pengembangan model pembelajaran dengan

advertisement
Media Elektrika, Vol. 7 No. 1, Juni 2014
ISSN 1979-7451
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN DENGAN VISUALISASI
UNTUK MATERI PENAMAAN, PENOMORAN DAN PENJAJARAN
GUNA PENINGKATAN KOMPETENSI DI BIDANG REKAM MEDIS
Trismianto Asmo Sutrisno1),Erna Zakiyah2)
1
Prodi DIII RMIK Poltekkes Bhakti Mulia
email:[email protected]
2
Prodi DIII RMIK Poltekkes Bhakti Mulia
email:[email protected]
Abstract
This research aimes to develop a model of learning system by visualization for material
specifically naming, numbering and filing is useful to improve the quality of competence in the field
of medical records.
The development model of learning system with visualization is expected to provide an
overview of the implementation of naming system, numbering system and filing system in the field
of medical records at health care units (such as hospitals or public health centers), so the expected
competencies can be achieved.
This research approach using the System Development Life Cycle using Waterfall models.
Software development is implemented by stages: 1) software requirements analysis, 2) design, 3)
coding and 4) testing.
This research has successfully produced a model of learning system with visualization,
especially for material naming, numbering and filing in the case study on the Diploma Program of
Medical Records and Health Information at Health Polytechnic “Bhakti Mulia Sukoharjo” in
Central Java. Learning model for naming system is divided into two material, the index of patient's
name and the sorting of patient's name.
Keywords: a model of learning system, medical records, naming system, numbering system, filing
system
1. PENDAHULUAN
Visi pendidikan nasional pada tahun
perubahan,
produktif,
berorientasi
global
sadar
dan
mutu,
pembelajar
2025, berhasrat menghasilkan: INSAN
sepanjang hayat. Dalam visi ini tersirat
INDONESIA
DAN
bahwa proses menghasilkan sumber daya
KOMPETITIF. Cerdas meliputi cerdas
manusia yang cerdas dan kompetitif
spiritual, cerdas emosional dan sosial,
digantungkan pada pendidikan. Kemajuan
cerdas intelektual dan cerdas kinetik.
suatu bangsa dan negara tidak bisa
Kompetitif
dilepaskan
CERDAS
dimaknai
berkepribadian
dari
kemajuan
bidang
unggul dan gandrung akan keunggulan,
pendidikan. Pendidikan merupakan bagian
bersemangat
integral yang tidak dapat dipisahkan dari
juang
pantang
menyerah,
pembina
jejaring,
tinggi,
mandiri,
pembangun
serta
proses penyiapan sumber daya manusia
dengan
yang berkualitas, tangguh dan terampil.
perubahan, inovatif serta menjadi agen
Hakekat pendidikan pada dasarnya adalah
bersahabat
Pengembangan Model Pembelajaran.....
1
proses komunikasi yang di dalamnya
informasi kesehatan berorientasi pada
mengandung transformasi pengetahuan,
peningkatan mutu sesuai perkembangan
nilai-nilai dan keterampilan-keterampilan,
ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan
di dalam dan di luar sekolah yang
khususnya TIK di bidang kesehatan. Oleh
berlangsung sepanjang hayat (life long
karena itu, kompetensi yang harus dimiliki
process)
generasi
oleh setiap lulusan dengan memperhatikan
(Sumitro dkk, 1998 dalam Munadi, 2008).
pada kebutuhan pengembangan keilmuan
Pemanfaatan teknologi informasi dan
agar dapat dan mampu melaksanakan
dari
generasi
ke
komunikasi (TIK) untuk pendidikan dapat
tugasnya
dilaksanakan
bentuk
perkembangan ilmu pengetahuan dan
dalam
teknologi (KEMENKES RI, 2011).
sesuai
dalam
berbagai
dengan
fungsinya
pendidikan. Fungsi dan pemanfaatan TIK
untuk
pendidikan
sudah
sesuai
dengan
tuntutan
Berdasarkan Undang-Undang Nomor
menjadi
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
keharusan yang tidak dapat ditunda-tunda
Nasional, kompetensi adalah kemampuan
lagi. Berbagai aplikasi TIK sudah tersedia
bersikap, berpikir dan bertindak secara
dalam
konsisten
masyarakat
dimanfaatkan
dan
secara
sudah
optimal
siap
untuk
keperluan pendidikan.
Pada
kondisi
TIK
dalam
perwujudan
dari
pengetahuan, sikap dan keterampilan yang
dimiliki
riil,
sebagai
oleh
mahasiswa.
