Bab 2 Q - eprint UIN Raden Fatah Palembang

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Model Pembelajaran
1. Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah bentuk atau tipe kegiatan pembelajaran yang
digunakan untuk menyampaikan bahan ajar oleh guru kepada siswa.1Menurut
Rusman model-model pembelajaran sendiri biasanya disusun berdasarkan berbagai
prinsip atau teori pengetahuan. Para ahli menyusun model pembelajaran berdasarkan
prinsip-prinsip pembelajaran, teori psikologis, sosiologis, analisis system, atau teoriteori lain yang mendukung.2Menurut Ngalimun istilah model pembelajaran sering
dimaknai sama dengan pendekatan pembelajaran, bahkan kadang suatu model
pembelajaran diberi nama sama dengan pendekatan pembelajaran. Sebenarnya model
pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada makna pendekatan,
strategi, metode, dan teknik.
Masih dalam bukunya Ngalimun mempertergas bahwa model pembelajaran
adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas. Dengan kata lain, model pembelajaran adalah
suatu perencanaan atau pola yang dapat kita gunakan untuk medesain pola-pola
mengajar secara tatap muka di dalam kelas dan untuk menentukan material atau
perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, media (film-film), tipe1
Ismail Sukardi, Model Dan Metode Pembelajaran Modern SuatuPengantar, (Palembang :
Tunas Gemilang Press. 2011). hlm.17
2
Rusman, Model-Model Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2013). hlm. 132
31
32
tipe, program-program media komputer, dan kurikulum (sebagai kursus untuk
belajar)3.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah
perencanaan yang disiapkan oleh guru sebelum mengajar yang menjadi pedoman para
guru dalam memberikan pembelajaran kepada murid di kelas.
2. Fungsi Model Pembelajaran
Fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran.4 Karena itu, pemilihan model pembelajaran sangat
dipengaruhi oleh sifat dari materi yang akan diajarkan, tujuan (kompetensi) yang
akan dicapai dalam pembelajaran tersebut, serta tingkat kemampuan peserta didik.
3. Ciri-Ciri Model Pembelajaran
Model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pendekatan,
strategi, metode, dan teknik.5 Oleh karena itu, suatu rancangan pembelajaran atau
rencana pembelajaran disebut model pembelajaran jika mempunyai empat ciri
khusus, yaitu;
a) Rasional teoritik yang logis yang disusun oleh pengembangnya
b) Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan
pembelajaran yang akan dicapai)
c) Tingkah laku yang diperlukan agar model pembelajaran tersebut dapat
dilaksanakan secara berhasil
3
Ngalimun, Strategi Dan Model Pembelajaran, (Yogjakarta:Aswaja Pressindo.2014). hlm. 27
Ibid. hlm.29
5
Ibid
4
33
d) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat
tercapai.
Suatu model pembelajaran akan memuat antara lain; (a) deskripsi lingkungan
belajar, (b) pendekatan, metode, teknik, dan strategi, (c) manfaat pembelajaran, (d)
materi pembelajaran (kurikulum), (e) media, dan (f) desain pembelajaran.6
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik model
pembelajaran tidak lepas dari beberapa hal yaitu metode, manfaat, tujuan, kurikulum,
media, dan desain pembelajaran.
4. Macam-Macam Model Pembelajaran
Model pembelajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan pembelajaran,
sintaknya (langkah-langkahnya), dan sifat lingkungan belajarnya. Arends (1997)
dalam Ngalimun menyebutkan ada enam model pembelajaran yang sering digunakan
guru dalam pembelajaran, yaitu: presentasi, pengajaran langsung (direct instruction),
pengajaran konsep, pembelajaran kooperatif, pembelajaran berdasarkan masalah
(problem base instruction), dan diskusi kelas.7
Ada banyak model pembelajaran yang dapat digunakan dalam impelementasi
pembelajaran diantaranya sebagai berikut.
a) Model pembelajaran kontesktual (CTL)
b) Model pembelajaran berdasarkan masalah
c) Model pembelajaran konstruktivisme
6
7
Ibid
Ibid. hlm.29
34
d) Model dengan pendekatan lingkungan
e) Model pengajaran langsung
f) Model pembelajaran terpadu
g) Model pembelajaran interaktif
Dari hal di atas, dapat diketahui bahwa banyak macam model pembelajaran
yang baisanya diklasifikasikan berdasarkan tujuan pembelajaran, sintaknya (langkahlangkahnya), dan sifat lingkungan belajarnya.
