LAPORAN PENELITIAN ROSPEK PENGEMBANGAN INDUSTRI BATU BATA DARI SUDU KEPUTUSAN INVESTASI Dl PROPlNSl SUMATERA BARAT MlLlK UPT PERFUSTAKAAN /KIP P RUANG PACA DIREKTOR AT DITFRIM4 TG!-. - 3 - 98 OLEH : Dra.Hj. MlRNA T a J U N G , M.S. Penelitian i n i dibiayai oleh : T\-a-- Dmm+;m IUID Dqrlqnr. PROSPEK PENGEMBANGAN I N D U S T R I BATU BATA OAR1 SUOUT KEPUTUSAN I N V E S T A S I 0 1 P R O P I N S I GUMATERA BARAT 1 ) Hirna Tanjung Tujuan /estasi penelitian pada ini industri untuk batu 11) mempelajari bata di kelayakan Sumaterz earat. ~ a k a hyang lebih layak di antara dua macam cara pembakarbatu bata, menggunakan bahan bakar kayu atau bahan bakar : a m . ? % Populasi penelitian ini. adalah jumlah industri .u bata berdasarkan cara pembakaranya. Sarnpel diambil .gan teknik purposive. Eiesar sarnpel adalah 6 huah batu bata. Teknik pengumpulan data erviu. Data dianalisis dengan indus- dilakukan melalui menggunakan analisis ansial. Hasil analisis data menunjukkan bahwa ( 1 ) Berdaanalisis NPV. industri batu bata yang layak kan 9kan dikem- adalah (a) Industri batu bata yang berskala besar 3an menggunakan bahan bakar kayu. (b) Pada Industri yang skala kecil dan menengah yang layak dikembangkan ~ s t r iyang menggunakan bahan bakar sekam. ( 2 ) analisis B/C Berdasar- Ratio dan IRR. industri batu ~k untuk dikembangkan adalah Industri yang adalah bata yang menggunakan in bakar k-ayu. baik industri dalan skala besar. menengah )un 1 industri kecil. Akhirnya disarankan bagi industri dsn menengah yang menggunakan bahan bakar kayu agar Regiutin~pe.titinn rneryakm ba8im1 dwi d m ~ a p w p r mtin:4, di snmping :ndidikilr! darn palg.abdirn~kepada Maqm&at. Regatan ye~~elitial ini h s di1aksa1ak.L t%!lIKLP Padan%ymg d i k e r j h l olttli staf akadernikru~-ya dalan m & s meni&adml mu :ndid h l , 111e1sluiy t?~li~~&atrn~ ~uutust& nkndenlik, bnik seb+ dosen m q r a paleli ~ ti. Kegjahal ptnelitias~ini ~nenduhlgpenge~nbanp,an iln~us&a terrq>amp Dalanl hs i Ismbaga Penelitiat~KIP Padang berusaha rnendorong dosen unhlk 111d1nkuka.upeneliti~ bqni bag,imp~~g ti&:; terpi~ddm~ dm-i kegidan men15;1jamp, bRlk 4m_nseema tyga!ng dib i i ~ po!eh i &jrm GX.' P ~ d r nm.upm n~ dwn dari smber lain yalg reievm ntnu kezja smla d r ~ ~ ginsklsi m twki t. O I ; ~karma itu, pezlinghtar nluhl t r q a akaden~ik lnaliti dm hasif yenel itiannya dilakukml sesuai densan tingfcalar~s e r b kcwenangan a d ~ n i kp-enr-liii. Kani o~l:n~~mbut gesabira ~~sdllha yang dil-1 pmeliti unt& n3s:njawab ,~wmdahaup.?~~iidikac~, baik ymg bersifnt intel-aksi b e b e faktor ymg mmpengaruhi ukt-zlkk~endidikan,p-211pwm1ruatni bid% sfudi, ataupun proses penpjaron B a i r n !asym,2 sala!! &myu n~unculd n l m !@inn ini. Hsil pnelitian seperti ini jelas :natnbdl w ~ ~ ~ sdm a spm?nl;ihan~in~ ! kita fenfag proses yendidikan. Wdallsyml hwil netitian ini rnur#in nlrrsih rnenunjukkmi bebernpa kelemahan, namun s v - v a k i n hnsilnya pat dip& s e b e bnrgirm dori u y n : ~ p s ~ > i @ & mutu m ymdidika p d a u n u m ~ ~ mi men&nr;lp!u.i di nlosnym,s &an di:tnng senlnkin bm?yak penefitinu ymg hssilnp >atla:pmg d i t e ~ q k mddmn penin&a.tm dm petlsmbar~ganteo~idatl y~%!ktt?k )endidikm HnsiI penelitim ini te1n.I.l ditelndtil oIeh tim p;;?reviuus;irl dm Iqmru~yeneIifiao nhaga Pmelitial XIP Padyang d i l ~ msecm l 'blind reviavi~~g". Kmndim Paclang mluk tujuan diseminasi. Mudah sminarkm yzng melibdm dosen fakllltas inbal penelitsan irii b a n d bngi pengmlbzwpiyl illnu pads lnnuumya dm ingkntw~muhi staf&ademik HrD Padmg, Pnda kesempatat ini b r i i i n , ~ i n~ne~~pcapkmn terimn kasiri keparia b d a g a i pihak 3 membm~t-dtcrI-dcsnr1any-a pe,ali tian in3, te~utmmkepada yinqinm ie3nbaga terkait 5 rnznjadi objr!c pcnclitiq rospmden ;tang menjadi s . m ~ e pens! l tim. tim pereviu bagnfewlitia! d m dcserl senior pada setiap fihltas dj Iinp)nr;~gmEX f adang p ~ jadi yerllbdlns ulruz:ii cielerii s.:nlinat. penslitinn. Secma bums Lmli menympaikrm aa hsih k;?i?adaDj3.4mar I ' e i ~ i b i Peaelitinn MIIS.... -. . ~ ~ a. ~. . . dm Pengabdial kepada -.< - - - > ----I. r r . ..... I . . .- Halamar BSTRAK ............................................. ........................................... IS1 .......................................... TABEL ........................................ PENDAHULUAN ................................. A . Latar Belakang Masalah ................... B . Perumuean Masalah ........................ C . Tujuan Penelitian ........................ D . Manfaat Penelitian ....................... KAJIAN TEORITIS DAN PERTANYAAN PENELITIAN ... A . Kajian Tearitis .......................... 1 . Net Present Value (NPV) ............... 2 . Internal Rate of Return (IRR).......... ENGANTAR AFTAR AFTAR AB I AB I 1 3 . Net Benefit Coat Ratio dan Net \B IV 1 1 2 3 3 5 5 10 10 ................................. B . Pertanyaan Penelitian .................... NETODOLOGI PENELITIAN- ....................... A . Populaei dan Sampel ...................... B . Jenis dan Sumber Data .................... C . T e k n i k Pengumpulan Data .................. D . Teknik Analieie Data ...................... 20 HASIL PENELITIRN DAN PEMBAHASAN 22 A 18 V iv Present Value 1B I 1 1 i ii iii . Haeil . ............. ......................... ............................... Penelitian B Pembahasan KESIMPULAN DAN SARAN ........................ 11 16 18 18 19 19 22 31 .77 D A F T A R TABEL Ha 1 ama lo. Tabel .. Komponen-Komponen yang Harus Oiperhatikan dalam Analisis Finansial dan Analisis Ekonomie........ . 1 !. Sampel Industri Batu Bata Berdasarkan Jumlah Investasi Awal dan Golongan Industri di Sumatera Barat 1' i. Sampel Induetri Batu Bata Di Sumatera Barat...... 2; i. Jumlah Investaai Awal Industri Sampel Berdasarkan Golongan Industri Batu Bata & Jenis Bahan Bakar Yang Dipakai Oi Sumatera Barat (Rp.)........ ........................................... ..... i. ,. Jumlah N P V Masing-Masing Industri Berdasarkan Golongan Industri Batu Bata & Jenis Bahan Bakar Selama Yang Dipakai P a d a OF 15-%. 35 % dan 40 % Periode 1987 - 1996............................. 2€ Analisis E / C Ratio Berdasarkan Golongan Industri Batu Bata dan J e n i s Bahan Bakar Yang Oigunakan 3 5 % d a n 40 % Periode 1987 - 1996. P a d a DF 15 %, 2 . Analisis I R R Berdasarkan Golongan Industri Bata dan J e n i s Bahan Bakar Yang Oigunakan OF 35 % dan 40 % Periode 1987 - 1996. Batu Pada ........... 31 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang flasalah Setiap keputusan inveetaei pada umumnya dengan penggunaan dana. dengan tujuan untuk menyangkut memperoleh keuntungan. Oleh sebab itu. setiap kebijaksanaan tasi diperlukan adanya suatu penilaian inves- tertentu agar mengha- setiap keputusan investasi yang dilakukan dapat silkan keuntungan yang maksimal. Salah satu bentuk keputusan investasi yang banyak dilakukan oleh masyarakat pemodal yang tinggal di mendirikan daerah Sumatera Barat adalah bertempat dengan industri batu bata. baik dengan telah jalan menggunakan bahan bakar kayu maupun menggunakan bahan bakar sekam. Perbedaan pokok dari kedua sistem bata ini pada umumnya terletak pada cara Cara pembakaran dengan menggunakan produksi pembakarannya. bahan bakar berbeda dengan cara pembakaran dengan menggunakan bakar sekam. sekam. Pada cara pembakaran tidak menggunakan tungku batu batu bata pembakaran. kayu bahan dengan Sedangkan tujuan kedua investasi dipandang perlu cara pembakaran ini aama-sama bangkan dan karena layak untuk dikem- eama-sama dapat diharapkan mampu memberikan keuntungan yang keputusan dipelajari. dari segi investasi, timbulah suatu masalah yaitu cara pembakaran makeimal. batu dikembangkan Namun batu manakah yang agar investor dapat demikian paling baik memperoleh untuk gambaran keuntungan yang paling maksimal. Pertanyaan semacam menimbulkan mana d a y a . t a r i k bagi peneliti untuk sebenarnya di antara kedua cara ini mempelajari - pembakaran batu bata ini yang mempunyai prospek paling baik dikembangkan 3gar s e t i a ~keputusan investasi yang diambil oleh pemo- ! ja1 itu dapat menberikan 'enelitianitersebut [ndustri Batu keuntungan yang diberi judul: "Prospek Bata Dari Sudut Keputusan maksirnal. Pengembangan Investasi di 'ropinsi Sumatera Barat". 'erumusan Masalah .) Di daerah Sumatera Barat telah berkembang dua jenis ndustri batu bata dari segi cara pembakarannya. yaitu a r a pembakaran dengan menggunakan sekam dan cara pemba- Oengan demikian, rumuean maaalah penelitian ini adalah: Cara pembakaran batu bata yang dikembangkan oleh para investor manakah di sebaiknya daerah Sumatera Barat (cara pembakaran menggunakan bahan bakar kayu atau sekam). agar investor tersebut dapat memperoleh keun- tungan yang maksimal ?. Tujuan Penelitian Setiap kegiatan sudah pasti mempunyai tujuan yang hendak dicapai. apalagi kegiatan ilmiah. Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah: 1. Untuk mempela jar i kelayakan dar i di laksanakannya '% bentuk keputusan investas'i dalam mendirikan batu bata di Sumatra Barat. yaitu cara - d u g ' industri pembakara* ' '3 dengan menggunakan bahan bakar kayu dan cara b f pemba* . .. karan dengan mznggunakan sekam. C 2. Untuk mempelajari nana dari ksdua investasi agar ini yang paling layak investor dapat memperoleh bentuk untuk gambaran keputusan dilaksanakan keuntungan yek inveetasi yang telah dilakukannya dipandang dar eudut tujuan inveetaei untuk memperoleh keuntungan. 2. Oapat memberikan informasi kepada calon investor tentang cara pembakaran batu bata yang mana yang lebih baik dikembangkan agar memperoleh keuntungan yang makeimal. sebenarnyi investor dapaf BAB II K R J I A N T E O R I T I S DGN P E R T A N Y A f l N P E N E L I T I A N Kajian Teoritie Secara umum pengertian investasi adalah meliputi pertambahan barang-barang dan jasa-jasa dalam masyarakat misalnya pertambahan mesin-mesin rik-pabrik (T. baru, pembukaan tanah baru pab- dan sebagainya ada dua 1987: 1 1 6 ) . Somamora, Lebih baru, pertambahan lanjut dijelaskannya bahwa j~nis investasi yakni Induced Invesment dan ~ o t o n o m o u s Investnent. Induced Investment adalah investasi yang lkibat iana pertambahan permintaan, adalah akibat pertambahan pertambahan tambahan tkan konsumsi, ambahan untuk tambahan permintaan pendapatan. ~ p a b i l a pendapatan bertambah maka dipergunakan diadakan Jelasnya pendapatan sedangkan konsumsi pada hakekatnya adalah tambahan per- intaan. Sudah barang tentu apabila a d a tambahan permintaan. aka . akan mendorong mendirikan industri baru atau - . I I . . , . 8 a . 9 # . mem- meningkat bukan pembangunan industri batu hanya dilakukan oleh bata. Pembangunan tetapi masyarakat. juga pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah. Aotonomous Investment adalah inveetaei yang eanakan secara bebae. artinya diadakan bukan pertambahan permintaan, tetapi justru untuk atau ini oleh pemerintah untuk investasi selanjutnya. seperti pembuatan jembatan. diharapkan mendorong yang dengan inveetasi landasan investas i i ni pihak dapat masyarakat (pihak swasta). Dengan demikian dapat disimpulkan pembangunan truktur ekonomi dimulai dengan pembangunan yakni pembangunan landasan ~ e r t u m b u h a n ekonomi dengan bagi pertumbuhan bagi jalan-jalan. pembuatan investasi dari karena menciptakan menaikan permintaan. Pada umumnya jenis dilaksanakan dilak- bahwa infras- terdorongnya ekonomi mana japat mendorong investasi aelanjutnya. Zulkarnaini Djamin ( 1 9 9 3 : 4-51. mengemukakan bahwa ji negara yang s e d a n g membangun terdapat dua sumber dana investasi. .uar lumber yaitu investasi dalam negeri dan investasi negeri. Di Indonesia. investasi dalam negeri dari: ( 1 ) tabungan pemerintah dan (2) ber- tabungan ber dari dana swasta (tabungan masyarakat) tujuannya adalah untuk memperoleh manfaat semaksimal mungkin dalam arti keuntungan