Proposal Simulasi Bencana KLB Keracunan Makanan di RSUP NASIONAL DR. CIPTO MANGUNKUSUMO BAB I Pendahuluan Latar Belakang Bencana dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu dari bencana yang mungkin terjadi adalah bencana terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB). Banyak didapati makanan yang tidak memenuhi syarat dan standar kesehatan masih beredar luas di masyarakat. Seringkali juga kita mendengar berita kejadian keracunan makanan yang menimpa sekelompok orang. Analisa risiko di RSCM menggunakan metode Hazard Vulnerable Analysis (HVA) menyatakan bahwa insiden dengan korban massal akibat medis/infeksius mempunyai dampak risiko yang besar (83%). Akhir-akhir ini semakin banyak pertemuan di dalam RSCM yang diadakan seperti kuliah, seminar, maupun rapat. Pembangunan gedung yang semakin bertambah juga menambah kemungkinan terjadinya KLB keracunan makanan di dalam RSCM. Setiap pertemuan seringkali juga memesan makanan yang berasal dari luar RSCM dengan mutu yang belum diketahui standar kualitasnya. Hal ini menunjukkan terdapat kemungkinan yang besar terhadap terjadinya KLB keracunan makanan bagi peserta pertemuan di dalam RSCM yang dapat terjadi pada banyak orang dalam waktu yang singkat dan bersamaan. RSUP Nasional dr. Cipto Mangunkusumo sebagai RS rujukan nasional di Indonesia perlu memiliki suatu sistem pemantauan, pencegahan, dan penatalaksanaan yang mumpuni dalam menanggulangi adanya kemungkinan bencana yang potensial terjadi. Justifikasi Simulasi bencana KLB merupakan suatu keharusan sebagai bagian dari kesiapan staff di RSUP Nasional dr. Cipto Mangunkusumo dalam menghadapi bencana KLB. Akreditasi JCI (Joint Committee International), mengharuskan RSUP Nasional dr. Cipto Mangunkusumo mengadakan simulasi bencana sebagai bagian dari persyaratan. Simulasi Bencana KLB oleh K3 Rumah Sakit K3 Rumah Sakit berupaya untuk melakukan antisipasi terjadinya KLB berupa pengadaan simulasi dengan memperhatikan berbagai faktor lingkungan fisik, kimia, dan biologi di RS. Rencana Strategis 1. Tercapainya unsur keselamatan dan kesehatan yang baik dengan mengutamakan unsur preventif dan promotif. 2. Simulasi ini dapat dijadikan contoh acuan bagi rumah sakit lain di Indonesia. B. Tujuan Tujuan dan manfaat dari pembuatan pedoman ini adalah untuk : 1. Melakukan persiapan terhadap adanya situasi darurat berdampak merugikan akibat bencana KLB keracunan makanan. 2. Membuat prosedur terpadu terhadap penanganan tanggap darurat KLB keracunan makanan. 3. Seluruh pekerja di rumah sakit dapat memahami sistem penanganan dan berperan serta dalam melakukan tindakan darurat KLB. 4. Menciptakan jaringan komunikasi di rumah sakit saat terjadi bencana KLB. 5. Menyiapkan sarana transportasi dan komunikasi . C. Ruang Lingkup Simulasi bencana ini ditujukan kepada seluruh pekerja yang ada di RSUP Nasional dr. Cipto Mangunkusumo khususnya bagian IGD sehingga pada saat terjadi dapat mengambil tindakan sesuai prosedur yang telah dibuat. Hal ini juga berguna untuk mengurangi jumlah kerugian dan mencegah adanya korban yang dapat berasal dari pasien, pengunjung, maupun pekerja di RS. D. Landasan Hukum Dasar hukum dilaksanakannya Simulasi di RSUP NASIONAL DR. CIPTO MANGUNKUSUMO adalah : UU no. 4 tahun 1984 tentang Penyakit Menular PP no. 40 th 1991 tentang Penanggulangan Penyakit Menular. Permenkes no. 1501/Menteri/Per/X/2010 tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu yang Dapat Menimbulkan dan Upaya