyawa dan memerlukan respons dari tim medis Code Red Adanya api, asap, (Kebakaran) atau bau benda terbakar Kode Darurat Code Blue (Kegawatda ruratan Medis) RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 Saat berusaha memadamkan api dengan APAR: P – Pull (tarik/cabut pengaman APAR dalam posisi jongkok dan lakkuan pengetesan tekanan) A – Aim (arahkan ujung selang ke dasar api dengan jarak ± 2,5 m) S – Squeeze (tekan tuas APAR) S – Sweep (kibas-kibas arah semprotan ke dasar api, jangan melawan arah angin) I – Informasikan adanya Code Red kepada pegawai lainnya untuk meminta bantuan dan utamakan keselamatan pasien, batasi penyebaran api dan asap jika fasilitas memungkinkan P – Padamkan api menggunakan peralatan yang efektif secepatnya, pastikan jalur keluar bebas hambatan E – Evakuasi pasien dan pengunjung menuju titik kmpul jika api tidak dapat dipadamkan FMS/MFK Pusat Komando Security dan Koordinator Keadaan Darurat (KKD) gedung terkait Jaga agar pasien tetap tenang Periksa nadi dan pernapasan Lakukan Bantuan Hidup Dasar (BHD) oleh staf berkompeten bila diperlukan Hubungi Tim Medis Reaksi Cepat (TMRC) Respons Sekunder Informasikan adanya kegawatdaruratan medis kepada Tim medis Reaksi Cepat (TMRC) untuk mengaktifkan Respons Primer KONDISI DARURAT DAN RESPONS DASAR YANG DILAKUKAN PEGAWAI RSUP Nasional CM FACILITY MANAGEMENT AND SAFETY (FMS)/ MANAJEMEN FASILITAS DAN KEAMANAN (MFK) 141 Bantu pihak kepolisian dan keamanan RSCM jika Pusat Kodiminta mando SekuJika sasaran terlihat, jangan dihentikan sendiri, riti hubungi Pusat Komando Sekuriti dan laporkan lokasi temuan Lihat rencana evakuasi masing-masing gedung Hubungi Pusat Komando Sekuriti untuk mengaktifkan Code Pink Informasikan adanya penculikan bayi/anak kepada pegawai lainnya dan penanggung jawab (PJ) ruangan Monitor seluruh pintu keluar terhadap seluruh orang yang akan meninggalkan rumah sakit dengan bayi/anak Evakuasi area secara horizontal/ vertikal Evakuasi mulai dari yang dapat berjalan, dengan kursi roda, lalu dengan ranjang Bayi/anak hilang atau diculik Tetap tinggal di lokasi dapat membahayakan nyawa, kesehatan, atau keamanan Code Purple (Evakuasi) Hubungi Code Pink (Penculikan Bayi/Anak) Respons Sekunder Berusaha untuk mengurangi tingkat risiko/bahaya Pusat Kosecara verbal mando Sekuriti Respons Primer Lindungi/pertahankan diri sendiri Hubungi Pusat Komando Sekuriti untuk mengaktifkan Code Grey Keterangan Situasi verbal/ fisik yang semakin berisiko serta berbahaya Kode Darurat Code Grey (Gangguan Keamanan) KONDISI DARURAT DAN RESPONS DASAR YANG DILAKUKAN PEGAWAI RSUP Nasional CM FMS/MFK 142 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 143 Code Black (Ancaman Bom) Kode Darurat Code Green (Gempa Bumi) FMS/MFK Laporkan ke Koordinator Keadaan Darurat (KKD) gedung untuk konsultasi dengan Kepolisian RI sebagai pertimbangan untuk mengevakuasi penghuni gedung Bertanya sebanyak mungkin kepada penelpon jika menerima telepon ancaman/peringatan bom Adanya informasi ancaman bom dan bendabenda yang dicurigai dan tidak dikenal Hubungi Pusat Komando Sekuriti untuk mengaktifkan Code Black Jangan sentuh benda yang dicurigai sebagai bom Isolasi area/lokasi ancaman bom Respons Sekunder Berada dalam gedung tinggi: menuju tempat yang aman sesuai dengan peta aman pada tiap lantai, bagi pasien yang berada di tempat tidur tetap berada di tempat tidur masing-masing Berada di dalam lift: tekan tombol lift terdekat atau semua tombol dan segera keluar jika pintu sudah terbuka Berada di luar gedung: segera mencari tempat yang aman dari reruntuhan Berada di dalam mobil: segera keluar dari mobil Sedang mengendarai mobil: segera hentikan mobil tetapi jangan hentikan mobil di atas jembatan Respons Primer Peristiwa adanya Menuju tempat yang aman, gerakan bumi jongkok, berliindung dan jangan yang mengakiberlari batkan adanya guncangan oleh faktor alam yang dapat mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kerusakan serta dampak psikolgis Keterangan Hubungi Pusat Komando Sekuriti dan Koordinator Keadaan Darurat (KKD) gedung terkait KONDISI DARURAT DAN RESPONS DASAR YANG DILAKUKAN PEGAWAI RSUP Nasional CM Alat Pemadam Api Ringan (APAR) Pull FMS/MFK Tarik atau cabut pengaman APAR dalam posisi jongkok dan lakukan pengujian tekanan APAR. Aim Arahkan ujung selang ke dasar api, jaga jarak ± 2,5 meter dari api. Squeeze Tekan tuas APAR. Sweep Kibas-kibas arah semprotan ke dasar api, jangan melawan arah angin. 144 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 HAZMAT (Bahan Berbahaya dan Beracun - B3) Ketentuan Penyimpanan B3 di Ruangan Tidak dalam jumlah besar (sesuai kebutuhan ≤ 20 Liter) Dalam kemasan kecil (maksimal 10 Liter) Ketika memindahkan B3 ke wadah yang lebih kecil, wadah tersebut harus diberi label sesuai sumbernya Pastikan MSDS (Material Safety Data Sheet) tersedia di tempat penyimpanan dalam bahasa Indonesia Perhatikan suhu ruangan penyimpanan sesuai dengan sifat bahan kimia yang disimpan Bahan kimia yang mudah terbakar tidak boleh disimpan dengan bahan kimia yang mempunyai sifat pengoksidasi Pasang rambu peringatan pada tempat penyimpanan B3 Tersedia alat pelindung diri (APD) dan fasilitas pertolongan pertama Tersedia fasilitas Spill Kit. RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 FMS/MFK 145 Sifat Bahaya dan Simbol B3 FMS/MFK 146 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 Penanganan Tumpahan Material Infeksius RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 FMS/MFK 1. Amankan area tumpahan dengan floor sign, kursi, dll 2. Buka spill kit, pasang tanda peringatan di area tumpahan 3. Gunakan APD (masker, sarung tangan, gaun, tutup kepala, penutup sepatu, kaca mata google) 4. Batasi penyebaran tumpahan dengan tissue, kain lap 5. Bersihkan area tumpahan dengan cara: a. Serap tumpahan dengan tissue/kain lap/sponge mop b. Bersihkan material tumpahan dengan menggunakan sekop dan sikat sampai benar-benar bersih c. Buang bahan penyerap dan material tumpahan ke kantong kuning d. Dekontaminasi area tumpahan dengan desinfektan, biarkan selama 2 menit kemudian keringkan dengan kain lap/tissue, lalu buang ke kantong kuning 6. Lepaskan APD dan masukan ke dalam kantong kuning 7. Cucilah tangan dengan sabun dan air mengalir 8. Buat laporan dengan menggunakan formulir laporan insiden dan kirim ke Unit K3RS. 147 Penanganan Tumpahan Merkuri FMS/MFK 1. Amankan area tumpahan dengan floor sign, kursi, dll 2. Buka spill kit, pasang tanda peringatan di area tumpahan 3. Lepaskan seluruh perhiasan yang menempel pada pergelangan tangan 4. Gunakan APD (masker, sarung tangan, kaca mata google) 5. Bersihkan area tumpahan dengan cara: a. Amati penyebaran tumpahan dengan senter b. Kumpulkan butiran mercuri dan pecahan mercuri dengan menggunakan 2 card board (satu dipegang dengan tangan kiri dan satu lagi dipegang dengan tangan kanan) lalu masukkan ke dalam tube c. Masukan card board ke dalam plastik klip d. Ambil syringe dan hisap mercuri dengan syringe e. Masukan dengan hati-hati ke dalam tube, tutup tube rapatrapat dan masukan ke dalam plastik klip f. Masukan syringe ke dalam plastik klip g. Ambil sisa-sisa mercuri yang tidak tersedot oleh syringe dengan menggunakan surgical tape h. Masukan surgical tape ke dalam plastik klip 6. Lepaskan sarung tangan dan masker lalu