UPAYA PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI DAN SWASTA SE KECAMATAN BANDONGAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2010 PROPOSAL Diajukan Guna Memenuhi Kewajiban Dan Syarat Untuk Memperoleh Gelar Serjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I) Oleh : ROIFATUL AFIFAH NIM: 11106008 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2010 UPAYA PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI DAN SWASTA SE KECAMATAN BANDONGAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2010 SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Kewajiban Dan Syarat Untuk Memperoleh Gelar Serjana Pendidikan Agama Islam (S.PD.I) Oleh : ROIFATUL AFIFAH NIM: 11106008 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2010 i ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara: Nama : ROIFATUL AFIFAH NIM : 11106008 Jurusan : Tarbiyah Program Studi : Pendidikan Agama Islam Judul : UPAYA PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI DAN SWASTA SE KECAMATAN BANDONGAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2010 telah kami setujui untuk dimunaqosahkan. Salatiga, 06 Agustus 2010 Pembimbing Drs. Sumarno Widjadipa, M. Pd. NIP. 19570520 198601 1 001 iii PERNYATAAN Bismillahirrohmanirrohim Dengan penuh kejujuran dan tanggungjawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun dari pemikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai bahan rujukan. Apabila dikemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain diluar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini dihadapan sidang munaqosyah skripsi. Demikian pernyataan ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi. Salatiga, 5 Agustus 2010 Penulis Roifatul Afifah iv ABSTRAK Roifatul Afifah, NIM: 11106008, Jurusan Tarbiyah, Program Studi PAI STAIN Salatiga, judul: Upaya Pengembangan Kompetensi Guru Pai Di Smp Negeri Dan Swasta Se Kecamatan Bandongan Kabupaten Magelang Tahun 2010. Pembimbing: Drs. Sumarno Widjadipa M. Pd. Kata kunci: Upaya pengembangan dan kompetensi guru PAI. Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui Upaya Pengembangan Kompetensi Guru Pai Di SMP Negeri Dan Swasta Se Kecamatan Bandongan Kabupaten Magelang Tahun 2010. Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah sesuai tujuan, yaitu: 1. Untuk mengetahui kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri dan Swasta Se Kecamatan Bandongan. 2. Untuk mengetahui upaya pengembangan kompetensi guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri dan Swasta Se Kecamatan Bandongan. 3. Untuk mengetahui apa faktor-faktor yang mempengaruhi upaya pengembangan kompetensi guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri dan Swasta Se Kecamatan Bandongan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif, dan untuk mendapatkan data, maka digunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang terkumpul kemudian disusun dan dianalisis, dimulai dengan penelitian dan pengumpulan data, penyusunan data dan pengambilan kesimpulan. Berdasrkan hasil penelitian ini, diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi para guru PAI dan teman-teman pembaca umumnya, khususnya bagi penulis yang dapat bermanfaat untuk pengembangan pribadi. v MOTTO Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka” (Q.S. AT –Tahrim : 6) vi PERSEMBAHAN Skripsi ini dipersembahkan kepada: 1. Orang tua yang sudah memberikan bantuan dan motivasi baik doa maupun materi demi seleseinya skripsi ini. 2. Suami tercinta yang sudah memberi motivasi dan siaga demi seleseinya skripsi ini. 3. Drs. Sumarno Widjadipa M. Pd. Selaku dosen pembimbing skripsi atas bimbingan dan arahannya demi kelancaran dan seleseinya skripsi ini. 4. Kakak-kakakku yang sudah member bantuan baik moril dan materil serta motivasi demi seleseinya skripsi ini. 5. Kepala - Kepala Sekolah dan Para Informan (Guru PAI) di SMP Se Kecamatan Bandongan atas bantuannya demi seleseinya skripsi ini. 6. Teman-teman seangkatan atas motivasi terseleseinya skripsi ini. 7. Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang memberikan nikmat, rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat selesei pada waktunya. vii KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah swt. Atas rahmat serta hidayah-Nya atas seleseinya skripsi ini. Sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad saw. Yang semoga kita termasuk golongan yang mendapat syafaatnya. Amin. Alhamdulillah rasa syukur atas seleseinya skripsi dengan judul: UPAYA PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI DAN SWASTA DI SMP SE KECAMATAN BANDONGAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2010. Skripsi ini guna memperoleh gelar Sarjana PAI pada STAIN Salatiga. Ucapan terimakasih kepada pihak yang telah membantu sehingga terwujudnya skripsi ini. Peneliti yakin atas pertolongan Allah SWT. Skripsi ini dapat terwujud. Adapun pihak-pihak yang telah membantu dalam penyeleseian skripsi ini adalah: 1. Ketua STAIN Salatiga 2. Ketua Jurusan Tarbiyah 3. Ketua Program Studi 4. Pembimbing skripsi 5. Segenap Dosen 6. Kepala Sekolah SMP Negeri dan Swasta Se Kecamatan Bandongan 7. Guru PAI di SMP Se Kecamatan Bandongan 8. Orang Tua dan Suami Tercinta 9. Teman-teman 10. Semua pihak yang tidak dapat saya sebut satu per satu yang telah membantu atas terseleseinya skripsi ini. viii Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dari siapa saja. Besar harapan kami skripsi ini dapat bermanfaat kepada pihak-pihak yang terkait secara khusus dan bagi semua pembaca secara umum. Amin. Wassalamu‟alaikum wr.wb. Salatiga, 5 Agustus 2010 Penulis Roifatul Afifah ix DAFTAR ISI Halaman judul ......................................................................................... i Pengesahan .............................................................................................. ii Persetujuan Pembimbing .......................................................................... iii Pernyataan ............................................................................................... iv Abstrak .................................................................................................... v Motto ....................................................................................................... vi Persembahan ............................................................................................ vii Kata pengantar ......................................................................................... viii Daftar isi .................................................................................................. x Daftar lampiran ........................................................................................ xii BAB I: PENDAHULUAN1 A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1 B. Pembatasan Maslah ................................................................... 6 C. Rumusan Masalah ..................................................................... 6 D. Tujuan Penelitian....................................................................... 6 E. Manfaat Penelitian ..................................................................... 7 F. Penegasan Istilah ....................................................................... 7 G. Metode Penelitian ...................................................................... 9 H. Sistematika Penulisan ................................................................ 12 BAB II : KAJIAN TEORI14 A. Upaya Pengembangan Kompetensi Guru ................................... 14 B. Tinjauan Pendidikan Agama Islam ........................................... 26 BAB III: LAPORAN PENELITIAN ........................................................ 33 x A. Gambaran Umum Penelitian ......................................................... 33 1. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................. 33 2. Profil Sekolah ......................................................................... 33 3. Populasi dan Sampel ............................................................... 66 B. Gambaran Obyek dan subyek Penelitian ....................................... 70 BAB IV: PEMBAHASAN77 A. Pemahaman Guru PAI di SMP Negeri dan Swasta Se Kecamatan Bandongan Terhadap Kompetensi .............................. 79 B. Deskripsi Tentang Upaya Guru PAI di SMP Negeri dan Swasta Se Kecamatan Bandongan Dalam Pengembangan Kompetensi.......................................................... 81 C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Upaya Pengembangan Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri dan Swasta Se Kecamatan Bandongan .................................................................................. 83 BAB V: PENUTUP86 A. Kesimpulan .................................................................................. 86 B. Saran ............................................................................................ 87 C. Penutup ........................................................................................ 88 DAFTAR PUSTAKA LAMPIAN – LAMPIRAN xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak - anak untuk memimpin jasmani dan rohani kearah kedewasaan. Pada hakikatnya, yang disebut dengan pendidikan adalah pengaruh bimbingan arahan dari orang dewasa kepada anak yang belum dewasa agar menjadi dewasa, mandiri dan memiliki kepribadian yang utuh dan matang (Zainal Aqib, Elham Rohmanto, 2007 : 14). Dapat dikatakan pula pendidikan adalah sebuah proses transfer nilai-nilai dari orang dewasa (guru atau orang tua) kepada anak-anak agar menjadi dewasa dalam segala hal. Selain itu pendidikan merupakan masalah yang penting bagi setiap bangsa yang sedang membangun. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional tercantum bahwa Pendidikan Nasional Berdasarkan Pancasila dan Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Wiji Sumarno, 2006: 31). UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, disahkan oleh DPR pada tanggal 11 Juni 2003, dan diberlakukan pada tanggal 8 Juli 2003. Dalam batang tubuh Undang-Undang tersebut memuat 22 Bab, dan 77 Pasal, adalah cukup ideal dan akomodatif dalam mengatur sistem pendidikan di Indonesia, termasuk sistem Pendidikan Islam (Usman Abu Bakar, Surohim, 2005:95). Upaya perbaikan dibidang pendidikan merupakan suatu keharusan untuk selalu dilaksanakan agar suatu bangsa dapat maju dan berkembang seiring dengan 1 kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Agar guru tidak ketinggalan jaman, maka guru harus selalu mengembangkan kemampuan dan ketrampilannya secara kontinyu. Jalan yang dapat ditempuh untuk meningkatkan pro fesi guru adalah diri guru itu sendiri dan dari pihak lain yang bertanggung jawab atas pengembangan guru (Hendyat Soetopo, 2005: 207). Beberapa upaya dilaksanakan antara lain penyempurnaan kurikulum, peningkatan kompetensi guru, perbaikan sarana-sarana pendidikan, dan lain-lain. Pengembangan profesionalisasi guru dilakukan berdasarkan kebutuhan institusi, kelompok guru, maupun individu guru sendiri (Udin Syaefudin Sa‟ud, 2009:98). Hal ini dilaksanakan untuk meningkatkan mutu pendidikan bangsa dan terciptanya masyarakat Indonesia yang lebih baik. Allah SWT dalam firman-Nya Qur‟an surat Al Mujadilah ayat 11 yaitu : Artinya : “Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu, dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat, dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. Tujuan pendidikan dan pengajaran ialah membentuk manusia susila yang cakap dan warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air (Zainal Aqib, 2002: 14). Untuk mencapai tujuan yang diinginkan tersebut, maka dalam lembaga pendidikan formal yaitu sekolah, keberhasilan pendidikan ditentukan oleh keberhasilan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, yakni keterpaduan antara kegiatan guru, sarana prasarana dan dengan kegiatan siswa. Bagaimana siswa belajar banyak ditentukan oleh bagaimana guru mengajar. Salah satu usaha untuk mengoptimalkan pembelajaran adalah dengan memperbaiki pengajaran yang banyak dipengaruhi oleh guru, karena pengajaran adalah suatu sistem, maka perbaikannya pun harus mencakup keseluruhan komponen dalam sistem pengajaran tersebut. Kompetensi merupakan kemampuan menguasai suatu tugas, keterampilan, sikap dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan (Wiji Suwarno, 2006: 82). Menurut Undang - Undang No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 ayat (1) kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi (http://rasto.wordpress.com/2008/01/31/kompetensi guru/) . Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru, maka guru harus memiliki dan menguasai perencanaan kegiatan belajar mengajar, melaksanakan kegiatan yang direncanakan dan melakukan penilaian terhadap hasil dari proses belajar mengajar. Kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran merupakan faktor utama dalam mencapai tujuan pengajaran. Keterampilan merencanakan dan melaksanakan proses belajar mengajar ini sesuatu yang erat kaitannya dengan tugas dan tanggung jawab guru sebagai pengajar yang mendidik. Allah berfirman dalam Qur‟an surat Ali Imran ayat 104 yang berbunyi : “ Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yamg ma‟ruf dan mencegah dari yang mungkar. Merekalah orang – orang yang beruntung”. Penyair Syauki, sebagaimana dikutip Al-Abrasyi, berkata : “Berdiri dan hormatilah guru dan berilah penghargaan, seorang guru itu hampir saja merupakan seorang rasul” (Marno dan Idris, 2008: 17). Guru sebagai pendidik mengandung arti yang sangat luas, tidak sebatas memberikan bahan-bahan pengajaran tetapi menjangkau etika dan estetika perilaku dalam menghadapi tantangan kehidupan di masyarakat. Pada pasal 40 ayat 2 UU Nomor 20 Tahun 2003 dijelaskan : “pendidikan dan tenaga kependidikan berkewajiban: menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis; mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan; dan memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya” (Usman Abu Bakar, Surohim, 2005:105). Sebagai pengajar, guru hendaknya memiliki perencanaan (planing) pengajaran yang cukup matang. Perencanaan pengajaran tersebut erat kaitannya dengan berbagai unsur seperti tujuan pengajaran, bahan pengajaran, dan kegiatan pengajaran. Kemampuan yang harus dimiliki oleh guru yang kemudian menjadi suatu kegiatan rutin yaitu membuat tes, melakukan pengukuran, dan mengevaluasi dari kemampuan siswa-siswanya sehingga mampu menetapkan kebijakan pembelajaran selanjutnya. Evaluasi pembelajaran merupakan suatu usaha untuk memperbaiki mutu proses belajar mengajar. Informasi-informasi yang diperoleh dari pelaksanaan evaluasi pembelajaran pada gilirannya digunakan untuk memperbaiki kualitas proses belajar mengajar. Seringkali dalam proses belajar mengajar, aspek evaluasi pembelajaran ini diabaikan. Dimana guru terlalu memperhatikan saat yang bersangkutan memberi pelajaran saja. Namun, pada saat guru membuat soal ujian atau tes (formatif), soal tes disusun seadanya atau seingatnya saja tanpa harus memenuhi penyusunan soal yang baik dan benar. Ditangan gurulah akan dihasilkan peserta didik yang berkualitas, baik secara akademis, skill (keahlian), kematangan emosional, dan moral serta spiritual (Kunandar, 2007: 40). UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional yaitu : “ Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Usman Abu Bakar, Surohim, 2005: 2). Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merasa terdorong untuk mengkaji dan meneliti lebih lanjut mengenai kompetensi guru khususnya guru Pendidikan Agama Islam dalam melaksanakan tugas-tugasnya dalam bentuk skripsi yang berjudul : “Upaya Pengembangan Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam Di SMP Negeri dan Swasta Se Kecamatan Bandongan Kabupaten Magelang Tahun 2010”. B. Pembatasan Masalah Mengingat luasnya ruang lingkup yang diuraikan, maka untuk menghindari perluasan dalam memahami pembahasan, maka penulis akan membatasi ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas sebagai berikut : ”Upaya pengembangan kompetensi yang dimaksud disini adalah kemampuan yang harus dimiliki dan diupayakan pengembangannya oleh seorang guru Pendidikan Agama Islam dalam pelaksanaan proses belajar mengajar”. C. Rumusan Masalah Maka dalam penelitian ini dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri dan Swasta Se Kecamatan Bandongan? 2. Bagaimana upaya pengembangan kompetensi guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri dan Swasta Se Kecamatan Bandongan? 3. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi upaya pengembangan kompetensi guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri dan Swasta Se Kecamatan Bandongan? D. Tujuan Pelelitian Agar dapat memberikan gambaran serta arahan yang jelas dalam penelitian ini, maka perlu dirumuskan tujuan pokok penelitian. Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri dan Swasta Se Kecamatan Bandongan. 2. Untuk mengetahui upaya pengembangan kompetensi guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri dan Swasta Se Kecamatan Bandongan. 3. Untuk mengetahui apa faktor-faktor yang mempengaruhi upaya pengembangan kompetensi guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri dan Swasta Se Kecamatan Bandongan. E. Manfaat Penelitian Adapun hasil dari penelitan ini diharapkan : 1. Berguna bagi dunia pendidikan pada umumnya, dapat menambah cakrawala Pendidikan Islam pada khususnya. 2. Sebagai masukan serta pemahaman bagi guru agama betapa pentingnya kompetensi guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran, sehingga didapatkan hasil belajar yang optimal. 3. Sebagai motivasi bagi penulis agar dapat mengimplementasikan mengembangkan kompetensi pada diri sendiri pada khususnya serta bagi guru Pendidikan Agama Islam pada umumnya. F. Penegasan Istilah Untuk menghindari penafsiran yang menyimpang dari permasalahan yang sebenarnya, maka perlu kiranya ada penegasan istilah sebagai berikut: 1. Upaya “Upaya adalah usaha; akal; ikhtiar (untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar)” (Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pustaka: 1109), yang dimaksud adalah upaya guru PAI untuk mengembangkan kompetensi diri. 2. Pengembangan “Pengembangan adalah proses, cara, perbuatan mengembangkan, pembangunan secara bertahap dan teratur yang menjurus ke sasaran yang dikehendaki” (Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pustaka: 473), yaitu prosesnya seperti apa dalam mengupayakan kompetensi pribadi guru. 3. Kompetensi “Kompetensi adalah cakap (mengetahui), berwenang, berkuasa (memutuskan, menentukan) sesuatu” (Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pustaka: 516), ialah kecakapan pribadi guru PAI. 4. Guru “Guru adalah orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya mengajar)” (Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pustaka: 330), ialah obyek penelitian. 5. Pendidikan Agama Islam “Pendidikan Agama Islam adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, agama: prinsip kepercayaan kepada Tuhan dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajibannya yang bertalian dengan kepercayaan itu, yaitu Islam” (Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pustaka: 232), ialah proses untuk mendewasakan keyakinan seseorang kepada Tuhan dengan ajaran yang diajarkan Islam. G. Metode penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Berikut ini adalah penjabaran metode penelitian yang digunakan peneliti: 1. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Pendekatan penelitian kualitatif lebih banyak menggunakan logico-hipotetiko-verifikatif. Pendekatan tersebut dimulai dengan berfikir deduktif untuk menurunkan hipotesis, kemudian melakukan pengujian di lapangan. Kesimpulan atau hipotesis tersebut ditarik berdasarkan data empiris (Nurul Zuriah, 2006: 91). Penelitian kualitatif mengkaji perspektif partisipan dengan multi starategi, strategi-strategi yang bersifat interaktif, seperti observasi langsung, observasi partisipatif, wawancara mendalam, dokumen-dokumen, teknik-teknik pelengkap seperti foto, rekaman, dan lain-lain (Nurul Zuriah, 2006: 95). Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti merupakan penelitian yang bersifat kualitatif dan menggunakan metode deskriptif. Permasalahan utama yang dibahas dalam skripsi ini untuk mengetahui Upaya Pengembangan Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri dan Swasta Se Kecamatan Bandongan Kabupaten Magelang Tahun 2010. 2. Subjek Penelitian dan Waktu Penelitian Subjek penelitian yang dipilih dalam penelitian kualitatif ini adalah Upaya Pengembangan Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri dan Swasta Se Kecamatan Bandongan Kabupaten Magelang Tahun 2010. Dalam penelitian ini pemilihan informan penelitian dilakukan dengan cara sample bertujuan (purposive sample), yaitu cara pengambilan informan penelitian didasarkan atas adanya tujuan tertentu untuk memenuhi kebutuhan informasi sesuai dengan permasalahan penelitian. Dengan perkataan lain sampel tersebut dipilih karena memang menjadi sumber dan kaya dengan informasi tentang fenomena yang ingin diteliti. (Nana Syaodih Sukmadinata, 2008: 101). Cara tersebut dipilih karena dalam penelitian ini peneliti ingin mendapatkan data dari informan tentang upaya pengembangan kompetensi guru Pendidikan Agama Islam khususnya di SMP Se Kecamatan Bandongan. Waktunya mulai tanggal 09 Juni 2010 s/d selesei. 3. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri dan Swasta Se Kecamatan Bandongan Kabupaten Magelang Tahun 2010. Diantara SMP-SMP tersebut adalah: - SMP N 1 Bandongan; - SMP N 2 Bandongan; - SMP PGRI Bandongan; dan - SMP Ma‟arif Bandongan. Sebenarnya ada satu SMP lagi yaitu SMP Muhammadiyah Bandongan, akan tetapi peneliti tidak mencantumkan SMP tersebut dikarenakan SMP tersebut tidak ada guru PAI, yang ada adalah Guru Bidang Studi Agama. Sehingga peneliti tidak mencantumkannya demi kesamaan serta kelancaran penelitian. Alasan peneliti memilih lokasi penelitian yang telah disebutkan diatas adalah secara geografis sangat stragegis, karena SMP Se Kecamatan ini adalah SMP Se Kecamatan yang berdiri menyebar di lingkungan kecamatan dan sekitar. Alasan lain adalah bahwa guru Pendidikan Agama Islam yang ada di SMP Se Kecamatan ini sudah menjadi PNS, serta secara usia masih tergolong muda, asumsinya bahwa guru tersebut dalam upaya mengembangkan kompetensi guru Pendidikan Agama Islam, apa yang dilakukan?. 4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, dokumentasi. a. Wawancara (interview) Wawancara adalah Tanya jawab dengan seseorang yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal (Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pustaka, hal:1127). Teknik wawancara dilakukan secara formal dan intensif sehingga akan mampu memperoleh informasi sebanyak mungkin secara jujur dan detail. Teknik wawancara digunakan untuk menggali data dari guru PAI tentang upaya pengembangan kompetensi yang dilakukan guru PAI. b. Observasi Observasi adalah pengamatan (Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pustaka, 699). Metode ini digunakan untuk mengetahui dan mengamati secara langsung tentang aktivitas guru PAI yang berkaitan dengan upaya pengembangan kompetensi guru PAI , aktifitas penyusunan RPP dan pengembangan silabus, serta ketersediaan sarana dan media pembelajaran. c. Dokumentasi Metode dokumentasi adalah pengumpulan, dan penyimpanan informasi dalam bidang pegetahuan (Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pustaka, 240). Metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data dokumentasi perencanaan pembelajaran yang meliputi silabus dan RPP berupa buku acuan dan foto–foto pembelajaran PAI, serta dokumen sarana dan media pembelajaran mata pelajaran PAI. H. Sistematika Penulisan Skripsi ini secara garis besar dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian pendahuluan, bagian isi, dan bagian akhir. 1. Bagian Pendahuluan Bagian pendahuluan skripsi ini berisi halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, dan daftar lampiran. 2. Bagian Isi Skripsi BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dijelaskan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi. BAB II KAJIAN TEORI Berisi tentang Analisis Teori dan Pernyataan Penelitian. BAB III HASIL PENELITIAN Berisi hasil penelitian BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN Berisi tentang pembahasan hasil Penelitian dilokasi BAB V PENUTUP Berisi tentang kesimpulan hasil penelitian, saran-saran dalam penelitian. 3. Bagian Akhir Pada bagian akhir berisi daftar pustaka dan lampiran – lampiran. BAB II KAJIAN TEORI UPAYA PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN ISLAM A. UPAYA PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU 1. Upaya Pengembangan Dalam melaksanakan tugasnya, guru tidak akan berkembang jika guru itu sendiri tidak berusaha mengembangkan sendiri kompetensinya. Selain itu, instansi dimana guru itu bekerja pun ikut andil berusaha untuk mengembangkan kompetensi guru tersebut, agar pelaksanaan tugas guru berjalan dengan lancar dan berkembang sesuai kebutuhan siswa dan perkembangan zaman. Menurut Prof. DR. Hendyat Soetopo, 2005, hal 215-217, untuk dapat mengembangkan profesi guru, ada dua jalan yang dapat ditempuh, yaitu melalui pengembangan diri guru itu sendiri dan melalui pengembangan secara melembaga. a. Pengembangan diri Ada beberapa cara dan usaha yang dapat dilakukan oleh guru dalam mengembangkan profesinya, antara lain: berusaha memahami tujuan pendidikan dan pengajaran secara jelas dan konkrit, berusaha memahami dan memilih bahan pengajaran sesuai dengan tujuan, berusaha memahami problem minat, dan kebutuhan dalam proses belajar subyek didik, mengorganisasi bahan dan pengalaman belajar dan mendaya gunakan sumber belajar yang ada, berusaha memahami menyeleksi dan menerapkan metode pembelajaran, berusaha memahami dan kesanggupan membuat 14 dan mandayagunakan berbagai alat pelajaran, berusaha membimbing dan mendorong kemajuan pertumbuhan dan perkembangan belajar subyek didik, mampu menilai program dan hasil pembelajaran yang telah dicapai, mengadakan penilaian diri sendiri (self evaluation) untuk melihat kekurangan dan keberhasilan pelaksanaan tugasnya, professional reading (berusaha membaca bahan-bahan yang relevan dengan tugas profesinya), professional writing (berusaha mengembangkan diri dengan menulis karya ilmiah di berbagai media), individual conference (pertemuan pribadi antar sejawat dan dengan ahli lain dalam mengembangkan wawasan keilmuan dan wawasan proses dan strategi pembelajaran), experimentation (berusaha melakukan percobaan-percobaan atas inovasi yang ditemukan atau strategi pembelajaran baru). b. Pengembangan kelembagaan Dalam hal ini pimpinan dimana guru itu bekerja harus berusaha mengembangkan guru agar dapat bekerja secara profesional, antara lain sebagai berikut: Assignment of teachers (penugasan guru-guru dalam bidang tugasnya dan dalam mengikuti pertemuan-pertemuan pertumbuhan jabatan), professional organization (kegiatan dan pertemuan dalam organisasi professional), intervisitation (saling kunjung antar guru dalam proses pembelajaran), committee participation (pelibatan dalam kepanitiaan-kepanitiaan), demonstration teaching (mengajar yang didemonstrasikan), field trip for staff personnel (kunjungan kelembaga /instansi atau tempat yang dapat dijadikan medan studi banding bagi para guru dan pimpinan), curriculum pengembangan laboratory pengetahuan dan (laboratorium kemampuan yang dalam dirancang rangka untuk aplikasi kurikulum dalam proses pembelajaran), professional library (disediakan perpustakaan agar didayagunakan oleh guru untuk mengembangkan profesinya), sharing of experiences (tukar menukar pengalaman antar guru yang penyelenggaraannya dirancang oleh lembaga ataupun atas inisiatif guru-guru sendiri), workshop (lokakarya yang diselenggarakan dengan maksud meningkatkan profesi guru), panel discussion (guru-guru mengikuti diskusi panel diberbagai kesempatan), symposium (guru-guru mengikuti symposium diberbagai kesempatan), penerbitan buletin atau majalah atau surat kabar, penyelenggaraan kursus-kursus, penyelenggaraan penataran-penataran, konseling yang diberikan kepada guru baik secara individual maupun secara kelompok, pertemuan umpan balik bergelombang berdasarkan pada masalah dan tema yang telah diberikan sebelumnya, pengembangan program testing dan pola-pola baru secara bersama, penyelenggaraan penelitianpenelitian yang didikuti oleh para guru. Pengertian lain menyebutkan bahwa pengembangan sikap profesional ini dapat dilakukan, baik selagi dalam pendidikan prajabatan maupun setelah bertugas (dalam jabatan). 