yang sebesar-besarnya. Jadi proyek tersebut menitik beratkan pada manfaat finansial. Hasalah sung investasi adalah suatu masalah yang bertalian dengan besarnya pengharapan akan patan (prospected of yield) dari barang modal silkan jumlah tahunnya. produksi dan pendapatan yang Sebab a d a saja faktor-faktor keberhasilan setiap naiknya investasi. yang Misalnya harga-harga barang maupun pendadi depan. Sejumlah investasi yang sama, tidak akan alam, lang- masa mengha- sama tiap mengganggu ada bencana harga faktor produksi, musim kemarau yang berkepanjangan dan sebagai- , nya. Investasi berarti pula sebagai pengeluaran saat ini di mana hasil yang diharapkan dari itu baru akan diterima lebih dari satu tahun jadi menyangkut jangka panjang (Indriyo, pada pengeluaran mendatang, 1981: 65). Keputusan mengenai investasi adalah ha1 yang sukar. karena memerlukan penilaian mengenai situasi dimasa yang Perubahan yang terjadi terus menerua dan ceF dalam suasana ekonomi, peraturan fiskal, ineentif unt aahaan. investasi dan sebagainya telah menambah banyak p a e t i a n . d a l a m keputuean investasi. ketida . Secara mikro keuntungan yang diharapkan dari inveetaai bersumber oleh, yang sua dari besarnya. laba yang akan dipe oleh Levi dan Sernat (1978: 4 ) ditentuk oleh beearnya seliaih dari hasil penjualan dengan bia atau: = laba atau profit dimana: P = Harga penjualan per unit C = Biaya perunit 1 B q = Jumlah unit yang terjual. c P 2 Melaluai konsep biaya dan hasil ini maka dengan pengambilan (1978: 43) keputusan investasi oleh dikaitK Kadarii dikatakan bahwa : "Seandainya ada dua keser patan investasi yang bersifat mutually exclusive, dengi asumsi tingkat sosial opportunity cost disingkat adalah SOCC adalah sama maka of proyek capital yang proyek yang dapat menghasilkan internal at; dipil: adalah (NPV) Value Net s u a t u k o n s e p yang m e n y a m a k a n nilai s u a t u p r o y e k i n v e e t a a i p a d a tingkat Opportunity of Coet Capital tertentu eama Preeen Socia dengan no: atau: dimana: B t = B e n a f i t k o t o r y a n g d i h a r a p k a n a t a u p a d a t a h u n t. proyeksi - Ct = Biaya kotor yang dikorbankan untuk mendapatakan benefit proyek pada w a k t u t. dan IRR = i Oleh NPV + karena proyek-proyek yang -------------(NPV" - NPV") dalam keadaan paling baik - i ........ (3) i mutually untuk exclusive dipilih adalat p r o y e k inveetasi y a n g dapat m e n g h a s i l k a n I R R yang palins hoaar _ maka h o r r l a ~ a r k a nnornamaan ( 3 a n t I a d i ~i kelayakan dari euatu proyek yaitu melalui pada return arue dan benefit dan biaya, melalui Net Benefit Coet Net Present internal Ratio. Valu rate g Bagaimani ketiga macam kriteria penilaian usulan proyek ini dilakukan dijelaskan sebagai berikut: 1. Net Present Value (NPV) Helalui koneep NPV ini setiap uaulan proyek tasi baru akan dinyatakan layak (so) untuk apabila invee- dilaksanakar dari hasil perhitungan yang dilakukan ternyatz dapat menghasilkan nilai NPV yang lebih besar atau minisama dengan nol. Olasannya adalah jika proyek mal diusulkan itu tidak dapat menqhasilkan NPV yang yang lebit besar a t a u ' m i n i m a l sama dengan no1 m a k a ~ p r o y e k ini dapat dipastikan. tidak akan dapat memberikan,keuntungan yang lebih besar dibsndingkan dengan Social Opportunity of - Cost Capitalnya. 2. Internal Rate O f Return ( I R R ) Melalui baru konsep ini setiap usulan proyek akan dinyatakan layak untuk dilaksanakan investasi apabila dengan perhitungan yang dilakukan ternyata dapat mengha- memberikan alaihkan keuntungan yang maksimal. eehingga akan kepada proyek lain yang dinilai oleh di- investor lebih rnenguntungkan. Dari pembahasan tentang proyek investasi satu periode, jelas bahwa kriteria investasi yang berhubungan dengan I R R ini adalah menerima proyek jika biaya kapital lebih kecil dari I R R (Lincolin Arsyad (1991 : 364). Jika kriteria investasi adalah menerima proyek bila IRR-nya lebih b ~ s a rdari biaya oportunitas investasi. .- 3. Net Benefit Cost Ratio dan Net Present Value. Welalui konsep ini setiap usulan proyek investasi baru akan dinyatakan layak untuk dilaksanakan jika hasil perhitungan Net silkan minimal Net satu lebih besar sama dengan satu. Alasanya adalah bahwa ini Cost ratio yang minimal atau dzpat dari yang dilakukan ternyata dapat mengha- Benefit Cost Ratio yang Benefit . diharapkan bahwa benefit sama kator atau dengan dengan yang. d i h a s i l k a n l e b i h besar atau minimal sama dengan bilangan kotornya. . Menurut Lincolin Arayad (1991 : 365) bahwa dalam E(NPVj1 = E(PVj) - biaya inveetasi j Oleh karena itu kaidah pengambilan keputuean invee taei adalah menerima proyek-proyek inveetaei yang NP n y a poeitif dan nenolak proyek-proyek inveetaei yang NP nya negatif, jadi: Jika E(NPVj) > Jika E (NPVj) < 0 ---- > 0 ---- > Untuk menerapkan kaidah E(NPV1. (1) memperkirakan penerimaan, ( 2 ) tolak investor haruslah mernperkirakan biay proyek dan ( 3 ) rn~rnutuskan tingkat diskonto yan operasi tepat terima dari proyek tersebut. P ~ n e k a n a n secara ditunjukan kepada hubungan antara E(NPV) dengan diskonto. suatu hubungan yang dilukisakn secara o l e h profil E(NPV) sebagai berikut: G A M B A R : PROPIL U M U M NPV NPV khuau tingka grafi Dari g a m b a r profil umum N P V di a t a s dapat dijelas- kan bahwa s e p a n j a n g IRR lebih beear dari tingkat diskonto biaya o p o r t u n i t a s kapital - NPV dari proyek tersebut adalah positif, j i k a IRR tersebut lebih kecil dari tingkat diskonto, m a k a N P V proyek tersebut a k a n negatif dan proyek ter*ebut di tolak. S e h u b u n g a n d e n g a n t u j u a n investasi untuk mendapat- kan k e u n t u n g a n , d a n k e u n t u n g a n y a n g akan diperoleh sustu keputusan investasi itu adalah dari bersumber _ d a r i hasil p e n j u a l a n s e l a m a umur e k o n o m i s proyek, menyebabkan investaai dalam bata dengan bakar kayu. bentuk