statuta - BKPPP Bantul

advertisement
STATUTA
KOMISI PENYULUHAN PERTANIAN NASIONAL
(K P P N)
NATIONAL AGRICULTURAL EXTENSION COMMITTEE
(N A E C)
2009
MUKADIMAH
Penyuluhan pertanian adalah proses pembelajaran bagi
pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu
menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses
informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya
lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas,
efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta
meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan
hidup.
Untuk mewujudkan penyelenggaraan penyuluhan yang
efektif dan efisien diperlukan kelembagaan independen
sebagai mitra kerja pemerintah dalam merumuskan kebijakan
dan strategi penyuluhan pertanian. Sesuai Undang-Undang
Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian,
Perikanan, dan Kehutanan, Pasal 10 Ayat (1), kelembagaan
tersebut pada tingkat nasional adalah Komisi Penyuluhan
Nasional (KPN); pasal 12 ayat ( 1) pada tingkat Provinsi adalah
Komisi Penyuluhan Provinsi (KPP); dan pasal 14 ayat (1) pada
tingkat Kabupaten/Kota adalah Komisi Penyuluhan Kabupaten/
Kota (KPKK). Untuk selanjutnya, Komisi Penyuluhan Nasional
dalam lingkup sektor Pertanian disebut Komisi Penyuluhan
Pertanian Nasional (KPPN).
Atas berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, serta dilandasi
oleh kesadaran dan keinginan luhur untuk mengabdi kepada
Bangsa dan Negara demi mencapai masyarakat yang adil dan
makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945, diharapkan KPPN, KPP dan KPKK dapat bekerja sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
Statuta Komisi Penyuluhan Pertanian Nasional
1
I.
NAMA
Komisi Penyuluhan Pertanian Nasional atau disingkat
KPPN, adalah kelembagaan independen yang dibentuk
oleh Menteri Pertanian.
II.
ORGANISASI
KPPN terdiri atas ketua, wakil ketua, sekretaris dan
anggota.
III.
TUJUAN
Memberi masukan kepada pemerintah melalui Menteri
Pertanian tentang segala sesuatu untuk penguatan dan
kelancaran pelaksanaan serta pengembangan fungsi
penyuluhan pertanian dalam mencapai keberhasilan
pembangunan pertanian.
IV.
STATUS
Sebagai unsur kelembagaan independen di bidang
penyuluhan pertanian yang membantu Menteri Pertanian.
V.
KEANGGOTAAN
1.
Anggota KPPN adalah para pakar dan/atau praktisi
yang mempunyai keahlian dan kepedulian dalam
bidang penyuluhan pertanian atau pembangunan
perdesaan, dari unsur-unsur:
- Dosen perguruan tinggi;
- Anggota LSM/organisasi profesi pertanian;
2
Statuta Komisi Penyuluhan Pertanian Nasional
- Petani/kontaktani;
- Penyuluh pertanian;
- Peneliti pertanian;
- Swasta/usahawan di bidang pertanian;
- Pejabat Departemen Pertanian;
- Pakar mandiri.
2.
Jumlah anggota minimal 9 orang, maksimal
13 orang.
3.
Masa tugas lima tahun dan dimungkinkan ada
pergantian anggota antar waktu.
4.
Setelah masa tugas berakhir bisa ditugaskan
kembali untuk menjamin keberlanjutan program
kerja KPPN.
5.
Struktur :
- KPPN dipimpin oleh seorang ketua, seorang
wakil ketua dan seorang sekertaris;
- Ketua, wakil ketua dan sekretaris merangkap
sebagai anggota;
- Semua anggota KPPN adalah anggota penuh
yang mempunyai hak dan kewajiban yang
sama.
Statuta Komisi Penyuluhan Pertanian Nasional
3
VI.
TUGAS
Sesuai Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang
Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan
Kehutanan, Pasal 10 Ayat (2) Komisi Penyuluhan
Pertanian Nasional mempunyai tugas memberikan
masukan kepada Menteri Pertanian sebagai bahan
penyusunan kebijakan dan strategi penyuluhan
pertanian, dengan rincian sebagai berikut :
4
1)
Memberikan saran/bahan pertimbangan kepada
Menteri Pertanian tentang hal-hal yang berkaitan
dengan pengembangan kebijaksanaan dan strategi
penyuluhan pertainan.
2)
Memberikan saran pertimbangan yang berkaitan
dengan fasilitas pemerintah untuk meningkatkan
kemampuan pemerintah provinsi dan kabupaten/
kota dalam mengelola penyuluhan pertanian
sesuai dengan kewenangan otonomi daerah dan
kebijakan pemerintah.
3)
Memberikan saran pertimbangan yang berkaitan
dengan penguatan dan pengembangan
kelembagaan, ketenagaan, program dan
pembiayaan penyuluhan pertanian di provinsi dan
kabupaten/kota.
4)
Memberikan alternatif pemecahan masalah dalam
penyelenggaraan penyuluhan pertanian.
Statuta Komisi Penyuluhan Pertanian Nasional
VII.
TANGGUNG JAWAB
KPPN bertanggung jawab kepada Menteri Pertanian.
VIII.
WEWENANG
KPPN mempunyai wewenang untuk :
1)
Menyelenggarakan rapat-rapat/pertemuan secara
mandiri.
2)
Menanggapi secara proaktif berbagai
permasalahan yang berkembang dalam
penyelenggaraan penyuluhan pertanian.