1) Pengembangan sikap selama pendidikan prajabatan Pembentukan sikap yang baik tidak mungkin muncul begitu saja, tetapi harus dibina sejak calon guru memulai pendidikannya di lembaga pendidikan guru. Berbagai usaha dan latihan, contoh-contoh dan aplikasi penerapan ilmu, ketrampilan dan bahkan sikap profesional dirancang dan dilaksanakan selama calon guru berada dalam pendidika prajabatan. 2) Pengembangan sikap selama dalam jabatan Pengembangan sikap profesional tidak berhenti apabila calon guru selesei mendapatkan pendidikan prajabatan. Seperti yang telah disebutkan, peningkatan ini dapat dilakukan dengan cara formal melalui kegiatan mengikuti penataran, lokakarya, seminar, atau kegiatan ilmiah lainnya, ataupun secara informal melalui media masa televisi, radio, koran, dan majalah maupun publikasi lainnya. Kegiatan ini selain dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan, sekaligus dapat juga meningkatkan sikap profesional keguruan. (Soetjipto dan Raflis Kosasi, 2007: 54-55) Bahwa dalam rangka meningkatkan mutu, baik mutu profesional, maupun mutu layanan, guru harus pula meningkatkan sikap profesional secara terus menerus dan berkesinambungan. Keharusan meningkatkan dan mengembangkan mutu ini merupakan butir yang keenam dalam Kode Etik Guru Indonesia yang berbunyi: “Guru secara pribadi dan bersama-sama, mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya” (Soetjipto dan Raflis Kosasi, 2007: 53) Oleh karena itu kerjasama yang fungsional antara Universitas LPTK (lembaga pendidikan tenaga kependidikan), LPPG (lembaga pendidikan profesi guru), dan sekolah akan menghasilkan sinergi yang konstruktif dalam upaya peningkatan mutu guru yang selanjutnya untuk peningkatan mutu pendidikan kita (Djohar, 2006: 57). 2. Kompetensi guru Bagi sebuah profesi, kompetensi merupakan sebuah tuntutan. Demikian pula halnya dengan profesi keguruan. Guru sebagai salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pendidikan harus memiliki berbagai kompetensi yang dibutuhkan untuk mendukung keberhasilan dalam menjalankan tugas kependidikannya. Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, ketrampilan, nilai, dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak (Mulyasa, 2006: 37-38). Kompetensi tersebut selalu harus dikembangkan dan diolah sehingga semakin tinggi diharapkan guru dapat melaksanakan tugas panggilannya lebih baik dan bertanggung jawab (Moh Uzer Usman, 1997:35). Kompetensi guru di Indonesia telah pula dikembangkan oleh Proyek Pembinaan Pendidikan Guru (P3G) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. kompetensi guru menurut P3G yakni: a) menguasai bahan,b) mengelola program belajar-mengajar, c) mengelola kelas, d) menggunakan media/sumber belajar, e) menguasai landasan kependidikan , f) mengelola interaksi belajar-mengajar, g) menilai prestasi belajar, h) mengenal fungsi dan layanan bimbingan penyuluhan, i) mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah, j) memahami dan menafsirkan hasil penelitian guna keperluan pengajaran. Dapat disimpulkan bahwa sepuluh kompetensi tersebut diatas hanya mencakup dua bidang kompetensi guru, yakni kompetensi kognitif dan kompetensi perilaku (Nana Sudjana, 2005:19). Untuk mencapai keberhasilan pendidikan, sistem pendidikan harus ditata dan dirancang oleh orang-orang yang ahli dibidangnya yang ditandai dengan kompetensi sebagai persyaratannya. Guru harus memiliki pengetahuan, kecakapan, dan ketrampilan serta sikap yang lebih mantap dan memadai sehingga mampu mengelola proses belajar–mengajar efektif. Kompetensi adalah kemampuan, kecakapan, dan ketrampilan yang dimiliki seseorang berkenaan dengan tugas, jabatan maupun profesinya. Jadi kompetensi guru adalah kecakapan, kemampuan dan ketrampilan yg dimiliki seseorang yang bertugas mendidik siswa agar mempunyai kepribadian yang luhur dan mulia sebagaimana tujuan pendidikan, sehingga kompetensi menjadi tuntutan dasar bagi seorang guru. Kompetensi yang harus dimiliki oleh guru berdasarkan Undang – undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada Bab IV Pasal 10 ayat 91, yang menyatakan bahwa “Kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional yang diperoleh melalui pendidikan profesi” (Udin Syaefudin Sa‟ud, 2009:49). Dalam penjelasan lainpun disebut dalam pasal 28 (ayat 3) bahwa guru sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi: a) Kompetensi pedagogik; b) kompetensi Kepribadian; c) kompetensi Profesional; d) kompetensi Sosial (Martinis Yamin, 2006:79). Berikut penjelasan yang lebih luas tentang beberapa macam kompetensi yang harus dimiliki oleh guru adalah: 1. Kompetensi Pedagodik Kemampuan mengelolah pembelajaran yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. 2. Kompetensi Kepribadian Memiliki kepribadian yang mantap, stabil, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. 3. Kompetensi Sosial Kemampuan berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar. 4. Kompetensi Profesional Kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik untuk memenuhi standar kompetensi. (http://afridayunita-couthe.blogspot.com/2009/03). Beberapa aspek atau ranah yang terkandung dalam konsep kompetensi adalah: a. Pengetahuan (knowledge), yaitu kesadaran dalam bidang kognitif. Misalnya seorang pengajar mengetahui cara melakukan identifikasi kebutuhan belajar dan bagaimana melakukan pembelajaran terhadap peserta didik sesuai dengan kebutuhannya; b. Pemahaman (understanding), yaitu kedalaman kognitif dan afektif yang dimiliki individu. Misal seorang pengajar yang akan melaksanakan pembelajaran harus memiliki pemahaman yang baik tentang karakteristik dan kondisi peserta didik agar dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efisien; c. Kemampuan (skill), yaitu sesuatu yang dimiliki individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Misalnya kemampuan pengajar dalam memilih dan membuat alat peraga sederhana agar bisa memberi kemudahan belajar kepada peserta didik; d. Nilai (value), adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang. Misalnya standar perilaku pengajar dalam pembelajaran (kejujuran, demokrasi, keterbukaan, dan lain–lain); e. Sikap (attitude), yaitu perasaan (senang-tidak senang) atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar. Misalnya reaksi terhadap krisis ekonomi, perasaan terhadap upah/gaji, dan lain–lain; f. Minat (interest), yaitu kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu perbuatan. Misalnya minat untuk mempelajari atau melakukan sesuatu (Wiji Suwarno, 2006: 84). Disamping itu kompetensi juga mensyaratkan tentang berbagai kemampuan dan penampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru : 1. Bertaqwa kepada Allah SWT. Guru harus bertaqwa kepada Allah SWT mengingat guru harus memberikan keteladanan yang memadai kepada muridnya sebagai contoh; 2. Berilmu. Bahwa guru harus mempunyai ijazah yang disertai dengan keluasan dan kedalaman ilmu pngetahuan, terutama bidang ilmu yang diteladaninya; 3. Berkelakuan baik. Mengingat tugas guru antara lain untuk mengembangkan akhlak yang mulia, maka harus memberikan contoh untuk berakhlak mulia terebih dahulu; 4. Sehat jasmani. Kesehatan psikis jauh lebih penting untuk dimiliki oleh guru, tetapi kesehatan jasmanipun juga, karena sangat membantu kelancaran guru dalam mengabdikan diri untuk mengajar, mendidik dan memberikan bimbingan kepada para muridnya; (Anwar Qomari, 2002: 119-121). Kompetensi guru merupakan salah satu syarat yang harus dimilki oleh setiap guru dalam jenjang pendidikan apapun. Kompetensi-kompetensi diantaranya adalah : kompetensi kepribadian yaitu guru itu harus bermoral dan beriman, guru harus mempunyai aktualisasi diri yang tinggi dan mempunyai sikap mau terus mengembangkan pengetahuan. Kompetensi bidang studi yaitu guru harus menguasai bahan dan bidang yang menjadi tugasnya, guru perlu juga mengerti bagaimana metode ilmu yang diajarkan itu sendiri, bekerja dan sangat baik bila guru juga mengerti kontek ilmu yang mau diajarkan dalam masyarakat dan teknologi yang sekarang ada. Kompetensi dalam pembelajaran atau pendidikan yaitu sangat jelas bahwa guru perlu mengenal anak didik yang mau dibantunya, guru perlu juga menguasai beberapa teori tentang pendidikan terlebih pendidikan di jaman modern ini dan guru juga diharapkan mengerti bermacam-macam model pembelajaran (Moh Uzer Usman, 1997:35-40). Guru adalah figur manusia sumber yang menempati dan memegang peranan penting dalam pendidikan, serta teladan bagi murid-muridnya, harus memiliki sikap dan kepribadian utuh yang dapat dijadikan tokoh panutan idola dalam seluruh segi kehidupannya. Guru yang profesional adalah guru yang siap untuk memberikan bimbingan nurani dan akhlak yang tinggi kepada muridnya. Karena pendidikan dan bimbingan yang diberikan bersumber dari ketulusan hati, maka guru benar-benar siap sebagai spiritual father bagi muridnya. (Qomari Anwar, 2002:118). Guru memegang peranan strategis terutama dalam upaya membentuk watak bangsa melalui pengembangan kepribadian dan nilai – nilai yang diinginkan (Udin Syaefudin Sa‟ud, 2009:32). Dari uraian tersebut dijelaskan bahwa peranan guru sulit digantikan oleh orang lain, karena peranan guru dalam masyarakat Indonesia tetap dominan meskipun teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam proses kegiatan belajar mengajar (pembelajaran) berkembang sangat cepat. Seiring dengan kemajuan teknologi informasi yang telah demikian pesat, guru tidak lagi hanya bertindak sebagai penyaji informasi, tetapi juga harus mampu bertindak sebagai fasilitator, motifator, dan pembimbing yang lebih banyak memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mencari dan mengolah sendiri informasi (Hamzah B. Uno, 2008: 16-17). Setiap guru sebagai petugas profesional ikut bertanggung jawab pada tercapainya tujuan pendidikan secara efektif. Sebagai pendidik profesioanal, selalu terdorong untuk tumbuh dan berkembang sebagai perwujudan perasaan dan sikap tidak puas terhadap pendidikan dan harus dapat melaksanakan tugas-tugasnya sehingga selalu relevan dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Hadari Nawawi, 1985:126). Begitu juga konsep dari Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan, yaitu: Ing ngarso sung tulodo. Yang artinya jika pendidik sedang berada di “depan” maka hendaklah memberikan contoh teladan yang baik terhadap anak didiknya. Ing madyo mangun karso. Artinya jika pendidik sedang berada di “tengah–tengah” anak didiknya, hendaklah ia dapat mendorong kemauan atau kehendak mereka, membangkitkan hasrat mereka untuk berinisiatif dan bertindak. Tut Wuri Handayani. Berarti si pendidik diharapkan dapat melihat, menemukan dan memahami bakat atau potensi–potensi apa yang timbul dan terlihat pada anak didik, untuk selanjutnya dapat dikembangkan dengan memberikan motivasi atau dorongan kearah pertumbuhan yang sewajarnya dari potensi–potensi tersebut. (Ngalim Purwanto, 2007: 62). Berikut peran, tugas pokok guru adalah: 1. Guru sebagai pengajar 2. Guru sebagai pengajar dan juga sebagai pendidik 3. Guru sebagai pengajar, pendidik, dan juga agen pembaharuan dan pembangunan masyarakat 4. Guru yang berkewenangan berganda sebagai pendidik professional dengan bidang keahlian lain selain kependidikan. (Udin Syaefudin Sa‟ud, 2009:40). Tanggung jawab dalam mengembangkan profesi pada dasarnya ialah tuntutan dan panggilan untuk selalu mencintai, menghargai, menjaga dan meningkatkan tugas dan tanggung jawab profesinya (Nana Sudjana, 2005:16). Hasil belajar siswa dapat dicapai dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan (kualitas pengajaran). Adanya pengaruh kualitas pengajaran, khususnya kompetensi guru terhadap hasil belajar siswa, telah ditunjukkan oleh hasil penelitian. Salah satu diantaranya penelitian di bidang Pendidikan Kependudukan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa 76,6% hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kompetensi guru, dengan rincian; kemampuan guru mengajar memberikan sumbangan 32,43%, penguasaan materi pelajaran memberikan sumbangan 32,58%, dan sikap guru terhadap mata pelajaran memberikan sumbangan 8,60% (Nana Sudjana, hal: 42). Berdasarkan http://yusufhadi.net/wp-content/uploads/2009/02/sinopsis- kompetensi-guru.pdf ada dua faktor yang mempengaruhi tingkat kompetensi guru, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri guru (internal) dan faktor yang berasal dari luar diri guru (eksternal). Faktor internal meliputi: • tingkat pendidikan; • keikutsertaan dalam berbagai pelatihan dan kegiatan ilmiah; • masa kerja dan pengalaman kerja; • tingkat kesejahteraan; serta • kesadaran akan kewajiban dan panggilan hati nurani. Sedangkan faktor eksternal meliputi: • besar gaji dan tunjangan yang diterima; • ketersediaan sarana dan media pembelajaran; • kepemimpinan kepala sekolah; • kegiatan pembinaan yang dilakukan, dan • peran serta masyarakat. Relevansinya pemimpin (guru) dalam pandangan Islam adalah harus memiliki empat prinsip yang disebut STAF, yakni: sidiq (benar); tabligh (menyampaikan); amanah (dipercaya); dan fathonah (cerdas) (Usman Abu Bakar, Surohim, 2005:162). Dengan demikian, lembaga pendidikan Islam tersebut memiliki citra di mata masyarakat sebagai lembaga pendidikan Islam yang menjaga dan menjamin kelulusan. B. TINJAUAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Pendidikan adalah usaha pendidik memimpin anak didik secara umum untuk mencapai perkembangannya menuju kedewasaan jasmani maupun rohani, dan bimbingan adalah usaha pendidik memimpin anak didik dalam arti khusus misalnya memberikan dorongan atau motivasi dan mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi anak didik atau siswa (Sudirman, 1996:139). Pendidikan ialah segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak–anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya kearah kedewasaan (Ngalim Purwanto, 2007:11). Sesuai dengan pesan Nabi Muhammmad SAW: “Uthlubul „ilma minal mahdi ilal lahdi”, yang artinya: belajarlah (tuntutlah ilmu) sejak dari ayunan masa bayi sampai disambut liang lahad (M. Nashir Ali, 2005: 4). Hal tersebut sudah jelas bahwa manusia diperintahkan untuk mencari ilmu demi demi membimbing pribadi manusia itu sendiri. Proses pendidikan tidak hanya bertumpu pada usaha menjaga kepentingan jasmani, tetapi untuk membentuk jiwa intelektual dan emosi seseorang supaya sesuai dengan kehendak masyarakat (Sudirman, 1996: 232). Selain itu untuk beribadah kepada Allah. Sesuai dengan yang disebutkan dalam QS. Adz Dzariat: 56 “Artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”. Agar semua kegiatan yang dilaksanakan oleh guru Pendidikan Agama Islam berjalan lancar, menarik (merangsang minat siswa) dan berhasil dengan sebaikbaiknya, maka setiap guru dituntut untuk memiliki wawasan yang luas dan kemampuan profesional yang tinggi. Untuk memperoleh dua hal tersebut, setiap guru hendaknya memiliki kemauan yang sungguh-sungguh untuk belajar, baik melalui jalur-jalur pembinaan yang telah diprogramkan oleh pejabat/instansi berwenang maupun jalur pembinaan yang dikembangkan sendiri oleh guru yang bersangkutan dalam wadah KKG/MGMP yang ada (Hadirja Paraba, 1998: 117-118). Pendidikan Islam itu yang pertama dan utama adalah memasukkan tauhid itu ke dalam individu, sosial dan generasi, dalam struktur jiwa raga, dalam pelembagaan kemasyarakatan dan dalam pola yang berkelanjutan secara generatif. QS. Al-Baqarah ayat 208 : “udkhuluu fiissilmi kaaffah…. “,“Masukilah Islam itu secara utuh (tidak sepenggal-penggal)” (M. Nashir Ali, 2005: 74). Pendidikan Islam mengandung prinsip mengenal yang unggul karena ia menghubungkan prinsip mengenal Tuhan, alam dan diri secara serentak tanpa terpisah satu sama lain. Paradigma pendidikan Islam yang dimaksud disini adalah pemikiran yang terus-menerus harus dikembangkan melalui pendidikan untuk merebut kembali pendidikan Iptek, sebagaimana zaman keemasan dulu (Mastuhu, 1999: 15). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada prinsip Allah SWT dengan memberikan pelajaran pada manusia berikut ini (Q.S. Al Alaq : 1- 5): Artinya: 1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan 2. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam [1589], 5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. [1589] Maksudnya: “Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca”. Sehubungan motivasi kearah tersebut, Allah akan meninggikan derajat orang yang berilmu sebagaimana Firman-Nya : (QS. Al Mujadillah ayat 11) Artinya : Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. Penduduk Indonesia yang mayoritas warganya adalah muslim, namun sangat ironis dalam hal pendidikan selalu tertinggal dengan umat yang lainnya. Hal ini dapat dilihat dari ketertinggalan Pendidikan Islam dengan pendidikan lainnya baik secara kuantitatif maupun kualitatif, sehinnga terkesan bahwa pendidikan Islam sebagai pendidikan “kelas dua”. Implikasi Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 terhadap Pendidikan Islam menuai pro-kontra. Terutama pada pasal yang dianggap krusial, yaitu pasal 12 ayat 1a, yang menegaskan bahwa: “ setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak: mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama” (Usman Abu Bakar, Surohim, 2005:93). Pro-kontra ini wajar dalam masyarakat demokrasi, karena semua pihak memiliki alasan dan kepentingan masing-masing. Bilamana definisi - definisi yang telah disebutkan diatas dikaitkan dengan pengertian Pendidikan Islam, akan diketahui bahwa Pendidikan Islam lebih menekankan pada keseimbangan dan keserasian perkembangan rohaniyah dan jasmaniyah. Diantara pengertian-pengertian tentang Pendidikan Islam adalah sebagai berikut: a. Pendidikan Agama Islam dapat diartikan sebagai program yang terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani ajaran agama Islam serta diikuti tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa (Muhammad Alim, 2006: 6). b. Pendidikan Islam berarti sistem pendidikan yang dapat memberikan kemampuan seseorang untuk memimpin kehidupannya sesuai dengan cita-cita dan nilai-nilai Islam yang telah menjiwai dan mewarnai corak kepribadiannya (M. Arifin, 2006 : 7). Dari beberapa definisi yang dikemukakan para ahli tersebut dapat diketahui bahwa tujuan pendidikan memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Mengarahkan manusia agar menjadi khalifah Tuhan di muka bumi dengan sebaikbaiknya, yaitu melaksanakan tugas-tugas memakmurkan dan mengolah bumi sesuai dengan kehendak Tuhan. b. Mengarahkan manusia agar seluruh pelaksanaan tugas kekhalifahannya dimuka bumi dilaksanakan dalam rangka beribadah kepada Allah, sehingga tugas tersebut terasa ringan dilaksanakan. c. Mengarahkan manusia agar berakhlak mulia, sehingga tidak menyalah gunakan fungsi kekhalifahannya. d. Membina dan mengarahkan potensi akal, jiwa, jasmaninya, sehingga ia memiliki ilmu, akhlak, dan ketrampilan yang semua ini dapat digunakan guna mendukung tugas pengabdian dan kekhlalifahannya. e. Mengarahkan manusia agar dapat mencapai kebahagiaan hidup didunia dan akhirat. Manusia yang dapat memiliki ciri-ciri tersebut diatas secara umum adalah manusia baik. Atas dasar ini dapat dikatakan bahwa para ahli Pendidikan Islam pada hakikatnya sependapat bahwa tujuan umum Pendidikan Islam ialah terbentuknya manusia yang baik, yaitu manusia yang beribadah kepada Allah dalam rangka pelaksanaannya fungsi kekhalifahannya di muka bumi. Dengan demikian pengertian Pendidikan Islam diatas dapat disimpulkan secara inti bahwa Pendidikan Islam adalah suatu sistem pendidikan yang dimaksudkan sebagai usaha mengubah tingkah laku individu melalui proses bimbingan terhadap pertumbuhan dari pribadi manusia dengan cara mengarahkan, mengajarkan, melatih mengasuh dan mengawasi kepada kehidupan yang baik dan yang mengangkat derajat kemanusiaan menurut berlakunya semua ajaran Islam. Sebagaimana diterapkan dalam Bab IX pasal 35 Standar Nasional Pendidikan, menyebutkan: “ Standar Nasional Pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala”. Strategi pengembangan system manajemen Pendidikan Islam ini dalam upaya menata manajemen berbasis sekolah atau madrasah, serta mendukung pelaksanaan otonomi daerah, efisiensi, dan akuntabilitas. Pola yang diterapkan adalah: (a) peningkatan profesionalitas pengelola yang sidiq, tabligh, amanah, dan fathonah; (b) peningkatan layanan pendidikan efektif dan efisien, terbuka, adil, dan merata; (c) pengembangan system informasi manajemen; (d) peningkatan partisipasi masyarakat melalui pembentukan Dewan atau Komite sekolah/madrasah; (e) penyediaan dan pendayagunaan alat-alat teknologi; dan (f) memberdayakan personil pendidikan yang didukung oleh tenaga pendidikan dan pendidik yang jujur, kreatif, bersih, ikhlas dan berwibawa (Usman Abu Bakar, Surohim, 2005:111). Dari keterangan-keterangan diatas dapat diambil suatu sintesis bila dikaitkan dengan KEEMPAT kompetensi tersebut diatas dapat dipahami bahwa Pendidikan Islam memiliki empat kompetensi yang sama. Kompetensi yang 1) tujuan yang berkaitan dengan pemahaman karakter siswa (pedagogik); 2) tujuan yang berkaitan dengan individu; 3) tujuan yang berkaitan dengan masyarakat; 4) tujuan berkaitan dengan profesional. BAB III LAPORAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Penelitian 1. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu Penelitian : 09 Juni – 26 Juli 2010 Tempat Penelitian : SMP Se Kecamatan Bandongan, yang terdiri dari; a. SMP N 1; b. SMP N 2; c. SMP PGRI; d. SMP Ma‟arif Bandongan. 2. Profil Sekolah ( Tempat Penelitian) a. SMP NEGERI 1 1). IDENTITAS SEKOLAH a). Nama Sekolah : SMP NEGERI 1 BANDONGAN b). No. Statistik Sekolah : 201030814073 c). Tipe Sekolah : A/A1/A2/B/B1/B2/C/C1/C2 d). Alamat Sekolah : JL KYAI A‟ROF : (Kecamatan) BANDONGAN : (Kabupaten/Kota) MAGELANG : (Propinsi) JAWA TENGAH e). Telepon/HP/Fax : (0293) 366871 f). Status Sekolah : Negeri/Swasta (coret yang tidak perlu) g). Nilai Akreditasi Sekolah : A 86,60 2). DATA KESISWAAN a). Data Siswa 4 (empat tahun terakhir): Th. Pelajaran Jml Pendaftar (Cln Siswa Kelas VII Kelas VIII 33 Kelas IX Jumlah (Kls. VII + VIII + IX) Jml Jumlah Siswa Rombel Baru) Jml Jumlah Siswa Rombel Jml Jumlah Siswa Rombel Siswa Rombel 2006/2007 350 194 5 202 5 179 5 575 15 2007/2008 374 200 5 191 5 197 5 588 15 2008/2009 297 201 5 188 5 191 6 580 16 2009/2010 3). DATA PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN a). Pendidik dan Tenaga Kependidikan a. Kepala sekolah Jenis Kelamin L P P Nama 1. Kepala Sekolah 2. Wakil Dra. HARYATI Kepala SARMINTASIH, S.PD - P 51 Pen d. Akh ir S1 Mas a Kerj a 23 46 S1 23 Usi a Sekolah b. Guru 1. Kualifikasi Pendidikan, Status, Jenis Kelamin, dan Jumlah 1. S3/S2 Jumlah dan Status Guru GT/PNS GTT/Guru Bantu L P L P 1 - 2. S1 15 13 1 - 29 3. D-4 - - - - - 4. D3/Sarmud - - - - - 5. D2 - - - - - 6. D1 1 1 - - 2 7. ≤ SMA/sederajat - - - - - 17 14 1 - 32 Tingkat Pendidikan No. Jumlah Jumlah 1 2.Jumlah guru dengan tugas mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikan (keahlian) No. Guru Jumlah guru dengan latar belakang pendidikan sesuai dengan tugas mengajar Jumlah guru dengan latar belakang pendidikan yang Jumlah TIDAK sesuai dengan tugas mengajar D1/D2 D3/ S1/D4 S2/S3 D1/D2 Sarmud D3/ S1/D4 S2/S3 Sarmud 1. IPA - - 4 - - - -- - 4 2. Matematika - - 4 - - - - - 4 3. Bahasa Indonesia - - 5 - - - - - 5 4. Bahasa Inggris - - 3 1 - - - - 4 5. Pendidikan - - 2 - - - - - 2 6. IPS - - 4 - - - - - 4 7. Penjasorkes - - 2 - - - - - 2 8. Seni Budaya 1 - - - - - - 1 9. PKn - - 2 - - - - - 2 - - - - - - - - - 11. BK - - 3 - - - - - 3 12. Lainnya: Ket Jasa - - - 1 - - - 1 2 - 1 - - - - 32 Agama 10. TIK/Keterampila n Jumlah 29 3.Pengembangan kompetensi/profesionalisme guru Jumlah Guru yang telah mengikuti kegiatan pengembangan N Jenis Pengembangan o. Kompetensi kompetensi/profesionalisme Laki-laki Jumlah Perempuan Jumlah 1. Penataran KBK/KTSP 18 14 32 3. Penataran 18 14 32 Metode Pembelajaran (termasuk CTL) 4. Penataran PTK 5. Penataran Karya 1 Tulis 1 1 2 3 11 9 20 3 1 4 Ilmiah 6. Sertifikasi Profesi/Kompetensi 7. Penataran PTBK 8. Penataran lainnya: 1 - 1 Instruktur Guru - 1 1 17 12 29 Pembimbing MGMP 4.Prestasi guru Perolehan kejuaraan 1 sampai 3 dalam 3 tahun No. terakhir Jenis lomba Tingkat 1. 2. Lomba PTK Lomba Karya tulis Inovasi Pembelajaran Jumlah Guru Nasional - Provinsi - Kab/Kota - Nasional - Provinsi - Kab/Kota 3. Lomba Guru Berprestasi Nasional - Provinsi - Kab/Kota 4. Lomba lainnya: ............................... 5. 2 Nasional - Provinsi - Kab/Kota - Nasional - Provinsi - Kab/Kota - c. Tenaga Kependidikan: Tenaga Pendukung No . Jumlah tenaga pendukung dan kualifikasi pendidikannya Tenaga pendukung ≤ SMA D1 SMP D2 D3 Jumlah tenaga pendukung Berdasarkan Status dan Jenis Kelamin Jumlah PNS S1 Honorer L P L P 1. Tata Usaha - 6 - - - - - 3 1 2 6 2. Perpustakaan - 1 - - - - - - - 1 1 3. Laboran lab. IPA - 1 - - - - - - - 1 1 4. Teknisi lab. - - - - - - - - - - - lab. - - - - - - - - - - - PTD (Pend Tek. - - - - - - - - - - - Komputer 5. Laboran Bahasa 6. Dasar) 7. Kantin 1 - - - - - - - - 1 1 8. Penjaga Sekolah 2 - - - - - 2 - - - 2 9. Tukang Kebun 1 - - - - - - 1 - 1 10. Keamanan 1 - - - - - - - 1 - - 11. Lainnya: - - - - - - - - - - - 4 9 - - - - 2 3 3 5 13 ................... Jumlah 4). DATA SARANA RUANG DAN LAPANGAN a) Data Ruang Belajar (Kelas) Jumlah dan ukuran Kondisi Ukuran Ukuran 7x9 m2 (a) > 63m2 (b) Ukuran < 63 m2 (c) Jml. ruang lainnya Jumlah ruang yg digunakan u. R. yg digunakan Kelas Jumlah (d) untuk r. Kelas =(a+b+c) (f)=(d+e) (e) Baik 12 - - 12 Rsk ringan 6 - - 6 Rsk sedang - - - - Rsk Berat - - - - Rsk Total - - - - Keterangan kondisi: Baik Rusak ringan Rusak sedang Rusak berat Rusak total Kerusakan < 15% 15% - < 30% 30% - < 45% 45% - 65% >65% ............. ruang, yaitu: ……… 18 b) Data Ruang Belajar Lainnya Jumlah Jumlah Ukuran Kondisi*) Jenis Ruangan Ukuran Kondisi (buah) (buah) (pxl) (pxl) Jenis Ruangan 1. Perpustakaan 2 7 x15 B / RR 6. Lab. Bahasa 1 8 X 15 B 2. Lab. IPA 2 7 x15 B / RR 7. 1 7X9 B 8. PTD - - - 9. - - - Lab. Komputer 3. Ketrampilan 1 7 x15 RB 4. Multimedia 1 8 x12 B Serbaguna/aula 5. Kesenian - - - 10. …………… c) Data Ruang Kantor Jumlah Ukuran (buah) (pxl) Jenis Ruangan Kondisi*) 1. Kepala Sekolah 1 6x7 B 2. 1 2x4 B 3. Guru 1 7 x 15 B 4. Tata Usaha 1 7x6 B 5. Tamu - - - Lainnya: - - - Wakil Kepala Sekolah ……………… d) Data Ruang Penunjang Jenis Ruangan 1. Gudang Jumlah Ukuran Kondisi*) Jenis Ruangan (buah) (pxl) 2 42 m2 RS 10. Ibadah Jumlah Ukuran Kondisi (buah) (pxl) 1 7 X 11 B m 2. Dapur 1 2x3 B 11. Ganti 1 6x7 - 3. Reproduksi 1 2x3 B 12. Koperasi 1 3x4 B 4. 2 2x6 B 13. Hall/lobi 1 23 x 12 B KM/WC Guru 5. KM/WC 13 65 m2 RR 1 4x9 B 14. Kantin 4 2x3 B 15. 1 3x3 RB - - - - - - - - - Siswa 6. BK Rumah Pompa/ Menara Air 7. UKS 2 12 m2 B 16. Bangsal Kendaraan 8. 1 5 x6 RR PMR/Pramuka 9. OSIS 17. Rumah Penjaga 1 5x6 RR 18. Pos Jaga e. Lapangan Olahraga dan Upacara Lapangan Jumlah (buah) 1. Lapangan Olahraga a. Sepak Bola b. Basket c. Volley d. ....................................... e. ........................................ 2. Lapangan Upacara Ukuran (pxl) Kondisi 1 1 2 2.385 m 2 36x18 m2 18 x6 m2 C C C 1 15 x 30 B Keterangan 5). DATA TANAH f. Kepemilikan Tanah : Pemerintah/yayasan/pribadi/menyewa/menumpang*) Status Tanah : SHM/HGB/Hak Pakai/Akte Jual Beli/Hibah*) Luas Lahan/Tanah : 15. 430 m2 Luas Tanah Terbangun : 2.710 m2 Luas Tanah Siap Bangun : 429 m2 Luas Lantai Atas Siap Bangun : - m2 *) Coret yang tidak perlu Lampirkan rencana tapak (site plan) sekolah skalatis (berskala) dengan ukuran kertas minimal A4. 6). DATA PERABOT SEKOLAH g. Perabot (furniture) utama a. Perabot ruang kelas (belajar) 18 410 351 30 29 701 580 67 54 - - - Baik Rsk. Ringan Rsk. Berat Papan tulis Baik Rsk. Ringan Rsk. Berat Jml Baik Rsk. Ringan Rsk. Berat Jml Jml Rsk. Ringan Rsk. Berat Baik Jml Jumlah No. ruang kelas Perabot Jumlah dan kondisi Jumlah dan kondisi Almari + rak meja siswa kursi siswa buku/alat - 18 18 - - b. Perabot ruang belajar lainnya Perabot Meja Lainnya Baik Rsk. Ringan Rsk. Berat Jml Baik Rsk. Ringan Rsk. Berat Baik Rsk. Ringan Rsk. Berat Jml 1. Perpustakaa 19 18 1 - 32 32 - - 8 4 4 - - - - - 11 11 - - 43 43 - - 8 8 - - - - - - 3. Ketrampilan 31 31 - - 39 35 4 - 1 1 - - - - - - - - - 49 49 - - - - - - - - - - 5. Lab. bahasa 13 13 - - 41 41 - - - - - - - - - - 6. Lab. 21 21 - - 40 39 1 - - - - - - - - - 7. Serbaguna - - - - - - - - - - - - - - - - 8. Kesenian - - - - - - - - - - - - - - - - 9. PTD - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Jml Rsk. Ringan Rsk. Berat Baik Ruang Jml No. Almari + rak buku/alat Kursi n 2. Lab. IPA 4. Multimedia - komputer 10. Lainnya: ........ c. Perabot Ruang Kantor Perabot Baik Rsk. Ringan Rsk. Berat Jml Baik Rsk. Ringan Rsk. Berat 1 - - 1 1 - - 2 2 - - 1 - 1 - 1 - - 2 2 - - 2 2 - - - - - - Baik Baik Rsk. Ringan Rsk. Berat Jml 1. Kepala 1 Sekolah 2. Wk Kepala 1 Sekolah Lainnya Jml Ruang Jml No. Almari + rak buku/alat Kursi Rsk. Ringan Rsk. Berat Meja Perabot Meja Lainnya Baik Rsk. Ringan Rsk. Berat Jml Baik Rsk. Ringan Rsk. Berat Baik Rsk. Ringan Rsk. Berat Jml 30 7 - 30 29 1 - 5 5 - - - - -- - 4. Tata Usaha 12 12 - - 6 6 - - 6 6 - - 1 - 1 - Jml 37 3. Guru Rsk. Ringan Rsk. Berat Baik Ruang Jml No. Almari + rak buku/alat Kursi 5. Tamu - - - - - - - - - - - - - - - - 6. Lainnya: - - - - - - - - - - - - - - - - ….. d. Perabot Ruang Penunjang Perabot Meja Lainnya buku/alat Jml Baik Rsk. Ringan Rsk. Berat Jml Baik Rsk. Ringan Rsk. Berat Jml Baik Rsk. Ringan Rsk. Berat 1. BK 3 3 - - 6 6 - - 3 - 3 - - - - - 2. UKS 1 1 - - - - - - 4 4 - - 2 2 - - Rsk. Ringan Rsk. Berat Baik Ruang Jml No. Almari + rak Kursi 3. PMR/Pramu - - - - - - - - - - - - - - - - ka 4. OSIS 2 2 - - 2 2 - - - - - - - - - - 5. Gudang - - - - - - - - 4 4 - - - - - - 6. Ibadah - - - - - - - - 1 1 - - - - - - 7. Koperasi 1 1 - - 2 2 - - 4 4 - - - - - - 8. Hall/lobi - - - - - - - - - - - - - - - - 9. Kantin - - - - - - - - - - - - - - - - 10. Pos jaga - - - - - - - - - - - - - - - - 11. Reproduks 2 - 2 - - - - - - - - - - - - - 2 2 - - - - - - 6 6 - - - - - - i 12. Lainnya: Perlengkap an 7. DATA BUKU/PERPUSTAKAAN h. Koleksi Buku Perpustakaan No. Jenis Jumlah 13.327 Rusak 107 Baik 13.220 2.819 56 2.763 922 12 910 5. Buku siswa/pelajaran (semua mata pelajaran) Buku bacaan (misalnya novel, buku ilmu pengetahuan dan teknologi, dsb.) Buku referensi (misalnya kamus, ensiklopedia, dsb.) Jurnal - - - 6. Majalah 525 50 475 7. Surat kabar 420 80 340 8. Lainnya: - - - 18.013 305 17.708 1. 2. 3. Kondisi ..................................... Total i. Fasilitas Penunjang Perpustakaan No. Jenis Jumlah / Ukuran/ Spesifikasi 1. Komputer 1 2. Ruang baca 7x9m 4. TV 2 ( 21 Inci) 5. LCD 1 6. VCD/DVD player 1 (satu) 7. Lainnya: ........................................... 8. DATA ALAT/BAHAN LABORATORIUM DAN MEDIA PENDIDIKAN j. Alat/Bahan di Laboratorium/Ruang Keterampilan/Ruang Multimedia Jumlah, kualitas, dan kondisi alat/bahan*) Jumlah No. Alat/bahan 2. Lab. IPA Kualitas Kondisi Kuran 25%- 50%- 75%Rusa g dari Rusa 50% 75% 100% Kuran Cuku Sanga k 25% Baik k Baik dr dr dr g p t baik ringa dr berat keb. keb. keb. n keb. 3. Lab. bahasa 4. Lab. komputer 5. Ketrampilan 6. PTD - 7. Kesenian - 8. Multimedia *) Lampirkan daftar alat pada laboratorium/ruang dengan spesifikasi teknisnya. 9. DATA PRESTASI SEKOLAH DAN KELULUSAN k. Prestasi sekolah/siswa dua (2)tahun terakhir a. Prestasi Akademik: NUAN Rata-rata NUAN 1. 2007/2008 7.72 6.38 6.83 6.98 27.91 Ratarata empat mapel 6.98 2. 2008/2009 8.04 7.39 6.75 7.39 29.57 7.39 3. 2009/2010 8.49 7.39 7.25 7.72 30.85 7.71 No. Tahun Pelajaran Bhs Indonesia Matema tika Bahasa Inggris IPA Jumlah Prestasi Akademik: Peringkat rerata NUAN 1. Peringkat Tingkat Kecamatan Tingkat Kab/Kota Tingkat Propinsi (Rayon) Tahun Pelajaran Sek. Sek. Sek. Sek. Sek. Negeri Sek. Sek. Negeri Sek. Sek. Negeri Negeri Swasta dan Negeri Swasta dan Negeri Swasta dan Swasta Swasta Swasta 2007/2008 1 1 10 13 343 487 2. 2008/2009 1 1 12 17 3. 2009/2010 1 1 11 14 N o. 282 389 b. Prestasi Akademik: Nilai Ujian Sekolah (US) Rata-rata Nilai US N Mata Pelajaran o Tahun Tahun Tahun 2007/2008 2008/200 2009/2010 9 1 PAI 6.80 2 PPKn 6.38 3 IPA 6.98 4 IPS 5.85 5 SENI BUDAYA 7.10 6 PENJAS ORKES 8.96 7 BAHASA JAWA 6.70 8 EFT 7.67 9 KET. MULOK/TIK 6.90 10 c. Angka Kelulusan dan Melanjutkan Jumlah Kelulusan dan Kelanjutan Studi Jumlah Peserta Ujian Jumlah Lulus % Kelulusan % Lulusan yang Melanjutk an Pendidikan 2007/2008 184 183 99.457 65 % Lulusan yang TIDAK Melanjutk an Pendidikan 35 2. 2008/2009 191 190 99.46 75 25 3. 2009/2010 185 184 99.56 N o. Tahun Ajaran 1. d. Perolehan Kejuaraan/Prestasi Non Akademik Tahun 2007/2008 N o. Nama Lomba Juar a ke: Kab/ Kota Tingkat Pro- Nasi pinsi onal Tahun 2008/2009 Juar a ke: Kab/ Kota 1. MTQ 1 2. Mocopat Putra 1 3. Menyanyi Tunggal 2 4. Jumbara PMR 1 5. LT3 Pramka 4 6. Dirosah 2 7. Tartil 1 8. Tilawah 2 9. Berkisah 4 10. Pidato 2 Tingkat ProNasi pinsi o-nal 11. 12. 10. DATA SISWA DROPOUT e. Jumlah dan prosentase siswa drop-out Jumlah dan prosentase siswa drop-out No Kelas 2005/2006 2006/2007 2007/2008 1 VII - - - 2 VIII - - - 2008/2009 2009/2010 3 IX - - - Total (%) - - - 11. DATA PENDANAAN l. Sumber Dana 3 (tiga) tahun terakhir N o Sumber Dana Tahun 2007/2008 Tahun 2008/2009 40.888.000 44.162.500 1. Rutin 2. APBD Kab/Kota 1.040.274.000 1.352.404.000 3. APBD Propinsi 3.185.000 164.679.500 4. BOS 206.859.000 212.646.000 5. 182.020.000 206.895.675 6. Komite Sekolah/Orang tua siswa (jumlah keseluruhan iuran bulanan dan sumbangan pendidikan bagi siswa baru) School Grant/SSN 100.000.000 70.000.000 7. Grant Pendidikan - Kecakapan Hidup 8. Subsidi Imbal 443.000.000 353.000.000 Swadaya Lain-lain: Bantuan Alumni Bantuan Rehab Jumlah 17.720.000 15.380.000 2.031.606.000 2.421.507.975 m. Alokasi Dana 2 (dua) tahun terakhir No. Jenis pembiayaan Tahun 2007/2008 (Rupiah) 2008/2009 1. Investasi 671.952.100 533.000.000 2. Operasional 291.308.500 497.651.975 3. Personal 1.068.346.000 1.390.856.000 Jumlah 2.031.606.600 2.421.507.975 12. DATA LATAR BELAKANG ORANG TUA SISWA 20. Data lullusan yang tidak melanjutkan a. Alasan lulusan SMP tidak melanjutkan ke SMA/SMK/sederajat No Urutan alasan dari yang paling utama Alasan tak melanjutkan 1 dengan memberi nomor 1 s.d. 9*) SMA/SMK/sederajat yang ada terlalu 2 jauh/tak terjangkau 2 Tidak mampu membiayai 1 3 Transportasi sulit/mahal 5 4 Kondisi geografis (medan sulit) 3 5 Daerahnya terpencil 4 6 Pendidikan dipandang kurang penting 6 7 Bekerja 8 8 Menikah 7 9 Lain-lain, sebutkan: 9 b. Latar Belakang Sosial Ekonomi Orangtua Siswa 1). Pekerjaan orangtua/wali siswa No. Pekerjaan Prosentase 1. PNS 8% 2. TNI/POLRI 5% 3. Petani 37 % 4. Swasta 30 % 5. Nelayan - 6. Politisi (misalnya anggota DPR) 0,0017 % 7. Perangkat Desa 3% 8. Pedagang 5% ... Lainnya 11,9983 % 2) Penghasilan orangtua/wali (gabungan kedua orangtua) siswa No. Penghasilan 1. Kurang dari Rp.500.000,- 2. Antara Prosentase 20 % Rp.500.000,- s.d. 20 % s.d. 30 % s.d. 20% Rp.1.000.000,3. Antara Rp.1.000.000,- Rp.1.500.000,4. Antara Rp.1.500.000,- Rp.2.000.000,5. Lebih dari Rp.2.000.000,- 10 % 3) Tingkat kesejahteraan orangtua/wali siswa No. Tingkat kesejahteraan Prosentase 1. Pra sejahtera 23 % 2. Sejahtera I 44 % 3. Sejahtera II 23 % 4. Purna sejahtera 10 % 13. DATA PROGRAM PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP (PKH) 4) Guru PKH (Keterampilan) di SMP yang bersangkutan Pendidikan No 1 2 3 Nama lengkap (termasuk gelar) SARJUNI U si a Tertinggi PNS, Jurusan GTT, dsb) 5 PGSL 9 P 5 PGSL Seni 7 P Rupa SITI MAHMUDAH A., 4 S1 b. Indo S.Pd 2 SUPARNO Status K. Jasa PNS Pen gala man Guru kerj Gol. mapel a (tah un) B. 27 III/ Jawa PNS Seni d 26 Bud PNS B. Indo 5) Alat (Penunjang) Pelaksanaan PKH (Keterampilan) IV/ a 18 III/ d Ket. Sebutkan sarana yang dapat (menunjang) pelaksanaan PKH (mesin jahit, alat masak, dsb.) yang sudah dimiliki oleh sekolah. Kondisi*) No Nama Alat Jumlah Baik Rusak Rusak Rusak ringan sedang berat 1 Mesin Jahit 8 6 1 1 - 2 Obras 1 - - 1 - 3 Obras Kaos 1 1 - - - 4 Gunting Listrik 1 1 - - - 5 Mesin Over deck 1 1 - - - 6 Setrika 1 - - - - 7 Gunting kain 10 10 - - - 8 Pemidang 20 20 - - - 6) Pengalaman Menyelenggarakan PKH Bila sekolah telah menyelenggarakan PKH, sebutkan jenis, jumlah peserta, dan hasil evaluasi penyelenggaraan PKH tersebut oleh Direktorat PSMP dan/atau lembaga lainnya, termasuk SMP yang bersangkutan. No. Jenis PKH Dilaksanakan Jumlah peserta sejak tahun 2005 Ket. evaluasi *) 2004/5 2005/6 Ket. Menjahit Hasil 30 25 2006/7 2007/8 24 Baik *) Hasil evaluasi dinyatakan dengan sebutan sangat baik, baik, cukup, kurang, buruk. 1. DATA SARANA LABORATORIUM SEKOLAH 21. INVENTARIS LABORATORIUM IPA Kondisi No Jenis 10 11 12 Prasarana Ruang Praktek Ruang Persiapan Ruang Penyimpanan alat dan bahan Ruang Gudang Meja Laboratorium Kursi Laboratorium Wastafel Saluran dan instalasi air bersih Saluran dan instalasi air kotor Saluran dan instalasi listrik Sirkulasi Udara Sistem pencahayaan 1 2 3 4 Alat Praktikum Fisika Kit Optik Kit Listrik Kit Mekanika Kit Panas dan Hidrostatika 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Alat Penunjang Fisika GARPU TALA PADA KOTAK SLINKI METER DASAR 90 CATU DAYA, Tegangan Rendah NERACA Alat Praktikum Biologi TABUNG KAPILER RESPIROMETER KOTAK GENETIKA 5 warna MODEL, Otak Manusia MODEL, Mata Manusia MODEL, Telinga Manusia MODEL, Torso Wanita MODEL, Jantung Manusia MODEL, Kulit Manusia. MODEL, Ginjal Manusia MODEL, Tengkorak Manusia MIKROSLID, Junior Biologi Jml Kualitas/Fungsi Tidak Layak Layak Baik Buruk 2 2 2 2 2 2 - 10 42 4 4 10 42 2 2 - 4 2 2 2 1 26 12 1 26 6 6 1 26 6 6 4 4 4 4 4 4 4 4 - 4 4 4 4 - 2 2 4 2 2 4 - 2 2 4 - 5 3 5 3 1 5 2 1 1 8 1 8 - 1 8 - 4 1 3 2 3 4 1 2 2 3 1 1 Keterangan 2 2 2 - - 10 42 2 2 - - 2 *) 4 1 2 2 3 1 1 - 1 1 - 3 2 -- 2 -- 1 1 - 1 - 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 MIKROSLID, Junior Biologi MIKROSLID, Biologi MIKROSLID, Biologi MIKROSLID, Biologi MIKROSLID, Biologi MIKROSLID, Mammalian MIKROSLID, Mammalian MIKROTOM SEDERHANA KUADRAT, fleksible Tipe Lipat EOSIN, BG 25 gr Iodine crystals (I2), BG, 500 g Calcium Oxide (Ca O), T, 500 g Sodium Hydroide, T, 500 g, NA OH Penghubung Selang Bentuk Y Benedict, 500 ml Akuarium CAWAN PETRI GELAS KIMIA GELAS KIMIA KAKI TIGA KASA BAJA, Tahan Karat JAM HENTI, dual dial PLAT TETES LUMPANG DAN ALU PIPA KACA PIPET TETES GELAS UKUR KACA 100 CC SUMBAT KARET 1 Lubang SUMBAT KARET 2 Lubang BATANG PENGADUK KACA STATIF Segi 4 KLEM UNIVERSAL BOSS HEAD TABUNG REAKSI, Medium Wall, with rim TABUNG REAKSI, Medium Wall, with rim, PENJEPIT TABUNG REAKSI 1 4 4 4 4 5 5 1 4 4 4 4 5 5 - 1 4 4 4 4 5 5 - - - - - - 6 1 6 1 - 6 1 - 1 1 - 1 - 1 1 - 1 - - - - - - 3 2 1 10 10 26 12 25 3 12 4 5 10 3 2 1 10 9 26 12 25 3 12 4 5 10 1 - 3 2 1 10 9 26 12 25 3 12 4 5 10 1 - 6 6 - 6 - 10 10 - 10 - 18 18 - 18 - 28 10 26 24 28 10 26 24 - 28 10 26 24 - 50 50 - 50 - 50 50 - 50 - 10 10 - 10 - 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 1 2 2 3 4 5 RAK TABUNG REAKSI Thermometer , -10-110 derajatC CHARTA, Hukum Mendel CARTA, Sistem Transportasi CARTA, Sistem Pencernaan CARTA, Sistem Koordinasi CARTA, Sistem Saraf Manusia CARTA, Sistem Sirkulasi Darah Manusia CARTA, Sistem Pencernaan Manusia CARTA, Sistem Ekskresi Manusia CARTA, Sistem Koordinasi CARTA, Hewan purba dan situasi zaman purba CARTA, Perkembanganbiakan tumbuhan vegetatif CARTA, Perkembanganbiakan tumbuhan generatif CARTA, Perkembanganbiakan hewan tinggi generatif CARTA, Perkembanganbiakan hewan rendah generatif CARTA, Bagian Tubuh Tumbuhan CARTA, Daur hidup parasit (malaria) AUXANOMETER Alat Penunjang Biologi MIKROSKOP, Lanjutan MIKROKOP, untuk siswa PEMELIHARAAN MIKROSKOP KACA PENUTUP KACA BENDA KACA PEMBESAR 10 10 - 10 - 18 1 18 1 - 18 1 - 1 1 - 1 - 1 1 - 1 - 1 1 - 1 - 1 1 - 1 - 1 1 - 1 - 1 1 - 1 - 1 1 - 1 - - - - - - - - - - - 1 1 - 1 - 1 1 - 1 - 1 1 - 1 - 1 1 - 1 - 1 1 - 1 - - - - 2 2 - - 1 24 1 21 3 1 21 3 3 7 2 6 3 7 2 6 - 3 7 2 6 - 2 22. INVENTARIS PERALATAN LABORATORIUM BAHASA Kondisi No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Peralatan Jml Master console Booth siswa Headset siswa Room speaker TV Komputer Kursi guru Kursi siswa Almari/rak Papan tulis AC/kipas angin/exhaust fan Lainnya: ………….. 1 12 24 2 2 1 40 1 2 Baik Buruk 1 12 24 2 2 1 40 1 2 - Kualitas/Fungsi Tidak Layak Layak 1 12 24 2 2 1 40 1 2 - Keterangan 23. INVENTARIS LABORATORIUM KOMPUTER No Jenis Kondisi Jml Baik Buruk Kualitas/Fungsi Tidak Layak Layak Keterangan Prasarana 1 Ruang Praktek 1 1 - 1 - 2 Ruang Persiapan - - - - - 3 Ruang Penyimpanan - - - - - 4 Ruang Gudang - - - - - 5 21 21 - 21 - 6 Meja Laboratorium Komputer Kursi Laboratorium Komputer 41 41 - 41 - 7 Saluran dan instalasi listrik - - - - - 8 Sirkulasi Udara 3 2 1 2 1 9 Sistem pencahayaan Komputer terhubungkan 4 4 - 4 - 21 21 - 21 - 1 1 - 1 - 10 Ada Kipas Angin/AC*) saling dengan jaringan 11 Jaringan internet 12 Ketersediaan Daya Listrik 5.500 Watt Speedy Alat Praktikum Komputer 1 Komputer a Intel Pentium I - - - - - b Intel Pentium II - - - - - c Intel Pentium III 19 19 - 19 - d Intel Pentium IV 4 4 - 4 - e Proyektor/ LCD 4 4 - 4 - f Lainnya 2 - - Printer a Dot Matriks A4 1 1 - 1 - b Dot Matriks A3 1 1 - 1 - c Ink Jet A4 - - - - - d Ink Jet A3 - - - - - e Color Ink Jet 4 3 1 3 1 f Laser Jet A4 1 1 - 1 - g Laser Jet A3 - - - - - h Color Laser Jet - - - - - - - 3 Scanner 1 1 - 1 - 4 Stabilizer 21 18 3 18 3 Keadaan 5 Perangkat Lunak Sebutkan Perangkat Lunak yang Asli 1 Windows - dimiliki sekolah 2 Ms. Office - Keterangan Tdk Asli 21 21 3 PAS 4 Pemb. Bhs Inggris 5 Scan Easy Lainnya …………… Kondisi No 6 Jenis Jml Baik Buruk Kualitas/Fungsi Tidak Layak Layak Sumber Daya Manusia Jumlah a Berapa orang guru yang menguasai komputer? 25 Keterangan b c Berapa orang staf yang menguasai komputer? Berapa orang guru/staf yang pernah belajar (kursus/kuliah/dll)? d Berapa Tenaga Teknis/Laboran komputer 10 komputer 7 2 b. SMP N 2 a. Nama Sekolah 1. Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Bandongan 2. Nomor Statistik Sekolah : 2010308974132 3. Jenjang Akreditasi : A 4. Tahun Berdiri : 1996 5. Tahun Beroperasi : 1996 6. Pemilikan Tanah : Pemerintah :1.080 m2 sertifikat, 5.002,19 m2 belum a. Status Tanah sertifikat : 6.082 M2 b. Luas Tanah 7. Status Bangunan : Milik Pemerintah 8. Luas Bangunan : 1. 751.25 M2 9. No. Rekening Sekolah : 00.263.309.7-524.000 10. Data Siswa dalam 4 Tahun Terahir Tahun Jumlah Ajaran Pendaf tar Kelas VII Kelas VIII Kelas XI Jumlah (Kls. VII,VIII,XI) Jm Jml l sis Jml Jml Jml Jml Jml Jml Rom siswa Rombe sisw Rom sisw Rom bel l a bel a bel wa 2007/2 210 008 2008/2 010 4 161 4 151 4 477 12 4 167 4 155 4 485 12 5 155 4 167 4 479 13 5 217 009 2009/2 16 16 3 220 15 7 2010/2 477 17 011 5 152 5 152 5 477 13 3 1. Data Ruang Kelas Jumlah ruang asli Jenis Ukuran Ukuran Ukuran Jumlah Ruang 7x9 m2 >63 m2 <63 m2 (d) = (a) (c) (b) (a+b+c) Ruang Kelas 12 1 - 13 Jumlah ruang lainnya yang digunakan untuk R. Kelas (e) Jumlah ruang kelas yang digunakan untuk R. Kelas (f)=(d+e) Jumlah : 2 15 ruang yaitu R. Ketrampilan dan R. Media 2. Data Ruang Lain Jenis Jumlah Ukuran Jenis ruangan ruangan (buah) (m) 1. 