KONSEP SUMBANG DUO BALEH DALAM TINJAUAN PSIKOLOGI Sandhy Pangfirstda Iskandar, Mardianto, Yanladila Yeltas Putra Program Studi Psikologi, Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Padang e-mail: [email protected] Abstract: Concept "Sumbang Duo Baleh" in Psychological Overview. The purpose of this study to know that Minangkabau traditional’s rules discuss in sumbang duo baleh in psychology literature. This study used a qualitative research method techniques Interview and to collect data,using Spradlay and Hermaneutic analisys. Subjects were involved in the study selected under certain categories. So found three subject to that meet the criterion. Based on this research, the concept of Sumbang duo Baleh are aspects of psychology such as cognitive, affective and psychomotor. Keywords: sumbang duo baleh, Minangkabau women, psychological indigenous. Abstrak: Konsep sumbang duo baleh dalam tinjauan psikologi. Penelitian ini lebih lanjut ingin mengetahui bagaimana peraturan-peraturan yang terdapat pada adat Minangkabau yang dibahas di dalam sumbang duo baleh dalam tinjauan psikologi. Metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif dengan memakai teknik pengumpulan data wawancara. Serta menggunakan analisis Spradlay dan analisis Hermaneutik. Subjek yang dilibatkan di dalam penelitian merupakan subjek yang dipilih dengan kategori-kategori tertentu. Sehingga ditemukan tiga orang subjek yang sesuai dengan kiteria. Berdasarkan hasil penelitian, pada konsep sumbang duo baleh terdapat aspek-aspek psikologi berupa aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor. Kata kunci: sumbang duo baleh, perempuan Minangkabau, psikologi indigenous tempat manusia itu dilahirkan. Kodiran PENDAHULUAN Manusia sangat erat kaitannya dengan (2004) menyebutkan bahwa kebudayaan keberadaan dari suatu kebudayaan. Manusia adalah warisan sosial yang dapat diturunkan lahir dan hidup bersama kebudayaan yang dari generasi ke generasi baik secara formal berkembang dalam kelompok masyarakat maupun 180 informal. Secara formal, Iskandar, dkk., Konsep sumbang Duo Baleh…| 181 kebudayaan dapat melalui yang tidak sesuai dengan etika adat. pendidikan Sumbang menurut adat Minangkabau belum seperti; sekolah, kursus, akademi, perguruan tentu sumbang menurut adat istiadat tempat tinggi, dan lain-lain. Sedangkan secara lain (Ibrahim, 2014). pendidikan informal, diturunkan dalam lembaga kebudayaan dapat diturunkan melalui enkulturasi dan sosialisasi. dilakukan peneliti pada tanggal 26 mei 2014 Salah satu kebudayaan daerah yang ada di Indonesia Minangkabau adalah yang dikembangkan budaya dianut oleh Berdasarkan hasil wawancara yang dan masyarakat dengan salah seorang Tokoh Budaya di Kota Padang yaitu Erizal Ghani, menyatakan bahwa pengertian sumbang duo baleh adalah segala sesuatu aturan di Minangkabau sejak dahulu sampai sekarang Minangkabau yang terlihat dari perilaku (Piliang, 2014). Minangkabau merupakan menyimpang. salah satu budaya yang berasal dari Dua belas perilaku itu seperti Indonesia yang menganut sistem Matrilinial. Sumbang duduak, Sumbang tagak, Sumbang Segala sesuatunya mengenai hukum adat, diam, Sumbang bajalan, Sumbang kato, sistem Minangkabau Sumbang menggunakan sistem matrilinial. Hal ini Sumbang menuntut wanita Minangkabau untuk dapat Sumbang tanyo, Sumbang jawab, Sumbang menempatkan perannya sebagai wanita yang kurenah. kekerabatan di istimewa. Ketika perempuan Minangkabau tidak mampu menempatkan caliak, bagaua, Sumbang bapakaian, Sumbang karajo, Faktor-faktor