Hubungan Antara Tingkat Sosial Ekonomi Dengan Sanitasi Lingkungan Di Asrama Polisi Anita Sari (09130002) Mahasiswa Pendidikan Geografi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Sanitasi lingkungan dapat di artikan sebagai kegiatan yang ditujukan untuk meningkatkan dan mempertahankan standar kondisi lingkungan yang mendasar yang mempengaruhi kesejahteraan manusia. Sehingga sanitasi sangat berperan penting dalam mewujudkan kondisi kesehatan penghuninya. Permasalahan yang diajukan : Apakah kondisi sosial ekonomi masyarakat ada hubungannya dengan kondisi sanitasi lingkungan di Asrama Polisi Sendangmulyo Kelurahan Sendangmulyo Kecamatan Tembalang Kota Semarang? Sehingga diperoleh hasil ada hubungan positif dan signifikan antara tingkat sosial ekonomi dengan sanitasi lingkungan di Asrama Polisi Sendangmulyo Kelurahan Sendangmulyo Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Tujuan penelitian adalah Untuk mengetahui kondisi sanitasi di daerah Asrama Polisi Sendangmulyo Kelurahan Sendangmulyo Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Untuk keperluan tersebut penelitian dilakukan kepada seluruh warga yang berjumlah 242 KK, namun karena jumlah tersebut dirasa terlalu besar maka dilakukan penelitian secara sampel (ditetapkan) 25% sehingga ditemukan sampel sabanyak 61 KK atau orang. Teknik pengumpulan data yang dipakai adalah dokumentasi dan angket.Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data : jumlah warga setiap RT, nama – nama warga, jumlah masyarakat berdasarkan tingkat pendidikan, tingkat kesejahteraan, mata pencaharian dan data lain seperti dalam monografi kelurahan. Sedangkan angket digunakan untuk mengungkap ada atau tidaknya hubungan antara tingkat sosial ekonomi dengan sanitasi lingkungan yang dibagi menjadi dua variabel yaitu sosial ekonomi (x) dan sanitasi lingkingan (y). Hasil analisis data hasil penelitian tingkat sosial ekonomi diperoleh hasil sebanyak 55,74% responden menyatakan bahwa tingkat sosial ekonomi penghuni Asrama Polisi Sendangmulyo Kelurahan Sendangmulyo Kecamatan Tembalang Kota Semarang tergolong sangat tinggi, sebanyak 40,98% termasuk kategori tinggi,serta sebanyak 3,28% termasuk cukup dan tidak ada yang termasuk dalam kategori rendah. Hasil peneltiian sanitas lingkungan diperoleh hasil sebanyak 49,18% responden dengan tingkat sanitas lingkungan yang termasuk dalam kategori sangat tinggi, sebanyak 47,54% responden dengan tingkat sanitas lingkungan yang termasuk dalam kategori tinggi serta 3,28% responden dengan sanitasi lingkungan yang termasuk dalam kategori cukup. Kesimpulan yang diperoleh adalah (1) tingkat sosial ekonomi di Asrama Polisi Sendangmulyo Kelurahan Sendangmulyo Kecamatan Tembalang Kota Semarang tergolong tinggi. (2) Tingkat sanitasi lingkungan di Asrama Polisi Sendangmulyo Kelurahan Sendangmulyo Kecamatan Tembalang Kota Semarang tergolong tinggi. (3) Ada hubungan positif dan signifikan antara tingkat sosial ekonomi dengan sanitasi lingkungan di Asrama Polisi Sendangmulyo Kelurahan Sendangmulyo Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Saran yang dapat disampaikan adalah Pentingnya selalu menjaga sanitasi lingkungan, hal ini dapat dilakukan dengan selalu menjaga kebersihan seperti pembersihan saluran air setiap minggu, pembuangan sampah pada tempatnya dan tidak disaaluran yang akan menghambat saluran air. Kata Kunci : sanitasi, sosial ekonomi, asrama polisi PENDAHULUAN Jika melihat kondisi sanitasi di Indonesia saat ini, tampak bahwa perbaikan sanitasi