1 jumlah Ukuran (m) 7x11,5 5. Perpustakaan Ruang 1 5 1 4x7 1 7x7 Ketrampilan 2. Lab. IPA 1 8x15 6. Ruang Media 3. Lab. 1 8x12 7. Komputer 4. Lab. Ruang Mushola - 8. Bahasa Ruang Penunjang Lain 3. Data Guru Jumlah Guru / Staff 1. Guru Tetap (PNS) SMP Negeri 23 orang SMP Swasta Keterangan 2. Guru Kontrak c. Guru Honor - Sekolah d. Guru Tidak Tetap 4 orang e. Staf 2 orang Tata Usaha 6 orang PTT /Ka TU 4. Sumber dana Operasi dan Perawatan : SPP / Komite Sekolah/ Yayasan / Subsidi / lainnya. c. SMP PGRI 1. Nama Sekolah : SMP PGRI Bandongan Alamat : Jl. Al Muttaqin, Bandongan, Magelang 2. Nama Yayasan (bagi swasta) : YPLP PGRI Alamat Yayasan : Jl. Lontar No. 1 Sidodadi Timur Semarang 3. Nama Kepala Sekolah : Sugeng Edi Roso, S.Pd. 4. Kategori Sekolah : Reguler 5. Tahun Didiriakan : 1975 / 1975 - Akreditasi : Terakreditasi B - Nomor Statistik Sekolah : 2040308141061 / C. 19012001 6. Kepemilikan Tanah : Milik Yayasan - Luas Tanah : 1480 m2 / HGB - Luas Bangunan : 950 m2 7. nomor Rekening Rutin Sekolah : 33-22-1883, Bank BRI Unit Bandongan 8. Data Siswa dalam 5 tahun terakhir Tahun Jumlah Ajaran Pendaf Kelas VII Kelas VIII Kelas XI Jumlah (Kls. VII,VIII,XI) tar Jm Jml Jm Jml l Romb l Rombe sis el sis l a el a el wa 2006/2 Jml Jml Jml Jml sisw Romb sisw Romb wa 87 82 2 78 2 74 2 233 6 109 96 3 82 2 76 2 254 7 132 12 3 93 3 79 2 292 8 3 11 3 93 3 317 9 3 112 3 286 8 007 2007/2 008 2008/2 009 2009/2 0 120 11 010 2010/2 2 73 70 2 2 70 011 9. data ruang kelas Jumlah ruang asli Jenis Ruang Ukuran Ukuran Ukuran 2 2 2 Jumlah Jumlah Jumlah ruang ruang 7x9 m >63 m <63 m (d) = lainnya kelas (a) (b) (c) (a+b+c) yang yang digunakan digunaka untuk R. n untuk Kelas (e) R. Kelas (f)=(d+e ) Ruang Kelas 5 - 5 Jumlah : 2 ruang yaitu R. aula dan R. ibadah 7 10. data ruang lainnya Jjenis ruangan 1. Jumlah Ukuran Jenis ruangan (buah) (m) 1 9x7 jumlah Ukuran (m) 4. Ruang Perpustakaan Komputer 2. Lab. IPA 5. Ruang Ketrampilan 3. Lab. d. Ruang Bahasa kesenian 11. data tenaga Pendidik dan Tata Usaha Jumlah Guru / Staff 1. Guru / tenaga pendidik Jumlah Keterangan 20 5 Guru PNS DKP, 15 GTT 2. Pustakawan 3. laboran 1 PTT - - 4 PTT (IPA/Bahasa/Komputer) 4 Staf Tata Usaha d. SMP Ma’arif Bandongan a. IDENTITAS SEKOLAH 1. Nama Sekolah : SMP Ma‟arif Bandongan 2. Tahun Berdiri : 1981 3. Tahun Beroperasi : 1981 4. Nomor Statistik Sekolah : 204036814105 5. SK TerakhirSekolah - Nomor : 03.08.DP.0010.04 - Tanggal : 31 Desember 2004 6. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) : 00 . 542 . 608 . 5 - 524 . 000 7. Status Sekolah : Swasta Terakreditasi B 8. Akreditasi : B 9. Luas Tanah : 3.670 m2 10. Luas Bangunan : 800 m2 11. Kepemilikan Tanah : Yayasan 12. Status Bangunan : Yayasan b. ALAMAT SEKOLAH 1. Provinsi : Jawa Tengah 2. Kabupaten / Kota : Magelang 3. Kecamatan : Bandongan 4. Desa : Kalegen 5. Jalan : Jalan Raya Gudang Kalegen Bandongan Magelang 6. Kode Pos : 56151 7. Telepon / Fax : - 8. Website / E-mail : - c. IDENTITAS KEPALA SEKOLAH 1. Nama : Hartono,S.Pd. 2. Nomor Induk Pegawai : -- 3. Tempat / Tanggal Lahir : Magelang 06 Desember 1950 4. Pendidikan Terakhir : S1 5. Jurusan : IPS 6. Pangkat / Golongan : -- 7. Nomor / Tanggal SK : -- 8. Alamat Rumah : Kalegen 01/01 Bandongan Magelang 56151 9. Telepon/ HP : 081804399950 d. REKENING BANK 1. Nama : SMP Ma‟arif Bandongan 2. Bank : BRI 3. Nomor Rekening : 3080.01.000770.50.9 4. Alamat : Botton Magelang 5. Cabang / Unit : 3080 Unit Botton Magelang e. KEADAAN SISWA Rata – rata Nilai Ujian Nasional / Ujian Akhir Sekolah dari Siswa Baru Tingkat I yang diterima : 18 , 00 1. Rencana dan Daftar Menurut Jenis Kelamin Rencana Penerimaan Pendaftar P (3) 35 L (2) 35 A (1) 100 L+P (4) 70 2. Siswa baru TK.I yang diterima menurut Sekolah Asal dan Jenis Kelamin SD L (1) 24 MI P (2) 31 L (3) 11 P (4) 4 Paket A L P (9) (10) - Jumlah L P (11) (12) 55 15 3. Siswa Menurut Tingkat dan Agama Tingkat (1) I II III Jumlah Islam (2) 70 55 57 182 Protestan (3) - Katolik (4) - Hindu (5) - Budha (6) - Konghucu (7) - Jumlah (8) 70 55 57 182 4. Siswa Menurut Tingkat, Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Tingkat I Tingkat II L (2) 16 15 3 1 35 L (4) -9 13 1 23 Umur (1) <13 tahun 13 tahun 14 tahun 15 tahun 16 tahun 17 tahun >17 tahun Jumlah P (3) 21 7 6 1 35 P (5) 5 16 10 1 32 Tingkat III L P (6) (7) 2 1 9 19 12 9 1 3 1 24 33 Tingkat IV L (8) - P (9) - Jumlah L (10) 16 26 25 14 1 - P (11) 26 24 35 10 4 1 82 100 5. Nilai Ujian Nasional TiapMata Pelajaran Tahun Pelajaran Sebelumnya No. 1. 2. 3. A. SD Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Matematika Bahasa Inggris Rata2 Semua Mata Pelajaran Nilai Rata2 No. 1. 2. 3. SMP/MTs Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Matematika Bahasa Inggris Rata2 Semua Mata Pelajaran Nilai Rata2 6.65 5.44 5.79 5.90 f. FASILITAS 1. Keliling Tanah Seluruhnya 352 m, yang sudah dipagari permanent (termasuk pagar hidup) 15 m. 2. Luas tanah / Persil yang dikuasai sekolah menurut status pemilikan dan Penggunaan Status Pemilikan Luas Tanah Seluruhn ysa Sertifikat 425 M2 Penggunaan Banguna n 425 M2 Hala man / Tama n M2 Lap. Olah Raga Belum Sertifikat Bukan Milik M 3.245 M2 375 M2 M2 M2 128 M2 Lain Lain M2 2 Milik Kebun M2 2 M 70 M2 M2 M2 2.672 M2 M2 M2 3. Buku dan Alat Pendidikan tiap Mata Pelajaran No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Buku Alat Pendidikan Teks Penunjang Siswa Prakt Software Mata Pelajaran Peraga ik Pembelaj Jml. Jml. Jml. Jml. Jml. Jml. (set) (set) aran (set) Judu Judul Eksp Eksp Judul Eksp l Kewarganegaraan 6 6 6 51 7 15 3 13 Pendidikan Agama 5 10 5 30 52 15 8 Bahasa dan Sastra 24 8 12 8 15 30 2 Indonesia 5 17 Bahasa Inggris 10 15 6 10 25 1 3 Sejarah Nasional & 12 3 3 3 15 20 Umum 4 Pendidikan Jasmani 3 3 5 7 36 IPA 13 a. Fisika 10 10 7 8 10 50 2 5 12 b. Biologi 8 15 8 10 15 50 2 8 c. Kimia 1 48 Matematika 12 15 8 2 26 7 Tekh. Informatika & 6 6 90 2 Komputer Pendidikan Seni Bahasa Asing Lain BP 9 2 Muatan Lokal 9 18 15 18 7 160 4 0 Kerajinan Tangan & Kes Pegangan Guru 4. Perlengkapan a. Administrasi Filling Mej Kur Me Kur Branka Cabinet a si ja si s / Gur Gur TU TU Lemari u u 1 27 1 6 12 13 Mesin Computer Laptop Printer Keti Foto Stensil k Kopi 4 1 2 2 - - c. Perlengkapan Kegiatan Belajar Mengajar Meja Kursi Meja Computer Printer LCD Guru Guru Siswa 12 1 1 6 12 95 Kursi Siswa 190 Lemari - TV / Audio 2 5. Ruang Menurut Jenis, StatusPemilikan, Kondisi dan Luas Milik Jenis Ruang No. Jml No. Luas (M2) Bukan Milik Jenis Ruang Jml Luas (M2) Jml Milik Luas (M2) Jml Luas (M2) 1. Ruang Teori / Kelas 2 112 - - 4 224 - - 2. Lab. IPA 1 150 - - - - - - 3. Lab. Biologi - - - - - - - - 4. Lab. Kimia - - - - - - - - 5. Lab. Fisika - - - - - - - - 6. Lab. Bahasa - - - - - - - - 7. Lab. Komputer 1 56 - - - - - - 8. Ruang Perpustakaan 1 94 - - - - - - 9. Ruang Keterampilan - - - -- - - - - 10. Ruang Serbaguna 1 160 - - - - - - 11. Ruang UKS - - 1 6 - - - 12. Ruang Praktik Kerja - - - - - - - - 13. Bengkel - - - - - - - - 14. Ruang Diesel - - - - - - - 15. Ruang Pameran - - - - - - - - 16. Ruang Gambar - - - - - - - - 17. Koperasi / Toko - - - - - - - - 18. Ruang BK / BP - - 1 8 - - - - 19. Ruang Kepala Sekolah - - 1 20 - - - - 20. Ruang Guru - - 1 38 - - - - 21. Ruang TU - - 1 31 - - - - 22. Ruang OSIS - 1 4 - - - - 23. Kamar Mandi/WC Guru - - 1 4 - - - - 24. Kamar Mandi/WC Siswa - - 1 5 - - - - 25. Gudang - - 1 20 - - - - 26. Ruang Ibadah - - 1 128 - - - - 27. Rumah - - - - - - - - Sekolah Dinas Kepala 28. Rumah Dinas Guru - - - - - - - - 29. Rumah Penjaga Sekolah - - - - - - - - 30. Sanggar MGMP - - - - - - - - 31. Sanggar PKG - - - - - - - - 32. Kantin - - - - - - - - 33. Pos Satpam - - - - - - - - 34. Asrama Murid - - - - - - - - 35. Unit Produksi - - - - - - - - g. KETENAGAAN 1. Kepala Sekolah, Guru dan Tenaga Administrasi menurut Status Kepegawaian, Golongan dan Jenis Kelamin. Status Kepegawaian Tetap jabata n Gol. I Gol. II Gol. III Gol. IV L L L L P P L L P P L P L P L P - - - - - - - - - 1 - - - - - 1 - - 1 - - - - 1 0 3 - - - - 1 2 4 - - - - - - - - - 4 2 - - - - 4 2 - - - - - T. Admi n P PNS - 1 - - - - P L Juml ah Bantu Daera h - Ka. Sek Guru P yayasa n Tidak Tetap Bant BPNS u Pusat 2. Kepala Sekolah dan Guru Menurut Kelompok Umur dan Masa Kerja Seluruhnya Jabatan < 20 2029 Kelompok Umur 30- 40- 5039 49 59 Masa Kerja Seluruhnya (Tahun) >5 Jm <5 5-9 10- 15- 20- >2 Jml 9 l 14 19 24 4 Ka. Sek Guru tetap Guru Bantu Pusat Guru Bantu Daerah Guru Bantu Daerah Guru Tidak Tetap - 1 - 1 1 1 - 1 3 1 - - 1 1 1 - 1 3 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 4 5 4 - - 13 5 4 2 1 1 - 13 Jumlah - 5 5 5 2 - 17 6 4 2 2 3 - 17 3. Kepala Sekolah dan Guru (Termasuk Guru Tidak Tetap) No. Nama NIP L/P Tempat, Tgl Lahir Jurusan Mapel 1. Hartono, S. Pd. 131590231 L Magelang, 06 Des 1950 IPS IPS 2. Waluyo Guntur 131662542 L Magelang, 25 Aug 1949 Ket. Elektro IPA Fisika 3. Dra. Siti Nur Aminah 131650432 P PPB BK, SB 4. Rozib Sulistiyo, S.Pd.I 150358153 L Magelang, 16 Juni 1979 K. Islam A.Hadist, Hafalan 5. Susilo - L Magelang, 20 Okt 1961 PPKn PKn, Jawa 6. Drs. Fadlil - L Magelang, 01 Sep 1965 Bahasa Arab Bahasa SB 7. Zaenal Arifin - L Magelang, 04 Nop 1963 SGO Penjaskes 8. Sya‟bani S. Ag. - L Magelang, 13 Okt 1970 PAI Aqidah Akhlak 9. Sugiyono, S. Pd. - L 27 Juni 1970 B. Inggris EFT 10. Edi Pramono, S. Pd. - L Magelang, 08 Okt 1973 B. Indonesia Bahasa Indo 11. Eny Rimbiati S. P. - P Magelang, 04 Sep 1969 Pertanian IPA Biologi 12. Zubaitul Rochana, S. Pd. - P Magelang, 23 Feb 1979 IPS Ekop IPS, TIK 13. Bambang Ardiansyah, S. Pd. - L Magelang, 27 Okt 1980 PAI KeNUan 14. M. Faizun S. Pd I - L Magelang, 18 Des 1974 PAI Akidah Akhlak, Fiqih 15. Taufiq Murtadlo, S. Pd. - L Magelang, 17 Jan 1984 B. Inggris Bahasa Inggris, EFT - L Magelang, 29 April 1980 B. Inggris Seni Budaya - P Magelang, 23 April 1983 Biologi Matematika 16. M. Najib S.Pd. Fahmi, 17. Dewi Apriliyaningrum,S.Si. Blora, Blora, 29 Juni 1962 4. Tenaga Administrasi No. Nama NIP L/P Tempat, Tgl Lahir Jurusan 1. Sri Rochayati - P Magelang, 06 Sep 1974 IPS 2. Suyati - P Magelang, 10 Juni 1972 IPS Bahasa Arab, 3. Agil Widayat - L Magelang, 27 Nop 1983 IPA 4. Afandi - L Magelang, 13 Sep 1956 - 5. Khoirudin - L Magelang, 27 Juli 1965 - 6. Akhmad Muslih - L Magelang, 01-091992 - h. KONDISI ORANG TUA No. 1. Jml (%) Pekerjaan 2. 3. 4. Pegawai Negeri Sipil TNI / Polri Karyawan Swasta Petani 5. 6. 7. Pedagang Swasta Nelayan Lain - lain i. Penghasilan per Bulan Jml (%) Tingkat Pendidikan Jml (%) SD 76 SLTP SLTA PT 16 7.3 0.7 < 200.000 4 78 18 60 201.000 – 400.000 401.000 – 600.000 601.000 – 1.000.000 >1.000.000 - 133 20 7 - ANGGARAN SEKOLAH Tahun Pelajaran 2007/2008 2008/2009 2009/2010 Sumber Dana Partisipasi Bantuan (Rp) PEMDA/Masyarakat (Rp) 60.000.000 4.220.000 / 15.000.000 107.000.000 8.220.000 / 16.000.000 240.000.000 127.800.000 / 74.704.800 Jumlah (Rp) 79.220.000 131.220.000 442.504.800 3. Populasi Dan Sample Pada penelitian ini jumlah keseluruhan populasi guru PAI di SMP Negeri dan Swasta Se Kecamatan Bandongan Kabupaten Magelang adalah berjumlah 7 (tujuh) guru PAI dan kurang lebih 5 (lima) guru Bidang studi agama, yaitu Guru Aqidah Akhlak, Fiqih, Qur‟an Hadist, SKI, dan Tarikh. Akan tetapi penulis mengambil 7 sample guna penelitian ini, yaitu 7 guru PAI murni. Diantara para informan yang dijadikan sample adalah sebagai berikut identitasnya: a). SMP Ma’arif Bandongan 1). Nama : Bambang Ardiansyah Tempat, Tanggal Lahir : Magelang, 27- Oktober 1980 Alamat : Wonolelo, Bandongan, Magelang Status Pegawai : Guru Tidak Tetap Riwayat Pendidikan : - SD/MI: MI Al Ulum Wonolelo - SMP/MTs: MTs N Kaliangkrik - SMA/MA: MAN Magelang - Perti: STAIN Salatiga Pengalaman Organisasi : - Sekretaris IPNU PAC Bandongan 2006/2009 - Ketua IPNU PAC Bandongan 2009/2011 - Ketua sanggar wonoseni Wonolelo Bandongan Hobi : Membaca No HP : 0818273626 2). Nama : Rozib Sulistiyo, S.Pd.I Tempat, Tanggal Lahir : Magelang, 16 Juni 1979 Alamat : Tempel, Magelang Status Pegawai : PNS NIP : 19790616 200501 1003 Riwayat Pendidikan : - SD/MI: SDN Wanurejo II - SMP/MTs: MTs N Borobudur - SMA/MA: MAKN Yogyakarta - Perti: IAIN “SUKA” Yogyakarta - Lain-lain: S.2 UIN Jogjakarta Pengalaman Organisasi : - Ka. PMII Ty. - KA. Litbang MM ARENA - Sekretaris LTN NU Magelang Hobi : Dolanan Doro No HP : 085225229998 b). SMP PGRI 1). Nama : Tri Murniati Tempat, Tanggal Lahir : Magelang, 11-01-1974 Alamat : Meteseh tengah 675, Magelang Status Pegawai : Guru Tidak Tetap Riwayat Pendidikan : - SD/MI: SDN Magelang - SMP/MTs: MTs Al- Mukmin Ngruki Sukoharjo Solo - SMA/MA: MA Al- Mukmin Ngruki Sukoharjo Solo - Perti: Univesitas Muhammadiyah Magelang - Lain-lain: Kursus Komputer Tahun 1998 Pengalaman Organisasi : - Mengelola TPQ Baiturrohman Botton Magelang Hobi : Membaca No HP :08121596123 c). SMP N 1 1). Nama : Mafrukhin Tempat, Tanggal Lahir : Magelang, 11 Mei 1968 Alamat : Bugangan, Trasn, Bandongan, Magelang Status Pegawai : Guru Tidak Tetap Riwayat Pendidikan : - SD/MI: MI Bugangan Bandongan - SMP/MTs: SMP N Bandongan - SMA/MA: MAN Purworero - Perti: IAIN Sunan Kalijaga Jogjakarta - Lain-lain: Pengalaman Organisasi : - Kepemudaan di kampong, Muhammadiyah Bandongan - Panitia Keagamaan di Sekolah, di Kampung Hobi :- No Hp :- 2). Nama Tempat, Tanggal Lahir Alamat : Lilik Setiyawati, S.Pd.I : Magelang, 6 Agustus 1984 : Sangubanyu Selatan, RT 02, RW 13 Banyuwangi, Bandongan, Magelang Status Pegawai : Guru Tidak Tetap Riwayat Pendidikan : - SD/MI: SD N III Banyuwangi - SMP/MTs: SLTP N Bandongan - SMA/MA: MAN Magelang - Perti: Universita Muhammadiyah Magelang - Lain-lain: Pengalaman Organisasi : Hobi :- No HP :- d). SMP N 2 : Raudlah‟L Hasanah, S.Ag 1). Nama Tempat, Tanggal Lahir : Magelang, 27 November 1970 Alamat : Perum Puri Tirta Mas : 34 Kramat Selatan, Magelang Utara, Magelang Riwayat Pendidikan : - SD/MI: SDN Soroyudan, Mertoyudan, Magelang - SMP/MTs: MTs Ponpes As-Salam Surakarta - SMA/MA: MAN Yogyakarta - Perti: IAIN “SUKA” Yogyakarta - Lain-lain: Program Pasca Sarjana Magister Studi Islam Universitas Islam Indonesia (dalam proses) Pengalaman Organisasi : - Waka Ur Kesiswaan TP 2010-2012 - Ketua PKK RT 007/02 Kramat Selatan, Magelang - Wakil Ketua Bhayangkari Sub Anak Ranting Kompi BS Pati Hobi : Baca-baca saja No HP :0811267713 2). Nama : Munawir, S.Pd.I Tempat, Tanggal Lahir : Magelang, 3 Agustus 1971 Alamat : Jaban Rt 02/IX, Sukasari, Bandongan, Magelang Status Pegawai Riwayat Pendidikan : Guru : - SD/MI: SDN Sukosari - SMP/MTs: MTs Salamkanci - SMA/MA: PGAN Magelang - Perti: - Lain-lain: Pengalaman Organisasi : Hobi : No HP : 085726825731 B. Gambaran Keadaan Subyek Penelitian Penelitian ini membahas mengenai bagaimana kompetensi guru PAI di SMP Negeri dan Swasta Se Kecamatan Bandongan dan upaya apa saja yang Guru PAI di SMP Negeri dan Swasta se Kecamatan Bandongan lakukan untuk mengembangkan kompetensi mereka sebagai Guru, khususnya Guru PAI, serta apa faktor yang mempengaruhi pengembangan kompetensi guru Pendidikan Agama Islam. Sedangkan subyek penelitian ini adalah informan. Informan yang dimaksud adalah guru PAI di SMP Se Kecamatan Bandongan, baik yang PNS maupun Non-PNS. Kompetensi guru Pendidikan Agama Islam merupakan tuntutan yang harus dimiliki oleh guru Pendidikan Agama Islam agar dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam mengajarkan bidang keagamaan sehingga proses pembelajaran akan berjalan optimal. Undang-Undang mengenai pendidikan dan profesi guru saat ini sudah mulai disosialisasikan. Seperti yang sudah dijelaskan dalam Bab II tentang UU Guru bahwa guru harus meningkatkan kompetensinya, diantara empat kompetensi tersebut adalah kompetensi pedagogik, sosial, individual, dan profesional, serta UU tentang Sisdiknas yaitu bahwa pendidikan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang implikasinya terhadap sistem Pendidikan Islam. Berdasarkan UU no 14 tentang guru tersebut, SMP Negeri dan Swasta se Kecamatan Bandongan dalam wawancara yang sudah peneliti lakukan adalah sebagai berikut poin-poin pertanyaannya: 1. Apakah Anda tau isi Undang - Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 ayat (1)? 