sumbang berdasarkan perannya hasil wawancara yang dilakukan peneliti sebagai wanita Minangkabau, ia dikatakan dengan Erizal Ghani ada dua macam, yaitu melanggar norma atau aturan yang ada faktor instrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor dalam budaya Minangkabau. intrinsik antara lain yaitu keinginan yang Ibrahim (2014) mengartikan sikap kuat dan landasan agama yang lemah serta dan perilaku yang tidak sesuai dengan etika landasan adat yang juga lemah. Faktor adat di Minangkabau adalah sumbang. ekstrinsik itu yaitu proses akulturasi yang Dalam mengakibatkan perubahan budaya. Indonesia, kamus besar sumbang Minangkabausebagai Dengan adanya fenomena-fenomena perilaku menyimpang dan janggal serta tersebut dan adanya konsep sumbang duo merupakan salah satu kaidah hukum adat baleh sebagai aturan untuk menjaga wanita Minangkabau (Usman, 2002). Sedangkan Minangkabau agar tetap sebagai wanita pengertian adat yang terhormat dipandang adat serta dapat Minangkabau adalah sikap dan perilaku menjaga keistimewaan-keistimewaan yang sumbang diartikan menurut 182 | Jurnal RAP UNP, Vol. 5 No. 2, November 2014, hlm. 180-191 diberikan kepada wanita Minangkabau Untuk memperoleh data yang tersebut, maka peneliti ingin mengetahui diperlukan dalam pengamatan ini, metode lebih lanjut bagaimana peraturan-peraturan yang digunakan adalah wawancara, survey, yang terdapat pada adat Minangkabau yang dan studi literature atau dokumentasi. Alat dibahas di dalam sumbang duo baleh dalam pengumpul data berupa peneliti, pedoman tinjauan psikologi. Agar lebih terfokus pada wawancara, dan alat rekam digital. Teknik masalah dan untuk mencegah terjadinya analisis data yang digunakan adalah analisis penyimpangan, maka penelitian ini dibatasi Spradlay yang terdiri dari tahapan analisis hanya mengkaji tentang bagaimana konsep domain, “sumbang duo baleh” kompensial dan analisis tema budaya. Selain sebagai acuan perilaku perempuan Minangkabau. itu analisis peneliti juga taksonomi, menggunakan analisis teknik analisis hermeneutik, yakni teknik analisis yang menerangkan istilah dengan cara METODE Metode penelitian ini adalah menerjemahkan ke dalam bahasa yang dapat pendekatan kualitatif. Metode penelitian dimengerti (Bungin, 2012). Keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti diukur dengan teknik triangulasi pendekatan Etnografi yaitu pendekatan yang sumber dan metode pengumpulan data, serta bertujuan untuk mendeskripsikan tentang teknik uraian rinci. budaya masyarakat dalam bentuk cara berpikir, cara hidup, adat, berperilaku, HASIL DAN PEMBAHASAN bersosial Hasil dilakukan (Iskandar, di Kota 2009). Penelitian Padang, Provinsi Hasil wawancara dari ketiga Sumatera Barat. Penelitian ini dilakukan narasumber secara umum sependapat bahwa selama 5 bulan, di mulai pada bulan Juni dalam peran dan kedudukan perempuan di 2014 sampai bulan November 2014. Minangkabau sangat penting dan strategis Patton 1998) untuk menjaga kesinambungan generasi, penelitian menanamkan nilai-nilai moral ke anak dan kualitatif harus disesuaikan dengan masalah cucu, serta menjaga pusaka dan batas-batas dan tujuan penelitian. Oleh karena itu adat. pengambilan (Poerwandari, sampel pada peneliti mengambil subjek dalam penelitian Lebih lanjut narasumber ini berjumlah 3 orang yang mempunyai menjelaskan, karena status dan kedudukan relevansi dan berdasarkan kriteria tertentu perempuan di Minang itu sangat penting yaitu: (1) Akademisi budaya Minangkabau, maka perempuan itu harus memiliki sifat, (2) Ahli