The Revenue/Receivable/Cash Cycle Piutang (Receivable) Definisi Receivable Dalam arti luas, receivable dapat diartikan sebagai hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang atau jasa. Sedangkan untuk tujuan akuntansi, umumnya diterapkan dalam pengertian yang lebih sempit yaitu berupa klaim yang diharapkan akan diselesaikan melalui penerimaan cash. Klasifikasi Piutang (Classification of Receivables) Dalam pengklasifikasian receivables, receivable dibedakan menjadi 2 yaitu: 1. Piutang dagang (trade receivables) 2. Piutang non dagang (non trade receivables) Sumber utama receivables berasal dari aktivitas normal perusahaan, yaitu: penjualan barang dan jasa secara kredit kepada customer. Terkadang trade receivables dapat diperkuat dengan janji tertulis untuk membayar dan digolongkan sebagai wesel tagih (notes receivable). Sedangkan untuk trade receivables yang tidak di jamin dengan janji tertulis, sering kali disebut Accounts Receivable. Account Receivable merupakan perluasan kredit jangka pendek kepada customers. Perjanjian kreditnya merupakan persetujuan informal antara seller dan buyer yang di dukung oleh dokumen-dokumen perusahaan. Biasanya trade receivables tidak melibatkan interest. Non Trade Receivables Timbul dari berbagai transaksi seperti: 1. Sale or securities atau benda lain selain inventory 2. Uang muka kepada stockholder, directors, officers, employees 3. Deposits creditor 4. Pembayaran di muka (prepayments) atas purchases 5. Panjar untuk menjamin pelaksanaan kontrak atau pembayaran biaya 6. Dividends and interest receivable 7. Claims atas losses atau kerusakan 8. Claims atas rabat (rabated) dan restibusi pajak (tax refunds) 9. Subscriptions for capital stock Receivables juga dapat diklasifikasikan menurut lamanya tanggal jatuh tempo. Klasifikasi semacam ini akan menghasilkan current receivables atau jangka pendek dan noncurrent receivables atau jangka panjang. Piutang Usaha Sebagai Sumber Kas (Account Receivable as a Source of Cash) Kadang kala perusahaan membutuhkan Cash dalam waktu dekat dan tidak dapat menunggu selesainya siklus operasi normal. Di lain sisi, mungkin perusahaan tidak menghadapi kesulitan keuangan tapi menginginkan proses penagihannya dipercepat atau memindahkan resiko kredit (risk of credit) dan usaha penagihan kepada pihak lain. Dalam hal ini receivables atas customer dapat digunakan sebagai sumber pembiayaan (source of financing). The Revenue/Receivable/Cash Cycle Account Receivables dapat diubah menjadi cash dalam salah satu dari 3 cara yaitu: 1. Penggadaian Piutang Usaha (assignment of Accounts Receivable) Perjanjian pinjaman dengan menggadaikan receivables sebagai jaminan (securities) atas pinjaman 2. Pemaktoran Piutang Usaha (factoring of Accounts Receivable) Sale of receivables tanpa tanggung jawab atas pelunasannya (recourse for cash) di kemudian hari kepada pihak ketiga yang biasanya adalah bank atau lembaga keuangan lainnya 3. Transfer piutang dengan tetap bertanggung jawab atas pelunasannya (Transfer of Accounts Receivable with recourse) Merupakan campuran dari kedua bentuk pembiayaan piutang (receivables financing) Assignment of Accounts Receivable Dalam assignment of accounts receivable, semua account receivable berlaku sebagai agunan atas note tersebut. Dalam pembukuan cukup dilaporkan sebagai pinjaman (loan) Dr Cash xx Cr Notes Payable xx Dan penyelesaian selanjutnya atas kewajiban (obligation) itu yaitu: Dr Notes Payable xx Cr Cash xx Ungkapan catatan tambahan pada balance sheet harus dibuat dengan komentar dalam tanda kurung atau catatan, atas jumlah serta sifat piutang yang digadaikan (receivables pledged) untuk menjamin