3)
Menyusun rencana kegiatan tahunan KPPN beserta
anggaran yang diperlukan.
4)
Mendapatkan data dan informasi dari pusat dan
daerah sebagai bahan perumusan kebijakan dan
strategi penyuluhan pertanian.
5)
Memberikan informasi mengenai kebijakan dan
strategi penyuluhan pertanian kepada Menteri
Pertanian, baik diminta maupun tidak diminta.
6)
Mengusulkan personalia anggota KPPN sebagai
bahan pertimbangan bagi Menteri Pertanian untuk
menetapkan keanggotaan KPPN.
7)
Dalam kaitan dengan tugasnya, KPPN dapat
mengundang narasumber dari berbagai unsur
terkait dan aparat lingkup Departemen Pertanian
dan/atau di luar Departemen Pertanian.
Statuta Komisi Penyuluhan Pertanian Nasional
5
X.
DUKUNGAN FASILITAS
Dalam menjalankan tugasnya, KPPN difasilitasi oleh
Departemen Pertanian melalui badan yang menangani
penyuluhan pertanian dengan:
X.
1)
Sekretariat yang diperkuat dengan tim perumus;
2)
Ruang kerja dan ruang rapat dengan fasilitas kerja;
3)
Honorarium anggota KPPN dan biaya-biaya
kegiatan KPPN dibebankan pada anggaran badan
yang menangani penyuluhan pertanian. Dana dari
sumber lain dimungkinkan selama tidak mengikat;
4)
Insentif lain bagi anggota KPPN, sesuai kemampuan
keuangan Negara.
TATA KERJA KPPN
1.
Tugas dan fungsi ketua, wakil ketua, sekretaris dan
anggota KPPN:
a. Tugas dan fungsi ketua:
6
-
Penanggung jawab seluruh kegiatan KPPN;
-
Memimpin rapat/pertemuan;
-
Mengarahkan kegiatan;
-
Mewakili KPPN dalam hubungan dengan
pihak luar; dan
Statuta Komisi Penyuluhan Pertanian Nasional
-
Menyampaikan rekomendasi/saran-saran/
masukkan dan laporan tahunan/akhir tugas
kepada Menteri Pertanian.
b. Tugas dan fungsi wakil ketua
-
Melaksanakan tugas dan fungsi ketua,
apabila ketua berhalangan;
-
Menjadi penghubung KPPN dengan
Departemen Pertanian melalui badan yang
menangani penyuluhan pertanian;
-
Melaksanakan tugas-tugas khusus yang
diberikan oleh rapat KPPN dan/atau ketua
KPPN; dan
-
Bersama-sama dengan sekretaris
membuat dan menyampaikan laporan
bulanan kegiatan KPPN kepada ketua KPPN.
c. Tugas dan fungsi sekretaris
-
Mengurus kegiatan administrasi KPPN;
-
Menjadi penghubung administrasi dan
keuangan/pembiayaan antara KPPN
dengan badan yang menangani
penyuluhan pertanian;
Statuta Komisi Penyuluhan Pertanian Nasional
7
-
Mengurus administrasi penerimaan,
pengeluaran dan pertanggung jawaban
keuangan ;
-
Mewakili ketua dan/atau wakil ketua,
apabila diperlukan, dalam hubungan
dengan pihak luar;
-
Melaksanakan tugas-tugas khusus yang
diberikan oleh rapat dan/atau ketua KPPN/
wakil ketua KPPN;
-
Bertanggung jawab atas surat masuk dan
keluar; dan
-
Bersama-sama dengan wakil ketua KPPN
membuat dan menyampaikan laporan
kegiatan KPPN kepada ketua KPPN.
d. Tugas dan fungsi anggota:
-
Menghadiri rapat-rapat KPPN;
- Melaksanakan tugas-tugas khusus yang
diberikan oleh rapat dan/atau ketua KPPN;
- Memberikan saran/rekomendasi/masukan
kepada ketua KPPN baik di dalam rapat
maupun di luar rapat yang berhubungan
dengan kebijakan dan strategi
pengembangan penyuluhan pertanian; dan
8
Statuta Komisi Penyuluhan Pertanian Nasional
-
2.
Membuat dan menyampaikan laporan
kegiatan tugas berhubungan dengan
kegiatan KPPN kepada ketua KPPN.
Rapat/pertemuan
a. Jenis rapat
3.
-
Rapat Pleno;
-
Rapat Khusus;
-
Rapat Tim Kerja.
Frekuensi rapat
a. Rapat Pleno diselenggarakan sekurangkurangnya 1 (satu) bulan sekali;
b. Rapat Khusus diselenggarakan dengan
mengundang pihak-pihak terkait apabila ada
keperluan atau masalah yang mendesak;
c. Rapat Tim Kerja diselenggarakan sesuai
keperluan.
4.
Prosedur rapat
a. Rapat dapat diselenggarakan dalam 1 (satu)
hari atau beberapa hari berturut-turut sesuai
keperluan;
Statuta Komisi Penyuluhan Pertanian Nasional
9
b. Rapat pleno atau rapat khusus dipimpin oleh
ketua atau wakil ketua apabila ketua
berhalangan;
c. Apabila ketua dan wakil ketua berhalangan,
rapat pleno atau rapat khusus dipimpin oleh
sekretaris;
d. Rapat pleno atau rapat khusus dinyatakan
batal apabila tidak ada unsur pimpinan;
e. Rapat tim kerja dipimpin oleh salah seorang
anggota yang dipilih oleh Tim.