B. Model Pembelajaran Superitem
Salah satu model pembelaran yang dikembangkan berdasarkan sintaks
(langkah-langkah) yaitu model pembelajaran superitem.Menurut Rusman modelmodel pembelajaran sendiri biasanya disusun berdasarkan berbagai prinsip atau teori
pengetahuan. Para ahli menyusun model pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip
pembelajaran, teori psikologis, sosiologis, analisis system, atau teori-teori lain yang
mendukung.8
Menurut Ngalimun istilah model pembelajaran sering dimaknai sama dengan
pendekatan pembelajaran, bahkan kadang suatu model pembelajaran diberi
nama sama dengan pendekatan pembelajaran. Sebenarnya model
pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada makna pendekatan,
strategi, metode, dan teknik.Masih dalam bukunya Ngalimun mempertergas
bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas.
Dengan kata lain, model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola
yang dapat kita gunakan untuk medesain pola-pola mengajar secara tatap
muka di dalam kelas dan untuk menentukan material atau perangkat
pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, media (film-film), tipe-tipe,
8
Rusman, Model-Model Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2013). hlm. 132
35
program-program media komputer, dan kurikulum (sebagai kursus untuk
belajar)9
Masih dalam bukunya, Ngalimun mengatakan pembelajaran superitem ini
dengan cara memberikan tugas kepada siswa secara bertingkat dan bertahap dari
simple ke kompleks, berupa pemecahan masalah. Sintaksnya adalah ilustrasikan
konsep konkret dan gunakan analogi, berikan latihan soal bertingkat, berikan soal tes
bentuk superitem, yaitu mulai dari mengolah informasi, koneksi informasi, integrasi,
dan hipotesis.10
Superitem adalah sebuah teknik pemberian tugas kepada siswa oleh guru,
yang dimulai dari tugas yang sederhana meningkat pada yang lebih kompleks
dengan memperhatikan tahap individu siswa, Karakteristik soal-soal bentuk
superitem yang memuat konsep dan proses yang makin tinggi tingkat
kognitifnya tersebut, memberi peluang kepada siswa dalam mengembangkan
pengetahuannya dan memahami hubungan antar konsep, Kemampuan
memahami hubungan antar konsep, kematangan dalam bernalar dan
keterlibatan secara aktif dalam pembelajaran merupakan bagian yang
diperlukan dalam memecahkan masalah.11
Senada dengan hal di atas, Miftahul Huda menerangkan bahwa pembelajaran
superitem merupakan model pembelajaran yang dimulai dari tugas yang sederhana
kemudian meningkat pada tugas yang lebih kompleks. Model pembelajaransuperitem
dirancang agar dapat membantu siswa dalam memahami hubungan antarkonsep.Ia
juga ditujukan untuk memacu kematangan penalaran siswa.12
9
Ngalimun, strategi dan model pembelajaran, (Yogjakarta:Aswaja Pressindo.2014). hlm, 27
Ibid. hlm.179
11
http. Pembelajaran Superitem .AsikBelajar.Com.html
12
Miftahul Huda, Model-Model Pembelajaran, (Yogyakarta :Pustaka Pelajar Offset.2013),
hlm. 257
10
36
Karakteristik soal-soal superitem, yang didalamnya memuat konsep dan
proses yang makin tinggi tingkat kognitifnya, memberi peluang kepada siswa
dalam mengembangkan pengetahuan dan memahami hubungan antarkonsep.
Hal ini diperkuat oleh Lajoie (1991) yang menyatakan bahwa superitem yang
menyatakan bahwa superitem didesain, salah satunya, untuk meningkatkan
penalaran matematis tentang konsep matematika.Disamping itu, soal-soal
superitem diharapkan lebih menantang dan keterlibatan siswa dalam
pembelajaran, sebaliknya, guru dapat melakukan diagnostik selama
pembelajaran, sehingga perkembangan penalaran siswa dapat dimonitor lebih
dini.13
Dari uraian di atas tentang pengertian model pembelajaran superitem dapat
disimpulkan Pembelajaran superitem adalah Pembelajaran menggunakan tugas
bentuk superitem adalah pembelajaran yang dimulai dari tugas yang sederhana
meningkat pada yang lebih kompleks dengan memperhatikan tahap individu siswa.
Dalam pembelajaran tersebut digunakan soal-soal bentuk superitem.Alternatif
pembelajaran yang direkomendasikan Sumarmo tersebut, dirancang agar dapat
membantu siswa dalam memahami hubungan antar konsep.Juga membantu dalam
memacu kematangan penalaran siswa. Hal itu dilakukan agar siswa dapat
memecahkan masalah
a. Keunggulan Model Pembelajaran Superitem
Adapun model pembelajaran superitem memiliki beberapa keunggulan
diantaranya sebagai berikut:
1. Dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk memahami situasi
permasalahan secara bertahap sesuai dengan kesiapannya.