kewajiban (obligation) kepada pemberi pinjaman (lender). Dalam kasus tertentu, assignment of accounts receivable tertentu kepada pemberi pinjaman, peminjam hendaknya mentransfer saldo perkiraan tersebut ke suatu perkiraan pengendalian buku besar dan mengidentifikasikan secara jelas serta memperhitungkan masing-masing piutang yang digadaikan dalam subsidiary ledger. Contoh assignment of accounts receivable, diasumsikan bahwa pihak penggadai piutang (assignor – borrower) dapat menagih receivables: Pada tanggal 1 juli 1996, PT Amuba menggadaikan receivables dengan total Rp 300.000 kepada BHS bank, dan sebagai agunannya (collateral) berupa sebuah note 12% sebesar Rp 200.000. PT Amuba tidak memberitahukan kepada debitornya bahwa Account Debtors-nya telah digadaikan dan tetap akan menagih assigned receivables. BHS bank menetapkan beban keuangan (finance charge) 1% atas piutang yang dijaminkan (assigned receivable) sebagai tambahan terhadap interest of notes. PT Amuba akan memberi pembayaran bulanan kepada BHS bank dengan cash yang ditagih atas assigned receivables. Maka ayat jurnal yang akan dibuat adalah: The Revenue/Receivable/Cash Cycle PT Amuba Penerbitan note dan assignment of specific receivables Bila Jurnal dibuat secara detail Accounts Receivable - Assigned 300.000 Accounts Receivable Cash Finance Charge Notes Payable 300.000 197.000 3.000 Penggabungan jurnal Cash Finance Charge Accounts Receivable - Assigned Notes Payable Accounts Receivable 197.000 3.000 300.000 200.000 300.000 200.000 Perhitungan: Finance charge 1% atas piutang yang dijaminkan (assigned receivable) : 300.000 * 1% : 3.000 Cash yang diterima : 200.000 – 3.000 : 197.000 Penerimaan tagihan atas assigned account (perkiraan yang digadaikan) selama bulan juli sebesar Rp 180.000, dikurangi dengan cash discount sebesar Rp 1.000, dan sales return bulan pada bulan juli sebesar Rp 2.000 Bila Jurnal dibuat secara detail Sales Return and allowances 2.000 Accounts Receivable – Assigned Cash Sales Discounts Accounts Receivable – Assigned 2.000 179.000 1.000 Penggabungan jurnal Cash Sales Discounts Sales Return and allowances Accounts Receivable – Assigned 179.000 1.000 2.000 182.000 180.000 Penjelasan: Date 1 jul Accounts Receivable – Assigned description P/R Debit Saldo Awal 300.000 Sales return and allowances Penagihan 1 Credit 2.000 180.000 Debit 300.000 298.000 118.000 Credit Pembayaran jumlah yang terhutang kepada BHS bank dengan penerimaan bulan juli ditambah accrued interest atas note sampai tanggal 1 Agustus The Revenue/Receivable/Cash Cycle Bila jurnal dibuat secara detail Interest Expense 2.000 Cash (Pembayaran bunga) Notes Payable 179.000 Cash (Pembayaran notes payable) Penggabungan jurnal 2.000 Interest Expense Notes Payable Cash 2.000 179.000 181.000 179.000 Penjelasan: Pembayaran interest expense (1 juli – 1 agustus = 1 bulan) 200.000 * 12% * (1/12) = 2.000 Pembayaran notes payable menggunakan penerimaan tagihan sebelumnya, yaitu sebesar Rp 179.000 Date description Saldo Awal Pembayaran I Notes Payable P/R Debit Credit 200.000 179.000 Debit Credit 200.000 21.000 Penagihan sisa assigned account selama bulan agustus dikurangi 800 yang dihapuskan karena tak tertagih Bila jurnal dibuat secara detail Allowance for Doubtful Accounts Account Receivable - Assigned Cash Account Receivable - Assigned 800 800 Penggabungan jurnal Cash Allowance for Doubtful Accounts Account Receivable - Assigned 117.200 800 118.000 117.200 117.200 Penjelasan: Accounts Receivable – Assigned Date description P/R Debit Credit Debit Credit 1 jul Saldo Awal 300.000 300.000 Jul Sales return and allowances 2.000 298.000 Jul Penagihan 1 180.000 