Standar
kompetensi lulusan merupakan standar
pendidikan nantinya berfungsi sebagai
nasional pendidikan
gudang ilmu, alat bantu pembelajaran,
lulusan yang berkaitan dengan sikap,
fasilitas pendidikan, standar kompetensi,
pengetahuan dan keterampilan. Standar
penunjang
bantu
kompetensi lulusan meliputi seluruh mata
sebagai
kuliah atau kelompok mata kuliah yang
manajemen
administrasi,
sekolah
alat
dan
infrastruktur pendidikan (Mustaji, 2011).
Pendidikan Diploma III Rekam Medis
dan
Informasi
Kesehatan
tercantum
tentang kualifikasi
dalam
kurikulum.
Pengejawantahan hal ini terdapat dalam
(RMIK)
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK),
diarahkan kepada pemenuhan kebutuhan
yaitu kurikulum yang menitik beratkan
tenaga kesehatan di bidang rekam medis
pada
dan informasi kesehatan yang terdapat di
(KEMENKES RI, 2011).
beberapa fasilitas pelayanan kesehatan.
Sedangkan
jangka
Materi
kompetensi
perkuliahan
untuk
lulusan
sistem
panjang,
penamaan, penomoran dan penjajaran di
pengadaan tenaga rekam medis dan
bidang rekam medis oleh Program Studi
2
dalam
pencapaian
Sutrisno, Zakiyah
Media Elektrika, Vol. 7 No. 1, Juni 2014
ISSN 1979-7451
(Prodi) Diploma III Rekam Medis dan
sistem
Informasi Kesehatan (RMIK) Politeknik
penjajaran.
Kesehatan
(Poltekkes)
Bhakti
Mulia,
penamaan,
dan
2. Merancang, membuat dan menguji
masih dilakukan secara manual. Dosen
unjuk
dalam memberikan contoh studi kasus
dengan visualisasi.
untuk sistem penamaan, penomoran dan
penomoran
kerja
model
pembelajaran
PENELITIAN SEBELUMNYA
penjajaran hanya berupa slide presentasi
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
secara tertulis, belum berupa visualisasi
oleh Tumeri dan Togar H Pangaribuan
yang
pada tahun 2009 yaitu “Peningkatan
menggambarkan
keadaan
yang
sebenarnya seperti jika sebuah rumah
Kemampuan
sakit dalam menerapkan sistem penamaan,
Dengan Menggunakan Media Interaktif Di
penomoran dan penjajaran.
Smp Negeri 255 Jakarta” ada dua variabel
Pengembangan model pembelajaran
dengan
visualisasi
diharapkan
memberikan
gambaran
implementasi
sistem
dapat
Penalaran
Logis
Siswa
yang digunakan dalam penelitian untuk
mengetahui
hubungan
antara
tentang
pengembangan model bahan ajar TIK
penamaan,
interaktif berbasiskan teknologi komputer
penomoran dan penjajaran bidang rekam
dengan kemampuan penalaran logis siswa
medis di unit-unit pelayanan kesehatan
kelas IX Sekolah Menengah Pertama
(seperti rumah sakit atau puskesmas),
Negeri (SMPN) 255 Jakarta. Terdapat
sehingga kompetensi yang diharapkan
hubungan yang sangat signifikan antara
dapat tercapai.
variabel bebas (pengembangan model
Tujuan utama dari penelitian in adalah
untuk
mengembangkan
model
bahan ajar TIK interaktif) dengan variabel
terikat
(kemampuan
penalaran
logis
pembelajaran dengan visualisasi guna
siswa) di SMPN 255 Jakarta. Berdasarkan
peningkatan kompetensi di bidang rekam
hasil penelitian terdapat koefisien regresi
medis khususnya untuk implementasi
sebesar +0,118 yang mempunyai arti
sistem
dan
bahwa setiap penambahan 1 kali untuk
penjajaran dengan mengambil studi kasus
pembelajaran interaktif, maka penalaran
di Prodi Diploma III RMIK Poltekkes
logis akan meningkat sebesar 0,118.
Bhakti Mulia di Sukoharjo. Sedangkan
Sebaliknya jika angka ini negatif (-) maka
tujuan utama tersebut dibagi menjadi
penalaran logis akan menurun sebesar
beberapa tujuan rincian.
angka tersebut.
penamaan,
penomoran
1. Mengetahui materi perkuliahan untuk
Pengembangan Model Pembelajaran.....