sangat perlu di lakukan. Upaya perbaikan yang dilakukan oleh Pemerintah saat ini antara lain memberdayakan masyarakat khususnya yang berpenghasilan rendah dalam bidang penyediaan air bersih dan sanitasi dasar.Proyek tersebut bertujuan meningkatkan derajat kesehatan, produktifitas dan kualitas hidup JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI | 72 masyarakat berpenghasilan rendah di pedesaan sebagai bagian dari program lingkungan sehat. Program lingkungan sehat ini juga terkait dengan komitmen global bahwa dalam mewujudkan MDGs (Milllenium Development Goals) dibidang lingkungan sehat. Target dari MDGs sendiri adalah mengurangi separuh proporsi penduduk yang tidak memiliki akses terhadap air bersih dan sanitasi dasar. Sanitasi dapat dikatakan sebagai urusan pribadi. Namun, sanitasi juga menjadi urusan bersama jika lingkungan kotor sehingga menjadi sumber penyakit. Berbicara tentang sanitasi berarti kita lebih jauh membicarakan kesehatan lingkungan. Keadaan lingkungan bergantung pada penghuninya, jelasnya bergantung pada kesadaran orang-orang yang menghuni lingkungan tersebut. Kesadaran terhadap lingkungan ditentukan oleh berbagai faktor, misalnya tingkat ekonomi masyarakat, tingkat pendidikan masyarakat, pemimpin masyarakat yang mampu menanamkan kesadaran arti pentingnya lingkungan yang dihuninya dan contoh-contoh nyata dari tokoh-tokoh masyarakat untuk hidup bersih, hidup sehat, hidup rukun dan damai. Satu hal yang menyedihkan, bahwa masih banyak masyarakat yang belum sadar akan pentingnya saluran air atau got. Sehingga masih banyak masyarakat yang mengabaikan masalah saluran air tesebut, seperti masih membuang sampah ditempat tersebut. Ada juga yang dengan sengaja menutup saluran air dengan alasan terciumnya bau yang kurang sedap. Kebiasaan seperti inilah yang menyebabkan timbulnya berbagai macam penyakit, seperti diare dan demam berdarah. Ditambah lagi kesadaran penduduk yang masih rendah terhadap arti penting lingkungan. Peningkatan kemampuan berproduksi dan perbaikan kesejahteraan tersebut membawa perubahan dalam kehidupan, baik kehidupan ekonomi, sosial, maupun lingkungan.Keinginan untuk dapat memenuhi kebutuhan sosial dan ekonomi yang terus berkembang tersebut menyebabkan terjadinya perubahan terhadap lingkungan fisik. Keinginan manusia untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya yang terus berkembang tersebut menurut Rene Dubos seperti dikutip Chiras (2008: 187) adalah karena sifat dasar manusia adalah sama dengan sifat dasar makhluk biologis lainnya yang mau makan sebanyak mungkin bagi dirinya sendiri dan keturunannya. Untuk mengatasi masalah lingkungan yang terus meningkat tersebut dilakukan berbagai usaha, bagi yang bersifat global, nasional, dan regional. Selain faktor pendidikan, tingkat sosial ekonomi masyarakat juga berpengaruh terhadap pembangunan masyarakat. Jenis pekerjaan yang dimiliki oleh masyarakat akan sangat mempengaruhi pola pikir dan tingkah laku terhadap lingkungannya. Pada tahun 1992 misalnya, PBB mengadakan konferensi di Rio de Janeiro, yang bertujuan untuk mengatasi masalah lingkungan dan pembangunan yang dihadapi oleh negara-negara di dunia.Indonesia merupakan bagian dari dunia. Karenanya, diharapkan dapat berpartisipasi dalam mengatasi masalah lingkungan tersebut. Hal ini dapat dilihat dengan diberlakukannya UU Republik Indonesia No. 23 Tahun 1997 tentang ketentuan-ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup dalam kegiatan pembangunan. Bertolak dari uraian diatas maka