Pengaruh Status Kesehatan Ibu Hamil dengan Kelahiran Bayi

advertisement
[Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.1, No.2 Agustus 2015]
AFIASI
Pengaruh Status Kesehatan Ibu Hamil dengan Kelahiran Bayi
Asfiksia Neonatorum di RSUD M.A Sentot Patrol Indramayu
Influence of Healthy StatusiIn Pregnant Mother With Asfiksia Neonatrum of Baby Birth in M.A
Sentot Patrol Indramayu Hospital
Riyanto Martomijoyo, Budy Supriyadi
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Wiralodra
Abstrak
Salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia
hingga saat ini adalah masih tingginya angka kematian bayi.
Asfiksia neonatorum, terutama terjadi di negara-negara
berkembang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan status kesehatan ibu hamil dengan kejadian
kelahiran bayi asfiksia neonatorum di RSUD M.A.Sentot
Patrol Indramayu, tahun 2014.
Jenis penelitian yang digunakan adalah analisis data
sekunder dengan menggunakan metode peneltian case
control. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang
melahirkan di RSUD M.A.Sentot Patrol yang terbagi menjadi 2
(dua) kelompok, yaitu kelompok kasus, yaitu ibu yang
melahirkan bayi dengan asfiksia neonatorum dan kelompok
control, adalah ibu yang melahirkan bayi tidak mengalami
asfiksia neonatorum. Tekhnik pengambilan sampel secara
acak, sehingga didapatkan sampel kasus sebanyak 74 ibu
bayi dan sampel control sebanyak 74 ibu bayi, sehingga
didapat jumlah sampel sebanyak 148 ibu yang melahirkan.
Hasil penelitian ini berdasarkan uji statistik dengan
menggunakan chi square menunjukkan bahwa untuk variabel
usia ibu diperoleh nilai P- value 0,007, OR (odds ratio) : 2,945
dan SC (spearman correlation) : 0,220. Untuk variabel paritas
ibu yang melahirkan didapat P- value : 0,002, OR : 3,199,
dan SC : 0,253, sedangkan untuk variabel Tekanan darah ibu,
p. value 0,000, OR : 8,048 dan SC : 0,433, jadi ada pengaruh
dengan keeratan yang lemah sampai sedang antara usia,
paritas dan tekanan darah ibu yang melahirkan dengan
kejadian bayi asfiksia neonatorum di Rumah Sakit Umum
Daerah Pantura M.A Sentot Patrol. Untuk mencegah kejadian
asfiksia neonatorum dapat di lakukan beberapa intervensi
dengan pendekatan risiko yang menjadi faktor penentu
terjadinya asfiksia neonatorum.
Kata Kunci: Status kesehatan ibu hamil, Asfiksia Neonatorum
Indramayu hospital, 2014 year.
This type of research which is used about secondary
data analysis using control case of research method . The
population of this study are pregnant mother who gave birth in
MASentot Patrol hospital. Those are divided two groups in
case groups such as the mothers give birth the baby that don’t
undergo asfiksia neonatorum and the control groups are the
mother who give birth the babay, don’t undergo asfiksia
neonatorum. Random sampling techniques , are gotten case
sample 74 mothers of infants and control samples are 74
mothers of infants , so those are gotten a sample total of 148
mothers who give birth.
Results of this research based on statistical test using
chi square showing that mother ages obtained for the variable
value of P- value of 0.007 , OR (odds ratio) : 2.945 and SC (
Spearman correlation ) : 0.220 . For mothers who give birth
paritas variables obtained P- value: 0.002 , OR : 3.199 , and
SC : 0,253 , while the mother's blood pressure variables , p .
value of 0.000 , OR : 8.048 and SC : 0.433 , so there is the
influence from weak relationship until ordinary relationship
between age, paritas, and blood pressure of mothers who give
birth with the baby incidence of asfiksia neonatorum in the
General Hospital of Pantura MA Sentot Patrol. Occurence
Preventing of asfiksia neontorum can be done some
interventions with risk approach becoming factor which
determines asfiksia neonatorum.
Key Word : The healthty status of pregnant mother, Asfiksia
Neonatorum
Pendahuluan
Di Indonesia, setiap tahun ada 4.608.000 bayi
lahir hidup dan sebanyak 21,80 per 1000
meninggal sebelum berusia sebulan (neonatal).
