PT. Indonesian Paradise Property Tbk. DAFTAR ISI halaman DAFTAR ISI 1 IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING 3 Informasi Keuangan – Perbandingan 5 (Lima) Tahun Terakhir Informasi Saham di Bursa 4 LAPORAN DEWAN KOMISARIS 5 LAPORAN DIREKSI 7 PROFIL PERSEROAN 9 Riwayat Singkat Perseroan 9 Bidang dan Kegiatan Usaha Perseroan 10 Struktur Organisasi 12 Visi dan Misi Perseroan 13 Riwayat Hidup Singkat Dewan Komisaris dan Direksi 14 Sumber Daya Manusia 17 Pemegang Saham Perseroan 19 Penyertaan Saham Perseroan 20 Kronologis Pencatatan dan Perubahan Jumlah Saham 33 Informasi Alamat Penting 36 ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN 40 HARRIS hotel Tuban-Bali dan Hotel Bali Prani 40 Hotel-hotel Anak Perusahaan dan Afiliasi 40 Aksi Korporasi Perseroan 41 Kinerja Keuangan 43 Prospek Usaha 48 Rencana Pengembangan 48 1 PT. Indonesian Paradise Property Tbk. halaman TATA KELOLA PERSEROAN 49 Dewan Komisaris 49 Direksi 50 Komite Audit 50 Sekretaris Perusahaan 52 Sistem Pengendalian Internal 53 Resiko Perseroan 54 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 55 SURAT PERNYATAAN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI ATAS KEBENARAN ISI LAPORAN TAHUNAN SURAT PERNYATAAN DIREKSI TENTANG TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN KEUANGAN LAPORAN KEUANGAN DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN 2 PT. Indonesian Paradise Property Tbk. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING INFORMASI KEUANGAN – Perbandingan 5 (Lima) Tahun terakhir dalam jutaan rupiah, kecuali nilai per saham yang disajikan dalam rupiah penuh KETERANGAN 2010* 2009* 2008 2007 2006* Aktivitas Operasional Pendapatan Usaha 59,479 13,261 10,121 6,181 36,111 Laba (Rugi) Kotor 45,539 10,542 7,624 4,331 23,000 Laba (Rugi) Kotor Usaha 29,387 6,070 4,299 1,998 8,8849 Laba (Rugi) Usaha (699) (1,734) (301) (859) (4,696) Laba (Rugi) Bersih 23,904 3,611 1,765 (450) (4,623) 2,411 2,411 1,594 1,594 1,594 9.91 1.50 1.11 (0.28) (2.90) 810,579 496,198 116,906 114,164 180,442 Investasi 100,075 401,766 84,921 86,561 25,512 Aktiva Lancar 163,460 117,019 8,743 8,904 57,536 Aktiva Tidak Lancar 647,119 379,179 108,163 105,260 122,906 206,528 9,037 3,008 2,031 63,284 42,780 7,536 2,062 1,206 57,764 163,748 1,501 946 825 5,520 112,313 19,327 - - 62,270 Modal Saham 241,080 159,400 159,400 159,400 159,400 Selisih penilaian aset dan kewajiban 144,716 144,716 - - - Jumlah Saham Ditempatkan (dalam lembar) Laba (Rugi) Per Saham Posisi Keuangan Jumlah Aktiva Jumlah Kewajiban Kewajiban Lancar Kewajiban Tidak Lancar Hak minoritas Atas Aktiva Bersih Perusahaan Afiliasi yang Dikonsolidasi Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali 77,623 - - - (67,572) Selisih nilai transaksi ekuitas Perusahaan Asosiasi - - (10,746) (10,746) (868) Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali periode - 159,303 - - - 28,319 4,415 (34,757) (36,521) (36,071) 491,738 467,834 113,897 112,133 54,888 382.09 1,552.80 424.01 738.31 99.61 42.00 1.93 2.64 1.81 115.30 Rasio Imbal Hasil Ekuitas (%) 4.86 0.77 1.55 (0.40) (8.42) Rasio Imbal Hasil Investasi (%) 2.95 0.73 1.51 (0.39) (2.56) Rasio modal kerja bersih terhadap aktiva (%) 14.89 22.06 5.71 6.74 (0.13) Rasio Investasi terhadap Aktiva (%) 12.35 80.97 72.64 75.82 14.14 Rasio laba (rugi) terhadap Aktiva (%) 3.49 0.89 (29.73) (31.99) (19.99) Rasio kewajiban terhadap Aktiva (%) 25.48 1.82 2.57 1.78 35.07 komparatif Saldo Laba (Rugi) Jumlah Ekuitas Rasio Keuangan Rasio Lancar (%) Rasio Kewajiban terhadap Ekuitas (%) * Laporan Keuangan Konsolidasi - tahun 2009 disajikan kembali sebagai laporan keuangan konsolidasi 3 PT. Indonesian Paradise Property Tbk. INFORMASI SAHAM DI BURSA Emiten : PT Indonesian Paradise Property Tbk. (INPP) Biro Administrasi Efek : PT Adimitra Transferindo Periode : Januari – Desember 2010 DATA PERDAGANGAN EFEK DI BURSA EFEK INDONESIA Harga Saham No 1 Periode Triwulan Pertama Tertinggi Terendah Rp Rp Volume Jumlah Saham (Unit) Tercatat 130 130 8.500 1.594.000.000 210 85 5.084.500 2.410.803.600 Januari – Maret 2010 2 Triwulan Kedua April – Juni 2010 3 Triwulan Ketiga (*) 199 135 137.000 2.410.803.600 185 179 19.000 2.410.803.600 Juli – September 2010 4 Triwulan Keempat Oktober – Desember 2010 (*) Terjadi peningkatan Jumlah Saham Tercatat sehubungan Penggabungan Usaha (‘Merger’) antara Perseroan dengan PT. Tirta Saga Wangi pada tanggal 01 Juni 2010. 4 PT. Indonesian Paradise Property Tbk. LAPORAN DEWAN KOMISARIS Pemegang Saham yang terhormat, Kami memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas kerja keras Direksi, Jajaran Manajemen, serta karyawan PT Indonesian Paradise Property Tbk. yang telah menyelesaikan Penggabungan Usaha antara PT Indonesian Paradise Property Tbk. dengan PT Tirta Saga Wangi yang memiliki 14 Anak Perusahaan dan Afiliasi. Sebuah pekerjaan besar dan merupakan langkah awal untuk menjadikan Perseroan sebagai salah satu Perusahaan Properti yang disegani. Ucapan selamat kami sampaikan pula atas prestasi yang dicapai Perseroan dibidang operasional pada tahun 2010. Meskipun pada umumnya memang terjadi peningkatan arus wisatawan yang masuk ke pulau Bali yang menjadi lokasi hotel Perseroan, tetapi pencapaian Tingkat Hunian dan Average Room Rate hotel Perseroan di atas pencapaian hotel – hotel pesaing sekali lagi memberikan bukti betapa properti Perseroan menjadi pilihan utama para wisatawan baik asing maupun domestik. Dibalik prestasi yang menonjol tersebut, Dewan Komisaris juga telah memberikan perhatian penuh dan pengawasan jalannya operasional Perseroan. Dengan melibatkan auditor eksternal yang melakukan audit finansial baik interim maupun audit di akhir tahun serta laporan-laporan Komite Audit, Dewan Komisaris memperoleh informasi sebagai dasar untuk memberikan nasehat kepada Direksi dalam menyempurnakan sistem kerja dan penyusunan kebijakan. Ditambah lagi dengan kebijakan baru Bapepam-LK yang sejak akhir tahun 2009 mewajibkan semua Perusahaan Publik memiliki Unit Internal Audit, makin memberikan keyakinan kepada para Pemegang Saham bahwa Operasional Perseroan akan berlangsung dengan kontrol yang ketat. Sesuai dengan Peraturan Bapepam Nomor : IX.I.5 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor : Kep-29/PM/2004 tanggal 24 September 2004, pada tahun 2010 Dewan Komisaris telah mengangkat kembali Komite Audit berdasarkan Resolusi Keputusan Dewan Komisaris Perseroan tertanggal 11 Januari 2010, terdiri atas 1(satu) orang Ketua dan 2 (dua) orang Anggota, yaitu Ketua Komite Audit : Todo Sihombing - Presiden Komisaris merangkap Komisaris Independen Perseroan Anggota Komite Audit : 1. Bambang Rahardja Burhan 2. Eka Shanti T Sehubungan dengan permohonan pengunduran diri dari Wakil Presiden Komisaris Perseroan Bapak FX Boyke Gozali sesuai dengan surat permohonan pengunduran diri beliau tertanggal 07 April 2010 5 PT. Indonesian Paradise Property Tbk. karena alasan kesibukan Beliau, telah diangkat Komisaris baru sehingga berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan yang