perilaku yang cenderungmenyebabkan merosotnya kualitas lingkungan mungkin berhubungan dengan JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI | 73 tingkat pengetahuan lingkungan. Berdasarkan hal tersebut maka timbul dugaan sementara bahwa pengetahuan tentang lingkungan hidup seseorang ada hubungannya dengan perilaku lingkungannya. Begitupun juga keinovatifan yang dimiliki seseorang berhubungan pula dengan derajat perilakuperilaku lingkungannya. Dengan demikian diupayakan agar lingkungan tetap dapat mendukung kehidupan yang berlanjut melalui pengembangan perilaku baru yakni perilaku masyarakat yang berwawasan lingkungan. Kegiatan pemeliharaan lingkungan dapat dimulai dari lingkungan terkecil yakni lingkungan tempat tinggal keluarga. Moran (2000: 112) menyatakan bahwa penduduk dalam lingkungan terkecil perlu memahami dan menganalisis kondisi lingkungannya. Perilaku berwawasan lingkungan dalam pembangunan berkelanjutan dipengaruhi oleh banyak faktor seperti tingkat pendidikan, status sosial, keinovatifan, pengetahuan tentang lingkungan, sikap terhadap kebersihan lingkungan, dan sebagainya. Hal ini yang mendorong peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: “Hubungan Antara Tingkat Sosial Ekonomi Dengan Sanitasi Lingkungan di Asrama Polisi Sendangmulyo Kelurahan Sendangmulyo Kecamatan Tembalang Kota Semarang“. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Sosial Ekonomi Secara umum, bisa dikatakan bahwa ekonomi adalah sebuah bidang kajian tentang pengurusan sumber daya material individu, masyarakat, dan negara untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Karena ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihanpilihan kegiatan produksi, konsumsi dan atau distribusi. Sekilas Sosial dan Ekonomi seperti dua hal dan cabang ilmu yang berbeda, namun diantara keduanya sebenarnya terdapat kaitan yang erat. Salah satu kaitan yang erat tersebut adalah, jika keperluan ekonomi tidak terpenuhi maka akan terdapat dampak sosial yang terjadi di masyarakat kita.Jadi bisa dijadikan kesimpulan adalah bahwa sosial ekonomi mengandung pengertian sebagai segala sesuatu hal yang berhubungan dengan tindakan ekonomi dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat seperti sandang, pangan dan papan. Pengertian Sanitasi Lingkungan Sanitasi lingkungan adalah Status kesehatan suatu lingkungan yangmencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih dan sebaginya. Sanitasi lingkungan dapat pula di artikan sebagai kegiatan yang ditujukan untuk meningkatkan dan mempertahankan standar kondisi lingkungan yang mendasar yang mempengaruhi kesejahteraan manusia. Kondisi tersebut mencangkup: pasokan air yang bersih dan aman, pembuangan limbah, perlindungan makanan dari kontaminasi biologis dan kimia, udara yang bersih dan aman, rumah yang bersih dan aman. Dari definisi tersebut, tampak bahwa sanitasi lingkungan ditujukan untuk memenuhi persyaratan lingkungan yang sehat dan nyaman. Lingkungan yang sanitasinya buruk dapat menjadi JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI | 74 sumber berbagai penyakit yang dapat mengganggu kesehatan manusia. Pada akhirnya jika kesehatan terganggu, maka kesejahteraanya juga berkurang. Karena itu, upaya sanitasi lingkungan menjadi bagian penting dalam meningkatkan kesejahteraan. METODE PENELITIAN Pendekatan dan Jenis Penelitian Sebelum penelitian dilaksanakan terlebih dahulu ditetapkan langkah-langkah pendekatan penelitian. Langkah pendekatan penelitian ini ditetapkan sebagai acuan atau pedoman dalam pelaksanaan di lapangan, sehingga data yang diambil sesuai dengan tujuan penelitian. Jenis penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu pendekatan penelitian yang mendasarkan pada paradigma struktural fungsional yang memandang komponen variabel dapat dikaji secara terpisah-pisah. Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif, yaitu pendekatan yang mendasarkan pada perhitungan angka-angka atau statistik yang memandang komponen suatu variabel dapat dikaji secara terpisah kemudian dihubungkan untuk dicari ada atau tidaknya hubungan dari variabel tersebut. Lokasi Penelitian Lokasi yang menjadi obyek penelitianadalah Asrama Polisi Sendangmulyo Kelurahan Sendangmulyo Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 1. Populasi penelitian Populasi adalah seluruh subjek yang dimaksudkan untuk diselidiki untuk dijadikan penelitian. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan penduduk yang merupakan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh warga Asrama Polisi Sendangmulyo yang terdiri dari 1 RW dan dibagi menjadi 6 RT dan mereka ini telah menjadi kepala keluarga atau yang ditunjuk menjadi kepala keluarga berjumlah 242 KK dengan rincian tersaji pada tabel berikut ini: Tabel 1. Populasipenelitian No 1 2 3 4 5 6 Rukun Tetangga RT I RT II RT III RT IV RT V RT VI Jumlah Jumlah Populasi 43 KK 43 KK 36 KK 48 KK 48 KK 24 KK 242KK JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI | 75 2. Sampel penelitian Sampel adalah sebagian dari populasi yang menjadi subyek penelitian dan paling sedikit memiliki sifat yang sama. Kaitannya dengan pengambilan populasi, Sugiyono (2001: 11) menyatakan sebagai berikut: “Sampel yang baik adalah sampel yang representatif mewakili populasi. Berapa jumlah anggota sampel yang akan digunakan sebagai data tergantung pada tingkat kepercayaan yang dikehendaki. Bila di kehendaki sampel dipercaya 100% mewakili populasi, maka jumlah anggota sampel sama dengan anggota populasi. Bila tingkat kepercayaan 95%, maka jumlah anggota sampel akan lebih kecil dari anggota populasi”. Senada dengan pendapat sugiyono, Suharsimi Arikunto (1992: 107) mengemukakan pendapat sebagai berikut: “untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100 , lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Sedangkan jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 5-15% atau 20-25% atau lebih”. Berdasarkan kedua pendapat tersebut, pengambilan sampel dalam penelitian ini ditetapkan sebesar 25%. 3. Teknik sampling Teknik pengambilan sampel agar mencerminkan sifat populasi, maka teknik yang digunakan disesuaikan dengan kondisi atau karakteristik populasi. Adapun teknik pengambilan sampel yang sesui adalah proposional sampling, random sampling dan cluster sampling. Variabel Penelitian Variabel adalah gejala yang bervariasi dalam suatu objek penelitian, baik dipandang dari segi jenis maupun bentuk. Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi perhatian suatu penelitian. Penelitian ini mengkaji dua variabel, yaitu sosial ekonomi sebagai variabel (X) atau variabel bebas, dan sanitasi lingkungan sebagai variabel (Y) atau variabel terikat . Selanjutnya untuk melengkapi pengertian operasional dari variabel yang digunakan dalam judul penelitian ini, diuraikan pula definisi dari variabel tersebut sebagai berikut : 1. Sosial ekonomi Untuk mengukur tingkat sosial ekonomi, maka dalam hal ini akan ditentukan indikatorindikator sebagai berikut : a. Jenjang pendidikan b. Pekerjaan