masukan ke dalam plastik klip 7. Lepaskan kaca mata google dan masukkan ke dalam plastik klip bila terkena percikan merkuri 8. Tutup rapat plastik klip 9. Masukan plastik klip ke dalam plastik klip yang lainnya 10. Tutup rapat plastik klip, beri label “LIMBAH MERKURI” 11. Serahkan ke Unit Sanitasi dan Lingkungan 12. Cucilah tangan dengan sabun dan air mengalir 13. Buat laporan dengan menggunakan formulir laporan insiden dan kirim ke Unit K3RS. 148 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 Penanganan Tumpahan Kimia RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 FMS/MFK 1. Amankan area tumpahan dengan floor sign, kursi, dll 2. Buka spill kit, pasang tanda peringatan di area tumpahan 3. Gunakan APD (masker, sarung tangan, gaun, tutup kepala, penutup sepatu, kaca mata google) 4. Hentikan tumpahan dengan mengangkat kemasan bahan berbahaya dan tutup segera tumpahan tersebut 5. Cegah tumpahan agar tidak menyebar, gunakan sponge atau kain lap 6. Identifikasi jenis tumpahan dengan cara melihat label dan simbol yang ada di kemasan bahan berbahaya 7. Bersihkan dan dekontaminasi/netralisasi area tumpahan dengan cara: a. Material asam/basa: Serap tumpahan dengan bahan penyerap (sponge/kain lap) Bersihkan material tumpahan dengan menggunakan sekop dan sikat sampai benar-benar bersih Buang sponge/kain lap dan material tumpahan ke dalam kantong coklat Berikan sedikit air pada area tumpahan kemudian bersihkan dan keringkan dengan kain lap/tisu, lalu buang ke dalam kantong coklat. b. Material yang mudah terbakar: Taburi area tumpahan dengan media penyerap seperti pasir atau tanah Matikan semua sumber api Bersihkan material tumpahan dengan menggunakan sekop dan sapu sampai benar-benar bersih Buang bahan penyerap dan material tumpahan ke dalam kantong coklat Berikan sedikit air pada area tumpahan kemudian bersihkan dan keringkan dengan kain majun/tisu, lalu buang ke dalam kantong coklat. 149 Penanganan Tumpahan Kimia (lanjutan) FMS/MFK c. Material berbentuk serbuk: Basahi bahan penyerap (sponge/tisu/kain lap) dengan air Tutupi area tumpahan dengan bahan penyerap basah Bersihkan material tumpahan dengan menggunakan sekop dan sapu sampai benar-benar bersih Buang bahan penyerap dan material tumpahan ke dalam kantong coklat Berikan sedikit air pada area tumpahan kemudian bersihkan dan keringkan dengan kain majun/tisu, lalu buang ke dalam kantong coklat 8. Lepaskan APD dan buang ke tempat sampah infeksius 9. Cucilah tangan dengan sabun dan air mengalir sampai bersih 10. Buat laporan terjadinya tumpahan dengan menggunakan formulir laporan insiden dan kirim ke Unit K3RS 150 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 STAFF QUALIFICATION AND EDUCATION (SQE)/ KUALIFIKASI DAN PENDIDIKAN STAF (KPS) Isi Minimal Personal File Dokter SQE/KPS 1. Ijazah dan bukti verifikasi arsipnya 2. Sertifikat kompetensi dari badan sertifikasi dan bukti verifikasi arsipnya 3. Surat izin praktik yang masih berlaku dan bukti verifikasi arsipnya 4. Sertifikat pelatihan terbaru dan bukti verifikasi arsipnya 5. Sertifikat pelatihan Bantuan Hidup Dasar/Lanjut 6. Copy Clinical Privileges yang masih berlaku dan copy clinical privileges sebelumnya (Dokumen asli ada di Komite Medik) 7. Evaluasi penilaian kinerja 1 tahun terakhir. Isi Minimal Personal File Peserta Didik 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Surat lamaran Surat diterima sebagai PPDS Copy sertifikat orientasi Hasil pre dan post orientasi Kompetensi Kewenangan klinis Copy Surat Tanda Registrasi Copy Surat Izin Praktik Surat Izin Mengerjakan Tugas Dokter Bukti lulus tahapan PPDS Sertifikat pelatihan yang menunjang