118.000 Agt Penghapusan 800 117.200 Agt Penagihan 2 117.200 0 Pembayaran saldo hutang tersisa kepada BHS bank ditambah accrued interest atas note sampai tanggal 1 september Bila jurnal dibuat secara detail Interest Expense Penggabungan jurnal 210 Interest Expense 210 The Revenue/Receivable/Cash Cycle Cash 210 Notes Payable Cash Notes Payable Cash 21.000 21.000 Penjelasan: Pembayaran interest expense (1 Agustus – 1 September = 1 bulan) Saldo notes payable: 21.000 (lihat saldo sebelumnya) Jadi perhitungan interest expense adalah: 21.000 * 12% * (1/12) = 2.000 Pembayaran notes payable menggunakan penerimaan tagihan sebelumnya, yaitu sebesar Rp 117.200 Tapi yang dibayarkan sebesar sisa dari saldo notes payable yaitu sebesar Rp 21.000. Date description Saldo Awal Pembayaran I Pembayaran II (lunas) Notes Payable P/R Debit 179.000 21.000 Credit 200.000 Debit Credit 200.000 21.000 0 21.000 21.210 The Revenue/Receivable/Cash Cycle BHS Bank Notes Receivable Finance Revenue (300.000 * 1%) Cash (200.000 - 3.000) Penerbitan note dan assignment of specific receivables 200.000 3.000 197.000 tidak ada jurnal PT Amuba menerima tagihan atas piutang yang digadaikan selama bulan juli sebesar 180.000, dikurangi dengan cash discount sebesar 1.000, dan sales return bulan juli sebesar 2.000 Cash (179.000 + 2.000) 181.000 Interest Revenue (200.000 * 12% * (1/12) ) 2.000 Notes Receivable 179.000 Pembayaran jumlah yang terhutang kepada BHS bank dengan penerimaan bulan juli ditambah accrued interest atas note sampai tanggal 1 Agustus tidak ada jurnal PT A menagih sisa piutang yang digadaikan selama bulan agustus dikurangi 800 yang dihapuskan karena tak tertagih Cash (21.000 + 210) 21.210 Interest Revenue (21.000 * 12% * (1/12) ) 210 Notes Receivable 21.000 Pembayaran saldo hutang tersisa kepada BHS bank ditambah accrued interest atas note sampai tanggal 1 september Dalam mengungkapkan specifically assigned accounts receivable, PT Amuba akan melaporkannya secara terpisah sebagai current assets jika hal itu jumlahnya cukup material. The Revenue/Receivable/Cash Cycle PEMAKTORAN/PENJUALAN PIUTANG USAHA - TANPA TANGGUNG RENTENG (Factoring Accounts Receivable – without recourse) Bank, para pedagang dan lembaga keuangan membeli accounts receivable tanpa tanggung renteng lebih lanjut dari pihak penjual (pembeli menanggung resiko penagihan). Sale of account receivable without recourse, pihak penjual disebut pemaktoran piutang usaha (Account Receivable factoring) dan buyer disebut faktor. Customer biasanya diberi tahu bahwa bill mereka harus dibayarkan kepada faktor dan pihak ini menanggung beban penagihan dan penerimaan pembayaran piutang. Jika accounts receivable dijual secara tuntas, yakni tanpa tanggung renteng, maka perkiraan cash di debit, perkiraan accounts receivable dan allowance balance ditutup, serta perkiraan expense di debit untuk factoring charges. Contoh: Perkiraan Account Receivable PT Krisma sebesar Rp 200.000 difaktorkan, yakni dijual tanpa tanggung renteng (without recourse) kepada suatu lembaga keuangan dengan harga Rp 170.000. Sebelumnya telah ditetapkan allowance for doubtful accounts sebesar Rp 6.000. Lembaga keuangan menahan 5% dari harga beli sebagai proteksi terhadap sales return and allowances. Cash Receivable from factor Allowance for Doubtful Accounts Loss from factoring Receivables Accounts Receivable Mencatat penjualan piutang Perhitungan: Account Receivable Allowance for Doubtful Accounts 161.500) Net receivable Dijual tanpa tanggung renteng Kerugian akibat pemaktoran 161.500 8.500 600 24.000 200.000 200.000 6.000 194.000 170.000 24.000 (95% * 170.000 = (Cash) (5% * 170.000 = 8.500) (Receivable