54 PENGARUH TAYANGAN IKLAN BCA FLAZZ TERHADAP

advertisement
PENGARUH TAYANGAN IKLAN BCA FLAZZ TERHADAP
MINAT MENGGUNAKAN BCA FLAZZ
Retno Widyaningrum
Tekonologi Pendidikan, Universitas Negeri Jakarta
Abstrak
The purpose of this study was to determine the effect of television advertising
impressions BCA Flazz against the interest of using the purpose of this study is to see how
much influence advertising impressions BCA Flazz against interest using BCA card Flazz in
Complex Gardens Citrus Indah, West Jakarta.
The theoretical framework used in the study of the theory of organism response to
stimuli, the model hierarchy of effects, innovation diffusion theory and the theory of the nature of
ad impressions as the cornerstone differences influence of interest using each individual in
seeing something interesting for him.
This is a descriptive quantitative research, which is aimed memamparkan circumstances
or events, and the data obtained from the population which is Citizens Complex Gardens Citrus
Indah Jakarta west sejumalah 73 respondents, sampling using random sampling that is part of
probability sampling.
Based on this research, the influence of ad impressions BCA Flazz against the interest of using
BCA Flazz respondents Citizens Complex Gardens Citrus Beautiful western Jakarta is strong.
Key words: Television advertising, BCA Flazz, interest in using.
1.
Pendahuluan
kamis, pukul 21.30 - 22.00 WIB di Metro TV.
Tayangan iklan BCA Flazz pada tanggal 14
Februari 2009 ini yang berdurasi 17 detik yang
ditayangkan di Metro TV,RCTI dan TRANS TV
pada hari dan jam yang sama dengan
tayangan iklan Welcome to BCA. Iklan ini
yang membahas tajuk tentang inovasi terbaru
bentuk baru uang anda, dengan menampilkan
audio visual uang kartal koin yang
dikumpulkan kedalam sebuah dompet dan
kreatif visual iklan merubah menjadi sebuah
kartu BCA Flazz guna mempermudah
transaksi daily di public service, layanan parkir
dan akses untuk jalan tol serta dapat menarik
masyarakat untuk menggunakan kartu BCA
Flazz.
Bergesernya
tren
masyarakat
menjadikan bank sebagai tempat untuk
pembayaran seperti kartu kredit, telepon,
listrik, asuransi sampai pembayaran sekolah.
Munculnya perusahaan perusahaan syariah
juga membuat bank – bank membuat layanan
1.1 Latar Belakang Masalah
Kartu Flazz BCA merupakan alat
pembayaran multifungsi tercepat pertama di
Indonesia untuk kenyamanan bertransaksi
Anda. Menggunakan teknologi chip dan RFID
(Radio Frequency Identification), Kartu Flazz
pantas untuk disebut sebagai kartu prabayar
multifungsi dengan teknologi terkini, otorisasi
transaksi pembayaran dilakukan langsung di
chip di Kartu Flazz itu sendiri. Pengisian ulang
saldo (top up) pun mudah, cukup membawa
Kartu Paspor ke ATM Non-tunai BCA serta
merchant-merchant berlogo Flazz Isi Ulang
dan stand penjualan Flazz di mall terkemuka.
Minimum top up Rp 100.000, dan maksimum
saldo yang dapat tersimpan di kartu
maksimum Rp 1 juta.
Dalam tayangan iklan Bank BCA
“Welcome to BCA” terdapat 50 episode pada
tahun 2007 yang Ditayangkan setiap hari
54
bank syariah. Tetapi ada 1 layanan terbaru
yang mulai menjadi trend di industri
perbankan yaitu BCA Flazz dan Mandiri
Prabayar.
Kartu Flazz ini merupakan cara cepat
dan praktis untuk melakukan transaksi bagi
nasabah yang telah atau akan menggunakan
kartu BCA Flazz. Apakah dengan pendekatan
seperti itu maka image kartu BCA Flazz akan
menjadi lebih kuat sebagai kartu prabayar
yang memiliki daya tarik terbaik untuk
nasabah. Lalu apakah iklan dapat menjadi
media pembelajaran baru yang dapat
membentuk kebiasaan individu maupun
kelompok terutama pada remaja dan dewasa.
