Untitled - Indonesian Paradise Property

advertisement
PT. Indonesian Paradise Property Tbk.
DAFTAR ISI
halaman
DAFTAR ISI
1
IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING
3

Informasi Keuangan – Perbandingan 5 (Lima) Tahun Terakhir

Informasi Saham di Bursa
4
LAPORAN DEWAN KOMISARIS
5
LAPORAN DIREKSI
7
PROFIL PERSEROAN
9

Riwayat Singkat Perseroan
9

Bidang dan Kegiatan Usaha Perseroan
10

Struktur Organisasi
12

Visi dan Misi Perseroan
13

Riwayat Hidup Singkat Dewan Komisaris dan Direksi
14

Sumber Daya Manusia
17

Pemegang Saham Perseroan
19

Penyertaan Saham Perseroan
20

Kronologis Pencatatan dan Perubahan Jumlah Saham
33

Informasi Alamat Penting
36
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
40

HARRIS hotel Tuban-Bali dan Hotel Bali Prani
40

Hotel-hotel Anak Perusahaan dan Afiliasi
40

Aksi Korporasi Perseroan
41

Kinerja Keuangan
43

Prospek Usaha
48

Rencana Pengembangan
48
1
PT. Indonesian Paradise Property Tbk.
halaman
TATA KELOLA PERSEROAN
49

Dewan Komisaris
49

Direksi
50

Komite Audit
50

Sekretaris Perusahaan
52

Sistem Pengendalian Internal
53

Resiko Perseroan
54

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
55
SURAT PERNYATAAN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI ATAS KEBENARAN
ISI LAPORAN TAHUNAN
SURAT PERNYATAAN DIREKSI TENTANG TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN
KEUANGAN
LAPORAN KEUANGAN DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
2
PT. Indonesian Paradise Property Tbk.
IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING
INFORMASI KEUANGAN – Perbandingan 5 (Lima) Tahun terakhir
dalam jutaan rupiah, kecuali nilai per saham yang disajikan dalam rupiah penuh
KETERANGAN
2010*
2009*
2008
2007
2006*
Aktivitas Operasional
Pendapatan Usaha
59,479
13,261
10,121
6,181
36,111
Laba (Rugi) Kotor
45,539
10,542
7,624
4,331
23,000
Laba (Rugi) Kotor Usaha
29,387
6,070
4,299
1,998
8,8849
Laba (Rugi) Usaha
(699)
(1,734)
(301)
(859)
(4,696)
Laba (Rugi) Bersih
23,904
3,611
1,765
(450)
(4,623)
2,411
2,411
1,594
1,594
1,594
9.91
1.50
1.11
(0.28)
(2.90)
810,579
496,198
116,906
114,164
180,442
Investasi
100,075
401,766
84,921
86,561
25,512
Aktiva Lancar
163,460
117,019
8,743
8,904
57,536
Aktiva Tidak Lancar
647,119
379,179
108,163
105,260
122,906
206,528
9,037
3,008
2,031
63,284
42,780
7,536
2,062
1,206
57,764
163,748
1,501
946
825
5,520
112,313
19,327
-
-
62,270
Modal Saham
241,080
159,400
159,400
159,400
159,400
Selisih penilaian aset dan kewajiban
144,716
144,716
-
-
-
Jumlah Saham Ditempatkan (dalam lembar)
Laba (Rugi) Per Saham
Posisi Keuangan
Jumlah Aktiva
Jumlah Kewajiban
Kewajiban Lancar
Kewajiban Tidak Lancar
Hak minoritas Atas Aktiva Bersih
Perusahaan Afiliasi yang Dikonsolidasi
Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali
77,623
-
-
-
(67,572)
Selisih nilai transaksi ekuitas Perusahaan Asosiasi
-
-
(10,746)
(10,746)
(868)
Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali periode
-
159,303
-
-
-
28,319
4,415
(34,757)
(36,521)
(36,071)
491,738
467,834
113,897
112,133
54,888
382.09
1,552.80
424.01
738.31
99.61
42.00
1.93
2.64
1.81
115.30
Rasio Imbal Hasil Ekuitas (%)
4.86
0.77
1.55
(0.40)
(8.42)
Rasio Imbal Hasil Investasi (%)
2.95
0.73
1.51
(0.39)
(2.56)
Rasio modal kerja bersih terhadap aktiva (%)
14.89
22.06
5.71
6.74
(0.13)
Rasio Investasi terhadap Aktiva (%)
12.35
80.97
72.64
75.82
14.14
Rasio laba (rugi) terhadap Aktiva (%)
3.49
0.89
(29.73)
(31.99)
(19.99)
Rasio kewajiban terhadap Aktiva (%)
25.48
1.82
2.57
1.78
35.07
komparatif
Saldo Laba (Rugi)
Jumlah Ekuitas
Rasio Keuangan
Rasio Lancar (%)
Rasio Kewajiban terhadap Ekuitas (%)
* Laporan Keuangan Konsolidasi
- tahun 2009 disajikan kembali sebagai laporan keuangan konsolidasi
3
PT. Indonesian Paradise Property Tbk.
INFORMASI SAHAM DI BURSA
Emiten
: PT Indonesian Paradise Property Tbk. (INPP)
Biro Administrasi Efek
: PT Adimitra Transferindo
Periode
: Januari – Desember 2010
DATA PERDAGANGAN EFEK DI BURSA EFEK INDONESIA
Harga Saham
No
1
Periode
Triwulan Pertama
Tertinggi
Terendah
Rp
Rp
Volume
Jumlah Saham
(Unit)
Tercatat
130
130
8.500
1.594.000.000
210
85
5.084.500
2.410.803.600
Januari – Maret 2010
2
Triwulan Kedua
April – Juni 2010
3
Triwulan Ketiga
(*)
199
135
137.000
2.410.803.600
185
179
19.000
2.410.803.600
Juli – September 2010
4
Triwulan Keempat
Oktober – Desember 2010
(*) Terjadi peningkatan Jumlah Saham Tercatat sehubungan Penggabungan Usaha (‘Merger’) antara
Perseroan dengan PT. Tirta Saga Wangi pada tanggal 01 Juni 2010.
4
PT. Indonesian Paradise Property Tbk.
LAPORAN DEWAN KOMISARIS
Pemegang Saham yang terhormat,
Kami memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas kerja keras Direksi, Jajaran Manajemen, serta
karyawan PT Indonesian Paradise Property Tbk. yang telah menyelesaikan Penggabungan Usaha
antara PT Indonesian Paradise Property Tbk. dengan PT Tirta Saga Wangi yang memiliki 14 Anak
Perusahaan dan Afiliasi. Sebuah pekerjaan besar dan merupakan langkah awal untuk menjadikan
Perseroan sebagai salah satu Perusahaan Properti yang disegani.
Ucapan selamat kami sampaikan pula atas prestasi yang dicapai Perseroan dibidang operasional
pada tahun 2010. Meskipun pada umumnya memang terjadi peningkatan arus wisatawan yang
masuk ke pulau Bali yang menjadi lokasi hotel Perseroan, tetapi pencapaian Tingkat Hunian dan
Average Room Rate hotel Perseroan di atas pencapaian hotel – hotel pesaing sekali lagi memberikan
bukti betapa properti Perseroan menjadi pilihan utama para wisatawan baik asing maupun domestik.
Dibalik prestasi yang menonjol tersebut, Dewan Komisaris juga telah memberikan perhatian penuh
dan pengawasan jalannya operasional Perseroan.
Dengan melibatkan auditor eksternal yang
melakukan audit finansial baik interim maupun audit di akhir tahun serta laporan-laporan Komite
Audit, Dewan Komisaris memperoleh informasi sebagai dasar untuk memberikan nasehat kepada
Direksi dalam menyempurnakan sistem kerja dan penyusunan kebijakan. Ditambah lagi dengan
kebijakan baru Bapepam-LK yang sejak akhir tahun 2009 mewajibkan semua Perusahaan Publik
memiliki Unit Internal Audit, makin memberikan keyakinan kepada para Pemegang Saham bahwa
Operasional Perseroan akan berlangsung dengan kontrol yang ketat.
Sesuai dengan Peraturan Bapepam Nomor : IX.I.5 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan
Kerja Komite Audit, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor : Kep-29/PM/2004 tanggal 24
September 2004, pada tahun 2010 Dewan Komisaris telah mengangkat kembali Komite Audit
berdasarkan Resolusi Keputusan Dewan Komisaris Perseroan tertanggal 11 Januari 2010, terdiri
atas 1(satu) orang Ketua dan 2 (dua) orang Anggota, yaitu
Ketua Komite Audit :
Todo Sihombing - Presiden Komisaris merangkap Komisaris Independen Perseroan
Anggota Komite Audit :
1.
Bambang Rahardja Burhan
2.
Eka Shanti T
Sehubungan dengan permohonan pengunduran diri dari Wakil Presiden Komisaris Perseroan Bapak
FX Boyke Gozali sesuai dengan surat permohonan pengunduran diri beliau tertanggal 07 April 2010
5
PT. Indonesian Paradise Property Tbk.
karena alasan kesibukan Beliau, telah diangkat Komisaris baru sehingga berdasarkan Keputusan
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan yang dilaksanakan pada tanggal 25 Mei 2010
susunan Dewan Komisaris selengkapnya adalah sebagai berikut ;
Presiden Komisaris merangkap Komisaris Independen : Bapak Todo Sihombing
Wakil Presiden Komisaris
: Ibu Amelia Gozali
Komisaris
: Bapak Karel Patipeilohy
Todo Sihombing
Amelia Gozali
Karel Patipeilohy
Presiden Komisaris &
Wakil Presiden Komisaris
Komisaris
Komisaris Independen
6
PT. Indonesian Paradise Property Tbk.
LAPORAN DIREKSI
Pemegang Saham yang terhormat,
Melihat cerahnya prospek bisnis properti di Indonesia sejalan dengan penurunan suku bunga
pinjaman bank, PT Indonesian Paradise Property Tbk. mempersiapkan diri untuk memperkuat
posisinya sebagai salah satu perusahaan properti yang memiliki skala bisnis yang bisa
diperhitungkan. Pada tahun 2010, Perseroan melakukan Penggabungan Usaha dengan PT Tirta
Saga Wangi yang memiliki 14 Anak Perusahaan dan Afiliasi dengan landbank cukup luas tersebar di
seluruh Indonesia yang siap untuk dikembangkan. Adanya penggabungan usaha tersebut akan
membuka peluang bagi Perseroan untuk berkembang lebih cepat lagi yang pada akhirnya akan
mampu memberikan nilai tambah lebih besar lagi kepada para pemangku kepentingan
(stakeholders).
Secara operasional hotel-hotel yang dimiliki Perseroan dan Perusahaan Afiliasinya menunjukkan
prestasi menggembirakan. Situasi politik yang stabil, keamanan yang terjaga baik, dan ekonomi yang
tumbuh positif menjadi daya tarik kaum wisatawan untuk berkunjung ke pulau Bali yang menjadi
lokasi hotel-hotel Perseroan dan Afiliasinya. Berbekal reputasi bagus di bisnis Properti khususnya
Perhotelan, Perseroan berencana akan melakukan ekspansi pembangunan hotel bintang 2, 4, dan 5
di Batam, Manado, Yogya, Bali, dan Bogor yang semuanya dan dimulai pembangunannya di tahun
2011. Untuk melengkapi hotel-hotel yang akan dibangun, Perseroan juga akan membangun retail
property di beberapa lokasi pembangunan hotel dengan konsep lifestyle center, sehingga hotel dan
lifestyle center akan menjadi sebuah one stop destination yang menarik.
Dewan Komisaris Perseroan telah menetapkan target kepada Direksi untuk mencapai tingkat hunian
minimal 80% ditahun 2010 dan kenaikan Harga Kamar Rata-Rata minimal 15% dibandingkan tahun
sebelumnya. Atas target yang telah ditetapkan tersebut, Direksi mampu mencapai hasil melampaui
harapan Dewan Komisaris untuk hotel-hotel yang dimiliki Perseroan, meskipun di beberapa hotel
milik Anak Perusahaan dan Afiliasi masih ada yang dibawah target.
Pada umumnya tidak dijumpai kendala-kendala berarti yang bisa menghambat usaha Perseroan,
meskipun harus dicermati juga perkembangan makin tumbuh berkembangnya hotel-hotel kelas
bintang 2 (dua) yang dalam jangka panjang bisa menjadi pesaing bagi hotel-hotel Perseroan yang
diposisikan sebagai hotel bintang 4 (empat).
Sejalan
dengan semakin meningkatnya aktivitas Perseroan dan terciptanya Good Corporate
Governance, telah diangkat Bapak Edhie Bambang Siswoko sebagai Direktur Independen, dan telah
mendapat persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham, sehingga berdasarkan Keputusan
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan yang dilaksanakan pada tanggal 25 Mei 2010
susunan Direksi Perseroan selengkapnya menjadi sebagai berikut ;
7
PT. Indonesian Paradise Property Tbk.
Presiden Direktur
: Bapak Agoes Soelistyo Santoso
Direktur Independen
: Bapak Edhie Bambang Siswoko
Direktur
: Bapak Patrick Santosa Rendradjaja
Direktur
: Ibu Diana Solaiman
Dalam Laporan ini, secara khusus ingin kami sampaikan ucapan terima kasih atas kerja keras dan
dukungan para Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Karyawan, Mitra Kerja, serta para tamu hotelhotel kami. Dukungan dan kerja-sama yang baik dari mitra kerja dan para tamu kami membuat kami
makin yakin akan keberhasilan pengembangan proyek-proyek baru yang kami mulai.
Semoga Tuhan memberkati langkah kami.
Agoes Soelistyo Santoso
Edhie Bambang Siswoko
Presiden Direktur
Direktur Independen
Patrick Santosa Rendradjaja
Diana Solaiman
Direktur
Direktur
8
PT. Indonesian Paradise Property Tbk.
PROFIL PERSEROAN
RIWAYAT SINGKAT PERSEROAN
PT Indonesian Paradise Property Tbk didirikan dengan nama
PT Penta Karsa Lubrindo
berdasarkan Akta No. 96 tanggal 14 Juni 1996 dan diubah dengan Akta No. 42 tanggal 8 Januari
1997, keduanya dibuat di hadapan Buntario Tigris Darmawa, NG, SH, CN, pengganti dari Rachmat
Santoso, SH, pada saat itu, Notaris di Jakarta. Akta Pendirian Perseroan telah mendapat
pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-1030
HT.01.01.TH.97 tanggal 12 Februari 1997 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan di
Kantor Pendaftaran Perusahaan Kotamadya Jakarta Utara No.413/BH.09.01/IX/97 tanggal 9
September 1997 serta telah diumumkan dalam
Berita Negara Republik
Indonesia No. 21
tanggal 12 Maret 2002 Tambahan No. 2574.
Anggaran Dasar Perseroan telah disesuaikan dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas dengan Akta No. 161 tanggal 30 Juni 2008, dan telah mendapat persetujuan
dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I. dengan Surat Keputusan No. AHU70491.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 6 Oktober 2008, dan telah didaftarkan dengan Daftar
PerseroanNo. AHU-0092727.AH.01.09.Tahun2008 tanggal 6 Oktober 2008.
Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta No.
75 tanggal 25 Mei 2010 dibuat di hadapan Robert Purba, SH, pada saat itu Notaris di Jakarta,
mengenai perubahan modal ditempatkan dan disetor penuh sehubungan dengan penggabungan
usaha Perseroan dengan PT Tirta Saga Wangi dan Anak Perusahaan. Perubahan Anggaran Dasar
ini telah diterima dan dicatat di dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
berdasarkan
Surat
No.
AHU-AH.01.10-
13057.Tahun 2010 tanggal 27 Mei 2010, dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU0040369-AH.01.09.Tahun 2010 tanggal 27 Mei 2010.
Pernyataan Pendaftaran Perseroan sebagai Perusahaan Publik dinyatakan efektif oleh Badan
Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) pada tanggal 21 September 2004 dengan surat No. S2970/PM/2004. Mengikuti efektifnya Perseroan sebagai Perusahaan Publik, Perseroan kemudian
mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Surabaya pada tanggal 1 Desember 2004.
Dengan terjadinya merger antara Bursa Efek Surabaya dan Bursa Efek Jakarta menjadi Bursa Efek
Indonesia pada tanggal 01 Desember 2007, saham Perseroan secara otomatis tercatat di Bursa Efek
Indonesia.
9
PT. Indonesian Paradise Property Tbk.
BIDANG DAN KEGIATAN USAHA PERSEROAN
Perseroan bergerak di bidang usaha properti, pertama-kalinya dengan membangun dan memiliki
HARRIS hotel Tuban – Bali yang mulai beroperasi pada bulan Oktober 2002. Pada tahun 2007
Perseroan memperluas usahanya dengan bantuan operator hotel mengelola Hotel Bali Prani yang
pada akhirnya hotel tersebut dibeli pada Januari 2010.
HARRIS hotel Tuban-Bali
HARRIS hotel Tuban – Bali terletak di Jalan Dewi Sartika, Tuban, Bali, dengan lokasi yang cukup
strategis yang dapat dijangkau dalam waktu kurang lebih 5 menit dari Bandara Ngurah Rai,
berdekatan dengan Pantai Tuban di Kuta Selatan serta terletak tidak jauh dari Pusat Perbelanjaan
Kuta. Dibangun di atas lahan seluas 2.700 m2, HARRIS hotel Tuban – Bali merupakan hotel dengan
nuansa ‘modern minimalis’, memiliki 66 kamar yang dlengkapi dengan berbagai fasilitas
sebagaimana layaknya hotel berbintang seperti : kolam renang, coffee shop, Aromatherapy & Spa,
dan lain-lain. Selain sangat cocok untuk tamu-tamu yang sedang melakukan perjalanan bisnis,
HARRIS hotel Tuban – Bali cocok pula untuk keluarga yang sedang berlibur dan pasangan yang
sedang menikmati bulan madu.
10
PT. Indonesian Paradise Property Tbk.
Hotel Bali Prani
Sejak Nopember 2007 Perseroan dengan bantuan operator hotel mengelola Hotel Bali Prani, sebuah
hotel kelas melati yang letaknya berdampingan dengan HARRIS hotel Tuban-Bali. Namun pada
Januari 2010 Perseroan telah mengambil-alih kepemilikan Hotel Bali Prani.
Kegiatan Usaha Lainnya
Beberapa langkah strategis juga telah dilakukan Perseroan dalam upaya untuk mengembangkan dan
mewujudkan cita-citanya sebagai salah satu perusahaan properti terkemuka di Indonesia, antara lain
pada tahun 2004 Perseroan melakukan penyertaan saham pada PT Indonesian Paradise Island yang
memiliki Hotel Sahid Raya Bali dan HARRIS resort Kuta, serta bekerja-sama dengan Gobel Group
dan Caraka Group membentuk PT. Java Paradise Island untuk membangun hotel 172 kamar yang
dioperasikan dengan nama HARRIS hotel Tebet – Jakarta.
Pada tahun 2008 Perseroan melakukan divestasi 50% saham PT. Oasis Hotel Bogor, sebuah
perusahaan yang memiliki sebidang tanah seluas 3.496m2 di jalan Suryakencana, Bogor.
11
PT. Indonesian Paradise Property Tbk.
STRUKTUR ORGANISASI
General Meeting
of Shareholders
Board of
Commissioners
Audit
Committee
Board of
Directors
Corporate
Owner
Secretary
Representative
Internal Audit
Office
Administration
Operation
Finance &
Development
Legal
Accounting
Human
Resources
-Sales & Marketing
-Finance
-Business Development
-Room & Housekeeping
-Accounting
-Technical
-Legal
-License
-Personnel Administration
-Training
-Food & Beverage
-Engineering
-Front Office
12
PT. Indonesian Paradise Property Tbk.
VISI DAN MISI PERSEROAN
Visi Perseroan :
Selalu Berupaya untuk Unggul dalam Pengembangan Property Melalui Pencapaian yang Inovatif dan
Kreatif.
Misi Perseroan :

Menciptakan lingkungan kerja yang dapat memotivasi para individu dalam Perseroan untuk
bisa memunculkan ide - ide yang inovatif dan kreatif.

Mengembangkan produk-produk inovatif yang didukung oleh pelayanan yang unggul.

Memberikan kepuasan kepada pemangku kepentingan (stakeholders).
Value Perseroan :
Perusahaan dikelola secara Profesional oleh Individu-individu yang mempunyai High Commitment
dan Passion terhadap masing-masing tugasnya dan mengutamakan Teamwork di atas kemampuan
individual.
13
PT. Indonesian Paradise Property Tbk.
RIWAYAT HIDUP SINGKAT DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI
Berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan yang dilaksanakan
pada tanggal 25 Mei 2010 Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan selengkapnya adalah sebagai
berikut ;
Dewan Komisaris :
Presiden Komisaris merangkap Komisaris Independen : Bapak Todo Sihombing
Wakil Presiden Komisaris
: Ibu Amelia Gozali
Komisaris
: Bapak Karel Patipeilohy
Direksi :
Presiden Direktur
: Bapak Agoes Soelistyo Santoso
Direktur Independen
: Bapak Edhie Bambang Siswoko
Direktur
: Bapak Patrick Santosa Rendradjaja
Direktur
: Ibu Diana Solaiman
Riwayat Hidup Singkat - Dewan Komisaris
Todo Sihombing
Presiden Komisaris
Lahir di Pematang Siantar pada tanggal 23 Pebruari 1941. Menempuh pendidikan di Akademi Militer
Nasional pada tahun 1961-1964, tahun 1976-1977 menempuh pendidikan SESKOAD, tahun 1981
menempuh pendidikan SESKOGAB, tahun 1987 menempuh pendidikan LEMHANAS, dan tahun
1992 menyelesaikan
pendidikan di Defense Resources Management Course (DRMC). Karir
militernya dimulai pada tahun 1965 dengan pangkat terakhir Mayor Jendral TNI sampai dengan tahun
1997, diantaranya pada tahun 1994 – 1995 menjabat sebagai Koordinator Staf Ahli Panglima ABRI
dan pada tahun 1995 – 1997 menjadi Wakil Ketua Fraksi TNI DPR-RI Koordinator Bidang Umum.
Setelah itu pada tahun 2000 sampai saat ini masih menjabat sebagai Direktur Utama PT. Seccop
Indonesia, dan sejak tahun 2004 sampai sekarang masih menjabat sebagai Presiden Komisaris PT.
Indonesian Paradise Property Tbk.
Amelia Gozali
Wakil Presiden Komisaris
Lahir di Singapore tanggal 06 Maret 1985. Menyelesaikan Bachelor of Business Administration,
Marketing – Honors dari University of Southern California, Marshall School of Business, Los Angeles,
CA, pada tahun 2006.
14
PT. Indonesian Paradise Property Tbk.
Pada kurun waktu tahun 2004 – 2005 bekerja sebagai Marketing di Starbucks-Jakarta, Phelps Group,
Santa Monica, CA dan World Harvest, Arcadia, CA. Pada tahun 2006-2007 bekerja di Merrill Lynch,
Global Private Wealth Management, Beverly Hills – Los Angeles.
Pada tahun 2007 - 2008 sebagai
Business Analyst pada A.T. Kearney Consultants, Jakarta dan sejak tahun 2008 sampai saat ini
masih bekerja sebagai Business Development pada PT. Plaza Indonesia Realty Tbk, Jakarta.
Karel Patipeilohy
Komisaris
Lahir di Jakarta pada tanggal 19 Maret 1958.
Dalam kurun waktu tahun 1979 – 1998 bekerja sebagai Operation Manager pada PT. Schlumberger
Geophisic Nusantara dan PT. Ometraco Realty. Sejak tahun 1998 sampai sekarang masih menjabat
sebagai Direktur PT. Inti Insan Santosa dan sejak tahun 2000 sampai sekarang masih menjabat
sebagai Komisaris di PT. Sinar Harapan Persada. Pada kurun waktu 2001 - 2004 sebagai Presiden
Direktur PT. Marina City Development dan sejak tahun 2004 sampai sekarang masih menjabat
sebagai Presiden Komisaris PT. Senimba Bay Resort (d/h PT. Marina City Development).
Riwayat Hidup Singkat – Direksi :
Agoes Soelistyo Santoso
Presiden Direktur
Lahir di Semarang tanggal 26 September 1961 dan menyelesaikan S1 Fakultas Ekonomi di
Universitas Katolik Parahyangan pada tahun 1985.
Dalam kurun waktu 1985 – 1992 bekerja sebagai Finance & Accounting Manager di beberapa
perusahaan yaitu PT Daya Knitto, Indomobil Group, dan Sinar Mas Group. Tahun 1992 – 1996
sebagai Direktur PT Budi Acid Jaya Tbk., dan Presiden Direktur PT Ometraco Corporation Tbk pada
tahun 1996 - 2000.
Tahun 2000 sampai sekarang masih menjabat sebagai Direktur beberapa
Perusahaan yang tergabung dalam The Paradise Group antara lain Direktur PT Indonesian Paradise
Island, PT Java Paradise Island dan Presiden Direktur PT. Indonesian Paradise Property Tbk.
Edhie Bambang Siswoko
Direktur Independen
Lahir di Madiun tanggal 28 Juli 1951 dan lulus dari Fakultas Sosial dan Politik Universitas Gajah
Mada, Yogyakarta pada tahun 1974.
Pada tahun 1974 – 1982 bekerja sebagai Procurement Assistant dan Project Administration pada
PT Djasa Ubersakti, Oil and Gas Facilities Contractors ; pada tahun1982 – 1986 bekerja sebagai
15
PT. Indonesian Paradise Property Tbk.
Personnel and Administration Officer and Project site PT Petroindo Gunapersada Engineering, Oil
and Gas Facilities Consultants, Jakarta. Dalam kurun waktu tahun1986 – 1995 sebagai Personnel &
General Affairs Manager PT Circlekindonesia Waserba dan PT Ometraco Realty ; pada Tahun 1995
– 1998 bekerja pada PT Ometraco Land, sebagai Building Manager, dan pada tahun 1998 – 2003
sebagai Personnel and General Affairs Manager PT Langgeng Ayomlestari.
Patrick Santosa Rendradjaja
Direktur
Lahir di Banjarmasin tanggal 09 Januari 1959. Lulus Sarjana Teknik Sipil dari Universitas Lambung
Mangkurat Banjarmasin pada tahun 1977, dan mendapatkan gelar Master of Science in Architecture
di Delft Technical University – Netherland pada tahun 1986.
Dalam kurun waktu 1986-2000 bekerja sebagai Arsitek dan Project Coordinator di beberapa Biro
Arsitek seperti Atelier 6 Group-Jakarta, Lippo City Development-Jakarta, Ometraco Realty-Jakarta,
Bentala Sanggrahan Group-Jakarta, Tekton Architecten-Amsterdam Netherland, Han Awal
Architects-Jakarta. Pada tahun 1999 – 2000
menjalin kerja-sama dengan Han Awal Architects,
Jakarta and Atelier Bouwkunde, Rotterdam/ Amsterdam- Netherland sebagai Principal. Sejak tahun
1999 sampai sekarang masih menjabat sebagai Direktur di beberapa Perusahaan yang tergabung
dalam The Paradise Group yaitu Direktur pada PT Indonesian Paradise Island dan Direktur pada PT.
Indonesian Paradise Property Tbk.
Diana Solaiman
Direktur
Lahir di Jakarta tanggal 04 Oktober 1969. Memperoleh gelar Master in Business Administration di
Philippine Christian University, Manila pada tahun 1992.
Pada kurun waktu 1992 – 2001 sebagai Finance & Accounting Manager di beberapa perusahaan
seperti PT Putera Ometraco Electric, PT Ometraco Corporation Tbk, dan PT Global Mega Wisata
Mandiri International. Tahun 2002 – 2005 sebagai Chief Financial Officer PT Indonesian Paradise
Island dan sejak tahun 2003 sampai sekarang masih menjabat sebagai Chief Financial Officer PT
Java Paradise Island. Dari tahun 2005 sampai sekarang masih menjabat sebagai Direktur PT.
Indonesian Paradise Property Tbk dan Komisaris pada PT. Indonesian Paradise Island, sejak tahun
2006 sampai saat ini masih menjabat sebagai Komisaris PT. Grahatama Indah Lestari,serta sejak
tahun 2009 sampai sekarang menjabat juga sebagai Direktur PT Grahatama Kreasibaru.
16
PT. Indonesian Paradise Property Tbk.
SUMBER DAYA MANUSIA
Perencanaan, penerimaan, penempatan dan pembinaan sumber daya manusia menjadi suatu
kegiatan yang berkesinambungan mengingat dinamika dari usaha.
Struktur karyawan Perseroan pada saat ini menurut jenjang manajemen dan tingkat pendidikan
dapat digambarkan dengan tabel sebagai berikut :
Tabel Jumlah Karyawan Menurut Jenjang Manajemen :
Keterangan
Jumlah
Direksi
4
Manager
11
Staff
56
Pelaksana
13
Total
4
13
84
11
Direksi
Manager
Staff
Pelaksana
56
Tabel Jumlah Karyawan Menurut Tingkat Pendidikan :
Keterangan
Jumlah
S2 dan S3
1
S1
16
D3
10
D1
30
SLTA/sederajat
27
Total
84
1
27
16
10
30
S2 & S3
S1
D3
D1
SLTA
Perseroan sangat menyadari bahwa kualitas sumber daya manusia memberikan sumbangan yang
sangat besar didalam tingkat keberhasilan dan kesuksesan setiap usaha. Untuk itu Perseroan
senantiasa berusaha untuk meningkatkan investasi dalam pengembangan potensi setiap individual
karyawan dengan menggunakan konsep Pengelolaan Sumber Daya Manusia Berdasarkan
Kompetensi.
17
PT. Indonesian Paradise Property Tbk.
Berbagai program pelatihan dan pengembangan karyawan yang telah dilaksanakan dengan
mengikut-sertakan karyawan dalam berbagai kursus, workshop, seminar maupun pendidikan formal,
antara lain :

Arah dan Kebijakan Pasar Modal Indonesia Tahun 2010 – Asosiasi Emiten Indonesia

Workshop Corporate Action (Advance Level) – Granada Law Firm

Training Hukum Merger dan Akuisisi - PT Asprinet Indonesia

Technical Seminar Of LS Product - PT. Duta Listrik Graha Prima

LG Multi V AC System – LG Electronics Indonesia

LG Multi Plus II/VRF-Network Solution & Installation – LG Electronics Indonesia

Pengenalan Product LS – LS Product Technical Seminar 2010

Green Buildings & Sustainable Vertical Transportation Converence – PT Berca Schindler
Lifts

Smart Grid Solution – PT Duta Listrik Graha Prima

Penyusunan Laporan Gabungan dan Konsolidasi – IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia)

Menuju Laporan yang Berstandar IFRS – Kharisma Training

IFRS – International Financial Reporting Standard – Paramudya Consulting

Developing Communication Skill – In House Training

Developing High Performance Leadership Skill – In House Training

Talent Management Training – Tauzia Hotel Management

Seminar Grab Your Audience – James Gwee

Seminar Talent Management in Hospitality Industry- Jobstreet.com

Seminar Update Technology Server HP – Scomtek

Seminar IT Bali Gathering – Green IT II – Profesional IT Bali

Workshop Penanganan Konflik di Perusahaan & Masyarakat – Kementrian Hukum Dan
HAM