budaya Minangkabau atau Datuak. perilaku dan kepribadian, yang didasarkan Iskandar, dkk., Konsep sumbang Duo Baleh…| 183 kepada aturan norma etika dan moral yang masyarakat dan budayanya, seperti cara baik, sesuai dengan ajaran agama, maupun duduk, cara berdiri, cara melihat, cara menurut aturan adat, serta mampu menjaga berjalan, cara berpakaian dan kurenah atau integritas perbuatan lainnya. dan kepribadiannya sebagai perempuan Minangkabau. Hal ini sejalan dengan pendapat mengatakan Ibrahim (2014) juga bahwa perempuan Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber juga mengatakan bahwa perempuan Minangkabau itu memegang adalah peranan penting dalam kehidupan di “rumah Parampuan. Parampuan mengacu kepada gadang” (rumah tangga), baik sebagai anak wanita yang mempunyai budi pekerti yang perempuan, sebagai istri, dan sebagai ibu baik, tawakal kepada Allah, sopan dan dari anak dan keturunanya merekalah kaum hormat pada sesama. perempuan yang berkewajiban merawat, Minangkabau yang Kehormatan ideal dan itu kemuliaan memelihara, memperindah rumah dan seseorang itu ditentukan oleh sifat, karakter, seisinya baik secara fisik maupun moral kepribadian dan perilakunya, khususnya dengan mendidik dalam masyarakat Minangkabau perempuan perilaku kepada generasi penerus kaumnya. ditempatkan sebagai simbol, kebaikan, dan memberikan arah Dalam berperilaku dan bergaul di norma dan keindahan yang dapat diartikan tengah-tengah masyarakat perempuan dari kata-kata pepatah di atas yaitu budi Minang dituntut untuk mengerti dan paham tapakai taratik dengan sopan, memakai pada hal-hal yang bersifat janggal dan salah baso-basi, muluik manih baso katuju. dalam berinteraksi dengan orang lain, baik Secara bahasa arti budi tapakai kepada teman sebaya maupun kepada orang taratik dengan sopan adalah kebaikan yang yang lebih tua. Hal ini terlihat dari kutipan terpakai yaitu perilaku yang baik itu pepatah “tahu kepado sumbang salah, takut menggunakan sopan. Sedangkan secara kepada Allah dan Rasul, muluik manih baso bahasa muluik manih itu diartikan sebagai katuju, bahasa yang enak didengar, atau dalam hormat pado ibu jo bapak, baitupun jo artian lain verbalitas atau kata-kata yang urang tuo. keluar dari mulut seorang perempuan itu pandai bagaua samo gadang, Adapun defenisi sumbang duo baleh mengenakan telinga orang atau lawan dalam bicaranya, sedangkan baso katuju artinya janggal. adalah sifat karakter yang tergambar dari narasumber secara umum dapat disimpulkan bahasa tubuh seseorang perempuan Minang bahwa yang tergambar dari sikap dan perilaku yang disukai oleh orang lain atau bahasa Dari Minang hasil sumbang artinya adalah wawancara ketiga adalah aturan yang 184 | Jurnal RAP UNP, Vol. 5 No. 2, November 2014, hlm. 180-191 mendekati kepada kesalahan yang tidak enak di dengar dan tidak indah dilihat. Berdasarkan hasil wawancara ketiga narasumber didapatkan nilai-nilai yang Berdasarkan hasil wawancara dan terdapat dalam konsep sumbang duo baleh studi referensi yang penulis lakukan tentang adalah nilai etika, nilai estetika sebagai sumbang Minangkabau tuntunan moral, memperbaiki cara hidup, dijelaskan dalam konsep sumbang duo sikap dari diri seseorang yang berguna untuk baleh. Sebenarnya menurut salah satu memperbaiki akhlak khususnya perempuan narasumber, Minangkabau. dalam adat sumbang itu tidak hanya Sejalan dengan hasil terbatas pada dua belas macam dan juga wawancara, Hakimy (2004) tidak hanya diterapkan kepada perempuan bahwa sumbang duo baleh bertujuan sebagai tetapi