2. Dapat menentukan bantuan seperti apa yang dibutuhkan siswa berdasarkan
jawaban atau repons yang mereka berikan atas soal-soal superitem.14
b. Kelemahan Model Pembelajaran Superitem
Adapun model pembelajaran superitem memiliki beberapa kelemahan
diantaranya sebagai berikut:
1. Kesulitan dalam membuat atau menyusun butir-butir soal bentuk superitem
13
14
Ibid. hlm.58
Ibid.hlm. 260
37
2. Beragamnya respons yang diberikan siswa atas soal-soal tersebut. Dalam
hal ini, persiapan guru menjadi keniscayaan untuk mengganti sipasinya.15
Dari uraian di atas, dapat dilihat bahwa kelebihan model pembelajaran
superitem yaitu memberikan kesempatan kepada siswa untuk bisa memecahkan
permasalahan sendiri dengan cara memahami situasi secara bertahap dan guru bisa
memberikan bantuan yang tepat kepada siswa dalam menyelesaikan permasalahan
yang belum diketahui siswa, sementara kekurangan metode ini terletak kesulitan
dalam membuat atau menyusun soal bentuk superitem itu sendiri.
C. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Sebelum berbicara mengenai hasil belajar, sangat penting untuk kita
memahami belajar itu sendiri.Belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu
sebagai hasil dari pengalamannya dalam berinteraksi dengan lingkungan.Belajar
adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.
Perubahan sebagai hasil belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti
perubahan
pengetahuannya,
pemahamannya,
sikapnya,
kecakapannya
dan
kemampuannya.16.
15
16
Ibid, hlm. 260
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo,
1995.). hlm. 63
38
Hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik
yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan
belajar.17 Hal ini juga ditegaskan Nawawi yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat
diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di
sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah
materi pelajaran tertentu.18
Secara sederhana yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah
kemampuan yang diperoleh anak melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri
merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu
bentuk perubahan prilaku yang relatif menetap.Dalam kegiatan pembelajaran,
biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah
yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional
Belajar adalah proses perubahan. Perubahan-perubahan itu tidak hanya
perubahan lahir tetapi juga perubahan batin, tidak hanya perubahan tingkah lakunya
yang nampak, tetapi dapat juga perubahan-perubahan yang tidak dapat diamati.
Perubahan-perubahan itu bukan perubahan yang negatif tetapi perubahan yang positif
yaitu perubahan yang menuju ke arah kemajuan atau ke arah perbaikan.19
17
Ahmad Susanto, Teori Belajar Dan Pembelajaran di Sekolah Dasar,(Jakarta:Kencan
Prenada Media Group), hlm.5
18
Ibid
19
Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 62
39
Belajar sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif
menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan
proses kognitif. Perubahan tingkah laku yang timbul akibat proses kematangan fisik,
keadaan mabuk, lelah, dan jenuh tidak dapat di pandang sebagai proses belajar.20
Belajar
dapat
diartikan
sebagai
upaya
mendapatakan
pengetahuan,
keterampilan, pengalaman dan sikap yang dilakukan dengan cara mendayakan
seluruh pontensi fisiologi dan fisikologi, jasmani dan rohani manusia dengan
bersumber kepada berbagai bahan informasi, alam jagat raya, dan lain
sebagainya21.Belajar dimaksudkan untuk menimbulkan perubahan perilaku yaitu
perubahan dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.22
Dengan kata lain keberhasilan belajar peserta didik dalam proses
pembelajaran ditandai dengan penguasaan bahan pelajaran yang telah diberikan oleh
guru yang diwujudkan dalam bentuk nilai yang tinggi atau baik. Sebaliknya peserta
didik dikatakan belum berhasil dalam belajarnya atau gagal dalam belajar yang
diwujudkan dalam bentuk nilai yang rendah.Artinya peserta didik belum mampu
menguasai bahan pelajaran yang diberikan oleh guru sesuai dengan ketentuan yang
telah ditetapkan. Jadi hasil belajar adalah suatu bukti kesuksesan seseorang dalam
proses pembelajaran dan dalam usaha menilai hasil belajar peserta didik dengan
20
21
Sumadi Suryabrat, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,2002), hlm. 68
Abudinnata,Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta:Kencana, 2009),
hlm. 44
22
Purwanto,Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), hlm. 44
40
menggunakan alat pengukur berupa tes yang dinyatakan dalam bentuk nilai untuk
mengetahui tercapainya tujuan.
Hal diatas dapat kita kaitkan dengan penjelasan Al-Qur’an surat AlMujadalah ayat 11 yang berbunyi :
Ÿ≅ŠÏ% #sŒÎ)uρ ( öΝä3s9 ª!$# Ëx|¡ø tƒ (#θßs|¡øù$$sù ħÎ=≈yfyϑø9$# †Îû (#θßs¡¡x s? öΝä3s9 Ÿ≅ŠÏ% #sŒÎ) (#þθãΖtΒ#u tÏ%©!$# $pκš‰r'¯≈tƒ
׎Î7yz tβθè=yϑ÷ès? $yϑÎ/ ª!$#uρ 4 ;M≈y_u‘yŠ zΟù=Ïèø9$# (#θè?ρé& tÏ%©!$#uρ öΝä3ΖÏΒ (#θãΖtΒ#u tÏ%©!$# ª!$# Æìsùötƒ (#ρâ“à±Σ$$sù (#ρâ“à±Σ$#
∩⊇⊇∪
Artinya:Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan23.