p e n d i r i a n s u a t u industri batu c a r a pembakaran dengan menggunakan bahan Alasannya jauh mahal adalah kayu lebih harganya dari s e k a m . zulit p u l a u n t u k mendapatkannya d a n pemerintah m e l a r a n q mssyarakat m e n e b a n g kayu terutama di perbukitan/pegunungan Sedangkan sekam mudah yang d i l i n d u n g i (hutan untuk mendapatkannya. lindung). Menurut masyarakat p e m a k a i batu bata m e n g a t a k a n bahwa batu yang dibakar d e n g a n k a y u j a u h lebih baik bata kualitasnya dibandingkan d e n g a n batu bata y a n g dibakar dengan sekam. Sebab temoeratur o a n a s o e m b a k a r a n denaan kavu iauh l e b i h titik berat analisiea adalah pada aspek soeial bilitas, yang menekankan eernpai eeberapa profita jauh manfaa proyek tereebut kepada perekonomian eecara keeeluruhan. The social profitability analysis, that ie an evalua tion o f a project's contribution t o the economy. i primarly the concern o f the goverment loan office planner. (David 8 . Clifon. David E. Fyffe. 1977 8 ) dalam (Zulkarnaini Djamin. 1993 : 8). ..." Ini berarti, seandainya suatu rencana pemerintah. ditinjau dari segi finansialnya investas menunjukka haeil analisis didaearkan pada perbandingan benefit cost-nya adalah lebih kecil dari satu ( B / C < 1). dar Tetap: ditinjau dari manfaat sosialnya akan memberikan pengarut positif terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakai setempat maupun kehidupan perekonomian secara keseluruhan, proyek.tersebut akan dilakeanakan. Bagi proyek-proyek maka analisis dititik yang dibiayai dari dana beratkan pada hasil finansial.: Disini rencana investaei dilihat Cash f l o w , . y a i t u perbandingan -lan dengan swasta, analisis dari segj antara hasil kotor penjua- jumlah biaya-biaya, bila menunjukkan net benefit poeitif. maka rencana inveetasi'dilanjutkan a t a ( 1 ) Harqa, vate pri. penekanan analieie finaneial adalah pada returns. maka selalu dipakai harga paear untul mencari nilai eebenarnya dari barang dan jasa. Sedang- & kan dalam analieis ekonomis penekanan adalah pada social returns the atau economic returns, dimsnz dilihat sampai seberapa jauh sumbangan proyek t e r h a d a perkembangan ekonomi secara keseluruhan social profitability). Sehubungan penekanan dipakai bayangan' (the dengan proiects penekanan- ini, maka di dalam analieie ekonomis harga paear tetzpi selalu dip=kai (shadows prices) z t a u dicebut juqa tidak 'harga sebaeai 'harga akuntansi'. Tabel 1. Komponen-Komponen Yang Harus Diperh3tikan dalam Analisis Finansial dan Analiois Ekonomis. Keterangan analisis :Finansial:Ekonomis ........................................................ Hasil usaha Investment cost Operating cost. a1 a. Pembelian bahan baku b. Pembelian mesin-mesin c. Biaya pemelihsraan d. upah/gaji e. Pembayaran hutang u. Pajak x x x x x x x x x x .................................................... Revenue (1 I - total cost ('2 + 3) x x x x +I x +) x +) pinjaman dangkan dari bank ataupun pinjaman di Se- perorangan. dalam analisie ekonomie bunga dan pajak tidak diperhitungkan sebagai biaya, karena bunga pajak yang diterima pemerintah akan dan dimanfaatkan kembali untuk membiayai kegiatan-kegiatan lain. 1 Subsidi, di dalam analiais finansial merupakan subsidi pengurangan pajak, berbentuk sarana-sarana lainnya) akan mengurangi biaya proyek, menambah keuntungan, oleh karena itu harus Sedangkan di dalam analieis ekonomis, (dapat berarti akan dihitung. subsidi tidak dihitung sebagai salah satu bertambahnya keuntungan. Berdasar industri batu hasil bata penelitian yang dibakar sebelumnya dengan terhadap sekam jilakukan o l e h qlianis (1992 : 152-154).menemukan yang bahwa larga input variabel sekam berpengaruh positif dan nyata :erhadap keuntungan industri batu bata di kabupaten 50 'ertanyaan Penelitian Walaupun di daerah propinsi Sumatera Barat telah investaei industri batu bata yang menggunakan bahan bakar sekam, baik pada golongan industri kecil. menengah maupun industri besar ?. Rda beberapa asumsi yang dimukakan dalam penelitian ini. yakni: 1. Produk yang dihasilkan oleh industri batu bata dengan menggunakan bahan bakar k a y u a k a n lebih banyak dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar sekam. 2. Kualitas produk batu bata yang dihasilkan oleh industri batu bata dengan menggunakan bahan bakar kayu ini akan lebih baik dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar sekam. Berdasarkan asumsi tersebut. maka pada tingkat dis- count rate tertentupun dapat diharapkan bahwa: 1. Net Present Value yang dihasilkan investor bentuk pendirian industri batu bata dengan kan bahan bakar kayu akan menjadi lebih dalam menggunabesar di- bandingkan dengan menggunakan bahan bakar sekam. 2. Internal Rate o f Return yang dihasilkan oleh investasi dalam bentuk pendirian industri batu bata dengan BAB METODOLOGI III PENELITIAN Populaei d a n S a m p e l Populasi dalam pelaksanaan penelitian ini adalah j u m l a h industri batu bata berdasarkan cara-cara pembakaranya. Untuk j e n i s industri batu bata dengan menggunakan bahan jumlah bakar s e k a m populasinya adalah batu bata sekam yang dalam sebagai industri adalah proses produksinya bahan bakarnya. menggunakan Sedangkan untuk batu bata dengan menggunakan kayu jumlah industri batu bata yang industri jenis populasinya dalam proses produksinya menggunakan kayu sebagai bahan bakarnya. Sampel a d a l a h bagian dari populasi yang akan dikan o b j e k penelitian. Besarnya sampel yang sebagai industri obyek penelitian 'ditetapkan untuk berdasarkan dijadikan masing-masing golongan dija- jenis industri. Industri dibagi a t a s tiga golongan berdasarkan investasi awalnya. Bila investasi awalnya d i a t a s disebut dengan industri besar. sampai kecil Rp.40.000.000.- Rp.40.000.000,- Investasi Rp.20.000.000.