keterampilan/kompetensi. RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 151 KEWENANGAN KLINIS SQE/KPS Pengertian: Kewenangan klinis (clinical privilege) adalah hak khusus seorang staf medis untuk melakukan sekelompok pelayanan medis tertentu dalam lingkungan rumah sakit untuk suatu periode tertentu yang dilaksanakan berdasarkan penugasan klinis (clinical appointment). Prosedur: Staf medis mengajukan permohonan kewenangan klinis kepada Direktur RSCM dengan mengisi formulir daftar rincian kewenangan klinis yang telah disediakan rumah sakit dengan dilengkapi bahan-bahan pendukung. Berkas permohonan staf medis yang telah lengkap disampaikan oleh Direktur RSCM kepada Komite Medik Komite Medik melalui Sub Komite Kredensial akan melakukan kajian terhadap formulir daftar rincian kewenangan klinis yang telah diisi oleh pemohon Dalam melakukan kajian Sub Komite Kredensial dapat membentuk Panitia Ad-hoc dengan melibatkan mitra bestari (peer) dari disiplin yang sesuai dengan kewenangan klinis yang diminta berdasarkan buku putih (white paper). Kewenangan klinis yang diberikan mencakup derajat kompetensi dan cakupan praktik Daftar rincian kewenangan klinis (Delineation of Clinical Privilege) diperoleh dengan cara: 1. Menyusun daftar kewenangan klinis dilakukan dengan meminta masukan dari setiap kelompok staf medis 2. Mengkaji kewenangan klinis bagi Pemohon dengan menggunakan daftar rincian kewenangan klinis 3. Mengkaji ulang kewenangan klinis bagi staf medis dilakukan secara periodik Rekomendasi pemberian kewenangan klinis dilakukan oleh Komite Medik berdasarkan masukan dari Sub Komite Kredensial. 152 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 SQE/KPS Kajian yang dilakukan oleh Sub Komite Kredensial meliputi : 1. Kompetensi: Area kompetensi terutama kompetensi medis sesuai standar, yang disahkan oleh lembaga pemerintah yang berwenang untuk itu; Kognitif Afektif Psikomotor 2. Kompetensi fisik 3. Kompetensi mental/perilaku 4. Perilaku etis Sub Komite Kredensial melakukan re-kredensial bagi setiap staf medis yang mengajukan permohonan pada saat berakhirnya masa berlaku surat penugasan klinis (clinical appointment), dengan rekomendasi berupa kewenangan klinis yang bersangkutan: 1. dilanjutkan; 2. ditambah; 3. dikurangi; 4. dibekukan untuk waktu tertentu; 5. diubah/dimodifikasi; 6. diakhiri. Bagi staf medis yang ingin memulihkan kewenangan klinis yang dikurangi atau menambah kewenangan klinis yang dimiliki dapat mengajukan permohonan kepada Komite Medik melalui Direktur RSCM. Sub Komite Kredensial akan mengkaji ulang daftar rincian kewenangan klinis yang diajukan oleh staf medis dengan memertimbangkan masukan dari Panitia Ad-hoc Hasil pengkajian oleh Sub Komite Kredensial akan diajukan kepada ke Komite Medik Komite Medik memberikan rekomendasi kewenangan klinis staf medis yang bersangkutan kepada Direktur Direktur menerbitkan clinical appointment bagi staf medis yang bersangkutan. RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 153 SQE/KPS Kriteria yang harus dipertimbangkan dalam memberikan rekomendasi kewenangan klinis: 1. Pendidikan Lulus dari sekolah kedokteran yang terakreditasi atau sekolah kedokteran luar negeri dan sudah diregistrasi Menyelesaikan program pendidikan konsultan 2. Perijinan Memiliki surat tanda registrasi yang sesuai dengan standar profesi Memiliki ijin praktik dari Dinas Kesehatan setempat yang masih berlaku 3. Kegiatan penjagaan mutu profesi Menjadi anggota organisasi yang melakukan penilaian kompetensi bagi anggotanya Berpartisipasi aktif dalam evaluasi mutu klinis 4. Kualifikasi personal Riwayat disiplin dan etik profesi Keanggotaan dalam perhimpunan profesi yang diakui Keadaan sehat jasmani dan mental, termasuk tidak terlibat penggunaan obat terlarang dan alkohol, yang dapat memengaruhi kualitas pelayanan terhadap pasien Riwayat keterlibatan dalam tindakan kekerasan Memiliki asuransi proteksi profesi 5. Pengalaman di bidang keprofesian Riwayat tempat pelaksanaan praktik profesi Riwayat tuntutan medis atau klaim oleh pasien selama menjalankan profesi. 