OPTIMASI TRANSFORMASI GENETIKA MELALUI AGROBACTERIUM PADA TANAMAN PADI [ OPTIMIZATION OF AGROBACTERIUM-MEDIATED GENETIC TRANSFORMATION IN RICE ] Oleh Muhammad Hazmi1), Netty Ermawati2), dan Bambang Sugiharto3) 1) Laboratorium Kultur Jaringan, Fakultas Pertanian UM Jember 2) Laboratorium Biosain, Politeknik Jember 3) Laboratorium Biologi Molekul, Laboratorium Biologi Dasar, FMIPA Universitas Jember Penulis korespondensi. Email : [email protected] ABSTRAK Keberhasilan transformasi genetika pada tanaman padi sangat dipengaruhi oleh karakternya yang bersifat recalsitrant, terutama padi jenis indica yang banyak ditanam oleh petani di Indonesia. Oleh karena itu, optimasi metode selalu diperlukan sebelum melakukan transformasi genetika pada tanaman padi. Transformasi gen GUS sering digunakan sebagai sarana optimasi metode transformasi sebelum melakukan overekspresi gen yang sesungguhnya. Penelitian ini bertujuan untuk memastikan bahwa komponen transformasi gen melalui Agrobacterium tumefaciens dapat bekerja secara efektif pada tanaman padi. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biosain Politeknik Jember dari bulan Maret sampai dengan Desember 2013. Konstruk gen GUS diperoleh dari Laboratorium Biologi Molekuler Universitas Jember. Padi yang digunakan adalah varietas Inpari 20 dari BPTP Malang dan CV Dongjin dari Korea Selatan sebanyak 20 biji dari setiap verietas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa transformasi gen GUS melalui Agrobacterium tumefaciens berhasil menginfeksi eksplan. Eksplan yang diinfeksi tumbuh pada media seleksi antibiotik higromisin sampai umur 65 hari setelah infeksi. Hasil uji GUS menunjukkan bahwa gen GUS tidak terekspresi pada tanaman Padi. Hal ini menunjukkan bahwa ada kemungkinan DNA promoter dan plasmit pCAMBIA tidak kompatibel pada tanaman padi. Agrobacterium tumefaciens dapat digunakan untuk transformasi genetika pada tanaman padi, tetapi perlu DNA promoter dan plasmit yang kompatibel. Kata kunci: Optimasi, transformasi, gen GUS, Agrobacterium tumefaciens, dan padi. ABSTRACT Genetic transformation in rice is strongly influenced by recalsitrant character, especially indica rice is widely planted by Indonesian farmers. Therefore, the optimization of genetic transformation always required before transforming gene in rice. GUS gene transformation is often used as a optimization of transformation before performing actual gene. This study aims to ensure that the components of Agrobacterium-mediated transformation can work effectively in rice. The experiment was conducted at the Biosain Laboratory of the Jember Polytechnic from March to December 2013. GUS gene construct was obtained from the Molecular Biology Laboratory of Jember University. Rice varieties used are Inpari 20 of BPTP Malang and CV Dongjin of South Korea as much as 20 seeds from each. The results showed that the GUS gene transformation is implemented successfully infect explants. Infected explants can grow on the antibiotic hygromycin selection media until 65 days after infection. The GUS assay showed that GUS gene is not expressed in rice. This suggests that there is a possibility of promoter DNA and plasmit pCAMBIA not compatible on rice. Agrobacterium tumefaciens can be used for genetic transformation in rice, but need the compatibility of DNA promoter and plasmit. Keywords : Optimization , transformation , GUS gene , Agrobacterium tumefaciens, and rice . PENDAHULUAN Peningkatan produksi padi dapat dilakukan dengan memperluas area tanam dan meningkatkan produktivitasnya. Upaya peningkatan produktivitas padi sudah banyak dilakukan melalui pemuliaan tanaman dengan persilangan. Transformasi genetika dengan menyisipkan gen yang berhubungan dengan peningkatan kinerja biosintesis pati (starch) dan atau Agritrop Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian sukrosa merupakan alternatif cara meningkatkan produktivitas padi yang perlu dipelajari secara intensif. Kinerja jaringan fotosintetik tanaman Padi dalam biosintesis pati sangat mungkin dapat ditingkatkan dengan