ROSPEK PENGEMBANGAN INDUSTRI BATU BATA DARI SUDU

advertisement
LAPORAN PENELITIAN
ROSPEK PENGEMBANGAN INDUSTRI BATU BATA DARI SUDU
KEPUTUSAN INVESTASI Dl PROPlNSl SUMATERA BARAT
MlLlK UPT PERFUSTAKAAN /KIP P
RUANG PACA DIREKTOR AT
DITFRIM4 TG!-.
- 3 - 98
OLEH :
Dra.Hj. MlRNA T a J U N G , M.S.
Penelitian i n i dibiayai oleh :
T\-a--
Dmm+;m
IUID Dqrlqnr.
PROSPEK PENGEMBANGAN I N D U S T R I BATU BATA OAR1 SUOUT
KEPUTUSAN I N V E S T A S I 0 1 P R O P I N S I GUMATERA BARAT 1 )
Hirna Tanjung
Tujuan
/estasi
penelitian
pada
ini
industri
untuk
batu
11)
mempelajari
bata
di
kelayakan
Sumaterz
earat.
~ a k a hyang lebih layak di antara dua macam cara pembakarbatu bata, menggunakan bahan bakar kayu atau bahan bakar
: a m . ? % Populasi penelitian ini. adalah
jumlah industri
.u bata
berdasarkan cara pembakaranya.
Sarnpel
diambil
.gan teknik purposive. Eiesar sarnpel adalah 6 huah
batu bata. Teknik pengumpulan data
erviu.
Data
dianalisis
dengan
indus-
dilakukan
melalui
menggunakan
analisis
ansial. Hasil analisis data menunjukkan bahwa ( 1 ) Berdaanalisis NPV. industri batu bata yang layak
kan
9kan
dikem-
adalah (a) Industri batu bata yang berskala
besar
3an menggunakan bahan bakar kayu. (b) Pada Industri yang
skala kecil dan menengah yang layak dikembangkan
~ s t r iyang menggunakan bahan bakar sekam. ( 2 )
analisis
B/C
Berdasar-
Ratio dan IRR. industri batu
~k untuk dikembangkan adalah Industri yang
adalah
bata
yang
menggunakan
in bakar k-ayu. baik industri dalan skala besar. menengah
)un
1
industri kecil. Akhirnya
disarankan bagi
industri
dsn menengah yang menggunakan bahan bakar kayu
agar
Regiutin~pe.titinn rneryakm ba8im1 dwi d m ~ a p w p r mtin:4, di snmping
:ndidikilr! darn palg.abdirn~kepada Maqm&at. Regatan ye~~elitial
ini h s di1aksa1ak.L
t%!lIKLP Padan%ymg d i k e r j h l olttli staf akadernikru~-ya
dalan m & s meni&adml mu
:ndid h l , 111e1sluiy t?~li~~&atrn~
~uutust& nkndenlik, bnik seb+ dosen m q r a paleli
~
ti.
Kegjahal ptnelitias~ini ~nenduhlgpenge~nbanp,an
iln~us&a terrq>amp Dalanl hs
i Ismbaga Penelitiat~KIP Padang berusaha rnendorong dosen unhlk 111d1nkuka.upeneliti~
bqni bag,imp~~g
ti&:; terpi~ddm~
dm-i kegidan men15;1jamp, bRlk 4m_nseema
tyga!ng dib i i ~ po!eh
i
&jrm GX.' P ~ d r nm.upm
n~
dwn dari smber lain yalg reievm ntnu
kezja smla d r ~ ~ ginsklsi
m
twki t. O I ; ~karma itu, pezlinghtar nluhl t r q a akaden~ik
lnaliti dm hasif yenel itiannya dilakukml sesuai densan tingfcalar~s e r b kcwenangan
a d ~ n i kp-enr-liii.
Kani o~l:n~~mbut
gesabira ~~sdllha
yang dil-1
pmeliti unt& n3s:njawab
,~wmdahaup.?~~iidikac~,
baik ymg bersifnt intel-aksi b e b e faktor ymg mmpengaruhi
ukt-zlkk~endidikan,p-211pwm1ruatni bid% sfudi, ataupun proses penpjaron B a i r n
!asym,2 sala!! &myu n~unculd n l m !@inn ini. Hsil pnelitian seperti ini jelas
:natnbdl w ~ ~ ~ sdm
a spm?nl;ihan~in~
!
kita fenfag proses yendidikan. Wdallsyml hwil
netitian ini rnur#in nlrrsih rnenunjukkmi bebernpa kelemahan, namun s v - v a k i n hnsilnya
pat dip& s e b e bnrgirm dori u y n : ~ p s ~ > i @ &
mutu
m ymdidika p d a u n u m ~ ~
mi men&nr;lp!u.i di nlosnym,s &an di:tnng senlnkin bm?yak penefitinu ymg hssilnp
>atla:pmg d i t e ~ q k mddmn penin&a.tm dm petlsmbar~ganteo~idatl y~%!ktt?k
)endidikm
HnsiI penelitim ini te1n.I.l ditelndtil oIeh tim p;;?reviuus;irl dm Iqmru~yeneIifiao
nhaga Pmelitial XIP Padyang d i l ~ msecm
l
'blind reviavi~~g".
Kmndim
Paclang mluk tujuan diseminasi. Mudah
sminarkm yzng melibdm dosen fakllltas
inbal penelitsan irii b a n d bngi pengmlbzwpiyl illnu pads lnnuumya dm
ingkntw~muhi staf&ademik HrD Padmg,
Pnda kesempatat ini b r i i i n , ~ i n~ne~~pcapkmn
terimn kasiri keparia b d a g a i pihak
3 membm~t-dtcrI-dcsnr1any-a pe,ali tian in3, te~utmmkepada yinqinm ie3nbaga terkait
5 rnznjadi objr!c pcnclitiq rospmden ;tang menjadi s . m ~ e pens!
l
tim. tim pereviu
bagnfewlitia! d m dcserl senior pada setiap fihltas dj Iinp)nr;~gmEX f adang p ~
jadi yerllbdlns ulruz:ii cielerii s.:nlinat. penslitinn. Secma bums Lmli menympaikrm
aa hsih k;?i?adaDj3.4mar I ' e i ~ i b i Peaelitinn
MIIS....
-. . ~ ~ a. ~. . . dm Pengabdial kepada
-.<
- - - > ----I.
r
r
.
.....
I
. .
.-
Halamar
BSTRAK
.............................................
...........................................
IS1 ..........................................
TABEL ........................................
PENDAHULUAN .................................
A . Latar Belakang Masalah ...................
B . Perumuean Masalah ........................
C . Tujuan Penelitian ........................
D . Manfaat Penelitian .......................
KAJIAN TEORITIS DAN PERTANYAAN PENELITIAN ...
A . Kajian Tearitis ..........................
1 . Net Present Value (NPV) ...............
2 . Internal Rate of Return (IRR)..........
ENGANTAR
AFTAR
AFTAR
AB I
AB I 1
3
. Net
Benefit Coat Ratio dan Net
\B
IV
1
1
2
3
3
5
5
10
10
.................................
B . Pertanyaan Penelitian ....................
NETODOLOGI PENELITIAN- .......................
A . Populaei dan Sampel ......................
B . Jenis dan Sumber Data ....................
C . T e k n i k Pengumpulan Data ..................
D . Teknik Analieie Data ......................
20
HASIL PENELITIRN DAN PEMBAHASAN
22
A
18 V
iv
Present
Value
1B I 1 1
i
ii
iii
. Haeil
.
.............
.........................
...............................
Penelitian
B Pembahasan
KESIMPULAN DAN SARAN
........................
11
16
18
18
19
19
22
31
.77
D A F T A R TABEL
Ha 1 ama
lo. Tabel
.. Komponen-Komponen
yang Harus
Oiperhatikan dalam
Analisis Finansial dan Analisis Ekonomie........
.
1
!. Sampel
Industri Batu Bata Berdasarkan Jumlah Investasi Awal dan
Golongan Industri di Sumatera
Barat
1'
i.
Sampel Induetri Batu Bata Di Sumatera Barat......
2;
i.