5.
Kuorum dan pengambilan keputusan
a. Rapat pleno atau rapat khusus dinyatakan
memenuhi qorum apabila dihadiri lebih dari
separuh jumlah anggota KPPN;
b. Keputusan KPPN diambil secara musyawarah
dan mufakat.
6.
Tim Kerja
a. Tim kerja dibentuk berdasarkan kesepakatan
rapat pleno dan bertanggung jawab kepada
rapat pleno;
b. Tim kerja diberikan tugas khusus untuk
membantu tugas-tugas KPPN;
c. Tim kerja dapat terdiri dari anggota KPPN dan
atau pihak luar sesuai kebutuhan;
10
Statuta Komisi Penyuluhan Pertanian Nasional
d. Masa tugas tim kerja ditentukan oleh rapat
pleno;
e. Tim kerja melaporkan hasil kerjanya secara
tertulis dalam rapat pleno.
7.
Narasumber
Rapat pleno atau rapat khusus dapat mengundang
narasumber yang mempunyai informasi atau
keahlian yang diperlukan.
8.
Kunjungan kerja KPPN
a. KPPN dapat menetapkan sendiri rencana
kunjungan kerja ke daerah sesuai kebutuhan,
baik dengan biaya yang tersedia maupun
kerjasama dengan pihak lain;
b. Jumlah peserta dan obyek kunjungan kerja
ditetapkan dalam rapat pleno;
c. Setiap kunjungan kerja dibuat laporan tertulis.
9.
Pelaporan
a. KPPN wajib menyampaikan laporan kepada
Menteri Pertanian sekurang-kurangnya setiap
4 (empat) bulan sekali.
b. KPPN membuat laporan tahunan yang
disampaikan kepada Menteri Pertanian;
Statuta Komisi Penyuluhan Pertanian Nasional
11
c. KPPN dapat membuat laporan khusus, apabila
diperlukan atau diminta oleh Menteri
Pertanian.
10. Kesekretariatan
a. KPPN dibantu oleh tim sekretariat yang
dibentuk oleh Kepala Badan yang menangani
penyuluhan pertanian ;
b. Tim sekretariat terdiri dari:
1) Panitera;
2) Tim Perumus;
c. Panitera mengurus keperluan ketatausahaan
KPPN dan membantu administrasi rapat-rapat
KPPN yang dikoordinasikan oleh sekretaris
KPPN ;
d. Tim perumus membantu sekretaris KPPN dalam
perumusan hasil-hasil rapat KPPN ;
e. Biaya kesekretariatan dibebankan pada
anggaran badan yang menangani penyuluhan
pertanian.
11. Pendanaan
a. Biaya-biaya kegiatan KPPN dibebankan pada
anggaran badan yang menangani penyuluhan
pertanian;
12
Statuta Komisi Penyuluhan Pertanian Nasional
b. KPPN merencanakan kebutuhan anggaran
tahunan yang disampaikan kepada Kepala
Badan yang menangani penyuluhan pertanian;
c. Dana dari sumber lain dimungkinkan selama
tidak mengikat dan digunakan sesuai dengan
kesepakatan pihak pemberi dana. Dana dari
sumber lain diinformasikan kepada Kepala
Badan yang menangani penyuluhan pertanian.
V.
PENUTUP.
Statuta KPPN disusun dan disepakati oleh Rapat Pleno
KPPN setelah adanya Keputusan Menteri Pertanian
Nomor: 1655/Kpts/OT.160/12/2008 tentang Komisi
Penyuluhan Pertanian Nasional (KPPN).
Ditetapkan
: di Jakarta
Pada Tanggal : 14 Agustus 2009
PIMPINAN
KOMISI PENYULUHAN PERTANIAN NASIONAL (KPPN)
Ketua,
Sekretaris,
Prof. DR. Margono Slamet
Dr. Ir. Adang Warya, MM
Statuta Komisi Penyuluhan Pertanian Nasional
13
14
Statuta Komisi Penyuluhan Pertanian Nasional
LAMPIRAN 1
PEDOMAN
PEMBENTUKAN KOMISI PENYULUHAN PROVINSI
(KPP)
Untuk konsistensi dan kemudahan pembentukan Komisi
Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan di tingkat
provinsi yang selanjutnya disebut Komisi Penyuluhan Provinsi
(KPP), berikut adalah bahan pertimbangan untuk penyusunan
pedoman pembentukan KPP.
I.
NAMA
Komisi Penyuluhan Provinsi atau disingkat KPP, adalah
kelembagaan independen yang pembentukannya
ditetapkan oleh gubernur.
II.
ORGANISASI
KPP terdiri dari ketua, wakil Ketua, sekretaris, wakil
sekretaris dan anggota.
III.
TUJUAN
Memberi masukan kepada pemerintah provinsi tentang
segala sesuatu untuk penguatan dan kelancaran
pelaksanaan serta pengembangan fungsi penyuluhan
untuk mencapai keberhasilan pembangunan pertanian,
perikanan, dan kehutanan.
Komisi Penyuluhan Provinsi
15
IV.
STATUS
Sebagai unsur kelembagaan independen di bidang
penyuluhan yang membantu pemerintah provinsi.
V.