Bank BCA mengklaim BCA Flazz sebagai alat
pembayaran tercepat yang ada di Indonesia.
Tidak mau ketinggalan kompetitor BCA Flazz
yang berasal dari Bank Mandiri yaitu Mandiri
Prabayar.
d. Substitusi dalam hubungan sosial
e. Membantu melegakan emosi
f. Sarana pelarian dari ketegangan dan
keterasingan
g. Sebagai bagian dari kehidupan rutin atau
ritualisasi
2.1.2 Efek Komunikasi Massa
Pada umumnya setiap penelitian
mengenai komunikasi massa selalu di
dasarkan pada asumsi bahwa media massa
memiliki efek, akan tetapi masih terdapat
ketidakpastian dalam menilai tingkat dan jenis
efek yang ferjadi akibat suatu informasi,
namun Carl I Hovland dan Deffleur secara
terpisah menyebutkan bahwa efek atau
dampak yang ditimbulkan oleh komunikasi
massa dapat dilihat dari perubahan yang
terjadi pada dini khalayak umumnya yang
dibedakan dalam:
a. Efek
kognitif
(berhubungan
dengan
pengetahuan dan opini) yaitu perubahan
pada apa yang diketahui, dipahami, atau
dipercaya oleh khalayaknya. Dampak ini
berkaitan dengan transmisi pengetahuan,
keterampilan, kepercayaan atau informasi.
b. Efek efeksi (berhubungan dengan sikap
dan perasaan) yaitu perubahan apa yang
dirasakan,
disenangi
atau
dibenci
khalayak, dampak ini ada hubungannya
dengan emosi, sikap atau nilai.
c. Efek behavior (berhubungan dengan
perilaku). Dampak ini merujuk pada
perilaku nyata yang dapat diamati, yang
meliputi pola - pola tindakan, kegiatan atau
kebiasaan yang berlaku. Wiryanto, (2000:
39).
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah,
maka perumusan masalah dalam penelitian ini
sebagai berikut: “Seberapa Besar Pengaruh
Tayangan Iklan BCA Flazz Terhadap Minat
Menggunakan BCA Flazz di Komplek Kebun
Jeruk Indah Jakarta Barat?“
2.
Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Komunikasi Massa
Kemudian menurut Astrid S. Susanto,
2000: 18), dilihat dari sudut pandang sosiologi
menyatakan: "Komunikasi massa adalah
suatu kegiatan komunikasi yang ditujukan
kepada orang banyak yang tidak dikenal atau
bersifat anonim serta heterogen dalam latar
belakang sosial, ekonomi, budaya, dan
pendidikan.
Komunikasi
massa
dapat
menggunakan media massa dan juga tidak.
Fungsi komunikasi massa terhadap
individu menurut Samuel L.Becker yang
dikutip sasa Djuarsa Sendjaja (1999: 172),
adalah sebagai berikut:
a. Pengawasan atau pencarian informasi
b. Mengembangkan konsep diri
c. Fasilitasi dalam hubungan sosial
2.1.3 Komunikasi Audio Visual
Istilah Komunikasi atau dalam bahasa
Inggris Communication yang berasal dari kata
Latin Communicatio, dan bersumber dari kata
communis yang berarti sama maksudnya
adalah sama makna. Menurut Carl I Hovland:
”Ilmu Komunikasi adalah upaya yang
sistematis untuk merumuskan secara tegas
asas-asas penyampaian informasi serta
pembentukan pendapat dan sikap.” Onong
Uchjana Efendi, (1992: 10).