seharusnya juga untuk laki-laki. tuntunan Namun perbuatan tingkah laku yang sumbang dikarenakan Minangkabau dan di buku dalam tambo yang lainnya untuk menjauhi mengatakan perbuatan- menurut adat Minangkabau. peneliti menemukan konsep sumbang duo Sumbang duduak adalah sumbang baleh lebih mengacu kepada perempuan, bagi seseorang apabila dia duduk tidak dan dalam konsep itu sesuai dengan sesuai dengan etika duduk menurut adat. jumlahnya Adapun nilai dari sumbang duduak adalah memang istilah sumbang duo baleh merupakan nilai-nilai aturan nilai estetika, menjaga aurat, menjaga sikap perilaku yang disusun untuk perempuan untuk menghormati orang lain serta nilai Minangkabau. kesopanan, duduk tidak boleh sembarangan, Sejalan dengan hasil wawancara dan angket penelitian, Ibrahim seperti mengangkat kaki sebelah, duduk (2014) ditepi jalan, duduk bersama laki-laki, duduk mengatakan konsep sumbang duo baleh dengan membuka lebar kedua paha, idealnya adalah perilaku perempuan Minangkabau duduknya adalah yang mendekati salah menunjukkan pelanggaran terhadap etika dengan cara bersimpuh. dan adat istiadat Minangkabau, Hakimy Selanjutnya adalah sumbang tagak, (2004) juga mengatakan bahwa sumbang yaitu sumbang bagi seorang perempuan jika duo perbuatan- berdiri tidak sesuai dengan etika berdiri perbuatan tingkah laku yang apabila telah menurut adat. Nilai dari sumbang tagak terjadi didalam kehidupan bergaul dan adalah menjaga etika, lebih memperhatikan tingkah akan penempatan diri, untuk menghormati orang membawa seseorang kepada pekerjaan salah lain, serta mempertahankan keanggunan dan menurut pandangan adat. bentuk perilaku berdiri yang sumbang bagi baleh laku adalah aturan tersebut akhirnya perempuan Minangkabau diantaranya itu Iskandar, dkk., Konsep sumbang Duo Baleh…| 185 berdiri di tempat jalan yang gelap-gelap berfikir terlebih dahulu sebelum berbicara, serta di tempat yang banyak laki-laki, berdiri menggunakan perasaan serta akal fikiran diatas kursi, berdiri di atas meja, berdiri supaya ditangga masuk rumah. mengucapkan kata-kata yang tidak pantas Setelah itu adalah sumbang diam perempuan Minangkabau tidak untuk diucapkan dan melakukan tenggang yaitu sumbang bagi seorang perempuan jika rasa berdiam/menginap tidak sesuai dengan etika menjaga perasaan orang lain agar tidak menginap menurut adat. Nilai dari sumbang menimbulkan konflik antar sesama diam adalah etika, mengontrol perkataan dan susila, nilai Selanjutnya yaitu sumbang caliak dengan cara ialah sumbang bagi seseorang perempuan tempat dalam melihat sesuatu, baik caranya maupun tinggal, baik itu tinggal dengan saudara tujuannya yang tidak sesuai dengan etika kandung Bentuk adat Minangkabau. Nilai dari sumbang perilaku menginap yang sumbang bagi caliak adalah nilai etika untuk menghargai perempuan diantaranya orang lain, dengan cara tidak melihat serumah dengan orang lain yaitu laki-laki berlebihan, baik itu dengan cara menatap yang bukan muhrim, tinggal di tempat yang lama, menatap menantang serta menatap tidak bermoral dan berdampak buruk bagi dengan cara berulang ulang, sebaiknya keamanan melihat perempuan Minangkabau itu sekilas keamanan, nilai untuk kenyamanan memperhitungkan ataupun penempatan orang lain. Minangkabau perempuan yang menginap tersebut. saja. Selanjutnya sumbang bajalan adalah Kemudian sumbang bapakaian adalah sumbang bagi seorang perempuan jika sumbang bagi seseorang perempuan dalam berjalan tidak sesuai dengan etika berjalan berpakaian, baik caranya maupun tujuannya menurut adat. Adapun