dilaksanakan pada tanggal 25 Mei 2010 susunan Dewan Komisaris selengkapnya adalah sebagai berikut ; Presiden Komisaris merangkap Komisaris Independen : Bapak Todo Sihombing Wakil Presiden Komisaris : Ibu Amelia Gozali Komisaris : Bapak Karel Patipeilohy Todo Sihombing Amelia Gozali Karel Patipeilohy Presiden Komisaris & Wakil Presiden Komisaris Komisaris Komisaris Independen 6 PT. Indonesian Paradise Property Tbk. LAPORAN DIREKSI Pemegang Saham yang terhormat, Melihat cerahnya prospek bisnis properti di Indonesia sejalan dengan penurunan suku bunga pinjaman bank, PT Indonesian Paradise Property Tbk. mempersiapkan diri untuk memperkuat posisinya sebagai salah satu perusahaan properti yang memiliki skala bisnis yang bisa diperhitungkan. Pada tahun 2010, Perseroan melakukan Penggabungan Usaha dengan PT Tirta Saga Wangi yang memiliki 14 Anak Perusahaan dan Afiliasi dengan landbank cukup luas tersebar di seluruh Indonesia yang siap untuk dikembangkan. Adanya penggabungan usaha tersebut akan membuka peluang bagi Perseroan untuk berkembang lebih cepat lagi yang pada akhirnya akan mampu memberikan nilai tambah lebih besar lagi kepada para pemangku kepentingan (stakeholders). Secara operasional hotel-hotel yang dimiliki Perseroan dan Perusahaan Afiliasinya menunjukkan prestasi menggembirakan. Situasi politik yang stabil, keamanan yang terjaga baik, dan ekonomi yang tumbuh positif menjadi daya tarik kaum wisatawan untuk berkunjung ke pulau Bali yang menjadi lokasi hotel-hotel Perseroan dan Afiliasinya. Berbekal reputasi bagus di bisnis Properti khususnya Perhotelan, Perseroan berencana akan melakukan ekspansi pembangunan hotel bintang 2, 4, dan 5 di Batam, Manado, Yogya, Bali, dan Bogor yang semuanya dan dimulai pembangunannya di tahun 2011. Untuk melengkapi hotel-hotel yang akan dibangun, Perseroan juga akan membangun retail property di beberapa lokasi pembangunan hotel dengan konsep lifestyle center, sehingga hotel dan lifestyle center akan menjadi sebuah one stop destination yang menarik. Dewan Komisaris Perseroan telah menetapkan target kepada Direksi untuk mencapai tingkat hunian minimal 80% ditahun 2010 dan kenaikan Harga Kamar Rata-Rata minimal 15% dibandingkan tahun sebelumnya. Atas target yang telah ditetapkan tersebut, Direksi mampu mencapai hasil melampaui harapan Dewan Komisaris untuk hotel-hotel yang dimiliki Perseroan, meskipun di beberapa hotel milik Anak Perusahaan dan Afiliasi masih ada yang dibawah target. Pada umumnya tidak dijumpai kendala-kendala berarti yang bisa menghambat usaha Perseroan, meskipun harus dicermati juga perkembangan makin tumbuh berkembangnya hotel-hotel kelas bintang 2 (dua) yang dalam jangka panjang bisa menjadi pesaing bagi hotel-hotel Perseroan yang diposisikan sebagai hotel bintang 4 (empat). Sejalan dengan semakin meningkatnya aktivitas Perseroan dan terciptanya Good Corporate Governance, telah diangkat Bapak Edhie Bambang Siswoko sebagai Direktur Independen, dan telah mendapat persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham, sehingga berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan yang dilaksanakan pada tanggal 25 Mei 2010 susunan Direksi Perseroan selengkapnya menjadi sebagai berikut ; 7 PT. Indonesian Paradise Property Tbk. Presiden Direktur : Bapak Agoes Soelistyo Santoso Direktur Independen : Bapak Edhie Bambang Siswoko Direktur : Bapak Patrick Santosa Rendradjaja Direktur : Ibu Diana Solaiman Dalam Laporan ini, secara khusus ingin kami sampaikan ucapan terima kasih atas kerja keras dan dukungan para Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Karyawan, Mitra Kerja, serta para tamu hotelhotel kami. Dukungan dan kerja-sama yang baik dari mitra kerja dan para tamu kami membuat kami makin yakin akan keberhasilan pengembangan proyek-proyek baru yang kami mulai. Semoga Tuhan memberkati langkah kami. Agoes Soelistyo Santoso Edhie Bambang Siswoko Presiden Direktur Direktur Independen Patrick Santosa Rendradjaja Diana Solaiman Direktur Direktur 8 PT. Indonesian Paradise Property Tbk. PROFIL PERSEROAN RIWAYAT SINGKAT PERSEROAN PT Indonesian Paradise Property Tbk didirikan dengan nama PT Penta Karsa Lubrindo berdasarkan Akta No. 96 tanggal 14 Juni 1996 dan diubah dengan Akta No. 42 tanggal 8 Januari 1997, keduanya dibuat di hadapan Buntario Tigris Darmawa, NG, SH, CN, pengganti dari Rachmat Santoso, SH, pada saat itu, Notaris di Jakarta. Akta Pendirian Perseroan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-1030 HT.01.01.TH.97 tanggal 12 Februari 1997 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kotamadya Jakarta Utara No.413/BH.09.01/IX/97 tanggal 9 September 1997 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 21 tanggal 12 Maret 2002 Tambahan No. 2574. Anggaran Dasar Perseroan telah disesuaikan dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dengan Akta No. 161 tanggal 30 Juni 2008, dan telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I. dengan Surat Keputusan No. AHU70491.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 6 Oktober 2008, dan telah didaftarkan dengan Daftar PerseroanNo. AHU-0092727.AH.01.09.Tahun2008 tanggal 6 Oktober 2008. Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta No. 75 tanggal 25 Mei 2010 dibuat di hadapan Robert Purba, SH, pada saat itu Notaris di Jakarta, mengenai perubahan modal ditempatkan dan disetor penuh sehubungan dengan penggabungan usaha Perseroan dengan PT Tirta Saga Wangi dan Anak Perusahaan. Perubahan Anggaran Dasar ini telah diterima dan dicatat di dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat No. AHU-AH.01.10- 13057.Tahun 2010 tanggal 27 Mei 2010, dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU0040369-AH.01.09.Tahun 2010 tanggal 27 Mei 2010. Pernyataan Pendaftaran Perseroan sebagai Perusahaan Publik dinyatakan efektif oleh Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) pada tanggal 21 September 2004 dengan surat No. S2970/PM/2004. Mengikuti efektifnya Perseroan sebagai Perusahaan Publik, Perseroan kemudian mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Surabaya pada tanggal 1 Desember 2004. Dengan terjadinya merger antara Bursa Efek Surabaya dan Bursa Efek Jakarta menjadi Bursa Efek Indonesia pada tanggal 01 Desember 2007, saham Perseroan secara otomatis tercatat di Bursa Efek Indonesia. 