Dan lain-lain
Kesejahteraan karyawan juga menjadi perhatian utama Perseroan antara lain dengan pemberian
tunjangan / bantuan pengobatan, asuransi kesehatan, memfasilitasi kegiatan olah raga, bantuan
makan dan transportasi, mengikut-sertakan karyawan dalam program Dana Pensiun dan juga
pembentukan koperasi simpan-pinjam.
18
PT. Indonesian Paradise Property Tbk.
PEMEGANG SAHAM PERSEROAN
Pemegang Saham Perseroan per tanggal 31 Desember 2010 termasuk didalammya Prosentase
Kepemilikan Saham oleh Komisaris dan Dreksi Perseroan, komposisinya adalah sebagai berikut :
Pemegang Saham
Jumlah
%
Perseroan
Saham
Kepemilikan
MODAL DASAR :
5.000.000.000
Dalam Rp.
(Nilai Nominal
Rp.100/saham)
500.000.000.000
MODAL DITEMPATKAN & DISETOR
PENUH :
o Pemegang Saham Pengendali :
- PT.Grahatama Kreasibaru
946.675.350
39,27%
94.667.535.000
- RBS Coutts Bank Ltd.
949.000.000
39.36%
94.900.000.000
- BSI Bank Limited
223.000.000
9,25%
22.300.000.000
1.000.000
0,04%
100.000.000
10.000.000
0,41%
1.000.000.000
- Patrick S. Rendradjaja (Direktur)
5.000.000
0,21%
500.000.000
- Diana Solaiman (Direktur)
3.750.000
0,16%
375.000.000
272.378.250
11,3%
27.237.825.000
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh :
2.410.803.600
100%
241.080.360.000
Saham dalam Portepel
2.589.196.400
o Pemegang Saham Publik :
- Pemegang Saham dibawah 5%:
* Direksi & Komisaris :
- Karel Patipeilohy (Komisaris)
- Agoes Soelistyo S. (Presiden Direktur)
* Lain-lain
258.919.640.000
19
PT. Indonesian Paradise Property Tbk.
PENYERTAAN SAHAM PERSEROAN
PT. Indonesian Paradise Property Tbk.
65%
IPI
27,5%
JPI
60%
DPP
51%
ABL
51%
MT
99,99%
PS
99,90%
RI
99,66%
MBS
88,65%
CGDE
33,34%
OP
51%
EIS
70%
LCK
99,99%
GIL
50%
OHB
1. PT. Indonesian Paradise Island
10. PT. Grahatama Indah Lestari
2. PT. Java Paradise Island
11. PT. Omega Propertindo
3. PT. Dinamika Putra Perkasa
12. PT. Eka Ilalang Suryadinamika
4. PT. Magna Terra
13. PT. Langgeng Cipta Karya
5. PT. Aneka Bina Laras
14. PT. Karsa Citra Unggul
6. PT. Padma Suasa
15. PT. Oasis Hotel Bogor
7. PT. Retzan Indonusa
16. PT. Kega Property Utama
8. PT. Mega Biru Selaras
17. PT. Segara Biru Kencana
9. PT. Cakra Guna Dharma Eka
18. PT. Saranausaha Jaya
99,98%
KCU
92,72%
KPU
55%
SJ
99,99%
SBK
20
PT. Indonesian Paradise Property Tbk.
PT Indonesian Paradise Island
PT Indonesian Paradise Island (‘IPI’) merupakan pemilik hotel HARRIS resort Kutabeach – Bali
(d/h. HARRIS resort Kuta – Bali) yang berlokasi Jl. Pantai Kuta, tepat di jantung pantai Kuta, Bali
yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia.
Hotel HARRIS resort Kutabeach - Bali dikelola oleh Tauzia Hotel Management dan memiliki 191
kamar. HARRIS resort Kutabeach – Bali yang mengangkat slogan ‘Simple, Unique & Friendly’
dengan berbagai fasilitas yang sederhana namun unik serta pelayanan yang ramah, cocok
dijadikan pilihan untuk liburan keluarga, dan juga memiliki fasilitas ruang rapat dengan kapasitas
200 orang.
Pada tanggal 30 Juli 2010 pada lokasi tersebut telah dilaksanakan peresmian dimulainya
pembangunan kawasan ‘Sahid Kuta Lifestyle Resort’ dimana di kawasan tersebut untuk tahap
pertama dilaksanakan pembangunan lifestyle center ‘beachwalk Kuta-Bali’ terdiri atas lebih dari
300 superior retail units yang diperkirakan akan selesai pada akhir kwartal IV tahun 2011. Pada
tahap berikutnya di kawasan tersebut juga akan dibangun hotel berbintang lima ‘Sheraton Bali
Kuta Resort’ melengkapi hotel ‘HARRIS resort Kutabeach - Bali’ yang telah beroperasi sejak
tahun 2004.
Pada November 2010 IPI kembali melakukan Peningkatan Modal Ditempatkan dan Disetor
dengan cara pengeluaran saham baru yang diambil dari saham portepel IPI sejumlah 50.000.000
(lima puluh juta) saham dengan nilai nominal per saham Rp.1.000,00 (seribu Rupiah) atau
seluruhnya bernilai Rp. 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar Rupiah). Untuk mempertahankan
prosentase kepemilikan Perseroan pada IPI, Perseroan telah mengambil bagian dan menyetor
penuh atas saham yang dikeluarkan tersebut secara proporsional.
21
PT. Indonesian Paradise Property Tbk.
Pada bulan Desember 2010 melihat kepada prospek usaha yang sangat baik, Perseroan kembali
meningkatkan penyertaan sahamnya di IPI dari sebelumnya 48,75% menjadi 65% dengan
membeli sebagian saham milik Dana Pensiun Bank Indonesia, sehingga Komposisi Pemegang
Saham IPI saat ini selengkapnya adalah sebagai berikut :
Saham
Pemegang Saham IPI
Modal Dasar :
Saham
Nominal
(lembar)
(Rp.1000/saham)
%
300.000.000
300.000.000.000
159.033.334
159.033.334.000
65,00
- Vision Lead Finance Limited
67.283.333
67.283.333.000
27,50
- Sukamdani Sahid Gitosardjono
11.010.000
11.010.000.000
4,50
7.340.000
7.340.000.000
3,00
244.666.667
244.666.667.000
100.00
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh :
- Perseroan
- Juliah Sukamdani
Jumlah Modal Ditempatkan & Disetor Penuh
PT. Java Paradise Island
Pada tahun 2004 Perseroan berpatungan dengan Gobel Group dan Caraka Group melakukan
penyertaan saham pada PT. Java Paradise Island (‘JPI’), membangun hotel berbintang empat
diatas lahan seluas 5.580 m2 dengan nama HARRIS hotel Tebet - Jakarta yang berlokasi dekat
dengan pusat bisnis, pertokoan dan perkantoran, yaitu di Jalan Dr. Saharjo No. 191, Jakarta
Selatan. HARRIS hotel Tebet - Jakarta yang dikelola oleh Tauzia Hotel Management, mulai
beroperasi pada bulan September 2005, memiliki berbagai fasilitas seperti : function hall, meeting
room, business center, restaurant & bar, fitness center & spa, dan lain-lain.
22
PT. Indonesian Paradise Property Tbk.
Prosentase kepemilikan saham Perseroan pada JPI saat ini adalah sebesar 27,5%; dengan
komposisi Pemegang Saham JPI selengkapnya adalah sebagai berikut :
Saham
Pemegang Saham JPI
Modal Dasar :
Saham
Nominal
(lembar)
(Rp.1000/saham)
%
100.000.000
100.000.000.000
- Perseroan
17.325.000
17.325.000.000
27.50
- PT.Caraka Investama
31.500.000
31.500.000.000
50,00
- PT. Gobel International
14.175.000
14.175.000.000
22.50
Jumlah Modal Ditempatkan & Disetor Penuh
63.000.000
63.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh :
100,00
23
PT. Indonesian Paradise Property Tbk.
PT Dinamika Putra Perkasa
PT Dinamika Putra Perkasa (“DPP”) didirikan tanggal 4 Januari 2006. DPP merupakan
perusahaan investasi yang memiliki satu Anak Perusahaan yaitu PT Magna Terra.
Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham DPP adalah:
Nilai Nominal Rp. 1.000.000/saham
Pemegang saham
Saham
Jumlah Nominal
%
(Rp)
Modal Dasar
10.000
10.000.000.000
-Perseroan
4.200
4.200.000.000
60,00
-PT Sejahtera Karya Bersama
2.800
2.800.000.000
40,00
Jumlah Modal Ditempatkan & Disetor Penuh
7.000
7.000.000.000
100,00
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
PT Magna Terra
Anak Perusahaan PT Dinamika Putra Perkasa.
PT Magna Terra (“MT”) didirikan tanggal 7 Juli 2006 merupakan pemilik proyek peremajaan
Pasar Perhiasan Cikini dengan luas lahan 4.908 m2. Hak membangun dan memasarkan unit
peremajaan Pasar Cikini diperoleh pada tahun 2007. Proyek peremajaan pasar perhiasan yang
akan diberi nama ‘Cikini Gold Center’ tersebut direncanakan akan selesai pembangunannya
pada tahun 2012.
Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham MT adalah sebagai berikut:
Nilai Nominal Rp. 1.000/ saham
Pemegang saham
Saham
Jumlah Nominal
%
(Rp)
Modal Dasar
15.000.000
15.000.000.000
-PT Dinamika Putra Perkasa
3.999.930
3.999.930.000
51,00
-Aldrin Tando
3.843.070
3.843.070.000
49,00
Jumlah Modal Ditempatkan & Disetor Penuh
7.843.000
7.843.000 .000
100,00
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
24
PT. Indonesian Paradise Property Tbk.
PT Aneka Bina Laras
PT Aneka Bina Laras (ABL) didirikan tanggal 15 Februari 2010, memiliki HARRIS suites fX
SUDIRMAN-JAKARTA yang terdiri atas 88 unit condotel
yang telah beroperasi sejak bulan
Maret 2011 dan berlokasi menyatu dengan f’X Lifestyle X’nter & Residences - Jalan Jenderal
Sudirman, Jakarta.
ABL memiliki satu Anak Perusahaan yaitu PT Padma Suasa.
Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham ABL adalah sebagai berikut:
Nilai Nominal Rp. 500/ saham
Pemegang saham
Saham
Jumlah Nominal
%
(Rp)
Modal Dasar
120.000.000
60.000.000.000
-Perseroan
41.626.200
20.813.100.000
51,00
-PT Sinar Monexindo
39.993.800
19.996.900.000
49,00
Jumlah Modal Ditempatkan & Disetor Penuh
81.620.000
40.810.000.000
100,00
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
PT Padma Suasa
Anak Perusahaan PT Aneka Bina Laras
PT Padma Suasa (‘PS’) didirikan pada tanggal 12 Agustus 2010, merupakan pengelola HARRIS
suites fX Sudirman-Jakarta yang terdiri atas 88 unit condotel yang telah beroperasi sejak bulan
Maret 2011 dan berlokasi menyatu dengan f’X Lifestyle X’nter & Residences - Jalan Jenderal
Sudirman, Jakarta.
Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham PS adalah sebagai berikut
Nilai Nominal Rp. 1000/ saham
Pemegang saham
Saham
Jumlah Nominal
%
(Rp)
Modal Dasar
400.000
400.000.000
99,99
99.990
99.990.000
99,99
10
10.000
0,01
100.000
100.000.000
100,00
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
-PT Aneka Bina Laras
-PT Grahatama Kreasibaru
Jumlah Modal Ditempatkan & Disetor Penuh
25
PT. Indonesian Paradise Property Tbk.
PT Retzan Indonusa
PT Retzan Indonusa (“RI”) didirikan pada tanggal 18 Juli 1988 dan memiliki lahan seluas 6.999
m2 di Batam Center, Batam. Pada saat ini di atas lahan tersebut sedang dilaksanakan
pembangunan HARRIS hotel Batam Center - Batam yang akan memiliki 180 kamar dengan
sejumlah fasilitas hotel berbintang empat dan 91 unit Condotel pada tahap berikutnya.
Diperkirakan tahap pembangunan hotel akan selesai pada akhir kwartal III tahun 2011.
Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham RI adalah sebagai berikut:
Nilai Nominal Rp. 1.000.000/saham
Pemegang saham
Saham
Jumlah Nominal
%
(Rp)
Modal Dasar :
40.000
40.000.000.000
29.970
29.970.000.000
99,90
30
30.000.000
0,10
30.000
30.000.000.000
100,00
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
-Perseroan
-PT Grahatama Kreasibaru
Jumlah Modal Ditempatkan & Disetor Penuh
PT Mega Biru Selaras
PT Mega Biru Selaras (“MBS”) didirikan tanggal 20 Maret 1996, menguasai lahan seluas 19.940
m2 di Kediri, Tuban,Bali. Pada saat ini diatas lahan tersebut sedang dilaksanakan pembangunan
sarana rekreasi ‘Circus Waterpark’ dan pembangunannya direncanakan akan selesai pada
kuartal II tahun 2011.
MBS memiliki dua Anak Perusahaan yaitu PT Cakra Guna Dharma Eka dan PT Grahatama
Indah Lestari.
Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham MBS adalah sebagai berikut:
Nilai Nominal Rp. 1.000.000/saham
Pemegang Saham
Saham
Jumlah Nominal
%
(Rp)
Modal Dasar
60.000
60.000.000.000
39.865
39.865.000.000
99,66
135
135.000.000
0,34
40.000
40.000.000.000
100,00
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
-Perseroan
-Yayasan Bunga Kasih
Jumlah Modal Ditempatkan & Disetor Penuh
26
PT. Indonesian Paradise Property Tbk.
PT Cakra Guna Dharma Eka
Anak Perusahaan PT Mega Biru Selaras.
PT Cakra Guna Dharma Eka (“CGDE”) didirikan tanggal 27 Nopember 1997, memiliki sejumlah
lahan (landbank) seluas 62,28 ha dengan Hak Guna Bangunan selama 30 tahun hingga 4
September 2033 di Desa Waleo, Kecamatan Kauditan Kema, Kabupaten Minahasa, Sulawesi
Utara. Atas lahan ini, CGDE berencana untuk membangun suatu kawasan resort terpadu. CGDE
belum memiliki rencana spesifik mengenai rencana jadwal pembangunannya.
Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham CGDE adalah:
Nilai Nominal Rp. 1.000.000/saham
Pemegang saham
Modal Dasar
Jumlah
Jumlah Nominal
Saham
(Rp)
%
25.000
25.000.000.000
6.560
6.560.000.000
88,65
-I Gusti Ngurah Oka Suryawan
100
100.000.000
1,35
-Jemmy Asiku
740
740.000.000
10,00
7.400
7.400.000.000
100,00
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
-PT Mega Biru Selaras
Jumlah Modal Ditempatkan & Disetor Penuh
PT Grahatama Indah Lestari
Anak Perusahaan PT Mega Biru Selaras.
PT Grahatama Indah Lestari (“GIL”) pada awalnya didirikan dengan nama PT. Ometraco Hotel
Jakarta tanggal 28 Juni 1995, menguasai lahan seluas 47,24 ha berlokasi di Jl. Pura Puncak Alit,
Dusun Pausan, Desa Buah Kaja, Kecamatan Payangan, Bali. Atas lahan ini GIL merencanakan
untuk membangun suatu kawasan resort terpadu.
Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham GIL adalah sebagai berikut::
Nilai Nominal Rp. 1.000/ saham
Pemegang Saham
Modal Dasar
Jumlah
Jumlah Nominal
Saham
(Rp)
%
40.000.000
40.000.000.000
-PT Mega Biru Selaras
9.999.899
9.999.899.000
99,999
-Yayasan Bunga Kasih
101
101.000
0,001
10.000.000
10.000.000.000
100,000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
Jumlah Modal Ditempatkan & Disetor Penuh
27
PT. Indonesian Paradise Property Tbk.
PT Omega Propertindo
PT Omega Propertindo (“OP”) didirikan pada awalnya dengan nama PT. Mapalus Bestari tanggal
10 Maret 1989, merupakan pemilik dan pengelola dari Wisma Millenia yang berlokasi di Jl. MT
Haryono Kav 16, Jakarta Selatan. Wisma Millenia dibangun diatas lahan seluas 3.700 m2,
merupakan gedung perkantoran 10 lantai yang dibangun dan beroperasi sejak tahun 1993.
Beberapa penyewa utama dari Wisma Millenia adalah Bank BCA, Japfa Comfeed Group, dan
SMS Finance.
Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham OP adalah sebagai berikut:
Nilai Nominal Rp. 1.000.000,- per saham
Pemegang saham
Saham
Jumlah Nominal
%
(Rp)
Modal Dasar
125.000
125.000.000.000
-PT Intijaya Kreasipersada
16.666
16.666.000.000
33,332
-PT Millenia Prosperindo Optima
16.666
16.666.000.000
33,332
-Perseroan
16.668
16.668.000.000
33,336
Jumlah Modal Ditempatkan & Disetor Penuh
50.000
50.000.000.000
100,000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
28
PT. Indonesian Paradise Property Tbk.
PT Eka Ilalang Suryadinamika
PT Eka Ilalang Suryadinamika (“EIS”) didirikan tanggal 27 Oktober 1995. EIS memiliki lahan
seluas 17.226 m2 di Sentul, Bogor, Jawa Barat. Atas lahan ini EIS merencanakan untuk
membangun hotel HARRIS resort Sentul - Bogor yang memiliki 180 kamar dengan sejumlah
fasilitas hotel berbintang empat. Proses pembangunan direncanakan akan dimulai pada
pertengahan tahun 2011, dan akan mulai beroperasi pada akhir tahun 2012.
Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham EIS adalah sebagai berikut:
Nilai Nominal Rp. 1.000.000/saham
Pemegang Saham
Saham
Jumlah Nominal
%
(Rp)
Modal Dasar
25.000
25.000.000.000
-Perseroan
5.100
5.100.000.000
51,00
-Reina Kumala Kwee
2.450
2.450.000.000
24,50
-Laurie Kumala Kwee
2.450
2.450.000.000
24,50
10.000
10.000.000.000
100,00
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
Jumlah Modal Ditempatkan & Disetor Penuh
PT Langgeng Cipta Karya
PT Langgeng Cipta Karya (“LCK”) didirikan tanggal 4 Juli 2006, merupakan pemilik dan
pengelola Puri Bunga Resort & Spa berlokasi di Kadewatan, Ubud, Bali. Hotel dengan 10 kamar
yang dibangun diatas lahan seluas 7.120 m2, merupakan Resort dan Spa dengan konsep alam,
dimana hotel dibangun dengan pemandangan areal persawahan dan Sungai Ayung yang
terkenal untuk rafting.
Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham LCK adalah sebagai berikut:
Nilai Nominal Rp. 1.000/saham
Pemegang Saham
Saham
Jumlah Nominal
%
(Rupiah)
Modal Dasar
40.000.000
40.000.000.000
-I Gusti Ngurah Oka Suryawan
1.500.000
1.500.000.000
15,00
-I Gusti Ngurah Oka Budiasa
1.500.000
1.500.000.000
15,00
-Perseroan
7.000.000
7.000.000.000
70,00
10.000.000
10.000.000.000
100,00
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
Jumlah Modal Ditempatkan & Disetor Penuh
29
PT. Indonesian Paradise Property Tbk.
PT Karsa Citra Unggul
PT Karsa Citra Unggul (“KCU”) didirikan tanggal 14 Februari 2007, merupakan pemilik lahan
seluas 2.144 m2 yang berlokasi di Jl. Boulevard, Manado, Sulawesi Utara. Atas lahan ini KCU
berencana untuk membangun hotel berbintang dua dengan nama pop HARRIS Manado dan
dilengkapi dengan fasilitas retail. Pembangunannya akan dimulai pada pertengahan tahun 2011
dan direncanakan selesai pada kwartal pertama tahun 2012.
KCU memiliki tiga Anak Perusahaan yaitu PT Oasis Hotel Bogor dan PT Kega Property Utama
dan PT Segara Biru Kencana.
Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham KCU adalah sebagai berikut:
Nilai Nominal Rp. 1.000/saham
Pemegang Saham
Saham
Jumlah Nominal
%
(Rp)
Modal Dasar :
112.000.000
112.000.000.000
27.995.000
27.995.000.000
99,98
5.000
5.000.000
0,02
28.000.000
28.000.000.000
100,00
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
-Perseroan
-Yayasan Bunga Kasih
Jumlah Modal Ditempatkan & Disetor Penuh
PT Oasis Hotel Bogor
Perusahaan Asosiasi PT Karsa Citra Unggul.
PT Oasis Hotel Bogor (“OHB”) semula didirikan dengan nama PT. Ometraco Hotel Bogor tanggal
28 Juni 1995, memiliki lahan seluas 3.496 m2 yang berlokasi di Jl. Suryakencana, Bogor, Jawa
Barat. OHB merencanakan untuk membangun hotel bintang dua.
Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham OHB adalah sebagai berikut:
Nilai Nominal Rp. 1.000/saham
Pemegang Saham
Saham
Jumlah Nominal
%
(Rp)
Modal Dasar :
10.000.000
10.000.000.000
-PT Panorama Hotel Development
2.223.500
2.223.500.000
50,00
-PT Karsa Citra Unggul
2.223.500
2.223.500.000
50,00
Jumlah Modal Ditempatkan & Disetor Penuh
4.447.000
4.447.000.000
100,00
Modal Ditempatkan & Disetor Penuh:
30
PT. Indonesian Paradise Property Tbk.
PT Kega Property Utama
Anak Perusahaan PT Karsa Citra Unggul.
PT Kega Property Utama (“KPU”) didirikan 01 Juli 2008. KPU memiliki Perjanjian Kerjasama
dengan Induk Koperasi TNI Angkatan Udara (INKOPAU-PUKADARA) untuk pemanfaatan tanah
TNI AU eks Mess Jetis seluas 3.094 M 2 yang terletak di Jl. AM Sangaji No.10 Yogyakarta untuk
dibangun hotel beserta sarana pendukungnya yang akan diberi nama pop HARRIS Yogya.
Proyek ini dimulai pembangunannya pada bulan Maret 2011.
Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham KPU adalah sebagai berikut:
Nilai Nominal Rp. 1.000/saham
Pemegang Saham
Saham
Jumlah Nominal
%
(Rp)
Modal Dasar
22.000.000
22.000.000.000
-Seno Hadi Utomo
50.000
50.000.000
0,46
-Harry Rahayu Gamdani
50.000
50.000.000
0,46
10.200.000
10.200.000.000
92,72
-PT Kega Purna Bakti
450.000
450.000.000
4,09
-Astrid Abina Carolin
250.000
250.000.000
2,27
11.000.000
11.000.000.000
100,00
Modal Ditempatkan & Disetor Penuh :
-PT Karsa Citra Unggul
Jumlah Modal Ditempatkan & Disetor Penuh
PT Segara Biru Kencana
Anak Perusahaan PT Karsa Citra Unggul
PT Segara Biru Kencana (“SBK”) didirikan pada tanggal 18 Oktober 2010, merencanakan untuk
membangun sebuah hotel bintang dua yang akan diberi nama hotel pop HARRIS Sanur – Bali.
Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham SBK adalah sebagai berikut:
Nilai Nominal Rp. 1.000/saham
Pemegang Saham
Saham
Jumlah Nominal
%
(Rp)
Modal Dasar :
400.000
400.000.000
99.900
99.900.000
99,90
100
100.000
0,10
100.000
100.000.000
100,00
Modal Ditempatkan & Disetor Penuh :
-PT Karsa Citra Unggul
-PT Grahatama Kreasibaru
Jumlah Modal Ditempatkan & Disetor Penuh
31
PT. Indonesian Paradise Property Tbk.
PT Saranausaha Jaya
PT Saranausaha Jaya (“SJ”) didirikan tanggal 13 Agustus 1992
SJ direncanakan akan menangani peremajaan pasar obat dan burung Pramuka Jakarta.
Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham SJ adalah sebagai berikut:
Nilai Nominal Rp. 1.000/saham
Pemegang Saham
Saham
Jumlah Nominal
%
(Rp)
Modal Dasar :
20.000.000
20.000.000.000
-Perseroan
2.750.000
2.750.000.000
55,00
-PT Sejahtera Karya Bersama
2.000.000
2.000.000.000
40,00
250.000
250.000.000
5,00
5.000.000
5.000.000.000
100,00
Modal Ditempatkan & Disetor Penuh:
-Antonius Tommy Gozali
Jumlah Modal Ditempatkan & Disetor Penuh
32
PT. Indonesian Paradise Property Tbk.
KRONOLOGIS PENCATATAN DAN PERUBAHAN JUMLAH SAHAM
Kronologis pencatatan dan perubahan jumlah saham sejak awal pencatatan sampai akhir tahun
buku per 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut :
Pada tanggal 1 Desember 2004 Perseroan pertama kali mencatatkan sahamnya di Bursa Efek
Surabaya (‘BES’) sejumlah 240 juta saham dengan jumlah nilai nominal Rp.24.000.000.000,00.
Sesuai dengan Keterbukaan Informasi yang telah disampaikan Perseroan dalam Pernyataan
Pendaftaran Perusahaan Publik yang telah disetujui oleh Badan Pengawas Pasar Modal
(BAPEPAM) :
Obligasi Perseroan dikonversikan menjadi saham Perseroan oleh Premiere Estates Limited
sejumlah 330 juta saham dengan nilai nominal Rp. 33.000.000.000,00 ; dan resmi dicatatkan di
BES pada tanggal 17 Desember 2004.
Perseroan melakukan transaksi tukar menukar saham (share swap) dengan Anemone
Continental S.A. sejumlah 949 juta saham dengan jumlah nilai nominal Rp.94.900.000.000,00 ;
dan resmi tercatat di BES pada tanggal 27 Desember 2004.
Sehingga total jumlah saham Perseroan meningkat menjadi 1.519.000.000 saham dengan
jumlah nilai nominal Rp.151.900.000.000,00
Perseroan melakukan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dengan
menerbitkan
saham
baru
sejumlah
75
juta
saham
dengan
jumlah
nilai
nominal
Rp.7.500.000.000,00 ; dan resmi tercatat di BES pada tanggal 14 Juli 2005. Dengan demikian
total jumlah saham Perseroan meningkat menjadi 1.594.000.000 saham dengan jumlah nilai
nominal Rp.159.400.000.000,00
Dalam rangka proses merger antara Bursa Efek Jakarta dengan Bursa Efek Surabaya
membentuk Bursa Efek Indonesia, saham Perseroan sejak tanggal 01 Desember 2007
dihentikan sementara perdagangannya, dengan pertimbangan saham Perseroan tidak aktif
diperdagangkan dan jumlah Pemegang Saham Publik Perseroan masih dibawah jumlah minimal
yang disyaratkan Bursa Efek Indonesia.
Agar perdagangan bisa dibuka kembali, pada tahun 2009 PT Grahatama Kreasibaru (’GK’)
sebagai Pemegang Saham Pengendali Perseroan, melaksanakan Penawaran Umum Atas
Kepemilikan Saham GK pada Perseroan (’PUPS’).
PUPS meliputi sejumlah 180.000.000 (seratus delapan puluh juta) Saham Biasa Atas Nama yang
merupakan saham lama dengan nilai nominal Rp.100,00 (seratus Rupiah) setiap saham, yang
ditawarkan ke masyarakat dengan harga penawaran Rp.115,00 (seratus lima belas Rupiah)
setiap saham.
33
PT. Indonesian Paradise Property Tbk.
Adapun Hasil PUPS yang dilaksanakan pada tanggal 19 – 21 Oktober 2009 adalah sebagai
berikut :
Keterangan
Jumlah
Jumlah Saham
Pemesan
Jumlah Uang
%
Pemesanan (Rp)
(prosen)
Total Penawaran
-
180.000.000
20.700.000.000
100,00
Total Pemesanan
534
179.639.000
20.658.485.000
99,80
-
361.000
41.515.000
0,20
Sisa Penawaran
Dengan dilaksanakannya PUPS tersebut diatas, Perseroan telah mampu meningkatkan
kepemilikan saham sehingga memenuhi ketentuan persyaratan jumlah saham yang dimiliki oleh
pemegang
saham
minoritas,
maka
Bursa
Efek
Indonesia
berdasarkan
surat
No.S-
05577/BEI.PSJ/10-2009 tanggal 29 Oktober 2009 telah mencabut penghentian sementara
(’suspensi’) perdagangan Efek Perseroan.
Pada tahun 2010 Perseroan melakukan pengembangan usaha dengan melaksanakan
Penggabungan Usaha (‘Merger’) dengan PT. Tirta Saga Wangi (‘TSW’) yang masih tergolong
sebagai Perusahaan Afiliasi Perseroan. TSW meleburkan diri ke dalam Perseroan sehingga
semua Perusahaan Anak dan Perusahaan Asosiasi TSW menjadi Perusahaan Anak dan
Perusahaan Asosiasi Perseroan. Setelah proses Penggabungan Usaha selesai dilakukan, TSW
bubar demi hukum tanpa harus didahului proses likuidasi.
Atas Pernyataan Pendaftaran untuk Penggabungan Usaha tersebut, telah diperoleh pernyataan
efektif dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan berdasarkan Surat Ketua
Bapepam dan LK No. S-4500/BL/2010 tanggal 20 Mei 2010 Perihal Pemberitahuan Efektifnya
Pernyataan Penggabungan Usaha.
Penggabungan Usaha tersebut juga telah mendapat persetujuan dari Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa Perseroan pada tanggal 25 Mei 2010 dan Pelaksanaan Penggabungan Usaha
adalah pada tanggal 1 Juni 2010.
Dalam Penggabungan Usaha tersebut setiap 1 saham TSW ditukar dengan 4,7 saham
Perseroan
34
PT. Indonesian Paradise Property Tbk.
Berikut ini adalah tabel susunan Pemegang Saham Perseroan sebelum dan setelah
Penggabungan Usaha pada tanggal 1 Juni 2010 :
Sebelum Konversi
Perseroan
Pemegang Saham
Jumlah
TSW
%
Saham
Modal Dasar
Modal
Ditempatkan
Setelah Konversi
Jumlah
Perseroan
%
Jumlah
Saham
5.000.000.000
%
Saham
250.000.000
5.000.000.000
dan
Disetor Penuh:
-Anemone Continental SA
949.000.000
59,54
-
-
949.000.000
39,36
-PT. Grahatama Kreasibaru
129.861.000
8,15
173.785.500
99,999
946.652.850
39,27
-CB London S/A BSI SA
223.000.000
13,99
-
-
223.000.000
9,25
-Masyarakat
242.139.000
15,19
-
-
292.139.000
10,05
50.000.000
3,13
2.500
0,001
50.011.750
2,07
1,594,000,000
100.00
-Yayasan Bunga Kasih
Total Modal Ditempatkan
dan Disetor Penuh :
173,788,000 100.000
2,410,803,600 100.00
35
PT. Indonesian Paradise Property Tbk.
INFORMASI ALAMAT PENTING
Perseroan :
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk.
Kantor Pusat :
HARRIS hotel Tuban - Bali
Jl.Tebet Timur Raya 10 C
Jl. Dewi Sartika, Tuban
Jakarta 12820
Bali 80361
Telp. (62-21) 8305633
Telp. (62-361) 765255
Fax. (62-21) 8305634
Fax. (62-361) 766258
Anak Perusahaan dan Perusahaan Asosiasi Perseroan :
PT INDONESIAN PARADISE ISLAND
HARRIS resort Kutabeach - Bali
HARRIS hotel Tebet - Jakarta
Jl. Pantai Kuta
Jl.Dr.Saharjo No.191
Kuta,
Jakarta 12960
Bali 80361
Telp. (62-21) 8303355
Telp. (62-361) 753868
Fax. (62-21) 8295533
Fax. (62-361) 753875
Kantor Korespondensi :
beachwalk Kuta - Bali
Jl. Tebet Timur Raya 10 C
Sahid Kuta Lifestyle Resort
Jakarta 12820
Jl. Pantai Kuta, Kuta,
Telp. (62-21) 8305633
Bali 80361
Fax. (62-21) 8305634
Telp. (62-361) 765777
Fax. (62-361) 759111
PT JAVA PARADISE ISLAND
HARRIS hotel Tebet - Jakarta
HARRIS hotel Tebet - Jakarta
Jl. Dr. Saharjo No.191
Jl.Dr.Saharjo No.191
Jakarta 12960
Jakarta 12960
Telp. (62-21) 8303355
Telp. (62-21) 8303355
Fax. (62-21) 8295533
Fax. (62-21) 8295533
Kantor Korespondensi :
Jl.Tebet Timur Raya 10 C,
Jakarta 12820
Telp. (62-21) 8305633
Fax. (62-21) 8305634
36
PT. Indonesian Paradise Property Tbk.
PT PADMA SUASA
HARRIS suites fX Sudirman-Jakarta
Apartemen fX Residences, lantai 10,
Jl. Jenderal Sudirman-Pintu I Senayan,
Jl. Jenderal Sudirman-Pintu I Senayan,
Jakarta 10270
Jakarta 10270
Telp. (62-21) 25554333
Telp. (62-21) 25554333
Fax. (62-21) 25554321
Fax. (62-21) 25554321
PT OMEGA PROPERTINDO
Wisma Millenia Lantai 3,
Jl. MT Haryono Kav. 16, Tebet,
Jakarta Selatan
Telp. (62-21) 8310352
Fax. (62-21) 8310330
PT LANGGENG CIPTA KARYA
Puri Bunga Resort & Spa Ubud-Bali
Kantor Korespondensi :
Kedewatan,
HARRIS resort Kutabeach - Bali
Ubud 80571,
Jl. Pantai Kuta, Kuta,
Bali
Bali 80361
Telp. (62-361) 753867
Telp. (62-361) 753867
Fax. (62-361) 753866
Fax. (62-361) 753866
PT OASIS HOTEL BOGOR
Kantor Korespondensi :
Jl. Tomang Raya No. 63,
Jakarta Barat
Telp. (62-21) 25565000
Fax. (62-21) 25565075
37
PT. Indonesian Paradise Property Tbk.
PT ANEKA BINA LARAS
PT DINAMIKA PUTRA PERKASA
PT MAGNA TERRA
PT RETZAN INDONUSA
PT MEGA BIRU SELARAS
PT CAKRA GUNA DHARMA EKA
PT GRAHATAMA INDAH LESTARI
PT EKA ILALANG SURYADINAMIKA
PT KARSA CITRA UNGGUL
PT KEGA PROPERTY UTAMA
PT SEGARA BIRU KENCANA
PT SARANA USAHAJAYA
Kantor Korespondensi :
Jl.Tebet Timur Raya 10 C,
Jakarta 12820
Telp. (62-21) 8305633
Fax. (62-21) 8305634
38
PT. Indonesian Paradise Property Tbk.
Biro Administrasi Efek :
PT.ADIMITRA TRANSFERINDO
Plaza Property, lantai 2
Jl. Perintis Kemerdekaan
Komplek Pertokoan Pulomas Blok VIII No.1
Jakarta Timur 13210
Telp. (62-21) 47881515
Fax. (62-21) 4709697
Akuntan Publik :
Kantor Akuntan Publik TJAHJADI, PRADHONO & TERAMIHARDJA
Gedung Jaya 4th Floor
Jl. M.H. Thamrin No.12
Jakarta 10340
Telp (62-21) 31908550
Fax. (62-21) 31908502
Notaris :
ROBERT PURBA, S.H.
Panin Life Center, lantai 2, R.201,
Jl.LetJen. S. Parman, Kav.91 Slipi,
Jakarta 11420
Telp. (62-21) 56956005
Fax. (62-21) 56956007
39
PT. Indonesian Paradise Property Tbk.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
HARRIS hotel Tuban-Bali DAN HOTEL BALI PRANI
Tingkat Hunian (Occupancy Rate) HARRIS hotel Tuban-Bali mencapai 89,2% sedangkan Harga
Kamar Rata-rata (Average Room Rate) meningkat 22.2% dibandingkan Harga Kamar Rata-rata
tahun 2009.
Hotel Bali Prani juga mampu mencapai Tingkat Hunian 80.1% dengan Harga kamar Rata-rata
meningkat 29.15% dibandingkan tahun 2009.
HOTEL- HOTEL ANAK PERUSAHAAN DAN AFILIASI
HARRIS resort Kutabeach-Bali
HARRIS resort Kutabeach-Bali berhasil mempertahankan prestasinya dengan mempertahankan
Tingkat Hunian 84.76% sedikit peningkatan dibanding tahun 2009 yaitu 84.68%. Harga Kamar
Rata-rata mengalami peningkatan 15.7%.
HARRIS hotel Tebet-Jakarta
Untuk memenuhi permintaan pasar atas jenis kamar HARRIS room, maka pada tahun 2010
manajemen memutuskan untuk merubah 4 kamar Suite Room menjadi 8 kamar HARRIS room.
Renovasi kamar mengakibatkan Hotel tidak dapat beroperasi secara maksimal selama 3 bulan
sehingga Tingkat Hunian turun dari 84.43% di tahun 2009 menjadi 80.45% ditahun 2010.
Penurunan Tingkat Hunian dikompensasikan dengan meningkatkan Harga Kamar Rata-rata
10.8% dari Rp.429,485 di tahun 2009 menjadi Rp. 476,073 di tahun 2010.
Puri Bunga Resort & Spa Ubud - Bali
Tingkat Hunian Puri Bunga Resort & Spa Ubud-Bali mencapai 58,7% sedangkan Harga Kamar
Rata-rata meningkat 10,4% dibandingkan Harga Kamar Rata-rata tahun 2009.
40
PT. Indonesian Paradise Property Tbk.
AKSI KORPORASI PERSEROAN
Pada tahun 2009 PT Grahatama Kreasibaru selaku pemegang saham pengendali Perseroan
melakukan Penawaran Umum Pemegang Saham (‘PUPS’) yang mana pernyataan pendaftaran
sehubungan dengan PUPS tersebut telah dinyatakan efektif oleh Bapepam-LK pada tanggal 15
Oktober 2009 berdasarkan suratnya No. S-9156/BL/2009.
Pada awal tahun 2010 Perseroan melaksanakan Kuasi Reorganisasi dengan persetujuan RUPS
pada tanggal 29 Januari 2010 setelah memenuhi standar Akuntansi yang berlaku di Indonesia
dan ketentuan-ketentuan Bapepam dan LK
yang berlaku. Kuasi Reorganisasi merupakan
prosedur akuntansi yang mengatur perseroan merestrukturisasi ekuitasnya dengan metode
reorganisasi akuntansi (accounting reorganization method) tanpa melalui reorganisasi secara
hukum, dengan tujuan untuk menghilangkan defisit dan menilai kembali seluruh aset dan
kewajiban pada nilai wajarnya.
Latar belakang dilakukannya Kuasi Reorganisasi oleh Perseroan adalah:
Kegiatan usaha Perusahaan mengalami kerugian sejak tahun 1996 sampai 2008, namun sejak
tahun 2009, Perusahaan telah mengalami laba usaha. Akumulasi kerugian terjadi karena
pendapatan pada tahun-tahun awal operasi tidak mampu menutup beban penyusutan dan beban
operasional lainnya. Keadaan ini mengakibatkan Perusahaan mengalami defisit sebesar Rp.
31.224.820.582,00 pada tanggal 31 Juli 2009.
Adapun tujuan dan manfaat dilaksanakannya Kuasi Reorganisasi oleh Perseroan adalah sebagai
berikut:
a. Perseroan dapat memulai awal yang baik (fresh start), dengan menampilkan kembali posisi
keuangan yang baik serta neraca menunjukkan nilai sekarang dan tanpa dibebani defisit.
b. Memperbaiki struktur ekuitas Perseroan dengan mengeliminasi saldo defisit, dan menilai
kembali seluruh aset serta kewajiban Perseroan sebesar nilai wajarnya.
c.
Dengan tidak adanya saldo defisit, maka memberikan dampak positif bagi para pemegang
saham karena Perseroan dapat membagi dividen sesuai dengan Undang-Undang No. 40
Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan ketentuan Bapepam sebagaimana termaktub
dalam Surat Edaran No.S2057/PM/2003 tanggal 21 Agustus 2003 tentang Pembagian
Dividen.
d. Meningkatkan minat dan daya tarik investor untuk memiliki saham Perseroan.
e. Perseroan diharapkan lebih mudah memperoleh pendanaan, baik dalam bentuk pinjaman
modal kerja ataupun investasi, dalam rangka pengembangan usaha untuk menghasilkan
produk baru.
41
PT. Indonesian Paradise Property Tbk.
Selanjutnya Perseroan melakukan pengembangan usaha dengan melaksanakan Penggabungan
Usaha (‘Merger’) dengan PT. Tirta Saga Wangi yang masih tergolong sebagai Perusahaan
Afiliasi Perseroan. PT Tirta Saga Wangi meleburkan diri ke dalam Perseroan sehingga semua
Perusahaan Anak dan Perusahaan Asosiasi PT Tirta Saga Wangi menjadi Perusahaan Anak dan
Perusahaan Asosiasi Perseroan. Setelah proses Penggabungan Usaha selesai dilakukan, PT.
Tirta Saga Wangi bubar demi hukum tanpa harus didahului proses likuidasi.
Atas Pernyataan Pendaftaran untuk Penggabungan Usaha tersebut, telah diperoleh pernyataan
efektif dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan berdasarkan Surat Ketua
Bapepam dan LK No. S-4500/BL/2010 tanggal 20 Mei 2010 Perihal Pemberitahuan Efektifnya
Pernyataan Penggabungan Usaha. Penggabungan Usaha tersebut juga telah mendapat
persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan pada tanggal 25 Mei
2010 dan Pelaksanaan Penggabungan Usaha terjadi pada tanggal 1 Juni 2010.
Penggabungan Usaha antara Perseroan dengan PT Tirta Saga Wangi didasarkan pada
pertimbangan bahwa kedua perusahaan tersebut dikendalikan oleh Pemegang Saham
Pengendali yang sama yaitu PT Grahatama Kreasibaru serta didasarkan pula pada
pertimbangan adanya kesamaan bidang usaha yaitu bisnis Properti. Dengan Penggabungan
Usaha, diharapkan akan memudahkan PT Grahatama Kreasibaru selaku Pemegang Saham
Pengendali dalam melakukan konsolidasi dan kontrol atas kegiatan usaha Perseroan dan PT
Tirta Saga Wangi, selain memungkinkan PT Grahatama Kreasibaru untuk menyusun suatu
rencana pengembangan strategis yang lebih terintegrasi dengan menggabungkan kekuatan
kedua Perusahaan Peserta Penggabungan.
42
PT. Indonesian Paradise Property Tbk.
KINERJA KEUANGAN
Berikut ini adalah pembahasan dan analisis keuangan berdasarkan Laporan Keuangan
Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 yang
telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Tjahjadi, Pradhono & Teramihardja dengan pendapat
Wajar Tanpa Pengecualian.
Analisa Laba Rugi
Pendapatan Usaha
Pendapatan Usaha diperoleh dari kegiatan usaha Perseroan yang terdiri dari penyewaan kamar,
penjualan makanan dan minuman, penyediaan layanan telepon dan lain-lain.
Pendapatan Usaha pada tahun 2010 tercatat sebesar Rp. 59.479 juta meningkat sebesar
348,53% atau Rp 46.218 juta dari Rp 13.261 juta pada tahun sebelumnya. Kenaikan ini
disebabkan oleh adanya peningkatan kepemilikan saham di PT Indonesian Paradise Island (‘IPI’)
sebesar 16,25% pada tanggal 23 Desember 2010, sehingga total kepemilikan saham di IPI
menjadi 65% dan sejak saat itu pula laporan keuangan IPI dikondolidasikan. Kontribusi dari
Pendapatan Usaha anak perusahaan IPI sebesar 72,80% atas Pendapatan Usaha Perseroan
pada tahun 2010. Pendapatan dari penyewaan kamar, penjualan makanan dan minuman serta
lainnya mencatat kenaikan tertinggi pada tahun 2010, masing masing sebesar 341,80% atau
Rp. 35.243 juta menjadi Rp. 45.554 juta dan 371,85% atau Rp 9.378 juta menjadi Rp 11.900 juta
serta 373,13% atau Rp. 1.597 juta menjadi Rp. 2.025 juta. Kontribusi dari kamar hotel, makanan
dan minuman serta lainnya masing-masing sebesar 76,59% dan 20,01 % serta 3,40% atas
Pendapatan Usaha Perseroan pada tahun 2010.
Pendapatan Usaha tahun 2010 adalah yang terbaik sejak hotel beroperasi selama 7 tahun
dengan Tingkat Hunian (occupancy rate) sebesar 89.2% yang didominasi oleh kunjungan pelaku
usaha perorangan.
Beban Deparmentalisasi.
Beban Deparmentalisasi pada tahun 2010 tercatat sebesar Rp. 13.941 juta, meningkat sebesar
412,73% atau Rp. 11.222 juta dari Rp. 2.719 juta pada tahun sebelumnya sejalan dengan
kenaikan Pendapatan Usaha. Rasio Beban Deparmentalisasi terhadap Pendapatan Usaha naik
dari 20,50% di tahun 2009 menjadi 23,44% pada tahun 2010.
Beban Usaha
Beban Usaha pada tahun 2010 tercatat sebesar Rp. 16.152 juta, meningkat sebesar 261,18%
atau sebesar Rp. 11.680 juta dari Rp. 4.472 juta pada tahun sebelumnya. Sejalan dengan
efisiensi yang dilakukan Perseroan, Rasio Beban Usaha terhadap Pendapatan Usaha turun dari
33,72% di tahun 2009 menjadi 27,16% di tahun 2010.
43
PT. Indonesian Paradise Property Tbk.
Laba Kotor Usaha
Laba Kotor Usaha pada tahun 2010 tercatat sebesar Rp. 29.387 juta, meningkat sebesar
384,14% atau Rp. 23.317 juta dari Rp. 6.070 juta pada tahun 2009 terutama dikarenakan
peningkatan Pendapatan Usaha yang signifikan dan keberhasilan Perseroan menahan laju
beban. Rasio Laba Kotor Usaha terhadap Pendapatan Usaha meningkat dari 45,77% di tahun
2009 menjadi 49,41% di tahun 2010.
Laba (Rugi) Usaha
(Rugi) Usaha pada tahun 2010 tercatat sebesar Rp. 699 juta, turun sebesar 59,69% atau
Rp. 1.035 juta dari (Rugi) Usaha Rp. 1.734 juta pada tahun sebelumnya sejalan dengan
peningkatan Laba Kotor Usaha Perseroan. Beban Usaha Pemilik naik sebesar 251,88% atau
Rp. 14.050 juta menjadi Rp. 19.628 juta. Rasio Laba (Rugi) Usaha membaik dari negatif 13,08%
di tahun 2009 menjadi negatif 1,18% di tahun 2010.
Laba (Rugi) Bersih
Laba Bersih Perseroan pada tahun 2010 tercatat sebesar Rp. 23.904 juta, meningkat sebesar
Rp. 20.293 juta dari Rp. 3.611 juta pada tahun sebelumnya, terutama dikarenakan adanya Laba
Penjualan Investasi Jangka Pendek sebesar Rp. 21.864 juta. Rasio Laba Bersih terhadap
Pendapatan Usaha membaik dari 27,23% di tahun 2009 menjadi 40,19% di tahun 2010
Analisa Neraca
Aktiva
Aktiva Perseroan pada tanggal 31 Desember 2010 tercatat sebesar Rp. 810.579 juta, meningkat
sebesar 63,36% atau Rp. 314.381 juta dari Rp. 496.198 juta pada tahun sebelumnya terutama
disebabkan penambahan goodwill akibat aksi korporasi penggabungan usaha (merger) yang
disetujui Bapepam pada Tanggal 20 Mei 2010 sebesar 224.197,20% atau Rp 239.891 juta
menjadi Rp. 239.998 juta dan penambahan Aset Tidak Lancar Lainnya sebesar 32,59% atau
Rp. 157.491 juta menjadi Rp. 162.324 juta
Kewajiban
Kewajiban Perseroan pada tanggal 31 Desember 2010 tercatat sebesar Rp. 206.528 juta,
meningkat sebesar 2.185,36% atau Rp. 197.491 juta dari Rp. 9.037 juta pada tahun sebelumnya
terutama disebabkan kenaikan Hutang Lain-lain sebesar 475,13 % atau Rp. 25.866 juta menjadi
Rp. 31.310 juta dan Hutang Pihak Hubungan Istimewa sebesar 11.067,63% atau Rp. 15.384 juta
menjadi Rp. 15.523 juta serta adanya kenaikan Sewa Diterima Dimuka sebesar Rp, 18,283 juta
dan Pinjaman Jangka Panjang sebesar Rp, 123.149 juta,
44
PT. Indonesian Paradise Property Tbk.
Hak Minoritas atas Aktiva Bersih Anak Perusahaan yang Dikonsolidasi
Sejak tahun 2007, Perseroan mengakui bagian
Laba Bersih IPI maupun PT Java Paradise
Island (’JPI’) dengan menggunakan metode ekuitas dikarenakan penyertaannya pada
perusahaan-perusahaan tersebut kurang dari 50,00%. Kemudian sejak penggabungan usaha
yang dilakukan perusahaan pada tanggal 1 Juni 2010 maka perusahaan melakukan konsolidasi
bagi penyertaan di perusahaan yang melebihi 50%.
Ekuitas
Ekuitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2010 tercatat sebesar Rp. 491.737 juta,
meningkat sebesar 5,11% atau Rp 23.903 juta dari Rp. 467.834 juta pada tahun sebelumnya
disebabkan kenaikan saldo laba dari Rp. 4.415 juta pada tanggal 31 Desember 2009 menjadi
Rp. 28.319 juta pada tanggal 31 Desember 2010.
Likuiditas
Rasio Likuiditas untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 adalah 382,09%.
Rasio ini menunjukan likuiditas Perseroan sangat baik karena tidak adanya hutang bank jangka
pendek.
Solvabilitas
Solvabilitas Ekuitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebesar 42%. Rasio ini
menunjukkan bahwa pendanaan operasional Perseroan lebih banyak menggunakan Modal
Sendiri.
Dividen
Pada Tahun 2009 Perseroan telah membukukan laba bersih sejumlah Rp. 7.946.711.739,00.,
namun oleh karena Perseroan memiliki rencana untuk melakukan ekspansi penambahan jumlah
kamar HARRIS hotel Tuban-Bali, maka pada Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 25 Mei
2010, Para Pemegang Saham memutuskan tidak membagikan dividen tahun 2009.
Ikatan yang Material untuk Investasi Barang Modal
Pada tanggal 13 Desember 2010, PT Indonesian Paradise Island (“IPI”), Entitas Anak, menerima
fasilitas Kredit Investasi dengan jumlah maksimum sebesar Rp.463.838.265.098,00 yang
ditujukan untuk pembangunan Sahid Kuta Lifestyle Resort (Hotel Sheraton Bali Kuta Resort dan
Lifestyle Center beachwalk – Bali). Pencairan Pinjaman dilakukan secara bertahap selama
proses pembangunan dilakukan. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal 12 Juni 2018
termasuk masa tenggang selama 27 (dua puluh tujuh) bulan dan dikenakan bunga 12% per
tahun. Pinjaman ini dijamin dengan tanah dan bangunan IPI yang terletak di Kuta, Bali dengan
SHGB No.975, 978 dan 980, saham-saham IPI, Letter of Undertaking dan Letter of Guarantee
dari salah satu Komisaris IPI untuk membeli kembali aset yang dijaminkan, dan Jaminan
45
PT. Indonesian Paradise Property Tbk.
Perusahaan dari Perseroan. Saldo yang telah dicairkan sampai dengan tanggal 31 Desember
2010 sebesar Rp.24.624.000.000,00
Pada tanggal 2 November 2010, Perseroan menerima fasilitas kredit Installment Loan 1 dan 2 (
Fasilitas IL-1 dan IL-2) dari Bank Windu Kencana dengan jumlah maksimum masing-masing
sebesar Rp.28,2 miliar dan Rp. 18 miliar yang ditujukan untuk pembangunan Hotel pop HARRIS
Yogya dan pengembangan serta renovasi HARRIS suites fX SUDIRMAN-Jakarta. Fasilitas IL-1
diberikan untuk jangka waktu 8 (delapan) tahun termasuk masa tenggang selama 18 (delapan
belas) bulan sedangkan Fasilitas IL-2 diberikan untuk jangka waktu 6 (enam) tahun temasuk
masa tenggang selama 12 (dua belas bulan. Berdasarkan Akta perubahan pertama terhadap
Perjanjian Kredit dengan memakai jaminan tanggal 4 Maret 2011 yang dibuat di hadapan Notaris
Mellyani Noor Shandra, SH, Notaris di Jakarta, Bank Windu Kencana menyetujui penambahan
fasilitas kredit Installment 3 (Il-3) dengan jumlah maksimum Rp.10 miliar yang ditujukan untuk
pembangunan extention HARRIS hotel Tuban-Bali. Fasilitas IL-3 diberikan untuk jangka waktu 6
(enam) tahun termasuk masa tenggang selama 12 (dua belas ) bulan.
Analisis Informasi Keuangan yang Telah Dilaporkan yang Mengandung Kejadian yang Sifatnya
Luar Biasa dan Jarang Terjadi
Berdasarkan Perjanjian Kerja Sama antara PT Indonesian Paradise Island (“IPI”), Anak
Perusahaan, dengan PT Prima Vijaya Indah Tour ( PV ) tanggal 15 November 2000, IPI akan
menyediakan
kamar
hotel
kepada
PV
sebanyak
70
kamar
per
hari
sampai
nilai
Rp.3.233.990.000,00 dan PV akan menyediakan dana sebesar Rp.3.233.990.000,00. Perjanjian
ini akan berakhir bila IPI telah menyediakan kamar hotel kepada PV senilai Rp.3.233.990.000,00
Berdasarkan surat dari IPI kepada PV tanggal 17 Desember 2004 yang telah disetujui oleh PV,
IPI menetapkan jangka waktu kompensasi hutang sampai dengan tahun 2010 dengan jumlah
kompensasi hutang ditetapkan secara prorata setiap tahun dan sisa hutang pada tanggal 31
Desember 2004. Jika dalam waktu 6 (enam) tahun tersebut masih terdapat hutang yang belum
dikompensasi, maka sisa hutang tersebut dianggap lunas. Pada tanggal 31 Desember 2010, sisa
hutang yang belum dikompensasi sebesar Rp.2.286.397.380,00 telah dihapusbukukan dan diakui
sebagai keuntungan luar biasa.
Dampak Perubahan Harga Terhadap Penjualan dan Pendapatan Bersih Perusahaan serta Laba
Operasi Perusahaan
Peningkatan harga sewa kamar rata-rata sebesar 22,16 % dibandingkan dengan harga sewa
kamar rata-rata tahun sebelumnya, berakibat positif bagi Pendapatan Bersih Perseroan yang
mengalami peningkatan 348,53%, serta Laba Bersih Perseroan yang mengalami peningkatan
561,98 %
46
PT. Indonesian Paradise Property Tbk.
Informasi dan Fakta Material yang Terjadi Setelah Tanggal Laporan Akuntan
Standar Akuntansi Baru :
Sampai dengan tanggal penyelesaian Laporan Keuangan Konsolidasi, Dewan Standar Akuntansi
Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia telah menerbitkan revisi Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) serta mencabut
beberapa PSAK tertentu. Standar-standar akuntansi Keuangan tersebut akan berlaku efektif
tanggal 1 Januari 2011:
-
PSAK 1 (Revisi 2009) : Penyajian Laporan Keuangan
-
PSAK 2 (revisi 20019) : Laporan Arus kas
-
PSAK 3 (Revisi 2010) : Laporan Keuangan Interim
-
PSAK 4 (Revisi 20019) : Laporanh Keuangan konsolidasian dan Laporan Keuangan
tersendiri
-
PSAK 5 ( Revisi 2009) : Segmen Operasi
-
PSAK 7 ( revisi 2010) : Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi
-
PSAK 8 ( Revisi 2010) : Peristiwa Setelah Periode Pelaporan
-
PSAK 12 ( Revisi 2009) : Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama
-
PSAK 15 ( Revisi 2009) : Investasi pada Entitas Asosiasi
-
PSAK 19 (Revisi 2010) : Aset Tidak Berwujud
-
PSAK 22 (revisi 2009) : Kombinasi Bisnis
-
PSAK 23 (Revisi 2010) : Pendapatan
-
PSAK 25 (Revisi 20019) : Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan
Kesalahan
-
PSAK 48 (revisi 2009) : Penurunan Nilai Aset
-
PSAK 57 (Revisi 2009) : Provisi, Liabilitas Kontijensi dan Aset Kontijensi
-
PSAK 58 (revisi 2009) : Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang
Dihentikan
-
SAK ETAP : Entitas Tanpa Akuntabilitas Public
-
ISAK 7 (revisi 2009) : Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus
-
ISAK 9 : Perubahan atas Liabilitas Purna Operasi, Restorasi dan Liabilitas Serupa
-
ISAK 10 : Program Loyalitas Pelanggan
-
ISAK 11 : Distribusi Aset NonKas kepada Pemilik
-
ISAK 12 : Pengendalian Bersama Entitas Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer
-
ISAK 14 : Aset Tidak Berwujud – Biaya Website
-
ISAK 17 : Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai
47
PT. Indonesian Paradise Property Tbk.
PROSPEK USAHA
Prospek perekonomian Indonesia untuk tahun 2011 diperkirakan masih cukup baik, didukung
oleh kuatnya konsumsi dan investasi swasta di dalam negeri. Setelah diperkirakan tumbuh
sebanyak 6% untuk tahun 2010, perekonomian Indonesia masih bisa tumbuh sekitar 6.1-6.3%
untuk tahun 2011.
Bali merupakan salah satu daerah tujuan wisata internasional yang sangat terkenal di dunia.
Sektor kepariwisataan telah menjadi motor penggerak perekonomian dan pembangunan di Bali
sejak tahun 1970-an. Oleh karena itu kepariwisataan merupakan bagian yang sangat erat dan
tidak dapat dipisahkan lagi dalam kehidupan masyarakat dan pembangunan di Bali. Keindahan
alam dan kebudayaan Bali yang unik dan beranekaragam yang dituntun atau berpedoman pada
falsafah Hindu dan keindahan alam menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan, baik
wisatawan mancanegara, maupun wisatawan nusantara.
Perkembangan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Bali terus mengalami peningkatan sejak
tahun 2005. Wisatawan asing yang biasa berkunjung ke Thailand sekarang banyak yang beralih
ke Bali. Makin banyaknya wisatawan Australia yang datang ke Bali karena meningkatnya mata
uang Australian Dollar, serta ekonomi dan keamanan Indonesia yang stabil, menimbulkan
keyakinan Perseroan terhadap prospek usaha Perseroan di tahun-tahun mendatang akan cerah.
RENCANA PENGEMBANGAN
Memanfaatkan momentum positif bisnis Properti di Indonesia, Perseroan melalui Anak
Perusahaan dan Afiliasinya akan melakukan pembangunan hotel-hotel bintang 2 di Yogyakarta,
Manado, dan Bali serta hotel-hotel bintang 4 di Batam, Bogor, Bali, dan Jakarta.
Untuk pertama kalinya, Perseroan akan masuk ke pasar bintang 5 dengan membangun Sheraton
Bali Kuta Resort yang akan dilengkapi dengan sebuah Lifestyle Center sehingga akan
menjadikan hotel yang dibangun Anak Perusahaan Perseroan tersebut sebagai landmark di
kawasan pantai Kuta, Bali. Perseroan juga berniat membangun sebuah waterpark di daerah
Tuban, Bali yang bila dalam pengoperasiannya sukses, akan diikuti dengan pembangunan
waterpark dengan konsep sama di kota-kota lain.
Selain memfokuskan diri kepada bisnis perhotelan dan Lifestyle Properties, Perseroan juga
masuk kepada bisnis Property Trade Center dengan cara melakukan peremajaan pasar-pasar
yang dimiliki PD Pasar Jaya.
48
PT. Indonesian Paradise Property Tbk.
TATA KELOLA PERSEROAN
Perseroan dikelola oleh Dewan Direksi yang dalam pelaksanaan tugasnya diawasi oleh Dewan
Komisaris, dimana dalam menjalankan fungsi pengawasannya Dewan Komisaris dibantu oleh
suatu Komite Audit.
Pelaksanaan tugas dan wewenang Komisaris dan Direksi Perseroan secara umum diatur
didalam Anggaran Dasar Perseroan, dimana Anggaran Dasar Perseroan tersebut juga telah
disesuaikan dengan mulai berlakunya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang
Perseroan Terbatas yaitu dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT. Indonesian Paradise
Property Tbk. Nomor: 161, tanggal 30 Juni 2008, yang dibuat dihadapan Robert Purba S.H.,
Notaris di Jakarta.
DEWAN KOMISARIS
Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas kebijakan-kebijakan pengurusan yang diambil
oleh Direksi dalam menjalankan Perseroan serta memberikan nasihat kepada Direksi. Untuk
dapat melaksanakan fungsi pengawasannya dengan baik, Dewan Komisaris memiliki wewenang
untuk memasuki tempat-tempat yang dipergunakan atau yang dikuasai oleh Perseroan,
memeriksa semua pembukuan, surat dan alat bukti lainnya, memeriksa dan mencocokkan uang
kas dan lain-lain, serta berhak untuk mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan Direksi.
Dewan Komisaris telah mengadakan rapat rutin bulanan.
Sesuai Anggaran Dasar Dewan Komisaris dapat mengambil keputusan yang sah apabila lebih
dari ½ (satu per dua) bagian dari jumlah anggota Dewan Komisaris yang sedang menjabat hadir
atau diwakili dalam Rapat. Namun apabila diperlukan Rapat Dewan Komisaris dapat diadakan
setiap waktu bilamana dianggap perlu oleh seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris lainnya
atau atas permintaan tertulis dari 1 (satu) atau lebih Pemegang Saham yang bersama-sama
mewakili 1/10 (satu per sepuluh) atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang
sah.
Sesuai dengan ketentuan pasal 96 Undang-Undang No.40 tahun 1997 tentang Perseroan
Terbatas, besarnya gaji dan tunjangan bagi para anggota Dewan Komisaris ditetapkan oleh
Rapat Umum Pemegang Saham (‘Rapat’). Dalam pelaksanaannya, Rapat telah menyetujui untuk
memberikan kuasa dan wewenang kepada Presiden Komisaris untuk menetapkan dan mengatur
pembagiannya.
49
PT. Indonesian Paradise Property Tbk.
DIREKSI
Direksi memiliki tugas pokok menjalankan pengurusan Perseroan sesuai dengan maksud dan
tujuan Perseroan; disamping itu juga bertugas untuk menguasai, memelihara dan mengurus
kekayaan Perseroan. Setiap anggota Direksi wajib menjalankan tugasnya dengan itikad baik dan
penuh tanggung jawab dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Direksi telah mengadakan rapat rutin secara mingguan.
Sesuai Anggaran Dasar Rapat Direksi dapat mengambil keputusan yang sah apabila lebih dari ½
(satu per dua) bagian dari jumlah anggota Direksi yang sedang menjabat hadir atau diwakili
dalam Rapat. Namun apabila diperlukan Rapat Direksi dapat diadakan setiap waktu bilamana
dianggap perlu oleh seorang atau lebih anggota Direksi lainnya; atas permintaan tertulis dari
seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris, atau atas permintaan tertulis dari 1 (satu) atau
lebih Pemegang Saham yang bersama-sama mewakili 1/10 (satu per sepuluh) atau lebih dari
jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah.
Sesuai dengan ketentuan pasal 96 Undang-Undang Nomor: 40 tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas; para anggota Direksi dapat diberi gaji dan tunjangan lainnya yang jumlahnya
ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (‘Rapat’) dan wewenang tersebut oleh Rapat
dapat dilimpahkan kepada Dewan Komisaris. Dalam pelaksanaannya Rapat telah menyetujui
untuk memberikan kuasa dan wewenang kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan gaji serta
tunjangan bagi Direksi.
Secara khusus Perseroan tidak memprogramkan pelatihan Direksi, namun untuk tetap
mendapatkan informasi dan perkembangan yang terkini / up to date, Direksi secara aktif
mengikuti berbagai seminar baik di dalam maupun luar negeri yang relevan dengan bidang
usaha Perseroan maupun keahlian masing-masing anggota Direksi.
KOMITE AUDIT
Sesuai dengan Peraturan Bapepam Nomor : IX.I.5 tentang Pembentukan dan Pedoman
Pelaksanaan Kerja Komite Audit, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor : Kep-29/PM/2004
tanggal 24 September 2004, pada tahun 2010 Dewan Komisaris telah mengangkat kembali
Komite Audit berdasarkan Resolusi Keputusan Dewan Komisaris Perseroan tertanggal 11
Januari
2010, terdiri atas 1(satu) orang Ketua dan 2 (dua)
orang Anggota, yaitu dengan
susunan beserta riwayat hidup singkat, sebagai berikut :
50
PT. Indonesian Paradise Property Tbk.
Ketua Komite Audit :
Todo Sihombing
Presiden Komisaris merangkap Komisaris Independen Perseroan
Anggota Komite Audit :
1. Bambang Rahardja Burhan
Lahir di Jakarta pada tahun 1955, lulus B.Sc. Economics, Hull University, Inggris pada
tahun 1978, dan pemegang Diploma Anggota Institute of Chartered Accountants in
England & Wales (1982),Certified Public Accountants-Singapore, Investment Manager
dan Chartered Financial Analyst.
Mulai bekerja sebagai Trainee Public Accountant pada tahun 1978-1983 di Knox Cropper
(Chartered Accountant), London. Tahun 1983-1985 bekerja sebagai Auditor Senior di
Ernst & Young (Public Accountant), Singapore. Sebagai Vice President dan Senior Risk
Manager di Citibank, Jakarta dari tahun 1985-1994. Menjadi Direktur PT. Telekomindo
Primabhakti pada tahun 1994-1996, Setelah itu dari tahun 1996-1999 menjabat pula
sebagai Direktur di Ometraco Corporation. Tahun 1999-2001 bekerja di Aviva Insurance,
HongKong dan tahun 2001-2003 sebagai Direktur Keuangan di Standard Chartered Bank
Jakarta. Sejak tahun 2003 sampai saat ini sebagai Direktur pada Corfina Capital,
Jakarta.
2. Eka Shanti T
Lahir pada tahun 1960, lulus Sarjana S1 pada Fakultas Ekonomi Universitas Katolik
Parahyangan pada tahun 1984, mulai bekerja pada tahun 1984 sebagai Staff Akuntan
PT. Mekasindo Dharma International sampai dengan tahun 1987, setelah itu menjabat
sebagai Akuntan PT. Ometraco dari tahun 1987 – 2001. Bekerja sebagai Konsultan
Keuangan sejak tahun 2001 – 2006, dan pada tahun 2007 sampai sekarang sebagai
Konsultan Pajak PT. Omega Propertindo.
Komite Audit bertugas memberikan laporan dan pendapat kepada Dewan Komisaris terhadap
laporan atau hal-hal yang disampaikan Direksi kepada Dewan Komisaris, mengidentifikasi hal-hal
yang memerlukan perhatian Komisaris dan melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan
dengan tugas Dewan Komisaris, misalnya antara lain: penelaahan terhadap informasi keuangan
Perseroan (seperti laporan keuangan, proyeksi dan informasi keuangan lainnya), penelaahan
atas ketaatan Perseroan terhadap peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan
peraturan perundang-undangan lainnya yang berkaitan dengan kegiatan Perseroan, penelaahan
terhadap pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor, melaporkan berbagai resiko yang dihadapi
Perseroan dan pelaksanaan manajemen resiko oleh Direksi, dan hal-hal lain dalam rangka
membantu Dewan Komisaris melaksanakan tugas dan fungsinya.
51
PT. Indonesian Paradise Property Tbk.
Dalam melaksanakan tugasnya Komite Audit telah melakukan rapat rutin bulanan, serta ikut serta
dalam Rapat Dewan Komisaris atas permintaan Komisaris.
SEKRETARIS PERUSAHAAN
Memenuhi persyaratan peraturan Bapepam Nomor IX.I.4 Keputusan Ketua Bapepam Nomor :
Kep-63/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 mengenai Pembentukan Sekretaris Perusahaan,
Perseroan telah membentuk Sekretaris Perusahaan berdasarkan Surat Penunjukan tanggal 21
Juli 2004 yang ditanda-tangani oleh Direksi Perseroan, yang menerangkan mengenai
pengangkatan Ninawati sebagai Sekretaris Perusahaan ( Corporate Secretary) Perseroan,
dengan riwayat hidup singkat sebagai berikut :
Sekretaris Perusahaan :
Ninawati
Lahir pada tahun 1966, lulus Sarjana S1 jurusan Fakultas Ekonomi Manajemen Universitas
Katolik Indonesia Atma Jaya pada tahun 1989. Mulai bekerja di Lippobank pada tahun 1989
sampai dengan tahun 1992 terakhir menjabat sebagai Kepala Bagian Kredit. Selanjutnya pada
tahun 1992 – 1998 menjabat sebagai Finance Manager pada PT. Dayabuana Swakarya. Sejak
tahun 1998 sampai sekarang bergabung di Treasury Department dan merangkap sebagai
Corporate Secretary pada PT. Indonesian Paradise Property Tbk. (d/h. PT. Penta Karsa
Lubrindo). Sejak tahun 2007 sampai sekarang masih menjabat sebagai Direktur PT. Karsa Citra
Unggul dan Direktur PT. Retzan Indonusa; dan sejak tahun 2008 sampai saat ini masih menjabat
sebagai Direktur PT. Langgeng Cipta Karya
Sekretaris Perusahaan Perseroan mempunyai tugas antara lain : mengikuti perkembangan Pasar
Modal khususnya peraturan-peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal; memberikan
pelayanan kepada masyarakat atas setiap informasi yang dibutuhkan pemodal yang berkaitan
dengan kondisi Perseroan; memberikan masukan kepada Direksi Perseroan untuk mematuhi
ketentuan Undang-Undang nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal dan peraturan
pelaksanaannya; sebagai penghubung (contact person) antara Perseroan dengan BapepamLK,
Bursa Efek Indonesia, Biro Administrasi Efek dan masyarakat; serta menyelenggarakan Rapat
Umum Pemegang Saham.
52
PT. Indonesian Paradise Property Tbk.
SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL
Sistem Pengendalian Internal (Internal Control) Perseroan dilaksanakan berdasarkan peraturanperaturan dan kebijakan-kebijakan, standar prosedur-prosedur operasional (standard operating
procedures) yang disusun dan disahkan oleh manajemen, antara lain :