Jumlah Investaai Awal Industri Sampel Berdasarkan
Golongan Industri Batu Bata & Jenis Bahan Bakar
Yang Dipakai Oi Sumatera Barat (Rp.)........
...........................................
.....
i.
,.
Jumlah N P V Masing-Masing
Industri Berdasarkan
Golongan Industri Batu Bata & Jenis Bahan Bakar
Selama
Yang Dipakai P a d a OF 15-%. 35 % dan 40 %
Periode 1987 - 1996.............................
2€
Analisis E / C Ratio Berdasarkan Golongan Industri
Batu Bata dan J e n i s Bahan Bakar Yang Oigunakan
3 5 % d a n 40 % Periode 1987 - 1996.
P a d a DF 15 %,
2
. Analisis
I R R Berdasarkan Golongan Industri
Bata dan J e n i s Bahan Bakar Yang Oigunakan
OF 35 % dan 40 % Periode 1987
-
1996.
Batu
Pada
...........
31
BAB
I
PENDAHULUAN
Latar Belakang flasalah
Setiap keputusan inveetaei pada umumnya
dengan
penggunaan dana. dengan tujuan untuk
menyangkut
memperoleh
keuntungan. Oleh sebab itu. setiap kebijaksanaan
tasi
diperlukan
adanya suatu penilaian
inves-
tertentu
agar
mengha-
setiap keputusan investasi yang dilakukan dapat
silkan keuntungan yang maksimal.
Salah
satu bentuk keputusan investasi
yang
banyak dilakukan oleh masyarakat pemodal yang
tinggal
di
mendirikan
daerah Sumatera Barat adalah
bertempat
dengan
industri batu bata. baik dengan
telah
jalan
menggunakan
bahan bakar kayu maupun menggunakan bahan bakar sekam.
Perbedaan
pokok
dari kedua sistem
bata ini pada umumnya terletak pada cara
Cara
pembakaran
dengan menggunakan
produksi
pembakarannya.
bahan
bakar
berbeda dengan cara pembakaran dengan menggunakan
bakar
sekam.
sekam.
Pada
cara pembakaran
tidak menggunakan tungku
batu
batu
bata
pembakaran.
kayu
bahan
dengan
Sedangkan
tujuan
kedua
investasi
dipandang
perlu
cara pembakaran ini aama-sama
bangkan dan
karena
layak untuk
dikem-
eama-sama dapat diharapkan mampu memberikan
keuntungan
yang
keputusan
dipelajari.
dari
segi
investasi, timbulah suatu masalah yaitu
cara
pembakaran
makeimal.
batu
dikembangkan
Namun
batu manakah yang
agar
investor dapat
demikian
paling
baik
memperoleh
untuk
gambaran
keuntungan yang paling maksimal. Pertanyaan semacam
menimbulkan
mana
d a y a . t a r i k bagi peneliti untuk
sebenarnya
di antara kedua cara
ini
mempelajari
-
pembakaran
batu
bata ini yang mempunyai prospek paling baik dikembangkan
3gar s e t i a ~keputusan investasi yang diambil oleh
pemo-
!
ja1
itu
dapat
menberikan
'enelitianitersebut
[ndustri
Batu
keuntungan
yang
diberi judul: "Prospek
Bata Dari Sudut Keputusan
maksirnal.
Pengembangan
Investasi
di
'ropinsi Sumatera Barat".
'erumusan Masalah
.)
Di daerah Sumatera Barat telah berkembang dua jenis
ndustri
batu bata dari segi cara pembakarannya.
yaitu
a r a pembakaran dengan menggunakan sekam dan cara pemba-
Oengan
demikian,
rumuean maaalah
penelitian
ini
adalah:
Cara
pembakaran batu bata yang
dikembangkan
oleh
para investor
manakah
di
sebaiknya
daerah
Sumatera
Barat (cara pembakaran menggunakan bahan bakar kayu atau
sekam).
agar investor tersebut dapat
memperoleh
keun-
tungan yang maksimal ?.
Tujuan Penelitian
Setiap
kegiatan sudah pasti mempunyai tujuan
yang
hendak dicapai. apalagi kegiatan ilmiah. Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah:
1. Untuk mempela jar i kelayakan dar i di laksanakannya
'%
bentuk keputusan investas'i dalam mendirikan
batu
bata di Sumatra Barat. yaitu
cara
-
d u g
'
industri
pembakara*
'
'3
dengan
menggunakan bahan bakar kayu dan cara
b f
pemba* . ..
karan dengan mznggunakan sekam.
C
2. Untuk
mempelajari nana dari ksdua
investasi
agar
ini yang paling layak
investor dapat memperoleh
bentuk
untuk
gambaran
keputusan
dilaksanakan
keuntungan
yek inveetasi yang telah dilakukannya dipandang
dar
eudut tujuan inveetaei untuk memperoleh keuntungan.
2. Oapat memberikan informasi kepada calon investor tentang
cara pembakaran batu bata yang mana
yang
lebih
baik dikembangkan
agar
memperoleh keuntungan yang makeimal.
sebenarnyi
investor
dapaf
BAB
II
K R J I A N T E O R I T I S DGN P E R T A N Y A f l N P E N E L I T I A N
Kajian Teoritie
Secara
umum pengertian investasi
adalah
meliputi
pertambahan barang-barang dan jasa-jasa dalam masyarakat
misalnya pertambahan mesin-mesin
rik-pabrik
(T.
baru,
pembukaan tanah baru
pab-
dan
sebagainya
ada
dua
1987: 1 1 6 ) .
Somamora,
Lebih
baru, pertambahan
lanjut
dijelaskannya bahwa
j~nis
investasi yakni Induced Invesment dan ~ o t o n o m o u s Investnent. Induced Investment adalah investasi yang
lkibat
iana
pertambahan permintaan,
adalah
akibat
pertambahan
pertambahan
tambahan
tkan
konsumsi,
ambahan
untuk tambahan
permintaan
pendapatan.
~ p a b i l a pendapatan bertambah maka
dipergunakan
diadakan
Jelasnya
pendapatan
sedangkan
konsumsi pada hakekatnya adalah tambahan
per-
intaan.
Sudah barang tentu apabila a d a tambahan permintaan.
aka
.
akan mendorong mendirikan industri baru atau
-
.
I
I
.
.
, .
8
a
.
9
#
.
mem-
meningkat
bukan
pembangunan industri batu
hanya
dilakukan
oleh
bata.
Pembangunan
tetapi
masyarakat.
juga
pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah.
Aotonomous Investment adalah inveetaei yang
eanakan
secara
bebae. artinya
diadakan
bukan
pertambahan permintaan, tetapi justru untuk
atau
ini
oleh pemerintah untuk
investasi
selanjutnya. seperti
pembuatan
jembatan.
diharapkan
mendorong
yang dengan
inveetasi
landasan
investas i
i ni
pihak
dapat
masyarakat
(pihak swasta). Dengan demikian dapat disimpulkan
pembangunan
truktur
ekonomi dimulai dengan pembangunan
yakni
pembangunan landasan
~ e r t u m b u h a n ekonomi
dengan
bagi
pertumbuhan
bagi
jalan-jalan.
pembuatan
investasi dari
karena
menciptakan
menaikan permintaan. Pada umumnya jenis
dilaksanakan
dilak-
bahwa
infras-
terdorongnya
ekonomi
mana
japat mendorong investasi aelanjutnya.
Zulkarnaini Djamin ( 1 9 9 3 : 4-51.
mengemukakan bahwa
ji negara yang s e d a n g membangun terdapat dua sumber dana
investasi.
.uar
lumber
yaitu investasi dalam negeri
dan
investasi
negeri. Di Indonesia. investasi dalam negeri
dari:
( 1 ) tabungan pemerintah dan
(2)
ber-
tabungan
ber
dari
dana swasta (tabungan
masyarakat)
tujuannya
adalah untuk memperoleh manfaat semaksimal mungkin dalam
arti
keuntungan
yang
sebesar-besarnya.
Jadi
proyek
tersebut menitik beratkan pada manfaat finansial.