nilai dari sumbang yang bajalan adalah nilai etika dalam berjalan, Minangkabau. menjaga keamanan diri dan keanggunan bapakaian adalah menutup aurat dengan dengan cara tidak boleh berjalan dengan cara tidak memperlihatkan lekuk tubuh serta laki-laki mempertahankan yang sembarangan, berjalan terburu-buru, serta tertawa sambil berjalan. Berikutnya sumbang kato adalah tidak estetika, sesuai yang dengan Nilai etika dari nilai-nilai adat sumbang etika, menyangkut nilai akan keanggunan, keindahan dan kenyamanan sumbang bagi seorang perempuan jika bagi perempuan Minangkabau. berkata tidak sesuai dengan etika berkata berpakaian yang sumbang bagi perempuan menurut adat. Adapun nilai-nilai yang Minangkabau diantaranya adalah berpakaian terkandung didalam sumbang kato adalah dengan memperlihatkan bentuk Bentuk tubuh 186 | Jurnal RAP UNP, Vol. 5 No. 2, November 2014, hlm. 180-191 seperti berpakaian ketat/sempit, berpakaian guru, pegawai, memasak serta pekerjaan transparan. Pakaian perempuan yang baik rumah tangga. menurut adat Minangkabau adalah Berikutnya sumbang tanyo adalah berpakaian tertutup, longgar dan tidak sumbang bagi seorang perempuan jika menampakkan bertanya dan menjawab tidak sesuai dengan lekuk tubuh perempuan tersebut. etika adat. Nilai-nilai yang terdapat dalam Selanjutnya sumbang bagaua adalah sumbang tanyo dan sumbang jawab adalah sumbang bagi seseorang perempuan dalam berfikir sebelum berbicara dengan memilih cara dan memilih pergaulannya. Nilai dari tata cara bertanya dan menjawab pertanyaan sumbang bagaua adalah untuk memilah yang baik tanpa menyinggung perasaan pergaulan, orang pergaulan yang baik dan lain dan mengacu peergaulan yang berdampak buruk bagi keterampilan komunikasi. dirinya. komunikasi adalah Adapun bentuk bergaul yang kepada Keterampilan suatu proses sumbang bagi perempuan Minangkabau penyampaian informasi dari suatu pihak adalah bergaul melampaui batas dengan kepada pihak lain baik lisan maupun verbal laki-laki sehingga melanggar norma adat dengan tujuan tidak menyakiti perasaan dan agama. orang lain. Setelah itu ada sumbang karajo adalah Sumbang kurenah, secara bahasa sumbang bagi seseorang perempuan dalam kurenah itu artinya perilaku atau gelagat. cara dan memilih pekerjaannya. Nilai dari Jadi sumbang kurenah adalah tingkah laku sumbang karajo adalah untuk memilih atau penampilan seseorang yang dianggap pekerjaan yang sesuai dengan fitrahnya janggal dipandang oleh orang lain, atau sebagai perempuan yaitu bekerja yang halus menyebabkan ada orang yang tersinggung. seperti bekerja rumah tangga, bekerja di Nilai kantoran dan tidak melakukan pekerjaan kurenah adalah sebagai penuntun dan penata kasar seperti pekerjaan laki-laki dikarenakan perilaku perempuan Minangkabau supaya keterbatasan fisik dari perempuan tersebut. sesuai dengan yang digariskan oleh norma Sejalan dengan hasil wawancara di atas, adat. Adapun bentuk kurenah atau perilaku Hakimy (2004) mengatakan bahwa wanita yang menurut adat diberikan kemuliaan dan Minangkabau adalah berbisik-bisik didepan penghormatan, diantaranya pekerjaan pada orang ramai, mengkedip-kedipkan mata umumnya yang ringan-ringan dan mudah kepada lawan jenis atau orang yang lebih seperti pekerjaan rumah tangga menjarum, tua, batuk yang dibuat-buat. memotong pakaian, menjahit, bertenun, yang terkandung sumbang bagi dari sumbang perempuan Iskandar, dkk., Konsep sumbang Duo Baleh…| 187 Berbagai ahli mengemukakan berorientasi kepada kemampuan berfikir penjelasan istilah dinamika psikologis di seperti