Struktur organisasi yang detil baik struktur organisasi perusahaan (corporate) maupun
per departemen / unit yang menunjukkan jenjang manajemen sekaligus pemisahan
tugas dan wewenang masing-masing karyawan dalam Perseroan.

Peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang terus berkembang disesuaikan
dengan kondisi dan perkembangan Perseroan, misalnya peraturan-peraturan dan
kebijakan-kebijakan kepegawaian, dan sebagainya.

Standar prosedur operasional, misalnya yang dibuat bersama dengan operator hotel
yang ditunjuk dan menjadi standar pengelolaan manajemen hotel.
Sejalan dengan Peraturan Bapepam-LK Nomor IX.I.7 Keputusan Ketua Bapepam-LK
Nomor: Kep-496/BL/2008 tanggal 28 Nopember 2008, tentang Pembentukan dan Pedoman
Penyusunan Piagam Unit Audit Internal, Perseroan telah :

membentuk Unit Audit Internal yang dipimpin oleh seorang Kepala Unit Audit Internal
(Chief Internal Audit) yang diangkat oleh Presiden Direktur setelah mendapat persetujuan
Dewan Komisaris Perseroan.

membuat Piagam Audit Internal (Internal Audit Charter).
Adapun tugas, wewenang dan tanggung jawab Unit Audit Internal sesuai dengan Piagam Audit
Internal Perseroan adalah sebagai berikut :
Piagam Audit Internal
Pendahuluan
Piagam Audit Internal ini merupakan dasar pelaksanaan fungsi dari Unit Audit Internal serta
penegasan komitmen dari berbagai pihak di PT Indonesian Paradise Property Tbk. terhadap arti
pentingnya fungsi pengawasan internal.
Struktur & Kedudukan
Unit Audit Internal dipimpin oleh seorang Chief Internal Audit yang bertanggung jawab secara
administratif kepada Presiden Direktur dan secara fungsional kepada Komite Audit.
53
PT. Indonesian Paradise Property Tbk.
Tugas
Unit Audit Internal bertugas memberikan layanan keyakinan dan konsultasi yang bersifat
independen dan obyektif dengan tujuan untuk meningkatkan nilai dan memperbaiki operasional
perusahaan melalui pendekatan yang sistematis dengan cara mengevaluasi dan meningkatkan
efektivitas manajemen resiko, pengendalian, dan proses tata kelola perusahaan.
Wewenang
Unit Audit Internal berwenang untuk:
•
Mengakses seluruh informasi yang relevan tentang perusahaan terkait dengan tugas dan
fungsinya.
•
Melakukan komunikasi secara langsung dengan pimpinan dan anggota Dewan Direksi,
Dewan Komisaris, dan Komite Audit; dan
•
Melakukan koordinasi kegiatan dengan kegiatan auditor eksternal.
Tanggung Jawab
Tanggung jawab Unit Audit Internal adalah:
•
Menyusun dan melaksanakan rencana audit internal tahunan;
•
Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian intern dan sistem manajemen
resiko sesuai dengan kebijakan perusahaan;
•
Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas di bidang keuangan,
akuntansi, operasional, sumber daya manusia, pemasaran, teknologi inforrmasi dan
kegiatan lainnya, serta melakukan pemeriksaan khusus apabila diperlukan;
•
Memberikan saran perbaikan dan informasi yang obyektif tentang kegiatan yang
diperiksa pada semua tingkat manajemen;
•
Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan tersebut kepada Presiden
Direktur dan Dewan Komisaris, serta bekerjasama dengan Komite Audit;
•
Memantau, menganalisis dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang
telah disarankan;
•
Menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan audit internal yang dilakukannya;
•
Selalu menjaga independensi dan obyektifitasnya dengan tidak merangkap jabatan atau
tugas pada pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan maupun institusi terafiliasi
lainnya;
•
Selalu meningkatkan kompetensi dan profesionalismenya melalui program pendidikan
profesi berkelanjutan.
RESIKO PERSEROAN
Sejalan dengan bidang usaha Perseroan yaitu dibidang property yang terutama berfokus pada
perhotelan, terdapat faktor-faktor resiko yang harus dihadapi yang terutama adalah :
54
PT. Indonesian Paradise Property Tbk.

Resiko Persaingan Usaha :
Untuk menghadapi persaingan ini Perseroan berusaha untuk meningkatkan kualitas
pelayanan kepada tamu dengan harga bersaing, dan terutama pula selalu berusaha
untuk selalu melakukan inovasi-inovasi yang unik didalam pengelolaan hotel-hotelnya.

Resiko Gangguan Keamanan :
Usaha Perseroan erat kaitannya dengan kondisi keamanan dalam negeri. Adanya
beberapa Negara yang mengeluarkan peringatan (Travel Warning) bagi warganya yang
akan bepergian ke Indonesia juga ikut mempengaruhi jumlah wisatawan yang akan
bepergian ke Indonesia. Demikian pula dengan wisatawan lokal yang merasa tidak aman
untuk bepergian bila kondisi keamanan tidak menentu. Misalnya peristiwa bom Bali pada
tahun 2002 dan 2005, membawa dampak lesunya pariwisata di pulau tersebut.
Penurunan Tingkat Hunian (Occupancy Rate) dan Harga Kamar Rata-Rata, disiasati
dengan tetap fokus mempertahankan standar kualitas pelayanan dan memperluas
pemasaran, misalnya untuk pasar MICE (Meeting, Incentives, Convention & Exhibition).
Untuk meminimalkan resiko, Perseroan juga telah mengasuransikan secara all risk asset
Perseroan seperti gedung, kendaraan bermotor, mesin/peralatan, furniture, dan lain-lain, dari
kerusakan akibat api, bencana alam, kerusuhan dan sebagainya ; serta juga terhadap klaim
Pihak Ketiga (Public Liabilities).
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
(Corporate Social Responsibility)
Sebagai warga-negara, Perseroan senantiasa menyadari tanggung-jawabnya dan berusaha
untuk selalu meningkatkan kontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan lingkungan dan
masyarakat tempat Perseroan mengembangkan usahanya.
Sebagai bentuk nyata kepedulian sosialnya, Perseroan baik secara langsung maupun melalui
anak perusahaan dan perusahaan asosiasinya ikut aktif berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan
sosial kemasyarakatan maupun perbaikan lingkungan hidup, misalnya antara lain :

Kunjungan dan Bantuan kepada Yayasan Sosial dan Panti-Panti Asuhan berupa dana
tunai, kebutuhan hidup sehari-hari, peralatan sekolah dan pakaian layak pakai, yaitu
antara lain :
- Kunjungan dan Bantuan ke Yayasan Senyum Bali yang
berlokasi di Jalan Pulau Aru Denpasar, Bali.
55
PT. Indonesian Paradise Property Tbk.

Bantuan kepada Panti Asuhan Dharma Jati II yang
berlokasi di Jl. Tengguli Penatih Denpasar, Bali, yang
merupakan kegiatan sosial rutin setiap tiga bulan
sekali. Panti Asuhan Dharma Jati II menaungi 121
orang anak-anak yatim piatu dengan berbagai tingkat
pendidikan dari Taman Kanak-Kanak sampai SLTA.

Kunjungan dan Bantuan ke Panti Asuhan Amanah
Panti Asuhan Amanah berlokasi di DesaTegalinggah, Sukasadah, Singaraja, Bali

Kunjungan dan Bantuan ke Panti Asuhan Kristen Widya Asih IV .
Panti Asuhan Kristen Widya Asih IV berlokasi di
Gereja Kristen Protestan Bali (GKPB) Marga
Rahayu, di Kabupaten Bangli, Jalan Brigadir
Jenderal Ngurah Rai, Bali.
56
PT. Indonesian Paradise Property Tbk.