KEANGGOTAAN
1)
16
Anggota KPPP adalah para pakar dan/atau praktisi
yang mempunyai keahlian dan atau pengalaman
serta kepedulian di bidang penyuluhan pertanian/
perikanan/kehutanan atau pembangunan
perdesaan, dari unsur-unsur :
a.
Dosen perguruan tinggi;
b.
Peneliti Pertanian/perikanan/kehutanan;
c.
Perwakilan organisasi profesi pertanian/
perikanan/kehutanan;
d.
Pelaku utama di bidang pertanian/perikanan/
kehutanan;
e.
Penyuluh pertanian/perikanan/kehutanan;
f.
Pelaku Usaha di bidang pertanian/perikanan/
kehutanan;
g.
Pejabat pemerintah provinsi; dan
h.
Pakar mandiri di bidang penyuluhan
pertanian/perikanan/ kehutanan.
Komisi Penyuluhan Provinsi
2)
Jumlah anggota: 13 -17 orang
3)
Komposisi keanggotaan KPP hendaknya
memperhatikan kesetaraan gender dan maksimum
30% dari unsur pejabat pemerintah.
4)
Masa Tugas:
5)
a.
5 (Lima) tahun dan dimungkinkan ada
pergantian anggota antar waktu tiap tahun ;
b.
Setelah masa tugas berakhir dapat dipilih
kembali. Untuk menjamin keberlanjutan program kerja KPP, sebagian anggota lama tetap
dipertahankan.
Struktur:
a.
KPP dipimpin oleh seorang ketua, seorang
wakil ketua, seorang sekretaris, seorang
wakil sekretaris, yang merangkap sebagai
anggota;
b.
Ketua berasal dari unsur di luar pejabat
pemerintah;
c.
Sekretaris KPP adalah pimpinan kelembagaan
penyuluhan di provinsi;
d.
Semua anggota KPP adalah anggota penuh
yang mempunyai hak dan kewajiban yang
sama.
Komisi Penyuluhan Provinsi
17
VI.
TUGAS :
Sesuai Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 Tentang
Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan,
pasal 12 ayat (2) Komisi Penyuluhan Provinsi mempunyai
tugas memberikan masukan kepada pemerintahan
provinsi sebagai bahan penyusunan kebijakan dan
strategi penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan
dengan rincian sebagai berikut :
18
1.
Memberikan saran/bahan pertimbangan kepada
pemerintah provinsi tentang hal-hal yang berkaitan
dengan penyusunan kebijakan dan strategi
penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan
di provinsi yang bersangkutan.
2.
Memberikan saran pertimbangan yang berkaitan
dengan fasilitas pemerintah provinsi untuk
meningkatkan kemampuan mengelola penyuluhan
pertanian, perikanan, dan kehutanan sesuai dengan
kewenangan otonomi daerah dan kebijakan
pemerintah provinsi.
3.
Memberikan saran pertimbangan yang berkaitan
dengan penguatan dan pengembangan
kelembagaan, ketenagaan, program dan
pembiayaan penyuluhan pertanian, perikanan, dan
kehutanan di provinsi.
Komisi Penyuluhan Provinsi
4.
VII.
Memberikan alternatif pemecahan masalah dalam
penyelenggaraan penyuluhan pertanian, perikanan,
dan kehutanan di provinsi.
TANGGUNG JAWAB
KPP bertanggung jawab kepada gubernur.
VIII. WEWENANG
KPP mempunyai wewenang untuk :
1.
Menyelenggarakan rapat-rapat/pertemuan secara
mandiri.
2.
Menanggapi secara proaktif berbagai
permasalahan yang berkembang dalam
penyelenggaraan penyuluhan pertanian, perikanan,
dan kehutanan.
3.
Mendapatkan data dan informasi dari daerah
sebagai bahan perumusan kebijakan dan strategi
penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan.
4.
Memberikan informasi mengenai kebijakan dan
strategi penyuluhan pertanian, perikanan, dan
kehutanan kepada pemerintah provinsi, baik
diminta maupun tidak diminta.
5.
Mengusulkan personalia anggota KPP sebagai
bahan pertimbangan bagi gubernur untuk
menetapkan keanggotaan KPP.
Komisi Penyuluhan Provinsi
19
6.
IX.
Dalam kaitan dengan tugasnya, KPP dapat
mengundang narasumber dari berbagai unsur
terkait dan aparat lingkup pertanian, perikanan, dan
kehutanan dan/atau di luar lingkup pertanian,
perikanan, dan kehutanan.
DUKUNGAN FASILITAS
Dalam menjalankan tugasnya, KPP difasilitasi oleh
Pemerintah Provinsi melalui Sekretariat Badan Koordinasi
Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan/
Kelembagaan penyuluhan tingkat provinsi berupa:
X.
1.
Sekretariat yang diperkuat dengan tim perumus;
2.
Ruang kerja dan ruang rapat dengan fasilitas kerja;
3.
Pembiayaan anggota dan kegiatan KPP dibebankan
pada anggaran Sekretariat Badan Koordinasi
Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan/
lembaga penyuluhan tingkat provinsi. Dana dari
sumber lain dimungkinkan selama tidak mengikat;
4.
Insentif lain bagi anggota KPP dapat diberlakukan
sesuai kemampuan keuangan daerah.
TATA KERJA KPP
1.
20
Tugas dan fungsi ketua, wakil ketua, sekretaris,
wakil sekretaris dan anggota KPP:
Komisi Penyuluhan Provinsi
a.
b.