dalam pemahaman penelitiannya, dimana dinamika pengetahuan (knowledge), (comprehension), penerapan psikologis dipergunakan untuk menerangkan (aplication). Dari hasil wawancara dan studi keterkaitan berbagai aspek psikologis yang literatur yang sudah penulis lakukan, dapat ada dijelaskan didalam diri responden dalam jika kita mengkaji konsep hubungannya dengan kondisi masyarakat. “sumbang duo baleh” dari aspek psikologi, Dalam hal ini peneliti menggunakan istilah maka bisa ditelaah dari aspek pemahaman dinamika psikologis untuk menjelaskan terhadap konsep sumbang duo baleh adalah secara konsep aturan yang tergambar dari sikap dan “sumbang duo baleh” pada perempuan perilaku yang mendekati kepada kesalahan Minangkabau. yang tidak enak didengar dan tidak indah lebih lanjut mengenai dilihat. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian di atas, dilihat dari teori psikologi budaya konsep sumbang duo baleh memiliki keterkaitan antara berbagai aspek psikologis dalam setiap bentuk perilaku, faktor-faktor serta nilai yang ada di dalamnya. Dalam psikologi budaya, masyarakat memberi makna spesifik pada setiap simbol tertentu dan mewariskannya, dimana budaya memiliki ciri eksplisit sekaligus implisit (Shiraev, 2012). Sesuai dengan teori di atas bahwa untuk melihat dinamika psikologi dalam konsep sumbang duo baleh, dapat dihubungan dengan aspek-aspek psikologi yang terdapat dari konsep sumbang budaya Minang tersebut, yakni aspek kognitif, afektif dan perilaku. Dilihat dari aspek kognitif, menurut Iskandar (2009) dimana ranah kognitif Sedangkan dari aspek afektif, menurut Martinis Yamin (dalam Iskandar, 2009) menjelaskan dimana afektif berhubungan dengan perasaan penerimaan emosi, atau sistem penolakan nilai, serta kecendrungan emosi yang meliputi sikap penerimaan, responsif, penilaian, organisasi dan pembentukan karakter operasional dalam aturan bentuk bentuk sumbang dalam aspek perilaku atau ran psikomotor yaitu dalam proses pembelajaran keterampilan, bertindak terhadap suatu materi yang ingin dipraktekkan (iskandar, 2009). Yang di sorot dalam konsep diantaranya: sumbang duo baleh Pertama sumbang dalam perilaku interaksi sosial yang dimaksud dengan perilaku komunikasi verbal dalam teori psikologi adalah hubungan-hubungan sosial yang menyangkut hubungan antar individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok (Defito, 1997). 188 | Jurnal RAP UNP, Vol. 5 No. 2, November 2014, hlm. 180-191 Kedua sumbang dalam perilaku komunikasi verbal, yang dimaksud dengan jendela dan duduk dengan posisi lebih tinggi dari orang tua. perilaku komunikasi verbal dalam teori Kemudian sumbang tagak, adapun psikologi adalah interaksi membahas kode bentuk perilaku sumbang tagak adalah pesan verbal atau kata-kata meliputi hakikat berdiri di tepi jalan, berdiri bersama bahasa, prinsip-prinsip untuk menuntun kumpulan laki-laki, tagak pinggang (berdiri komunikasi sehari-hari, serta aspek sosial dengan posisi kedua tangan memegang dari bahasa (Devito. 