from Factor) Jika tidak ada sales return and allowances selama pemaktoran piutang usaha maka receivable form factor akan dikembali. Diasumsikan bila tidak terjadi sales return and allowances, maka jurnal yang dibuat: Cash Receivable from Factor 8.500 8.500 The Revenue/Receivable/Cash Cycle TRANSFER PIUTANG USAHA DENGAN TANGGUNG RENTENG (Transfer of Accounts Receivable with Recourse) Ini merupakan cara ketiga untuk menghasilkan cash dari account receivable financing. Maksudnya: penerima transfer – (tranferee) apakah bank atau financial company memberi cash untuk account receivable yang diterima, tetapi mempunyai hak untuk menagihnya dari pelaku transfer jika debitor tidak melakukan pembayaran pada saat jatuh tempo. Dalam hal ini yang penting, jenis transaksi ini akan dianggap sebagai transaksi peminjaman (borrowing transaction) atau transaksi penjualan (sale transaction). Jika dianggap sebagai borrowing transaction, maka liabilities harus dilaporkan dan selisih antara hasil yang diterima dan net receivable yang ditransfer adalah financing cost. Jika dianggap sebagai sale transaction, maka perbedaan jumlah yang diterima dari finance company dengan jumlah bersih receivables yang ditransfer (yaitu jumlah kotor receivable setelah disesuaikan dengan allowance for doubtful accounts dan finance serta service charges) harus diakui sebagai gain atau loss on the sale. FASB menyimpulkan bahwa transfer of receivables with harus diperhitungkan dan dilaporkan sebagai sale jika memenuhi kondisi sebagai berikut: 1. Transferor menyerahkan penguasaan atas manfaat ekonomi di masa depan yang melekat dalam receivables 2. Transferor’s obligation menurut ketentuan tanggung renteng dapat di estimasi dengan cukup baik 3. Penerima transfer (Transferee) tidak dapat meminta pelaku transfer (Tranferor) untuk membeli kembali receivables di luar yang ditetapkan oleh ketentuan tanggung renteng Jika kondisi diatas tidak terpenuhi, maka transfer yang dilaporkan sebagai pinjaman berjamin (secured loan) yaitu sama dengan assignment of receivables. WESEL TAGIH (Notes Receivable) Promissory note yaitu janji tertulis tanpa syarat untuk membayar sejumlah uang tertentu pada waktu tertentu. Note ditandatangani oleh pembuatnya dan dapat dibayarkan kepada penerima yang telah ditentukan atau kepada pembawa (payee atau bearer) Note biasanya meliputi interest berdasarkan annual rate dan dibebankan pada face amount of the note. Untuk tujuan pelaporan, trade notes receivables mencakup instrumen short-term, yang dapat dinegosiasikan, yang diperoleh dari debitor yang belum jatuh tempo. Trade notes umumnya timbul dari sales dalam jumlah yang relatif tinggi di mana pembeli menginginkan untuk menangguhkan pembayran melampaui periode kredit yang biasa selama 30 hari sampai dengan 90 hari. Nontrade notes receivables, harus dinyatakan terpisah pada balance sheet, seperti notes yang timbul dari pinjaman yang diberikan kepada customer, para pejabat, dan karyawan harus dilaporkan secara terpisah. Penilaian Wesel Tagih (Valuation of Notes Receivable) Notes Receivable pada dasarnya dicatat sebesar present value yang dapat didefinisikan sebagai jumlah penerimaan dimasa depan yang didiskontokan ke present value dengan suku bunga yang sesuai. The Revenue/Receivable/Cash Cycle Wesel ada yang berbunga dan tak berbunga. Wesel berbunga (interest-bearning note) ditulis sebagai janji untuk membayar jumlah nominal di tambah interest berdasarkan specified rate. Wesel tak berbunga (A non-interest-bearning note) tidak menentukan interest rate, tapi jumlah nominalnya meliputi interest charge. Jadi present value merupakan selisih antara jumlah nominal