2. Menurut Bapak/Ibu, kompetensi itu apa? 3. Pentingkah guru mempunyai kompetensi? Jelaskan alasannya! 4. Upaya apa saja yang pernah Bapak/Ibu lakukan atau ikuti untuk mengembangkan kompetensi Anda (khususnya kompetensi sebagai guru PAI)? 5. Menurut Anda faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kompetensi guru penting atau tidak? Berikan alasannya! 6. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Bapak/Ibu mengembangkan kompetensi (khususnya kompetensi guru PAI)? Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Sekolah/Madrasah sebagai lembaga pendidikan yang berada di tengah-tengah masyarakat akan berhasil apabila ada kerja sama dan dukungan yang penuh dari berbagai pihak, antara lain baik dukungan dari warga sekolah/madrasah yaitu guru, kepala sekolah, siswa, masyarakat, dan pemerintah. Namun yang lebih Nampak dalam keberhasilan pendidikan yaitu adalah peran seorang guru sebagai pengajar yang langsung berhadapan dengan siswa dalam menyampaikan materi ajar. Guru yang berkompeten akan menghasilkan anak didik yang kompeten pula. Oleh karena itu, baik pemerintah, lembaga pendidikan dan diri pribadi guru saat ini berupaya untuk meningkatkan kompetensi guru guna tercapainya pendidikan Indonesia. Dalam suatu wawancara yang peneliti lakukan dengan ibu Tri Guru PAI di SMP PGRI tentang pertanyaan no 1 yaitu “Apakah Anda tau isi Undang - Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 ayat (1)?” beliau menjawab “itu saya pernah dengar dari seminar pendidikan, namun saya tidak begitu hafal”. Selanjutnya peneliti bertanya pertanyaan no 2 yaitu beliau menjawab “ kompetensi itu penguasaan tentang materi yang mau diajarkan, administrasi guru seperti RPP, silabus dan lain-lain”. Selanjutnya peneliti lanjutkan pertanyaan no 3 beliau menjawab “kompetensi bagi guru itu sangat penting, dengan alasan guru yang tidak maksimal dalam mengajar, siswa didiknya tidak akan maksimal pula, tanpa perencanaan tidak akan terprogram”. Selanjutnya pertanyaan yang ke 4 beliau sudah menempuh program S1, menempuh kursus komputer, mengikuti seminar khusus guru tentang “Profesionalisasi Guru PAI”, Workshop penelitian tindakan kelas, seminar PAI tentang KBK, MGMP untuk Bahasa Indonesia, Pembuatan soal UCO tingkat rayon, bedah SKL Bahasa Indonesia Ujian Nasional, seminar inovasi pembelajaran Bahasa Indonesia, dan seminar administrasi kependidikan. Terahir untuk pertanyaan no 5 dan 6 beliau menjawab “ faktor-faktor tersebut jelas penting, disini kurang banyak seminar PAI, untuk MGMP PAI saya belum pernah dikirim, saya sendiri sering ikut seminar untuk meningkatkan kompetensi saya tapi kebanyakan adalah untuk mata peajaranl Bahasa Indonesia dengan biaya sendiri, waktu untuk mapel PAI sedikit, jadi kurang maksimal dalam pemberian materi, dari siswa sendiri ada yang belum bisa baca al-qur’an, dan orang tua mereka kurang memberi bimbingan pada anak mereka”.untuk perencanaan berdasarkan RPP MGMP, dan penilaian lembar kerja siswa. Sama halnya dengan pertanyaan no 1 yang peneliti tanyakan kepada Bapak Bambang guru di SMP Ma‟arif, beliau menjawab “saya belum tau, menurut saya mungkin UU tersebut mengatur guru PNS. Untuk guru GTT belum ada sosialisasi”. Dalam pertanyaan no 2 tentang pengertian kompetensi beliau menjawab “kompetensi itu sesuai disiplin ilmu, contohnya saya lulusan STAIN sesuai ngajar PAI, tidak mungkin ngajar matematika”. Untuk soal no 3 beliau menjawab “kompetensi itu sangat penting, alasannya untuk menunjukkan keguruannya, tiap profesi itu mempunyai kompetensi masing-masing”. Dalam mengembangkan kompetensinya sebagai guru PAI, beliau menempuh S1 di STAIN Salatiga, mengikuti seminar dari sekolah tergantung jadwal, dan beliau banyak berkecimpung di IPNU. Dalam pengembangan kompetensinya, menurut beliau siswa membuat motivasi untuk mengembangkan kompetensinya, jika ada siswa yang bertanya dan beliau belum menemukan jawabannya beliau jadi mencari referensi baru yang pada ahirnya berguna menambah wawasan bagi beliau. Sarana prasarana tidak menghambat karena dalam praktik ada di sekitar lingkungan sekolah. Akan tetapi, beliau juga mengalami kendala dalam mengembangkan kompetensinya, yaitu dari pihak guru lain jika ada yang tidak sejalan dengan beliau itu jadi membuat rencana pembelajaran terhambat. Selain Bapak Bambang, di SMP Ma‟arif juga ada Bapak Rozib. Pertanyaan yang sama peneliti tanyakan kepada beliau Bapak Rozib satu per satu. Beliau tau tentang UU tersebut, ada hubungannya dengan Permendiknas tentang standar akreditasi guru. “yaitu standar sosial, kepribadian, profesional” tuturnya. Beliau tau ini dari perkuliahan S2. Pada pertanyaan no 2 dan 3 beliau menjawab “ kompetensi adalah sebuah kemampuan dasar yang harus dimiliki baik lahir maupun batin, fikir seorang guru di sekolah, kemampuan unutk mendidik, berorganisasi, substansi pendidikan sosial”. “saya tidak berhenti untuk belajar baik formal maupun informal. Dalam menjawab pertanyaan no 4 beliau memaparkan beliau sudah menempuh S2, mengikuti pelatihan Bahasa Inggris TAFE (of South Australia …) dari beasiswa, pelatihan tindakan kelas, dan MGMP PAI. Dalam faktor untuk mengembangkan kompetensinya beliau pribadi sudah memiliki sarana prasarana yang lengkap, silabus dan RPP berasarkan MGMP, penilaian, pengayaan dan remidial. Demikian pula yang peneliti tanyakan kepada ibu Raudlah guru SMP N 2. “Tentang isi UU Guru dan Dosen saya tau, tapi tidak hafal. Penggalian tidak setiap materi karena waktu terbatas, maka dilakukan secara umum”. “kompetensi itu kemampuan untuk memahami / melaksanakan, mengerjakan, kompetensi dasar / kemampuan dasar yang harus dimiliki setiap guru . dalam mengembangkan kompetensi, saya sudah menempuh S1 di IAIN “SUKA”dan sedang menempuh S2 di UII dengan biaya sendiri, MGMP tingkat kabupaten dan provinsi, Diklat tingkat provinsi, workshop, dan seminar-seminar”. Faktor yang mendukung beliau dalam pengembangan kompetensinya, beliau menuturkan “bahwa sebagai guru PAI saya tidak mau diremehkan, saya ingin merubah image buruk terhadap minoritas guru PAI selama ini tua dan jadul, itu saya akan merubahnya sehingga saya bersemangat, dari pihak sekolah sudah mendukung, tujuan menuntut ilmu saya fil akhiroh”. Beliau dalam penyusunan silabus dan RPP sudah berjalan menyusun sendiri dan menggunakan media komputer, mengadakan penilaian-peniliaian, program remidi dan pengayaan. Terakhir wawancara oleh bapak Mafrukhin dan Ibu Lilik guru SMP N 1. Sebagai GTT mereka belum tau mengenai isi UU tentang guru dan dosen. Akan tetapi pengertian dari kompetensi mereka menyebutkan bahwa kompetensi adalah “sesuatu atau kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap guru dan itu sangat penting”, tutur Pak Mafrukhin. begitu juga Ibu Lilik menganggukkan kepala.” Dalam pengembangan kompetensi, upaya yang mereka lakukan sama dengan lainnya yaitu menempuh program S1 PAI. Serta mengikuti workshop PAI tingkat provinsi, KBK, “tujuannya agar bias lebih baik dalam mengajar” tutur Bu Lilik. Dalam mengembangkan kompetensinya, faktor umur yang membuat beliau kurang menguasai teknologi, selain itu status sebagai GTT menurut beliau sebagai faktor penghambat dalam pengembangan kompetensi mereka. Dalam perencanaan menngunakan RPP MGMP, mengadakan penilaian. Pentingnya faktor-faktor yang mempengaruhi upaya kompetensi guru, seperti kurangnya penguasaan materi, tidak memahami karakter anak didik, tidak mengadakan analisis siswa dan kurang persiapannya dalam menyiapkan pembelajaran, kurangnya pengetahuan dan lain-lain sehingga hal ini merupakan suatu usaha untuk diperbaiki mutu proses belajar mengajar, sehingga digunakan untuk memperbaiki kualitas proses belajar mengajar. BAB IV PEMBAHASAN LAPORAN HASIL PENELITIAN Guru mempunyai fungsi dan peran yang sangat penting dalam pembangunan bidang pendidikan, oleh karena itu perlu dikembangkan sebagai profesi yang bermutu. Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 4 menegaskan bahwa guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Untuk dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, guru wajib untuk memiliki syarat tertentu, salah satu di antaranya adalah kompetensi. Kompetensi guru Pendidikan Agama Islam merupakan tuntutan yang harus dimiliki oleh guru Pendidikan Agama Islam agar dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam mengajarkan bidang keagamaan sehingga proses pembelajaran akan berjalan optimal. Kompetensi dikalangan guru-guru khususnya di SMP se Kecamatan Bandongan sudah tidak asing lagi. Meskipun begitu hingga sekarang ini masih ditemui sedikit banyak Guru Pendidikan Agama Islam yang kurang berupaya meningkatkan kualitas pribadi, yaitu masalah kompetensi profesional. Berikut adalah data informan Guru PAI di SMP Negeri dan Swasta Se Kecamatan Bandongan: NO Nama Nama Status Pegawai Sekolah 1 SMP N 1 1. Mafrukhin GTT 2. Lilik Setiyawati, S.Pd.I GTT 78 2 3 SMP N 2 SMP PGRI 1. Raudlah‟L Hasanah, S.Ag PNS 2. Munawir, S.Pd.I GTT 1. GTT Tri Murniati 2. 4 SMP Ma‟arif - 1. Bambang Ardiansyah GTT 2. Rozib Sulistiyo, S.Pd.I PNS Pentingnya faktor-faktor yang mempengaruhi upaya kompetensi guru, merupakan suatu usaha untuk memperbaiki mutu proses belajar mengajar digunakan untuk memperbaiki kualitas proses belajar mengajar. Sesuai dengan masalah tesebut maka penulis membahasnya menjadi bebearapa point penting yaitu mengenai bagaimana pemahaman guru-guru PAI di SMP Negeri dan Swasta se Kecamatan Bandongan terhadap kompetensi, deskripsi tentang upaya Guru PAI di SMP Negeri dan Swasta Se Kecamatan Bandongan Dalam Pengembangan Kompetensi, serta Faktor-Faktor yang mempengaruhi upaya pengembangan kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri dan Swasta Se Kecamatan Bandongan yang pada ahirnya dapat bermanfaat bagi diri pribadi, maupun memenuhi kriteria kependidikan sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan lancar dan berhasil guna bagi anak didik baik dalam teori akademik maupun praktik kehidupan seharihari. Dalam penelitian ini data diambil dari hasil wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Dimana wawancara yang peneliti lakukan terhadap para narasumber yang benar-benar memberikan informasi yang sesuai dengan kenyataan di lapangan, dan merupakan narasumber yang dapat dipercaya kebenaran pernyataannya merujuk dari subyek yang akan diteliti yaitu yang berhubungan dengan Guru Pendidikan Agama Islam, terutama mengenai kompetensi sebagai guru PAI. Berikut analisis dari hasil penelitian: A. Pemahaman Guru PAI di SMP Negeri dan Swasta Se Kecamatan Bandongan Terhadap Kompetensi Seperti yang tertulis pada bab II, bagi sebuah profesi, kompetensi merupakan sebuah tuntutan. Demikian pula halnya dengan profesi keguruan. Guru sebagai salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pendidikan harus memiliki berbagai kompetensi yang dibutuhkan untuk mendukung keberhasilan dalam menjalankan tugas kependidikannya. Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, ketrampilan, nilai, dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak (Mulyasa, 2006: 37-38). Dari sebagian guru-guru PAI di SMP se Kecamatan Bandongan, mereka sudah mengetahui apa itu kompetensi, khususnya kompetensi keguruan. Tegasnya salah satu informan memaparkan: “…kompetensi itu ya…. seumpamanya saya lulusan STAIN, ya ngajar PAI, tidak mungkin ngajar matematika, jadi kompetensi itu ya sesuai disiplin ilmu mbak…”(wawancara, 15/06/2010). Tambah satu guru lagi dari sekolah yang sama menuturkan bahwa: “… kompetensi adalah sebuah kemampuan dasar yang harus dimiliki baik lahir maupun batin, fikiran maupun perbuatan baik sebagai guru di sekolah, ketika berada di masyarakat, kemampuan untuk mendidik, berorganisasi, serta subtansi pendidikan sosial…”(wawancara, 29/07/2010). Selain sesuai dengan disiplin ilmu, kompetensi juga meliputi banyak uraian. Diantaranya penguasaan materi ajar, juga penguasaan perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran, pemahaman dan pengambangan karakteristik anak didik untuk mengaktualisasikan kemampuan yang dimiliki peserta didik. Tegasnya menurut seorang guru sekolah lain menyampaikan bahwa: “…kompetesi itu penguasaan tentang materi yamg mau saya ajarkan, persiapan administrasi guru seperti RPP dan silabus…”(wawncara, 12/06/2010.) Mengenai kompetensi tersebut, merujuk pada Undang - Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 ayat (1) kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Menanggapi UU tersebut, seorang informan menuturkan: “…PP tersebut sudah sisosialisasikan mbak, tapi saya belum hafal.. saya mengajar sesuai kemampuan saya dan hak yang saya peroleh sebagai pegawai tidak tetap, jadi saya tidak begitu “ngoyo” (ngoyo artinya tidak begitu ambisi)”(wawancara, 14/07/2010). Dilain tempat dan waktu seorang informan menuturkan juga, bahwa: “…UU tersebut ada hubungannya dengan pasal 16 Tahun 2007 tentang standar akreditasi guru, standar sosial, standar kepribadian, serta profesional yang dimiliki. Saya tahu tentang UU itu dari perkuliahan pasca sarjana saya mbak…. Jika menurut saya yang didahlukan akreditasi itu yang non PNS, karena mereka yang belum memiliki pendapatan tetap seperti PNS….. ” (wawancara, 29/07/2010). Begitu pentingnya kompetensi khususnya kompetensi keguruan, selain guna menunjukkan profesi keguruannya, juga