1997). pinggang), berdiri di pintu dan di atas tangga Ketiga adalah sumbang dalam masuk rumah, berdiri di atas meja, berdiri perilaku non verbal atau dalam bentuk dengan bahasa tubuh dan penampialn atau citra diri. mengangkang (membuka kaki lebar-lebar), Yaitu sumbang atau janggal dalam bentuk berdiri dengan posisi lebih tinggi dari orang perilaku, dalam penampilan atau performa tua, berdiri di tempat yang sepi dan gelap yang sendirian. tidak diharapkan sesuai oleh dengan adat dan apa yang masyarakat posisi satu kaki, Selanjutnya berdiri sumbang caliak, adapun bentuk perilaku sumbang caliak Minang khususnya untuk perempuan dimana adalah perempuan di harapkan untuk selalu tampil melihat menantang, melihat suami orang, feminim, anggun, dan indah. Komunikasi melihat non verbal dalam teori psikologi adalah berpandangan dengan laki-laki, melihat isi kegiatan yang dipusatkan pada pesan-pesan rumah orang, melihat dengan berulang- yang dikomunikasikan tanpa kata-kata, dan ulang. mempertimbangkan seperti adalah berpakaian dengan memperlihatkan komunikasi tubuh, wajah dan mata (Devito bentuk tubuh seperti berpakaian ketat, 1997). sempit, aspek-aspek Adapun sumbang atau janggal dalam melihat dengan orang lain Seterusnya berpakaian sanding dengan sumbang mata, lama, bapakaian transparan, serta memakai celana jeans, berpakaian laki-laki. hal di atas seperti; sumbang duduak, adapun Selanjutnya sumbang karajo yang bentuk perilaku sumbang duduak adalah bentuk perilakunya adalah mengerjakan duduk di tepi jalan, duduk bersama laki-laki, pekerjaan laki-laki, pekerjaan yang kasar duduk lutut seperti memanjat, angkat berat, bekerja sebelah, duduk di depan pintu dan tangga dengan melanggar norma adat dan agama masuk ke rumah, duduk mencongkong, seperti wanita tuna susila. Yang terakhir duduk mengangkang sumbang bajalan adapun bentuk perilaku (membuka kaki lebar-lebar), duduk di sumbang bajalan seperti berjalan sendiri di dengan bersila, posisi menaikkan duduk tengah malam, berjalan dengan Iskandar, dkk., Konsep sumbang Duo Baleh…| 189 memperlihatkan lekuk tubuh, berjalan generasi, menanamkan nilai-nilai moral tergesa-gesa, berjalan dengan laki-laki yang ke anak dan cucu, serta menjaga pusaka tidak muhrim, berjalan jauh seorang diri, dan berjalan sambil tertawa, berjalan dengan perempuan cara menghantamkan kaki ke tanah, berjalan memiliki sifat, perilaku dan kepribadian mendahului orang tua. yang didasarkan kepada aturan norma batas-batas adat, Minangkabau selanjutnya itu harus Secara umum konsep sumbang duo etika dan moral yang baik, sesuai dengan baleh adalah bertujuan untuk menjaga ajaran agama, maupun menurut aturan harkat dan martabat perempuan dalam adat, serta mampu menjaga integritas dan interaksi kepribadiannya sebagai perempuan. sosial, yang tujuannya dan kepribadian 2. Sumbang duo baleh adalah aturan yang perempuan Minang tersebut kepada nilai- terlihat dari dua belas macam sikap dan nilai etika dan estetika yang bersifat local perilaku wisdom (kearifan lokal). Hal ini sejalan kesalahan yang tidak enak di dengar dan dengan penelitian Ardaningrum, dkk (2009) tidak enak dilihat yang juga menunjukkan yang menemukan bahwa nerimo dapat pelanggaran terhadap etika dan adat membuat masyarakat mampu mengarahkan istiadat Minangkabau yang terdiri dari energinya untuk bangkit kembali membina sumbang duduak, kehidupannya. sumbang diam, mengarahkan perilaku Kemudian diperkuat yang mendekati sumbang sumbang kepada tagak, bajalan, penelitian sumbang kato, sumbang caliak, sumbang Saptoto (2009) tentang dinamika psikologi bapakaian, sumbang bagaua, sumbang nerimo dalam bekerja yang energinya bisa karajo, sumbang tanyo, sumbang jawab, sebagai motivator sekaligus demotivator. sumbang kurenah. 3. Dinamika psikologis konsep sumbang KESIMPULAN DAN SARAN duo baleh dari aspek kognitif, sumbang Kesimpulan Berdasarkan diperoleh dari analisis data penelitian yang terhadap narasumber, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedudukan dan peran perempuan Minangkabau sangat penting dan strategis sebagai menjaga kesinambungan duo baleh bertujuan untuk menjaga kehormatan dan integritas perempuan Minangkabau, supaya perempuan Minangkabau menjadi perempuan bermoral islam, bermoral adat serta moral-moral universal. 