menyisipkan gen tertentu, seperti gen sucrose-phosphate synthase (SPS). Sucrosephosphate synthase adalah enzima yang menjadi katalisator pembentukan sukrosa pada tanaman. Sugiharto dkk. (1997) berhasil mengisolasi gen (cDNA) sucrose-phosphate synthase (SPS) dari 1 jaringan fotosintetik tanaman tebu (SoSPS1). Penyisipan gen SoSPS1 dapat meningkatkan sistesis sukrosa pada tanam tebu, tomat, dan tembakau. Keberhasilan penyisipan gen SoSPS1 pada tanaman Padi sangat dipengaruhi oleh karakternya yang bersifat recalsitrant, terutama padi jenis indica yang banyak ditanam oleh petani di Indonesia. Padi jenis indica sulit diregenerasikan secara kultur jaringan, sehingga tingkat efisiensi transformasi genetikanya selalu lebih rendah dibandingkan dengan padi jenis javanica atau japonica (Sahoo dkk., 2011). Efisiensi transformasi Padi IRAT 112 (indica) lebih rendah dibandingkan Rojolele (javanica) (Mulyaningsih dkk., 2009). Oleh karena itu, optimasi metode transformasi selalu diperlukan sebelum melakukan transformasi genetika pada tanaman Padi (Hazmi dkk., 2011). Transformasi gen GUS sering digunakan sebagai sarana optimasi metode transformasi sebelum melakukan overekspresi gen yang sesungguhnya. METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian Transformasi gen GUS dan analisis molekuler dilaksanakan di Laboratorium Biosain Politeknik Negeri Jember. Konstruk plasmid dan kalibrasinya dilaksanakan di Laboratorium Biologi Molekuler Laboratorium Biologi Dasar Fakultas Matematika Ilmu Pasti Alam Universitas Jember. Penelitian kalibrasi metode transformasi genetika melalui Agrobacterium tumefaciens dan analisisnya ini dilaksanakan mulai bulan Maret sampai dengan Desember 2013. Alat dan Bahan yang Digunakan Peralatan yang digunakan adalah alat-alat standar untuk Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman dan Biologi Molekuler. Bahan yang digunakan adalah bahan standar untuk kultur jaringan tanaman dan transformasi genetika. Benih padi yang digunakan adalah varietas INPARI 20 dari BPTP Malang dan CV Dongjin dari Korea Selatan. Pelaksanaan Penelitian Persiapan eksplan Persiapan dimulai dari pengadaan benih padi dan pembuatan medium kultur untuk transformasi gen GUS. Eksplan yang digunakan adalah biji padi yang dikecambahkan. Pengecambahan dilakukan dengan menginkubasi biji padi steril pada medium kultul in vitro. Benih yang berkecambah saja (kelihatan radikulanya) yang digunakan sebagai eksplan. Persiapan Agrobacterium tumefaciens Satu koloni dari Agrobacterium tumefaciens strain GV3101::pCAMBIA (koleksi Laboratorium Biologi Molekuer Biologi Dasar FMIPA UNEJ) yang mengandung konstruk gen GUS ditumbuhkan pada 5 ml media yeast extract dan peptone (YEP) cair (Sambrook dkk., 1989) yang mengandung 50 ppm 2 Agritrop Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian kanamisin. Kultur Agrobacterium tumefaciens sebagai starter diinkubasi sekitar 12 jam yang diletakkan di dalam shaker inkubator dengan kecepatan putaran 85 rpm pada suhu 28oC. Kultur starter Agrobacterium tumefaciens sebanyak 1 ml dikultur kembali di dalam media YEP cair 50 ml dan inkubasi di dalam shaker dengan kecepatan putaran 85 rpm pada suhu 28oC sekitar 6 jam. Kultur Agrobacterium tumefaciens dipanen, terlebih dahulu diukur kerapatan optik bakterinya dengan alat spektrofotometer, dituang ke dalam tube 50 ml, kemudian disentrifuse dengan kecepatan 5.000 rpm selama 10 menit pada suhu 4oC. Larutan media YEP dibuang dan pelet dilarutkan ke dalam media MS cair ditambah 100 ppm asetosiringon. Tra n sfo r ma si G en GU S da n GU S A ssa y Transformasi dilakukan dengan menggunakan Agrobacterium tumefaciens strain GV3101::pCAMBIA memuat gen GUS yang dikendalikan oleh DNA promoter CaMV35S (Toyobo, Inc.). Konstruk T-DNA gen GUS dari plasmit pCAMBIA disajikan pada Gambar 1. Infeksi dilakukan terhadap 20 eksplan per varietas Padi dan GUS assay dilakukan terhadap 2 eksplan yang diinfeksi yang diambil secara acak. Analisis GUS mengikuti prosedur histochemical oleh Jefferson dkk. (1987) dengan beberapa perubahan. Sampel dicuci