Ikut bepartisipasi dalam Program Donor Darah yang diadakan oleh Rotary Seminyak
Club di Discovery Kartika Plaza, Kuta, Bali.

Menyelenggarakan ‘Blood Drive for Kuta Area’ bekerjasama dengan IPRC dalam rangka
Ulang Tahun IPRC.

Turut bepartisipasi dalam Program “Beach Clean” yang diadakan oleh Pemda Bali di
Pantai Kuta.

Sahur on The Road.

Mengadakan acara Buka Puasa Bersama dan Halal Bihalal, dengan mengundang
masyarakat sekitar lingkungan hotel dan anak-anak panti asuhan.

Dan lain-lain
57
PT. Indonesian Paradise Property Tbk.
SURAT PERNYATAAN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI
Kami yang bertanda-tangan dibawah ini, --------------------------------------------------------------------------Dewan Komisaris dan Direksi PT. INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk. (‘Perseroan’)
dengan ini menyatakan bertanggung-jawab penuh atas kebenaran isi Laporan Tahunan
Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010.
Jakarta, 19 April 2011
Todo Sihombing
Agoes Soelistyo Santoso
Presiden Komisaris &
Presiden Direktur
Komisaris Independen
Amelia Gozali
Edhie Bambang Siswoko
Wakil Presiden Komisaris
Direktur Independen
Karel Patipeilohy
Patrick Santosa Rendradjaja
Komisaris
Direktur
Diana Solaiman
Direktur
58
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
Laporan Keuangan Konsolidasi
Dengan Laporan Auditor Independen
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Mata Uang Rupiah)
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
Laporan Keuangan Konsolidasi
Dengan Laporan Auditor Independen
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Mata Uang Rupiah)
Daftar Isi
Halaman
Laporan Auditor Independen
Laporan Keuangan Konsolidasi
Neraca Konsolidasi……….………………………………………………………………………………
1-2
Laporan Laba Rugi Konsolidasi…….……………………………………………………………………
3-4
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi……………………………………………………………….
5-6
Laporan Arus Kas Konsolidasi………….………………………………………………………………..
7
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi………………………………………………………….
8 - 68
Informasi Keuangan Tambahan
Daftar I
: Informasi Neraca Tersendiri Induk Perusahaan.……………..……………………….
69 - 70
Daftar II
: Informasi Laporan Laba Rugi Tersendiri Induk Perusahaan……..………………….
71
Daftar III
: Informasi Laporan Perubahan Ekuitas Tersendiri Induk Perusahaan…….………...
72 - 73
Daftar IV
: Informasi Laporan Arus Kas Tersendiri Induk Perusahaan…………………………..
74
***************************
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
NERACA KONSOLIDASI
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
2010
2009
(Disajikan kembali Catatan 3)
ASET
ASET LANCAR
Kas dan setara kas
Investasi jangka pendek
Piutang usaha dengan pihak ketiga
setelah dikurangi penyisihan piutang
ragu-ragu sebesar Rp 117.876.779
pada tanggal 31 Desember 2009
Piutang lain-lain setelah dikurangi penyisihan
piutang ragu-ragu sebesar Rp 15.000.000
pada tanggal 31 Desember 2009
Persediaan
Pajak dibayar di muka
Uang muka dan biaya dibayar di muka
2c, 2n, 2v, 4
2v, 5
95.113.356.789
56.434.204.983
6.943.751.849
108.670.541.160
2e, 2v, 6
2.880.788.386
630.880.368
2e, 2v
2g, 8
2o, 19a
2h
425.248.481
560.426.194
5.967.016.364
2.078.504.144
262.601.330
126.796.828
140.308.032
243.932.553
163.459.545.341
117.018.812.120
2f, 2v, 7
2d, 9
2o, 19e
957.466.816
43.641.289.487
3.105.369.048
904.486.000
293.094.714.720
947.562.509
2i, 2j, 10
2k, 11
2l, 12
2b,13
2i, 14
15
110.351.997.525
47.713.968.471
12.614.910.798
239.998.243.836
21.035.147.145
4.897.363.248
370.697.526
109.079.032
162.323.745.588
50.178.168.469
6.728.415.505
12.614.910.798
106.551.584
2.554.507.427
7.216.768.048
4.832.801.769
JUMLAH ASET TIDAK LANCAR
647.119.278.520
379.178.886.829
JUMLAH ASET
810.578.823.861
496.197.698.949
JUMLAH ASET LANCAR
ASET TIDAK LANCAR
Piutang pihak hubungan istimewa
Investasi pada Perusahaan Asosiasi
Aset pajak tangguhan
Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi
penyusutan sebesar Rp 50.204.695.352
pada tanggal 31 Desember 2010 dan
Rp 12.349.566.761 pada tanggal
31 Desember 2009
Hak atas sewa tanah jangka panjang
Tanah yang belum dikembangkan
Goodwill
Biaya ditangguhkan
Uang muka perolehan aset tetap
Aset tidak berwujud
Jaminan
Aset tidak lancar lainnya
2p, 16
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari laporan keuangan secara keseluruhan.
1
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
NERACA KONSOLIDASI (lanjutan)
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
2009
(Disajikan kembali Catatan 3)
2010
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
KEWAJIBAN LANCAR
Hutang usaha
Hutang lain-lain
Hutang pajak
Biaya masih harus dibayar
Kewajiban jangka panjang yang jatuh
tempo dalam satu tahun:
Sewa pembiayaan
2v, 17
2v, 18
2o, 19b
2v, 20
2.388.896.858
31.309.526.314
2.149.722.196
6.665.375.391
449.812.376
5.444.404.298
790.193.756
802.045.113
266.750.013
49.744.659
42.780.270.772
7.536.200.202
2f, 2v, 7
21
2b,13
15.522.839.972
18.283.299.349
112.613.338
139.309.734
150.151.118
2v, 22
2i, 2v
2q, 29
123.148.945.538
627.539.438
6.052.555.721
96.201.790
1.115.453.662
JUMLAH KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
163.747.793.356
1.501.116.304
JUMLAH KEWAJIBAN
206.528.064.128
9.037.316.506
2b, 23
112.313.332.649
19.326.631.844
1b, 24
2t, 33
241.080.360.000
144.715.511.834
159.400.000.000
144.715.511.834
2b, 2u
77.622.880.357
-
2i, 2v
JUMLAH KEWAJIBAN LANCAR
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
Hutang pihak hubungan istimewa
Sewa diterima di muka
Goodwill negatif
Kewajiban jangka panjang - setelah dikurangi
bagian yang telah jatuh tempo dalam
satu tahun:
Pinjaman jangka panjang
Sewa pembiayaan
Kewajiban imbalan kerja karyawan
HAK MINORITAS ATAS ASET BERSIH
ANAK PERUSAHAAN
EKUITAS
Modal saham - nilai nominal Rp 100 per saham
Modal dasar - 5.000.000.000 saham
Modal ditempatkan dan disetor penuh 2.410.803.600 saham pada tahun 2010 dan
1.594.000.000 saham pada tahun 2009
Selisih penilaian aset dan kewajiban
Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas
sepengendali
Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas
sepengendali periode komparatif
Saldo laba (defisit sebesar Rp 31.224.820.582
telah dieliminasi pada saat
Kuasi-Reorganisasi per tanggal 31 Juli 2009)
1b, 3
2t, 33
-
159.303.240.357
28.318.674.893
4.414.998.408
JUMLAH EKUITAS
491.737.427.084
467.833.750.599
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
810.578.823.861
496.197.698.949
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari laporan keuangan secara keseluruhan.
2
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
2010
2009
(Disajikan kembali Catatan 3)
PENDAPATAN USAHA
2m, 25
59.479.467.149
13.261.125.265
BEBAN DEPARTEMENTALISASI
2m, 26
(13.940.753.088)
(2.719.136.078)
45.538.714.061
10.541.989.187
4.855.734.857
11.296.356.427
693.192.284
3.779.052.377
Jumlah Beban Usaha
16.152.091.284
4.472.244.661
LABA KOTOR USAHA
29.386.622.777
6.069.744.526
19.627.675.977
6.765.193.517
3.692.641.280
5.578.135.418
2.007.406.925
218.340.435
30.085.510.774
7.803.882.778
(698.887.997)
(1.734.138.252)
5
10
21.863.830.416
3.019.160.048
-
2d, 9
2.970.505.842
2.598.005.519
235.101.840
(5.028.658.706)
(915.421.359)
2.983.917.696
20.568.043
4.999.209.280
(1.147.000.501)
889.121.899
Penghasilan Lain-lain - Bersih
24.742.523.600
7.745.816.417
LABA SEBELUM BEBAN PAJAK PENGHASILAN
24.043.635.603
6.011.678.165
LABA KOTOR
BEBAN USAHA
Penjualan
Umum dan administrasi
2m, 27
BEBAN USAHA LAINNYA
Beban usaha pemilik
Penyusutan
Jasa manajemen dan lisensi
2m, 28
2i, 10
31a, 31b
Jumlah Beban Usaha Lainnya
RUGI USAHA
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN
Laba penjualan investasi jangka pendek
Laba penjualan aset tetap
Bagian Perusahaan atas laba bersih
Perusahaan Asosiasi
Penghasilan bunga
Laba penyesuaian nilai investasi jangka pendek
Rugi selisih kurs - bersih
Lain-lain - bersih
2v, 5
2n
BEBAN PAJAK PENGHASILAN
Kini
Tangguhan
2o, 19d
2o, 19d
Beban Pajak Penghasilan
(8.128.750)
(216.367.678)
(2.445.678.808)
(224.496.428)
(2.445.678.808)
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari laporan keuangan secara keseluruhan.
3
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI (lanjutan)
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
LABA SEBELUM HAK MINORITAS ATAS
LABA (RUGI) BERSIH ANAK PERUSAHAAN
YANG DIKONSOLIDASI
HAK MINORITAS ATAS RUGI (LABA) BERSIH
ANAK PERUSAHAAN
2b, 23
LABA SEBELUM POS LUAR BIASA
POS LUAR BIASA
Penghapusan hutang jangka panjang
34
LABA BERSIH
LABA BERSIH PER SAHAM
2s
2009
(Disajikan kembali Catatan 3)
2010
23.819.139.175
3.565.999.357
(2.201.860.070)
44.792.129
21.617.279.105
3.610.791.486
2.286.397.380
-
23.903.676.485
3.610.791.486
9,92
1,50
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari laporan keuangan secara keseluruhan.
4
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
Saldo 1 Januari 2009:
Seperti yang disajikan sebelumnya
Penyesuaian atas Penggabungan
Usaha dengan TSW:
Ekuitas TSW 1 Januari 2009
9, 33
Surplus revaluasi aset tetap
10, 33
Eliminasi saldo defisit pada saat
Kuasi-Reorganisasi per tanggal 31
Juli 2009
Saldo (dipindahkan)
Selisih
Penilaian Aset
dan Kewajiban
159.400.000.000
-
-
-
159.400.000.000
-
-
186.457.497.140
75.685.960
(10.746.180.868)
Selisih Nlai
Transaksi
Restrukturisasi
Entitas
Sepengendali
Periode
Komparatif
Jumlah
Saldo Laba
(Rugi)
Ekuitas
-
-
(34.756.533.913)
113.897.285.219
-
163.639.160.610
-
163.639.160.610
-
-
-
-
186.457.497.140
-
-
-
-
75.685.960
-
(10.746.180.868)
-
(34.756.533.913)
163.639.160.610
277.536.445.829
2t, 33
Selisih penilaian kembali investasi
pada Perusahaan Asosiasi
Selisih nilai transaksi Perubahan
ekuitas Perusahaan Asosiasi
Selisih Nilai
Transaksi
Perubahan
Ekuitas
Perusahaan
Asosiasi
3
Saldo 1 Januari 2009 setelah
penyesuaian
Kuasi-Reorganisasi:
Selisih penilaian aset dan kewajiban:
Modal
Ditempatkan
dan Disetor
Penuh
Selisih Nilai
Transaksi
Restrukturisasi
Entitas
Sepengendali
atas
Penggabungan
Usaha
-
33
-
(10.592.850.684
)))
10.592.850.684
-
-
-
-
2t, 33
-
(31.224.820.582)
-
-
-
31.224.820.582
-
-
163.639.160.610
159.400.000.000
144.715.511.834
(153.330.184)
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari laporan keuangan secara keseluruhan.
5
(3.531.713.331)
464.069.628.929
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASI (lanjutan)
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
Saldo (pindahan)
Modal
Ditempatkan
dan Disetor
Penuh
Selisih Nilai
Transaksi
Restrukturisasi
Entitas
Sepengendali
Atas
Penggabungan
Usaha
Selisih Nilai
Transaksi
Perubahan
Ekuitas
Perusahaan
Asosiasi
Selisih
Penilaian Aset
dan Kewajiban
Selisih Nilai
Transaksi
Restrukturisasi
Entitas
Sepengendali
Periode
Komparatif
159.400.000.000
144.715.511.834
(153.330.184)
-
-
-
153.330.184
-
Jumlah
Saldo Laba
(Rugi)
163.639.160.610
Ekuitas
(3.531.713.331)
464.069.628.929
-
153.330.184
4.335.920.253
-
3.610.791.486
3.610.791.486
4.414.998.408
467.833.750.599
Perubahan pada tahun 2009:
Penyesuaian selisih nilai
transaksi perubahan ekuitas
Perusahaan Asosiasi
2d, 9
Bagian rugi TSW tahun 2009
-
Laba bersih tahun 2009
-
Saldo 31 Desember 2009
(Disajikan kembali)
Laba bersih tahun 2010
Saldo 31 Desember 2010
24
-
-
159.400.000.000
Bagian rugi bersih TSW Januari Mei 2010
Penambahan saham baru
atas Penggabungan Usaha
-
-
-
144.715.511.834
-
(4.335.920.253 )
-
-
-
159.303.240.357
-
-
-
843.133.707
(843.133.707 )
-
-
81.680.360.000
-
-
76.779.746.650
(158.460.106.650 )
-
-
-
-
-
-
-
23.903.676.485
23.903.676.485
241.080.360.000
144.715.511.834
-
77.622.880.357
-
28.318.674.893
491.737.427.084
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari laporan keuangan secara keseluruhan.
6
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan kas dari pelanggan
Pembayaran kas kepada:
Pemasok, karyawan dan untuk beban
operasi lainnya
2010
2009
(Disajikan kembali Catatan 3)
59.001.319.714
13.571.717.216
(56.218.313.541)
(15.981.973.787)
Kas diperoleh dari (digunakan untuk) operasi
Sewa diterima di muka
Penghasilan bunga
2.783.006.173
18.283.299.349
2.545.949.491
(2.410.256.571)
20.568.043
Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk)
Aktivitas Operasi
23.612.255.013
(2.389.688.528)
87.775.027.496
(13.439.759.063)
(87.750.000.000)
(4.109.639.796)
4.231.660.048
(582.550.000)
(222.353.500)
(8.492.609.120)
(479.776.558)
(136.734.673.201)
(392.878.779)
(7.351.882.620)
(3.247.500.000)
(976.157.616)
(3.104.354.800)
(387.895.710)
(1.856.260.620)
(159.804.673.694)
(17.316.930.145)
123.068.984.000
25.625.000.000
15.330.549.421
(310.429.200)
588.724.381
(17.380.000.000)
(6.047.500.000)
40.026.570.000
(14.953.551)
163.714.104.221
17.172.840.830
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS
DAN SETARA KAS
27.521.685.540
(2.533.777.843)
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN
SALDO ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASIKAN
6.943.751.849
60.647.919.400
1.243.717.430
8.233.812.262
95.113.356.789
6.943.751.849
81.680.360.000
-
40.810.000.000
-
21.923.360.618
1.167.090.000
4.203.984.267
-
2.847.954.800
-
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Penjualan investasi jangka pendek
Penempatan investasi jangka pendek
Akuisisi Anak Perusahaan
Perolehan aset tetap
Penjualan aset tetap
Uang muka perolehan aset tetap
Pembayaran hak sewa tanah jangka panjang
Pembayaran biaya ditangguhkan
Pembayaran jaminan dan aset tidak berwujud
Peningkatan aset tidak lancar lainnya
1d,9
10
10
15
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Penerimaan pinjaman jangka panjang
Penambahan modal disetor oleh pemegang saham minoritas
Penerimaan dari pihak hubungan istimewa
Pembayaran hutang obligasi konversi
Penurunan hutang lain-lain jangka panjang
Setoran modal
Pembayaran hutang sewa pembiayaan
22
Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
4
Aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas:
Penambahan modal saham melalui
penggabungan usaha
Peningkatan modal disetor Anak Perusahaan melalui
hak sewa tanah jangka panjang
Penambahan aset tidak lancar lainnya melalui
hutang lain-lain
Penambahan aset tetap melalui
hutang lain-lain
Reklasifikasi uang muka perolehan aset tetap
ke aset tetap
Lihat catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
7
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.
UMUM
a. Pendirian Perusahaan
PT Indonesian Paradise Property Tbk (Perusahaan) didirikan dengan nama PT Penta Karsa
Lubrindo berdasarkan Akta No. 96 tanggal 14 Juni 1996 dan diubah dengan Akta No. 42 tanggal
8 Januari 1997, keduanya dibuat di hadapan Buntario Tigris Darmawa, NG, SH, CN, pengganti dari
Rachmat Santoso, SH, Notaris di Jakarta. Akta pendirian Perusahaan telah mendapat pengesahan
dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-1030 HT.01.01.TH.97
tanggal 12 Februari 1997 dan telah didaftarkan dalam daftar Perusahaan di kantor Pendaftaran
Perusahaan Kotamadya Jakarta Utara No.413/BH.09.01/IX/97 tanggal 9 September 1997 serta
telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 21 tanggal 12 Maret 2002
Tambahan No. 2574. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan,
terakhir dengan Akta No. 75 tanggal 25 Mei 2010 dibuat di hadapan Robert Purba, SH, Notaris di
Jakarta, mengenai perubahan modal ditempatkan dan disetor penuh sehubungan dengan
penggabungan usaha Perusahaan dengan PT Tirta Saga Wangi dan Anak Perusahaan. Perubahan
anggaran dasar ini telah diterima dan dicatat di dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat
No. AHU-AH.01.10-13057.Tahun 2010 tanggal 27 Mei 2010.
Sesuai dengan Pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan antara
lain meliputi bidang perhotelan, pembangunan dan lain-lain.
Kantor pusat Perusahaan berkedudukan di Jalan Tebet Timur Raya No. 10C, Jakarta 12820.
Perusahaan memiliki hotel dengan nama Hotel Harris yang memiliki 66 kamar dan beralamat di
Jalan Dewi Sartika, Tuban, Bali. Surat tanda izin usaha hotel No. 556.2/649/Diparda tanggal
7 Oktober 2002 dari Kantor Pariwisata Pemerintah Kabupaten Badung, Bali berlaku sampai dengan
tanggal 15 Januari 2013.
Perusahaan memulai kegiatan operasionalnya pada bulan Oktober 2002.
b. Penggabungan Usaha dengan PT Tirta Saga Wangi dan Anak Perusahaan
Berdasarkan Rancangan Penggabungan Usaha PT Indonesian Paradise Property (INPP) dan
PT Tirta Saga Wangi (TSW), pada tanggal 5 April 2010 telah ditandatangani Kesepakatan Awal
untuk mengintegrasikan kegiatan usaha kedua perusahaan tersebut dengan cara penggabungan
usaha. Dalam penggabungan ini INPP bertindak selaku "Perusahaan Yang Menerima
Penggabungan" dan TSW sebagai “Perusahaan Yang Akan Bergabung”.
Sehubungan dengan telah diterimanya Surat Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia No. AHU-AH.01.10-13057.Tahun 2010 tanggal 27 Mei 2010, penggabungan usaha
menjadi efektif pada tanggal 1 Juni 2010. Penggabungan usaha ini dinyatakan efektif oleh
Bapepam-LK melalui surat No. S-4500/BL/2010 tanggal 20 Mei 2010.
Tanggal efektif penggabungan usaha dengan TSW ditetapkan pada tanggal 1 Juni 2010
berdasarkan Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal
25 Mei 2010, yang dinyatakan dalam Akta Notaris Robert Purba, SH No. 75 tanggal yang sama.
Selain menetapkan tanggal penggabungan usaha, akta ini juga menyetujui perubahan anggaran
dasar INPP mengenai perubahan modal ditempatkan dan disetor penuh sehubungan dengan
penggabungan usaha dari semula Rp 159.400.000.000 (terdiri dari 1.594.000.000 saham) menjadi
Rp 241.080.360.000 (terdiri dari 2.410.803.600 saham).
8
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. UMUM (lanjutan)
b. Penggabungan Usaha dengan PT Tirta Saga Wangi dan Anak Perusahaan (lanjutan)
Sejak tanggal penggabungan usaha, seluruh hubungan hukum antara eks pelanggan/relasi bisnis
dengan eks TSW telah beralih dan diteruskan oleh INPP.
Susunan pemegang saham sebelum dan pada tanggal penggabungan usaha adalah sebagai
berikut:
Pemegang saham INPP
sebelum penggabungan
usaha
Pemegang Saham
Anemone Continental
S.A. BVI
CB London S/A BSI SA
PT Grahatama Kreasibaru
Yayasan Bunga Kasih
Agoes Soelistyo Santoso
(Presiden Direktur)
Patrick Santosa
Rendradjaja (Direktur)
Diana Solaiman (Direktur)
Karel Patipeilohy
(Komisaris)
Lain-lain
Jumlah
Jumlah saham
ditempatkan dan
disetor penuh
%
Pemegang saham TSW
sebelum penggabungan
usaha
Jumlah saham
ditempatkan dan
disetor penuh
Pemegang Saham INPP
pada tanggal
penggabungan usaha
Jumlah saham
setelah
Konversi
%
Jumlah saham
%
949.000.000
223.000.000
129.861.000
50.000.000
59,54%
13,99%
8,15%
3,14%
173.785.500
2.500
99.99%
0,001%
816.791.850
11.750
949.000.000
223.000.000
946.652.850
50.011.750
39,36%
9,25%
39,27%
2,07%
10.000.000
0,63%
-
-
-
10.000.000
0,41%
5.000.000
3.500.000
0,31%
0,22%
-
-
-
5.000.000
3.500.000
0,21%
0,15%
1.000.000
222.639.000
0,06%
13,96%
-
-
-
1.000.000
222.639.000
0,04%
9,24%
1.594.000.000
100%
173.788.000
100%
816.803.600
2.410.803.600
100%
Berdasarkan laporan penilaian No. Y&R/BV/10/046 tanggal 12 Mei 2010 dan
No. Y&R/BV/10/029.2R tanggal 3 Mei 2010 dari KJPP Yanuar Bey & Rekan, penilai independen,
untuk keperluan konversi saham, manajemen menetapkan nilai pasar wajar per saham IPP dan
TSW masing-masing adalah sebesar Rp 159 (nilai penuh) dan Rp 745 (nilai penuh) per saham.
Berdasarkan penilaian tersebut, maka setiap 1 pemegang saham TSW akan mendapatkan
4,7 saham yang diterbitkan oleh INPP dengan nilai nominal Rp 100 (nilai penuh) per saham.
Penilaian tersebut merupakan nilai intrinsik wajar dari masing-masing perusahaan dan juga
memberikan premium di atas harga perdagangan historis.
Untuk perhitungan penambahan nilai modal saham INPP, manajemen menggunakan harga pasar
saham INPP pada saat penggabungan usaha terjadi. Dengan demikian terdapat penambahan nilai
modal saham sebesar Rp 81.680.360.000. Lihat Catatan 3 untuk penyajian kembali laporan
keuangan konsolidasi tahun sebelumnya.
Pada tanggal efektif penggabungan usaha, INPP dan TSW berada dalam pengendalian entitas
yang sama, yaitu PT Grahatama Kreasibaru (GK). Oleh karena itu, penggabungan usaha dilakukan
dengan menggunakan metode penyatuan kepemilikan. Berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia, selisih antara nilai pengalihan dengan nilai buku pada transaksi restrukturisasi
antar entitas sepengendali dibukukan sebagai "Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas
Sepengendali" pada unsur Ekuitas.
Pada tahun 2009, selisih tersebut disajikan dalam akun “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi
Entitas Sepengendali Periode Komparatif”.
9
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. UMUM (lanjutan)
c. Pencatatan sebagai Perusahaan Publik dan Penambahan Modal Saham (lanjutan)
Pada tanggal 21 September 2004, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan
Pengawas Pasar Modal (Bapepam) berdasarkan Surat No. S-2970/PM/2004 dalam rangka
pendaftaran sebagai Perusahaan Publik. Selanjutnya saham-saham Perusahaan dicatatkan pada
Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Surabaya) pada tanggal 1 Desember 2004.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan pada tanggal 26 Mei 2005,
para pemegang saham Perusahaan menyetujui untuk melakukan Penambahan Modal Tanpa Hak
Memesan Efek Terlebih Dahulu (sesuai dengan Peraturan BAPEPAM No. IX.D.4) sejumlah
75.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham yang diambil bagian oleh Premiere
Estates Limited. Penambahan saham tersebut telah disetujui oleh Direksi Bursa Efek Surabaya
melalui surat No. JKT-027/LIST-EMITEN/BES/VII/2006 tanggal 13 Juli 2005.
d.
Anak Perusahaan yang Dikonsolidasikan
Perusahaan mempunyai bagian kepemilikan, baik langsung maupun tidak langsung, sama dengan
atau lebih dari 50% saham Anak Perusahaan sebagai berikut:
Anak Perusahaan
Pemilikan langsung:
PT Karsa Citra Unggul
dan Anak
Perusahaan (KCU)*
PT Retzan Indonusa
(RIN)*
PT Mega Biru Selaras
dan Anak
Perusahaan (MBS)*
PT Langgeng Cipta
Karya (LCK)*
PT Indonesian
Paradise Island
(IPI)**
PT Dinamika Putra
Perkasa dan Anak
Perusahaan
(DPP)*
PT Saranausaha
Jaya (SJ)*
PT Aneka Bina Laras
dan Anak
Perusahaan (ABL)*
PT Eka Ilalang
Suryadinamika
(EIS)*
Pemilikan tidak
langsung :
PT Kega Property
Utama (melalui
KCU)*
PT Grahatama Indah
Lestari (melalui
MBS)*
Domisili
Kegiatan
Usaha
Utama
Tahun
Operasi
Komersial
Jakarta
Hotel
Batam
Hotel
Tahap
pengembangan
Tahap
pengembangan
Jakarta
Properti dan
hotel
Jakarta
Jakarta
Jumlah Aset (Sebelum
Eliminasi)
Persentase
Kepemilikan
2010
2009
99,98%
29.035.585.251
28.521.224.644
99,90%
33.501.533.036
29.403.231.468
Tahap
pengembangan
99,66%
40.360.078.206
38.348.876.773
Hotel
2008
70,00%
10.038.238.881
10.097.714.156
Hotel
2004
65,00%
256.306.761.772
-
Tahap
pengembangan
Tahap
pengembangan
60,00%
23.481.281.315
602.062.500
Jakarta
Perdagangan
Umum
Pusat
Perbelanjaan
55.00%
5.118.150.210
5.741.214.791
Jakarta
Hotel
Tahap
pengembangan
51,00%
61.238.439.797
-
Jakarta
Hotel
Tahap
pengembangan
51,00%
27.462.523.716
25.079.660.339
Jakarta
Hotel
Tahap
pengembangan
92,71%
11.003.941.422
10.805.709.805
Jakarta
Hotel
Tahap
pengembangan
99,66%
11.696.858.648
8.800.268.079
Jakarta
10
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. UMUM (lanjutan)
d.
Anak Perusahaan yang Dikonsolidasikan (lanjutan)
Anak Perusahaan
Pemilikan tidak
langsung : (lanjutan)
PT Cakra Guna
Dharma Eka
(melalui MBS)*
PT Padma Suasa
(melalui ABL) *
PT Magna Terra
(melalui DPP)*
Domisili
Kegiatan
Usaha
Utama
Tahun
Operasi
Komersial
Jakarta
Properti dan
Hotel
Tahap
pengembangan
Tahap
Pengembangan
Tahap
pengembangan
Jakarta
Hotel
Pusat
perbelanjaan
Jakarta
Jumlah Aset (Sebelum
Eliminasi)
Persentase
Kepemilikan
2010
2009
88,35%
6.720.648.841
6.543.017.969
50,99%
99.455.000
-
30,60%
22.884.347.353
-
* Anak Perusahaan dari Perusahaan yang Menggabungkan Diri (TSW) yang laporan keuangannya diaudit oleh auditor
independen lain
** Laporan keuangan dikonsolidasikan sejak 23 Desember 2010, sebelumnya disajikan dengan metode ekuitas
Pada tanggal 1 Juni 2010, PT Tirta Saga Wangi (TSW), pemegang saham mayoritas MBS, KCU,
DPP, RIN, EIS, LCK, SJ dan ABL, telah efektif melakukan penggabungan usaha dengan
Perusahaan sebagaimana dijelaskan pada Catatan 1b. Sehingga sejak tanggal tersebut, MBS,
KCU, DPP, RIN, EIS, LCK, SJ dan ABL adalah Anak Perusahaan dari Perusahaan. Jumlah aset
dan kewajiban Anak Perusahaan tersebut pada saat penggabungan usaha adalah sebagai berikut:
1 Juni 2010
Aset lancar
Aset tidak lancar
Jumlah kewajiban
73.459.160.384
116.904.157.605
7.943.014.968
Pada tanggal 23 Desember 2010, Perusahaan meningkatkan kepemilikannya pada IPI sebesar
16,25% menjadi 65% melalui pembelian saham dari Dana Pensiun Bank Indonesia dengan biaya
perolehan Rp 87.750.000.000 (Catatan 9). Pembelian saham ini telah dinyatakan dalam Akta Jual
Beli Saham No. 243 tanggal 23 Desember 2010 yang dibuat di hadapan Humberg Lie, SH, SE,
MKn, Notaris di Jakarta. Pada tanggal akuisisi, terdapat perbedaan antara aset bersih Perusahaan
diakuisisi dan biaya perolehan sebesar Rp 55.329.318.535 yang dicatat sebagai goodwill.
e.
Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan
Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 berdasarkan
Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 75 tanggal
25 Mei 2010 yang dibuat oleh Robert Purba, SH, Notaris di Jakarta, adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Presiden Komisaris
Wakil Presiden Komisaris
Komisaris
:
:
:
Todo Sihombing
Amelia Gozali
Karel Patipeilohy
Direksi:
Presiden Direktur
Direktur Independen
Direktur
Direktur
:
:
:
:
Agoes Soelistyo Santoso
Edhie Bambang Siswoko
Patrick Santosa Rendradjaja
Diana Solaiman
11
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. UMUM (lanjutan)
e.
Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan (lanjutan)
Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2009 berdasarkan
Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 178 tanggal 30 Juni
2009 yang dibuat oleh Robert Purba SH, Notaris di Jakarta, adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Presiden Komisaris
Wakil Presiden Komisaris
Komisaris
:
:
:
Todo Sihombing
Fransiscus Xaverius Boyke Gozali
Karel Patipeilohy
Direksi:
Presiden Direktur
Direktur
Direktur
:
:
:
Agoes Soelistyo Santoso
Patrick Santosa Rendradjaja
Diana Solaiman
Susunan Komite Audit Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 berdasarkan Akta Pernyataan
Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 73 tanggal 25 Mei 2010 yang dibuat
oleh Robert Purba SH, Notaris di Jakarta, adalah sebagai berikut:
Ketua
Anggota
Anggota
:
:
:
Todo Sihombing
Bambang Rahardja Burhan
Eka Shanti T
Susunan Komite Audit Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2009 berdasarkan Resolusi Rapat
Dewan Komisaris pada tanggal 2 Juli 2007, adalah sebagai berikut:
Ketua
Anggota
Anggota
:
:
:
Todo Sihombing
FX Marchelius Charles Colondam
Eka Shanti T
Corporate Secretary Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 berdasarkan surat
penunjukkan dari Direksi Perusahaan pada tanggal 21 Juli 2004 adalah Ninawati.
Gaji dan tunjangan Direksi sejumlah Rp 289.400.000 dan Rp 239.867.712 masing-masing pada
2010 dan 2009 sedangkan Dewan Komisaris tidak mendapatkan gaji dan tunjangan dari
Perusahaan.
Perusahaan memiliki masing-masing sejumlah 86 dan 75 karyawan masing-masing pada
tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Tidak diaudit).
12
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI
a.
Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi disusun berdasarkan praktek dan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang diterbitkan oleh
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Peraturan No. VIII.G.7 yang merupakan Lampiran dari Keputusan
Ketua BAPEPAM No. Kep-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 mengenai “Pedoman Penyajian
Laporan Keuangan” dan Lampiran 5 dari Surat Edaran Ketua BAPEPAM No. SE-02/PM/2002
tanggal 27 Desember 2002 tentang “Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan
Emiten atau Perusahaan Publik Industri Perhotelan”.
Laporan keuangan konsolidasi disusun berdasarkan basis akrual dan menggunakan konsep biaya
historis, kecuali untuk investasi efek dengan tujuan diperdagangkan yang dinyatakan sebesar nilai
wajar, persediaan yang dinyatakan berdasarkan nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau
nilai realisasi bersih, serta investasi pada Perusahaan Asosiasi yang dinyatakan berdasarkan
metode ekuitas.
Laporan arus kas konsolidasi menyajikan informasi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank
yang dikelompokkan ke dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Arus kas dari aktivitas
operasi disusun dengan menggunakan metode langsung.
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi ini adalah
Rupiah.
b. Prinsip Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan yang
dikendalikannya, dimana Perusahaan memiliki lebih dari 50%, baik langsung maupun tidak
langsung, hak suara di Anak Perusahaan dan dapat menentukan kebijakan keuangan dan operasi
dari Anak Perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari aktivitas Anak Perusahaan tersebut.
Anak Perusahaan tidak dikonsolidasikan apabila sifat pengendaliannya adalah sementara karena
Anak Perusahaan tersebut diperoleh dengan tujuan akan dijual kembali dalam waktu dekat; atau
jika ada pembatasan jangka panjang yang mempengaruhi kemampuan Anak Perusahaan untuk
memindahkan dananya ke Perusahaan.
Dalam hal pengendalian terhadap Anak Perusahaan dimulai atau diakhiri pada suatu periode
tertentu, maka hasil usaha yang diperhitungkan ke dalam laporan keuangan konsolidasi hanya
sebatas hasil pada saat pengendalian tersebut mulai diperoleh hingga saat pengendalian atas Anak
Perusahaan itu berakhir.
Saldo dan transaksi termasuk keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi atas transaksi antar
Perusahaan dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan dan
Anak Perusahaan sebagai satu kesatuan usaha.
Hak minoritas atas laba bersih dan ekuitas Anak Perusahaan dinyatakan sebesar proporsi
pemegang saham minoritas atas laba bersih dan ekuitas Anak Perusahaan tersebut sesuai dengan
persentase kepemilikan pemegang saham minoritas pada Anak Perusahaan tersebut.
Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi ini telah
diterapkan secara konsisten oleh Anak Perusahaan, kecuali dinyatakan lain.
13
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
b.
Prinsip konsolidasi (lanjutan)
Pada saat akuisisi dan menerapkan kuasi reorganisasi, aset dan kewajiban Anak Perusahaan
diukur sebesar nilai wajarnya pada tanggal akuisisi dan tanggal kuasi reorganisasi. Selisih dari nilai
wajar kepemilikan Perusahaan atas aset bersih Anak Perusahaan dengan nilai perolehannya
apabila memenuhi syarat dicatat sebagai goodwill dan diamortisasi dengan menggunakan metode
garis lurus selama periode 5 tahun. Apabila biaya akuisisi lebih rendah dibandingkan nilai wajar
aset bersih Perusahaan yang diakuisisi pada tanggal transaksi, maka nilai wajar aset non-moneter
yang diakuisisi harus diturunkan secara proporsional, sampai seluruh selisih tersebut dieliminasi.
Sisa selisihnya akan dicatat sebagai goodwill negatif dan diamortisasi menggunakan metode garis
lurus selama periode 20 tahun.
Transaksi pembelian saham Anak Perusahaan yang dilakukan dalam rangka reorganisasi entitas
yang berada dalam satu kelompok usaha yang sama merupakan transaksi restrukturisasi antara
entitas sepengendali. Selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku Anak Perusahaan dalam
transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali dibukukan dalam akun “Selisih Nilai Transaksi
Restrukturisasi Entitas Sepengendali” yang disajikan sebagai unsur Ekuitas.
c.
Setara Kas
Deposito berjangka dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatan
diklasifikasikan sebagai setara kas.
d. Investasi Perusahaan Asosiasi
Investasi pada Perusahaan Asosiasi merupakan investasi saham Perusahaan dan Anak
Perusahaan dengan kepemilikan paling sedikit 20% tetapi tidak lebih dari 50% dihitung dengan
metode ekuitas. Dalam metode ini, investasi dinyatakan sebesar biaya perolehannya atau nilai
wajar (efektif tanggal 31 Juli 2009), dan ditambah atau dikurangi bagian laba atau rugi bersih
Perusahaan Asosiasi sesuai dengan jumlah persentase pemilikan sejak tanggal perolehan serta
dikurangi dividen yang diterima. Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, maka nilai
tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut yang ditentukan untuk setiap investasi
secara individu dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan. Investasi
saham dengan persentase kepemilikan kurang dari 20% dicatat sebesar biaya perolehan.
Selisih harga perolehan dengan bagian Perusahaan dan Anak Perusahaan atas nilai aset bersih
Perusahaan Asosiasi diakui sebagai bagian dari ekuitas pada akun “Selisih Transaksi Perubahan
Ekuitas Perusahaan Asosiasi”, dan akun ini telah disesuaikan (Catatan 33).
e.
Piutang Usaha dan Piutang Lain-lain
Piutang usaha dan piutang lain-lain pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan selanjutnya diukur
pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan bunga efektif, kecuali efek diskontonya
tidak material, setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai piutang usaha.
Penyisihan penurunan nilai dibentuk pada saat terdapat bukti obyektif bahwa saldo piutang tidak
dapat ditagih. Piutang dihapuskan pada saa piutang tersebut tidak dapat ditagih.
14
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
f.
Transaksi dengan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa (lanjutan)
Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan transaksi dengan beberapa pihak yang mempunyai
hubungan istimewa sesuai dengan PSAK No. 7 mengenai “Pengungkapan Pihak-pihak yang
Mempunyai Hubungan Istimewa”.
Seluruh transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik
yang dilakukan dengan atau tidak dengan persyaratan dan kondisi yang normal sesuai dengan
yang dilakukan dengan pihak ketiga, telah diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasi.
g.
Persediaan
Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi
bersih (the lower of cost or net realizable value). Biaya perolehan Perusahaan dan Anak
Perusahaan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang (weighted-average method).
Penyisihan atas persediaan usang dan penurunan nilai persediaan, jika ada, ditentukan
berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan persediaan pada akhir periode untuk mengurangi
nilai tercatat persediaan menjadi nilai realisasi bersih.
h.
Biaya Dibayar di Muka
Biaya dibayar di muka diamortisasi sesuai dengan masa manfaatnya dengan menggunakan
metode garis lurus.
i.
Aset Tetap
Pemilikan langsung
Perusahaan dan Anak Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007) mengenai “Aset
Tetap”, yang menggantikan PSAK No. 16 (1994) mengenai “Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain” dan
PSAK No. 17 (1994) mengenai “Akuntansi Penyusutan”. Berdasarkan PSAK No. 16 (Revisi 2007),
suatu entitas harus memilih antara model biaya dan model revaluasi sebagai kebijakan akuntansi
pengukuran atas aset tetap. Jika entitas telah melakukan revaluasi aset tetap sebelum penerapan
PSAK No. 16 (Revisi 2007) dan memilih untuk menggunakan model biaya sebagai kebijakan
akuntansi pengukuran aset tetapnya, maka nilai revaluasi aset tetap tersebut dianggap sebagai
biaya perolehan (deemed cost) dan biaya perolehan tersebut adalah nilai pada saat PSAK No. 16
(Revisi 2007) diterapkan. Seluruh saldo selisih penilaian kembali aset tetap pada saat penerapan
pertama kali PSAK No. 16 (Revisi 2007) harus direklasifikasi ke saldo laba.
Aset tetap Perusahaan telah dinilai kembali sehubungan dengan Kuasi Reorganisasi yang
dilakukan dan surplus revaluasi aset tetap dibukukan sebagai surplus revaluasi aset tetap untuk
mengeliminasi saldo defisit.
Aset tetap Perusahaan dan Anak Perusahaan dinyatakan sebesar model revaluasi (Perusahaan)
dan biaya perolehan (Anak Perusahaan) setelah dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan
dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis
aset tetap sebagai berikut:
15
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
i.
Aset Tetap (lanjutan)
Pemilikan Langsung (lanjutan)
Tahun
Bangunan dan prasarana
Peralatan dan perlengkapan
Kendaraan
20
4-8
8
Tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak diamortisasi serta dikurangi dengan
penurunan nilai (bila ada).
Pada setiap akhir tahun, nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan di review dan jika
sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif.
Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi pada saat
terjadinya; biaya penggantian atau inspeksi yang signifikan dikapitalisasi pada saat terjadinya dan
jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan
mengalir ke Perusahaan dan Anak Perusahaan, dan biaya perolehan aset dapat diukur secara
andal. Aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau ketika tidak ada manfaat
ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang
timbul dari penghentian pengakuan aset dimasukkan dalam laporan laba rugi konsolidasi pada
periode aset tersebut dihentikan pengakuannya.
Sesuai dengan PSAK No. 47, mengenai “Akuntansi Tanah”, perolehan tanah dinyatakan
berdasarkan biaya perolehan dan tidak diamortisasi. Biaya-biaya tertentu sehubungan dengan
perolehan atau perpanjangan hak pemilikan tanah, ditangguhkan dan diamortisasi sepanjang
periode hak atas tanah atau umur ekonomis tanah, mana yang lebih pendek, dengan
menggunakan metode garis lurus. Biaya ditangguhkan tersebut disajikan di neraca konsolidasi
pada akun “Biaya Ditangguhkan”.
Sewa
Perusahaan dan Anak Perusahaan menerapkan PSAK No. 30 (Revisi 2007) mengenai “Sewa”
yang menggantikan PSAK No. 30 (1990) mengenai “Akuntansi Sewa Guna Usaha”. Menurut PSAK
No. 30 (Revisi 2007), sewa yang mengalihkan secara substansial semua risiko dan manfaat yang
terkait dengan kepemilikan aset kepada lessee diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Pada
awal masa sewa, sewa pembiayaan dikapitalisasi sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar
nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran
sewa minimum dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang
merupakan pelunasan kewajiban sehingga menghasilkan suatu tingkat bunga periodik yang
konstan atas saldo kewajiban. Beban sewa dicatat dalam laporan laba rugi konsolidasi. Aset
sewaan yang dimiliki oleh lessee dengan dasar sewa pembiayaan dicatat pada akun aset tetap dan
disusutkan sepanjang masa manfaat dari aset sewaan tersebut atau periode masa sewa, mana
yang lebih pendek, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa lessee akan mendapatkan hak
kepemilikan pada akhir masa sewa.
Sewa yang tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan
kepemilikan aset diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Pembayaran sewa dalam sewa operasi
diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi konsolidasi dengan dasar garis lurus (straight-line
basis).
16
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
i.
Aset Tetap (lanjutan)
Sewa (lanjutan)
Laba atau rugi dari transaksi jual-dan-sewa balik, ditangguhkan dan diamortisasi dengan
menggunakan metode garis lurus selama masa sewa.
Penerapan PSAK revisi ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan
Perusahaan dan Anak Perusahaan.
j.
Penurunan Nilai Aset
Pada setiap tanggal neraca konsolidasi, Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan penelaahan
untuk menentukan adanya indikasi terjadinya penurunan nilai aset pada akhir periode. Perusahaan
dan Anak Perusahaan disyaratkan untuk menentukan niai yang dapat diperoleh kembali atas nilai
aset apabila indikasi tersebut terjadi. Pemulihan penurunan nilai diakui sebagai laba pada periode
terjadinya pemulihan.
Bila nilai tercatat suatu aset melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (estimated
recoverable amount), nilai tersebut diturunkan ke jumlah yang dapat diperoleh kembali tersebut,
yang ditentukan sebesar nilai tertinggi antara harga jual bersih dan nilai pakai. Perusahaan
mengakui rugi penurunan nilai aset apabila taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali
(recoverable amount) dari suatu aset lebih rendah dari nilai tercatatnya.
k.
Hak atas Sewa Tanah
Anak Perusahaan menyewa tanah yang dicatat sebagai “Hak atas Sewa Tanah”. Nilai sewa tanah
diamortisasi dengan metode garis lurus sepanjang periode sewa. Biaya amortisasi yang
bersangkutan dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi tahun berjalan.
l.
Tanah Yang Belum Dikembangkan
Tanah yang belum dikembangkan dinilai berdasarkan harga perolehan, yang meliputi antara lain
biaya pembebasan (ganti rugi), pengurusan surat-surat tanah dan pematangan tanah. Pada saat
dimulainya pengembangan prasarana, nilai tanah tersebut akan direklasifikasikan ke akun aset
tidak lancar lainnya.
m.
Pengakuan Pendapatan dan Beban
Pendapatan atas kamar hotel dan restoran diakui pada saat jasa dan barang telah diberikan
kepada pelanggan atau tamu hotel.
Beban usaha pemilik merupakan beban usaha yang terjadi di kantor pusat seperti antara lain gaji,
upah dan tunjangan, honorarium tenaga ahli dan keperluan lain untuk pengelolaan Perusahaan dan
Anak Perusahaan.
Beban diakui pada saat terjadinya sesuai dengan masa manfaatnya (accrual basis).
17
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
n.
Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
Transaksi dalam mata uang asing dicatat dalam Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat
transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca konsolidasi, aset dan kewajiban moneter dalam mata
uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs tengah antara kurs jual dan
kurs beli uang kertas asing dan/atau kurs transaksi yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia pada
tanggal tersebut. Laba atau rugi kurs yang terjadi dikreditkan atau dibebankan pada usaha tahun
berjalan.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, kurs yang digunakan masing-masing adalah sebagai
berikut:
2010
2009
1 Dolar Amerika Serikat (1 US$)
1 Dolar Singapura (1 SIN$)
1 Ringgit Malaysia (1 RM)
o.
8.991,00
6.980,61
2.915,85
9.400,00
6.698,52
2.747,14
Pajak Penghasilan
Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan taksiran laba kena pajak tahun berjalan. Aset dan
kewajiban pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara aset dan kewajiban untuk tujuan
komersial dan tujuan perpajakan setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa mendatang,
seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan, diakui sebesar kemungkinan realisasi atas manfaat
pajak tersebut.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan diukur pada tarif pajak yang diharapkan akan digunakan pada
tahun ketika aset direalisasi atau ketika kewajiban dilunasi, berdasarkan tarif pajak (dan peraturan
perpajakan) yang telah berlaku atau yang berlaku secara substantif pada tanggal neraca
konsolidasi. Perubahan nilai tercatat aset dan kewajiban pajak tangguhan yang disebabkan oleh
perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang
sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke Ekuitas.
Koreksi terhadap kewajiban pajak dicatat pada saat surat ketetapan pajak diterima atau pada saat
keputusan atas keberatan ditetapkan, jika Perusahaan dan Anak Perusahaan mengajukan
keberatan.
p.
Biaya Pinjaman
Biaya pinjaman merupakan bunga dan selisih kurs pinjaman yang diterima dalam mata uang asing
dan biaya lainnya (amortisasi diskon/premium dari pinjaman diterima) yang terjadi sehubungan
dengan peminjaman dana.
Biaya pinjaman diakui sebagai beban pada saat terjadinya biaya pinjaman tersebut, kecuali biaya
pinjaman yang secara langsung dapat diatribusikan dengan perolehan, konstruksi, atau produksi
aset tertentu dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya perolehan aset tertentu tersebut.
18
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
q.
Kewajiban Imbalan Kerja Karyawan
Perusahaan dan Anak Perusahaan menerapkan program imbalan kerja karyawan yang tidak
didanai sesuai dengan Undang-Undang Tenaga Kerja No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003 (“UU No.
13”) dan PSAK No. 24 (Revisi 2004) mengenai “Imbalan Kerja”.
Berdasarkan PSAK No. 24 (Revisi 2004), biaya imbalan kerja sesuai dengan UU No. 13 dihitung
berdasarkan metode projected unit credit. Keuntungan dan kerugian aktuarial diakui sebagai
penghasilan atau beban apabila akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum
diakui pada akhir periode pelaporan sebelumnya melebihi jumlah yang lebih besar di antara 10%
dari nilai kini kewajiban imbalan pasti pada tanggal tersebut. Besarnya keuntungan dan kerugian
aktuarial ini diakui selama rata-rata sisa masa kerja yang akan dijalani para pekerja dengan
menggunakan metode garis lurus. Biaya jasa lalu yang timbul akibat pengenalan program imbalan
pasti atau perubahan kewajiban imbalan kerja dari program imbalan kerja sebelumnya harus
diamortisasi sampai imbalan kerja tersebut telah menjadi hak karyawan.
r.
Pelaporan Segmen
Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan
penyajian laporan keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan. Bentuk primer pelaporan segmen
adalan segmen usaha sedangkan sekunder adalah segmen geografis.
Segmen usaha adalah komponen Perusahaan dan Anak Perusahaan yang dapat dibedakan dalam
menghasilkan produk dan jasa (baik produk dan jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan
imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain.
Segmen geografis adalah komponen Perusahaan dan Anak Perusahaan yang dapat dibedakan
dalam menghasilkan produk dan jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu
memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang
beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain.
s.
Laba per Saham
Laba per saham dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham
yang beredar pada tahun yang bersangkutan. Jumlah rata-rata tertimbang saham yang digunakan
untuk menghitung laba per saham dasar adalah sejumlah 2.410.803.600 pada tahun 2010 dan
pada tahun 2009.
Jumlah rata-rata tertimbang saham yang digunakan termasuk saham yang dikeluarkan pada
tanggal 1 Juni 2010 akibat dari penggabungan usaha dengan TSW, seakan-akan penggabungan
usaha tersebut telah terjadi sejak awal tahun yang disajikan (Catatan 1b).
t.
Kuasi-Reorganisasi
Berdasarkan PSAK 51 (Revisi 2003) mengenai “Akuntansi Kuasi-Reorganisasi”, kuasi-reorganisasi
merupakan prosedur akuntansi yang mengatur Perusahaan merestrukturisasi ekuitasnya dengan
mengeliminasi defisit dan menilai kembali seluruh aset dan kewajibannya dengan nilai wajar untuk
mendapatkan awal yang baik (fresh start) dengan neraca konsolidasi menunjukkan nilai sekarang
tanpa dibebani defisit karena saldo akumulasi defisit telah dieliminasikan terhadap akun selisih
penilaian aset dan kewajiban (termasuk selisih nilai transaksi perubahan ekuitas Perusahaan
Asosiasi). Kuasi-reorganisasi dilakukan dengan metode reorganisasi akuntansi (accounting
reorganization method).
19
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
t.
Kuasi-Reorganisasi (lanjutan)
Aset dan kewajiban dinilai kembali sebesar nilai wajarnya. Nilai wajar aset dan kewajiban ditentukan
berdasarkan nilai pasar pada tanggal kuasi-reorganisasi. Bila nilai pasar tidak tersedia, estimasi
nilai wajar didasarkan pada informasi terbaik yang tersedia dengan mempertimbangkan harga aset
sejenis, dan teknik penilaian yang paling sesuai dengan karakteristik aset dan kewajiban yang
bersangkutan. Untuk aset dan kewajiban tertentu, penilaian dilakukan sesuai dengan PSAK terkait.
Sebagai hasil Kuasi-Reorganisasi per tanggal 31 Juli 2009, saldo defisit Perusahaan sebesar
Rp 31.224.820.582 dieliminasi ke saldo penilaian kembali aset dan kewajiban (surplus revaluasi
aset tetap sebesar Rp 75.685.960 dan selisih penilaian kembali investasi pada Perusahaan
Asosiasi sebesar Rp 31.149.134.622) (lihat Catatan 33).
u.
Penggabungan Usaha
Penggabungan usaha dimana para pemegang saham perusahaan-perusahaan yang bergabung
bersama-sama mengendalikan seluruh (atau secara efektif seluruh) aset bersih dan operasi serta
bersama-sama berbagi risiko dan manfaat atas perusahaan gabungan tersebut, dan manajemen
perusahaan-perusahaan yang bergabung menjadi bagian dari manajemen perusahaan gabungan
diperlakukan sebagai penyatuan kepemilikan (pooling of interest).
Penyatuan kepemilikan dibukukan dengan menggunakan metode penyatuan kepemilikan (pooling
of interest method). Dalam menerapkan metode penyatuan kepemilikan, unsur-unsur laporan
keuangan dari perusahaan yang bergabung untuk periode terjadinya penggabungan tersebut dan
periode perbandingan yang diungkapkan harus dimasukkan dalam laporan keuangan
penggabungan, seolah-olah entitas tersebut telah bergabung sejak permulaan periode yang
disajikan tersebut.
Pengeluaran yang terjadi sehubungan dengan penyatuan kepemilikan harus diakui sebagai beban
pada periode terjadinya.
v.
Instrumen Keuangan
Efektif tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan dan Anak Perusahaan menerapkan PSAK 50 (Revisi
2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, dan PSAK 55 (Revisi 2006),
“Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, yang menggantikan PSAK 50, “Akuntansi
Investasi Efek Tertentu” dan PSAK 55 (Revisi 1999), “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas
Lindung Nilai”.
PSAK 50 (Revisi 2006) mengatur persyaratan tentang penyajian instrumen keuangan dan
mengidentifikasi informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan penyajian tersebut berlaku
terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan, kewajiban
keuangan, dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen,
kerugian dan keuntungan, dan keadaan di mana aset keuangan dan kewajiban keuangan akan
saling hapus. PSAK ini mensyaratkan pengungkapan, antara lain, informasi mengenai faktor yang
mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa datang suatu entitas yang
terkait dengan instrumen keuangan dan kebijakan akuntansi yang digunakan untuk instrumen
tersebut.
20
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
v.
Instrumen Keuangan (lanjutan)
PSAK 55 (Revisi 2006) mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan,
kewajiban keuangan dan beberapa kontrak pembelian atau penjualan item non-keuangan.
Pernyataan ini, antara lain, memberikan definisi dan karakteristik derivatif, kategori instrumen
keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan hubungan lindung
nilai.
i.
Aset Keuangan.
Pengakuan awal
Aset keuangan dalam ruang lingkup PSAK 55 (Revisi 2006) diklasifikasikan sebagai aset
keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi, pinjaman yang diberikan dan
piutang, investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo, dan aset keuangan tersedia untuk dijual.
Perusahaan dan Anak Perusahaan menentukan klasifikasi aset keuangan pada saat pengakuan
awal dan, jika diperbolehkan dan diperlukan mengevaluasi kembali pengklasifikasian aset
tersebut pada setiap akhir tahun keuangan.
Aset keuangan pada awalnya diakui sebesar nilai wajarnya ditambah, dalam hal investasi yang
tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi konsolidasi, biaya transaksi yang dapat
diatribusikan secara langsung.
Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan penyerahan aset dalam kurun
waktu yang telah ditetapkan oleh peraturan atau kebiasaan yang berlaku di pasar (pembelian
secara reguler) diakui pada tanggal perdagangan, seperti tanggal Perusahaan dan Anak
Perusahaan berkomitmen untuk membeli atau menjual aset.
Aset keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan mencakup kas dan setara kas, piutang
usaha dan piutang lain-lain, dan aset keuangan lancar dan tidak lancar lainnya.
Pengukuran setelah pengakuan awal.
Pengukuran setelah pengakuan awal dari aset keuangan tergantung pada klasifikasi sebagai
berikut:

Aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi.
Aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi meliputi aset keuangan
yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat
pengakuan awalnya telah ditetapkan untuk dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi.
Aset keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau
dimiliki untuk tujuan dijual dalam waktu dekat. Aset derivatif juga diklasifikasikan dalam
kelompok diperdagangkan kecuali derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai.
Aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi dicatat dalam neraca
konsolidasi pada nilai wajar dengan laba atau rugi diakui dalam laporan laba rugi
konsolidasi.
21
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
v.
Instrumen Keuangan (lanjutan)
i. Aset Keuangan (lanjutan).
Pengukuran setelah pengakuan awal (lanjutan).

Aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi (lanjutan).
Derivatif melekat dalam kontrak utama dihitung sebagai derivatif terpisah ketika risiko dan
karakteristiknya tidak berkaitan dengan kontrak utama dan kontrak utama tidak dicatat pada
nilai wajar. Derivatif melekat diukur berdasarkan nilai wajar dengan laba atau rugi yang
timbul dari perubahan nilai wajar tersebut diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi.
Penilaian kembali hanya timbul jika terdapat perubahan kontrak yang secara signifikan
mengubah arus kas yang dipersyaratkan oleh kontrak.

Pinjaman yang diberikan dan piutang.
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan
pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset
keuangan tersebut dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode
tingkat bunga efektif. Laba atau rugi diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi pada saat
pinjaman dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta
melalui proses amortisasi.
Kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lain-lain Perusahaan dan Anak Perusahaan
termasuk dalam kategori ini.

Investasi dimiliki hingga jatuh tempo.
Aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh
temponya telah ditetapkan diklasifikasi sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo jika
Perusahaan dan Anak Perusahaan mempunyai maksud dan kemampuan untuk memiliki
aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Setelah pengukuran awal, investasi dalam
kelompok dimiliki hingga jatuh tempo diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi dengan
menggunakan metode suku bunga efektif. Metode ini menggunakan suku bunga efektif
untuk mendiskonto penerimaan kas di masa yang akan datang selama perkiraan umur aset
keuangan menjadi nilai tercatat bersihnya. Laba atau rugi diakui pada laporan laba rugi
konsolidasi ketika investasi dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta
melalui proses amortisasi.
Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak mempunyai investasi yang dimiliki hingga jatuh
tempo pada tanggal 31 Desember 2010.
22
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
v.
Instrumen Keuangan (lanjutan)
i. Aset Keuangan (lanjutan).
Pengukuran setelah pengakuan awal (lanjutan).

Aset keuangan tersedia untuk dijual.
Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non derivatif yang ditetapkan
sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan ke dalam tiga kategori
sebelumnya. Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur pada nilai
wajar dengan laba atau rugi yang belum direalisasi diakui dalam ekuitas sampai investasi
tersebut dihentikan pengakuannya. Pada saat itu, laba atau rugi kumulatif yang sebelumnya
diakui dalam ekuitas harus direklasifikasi ke dalam laba atau rugi sebagai penyesuaian
reklasifikasi.
Investasi yang diklasifikasi sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual adalah sebagai
berikut:
Investasi pada saham yang tidak tersedia nilai wajarnya dengan kepemilikan kurang
dari 20% dan investasi jangka panjang lainnya dicatat pada biaya perolehannya
Investasi dalam modal saham yang tersedia nilai wajarnya dengan kepemilikan kurang
dari 20% dicatat pada nilai wajar.
Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak mempunyai investasi jangka pendek yang
dikelompokkan sebagai tersedia untuk dijual.
ii.
Kewajiban Keuangan.
Pengakuan awal.
Kewajiban keuangan dalam ruang lingkup PSAK 55 (Revisi 2006) diklasifikasikan sebagai
kewajiban keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi, hutang dan pinjaman
atau derivatif yang telah ditetapkan untuk sebagai instrumen lindung nilai dalam lindung nilai
yang efektif, mana yang sesuai. Perusahaan dan Anak Perusahaan menentukan klasifikasi
kewajiban keuangan pada saat pengakuan awal.
Saat pengakuan awal, kewajiban keuangan diukur pada nilai wajar dan, dalam hal hutang dan
pinjaman, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.
Kewajiban keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan mencakup hutang usaha dan hutang
lain-lain, biaya masih harus dibayar, pinjaman dan kewajiban keuangan lancar dan tidak lancar
lainnya.
23
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
v. Instrumen Keuangan (lanjutan).
ii.
Kewajiban Keuangan (lanjutan).
Pengukuran setelah pengakuan awal.
Pengukuran kewajiban keuangan bergantung pada klasifikasi sebagai berikut:

Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi.
Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi konsolidasi
mencakup kewajiban keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan
kewajiban keuangan yang pada saat pengakuan awalnya, telah ditetapkan, diukur pada nilai
wajar melalui laba atau rugi.
Kewajiban keuangan diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau
dimiliki untuk tujuan dijual dalam waktu dekat. Kewajiban derivatif juga diklasifikasikan
dalam kelompok diperdagangkan kecuali derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen
lindung nilai yang efektif.
Laba atau rugi atas kewajiban dalam kelompok diperdagangkan harus diakui dalam laporan
laba rugi konsolidasi.

Hutang dan pinjaman.
Setelah pengakuan awal, hutang dan pinjaman yang dikenakan bunga diukur pada biaya
perolehan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif.
Laba atau rugi harus diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi ketika kewajiban tersebut
dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasinya.
iii. Saling hapus instrumen keuangan.
Aset keuangan dan kewajiban keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam
neraca konsolidasi jika, dan hanya jika, terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan
saling hapus atas jumlah yang telah diakui dari aset keuangan dan kewajiban keuangan tersebut
dan terdapat intensi untuk menyelesaikan dengan menggunakan dasar neto, atau untuk
merealisasikan aset dan menyelesaikan kewajibannya secara bersamaan.
iv. Nilai wajar instrumen keuangan.
Nilai wajar instrumen keuangan yang secara aktif diperdagangkan di pasar keuangan ditentukan
dengan mengacu pada kuotasi harga pasar yang berlaku pada penutupan pasar pada akhir
periode pelaporan. Untuk instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif, nilai
wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian tersebut meliputi
penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar (arm’s-length market
transactions), referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama,
analisa arus kas yang didiskonto, atau model penilaian lainnya.
24
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
v. Instrumen Keuangan (lanjutan)
iv. Nilai wajar instrumen keuangan (lanjutan).
Penyesuaian risiko kredit.
Perusahaan dan Anak Perusahaan menyesuaikan harga di pasar yang lebih menguntungkan
untuk mencerminkan adanya perbedaan risiko kredit pihak yang bertransaksi antara instrumen
yang diperdagangkan di pasar tersebut dengan instrumen yang dinilai untuk posisi aset
keuangan. Dalam penentuan nilai wajar posisi kewajiban keuangan, risiko kredit Perusahaan
dan Anak Perusahaan dengan instrumen keuangan tersebut ikut diperhitungkan.
v.
Biaya perolehan yang diamortisasi dari instrumen keuangan.
Biaya perolehan yang diamortisasi dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif
dikurangi penyisihan penurunan nilai dan pembayaran atau pengurangan pokok. Perhitungan ini
mencakup seluruh premi atau diskonto pada saat akuisisi dan mencakup biaya transaksi serta
komisi yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif.
vi. Penurunan nilai aset keuangan.
Pada setiap tanggal neraca konsolidasi, Perusahaan dan Anak Perusahaan mengevaluasi
apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan
mengalami penurunan nilai.

Aset keuangan dicatat sebesar biaya perolehan yang diamortisasi.
Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi,
Perusahaan dan Anak Perusahaan terlebih dahulu menentukan bahwa terdapat bukti
obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan
secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara
individual. Jika Perusahaan dan Anak Perusahaan menentukan tidak terdapat bukti obyektif
mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset
keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam
kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai
penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai
secara individual dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak
termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.
Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian
tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas
masa datang (tidak termasuk kerugian kredit di masa mendatang yang belum terjadi). Nilai
kini estimasi arus kas masa datang didiskonto dengan menggunakan suku bunga efektif
awal dari aset keuangan tersebut. Jika pinjaman yang diberikan memiliki suku bunga
variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan
nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku.
25
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
v. Instrumen Keuangan (lanjutan)
vi. Penurunan nilai aset keuangan (lanjutan).