Komunikasi audio visual adalah proses
55
penyampaian pesan atau informasi dari
sumber kapada satu penerima atau lebih
dengan cara memvisualisasikan sekaligus
memperdengarkan isi pesan atau informasi
kepada penerima dengan melalui media yang
menunjangnya. Media yang menunjangnya itu
adalah media elektronik. Contohnya seperti
televisi, VCD player, DVD player, computer
dan lain-lainnya yang bisa digunakan untuk
memvisualisasikan
sekaligus
memperdengarkan isi pesan dan informasi
tersebut. Bentuk aplikasinya dari komunikasi
visual itu bisa berbentuk film yang bersifat
entertain maupun informatif dan iklan seperti
yang kita sering lihat di televisi.
pengalaman sebelumnya. Timbulnya niat
konsumen untuk melakukan pembelian
ulang sangat dipengaruhi oleh pengalaman
belajar individu dan pengalaman belajar
individu
dan
pengalaman
belajar
konsumen. hal ini dapat dipelajari dari
beberapa teori berikut ini:
 Teori stimulus respon. Berdasarkan
Teori stimulus respon dari B.F.Skinner,
dapat disimpulkan bahwa konsumen
akan merasa puas jika mendapatkan
produk, merek, dan layanan diperoleh
konsumen
dengan
tidak
menyenangkan,
akan menjadikan
konsumen merasa tidak puas.
 Teori kognitif. Berdasarkan teori
kognitif dari Heider & Festinger,
perilaku kebiasaan merupakan dari
akibat proses berpikir dan orientasi
dalam
mencapai
suatu
tujuan.
Berdasarkan
teori
ini
dapat
disimpulkan
bahwa
keputusan
konsumen sangat dipengaruhi oleh
memorinya terhadap sesuatu yang
terjadi pada masa lampau, masa
sekarang, dan masa yang akan
datang.
 Teori gestalt dan teori Iapangan.
Berdasarkan teori gestalt dan teori
lapangan, dapat disimpulkan bahwa
faktor lingkungan merupakan kekuatan
yang sangat berpengaruh pada niat
konsumen untuk mengadakan suatu
pembelian. Penggunaan objek secara
keseluruhan akan lebih baik daripada
hanya
bagian-bagiannya
saja.
Misalnya, melayani pembeli secara
"sempurna", dari awal konsumen
masuk pada suatu rumah makan
sampai pada saat ia meninggalkan
rumah
makan
tersebut,
akan
meninggalkan penilaian positif di mata
konsumen.
2.1.4 Periklanan
Menurut Frank Jefkins, (1982: 11). Iklan
adalah pesan yang menawarkan suatu produk
yang ditujukan kepada masyarakat lewat
suatu media. Namun demikian, untuk
membedakannya dengan pengumuman yang
biasa, iklan lebih diarahkan untuk membujuk
orang supaya membeli.
2.1.4 Minat
Rossiter and Percy (1998: 126)
mengemukakan bahwa minat beli merupakan
instruksi diri konsumen untuk melakukan
pembelian atas suatu produk, melakukan
perencanaan, mengambil tindakan-tindakan
yang
relevan
seperti
mengusulkan
(pemrakarsa),
merekomendasikan
(influencer), memilih, dan akhirnya mengambil
keputusan untuk melakukan pembelian.
A. Anwar Prabu Mangkunegara, (1998:
42-51) mengatakan, minat beli pada dasarnya
merupakan suatu pembelian secara subyektif
dalam diri setaip individu terhadap hal-hal
yang berhubungan secara langsung dengan
transaksi ekonomi. Menurut Mangkunegara,
ada
beberapa
faktor
utama
yang
mempengaruhi minat seseorang untuk
melakukan pembelian, yaitu:
a. Faktor psikologis. Meliputi pengalaman
belajar individu tentang kejadian di masa
lalu, serta pengaruh sikap dan keyakinan
individu.
Pengalaman belajar
dapat
didefinisikan sebagai suatu perilaku akibat
b. Faktor pribadi. Kepribadian konsumen
akan mempengaruhi persepsi dan
pengambilan
keputusan
dalam
membeli. Oleh karena itu, peranan
pramuniaga toko penting dalam
memberikan pelayanan yang baik
kepada konsumen. Faktor pribadi ini
56
termasuk dalam konsep diri. Konsep
diri dapat didefinisikan sebagai cara
kita melihat diri sendiri dan dalam
waktu tertentu sebagai gambaran
tentang upah yang kita pikirkan. Dalam
hubungan
dengan
repurchase
intention, produsen perlu menciptakan
situasi yang sesuai dengan yang
diharapkan oleh konsumen.