9 PT. Indonesian Paradise Property Tbk. BIDANG DAN KEGIATAN USAHA PERSEROAN Perseroan bergerak di bidang usaha properti, pertama-kalinya dengan membangun dan memiliki HARRIS hotel Tuban – Bali yang mulai beroperasi pada bulan Oktober 2002. Pada tahun 2007 Perseroan memperluas usahanya dengan bantuan operator hotel mengelola Hotel Bali Prani yang pada akhirnya hotel tersebut dibeli pada Januari 2010. HARRIS hotel Tuban-Bali HARRIS hotel Tuban – Bali terletak di Jalan Dewi Sartika, Tuban, Bali, dengan lokasi yang cukup strategis yang dapat dijangkau dalam waktu kurang lebih 5 menit dari Bandara Ngurah Rai, berdekatan dengan Pantai Tuban di Kuta Selatan serta terletak tidak jauh dari Pusat Perbelanjaan Kuta. Dibangun di atas lahan seluas 2.700 m2, HARRIS hotel Tuban – Bali merupakan hotel dengan nuansa ‘modern minimalis’, memiliki 66 kamar yang dlengkapi dengan berbagai fasilitas sebagaimana layaknya hotel berbintang seperti : kolam renang, coffee shop, Aromatherapy & Spa, dan lain-lain. Selain sangat cocok untuk tamu-tamu yang sedang melakukan perjalanan bisnis, HARRIS hotel Tuban – Bali cocok pula untuk keluarga yang sedang berlibur dan pasangan yang sedang menikmati bulan madu. 10 PT. Indonesian Paradise Property Tbk. Hotel Bali Prani Sejak Nopember 2007 Perseroan dengan bantuan operator hotel mengelola Hotel Bali Prani, sebuah hotel kelas melati yang letaknya berdampingan dengan HARRIS hotel Tuban-Bali. Namun pada Januari 2010 Perseroan telah mengambil-alih kepemilikan Hotel Bali Prani. Kegiatan Usaha Lainnya Beberapa langkah strategis juga telah dilakukan Perseroan dalam upaya untuk mengembangkan dan mewujudkan cita-citanya sebagai salah satu perusahaan properti terkemuka di Indonesia, antara lain pada tahun 2004 Perseroan melakukan penyertaan saham pada PT Indonesian Paradise Island yang memiliki Hotel Sahid Raya Bali dan HARRIS resort Kuta, serta bekerja-sama dengan Gobel Group dan Caraka Group membentuk PT. Java Paradise Island untuk membangun hotel 172 kamar yang dioperasikan dengan nama HARRIS hotel Tebet – Jakarta. Pada tahun 2008 Perseroan melakukan divestasi 50% saham PT. Oasis Hotel Bogor, sebuah perusahaan yang memiliki sebidang tanah seluas 3.496m2 di jalan Suryakencana, Bogor. 11 PT. Indonesian Paradise Property Tbk. STRUKTUR ORGANISASI General Meeting of Shareholders Board of Commissioners Audit Committee Board of Directors Corporate Owner Secretary Representative Internal Audit Office Administration Operation Finance & Development Legal Accounting Human Resources -Sales & Marketing -Finance -Business Development -Room & Housekeeping -Accounting -Technical -Legal -License -Personnel Administration -Training -Food & Beverage -Engineering -Front Office 12 PT. Indonesian Paradise Property Tbk. VISI DAN MISI PERSEROAN Visi Perseroan : Selalu Berupaya untuk Unggul dalam Pengembangan Property Melalui Pencapaian yang Inovatif dan Kreatif. Misi Perseroan : Menciptakan lingkungan kerja yang dapat memotivasi para individu dalam Perseroan untuk bisa memunculkan ide - ide yang inovatif dan kreatif. Mengembangkan produk-produk inovatif yang didukung oleh pelayanan yang unggul. Memberikan kepuasan kepada pemangku kepentingan (stakeholders). Value Perseroan : Perusahaan dikelola secara Profesional oleh Individu-individu yang mempunyai High Commitment dan Passion terhadap masing-masing tugasnya dan mengutamakan Teamwork di atas kemampuan individual. 13 PT. Indonesian Paradise Property Tbk. RIWAYAT HIDUP SINGKAT DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI Berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan yang dilaksanakan pada tanggal 25 Mei 2010 Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan selengkapnya adalah sebagai berikut ; Dewan Komisaris : Presiden Komisaris merangkap Komisaris Independen : Bapak Todo Sihombing Wakil Presiden Komisaris : Ibu Amelia Gozali Komisaris : Bapak Karel Patipeilohy Direksi : Presiden Direktur : Bapak Agoes Soelistyo Santoso Direktur Independen : Bapak Edhie Bambang Siswoko Direktur : Bapak Patrick Santosa Rendradjaja Direktur : Ibu Diana Solaiman Riwayat Hidup Singkat - Dewan Komisaris Todo Sihombing Presiden Komisaris Lahir di Pematang Siantar pada tanggal 23 Pebruari 1941. Menempuh pendidikan di Akademi Militer Nasional pada tahun 1961-1964, tahun 1976-1977 menempuh pendidikan SESKOAD, tahun 1981 menempuh pendidikan SESKOGAB, tahun 1987 menempuh pendidikan LEMHANAS, dan tahun 1992 menyelesaikan pendidikan di Defense Resources Management Course (DRMC). Karir militernya dimulai pada tahun 1965 dengan pangkat terakhir Mayor Jendral TNI sampai dengan tahun 1997, diantaranya pada tahun 1994 – 1995 menjabat sebagai Koordinator Staf Ahli Panglima ABRI dan pada tahun 1995 – 1997 menjadi Wakil Ketua Fraksi TNI DPR-RI Koordinator Bidang Umum. Setelah itu pada tahun 2000 sampai saat ini masih menjabat sebagai Direktur Utama PT. Seccop Indonesia, dan sejak tahun 2004 sampai sekarang masih menjabat sebagai Presiden Komisaris PT. Indonesian Paradise Property Tbk. Amelia Gozali Wakil Presiden Komisaris Lahir di Singapore tanggal 06 Maret 1985. Menyelesaikan Bachelor of Business Administration, Marketing – Honors dari University of Southern California, Marshall School of Business, Los Angeles, CA, pada tahun 2006. 14 PT. Indonesian Paradise Property Tbk. Pada kurun waktu tahun 2004 – 2005 bekerja sebagai Marketing di Starbucks-Jakarta, Phelps Group, Santa Monica, CA dan World Harvest, Arcadia, CA. Pada tahun 2006-2007 bekerja di Merrill Lynch, Global Private Wealth Management, Beverly Hills – Los Angeles. Pada tahun 2007 - 2008 sebagai Business Analyst pada A.T. Kearney Consultants, Jakarta dan sejak tahun 2008 sampai saat ini masih bekerja sebagai Business Development pada PT. Plaza Indonesia Realty Tbk, Jakarta. Karel Patipeilohy Komisaris Lahir di Jakarta pada tanggal 19 Maret 1958. Dalam kurun waktu tahun 1979 – 1998 bekerja sebagai Operation Manager pada PT. Schlumberger Geophisic Nusantara dan PT. Ometraco Realty. Sejak tahun 1998 sampai sekarang masih menjabat sebagai Direktur PT. Inti Insan Santosa dan sejak tahun 2000 sampai sekarang masih menjabat sebagai Komisaris di PT. Sinar Harapan Persada. Pada kurun waktu 2001 - 2004 sebagai Presiden Direktur PT. Marina City Development dan sejak tahun 2004 sampai sekarang masih menjabat sebagai Presiden Komisaris PT. Senimba Bay Resort (d/h PT. Marina City Development). Riwayat Hidup Singkat – Direksi : Agoes Soelistyo Santoso Presiden Direktur Lahir di Semarang tanggal 26 September 1961 dan menyelesaikan S1 Fakultas Ekonomi di Universitas Katolik Parahyangan pada tahun 1985. Dalam kurun waktu 1985 – 1992 bekerja sebagai Finance & Accounting Manager di beberapa perusahaan yaitu PT Daya Knitto, Indomobil Group, dan Sinar Mas Group. Tahun 1992 – 1996 sebagai Direktur PT Budi Acid Jaya Tbk., dan Presiden Direktur PT Ometraco Corporation Tbk pada tahun 1996 - 2000. Tahun 2000 sampai sekarang masih menjabat sebagai Direktur beberapa Perusahaan yang tergabung dalam The Paradise Group antara lain Direktur PT Indonesian Paradise Island, PT Java Paradise Island dan Presiden Direktur PT. Indonesian Paradise Property Tbk. Edhie Bambang Siswoko Direktur Independen Lahir di Madiun tanggal 28 Juli 1951 dan lulus dari Fakultas Sosial dan Politik Universitas Gajah Mada, Yogyakarta pada tahun 1974. Pada tahun 1974 – 1982 bekerja sebagai Procurement Assistant dan Project Administration pada PT Djasa Ubersakti, Oil and Gas Facilities Contractors ; pada tahun1982 – 1986 bekerja sebagai 15 PT. Indonesian Paradise Property Tbk. Personnel and Administration Officer and Project site PT Petroindo Gunapersada Engineering, Oil and Gas Facilities Consultants, Jakarta. Dalam kurun waktu tahun1986 – 1995 sebagai Personnel & General