satu kali dengan 0.1 M potassium phosphate buffer (pH 7.0), kemudian diinkubasi dengan buffer yang berisi 2 % methanol, 0.3% Triton X-100, 0.5 mM potassium ferricyanide, 0.5 mM potassium ferrocyanide dan 0.5 mg ml-1 5-bromo-4-chloro-3indolyl-β-D-glucoronide pada suhu 37oC satu malam. Gambar 1. Konstruk T-DNA gen GUS dari palsmid pCAMBIA. Inokulasi dan kokultivasi Eksplan diinokulasi dengan perendaman ke dalam media MS cair yang mengandung Agrobacterium tumefaciens strain GV3101::pCAMBIA selama 15 menit sambil digoyang perlahan dengan kerapatan optik bakteri 1 (OD600=1). Eksplan yang telah diinfeksi disaring dan dicuci dengan MS cair, lalu dikering anginkan di dalam Laminar Air Flow Cabinet (LAFC), dikultur pada media MS padat dengan 100 ppm asetosiringon dan dikokultivasi di dalam gelap selama 3 sampai dengan 4 hari pada suhu 28oC. Skrining putatif eksplan transforman Eksplan hasil kokultivasi dicuci 3 kali dengan media MS cair yang mengandung 500 ppm sefotaksim, dikering anginkan di dalam LAFC. Eksplan dikultur pada media MS padat yang mengandung 500 ppm sefotaksim dalam ruang gelap selama satu minggu untuk mengeliminasi Agrobacterium tumefaciens. Setelah satu minggu dipindah lagi dalam media MS ditambah 100 ppm higromisin, dan 500 ppm sefotaksim untuk seleksi antibiotika, kemudian diinkubasi dalam ruang gelap selama 21 hari. Regenerasi eksplan menjadi planlet Eksplan putatif transforman diregenerasikan pada media MS padat yang mengandung 2 mg/l IAA, antibiotik hgromisin dan sefotaksim dengan konsentrasi yang sama dengan pada media seleksi. Kultur selama 2 sampai 4 minggu dengan penyinaran 24 jam (intensitas 2000 lux). Tunas yang tumbuh diduga transgenik disubkultur lagi sampai terbentuk akar. Analisis PCR Analisis PCR dilaksanakan sebanyak 30 siklus, pada 98oC selama 10 detik, 55oC selama 30 detik, 72oC selama 1 menit, diikuti dengan 5 menit terakhir untuk extension terakhir pada suhu 72oC. Amplikasi DNA dianalis dengan menggunakan 1% agarose gel electrophoresis dan photographed. DNA yang teramplifikasi dengan PCR dielektroforesis dalam agarose 1%. Cheking PCR Kit (intron) dilaksanakan dengan formulasi: DNA Plasmid (pActin dan pCAMBIA : 2 l 2 x PCR Reactions : 10 l ddH2O : 8 l 20 l PCR Program: Intron, Anneling 58C, 10 mnt. Primer utk pActin: (Hpt II), Hygromycin Primer untuk pCambia Apabila terlihat ada band DNA dengan ukuran sesuai dengan primer yang digunakan (Hpt II), maka gen GUS berada di dalam konstruk, sehingga dapat digunakan untuk transformasi. Gambar 2. Hasil Kultur Agrobacterium tumefaciens strain GV3101::pCAMBIA . Gambar 3. Hasil konfirmasi PCR terhadap gen GUS dalam konstruk pCAMBIA. Eksplan Transformasi Gen GUS Hasil inkubasi benih Padi varietas Inpari 20 koleksi BPTP Malang dan CV Dongjin menunjukkah bahwa benih padi dari kedua varietas ini dapat berkecambah (Gambar 4). Radikula dari biji padi Inpari 20 terlihat lebih dominan pertumbuhannya. Kalus juga terbentu pada sebagian besar biji padi. Hal ini menunjukan bahwa benih padi dari kedua varietas dapat digunakan sebagai eksplan transformasi gen GUS. HASIL DAN PEMBAHASAN Kultur Agrobacterium tumefaciens GV3101::pCAMBIA Hasil kultur bakteri menunjukkan bahwa Agrobacterium tumefaciens strain GV3101::pCAMBIA dapat tumbuh dengan baik. Hal ini menunjukan bahwa Agrobacterium tumefaciens strain GV3101::pCAMBIA dapat melakukan aktivitas biologisnya (Gambar 2). Hasil konfirmasi PCR terhadap keberadaan gen GUS dalam konstruk pCAMBIA menunjukkan bahwa gen GUS masih berada di dalam konstruk (Gambar 3). 