Tugas dan fungsi ketua:
–
Penanggung jawab seluruh kegiatan
KPP;
–
Memimpin rapat/pertemuan;
–
Mengarahkan kegiatan KPP;
–
Mewakili KPP dalam hubungan dengan
pihak luar; dan
–
Menyampaikan rekomendasi/saransaran/masukan dan laporan tahunan/
akhir tugas kepada gubernur.
Tugas dan fungsi wakil ketua
–
Melaksanakan tugas dan fungsi ketua,
apabila ketua berhalangan;
–
Menjadi penghubung KPP dengan
pemerintah provinsi melalui Badan
Koordinasi Penyuluhan Pertanian,
Perikanan,
dan
Kehutanan/
kelembagaan penyuluhan tingkat
provinsi;
–
Melaksanakan tugas-tugas khusus
yang diberikan oleh rapat KPP dan/atau
ketua KPP; dan
Komisi Penyuluhan Provinsi
21
–
c.
22
Bersama-sama dengan sekretaris
membuat dan menyampaikan laporan
bulanan kegiatan KPP kepada ketua
KPP.
Tugas dan fungsi sekretaris
–
Mengurus kegiatan administrasi KPP ;
–
Menjadi penghubung administrasi dan
keuangan/pembiayaan antara KPP
dengan Sekretariat Badan Koordinasi
Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan
Kehutanan/kelembagaan penyuluhan
tingkat provinsi;
–
Mengurus administrasi penerimaan,
pengeluaran dan pertanggung jawaban
keuangan ;
–
Mewakili ketua dan/atau wakil ketua,
apabila diperlukan, dalam hubungan
dengan pihak luar.
–
Melaksanakan tugas-tugas khusus
yang diberikan oleh rapat dan/atau
ketua KPP/wakil ketua KPP.
–
Bertanggung jawab atas surat masuk
dan keluar; dan
Komisi Penyuluhan Provinsi
–
d.
e.
Bersama-sama dengan wakil ketua KPP
membuat dan menyampaikan laporan
kegiatan KPP kepada ketua KPP.
Tugas dan fungsi wakil sekretaris
–
Membantu tugas-tugas sekretaris;
–
Mewakili sekretaris apabila sekretaris
berhalangan melaksanakan tugasnya;
Tugas dan fungsi anggota:
–
Menghadiri rapat-rapat KPP;
–
Melaksanakan tugas-tugas khusus
yang diberikan oleh ketua KPP;
–
Memberikan saran/rekomendasi/
masukan kepada ketua KPP baik di
dalam rapat maupun di luar rapat yang
berhubungan dengan kebijakan dan
strategi pengembangan penyuluhan
pertanian, perikanan, dan kehutanan;
dan
–
Membuat dan menyampaikan laporan
kegiatan yang berhubungan dengan
tugas yang diberikan oleh ketua KPP
kepada ketua KPP.
Komisi Penyuluhan Provinsi
23
2.
Rapat / pertemuan
a.
3.
4.
24
Jenis rapat
–
Rapat Pleno;
–
Rapat Khusus;
–
Rapat Tim Kerja.
Frekuensi rapat
a.
Rapat Pleno diselenggarakan 1 (satu) bulan
sekali dan sewaktu-waktu dapat
diselenggarakan apabila ada hal-hal yang
mendesak;
b.
Rapat Khusus diselenggarakan apabila ada
keperluan atau masalah yang mendesak
dengan mengundang pihak-pihak terkait;
c.
Rapat tim kerja diselenggarakan sesuai
keperluan.
Kuorum dan pengambilan keputusan
a.
Rapat Pleno atau Rapat Khusus dinyatakan
memenuhi kuorum apabila dihadiri lebih dari
separuh jumlah anggota KPP;
b.
Keputusan KPP diambil secara musyawarah
dan mufakat.
Komisi Penyuluhan Provinsi
5.
6.
Tim Kerja
a.
Tim Kerja dibentuk berdasarkan kesepakatan
rapat pleno dan bertanggung jawab kepada
rapat pleno;
b.
Tim Kerja diberikan tugas khusus untuk
membantu tugas-tugas KPP;
c.
Tim Kerja dapat terdiri dari anggota KPP dan/
atau pihak luar sesuai kebutuhan;
d.
Masa tugas Tim Kerja ditentukan oleh rapat
pleno;
e.
Tim Kerja melaporkan hasil kerjanya secara
tertulis dalam rapat pleno.
Narasumber
Rapat pleno atau rapat khusus dapat mengundang
narasumber yang mempunyai informasi atau
keahlian yang diperlukan.
7.
Kunjungan kerja KPP
a.
KPP dapat menetapkan sendiri rencana
kunjungan kerja ke kabupaten/kota sesuai
kebutuhan, baik dengan biaya yang tersedia
maupun kerjasama dengan pihak lain;
Komisi Penyuluhan Provinsi
25
8.
9.
26
b.
Jumlah peserta dan obyek kunjungan kerja
ditetapkan dalam papat pleno;
c.
Setiap kunjungan kerja dibuat laporan
tertulis.
Pelaporan
a.
KPP wajib menyampaikan laporan kepada
gubernur sekurang-kurangnya setiap 4
(empat) bulan sekali dengan tembusan
kepada KPN sebagai informasi.
b.
KPP membuat laporan tahunan yang
disampaikan kepada gubernur dengan
tembusan kepada KPN sebagai informasi;
c.