Penjelasan ayat diatas adalah Allah SWT sendiri yang akan menjamin
ganjaran dan nilai terhadap orang-orang yang benar-benar ingin mendapatkan ilmu
pengetahuan. Dia melimpahkan anugrah kemuliaan beberapa derajat bagi orangorang yang dikehendakinya. Dengan kata lain anugrah yang didapatkan adalah
kesuksesan dan keberkahan dalam proses pembelajaran.
2. Ciri-Ciri Perubahan Sebagai Hasil Belajar
Menurut Ahmadi, suatu proses perubahan baru dapat dikatakan sebagai hasil
belajar jika memiliki cirri-ciri.24
a. Terjadi secara sadar
23
24
47-48
Depag RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, (Semarang: Toha Putra, 2008), hlm. 490
Nyayu Khodijah, Psikologi Pendidikan, (Palembang: Grafika Telindo Press, 2009), hlm.
41
Perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar itu sendiri. Artinya,
individu yang mengalami perubahan itu menyadari akan perubahan yang
terjadi pada dirinya. Misalnya ia menyadari bahwa pengetahuannya
bertambah, kecakapannya bertambah, dan kebiasaannya bertambah.
Dengan demikian, seorang yang tiba-tiba memiliki sesuatu kemampuan
karena dia dihipnotis atau dalam keadaan tidak sadar maka tidak dapat
disebut sebagai hasil belajar.
b. Bersifat fungsional dan kontinyu
Perubahan yang timbul karena proses belajar bersifat fungsional.
Artinya, perubahan tersebut memberikan manfaat yang luas. Setidaknya
bermanfaat ketika siswa akan menempuh ujian, atau bahkan bermanfaat
bagi siswa dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan kehidupan seharihari, terutama dalam menjaga kelangsungan hidupnya.
Kemudian perubahan yang terjadi secara berkesinambungan, tidak
statis. Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan
berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar
berikutnya. Misalnya, jika seorang anak belajar menulis, maka ia akan
mengalami perubahan dari tidak dapat menulis menjadi dapat menulis.
Perubahan ini berlangsung terus hingga kecakapan menulisnya menjadi
lebih baik dan sempurna.
c. Bersifat aktif dan positif
42
Perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar bersifat aktif dan
positif.Aktif artinya tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi memerlukan
usaha dan aktivitas dari invidu sendiri untuk mencapai perubahan
tersebut.Adapun positif artinya baik, manfaat, dan sesuai dengan
harapan.Positif juga berarti mengandung nilai tambah individu.
d. Bukan bersifat sementara
Perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar itu bukan bersifat
sementara, akan tetapi bersifat permanen. Dengan demikian, seseorang
yang suatu ketika ketika dapat melompat bara api karena ingin
menyelamatkan diri dari bahaya kebakaran, namun ketika selesai peristiwa
kebakaran tersebut ia tidak mampu melakukannya lagi, maka itu tidak
dapat disebut sebagai perubahan karena belajar.
e. Bertujuan dan terarah
Perubahan yang terjadi karena belajar juga pasti bertujuan dan
terarah.Artinya, perubahan tersebut tidak terjadi tanpa unsur kesengajaan
dari individu yang bersangkutan untuk merubah perilakunya. Karenanya,
tidaklah mungkin orang yang tidak belajar sama sekali akan mencapai
hasil belajar yang maksimal.
f. Mencakup seluruh aspek prilaku
43
Perubahan yang timbul karena proses belajar itu pada umunya
mencakup seluruh aspek prilaku (kognitif, afektif, dan psikomotorik).
Ketiga aspek tersebut saling berkaitan satu sama lain, karena itu
perubahan pada satu aspek biasanya juga akan mempengaruhi perubahan
pada aspek lainnya.
Sebagai contoh jika seorang anak telah belajar naik sepeda, maka perubahan
yang paling tampak ialah dalam keterampilan naik sepeda itu. Akan tetapi ia telah
mengalami perubahan-perubahan lainya seperti pemahaman tentang alat-alat sepeda,
cita-cita untuk memiliki sepeda yang lebih bagus, kebiasaan membersihkan sepeda,
dan sebagainya. Jadi aspek perubahan yang satu berhubungan erat dengan aspek
lainnya.