dan interest yang dimasukkan dalam jumlah tersebut (kadang disebut implicit atau effective interest) Contoh: PT Sejati menjual goods pada tanggal 1 januari 1995, dengan harga Rp 1.000 kepada PT Indah. Kemudian PT Indah memberi PT Sejati suatu promissory note yang jatuh tempo per 31 Desember 1996. Maturity Value of notes tersebut meliputi interest sebesar 10%. Berarti PT Sejati akan menerima sebesar Rp 1.210 pada saat note dibayarkan. Ayat jurnal yang diperlukan: Interest-Bearning Note Face Amount = Present Value = Rp 1.000 Interest Rate yang ditetapkan = 10% 1995 01 Jan 31 Des Notes Receivable Sales 1.000 1.000 Interest Receivable Interest Revenue (1.000 * 10% * (1/12) ) 100 Cash Notes Receivable Interest Receivable Interest Revenue (1.100 * 10% * (1/12) ) 1.210 100 1996 31 Des 1.000 100 110 Non-interest-Bearning Notes Face Amount = Future Value = Rp 1.210 interest rate tidak ditetapkan 1995 01 Jan Notes Receivable Sales Discount on Notes Receivable 1.210 1.000 210 Penjelasan: 1. Nilai penjualan Rp 1.000, tapi notes receivable yang diterima bernilai Rp 1.210, berarti terdapat discount on notes receivable sebesar Rp 210. 2. Discount on notes receivable merupakan bunga yang akan diterima pada saat jatuh tempo notes, dan harus diamortisasi (dihapus) setiap akhir tahun. 3. Prinsip amortisasi discount on notes receivable : a. (+) Interest Revenue b. (-) Discount on notes receivable 31 Des Discount on Notes Receivable Interest Revenue (amortisasi discount on notes receivable – tahun 1) 100 100 The Revenue/Receivable/Cash Cycle Perhitungan manual : Period Accumulated amount to be discounted 1 2 1.210 1.100 Interest rate 10% 10% Interest 110%-nya (B * C) 121 110 Interest 100%-nya (D*(100/110)) 110 100 1996 Bila jurnal dibuat secara detail Discount on Notes Receivable 110 Interest Revenue (amortisasi discount on notes receivable) Cash 1.210 Notes Receivable (pelunasan - jatuh tempo wesel) Penggabungan jurnal Cash Discount on Notes Receivable Notes Receivable Interest Receivable 110 1.210 1.210 110 1.210 110 PV B-E 1.100 1.000 The Revenue/Receivable/Cash Cycle Wesel tagih ditukar dengan kas (Notes Exchanged For Cash) Jika notes ditukar dengan cash, dan tak ada hak atau keistimewaan lain yang terlibat, present value of notes itu dianggap sebesar cash yang dihasilkan. Note harus dicatat sebesar face amount dan jika ada selisih antara face amount dengan cash proceeds harus dicatat sebagai premium atau discount on note dan akan diamortisasi selama usia wesel. Total interest di ukur menurut selisih cash sebenarnya yang diterima oleh peminjam dan jumlah total yang akan diterima di masa mendatang oleh pemberi pinjaman. Premium atau discount on notes yang belum diamortisasi dilaporkan di balance sheet sebagai tambahan atau pengurang langsung atas face amount of receivables, dengan demikian Premium atau discount on notes yang belum diamortisasi menunjukkan present value. Wesel ditukar dengan harta benda, barang dagang atau jasa. (Notes Exchange For Property, Goods, or Services) Jika suatu notes ditukar dengan property, goods atau services, maka present value of note ditentukan berdasarkan persyaratan note atau dokumen pendukung. Permasahan dalam penilaian kemungkinan terjadi jika: • Interest rate tidak ditetapkan • Stated rate tidak cukup layak jika mengingat sifat transaksi dan keadaan sekitarnya • Face amount yang ditetapkan atas wesel sangat berbeda dari harga jual ekuivalen atas harga benda, barang dagang atau jasa sejenis atas sangat berbeda dari nilai pasar periode berjalan notes sejenis pada tanggal transaksi. Contoh PT A pada tanggal 1 juli menjual sebidang Land yang cost-nya sebesar Rp 