KPP dapat membuat laporan khusus, apabila
diperlukan atau diminta oleh gubernur.
Kesekretariatan
a.
KPP dibantu oleh tim sekretariat yang
dibentuk oleh Kepala Sekretariat Badan
Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan,
dan Kehutanan/kelembagaan penyuluhan
provinsi;
b.
Tim sekretariat terdiri atas:
1)
Panitera;
2)
Tim perumus;
Komisi Penyuluhan Provinsi
10.
c.
Panitera mengurus keperluan ketatausahaan
KPP dan membantu administrasi rapat-rapat
KPP yang dikoordinasikan oleh sekretaris KPP;
d.
Tim perumus membantu sekretaris KPP
dalam perumusan hasil-hasil rapat KPP;
e.
Biaya kesekretariatan dibebankan pada
anggaran Sekretariat Badan Koordinasi
Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan
Kehutanan/kelembagaan penyuluhan
provinsi.
Pendanaan
a.
Biaya-biaya kegiatan KPP dibebankan pada
anggaran Sekretariat Badan Koordinasi
Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan
Kehutanan/kelembagaan penyuluhan
provinsi;
b.
KPP merencanakan kebutuhan anggaran
tahunan yang disampaikan kepada Kepala
Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan
Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan/
kelembagaan penyuluhan provinsi;
c.
Dana dari sumber lain dimungkinkan selama
tidak mengikat dan digunakan sesuai dengan
kebutuhan KPP. Dana dari sumber lain
diinformasikan kepada Kepala Sekretariat
Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian,
Perikanan, dan Kehutanan/kelembagaan
penyuluhan provinsi.
Komisi Penyuluhan Provinsi
27
28
Komisi Penyuluhan Provinsi
LAMPIRAN 2
PEDOMAN
PEMBENTUKAN KOMISI PENYULUHAN
KABUPATEN/KOTA (KPKK)
Untuk konsistensi dan kemudahan pembentukan Komisi
Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan di tingkat
kabupaten/kota yang selanjutnya disebut Komisi Penyuluhan
Kabupaten/Kota (KPKK), berikut adalah bahan pertimbangan
untuk penyusunan pedoman pembentukan KPKK.
I.
NAMA
Komisi Penyuluhan Kabupaten/Kota atau disingkat KPKK,
adalah kelembagaan independen yang pembentukannya
ditetapkan oleh bupati/walikota.
II.
ORGANISASI
KPKK terdiri atas ketua, wakil ketua, sekretaris, wakil
sekretaris dan anggota.
III.
TUJUAN
Memberi masukan kepada pemerintah kabupaten/kota
tentang segala sesuatu untuk penguatan dan kelancaran
pelaksanaan serta pengembangan fungsi penyuluhan
untuk mencapai keberhasilan pembangunan pertanian,
perikanan, dan kehutanan di tingkat kabupaten/kota.
Komisi Penyuluhan Kabupaten/Kota
29
IV.
STATUS
Sebagai unsur kelembagaan independen di bidang
penyuluhan yang membantu pemerintah kabupaten/kota.
V.
KEANGGOTAAN
1)
30
Anggota KPKK adalah para pakar dan/atau praktisi
yang mempunyai keahlian dan atau pengalaman
serta kepedulian di bidang penyuluhan pertanian/
perikanan/kehutanan atau pembangunan
perdesaan, antara lain berasal dari profesi/unsurunsur :
a.
Dosen perguruan tinggi;
b.
Peneliti pertanian/perikanan/kehutanan;
c.
Perwakilan organisasi profesi pertanian/
perikanan/kehutanan;
d.
Pelaku utama di bidang pertanian/perikanan/
kehutanan;
e.
Penyuluh pertanian/perikanan/kehutanan;
f.
Pelaku usaha di bidang pertanian/perikanan/
kehutanan;
g.
Pejabat pemerintah kabupaten/kota; dan
h.
Pakar mandiri di bidang penyuluhan
pertanian/perikanan/kehutanan.
Komisi Penyuluhan Kabupaten/Kota
Keragaman unsur-unsur keanggotaan KPKK harus
mengambarkan pemenuhan kebutuhan dan
aspirasi pembangunan pertanian,perikanan, dan
kehutanan
2)
Jumlah anggota: 9-15 orang
3)
Komposisi keanggotaan KPKK hendaknya
memperhatikan kesetaraan gender dan maksimum
30% dari unsur pejabat pemerintah.
4)
Masa tugas:
5)
a.
5 (Lima) tahun dan dimungkinkan ada
pergantian anggota antar waktu tiap tahun;
b.
Setelah masa tugas berakhir dapat dipilih
kembali. Untuk menjamin keberlanjutan program kerja KPKK, sebagian anggota lama
tetap dipertahankan.
Struktur :
a.
KPKK dipimpin oleh seorang ketua, seorang
wakil ketua, seorang sekretaris, yang
merangkap sebagai anggota;
b.
Ketua berasal dari unsur di luar pejabat
pemerintah;
c.
Sekretaris KPKK adalah Kepala Badan
Pelaksana Penyuluhan/lembaga penyuluhan
di kabupaten/kota;
Komisi Penyuluhan Kabupaten/Kota
31
d.
VI.
Semua anggota KPKK adalah anggota penuh
yang mempunyai hak dan kewajiban yang
sama.