- digolongkan industri mene- Tabel 2. Sampel Induetri Batu Bata Berdasar Jumlah Investaei Awal dan Golongan Induetri di Sumatera Barat Nama Industri. Kab/Kotamadya Golongan Industri Jenie B.Bakar DRD. Bukittinggi Umar A l i . Padang Par iaman Irwan. Padang Par iarnan Besar Kayu 41.500.000 Menengah Kayu 29.540.000 Kecil Kayu 2.500.000 Besar Sekam 43.600.000 ~ e n e n ~ a hSekam 24.700.000 PT. Inkorba. Bukittinggi Mawardi, Payakurnbuh Medan Baik. Pesisir Selatan Kec i 1 Jumlah Investasi Awal (Rp.) 3.115.000 Sekarn Surnber : Hasil Studi Pendahuluan Jenis dan Sumber Data Data ini yang dibutuhkan dalam pelaksanaan penelitian terdiri dari dua jenis yaitu data primer dan data ;kunder. Untuk data primer diharapkan akan dapat dipero.eh aari para pengusaha (investor) yang telah berusaha lalam bidang industri batu bata tersebut. baik mengguna:an bahan ayu. bakar sekam rnaupun menggunakan Sedangkan iperoleh untuk data skunder bahan bakar diharapkan dapat dari Dinas/Departemen Perdagangan dan Perin- s i a p k a n p e d o m a n wawancara, g u n a l e b i h terarahnya proses 3engumpulan d a t a tereebut. Sedangkan Dengumpulan untuk ekunder. d a t a n y a d i l a k u k a n d e n g a n jalan )inas/Departemen ceterangan memperoleh data instansi secara nasing-masing langsung terkait. dari guna para teknik menghubungi memperoleh pimpinan pada instansi tersebut. reknik Analisia Data Teknik a n a l i s i s yang d i p a k a i a d a l a h analisis finansial. ini d i d a s a r k a n a t a s a l a t a n a l i s i s benefit dan cost iengan menggunakan k o n s e p c a s h flow. yang terdiri atas: ! . Net P r e s e n t V a l u e I. B/C R a t i o Net Benefit Coat R a t i o = -------------- . .... .. ( 2 ) Sehubungan maka dengan pemakaian koneep caeh flow perlu dikemukan definisi operaeional dari ini konsep. sebagai berikut. 1. Koneep dan definisi dari benefit Yang dimaksud adalah dengan benefit dalam penelitian manfaat keuangan yang diharapkan dari -ini suatu usaha pendirian industri batu bata selama umur ekonomie proyek tertentu yang diiyatakan dalam satuan rupiah. Termasuk dalam pengertian benefit ini adalah: 1.1 Hasil penjualan dari produk batu bata yang di produksi pada masing-masing jenis industri. 1.2 Hasil penjualan dari harta tetap setelah umur ekomonis proyek dianggap habis. !. Konsep yang dan definisi dari cost dimaksud luarkan' oleh (biaya) dengan cost adalah biaya investor untuk yang mendapatkan dikebenefit tersebut selama umur ekonomis proyek.-yang dinyatakan dalam aatuan rupiah. Termasuk dalam pengertian ini adalah: biaya B A S HASIL PENELITIAN I V PEMSAHASeN DAN Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yakni untuk mempe~ j a r ikelayakan dari dilaksanakannya dua bentuk i v e e t a ~ i dalam rat. Dua mendirikan pabrik batu bata macam zrnbakarsn bentuk inveetasi di tersebut Sumatera yaitu batu bata dengan menggunakan bahan bakar in cara pembakaran dengan menggunakan bahan in di ling keputusan antara dua rnacam cara pembakaran lzyak bagi investor untuk bakar itu dilaksanakan. rnana cara eekam kayu. yang Penulisan b I V ini sesuai dengan tujuan yang dimaksud. Bab I V ini terdiri atas dua sub bab yaitu pertama hasil nelitian dan kedua pembahasan dari ternuan penelitian -sebut. Hasil Penelitian Industri batu bata yang dijadikan sampel penelitian ini adalah sebanyak 6 buah, yang tersebar kabupaten/kotamadya , , . , . . . a di beberapa di Sumatera Barat. Sampel industri ... . . . .. digolongkan pada besar. K l a s i f i k a s i yang sama industri batu bata y a n g bahan juga bakarnya Klasifikaei ini d i t e t a p k a n b e r d a s a r k a n jumlah awal masing-masing industri terjadi tereebut. eekam. inveetasi Untuk lebih jelasnya sampel y a n g diambil d a l a m penelitian ini seper- t i yang terlihat p a d a T a b e l 3 di bawah ini. Tabel 3. S a m p e l Industri B a t u B a t a di S u m a t e r a Barat ~ - I ~- I J e n i s Bahan- B a k u Golongan Industri Kayu Kabupaten/ Kotamadya K Padang P a r i a m a n Bukittinggi Pesisir S e l a t a n Payakumbuh 1 - - Sekam M B 1 - - - - M B - - - - 1 - K - 1 1 . - 1 - Catatan: K = industri kecil H = industri m e n e n g a h B = industri besar Di k a b u p a t e n P a d a n g P a r i a m a n terambil d u a buah sampel industri b a t u b a t a y a i t u industri kecil dan ihdustri menengah, kedua-duanya Yotamadya Bukittinggi m e n g g u n a k a n bahan juga terambil dua bakar buah kayu. aarnpel kan investasi awal dari induetri batu bata tersebut. Kriteria yang dimaksud adalah bila investaeinya di atas Rp.40.000.000,- disebut dengan industri besar. Investasi Rp.20.000.000.- aampai kecil Rp.40.000.000.- industri menengah Rp.20.000.000,- dan jika investaei digolongkan kecil dari dikategorikan industri kecil. Tabel 4. Jumlah Investasi Awal Industri Sampel Berdasarkan Golongan Industri Batu Bata dan Jenis Bahan Bakar Yang Dipakai di Sumatera Barat (Rp) . Nama Industri, Kab/Kotamadya Golongan Industri Jenia B.Bakar Jumlah Investasi Awal DRO, Bukit'tinggi Besar Umar A l i ; Padang Kayu 41.500.000 Par iaman Irwan. Padang Par iaman Menengah Kayu 29.540.000 Kecil Kayu 2.500.000 Besar Sekam 43.600.000 Menengah Sekam 24.700.000 Kecil Sekam 3.11 5.000 PT. Inkorba. Bukittinggi Mawardi, Payakumbuh .' Nedan Baik. Peeieir Selatan Telah , dikemukakan pada halaman sebelumnya nvestasi industri batu bata tersebut tidak sama /a. miealnva: bahwa besar- industri kateaori besar vana bahan bakar- Investaei eperluan a w a l tersebut digunakan untuk berbagai a n t a r a lain untuk pembelian tanah. pembuatan angunan industri d a n kantor. pembuatan tungku. pembelin cetakan, emuran batu nduetri kerbau, kenderaan dan pembuatan b a t a yang s u d a h dicetak. Sedangkan yang m e n g g u n a k a n bahan bakar sekam lembuatan pada tidak tungku. S e b a g i a n industri tersebut ada investasi walnya dalam b e n t u k pembelian kenderaan untuk utan tempat pengang- dan a d a p u l a s e b a g i a n tanah tidak dibeli. tetapi - isewa kepada p e m i l i k