Penelitian
selanjutnya
tentang
3
“Pemanfaatan
Untuk
yaitu “Studi Pengaruh Penerapan E-
Peningkatan Kualitas Pembelajaran” pada
Learning Terhadap Keaktifan Mahasiswa
tahun 2009 oleh Ifan Kurniawan dan Iwan
Dalam Kegiatan Belajar Mengajar Studi
Purwanto memberikan keterangan bahwa
Kasus Universitas Mercu Buana Jakarta”
tujuan dasar dari e-education adalah
yang bertujuan untuk mengetahui tingkat
menciptakan sistem yang memudahkan
keaktifan
dan menyederhanakan proses untuk meng-
belajar mengajar dengan menggunakan
upload
materi
sistem e-learning Moodle di Universitas
dapat
Mercu Buana Jakarta, menyimpulkan
modul-
berdasarkan data yang diambil dari hasil
modulnya. Penelitian ini menghasilkan
analisa kuesioner yang telah diisi oleh
beberapa kesimpulan:
mahasiswa, antara lain bahwa secara
dan
pendidikan,
setiap
E-Education
men-download
sehingga
saat
pendidik
memperbaharui
1) Pemanfaatan
e-education
mahasiswa
dalam
kegiatan
sebagai
keseluruhan tingkat keaktifan mahasiswa
sarana pembelajaran khususnya dalam
dalam kegiatan belajar mengajar dengan
bidang komputer ini digunakan untuk
e-learning
membantu
dalam
materi, pengerjaan kuis atau latihan soal
menyelesaikan masalah khusus dalam
dan forum cukup tinggi. Hal tersebut
bidang
materi
dapat dilihat dari seluruh responden
pendidikan dapat di download oleh
sebanyak 80% memberikan skala diatas 3
mahasiswa secara bebas, sehingga
untuk
dapat
Berdasarkan analisa hasil kuesioner untuk
mahasiswa
komputer
meningkatkan
pengetahuan
dan
wawasan dan
mahasiswa,
khususnya
dalam bidang komputer.
2) Sistem
ini
memberikan
setiap
yang
setiap
meliputi
pertanyaan
kategori
download
indikator.
pertanyaan
dapat
disimpulkan bahwa mahasiswa cukup
materi
aktif dalam hal: 1) Dukungan dari dosen
pendidikan dalam bentuk media seperti
pengampu matakuliah dalam mendorong
modul teks, gambar dan audio video.
terjadinya diskusi dan sharing knowledge
3) Sistem ini mahasiswa juga dapat
yang dapat dilakukan melewati forum
berkonsultasi melalui forum konsultasi
yang
dengan admin, untuk mendapatkan
matakuliah
solusi tentang komputer yang belum
Dukungan
ada di dalam materi yang tersedia.
sehingga diskusi-diskusi dari topik atau
Sedangkan penelitian yang dilakukan
permasalahan yang diberikan oleh dosen
oleh Anita Ratnasari pada tahun 2012
dapat berjalan dengan baik sehingga
4
dibuat
oleh
setiap
dari
dosen
pengampu
minggunya.
sesama
2)
mahasiswa
Sutrisno, Zakiyah
Media Elektrika, Vol. 7 No. 1, Juni 2014
mendorong mahasiswa berpikir kritis. 3)
ISSN 1979-7451
Contoh
: Hamdan Harahap
Pemahaman dari isi materi perkuliahan
Arnold Mononutu
yang sama dalam sistem
Dirk Palekahelu
e-learning
(interpretation).
Indeksnya: Harahap, Hamdan
Mononutu, Arnold
SISTEM PENAMAAN
Penulisan nama pasien menjadi sangat
penting artinya karena sering dijumpai
Palekahelu, Dirk
d. Nama wanita, dibagi dalam beberapa
beberapa pasien dengan nama yang sama
kategori.
berobat di sebuah rumah sakit. Cara
• Nama wanita yang menggunakan
penulisan yang benar akan memudahkan
nama
petugas rekam medis untuk mengambil
berdasarkan nama ayahnya tersebut.
berkas
rekam
medis
di
tempat
ayahnya
Contoh
diindeks
: Anna Matovani
penyimpanan apabila diperlukan. Berikut
ini beberapa contoh cara penulisan nama
maka
Heny Pusponegoro
Indeksnya: Matovani, Anna
pasien.
: Pusponegoro, Heny
1. Nama Indonesia
• Wanita yang sudah bersuami diindeks
a. Nama Indonesia yang memiliki nama
dengan nama suaminya.
keluarga, diindeks berdasarkan nama
Contoh
keluarga diikuti tanda koma, baru
Indeksnya: Sutrisno, Aminah
kemudian namanya sendiri.
Aturan ini berlaku juga bagi janda yang
Contoh
: Suwito Mangunkusastro
Sumitro Dipokusumo
Indeksnya: Mangunkusastro, Suwito
Dipokusumo, Sumitro
b. Nama Indonesia yang majemuk atau
dikenal sebagai nama aslinya.
Contoh
: Sutopo
Yuwono
masih
: Aminah Sutrisno
memakai
suaminya.
Bila
nama
yang
almarhum
bersangkutan
bersuami lagi, maka nama suami yang
baru sebagai indeksnya. Sedangkan untuk
membedakan
antara
wanita
bersuami
dengan wanita yang belum bersuami,
(Yuwono
bukan sebagai nama keluarga)
Indeksnya: Sutopo Yuwono (sama, tidak
ada perubahan)
c. Nama Indonesia dengan suku atau
dibelakang nama dituliskan Nn atau Ny
(dalam tanda kurung).
e. Nama bayi.