Affairs Manager PT Circlekindonesia Waserba dan PT Ometraco Realty ; pada Tahun 1995 – 1998 bekerja pada PT Ometraco Land, sebagai Building Manager, dan pada tahun 1998 – 2003 sebagai Personnel and General Affairs Manager PT Langgeng Ayomlestari. Patrick Santosa Rendradjaja Direktur Lahir di Banjarmasin tanggal 09 Januari 1959. Lulus Sarjana Teknik Sipil dari Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin pada tahun 1977, dan mendapatkan gelar Master of Science in Architecture di Delft Technical University – Netherland pada tahun 1986. Dalam kurun waktu 1986-2000 bekerja sebagai Arsitek dan Project Coordinator di beberapa Biro Arsitek seperti Atelier 6 Group-Jakarta, Lippo City Development-Jakarta, Ometraco Realty-Jakarta, Bentala Sanggrahan Group-Jakarta, Tekton Architecten-Amsterdam Netherland, Han Awal Architects-Jakarta. Pada tahun 1999 – 2000 menjalin kerja-sama dengan Han Awal Architects, Jakarta and Atelier Bouwkunde, Rotterdam/ Amsterdam- Netherland sebagai Principal. Sejak tahun 1999 sampai sekarang masih menjabat sebagai Direktur di beberapa Perusahaan yang tergabung dalam The Paradise Group yaitu Direktur pada PT Indonesian Paradise Island dan Direktur pada PT. Indonesian Paradise Property Tbk. Diana Solaiman Direktur Lahir di Jakarta tanggal 04 Oktober 1969. Memperoleh gelar Master in Business Administration di Philippine Christian University, Manila pada tahun 1992. Pada kurun waktu 1992 – 2001 sebagai Finance & Accounting Manager di beberapa perusahaan seperti PT Putera Ometraco Electric, PT Ometraco Corporation Tbk, dan PT Global Mega Wisata Mandiri International. Tahun 2002 – 2005 sebagai Chief Financial Officer PT Indonesian Paradise Island dan sejak tahun 2003 sampai sekarang masih menjabat sebagai Chief Financial Officer PT Java Paradise Island. Dari tahun 2005 sampai sekarang masih menjabat sebagai Direktur PT. Indonesian Paradise Property Tbk dan Komisaris pada PT. Indonesian Paradise Island, sejak tahun 2006 sampai saat ini masih menjabat sebagai Komisaris PT. Grahatama Indah Lestari,serta sejak tahun 2009 sampai sekarang menjabat juga sebagai Direktur PT Grahatama Kreasibaru. 16 PT. Indonesian Paradise Property Tbk. SUMBER DAYA MANUSIA Perencanaan, penerimaan, penempatan dan pembinaan sumber daya manusia menjadi suatu kegiatan yang berkesinambungan mengingat dinamika dari usaha. Struktur karyawan Perseroan pada saat ini menurut jenjang manajemen dan tingkat pendidikan dapat digambarkan dengan tabel sebagai berikut : Tabel Jumlah Karyawan Menurut Jenjang Manajemen : Keterangan Jumlah Direksi 4 Manager 11 Staff 56 Pelaksana 13 Total 4 13 84 11 Direksi Manager Staff Pelaksana 56 Tabel Jumlah Karyawan Menurut Tingkat Pendidikan : Keterangan Jumlah S2 dan S3 1 S1 16 D3 10 D1 30 SLTA/sederajat 27 Total 84 1 27 16 10 30 S2 & S3 S1 D3 D1 SLTA Perseroan sangat menyadari bahwa kualitas sumber daya manusia memberikan sumbangan yang sangat besar didalam tingkat keberhasilan dan kesuksesan setiap usaha. Untuk itu Perseroan senantiasa berusaha untuk meningkatkan investasi dalam pengembangan potensi setiap individual karyawan dengan menggunakan konsep Pengelolaan Sumber Daya Manusia Berdasarkan Kompetensi. 17 PT. Indonesian Paradise Property Tbk. Berbagai program pelatihan dan pengembangan karyawan yang telah dilaksanakan dengan mengikut-sertakan karyawan dalam berbagai kursus, workshop, seminar maupun pendidikan formal, antara lain : Arah dan Kebijakan Pasar Modal Indonesia Tahun 2010 – Asosiasi Emiten Indonesia Workshop Corporate Action (Advance Level) – Granada Law Firm Training Hukum Merger dan Akuisisi - PT Asprinet Indonesia Technical Seminar Of LS Product - PT. Duta Listrik Graha Prima LG Multi V AC System – LG Electronics Indonesia LG Multi Plus II/VRF-Network Solution & Installation – LG Electronics Indonesia Pengenalan Product LS – LS Product Technical Seminar 2010 Green Buildings & Sustainable Vertical Transportation Converence – PT Berca Schindler Lifts Smart Grid Solution – PT Duta Listrik Graha Prima Penyusunan Laporan Gabungan dan Konsolidasi – IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia) Menuju Laporan yang Berstandar IFRS – Kharisma Training IFRS – International Financial Reporting Standard – Paramudya Consulting Developing Communication Skill – In House Training Developing High Performance Leadership Skill – In House Training Talent Management Training – Tauzia Hotel Management Seminar Grab Your Audience – James Gwee Seminar Talent Management in Hospitality Industry- Jobstreet.com Seminar Update Technology Server HP – Scomtek Seminar IT Bali Gathering – Green IT II – Profesional IT Bali Workshop Penanganan Konflik di Perusahaan & Masyarakat – Kementrian Hukum Dan HAM Dan lain-lain Kesejahteraan karyawan juga menjadi perhatian utama Perseroan antara lain dengan pemberian tunjangan / bantuan pengobatan, asuransi kesehatan, memfasilitasi kegiatan olah raga, bantuan makan dan transportasi, mengikut-sertakan karyawan dalam program Dana Pensiun dan juga pembentukan koperasi simpan-pinjam. 18 PT. Indonesian Paradise Property Tbk. PEMEGANG SAHAM PERSEROAN Pemegang Saham Perseroan per tanggal 31 Desember 2010 termasuk didalammya Prosentase Kepemilikan Saham oleh Komisaris dan Dreksi Perseroan, komposisinya adalah sebagai berikut : Pemegang Saham Jumlah % Perseroan Saham Kepemilikan MODAL DASAR : 5.000.000.000 Dalam Rp. (Nilai Nominal Rp.100/saham) 500.000.000.000 MODAL DITEMPATKAN & DISETOR PENUH : o Pemegang Saham Pengendali : - PT.Grahatama Kreasibaru 946.675.350 39,27% 94.667.535.000 - RBS Coutts Bank Ltd. 949.000.000 39.36% 94.900.000.000 - BSI Bank Limited 223.000.000 9,25% 22.300.000.000 1.000.000 0,04% 100.000.000 10.000.000 0,41% 1.000.000.000 - Patrick S. Rendradjaja (Direktur) 5.000.000 0,21% 500.000.000 - Diana Solaiman (Direktur) 3.750.000 0,16% 375.000.000 272.378.250 11,3% 27.237.825.000 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh : 2.410.803.600 100% 241.080.360.000 Saham dalam Portepel 2.589.196.400 o Pemegang Saham Publik : - Pemegang Saham dibawah 5%: * Direksi & Komisaris : - Karel Patipeilohy (Komisaris) - Agoes Soelistyo S. (Presiden Direktur) * Lain-lain 258.919.640.000 19 PT. Indonesian Paradise Property Tbk. PENYERTAAN SAHAM PERSEROAN PT. Indonesian Paradise Property Tbk. 65% IPI 27,5% JPI 60% DPP 51% ABL 51% MT 99,99% PS 99,90% RI 99,66% MBS 88,65% CGDE 33,34% OP 51% EIS 70% LCK 99,99% GIL 50% OHB 1. PT. Indonesian Paradise Island 10. PT. Grahatama Indah Lestari 2. PT. Java Paradise Island 11. PT. Omega Propertindo 3. PT. Dinamika Putra Perkasa 12. PT. Eka Ilalang Suryadinamika 4. PT. Magna Terra 13. PT. Langgeng Cipta Karya 5. PT. Aneka Bina Laras 14. PT. Karsa Citra Unggul 6. PT. Padma Suasa 15. PT. Oasis Hotel Bogor 7. PT. Retzan Indonusa 16. PT. Kega Property Utama 8. PT. Mega Biru Selaras 17. PT. Segara Biru Kencana 9. PT. Cakra Guna Dharma Eka 18. PT. Saranausaha Jaya 99,98% KCU 92,72% KPU 55% SJ 99,99% SBK 20 PT. Indonesian Paradise Property Tbk. PT Indonesian Paradise Island PT Indonesian Paradise