Hasalah
sung
investasi adalah suatu masalah yang
bertalian dengan besarnya pengharapan akan
patan
(prospected
of
yield) dari barang modal
silkan
jumlah
tahunnya.
produksi dan pendapatan yang
Sebab a d a saja faktor-faktor
keberhasilan
setiap
naiknya
investasi.
yang
Misalnya
harga-harga barang maupun
pendadi
depan. Sejumlah investasi yang sama, tidak akan
alam,
lang-
masa
mengha-
sama
tiap
mengganggu
ada
bencana
harga
faktor
produksi, musim kemarau yang berkepanjangan dan sebagai- ,
nya.
Investasi
berarti
pula sebagai
pengeluaran
saat ini di mana hasil yang diharapkan dari
itu baru akan diterima lebih dari satu tahun
jadi
menyangkut
jangka panjang
(Indriyo,
pada
pengeluaran
mendatang,
1981:
65).
Keputusan mengenai investasi adalah ha1 yang sukar.
karena memerlukan penilaian mengenai situasi dimasa yang
Perubahan yang terjadi terus menerua dan
ceF
dalam suasana ekonomi, peraturan fiskal, ineentif
unt
aahaan.
investasi dan sebagainya telah menambah banyak
p a e t i a n . d a l a m keputuean investasi.
ketida
.
Secara mikro keuntungan yang diharapkan dari
inveetaai bersumber
oleh,
yang
sua
dari besarnya. laba yang akan dipe
oleh Levi dan Sernat
(1978: 4 )
ditentuk
oleh beearnya seliaih dari hasil penjualan dengan
bia
atau:
= laba atau profit
dimana:
P = Harga penjualan per unit
C
= Biaya perunit
1
B
q = Jumlah unit yang terjual.
c
P
2
Melaluai konsep biaya dan hasil ini maka
dengan
pengambilan
(1978: 43)
keputusan investasi
oleh
dikaitK
Kadarii
dikatakan bahwa : "Seandainya ada dua keser
patan investasi yang bersifat mutually exclusive, dengi
asumsi
tingkat sosial opportunity cost
disingkat
adalah
SOCC
adalah sama maka
of
proyek
capital
yang
proyek yang dapat menghasilkan internal
at;
dipil:
adalah
(NPV)
Value
Net
s u a t u k o n s e p yang m e n y a m a k a n nilai
s u a t u p r o y e k i n v e e t a a i p a d a tingkat
Opportunity
of
Coet
Capital tertentu eama
Preeen
Socia
dengan
no:
atau:
dimana: B t = B e n a f i t k o t o r y a n g d i h a r a p k a n a t a u
p a d a t a h u n t.
proyeksi
-
Ct = Biaya kotor
yang
dikorbankan
untuk
mendapatakan benefit proyek pada
w a k t u t.
dan
IRR = i
Oleh
NPV
+
karena
proyek-proyek
yang
-------------(NPV" - NPV")
dalam
keadaan
paling baik
-
i
........ (3)
i
mutually
untuk
exclusive
dipilih
adalat
p r o y e k inveetasi y a n g dapat m e n g h a s i l k a n I R R yang palins
hoaar _
maka
h o r r l a ~ a r k a nnornamaan
( 3
a
n
t
I
a
d i ~i
kelayakan
dari
euatu proyek yaitu melalui
pada
return
arue
dan
benefit dan biaya,
melalui
Net
Benefit Coet
Net
Present
internal
Ratio.
Valu
rate
g
Bagaimani
ketiga macam kriteria penilaian usulan proyek ini dilakukan dijelaskan sebagai berikut:
1. Net Present Value (NPV)
Helalui koneep NPV ini setiap uaulan proyek
tasi baru akan dinyatakan layak (so) untuk
apabila
invee-
dilaksanakar
dari hasil perhitungan yang dilakukan
ternyatz
dapat menghasilkan nilai NPV yang lebih besar atau minisama dengan nol. Olasannya adalah jika proyek
mal
diusulkan
itu tidak dapat menqhasilkan NPV
yang
yang
lebit
besar a t a u ' m i n i m a l sama dengan no1 m a k a ~ p r o y e k ini dapat
dipastikan. tidak akan dapat memberikan,keuntungan yang
lebih besar dibsndingkan dengan Social Opportunity
of
-
Cost
Capitalnya.
2. Internal Rate O f Return ( I R R )
Melalui
baru
konsep ini setiap usulan proyek
akan dinyatakan layak untuk
dilaksanakan
investasi
apabila
dengan perhitungan yang dilakukan ternyata dapat mengha-
memberikan
alaihkan
keuntungan yang maksimal. eehingga akan
kepada proyek lain yang dinilai oleh
di-
investor
lebih rnenguntungkan.
Dari pembahasan tentang proyek investasi satu periode,
jelas
bahwa kriteria investasi
yang
berhubungan
dengan I R R ini adalah menerima proyek jika biaya kapital
lebih kecil dari I R R (Lincolin Arsyad (1991 : 364). Jika
kriteria investasi adalah
menerima proyek bila
IRR-nya
lebih b ~ s a rdari biaya oportunitas
investasi.
.-
3.
Net
Benefit Cost Ratio dan Net Present Value.
Welalui
konsep ini setiap usulan proyek
investasi
baru akan dinyatakan layak untuk dilaksanakan jika
hasil perhitungan
Net
silkan
minimal
Net
satu
lebih
besar
sama dengan satu. Alasanya adalah bahwa
ini
Cost ratio yang minimal atau
dzpat
dari
yang dilakukan ternyata dapat mengha-
Benefit Cost Ratio yang
Benefit
.
diharapkan bahwa
benefit
sama
kator
atau
dengan
dengan
yang.
d i h a s i l k a n l e b i h besar atau minimal sama dengan bilangan
kotornya.
.
Menurut
Lincolin Arayad
(1991 : 365)
bahwa
dalam
E(NPVj1 = E(PVj)
-
biaya inveetasi j
Oleh karena itu kaidah pengambilan keputuean invee
taei
adalah menerima proyek-proyek
inveetaei
yang
NP
n y a poeitif dan nenolak proyek-proyek inveetaei yang NP
nya negatif, jadi:
Jika E(NPVj)
>
Jika E (NPVj)
< 0 ---- >
0
---- >
Untuk menerapkan kaidah E(NPV1.
(1)
memperkirakan penerimaan, ( 2 )
tolak
investor
haruslah
mernperkirakan
biay
proyek dan ( 3 ) rn~rnutuskan tingkat diskonto yan
operasi
tepat
terima
dari
proyek tersebut.
P ~ n e k a n a n secara
ditunjukan kepada hubungan antara E(NPV) dengan
diskonto.
suatu hubungan yang dilukisakn secara
o l e h profil E(NPV) sebagai berikut:
G A M B A R : PROPIL U M U M NPV
NPV
khuau
tingka
grafi
Dari g a m b a r profil umum N P V di a t a s dapat
dijelas-
kan bahwa s e p a n j a n g IRR lebih beear dari tingkat diskonto biaya o p o r t u n i t a s kapital
- NPV
dari proyek
tersebut
adalah positif, j i k a IRR tersebut lebih kecil dari tingkat diskonto, m a k a N P V proyek tersebut a k a n negatif
dan
proyek ter*ebut di tolak.
S e h u b u n g a n d e n g a n t u j u a n investasi untuk
mendapat-
kan k e u n t u n g a n , d a n k e u n t u n g a n y a n g akan diperoleh
sustu
keputusan
investasi itu
adalah
dari
bersumber _ d a r i
hasil p e n j u a l a n s e l a m a umur e k o n o m i s proyek, menyebabkan
investaai
dalam
bata
dengan
bakar
kayu.
bentuk p e n d i r i a n s u a t u
industri
batu
c a r a pembakaran dengan
menggunakan
bahan
Alasannya
jauh
mahal
adalah kayu
lebih
harganya dari s e k a m . zulit p u l a u n t u k mendapatkannya d a n
pemerintah m e l a r a n q mssyarakat m e n e b a n g kayu terutama di
perbukitan/pegunungan
Sedangkan
sekam
mudah
yang d i l i n d u n g i (hutan
untuk
mendapatkannya.
lindung).