• Jika bayi laki-laki dengan nama
bapak
“Kartono”
dari
keluarga
marga, diindeks berdasarkan nama
Muslim maka diindeks: Kartono,
suku atau marga tersebut.
Bayi bin
Pengembangan Model Pembelajaran.....
5
• Jika bayi perempuan dengan nama
bapak
“Kartono”
dari
keluarga
mana nama keluarga terletak di bagian
paling
depan,
Muslim maka diindeks: Kartono,
penulisannya
Bayi binti
perubahan.
• Jika bayi laki-laki dengan nama
Contoh
sehingga
tidak
mengalami
: Tan Po Guan
bapak “Ritonga” dari keluarga Non
Kim Ill Sung
Muslim maka diindeks: Ritonga, Bayi
Tranh Van Dang
• Jika bayi perempuan dengan nama
Indeksnya: Tan Po Guan
bapak “Rotonga” dari keluarga Non
Kim Ill Sung
Muslim maka diindeks: Ritonga, Bayi
Tranh Van Dang
(Nn)
Kadang-kadang dijumpai nama Cina,
2. Nama Eropa terletak di bagian akhir
dari nama tersebut.
Contoh
: Robert Kennedy
Korea atau Vietnam yang digabungkan
dengan nama Eropa.
Contoh
Albert van der Molen
H.J. Van Mook
Molen, Albert van der
Van Mook, H.J.
3. Nama Arab juga terletak di bagian
Indeksnya: Liem, Robert
Tan, Silvia
6. Nama orang suci, baptis dan haji
menjadi bagian dari nama.
Contoh
akhir dari nama tersebut.
: Santa Claus
Santo Josep
: Akhmad Albar
Fx. Suharjo
Muhammad bin Gozali
Indeksnya: Albar, Akhmad
: Robert Liem
Sylvia Tan
Indeksnya: Kennedy, Robert
Contoh
Haji Amir Makhmud
Indeksnya: Claus, Santa
Gozali, Muhammad bin
Josep, Santo
4. Nama India, Jepang dan Thailand
Suharjo, Fx.
Contoh
Makhmud, Haji Amir
: Mahatma Gandhi
Saburo Kabayashi
7. Gelar.
Charoom Rataranatsin
a. Gelar bangsawan merupakan bagian
Indeksnya: Gandhi, Mahatma
Kabayashi, Saburo
Rataranatsin, Charoom
5. Nama Cina, Korea dan Vietnam, di
6
cara
dari indeks seperti nama suci, baptis
atau haji.
Contoh
: RA. Kartini
Teuku Umar
Sutrisno, Zakiyah
Media Elektrika, Vol. 7 No. 1, Juni 2014
Andi Lala
ISSN 1979-7451
Penyimpanan berkas rekam medis pada
Sir Stanford Rafles
setiap
Indeksnya: Kartini, RA.
instansi
pelayanan
kesehatan
disimpan berdasarkan nomor pasien, yaitu
Umar, Teuku
nomor rekam medis pasien pada saat
Lala, Andi
masuk
Rafles, Sir Stanford
(admission patient number). Penyimpanan
b. Gelar yang dipakai di Sumatera Barat
secara alpabetis berdasarkan nama pasien
bukan gelar yang sesungguhnya.
Contoh
: Syamsudin Sutan Bendaharo
Rusli Datuk Tumenggung
Indeksnya: Syamsudin Sutan Bendaharo
Rusli Datuk Tumenggung
c. Gelar kesarjanaan seperti DR, Dr, SH
instansi
pelayanan
kesehatan
lebih menyulitkan dan dimungkinkan
terjadinya
lebih
dibandingkan
banyak
dengan
kesalahan
penyimpanan
berdasarkan nomor pasien. Jika kartu
pasien hilang, nomor pasien masuk dapat
diperoleh dari data dasar pasien yang
dan sebagainya, bukan merupakan
tersimpan
bagian mengindeks. Gelar kesarjanaan
mengetahui nama lengkap dan tanggal
ditempatkan di belakang nama dalam
masuk pasien. Tetapi jika menggunakan
tanda kurung.
nomor kartu indeks pasien keluar tidak
Contoh
: Sumarno Notonegoro, M.Sc.
DR.
KRT.
Sumantri
Partokusumo, SH.
Partokusumo, KRT. Sumantri
(DR., SH.)
medisnya
dengan
sulit
ditemukan
(DEPKES RI, 1997).