Penanggulangan. Undang-Undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana. Kepmenkes No. 106/2004 tentang Tim Pengembangan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) dan Pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD)/General Emergency Life Support (GELS) Tingkat Pusat. SK Direktur Utama RSCM nomor 18630/TU.K/34/XI/2011 tentang Tanggap Darurat dan Bencana. Section II Standar JCI Chapter 12 Section 6 (rumah sakit membuat rencana manajemen kedaruratan dan program penanganan kedaruratan komunitas, wabah, bencana alam atau bencana lainnya) dan Section 6.1. (simulasi terhadap rencana dan penanggulangan darurat) maka diperlukan adanya suatu buku pedoman mengenai rencana rumah sakit dalam menghadapi keadaan darurat dan bencana. E. Sasaran Peserta simulasi, tim penanggulangan bencana korporat RSCM, khususnya IGD RSUP Nasional dr. Cipto Mangunkusumo ditambah dengan bagian yang terkait lainnya. Unit/Bagian yang berada dalam gedung, Penanggung jawab gedung, Kepala Ruangan, serta pegawai yang terlibat pada saat simulasi. BAB II Analisa Bahaya Potensial Kejadian Luar Biasa akibat Keracunan Makanan Setiap makanan siap saji selalu mengalami proses penyediaan, pemilihan bahan mentah, pengolahan, penyimpanan, pengangkutan sampai penyajian. Dari semua tahapan tersebut memiliki risiko penyebab terjadinya keracunan pangan apabila tidak dilakukan pengawasan pangan secara baik dan benar (Kemenkes RI, 2012). Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan pangan di Indonesia tahun 2011 sebanyak 128 kejadian dari 25 propinsi. Jumlah orang yang terpapar dalam KLB keracunan pangan sebesar 18.144 orang (BPOM RI, 2011). Tahun 2012 mengalami penurunan 44% dengan 84 kejadian yang berasal dari 23 propinsi. Jumlah orang terpapar dalam KLB keracunan pangan sebesar 8.590 orang (BPOM RI, 2012). Sedangkan tahun 2013 KLB keracunan pangan di Indonesia mengalami penurunan 36% dengan 48 kejadian yang berasal dari 34 propinsi. Penyebab KLB keracunan pangan di Indonesia tahun 2013 berasal dari masakan rumah tangga sebesar 27,38% (23 kejadian), pangan jasa boga sebesar 16,67% (8 kejadian), pangan olahan sebesar 14,38% (7 kejadian), pangan jajanan sebesar 16,67% (8 kejadian) dan tidak diketahui sumber penyebabnya sebesar 4,17% (2 kejadian) (BPOM RI, 2013). Hasil survei Awareness Keamanan Pangan Konsumen di Rumah Tangga tahun 2013 oleh Badan POM menunjukkan bahwa penyalahgunaan bahan berbahaya dalam pangan (94%), keracunan pangan (83%), dan residu pestisida (77%). Berbagai permasalahan keamanan pangan yang dihadapi masyarakat Indonesia antara lain penggunaan bahan berbahaya pada pangan (formalin pada mi basah, boraks pada bakso, dll), penggunaan bahan tambahan pangan melebihi batas aman seperti siklamat pada minuman jajanan anak sekolah, pangan impor yang tidak memenuhi syarat seperti ikan yang mengandung Salmonella, keracunan yang tidak ditangani dan ditelusur dengan baik, dan cemaran mikrobiologi yang dihiraukan karena rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya keamanan pangan. Indonesia menghadapi berbagai persoalan keamanan pangan terlebih dengan terbukanya akses global, oleh karena itu dibutuhkan peran strategis Badan POM, Universitas, dan Pemerintah Daerah dalam menanggulanginya. Suatu daerah dapat ditetapkan dalam keadaan KLB, apabila memenuhi salah satu kriteria sebagai berikut: a. Timbulnya suatu penyakit menular tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal pada suatu daerah. b. Peningkatan kejadian kesakitan terus menerus selama 3 (tiga) kurun waktu dalam jam, hari atau minggu berturut-turut menurut jenis penyakitnya. c. Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari atau minggu menurut jenis penyakitnya. d. Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata per bulan dalam tahun sebelumnya. e. Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 (satu) tahun f. Menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan rata-rata g. Jumlah kejadian kesakitan per bulan pada tahun sebelumnya. h. Angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate) dalam 1 (satu) kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% (lima puluh persen) atau lebih dibandingkan dengan angka kematian kasus suatu penyakit periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama. i. Angka proporsi penyakit (Proportional Rate) penderita baru pada satu periode menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibanding satu periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama. Jenis KLB 1) Menurut Penyebab a) Toksin : Entero toksin, exotoxin, endotoxin b) Infeksi : Virus, bakteri, cacing, protozoa c) Toksin Biologis : racun jamur, plankton, alfatoxin, racun ikan, racun, tumbuh-tumbuhan d) Toksin Kimia : zat organic (logam berat, cyanide), insekta, gas beracun 2) Menurut Sumber a) Dari Manusia : jalan nafas, tangan, tenggorokan, hubungan seks, tinja b) Kegiatan Manusia : toksin bilogis dan kimia (tempe brongke, penyemprotan, penangkapan ikan dengan racun), jarum suntik tidak steril c) Dari Binatang : binatang piaraan, ikan, binatang pengerat (contoh : leptospirosis) d) Serangga : lalat, nyamuk (DBD, filarial, malaria) 3) Dari udara dan air : stapilococcus, streptococcus, vibrio 4) Dari makanan dan minuman : keracunan singkong, jamur makanan kaleng Kementerian Kesehatan merilis enam contoh kejadian keracunan di Indonesia yang terjadi pada minggu ke – 11 dan 12 tahun 2015, yaitu : Minggu ke-11 tahun 2015 1) Keracunan Pangan di Kabupaten Batang Provinsi Jawa Tengah sebanyak 51 kasus tanpa kematian. Faktor risiko KLB diduga diduga karena menkonsumsi nasi bungkus. 2) KLB keracunan pangan terjadi di Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah sebanyak 7 kasus tanpa kematian. Faktor risiko KLB: diduga karena saus dari mie ayam pangsit. 3) KLB diare terjadi di Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara sebanyak 18 kasus tanpa kematian. Faktor risiko KLB: diduga karena menkonsumsi air minum keliling. Minggu ke-12 tahun 2015 1) KLB keracunan pangan di Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah sebanyak 3 kasus tanpa kematian. Faktor risiko KLB: diduga karena mengkonsumsi roti yang sudah kadaluarsa. 2) KLB keracunan pangan di Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali sebanyak 89 kasus tanpa kematian. Faktor risiko KLB: diduga karena mengkonsumsi nasi bungkus setelah upacara adat. 3) KLB keracunan pangan di Kabupaten Kolako, Provinsi Sulawesi Tenggara sebanyak 38 kasus tanpa kematian. Faktor risiko KLB: diduga dikarenakan makanan catering. Bab III Pelaksanaan Simulasi Bencana KLB Keracunan Makanan di RSUP NASIONAL DR. CIPTO MANGUNKUSUMO Simulasi bencana KLB akan dilaksanakan pada hari Selasa, 29 Desember 2015, Pk. 09.00 di IGD RSUP Nasional dr. Cipto Mangunkusumo. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan Adapun kegiatan yang akan dilakukan adalah simulasi adanya pasien keracunan makanan yang terjadi saat rapat di ruang pertemuan gedung A, sebanyak 25 orang mengalami gejala keracunan makanan seperti mual, muntah, pusing, lemas, dan 5 orang diantaranya berada pada kondisi yang kritis. Gejala keracunan makanan dialami setelah kira-kira 30 menit setelah makan siang, dimana makanan berasal dari luar RSCM. Simulasi bagaimana teknik pemeriksaan, triage, serta penatalaksanaan sampai perawatan. Simulasi akan diadakan di IGD RSUP Nasional dr. Cipto Mangunkusumo.. Level ancaman adalah level 2, sehingga akan ditangani oleh IGD dibantu bagian lain yang terkait. Rencana Operasional Simulasi Rencana Instruksional Simulasi 1.1. No 1 Nama Jabatan Direktur Keadaan Darurat dan Bencana 2 Tim Penilai dan Pemantau 3 Koordinator Manajemen Medis Tugas Jabatan Direktur Keadaan Darurat dan Bencana adalah Direktur Umum dan Operasional. Mengangkat dan memberhentikan Koordinator Keadaan Darurat dan Bencana atau pejabat setingkat dalam struktur organisasi. Memberikan informasi kepada jajaran Direksi dan Dewan Pengawas RS terkait dengan kondisi yang sedang terjadi dalam sistem komando. Menetapkan level darurat bersama dengan Tim Penilai dan Pemantau Keadaan Darurat dan Bencana. Mengaktifkan keadaan tanggap darurat bencana sesuai dengan jenis bencana. Tim PPKD adalah Tim yang anggotanya terdiri dari unit pelaksana Operasional dan Medis Merekapitulasi ketersediaan fasilitas, sarana dan prasarana di RSCM berdasarkan laporan Koordinator Keadaan Darurat Gedung. Memberi masukan keputusan strategis terkait dengan dampak bencana kepada DKD. Memantau keadaan terkait darurat dan bencana meliputi dan tidak terbatas pada: lokasi kejadian, waktu terjadinya bencana, tipe bencana, perkiraan jumlah korban, risiko potensial tambahan, populasi yang tepapar bencana. Koordinator Medis adalah Kepala Bidang Pelayanan Medik. Melakukan koordinasi dengan TMRC dan mengaktifkan Tim rawat jalan, Tim Rawat inap, Tim rawat intensif, Tim OK, Tim Rawat khusus, Tim penunjang medis, tim evakuasi radiasi,Tim Evakuasi KLB/wabah dan Tim Forensik serta Departemen Medik untuk kesiapan pelayanan pasien bila terjadi darurat bencana Mendata kapasitas medis yang berupa jumlah dokter, perawat dan bidan, kapasitas rawat jalan, kapasitas rawat inap, kapasitas ICU, kapasitas alat kedokteran, kapasitas alat kesehatan dan APD untuk tim medis. Berkoordinasi dengan Koordinator Manajemen Operasional dalam menentukan alternatif lokasi untuk tambahan rumah sakit darurat. No 4 Nama Jabatan Koordinator Manajemen Operasional 5 Penanggung Jawab Pusat Informasi 6 Penanggung Jawab Pengamanan dan Penyelamatan 7 Penanggung Jawab Logistik 8 Penanggung Jawab Teknik Tugas Jabatan Koordinator Operasional adalah Kepala Unit Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Mengkoordinasikan kegiatan operasional tanggap darurat yang terdiri dari informasi, pengamanan dan penyelamatan, logistik, teknik, dan SDM untuk mendukung manajemen medik Penanggung Jawab Pusat Informasi adalah Kepala Bagian Pemasaran. Merupakan juru bicara RSCM terhadap pihak eksternal. Pengendali dan penghubung pesan baik dari internal RS maupun eksternal RS dan atau tim lapangan. Mediator kebutuhan media/pers. Membantu dan mendapingi Direktur Keadaaan Darurat dalam fungsinya sebagai juru bicara. Menyampaikan informasi operasional yang relevan Penanggung JawabPengamanan dan Penyelamatan adalah Kepala Bagian Administrasi Bertanggung jawab terhadap keamanan pada saat terjadi keadaan darurat dan bencana. Mengatur