Menurut
masyarakat p e m a k a i batu bata m e n g a t a k a n bahwa batu
yang
dibakar
d e n g a n k a y u j a u h lebih
baik
bata
kualitasnya
dibandingkan d e n g a n batu bata y a n g dibakar dengan sekam.
Sebab temoeratur o a n a s o e m b a k a r a n denaan kavu iauh l e b i h
titik berat analisiea adalah pada aspek soeial
bilitas,
yang menekankan eernpai eeberapa
profita
jauh
manfaa
proyek tereebut kepada perekonomian eecara keeeluruhan.
The social profitability analysis, that ie an evalua
tion o f a project's contribution t o the economy.
i
primarly the concern o f the goverment
loan office
planner.
(David 8 . Clifon. David E. Fyffe.
1977
8 ) dalam (Zulkarnaini Djamin. 1993 : 8).
..."
Ini
berarti,
seandainya suatu
rencana
pemerintah. ditinjau dari segi finansialnya
investas
menunjukka
haeil analisis didaearkan pada perbandingan benefit
cost-nya adalah lebih kecil dari satu ( B / C
<
1).
dar
Tetap:
ditinjau dari manfaat sosialnya akan memberikan pengarut
positif
terhadap peningkatan
kesejahteraan
masyarakai
setempat maupun kehidupan perekonomian secara keseluruhan, proyek.tersebut akan dilakeanakan.
Bagi proyek-proyek
maka
analisis
dititik
yang dibiayai dari dana
beratkan
pada
hasil
finansial.: Disini rencana investaei dilihat
Cash f l o w , . y a i t u perbandingan
-lan
dengan
swasta,
analisis
dari
segj
antara hasil kotor penjua-
jumlah biaya-biaya,
bila
menunjukkan
net
benefit poeitif. maka rencana inveetasi'dilanjutkan a t a
( 1 ) Harqa,
vate
pri.
penekanan analieie finaneial adalah pada
returns. maka selalu dipakai harga
paear
untul
mencari nilai eebenarnya dari barang dan jasa. Sedang-
&
kan dalam analieis ekonomis penekanan adalah pada
social
returns
the
atau
economic
returns,
dimsnz
dilihat sampai seberapa jauh sumbangan proyek t e r h a d a
perkembangan ekonomi secara keseluruhan
social
profitability). Sehubungan
penekanan
dipakai
bayangan'
(the
dengan
proiects
penekanan-
ini, maka di dalam analieie ekonomis
harga
paear
tetzpi
selalu
dip=kai
(shadows prices) z t a u dicebut juqa
tidak
'harga
sebaeai
'harga akuntansi'.
Tabel 1. Komponen-Komponen Yang Harus Diperh3tikan dalam
Analisis Finansial dan Analiois Ekonomis.
Keterangan
analisis
:Finansial:Ekonomis
........................................................
Hasil usaha
Investment cost
Operating cost. a1
a. Pembelian bahan baku
b. Pembelian mesin-mesin
c. Biaya pemelihsraan
d. upah/gaji
e. Pembayaran hutang
u. Pajak
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
....................................................
Revenue
(1 I
-
total cost
('2
+
3)
x
x
x
x +I
x +)
x +)
pinjaman
dangkan
dari bank ataupun pinjaman
di
Se-
perorangan.
dalam analisie ekonomie bunga
dan
pajak
tidak
diperhitungkan sebagai biaya, karena bunga
pajak
yang
diterima
pemerintah
akan
dan
dimanfaatkan
kembali untuk membiayai kegiatan-kegiatan lain.
1 Subsidi,
di dalam analiais finansial
merupakan
subsidi
pengurangan pajak, berbentuk
sarana-sarana
lainnya)
akan mengurangi biaya proyek,
menambah
keuntungan, oleh karena itu harus
Sedangkan
di dalam analieis ekonomis,
(dapat
berarti
akan
dihitung.
subsidi
tidak
dihitung sebagai salah satu bertambahnya keuntungan.
Berdasar
industri
batu
hasil
bata
penelitian
yang dibakar
sebelumnya
dengan
terhadap
sekam
jilakukan o l e h qlianis (1992 : 152-154).menemukan
yang
bahwa
larga input variabel sekam berpengaruh positif dan nyata
:erhadap
keuntungan industri batu bata di kabupaten
50
'ertanyaan Penelitian
Walaupun
di daerah propinsi
Sumatera Barat
telah
investaei
industri
batu bata
yang
menggunakan
bahan
bakar sekam, baik pada golongan industri kecil. menengah
maupun
industri
besar ?.
Rda beberapa asumsi yang dimukakan dalam penelitian
ini. yakni:
1. Produk yang dihasilkan oleh industri batu bata dengan
menggunakan bahan bakar k a y u a k a n lebih banyak dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar sekam.
2. Kualitas produk batu bata yang dihasilkan oleh industri batu bata dengan menggunakan bahan bakar kayu ini
akan lebih baik dibandingkan dengan menggunakan bahan
bakar sekam.
Berdasarkan
asumsi tersebut. maka pada tingkat
dis-
count rate tertentupun dapat diharapkan bahwa:
1. Net
Present
Value yang
dihasilkan
investor
bentuk pendirian industri batu bata dengan
kan
bahan bakar kayu akan menjadi lebih
dalam
menggunabesar
di-
bandingkan dengan menggunakan bahan bakar sekam.
2. Internal Rate o f Return yang dihasilkan oleh investasi
dalam bentuk pendirian industri batu bata
dengan
BAB
METODOLOGI
III
PENELITIAN
Populaei d a n S a m p e l
Populasi
dalam pelaksanaan penelitian
ini
adalah
j u m l a h industri batu bata berdasarkan cara-cara pembakaranya. Untuk j e n i s industri batu bata dengan menggunakan
bahan
jumlah
bakar s e k a m populasinya adalah
batu
bata
sekam
yang dalam
sebagai
industri
adalah
proses
produksinya
bahan bakarnya.
menggunakan
Sedangkan
untuk
batu bata dengan menggunakan kayu
jumlah
industri
batu bata
yang
industri
jenis
populasinya
dalam
proses
produksinya menggunakan kayu sebagai bahan bakarnya.
Sampel a d a l a h bagian dari populasi yang akan
dikan
o b j e k penelitian. Besarnya sampel yang
sebagai
industri
obyek
penelitian
'ditetapkan
untuk
berdasarkan
dijadikan
masing-masing
golongan
dija-
jenis
industri.
Industri dibagi a t a s tiga golongan berdasarkan investasi
awalnya. Bila investasi awalnya d i a t a s
disebut dengan industri besar.
sampai kecil Rp.40.000.000.-
Rp.40.000.000,-
Investasi Rp.20.000.000.-
digolongkan industri
mene-
Tabel 2. Sampel Induetri Batu Bata Berdasar Jumlah
Investaei Awal dan Golongan Induetri di
Sumatera Barat
Nama Industri.
Kab/Kotamadya
Golongan
Industri
Jenie
B.Bakar
DRD. Bukittinggi
Umar A l i . Padang
Par iaman
Irwan. Padang
Par iarnan
Besar
Kayu
41.500.000
Menengah
Kayu
29.540.000
Kecil
Kayu
2.500.000
Besar
Sekam
43.600.000
~ e n e n ~ a hSekam
24.700.000
PT. Inkorba.
Bukittinggi
Mawardi, Payakurnbuh
Medan Baik. Pesisir Selatan
Kec i 1
Jumlah Investasi
Awal
(Rp.)
3.115.000
Sekarn
Surnber : Hasil Studi Pendahuluan
Jenis dan Sumber Data
Data
ini
yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
penelitian
terdiri dari dua jenis yaitu data primer
dan
data
;kunder. Untuk data primer diharapkan akan dapat dipero.eh
aari para pengusaha (investor) yang telah
berusaha
lalam bidang industri batu bata tersebut. baik mengguna:an bahan
ayu.
bakar sekam rnaupun menggunakan
Sedangkan
iperoleh
untuk data
skunder
bahan
bakar
diharapkan
dapat
dari Dinas/Departemen Perdagangan dan
Perin-
s i a p k a n p e d o m a n wawancara, g u n a l e b i h terarahnya
proses
3engumpulan d a t a tereebut.