Terdapat tiga cara pemberian nomor
pasien pada saat pasien datang ke unit
pelayanan
gelar, jika hal tersebut benar-benar
numbering
diperlukan
dipakai yaitu:
diindeks
sebagai
berikut:
Contoh
sistem,
nomor keluar, sehingga lokasi berkas
d. Pangkat dan jabatan tidak termasuk
dapat
dalam
akan dapat secara maksimal menemukan
rekam
Indeksnya: Notonegoro, Sumarno (M.Sc.)
di
kesehatan
system)
(admission
yang
umumnya
1. Pemberian Nomor Cara Seri (Serial
: Mayor Sutopo Kusumo
Gubernur Ali Sadikin
Indeksnya: Kusumo, Sutopo (Mayor)
Ali Sadikin (Gubernur)
Numbering System)
2. Pemberian Nomor Cara Unit (Unit
Numbering System)
3. Pemberian Nomor Cara Seri Unit
(DEPKES RI, 1997)
(Serial Unit Numbering System)
SISTEM PENOMORAN
Sistem
Pengembangan Model Pembelajaran.....
penomoran
manapun
yang
7
dipakai, maka setiap berkas rekam medis
satu nomor rekam medis (DEPKES RI,
baru harus mendapat nomor yang diurut
1997).
secara kronologis dan nomor tersebut
3. Pemberian Nomor Cara Seri Unit
digunakan di instansi pelayanan kesehatan
(Serial Unit Numbering System)
yang terkait dalam prosedur pemberian
Sistem
pelayanan kesehatan terhadap pasien.
gabungan antara sistem dua sistem di
1. Pemberian Nomor Cara Seri (Serial
atas.
penomoran
Setiap
ini
kali
merupakan
pasien
datang
Numbering System)
berkunjung maka kepadanya diberikan
Setiap pasien mendapat nomor baru
satu nomor baru, tetapi berkas rekam
setiap
Jika
medisnya yang terdahulu digabungkan
berkunjung lima kali, maka pasien
dan disimpan di bawah nomor yang
tersebut mendapat lima nomor yang
paling baru. Dengan cara ini terciptalah
berbeda. Semua nomor yang telah
satu unit rekam medis. Apabila satu
diberikan kepada pasien tersebut harus
berkas rekam medis lama diambil dan
dicatat di “Kartu Indeks Utama Pasien
dipindahkan tempatnya ke nomor yang
(KIUP)”
bersangkutan.
baru, di tempat yang lama harus diberi
Sedangkan berkas rekam medisnya
tanda penunjuk (out guide) yang
disimpan di berbagai tempat sesuai
menunjukkan kemana rekam medis
dengan nomor yang telah diperolehnya
tersebut dipindahkan. Tanda petunjuk
(DEPKES RI, 1997).
tersebut diletakkan
kali
datang
yang
berobat.
2. Pemberian Nomor Cara Unit (Unit
menggantikan
tempat rekam medis yang lama. Hal ini
Numbering System)
sangat membantu ketertiban sistem
Pada saat pasien datang pertama kali
penyimpanan rekam medis (DEPKES
untuk berobat jalan atau rawat inap
RI, 1997).
maka
pasien
tersebut
akan
SISTEM PENJAJARAN
mendapatkan satu nomor rekam medis
Sistem penjajaran berkas rekam medis
yang akan dipakai selamanya untuk
menurut nomor, yang sering dipraktekkan
kunjungan-kunjungan selanjutnya baik
yaitu (DEPKES RI, 2000):
untuk rawat jalan, rawat inap maupun
a. Sistem Nomor Langsung (Straight
kunjungan
ke
unit-unit
penunjang
Numerical Filing System)
medis dan instalasi lain. Sedangkan
Penyimpanan dengan sistem nomor
berkas rekam medis pasien tersebut
langsung (Straight Numerical Filing
disimpan dalam satu berkas dengan
System) adalah penyimpanan rekam
8
Sutrisno, Zakiyah
Media Elektrika, Vol. 7 No. 1, Juni 2014
ISSN 1979-7451
medis dalam rak penyimpanan secara
besar, yaitu rekam medis dengan
berturut
urutan
nomor terbaru. Beberapa orang petugas
nomornya. Misalnya keempat rekam
penyimpanan yang bekerja bersamaan
medis
disitu
sesuai
berikut
dengan
ini
akan
disimpan
kemungkinan
saling
berurutan dalam satu rak, yaitu 465023,
menghalangi (berhimpitan) satu sama
465024, 465025. Dengan demikian
lainnya
sangatlah mudah sekaligus mengambil
Pengawasan
50 buah rekam medis dengan nomor
sangat sukar dilakukan dalam sistem
yang berurutan dari rak pada waktu
nomor langsung, dikarenakan tidak
diminta untuk keperluan pendidikan,
mungkin
maupun untuk pengambilan rekam
seorang staf untuk bertanggung jawab
medis yang tidak aktif.
pada rak-rak penyimpanan tertentu.