Aset keuangan yang tersedia untuk dijual.
Dalam hal investasi ekuitas diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang tersedia untuk
dijual, bukti obyektif akan termasuk penurunan nilai wajar yang signifikan dan
berkepanjangan di bawah nilai perolehan investasi tersebut.
Ketika terdapat bukti penurunan nilai, kerugian kumulatif - yang diukur sebagai selisih antara
biaya perolehan dan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai investasi yang
sebelumnya diakui pada laba atau rugi direklasifikasikan dari ekuitas ke dalam laba atau
rugi. Kerugian penurunan nilai atas investasi ekuitas tidak dihapuskan melalui laba atau rugi;
sedangkan peningkatan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui dalam ekuitas.
Dalam hal instrumen hutang diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang tersedia untuk
dijual, indikasi penurunan nilai dievaluasi berdasarkan kriteria yang sama dengan aset
keuangan yang dicatat sebesar biaya perolehan diamortisasi. Penghasilan bunga di masa
mendatang didasarkan pada nilai tercatat yang diturunkan nilainya dan diakui berdasarkan
suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam pengukuran
kerugian penurunan nilai. Penghasilan bunga yang masih harus dibayar tersebut dicatat
sebagai bagian dari akun “Penghasilan Bunga” dalam laporan laba rugi konsolidasi. Jika
pada tahun berikutnya, nilai wajar atas instrumen hutang meningkat dan peningkatan
tersebut secara obyektif dapat dikaitkan dengan peristiwa yang timbul setelah pengakuan
kerugian penurunan nilai melalui laba atau rugi, kerugian penurunan nilai tersebut harus
dipulihkan melalui laba atau rugi.
vii. Penghentian pengakuan aset dan kewajiban keuangan.
Aset Keuangan.
Penghentian pengakuan atas suatu aset keuangan (atau, apabila dapat diterapkan untuk bagian
dari aset keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan sejenis) terjadi bila: (1) hak
kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau (2)
Perusahaan dan Anak Perusahaan memindahkan hak untuk menerima arus kas yang berasal
dari aset keuangan tersebut atau menanggung kewajiban untuk membayar arus kas yang
diterima tersebut tanpa penundaan yang signifikan kepada pihak ketiga melalui suatu
kesepakatan penyerahan dan salah satu diantara (a) Perusahaan dan Anak Perusahaan secara
substansial memindahkan seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut,
atau (b) Perusahaan dan Anak Perusahaan secara substansial tidak memindahkan dan tidak
memiliki seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, namun telah
memindahkan pengendalian atas aset tersebut.
26
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
v. Instrumen Keuangan (lanjutan)
vii. Penghentian pengakuan aset dan kewajiban keuangan (lanjutan).
Kewajiban Keuangan.
Kewajiban keuangan dihentikan pengakuannya ketika kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak
dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.
Ketika kewajiban keuangan awal digantikan dengan kewajiban keuangan lain dari pemberi
pinjaman yang sama dengan ketentuan yang berbeda secara substansial, atau modifikasi
secara substansial atas kewajiban keuangan yang saat ini ada, maka pertukaran atau modifikasi
tersebut dicatat sebagai penghapusan kewajiban keuangan awal dan pengakuan kewajiban
keuangan baru dan selisih antara nilai tercatat kewajiban keuangan tersebut diakui dalam laba
atau rugi.
viii. Instrumen keuangan derivatif.
Perusahaan dan Anak Perusahaan terlibat dalam pertukaran mata uang, pertukaran tingkat
suku bunga dan instrumen keuangan lainnya, jika diperlukan, untuk tujuan pengelolaan
eksposur nilai tukar dan tingkat suku bunga yang berasal dari pinjaman dan hutang Perusahaan
dan Anak Perusahaan dalam mata uang asing. Instrumen keuangan derivatif ini tidak dirancang
untuk memenuhi syarat hubungan lindung nilai dan pada awalnya diakui pada nilai wajar pada
tanggal dimana kontrak derivatif tersebut diadakan dan selanjutnya diukur kembali pada nilai
wajarnya. Derivatif dicatat sebagai aset keuangan ketika nilai wajarnya positif dan sebagai
kewajiban keuangan ketika nilai wajarnya negatif.
Laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar derivatif selama periode yang tidak
memenuhi kualifikasi akuntansi lindung nilai dicatat secara langsung sebagai laba atau rugi.
Aset dan kewajiban derivatif, jika ada, disajikan masing-masing dalam aset lancar dan kewajiban
lancar. Derivatif melekat disajikan dengan kontrak utama pada neraca konsolidasi yang
menampilkan penyajian yang tepat dari seluruh arus kas di masa datang atas instrumen tersebut
secara keseluruhan.
w. Pengunaan Estimasi
Penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang
dilaporkan dalam laporan keuangan konsolidasi. Karena adanya ketidakpastian dalam penetapan
taksiran maka terdapat kemungkinan hasil akhir yang dilaporkan pada masa yang akan datang
akan berbeda dengan estimasi yang telah dilaporkan sebelumnya.
27
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3.
PENYAJIAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
PT Indonesian Paradise Property Tbk (INPP) dan PT Tirta Saga Wangi (TSW) telah menggabungkan
usaha mereka pada tanggal 1 Juni 2010. INPP menjadi perusahaan yang menerima penggabungan
dan TSW bubar demi hukum. Laporan keuangan kedua perusahaan tersebut telah digabungkan
menggunakan metode penyatuan kepemilikan (Catatan 1b).
Dampak dari penyesuaian yang dilakukan terhadap laporan keuangan konsolidasi untuk tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 adalah sebagai berikut:
Sebelum Penyajian Kembali
NERACA KONSOLIDASI
ASET
Kas dan setara kas
Investasi jangka pendek
Piutang usaha dengan pihak ketiga
Piutang lain-lain
Persediaan
Pajak dibayar di muka
Uang muka dan biaya dibayar
di muka
Piutang pihak hubungan istimewa
Investasi pada Perusahaan
Asosiasi
Aset pajak tangguhan
Aset tetap
Hak atas sewa tanah jangka
panjang
Tanah yang belum dikembangkan
Goodwill
Biaya ditangguhkan
Uang muka perolehan aset tetap
Aset tidak lancar lainnya
JUMLAH ASET
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Hutang usaha
Hutang lain-lain
Hutang pajak
Biaya masih harus dibayar
Bagian kewajiban jangka panjang
yang jatuh tempo dalam satu tahun
Hutang pihak hubungan istimewa
Kewajiban imbalan kerja karyawan
Goodwill negatif
Kewajiban jangka panjang setelah
dikurangi bagian yang telah jatuh
tempo dalam satu tahun
JUMLAH KEWAJIBAN
PT Indonesian
Paradise
Property Tbk
PT Tirta
Saga
Wangi
Setelah
Penyajian
Kembali
Penyesuaian
2.031.349.004
10.291.191.360
508.651.065
179.870.550
90.666.888
-
4.912.402.845
98.379.349.800
122.229.303
82.730.780
36.129.940
140.308.032
-
6.943.751.849
108.670.541.160
630.880.368
262.601.330
126.796.828
140.308.032
172.952.960
-
70.979.593
904.486.000
-
243.932.553
904.486.000
270.097.272.544
12.211.119
25.434.040.264
22.997.442.176
935.351.390
24.744.128.205
-
293.094.714.720
947.562.509
50.178.168.469
1.435.079.093
2.847.954.800
-
6.728.415.505
12.614.910.798
106.551.584
1.119.428.334
4.368.813.248
4.832.801.769
-
6.728.415.505
12.614.910.798
106.551.584
2.554.507.427
7.216.768.048
4.832.801.769
313.101.239.647
183.096.459.302
-
496.197.698.949
387.317.640
1.581.268.933
727.075.425
636.903.720
62.494.736
3.863.135.365
63.118.331
165.141.393
-
449.812.376
5.444.404.298
790.193.756
802.045.113
49.744.659
1.092.217.238
-
139.309.734
23.236.424
150.151.118
-
49.744.659
139.309.734
1.115.453.662
150.151.118
96.201.790
-
-
96.201.790
4.570.729.405
4.466.587.101
-
9.037.316.506
28
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3. PENYAJIAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (lanjutan)
Sebelum Penyajian Kembali
NERACA KONSOLIDASI
PT Indonesian
Paradise
Property Tbk
HAK MINORITAS ATAS ASET
BERSIH ANAK PERUSAHAAN
EKUITAS
Modal saham
Selisih penilaian aset dan kewajiban
Selisih nilai transaksi restrukturisasi
entitas sepengendali
Selisih nilai transaksi restrukturisasi
entitas sepengendali periode
komparatif
Saldo laba (rugi)
PT Tirta
Saga
Wangi
-
159.400.000.000
144.715.511.834
Setelah
Penyajian
Kembali
Penyesuaian
19.326.631.844
-
19.326.631.844
173.788.000.000 (173.788.000.000) 159.400.000.000
- 144.715.511.834
-
(2.706.590.829)
2.706.590.829
-
4.414.998.408
(11.778.168.814)
159.303.240.357
11.778.168.814
159.303.240.357
4.414.998.408
JUMLAH EKUITAS
308.530.510.242
159.303.240.357
-
467.833.750.599
JUMLAH KEWAJIBAN
DAN EKUITAS
313.101.239.647
183.096.459.302
-
496.197.698.949
Sebelum Penyajian Kembali
LAPORAN LABA RUGI
KONSOLIDASI
Pendapatan usaha
Beban departementalisasi
Beban usaha
Beban usaha lainnya
Penghasilan (beban) lain-lain
PT Indonesian
Paradise
Property Tbk
PT Tirta
Saga
Wangi
Setelah
Penyajian
Kembali
Penyesuaian
12.370.945.524
(2.581.154.204)
(4.242.449.008)
(5.224.795.193)
8.377.899.872
890.179.741
(137.981.874)
(229.795.653)
(2.579.087.585)
(632.083.455)
-
13.261.125.265
(2.719.136.078)
(4.472.244.661)
(7.803.882.778)
7.745.816.417
Laba (rugi) sebelum pajak dan hak
minoritas atas rugi bersih anak
8.700.446.991
(2.688.768.826)
-
6.011.678.165
Beban pajak penghasilan
(753.735.252)
(1.691.943.556)
-
(2.445.678.808)
(4.380.712.382)
-
3.565.999.357
-
44.792.129
-
3.610.791.486
Laba (rugi) sebelum hak minoritas
atas rugi bersih Anak Perusahaan
Hak minoritas atas rugi bersih
Anak Perusahaan
LABA (RUGI) BERSIH
7.946.711.739
7.946.711.739
29
44.792.129
(4.335.920.253)
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
4.
KAS DAN SETARA KAS
Akun ini terdiri dari:
2010
Kas
Rupiah
Dolar Amerika Serikat (US$ 7,764 pada
tahun 2010 dan US$ 3 pada tahun 2009)
Ringgit Malaysia (RM 2,9)
2009
(Disajikan
Kembali Catatan 3)
998.104.517
3.699.826.942
69.806.100
8.456
28.200
7.967
Jumlah Kas
1.067.919.073
3.699.863.109
Bank
Rupiah
PT Bank Mega Tbk
PT Bank Central Asia Tbk
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT Bank Bukopin Tbk
PT Bank Victoria International Tbk
PT Bank Danamon Indonesia Tbk
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Mayapada International Tbk
PT Bank Windu Kentjana International Tbk
PT Bank CIMB Niaga Tbk
PT Bank Internasional Indonesia Tbk
3.596.017.149
3.414.679.281
3.031.867.121
348.351.858
228.830.787
108.586.798
92.446.778
67.652.305
54.282.938
31.744.757
14.862.087
84.608.980
2.279.291.156
543.177.636
63.964.476
2.293.668
-
1.351.293.894
25.365.524
673.953.923
-
202.029.156
207.301.302
6.659.184
8.090.110
17.209.227
29.795.888
13.240.467.243
3.243.888.740
Dolar Amerika Serikat
PT Bank Mega Tbk (US$ 150,294 pada tahun 2010
dan US$ 2.698 pada tahun 2009)
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (US$ 74,949
pada tahun 2010)
PT Bank Central Asia Tbk (US$ 22,470 pada
tahun 2010 dan US$ 22,053 pada tahun 2009)
PT Bank Danamon Indonesia Tbk (US$ 741 pada
tahun 2010 dan US$ 861 pada tahun 2009)
Dolar Singapura
PT Bank Mega Tbk (SIN$ 2,465 pada tahun
2010 dan SIN$ 4,448 pada tahun 2009)
Jumlah bank
30
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
4. KAS DAN SETARA (lanjutan)
2010
Deposito Berjangka
Rupiah
PT Bank Mayapada International Tbk
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Bukopin Tbk
PT Bank Windu Kentjana International Tbk
PT Bank Tabungan Negara
2009
(Disajikan
Kembali Catatan 3)
28.052.204.140
24.600.000.000
10.000.000.000
8.753.128.767
3.100.000.000
-
6.299.637.566
-
Jumlah Deposito Berjangka
80.804.970.473
-
Jumlah kas dan setara kas
95.113.356.789
6.943.751.849
Dolar Amerika Serikat
PT Bank Mayapada International Tbk (US$ 700,660)
Tingkat suku bunga deposito berjangka dalam rupiah berkisar masing-masing sebesar 7% sampai
8,5% per tahun sedangkan tingkat suku bunga deposito berjangka dalam mata uang dolar Amerika
Serikat sebesar 1% per tahun.
5.
INVESTASI JANGKA PENDEK
Akun ini terdiri dari:
2010
2009
(Disajikan
Kembali Catatan 3)
Investasi efek yang tersedia untuk
diperdagangkan (trading) serta disajikan
dengan nilai wajar:
PT Bakrie Sumatra Plantations
PT Mitra Adiperkasa Tbk
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
PT Plaza Indonesia Realty Tbk
PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk
780.000.000
-
6.527.191.360
3.366.000.000
350.000.000
48.000.000
Jumlah
780.000.000
10.291.191.360
Investasi melalui Manajer Investasi:
Amaris Global Limited (Amaris)
Asia Pacific Venture (L) Limited (APV)
Torrance Company Limited (Torrance)
23.700.000.000
21.954.204.983
10.000.000.000
48.790.000.000
49.589.349.800
-
Jumlah
55.654.204.983
98.379.349.800
Jumlah
56.434.204.983
108.670.541.160
31
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
5.
INVESTASI JANGKA PENDEK (lanjutan)
Pada tahun 2010, Perusahaan menjual saham PT Mitra Adi Perkasa Tbk, PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk, PT Plaza Indonesia Realty Tbk, PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk yang dibeli sejak
tahun 2009 dan saham PT Bumi Resources Tbk yang dibeli pada tanggal 17 November 2010.
Keuntungan atas penjualan saham tersebut sebesar Rp 21.863.830.416 disajikan sebagai bagian dari
akun penghasilan lain-lain pada laporan laba rugi konsolidasi. Pada tanggal 31 Desember 2010,
Perusahaan memiliki 2.000.000 saham PT Bakrie Sumatra Plantations dengan nilai wajar Rp 390 per
saham.
Investasi melalui Amaris:
Berdasarkan Perjanjian Pengelolaan Dana tanggal 29 Desember 2008, PT Eka Ilalang Suryadinamika
(EIS), Anak Perusahaan, menunjuk Amaris untuk mengelola dana EIS sebesar Rp 18,1 miliar dalam
bentuk efek untuk jangka waktu 1 tahun dan akan diperpanjang satu tahun berikutnya kecuali bila salah
satu pihak menyatakan mengakhiri perjanjian. Pada tanggal 31 Desember 2010, sisa dana ditempatkan
sebesar Rp 14,7 miliar.
Pada tanggal 30 Juni 2010, PT Mega Biru Selaras (MBS), Anak Perusahaan, menandatangani
Perjanjian Pengelolaan Dana dengan Amaris untuk mengelola dana MBS sebesar Rp 5,5 miliar dalam
bentuk efek untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.
Pada tanggal 24 November 2009, PT Saranausaha Jaya (SJ), Anak Perusahaan, menandatangani
Perjanjian Pengelolaan Dana dengan Amaris untuk mengelola dana SJ dalam bentuk efek sebesar
maksimum Rp 4,75 milyar. Kontrak ini mempunyai jangka waktu 1 (satu) tahun dan akan diperpanjang
satu tahun berikutnya kecuali bila salah satu pihak menyatakan mengakhiri perjanjian. Pada tanggal
31 Desember 2010, sisa dana ditempatkan sebesar Rp 3,5 miliar.
Investasi melalui APV:
Pada tanggal 4 Desember 2008, PT Karsa Citra Unggul (KCU) menandatangani Perjanjian Pengelolaan
Dana dengan APV untuk mengelola dana KCU sebesar Rp 900.000.000 dalam bentuk efek yang
berpenghasilan tetap untuk jangka waktu 6 (enam) bulan dan telah diperpanjang sampai dengan
4 Mei 2011. Pada tanggal 31 Desember 2010, sisa dana ditempatkan sebesar Rp 410.822.815.
Berdasarkan Perjanjian Pengelolaan Dana dengan APV tertanggal 17 November 2008, PT Kega
Property Utama (KPU), anak perusahaan KCU, menunjuk APV untuk mengelola dana KPU sebesar
Rp 10.355.000.000 dalam bentuk efek yang berpenghasilan tetap untuk jangka waktu 1 (satu) tahun
dan telah diperpanjang penempatannya sampai dengan 17 November 2011. Pada tanggal
31 Desember 2010, sisa dana ditempatkan sebesar Rp 9.188.070.000.
Pada tanggal 4 Desember 2008, PT Retzan Indonusa (RIN), Anak Perusahaan, menandatangani
Perjanjian Pengelolaan Dana dengan APV untuk mengelola dana RIN senilai Rp 21.500.000.000 dalam
bentuk surat berharga yang likuid untuk jangka waktu 1 (satu) tahun dan diperpanjang secara otomatis
1 (satu) tahun mendatang kecuali terdapat keinginan dari salah satu pihak untuk mengakhiri perjanjian
ini. Pada tanggal 31 Desember 2010, sisa dana ditempatkan sebesar Rp 8.054.808.168.
Berdasarkan Perjanjian Pengelolaan Dana dengan APV tertanggal 15 Oktober 2008, PT Mega Biru
Selaras (MBS), Anak Perusahaan, menunjuk APV untuk mengelola dana MBS sebesar
Rp 18.000.000.000 dalam bentuk efek untuk jangka waktu 1 (satu) tahun. Pada tanggal 31 Desember
2010, sisa dana ditempatkan sebesar Rp 4.300.504.000 diperpanjang penempatannya sampai dengan
15 Oktober 2011.
32
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
5.
INVESTASI JANGKA PENDEK (lanjutan)
Investasi melalui Torrance:
Berdasarkan Perjanjian Pengelolaan Dana dengan Torrance tertanggal 13 Desember 2010,
Perusahaan menunjuk Torrance untuk mengelola dana Perusahaan sebesar Rp 10 milliar dalam
bentuk surat berharga yang likuid untuk jangka waktu 1 (satu) tahun dan diperpanjang secara otomatis
1 (satu) tahun mendatang kecuali terdapat keinginan dari salah satu pihak untuk mengakhiri perjanjian.
6.
PIUTANG USAHA
Rincian piutang usaha berdasarkan langganan terdiri dari:
2010
2009
(Disajikan
Kembali Catatan 3)
Guest Ledger
City Ledger
751.271.566
2.129.516.820
202.017.391
546.739.756
Jumlah
Dikurangi cadangan penurunan nilai
2.880.788.386
-
748.757.147
(117.876.779)
Bersih
2.880.788.386
630.880.368
Rincian umur piutang usaha berdasarkan tanggal faktur adalah sebagai berikut:
2010
2009
(Disajikan
Kembali Catatan 3)
Belum jatuh tempo
Jatuh tempo:
1 - 30 hari
31 - 60 hari
61 - 90 hari
Lebih dari 90 hari
2.211.339.857
378.160.643
540.879.162
124.809.182
3.760.185
-
159.407.051
131.698.452
11.120.000
68.371.001
Jumlah
Dikurangi cadangan penurunan nilai
2.880.788.386
-
748.757.147
(117.876.779)
Bersih
2.880.788.386
630.880.368
33
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
6.
PIUTANG USAHA (lanjutan)
Perubahan saldo cadangan penurunan nilai adalah sebagai berikut:
2009
(Disajikan
Kembali Catatan 3)
2010
Saldo awal tahun
Penyisihan tahun berjalan
Penghapusan penyisihan
117.876.779
(117.876.779)
Saldo akhir tahun
-
19.071.866
98.804.913
117.876.779
Manajemen berpendapat bahwa cadangan penurunan nilai cukup untuk menutup kerugian yang timbul
dari tidak tertagihnya piutang. Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat risiko yang
terkonsentrasi secara signifikan atas piutang usaha.
7.
TRANSAKSI, SALDO DAN HUBUNGAN DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN
ISTIMEWA
Rincian akun dan transaksi dengan pihak hubungan istimewa adalah sebagai berikut:
Persentase (%) dari jumlah aset/
kewajiban / beban usaha lainnya
2009
(Disajikan
Kembali Catatan 3)
2010
2009
(Disajikan
Kembali Catatan 3)
2010
Piutang pihak
hubungan istimewa
PT Kega Property Utama
PT Grahatama Kreasibaru
PT Oasis Hotel Bogor
PT Kega Kharisma Utama
Jemmy Asiku
506.749.000
275.000.000
175.717.816
-
15.000.000
530.000.000
359.486.000
0,06
0,03
0,02
-
0,00
0,11
0,07
Jumlah
957.466.816
904.486.000
0,11
0,18
15.233.100.000
-
7,38
-
206.444.500
83.295.472
-
139.309.734
0,10
0,04
-
1,54
139.309.734
7,52
1,54
Hutang pihak
hubungan istimewa
PT Sinar Monexindo
Direksi PT Karsa
Citra Unggul
Jemmy Asiku
PT Grahatama Kreasibaru
Jumlah
15.522.839.972
34
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7.
TRANSAKSI, SALDO DAN HUBUNGAN DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN
ISTIMEWA (lanjutan)
Piutang dan hutang kepada pihak hubungan istimewa terutama timbul dari biaya-biaya operasional
yang dibayarkan terlebih dahulu oleh pihak hubungan istimewa dan/atau sebaliknya. Atas piutang dan
hutang tersebut tidak dikenakan bunga serta tanpa jadwal pengembalian yang pasti.
Transaksi pendapatan dan beban dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dilakukan
dengan tingkat harga sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga.
Hubungan dan sifat saldo/transaksi antara Perusahaan dan pihak hubungan istimewa di atas adalah
sebagai berikut:
a. PT Kega Property Utama merupakan anak perusahaan PT Karsa Citra Unggul (Anak Perusahaan).
b. PT Grahatama Kreasibaru merupakan pemegang saham Perusahaan.
c. PT Oasis Hotel Bogor merupakan perusahaan asosiasi.
d. PT Kega Kharisma Utama merupakan perusahaan yang sebagian pengurus atau manajemennya
sama dengan pengurus atau manajemen Perusahaan.
e. Jemmy Asiku merupakan pemegang saham PT Cakra Guna Dharma Eka, anak perusahaan
PT Mega Biru Selaras (Anak Perusahaan).
f. PT Sinar Monexindo merupakan pemegang saham minoritas PT Aneka Bina Laras, Anak
perusahaan. Pinjaman ini tidak dikenakan bunga dan tanpa jangka waktu pengembalian yang
pasti sesuai dengan perjanjian hutang pada tanggal 25 Mei 2010.
8.
PERSEDIAAN
Akun ini terdiri dari:
2010
2009
(Disajikan
Kembali Catatan 3)
Makanan dan minuman
Perlengkapan hotel
Lain-lain
216.629.020
139.608.243
204.188.931
59.045.514
33.414.731
34.336.583
Jumlah
560.426.194
126.796.828
Berdasarkan penelaahan atas kondisi fisik persediaan pada akhir tahun, manajemen Perusahaan dan
Anak Perusahaan berkeyakinan bahwa persediaan telah mencerminkan nilai realisasi bersihnya,
sehingga tidak perlu dilakukan penyisihan penurunan nilai atas persediaan tersebut.
35
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
9.
INVESTASI PADA PERUSAHAAN ASOSIASI
31 Desember 2010
Persentase
Kepemilikan
Metode Ekuitas
PT Indonesian Paradise
Island (IPI) **
PT Java Paradise
Island (JPI)
PT Omega
Propertindo (OP)
PT Oasis Hotel
Bogor (OHB) *
Bagian Perusahaan
atas Laba (Rugi)
Bersih Perusahaan
Asosiasi
Nilai Tercatat
1 Januari 2010
Penambahan
(Pengurangan)
Penyertaan
Nilai Tercatat
31 Desember 2010
48,75%
252.423.931.075
-
(252.423.931.075)
-
27,50%
17.673.341.469
1.192.991.838
-
18.866.333.307
33,34%
18.198.591.282
1.791.689.860
-
19.990.281.142
50,00%
4.798.850.894
(14.175.856)
-
4.784.675.038
293.094.714.720
2.970.505.842
(252.423.931.075)
43.641.289.487
Jumlah
31 Desember 2009 (Disajikan Kembali – Catatan 3)
Persentase
Kepemilikan
Metode Ekuitas
PT Indonesian
Paradise
Island (IPI)
PT Java Paradise
Island (JPI)
PT Omega
Propertindo (OP)
PT Oasis Hotel
Bogor (OHB) *
PT Retzan
Indonusa (RIN)
Jumlah
Selisih Penilaian
Kembali Investasi
Pada Perusahaan
Asosiasi
Nilai Tercatat
1 Januari 2009
Bagian Perusahaan
atas Laba (Rugi)
Bersih Perusahaan
Asosiasi
Penambahan
(Pengurangan)
Penyertaan
Nilai Tercatat
31 Desember 2009
48,75%
64.491.024.126
184.054.547.458
-
3.878.359.491
252.423.931.075
27,50%
15.137.883.282
2.402.949.682
-
132.508.505
17.673.341.469
33,34%
18.818.625.267
-
(721.435.891)
101.401.906
18.198.591.282
50,00%
4.812.888.430
-
-
(14.037.536)
4.798.850.894
-
-
1.114.314.670
(1.114.314.670)
-
103.260.421.105
186.457.497.140
392.878.779
2.983.917.696
293.094.714.720
-
* melalui PT Karsa Citra Unggul, Anak Perusahaan
** dikonsolidasikan sejak 23 Desember 2010 (lihat Catatan 1d)
Perusahaan telah melakukan penilaian kembali terhadap investasi pada Perusahaan Asosiasi (PT Java
Paradise Island dan PT Indonesian Paradise Island) untuk posisi tanggal 31 Juli 2009 (setelah KuasiReorganisasi). Berdasarkan laporan penilaian independen KJPP Samsul Hadi, Wahyono Adi, Hendra
Gunawan & Rekan (SAH & Rekan) No. PU.012.09 tertanggal 1 Desember 2009 untuk PT Java
Paradise Island dan No. PU.013.09 tertanggal 1 Desember 2009 untuk PT Indonesian Paradise Island,
terdapat kenaikan nilai investasi pada kedua Perusahaan Asosiasi yaitu PT Java Paradise Island
sebesar Rp 2.402.949.682 dan PT Indonesian Paradise Island sebesar Rp 184.054.547.458 atau
keduanya sebesar Rp 186.457.497.140 (lihat Catatan 33).
36
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
9.
INVESTASI PADA PERUSAHAAN ASOSIASI (lanjutan)
Penilaian kembali investasi pada Perusahaan Asosiasi menggunakan rekonsiliasi indikasi nilai yang
diperoleh dari penggunaan metode Discounted Cash Flow dan Market Multiples Method (untuk investasi
pada PT Java Paradise Island) dan rekonsiliasi indikasi nilai yang diperoleh dari penggunaan metode
Discounted Cash Flow dan Adjusted Book Value (untuk investasi pada PT Indonesian Paradise Island).
Perusahaan membukukan selisih penilaian kembali investasi pada Perusahaan Asosiasi sebesar
Rp 186.457.497.140 ke dalam akun “Selisih Penilaian Kembali Investasi pada Perusahaan Asosiasi”
yang merupakan komponen ekuitas sebelum Kuasi-Reorganisasi (Catatan 2t).
Pada tanggal 23 Desember 2010, Perusahaan meningkatkan kepemilikannya pada IPI sebesar 16,25%
dari 48,75% menjadi 65% melalui pembelian saham dari Dana Pensiun Bank Indonesia dengan biaya
perolehan Rp 87.750.000.000. Pembelian saham ini telah dinyatakan dalam Akta Jual Beli Saham
No. 243 tanggal 23 Desember 2010 yang dibuat di hadapan Humberg Lie, SH, SE, MKn, Notaris di
Jakarta. Akibat peningkatan kepemilikan ini, IPI menjadi Anak Perusahaan dan laporan keuangannya
dikonsolidasikan sejak 23 Desember 2010 (Catatan 1d).
10. ASET TETAP
Akun ini terdiri dari:
1 Januari 2010
Nilai Tercatat
Pemilikan Langsung
Hak atas tanah
32.394.354.523
Bangunan dan prasarana
23.957.215.397
Peralatan dan perlengkapan
5.421.731.211
Kendaraan
464.434.099
Sub jumlah
62.237.735.230
Sewa Pembiayaan
Kendaraan
Jumlah Nilai Tercatat
290.000.000
62.527.735.230
37
Penambahan
2.359.500.000^^
4.850.512.476
3.077.576.985#
89.881.920
1.640.500.000^^
74.200.626.005#
1.101.039.114
12.011.443.954#
108.884.235*
591.595.173
869.572.119#
6.633.028.683
4.000.000.000^^
108.884.235*
90.159.219.063#
492.250.000#
6.633.028.683
4.000.000.000^^
108.884.235*
90.651.469.063#
Pengurangan
31 Desember 2010
3.000.000.000
108.884.235*
-
42.681.943.984
96.779.339.087
18.643.098.514
225.540.099**
1.700.061.292
3.000.000.000
108.884.235*
225.540.099**
159.804.442.877
30.000.000*
3.000.000.000
138.884.235*
225.540.099**
752.250.000
160.556.692.877
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
10. ASET TETAP (lanjutan)
1 Januari 2010
Akumulasi Penyusutan
Pemilikan Langsung
Bangunan dan prasarana
8.506.934.666
Peralatan dan perlengkapan
3.601.929.512
Kendaraan
228.619.249
Sub jumlah
12.337.483.427
Sewa Pembiayaan
Kendaraan
12.083.334
Jumlah Akumulasi Penyusutan
12.349.566.761
Nilai Buku
50.178.168.469
1 Januari 2009
Penambahan
Pengurangan
31 Desember 2010
4.750.371.718
26.092.409.268#
1.784.258.461
6.438.239.282#
154.032.089
346.786.524#
1.787.500.000
37.562.215.652
-
11.824.427.255
-
729.437.862
6.688.662.268
32.877.435.074#
1.787.500.000
50.116.080.769
-
88.614.583
1.787.500.000
50.204.695.352
76.531.249
6.765.193.517
32.877.435.074#
110.351.997.525
Penambahan
Pengurangan
31 Desember 2009
(Setelah Penyajian
Kembali-Catatan 3)
Nilai Tercatat
Pemilikan Langsung
Hak atas tanah
Bangunan dan prasarana
Peralatan dan perlengkapan
Kendaraan
31.177.549.523
24.978.220.827
4.788.877.304
263.172.428
1.216.805.000*
315.888.465
660.269.151
223.190.099*
101.544.000^
1.336.893.895*
27.415.244*
123.472.428
32.394.354.523
23.957.215.397
5.421.731.211
464.434.099
Sub Jumlah
61.207.820.082
976.157.616
1.439.995.099*
101.544.000^
123.472.428
1.364.309.139*
62.237.735.230
101.544.000^
290.000.000
123.472.428
1.364.309.139*
101.544.000^
62.527.735.230
Sewa Pembiayaan
Kendaraan
Jumlah Nilai Tercatat
101.544.000
61.309.364.082
38
290.000.000
1.266.157.616
1.439.995.099*
101.544.000^
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
10. ASET TETAP (lanjutan)
1 Januari 2009
Akumulasi Penyusutan
Pemilikan Langsung
Bangunan dan prasarana
Peralatan dan perlengkapan
Kendaraan
Sub Jumlah
Sewa Pembiayaan
Kendaraan
Penambahan
Pengurangan
31 Desember 2009
(Setelah Penyajian
Kembali-Catatan 3)
7.251.240.196
2.899.457.007
206.995.269
1.255.694.470
702.472.505
35.041.116
74.042.500^
87.459.636
8.506.934.666
3.601.929.512
228.619.249
10.357.692.472
1.993.208.091
74.042.500^
87.459.636
12.337.483.427
71.927.000
Jumlah Akumulasi Penyusutan
10.429.619.472
Nilai Buku
50.879.744.610
14.198.834
2.007.406.925
74.042.500^
74.042.500^
12.083.334
87.459.636
74.042.500^
12.349.566.761
50.178.168.469
*) Perubahan atas kenaikan dan penurunan nilai aset tetap dari hasil revaluasi aset tetap
**) Penyesuaian
^) Reklasifikasi dari aset sewa pembiayaan ke pemilikan langsung
^^) Reklasifikasi dari uang muka perolehan tanah (Catatan 15)
#) Aset Anak Perusahaan (IPI) yang dikonsolidasikan sejak 23 Desember 2010
Beban penyusutan dibebankan ke dalam beban operasi masing-masing adalah sebesar Rp 6.765.193.517
dan Rp 2.007.406.925 untuk tahun 2010 dan 2009.
Penambahan aset tetap di tahun 2010 termasuk aset tetap Anak Perusahaan yang diakuisisi
(PT Indonesian Paradise Island) dengan nilai buku Rp 57.774.033.989.
Pada tahun 2008, Perusahaan memperoleh tanah yang berlokasi di Tebet, Jakarta berupa Hak Guna
Bangunan (HGB) No. 2682 seluas 237 meter persegi atas nama Perusahaan. HGB tersebut akan jatuh
tempo pada tahun 2021 dan menurut Perusahaan hak tersebut dapat diperpanjang pada saat jatuh tempo.
Perusahaan menguasai sebidang tanah yang terletak di Tuban, Bali dengan Hak Guna Bangunan (HGB)
No. 851 seluas 2.700 meter persegi atas nama Perusahaan. HGB tersebut akan jatuh tempo pada tahun
2034 dan menurut Perusahaan hak tersebut dapat diperpanjang pada saat jatuh tempo.
Pada tahun 2010, Perusahaan memperoleh tanah yang terletak di Kuta, Bali dengan Hak Guna Bangunan
(SHGB) No. 990/Kuta seluas 1.800 meter persegi atas nama Perusahaan (Catatan 15). HGB tersebut akan
jatuh tempo pada tahun 2040 dan menurut Perusahaan dapat diperpanjang pada saat jatuh tempo
Perusahaan telah melakukan penilaian kembali terhadap aset tetap berupa tanah, bangunan dan
prasarana, peralatan dan perabotan hotel serta kendaraan untuk posisi tanggal 31 Juli 2009. Berdasarkan
laporan
penilaian
independen
KJPP
Iskandar
Asmawi
Imam
&
Rekan
No. 045.3/IAI-1/LP/IX/2009 dan No. 045.4/IAI-1/LP/IX/2009, keduanya tertanggal 4 September 2009,
terdapat kenaikan nilai aset tetap sebesar Rp 75.685.960 (lihat Catatan 33). Penilaian kembali aset tetap
tersebut menggunakan rekonsiliasi metode pendekatan biaya dan metode pendekatan pendapatan.
Perusahaan membukukan surplus revaluasi aset tetap sebesar Rp 75.685.960 ke dalam akun “Surplus
Revaluasi Aset Tetap” yang merupakan komponen ekuitas sebelum Kuasi-Reorganisasi (Catatan 2t).
39
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
10. ASET TETAP (lanjutan)
PT Eka Ilalang Suryadinamika (EIS), Anak Perusahaan, memiliki 4 (empat) bidang tanah seluas 12.498
meter persegi yang terletak di Sentul City, Jalan Gatot Subroto, Kecamatan Citeureup, Kabupaten
Bogor, Jawa Barat, sesuai dengan akta jual beli No. 121/2007, No 122/2007, No 123/2007,
No. 124/2007, No. 125/2007, No. 126/2007, No. 127/2007 dan No. 128/2007 tertanggal 18 Juni 2007
dari Niken Larasati, S.H., Notaris PPAT di Bogor. Sampai dengan tanggal laporan auditor independen,
hak tanah masih dalam proses balik nama menjadi atas nama EIS.
PT Langgeng Cipta Karya (LCK), Anak Perusahaan, mempunyai 1 (satu) bidang tanah seluas 2.120
meter persegi yang terletak di desa Kedewatan, Ubud, Bali, dengan hak legal berupa Sertifikat Hak
Milik (SHM) No. 2361/Desa Kedewatan atas nama I Gusti Ngurah Oka Budiasa. Sampai dengan
tanggal laporan auditor independen, hak tanah masih dalam proses balik nama menjadi atas nama
LCK.
PT Retzan Indonusa (RIN), Anak Perusahaan, memiliki 2 (dua) bidang tanah yang terletak di
Kecamatan Batam Kota, Kelurahan Teluk Tering, Batam, Kepulauan Riau dengan luas 5.638 meter
persegi dan 1.361 meter persegi dengan hak legal berupa Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB)
selama 30 tahun yang berakhir pada tahun 2018. RIN juga memiliki bangunan berikut tanah yang
terletak di Komplek Center Point, Pulau Batam dengan hak legal berupa Sertifikat Hak Guna Bangunan
(SHGB) yang akan berakhir pada tahun 2018. Manajemen RIN berpendapat tidak terdapat masalah
dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan
bukti pemilikan yang sah.
Pada tahun 2010, PT Grahatama Indah Lestari (GIL), anak perusahaan PT Mega Biru Selaras (Anak
Perusahaan) menjual bangunan yang nilai bukunya sebesar Rp 1.212.500.000 dengan harga jual
sebesar Rp 4.231.660.848 sehingga GIL memperoleh laba penjualan aset tetap sebesar
Rp 3.019.160.848 yang disajikan sebagai penghasilan lain-lain pada laporan laba rugi konsolidasi.
Aset tetap Perusahaan dan Anak Perusahaan tertentu, kecuali tanah, diasuransikan terhadap risiko
kebakaran dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 48,938 miliar (Perusahaan),
Rp 82,358 miliar dan US$ 100,000 (Anak Perusahaan) pada tanggal 31 Desember 2010 serta sebesar
Rp 46,2 miliar (Perusahaan) pada tanggal 31 Desember 2009. Manajemen Perusahaan dan Anak
Perusahaan berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan
kerugian atas risiko tersebut.
Aset tetap Perusahaan dan Anak Perusahaan digunakan sebagai jaminan atas pinjaman jangka
panjang (Catatan 22).
Berdasarkan penelaahan manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan, tidak terdapat kejadiankejadian atau perubahan-perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai aset tetap
pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009.
40
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
11. HAK ATAS SEWA TANAH JANGKA PANJANG
Akun ini merupakan pembayaran hak atas sewa tanah yang direncanakan untuk dikembangkan oleh
Anak Perusahaan dengan rincian sebagai berikut:
2010
Hak sewa apartemen fX Residence,
Jakarta (lihat Catatan 31c)
Uang muka hak sewa tanah
Hak pemanfaatan tanah di Jalan AM Sangaji,
Yogyakarta (lihat Catatan 31c)
Hak sewa tanah di Ubud, Bali (lihat Catatan 31c)
2009
(Disajikan
Kembali Catatan 3)
40.810.000.000
5.801.805.938
5.716.652.438