3. Macam-Macam Hasil Belajar
Hasil belajar meliputi pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan
proses (aspek psikomotor), dan sikap siswa (aspek afektif).25 Untuk lebih jelasnya
dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Pemahaman konsep
Pemahaman adalah kemampuan untuk menyarap arti dari materi atau bahan
yang dipelajari, berdasarkan pengertian ini Bloom mengatakan pemahaman adalah
seberapa besar siswa mampu menerima, menyarap, dan memahami pelajaran guru
yang diberikan kepada siswa, atau sejauh mana siswa mampu memahami serta
25
Ibid. hlm.6-11
44
mengerti apa yang dia baca, yang dilihat, yang dialami, dan yang ia rasakan berupa
hasil penelitian atau observasi langsung yang dilakukan.
b. Keterampilan Proses
Keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah kepada
pembangunan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak
kemampuan yang lebih tinggi dalam individu siswa. Keterampilan berarti
kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan secara efektif dan efesien
untuk mencapai hasil tertentu, termasuk kreatifitasnya.
c. Sikap
Sikap tidak hanya aspek mental semata, melainkan pula aspek respons fisik.
Sikap terdiri dari atas tiga komponen yang saling menunjang yaitu: komponen
kognitif, afektifm dan konatif. Komponen kognitif merupakan refresentasi apa yang
dipercayai oleh individu pemilik sikap, komponen afektif yaitu perasaan yang
menyangkut emosional, dan komponen konatif merupakan aspek kecenderungan
berprilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki siswa.26
Menurut Nana Sujana, jenis keberhasilan proses belajar siswa ada 3 yaitu:
a. Tipe bidang kognitif. Terdiri dari pengetahuan hapalan (knowladge),
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.
b. Tipe bidang afektif, yang terdir dari receiving / jawaban valuidng (peniaian),
organisasi dan karakteristik. Nilai atau internalisasi nilai.
c. Tipe bidang psikomotorik adalah yang terdiri dari gerak refleks keterampilan
pada gerakan-gerakan dasar krmampuan perceptual kemampuan bidang fisik,
26
Ibid., hlm.9-10
45
gerakan-gerakan skill dan kemampuan yang berkenaan dengan non decarsive
komunikasi seperti gerakan ekspresif dan interpretative.27
Dalam konteks evaluasi hasil belajar, maka ketiga ranah diatas itulah yang
harus dijadikansasaran dalam setiap kegiatan evaluasi hasil belajara.Sasaran kegiatan
evalusi hasil belajar tersebut seperti halnya, apakah peserta didik dapat memeahmi
semua bahan atau materi pelajaran yang telah diberikan, ataupun materi pembelajran
yang telah diberikan sudah dapat diamalkan secara konkrit dalam praktek kehidupan
sehari-hari.Ketiga ranah tersebur juga menjadi objek penilaian hasil belajar.Diantara
ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru
disekolah karena berkaitan dengan kemampuan siswa dalam memahami bahan
pelajaran.
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara
berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun faktor eksternal.28
Secara rinci, urain tentang faktor internal dan eksternal, sebagai berikut:
a.
Faktor internal, faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri
peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini
meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap,
kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.
27
Nana Sujana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algasindo,
2000), hlm, 50
28
Ibid., hlm.12
46
b.
Faktor eksternal, faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang
mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keadaan
keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Keluarga yang morat-marit
keadaan ekonominya, pertengkaran suami istri, perhatian orangtua yang kurang
terhadap anaknya, serta kebiasaan sehari-hari berprilaku yang kurang baik dari
orang tua dalam kehidupan sehari-hari berpengaruh dalam hasil belajar peserta
didik.
Menurut Jhon. B. Caroll (dalam Sugihartono) mengatakan apabila peserta
didik diberi kesempatan menggunakan waktu yang dibutuhkan untuk belajar dan
mereka menggunakan dengan sebaik-baiknya, maka mereka akan mencapai tingkat
hasil belajar seperti yang diharapkan. Jadi setiap peserta didik yang memiliki
kecakapan normal, apabila diberi waktu cukup untuk belajar, mereka akan mampu
menyelesaikan tugas-tugas belajarnya selama kondisi yang tersedia menguntungkan.
Caroll mengatakan bahwa hasil belajar peserta didik dipengaruhi oleh:
a. Waktu yang tersedia untuk mempelajari bahan pelajaran yang telah
ditentukan
b. Usaha yang dilakukan peserta didik untuk menguasai bahan pelajaran
c. Bakat yang dimiliki peserta didik
d. Kualitas pengajaran atau tingkat kejelasan pengajaran
e. Kemampuan peserta didik untuk mendapat manfaat yang optimal dari
keseluruhan proses pembelajaran yang sedang dihadapi.29
Dari pendapat diatas cukup jelas bahwa hasil belajar peserta didik bergantung
pada kemampuan diri sendiri, yakni baik dalam usaha, bakat yang diperoleh dari
kegiatan pembelajaran dan juga dari kualitas proses pembelajaran itu sendiri.