TUGAS
Sesuai Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 Tentang
Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan,
pasal 14 ayat (2) Komisi Penyuluhan Kabupaten/Kota
mempunyai tugas memberikan masukan kepada
pemerintah kabupaten/kota sebagai bahan penyusunan
kebijakan dan strategi penyuluhan pertanian, perikanan,
dan kehutanan dengan rincian sebagai berikut :
32
1.
Memberikan saran/bahan pertimbangan kepada
pemerintah kabupaten/kota tentang hal-hal yang
berkaitan dengan penyusunan kebijakan dan
strategi penyuluhan pertanian, perikanan, dan
kehutanan di kabupaten/kota yang bersangkutan.
2.
Memberikan saran pertimbangan yang berkaitan
dengan fasilitas pemerintah kabupaten/kota untuk
meningkatkan kemampuan mengelola penyuluhan
pertanian, perikanan, dan kehutanan sesuai dengan
kewenangan otonomi daerah dan kebijakan
pemerintah kabupaten/kota.
Komisi Penyuluhan Kabupaten/Kota
VII.
3.
Memberikan saran pertimbangan yang berkaitan
dengan penguatan dan pengembangan
kelembagaan, ketenagaan, program dan
pembiayaan penyuluhan pertanian, perikanan, dan
kehutanan di kabupaten/kota.
4.
Memberikan alternatif pemecahan masalah dalam
penyelenggaraan penyuluhan pertanian, perikanan,
dan kehutanan di kabupaten/kota.
TANGGUNG JAWAB
KPKK bertanggung jawab kepada bupati/walikota.
VIII. WEWENANG
KPKK mempunyai wewenang untuk :
1.
Menyelenggarakan rapat-rapat/pertemuan secara
mandiri.
2.
Menanggapi secara proaktif berbagai
permasalahan yang berkembang dalam
penyelenggaraan penyuluhan pertanian, perikanan,
dan kehutanan.
3.
Mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan
untuk menyusun kebijakan dan strategi penyuluhan
pertanian, perikanan, dan kehutanan.
Komisi Penyuluhan Kabupaten/Kota
33
IX.
4.
Memberikan informasi mengenai kebijakan dan
strategi penyuluhan pertanian, perikanan, dan
kehutanan kepada pemerintah kabupaten/kota, baik
diminta maupun tidak diminta.
5.
Mengusulkan personalia anggota KPKK sebagai
bahan pertimbangan bagi bupati/walikota untuk
menetapkan keanggotaan KPKK.
6.
Dalam kaitan dengan tugasnya, KPKK dapat
mengundang narasumber dari berbagai unsur
terkait dan aparat lingkup pertanian, perikanan, dan
kehutanan dan/atau di luar lingkup pertanian,
perikanan, dan kehutanan.
DUKUNGAN FASILITAS
Dalam menjalankan tugasnya, KPKK difasilitasi oleh
pemerintah kabupaten/kota melalui Sekretariat Badan
Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan
Kehutanan/lembaga penyuluhan tingkat kabupaten/kota
berupa:
34
1.
Sekretariat yang diperkuat dengan tim perumus;
2.
Ruang kerja dan ruang rapat dengan fasilitas kerja;
Komisi Penyuluhan Kabupaten/Kota
X.
3.
Pembiayaan anggota dan kegiatan KPKK
dibebankan pada anggaran Sekretariat Badan
Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan
Kehutanan/lembaga penyuluhan tingkat
kabupaten/kota. Dana dari sumber lain
dimungkinkan selama tidak mengikat;
4.
Insentif lain bagi anggota KPKK dapat diberlakukan
sesuai kemampuan keuangan daerah.
TATA KERJA KPKK
1.
Tugas dan fungsi ketua, wakil ketua, sekretaris, dan
anggota KPKK:
a.
Tugas dan fungsi ketua:
–
Penanggung jawab seluruh kegiatan
KPKK;
–
Memimpin rapat/pertemuan;
–
Mengarahkan kegiatan KPKK;
–
Mewakili KPKK dalam hubungan dengan
pihak luar; dan
–
Menyampaikan rekomendasi/saransaran/masukan dan laporan tahunan/
akhir tugas kepada bupati/walikota.
Komisi Penyuluhan Kabupaten/Kota
35
b.
c.
36
Tugas dan fungsi wakil ketua
–
Melaksanakan tugas dan fungsi ketua,
apabila ketua berhalangan;
–
Menjadi penghubung KPKK dengan
pemerintah kabupaten/kota melalui
Badan Pelaksana Penyuluhan
Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan/
lembaga
penyuluhan
tingkat
kabupaten/kota;
–
Melaksanakan tugas-tugas khusus
yang diberikan oleh rapat KPKK dan/
atau ketua KPKK; dan
–
Bersama-sama dengan sekretaris
membuat dan menyampaikan laporan
bulanan kegiatan KPKK kepada ketua
KPKK.
Tugas dan fungsi sekretaris
–
Mengurus kegiatan administrasi KPKK;
–
Menjadi penghubung administrasi dan
keuangan/pembiayaan antara KPKK
dengan Badan Pelaksana Penyuluhan
Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan/
lembaga
penyuluhan
tingkat
kabupaten/kota;
Komisi Penyuluhan Kabupaten/Kota
d.