tanah. Umur proyek yang diambil dalam penelitian ini elama 10 t a h u n terakhir. mulai tahun 1987 sampai dengan 996. Dan pada a k h i r umur proyek a k t i v a tetap industri ersebut dinilai s e b a n y a k harga jual. berdasarkan harga asar pada w a k t u itu. Sekali ada tahun lima t a h u n terjadi rehab bangunan, s e h i n g g a k e enam investasi bertambah pada asing industri tersebut. Besarnya biaya rehab a d a masing-masing Bagi industri masingbangunan industri tersebut bervariasi. yang menggunakan bahan bakar kayu ehap tungku d i l a k u k a n sekali t i g a tahun. Sehingga tahun tahun ke enam inveatasi bertambah eebanyak harga kerbau. Dan hasil penjualan kerbau tersebut akan beli menam- bah besarnya penghaeilan pada tahun ke enam itu. produksi dihitung dengan menjumlahkan Biaya bahan (dalarn bentuk tanah sebagai aktiva baku tenaga kerja. upah pembakaran. upah susun biaya lancar). tembok ke jalam tungku bagi yang dibakar dengan kayu, upah bongkar tembok dar i tungku pembakaran. be1 i kayu/aekam untuk ~ e m b a k a r a ndan biaya/upah mengaduk tanah dengan kerbau. Frekuensi jumlah- pembakaran batu bata tidak sama 1ya setiap jenis industri. Ada yang dibakar dalam seta- lun enam kali pembakaran dan a d a pula dalam setahun )elas kali pembakaran. Untuk jenis industri yang ongkan besar maka pembakaran dilakukan sebanyak as kali umlah dalam s a t u tahun. Di batu ervarisa. antara bata yang dibakar setiap industri kali digoduabebesar pembakaran Industri menengah dan kecil frekuensi sran hanya dilakukan sebanyak enam kali dalam zhingga dengan demikian jumlah volume penjualan 7dustri besar. menengah dan dua pembasetahun. antara kecil juga bervariasi. Analieis d a t a dilakukan m e n g g u n a k a n a n a l i s i s finaneial dengan langkah-langkah s e b a g a i berikut. 1. Menghitung NPV maeing-masing induetri. baik industri kecil. m e n e n g a h d a n m a u p u n industri beear. 2. Menghitung B/C R a t i o masing-masing industri. baik industri kecil. menengah d a n m a u p u n industri besar 3. Menghitung I R R maeing-masing industri, baik industri kecil. m e n e n g a h d a n maupun industri besar .- Eetelah dilakukan a n a l i s i s data, hasil perhitungzn masing-masing maka diperoleh industri. sebagai beri- kut ; 1. Analisis K e l a y a k a n Investasi dari Segi NPV. Analisis bersih yang dipsroleh setiap dilakukan biaya ini untuk mengetahui besarnya dan dengan cara tahun. ; penjualan Perhitungannya dikurangi d i k a l i dengan d i s k o n faktor masing-masing keuntungan (df) total untuk t a h u n (lihat l a m p i r a n 1 ) . T o t a l . NPV u n t u k masing-masing tahun dapat d i l i h a t pada Tabel 5. industri selama 10 Tabel 5. Jumlah NPV flasing-Maeing I n d u e t r i Berdasarkan Golongan I n d u s t r i Batu Bata dan J e n i e Bahan Bakar yang D i p a k a i pada DF 15 X. 35 % dan 40 X Selama 10 Periode (1987 1996) - Nama Industri, KabIKotamadya Solongan Jenis Industri B.Bakar NP . 106.174.129 60.593.005 55.126.329 40,529,082 16.553.208 14.052.362 5.083.196 2,220,770 1.931.543 Sekam 57.723.855 32,391,616 29.496.359 Wenengah Sekan 59.341.014 24.737.674 21.334.778 Kecil 13.070.430 6.676.052 5.993.346 Kayu DRD,Butittinggi Besar Umar Ali, Padang Par iaran Henengah Kayu Irwan, Padang Par iaoan Kecil Kayu / DF. 40 Z DF. 35 1 OF. 15 1 PT. Inkorba, Buki ttinggi Hawardi, Payatutbuh I Hedan Baik, Pesisir Selatan V' Besar Sekam d tri b a t u ' b a t a dengan bahan bakar nenengah adalah l e b i h rendah d a r i nenengah dengan bahan 2p.59.341.014.-1. Dan bakar kayu pada industri NPV industri pada sekam NPV i n d u s t r i (Rp.40.529.082 batu bata < dengan )ahan bakar k a y u pada i n d u s t r i k e c i l adalah l e b i h rendah lari pada NPV i n d u a t r i k e c i l dengan bahan :Rp.5.083.196 < Rp.lJ.870.430). Hal yang bakar sama sekam juga . e r j a d i pada NPV i n d u s t r i b a t u dengan menggunakan DF 35% yang dalam telah dipreeent valuekan dengan tahun yang bersangkutan yang biaya telah beraih dipresent valuekan. Analieis ini memberi pedoman bahwa induetri yang mempunyai B/C ratio lebih tinggi. maka itulah induetri yang layak untuk dikembangkan. Haeil penelitian dengan memakai analiais B/C dari eetiap induetri yang diteliti dapat Ratio dilihat dalam tabel 6 di bawah ini. Tabel 6. Analisis B/C Ratio Berdasarkan Golongan Industri Batu Bata dan Jenie Bahan Bakar yang Digunakan pada DF 15 X . 35 % dan 40 % , Periode 1987 - 1996. /'' Kab/KO tamdya Industri ;.' : b r Ali, Par i arnan Irwan. Padang Par iarrran PT. Inkorba. Bukittinggi Mawardi. Payak~nnbuh Medan Baik. Pesisir Selatan Jenis B Bakar . Besar Menengah Kec i 1 -Besar Sekam Menengah Sekam Kec i 1 Sekam B/C Ratio - bakar kayu maupun memakai bahan bakar eekarn. Untuk itu maka hasil penelitian menunjukkan gambaran eeperti dalam tabel 4 di ataa. Di mana pada kenyataannya bahwa indus- tri yang palinq layak untuk dikembangkan adalah induatri batu bata yang menggunakan bahan bakar kayu, baik industri beear, menengah maupun industri kecil. Hal ini disebabkan B/C ratio industri batu bata yang menggunakan bahan bakar kayu lebih beear dari industri yang menggu- nakan bahan bakar sekam. 