sistem perparkiran saat terjadi keadaan darurat dan bencana. Mengatur fasilitas transportasi. Penanggung Jawab Logistik adalah Kepala Bagian Unit Layanan Pengadaan. Mendata ketersediaan sumber daya di rumah sakit. Mendata kapasitas obat-obatan dan alat kesehatan yang ada di Instalasi Farmasi. Menyiapkan fasilitas dan sarana darurat meliputi kemungkinan pengadaan alat kedokteran, obat-obatan dan makanan. Penanggung Jawab Teknik adalah Kepala Bagian Teknik. Menyediakan sistem utilitas. Menyiapkan fasilitas, sarana dan prasarana darurat meliputi kebutuhan tempat, listrik, air, gas medis dan mobilisasi alat kedokteran. Menentukan alternatif lokasi untuk tambahan rumah sakit darurat. 9 Penanggung Jawab SDM 10 Koordinator Keadaan Darurat Gedung Penanggung Jawab SDM adalah Kepala Bagian SDM. Bertanggung jawab terhadap ketersediaan SDM berkompeten dan mengatur jadwal masing-masing peran dalam struktur organisasi TDB RSUPN CM KKD Gedung adalah Penanggung Jawab (PJ) Gedung atau Kepala Unit Kerja. Melaporkan keadaan fasilitas, sarana dan prasarana gedung terkait keadaan darurat kepada Kepala Pusat Informasi. Jalur Komunikasi Direktur Utama RSCM Direktur Keadaan Darurat Bencana (Direktur Umum & Operasional) Direksi Tim Penilai dan Pemantau Keadaan Darurat Bencana (Tim Medik & Operasional) Koordinator Manajemen Medik (Ka Bid Pelayanan Medik) Koordinator Manajemen Operasional (Ka Unit K3) Koordinator Keadaan Darurat Gedung Penanggung Jawab Pusat Informasi (Ka Bag Pemasaran ERP GEDUNG Ekspedisi Operator Telepon Komunikasi Eksternal Komunikasi Internal (PKRS) Penanggung Jawab Pengamanan dan Penyelamatan (Ka Bag Administrasi) Tim Pengamanan & Penyelamatan (Tim Administrasi dan K3RS) Tim Sekuriti dan Parkir (Staf Administrasi) Tim Pembersih (Staf USL) Penanggung Jawab Logistik (Ka Unit Layanan Pengadaan) Logistik Alat Kedokteran (Bidang Yanmed) Logistik Makanan (UPM) Keuangan (Bag Perbendaharaan) Logistik Perbekalan Farmasi (Inst Farmasi) Logistik Linen (Ka UPL) Tim Transportasi (Staf Administrasi ) Pencatatan Aset (Ka Bag Aset) Penanggung Jawab Teknik (Kepala Bagian Teknik) Tim Kelistrikan, Air & Instalasi Gas (Ka Unit UPP) Logistik Alat Non Kesehatan ( Kordinator Teknik ) Penanggung Jawab SDM (Kepala Bagian SDM) Tim Medis Reaksi Cepat (TMRC) Tim SDM & Diklat Tim Rawat Jalan (Ka IRJT) Tim Rawat Khusus (Hemodialisa, Perina, ULB, Psikiatri) Tim Rawat Inap ( Ka Bidang Keperawatan ) Tim Penunjang Medis (Ka Bid Keteknisan Medis) Tim Gawat Darurat ( Ka IGD) Tim Evakuasi Radiasi (Ketua Tim Proteksi Radiasi) Tim Rawat Intensif (Ka Inst Bedah Pusat) Tim Evakuasi KLB/ Wabah (Ka PPIRS) Tim OK (Ka Dept Bedah) Tim Forensik (Kepala Forensik) Tim Rekam Medis (Ka Unit Rekam Medis) Kepala Departemen/ Instalasi Cara Melaksanakan Kegiatan 1. Unit K3RS membuat Kerangka Acuan Kerja (TOR) kegiatan simulasi. 2. Unit K3RS mengirimkan surat ke Direktur Umum dan Operasional dan membuatkan surat tugas Direktur Utama kepada semua unsur yang terlibat dalam kegiatan simulasi di RSUP Nasional dr. Cipto Mangunkusumo. untuk mempersiapkan diri untuk mengikuti simulasi. 