29
Sugihartono, dkk, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: UNY Press, 2007). hlm. 152-153
47
5. Domain Hasil Belajar
Domain hasil belajar adalah prilaku-prilaku kejiwaan yang akan diubah dalam
proses pendidikan. Prilaku kejiwaan itu dibagi dalam tiga domain yaitu kognitif,
afektif, psikomotorik.
Hasil
belajar
psikomotorik.Domain
mencakup
kognitif
kemampuan
adalah
kognitif,
knowledge
afektif,
(pengetahuan,
dan
ingatan),
chomprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application
(menerapkan),
analysis
(menguraikan,
menentukan
hubungan),
synthesis
(mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evalution
(menilai).Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding(memberikan
respons),
valuing
(karakteristik).Domain
(nilai),
organization
psikomotor
meliputi
(organisasi),
initiatory,
characterization
pre-routine,
dan
rountinized.Psikomotor juga mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial,
manajerial, dan intelektual.30
Dengan demikian, hasil belajar adalah adanya perubahan yang terjadi pada
peserta didik yang semula tidak tahu menjadi tahu, serta adanya perubahan pola
piker, sikap, tingkah laku serta karakter yang dihasilkan dari proses pembelajaran itu
sendiri. Sehingga diharapkan dengan adanya perubahan tersebut dapat menjadikan
generasi penerus yang cerdas dan memiliki kecakapan serta keterampilan dalam
bidang pendidikan.
30
Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yoyakarta: Pustaka
Pelajar, 2011), hlm. 6
48
6. Indikator Hasil Belajar
Pengungkapan hasil belajar meliputi seluruh ranah psikologisyang
berubah sebagai akibat dari pengalaman dan proses belajarsiswa. Namun, pada
kenyataannya
untuk
dapat
mengungkapkan
haltersebut
sangatlah
sulit
dikarenakan beberapa perubahan hasil belajarada yang bersifat intangible (tidak
dapat diraba), oleh karena itudalam penelitian ini hanya akan diambil cuplikan
perubahan
tingkahlaku
yang
dianggap
penting
dan
diharapkan
dapat
mencerminkanperubahan yang terjadi sebagai hasil belajar. Untuk mengungkap
hasil belajar atau prestasi belajar pada ketiga ranah (afektif, kognitif dan
psikomotor) diperlukan patokan-patokan atau indikator-indikator sebagai
penunjuk bahwa seseorangtelah berhasil meraih prestasi pada tingkat tertentu,
karenapengetahuan dan pemahaman yang mendalam mengenai indikatorindikatorprestasi
belajar
sangat
diperlukan
ketika
seseorang
perluuntuk
menggunakan alat dan kiat evaluasi.
Agar lebih mudah dalam memahami hubungan antara jenis-jenisbelajar
dengan indikator-indikatornya, berikut tabel yangmerupakan rangkuman dari
tabel jenis, indikator, dan cara evaluasinya.31
Ranah/Jenis Hasi Belajar
• Ranah Kognitif, Afektif
dan Psikomotorik
Cara
Evaluasi
Indikator
• Mampu
Menjelaskan
Hukum
Bacaan Lam dan Ra
• Mampu Mengidentifikasi Hukum
31
1. Tes lisan
2. Tes tertulis
Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2006), hlm 214
49
Bacaan Lam dan Ra dalam Q.S
Al-Humazah dan At-Takatsur
• Dapat Mengaplikasikan Hukum
Bacaan Lam dan Ra dalam Q.S
Al-Humazah dan At-Takatsur
D. Mata Pelajaran Al-Qur’an dan Hadits
Mata pelajaran al-Qur’an Hadits di Madrasah Tsanawiyah adalah salah satu
mata pelajaran pendidikan Agama Islam yang merupakan peningkatan dari al-Qur’an
Hadits yang telah di pelajari oleh peserta didik di MI. Peningkatan tersebut dilakukan
dengan cara mempelajari, memperdalam serta memperkarya kajian al-Qur’an dan alHadits terutama menyangkut dasar-dasar keilmuannya sebagai persiapan untuk
melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi, serta memahami dan menerapkan tematema tentang manusia dan tanggung jawabnya di muka bumi, demokrasi serta
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam perspektif al-Qur’an dan alHadits sebagai persiapan untuk hidup bermasyarakat. Secara subtansial, mata
pelajaran al-Qur’an Hadits memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada
peserta didik untuk mempelajari dan mempraktikan ajaran dan nilai-nilai yang
terkandung dalam al-Qur’an Hadits sebagai sumber utama ajaran Islam dan sekaligus
menjadi pegangan dan pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari.
Mata pelajaran Al-Qur’an dan Hadits merupakan unsur mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI) pada madrasyah yang memberikan pendidikan
kepada peserta didik untuk memahami dan mencintai Al-Qur’an dan Hadits sebagai
50
sumber ajaran Islam dan mengamalkan isi kandungannya dalam kehidupannya seharihari.