3. Analisis IRR Kelayakan Investasi dengan 3. , ' Analisis ini merupakan tingkat bunga yang menggambarkan bahwa antara benefit (penerimaan dan cost yang yang telah telah dipresent 0. Dengan demikian I R R jukan kemampuan returns suatu proyek untuk menun- menghasilkan atau tingkat keuntungan y a n g . dapat dicapai oleh perusahaan/industri. H a s i l . penelitian dengan memakai analisis IRR setiap industri yang diteliti dapat dilihat dari dalam Tabel 7. R p r d a n a r k a n a n a l i r i a k m l a v a k a n i n d ~ r n t r i ripnoan TRR Tabel 7. Analisis I R R Berdasarkan Golongan Induatri Batu Bata d a n J e n i s Bahan Bakar yang Digunakan p a d a DF 3 5 X dan 40 X Periode 1937 -1996 Nama Industri. Kab/Katamadya Golongan Industri Jenis B.Bakar IRR (XI DRD. Bukittinggi Umar Ali, P a d a n g Par iaman Irwan. P a d a n g Par iaman PT. Inkorba. Buki t t ingg i Mawardi. Payakumbuh Medan Baik. Pesisir S ~ l a t a n :aan hasil penelitian Besar Kayu 37,62 Menengah Kayu 37,70 Kecil Kayu 37.68 Besar Sekam 37.61 Menengah S~kam 2.7.68 K~cil Sekam 37.63 sepsrti tabs1 7 di atas maka :ernyata antara industri besar yang dibandingkan dengan lenggunakan paling bahan bakar kayu d a n sekam. yang ayak untuk dikembangkan z d a l a h industri yang :an mengguna- bakar k a y u (IRR 37.62 X > I R R 37.61 bahan XI. Hal ,ang s a m a juga terjadi pada industri menengah dan kecil. li mana industri yang paling layak bahan bzkar industri arena I R R induatri bahan bakar kayu lebih - . . . . . . . . menggunakan dikembangkan .dalah - yang untuk . - .. . . . - besar -. kayu. dari jari N P V industri batu bata golongan pada jengan sama bahan bakar eekam, baik yang dihitung dengan 35 X m a u p u n dengan DF 40 X . L5 X . yang ~ e r d a s a r k a n pengamatan Ini disebabkan data penelitian bahwa industri ~ a t ayang bahan bakarnya kayu volume penjualannya tinggi dari p a d a 3ekam. DF batu lebih industri batu bata yang bahan bakarnya Tingginya volume penjualan industri yang bahan ~ a k a r n y akayu, k a r e n a masyarakat lebih s u k a memakai batu ~ a t a yang :ualitas dibakar dengan kayu. dengan - alasan batu bata yang dibakar dengan kayu lebih bahwa baik lari batu bata yang dibakar dengan sekam. Di s a m p i n g itu juga berdasarkan )engusaha industri batu bata juga wawancara diperoleh dengan informasi ~ a h w a para kontraktor lebih s u k a menggunakan batu ,ang dibakar d e n g a n kayu dari pada batu bata yang ar dengan ara informasi diba- tersebut kontraktor memandang bahwa batu bata yang engan ada sekam. Hal ini menurut dibakar kayu mempunyai ketahanan yang lebih tinggi batu bata yang dibakar dengan sekam, eratur pembakaran dengan kayu lebih tinggi embakaran d e n g a n sekam. bata dari karena tem- dari pada 1997). Kelihatannya harga jual tidak rnempengaruhi volume 2enjualan. Jadi yang mempengaruhi volume penjualan ldalah kualitae batu bata. Keadaan di a t a s tidak diikuti o l e h induatri batu ~ a t agolongan menengah dan kecil. P a d a industri menengah lan kecil fang yang terjadi a d a l a h N P V industri dibakar industri d e n g a n sekam lebih tinggi dari batu batu bata NPV pada b a t a yang dibakar dengan kayu. Hal ini d i d u g a kerena v o l u m e ienengah dan kecil lebih s e d i k i t .ndustri besar. penjualan industri dibandingkan S e h i n g g a p a d a industri besar dengan efisiensi ='lisa ditingkatkan terutama dalam penggunaan a k t i v k tetap % . *ang dipakai bersama. S e d a n g k a n p a d a industri \. menengah Ian kecil efisiensi dalam penggunaan aktiva tetap tidak apat kecil. dicapai. karena volume produksi relatif ibandingkan d e n g a n industri besar. Bila d i b a n d i n g k a n industri menengah dan kecil yang ahan bakarnya sekam d e n g a n industri yang bahan bakarnya ayu. ekam. maka lebih e f i s i e n industri yang Karena bia.ya investasi untuk bahan bakarnya pembuatan 3da industri batu bata yang dibakar dengan sekam tungku tidak lebih mahal dari pada harga sekam. menyebabkan biaya produksi industri Sehingga batu ha1 ini bata yang dibakar dengan k a y u lebih tinggi dari pada biaya produksi induetri batu bata yang dibakar dengan sekam. Rnalisis kelayakan inveatasi dari segi NPV investasi yang a k a n dijalankan atau dikembangkan investasi yang dapat memberikan keuntungan maka adalah yang lebih (positif). bila keuntungan tinggi maka NPV tinggi juga a k a n tinggi (Suad Husnan, 1985 ; hal. 201)' Dengan d e m i k i a n dari segi analisis NPV dapat bil suatu berskala kesimpulan bahwa industri batu diam- bata yang besar sebaiknya menggunakan bahan bakar kayu, dan industri batu bata yang berskala menengah dan kecil selayaknya menggunakan bahan bakar sekam. 2. Rnalisis Kelayakan Investasi dari segi B/C Ratio Kelihatannya haeil penelitian menunjukkan bahwa B/C Ratio tinggi hahan 35 X industri batu bata dengan bahan bakar kayu dari p a d a B/C ratio induetri batu bata bakar sfkam, yang dihitung berdasarkan DF maupun dengan DF 40 X . Keadaan ini berlaku lebih dengan 15 %. baik maeyarakat lebih suka memakai batu bata yang dibakar dengan kayu. dengan alasan bahwa kualitas batu bata yang dibakar dengan kayu lebih baik dari batu bata yang dibakar dengan eekam. Tingginya semakin per volume penjualan mengakaibatkan besar, dan dari segi lain harga pokok benefit produksi unit akan lebih rendah, ha1 ini disebabkan penggu- naan bersama aktiva tetap dapat lebih efisien. Dari Ratio, ratio segi analisis kelayakan investasi dengan maka investasi yang akan dijalankan > B/C 1 (P.Simanjuntak, 1985: hal. 62). Dan semua data menunjukan pada adalah B/C 1. bahwa B/C rationya adalah lebih Tetapi dalam ha1 ini di antara besar dari industri yang di teli t i maka industri yang menggunakan bahan bakar kayu mempunyai B/C ratio yang lebih tinggi dari batu bata yang dibakar dengan sekam, baik industri golongan besar, menengah maupun industri golongan kecil. Dengan demikian d a r i ~ s e g i analisis B/C Ratio diambil bahan suatu kesimpulan bahwa industri batu bata bakarnya kayu, lebih layak untuk dapat yang dikembangkan 40 X. K e a d a a n ini b e r l a k u baik pada induetri besar, m e n e n g a h m a u p u n industri kecil (lihat Tabel 7 ) . Ini m e m b e r i k a n p e n g e r t i a n bahwa kemampuan batu bata yang dibakar dengan kayu dalam industri memperoleh k e u n t u n g a n b e r e i h a d a l a h lebih tinggi dari pada industri b a t u bata yang d i b a k a r d e n g a n sekam. Kemampuan mempero- leh k e u n t u n g a n t e r s e b u t b i l a dibandingkan dengan tingkat bunga umum tinggi. 