250.000.000. Pembeli memberi PT A sebuah note satu tahun dengan face amount Rp 310.000.000 dan bearing interest rate yang ditetapkan sebesar 8%. Penilaian atas land yang dilakukan menjelang penjualan menunjukkan bahwa nilai pasarnya adalah sebesar Rp 300.000.000 (nilai yang layak sebagai dasar pencatatan penjualan) 1 juli Notes Receivable Discount on Notes Receivable Land Gain on Sale of Land 310.000.000 10.000.000 250.000.000 50.000.000 Ketika note tersebut dibayar pada tanggal jatuh tempo, PT A akan menerima: Face value Rp 310.000.000 Interest (8%) Rp 24.800.000 + (310.000.000 * 8%) Total Rp 334.800.000. Namun interest yang dicatat adalah sebesar Rp 34.800.000 yaitu selisih antara maturity value of note dengan market value tanah pada saat penukaran. Cara lain menghitung total interest yaitu: Interest (8%) Rp 24.800.000 (310.000.000 * 8%) Discount on Notes Receivable Rp 10.000.000 + Total Rp 34.800.000 Catatan: amortisasi Discount on notes receivable akan menambah interest revenue. Maka interest yang dicatat terdiri dari interest yang ditetapkan (8%) + discount on notes receivable. Dengan demikian effective rate of interest on note adalah 11.6% (34.800.000 : 300.000.000) The Revenue/Receivable/Cash Cycle Dengan asumsi amortisasi discount secara garis lurus dan akhir tahun PT A adalah 31 desember, maka ayat jurnal untuk mengakui interest revenue dan pembayaran note pada saat jatuh tempo adalah: Bila jurnal dibuat secara detail Interest Receivable 12.400.000 Interest Revenue 12.400.000 Jurnal Penyesuaian - pengakuan interest revenue: jul – des = 6 bulan Discount on Notes Receivable 5.000.000 Interest Revenue 5.000.000 (Amortisasi discount on notes receivable Jul – des = 6 bulan ) Penggabungan jurnal Interest Receivable 12.400.000 Discount on Notes Receivable 5.000.000 Interest Revenue 17.400.000 Jurnal pelunasan note pada saat jatuh tempo - 30 juni Bila jurnal dibuat secara detail Discount on note receivable 5.000.000 Interest Revenue 5.000.000 (amortisasi discount on note receivable) Cash 12.400.000 Interest Receivable 12.400.000 Penerimaan piutang bunga yang pengakuannya diakui pada tahun sebelumnya (jul – des) Cash 12.400.000 Interest Revenue 12.400.000 (pengakuan pendapatan jan – jun = 6 bln) Cash 310.000.000 Note Receivable 310.000.000 (Penerimaan nilai nominal wesel) Cash Discount on note receivable Note Receivable Interest Receivable Interest Revenue Penggabungan jurnal 334.800.000 5.000.000 310.000.000 12.400.000 17.400.000 Discount on notes receivable baru diamortisasi sebesar Rp 5.000.000. berarti saldo yang masih tersisa sebesar Rp 5.000.000 lagi yang belum diamortisasi. Maka saldo discount on notes receivable sebesar Rp 5.000.000 tersebut akan ditambahkan pada Notes Receivable pada balance sheet 31 desember. The Revenue/Receivable/Cash Cycle WESEL TAGIH SEBAGAI SUMBER KAS (Notes Receivable As A Source of Cash) Account Receivable dapat menjadi sumber cash secara cepat. Perusahaan juga dapat memperoleh cash dengan cara mendiskontokan (discounting) notes receivable. Pendiskontoan notes receivable, kadang disebut bank discounting yang meliputi transfer notes yang dapat dinegosiasikan pada sebuah bank atau lembaga keuangan lain yang ingin menukarkan instrumen seperti itu dengan cash. Jadi hal ini bisa disetarakan dengan assignment atau factoring account receivable Pada waktu mendiskontokan interest bearing note, berikut ini langkah-langkah untuk menentukan jumlah (hasil) yang akan diterima bank: 1. Tentukan maturity value of note Maturity Value = face amount + Interest Interest = face amount x interest rate x Interest period Interest Period = date of note to date of maturity 