Satu hal yang paling menguntungkan
dari
sistem
ini
adalah mudahnya
secara
tidak
kerapian
sengaja.
penyimpanan
memberikan
tugas
bagi
b. Sistem Angka Akhir (Terminal Digit
Filing System)
melatih petugas-petugas yang harus
Penyimpanan dengan sistem angka
melaksanakan pekerjaan penyimpanan
akhir lazim disebut “Terminal Digit
tersebut. Namun sistem ini mempunyai
Filing
kelemahan-kelemahan yang tidak dapat
nomor-nomor dengan 6 angka, yang
dihindarkan, pada saat penyimpanan
dikelompokkan menjadi 3 kelompok
rekam
harus
masing-masing terdiri dari 2 angka.
memperhatikan seluruh angka nomor
Angka pertama adalah kelompok 2
sehingga mudah terjadi kekeliruan
angka yang terletak paling kanan,
menyimpan.Makin besar angka yang
angka kedua adalah kelompok 2 angka
diperhatikan,
besar
yang terletak di tengah dan angka
kemungkinan membuat kesalahan. Hal
ketiga adalah kelompok 2 angka yang
yang menyebabkan kesalahan tersebut
terletak paling kiri.
adalah tertukarnya urutan nomor, misal
Dalam penyimpanan dengan sistem
rekam medis nomor 465424 tersimpan
angka akhir (Terminal Digit Filing
pada
nomor
System) ada 100 kelompok angka
465524. Hambatan yang lebih serius
pertama (primary section) yaitu 00
dalam sistem ini adalah terjadinya
sampai dengan 99.
pekerjaan paling sibuk terkonsentrasi
Pada waktu menyimpan, petugas harus
pada rak penyimpanan untuk nomor
melihat
medis,
tempat
petugas
makin
penyimpanan
Pengembangan Model Pembelajaran.....
System“.
Disini
angka-angka
digunakan
pertama
dan
9
membawa rekam medis tersebut ke
angka kedua dan pasangan angka
daerah
paling
rak
penyimpanan
untuk
kelompok angka-angka pertama yang
58-78-96
58-78-97
58-78-98
58-78-99
59-78-00
59-78-01
pertama ini rekam medis-rekam medis
disesuaikan urutan letaknya menurut
angka kedua, kemudian rekam medis
kelompok
angka
ketiga,
sehingga
dalam setiap kelompok penyimpanan
nomor-nomor pada kelompok ketigalah
(tertiary
digits),
yang
selalu
berlainan.Sistem penomoran dengan
menggunakan angka akhir lebih banyak
dipilih karena secara umum dipakai
lebih mudah, efektif dan efisien.Lihat
contoh berikut ini:
46-52-02
47-52-02
48-52-02
49-52-02
50-52-02
98-05-26
99-05-26
00-06-26
01-06-26
02-06-26
98-99-30
99-99-30
00-00-31
01-00-31
02-00-31
menjadi
angka
ketiga.Lihat contoh dibawah ini:
bersangkutan. Pada kelompok angka
disimpan didalam urutan sesuai dengan
kanan
99-78-96
99-78-97
99-78-98
99-78-99
00-79-00
00-79-01
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menerapkan pendekatan
menggunakan
metode
System
Development Life Cycle (SDLC) atau
Daur
Hidup
Pengembangan
Sistem
dengan model Waterfall. Model Waterfall
membagi
tahap-tahap
pengembangan
sistem menjadi lima bagian yaitu tahap
analisis
kebutuhan
desain,
pembuatan
perangkat
kode
lunak,
program,
pengujian dan pemeliharaan (Rosa dan
Shalahuddin, 2011).
c. Sistem Angka Tengah (Middle Digit
Filing System)
Istilah
yang
disukai
adalah
penyimpanan dengan sistem angka
tengah (Middle Digit Filing System).
Penyimpanan
rekam
medis
diurut
dengan pasangan angka-angka sama
halnya dengan sistem angka akhir,
Gambar 1. Langkah Penelitian
namun angka pertama, angka kedua,
angka ketiga, berbeda letaknya dengan
sistem angka akhir. Dalam hal ini
angka yang terletak paling kiri menjadi
10
Sedangkan pengembangan perangkat
lunak yang berupa model pembelajaran
dengan
visualisasi
ini
dilaksanakan
Sutrisno, Zakiyah
Media Elektrika, Vol. 7 No. 1, Juni 2014
ISSN 1979-7451
perangkat lunak, 2) desain, 3) pembuatan
Model pembelajaran yang dihasilkan memuat soal
3 latihan tentang sistem penamaan, penomoran dan
penjajaran
kode program, 4) pengujian dan 5) luaran
4
dengan tahapan:
1) analisis kebutuhan
penelitian berupa sebuah sistem model
pembelajaran dengan visualisasi.