3. Selama simulasi peserta tidak diperkenankan melakukan pekerjaan lain, agar pada saat simulasi tidak terjadi kecelakaan kerja yang dapat menghentikan pelayanan Rumah Sakit 4. Pelaksanaan simulasi dilakukan di hari biasa (kerja) untuk membuat keadaan yang sama mendekati kegiatan sehari-hari. 5. Memberikan laporan kegiatan berupa evaluasi kegiatan kepada gedung yang terlibat dalam simulasi dan tembusan kepada Direktur Umum dan Operasional sebagai laporan serta unit pengendali terkait untuk perencanaan tindak lanjut. Jadwal Kegiatan Persiapan dan Simulasi Bencana KLB Keracunan Makanan RSUP Nasional dr. Cipto Mangunkusumo. NO 1 KEGIATAN KETERANGAN PIC Rapat Pendahuluan (Senin, Perkenalan rencana simulasi 1. Unit K3RS 7 Desember 2015) 2. Unit bencana, panitia, pembentukan skenario, besar kegiatan IGD RSUP Nasional dr. Cipto Mangunkusumo. 3. Unit Yanmed 2 Membuat Rencana Biaya Menghitung jumlah peserta, Unit K3RS transport, konsumsi, serta membuat surat tugas 3 Rapat Koordinasi (Kamis, 10 2015) 1 Persiapan Desember persetujuan meliputi: tempat, denah 1. Unit K3RS 2. Unit IGD RSUP kegiatan, peralatan medis dan Nasional dr. Cipto non medis yang diperlukan, Mangunkusumo. data peralatan medis dan 3. Unit Yanmed pasien yang harus terlindungi 4. Koordinator pada saat simulasi, langkah Keadaan antisipasi bila terjadi hal tidak Gedung diinginkan. Darurat 5. Ka Bag Pemasaran 6. Ka Bag Administrasi 7. Ka Unit Layanan Pengadaan 8. Kepala Bagian Teknik 9. Kepala Bagian SDM 10. Ka Bid Pelayanan Medik 11. TMRC 12. Ka Dep/Instalasi 13. Ka IRJT 14. Ka Bid Keperawatan 15. Hemodialisa 16. Perina 17. Psikiatri 18. Ka Bid Keteknisan Medis 19. Ka Dept Bedah 20. Ka Unit Rekam Medis 21. Kepala Forensik 22. Ka PPIRS 3 Rapat Koordinasi 2 Mengumpulkan sudah data disepakati koordinasi di 1, yang 1. Unit K3RS rapat 2. Unit tinjauan lapangan berdasarkan data yang sudah dilakukan IGD RSUP Nasional dr. Cipto Mangunkusumo. 3. Unit Yanmed 4. Koordinator Keadaan Darurat Gedung 5. Ka Bag Pemasaran 6. Ka Bag Administrasi 7. Ka Unit Layanan Pengadaan 8. Kepala Bagian Teknik 9. Kepala Bagian SDM 10. Ka Bid Pelayanan Medik 11. TMRC 12. Ka Dep/Instalasi 13. Ka IRJT 14. Ka Bid Keperawatan 15. Hemodialisa 16. Perina 17. Psikiatri 18. Ka Bid Keteknisan Medis 19. Ka Dept Bedah 20. Ka Unit Rekam Medis 21. Kepala Forensik 22. Ka PPIRS 4 Persiapan Akomodasi Pemesanan snack & makan Unit K3RS siang, dokumen absensi dan transport peserta 5 Pelaksanaan Bencana Simulasi Pelaksanaan dan evaluasi (Kamis, Desember 2015) 29 1. Unit K3RS 2. Unit IGD Nasional RSUP dr. Cipto Mangunkusumo. 3. Unit Yanmed 4. Koordinator Keadaan Darurat Gedung 5. Ka Bag Pemasaran 6. Ka Bag Administrasi 7. Ka Unit Layanan Pengadaan 8. Kepala Bagian Teknik 9. Kepala Bagian SDM 10. Ka Bid Pelayanan Medik 11. TMRC 12. Ka Dep/Instalasi 13. Ka IRJT 14. Ka Bid Keperawatan 15. Hemodialisa 16. Perina 17. Psikiatri 18. Ka Bid Keteknisan Medis 19. Ka Dept Bedah 20. Ka Unit Rekam Medis 21. Kepala Forensik 22. Ka PPIRS Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh Unit K3 dibantu oleh bagian – bagian lain yang terkait dan kemudian dibuat laporan tertulis kepada Direktur Umum dan Operasional RSUP Nasional dr. Cipto Mangunkusumo. Pencatatan dan Pelaporan Kegiatan Pencatatan dan pelaporan kegiatan ini akan disusun dalam bentuk laporan kegiatan simulasi mulai dari tahap perencanaan, simulasi, dan evaluasi sampai bulan Desember 2015. Mengetahui Kepala Sub Unit K3 Umum dan Kepala Unit K3RS Lingkungan Drs.Zailani Asri, MM Nindiar Darumadi M. 196205101983021002 198009022008011008 Menyetujui, Mengetahui, Direktur SDM dan Pendidikan Direktur Umum dan Operasional dr. Sumariyono, Sp.PD-KR dr. Surahman Hakim, Sp.OG NIP. 196404071991021002 NIP. 196804201999011001 X. LAMPIRAN Rincian biaya simulasi. Mengetahui Kepala Unit K3RS Drs.Zailani Asri, MM 196205101983021002