2. Tentukan jumlah discount Discount = Maturity Value x discount rate x Discount Period Discount Period = date of discount to date of maturity 3. Tentukan proceeds Proceeds = Maturity Value - Discount Setelah hasilnya ditentukan, jika merupakan transaksi peminjaman maka transaksi itu dapat dicatat dengan mengakui liabilities yang berlaku dan net interest revenue atau expense. Sedangkan jika merupakan sale transaction, maka timbul gain atau losses. Jika sebuah note ditransfer tanpa tanggung renteng (without recourse) bank memikul resiko ketidaktertagihan, transaksi itu harus dicatat sebagai sale, atau mirip dengan factoring of account receivable. Sedangkan jika note ditransfer dengan tanggung renteng (with recourse), transaksi pendiskontoannya dapat dicatat sebagai sale transaction atau borrowing transaction tergantung syarat dan kondisinya. Contoh PT Anita menerima note 90 hari, 10%, sebesar Rp 5.000 dari customer pada tanggal 1 september untuk menyelesaikan account receivable yang sudah jatuh tempo. Setelah 10 hari kemudian, note itu didiskontokan pada sebuah bank dengan discount rate 15%. journal entries untuk sale transaction dan borrowing transaction adalah sebagai berikut: Pendiskontoan wesel tagih dengan tanggung renteng (Discounting Notes Receivable With Recourse) Transaksi dicatat sebagai Penjualan (Transaction Recorded as Sale) 01 Sep Notes Receivable Accounts Receivable Penerimaan note dari customer. 5.000 11 Sep 4.955 45 Cash Loss on Sale of Note (5.000 - 4.955) Notes Receivable Discounted customer’s note di bank 5.000 5.000 The Revenue/Receivable/Cash Cycle Perhitungan: Keterangan Face amount Interest Maturity Value Discount Proceeds Perhitungan Hasil 5.000 125 5.125 170 4.955 5.000 * 10% * (90/360) 5.000 + 125 5.125 * 15% * (80/360) 5.125 - 170 30 Nov Tidak ada jurnal Jika maturity value dibayar ke bank oleh customer pada due date Jika customer tidak membayar dan bank menagih ke PT Anita sebesar maturity value ditambah protest fee sebesar 23 30 Nov Notes Receivable – Past Due (5.125 + 23) Cash 5.148 5.148 The Revenue/Receivable/Cash Cycle Transaksi dicatat sebagai Peminjaman (Transaction Recorded as Borrowing) 01 Sep 11 Sep 30 Nov Notes Receivable Accounts Receivable 5.000 Cash Interest Expense Obligation on Discounted Notes Receivable 4.955 45 Obligation on Discounted Notes Receivable Notes Receivable 5.000 5.000 5.000 5.000 Jika customer tidak membayar dan bank menagih ke PT Anita sebesar maturity value ditambah protest fee . 30 Nov Notes Receivable – Past Due Cash 5.148 Obligation on Discounted Notes Receivable Notes Receivable 5.000 5.148 5.000 Presentation of Receivable on the Balance Sheet Receivable yang memenuhi syarat sebagai pos-pos lancar (current items) dapat dikelompokan sebagai golongan berikut untuk penyajian di balance sheet: 1. Wesel tagih – piutang dagang (Notes Receivable – trade debtors) 2. Piutang usaha – piutang dagang (Accounts Receivable – Trade Debtors) 3. Piutang lain-lain (Other Receivables) Jika notes receivables telah didiskontokan dengan tanggung renteng (with recourse) maka liabilities (Obligation on discounted notes receivable) dilaporkan di balance sheet jika discounting diperlakukan sebagai peminjaman (borrowing). Jika diperlakukan sebagai sale, tidak ada liabilities yang diakui, tapi contingent liability harus diungkapkan dalam notes to financial statement atau dalam tanda kurung pada notes receivable di balance sheet. Jika notes didiskontokan tanpa tanggung renteng (without recourse), tidak ada contingent liabiliteis. Jika notes receivable atau account receivable digadaikan untuk menjamin suatu pinjaman, jumlahnya harus diungkapkan.