Artinya ada 275 neonatal meninggal setiap hari
atau atau setiap satu jam ada 8 bayi neonatal
meninggal. Meskipun telah terjadi penurunan
kematian bayi dan anak yang signifikan, namun
kematian bayi baru lahir masih tinggi, hal ini
mungkin erat kaitanya dengan komplikasi obstetrik
dan status kesehatan ibu yang rendah selama
kehamilan dan persalinan. Sebagai penyebab
Abstract
One of public healthy problems in Indonesia until now is
still more numbers in baby death. Mainly, Afiksia neonatorum
happens in development countries. This study aims to know
relationship of healthy status to pregnant mother with asfiksia
neonatorum event of baby birth in M.A Sentot Patrol
1
[Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.1, No.2 Agustus 2015]
utama kematian neonatal adalah asfiksia
neonatorum.1
Sasaran Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJMN) Departemen Kesehatan yang
dibuat pada tahun 2009, antara lain adalah
menurunkan angka kematian bayi dari 35 per 1000
menjadi 26 per 1000. Sebagai penyebab kematian
bayi tertinggi adalah Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR) sebesar 29% dan penyebab kedua adalah
asfikisa neonatorum sebesar 27%. Dari kedua
penyebab terbesar tersebut diharapkan terjadinya
penurunan kematian sebesar 20-40 %.2
Menurut data di RSUD Pantura M.A Sentot
Patrol kabupaten Indramayu, diketahui bahwa
pada bulan Januari sampai bulan Maret tahun
2014, tercatat dari 199 jumlah bayi baru lahir,
sebanyak 91 (45,7%) bayi lahir dengan asfiksia
neonatorum, lahir normal 62 (31,2%), febris 37
(18,6%) , kejang demam 9 (4,5%), dimana dari
data tersebut diatas kasus asfiksia neonatorum
merupakan masalah kesehatan bayi baru lahir yang
terbanyak. Berbagai faktor diperkirakan berkaitan
dengan kondisi tersebut, dari mulai status
kesehatan ibu yang rendah selama kehamilan dan
persalinan (usia hamil muda/tua, paritas tinggi,
tekanan darah tinggi, dsbnya) sampai pada
komplikasi obstetrik lainnya.3
AFIASI
sebanyak jumlah yang sama dengan kasusnya,
diambil secara acak dari 108 ibu yang melahirkan
bayi tidak mengalami asfiksia, sehingga jumlah
responden dalam penelitian ini adalah 148 ibu
yang melahirkan di RSUD M.A. Sentot-Patrol
Indramayu
Instrumen penelitian ini adalah dengan
menggunakan format tabulasi untuk mencatat data
yang diperlukan yaitu : usia ibu, paritas dan
tekanan darah ibu yang melahirkan, yang
bersumber dari rekam medik (data sekunder). Data
yang telah dikumpulkan dianalisis secara univariat
dengan menggunakan distribusi frekuensi,
sedangkan analisis bivariat menggunakan uji
statistic Chi-square dengan menggunakan program
SPSS versi 16.0
Hasil penelitian
Pada tabel 1 dapat diketahui bahwa pada
responden kelompok kasus sebagian besar (59,1%)
berusia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35
tahun, sedangkan pada kelompok kontrol sebagian
besar (63,3%) ibu yang melahirkan berusia antara
20 sampai 35 tahun Berdasarkan tabel 2, bahwa
responden dengan paritas 1 atau ≥ 4 terdapat 105
ibu hamil, dengan rincian pada kelompok kasus
sebanyak 61 ibu hamil (58,1%), sedangkan pada
kelompok kontrol terdapat 44 ibu hamil (41,9%).
Untuk paritas 2-3, terdapat 13 ibu hamil (30,2%)
pada kelompok kasus dan 30 ibu hamil (69,8%)
pada kelompok control. Distribusi frekuensi
berdasarkan tekanan darah menunjukkan bahwa,
sebanyak 100 ibu hamil menderita tekanan darah
tinggi (hypertensi), dengan perincian 65 (87,8%)
responden pada kelompok kasus dan 35 responden
(43,3%) pada kelompok control, sedangkan
responden yang tidak memiliki tekanan darah
tinggi, diketahui 9 ibu hamil (12,2 %) kelompok
kasus dan 39 ibu hamil (52,7%) pada kelompok
control ( tabel 3).