Island (‘IPI’) merupakan pemilik hotel HARRIS resort Kutabeach – Bali (d/h. HARRIS resort Kuta – Bali) yang berlokasi Jl. Pantai Kuta, tepat di jantung pantai Kuta, Bali yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Hotel HARRIS resort Kutabeach - Bali dikelola oleh Tauzia Hotel Management dan memiliki 191 kamar. HARRIS resort Kutabeach – Bali yang mengangkat slogan ‘Simple, Unique & Friendly’ dengan berbagai fasilitas yang sederhana namun unik serta pelayanan yang ramah, cocok dijadikan pilihan untuk liburan keluarga, dan juga memiliki fasilitas ruang rapat dengan kapasitas 200 orang. Pada tanggal 30 Juli 2010 pada lokasi tersebut telah dilaksanakan peresmian dimulainya pembangunan kawasan ‘Sahid Kuta Lifestyle Resort’ dimana di kawasan tersebut untuk tahap pertama dilaksanakan pembangunan lifestyle center ‘beachwalk Kuta-Bali’ terdiri atas lebih dari 300 superior retail units yang diperkirakan akan selesai pada akhir kwartal IV tahun 2011. Pada tahap berikutnya di kawasan tersebut juga akan dibangun hotel berbintang lima ‘Sheraton Bali Kuta Resort’ melengkapi hotel ‘HARRIS resort Kutabeach - Bali’ yang telah beroperasi sejak tahun 2004. Pada November 2010 IPI kembali melakukan Peningkatan Modal Ditempatkan dan Disetor dengan cara pengeluaran saham baru yang diambil dari saham portepel IPI sejumlah 50.000.000 (lima puluh juta) saham dengan nilai nominal per saham Rp.1.000,00 (seribu Rupiah) atau seluruhnya bernilai Rp. 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar Rupiah). Untuk mempertahankan prosentase kepemilikan Perseroan pada IPI, Perseroan telah mengambil bagian dan menyetor penuh atas saham yang dikeluarkan tersebut secara proporsional. 21 PT. Indonesian Paradise Property Tbk. Pada bulan Desember 2010 melihat kepada prospek usaha yang sangat baik, Perseroan kembali meningkatkan penyertaan sahamnya di IPI dari sebelumnya 48,75% menjadi 65% dengan membeli sebagian saham milik Dana Pensiun Bank Indonesia, sehingga Komposisi Pemegang Saham IPI saat ini selengkapnya adalah sebagai berikut : Saham Pemegang Saham IPI Modal Dasar : Saham Nominal (lembar) (Rp.1000/saham) % 300.000.000 300.000.000.000 159.033.334 159.033.334.000 65,00 - Vision Lead Finance Limited 67.283.333 67.283.333.000 27,50 - Sukamdani Sahid Gitosardjono 11.010.000 11.010.000.000 4,50 7.340.000 7.340.000.000 3,00 244.666.667 244.666.667.000 100.00 Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh : - Perseroan - Juliah Sukamdani Jumlah Modal Ditempatkan & Disetor Penuh PT. Java Paradise Island Pada tahun 2004 Perseroan berpatungan dengan Gobel Group dan Caraka Group melakukan penyertaan saham pada PT. Java Paradise Island (‘JPI’), membangun hotel berbintang empat diatas lahan seluas 5.580 m2 dengan nama HARRIS hotel Tebet - Jakarta yang berlokasi dekat dengan pusat bisnis, pertokoan dan perkantoran, yaitu di Jalan Dr. Saharjo No. 191, Jakarta Selatan. HARRIS hotel Tebet - Jakarta yang dikelola oleh Tauzia Hotel Management, mulai beroperasi pada bulan September 2005, memiliki berbagai fasilitas seperti : function hall, meeting room, business center, restaurant & bar, fitness center & spa, dan lain-lain. 22 PT. Indonesian Paradise Property Tbk. Prosentase kepemilikan saham Perseroan pada JPI saat ini adalah sebesar 27,5%; dengan komposisi Pemegang Saham JPI selengkapnya adalah sebagai berikut : Saham Pemegang Saham JPI Modal Dasar : Saham Nominal (lembar) (Rp.1000/saham) % 100.000.000 100.000.000.000 - Perseroan 17.325.000 17.325.000.000 27.50 - PT.Caraka Investama 31.500.000 31.500.000.000 50,00 - PT. Gobel International 14.175.000 14.175.000.000 22.50 Jumlah Modal Ditempatkan & Disetor Penuh 63.000.000 63.000.000.000 Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh : 100,00 23 PT. Indonesian Paradise Property Tbk. PT Dinamika Putra Perkasa PT Dinamika Putra Perkasa (“DPP”) didirikan tanggal 4 Januari 2006. DPP merupakan perusahaan investasi yang memiliki satu Anak Perusahaan yaitu PT Magna Terra. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham DPP adalah: Nilai Nominal Rp. 1.000.000/saham Pemegang saham Saham Jumlah Nominal % (Rp) Modal Dasar 10.000 10.000.000.000 -Perseroan 4.200 4.200.000.000 60,00 -PT Sejahtera Karya Bersama 2.800 2.800.000.000 40,00 Jumlah Modal Ditempatkan & Disetor Penuh 7.000 7.000.000.000 100,00 Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: PT Magna Terra Anak Perusahaan PT Dinamika Putra Perkasa. PT Magna Terra (“MT”) didirikan tanggal 7 Juli 2006 merupakan pemilik proyek peremajaan Pasar Perhiasan Cikini dengan luas lahan 4.908 m2. Hak membangun dan memasarkan unit peremajaan Pasar Cikini diperoleh pada tahun 2007. Proyek peremajaan pasar perhiasan yang akan diberi nama ‘Cikini Gold Center’ tersebut direncanakan akan selesai pembangunannya pada tahun 2012. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham MT adalah sebagai berikut: Nilai Nominal Rp. 1.000/ saham Pemegang saham Saham Jumlah Nominal % (Rp) Modal Dasar 15.000.000 15.000.000.000 -PT Dinamika Putra Perkasa 3.999.930 3.999.930.000 51,00 -Aldrin Tando 3.843.070 3.843.070.000 49,00 Jumlah Modal Ditempatkan & Disetor Penuh 7.843.000 7.843.000 .000 100,00 Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: 24 PT. Indonesian Paradise Property Tbk. PT Aneka Bina Laras PT Aneka Bina Laras (ABL) didirikan tanggal 15 Februari 2010, memiliki HARRIS suites fX SUDIRMAN-JAKARTA yang terdiri atas 88 unit condotel yang telah beroperasi sejak bulan Maret 2011 dan berlokasi menyatu dengan f’X Lifestyle X’nter & Residences - Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta. ABL memiliki satu Anak Perusahaan yaitu PT Padma Suasa. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham ABL adalah sebagai berikut: Nilai Nominal Rp. 500/ saham Pemegang saham Saham Jumlah Nominal % (Rp) Modal Dasar 120.000.000 60.000.000.000 -Perseroan 41.626.200 20.813.100.000 51,00 -PT Sinar Monexindo 39.993.800 19.996.900.000 49,00 Jumlah Modal Ditempatkan & Disetor Penuh 81.620.000 40.810.000.000 100,00 Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: PT Padma Suasa Anak Perusahaan PT Aneka Bina Laras PT Padma Suasa (‘PS’) didirikan pada tanggal 12 Agustus 2010, merupakan pengelola HARRIS suites fX Sudirman-Jakarta yang terdiri atas 88 unit condotel yang telah beroperasi sejak bulan Maret 2011 dan berlokasi menyatu dengan f’X Lifestyle X’nter & Residences - Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham PS adalah sebagai berikut Nilai Nominal Rp. 1000/ saham Pemegang saham Saham Jumlah Nominal % (Rp) Modal Dasar 400.000 400.000.000 99,99 99.990 99.990.000 99,99 10 10.000 0,01 100.000 100.000.000 100,00 Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: -PT Aneka Bina Laras -PT Grahatama Kreasibaru Jumlah Modal Ditempatkan & Disetor Penuh 25 PT. Indonesian Paradise Property Tbk. PT Retzan Indonusa PT Retzan Indonusa (“RI”) didirikan pada tanggal 18 Juli 1988 dan memiliki lahan seluas 6.999 m2 di Batam Center, Batam. Pada saat ini di atas lahan tersebut sedang dilaksanakan pembangunan HARRIS hotel Batam Center - Batam yang akan memiliki 180 kamar dengan sejumlah fasilitas hotel berbintang empat dan 91 unit Condotel pada tahap berikutnya. Diperkirakan tahap pembangunan hotel akan selesai pada akhir kwartal III tahun 2011. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham RI adalah sebagai berikut: Nilai Nominal Rp. 1.000.000/saham Pemegang saham Saham Jumlah Nominal % (Rp) Modal Dasar : 40.000 40.000.000.000 29.970 29.970.000.000 99,90 30 30.000.000 0,10 30.000 30.000.000.000 100,00 Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: -Perseroan -PT Grahatama Kreasibaru Jumlah Modal Ditempatkan & Disetor Penuh PT Mega Biru Selaras PT Mega Biru Selaras (“MBS”) didirikan tanggal 20 Maret 1996, menguasai lahan seluas 19.940 m2 di Kediri, Tuban,Bali. Pada saat ini diatas lahan tersebut sedang dilaksanakan pembangunan sarana rekreasi ‘Circus Waterpark’ dan pembangunannya direncanakan akan selesai pada kuartal II tahun 2011. MBS memiliki dua Anak Perusahaan yaitu PT Cakra Guna Dharma Eka dan PT Grahatama Indah Lestari. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham MBS adalah sebagai berikut: Nilai Nominal Rp. 1.000.000/saham Pemegang Saham Saham Jumlah Nominal % (Rp) Modal Dasar 60.000 60.000.000.000 39.865 39.865.000.000 99,66 135 135.000.000 0,34 40.000 40.000.000.000 100,00 Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: -Perseroan -Yayasan Bunga Kasih Jumlah Modal Ditempatkan & Disetor Penuh 26 PT. Indonesian Paradise Property Tbk. PT Cakra Guna Dharma Eka Anak Perusahaan PT Mega Biru Selaras. PT Cakra Guna Dharma Eka (“CGDE”) didirikan tanggal 27 Nopember 1997, memiliki sejumlah lahan (landbank) seluas 62,28 ha dengan Hak Guna Bangunan selama 30 tahun hingga 4 September 2033 di Desa Waleo, Kecamatan Kauditan Kema, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. Atas lahan ini, CGDE berencana untuk membangun suatu kawasan resort terpadu. CGDE belum memiliki rencana spesifik mengenai rencana jadwal pembangunannya. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham CGDE adalah: Nilai Nominal Rp. 1.000.000/saham Pemegang saham Modal Dasar Jumlah Jumlah Nominal Saham (Rp) % 25.000 25.000.000.000 6.560 6.560.000.000 88,65 -I Gusti Ngurah Oka Suryawan 100 100.000.000 1,35 -Jemmy Asiku 740 740.000.000 10,00 7.400 7.400.000.000 100,00 Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: -PT Mega Biru Selaras Jumlah Modal Ditempatkan & Disetor Penuh PT Grahatama Indah Lestari Anak Perusahaan PT Mega Biru Selaras. PT Grahatama Indah Lestari (“GIL”) pada awalnya didirikan dengan nama PT. Ometraco Hotel Jakarta tanggal 28 Juni 1995, menguasai lahan seluas 47,24 ha berlokasi di Jl. Pura Puncak Alit, Dusun Pausan, Desa Buah Kaja, Kecamatan Payangan, Bali. Atas lahan ini GIL merencanakan untuk membangun suatu kawasan resort terpadu. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham GIL adalah sebagai berikut:: Nilai Nominal Rp. 1.000/ saham Pemegang Saham Modal Dasar Jumlah Jumlah Nominal Saham (Rp) % 40.000.000 40.000.000.000 -PT Mega Biru Selaras 9.999.899 9.999.899.000 99,999 -Yayasan Bunga Kasih 101 101.000 0,001 10.000.000 10.000.000.000 100,000 Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: Jumlah Modal Ditempatkan & Disetor Penuh 27 PT. Indonesian Paradise Property Tbk. PT Omega Propertindo PT Omega Propertindo (“OP”) didirikan pada awalnya dengan nama PT. Mapalus Bestari tanggal 10 Maret 1989, merupakan pemilik dan pengelola dari Wisma Millenia yang berlokasi di Jl. MT Haryono Kav 16, Jakarta Selatan. Wisma Millenia dibangun diatas lahan seluas 3.700 m2, merupakan gedung perkantoran 10 lantai yang dibangun dan beroperasi sejak tahun 1993. Beberapa penyewa utama dari Wisma Millenia adalah Bank BCA, Japfa Comfeed Group, dan SMS Finance. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham OP adalah sebagai berikut: Nilai Nominal Rp. 1.000.000,- per saham Pemegang saham Saham Jumlah Nominal % (Rp) Modal Dasar 125.000 125.000.000.000 -PT Intijaya Kreasipersada 16.666 16.666.000.000 33,332 -PT Millenia Prosperindo Optima 16.666 16.666.000.000 33,332 -Perseroan 16.668 16.668.000.000 33,336 Jumlah Modal Ditempatkan & Disetor Penuh 50.000 50.000.000.000 100,000 Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: 28 PT. Indonesian Paradise Property Tbk. PT Eka Ilalang Suryadinamika PT Eka Ilalang Suryadinamika (“EIS”) didirikan tanggal 27 Oktober 1995. EIS memiliki lahan seluas 17.226 m2 di Sentul, Bogor, Jawa Barat. Atas lahan ini EIS merencanakan untuk membangun hotel HARRIS resort Sentul - Bogor yang memiliki 180 kamar dengan sejumlah fasilitas hotel berbintang empat. Proses pembangunan direncanakan akan dimulai pada pertengahan tahun 2011, dan akan mulai beroperasi pada akhir tahun 2012. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham EIS adalah sebagai berikut: Nilai Nominal Rp. 1.000.000/saham Pemegang Saham Saham Jumlah Nominal % (Rp) Modal Dasar 25.000 25.000.000.000 -Perseroan 5.100 5.100.000.000 51,00 -Reina Kumala Kwee 2.450 2.450.000.000 24,50 -Laurie Kumala Kwee 2.450 2.450.000.000 24,50 10.000 10.000.000.000 100,00 Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: Jumlah Modal Ditempatkan & Disetor Penuh PT Langgeng Cipta Karya PT Langgeng Cipta Karya (“LCK”) didirikan tanggal 4 Juli 2006, merupakan pemilik dan pengelola Puri Bunga Resort & Spa berlokasi di Kadewatan, Ubud, Bali. Hotel dengan 10 kamar yang dibangun diatas lahan seluas 7.120 m2, merupakan Resort dan Spa dengan konsep alam, dimana hotel dibangun dengan pemandangan areal persawahan dan Sungai Ayung yang terkenal untuk rafting. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham LCK adalah sebagai berikut: Nilai Nominal Rp. 1.000/saham Pemegang Saham Saham Jumlah Nominal % (Rupiah) Modal Dasar 40.000.000 40.000.000.000 -I Gusti Ngurah Oka Suryawan 1.500.000 1.500.000.000 15,00 -I Gusti Ngurah Oka Budiasa 1.500.000 1.500.000.000 15,00 -Perseroan 7.000.000 7.000.000.000 70,00 10.000.000 10.000.000.000 100,00 Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: Jumlah Modal Ditempatkan & Disetor Penuh 29 PT. Indonesian Paradise Property Tbk. PT Karsa Citra Unggul PT Karsa Citra Unggul (“KCU”) didirikan tanggal 14 Februari 2007, merupakan pemilik lahan seluas 2.144 m2 yang berlokasi di Jl. Boulevard, Manado, Sulawesi Utara. Atas lahan ini KCU berencana untuk membangun hotel berbintang dua dengan nama pop HARRIS Manado dan dilengkapi dengan fasilitas retail. Pembangunannya akan dimulai pada pertengahan tahun 2011 dan direncanakan selesai pada kwartal pertama tahun 2012. KCU memiliki tiga Anak Perusahaan yaitu PT Oasis Hotel Bogor dan PT Kega Property Utama dan PT Segara Biru Kencana. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham KCU adalah sebagai berikut: Nilai Nominal Rp. 1.000/saham Pemegang Saham Saham Jumlah Nominal % (Rp) Modal Dasar : 112.000.000 112.000.000.000 27.995.000 27.995.000.000 99,98 5.000 5.000.000 0,02 28.000.000 28.000.000.000 100,00 Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: -Perseroan -Yayasan Bunga Kasih Jumlah Modal Ditempatkan & Disetor Penuh PT Oasis Hotel Bogor Perusahaan Asosiasi PT Karsa Citra Unggul. PT Oasis Hotel Bogor (“OHB”) semula didirikan dengan nama PT. Ometraco Hotel Bogor tanggal 28 Juni 1995, memiliki lahan seluas 3.496 m2 yang berlokasi di Jl. Suryakencana, Bogor, Jawa Barat. OHB merencanakan untuk membangun hotel bintang dua. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham OHB adalah sebagai berikut: Nilai Nominal Rp. 1.000/saham Pemegang Saham Saham Jumlah Nominal % (Rp) Modal Dasar : 10.000.000 10.000.000.000 -PT Panorama Hotel Development 2.223.500 2.223.500.000 50,00 -PT Karsa Citra Unggul 2.223.500 2.223.500.000 50,00 Jumlah Modal Ditempatkan & Disetor Penuh 4.447.000 4.447.000.000 100,00 Modal Ditempatkan & Disetor Penuh: 30 PT. Indonesian Paradise Property Tbk. PT Kega Property Utama Anak Perusahaan PT Karsa Citra Unggul. PT Kega Property Utama (“KPU”) didirikan 01 Juli 2008. KPU memiliki Perjanjian Kerjasama dengan Induk Koperasi TNI Angkatan Udara (INKOPAU-PUKADARA) untuk pemanfaatan tanah TNI AU eks Mess Jetis seluas 3.094 M 2 yang terletak di Jl. AM Sangaji No.10 Yogyakarta untuk dibangun hotel beserta sarana pendukungnya yang akan diberi nama pop HARRIS Yogya. Proyek ini dimulai pembangunannya pada bulan Maret 2011. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham KPU adalah sebagai berikut: Nilai Nominal Rp. 1.000/saham Pemegang Saham Saham Jumlah Nominal % (Rp) Modal Dasar 22.000.000 22.000.000.000 -Seno Hadi Utomo 50.000 50.000.000 0,46 -Harry Rahayu Gamdani 50.000 50.000.000 0,46 10.200.000 10.200.000.000 92,72 -PT Kega Purna Bakti 450.000 450.000.000 4,09 -Astrid Abina Carolin 250.000 250.000.000 2,27 11.000.000 11.000.000.000 100,00 Modal Ditempatkan & Disetor Penuh : -PT Karsa Citra Unggul Jumlah Modal Ditempatkan & Disetor Penuh PT Segara Biru Kencana Anak Perusahaan PT Karsa Citra Unggul PT Segara Biru Kencana (“SBK”) didirikan pada tanggal 18 Oktober 2010, merencanakan untuk membangun sebuah hotel bintang dua yang akan diberi nama hotel pop HARRIS Sanur – Bali. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham SBK adalah sebagai berikut: Nilai Nominal Rp. 1.000/saham Pemegang Saham Saham Jumlah Nominal % (Rp) Modal Dasar : 400.000 400.000.000 99.900 99.900.000 99,90 100 100.000 0,10 100.000 100.000.000 100,00 Modal Ditempatkan & Disetor Penuh : -PT Karsa Citra Unggul -PT Grahatama Kreasibaru Jumlah Modal Ditempatkan & Disetor Penuh 31 PT. Indonesian Paradise Property Tbk. PT Saranausaha Jaya PT Saranausaha Jaya (“SJ”) didirikan tanggal 13 Agustus 1992 SJ direncanakan akan menangani peremajaan pasar obat dan burung Pramuka Jakarta. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham SJ adalah sebagai berikut: Nilai Nominal Rp. 1.000/saham Pemegang Saham Saham Jumlah Nominal % (Rp) Modal Dasar : 20.000.000 20.000.000.000 -Perseroan 2.750.000 2.750.000.000 55,00 -PT Sejahtera Karya Bersama 2.000.000 2.000.000.000 40,00 250.000 250.000.000 5,00 5.000.000 5.000.000.000 100,00 Modal Ditempatkan & Disetor Penuh: -Antonius Tommy Gozali Jumlah Modal Ditempatkan & Disetor Penuh 32 PT. Indonesian Paradise Property Tbk. KRONOLOGIS PENCATATAN DAN PERUBAHAN JUMLAH SAHAM Kronologis pencatatan dan perubahan jumlah saham sejak awal pencatatan sampai akhir tahun buku per 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut : Pada tanggal 1 Desember 2004 Perseroan pertama kali mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Surabaya (‘BES’) sejumlah 240 juta saham dengan jumlah nilai nominal Rp.24.000.000.000,00. Sesuai dengan Keterbukaan Informasi yang telah disampaikan Perseroan dalam Pernyataan Pendaftaran Perusahaan Publik yang telah disetujui oleh Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) : Obligasi Perseroan dikonversikan menjadi saham Perseroan oleh Premiere Estates Limited sejumlah 330 juta saham dengan nilai nominal Rp. 33.000.000.000,00 ; dan resmi dicatatkan di BES pada tanggal 17 Desember 2004. Perseroan melakukan transaksi tukar menukar saham (share swap) dengan Anemone Continental S.A. sejumlah 949 juta saham dengan jumlah nilai nominal Rp.94.900.000.000,00 ; dan resmi tercatat di BES pada tanggal 27 Desember 2004. Sehingga total jumlah saham Perseroan meningkat menjadi 1.519.000.000 saham dengan jumlah nilai nominal Rp.151.900.000.000,00 Perseroan melakukan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dengan menerbitkan saham baru sejumlah 75 juta saham dengan jumlah nilai nominal Rp.7.500.000.000,00 ; dan resmi tercatat di BES pada tanggal 14 Juli 2005. Dengan demikian total jumlah saham Perseroan meningkat menjadi 1.594.000.000 saham dengan jumlah nilai nominal Rp.159.400.000.000,00 Dalam rangka proses merger antara Bursa Efek Jakarta dengan Bursa Efek Surabaya membentuk Bursa Efek Indonesia, saham Perseroan sejak tanggal 01 Desember 2007 dihentikan sementara perdagangannya, dengan pertimbangan saham Perseroan tidak aktif diperdagangkan dan jumlah Pemegang Saham Publik Perseroan masih dibawah jumlah minimal yang disyaratkan Bursa Efek Indonesia. Agar perdagangan bisa dibuka kembali, pada tahun 2009 PT Grahatama Kreasibaru (’GK’) sebagai Pemegang Saham Pengendali Perseroan, melaksanakan Penawaran Umum Atas Kepemilikan Saham GK pada Perseroan (’PUPS’). PUPS meliputi sejumlah 180.000.000 (seratus delapan puluh juta) Saham Biasa Atas Nama yang merupakan saham lama dengan nilai nominal Rp.100,00 (seratus Rupiah) setiap saham, yang ditawarkan ke masyarakat dengan harga penawaran Rp.115,00 (seratus lima belas Rupiah) setiap saham. 33 PT. Indonesian Paradise Property Tbk. Adapun Hasil PUPS yang dilaksanakan pada tanggal 19 – 21 Oktober 2009 adalah sebagai berikut : Keterangan Jumlah Jumlah Saham Pemesan Jumlah Uang % Pemesanan (Rp) (prosen) Total Penawaran - 180.000.000 20.700.000.000 100,00 Total Pemesanan 534 179.639.000 20.658.485.000 99,80 - 361.000 41.515.000 0,20 Sisa Penawaran Dengan dilaksanakannya PUPS tersebut diatas, Perseroan telah mampu meningkatkan kepemilikan saham sehingga memenuhi ketentuan persyaratan jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham minoritas, maka Bursa Efek Indonesia berdasarkan surat No.S- 05577/BEI.PSJ/10-2009 tanggal 29 Oktober 2009 telah mencabut penghentian sementara (’suspensi’) perdagangan Efek Perseroan. Pada tahun 2010 Perseroan melakukan pengembangan usaha dengan melaksanakan Penggabungan Usaha (‘Merger’) dengan PT. Tirta Saga Wangi (‘TSW’) yang masih tergolong sebagai Perusahaan Afiliasi Perseroan. TSW meleburkan diri ke dalam Perseroan sehingga semua Perusahaan Anak dan Perusahaan Asosiasi TSW menjadi Perusahaan Anak dan Perusahaan Asosiasi Perseroan. Setelah proses Penggabungan Usaha selesai dilakukan, TSW bubar demi hukum tanpa harus didahului proses likuidasi. Atas Pernyataan Pendaftaran untuk Penggabungan Usaha tersebut, telah diperoleh pernyataan efektif dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan berdasarkan Surat Ketua Bapepam dan LK No. S-4500/BL/2010 tanggal 20 Mei 2010 Perihal Pemberitahuan Efektifnya