2.2 Kerangka Teori
2.2.1
Teori S-O-R
Teori S-O-R merupakan teori paling
mendasar dan berasal dari disiplin ilmu
psikologi.
S-O-R sendiri merupakan singkatan dari
Stimulus-Organism-Respon.Objek
material
dari ilmu psikologi dan komunikasi memiliki
kesamaan yakni memfokuskan diri pada
"Manusia" dan jiwanya yang mengandung
komponen-komponen yaitu sikap, opini,
perilaku, kognisi, afeksi, dan konasi.
c. Faktor social. Mencakup faktor kelompok
anutan (small reference group). Kelompok
anutan
didefinisikan
sebagai
suatu
kelompok orang yang mempengaruhi
sikap, pendapat, norma, dan perilaku
konsumen.
Kelompok
anutan
ini
merupakan kumpulan keluarga, kelompok
atau orang tertentu. Kotler mengatakan
bahwa "anggota keluarga merupakan
kelompok acuan primer yang paling
berpengaruh. Pengaruh kelompok anutan
terhadap repurchase intention antara lain
dalam menentukan produk dan merek yang
mereka gunakan yang sesuai dengan
aspirasi kelompoknya.”
Unsur-unsur dalam teori ini adalah:
Respon atau reaksi, perilaku yang
ditunjukan oleh individu yang dapat
diamati oleh orang lain.
O : Organisme, individu dengan segala
atributnya yang membawa ia untuk
membuat suatu situasi tertentu.
S : Stimuli, dan faktor lingkungan yang
berada di sekitar individu
yang
menciptakan situasi. Sendjaja, Sasa
Djuarsa, (2002: 515).
R :
2.1.5 Konsep Kreatif Iklan
2.2.2
Konsep kreatif iklan dikatakan sebagai
proses reka bentuk pesan yang meliputi
kegiatan mempertalikan unsur-unsur iklan ke
dalam suatu keseluruhan, dimana tiap-tiap
unsur diolah dan kemudian dipersatukan
merupakan kunci dari suatu proses kreatif
iklan. Dendi Sudiana, (1986: 34).
Konsep kreatif iklan terdiri dari:
a. Alur cerita, jalan cerita dalam iklan
tersebut.
b. Setting,
tempat
atau
lokasi
yang
digambarkan dalam suasana cerita iklan
tersebut.
c. Tokoh, aktor yang terlibat dalam visualisasi
cerita iklan tersebut.
d. Isi pesan, ide atau gagasan yang hendak
disampaikan dalam iklan tersebut.
e. Musik, lagu, irama, atau bunyi-bunyian
yang terdapat dalam iklan tersebut.
f. Kata kunci atau slogan (magic word). Kata
kunci ini berguna agar khalayak dapat
mengingat
dengan
kata-kata
yang
mengkarakterkan iklan tersebut.
Teori Difusi Inovasi
Everet
M
Rogers
(2000:
128)
mengatakan, merumuskan kembali teori ini
dengan memberikan asumsi bahwa sedikitnya
ada 5 tahap dalam suatu proses difusi inovasi
yaitu:
a. Pengetahuan, yaitu kesadaran individu
akan adanya inovasi dan adanya
pemahaman tertentu tentang bagaimana
inovasi tersebut berfungsi.
b. Persuasi, yaitu individu membentuk
memiliki sifat yang menyetujui atau tidak
menyetujui inovasi tersebut.
c. Keputusan, yaitu individu terlibat dalam
aktivitas yang membawa pada suatu
pilihan untuk mengadopsi (menggunakan)
inovasi tersebut atau menyikapi inovasi itu.
d. Pelaksanaan, yaitu individu melaksanakan
keputusan itu sesuai dengan pilihannya,
misalnya kalau menyukai sebuah produk
e. merek, maka individu tersebut akan
membelinya, begitu juga sebaliknya.