c. Tingkat pendapatan d. Tingkat kesejahteraan keluarga 2. Sanitasi lingkungan Adapaun indikator-indikator sanitasi lingkungan dapat diuraikan sebagai berikut : a. Lingkungan dalam rumah b. Kesehatan c. Sarana penyediaan air bersih JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI | 76 d. Sarana jamban keluarga e. Sarana pembuangan sampah f. Sarana pembuangan air limbah Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yakni dokumentasi dan angket. HASIL PENELITIAN Ada dua analisis yang digunakan dalam skripsi ini yaitu analisis deskriptif persentase dan korelasi product moment. Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan variabel tingkat sosial ekonomi dan kondisi sanitasi lingkungan.Analisis berikutnya adalah analisis korelasi yang menggambarkan hubungan kondisi sosial ekonomi dengan Sanitasi Lingkungan di Asrama Polisi Sendangmulyo Kelurahan Sendangmulyo Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Hasil penelitian tampak sebagai berikut : 1. Deskriptif Persentase a. Variabel Tingkat Sosial Ekonomi Manusia dalam melakukan perilaku dipengaruhi tidak hanya dari faktor ekonomi saja tapi juga dari faktor sosial. Faktor manusia sebagai salah satu aspek sosial meliputi berbagai aspek lingkungan sosial budaya yang mempengaruhi cara mereka merasakan kebutuhan dan mewujudkannya dalam pembangunan untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia (Conyers, 1991:93) Hasil analisis deskriptif pada data variabel tingkat social ekonomi dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 1. Hasil Perhitungan Deskriptif Persentase Variabel Tingkat Sosia Ekonomi No Interval Frekuensi Persentase Kriteria 1 82% < skor ≤ 100% 34 55,74 Sangat tiggi 2 63% < skor ≤ 81% 26 40,98 Tinggi 3 44% < skor ≤ 62% 2 3,28 Cukup 4 25% ≤ skor ≤ 43% 0 0,00 Rendah 61 100 Jumlah Terlihatdari tabel 1 di atas, sebanyak 55,74% responden menyatakan bahwa tingkat sosial ekonomi penghuni Asrama Polisi Sendangmulyo Kelurahan Sendangmulyo Kecamatan Tembalang Kota Semarang tergolong sangat tinggi, sebanyak 40,98% termasuk kategori tinggi,serta sebanyak 3,28% termasuk cukup dan tidak ada yang termasuk dalam kategori rendah. JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI | 77 Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram di bawah ini: 55.74% 60.00% 50.00% 40.98% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 3.28% 0.00% 0.00% Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Gambar 1. Diagram Batang Variabel Tingkat Sosial Ekonomi Secara lebih rinci gambaran tentang tingkat sosial ekonomi ditinjau dari tiap-tiap indikator dapat disajikan sebagai berikut: 1) Tingkat Pendidikan Hasil analisis deskriptif persentase tingkat pendidikan dari indikator tingkat sosial ekonomi Asrama Polisi Sendangmulyo Kelurahan Sendangmulyo Kecamatan Tembalang Kota Semarang dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2. Deskriptif Persentase Indikator Tingkat Pendidikan No Interval Frekuensi Persentase Kriteria 1 82% < skor ≤ 100% 33 54,10 Sangat tiggi 2 63% < skor ≤ 81% 27 44,26 Tinggi 3 44% < skor ≤ 62% 1 1,64 Cukup 4 25% ≤ skor ≤ 43% 0 0,00 rendah 61 100 Jumlah Berdasarkan tabel tersebut sebanyak 54,10% menyatakan bahwa tingkat pendidikan Asrama Polisi Sendangmulyo Kelurahan Sendangmulyo Kecamatan Tembalang Kota Semarang termasuk dalam kategori sangat tinggi, sebanyak 44,26% termasuk dalam kategori tinggi, sebanyak 1,64% termasuk dalam kategori sedang dan tidak ada yang termasuk dalam kategori rendah. 