–
Mengurus administrasi penerimaan,
pengeluaran dan pertanggung jawaban
keuangan;
–
Mewakili ketua dan/atau wakil ketua,
apabila diperlukan, dalam hubungan
dengan pihak luar;
–
Melaksanakan tugas-tugas khusus
yang diberikan oleh rapat dan/atau
ketua KPKK/wakil ketua KPKK;
–
Bertanggung jawab atas surat masuk
dan keluar; dan
–
Bersama-sama dengan wakil ketua
KPKK membuat dan menyampaikan
laporan kegiatan KPKK kepada ketua
KPKK.
Tugas dan fungsi anggota:
–
Menghadiri rapat-rapat KPKK;
–
Melaksanakan tugas-tugas khusus
yang diberikan oleh ketua KPKK;
–
Memberikan saran/rekomendasi/
masukan kepada ketua KPKK baik di
dalam rapat maupun di luar rapat yang
berhubungan dengan kebijakan dan
strategi pengembangan penyuluhan
pertanian, perikanan, dan kehutanan;
dan
Komisi Penyuluhan Kabupaten/Kota
37
–
2.
Rapat / pertemuan
a.
3.
4.
Jenis rapat
–
Rapat Pleno;
–
Rapat Khusus;
–
Rapat Tim Kerja.
Frekuensi rapat
a.
Rapat Pleno diselenggarakan 1 (satu) bulan
sekali dan sewaktu-waktu dapat
diselenggarakan apabila ada hal-hal yang
mendesak;
b.
Rapat Khusus diselenggarakan apabila ada
keperluan atau masalah yang mendesak
dengan mengundang pihak-pihak terkait;
c.
Rapat tim kerja diselenggarakan sesuai
keperluan.
Kuorum dan pengambilan keputusan
a.
38
Membuat dan menyampaikan laporan
kegiatan yang berhubungan dengan
tugas yang diberikan oleh ketua KPKK
kepada ketua KPKK.
Rapat Pleno atau Rapat Khusus dinyatakan
memenuhi kuorum apabila dihadiri lebih dari
separuh jumlah anggota KPKK;
Komisi Penyuluhan Kabupaten/Kota
b.
5.
6.
Keputusan KPKK diambil secara musyawarah
dan mufakat.
Tim Kerja
a.
Tim Kerja dibentuk berdasarkan kesepakatan
Rapat Pleno dan bertanggung jawab kepada
Rapat Pleno;
b.
Tim Kerja diberikan tugas khusus untuk
membantu tugas-tugas KPKK;
c.
Tim Kerja dapat terdiri dari anggota KPKK dan/
atau pihak luar sesuai kebutuhan;
d.
Masa tugas Tim Kerja ditentukan oleh Rapat
Pleno;
e.
Tim Kerja melaporkan hasil kerjanya secara
tertulis dalam Rapat Pleno.
Narasumber
Rapat Pleno atau Rapat Khusus dapat mengundang
narasumber yang mempunyai informasi atau
keahlian yang diperlukan.
7.
Kunjungan kerja KPKK
a.
KPKK dapat menetapkan sendiri rencana
kunjungan kerja ke kecamatan dan desa
sesuai kebutuhan, baik dengan biaya yang
tersedia maupun kerjasama dengan pihak
lain;
Komisi Penyuluhan Kabupaten/Kota
39
8.
9.
40
b.
Jumlah peserta dan obyek kunjungan kerja
ditetapkan dalam Rapat Pleno;
c.
Setiap kunjungan kerja dibuat laporan
tertulis.
Pelaporan
a.
KPKK wajib menyampaikan laporan kepada
bupati/walikota sekurang-kurangnya setiap
4 (empat) bulan sekali dengan tembusan
kepada KPP sebagai informasi.
b.
KPKK membuat laporan tahunan yang
disampaikan kepada bupati/walikota dengan
tembusan kepada KPP sebagai informasi.
c.
KPKK dapat membuat laporan khusus, apabila
diperlukan atau diminta oleh bupati/walikota.
Kesekretariatan
a.
KPKK dibantu oleh tim sekretariat yang
dibentuk oleh Kepala Badan Pelaksana
Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan
Kehutanan/lembaga penyuluhan kabupaten/
kota ;
b.
Tim sekretariat terdiri atas:
1)
Panitera;
2)
Tim perumus;
Komisi Penyuluhan Kabupaten/Kota
11.
c.
Panitera mengurus keperluan ketatausahaan
KPKK dan membantu administrasi rapat-rapat
KPKK yang dikoordinasikan oleh sekretaris
KPKK;
d.
Tim perumus membantu sekretaris KPKK
dalam perumusan hasil-hasil rapat KPKK;
e.
Biaya kesekretariatan dibebankan pada
anggaran Badan Pelaksana Penyuluhan
Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan/
lembaga penyuluhan kabupaten/kota.
Pendanaan
a.
Biaya-biaya kegiatan KPKK dibebankan pada
anggaran Badan Pelaksana Penyuluhan
Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan/
lembaga penyuluhan kabupaten/kota;
b.
KPKK merencanakan kebutuhan anggaran
tahunan yang disampaikan kepada Kepala
Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian,
Perikanan, dan Kehutanan/lembaga
penyuluhan kabupaten/kota;
c.
Dana dari sumber lain dimungkinkan selama
tidak mengikat dan digunakan sesuai dengan
kebutuhan KPKK. Dana dari sumber lain
diinformasikan kepada Kepala Badan
Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan,
dan Kehutanan/lembaga penyuluhan
kabupaten/kota;
Komisi Penyuluhan Kabupaten/Kota
41
42
Komisi Penyuluhan Kabupaten/Kota
Download