3 Agritrop Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Gambar 4. Eksplan transformasi gen GUS. GUS assay Hasil Uji GUS terhadap 2 eksplan yang dinfeksi dari setiap varietas padi yang diambil secara acak, belum menunjukkan adanya spot biru sebagai indikasi bahwa gen GUS terekspresi (Gambar 5). Hal ini kemungkinan terjadi karena kurangnya kompatibilitas plasmid yang digunakan (pCAMBIA) terhadap padi sebagai tanaman monokotil yang bersifat recalsitrant, sehingga ekspresi gen GUS tidak stabil. Kondisi optimum yang dapat menjaga kestabilan ekspresi gen merupakan hal tersulit untuk diperoleh dalam transformasi genetika melalui Agrobacterium tumefaciens (Ombori dkk., 2013). Hal ini terlihat bahwa sisa eksplan yang dikultur pada media MS dapat tumbuh baik bahkan mampu bertahan pada seleksi antibiotik. Transformasi genetika berikutnya perlu memperhatikan penggunaan plasmid lain yang diketahui memiliki kemungkinan kompatibilitasnya terhadap tanaman Padi lebih baik. Gambar 7. Pertumbuhan padi sebagai tanaman kontrol pada media MS tanpa antibiotik pada umur 65 HSI. KESIMPULAN Gambar 5. Hasil uji GUS terhadap planlet padi hadil transformasi gen GUS (Tidak terlihat spot biru). Kultur Planlet Hasil Transformasi Genetika Hasil kultur in vitro menunjukkan bahwa eksplan yang sudah diinfeksi dapat tumbuh pada media seleksi antibiotik higromisin (Gambar 6) meskipun pertumbuhannya tidak sebagus tanaman kontrol (Gambar 7). Hal ini menunjukkan bahwa konstruk gen GUS kemungkinan besar berhasil ditransformsi oleh T-DNA Agrobacterium tumefaciens kedalam sel eksplan, tetapi tidak terekspresi secara sempurna. Hal ini kemungkinan besar menyebabkan hasil uji GUS tidak dapat menunjukkan spot biru. Apabila konstruk gen GUS tidak berhasil ditransformasi, maka eksplan yang diinfeksi tidak akan dapat tumbuh pada media yang mengandung antibiotik higromisin sampai berumur 45 hari setelah infeksi (HSI). Gambar 6. Pertumbuhan planlet pada media seleksi antibiotik pada umur 65 HSI. 4 Agritrop Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Hasil penelitian menunjukkan bahwa transformasi gen GUS melalui Agrobacterium tumefaciens yang dilaksanakan berhasil menginfeksi eksplan. Eksplan yang diinfeksi dapat tumbuh pada media seleksi antibiotik higromisin sampai umur 65 hari setelah infeksi. Hasil uji GUS menunjukkan bahwa plasmid DNA promoter yang terdapat dalam konstruk plasmid pCAMBIA belum mampu mengekspresikan gen GUS secara stabil pada jaringan tanaman padi. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh DNA promoter dan plasmid yang digunakan belum kompatibel dengan tanaman padi. Perlu melakukan transformasi gen GUS kembali dengan beberapa perbaikan agar penggunaan metode transformasi genetika melalui Agrobacterium tumefaciens lebih akurat. UCAPAN TERIMA KASIH Peneliti menyampaikan terima kasih kepada: Dit Litabmas Dirjen Dikti Depdikbud RI yang telah membiayai penelitian ini, Kopertis Wilayah VII Surabaya, LPPM UM Jember, Lab Biosain Politeknik Jember, Lab Biologi Molekuler Biologi Dasar FMIPA UNEJ, Lab Kultur Jaringan FP UM Jember, Reviewer, peserta seminar hasil penelitian, dan semua pihak yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Hazmi M., Iskandar, dan B. Sugiharto, 2011. Transformasi gena sucrose-phosphate synthase tebu melalui Agrobacterium tumefaciens pada tanaman padi (Oryza sativa L.). Agritech 13 (1): 15-26. Jefferson, R.A. 1987. Assaying chimeric genes in plants: The gus gene fusion system. Plant Mol. Biol. Rep. 5: 287-405. Mulyaningsih E.S., R. Hermawan, I. H. SlametLoedin. 2009. Genetic Transformation of Transcription Factor (35S-oshox4) Gene into Rice Genome and Transformant Analysis of hpt Geneby PCR and Hygromycin Resistance Test. Biodiversitas 10 (2): 63-69. 5 Agritrop Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Ombori O., J.V.O. Muoma, and J. Machuka. 2013. Agrobacterium-mediated genetic transformation of selected tropical inbred and hybrid maize (Zea mays L.) lines. Plant Cell Tiss Organ Cult 113:11–23. Sahoo K.K., A.K. Tripathi, A. Pareek, S.K. Sopory, and S.L. Singla-Pareek. 2011. An improved protocol for efficient transformation and regeneration of diverse indica rice cultivars. Plant Methods 7:49. Sambrook J., E.F. Fritsh, and T. Maniatis, 1969. Moleculer Cloning a laboratory Manual. Cold Spring Harbor Laboratory Press. America. Sugiharto B., Sakakibara H., Sumadi, and Sugiyama T., 1997. Differential expression of two genes for sucrose phosphate synthase in sugar cane: Molecular cloning of the cDNAs and comparative analysis of gene expression. Plant Cell Physiol. 38:961-965.