Adapun tujuan dan fungsimata pelajaran al-Qur’an Hadits, yaitu sebagai berikut.
1. TujuanPembelajaran Al-qur’an Hadits
Pembelajaran Al-Qur’an dan Hadits bertujuan agar peserta didik gemar untuk
membaca Al-Qur’an dan Hadits dengan benar, serta mempelajarinya, memahami,
meyakini kebenarannya, dan mengamalkan ajaran-ajaran dan nilai-nilai yang
terkandung di dalamnya sebagai petunjuk dan pedoman dalam seluruh aspek
kehidupannya.32
Adapun tujuan pembelajaran Al-qur’an Hadits, sebagaimana disebutkan dalam
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008 Tentang Standar
Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab
adalah.
a. Meningkatkan kecintaan siswa terhadap Al-qur’an dan Hadits
b. Membekali siswa dengan dalil-dalil yang terdapat dalam Al-Qur’an dan
Hadits sebagai pedoman dalam menyikapi dan menghadapi kehidupan.
c. Meningkatkan kekhusyuan dalam beribadah, teruama sholat, dengan
menerapkan hukum bacaan tajwid serta isi kandungan surat atau ayat dalam
surat-surat pendek yang mereka baca.33
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Al-qur’an Hadits
adalah proses pembelajaran pada bidang studi Islam yang merupakan dasar
pendidikan agama yang harus ditanamkan sejak dini kepada peserta didik sehingga
32
Http://asrofudin.blogspot.com/2010/05/TujuanDan Fungsi MapelQuranHadits.html
Departemen Agama RI. Kurikulum MA G BPP Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits.(Jakarta:
t. p. 1998), hlm 1
33
51
diharapkan nantinya dapat menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-qur’an
Hadits dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat menciptakan generasi-generasi
penerus yang berlandaskan pada syariat agama yang baik dan benar.
2. Fungsi Mata Pelajaran Al-qur’an Hadits
Mata pelajaran Al-Qur’an dan Hadits pada Madrasah Tsanawiyah memiliki
fungsi sebagai berikut:
a)
Pemahaman, yaitu menyampaikan ilmu pengetahuan cara membaca dan menulis
Al-Qur’an serta kandungan Al-Qur’an dan Hadits.
b) Sumber nilai, yaitu memberikan pedoman hidup untuk mencapai kebahagiaan
hidup di dunia dan akhirat.
c)
Sumber motivasi, yaitu memberikan dorongan untuk meningkatkan kualitas
hidup beragama, bermasyarakat dan bernegara.
d) Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik
dalam meyakini kebenaran ajaran Agama Islam, melanjutkan upaya yang telah
dilaksanakan
dalam
lingkungan
keluarga
maupun
jenjang
pendidikan
dalam
keyakinan,
sebelumnya.
e)
Perbaikan,
yaitu
memperbaiki
kesalahan-kesalahan
pemahaman dan pengamalan ajaran Islam peserta didik dalam kehidupan seharihari.
f)
Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungan atau budaya
lain
yang dapat membahayakan diri peserta didik dan
menghambat
52
perkembangannya menuju manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah
Swt.
g) Pembiasaan, yaitu menyampaikan pengetahuan, pendidikan dan penanaman
nilai-nilai Al-Qur’an dan Hadits pada peserta didik sebagai petunjuk dan
pedoman dalam seluruh kehidupannya.34
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa mata pelajara al-Qur’an dan
Hadits adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan di MTs yang merupakan
bagian dari mata pelajaran agama islam yang tujuan dan fungsinya memberikan agar
siswa gemar membaca Al-qur’an dan Hadits yang menjadi sumber nilai dalam
menjalani kehidupan bagi seorang muslim.
3. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Al-Qur’an
Hadits Kelas VIII
Standar Kompetensi
• membaca Al-Qur’an Surat
Pendek
• Menerapkan hukum bacaan Lam dan Ra
dalam Q.S Al-Humazah dan At-Takatsur
• Menerapkan
pendek
Kompetensi Dasar
surat-surat
pilihan
tentang
menimbun harta (serakah)
• Memahami isi kandungan Q.S. Al-Humazah
dan At-Takatsur
• Memahami keterkaitan isi kandungan Q.S. AlHumazah dan At-Takatsur tentang sifat cinta
dunia dan melupakan kebahagian hakiki dalam
34
Ibid.