Model pembelajaran yang dihasilkan memuat soal
5 ujian tentang sistem penamaan, penomoran dan
penjajaran
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
6
HASIL KUISIONER
Kuisioner diberikan kepada mahasiswa
tingkat 2 dan 3 Prodi DIII RMIK
Poltekkes Bhakti Mulia yang berjumlah
Dosen dapat melihat langsung score hasil ujian
mahasiswa
Model pembelajaran yang dihasilkan memiliki
7 bank soal yang akan digunakan untuk soal-soal
latihan dan ujian
8
Dosen membuat soal-soal ujian berdasarkan bank
soal yang ada
9
Model pembelajaran yang dihasilkan dapat
diakses melalui wifi kampus
10
Model pembelajaran yang dihasilkan
diimplementasikan di Laboratorium Rekam Medis
57 orang. Hasil kuisioner ini bertujuan
sebagai alat bantu dalam membangun
model pembelajaran dengan visualisasi.
Soal latihan yang disediakan disertai juga dengan
jawabannya
Ada sepuluh pertanyaan yang diajukan
dengan pilihan jawaban sebanyak lima,
yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), netral
(N), tidak setuju (TS) dan sangat tidak
setuju (STS).
Soal01
Soal02
Soal03
Soal04
Soal05
Soal06
Soal07
Soal08
Soal09
Soal10
Berdasarkan
diperoleh
tiga
berhubungan
Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Kuisioner
SS
26
17
14
20
16
13
30
25
19
18
DATA FLOW DIAGRAM
S
28
34
37
24
34
28
24
22
22
25
N
2
6
6
7
6
15
3
9
10
12
TS
1
0
0
5
1
1
0
0
4
2
STS
0
0
0
1
0
0
0
0
2
0
hasil
pihak
dalam
pengamatan
yang
aliran
saling
model
pembelajaran ini, yaitu ADMIN, DOSEN
dan MAHASISWA.
Tabel 2. Daftar 10 Pertanyaan Kuisioner
NO
1
PERNYATAAN
Model pembelajaran yang dihasilkan mudah
digunakan (User Friendly)
Model pembelajaran yang dihasilkan memuat
2 materi tentang sistem penamaan, penomoran dan
penjajaran
Gambar 2. DFD Context Diagram
TAMPILAN APLIKASI
Rancangan menu terbagi dua, yaitu
menu untuk umum dan menu khusus
untuk dosen.
Saat pertama kali pengguna masuk ke
Pengembangan Model Pembelajaran.....
11
aplikasi maka akan tampil menu utama
Selanjutnya
secara umum yang terdiri dari lima
diimplementasikan sebagai soal latihan
submenu (Beranda, Materi, Latihan Soal,
atau soal
Ujian dan Login). Setelah pengguna login
mengacak pilihan jawaban yang telah
ke sistem maka akan muncul submenu
disediakan.
baru
khusus
untuk
dosen,
saat
soal
tersebut
ujian, maka sistem
akan
sehingga
menjadi enam submenu (Beranda, Materi,
Latihan Soal, Dosen, Ujian dan Login).
Gambar 6. Tampilan Pembuatan Soal
Mengindeks Pasien
Gambar 7. Tampilan Latihan/Ujian Soal
Mengindeks Pasien
Gambar 3. DFD Level Nol
Gambar 4. Tampilan Menu Umum
Gambar 8. Tampilan Pembuatan Soal
Mengurutkan Pasien
Dosen
Gambar 5. Tampilan Menu Khusus Dosen
dalam
membuat
soal
mengurutkan pasien menulis jawaban
soal
yang benar sesuai dengan urutan yang
mengindeks pasien menulis jawaban yang
diinginkan. Selanjutnya saat soal tersebut
benar
diimplementasikan sebagai soal latihan
Dosen
12
pada
dalam
kotak
membuat
berwarna
kuning.
Sutrisno, Zakiyah
Media Elektrika, Vol. 7 No. 1, Juni 2014
atau soal
ujian, maka sistem
ISSN 1979-7451
akan
mengacak pilihan jawaban yang telah
disediakan.
Gambar 11. Tampilan Latihan/Ujian Soal
Penjajaran
Gambar 9. Tampilan Latihan/Ujian Soal
Mengurutkan Pasien
Gambar 10. Tampilan Pembuatan Soal
Penjajaran
Gambar 12. Tampilan Pembuatan Soal
Penomoran
Begitu juga saat dosen dalam membuat
soal penjajaran, maka dosen menulis
jawaban yang benar sesuai dengan urutan
penjajaran yang diinginkan. Selanjutnya
saat
soal
tersebut
diimplementasikan
sebagai soal latihan atau soal ujian, maka
sistem akan mengacak pilihan jawaban
yang telah disediakan.