Sedangkan
Dengumpulan
untuk
ekunder.
d a t a n y a d i l a k u k a n d e n g a n jalan
)inas/Departemen
ceterangan
memperoleh data
instansi
secara
nasing-masing
langsung
terkait.
dari
guna
para
teknik
menghubungi
memperoleh
pimpinan
pada
instansi tersebut.
reknik Analisia Data
Teknik a n a l i s i s yang d i p a k a i a d a l a h analisis finansial. ini d i d a s a r k a n a t a s a l a t a n a l i s i s benefit dan cost
iengan menggunakan k o n s e p c a s h flow. yang terdiri atas:
! . Net P r e s e n t V a l u e
I.
B/C R a t i o
Net Benefit Coat R a t i o =
--------------
. .... .. ( 2 )
Sehubungan
maka
dengan pemakaian koneep caeh
flow
perlu dikemukan definisi operaeional dari
ini
konsep.
sebagai berikut.
1. Koneep dan definisi dari benefit
Yang
dimaksud
adalah
dengan benefit dalam
penelitian
manfaat keuangan yang diharapkan
dari
-ini
suatu
usaha pendirian industri batu bata selama umur ekonomie
proyek
tertentu yang diiyatakan
dalam
satuan
rupiah.
Termasuk dalam pengertian benefit ini adalah:
1.1
Hasil
penjualan dari produk batu bata yang di
produksi pada masing-masing jenis industri.
1.2 Hasil penjualan
dari
harta tetap setelah
umur
ekomonis proyek dianggap habis.
!. Konsep
yang
dan definisi dari cost
dimaksud
luarkan' oleh
(biaya)
dengan cost adalah biaya
investor
untuk
yang
mendapatkan
dikebenefit
tersebut selama umur ekonomis proyek.-yang dinyatakan
dalam aatuan rupiah. Termasuk dalam pengertian
ini adalah:
biaya
B A S
HASIL
PENELITIAN
I V
PEMSAHASeN
DAN
Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yakni untuk mempe~ j a r ikelayakan dari dilaksanakannya dua bentuk
i v e e t a ~ i dalam
rat.
Dua
mendirikan pabrik batu bata
macam
zrnbakarsn
bentuk inveetasi
di
tersebut
Sumatera
yaitu
batu bata dengan menggunakan bahan bakar
in
cara pembakaran dengan menggunakan bahan
in
di
ling
keputusan
antara
dua rnacam cara pembakaran
lzyak bagi investor untuk
bakar
itu
dilaksanakan.
rnana
cara
eekam
kayu.
yang
Penulisan
b I V ini sesuai dengan tujuan yang dimaksud.
Bab I V ini terdiri atas dua sub bab yaitu pertama hasil
nelitian
dan
kedua pembahasan
dari
ternuan
penelitian
-sebut.
Hasil Penelitian
Industri batu bata yang dijadikan sampel penelitian
ini
adalah sebanyak 6 buah, yang tersebar
kabupaten/kotamadya
,
,
.
,
. .
.
a
di
beberapa
di Sumatera Barat. Sampel
industri
... .
. . ..
digolongkan
pada
besar. K l a s i f i k a s i yang sama
industri
batu
bata y a n g
bahan
juga
bakarnya
Klasifikaei ini d i t e t a p k a n b e r d a s a r k a n jumlah
awal
masing-masing
industri
terjadi
tereebut.
eekam.
inveetasi
Untuk
lebih
jelasnya sampel y a n g diambil d a l a m penelitian ini seper-
t i yang terlihat p a d a T a b e l 3 di bawah ini.
Tabel 3. S a m p e l Industri B a t u B a t a di S u m a t e r a Barat
~
-
I
~-
I
J e n i s Bahan- B a k u
Golongan Industri
Kayu
Kabupaten/
Kotamadya
K
Padang P a r i a m a n
Bukittinggi
Pesisir S e l a t a n
Payakumbuh
1
-
-
Sekam
M
B
1
-
-
-
-
M
B
-
-
-
-
1
-
K
-
1
1
.
-
1
-
Catatan: K = industri kecil
H = industri m e n e n g a h
B = industri besar
Di k a b u p a t e n P a d a n g P a r i a m a n terambil d u a buah sampel industri b a t u b a t a y a i t u industri kecil dan ihdustri
menengah,
kedua-duanya
Yotamadya
Bukittinggi
m e n g g u n a k a n bahan
juga terambil
dua
bakar
buah
kayu.
aarnpel
kan
investasi
awal dari induetri batu
bata
tersebut.
Kriteria yang dimaksud adalah bila investaeinya di
atas
Rp.40.000.000,-
disebut dengan industri besar. Investasi
Rp.20.000.000.-
aampai kecil Rp.40.000.000.-
industri
menengah
Rp.20.000.000,-
dan
jika
investaei
digolongkan
kecil
dari
dikategorikan industri kecil.
Tabel 4. Jumlah Investasi Awal Industri Sampel
Berdasarkan Golongan Industri Batu Bata
dan Jenis Bahan Bakar Yang Dipakai di
Sumatera Barat (Rp)
.
Nama Industri,
Kab/Kotamadya
Golongan
Industri
Jenia
B.Bakar
Jumlah Investasi
Awal
DRO, Bukit'tinggi Besar
Umar A l i ; Padang
Kayu
41.500.000
Par iaman
Irwan. Padang
Par iaman
Menengah
Kayu
29.540.000
Kecil
Kayu
2.500.000
Besar
Sekam
43.600.000
Menengah
Sekam
24.700.000
Kecil
Sekam
3.11 5.000
PT. Inkorba.
Bukittinggi
Mawardi, Payakumbuh .'
Nedan Baik. Peeieir Selatan
Telah
,
dikemukakan
pada halaman
sebelumnya
nvestasi industri batu bata tersebut tidak sama
/a. miealnva:
bahwa
besar-
industri kateaori besar vana bahan bakar-
Investaei
eperluan
a w a l tersebut digunakan
untuk
berbagai
a n t a r a lain untuk pembelian tanah.
pembuatan
angunan industri d a n kantor. pembuatan tungku. pembelin
cetakan,
emuran
batu
nduetri
kerbau,
kenderaan
dan
pembuatan
b a t a yang s u d a h dicetak.
Sedangkan
yang m e n g g u n a k a n bahan bakar sekam
lembuatan
pada
tidak
tungku. S e b a g i a n industri tersebut
ada
investasi
walnya dalam b e n t u k pembelian kenderaan untuk
utan
tempat
pengang-
dan a d a p u l a s e b a g i a n tanah tidak dibeli.
tetapi
-
isewa kepada p e m i l i k tanah.
Umur
proyek
yang
diambil
dalam
penelitian
ini
elama 10 t a h u n terakhir. mulai tahun 1987 sampai dengan
996. Dan pada a k h i r umur proyek a k t i v a
tetap
industri
ersebut dinilai s e b a n y a k harga jual. berdasarkan
harga
asar pada w a k t u itu.
Sekali
ada
tahun
lima t a h u n terjadi rehab bangunan, s e h i n g g a
k e enam investasi
bertambah
pada
asing industri tersebut. Besarnya biaya rehab
a d a masing-masing
Bagi
industri
masingbangunan
industri tersebut bervariasi.
yang menggunakan bahan
bakar
kayu
ehap tungku d i l a k u k a n sekali t i g a tahun. Sehingga tahun
tahun
ke enam inveatasi bertambah eebanyak
harga
kerbau. Dan hasil penjualan kerbau tersebut akan
beli
menam-
bah besarnya penghaeilan pada tahun ke enam itu.
produksi dihitung dengan menjumlahkan
Biaya
bahan
(dalarn bentuk tanah sebagai aktiva
baku
tenaga
kerja.
upah pembakaran. upah
susun
biaya
lancar).
tembok
ke
jalam tungku bagi yang dibakar dengan kayu, upah bongkar
tembok
dar i
tungku pembakaran. be1 i
kayu/aekam
untuk
~ e m b a k a r a ndan biaya/upah mengaduk tanah dengan kerbau.