karena ditangan para gurulah generasi muda itu dapat meneruskan perjuangan pertahanan Indonesia baik dari segi sosial, budaya, ilmu pengetahuan dan ekonomi negara. Karena jika guru kurang maksimal dalam memberi pengajaran, anak didikpun tidak akan maksimal dalam penyerapan ilmu yang diberikan. Sehingga ada pepatah “guru kencing berdiri, murid kencing belari”. Menurut seorang informan, beliau menuturkan: “…tiap pekerjaan itu pasti memiliki kompetensi sendiri-sendiri yang harus dikuasai, begitu pula profesi guru juga harus mempunyai kompetensi untuk menunjukkan profesi keguruannya…” (wawancara, 10/06/2010). Dari sekian informan yang peneliti wawancarai, tujuh (7) diantara para informan sudah mengetahui dan faham akan isi Undang-Undang tersebut diatas yang menjelaskan mengenai kompetensi guru. Hal itu tampak dari jawaban para informan yang dengan jelas memaknai arti kompetensi, khususnya kompetensi guru PAI yaitu pedagogik, individual, sosial dan professional guru PAI. B. Deskripsi Tentang Upaya Guru PAI di SMP Negeri dan Swasta Se Kecamatan Bandongan Dalam Pengembangan Kompetensi Dengan diberlakukannya Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional ini merupakan pencerahan, pemberdayaan dan kejayaan pendidikan di Indonesia termasuk Pendidikan Islam. Berkenaan dengan upaya pemgembangan tersebut, penulis mengadakan wawancara kepada para informan. Diantaranya ada yang banyak berkecimpung dalam pengembangan sosial, yaitu mengikuti organisasi masyarakat, berdasarkan surat tugas kepala sekolah, ada yang sesuai keinginan pribadi yaitu mengikuti program pasca sarjana yang menggunakan biaya sendiri, ada pula yang melalui beasiswa keluar negeri, workshop, dan masih banyak lagi yang lain. Diantara beberapa informan sebagai berikut pemaparannya: “…saya mengikuti seminar, kontribusi dari sekolah itu 30% mbak…, kalo di luar ya tergantung jadwal. Selain itu saya banyak berkecimpung di organisasi pemuda, khususnya IPNU…”(wawancara, 15/06/2010). Informan lain juga menuturkan: “…saya sering ikut workshop dan MGMP Bahasa Indonesia, karena di tempat utama saya wiyata itu saya mengajar Bahasa Indonesia. Sementara disini saya sebagai guru bantu ya ngajar PAI sesuai studi saya. Tapi selama saya ngajar PAI belum pernah mengikuti MGMP PAI. Hanya seminar khusus guru tentang profesi guru, serta seminar dan workshop penelitian tindakan kelas dan seminar PAI tentang KBK waktu pertama kali dicanangkan KBK…”(wawancara, 12/06/2010). Ada pula informan yang menuturkan bahwa: “….saya sudah sering ikut MGMP dan workshop PAI baik tingkat kabupaten bahkan provinsi. Saya juga sedang menempuh pasca sarjana dengan biaya sendiri, ya… suami yang membiayai saya… hehe.. tuturnya…”(wawancara, 20/07/2010). Lain halnya dengan informan satu ini, yang menuturkan: “...saya tidak akan berhenti untuk belajar, baik formal maupun non formal. Tapi kebanyakan guru yang hanya mengajar sesuai buku saja, aspek explorasi, exploitasi di RPP saja. Mereka tidak mencari, mencoba mengembangkan kemampuan mereka. Menurut saya RPP ada sisi positif dan sisi negatifnya. Sisi negatifnya yaitu bahwa belajar menjadi sedikit…” (wawancara, 29/07/2010). Dari beberapa uraian diatas tampak bermacam-macam fenomena upaya yang mereka usahakan untuk mengembangkan kompetensi masing-masing guru, yang sesuai dengan kemampuan pribadi dan kemampuan lembaga dimana tempat mereka bernaung. Disitu terlihak jika upaya guru-guru PAI di SMP se Kecamatan Bandongan berupaya keras dalam meningkatkan kompetensi mereka guna meningkatkan mutu pendidikan khususnya di lingkungan mereka yaitu Kecamatan Bandongan. Bahwa dalam rangka meningkatkan mutu, baik mutu profesional, maupun mutu layanan, guru harus pula meningkatkan sikap profesional secara terus menerus dan berkesinambungan. Keharusan meningkatkan dan mengembangkan mutu ini merupakan butir yang keenam dalam kode Etik Guru Indonesia, yang harus mereka pahami dan laksanakan. Dari data yang penulis kumpulkan dapat dianalisa bahwa guru-guru SMP se Kecamatan Bandongan telah berupaya keras dalam meningkatkan atau berupaya mengembangkan kompetensi mereka sebagai guru PAI. Baik itu mengenai kompetensi profesional, sosial, pedagogik dan individual, itu sudah merupakan upaya yang baik demi kemajuan dan pengembangan pribadi mereka khususnya sebagai guru PAI. C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Upaya Pengembangan Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri dan Swasta Se Kecamatan Bandongan Ada dua faktor yang mempengaruhi tingkat kompetensi guru, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri guru (internal) dan faktor yang berasal dari luar diri guru (eksternal). Faktor internal meliputi: tingkat pendidikan; keikutsertaan dalam berbagai pelatihan dan kegiatan ilmiah; masa kerja dan pengalaman kerja; tingkat kesejahteraan; serta kesadaran akan kewajiban dan panggilan hati nurani. Sedangkan faktor eksternal meliputi: besar gaji dan tunjangan yang diterima; ketersediaan sarana dan media pembelajaran; kepemimpinan kepala sekolah; kegiatan pembinaan yang dilakukan, dan peran serta masyarakat. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kompetensi bagi para guru sangat penting. Lingkungan kerja dan siswa adalah faktor terpenting, menurut seorang informan, beliau mengatakan: “… siswa membuat motivasi untuk mengembangkan kompetensi saya, karena jika siswa bertanya dan saya belum tau itu mendorong saya untuk mencari referensi baru…”(wawancara, 15/06/2010). Selain itu sebagai contoh ketika ada hiburan dangdut di sekitar sekolah, Beliau bercerita; “… saya menjanji siswa-siswa diatas Al Qur’an agar tidak bolos, dari 45 siswa yang bolos hanya 3 siswa. Jadi siswa sangat mendukung pengembangan saya dan lancarnya KBM. Untuk sarana prasarana tidak begitu kesulitan karena mudah diperoleh dan diusahakan. Jika ada guru yang tidak sesuai dengan pendapat saya itu menghambat saya dalam mengembangkan profesi saya. Karena itu menimbulkan perbedaan dan tidak lancarnya pembelajaran yang saya rencanakan…”(wawancara, 15/06/2010). Pernyataan dari informan lain ketika dikonfirmasi memaparkan: “… saya sebagai guru PAI tidak mau diremehkan oleh guru lain, image buruk terhadap guru PAI yaitu guru minoritas, tua, dan lain-lain saya akan merubah image itu, dan akan saya buktikan bahwa guru PAI sekarang itu beda, saya sedang mengikuti program pasca sarjana, untuk administrasi pembelajaran seperti RPP dan silabus, analisis siswa serta program remidi dan pengayaan saya membuat sendiri menggunakan komputer…” (wawancara, 20/07/2010). Faktor pendukung lain adalah mengenai media dan sarana prasarana. Hal ini disampaikan oleh seorang guru PNS yang menyatakan bahwa: “… media sarana prasarana saya sudah punya sendiri, untuk sarana prasarana lain pun juga tersedia, seperti air, mushola itu sudah ada….”(wawancara, 29/07/2010). Yang memiriskan adalah pengakuan seorang guru sebagai informan yang menyatakan bahwa: “… saya sebagai GTT ya mengajar sesuai dengan yang diberikan to… saya tidak mau ngoyo...(ngoyo artinya tidak begitu ambisi)”(wawancara, 14/07/2010). Beraneka macam persoalan yang dihadapi para guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru. Ada yang mengalami kendala, ada pula yang biasa-biasa saja, tetapi ada pula yang lancar-lancar saja. Hal ini erat kaitannya dengan tingkat keimanan kita sebagai seorang muslim, yang diberi bermacam persoalan oleh Allah SWT agar kita menjadi pribadi yang lebih baik sebagai hamba Allah yang sudah diberikan akal pikiran untuk berfikir dan berusaha. Diantara 7 (tujuh) narasumber yang penulis dapat, hanya satu yang merasa minder dan kurang bersemangat. Akan tetapi hal itu tidak menjadi persoalan di lingkungan Guru PAI di SMP Negeri dan Swasta se Kecamatan Bandongan, karena persoalan demi persoalan mereka pecahkan dalam pertemuan kelompok kerja guru dan adanya saling kerja sama antar guru dalam mengembangkan kompetensi para guru Khususnya guru PAI. BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasrkan pembahasan-pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa: 1. Para guru PAI di SMP Negeri dan Swasta Se Kecamatan Bandongan sebagian besar sudah memiliki kompetensi yang sesuai dengan UU No. 14 Tahun 2005 pasal 10 ayat 1 yaitu bahawa kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Hal itu terlihat bahwa mereka sudah siap dalam perencanaan pembelajaran, mampu menganalisis karakter siswa dengan program remidial dan pengayaan, berkepribadian yang menjadi suri tauladan siswa, mampu bersosialisasi dengan semua kalangan, baik sesama guru, siswa, wali murid, dan masyarakat lingkungan, menguasai materi, berpengetahuan luas, adil, berpendidikan tinggi serta mengajar sesuai bidang studi dan masih banyak lagi kompetensi-kompetensi yang lain yang implementasinya sebagai guru Pendidikan Agama Islam. 2. Guru di SMP Negeri dan Swasta Se Kecamatan Bandongan berupaya mengembangkan kompetensi mereka dengan dibantu oleh pihak sekolah dan diri pribadi serta keluarga mereka. Contohnya mereka melanjutkan S2 dengan biaya sendiri, ada yang dari beasiswa, ada yang dari surat tugas kepala sekolah, MGMP, seminar-seminar dan lain sebagainya yang sesuai dengan profesi mereka sebagai guru Pendidikan Agama Islam. 88 3. Faktor yang mempengaruhi upaya mereka dalam mengembangkan kompetensi, yaitu faktor pendukung misalnya dari dalam diri mereka sendiri, karena sebagai guru PAI beliau tidak mau diremehkan dengan guru lain maka beliau bersemangat mengembangkan kompetensi mereka, mereka juga melanjutkan pasca sarjana demi meningkatkan kualitas pribadi mereka, siswa dan teman-teman juga sebagai faktor pendukung dalam menentukan kebijakan perencanaan pembelajaran. Sedangkan faktor yang menghambat, seperti halnya sebagai pegawai tidak tetap dengan gaji yang sedikit membuat semangat mereka berkurang, adanya teman guru yang kurang sejalan dengan pikiran mereka itu juga menjadi penghambat mereka dalam kegiatan belajar mengajar. Namun hal itu dapat mereka atasi bersama dalam KKG. Sehingga sampai saat ini para guru PAI dapat terus mengembangkan kompetensi mereka serta termotifasi dalam meningkatkan profesi keguruannya karena sebagai ujung tombak keberhasilan pendidikan khususnya Pendidikan Agama Islam. Dalam kompetensi guru, kecenderungan Pendidikan Islam nampak pada kompetensi bahwa guru merupakan pendidik dan pengajar yang memiliki kompetensi profesional, kompetensi personal, kompetensi sosial, dan kompetensi individual dalam proses belajar mengajar dengan tujuan Pendidikan Islam sebenarnya yaitu untuk mencapai kebahagiaan dunia akhirat. B. SARAN Penulis akan menyampaikan beberapa sumbangan pemikiran yang berupa saran-saran sebagai berikut: 1. Guru Agama Islam hendaknya dapat selalu meningkatkan kompetensi yang dimiliki sesuai kebutuhan siswa demi lancarnya kegiatan belajar mengajar dan keberhasilan proses belajar anak didik. 2. Pihak Sekolah / Madrasah hendaknya senantiasa memfasilitasi kebutuhan peningkatan kompetensi guru, karena berimbas pada kepercayaan masyararakat pengguna lembaga pendidikan. C. PENUTUP Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, penulis dapat menyeleseikan skripsi ini. Mudah-mudahan skripsi ini dapat menjadi masukan dan pertimbangan dalam rangka meningkatkan kompetensi Guru pada umumnya serta kompetensi guru PAI pada Khususnya. Selanjutnya dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari masih mengandung berbagai kekurangan, untuk itu diharapkan para pembaca sekalian memberi masukan yang bersifat membangun agar skripsi ini lebih baik. Untuk itu kami ucapkan terima kasih disertai doa baik pembaca semua dapat diterima sebagai amal shalih, amin. DAFTAR PUSTAKA Ali, M. Nashir, Belajar Sepanjang Hayat, Jakarta: Uhamka Press, 2005 Alim, Muhammad M.Ag., Pendidikan Agama Islam, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2006 Aqib, Zaenal, dan Elham Rohmanto, Membangun Profesionalisme Guru dan Pengawas Sekolah, Bandung : CV. Yrama Widya. 2007 Aqib, Zaenal, Profesionalisme Guru, Surabaya : Insan Cendekia, 2002 Arifin, Prof. H. M. M.Ed., Ilmu Pendidikan Islam Tinjauan Teoritis Dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2006 Bakar, Usman Abu dan Surohim, Fungsi Ganda Lembaga Pendidikan Islam, Yogyakarta : Safiria Insani Press, 2005 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, : Balai Pustaka Djohar, Prof. Dr. H. MS, Guru, Pendidikan & Pembinaannya (Penerapannya Dalam Pendidikan dan UU Guru), Yogyakarta: Tim Grafika Indah, 2006 Kunandar, Guru Profesional Implementasi kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru, Jakarta : PT Rajagrafindo Persada, 2007 Marno, M. Idris. Strategi Dan Metode Pengajaran, Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2008 Mastuhu, Memberdayakan System Pendidikan Islam, Pamulang Timur : Logos Wacana Ilmu, 1999 Mulyasa, E, M.Pd, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik, Implementasi, dan Inovasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002 Paraba, Hadirja, Wawasan Tugas Tenaga Guru Dan Pembina Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Friska Agung Insane, 1998 Purwanto, Drs. M. Ngalim MP, Ilmu Pendidikan Teoretis Dan Praktis, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2007 Soetjipto dan Drs. Raflis Kosasi M.Sc., Profesi Keguruan, Jakarta: Rineka Cipta, 2007 Soetopo, Prof. Dr. Hendyat, Pendidikan dan Pembelajaran teori, permasalahan dan praktek, Malang: Universitas Muhammadiyah Malang. 2005 Sudjana, Dr. Nana, Dasar - Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung : Sinar Baru Algensindo, 2005 Sukardi, ph.d., Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi Dan Praktiknya, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2003 Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia dengan PT. Remaja Rosdakarya, 2005 Sumarno, Wiji, Dasar-dasar Imu Pendidikan, Jogjakarta : Ar-Ruzz, 2006 Syaefudin Sa‟ud, Udin Ph.D, Pengembangan Profesi Guru, Bandung : CV. Alfabeta, 2009 Uno, Hamzah B. M.Pd, Profesi Kependidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2008 Yamin, Drs. H. martinis M.Pd, Profesionalisasi Guru dan Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: Gaung Persada Press, 2006 Zuriah, Nurul M.Si, Metidologi Penelitian Social Dan Pendidikan, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2006 http://afridayunita-couthe.blogspot.com/2009/03 http://rasto.wordpress.com/2008/01/31/kompetensi guru/ http://yusufhadi.net/wp-content/uploads/2009/02/sinopsis-kompetensi-guru.pdf