53
fenomena kehidupan
• Menerapkan kandungan Q.S.Al-Humazah dan
At-Takatsur
dalam
fenomena
kehidupan
sehari-hari dan akibatnya
E. Hukum Bacaan Lam dan Ra
1. Hukum Bacaan Lam
Hukum bacaan lam ada dua, yaitu mufakhkhamah dan muraqqaqah. Untuk
lebih jelasnya bisa dilihat dari penjelasan berikut.
a)
Lam Mufakhkhamah
Apabila ada huruf lam dalam lafzul jalallah (ُ ) yang didahului dengan huruf
berharakat fathah atau dammah, harus dibaca mufakhkhamah atau tafkhim yang
berarti tebal. Cara mengucapkannya, kedua bibir menjorok ke depan.35 Contoh
∩⊄∪ ߉yϑ¢Á9$# ª!$# ∩⊇∪ î‰ymr& ª!$# uθèδ ö≅è%
b) Lam Muraqaqah
Lam Muraqaqah atau tarqiq adalah lam yang dibaca tipis dan posisi mulut
tidak menjorok ke depan. Lam dibaca tipis apabila dalam lafzul jalallah (ُ ) didahului
huruf yang berharakat kasrah.36 Contoh
35
Ibrahim dan Darsono, Al-Qur’an dan Hadis. (Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri),
36
Ibid
hlm.60
54
∩⊄∪ %[`#uθøùr& «!$# ÇƒÏŠ ’Îû šχθè=ä{ô‰tƒ }¨$¨Ψ9$# |M÷ƒr&u‘uρ
Adapun huruf lam yang tidak berada dalam lafzul jalallah (ُ ) harus dibaca
tarqiq atau tipis. Contoh
∩⊄∪ Ĩ$¨Ψ9$# Å7Î=tΒ ∩⊇∪ Ĩ$¨Ψ9$# Éb>tÎ/ èŒθããr& ö≅è%
2. Hukum Bacaan Ra
Dalam ilmu tajwid, hukum bacaan ra dibagi menjadi dua macam.Yiatu
mufakhkhamah dan muraqaqah.
a)
Ra Mufakhkhamah
Ra mufakhkhamah atau tafkhim adalah ra yang dibaca tebal.Ra dibaca tebal
apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.37
1) Ra berharakat fathah
Contoh:
∩∇∪ …çνttƒ #vx© ;六sŒ tΑ$s)÷WÏΒ ö≅yϑ÷ètƒ tΒuρ ∩∠∪ …çνttƒ #\ø‹yz >六sŒ tΑ$s)÷WÏΒ ö≅yϑ÷ètƒ yϑsù
2) Ra berharakat baca dammah. Contoh:
∩⊇∪ ßx÷Gx ø9$#uρ «!$# ãóÁtΡ u!$y_ #sŒÎ)
37
Ibid. hlm.61-62
55
3) Ra berharakat sukun (mati), sedang huruf di belakangnya berupa huruf yang
difathah dan didammah. Contoh:
∩⊆∪ 9≅ŠÅd∨Å™ ÏiΒ ;οu‘$y∨Ït¿2 ΝÎγ‹ÏΒös? ∩⊂∪ Ÿ≅‹Î/$t/r& #·ŽösÛ öΝÍκöŽn=tã Ÿ≅y™ö‘r&uρ
4) Ra yang berharakat baca sukun, sedang huruf di belakangnya berupa huruf
yang dikasrah, namun kasrah ini bukan asli tetapi baru datang. Contoh:
∩⊄∇∪ Zπ¨ŠÅÊó÷£∆ ZπuŠÅÊ#u‘ Å7În/u‘ 4’n<Î) ûÉëÅ_ö‘$#
5) Ra berharakat baca sukun, sedang huruf di belakangnya berharakat kasrah asli
dan sesudah ra bertemu dengan huruf isti’la (‫ ) َ ْ فُ اِ ْ ِ ْ َ ٍء‬yang terdapat tujuh
huruf yang terkumpul pada kalimat: ْ ِ ٍ ْ َ
‫ﱠ‬
ُ .Contoh:
∩⊇⊆∪ ÏŠ$|¹öÏϑø9$$Î7s9 y7−/u‘ ¨βÎ)
b) Ra Muraqaqah
Ra muraqaqah atau tarqiq adalah ra yang dibaca tipis.Ra dibaca tipis apabila
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.
1) Ra berharakat kasrah. Contoh:
∩⊆∪ Ύô£o„ #sŒÎ) È≅ø‹©9$#uρ ∩⊂∪ ̍ø?uθø9$#uρ Æìø ¤±9$#uρ ∩⊄∪ 9Žô³tã @Α$u‹s9uρ
2) Apabila sebelum huruf ra ada huruf ya sukun.Contoh:
56
∩⊇⊇∪ 7ŽÎ6y‚©9 7‹Í×tΒöθtƒ öΝÍκÍ5 Νåκ®5u‘ ¨βÎ)
3) Ra berharakat sukun yang didahului huruf berharakat kasrah. Namun, setelah
ra sukun bukan huruf istila’. Contoh:
∩⊇⊃∪ ÏŠ$s?÷ρF{$# “ÏŒ tβöθtãöÏùuρ
Download