Frekuensi
jumlah-
pembakaran batu bata tidak sama
1ya setiap jenis industri. Ada yang dibakar dalam
seta-
lun enam kali pembakaran dan a d a pula dalam setahun
)elas
kali pembakaran. Untuk jenis industri yang
ongkan besar maka pembakaran dilakukan sebanyak
as
kali
umlah
dalam s a t u tahun. Di
batu
ervarisa.
antara
bata yang dibakar setiap
industri
kali
digoduabebesar
pembakaran
Industri menengah dan kecil frekuensi
sran hanya dilakukan sebanyak enam kali dalam
zhingga dengan demikian jumlah volume penjualan
7dustri besar. menengah dan
dua
pembasetahun.
antara
kecil juga bervariasi.
Analieis d a t a dilakukan m e n g g u n a k a n a n a l i s i s finaneial dengan langkah-langkah s e b a g a i berikut.
1. Menghitung NPV maeing-masing
induetri. baik
industri
kecil. m e n e n g a h d a n m a u p u n industri beear.
2. Menghitung
B/C R a t i o masing-masing
industri.
baik
industri kecil. menengah d a n m a u p u n industri besar
3. Menghitung I R R maeing-masing
industri, baik
industri
kecil. m e n e n g a h d a n maupun industri besar
.-
Eetelah
dilakukan
a n a l i s i s data,
hasil perhitungzn masing-masing
maka
diperoleh
industri. sebagai
beri-
kut ;
1. Analisis K e l a y a k a n Investasi dari Segi NPV.
Analisis
bersih
yang dipsroleh setiap
dilakukan
biaya
ini untuk mengetahui besarnya
dan
dengan
cara
tahun.
; penjualan
Perhitungannya
dikurangi
d i k a l i dengan d i s k o n faktor
masing-masing
keuntungan
(df)
total
untuk
t a h u n (lihat l a m p i r a n 1 ) .
T o t a l . NPV u n t u k masing-masing
tahun dapat d i l i h a t pada Tabel 5.
industri
selama
10
Tabel 5.
Jumlah NPV flasing-Maeing I n d u e t r i
Berdasarkan Golongan I n d u s t r i Batu
Bata dan J e n i e Bahan Bakar yang D i p a k a i pada DF 15 X. 35 % dan 40 X
Selama 10 Periode (1987
1996)
-
Nama Industri,
KabIKotamadya
Solongan Jenis
Industri B.Bakar
NP
.
106.174.129
60.593.005
55.126.329
40,529,082
16.553.208
14.052.362
5.083.196
2,220,770
1.931.543
Sekam
57.723.855
32,391,616
29.496.359
Wenengah Sekan
59.341.014
24.737.674
21.334.778
Kecil
13.070.430
6.676.052
5.993.346
Kayu
DRD,Butittinggi Besar
Umar Ali, Padang
Par iaran
Henengah Kayu
Irwan, Padang
Par iaoan
Kecil
Kayu
/
DF. 40 Z
DF. 35 1
OF. 15 1
PT. Inkorba,
Buki ttinggi
Hawardi, Payatutbuh
I Hedan Baik, Pesisir Selatan
V'
Besar
Sekam
d
tri
b a t u ' b a t a dengan bahan bakar
nenengah
adalah
l e b i h rendah d a r i
nenengah
dengan
bahan
2p.59.341.014.-1.
Dan
bakar
kayu
pada
industri
NPV
industri
pada
sekam
NPV i n d u s t r i
(Rp.40.529.082
batu
bata
<
dengan
)ahan bakar k a y u pada i n d u s t r i k e c i l adalah l e b i h rendah
lari
pada NPV i n d u a t r i k e c i l dengan bahan
:Rp.5.083.196
<
Rp.lJ.870.430).
Hal
yang
bakar
sama
sekam
juga
. e r j a d i pada NPV i n d u s t r i b a t u dengan menggunakan DF 35%
yang
dalam
telah
dipreeent valuekan dengan
tahun yang bersangkutan yang
biaya
telah
beraih
dipresent
valuekan. Analieis ini memberi pedoman bahwa induetri
yang
mempunyai B/C ratio lebih tinggi.
maka
itulah
induetri yang layak untuk dikembangkan.
Haeil penelitian dengan memakai analiais B/C
dari
eetiap
induetri yang
diteliti
dapat
Ratio
dilihat
dalam tabel 6 di bawah ini.
Tabel 6. Analisis B/C Ratio Berdasarkan Golongan
Industri Batu Bata dan Jenie Bahan Bakar
yang Digunakan pada DF 15 X . 35 % dan 40 % ,
Periode 1987 - 1996.
/''
Kab/KO tamdya
Industri
;.'
:
b r Ali,
Par i arnan
Irwan. Padang
Par iarrran
PT. Inkorba.
Bukittinggi
Mawardi. Payak~nnbuh
Medan Baik. Pesisir Selatan
Jenis
B Bakar
.
Besar
Menengah
Kec i 1
-Besar
Sekam
Menengah
Sekam
Kec i 1
Sekam
B/C Ratio -
bakar
kayu maupun memakai bahan bakar eekarn. Untuk
itu
maka hasil penelitian menunjukkan gambaran eeperti dalam
tabel 4 di ataa. Di mana pada kenyataannya bahwa
indus-
tri yang palinq layak untuk dikembangkan adalah induatri
batu bata yang menggunakan bahan bakar kayu, baik industri
beear,
menengah
maupun industri
kecil.
Hal
ini
disebabkan B/C ratio industri batu bata yang menggunakan
bahan bakar kayu lebih beear dari industri yang
menggu-
nakan bahan bakar sekam.
3. Analisis
IRR
Kelayakan Investasi dengan
3.
,
'
Analisis ini merupakan tingkat bunga yang menggambarkan
bahwa
antara
benefit
(penerimaan
dan cost
yang
yang
telah
telah
dipresent
0. Dengan demikian I R R
jukan
kemampuan
returns
suatu
proyek
untuk
menun-
menghasilkan
atau tingkat keuntungan y a n g . dapat
dicapai
oleh perusahaan/industri.
H a s i l . penelitian dengan memakai analisis IRR
setiap
industri
yang diteliti dapat
dilihat
dari
dalam
Tabel 7.
R p r d a n a r k a n a n a l i r i a k m l a v a k a n i n d ~ r n t r i ripnoan
TRR
Tabel 7. Analisis I R R Berdasarkan Golongan
Induatri Batu Bata d a n J e n i s Bahan
Bakar yang Digunakan p a d a DF 3 5 X
dan 40 X Periode 1937 -1996
Nama Industri.
Kab/Katamadya
Golongan
Industri
Jenis
B.Bakar
IRR
(XI
DRD. Bukittinggi
Umar Ali, P a d a n g
Par iaman
Irwan. P a d a n g
Par iaman
PT. Inkorba.
Buki t t ingg i
Mawardi. Payakumbuh
Medan Baik. Pesisir S ~ l a t a n
:aan
hasil
penelitian
Besar
Kayu
37,62
Menengah
Kayu
37,70
Kecil
Kayu
37.68
Besar
Sekam
37.61
Menengah
S~kam
2.7.68
K~cil
Sekam
37.63
sepsrti tabs1 7 di
atas
maka
:ernyata antara industri besar yang dibandingkan
dengan
lenggunakan
paling
bahan
bakar kayu d a n sekam.
yang
ayak untuk dikembangkan z d a l a h industri yang
:an
mengguna-
bakar k a y u (IRR 37.62 X > I R R 37.61
bahan
XI.
Hal
,ang s a m a juga terjadi pada industri menengah dan kecil.
li
mana industri yang paling layak
bahan
bzkar
industri
arena
I R R induatri bahan bakar kayu lebih
-
.
.
.
.
.
.
.
.
menggunakan
dikembangkan
.dalah
-
yang
untuk
.
- ..
.
.
.
-
besar
-.
kayu.
dari
jari
N P V industri batu bata golongan
pada
jengan
sama
bahan bakar eekam, baik yang dihitung dengan
35 X m a u p u n dengan DF 40 X .
L5 X .
yang
~ e r d a s a r k a n pengamatan
Ini disebabkan
data penelitian
bahwa
industri
~ a t ayang bahan bakarnya kayu volume penjualannya
tinggi dari p a d a
3ekam.