4. Dari aspek afektif menyangkut akan nilai-nilai yang terkandung dari konsep sumbang duo baleh adalah sebagai 190 | Jurnal RAP UNP, Vol. 5 No. 2, November 2014, hlm. 180-191 tuntunan moral, memperbaiki cara hidup, maka dari itu peneliti memberikan saran sikap dari diri seseorang yang berguna untuk konsep sumbang duo baleh ini dapat untuk di sosialisasikan, perempuan Minangkabau memperbaiki khususnya tingkah perempuan laku Minangkabau dapat memahami, mengkaji serta dan dengan mengunakan standar sehingga menginternalisasikan memberikan perempuan Minangkabau harus memiliki apresiasi bahwa nilai-nilai yang terkandung nilai Etika seperti sopan santun dan di dalam konsep sumbang duo baleh lemah lembut, serta nilai estetika seperti tidak kaku atau mengganggu produktifitas indah, angun dan feminim kegiatan perempuan Minangkabau. ini 5. Dari aspek perilaku terbagi atas perilaku Dalam proses penelitian ini, peneliti interaksi sosial yang mencakup sumbang menemukan beberapa responden angket kurenah, sumbang penelitian survei dalam hal ini datuak dan bajalan. Dari aspek komunikasi verbal bundo kanduang Minangkabau yang tidak mencakup mengetahui akan konsep sumbang duo jawab, sumbang sumbang sumbang sumbang komunikasi diam, non duduak, tanyo, kato. verbal sumbang Dari aspek mencakup sumbang tagak, baleh, oleh karena itu peneliti ingin menyarankan kepada datuak-datuak dan bundo kanduang yang ada di Minangkabau sumbang caliak, sumbang bapakaian, agar lebih memahami sumbang karajo dan sumbang bajalan. konsep sumbang duo baleh guna terciptanya Saran Sesuai dari hasil temuan penelitian, konsep sumbang duo baleh baik untuk dan mendalami generasi penerus adat Minangkabau dalam hal ini perempuannya yang bermoral dan beretika. pedoman perilaku perempuan Minangkabau, DAFTAR RUJUKAN Ardaningrum, N. A., Nurendra, A. M., & Noviansyah, M. I. (2009). Nerimo dan gotong royong sebagai model perilaku sehat berbasis nilai tradisional Jawa (Laporan penelitian). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Bungin, B. (2007). Penelitian kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Prenada Media Group. Defito, A Joseph. (1997) Komunikasi antar Manusia. Jakarta: Proffesional books. Hakimy, I. (2004). Pegangan Penghulu, Bundo Kanduang, dan Pidato Alua Pasambahan Adat di Minangkabau (Cetakan Keenam ed.). Bandung: Remaja Rosdakarya. Ibrahim. (2014). Tambo Alam Minangkabau. Bukittinggi: Kristal Multimedia. Iskandar, dkk., Konsep sumbang Duo Baleh…| 191 Iskandar. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Gaung Persada. Iskandar. (2009). Psikologi Pendidikan, sebuah orientasi Baru. Ciputat: Gaung persada (GP) Press. Kodiran. (2004). Pewarisan Budaya dan Kepribadian. Humaniora , 6 (1), 1016. Piliang, E. (2014). Budaya dan Hukum Adat di Minangkabau. Bukittinggi: Kristal Multimedia. Poerwandari, E. K. (1998). Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi. Jakarta: LPSP3. Saptoto, ridwan. (2009). Dinamika psikologis nerimo dalam bekerja: nerimo sebagai motivator atau demotifator. Jurnal psikologi indonesia. Vol VI, no 2. Fakultas Psikologi Universitas Gadjah mada Shiraev, Eric (2012) Psikologi Lintas kultural, pemikiran kritis dan terapan modern. Jakarta. Kencana. Usman, A. (2002). Kamus Umum Bahasa Minangkabau-Indonesia. Padang: Anggrek Media.