2) Tingkat Pendapatan Hasil analisis deskriptifpersentase indikatortingkat pendapatan pada masyarakat Asrama Polisi Sendangmulyo Kelurahan Sendangmulyo Kecamatan Tembalang Kota Semarang dapat dilihat pada tabel berikut: JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI | 78 Tabel 3. Deskriptif Persentase Indikator Tingkat Pendapatan No Interval Frekuensi Persentase Kriteria 1 82% < skor ≤ 100% 36 59,02 Sangat tiggi 2 63% < skor ≤ 81% 23 37,70 Tinggi 3 44% < skor ≤ 62% 2 3,28 Cukup 4 25% ≤ skor ≤ 43% 0 0,00 Rendah 61 100 Jumlah Berdasarkan tabel tersebut sebanyak 59,02% responden dengan tingkat pendapatan yang termasuk dalam kategori sangat tinggi, sebanyak 37,70% responden dengan tingkat pendapatan yang termasuk dalam kategori tinggi serta 3,28% responden dengan tingkat pendapatan yang termasuk dalam kategori cukup. Sedangkan responden dengan kategori tingkat pendaparan rendah tidak ada. 3) Tingkat Kesejahteraan dan Kesehatan Keluarga Hasil analisis deskriptif persentase indikator tingkat kesejakteraan dan kesehatan keluarga di Asrama Polisi Sendangmulyo Kelurahan Sendangmulyo Kecamatan Tembalang Kota Semarang dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4. Deskriptif Persentase Indikator Tingkat Kesejahteraan dan kesehatan keluarga No Interval Frekuensi Persentase Kriteria 1 82% < skor ≤ 100% 22 36,07 Sangat tiggi 2 63% < skor ≤ 81% 31 50,82 Tinggi 3 44% < skor ≤ 62% 8 13,11 Cukup 4 25% ≤ skor ≤ 43% 0 0,00 Rendah 61 100 Jumlah Berdasarkan tabel tersebutsebanyak 50,82% responden dengan tingkat kesejahtreran dan kesehatan keluarga termasuk dalam kategori tinggi dan sebanyak 36,07 responden dengan tingkat kesejahteraan dan kesehatan keluarga termasuk dalam kategori sangat tinggi serta 13,11% dengan tingkat kesejahteraan dan kesehatan keluarga dengan kategori cukup, sedangkan yang termasuk dalam kategori rendah tidak ada. b. Variabel Sanitasi Lingkungan Sanitasi lingkungan dapat di artikan sebagai kegiatan yang ditujukan untukmeningkatkan dan mempertahankan standar kondisi lingkungan yang mendasar yang mempengaruhi kesejahteraan manusia. Kondisi tersebut mencangkup: pasokan air yang bersih dan aman, pembuangan limbah, perlindungan makanan dari kontaminasi biologis dan kimia, udara yang bersih dan aman, rumah yang bersih dan aman. JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI | 79 Hasil analisis deskriptif persentase variabel sanitasi lingkungan di Asrama Polisi Sendangmulyo Kelurahan Sendangmulyo Kecamatan Tembalang Kota Semarang dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5. Hasil Perhitungan Deskriptif Persentase Variabel SanitasiLingkungan No Interval Frekuensi Persentase Kriteria 1 82% < skor ≤ 100% 30 49,18 Sangat tiggi 2 63% < skor ≤ 81% 29 47,54 Tinggi 3 44% < skor ≤ 62% 2 3,28 Cukup 4 25% ≤ skor ≤ 43% 0 0,00 Rendah 61 100 Jumlah Berdasarkan tabel 5 terlihat bahwa sebanyak 49,18% responden dengan tingkat sanitas lingkungan yang termasuk dalam kategori sangat tinggi, sebanyak 47,54% responden dengan tingkat sanitas lingkungan yang termasuk dalam kategori tinggi serta 3,28% responden dengan sanitasi lingkungan yang termasuk dalam kategori cukup sedangkan yang termasuk dalam kategori rendah tidak ada.