Berdasarkan tabel 4 dari hasil penelitian
didapatkan uji statistik chi-square diperoleh nilai
nilai P value adalah 0,007 < 0,05 (α), maka dapat
disimpulkan Ho ditolak, sehingga hal tersebut
menunjukkan ada hubungan antara usia ibu dengan
kejadian asfiksia neonatorum di Rumah Sakit
Umum Daerah Pantura M.A Sentot Patrol tahun
2014.
Untuk mengetahui perbandingan seberapa
besar terpapar atau tidak terpapar pada kasus dan
kontrol, diketahui bahwa nilai OR (odds ratio) > 1
Metode
Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik
observasional dengan desain case control, meneliti
ibu yang melahirkan bayi dengan dengan asfiksia
neonatorum (kasus) dibandingkan dengan ibu yang
melahirkan bayi yang tidak mengalami asfiksia
neonatorum sebagai control, kemudian secara
retrospektif diteliti faktor-faktor resikonya (usia
ibu, paritas, tekanan darah).5,6
Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai
Agustus tahun 2014 di Rumah Sakit Umum
Daerah Pantura M.A Sentot Patrol. Populasi dalam
penelitian ini adalah. semua ibu yang melahirkan
bayi dan dirawat inap di Rumah Sakit Umum
Daerah Pantura M.A Sentot Patrol, yaitu sebanyak
199 orang, dimana sebanyak 91 ibu melahirkan
bayi dengan asfiksia neonatorum dan sebanyak 108
ibu melahirkan dengan bayi tidak mengalami
asfiksia neonatorum. Pengambilan sampel untuk
kasus ditentukan dengan menggunakan rumus,
yaitu sebanyak : 74 ibu bayi dengan asfiksia
neonatorum, sedangkan untuk sampel kontrol
2
[Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.1, No.2 Agustus 2015]
(2,945) dan nilai CI 95% (1,270-4,903) sehingga
OR bermakna. Dengan demikian Ini berarti bahwa
usia ibu hamil kurang dari 20 tahun dan yang lebih
dari 35 tahun akan terkena resiko asfiksia
neonatorum : 2,945 kali lebih tinggi dibandingkan
dengan ibu hamil yang berusia 20 sampai 35
tahun.
Sedangkan tingkat keeratan hubungan antara
usia ibu hamil dengan kejadian bayi asfiksia
neonatorum, dapat dilihat dari hasil uji statistik
spearman correlation (sc) yaitu diperoleh r = 0,220
yang artinya secara kualitatif memiliki keeratan
hubungan yang lemah.
Berdasarkan tabel 5, yaitu hubungan paritas
ibu hamil dengan kejadian asfiksia neonatorum,
diperoleh hasil nilai P value adalah 0,002, oleh
karena < α (0,05) maka Ho ditolak, menunjukkan
ada hubungan antara paritas dengan kejadian bayi
asfiksia neonatorum di Rumah Sakit Umum
Daerah Pantura M.A Sentot Patrol tahun 2014.
Untuk mengetahui seberapa besar tingkat
keterpaparan pada kelompok kasus dan kontrol,
maka digunakan odds ratio (OR) dan diketahui
nilai OR > 1 (3,199) dan nilai CI 95% (1,5006,824) sehingga OR bermakna. Ini berarti bahwa
ibu hamil dengan paritas 1 dan lebih dari 4 akan
mempunyai resiko sebesar 3,199 kali bayi yang
dilahirkan mengalami asfiksia neonatorum,
dibandingkan dengan ibu yang melahirkan dengan
paritas 2 sampai 3, Sedangkan tingkat keeratan
.
AFIASI
hubungan antara paritas dengan kejadian bayi
asfiksia neonatorum di Rumah Sakit Umum
Daerah Pantura M.A Sentot Patrol berdasarkan uji
statistik spearman correlation diperoleh r = 0,253
yang artinya terdapat hubungan yang sedang.