57
f. Konfirmasi, yaitu individu akan mencari
pendapat yang menguatkan keputusan
yang telah diambilnya, namun dia dapat
berubah dari keputusan yang telah
diambilnya, jika pesan-pesan mengenai
inovasi yang diterimanya berlawanan satu
dengan lainnya.
dengan selang kepercayaan 90% dari presisi
10%
3.4 Skala Pengukuran Data
Skala pengukuran data yang digunakan
adalah Skala Likert. Skala Likert digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang fenomena sosial. Dalam penelitian
fenomena sosial ini telah ditetapkan secara
spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut
sebagai variabel penelitian.
Jawaban setiap item instrumen yang
menggunakan skala Likert mempunyai
gradasi dari positif sampai sangat negatif,
yang dapat berupa kata-kata antara lain dan
diberi skor:
- Sangat setuju/selalu
5
- Setuju/sering
4
- Ragu-ragu/kadang-kadang
3
- Tidak setuju/hampir tidak pernah
2
- Sangat tidak setuju/tidak pernah
1
3. Metodologi Penelitian
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode
eksplanatif, metode eksplanatif bertujuan
untuk menjelaskan kausal antara variabel satu
dengan variabel yang lain melalui hipotesis
dan merupakan penelitian survey yaitu
mengambil sampel dari suatu populasi dan
menggunakan kuesioner untuk, mengkumpulkan data pokok.
3.2
Populasi Penelitian
Dalam penelitian ini populasinya adalah
orang yang berumur 25 - 35 tahun dan
merupakan daftar masyarakat dalam melihat
tayangan iklan BCA Flazz di Komplek Kebun
Jeruk Indah RT 008 RW 007 sebanyak 73
orang dari 273 orang yang ada.
3.4 Analisis Data
Hasil data yang telah dianalisis lalu
kemudian diuji hubungan antar variabel
dengan rumus
Pearson Product Moment.
Sedangkan
untuk
menghitung
dan
menganalisa pengaruh, digunakan Koefesien
Regresi Linier sederhana dengan rumus:
3.3
Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang akan
digunakan didalam penelitian ini adalah
simple random sampling yaitu probability
sampling. Teknik penarikan sampel ini
dilakukan dengan cara menuliskan semua
anggota populasi dalam secarik kertas, yang
kemudian akan diundi sampai memperoleh
jumlah yang dikehendaki.
Penentuan jumlah sampel dengan
menggunakan
rumus
Yamane
untuk
menentukan populasi kecil yang kurang dari
500 diantaranya.
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Dengan adanya iklan BCA Flazz di
televisi dapat memberi pengaruh pada minat
menggunakan BCA Flazz di Komplek Kebun
Jeruk Indah Jakarta Barat. Karena apabila
iklan tersebut memenuhi karakteristik iklan
yang
ada,
maka
tentu
saja
akan
menumbuhkan minat untuk mengunakan
terhadap produk yang diiklankan. Minat untuk
menggunakan BCA Flazz terhadap tayangan
iklan BCA Flazz di televisi dapat diukur dari
perhatian khalayak atau masyarakat terhadap
iklan BCA Flazz yang di tayangkan di televisi,
pengertian tentang iklan BCA Flazz di televisi,
Penentuan
jumlah
sample
untuk
penelitian ini menggunakan rumus Yamane
58
serta apakah produk tersebut dapat
mempengaruhi
masyarakat
untuk
menggunakan BCA Flazz dengan baik.
Indikator variabel pengaruh tayangan
iklan BCA Flazz (X) dan minat menggunakan
BCA Flazz (Y) tersebut telah terbukti empiris
di lapangan, hal ini juga didukung dari teoriteori yang dikaitkan dalam penelitian ini, yakni
Teori S-O-R (Stimulus-Organism-Respons)
yang mengatakan bahwa stimulus/pesan yang
disampaikan pada komunikan dapat diterima
atau ditolak. Komunikasi akan berlangsung
jika ada perhatian dari komunikan dan
kemudian diteruskan pada proses berikutnya
dimana komunikan akan menjadi mengerti
terhadap pesan yang disampaikan. Setelah
komunikan mengolahnya maka pada saat itu
terdapat kesediaan untuk merubah sikap atau
disebut juga respon.