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram di bawah ini: 50.00% 45.00% 40.00% 35.00% 30.00% 25.00% 20.00% 15.00% 10.00% 5.00% 0.00% 49.18% 47.54% 3.28% Sangat Tinggi Tinggi Cukup 0.00% Rendah Gambar 2. Diagram Batang Variabel Sanitas Lingkungan Secara lebih rinci gambaran tentang sanitas lingkungan ditinjau dari tiap-tiap indikator dapat disajikan sebagai berikut: a) Lingkungan dalam rumah Hasil analisis deskriptif persentase indikator lingkungan dalam rumah di Asrama Polisi Sendangmulyo Kelurahan Sendangmulyo Kecamatan Tembalang Kota Semarang dapat dilihat pada tabel berikut: JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI | 80 Tabel 6. Deskriptif Persentase Indikator Lingkungan dalm rumah No Interval Frekuensi Persentase Kriteria 1 82% < skor ≤ 100% 39 63,93 Sangat tiggi 2 63% < skor ≤ 81% 19 31,15 Tinggi 3 44% < skor ≤ 62% 3 4,92 Cukup 4 25% ≤ skor ≤ 43% 0 0,00 Rendah 61 100 Jumlah Berdasarkan tabel tersebutsebanyak 63,93% responden dengan sanitas lingkungan di dalam rumah termasuk dalam kategori sangat tinggi, sebanyak 31,15% dengan sanitas lingkungan di dalam rumah yang termasuk dalam kategori tinggi serta sebanyak 4,92% responden dengan sanitasi lingkungan di dalam rumah yang termasuk dalam kategori cukup dan tidak ada responden dengan sanitasi lingkungan di dalam rumah yang termasuk dalam kategori rendah. b) Sarana Penyediaan Air Bersih Hasil analisis deskriptif persentase indikator sarana penyediaan air bersih di Asrama Polisi Sendangmulyo Kelurahan Sendangmulyo Kecamatan Tembalang Kota Semarang dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 7. Deskriptif Persentase Indikator Sarana Penyediaan Air Bersih No Interval Frekuensi Persentase Kriteria 1 82% < skor ≤ 100% 50 81,97 Sangat tiggi 2 63% < skor ≤ 81% 8 13,11 Tinggi 3 44% < skor ≤ 62% 3 4,92 Cukup 4 25% ≤ skor ≤ 43% 0 0,00 rendah 61 100 Jumlah Berdasarkan tabel tersebutsebanyak 81,97% responden dengan sanitas lingkungan dalam sarana penyediaan air bersih termasuk dalam kategori sangat tinggi, sebanyak 13,11% responden dengan sanitasi lingkungan dalam sarana penyediaan air bersih termasuk dalam kategori tinggi serta 4,92% responden dengan kategori cukup sedangkan yang termasuk dalam kategori rendah tidak ada. c) Sarana Jamban keluarga Hasil analisis deskriptif persentase indikator saran jamban keluarga di Asrama Polisi Sendangmulyo Kelurahan Sendangmulyo Kecamatan Tembalang Kota Semarang dapat dilihat pada tabel berikut: JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI | 81 Tabel 8. Deskriptif Persentase Indikator Sarana Jamban Keluarga No Interval Frekuensi Persentase Kriteria 1 82% < skor ≤ 100% 43 70,49 Sangat tiggi 2 63% < skor ≤ 81% 15 24,59 Tinggi 3 44% < skor ≤ 62% 2 3,28 Cukup 4 25% ≤ skor ≤ 43% 1 1,64 rendah 61 100 Jumlah Berdasarkan tabel tersebut sebanyak 70,49% responden dengan sanitas lingkungan dalam sarana jamban keluarga termasuk dalam kategori sangat tinggi, sebanyak 24,59% responden dengan sanitas lingkungan dalam sarana jamban keluarga termasuk dalam kategori tinggi serta 3,28% responden dengan kategori cukup. Sedangkan yang termasuk dalam kategori rendah hanya 1,64% responden. d) Sarana pembuangan Sampah Hasil analisis deskriptif persentase indikator sarana pembuangan sampah rumah di Asrama Polisi Sendangmulyo Kelurahan Sendangmulyo Kecamatan Tembalang Kota Semarang dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 9. Deskriptif Persentase Indikator Sarana Pembuangan Sampah No Interval Frekuensi Persentase Kriteria 1 82% < skor ≤ 100% 36 59,02 Sangat tiggi 2 63% < skor ≤ 81% 22 36,07 Tinggi 3 44% < skor ≤ 62% 3 4,92 Cukup 4 25% ≤ skor ≤ 43% 0 0,00 rendah 61 100 Jumlah Berdasarkan tabeltersebut sebanyak 59,02% responden dengan sanitas lingkungan di dalam sarana pembuangan sampah termasuk dalam kategori sangat tinggi, sebanyak 36,07% dengan sanitasi