816.816.000
587.200.000
816.816.000
450.000.000
Jumlah
Akumulasi amortisasi hak sewa
48.015.821.938
(301.853.467)
6.983.468.438
(255.052.933)
Bersih
47.713.968.471
6.728.415.505
Uang muka hak sewa tanah merupakan pembayaran di muka atas hak sewa beberapa tanah seluas
472.410 meter persegi dengan jangka waktu sewa selama 30 tahun yang terletak di Desa Buahan Kaja,
Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar, Bali oleh PT Grahatama Indah Lestari (GIL), anak
perusahaan PT Mega Biru Selaras (Anak Perusahaan).
12. TANAH YANG BELUM DIKEMBANGKAN
PT Karsa Citra Unggul (KCU), Anak Perusahaan, memiliki 2 bidang tanah yang belum dikembangkan
seluas 20.000 meter persegi yang terletak di Kelurahan Kuta, Kecamatan Badung, Bali, dengan hak
legal berupa Sertifikat Hak Milik (SHM) No. 5327 seluas 10.000 meter persegi dan SHM No. 5315
seluas 10.000 meter persegi masing-masing atas nama A.A. Ngurah Mayun dan A.A. Putu Oka
Wijaya. Sampai dengan tanggal laporan auditor independen, hak atas tanah masih dalam proses balik
nama menjadi atas nama KCU. Harga perolehan tanah ini sebesar Rp 11.059.895.000.
PT Cakra Guna Dharma Eka (CGDE), anak perusahaan PT Mega Biru Selaras (Anak Perusahaan),
memiliki beberapa bidang tanah yang belum dikembangkan dengan total luas 622.815 meter persegi
yang terletak di Desa Waleo, Manado, Sulawesi Utara yang telah disertifikasi atas nama CGDE yang
terdiri dari 24 (dua puluh empat) Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) yang terdiri dari SHGB
No. 01/Desa Waleo sampai dengan No. 23/Desa Waleo tanggal 4 September 2003; dan SHGB
No. 1/Desa Makalisung tanggal 4 September 2003. Harga perolehan tanah ini sebesar
Rp 1.555.015.798.
41
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
13. GOODWILL
a. Goodwill Positif
2010
Perusahaan:
PT Indonesian Paradise Island (IPI)
PT Saranausaha Jaya (SJ)
PT Dinamika Putra Perkasa (DPP)
Anak Perusahaan
PT Dinamika Putra Pratama (DPP)
PT Mega Biru Selaras (MBS)
-
Jumlah
2009
(Disajikan
Kembali Catatan 3)
239.383.865.993
10.786.166
6.237.781
13.662.477
7.830.406
590.804.106
6.549.790
85.058.701
239.998.243.836
106.551.584
Goodwill positif untuk IPI terdiri dari transaksi akuisisi pada tanggal 23 Desember 2010 sejumlah
Rp 55.329.318.535 (lihat Catatan 1d) dan selisih revaluasi atas Kuasi-Reorganisasi pada tanggal
31 Juli 2009 sejumlah Rp 184.054.547.458 (lihat Catatan 9 dan 33).
Goodwill positif atas SJ dan DPP berasal dari Penggabungan Usaha antara Perusahaan dan TSW,
sedangkan untuk DPP merupakan goodwill atas akuisisi PT Magna Terra dan untuk MBS
merupakan goodwill atas akuisisi PT Grahatama Indah Lestari.
b. Goodwill Negatif
Akun ini merupakan selisih lebih nilai buku atas biaya perolehan akuisisi PT Cakra Guna Dharma Eka
oleh PT Mega Biru Selaras, Anak Perusahaan.
14. BIAYA DITANGGUHKAN
2010
2009
(Disajikan
Kembali Catatan 3)
Saldo awal
Penambahan selama tahun berjalan
2.633.866.639
19.178.051.418
1.514.438.305
1.119.428.334
Saldo akhir
Amortisasi:
- Saldo awal
- Amortisasi tahun berjalan
21.811.918.057
2.633.866.639
Jumlah
21.035.147.145
(79.359.212)
(697.411.700)
(79.359.212)
2.554.507.427
Biaya ditangguhkan merupakan biaya perolehan hak kepemilikan tanah dan hak guna bangunan dan
diamortisasi sepanjang periode hak atas tanah atau umur ekonomis tanah, mana yang lebih pendek,
dengan metode garis lurus. Penambahan biaya ditangguhkan pada tahun 2010 termasuk biaya
ditangguhkan Anak Perusahaan yang dikonsolidasi pada akhir tahun 2010 dengan nilai buku
Rp 10.685.442.298.
42
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
15. UANG MUKA PEROLEHAN ASET TETAP
2009
(Disajikan
Kembali Catatan 3)
2010
Uang muka perolehan tanah di Desa Waleo,
Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara
Uang muka perolehan tanah di Batam, Riau
Uang muka perolehan tanah dan
bangunan Hotel Bali Prani di Kuta, Bali
Jumlah
4.697.363.248
200.000.000
4.368.813.248
-
-
2.847.954.800
4.897.363.248
7.216.768.048
PT Cakra Guna Dharma Eka (CDGE), anak perusahaan PT Mega Biru Selaras (Anak Perusahaan),
melakukan pembayaran uang muka perolehan tanah atas 34 (tiga puluh empat) bidang tanah dengan
total luas 506.660 meter persegi di Desa Waleo, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. Sampai dengan
tanggal laporan auditor independen, proses pengambilalihan tanah tersebut di atas masih dalam
pengurusan perijinan. Jumlah uang muka perolehan tanah yang dibayar sampai dengan tanggal
31 Desember 2010 sebesar Rp 4.697.363.248.
Pada tahun 2010, PT Retzan Indonusa (RIN), Anak Perusahaan, melakukan pembayaran uang muka
perolehan tanah sebesar Rp 200.000.000 untuk perolehan tanah yang terletak di Propinsi Riau,
Kotamadya Daerah Kota Batam, Kecamatan Sekupang, Kelurahan Patam Lestari seluas 5.000 meter
persegi.
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2009, Perusahaan telah melakukan pembayaran uang muka
perolehan tanah yang terletak di Kuta, Bali seluas 1.800 meter persegi atas nama I Gusti Ngurah Oka
Suryawan dengan kepemilikan Hak Milik nomor 3288 dan bangunan atas nama I Gusti Ketut Gede yang
telah memiliki Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) Nomor 546 tahun 1996, seluruhnya sejumlah
Rp 2.847.954.800. Di atas tanah tersebut berdiri bangunan Hotel Bali Prani. Namun, karena tanah dan
bangunan tersebut dijadikan sebagai jaminan hutang kepada Bank Eksekutif oleh pemiliknya, maka
pembayaran pembelian tanah dan bangunan dilakukan sesuai dengan kesepakatan sebagai berikut:
- Tahap pertama sebesar Rp 500.000.000 dibayarkan manajemen langsung kepada Bank Eksekutif.
- Tahap kedua sebesar Rp 2.347.954.800 dibayarkan manajemen kepada Bank Eksekutif selama dua
belas kali angsuran tiap bulan sebesar Rp 195.662.900 sejak 24 Januari 2009 sampai dengan
24 Desember 2009.
- Tahap ketiga sebesar Rp 1.152.045.200 dibayarkan manajemen sebagai pelunasan kepada pemilik
tanah.
Pada tanggal 26 Januari 2010, manajemen telah melakukan pembayaran tahap ketiga sebesar
Rp 1.152.045.200 yang dinyatakan dalam surat pernyataan pelunasan bermaterai. Selanjutnya
perolehan tanah ini dinyatakan dalam Akta Jual Beli No. 87/2010 tanggal 23 November 2010 di hadapan
Ambo Enre, SH, Notaris di Badung, Bali dan disertifikasi dengan hak legal berupa Sertifikat Hak Guna
Bangunan (SHGB) No. 990/Kuta tanggal 27 Desember 2010 atas nama Perusahaan, sehingga uang
muka perolehan aset tetap telah direklasifikasi menjadi aset tetap (Catatan 10).
43
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
16. ASET TIDAK LANCAR LAINNYA
Akun ini terutama merupakan akumulasi pembiayaan untuk renovasi pembangunan dan pengembangan
hotel dan pusat perbelanjaan yang terdiri dari:
2009
(Disajikan
Kembali 2010
Catatan 3)
Pembangunan hotel dan pusat perbelanjaan
Pembiayaan dan beban keuangan
Arsitektur dan design interior
Lain-lain
131.183.652.235
14.417.358.131
12.070.370.293
4.652.364.929
3.014.337.967
1.504.020.178
314.443.624
Jumlah
162.323.745.588
4.832.801.769
Rincian proyek pembiayaan renovasi pembangunan dan pengembangan hotel dan pusat perbelanjaan
adalah sebagai berikut:
Keterangan
Perusahaan
Anak Perusahaan:
- PT Indonesian Paradise
Island
- PT Retzan Indonusa
- PT Mega Biru Selaras dan
Anak Perusahaan
- PT Aneka Bina Laras dan
Anak Perusahaan
- PT Dinamika Putra Perkasa
dan Anak Perusahaan
- PT Karsa Citra Unggul dan
Anak perusahaan
- PT Saranausaha Jaya
Proyek Pembiayaan
Hotel Harris Tuban Extetion,
Bali
Sahid Kuta Lifestyle Resort
(Hotel Sheraton Bali Kuta
Resort dan Lifestyle Center
Beachwalk)
Hotel Harris Batam Center,
Batam
Perkiraan Tahun
Saldo
Penyelesaian 31 Desember 2010
2012
37.910.318
2012
115.716.248.863
2011
17.015.805.709
Water Park, Bali
HARRIS suites fX SUDIRMAN,
Jakarta
2011
15.532.498.480
2011
8.095.626.718
Cikini Gold Center, Jakarta
2012
2.968.223.931
2011
1.433.077.691
2013
2013
860.000.000
664.353.878
Hotel Harris Pop, Manado
Renovasi Pasar Pramuka,
Jakarta
- PT Eka Ilalang Suryadinamika Harris Hotel Sentul
Jumlah
162.323.745.588
44
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
17. HUTANG USAHA
Akun ini merupakan hutang kepada pihak ketiga yang timbul antara lain untuk pembelian makanan,
minuman dan perlengkapan hotel dengan rincian sebagai berikut:
2010
2009
(Disajikan
Kembali Catatan 3)
King Koil Jakarta
PT Trust Surya Barutama Mandiri
UD Denita Jaya
Umbah Laundry
Putra Mandiri
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 50 juta)
154.496.751
97.306.540
91.136.417
67.681.000
59.505.600
1.918.770.550
449.812.376
Jumlah
2.388.896.858
449.812.376
Rincian umur hutang usaha dengan pihak ketiga berdasarkan tanggal faktur adalah sebagai berikut:
2010
2009
(Disajikan
Kembali Catatan 3)
1 - 30 hari
31- 60 hari
61- 90 hari
Lebih dari 90 hari
1.832.112.242
405.851.652
118.712.709
32.220.255
284.472.196
92.860.121
29.141.174
43.338.885
Jumlah
2.388.896.858
449.812.376
45
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
18. HUTANG LAIN-LAIN
Akun ini terdiri dari:
2010
Hutang atas renovasi pembangunan dan
pengembangan Hotel dan Pusat Perbelanjaan:
PT Waskita Karya
Wickhams Cay Holdings Limited
Helios Capital
PT Cipta Indomegah Bangun Citra
PT Developing Indonesia Prakasita
Lain-lain
2009
(Disajikan
Kembali Catatan 3)
11.197.240.179
7.318.674.000
1.945.000.000
645.000.000
157.399.901
660.046.538
774.000.000
393.090.000
Jumlah hutang atas renovasi dan pengembangan
Perolehan aset tetap
Setoran jaminan tamu
Jasa pelayanan dan sisa penyisihan atas kerugian
dan kerusakan peralatan hotel dan restoran
Pendapatan ditangguhkan
Lain-lain
21.923.360.618
4.203.984.267
1.027.376.319
1.167.090.000
342.336.216
911.130.467
993.181.255
2.250.493.388
152.104.754
116.666.667
3.666.206.661
Jumlah
31.309.526.314
5.444.404.298
Perolehan aset tetap terdiri dari:
Sisa pembayaran cicilan pembelian aset tetap tanah PT Eka Ilalang Suryadinamika, Anak
Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 sebesar Rp 2.500.000.000 yang akan dibayar
secara bulanan terakhir jatuh tempo pada tanggal 20 Mei 2011.
Hutang atas perolehan aset tetap PT Aneka Bina Laras, Anak Perusahaan sebesar
Rp 1.703.984.267.
Setoran jaminan tamu merupakan uang muka yang disetor tamu atas pemakaian kamar dan ruangan
pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009.
19. PERPAJAKAN
a.
Pajak Dibayar Di Muka
Akun ini terdiri dari:
2010
2009
(Disajikan
Kembali Catatan 3)
Pajak Penghasilan Pasal 4 (2)
Pajak Pertambahan Nilai
321.624.000
5.645.392.364
140.308.032
Jumlah
5.967.016.364
140.308.032
46
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
19. PERPAJAKAN (lanjutan)
b.
Hutang Pajak
2010
2009
(Disajikan
Kembali Catatan 3)
Pajak Pembangunan I
Pajak Penghasilan
Pasal 21
Pasal 23
Pasal 26
Pasal 4 (2)
Pasal 29
815.016.829
642.932.383
154.481.023
66.338.213
87.487.994
1.026.299.730
98.407
70.339.661
26.550.453
50.371.259
-
Jumlah
2.149.722.196
790.193.756
c. Rekonsiliasi antara laba sebelum beban pajak penghasilan, seperti yang disajikan pada laporan
laba rugi konsolidasi dan taksiran penghasilan kena pajak untuk tahun yang berakhir pada
tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
2009
(Disajikan
Kembali 2010
Catatan 3)
Laba sebelum beban pajak penghasilan
menurut laporan laba rugi konsolidasi
Rugi sebelum pajak TSW
Rugi sebelum pajak Anak Perusahaan
Bagian Perusahaan atas laba bersih
Perusahaan Asosiasi
Laba sebelum pajak - Perusahaan
Beda waktu:
Imbalan kerja karyawan
Penyisihan piutang ragu-ragu
Pembayaran hutang sewa guna usaha
Penyusutan aset tetap
Penyusutan aset sewa pembiayaan
Beban bunga sewa pembiayaan
24.043.635.603
1.487.589.550
6.011.678.165
2.688.768.826
-
(2.984.681.698)
(4.010.867.996)
22.546.543.455
4.689.578.995
267.173.515
(117.876.779)
(68.892.000)
63.849.953
(31.249.999)
19.147.341
Beda tetap:
Laba atas penjualan investasi efek
Penurunan nilai investasi efek
Jasa giro dan bunga deposito
Jamuan
Lain-lain
(21.863.830.416)
(235.101.840)
(84.368.814)
15.175.096
-
Taksiran laba fiskal tahun berjalan (dipindahkan)
47
510.569.512
146.371.873
113.804.913
342.189.486
12.083.333
8.010.449
(4.999.209.280)
(6.560.381)
482.401
306.751.789
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
19. PERPAJAKAN (lanjutan)
2010
d.
510.569.512
2009
(Disajikan
Kembali Catatan 3)
Taksiran laba fiskal tahun berjalan (pindahan)
Rugi fiskal awal tahun yang dapat dikompensasikan:
Tahun 2007
Tahun 2006
Tahun 2005
Tahun 2004
306.751.789
(573.620.233)
(1.956.574.653)
(58.050.714)
-
(573.620.233)
(1.956.574.653)
(58.050.714)
(510.092.068)
Taksiran Rugi Fiskal Akhir Tahun
(2.077.676.088)
(2.791.585.879)
Manfaat (beban) pajak penghasilan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010
dan 2009 adalah sebagai berikut:
2009
(Disajikan
Kembali 2010
Catatan 3)
Pajak kini:
Anak Perusahaan
(8.128.750)
-
Pajak tangguhan:
Perusahaan:
Penyusutan aset tetap
Imbalan kerja karyawan
Penyisihan piutang ragu-ragu
Sewa pembiayaan
Penyisihan penurunan nilai saham
Rugi fiskal
125.592.385
66.793.379
(33.219.195)
2.128.773
(290.746.973)
85.547.371
36.592.968
33.219.195
5.023.446
(914.118.232)
-
Jumlah
(129.451.631)
(753.735.252)
Anak Perusahaan yang diakuisisi:
Imbalan kerja karyawan
Penyusutan aset tetap
277.800.935
(524.850.019)
-
Jumlah
(247.049.084)
-
Anak Perusahaan:
Rugi fiskal
Imbalan kerja karyawan
Penyusutan aset tetap
Sewa pembiayaan
Biaya provisi ditangguhkan
294.760.523
18.103.254
528.875
(153.259.615)
Jumlah
(1.689.518.674)
168.182
2.908.813
(5.501.877)
-
160.133.037
(1.691.943.556)
Jumlah Pajak Tangguhan
(216.367.678)
(2.445.678.808)
Jumlah Beban Pajak Penghasilan
(224.496.428)
48
(2.445.678.808)
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
19. PERPAJAKAN (lanjutan)
e.
Rincian aset (kewajiban) pajak tangguhan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah
sebagai berikut:
2010
Perusahaan:
Imbalan kerja karyawan
Penyisihan piutang ragu-ragu
Sewa pembiayaan
Penyusutan aset tetap
2009
(Disajikan
Kembali Catatan 3)
339.847.688
7.152.219
(173.493.446)
273.054.309
33.219.195
5.023.446
(299.085.831)
173.506.461
12.211.119
Anak Perusahaan yang diakuisisi:
Imbalan kerja karyawan
Penyusutan aset tetap
1.085.181.979
1.041.943.154
-
Jumlah
2.127.125.133
-
Jumlah
Anak Perusahaan:
Rugi fiskal
Imbalan kerja karyawan
Penyusutan aset tetap
Biaya provisi ditangguhkan
Jumlah
Jumlah aset pajak tangguhan - bersih
817.549.097
137.010.284
3.437.688
(153.259.615)
931.184.289
1.258.288
2.908.813
-
804.737.454
935.351.390
3.105.369.048
947.562.509
Pada bulan September 2008, Undang-undang No. 7 Tahun 1983 mengenai “Pajak Penghasilan” diubah
untuk keempat kalinya dengan Undang-undang No. 36 Tahun 2008. Perubahan tersebut juga
mencakup perubahan tarif pajak penghasilan badan dari sebelumnya menggunakan tarif pajak
bertingkat menjadi tarif tunggal yaitu 28% untuk tahun fiskal 2009 dan 25% untuk tahun fiskal 2010 dan
seterusnya.
49
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
20. BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR
Akun ini terdiri dari:
2010
2009
(Disajikan
Kembali Catatan 3)
Jasa profesional
Gaji, upah dan tunjangan karyawan
Listrik, air dan bahan bakar
Lain-lain
4.860.415.439
464.135.075
311.026.622
1.029.798.255
281.291.795
97.999.176
240.287.115
182.467.027
Jumlah
6.665.375.391
802.045.113
21. SEWA DITERIMA DI MUKA
2010
Uang muka pemesanan atas persewaan ruang
pada pusat perbelanjaan Cikini Gold Center, Jakarta
Uang muka persewaan unit hunian apartemen
fX Residence, Jakarta
Jumlah
2009
(Disajikan
Kembali Catatan 3)
14.195.294.149
-
4.088.005.200
-
18.283.299.349
-
22. PINJAMAN JANGKA PANJANG
2010
2009
(Disajikan
Kembali Catatan 3)
Dolar Amerika Serikat
Global Emerging Markets Specialist
Capital Pte Ltd (US$ 9,000,000)
80.919.000.000
-
Rupiah
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Windu Kentjana International Tbk
PT Bank Victoria International Tbk
24.624.000.000
9.000.000.000
8.605.945.538
-
42.229.945.538
-
123.148.945.538
-
Jumlah
50
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
22. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan)
Global Emerging Markets Specialist Capital Pte Ltd
Pada tanggal 17 Desember 2010, Perusahaan menerima pinjaman dari Global Emerging Markets
Specialist Capital Pte Ltd sebesar USD 9,000,000 yang digunakan untuk modal kerja Perusahaan.
Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 3% per tahun dan jatuh tempo dalam waktu 5 tahun sejak
tanggal pencairan pinjaman.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI)
Pada tanggal 13 Desember 2010, PT Indonesian Paradise Island (IPI), Anak Perusahaan, menerima
fasilitas kredit investasi dengan jumlah maksimum sebesar Rp 463.838.265.098 yang ditujukan untuk
pembangunan Sahid Kuta Lifestyle Resort (Hotel Sheraton Bali dan Lifestyle Center Beachwalk) di Bali.
Pencairan pinjaman dilakukan secara bertahap selama proses pembangunan dilakukan. Pada tahap awal,
pinjaman telah dicairkan sebesar Rp 24,624 miliar. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal
12 Juni 2018 termasuk masa tenggang selama 27 bulan dan dikenakan bunga sebesar 12% per tahun.
Pinjaman ini dijamin dengan tanah dan bangunan IPI yang terletak di Kuta, Bali dengan SHGB No. 975,
978 dan 980 (Catatan 10), saham-saham IPI, Letter of Undertaking dan Letter of Guarantee dari salah
satu Komisaris IPI untuk membeli kembali aset yang dijaminkan, dan jaminan perusahaan dari
Perusahaan.
PT Bank Windu Kentjana International Tbk (Bank Windu)
Pada tanggal 2 November 2010, Perusahaan menerima fasilitas kredit Installment Loan I dan II (Fasilitas
IL-1 dan IL-2) dari Bank Windu dengan jumlah maksimum masing-masing sebesar Rp 28,2 mlliar
dan Rp 18 miliar yang ditujukan untuk pembangunan Hotel “Pop” Harris, Yogyakarta dan pengembangan
serta renovasi HARRIS suites fX SUDIRMAN, Jakarta. Fasilitas IL-1 diberikan untuk jangka waktu
8 tahun termasuk masa tenggang selama 18 bulan sedangkan Fasilitas IL-2 diberikan untuk jangka
waktu 6 tahun termasuk masa tengang selama 12 bulan.
Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 12% per tahun dan dijamin dengan tanah dan bangunan milik
Perusahaan (Catatan 10), saham Anak Perusahaan PT Karsa Citra Unggul yang ada dalam PT Kega
Property Utama dan saham Perusahaan yang ada dalam PT Aneka Bina Laras. Pinjaman dicairkan
secara bertahap selama proses pembangunan dan pengembangan serta renovasi dilakukan. Pada
tanggal 31 Desember 2010, pinjaman telah dicairkan sebesar Rp 9 miliar.
PT Bank Victoria International Tbk (Bank Victoria)
Pada tanggal 5 April 2010, RIN memperoleh fasilitas pinjaman kredit investasi dengan jumlah
maksimum sebesar Rp 63 miliar dari Bank Victoria. Tingkat bunga per tahun untuk fasilitas ini sebesar
13% dan jatuh tempo dalam 78 bulan termasuk masa tenggang selama 18 bulan. Fasilitas ini dijamin
dengan aset tetap berupa bangunan hotel yang akan dibangun dan tanah RIN dengan SHGB
No. 3896/Teluk Tering – Batam (Catatan 10), seluruh saham RIN, jaminan perusahaan atas nama
Perusahaan dan PT Anugerah Nusaraya, pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Sesuai perjanjian,
RIN diwajibkan memenuhi batasan-batasan tertentu yang ditetapkan antara lain memberikan informasi
perkembangan usaha. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2010, RIN mencatat saldo pinjaman
sebesar Rp 8.261.785.538, setelah memperhitungkan amortisasi biaya provisi pinjaman.
51
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
22. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan)
PT Bank Victoria International Tbk (Bank Victoria) (lanjutan)
Pada tanggal 5 April 2010, KCU memperoleh fasilitas Kredit Investasi dari Bank Victoria dengan jumlah
maksimum pinjaman sebesar Rp 25 milyar yang akan jatuh tempo pada tanggal 5 Oktober 2016
termasuk masa tenggang selama 18 bulan dan dikenakan bunga sebesar 13% per tahun. Pencairan
pinjaman dilakukan secara bertahap selama proses pembangunan dilakukan. Sampai dengan tanggal
31 Desember 2010, KCU telah menggunakan fasilitas pinjaman tersebut sebesar Rp 344.160.000.
23. HAK MINORITAS
2010
Hak minoritas atas aset bersih Anak Perusahaan:
PT Indonesian Paradise Island
PT Aneka Bina Laras dan Anak Perusahaan
PT Eka Ilalang Suryadinamika
PT Dinamika Putra Perkasa dan Anak Perusahaan
PT Langgeng Cipta Karya
PT Saranausaha Jaya
PT Mega Biru Selaras dan Anak Perusahaan
PT Karsa Citra Unggul dan Anak Perusahaan
PT Retzan Indonusa
Jumlah
2009
(Disajikan
Kembali Catatan 3)
69.829.160.079
19.332.297.231
12.225.707.621
4.466.596.117
2.878.710.303
1.979.029.537
799.742.367
781.331.596
20.757.798
12.249.596.406
234.485.000
2.958.034.528
2.235.196.031
834.773.522
787.840.507
26.705.850
112.313.332.649
19.326.631.844
Hak minoritas atas rugi (laba) bersih Anak Perusahaan:
PT Dinamika Putra Perkasa dan Anak Perusahaan
PT Aneka Bina Laras dan Anak Perusahaan
PT Saranausaha Jaya
PT Langgeng Cipta Karya
PT Mega Biru Selaras dan Anak Perusahaan
PT Eka Ilalang Suryadinamika
PT Karsa Citra Unggul dan Anak Perusahaan
PT Retzan Indonusa
PT Indonesian Paradise Island
1.475.895.230
664.612.769
256.166.494
79.324.224
35.031.156
23.888.785
6.608.911
5.948.052
(4.749.335.691)
206.250
3.037.242
(1.848.682)
32.000.771
1.251.490
10.029.330
115.728
-
Jumlah
(2.201.860.070)
44.792.129
52
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
24. MODAL SAHAM
Susunan pemegang saham dan kepemilikan saham Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 dan
2009 dari Biro Administrasi Efek PT Adimitra Transferindo adalah sebagai berikut:
2010
Pemegang Saham
Jumlah Saham
Ditempatkan dan
Disetor Penuh
RBS Coutts Bank Ltd Singapore
PT Grahatama Kreasibaru
BSI Bank Limited
Agoes Soelistyo Santoso (Direktur Utama)
Patrick Santosa Rendradjaja (Direktur)
Diana Solaiman (Direktur)
Karel Patipeilohy (Komisaris)
Lain-lain
Jumlah
Persentase
Pemilikan
Jumlah
949.000.000
946.675.350
223.000.000
10.000.000
5.000.000
3.750.000
1.000.000
272.378.250
39,36%
39,27%
9,25%
0,41%
0,21%
0,16%
0,04%
11,30%
94.900.000.000
94.667.535.000
22.300.000.000
1.000.000.000
500.000.000
375.000.000
100.000.000
27.237.825.000
2.410.803.600
100,00%
241.080.360.000
2009
Pemegang Saham
Jumlah Saham
Ditempatkan dan
Disetor Penuh
Anemone Continental S.A. BVI
CGMI 1 Client Segreagated Secs
PT Grahatama Kreasibaru
Agoes Soelistyo Santoso (Direktur Utama)
Patrick Santosa Rendradjaja (Direktur)
Diana Solaiman (Direktur)
Karel Patipeilohy (Komisaris)
Lain-lain
Jumlah
Persentase
Pemilikan
Jumlah
949.000.000
223.000.000
129.861.000
10.000.000
5.000.000
3.500.000
1.000.000
272.639.000
59,54%
13,99%
8,15%
0,63%
0,31%
0,22%
0,06%
17,10%
94.900.000.000
22.300.000.000
12.986.100.000
1.000.000.000
500.000.000
350.000.000
100.000.000
27.263.900.000
1.594.000.000
100,00%
159.400.000.000
Sehubungan dengan penggabungan usaha PT Tirta Saga Wangi (TSW) ke dalam Perusahaan pada
tanggal 1 Juni 2010, setiap pemegang saham TSW akan mendapatkan 4,7 saham Perusahaan yang
diterbitkan dengan nilai nominal Rp 100 (nilai penuh) per saham. Dengan demikian INPP menerbitkan
saham sebanyak 816.803.600 saham (Catatan 1b)
53
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
25. PENDAPATAN USAHA
Akun ini terdiri dari:
2010
Kamar
Makanan dan minuman
Telepon
Lainnya
Jumlah
2009
(Disajikan
Kembali Catatan 3)
45.553.695.077
11.900.237.506
125.034.739
1.900.499.827
10.310.987.134
2.522.364.146
24.033.175
403.740.810
59.479.467.149
13.261.125.265
Tidak terdapat pendapatan sebesar 10% atau lebih kepada pihak tertentu.
26. BEBAN DEPARTEMENTALISASI
Akun ini terdiri dari:
2010
2009
(Disajikan
Kembali Catatan 3)
Beban Langsung:
Makanan dan minuman
Telepon
Departemen lainnya
3.650.648.631
43.444.224
426.026.194
760.604.206
12.306.603
114.887.479
Jumlah Beban Langsung
4.120.119.049
887.798.288
Gaji dan Beban Pegawai Lainnya
5.035.671.673
862.331.082
Beban Departemen Lainnya:
Perlengkapan
Binatu
Musik dan jamuan
Peralatan kantor
Lain-lain
1.164.979.490
790.820.670
287.118.725
170.945.843
2.371.097.638
105.395.061
168.625.899
20.601.284
13.047.927
661.336.537
Jumlah Beban Departemen Lainnya
4.784.962.366
969.006.708
13.940.753.088
2.719.136.078
Jumlah
54
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
27. BEBAN USAHA
Akun ini terdiri dari:
2010
2009
(Disajikan
Kembali Catatan 3)
Beban penjualan:
Promosi dan iklan
Gaji, upah dan tunjangan lainnya
3.676.606.056
1.179.128.801
542.416.600
150.775.684
Jumlah beban penjualan
4.855.734.857
693.192.284
Beban umum dan administrasi:
Pemeliharaan dan listrik
Gaji, upah dan tunjangan lainnya
Lain-lain
5.528.500.957
3.825.091.318
1.942.764.152
1.361.553.568
1.091.770.200
1.325.728.609
11.296.356.427
3.779.052.377
16.152.091.284
4.472.244.661
Jumlah beban umum dan administrasi
Jumlah
28. BEBAN USAHA PEMILIK
Akun ini terdiri dari:
2010
Gaji, upah dan tunjangan karyawan
Jasa profesional
Representasi dan jamuan
Lain-lain
Jumlah
2009
(Disajikan
Kembali Catatan 3)
7.163.778.479
3.568.287.073
69.923.450
8.825.686.975
2.519.528.007
1.594.413.347
1.151.730
1.463.042.334
19.627.675.977
5.578.135.418
29. KEWAJIBAN IMBALAN KERJA KARYAWAN
Perusahaan dan Anak Perusahaan mencatat penyisihan imbalan kerja untuk karyawannya yang telah
mencapai usia pensiun yaitu 55 tahun sesuai dengan Undang-Undang No. 13 tahun 2005 tanggal
25 Maret 2005. Imbalan kerja tersebut tidak didanai.
Tabel berikut ini merangkum komponen-komponen atas beban penyisihan imbalan kerja yang diakui
Perusahaan dan Anak Perusahaan di laporan laba rugi konsolidasi dan penyisihan imbalan kerja yang
diakui di neraca konsolidasi berdasarkan penilaian aktuaria yang dilakukan oleh PT Dian Artha Tama,
aktuaris independen, seluruhnya untuk Perusahaan dan Anak Perusahaan berdasarkan laporannya
masing-masing pada tanggal 17 Januari 2011 dan 29 Januari 2010 untuk tahun 2010 dan 2009.
55
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
29. KEWAJIBAN IMBALAN KERJA KARYAWAN (lanjutan)
a.
Beban penyisihan imbalan kerja karyawan - bersih
2010
b.
Biaya jasa kini
Biaya bunga
Amortisasi atas keuntungan aktuarial
Amortisasi atas penyesuaian akibat perbedaan
antara asumsi aktuarial dan kenyataan
Beban jasa lalu
1.461.202.772
302.756.447
(18.710.216)
Beban penyisihan imbalan kerja karyawan
1.724.247.882
(22.546.476)
1.545.355
153.301.670
43.297.416
(43.489.516)
323.036
1.494.469
154.927.075
Kewajiban imbalan kerja karyawan
2010
c.
2009
(Disajikan
Kembali Catatan 3)
2009
(Disajikan
Kembali Catatan 3)
Nilai kini kewajiban imbalan kerja karyawan
Keuntungan aktuarial yang belum diakui
5.022.725.336
1.029.830.385
974.528.538
140.925.124
Kewajiban imbalan kerja karyawan
6.052.555.721
1.115.453.662
Mutasi kewajiban imbalan kerja untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010
dan 2009 adalah sebagai berikut:
2010
2009
(Disajikan
Kembali Catatan 3)
Saldo awal tahun
Kewajiban imbalan kerja Anak Perusahaan
yang diakuisisi
Beban penyisihan imbalan kerja tahun berjalan
Pembayaran tahun berjalan
1.115.453.662
960.526.587
3.229.524.177
1.724.247.882
(16.670.000)
154.927.075
-
Saldo akhir tahun
6.052.555.721
56
1.115.453.662
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
29. KEWAJIBAN IMBALAN KERJA KARYAWAN (lanjutan)
Asumsi dasar yang digunakan Perusahaan dan Anak Perusahaan dalam menentukan kewajiban
imbalan kerja karyawan pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
2009
(Disajikan
Kembali Catatan 3)
2010
Tingkat diskonto
Tingkat kenaikan upah (gaji)
Usia pensiun
10% per tahun
8% per tahun
55 tahun
8% per tahun
8% per tahun
55 tahun
30. ASET DAN KEWAJIBAN DALAM MATA UANG ASING
Saldo aset dan kewajiban dalam mata uang asing serta konversinya ke dalam mata uang Rupiah
dengan menggunakan kurs rata-rata beli dan jual uang kertas asing dan/atau kurs transaksi yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia masing-masing pada tanggal neraca konsolidasi adalah sebagai berikut:
2010
Mata Uang Asing
Aset
Kas dan setara kas
US$
SIN$
RM
956,878
2,465
3
Jumlah Aset
Setara Rupiah
8.603.379.823
17.209.227
8.456
8.620.597.506
Kewajiban
Pinjaman jangka panjang
US$
9,000,000
Kewajiban - Bersih
80.919.000.000
72.298.402.494
2009 (Disajikan kembali Catatan 3)
Mata Uang Asing
Aset
Kas dan setara kas
US$
SIN$
RM
25,615
4,448
3
Setara Rupiah
240.785.136
29.795.888
7.967
270.588.991
57
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31. PERJANJIAN PENTING, IKATAN DAN KONTIJENSI
a. Perjanjian Lisensi Merek Usaha dan Merek Dagang (Tradename and Trademark License
Agreement)
Pada tanggal 1 Oktober 2002, Perusahaan menandatangani perjanjian lisensi merek usaha dan
merek dagang (Tradename and Trademark License Agreement) dengan Harris International Hotels
Corporation, British Virgin Islands, untuk penggunaan merek dagang dan logo Harris pada
pengoperasian hotel milik Perusahaan yang berlokasi di Jalan Dewi Sartika, Tuban, Bali, untuk
periode 15 tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan dapat diperpanjang untuk tiap
periode 5 tahun berikutnya, sehingga nama hotel menjadi Harris Hotel Tuban-Bali. Atas lisensi yang
diberikan, Perusahaan akan membayar biaya lisensi berupa royalti sebesar 1,5% dari total
pendapatan hotel setelah dikurangi pajak pembangunan dan service charge. Beban royalti lisensi
untuk tahun 2010 adalah sebesar Rp 681.630.374 dan untuk tahun 2009 adalah sebesar
Rp 484.356.007.
Pada tanggal 28 April 2004, PT Indonesian Paradise Island (IPI), Anak Perusahaan,
menandatangani perjanjian lisensi merek usaha dan merek dagang (Tradename and Trademark
License Agreement) dengan Harris International Hotels Corporation, British Virgin Islands, untuk
penggunaan merek dagang dan logo Harris pada pengoperasian resort milik IPI yang berlokasi di
Kuta, Bali, untuk periode 5 tahun dan telah diperpanjang lagi selama 5 tahun sesuai kesepakatan
bersama, sehingga nama resort menjadi Harris Resort Kuta. Atas lisensi yang diberikan, IPI akan
membayar biaya lisensi berupa royalti sebesar 1,5% dari total pendapatan hotel setelah dikurangi
pajak pembangunan dan service charge. Beban royalti lisensi untuk tahun 2010 adalah sebesar
Rp 1.886.892.618 dan untuk tahun 2009 adalah sebesar Rp 1.663.162.973.
Pada tanggal 20 Mei 2010, PT Padma Suasa (PS), anak perusahaan PT Aneka Bina Laras (Anak
Perusahaan) menandatangani perjanjian merek dagang dan lisensi (Tradename and Trademark
License Agreement) dengan Harris International Hotels Corporation, British Virgin Islands, untuk
penggunaan merek dagang dan logo HARRIS pada pengoperasian hotel yang berlokasi di Jalan
Jendral Sudirman, Jakarta selama 15 (lima belas) sejak tanggal peresmian hotel dan dapat
diperpanjang untuk tiap periode 5 (lima) tahun berikutnya, sehingga nama hotel yang digunakan
adalah HARRIS suites fX SUDIRMAN, Jakarta. Atas lisensi yang diberikan, PS akan membayar
biaya lisensi berupa royalti sebesar 1,5% dari total pendapatan hotel setelah dikurangi pajak
pembangunan dan service charge.
b. Perjanjian Konsultan Manajemen (Management Consulting Agreement)
Pada tanggal 1 Oktober 2002, Perusahaan telah menandatangani perjanjian konsultan manajemen
(Management Consulting Agreement) dengan PT Tauzia International Management (Tauzia) berupa
penunjukkan Tauzia selaku konsultan tunggal dan khusus untuk pemberian jasa konsultan
manajemen pada Perusahaan dalam pengoperasian Hotel Harris Tuban-Bali. Jasa konsultan
manajemen hotel meliputi wewenang perekrutan, reservasi dan promosi, program pra-pembukaan
dan jasa lainnya. Perusahaan akan membayar jasa konsultan manajemen yang dihitung
berdasarkan persentase tertentu dari laba usaha (Gross Operating Profit). Perjanjian ini akan
berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan dapat diperpanjang 5 tahun berikutnya dengan
kesepakatan masing-masing pihak. Beban jasa konsultan manajemen untuk tahun 2010 adalah
sebesar Rp 231.028.266 dan untuk tahun 2009 adalah sebesar Rp 218.340.435.
58
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31. PERJANJIAN PENTING, IKATAN DAN KONTIJENSI (lanjutan)
b. Perjanjian Konsultan Manajemen (Management Consulting Agreement) (lanjutan)
Pada tanggal 28 April 2004, PT Indonesian Paradise Island (IPI), Anak Perusahaan, telah
menandatangani perjanjian konsultan manajemen (Management Consulting Agreement) dengan
PT Tauzia International Management (Tauzia) berupa penunjukkan Tauzia selaku konsultan tunggal
dan khusus untuk pemberian jasa konsultan manajemen pada IPI dalam pengoperasian Harris
Resort Kuta. Jasa konsultan manajemen hotel meliputi wewenang perekrutan, reservasi dan
promosi, program pra-pembukaan dan jasa lainnya. IPI akan membayar jasa konsultan manajemen
yang dihitung berdasarkan persentase tertentu dari laba usaha (Gross Operating Profit). Perjanjian
berlaku dari tanggal 28 April 2004 sampai dengan 31 Desember 2009 dan telah diperpanjang lagi
selama 5 (lima) tahun atas kesepakatan bersama. Beban jasa konsultan manajemen untuk tahun
2010 adalah sebesar Rp 893.090.022 dan untuk tahun 2009 adalah sebesar Rp 796.373.262.
PT Padma Suasa (PS), anak perusahaan PT Aneka Bina Laras (Anak Perusahaan), telah
menandatangani hak atas perjanjian konsultan manajemen (Management Consulting Agreement)