20 X . IRR masyarakat juga lebih d i m a n a p a d a s a a t ini tingkat bunga umum s e k i t a r S e a n d a i n y a p e r u s a h a a n menggunakan modal a s i n g yang dipinjam akan yang berlaku dalam melalui maka perusahaan m a m p u m e m b a y a r bunga, k a r e n a kemampuan memperoleh lebih B a n k a t a u kreditur, t i n g g i dari p a d a tingkat bunga umum (lihat Dari s e g i a n a l i s i s k a l a y a k a n investasi maka inves- Tabel 7). tasi y a n g a k a n d i j a l a n k a n a d a l a h yang dapat memberikan k e u n t u n g a n y a n g l e b i h besar dari p a d a tingkat bunga umum yang berlaku (Muliadi Pudjosumarto. 1985 ; ha1 49). O e n g a n d e m i k i a n dari s e g i a n a l i s i s I R R dapat diam-. bil s u a t u k e s i m p u l a n bahwa industri batu bata yang bahan bakarnya kayu, l e b i h layak u n t u k dikembangkan daripada B A B KESIMPULAN V DAN SARAN Keeimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan Bab sebelumnya. maka dapat disimpulkan sebagai 1. Berdasarkan menggunakan analisis kelayakan pada berikut. investasi dengan NPV. maka industri batu bata yang layak dikembangkan adalah : untuk a. Pada Industri yang berskala besar yEng layak untuk dikembangkan adalah yzng menggunakan hahan bakar kayu. b. Pada Industri yang berskala kecil dan menengah yang layak untuk dikembangkan adalah yang nengqu- nakan bahan bakar sekam. 2. Berdasarkan menggunakan layak yang analisis kelayakan investasi dengan B/C Ratio, maka industrl batu bata untuk dikembangkan adalah Industri menggunakan bahan bakar kayu. batu baik yang bata industri dalam skala besar. menenqah maupun industri kecil. 5. Rprda~arkan analinin kelavakan invpnfani ripnoan Saran Berdasarkan kesirnpulan di a t a s rnaka peneliti rnengemukakan beberapa saran antara lain: 1. Bagi industri bahan menengah dan kecil yang bakar kayu disarankan agar dapat volume penjualan. dengan cara menggunakan rneningkatkan memperluas pangsa pasar, dan melakukan promosi. Sehingga akan diperoleh keuntungan maka NPV yang lebih besar. Bila keuntungan besar a k a n tinggi. Dengan dernikian investasi ditanamkan pada industri tersebut dapat yang berkembang. Sehingga industri batu bata yang bahan bakar kayu ini rnenjadi lebih layak dari pada batu bata yang dibakar dengan sekam. 2. Proses produksi batu bata supaya dijalankan lebih efisien demikian akan dapat rnenurunkan biaya produksi. Turunya biaya pro- dukei akan dengan menjadi lagi, sehingga dengan dengan dapat menurunkan harga demikian lebih k e u n t u n g a n . yang besar. Keuntungan pokok produksi, diharapkan ini akan akan dapat diinvestasikan lagi dalam usaha industri batu bata. DAFTAR PUSTAKA Qlianie. (1992). I n d u s t r - i K e c i l dan K e r a j i n a n Rurnah Tangga d i K a b u p ~ t e n 50 K a t a A n a l i s i s Fungsi Keun tungan dan Dampaknya dalam Pembangunan Mi l a yah. T e s i s S - 2 . KPK IPB Bogor - U N A N D Padang : Padang . Arsyad, Lincolin. ( 1 9 9 2 ) Ekonomi Manajerial: Hikro Terapan Untuk Mana j'emen Bisnis. Yogyakarta. Ekonomi BPFE : Damiri. Johannis. ( 1 9 9 2 ) . Hacam-flacam Perencanaan dan Aspek Kuantitatif Ekonomi Perencanaan. Bahan penataran. FE.UMA : Medan. Husnan. Suad. ( 1 9 8 5 ) . Pembelanjaan Perusahaan (Dasar0asar.Manaj'emen Keuangan). Liberty: Yogyakarta. Indrio. ( 1 9 8 0 ) . flanajemen Keuangan. BPFE : Yogyakarta Jamin, Zulkarnain. ( 1 9 9 3 ) . Perencanaan Proyek. LPFE-UI : Jakarta. Kadaria. ( 1 9 7 8 ) . Evaluasi Proyek. 6Pfe Pudjosumarto, Muliadi. Liberty: Yogyakarta. (19851 . 6 dan Yogyakarta. Evaluasi Simamora, T . ( 1 9 8 7 ) . T e a r i Ekonomi Makro.. Jakarta. Siman juntak, Proyek. Payaman. (1985) . Prayek. Bina Alumni Pengantar PT. Gramedia : Jakarta. Analisa Evaluasi : i - - i I I .-.--..---.------.----.--- c e" " ' U~U "~U U Ic ~ - f ~ ~ - f ~ .... a : ! Ii I . 8 - U I 4 N ,.an.. 0 Y U - h , ~ Q - 3 o U U I - I . L . L & L L & : , . L L LI: 0 0 4 0 0 0 0 U C . . . I I - ? ~ . ~ ? f h ) . : .... , .. : -----....--..-: ........... : .... : 3 : .z z z s L 2 z z ~ z E % : I a " . , ; u n 1 i iu e 1 - 2 ., e O I I , ".- : I; 8 ikj I -B P II . I1 U . , I I 1 N I .I. 1 * I I - - 1 I I . 0 0 h 0 0 0 0 U ~ U I I --- -",- .--- -- -- -- -- -- -- -- -- - .- ' C + " , r WU ~ e - r e . U ;4 4 . - .-a U * Q I" O i r o a . * O * U 0 . 7 . 0 * - an.?, ~ O 3 20 u TI ? : I U a .. a Y V * r.. -. n2 -wY - w w 'J ! . , !a rJ .... 4-'"N t? U I., ? f L'P a & m u LII P) m -.a cc-* w . . . . . .- .. .. .- . - * a~ Z D W nwmm,U . .aTJVU w ----Nu Y UU-OU C U " - m - . - D m U L I I O I U r - I J ~ ~ O :';'" -,. O O ' 4 O OV - '"- * P y r $.. d O - , " , - I "2 1 ' C, O -U O -1 L , I.. O ~ * Uf ~ u Q Ln ~ V N I --.- i ---..:: ; -u g i! i 1..I, .--. I I - : I I ...'-. - .. . - I !: FEZ =r ,I :z-::gzz ,, - , ,, n... .... x :eYz , , I - - , , 5 - * rr"0 I I, -- -- 8 6, ,- -. I, 0, n I I i! ---- i - - - - 1 % 1 ~ ~ m w a w = UDVU "I D"?"?UU C U - - U N d - ~ h, I, I m a w4 I, "8 LLbbL';o&.Lh. ' C " ",Ln L" y p p p ~ ' I ) S 888988ZZZ 0 0 o 0 C c . c . 0 0 0 -- m C ,I 0, I 4 'A, I, iz. .c. z. -- -- ::; -=Fzz L" -. I . - h b, ~ ~ I i ?- i 2 2 i i IE -.. :: ! -- -- : ---I I I I I 1 - 1 l a I 1, I , , I Y -- - 8 II I 8 8 - 9 l L I, F n : -?-- -- :: I I 4 , 4 *I I 0 I8 th II :: 0 *I j,,,,I sizs i "--i " i-, - , - I I I I I8 I I0 :: ii I I, I. , I - , " . . , - I , ,-,-..,u,, C"".' /Ir;-:i 0 ;; 88 :: 1-15' ;: " ..... I - . , " , I. 8 0. i -- : 4 - - - I - - jejz i,! I - I I t * .I :: iWiEi ! , = i s ! ii :: : a - e r n I I, U I I LII 8 , iE!-"-l!"ii i - i - - : :: i a I II I I* ~ i I --:n i --.-., '* I ' " I I I I I I , ..- , I 1 I Y I I - , ,, ." , CU l l r.. I 8 1 L r . 1 I I I -- ;* I I I I : -- : I I > 8 1 , I I 1 I 1 ". .- - ill- u "7 ? 'cl p; L Q "4V . .- l I . 4 1 . . U . I I 1 T I a = , 8 I ..- ,, I 'O I I I ,e -m- ,, I I C , " I 1 l I a I - 1 LI l i": ,YJ.i I . I n, , jE i I<! , 8 t I I -4 1 *w 6 U. I I I ., - - , 1 I 'm ',I I I I 8 , I I 8 I 8 1 I -- , , .. I I I I 8 , a , i, k. ! I 8 . Z . I I " I . . , , I I I I , I :; . . . I .a I : :- ! I "' : I Y , - I L.. ! !