154 Kewenangan klinis akan berakhir bila surat penugasan klinis (clinical appointment) habis masa berlakunya atau dicabut oleh Direktur RSCM. Surat penugasan klinis untuk setiap staf medis memiliki masa berlaku untuk periode tertentu. Pada akhir masa berlakunya surat penugasan klinis tersebut, RSCM harus melakukan re-kredensial terhadap staf medis yang bersangkutan. Pencabutan, perubahan/modifikasi, dan pemberian kembali kewenangan klinis dilakukan oleh Direktur RSCM. RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 MANAGEMENT OF INFORMATION (MOI)/ MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN INFORMASI (MKI) MOI/MKI RSCM sudah meresmikan buku standar singkatan baru tahun 2014 Isi Buku Standar Singkatan Edisi 2 Tahun 2014 Daftar singkatan, simbol, dan penulisan dosis yang tidak boleh digunakan Daftar singkatan, simbol, dan penulisan dosis yang digunakan Daftar singkatan kode unit kerja Daftar singkatan sebutan unit kerja. RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 155 Kajian Kelengkapan Rekam Medik MOI/MKI 156 kelengkapan dokumen kelengkapan pengisian kelengkapan identitas pasien (setiap lembar) dan nama unit kerja kelengkapan tanda tangan petugas (DPJP, Perawat, Dietisien) kelengkapan penulisan tanggal dan waktu memastikan tulisan terbaca memastikan koreksi tulisan dilakukan dengan cara yang benar memastikan singkatan sesuai standar memastikan kesesuaian penulisan instruksi memastikan adanya verifikasi DPJP 1x24 jam. RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 MOI/MKI Formulir Pengkajian Kelengkapan Rekam Medik oleh Unit Kerja RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 157 MOI/MKI Halaman ini sengaja dibiarkan kosong 158 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 HUMAN RESEARCH PROGRAM (HRP) Alur Prosedur Ijin Penelitian dari Dalam Institusi RSCMFKUI Direktur Utama Direktur Pengembangan dan Pemasaran Bagian Penelitian 1. Surat permohonan penelitian 2. Proposal penelitian 3. Ethical clearance 4. Informed consent 5. CV tim peneliti 6. FC Sertifikat CUKB 7. MOU (bila dengan sponsor) HRP Surat Masuk Penelitian Verifikasi Kelengkapan berkas dan telaah 1. Setuju dengan perbaikan 2. Ditolak Komite Etik Penelitian Kesehatan FKUIRSCM Terjadi perubahan protokol/ proposal Surat ijin penelitian ke instansi/departemen terkait Ijin Setuju Tanpa Perbaikan Lahan Penelitian 1. Penelitian medis → Memberikan daftar pasien untuk diseleksi 2. Penelitian non-medis → Memberikan data sekunder Pelaksanaan penelitian sesuai proposal Penelitian selesai Menyerahkan hasil penelitian Laporan selesai pengambilan data Surat keterangan penelitian selesai Hasil penelitian (hard dan soft copy) RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 159 Alur Prosedur Ijin Penelitian dari Luar Institusi RSCM-FKUI Surat Masuk Penelitian Direktur Utama HRP Direktur Pengembangan dan Pemasaran Bagian Penelitian 1. Surat permohonan penelitian 2. Proposal penelitian 3. Ethical clearance 4. Informed consent 5. CV tim peneliti 6. Kopi Sertifikat CUKB 7. MOU (bila dengan sponsor) 8. Bukti bayar administrasi 1. Verifikasi kelengkapan berkas & telaah 2. Surat permohonan Pembimbing RSCM → Lahan penelitian 1. Setuju dengan perbaikan 