Berdasarkan tabel 6, dari hasil penelitian diperoleh
hasil nilai P value adalah 0,000 < α (0,05),
sehingga dapat disimpulkan Ho ditolak,
menunjukkan ada hubungan antara Tekanan darah
ibu hamil dengan kejadian melahirkan bayi asfiksia
neonatorum di Rumah Sakit Umum Daerah
Pantura M.A Sentot Patrol tahun 2014. Untuk
mengetahui
perbandingan
seberapa
besar
keterpaparan pada kelompok kasus dan kontrol,
digunakan odds ratio (OR) dengan nilai OR > 1
(8,048) dan nilai CI 95% (3,498-18,514) sehingga
OR bermakna. Ini berarti bahwa ibu yang
mempunyai penyakit tekanan darah tinggi
(hipertensi) pada saat hamil akan beresiko 8,048
kali lebih tinggi untuk terjadinya asfiksia
neonatorum pada bayi yang dilahirkan, bila
dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak
memiliki penyakit tekanan darah tinggi
(hipertensi). Sedangkan tingkat keeratan dari
variabel tekanan darah dengan kejadian bayi
asfiksia neonatorum di Rumah Sakit Umum
Daerah Pantura M.A Sentot Patrol berdasarkan uji
statistik spearman correlation diperoleh r = 0,433
yang artinya terdapat hubungan yang sedang
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Menurut Usia Ibu yang Melahirkan di RSUD Pantura M.A Sentot
Kabupaten Indramayu Tahun 2014
Usia Ibu
Kasus
Kontrol
Jumlah
52
36
88
<20 th/ > 35 th
(70,3 %)
(48,7 %)
(59,5%)
22
38
60
20 th - 35 th
(29,7%)
(51,3%)
(40,5 %)
74
74
148
Jumlah
(100 %)
(100 %)
(100 %)
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Menurut Paritas Ibu yang Melahirkan di RSUD Pantura M.A
Sentot Kabupaten Indramayu Tahun 2014
Paritas
Kasus
Kontrol
Jumlah
<1 & ≥4
2- 3
Jumlah
61
58,1 %
44
41,9 %
105
100 %
13
30,2 %
74
50 %
30
69,8 %
74
50 %
43
100 %
148
100 %
3
[Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.1, No.2 Agustus 2015]
AFIASI
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Menurut Tekanan Darah Ibu yang Melahirkan di RSUD Pantura
M.A Sentot Patrol Kabupaten Indramayu Tahun 2014
Tekanan darah
Kasus
Kontrol
Σ
Hipertensi
65
35
100
87,8 %
43,3 %
67,6%
Tidak Hipertensi
9
39
48
12,2 %
52,7 %
32,4%
Jumlah
74
74
148
100%
100%
100 %
Tabel 4. Hubungan Usia Ibu Melahirkan dengan Kejadian Bayi Asfiksia Neonatorum di RSUD
Pantura M.A Sentot Patrol Kabupaten Indramayu Tahun 2014
P
Usia Ibu
Kasus
Kontrol
Σ
SC
OR
95% C I
value
< 20 th
52
36
88
>35 th
70,2 %
48,6 %
59,4 %
20 th - 35 th
Jumlah
22
29.8 %
74
100%
38
51,4 %
74
100 %
60
40,6 %
148
100 %
0,007
0,220
2,945
1.270 - 4.903
Tabel 5. Hubungan Paritas Ibu Melahirkan dengan Kejadian Bayi Asfiksia Neonatorum di RSUD
Pantura M.A Sentot- Patrol Kabupaten Indramayu Tahun 2014
P
Paritas Ibu
Kasus
Kontrol
Σ
SC
OR
95% C I
value
1 ≥4
61
44
105
82,4 %
59,5 %
70,9%
13
30
43
2- 3
0,002
0,253
3,199
1.500 - 6.824
17,6 %
40,5 %
29,1%
74
74
148
Jumlah
100%
100%
100 %
Tabel 6. Hubungan Tekanan Darah Ibu dengan Kajadian Bayi Asfiksia Neonatorum di RSUD
Pantura M.A Sentot Kabupaten Indramayu Tahun 2014
P
Tekanan darah
Kasus
Kontrol
Σ
SC
OR
95% C I
value
Hipertensi
Tidak Hipertensi
Jumlah
65
87,8%
9
12,2%
74
100%
35
47,3%
39
52,7%
74
100%
100
67,6%
48
32,4%
148
100%
0,000
0,433
8,048
3.498 -18.514
buruk dalam kehidupan lebih lanjut. Tujuan
melakukan tindakan terhadap bayi asfiksia adalah
melancarkan kelangsungan pernafasan bayi yang
sebagian besar terjadi pada waktu persalinan.7,8
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa
ada keeratan hubungan yang lemah antara usia ibu
Pembahasan
Asfiksia Neonatorum adalah keadaan bayi