DF
batu
lebih
industri batu bata yang bahan bakarnya
Tingginya volume penjualan industri
yang
bahan
~ a k a r n y akayu, k a r e n a masyarakat lebih s u k a memakai batu
~ a t a yang
:ualitas
dibakar
dengan kayu.
dengan
-
alasan
batu bata yang dibakar dengan kayu lebih
bahwa
baik
lari batu bata yang dibakar dengan sekam.
Di
s a m p i n g itu juga berdasarkan
)engusaha
industri batu bata juga
wawancara
diperoleh
dengan
informasi
~ a h w a para kontraktor lebih s u k a menggunakan batu
,ang dibakar d e n g a n kayu dari pada batu bata yang
ar
dengan
ara
informasi
diba-
tersebut
kontraktor memandang bahwa batu bata yang
engan
ada
sekam. Hal ini menurut
dibakar
kayu mempunyai ketahanan yang lebih tinggi
batu bata yang dibakar dengan sekam,
eratur
pembakaran dengan kayu lebih tinggi
embakaran d e n g a n sekam.
bata
dari
karena
tem-
dari
pada
1997). Kelihatannya harga jual tidak rnempengaruhi volume
2enjualan.
Jadi
yang
mempengaruhi
volume
penjualan
ldalah kualitae batu bata.
Keadaan
di a t a s tidak diikuti o l e h
induatri
batu
~ a t agolongan menengah dan kecil. P a d a industri menengah
lan
kecil
fang
yang terjadi a d a l a h N P V industri
dibakar
industri
d e n g a n sekam lebih tinggi dari
batu
batu
bata
NPV
pada
b a t a yang dibakar dengan kayu.
Hal
ini
d i d u g a kerena v o l u m e
ienengah
dan
kecil lebih s e d i k i t
.ndustri
besar.
penjualan
industri
dibandingkan
S e h i n g g a p a d a industri besar
dengan
efisiensi
='lisa ditingkatkan terutama dalam penggunaan a k t i v k tetap
%
.
*ang dipakai bersama. S e d a n g k a n p a d a industri
\.
menengah
Ian kecil efisiensi dalam penggunaan aktiva tetap
tidak
apat
kecil.
dicapai.
karena volume
produksi
relatif
ibandingkan d e n g a n industri besar.
Bila d i b a n d i n g k a n industri menengah dan kecil
yang
ahan bakarnya sekam d e n g a n industri yang bahan bakarnya
ayu.
ekam.
maka lebih e f i s i e n industri yang
Karena
bia.ya investasi untuk
bahan
bakarnya
pembuatan
3da industri batu bata yang dibakar dengan sekam
tungku
tidak
lebih
mahal
dari pada harga sekam.
menyebabkan
biaya
produksi
industri
Sehingga
batu
ha1
ini
bata
yang
dibakar dengan k a y u lebih tinggi dari pada biaya produksi induetri batu bata yang dibakar dengan sekam.
Rnalisis
kelayakan
inveatasi dari segi
NPV
investasi yang a k a n dijalankan atau dikembangkan
investasi
yang dapat memberikan keuntungan
maka
adalah
yang
lebih
(positif). bila keuntungan tinggi maka NPV
tinggi
juga
a k a n tinggi (Suad Husnan, 1985 ; hal. 201)'
Dengan d e m i k i a n dari segi analisis NPV dapat
bil
suatu
berskala
kesimpulan
bahwa industri
batu
diam-
bata
yang
besar sebaiknya menggunakan bahan bakar
kayu,
dan industri batu bata yang berskala menengah dan
kecil
selayaknya menggunakan bahan bakar sekam.
2. Rnalisis Kelayakan Investasi dari segi B/C Ratio
Kelihatannya haeil penelitian menunjukkan bahwa B/C
Ratio
tinggi
hahan
35
X
industri batu bata dengan bahan bakar kayu
dari p a d a
B/C ratio induetri batu
bata
bakar sfkam, yang dihitung berdasarkan DF
maupun dengan DF 40 X .
Keadaan ini
berlaku
lebih
dengan
15
%.
baik
maeyarakat
lebih
suka memakai batu bata
yang
dibakar
dengan kayu. dengan alasan bahwa kualitas batu bata yang
dibakar dengan kayu lebih baik dari
batu bata
yang
dibakar dengan eekam.
Tingginya
semakin
per
volume penjualan mengakaibatkan
besar, dan dari segi lain harga pokok
benefit
produksi
unit akan lebih rendah, ha1 ini disebabkan
penggu-
naan bersama aktiva tetap dapat lebih efisien.
Dari
Ratio,
ratio
segi analisis kelayakan investasi dengan
maka investasi yang akan dijalankan
>
B/C
1 (P.Simanjuntak, 1985: hal. 62). Dan semua data
menunjukan
pada
adalah
B/C
1.
bahwa B/C rationya adalah lebih
Tetapi dalam ha1 ini di antara
besar
dari
industri
yang
di teli t i maka industri yang menggunakan bahan bakar kayu
mempunyai
B/C ratio yang
lebih tinggi dari
batu
bata
yang dibakar dengan sekam, baik industri golongan besar,
menengah maupun industri golongan kecil.
Dengan demikian d a r i ~ s e g i analisis B/C Ratio
diambil
bahan
suatu kesimpulan bahwa industri batu bata
bakarnya
kayu, lebih
layak
untuk
dapat
yang
dikembangkan
40
X.
K e a d a a n ini b e r l a k u baik
pada
induetri
besar,
m e n e n g a h m a u p u n industri kecil (lihat Tabel 7 ) .
Ini m e m b e r i k a n p e n g e r t i a n bahwa kemampuan
batu
bata
yang dibakar dengan
kayu
dalam
industri
memperoleh
k e u n t u n g a n b e r e i h a d a l a h lebih tinggi dari pada industri
b a t u bata yang d i b a k a r d e n g a n sekam. Kemampuan
mempero-
leh k e u n t u n g a n t e r s e b u t b i l a dibandingkan dengan tingkat
bunga
umum
tinggi.
20 X .
IRR
masyarakat
juga
lebih
d i m a n a p a d a s a a t ini tingkat bunga umum s e k i t a r
S e a n d a i n y a p e r u s a h a a n menggunakan modal a s i n g yang
dipinjam
akan
yang berlaku dalam
melalui
maka
perusahaan
m a m p u m e m b a y a r bunga, k a r e n a kemampuan
memperoleh
lebih
B a n k a t a u kreditur,
t i n g g i dari p a d a tingkat bunga
umum
(lihat
Dari s e g i a n a l i s i s k a l a y a k a n investasi maka
inves-
Tabel 7).
tasi
y a n g a k a n d i j a l a n k a n a d a l a h yang dapat
memberikan
k e u n t u n g a n y a n g l e b i h besar dari p a d a tingkat bunga umum
yang berlaku
(Muliadi Pudjosumarto. 1985 ; ha1 49).
O e n g a n d e m i k i a n dari s e g i a n a l i s i s I R R dapat
diam-.
bil s u a t u k e s i m p u l a n bahwa industri batu bata yang bahan
bakarnya
kayu, l e b i h layak u n t u k dikembangkan
daripada
B A B
KESIMPULAN
V
DAN
SARAN
Keeimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian dan
pembahasan
Bab sebelumnya. maka dapat disimpulkan sebagai
1. Berdasarkan
menggunakan
analisis
kelayakan
pada
berikut.
investasi
dengan
NPV. maka industri batu bata yang
layak
dikembangkan adalah :
untuk
a. Pada Industri yang berskala besar yEng layak untuk
dikembangkan
adalah yzng menggunakan hahan
bakar
kayu.
b. Pada
Industri
yang berskala kecil
dan
menengah
yang layak untuk dikembangkan adalah yang
nengqu-
nakan bahan bakar sekam.
2. Berdasarkan
menggunakan
layak
yang
analisis
kelayakan
investasi
dengan
B/C Ratio, maka industrl batu bata
untuk dikembangkan adalah Industri
menggunakan
bahan bakar
kayu.
batu
baik
yang
bata
industri
dalam skala besar. menenqah maupun industri kecil.