2. Ditolak Komite Etik Penelitian Kesehatan FKUIRSCM Terjadi perubahan protokol/ proposal Ijin Surat ijin penelitian ke instansi/departemen terkait Setuju Tanpa Perbaikan Lahan Penelitian 1. Penelitian medis → Memberikan daftar pasien untuk diseleksi 2. Penelitian non-medis → Memberikan data sekunder Pelaksanaan penelitian sesuai proposal Penelitian selesai Menyerahkan hasil penelitian 160 Surat permohonan Pembimbing RSCM Laporan selesai pengambilan data Surat keterangan penelitian selesai Hasil penelitian (hard dan soft copy) RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 Alur Proses Uji Klinis di FKUI-RSCM Kolaborasi Sudah lolos ethical clearance YA HRP Clinical Research MRU TIDAK CRSU ORK ADA TIDAK CRSU ORK Monitoring Selesai Keterangan: MRU: Medical Research Unit CRSU: Clinical Research Supporting Unit ORK: Organisasi Riset Kontrak Bagian Penelitian: Bagian dari CRSU dan MRU CUKB: Cara Uji Klinik yang Baik RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 161 Pelaporan Severe Adverse Effect (SAE) Penelitian Subyek mengalami SAE di rumah HRP Pasien dirujuk ke Rumah Sakit/Poliklinik/IGD terdekat dengan tempat tinggalnya Peneliti → Mengobservasi subyek serta berkoordinasi dengan tenaga medis yang menangani subyek Peneliti utama wajib melaporkan seluruh SAE yang terjadi selama penelitian khususnya dalam uji klinik ke sponsor dalam waktu 1 x 24 jam sejak pertama kali diketahui. Laporan juga disampaikan ke Komite Etik Penelitian Kesehatan FKUIRSCM dan Organisasi Riset Kontrak (bila ada), Badan POM dengan tembusan kepada Komite Mutu, Keselamatan, dan Kinerja RSCM. Komite Etik Penelitian Kesehatan FKUI-RSCM mengkaji dan menelaah Komite Etik Penelitian Kesehatan FKUI-RSCM mengeluarkan surat rekomendasi untuk melindungi keselamatan subyek lainnya yang ditujukan kepada peneliti dengan tembusan kepada Direktur Utama RSCM Direktur Utama RSCM mengeluarkan surat keputusan penangguhan atau pencabutan ijin lokasi sesuai keputusan Komite Etik Penelitian Kesehatan FKUI-RSCM apabila penelitian harus dihentikan 162 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 Alur Pemberian Kompensasi Pasien Penelitian Pasien Penelitian mengalami KTD HRP Melapor ke peneliti Penanganan segera KTD yang dialami Pasien puas? Puas Tidak puas Peneliti melapor ke Komite Etik Penelitian Kesehatan RSCM-FKUI dan Sponsor Peneliti dengan Sponsor Kompensasi ditanggung oleh sponsor Apabila sponsor lalai, RS meminta pendapat dari Komite Etik Penelitian Kesehatan RSCM-FKUI Peneliti tanpa Sponsor Peneliti dari RSCM-FKUI Peneliti non RSCM-FKUI Kompensasi oleh RSCMFKUI Kompensasi oleh institusi asal RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 163 Halaman ini sengaja dibiarkan kosong HRP 164 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 Medical Professional Education (MPE) RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 MPE Apa yang wajib diketahui Peserta Didik? 1. Metode supervisi seperti apa yang dibutuhkan ketika anda memeriksa pasien dan menulis instruksi untuk pasien? 2. Bagaimana metode supervisi berubah mengikuti kemajuan perkembangan program pendidikan anda? 3. Bagaimana anda tahu siapa yang seharusnya memberikan supervisi terhadap anda? 4. Bagaimana anda tahu aktivitas dan prosedur seperti apa yang diperolehkan untuk anda mengerjakan sendiri, dan mana yang memerlukan supervisi? 5. Bagaimana anda berpartisipasi dalam program peningkatan mutu dan keselamatan pasien RS? 6. Apa yang anda ketahui tentang Internasional Patient Safety Goals/ Sasaran Keselamatan Pasien? 165 Halaman ini sengaja dibiarkan kosong MPE 166 RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015