dengan PT Tauzia International Management (Tauzia) berupa penunjukkan Tauzia selaku konsultan
tunggal dan khusus untuk pemberian jasa konsultan manajemen pada PS dalam pengoperasian
HARRIS suites fX SUDIRMAN, Jakarta selama 15 (lima belas) tahun sejak tanggal peresmian hotel
dan dapat diperpanjang untuk periode 5 (lima) tahun berikutnya. Jasa konsultan manajemen hotel
meliputi wewenang perekrutan, reservasi dan promosi, program pra-pembukaan dan jasa lainnya.
PS akan membayar jasa konsultan manajemen yang dihitung berdasarkan persentase tertentu dari
laba usaha (Gross Operating Profit).
c. Perjanjian Sewa Jangka Panjang
Apartemen fX Residence:
Pada tanggal 16 Februari 2010, PT Aneka Bina Laras (ABL), Anak Perusahaan, menandatangani
perjanjian Pemindahan Hak Untuk Menghuni (Perjanjian Sewa) dengan PT Aneka Bina Lestari atas
hak untuk menghuni 14 (empat belas) unit apartemen fX Residence yang berlokasi di Jalan Pintu
Satu Senayan, Jakarta untuk periode 33 (tiga puluh tiga) tahun yang akan berakhir pada tanggal
11 Juni 2043. Jumlah pembayaran atas hak untuk menghuni ini sebesar Rp 40.810.000.000 (lihat
Catatan 11). Atas perjanjian ini, ABL harus memenuhi ketentuan dan tata tertib yang tercantum
dalam perjanjian ini. Atas perolehan hak untuk menghuni atas obyek hunian ini, ABL memiliki hak
untuk mengalihkan atau memindahkan obyek hunian dengan kepada pihak ketiga sesuai dengan
peruntukan awal yang disepakati.
Tanah - AM Sangaji, Yogyakarta:
Pada tanggal 9 September 2008, PT Kega Property Utama (KPU), anak perusahaan PT Karsa Citra
Unggul (Anak Perusahaan), mengadakan perjanjian kerjasama dengan Induk Koperasi TNI
Angkatan
Udara
(Inkopau-Pukadara)
berdasarkan
perjanjian
kerjasama
No. Sperjan/20/IX.2008/Inkopau berupa pemanfaatan aset tanah TNI AU eks Mess Jetis seluas
3.094 meter persegi yang terletak di Jalan AM Sangaji No. 10, Yogyakarta, untuk pembangunan
hotel serta sarana pendukungnya oleh KPU. Kerjasama berlangsung sampai jangka waktu 30 tahun
sejak tanggal 9 September 2008 sampai dengan 8 September 2038. Nilai hak pemanfaatan tanah
tersebut adalah sebesar Rp 816.816.000 (lihat Catatan 11) yang dibayarkan pada saat
penandatanganan perjanjian.
59
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31. PERJANJIAN PENTING, IKATAN DAN KONTIJENSI (lanjutan)
c. Perjanjian Sewa Jangka Panjang (lanjutan)
Tanah di Ubud, Bali:
PT Langgeng Cipta Karya (LCK), Anak Perusahaan, mengadakan perikatan sewa menyewa tanah
sesuai:
(i) Akta No. 23
Berdasarkan perikatan sewa menyewa tanah antara LCK dan I Wayan Budal yang dinyatakan
dalam akta No. 23 tanggal 8 Agustus 2008 yang dibuat di hadapan Ni Wayan Widastri, S.H.,
Notaris di Denpasar, LCK menyewa sebidang tanah seluas 2.000 meter persegi yang
merupakan sebagian dari Sertifikat Hak Milik (SHM) No. 1493/Desa Kedewatan, Kecamatan
Ubud, Bali, dengan jangka waktu sewa selama 20 (dua puluh) tahun sampai dengan tanggal
1 September 2035. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, jumlah pembayaran
atas hak sewa ini sebesar Rp 300.000.000. Atas perikatan ini, kedua belah pihak wajib
memenuhi ketentuan seperti yang tercantum dalam akta perjanjian, antara lain pemberian ijin
kepada LCK untuk mendirikan bangunan di atas tanah yang di sewa (lihat Catatan 11).
(ii) Akta No 27
Berdasarkan perikatan sewa menyewa tanah antara LCK I Made Jedog yang dinyatakan dalam
akta No. 27 tanggal 11 Agustus 2008 yang dibuat di hadapan Ni Wayan Widastri, S.H., Notaris
di Denpasar, LCK menyewa 2 (dua) bidang tanah seluas 2.885 meter persegi sesuai SHM
No. 1960/Kedewatan dan seluas 115 meter persegi yang merupakan sebagian dari sebidang
tanah seluas 395 meter persegi sesuai SHM No. 1957/Kedewatan yang terletak di Kecamatan
Ubud, Bali, dengan jangka waktu sewa selama 20 (dua puluh) tahun sampai dengan tanggal
10 Agustus 2014. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, jumlah pembayaran
atas hak sewa ini masing-masing sebesar Rp 287.200.000 dan Rp 150.000.000. Atas perikatan
ini, kedua belah pihak wajib memenuhi ketentuan seperti yang tercantum dalam akta perjanjian,
antara lain pemberian ijin kepada LCK untuk mendirikan bangunan di atas tanah yang di sewa
(lihat Catatan 11).
d. Perjanjian pengikatan jual beli saham
Pada tanggal 23 Desember 2010, Perusahaan menandatangani perjanjian pengikatan jual beli
saham dengan PT Bimantara Citra (Bimantara) untuk penjualan saham PT Indonesian Paradise
Island (IPI) milik Perusahaan kepada Bimantara sebanyak 24.466.667 saham dengan harga
Rp 54 miliar. Penyelesaian penjualan dan pembelian saham tersebut dapat dilakukan setelah
dipenuhinya 3 (tiga) persyaratan sebagai berikut:
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa dari IPI telah menyetujui pengalihan saham
tersebut.
Perusahaan telah memperoleh persetujuan yang diperlukan untuk melakukan pengalihan dan
penjualan saham kepada Bimantara sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perusahaan.
Bimantara telah memperoleh persetujuan yang diperlukan untuk melakukan pembelian saham
dari Perusahaan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Bimantara.
Sampai dengan tanggal laporan auditor independen, ketiga persyaratan tersebut di atas masih
belum dapat dipenuhi.
60
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
32. INFORMASI SEGMEN USAHA
Berdasarkan informasi keuangan yang digunakan oleh manajemen dalam mengevaluasi kinerja segmen
dan menentukan alokasi sumber daya yang dimiliki, Perusahaan dan Anak Perusahaan menggunakan
segmen usaha sebagai segmen primer yang terdiri dari usaha perhotelan, pusat perbelanjaan dan
perdagangan umum. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2010, segmen usaha pusat perbelanjaan
dan perdagangan umum masih dalam tahap pengembangan.
Pelaporan segmen sekunder yang ditentukan berdasarkan lokasi geografis kegiatan usaha tidak
disajikan karena sampai dengan 31 Desember 2010 kegiatan usaha Perusahaan dan Anak Perusahaan
berada di wilayah Bali.
Informasi menurut segmen usaha adalah sebagai berikut:
2010
Perhotelan
Pusat
Perbelanjaan
Perdagangan
Umum
Jumlah
Pendapatan usaha
59.479.467.149
-
-
59.479.467.149
Hasil segmen (laba kotor)
Beban usaha dan beban
usaha lainnya
45.538.714.061
-
-
45.538.714.061
Laba (rugi) usaha
Laba penyesuaian nilai
investasi jangka pendek
Laba penjualan investasi
jangka pendek
Laba penjualan aset tetap
Bagian Perusahaan atas
laba bersih Perusahaan
Asosiasi
Penghasilan bunga
Rugi selisih kurs - bersih
Lain-lain
(43.629.352.384)
(580.204.487)
(2.028.045.187)
(46.237.602.058)
1.909.361.677
(580.204.487)
(2.028.045.187)
(698.887.997)
235.101.840
-
-
235.101.840
21.863.830.416
3.019.160.048
-
-
21.863.830.416
3.019.160.048
2.970.505.842
2.550.770.985
(5.036.272.491)
(743.760.505)
1.842.989
7.613.785
(680.239)
45.391.545
(170.980.615)
2.970.505.842
2.598.005.519
(5.028.658.706)
(915.421.359)
Penghasilan lain-lain bersih
24.859.336.135
8.776.535
(125.589.070)
24.742.523.600
Laba (rugi) sebelum
manfaat pajak penghasilan
26.768.697.812
(2.153.634.257)
24.043.635.603
Manfaat (beban) pajak
penghasilan tangguhan
(216.474.255)
Laba (rugi) sebelum
hak minoritas
26.552.223.557
Hak minoritas atas laba
(rugi) Anak Perusahaan
(3.219.135.115)
Laba (rugi) sebelum pos
luar biasa
23.333.088.442
Pos luar biasa Penghapusan hutang
jangka panjang
2.286.397.380
Laba bersih
(571.427.952)
2.169.077
(569.258.875)
-
(569.258.875)
-
25.619.485.822
(569.258.875)
61
(10.191.250)
(224.496.428)
(2.163.825.507)
23.819.139.175
1.017.275.045
(2.201.860.070)
(1.146.550.462)
21.617.279.105
(1.146.550.462)
2.286.397.380
23.903.676.485
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
32. INFORMASI SEGMEN USAHA (lanjutan)
2010
Pusat
Perbelanjaan
Perhotelan
Perdagangan
Umum
Jumlah
Informasi lainnya
Aset segmen
Kewajiban segmen
Perolehan aset tetap
Beban penyusutan
781.979.392.336
190.296.869.359
9.790.760.977
6.722.761.335
5.118.150.210
720.306.794
97.156.078
9.756.380
23.481.281.315
15.510.887.975
745.111.628
32.675.802
810.578.823.861
206.528.064.128
10.633.028.683
6.765.193.517
2009 (Disajikan kembali - Catatan 3)
Perhotelan
Pusat
Perbelanjaan
Perdagangan
Umum
Jumlah
Pendapatan usaha
13.261.125.265
-
-
13.261.125.265
Hasil segmen (laba kotor)
Beban usaha dan beban
usaha lainnya
10.541.989.187
-
-
10.541.989.187
Laba (rugi) usaha
(12.231.502.439)
(36.375.000)
(8.250.000)
(12.276.127.439)
(1.689.513.252)
(36.375.000)
(8.250.000)
(1.734.138.252)
Laba penyesuaian nilai
investasi jangka pendek
Bagian Perusahaan atas
laba bersih Perusahaan
Asosiasi
Penghasilan bunga
Rugi selisih kurs - bersih
Lain-lain
2.983.917.696
19.999.502
(1.147.000.501)
889.441.899
Penghasilan lain-lain bersih
7.745.567.876
Laba (rugi) sebelum
beban (manfaat) pajak
tangguhan
6.056.054.624
(36.126.459)
(8.250.000)
6.011.678.165
Beban (manfaat) pajak
penghasilan tangguhan
(2.456.870.058)
9.128.750
2.062.500
(2.445.678.808)
3.599.184.566
(26.997.709)
(6.187.500)
3.565.999.357
Laba (rugi) sebelum
hak minoritas
Hak minoritas atas laba
(rugi) Anak Perusahaan
Laba bersih
4.999.209.280
-
44.792.129
-
4.999.209.280
568.541
(320.000)
-
2.983,917.696
20.568.043
(1.147.000.501)
889.121.899
248.541
-
7.745.816.417
-
3.643.976.695
(26.997.709)
(6.187.500)
44.792.129
3.610.791.486
Informasi lainnya
Aset segmen
Kewajiban segmen
Perolehan aset tetap
Beban penyusutan
489.854.421.658
8.247.354.006
1.266.157.616
2.007.406.925
5.741.214.791
774.112.500
-
62
602.062.500
15.850.000
-
496.197.698.949
9.037.316.506
1.266.157.616
2.007.406.925
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
33. PELAKSANAAN KUASI REORGANISASI
Perusahaan didirikan pada tahun 1996, selanjutnya mulai melakukan kegiatan operasi komersial pada
bulan Oktober 2002. Kegiatan operasi Perusahaan mencakup bidang perhotelan. Kegiatan usaha
Perusahaan mengalami kerugian operasi dan usaha sejak tahun 1996 sampai 2008, selanjutnya sejak
tahun 2009, Perusahaan telah mengalami laba usaha. Akumulasi kerugian terjadi karena pendapatan
pada tahun-tahun awal operasi tidak mampu menutup beban penyusutan dan beban operasional lainnya.
Keadaan ini mengakibatkan Perusahaan mengalami akumulasi saldo defisit sebesar
Rp 31.224.820.582 pada neraca tanggal 31 Juli 2009.
Untuk memperoleh awal yang baik (fresh start) dengan neraca yang menunjukkan nilai sekarang dan
tidak dibebani oleh defisit, maka Perusahaan melaksanakan Kuasi-Reorganisasi per 31 Juli 2009
(Catatan 2t). Kuasi-Reorganisasi dilakukan Perusahaan sebagai langkah penting untuk dapat
meneruskan usaha secara lebih baik.
Sehubungan dengan rencana Kuasi-Reorganisasi Perusahaan efektif pada tanggal 31 Juli 2009, Rapat
Umum Pemegang Saham Perusahaan yang dilakukan pada tanggal 29 Januari 2010 memutuskan
pelaksanaan Kuasi-Reorganisasi Perusahaan yang berlaku surut pada tanggal 31 Juli 2009 guna
menutup saldo defisit sebesar Rp 31.224.820.582 dengan pengeliminasian sebagai berikut:
a. Penjumpaan (set off) antara Surplus Revaluasi Aset Tetap sebesar Rp 75.685.960 dengan Saldo
Defisit.
b. Penjumpaan (set off) antara Selisih Penilaian Kembali Investasi pada Perusahaan Asosiasi sebesar
Rp 31.149.134.622 dengan Saldo Defisit.
Sehubungan dengan pelaksanaan Kuasi-Reorganisasi pada tahun 2009, Perusahaan membukukan
selisih penilaian aset dan kewajiban setelah eliminasi saldo defisit sebesar Rp 144.715.511.834 adalah
sebagai berikut:
- Surplus revaluasi aset tetap
- Selisih penilaian kembali investasi pada
Perusahaan Asosiasi
- Eliminasi selisih transaksi perubahan ekuitas Perusahaan
Asosiasi
:
75.685.960
:
186.457.497.140
:
(10.592.850.684)
Selisih penilaian aset dan kewajiban sebelum
eliminasi saldo defisit
Eliminasi saldo defisit
:
:
175.940.332.416
(31.224.820.582)
Selisih penilaian aset dan kewajiban setelah
eliminasi saldo defisit
:
144.715.511.834
63
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
34. POS LUAR BIASA
Berdasarkan Perjanjian Kerja Sama antara PT Indonesian Paradise Island (IPI), Anak Perusahaan,
dengan PT Prima Vijaya Indah Tour (Prima Vijaya) tanggal 15 November 2000, IPI akan menyediakan
kamar hotel kepada Prima Vijaya sebanyak 70 kamar per hari sampai senilai Rp 3.233.990.000 dan
Prima Vijaya akan menyediakan dana sebesar Rp 3.233.990.000. Perjanjian ini akan berakhir bila IPI
telah menyediakan kamar hotel kepada Prima Vijaya senilai Rp 3.233.990.000.
Berdasarkan surat dari IPI kepada Prima Vijaya tanggal 17 Desember 2004 yang telah disetujui oleh
Prima Vijaya, IPI menetapkan jangka waktu kompensasi hutang sampai dengan tahun 2010 dengan
jumlah kompensasi hutang ditetapkan secara prorata setiap tahun dari sisa hutang pada tanggal
31 Desember 2004. Jika dalam waktu 6 (enam) tahun tersebut masih terdapat hutang yang belum
dikompensasi, maka sisa hutang tersebut dianggap telah lunas. Pada tanggal 31 Desember 2010, sisa
hutang yang belum dikompensasi sebesar Rp 2.286.397.380 telah dihapusbukukan dan diakui sebagai
keuntungan luar biasa.
35. NILAI WAJAR INSTRUMEN KEUANGAN
Tabel berikut menyajikan nilai tercatat dan estimasi nilai wajar dari instrumen keuangan pada tanggal
31 Desember 2010.
Nilai Tercatat
Aset Keuangan
Kas dan setara kas
Investasi jangka pendek
Piutang usaha
Piutang lain-lain
Piutang pihak hubungan istimewa
Jaminan
Jumlah
Nilai Wajar
95.113.356.789
56.434.204.983
2.880.788.386
425.248.481
957.466.816
109.079.032
95.113.356.789
56.434.204.983
2.880.788.386
425.248.481
957.466.816
109.079.032
155.920.144.487
155.920.144.487
2.388.896.858
31.309.526.314
6.665.375.391
2.388.896.858
31.309.526.314
6.665.375.391
Kewajiban Keuangan
Hutang usaha
Hutang lain-lain
Biaya masih harus dibayar
Kewajiban jangka panjang yang jatuh
tempo dalam waktu satu tahun
Hutang pihak hubungan istimewa
Kewajiban jangka panjang-setelah dikurangi
bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun
266.750.013
15.522.839.972
266.750.013
15.522.839.972
123.776.484.976
123.776.484.976
Jumlah
179.929.873.524
179.929.873.524
Nilai wajar didefinisikan sebagai jumlah dimana instrumen tersebut dapat dipertukarkan di dalam
transaksi jangka pendek antara pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan yang memadai
melalui suatu transaksi yang wajar, selain di dalam penjualan terpaksa atau penjualan likuidasi. Nilai
wajar didapatkan dari kuotasi harga pasar, model arus kas diskonto dan model penentuan harga opsi
yang sewajarnya.
64
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
35. NILAI WAJAR INSTRUMEN KEUANGAN (lanjutan)
Instrumen keuangan yang disajikan di dalam neraca konsolidasi dicatat sebesar nilai wajar, atau
sebaliknya, disajikan dalam jumlah tercatat apabila jumlah tersebut mendekati nilai wajarnya atau nilai
wajarnya tidak dapat diukur secara handal. Metode-metode dan asumsi-asumsi di bawah ini digunakan
untuk mengestimasi nilai wajar untuk masing-masing kelas instrumen keuangan:
a. Instrumen keuangan yang dicatat sebesar nilai wajar atau biaya perolehan diamortisasi
Hutang jangka panjang dicatat sebesar biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode
suku bunga efektif dan tingkat diskonto yang digunakan adalah suku bunga pinjaman tambahan
pada pasar saat ini untuk jenis pinjaman yang sama.
b. Instrumen keuangan dengn jumlah tercatat yang mendekati nilai wajarnya
Nilai wajar untuk kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang usaha, hutang usaha, dan
beban yang masih harus dibayar mendekati nilai tercatatnya karena bersifat jangka pendek. Jumlah
tercatat dari hutang jangka panjang dan pinjaman jangka panjang dengan suku bunga mengambang
mendekati nilai wajarnya karena selalu dinilai ulang secara berkala.
36. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN
Risiko keuangan utama yang dihadapi Perusahaan dan Anak Perusahaan adalah risiko kredit, risiko nilai
tukar mata uang asing, risiko suku bunga, risiko likuiditas dan risiko harga. Melalui pendekatan
manajemen risiko, Perusahaan dan Anak Perusahaan mencoba untuk meminimalkan potensi dampak
negatif dari risiko-risiko di atas.
a. Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko dimana salah satu pihak atas instrumen keuangan akan gagal memenuhi
kewajibannya dan menyebabkan pihak lain mengalami kerugian keuangan.
Instrumen keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan yang mempunyai potensi atas risiko kredit
terdiri dari kas dan setara kas, investasi jangka pendek melalui manajer investasi, piutang usaha dan
piutang lain-lain. Jumlah eksposur risiko kredit maksimum sama dengan nilai tercatat atas akunakun tersebut.
Untuk risiko kredit yang berhubungan dengan bank, hanya bank-bank dengan predikat baik yang
dipilih. Sedangkan untuk institusi keuangan, manajemen telah membuat kriteria diantaranya hanya
menggunakan jasa manajer investasi berpengalaman dan terpercaya. Selain itu, kebijakan
Perusahaan adalah untuk tidak membatasi eksposur hanya kepada satu institusi tertentu, sehingga
Perusahaan memiliki kas dan setara kas, investasi jangka pendek dan piutang di berbagai institusi
keuangan.
b. Risiko Nilai Tukar Mata Uang Asing
Risiko nilai tukar mata uang asing adalah risiko fluktuasi nilai instrumen keuangan yang disebabkan
perubahan nilai tukar mata uang asing.
65
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
36. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
b. Risiko Nilai Tukar Mata Uang Asing (lanjutan)
Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan transaksi-transaksi dengan menggunakan mata uang
asing, diantaranya adalah belanja modal, transaksi yang dilakukan Perusahaan dan Anak
Perusahaan dengan pihak di luar negeri, dan transaksi pinjaman Perusahaan. Sehingga,
Perusahaan dan Anak Perusahaan harus mengkonversikan Rupiah ke mata uang asing, terutama
Dolar Amerika Serikat, untuk memenuhi kebutuhan kewajiban dalam mata uang asing pada saat
jatuh tempo. Fluktuasi nilai tukar mata uang Rupiah terhadap mata uang Dollar Amerika Serikat
dapat memberikan dampak pada kondisi keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan.
Perusahaan dan Anak Perusahaan mengelola risiko nilai tukar mata uang asing dengan melakukan
pengawasan terhadap fluktuasi nilai tukar mata uang asing secara terus menerus sehingga dapat
melakukan tindakan yang tepat seperti penggunaan transaksi lindung nilai apabila diperlukan untuk
mengurangi risiko nilai tukar mata uang asing.
c. Risiko Suku Bunga
Risiko suku bunga adalah risiko fluktuasi nilai instrumen keuangan yang disebabkan perubahan
suku bunga pasar.
Perusahaan dan Anak Perusahaan memiliki risiko suku bunga terutama karena melakukan pinjaman
menggunakan suku bunga mengambang. Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan
pengawasan terhadap dampak pergerakan suku bunga untuk meminimalisasi dampak negatif
terhadap Perusahaan dan Anak Perusahaan.
Informasi mengenai suku bunga pinjaman yang dikenakan kepada Perusahaan dan Anak
Perusahaan dijelaskan pada Catatan 22.
d. Risiko Likuiditas
Risiko Likuiditas adalah risiko di mana Perusahaan dan Anak Perusahaan akan mengalami kesulitan
dalam rangka memperoleh dana untuk memenuhi komitmennya terkait dengan instrumen keuangan.
Perusahaan dan Anak Perusahaan mengelola risiko likuiditas dengan mempertahankan kas dan
investasi jangka pendek yang mencukupi untuk memungkinkan Perusahaan dan Anak Perusahaan
dalam memenuhi komitmen Perusahaan dan Anak Perusahaan untuk operasi normal Perusahaan
dan Anak Perusahaan. Selain itu, Perusahaan dan Anak Perusahaan juga melakukan pengawasan
proyeksi dan arus kas aktual secara terus menerus serta pengawasan tanggal jatuh tempo aset dan
kewajiban keuangan.
e. Risiko Harga
Risiko harga adalah risiko fluktuasi nilai instrumen keuangan sebagai akibat perubahan harga pasar,
terlepas apakah perubahan tersebut disebabkan oleh faktor-faktor spesifik dari instrumen individual
atau penerbitnya atau faktor-faktor yang mempengaruhi seluruh instrumen yang diperdagangkan di
pasar
Perusahaan dan Anak Perusahaan memiliki risiko harga terutama karena investasi Perusahaan dan
Anak Perusahaan atas aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual.
Perusahaan dan Anak Perusahaan mengelola risiko harga dengan melakukan pengawasan internal
oleh manajemen secara berkelanjutan.
66
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
37. REKLASIFIKASI AKUN
Beberapa akun dalam laporan keuangan konsolidasi PT Tirta Saga Wangi (TSW) dan Anak Perusahaan
tahun 2009 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan konsolidasi tahun 2010,
sebagai berikut:
Setelah
Reklasifikasi
Aset tetap
Tanah yang belum dikembangkan
Biaya yang ditangguhkan
Uang muka perolehan aset tetap
Aset tidak lancar lainnya
Aset lain-lain
24.744.128.205
12.614.910.798
1.119.428.334
4.368.813.248
4.832.801.769
-
Sebelum
Reklasifikasi
29.576.929.974
9.555.015.798
8.548.136.582
Reklasifikasi di atas tidak mempengaruhi laporan laba rugi konsolidasi dan laporan perubahan ekuitas
konsolidasi Perusahaan dan Anak Perusahaan tahun 2009.
38. INFORMASI KEUANGAN TERSENDIRI PERUSAHAAN
Informasi keuangan tersendiri Perusahaan menyajikan informasi neraca, laporan laba rugi, perubahan
ekuitas dan arus kas, dimana penyertaan saham anak perusahaan disajikan berdasarkan metode
ekuitas. Laporan keuangan tersendiri Perusahaan disajikan dari halaman 69 sampai dengan 74.
39. STANDAR AKUNTANSI BARU
Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasi, Dewan Standar Akuntansi
Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia telah menerbitkan revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) serta mencabut beberapa PSAK tertentu.
Standar-standar akuntansi keuangan tersebut akan berlaku efektif sebagai berikut:
Efektif yang berlaku pada tanggal 1 Januari 2011:
-
PSAK 1 (Revisi 2009) : Penyajian Laporan Keuangan.
PSAK 2 (Revisi 2009) : Laporan Arus Kas.
PSAK 3 (Revisi 2010) : Laporan Keuangan Interim.
PSAK 4 (Revisi 2009) : Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri.
PSAK 5 (Revisi 2009) : Segmen Operasi.
PSAK 7 (Revisi 2010) : Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi
PSAK 8 (Revisi 2010) : Peristiwa Setelah Periode Pelaporan.
PSAK 12 (Revisi 2009) : Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama.
PSAK 15 (Revisi 2009) : Investasi pada Entitas Asosiasi.
PSAK 19 (Revisi 2010) : Aset tidak Berwujud.
PSAK 22 (Revisi 2009) : Kombinasi Bisnis.
PSAK 23 (Revisi 2010) : Pendapatan.
PSAK 25 (Revisi 2009) : Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan.
PSAK 48 (Revisi 2009) : Penurunan Nilai Aset.
PSAK 57 (Revisi 2009) : Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi.
PSAK 58 (Revisi 2009) : Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan.
SAK ETAP : Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik.
67
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
39. STANDAR AKUNTANSI BARU (lanjutan)
Efektif yang berlaku pada tanggal 1 Januari 2011: (lanjutan)
-
ISAK 7 (Revisi 2009) : Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus.
ISAK 9 : Perubahan atas Liabilitas Purna Operasi, Restorasi dan Liabilitas Serupa.
ISAK 10 : Program Loyalitas Pelanggan.
ISAK 11 : Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik.
ISAK 12 : Pengendalian Bersama Entitas : Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer.
ISAK 14 : Aset tidak berwujub - biaya web site.
ISAK 17 : Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai.
Efektif yang berlaku pada tanggal 1 Januari 2012:
-
PSAK 10 (Revisi 2010) : Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing.
ISAK 13 : Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri.
Perusahaan dan Anak Perusahaan sedang mengevaluasi dampak dari revisi Standar Akuntansi
tersebut dan belum menentukan dampaknya terhadap laporan keuangannya.
40. TANGGUNG JAWAB ATAS PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan konsolidasi ini yang
diselesaikan dan disetujui pada tanggal 18 Maret 2011.
68
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
INDUK PERUSAHAAN SAJA
DAFTAR I: INFORMASI NERACA TERSENDIRI
INDUK PERUSAHAAN *)
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2010
2009
ASET
ASET LANCAR
Kas dan setara kas
3.627.193.242
2.031.349.004
19.530.000.000
10.291.191.360
762.574.681
508.651.065
Piutang lain-lain
87.396.616
179.870.550
Persediaan
94.920.480
90.666.888
185.361.008
172.952.960
24.287.446.027
13.274.681.827
2.803.589.180
-
540.597.247.097
270.097.272.544
173.506.461
12.211.119
28.341.320.534
25.434.040.264
1.812.488.005
1.435.079.093
-
2.847.954.800
37.910.318
-
JUMLAH ASET TIDAK LANCAR
573.766.061.595
299.826.557.820
JUMLAH ASET
598.053.507.622
313.101.239.647
Investasi jangka pendek
Piutang usaha
Uang muka dan biaya dibayar di muka
JUMLAH ASET LANCAR
ASET TIDAK LANCAR
Piutang pihak hubungan istimewa
Investasi dalam bentuk saham
Aset pajak tangguhan
Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi
penyusutan sebesar Rp 11.585.317.034
pada tanggal 31 Desember 2010 dan
Rp 10.126.080.803 pada tanggal
31 Desember 2009
Biaya ditangguhkan
Uang muka perolehan aset tetap
Aset tidak lancar lainnya
*) DISAJIKAN DENGAN METODE EKUITAS
69
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
INDUK PERUSAHAAN SAJA
DAFTAR I: INFORMASI NERACA TERSENDIRI
INDUK PERUSAHAAN *) (lanjutan)
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2010
2009
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
KEWAJIBAN LANCAR
Hutang usaha
Hutang lain-lain
Hutang pajak
Biaya masih harus dibayar
Kewajiban jangka panjang yang jatuh
tempo dalam satu tahun:
Sewa pembiayaan
344.227.922
607.594.938
344.593.392
860.554.930
387.317.640
1.581.268.933
727.075.425
636.903.720
58.009.336
49.744.659
2.214.980.518
3.382.310.377
12.784.516.813
-
89.919.000.000
38.192.454
1.359.390.753
96.201.790
1.092.217.238
JUMLAH KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
104.101.100.020
1.188.419.028
JUMLAH KEWAJIBAN
106.316.080.538
4.570.729.405
241.080.360.000
144.715.511.834
77.622.880.357
159.400.000.000
144.715.511.834
-
28.318.674.893
4.414.998.408
JUMLAH EKUITAS
491.737.427.084
308.530.510.242
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
598.053.507.622
313.101.239.647
JUMLAH KEWAJIBAN LANCAR
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
Hutang pihak hubungan istimewa
Kewajiban jangka panjang - setelah dikurangi bagian
yang telah jatuh tempo dalam satu tahun:
Pinjaman jangka panjang
Sewa pembiayaan
Kewajiban imbalan kerja karyawan
EKUITAS
Modal saham - nilai nominal Rp 100 per saham
Modal dasar - 5.000.000.000 saham
Modal ditempatkan dan disetor penuh 2.410.803.600 saham pada tahun 2010 dan
1.594.000.000 saham pada tahun 2009
Selisih penilaian aset dan kewajiban
Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali
Saldo laba (defisit sebesar Rp 31.224.820.582
telah dieliminasi pada saat Kuasi-Reorganisasi
per tanggal 31 Juli 2009)
*) DISAJIKAN DENGAN METODE EKUITAS
70
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
INDUK PERUSAHAAN SAJA
DAFTAR II: INFORMASI LAPORAN LABA RUGI TERSENDIRI
INDUK PERUSAHAAN *)
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2010
2009
PENDAPATAN USAHA
14.626.287.627
12.370.945.524
BEBAN DEPARTEMENTALISASI
(2.778.826.348)
(2.581.154.204)
LABA KOTOR
11.847.461.279
9.789.791.320
BEBAN USAHA
Penjualan
Umum dan administrasi
654.461.780
3.243.162.683
640.378.480
3.602.070.528
Jumlah Beban Usaha
3.897.624.463
4.242.449.008
LABA KOTOR USAHA
7.949.836.816
5.547.342.312
BEBAN USAHA LAINNYA
Beban usaha pemilik
Penyusutan
Jasa manajemen dan lisensi
5.314.557.375
1.459.236.231
912.658.640
3.360.753.212
1.645.701.546
218.340.435
Jumlah Beban Usaha Lainnya
7.686.452.246
5.224.795.193
263.384.570
322.547.119
LABA USAHA
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN
Laba penjualan investasi jangka pendek
Bagian Perusahaan atas laba bersih Perusahaan Asosiasi
Laba (rugi) selisih kurs - bersih
Laba penyesuaian nilai investasi jangka pendek
Penghasilan bunga
Bagian Perusahaan atas rugi bersih Anak Perusahaan
Lain-lain - bersih
21.863.830.416
2.984.681.698
481.717.319
235.101.840
84.368.814
(1.498.097.037)
(381.859.504)
4.010.867.996
(1.408.998)
4.999.209.280
6.560.381
(637.328.787)
Penghasilan Lain-lain - Bersih
23.769.743.546
8.377.899.872
LABA SEBELUM BEBAN PAJAK
PENGHASILAN TANGGUHAN
24.033.128.116
8.700.446.991
BEBAN PAJAK PENGHASILAN TANGGUHAN
(129.451.631)
LABA BERSIH
23.903.676.485
*) DISAJIKAN DENGAN METODE EKUITAS
71
(753.735.252)
7.946.711.739
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
INDUK PERUSAHAAN SAJA
DAFTAR III: INFORMASI LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS TERSENDIRI
INDUK PERUSAHAAN *)
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Modal
Ditempatkan
dan Disetor
Penuh
Saldo 1 Januari 2009
Selisih Nilai
Transaksi
Restrukturisasi
Entitas
Sepengendali
atas
Penggabungan
Usaha
Selisih Nilai
Transaksi
Perubahan
Ekuitas
Perusahaan
Asosiasi
Selisih
Penilaian Aset
dan Kewajiban
159.400.000.000
-
Selisih penilaian kembali investasi pada
Perusahaan Asosiasi
-
186.457.497.140
Surplus revaluasi aset tetap
-
75.685.960
Selisih nilai transaksi perubahan ekuitas
Perusahaan Asosiasi
-
Eliminasi saldo defisit pada saat
Kuasi-Reorganisasi per tanggal 31 Juli 2009
-
(10.746.180.868)
Selisih Nlai
Transaksi
Restrukturisasi
Entitas
Sepengendali
Jumlah
Saldo Laba
(Rugi)
Ekuitas
-
-
(34.756.533.913)
113.897.285.219
-
-
-
-
186.457.497.140
-
-
-
-
75.685.960
(10.592.850.684)
10.592.850.684
-
-
-
-
(31.224.820.582)
-
-
-
31.224.820.582
-
Kuasi-Reorganisasi:
Selisih penilaian aset dan kewajiban:
Perubahan pada tahun 2009:
Penyesuaian selisih nilai transaksi perubahan
ekuitas Perusahaan Asosiasi
-
-
153.330.184
-
-
-
153.330.184
Laba bersih tahun 2009
-
-
-
-
-
7.946.711.739
7.946.711.739
159.400.000.000
144.715.511.834
-
-
-
4.414.998.408
308.530.510.242
Saldo 31 Desember 2009 (dipindahkan)
*) DISAJIKAN DENGAN METODE EKUITAS
72
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
INDUK PERUSAHAAN SAJA
DAFTAR III: INFORMASI LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS TERSENDIRI
INDUK PERUSAHAAN *) (lanjutan)
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Selisih Nilai
Transaksi
Restrukturisasi
Entitas
Sepengendali
atas
Penggabungan
Usaha
Selisih Nilai
Transaksi
Perubahan
Ekuitas
Perusahaan
Asosiasi
Selisih Nlai
Transaksi
Restrukturisasi
Entitas
Sepengendali
Modal
Ditempatkan
dan Disetor
Penuh
Selisih
Penilaian Aset
dan
Kewajiban
Saldo 31 Desember 2009 (pindahan)
159.400.000.000
144.715.511.834
-
-
Perusahaan yang Menggabungkan Diri (TSW)
(Sebelum Penggabungan Usaha)
173.788.000.000
-
-
-
-
-
173.788.000.000
(81.680.360.000)
-
-
-
-
-
(2.706.590.829)
(11.778.168.814)
2.706.590.829
-
11.778.168.814
-
-
-
-
-
-
23.903.676.485
23.903.676.485
241.080.360.000
144.715.511.834
-
77.622.880.357
-
28.318.674.893
491.737.427.084
Penyesuaian ekuitas TSW atas Penggabungan Usaha:
- Penyesuaian modal saham lama TSW
(173.788.000.000)
- Penerbitan saham baru bagian TSW
81.680.360.000
- Selisih nilai transaksi restruktu risasi
entitas sepengendali
- Saldo rugi
Laba bersih tahun 2010
Saldo 31 Desember 2010
*) DISAJIKAN DENGAN METODE EKUITAS
73
Jumlah
Saldo Laba
(Rugi)
-
(2.706.590.829)
Ekuitas
4.414.998.408
308.530.510.242
(11.778.168.814)
159.303.240.357
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk
INDUK PERUSAHAAN SAJA
DAFTAR IV: INFORMASI LAPORAN ARUS KAS TERSENDIRI
INDUK PERUSAHAAN *)
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2010
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan kas dari pelanggan
Pembayaran kas kepada:
Pemasok, karyawan dan untuk beban
operasi lainnya
Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Peningkatan investasi dalam bentuk saham
Penjualan investasi jangka pendek
Penempatan investasi jangka pendek
Peningkatan hutang hubungan istimewa
Perolehan aset tetap
Penambahan biaya ditangguhkan
Penambahan aset tidak lancar lainnya
Uang muka perolehan tanah
2009
14.372.364.011
12.771.669.743
(13.221.979.990)
(8.624.877.842)
1.150.384.021
4.146.791.901
(112.125.000.000)
49.562.730.839
(21.954.657.223)
(3.237.172.367)
(1.774.101.801)
(462.550.000)
(37.910.318)
-
(496.251.976)
(2.847.954.800)
(90.028.660.870)
(3.344.206.776)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Penerimaan pinjaman jangka panjang
Pembayaran hutang sewa pembiayaan
89.919.000.000
(68.892.000)
(14.953.551)
Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan Untuk)
Aktivitas Pendanaan
89.850.108.000
(14.953.551)
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi
KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS
971.831.151
787.631.574
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN
SALDO KAS DAN SETARA KAS TSW
PADA TANGGAL 1 JUNI 2010
2.031.349.004
1.243.717.430
624.013.087
-
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
3.627.193.242
2.031.349.004
81.680.360.000
2.847.954.800
-
Aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas:
Penambahan modal saham melalui penggabungan usaha
Reklasifikasi uang muka perolehan aset tetap ke aset tetap
*) DISAJIKAN DENGAN METODE EKUITAS
74
Download