5.
Rprda~arkan
analinin
kelavakan
invpnfani
ripnoan
Saran
Berdasarkan kesirnpulan di a t a s rnaka peneliti rnengemukakan beberapa saran antara lain:
1. Bagi
industri
bahan
menengah dan kecil
yang
bakar kayu disarankan agar dapat
volume
penjualan.
dengan
cara
menggunakan
rneningkatkan
memperluas
pangsa
pasar, dan melakukan promosi. Sehingga akan diperoleh
keuntungan
maka
NPV
yang lebih besar. Bila
keuntungan
besar
a k a n tinggi. Dengan dernikian investasi
ditanamkan
pada industri tersebut dapat
yang
berkembang.
Sehingga industri batu bata yang bahan bakar kayu ini
rnenjadi lebih layak dari pada batu bata yang
dibakar
dengan sekam.
2. Proses
produksi batu bata supaya
dijalankan
lebih
efisien
demikian
akan
dapat
rnenurunkan biaya produksi. Turunya biaya
pro-
dukei
akan
dengan
menjadi
lagi, sehingga dengan
dengan
dapat menurunkan harga
demikian
lebih
k e u n t u n g a n . yang
besar.
Keuntungan
pokok
produksi,
diharapkan
ini
akan
akan
dapat
diinvestasikan lagi dalam usaha industri batu bata.
DAFTAR PUSTAKA
Qlianie.
(1992).
I n d u s t r - i K e c i l dan K e r a j i n a n Rurnah
Tangga d i
K a b u p ~ t e n 50 K a t a A n a l i s i s
Fungsi
Keun tungan dan Dampaknya dalam Pembangunan Mi l a yah.
T e s i s S - 2 . KPK IPB Bogor - U N A N D
Padang
:
Padang
.
Arsyad, Lincolin. ( 1 9 9 2 ) Ekonomi
Manajerial:
Hikro
Terapan Untuk Mana j'emen
Bisnis.
Yogyakarta.
Ekonomi
BPFE
:
Damiri. Johannis.
( 1 9 9 2 ) . Hacam-flacam Perencanaan dan
Aspek
Kuantitatif
Ekonomi
Perencanaan.
Bahan
penataran. FE.UMA : Medan.
Husnan.
Suad. ( 1 9 8 5 ) . Pembelanjaan Perusahaan
(Dasar0asar.Manaj'emen Keuangan). Liberty: Yogyakarta.
Indrio.
( 1 9 8 0 ) . flanajemen Keuangan.
BPFE : Yogyakarta
Jamin, Zulkarnain.
( 1 9 9 3 ) . Perencanaan
Proyek. LPFE-UI : Jakarta.
Kadaria.
( 1 9 7 8 ) . Evaluasi Proyek. 6Pfe
Pudjosumarto,
Muliadi.
Liberty: Yogyakarta.
(19851
.
6
dan
Yogyakarta.
Evaluasi
Simamora, T . ( 1 9 8 7 ) . T e a r i Ekonomi Makro..
Jakarta.
Siman juntak,
Proyek.
Payaman.
(1985)
.
Prayek.
Bina Alumni
Pengantar
PT. Gramedia : Jakarta.
Analisa
Evaluasi
:
i - - i
I
I
.-.--..---.------.----.---
c e" " ' U~U "~U U Ic ~ - f ~ ~ - f ~
....
a :
! Ii
I
.
8
-
U
I
4
N
,.an..
0
Y U - h , ~ Q - 3 o U U I -
I
.
L
. L & L L & : , . L L LI:
0 0 4 0 0 0 0 U C . . .
I
I
- ? ~ . ~ ? f h ) . :
....
, .. : -----....--..-:
........... : ....
: 3 : .z z z s L 2 z z ~ z E % :
I
a " . ,
;
u
n
1
i
iu
e
1 -
2
.,
e
O
I
I
, ".- :
I;
8
ikj
I -B
P II
.
I1 U
.
,
I
I
1
N
I
.I. 1
*
I
I - -
1
I
I .
0 0 h 0 0 0 0 U ~ U I
I
--- -",- .--- -- -- -- -- -- -- -- --
- .- '
C
+
"
,
r
WU
~
e
-
r
e
.
U
;4
4
. - .-a
U
*
Q
I"
O
i
r
o
a
.
*
O
*
U
0 . 7 . 0
*
-
an.?,
~
O
3
20
u
TI
? : I
U
a
..
a
Y V
* r..
-.
n2 -wY - w w
'J !
.
, !a rJ
....
4-'"N
t?
U I.,
? f L'P
a
&
m u
LII
P)
m
-.a
cc-*
w
. . . . . .- .. .. .- .
- * a~ Z D W
nwmm,U
. .aTJVU w
----Nu
Y
UU-OU
C U " - m - . - D m U L I I
O I U r - I J ~ ~ O
:';'"
-,.
O
O
' 4
O OV
- '"- *
P y r $..
d
O
- , " , - I
"2
1
'
C,
O
-U
O
-1 L ,
I..
O
~
*
Uf
~
u
Q
Ln
~
V
N
I
--.- i ---..:: ;
-u g i!
i 1..I, .--.
I
I
-
:
I
I
...'-.
- .. .
-
I
!:
FEZ
=r
,I
:z-::gzz
,, -
,
,, n...
....
x
:eYz
, , I - - , ,
5
-
*
rr"0
I
I,
-- --
8
6,
,-
-.
I,
0,
n
I
I
i!
---- i - - - -
1 %
1
~
~
m
w
a
w
=
UDVU
"I
D"?"?UU
C U - - U N d -
~
h,
I,
I
m
a
w4
I,
"8
LLbbL';o&.Lh. ' C "
",Ln L" y
p
p
p
~
' I )
S
888988ZZZ
0 0 o 0 C c . c . 0 0 0
--
m
C
,I
0,
I
4
'A,
I,
iz.
.c. z.
-- -- ::; -=Fzz
L"
-.
I
.
-
h
b,
~
~
I
i ?- i 2 2 i i
IE -.. ::
! -- -- : ---I
I
I
I
I
1 - 1
l
a
I
1,
I
,
,
I
Y
--
-
8
II
I
8 8 - 9
l
L
I,
F
n
: -?-- -- ::
I
I
4
,
4
*I I 0
I8
th
II
::
0
*I
j,,,,I
sizs
i "--i " i-,
-
,
-
I
I
I
I
I8
I
I0
::
ii
I
I,
I.
,
I - , " .
.
, - I ,
,-,-..,u,,
C"".'
/Ir;-:i
0
;;
88
::
1-15'
;:
"
.....
I - . , " ,
I.
8
0.
i -- :
4
- - - I - -
jejz
i,!
I
-
I
I
t
*
.I
::
iWiEi !
, = i s ! ii
::
:
a
- e r n
I
I,
U I I
LII 8 ,
iE!-"-l!"ii
i - i - - : ::
i
a
I
II
I
I*
~
i
I
--:n
i
--.-., '*
I
'
"
I
I
I
I
I
I
, ..- ,
I
1
I
Y
I
I
- ,
,, ."
,
CU
l
l
r.. I
8
1 L r . 1
I
I
I
-- ;*
I
I
I
I
: -- :
I
I
>
8
1
,
I
I
1
I
1
".
.-
-
ill-
u
"7
?
'cl p;
L Q
"4V
. .-
l
I
.
4
1
.
.
U
.
I
I
1
T
I
a = ,
8
I
..- ,,
I 'O
I
I
I
,e -m- ,,
I
I
C
,
"
I
1
l
I
a
I
- 1
LI l
i":
,YJ.i
I
.
I
n,
,
jE
i
I<!
,
8
t
I
I
-4
1
*w
6
U.
I
I
I
., - - ,
1
I
'm
',I
I
I
I
8
,
I
I
8
I
8
1
I
-- ,
, ..
I
I
I
I
8
, a ,
i, k. !
I
8 . Z . I
I "
I . . , ,
I
I
I
I
,
I
:;
.
.
.
I
.a I
: :- !
I "' :
I
Y
,
- I
L..
!
!
Download