yang tidak dapat bernafas spontan dan teratur,
sehingga dapat menurunkan O2 dan makin
meningkatkan CO2 yang menimbulkan akibat
4
[Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.1, No.2 Agustus 2015]
hamil yang melahirkan dengan bayi yang
mengalami asfiksia neonatorum, dimana semakin
ibu hamil berusia kurang dari 20 tahun dan lebih
dari 35 tahun akan semakin beresiko. Umur yang
di anggap optimal untuk kehamilan adalah antara
20 Sampai 30 tahun, sedangkan dibawah atau
diatas usia tersebut akan dapat meningkatkan
resiko kehamilan maupun persalinan.9,10
Disamping faktor usia ibu ketika melahirkan,
ternyata jumlah anak yang pernah dilahirkan
(paritas) oleh seorang ibu juga mempunyai
hubungan dengan terjadinya kelahiran bayi
asfiksia neonatorum. Ibu hamil yang memiliki
riwayat penyakit tekanan darah tinggi (hypertensi)
atau tekanan darahnya
meningkat
yang
berlangsung selama kehamilan harus diwaspadai.
Penyakit hypertensi
pada kehamilan juga
merupakan penyebab utama mortalitas pada
ibu.11,12,13
AFIASI
Daftar Pustaka
1. Depkes , 2009. Undang-undang tentang
Rumah sakit No 44 tahun 2009
2. Jumiarni. Mulyati,S., Pipih., 1993,. Asuhan
Kesehatan anak Dalam Konteks Keluarga
Pusdikanakes Depkes Ri Jakarta.
3. RSUD Pantura M.A Sentot Patrol Kabupaten
Indramayu. profil RSUD Pantura M.A Sentot
Patrol tahun 2013
4. RSUD Pantura M.A Sentot Patrol Kabupaten
Indramayu. Medical record:.Data keadaan
Morbiditas rawat inap Surveilans bayi baru
lahir tahun 2014.
5. Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi
Penelitian Kesehatan. PT Rineka Cipta. Jakarta
6. Basuki, B., 1999. Aplikasi Metode Kasuskontrol. FK-UI Jakarta
7.
Jumarni dkk, 1995 Buku : Asfiksia
Neonatorum 1995 Toweil (1966)
8. Suharsimi Arikunto. 1998. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
9.
Aminullah, A., 2005 Ilmu
Kebidanan, YBPSB, Jakarta
10. Manuaba,
IBG.,1998.
Ilmu
Kebidanan,penyakit kandungan, & Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan, Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
11. Saifuddin, A.B., 2001, Buku Acuan Nasional
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal ,
Edisi 1, Cetakan 2, JNPKKR-POGI
bekerjasama dengan Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
12. Martaadisoebrata,D., 1992. Obstetri Sosial
Bagian dan Ginekologi Fakultas Kedokteran
Universitas Padjadjaran , Bandung.
13. Wiknjosastro,H., 1999. Ilmu Kandungan,
YBPSB, Jakarta.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
kejadian bayi asfiksia neonatorum di Rumah Sakit
Umum Daerah Pantura M.A Sentot Patrol tahun
2014, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1)
Terdapat hubungan yang lemah antara
usia ibu dengan kejadian bayi asfiksia
neonatorum
2)
Terdapat hubungan sedang antara
paritas ibu dengan kejadian bayi asfiksia
neonatorum
3)
Terdapat hubungan sedang antara
tekanan darah dengan kejadian bayi asfiksia
neonatorum
Saran
Untuk mengurangi faktor resiko usia dan
paritas pada ibu hamil terhadap kejadian bayi
dengan asfiksia neonatorum, maka perlu dilakukan
peningkatan pemahaman masyarakat tentang
pentingnya memperhatikan dalam perencanaan
keluarga, yaitu kapan usia yang tepat untuk
kehamilan dan jumlah anak yang akan dilahirkan.
Kepada petugas kesehatan yang bekerja di garis
depan, terutama bidan di desa untuk terus
meningkatkan kualitas dalam pemeriksaan
antenatal care pada ibu hamil yang berada
diwilayah kerjanya
5
Download