lingkungan di dalam sarana pembuangan sampah yang termasuk dalam kategori tinggi serta sebanyak 4,92% responden dengan sanitasi lingkungan di dalam sarana pembuangan sampah yang termasuk dalam kategori cukup dan tidak ada responden dengan sanitasi lingkungan di dalam sarana pembuangan sampah yang termasuk dalam kategori rendah. e) Sarana pembuangan Air Limbah Hasil analisis deskriptif persentase indikator sarana pembuangan air limbah di Asrama Polisi Sendangmulyo Kelurahan Sendangmulyo Kecamatan Tembalang Kota Semarang dapat dilihat pada tabel berikut: JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI | 82 Tabel 10. Deskriptif Persentase Indikator Sarana Pembuangan Air Limbah No Interval Frekuensi Persentase Kriteria 1 82% < skor ≤ 100% 23 37,70 Sangat tiggi 2 63% < skor ≤ 81% 27 44,26 Tinggi 3 44% < skor ≤ 62% 9 14,75 Cukup 4 25% ≤ skor ≤ 43% 2 3,28 Rendah 61 100 Jumlah Berdasarkan tabel tersebutsebanyak 37,70% responden dengan sanitasi lingkungan dalam sarana pembuangan air limbah termasuk dalam kategori sangat tinggi, sebanyak 44,26% responden dengan sanitasi lingkungan dalam sarana pembuangan air limbah termasuk dalam kategori tinggi serta 14,75% responden dengan kategori cukup sedangkan yang termasuk dalam kategori rendah sebanyak 3,28% responden. KESIMPULAN Berdasarkan hasil peneltian dan pembahasan yang ada di bab IV maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Tingkat sosial ekonomi keluarga di Asrama Polisi Sendangmulyo Kelurahan Sendangmulyo Kecamatan Tembalang Kota Semarang sebanyak 55,74%responden menyatakan bahwa tingkat sosial ekonomi penghuni Asrama Polisi Sendangmulyo Kelurahan Sendangmulyo Kecamatan Tembalang Kota Semarang tergolong sangat tinggi, sebanyak 40,98% termasuk kategori tinggi,serta sebanyak 3,28% termasuk cukup dan tidak ada yang termasuk dalam kategori rendah. 2. Tingkat sanitasi lingkungan Asrama Polisi Sendangmulyo Kelurahan Sendangmulyo Kecamatan Tembalang Kota Semarang sebanyak 49,18% responden dengan tingkat sanitas lingkungan yang termasuk dalam kategori sangat tinggi, sebanyak 47,54% responden dengan tingkat sanitas lingkungan yang termasuk dalam kategori tinggi serta 3,28% responden dengan sanitasi lingkungan yang termasuk dalam kategori cukup sedangkan yang termasuk dalam kategori rendah tidak ada 3. Ada hubungan positif dan signifikan antara tingkat sosial ekonomi dengan sanitasi lingkungan di Asrama Polisi Sendangmulyo Kelurahan Sendangmulyo Kecamatan Tembalang Kota Semarang. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 1992. Prosedur Penelitian Ilmiah Suatu Pendekatan. Jakarta: Rineka Cipta Andriani, Dine. 2007.1001 Masalah Sanitasi. Bandung: Pikiran Rakyat. Anonim.2007. Sanitasi Memadai Tingkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat. D-infokom-Jatim. Dumairy. 1997. Perekonomian Indonesia. Jakarta. Erlangga. http://carapedia.com/pengertian_definisi_ekonomi_menurut_para_ahli_info501.html. JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI | 83 Hufschmidt, M. Maynard. 1996. Lingkungan Sistem Alami dan Pembangunan Pedoman Penilaian Ekonomi. (Edisi terjemahan oleh Sukanto Reksohadiprojo). Yogyakarta: UGM Press. Soekanto, Soerjono. 1983. Pribadi dan Masyarakat. Bandung : Alumni Offset Sudjana. 1992. Metode Statistik. Bandung : Tarsito Winarsih. 2007. Pengetahuan Sanitasi dan Aplikasinya. Semarang: Aneka Ilmu Winarno Surachmad. 1994. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung : Transito JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI | 84