Dalam penelitian ini ingin diketahui
seberapa
besar
minat
masyarakat
menggunakan BCA Flazz, terhadap produk
BCA Flazz yang ditampilkan melalui iklan BCA
Flazz di televisi. Karena itu isi pesan harus
menarik serta jelas dan informasi yang
disampaikan betul-betul sesuai dengan
kebutuhan agar efektif dan diterima oleh
responden.
Warga Komplek Kebun Jeruk Indah
Jakarta Barat yang diterpa oleh pesan yang
ada dalam iklan BCA Flazz di televisi,
memberi kemungkinan, melalui proses
pengalaman atau belajar secara melihat
langsung, dan pilihan pada salah satunya
sebagian ditentukan oleh karakteristik dari
iklan tersebut. Isi pesan yang disampaikan
dari iklan tersebut mempengaruhi respon yang
akan terjadi pada warga Komplek Kebun
Jeruk Indah Jakarta Barat, karena setiap
orang hanya akan mengingat suatu iklan yang
paling berkesan sesuai dengan kebutuhan
masing-masing individu. Apabila isi pesan dari
suatu iklan tidak dapat mewakili apa yang
diinginkan konsumen, maka iklan tersebut
tidak akan dipilih sebagai iklan yang
berkesan meskipun bersifat paralel. Dalam
penelitian ini, sikap yang diinginkan adalah
kesadaran warga Komplek Kebun Jeruk Indah
Jakarta Barat tehadap produk kartu BCA
Flazz.
Sedangkan peran model Hierarchy of
Effect adalah saat warga Komplek Kebun
Jeruk Indah menonton tayangan iklan BCA
Flazz di televisi, maka secara tidak langsung
akan terbentuk pola model Hierarchy of Effect
di benak mereka. Bila hal tersebut telah terjadi
maka diharapkan warga Komplek Kebun
Jeruk Indah Jakarta Barat menyadari
kehadiran suatu produk di pasaran.
Setelah
responden
menyadari
keberadaan produk, namun tidak mengetahui
lebih tentang informasi soal manfaat dan
kualitas produk, oleh sebab itu responden
akan mencari tahu tentang manfaat dan
kualitas produk. Jika responden sudah
mengetahui tentang produk, maka akan dilihat
bagaimana perasaan mereka jika tidak
menyukai produk. Setelah itu khalayak
mungkin menyukai produk, namun tidak akan
mengutamakannya
dari
produk
yang
digunakan sebelumnya, khalayak mungkin
lebih menyukai produk tertentu namun tidak
berniat untuk menggunakanya dan masih
mencari tahu informasi lebih, sebagian dari
khalayak mungkin sudah memiliki keputusan,
namun belum melakukan tindakan yang
disampaikan.
Mereka mungkin menunggu lebih
banyak
informasi
atau
berencana
menggunakan dan melakukan apa yang
disampaikan pada pesan iklan BCA Flazz di
televisi terhadap minat menggunakan BCA
Flazz sebesar 43.6 % sedangkan 56.4%
lainnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di
luar penelitian.
5. Kesimpulan dan Saran
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh
tayangan iklan BCA Flazz terhadap minat
menggunakan BCA Flazz yang dilakukan
peneliti, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
a. Tanggapan warga Komplek Kebun Jeruk
Indah Jakarta Barat terhadap tayangan
iklan BCA Flazz di televisi, di nilai baik
dalam mempengaruhi minat menggunakan
BCA Flazz bagi mereka. Hal ini dapat
dilihat dari nilai rata-rata mean sebesar
59
3.75 (baik) atau dapat dikatakan mayoritas
responden cenderung setuju terhadap
setiap pertanyaan yang di ajukan dalam
kuesioner.
b. Dengan minat menggunakan BCA Flazz
terhadap produk BCA Flazz dinilai baik, hal
ini dapat dilihat dari hasil uji lapangan yang
memperoleh temuan penelitian rata-rata
mean sebesar 4.09 (baik) atau dapat
dikatakan mayoritas responden cenderung
setuju terhadap setiap pertanyaan yang
diajukan dalam kuesioner.
Terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan antara tayangan iklan BCA Flazz
dengan minat menggunakan BCA Flazz di
Komplek Kebun Jeruk Indah Jakarta Barat,
dilihat dari tabel perolehan koifisien korelasi r
hitung sebesar 0.436 yang berada pada batas
lebih besar dari 0 (b = 0) artinya, arah
hubungan yang terjadi adalah positif, maka b
≠ 0 ditolak dan b = 0 diterima. Hal ini berarti
tayangan iklan BCA Flazz di televisi
berpengaruh terhadap minat menggunakan
BCA Flazz.
Allo
Anoraga, Pandji. 2000. Manajemen Bisnis.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Astrid S. Susanto, 2000. Komunikasi Sosial di
Indonesia, Bandung: Bina Cipta,
Belch, E. George and Belch, A Michael, 2000.
Advertising and Promotion. An Integrated
Marketing Communication Perspective,
4th Edition, International Edition, USA,
New York,
Belch, George E., and Belch. Michael A. 2004.
Advertising and Promotion: An Integrated
Marketing Communications Perspective.
New York: McGraw-Hill/Irwin.
Dendi Sudiana, 1986. Komunikasi Periklanan
Cetak, Bandung: Remaja Karya
Frank F Jefkins, 1982. Introduction to
marketing,
advertising
and
public
relations, London: Macmillan press LTD,
Harjanto, Rudy.
2009. Prinsip-prinsip
Periklanan. Jakarta: Stikom ITKP.
5.2
Saran
Iklan yang ditampilkan BCA Flazz di
Televisi sudah memperoleh tanggapan yang
positif, namun agar minat menggunakan bagi
khalayak terhadap iklan BCA Flazz dapat
terus meningkat. Maka saran yang dapat
penulis berikan antara lain; musik atau suara
pada iklan BCA Flazz yang ditampilkan pada
iklan ini tidak teralu mempengaruhi sehingga
tidak dapat menarik perhatian penonton
dikarenakan tidak terlalu menikmati suara
atau musik. Seharusnya Musik atau suara
yang digunakan dalam BCA Flazz ini
menggunakan musik yang sudah dikenal
untuk lebih menguatkan penyampaian pesan
tayangan iklan BCA Flazz untuk dapat
mempermudah khalayak yang menggunakan
BCA Flazz dalam bertransaksi.
HM.
Burhan Bungin. 2006. Sosiologi
Komunikasi,
Teori
Paradigma
&
Diskursus Teknologi Komunikasi, Jakarta:
Kencana Predana Media Group.
Mardalis. 1999. Metode Penelitian, Jakarta:
Bumi Aksara.
Onong
Uchjana
Efendi,
1992.
Ilmu
Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung:
PT. Remaja Rosda Karya.
Onong Uchjana Effendi. 1992. Dinamika
Komunikasi, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Rakhmat, Jalaluddin. 2001. Metode Penelitian
Komunikasi,
Bandung
Remaja
Rosdakarya.
DAFTAR PUSTAKA
A.
Leileweri. 1998. Dasar Komunikasi
Periklanan, Bandung: PT. Citra Aditya
Bakti.
Roderick White, 1993. Advertising: What It
And How To Do, It Third edition.
Anwar Prabu Mangkunegara, 1992.
Perilaku Konsumen. Bandung. Eresco.
Rossiter & Percy. 1998 Advertising
Promotion Management. McGraw-Hill.
&
Russell, Thomas.J. Lane,Ronald. W. 2005.
Kleppner’s
Advertising
Procedure.
60
Prentice Hall International
Printed in the USA.
Editions,
Sendjaja, Sasa Djuarsa, 2002. Pengantar
Komunikasi, Jakarta: Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka.
Sunarjo dan Djoenasih S. Sunarjo, Himpunan
Istilah Komunikasi, Yogyakarta : Liberty.
Wiryanto, 2000. Teori Komunikasi Massa,
Jakarta: PT. Grasindo,
61
Download