Terakhir, pada saat dosen membuat
Gambar 13. Tampilan Latihan/Ujian Soal
Penomoran
FUNGSI DRAG AND DROP
Navigasi untuk mengerjakan soal-soal
soal penomoran, maka dosen tersebut
dalam
menulis jawaban yang benar pada kotak
inimenggunakan metode drag and drop.
berwarna kuning. Selanjutnya saat soal
Sebagai
tersebut diimplementasikan sebagai soal
mempercepatproses pengerjaan soal-soal
latihan atau soal ujian, maka sistem akan
dipergunakan mouse.
model
alat
pembelajaran
bantu
untuk
mengacak pilihan jawaban yang telah
disediakan.
Pengembangan Model Pembelajaran.....
13
MENGACAK SOAL DAN PILIHAN
Indonesia
(DEPKES
RI).
2000.
JAWABAN
Pedoman
Penyelenggaraan
dan
Urutan soal dan komposisi pilihan
Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit
jawaban dari setiap soal selalu diacak oleh
Indonesia. Jakarta: Direktorat Jendral
sistem, sehingga jika diadakan ujian
Bina Pelayanan Medik.
secara online, maka urutan soal-soal yang
Kementerian
Kesehatan
Republik
muncul antara satu mahasiswa dengan
Indonesia (KEMENKES RI). 2011.
mahasiswa lainnya pasti berbeda dan
Kurikulum Inti Diploma III Rekam
komposisi pilihan jawaban dari soal-soal
Medis
yang muncul juga berbeda antara satu
Jakarta: Badan Pengembangan dan
mahasiswa dengan mahasiswa lainnya.
Pemberdayaan SDM Kesehatan -
4. KESIMPULAN
Pusat
Penelitian
ini
telah
berhasil
menghasilkan model pembelajaran dengan
visualisasi
khususnya
untuk
materi
dan
Informasi
Pendidikan
dan
Kesehatan.
Pelatihan
Tenaga Kesehatan.
Kurniawan, I dan Purwanto, I. 2009.
Pemanfaatan
E-Education
Untuk
penamaan, penomoran dan penjajaran
Peningkatan Kualitas Pembelajaran.
dengan mengambil tempat studi kasus di
Yogyakarta:
Program Studi Diploma III Rekam Medis
Nasional
dan
(RMIK)
Informasi 2009 (SNATI 2009). ISSN:
Politeknik Kesehatan Bhakti Mulia di
1907-5022. Halaman A-79 Sampai A-
Sukoharjo Jawa Tengah.
83.
Informasi
Model
Kesehatan
pembelajaran
untuk
Prosiding
Aplikasi
Seminar
Teknologi
materi
Munadi, S. 2008. Transformasi Teknologi
penamaan terbagi menjadi dua yaitu
Pada Pendidikan Kejuruan. Makalah
materi mengindeks nama pasien dan
disampaikan
mengurutkan nama pasien.
Internasional Optimasi Pendidikan
dalam
Seminar
Kejuruan dalam Pembangunan SDM
5. REFERENSI
Departemen
Indonesia
Nasional dan Konvensi Nasional Ke
Kesehatan
(DEPKES
Republik
RI).
1997.
Pedoman Pengelolaan Rekam Medis
Rumah Sakit di Indonesia. Jakarta:
Direktorat Jendral Pelayanan Medik.
Departemen
14
Kesehatan
Republik
IV APTEKINDO tanggal 3–6 Juni
2008 di Fakultas Teknik Universitas
Negeri Padang.
Mustaji. 2011. Pemanfaatan Multi Media
Untuk
Meningkatkan
Kualitas
Pendidikan. Makalah disampaikan
Sutrisno, Zakiyah
Media Elektrika, Vol. 7 No. 1, Juni 2014
ISSN 1979-7451
dalam Seminar AKAL Interaktif di
toko
buku
Gramedia
EXSPO
Surabaya tanggal 29 Januari 2011.
Ratnasari, A. 2012. Studi Pengaruh
Penerapan
E-Learning
Keaktifan
Terhadap
Mahasiswa
dalam
Kegiatan Belajar Mengajar Studi
Kasus
Universitas
Jakarta.
Mercu
Yogyakarta:
Buana
Prosiding
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi
Informasi 2012 (SNATI 2012). ISSN:
1907-5022.
Rosa dan Shalahuddin. 2011. Rekayasa
Perangkat Lunak (Tertruktur dan
Berorientasi
Objek).
Bandung:
Modula.
Tumeri dan Pangaribuan, T.H. 2009.
Peningkatan Kemampuan Penalaran
Logis Siswa dengan Menggunakan
Media Interaktif di SMP Negeri 255
Jakarta.
Yogyakarta:
Prosiding
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi
Informasi 2009 (SNATI 2009). ISSN:
1907-5022. Halaman A-14 Sampai A21.
Pengembangan Model Pembelajaran.....
15
Download