Pernyataan Penggabungan Usaha. Penggabungan Usaha tersebut juga telah mendapat persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan pada tanggal 25 Mei 2010 dan Pelaksanaan Penggabungan Usaha adalah pada tanggal 1 Juni 2010. Dalam Penggabungan Usaha tersebut setiap 1 saham TSW ditukar dengan 4,7 saham Perseroan 34 PT. Indonesian Paradise Property Tbk. Berikut ini adalah tabel susunan Pemegang Saham Perseroan sebelum dan setelah Penggabungan Usaha pada tanggal 1 Juni 2010 : Sebelum Konversi Perseroan Pemegang Saham Jumlah TSW % Saham Modal Dasar Modal Ditempatkan Setelah Konversi Jumlah Perseroan % Jumlah Saham 5.000.000.000 % Saham 250.000.000 5.000.000.000 dan Disetor Penuh: -Anemone Continental SA 949.000.000 59,54 - - 949.000.000 39,36 -PT. Grahatama Kreasibaru 129.861.000 8,15 173.785.500 99,999 946.652.850 39,27 -CB London S/A BSI SA 223.000.000 13,99 - - 223.000.000 9,25 -Masyarakat 242.139.000 15,19 - - 292.139.000 10,05 50.000.000 3,13 2.500 0,001 50.011.750 2,07 1,594,000,000 100.00 -Yayasan Bunga Kasih Total Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh : 173,788,000 100.000 2,410,803,600 100.00 35 PT. Indonesian Paradise Property Tbk. INFORMASI ALAMAT PENTING Perseroan : PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk. Kantor Pusat : HARRIS hotel Tuban - Bali Jl.Tebet Timur Raya 10 C Jl. Dewi Sartika, Tuban Jakarta 12820 Bali 80361 Telp. (62-21) 8305633 Telp. (62-361) 765255 Fax. (62-21) 8305634 Fax. (62-361) 766258 Anak Perusahaan dan Perusahaan Asosiasi Perseroan : PT INDONESIAN PARADISE ISLAND HARRIS resort Kutabeach - Bali HARRIS hotel Tebet - Jakarta Jl. Pantai Kuta Jl.Dr.Saharjo No.191 Kuta, Jakarta 12960 Bali 80361 Telp. (62-21) 8303355 Telp. (62-361) 753868 Fax. (62-21) 8295533 Fax. (62-361) 753875 Kantor Korespondensi : beachwalk Kuta - Bali Jl. Tebet Timur Raya 10 C Sahid Kuta Lifestyle Resort Jakarta 12820 Jl. Pantai Kuta, Kuta, Telp. (62-21) 8305633 Bali 80361 Fax. (62-21) 8305634 Telp. (62-361) 765777 Fax. (62-361) 759111 PT JAVA PARADISE ISLAND HARRIS hotel Tebet - Jakarta HARRIS hotel Tebet - Jakarta Jl. Dr. Saharjo No.191 Jl.Dr.Saharjo No.191 Jakarta 12960 Jakarta 12960 Telp. (62-21) 8303355 Telp. (62-21) 8303355 Fax. (62-21) 8295533 Fax. (62-21) 8295533 Kantor Korespondensi : Jl.Tebet Timur Raya 10 C, Jakarta 12820 Telp. (62-21) 8305633 Fax. (62-21) 8305634 36 PT. Indonesian Paradise Property Tbk. PT PADMA SUASA HARRIS suites fX Sudirman-Jakarta Apartemen fX Residences, lantai 10, Jl. Jenderal Sudirman-Pintu I Senayan, Jl. Jenderal Sudirman-Pintu I Senayan, Jakarta 10270 Jakarta 10270 Telp. (62-21) 25554333 Telp. (62-21) 25554333 Fax. (62-21) 25554321 Fax. (62-21) 25554321 PT OMEGA PROPERTINDO Wisma Millenia Lantai 3, Jl. MT Haryono Kav. 16, Tebet, Jakarta Selatan Telp. (62-21) 8310352 Fax. (62-21) 8310330 PT LANGGENG CIPTA KARYA Puri Bunga Resort & Spa Ubud-Bali Kantor Korespondensi : Kedewatan, HARRIS resort Kutabeach - Bali Ubud 80571, Jl. Pantai Kuta, Kuta, Bali Bali 80361 Telp. (62-361) 753867 Telp. (62-361) 753867 Fax. (62-361) 753866 Fax. (62-361) 753866 PT OASIS HOTEL BOGOR Kantor Korespondensi : Jl. Tomang Raya No. 63, Jakarta Barat Telp. (62-21) 25565000 Fax. (62-21) 25565075 37 PT. Indonesian Paradise Property Tbk. PT ANEKA BINA LARAS PT DINAMIKA PUTRA PERKASA PT MAGNA TERRA PT RETZAN INDONUSA PT MEGA BIRU SELARAS PT CAKRA GUNA DHARMA EKA PT GRAHATAMA INDAH LESTARI PT EKA ILALANG SURYADINAMIKA PT KARSA CITRA UNGGUL PT KEGA PROPERTY UTAMA PT SEGARA BIRU KENCANA PT SARANA USAHAJAYA Kantor Korespondensi : Jl.Tebet Timur Raya 10 C, Jakarta 12820 Telp. (62-21) 8305633 Fax. (62-21) 8305634 38 PT. Indonesian Paradise Property Tbk. Biro Administrasi Efek : PT.ADIMITRA TRANSFERINDO Plaza Property, lantai 2 Jl. Perintis Kemerdekaan Komplek Pertokoan Pulomas Blok VIII No.1 Jakarta Timur 13210 Telp. (62-21) 47881515 Fax. (62-21) 4709697 Akuntan Publik : Kantor Akuntan Publik TJAHJADI, PRADHONO & TERAMIHARDJA Gedung Jaya 4th Floor Jl. M.H. Thamrin No.12 Jakarta 10340 Telp (62-21) 31908550 Fax. (62-21) 31908502 Notaris : ROBERT PURBA, S.H. Panin Life Center, lantai 2, R.201, Jl.LetJen. S. Parman, Kav.91 Slipi, Jakarta 11420 Telp. (62-21) 56956005 Fax. (62-21) 56956007 39 PT. Indonesian Paradise Property Tbk. ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN HARRIS hotel Tuban-Bali DAN HOTEL BALI PRANI Tingkat Hunian (Occupancy Rate) HARRIS hotel Tuban-Bali mencapai 89,2% sedangkan Harga Kamar Rata-rata (Average Room Rate) meningkat 22.2% dibandingkan Harga Kamar Rata-rata tahun 2009. Hotel Bali Prani juga mampu mencapai Tingkat Hunian 80.1% dengan Harga kamar Rata-rata meningkat 29.15% dibandingkan tahun 2009. HOTEL- HOTEL ANAK PERUSAHAAN DAN AFILIASI HARRIS resort Kutabeach-Bali HARRIS resort Kutabeach-Bali berhasil mempertahankan prestasinya dengan mempertahankan Tingkat Hunian 84.76% sedikit peningkatan dibanding tahun 2009 yaitu 84.68%. Harga Kamar Rata-rata mengalami peningkatan 15.7%. HARRIS hotel Tebet-Jakarta Untuk memenuhi permintaan pasar atas jenis kamar HARRIS room, maka pada tahun 2010 manajemen memutuskan untuk merubah 4 kamar Suite Room menjadi 8 kamar HARRIS room. Renovasi kamar mengakibatkan Hotel tidak dapat beroperasi secara maksimal selama 3 bulan sehingga Tingkat Hunian turun dari 84.43% di tahun 2009 menjadi 80.45% ditahun 2010. Penurunan Tingkat Hunian dikompensasikan dengan meningkatkan Harga Kamar Rata-rata 10.8% dari Rp.429,485 di tahun 2009 menjadi Rp. 476,073 di tahun 2010. Puri Bunga Resort & Spa Ubud - Bali Tingkat Hunian Puri Bunga Resort & Spa Ubud-Bali mencapai 58,7% sedangkan Harga Kamar Rata-rata meningkat 10,4% dibandingkan Harga Kamar Rata-rata tahun 2009. 40 PT. Indonesian Paradise Property Tbk. AKSI KORPORASI PERSEROAN Pada tahun 2009 PT Grahatama Kreasibaru selaku pemegang saham pengendali Perseroan melakukan Penawaran Umum Pemegang Saham (‘PUPS’) yang mana pernyataan pendaftaran sehubungan dengan PUPS tersebut telah dinyatakan efektif oleh Bapepam-LK pada tanggal 15 Oktober 2009 berdasarkan suratnya No. S-9156/BL/2009. Pada awal tahun 2010 Perseroan melaksanakan Kuasi Reorganisasi dengan persetujuan RUPS pada tanggal 29 Januari 2010 setelah memenuhi standar Akuntansi yang berlaku di Indonesia dan ketentuan-ketentuan Bapepam dan LK yang berlaku. Kuasi Reorganisasi merupakan prosedur akuntansi yang mengatur perseroan merestrukturisasi ekuitasnya dengan metode reorganisasi akuntansi (accounting reorganization method) tanpa melalui reorganisasi secara hukum, dengan tujuan untuk menghilangkan defisit dan menilai kembali seluruh aset dan kewajiban pada nilai wajarnya. Latar belakang dilakukannya Kuasi Reorganisasi oleh Perseroan adalah: Kegiatan usaha Perusahaan mengalami kerugian sejak tahun 1996 sampai 2008, namun sejak tahun 2009, Perusahaan telah mengalami laba usaha. Akumulasi kerugian terjadi karena pendapatan pada tahun-tahun awal operasi tidak mampu menutup beban penyusutan dan beban operasional lainnya. Keadaan ini mengakibatkan Perusahaan mengalami defisit sebesar Rp. 31.224.820.582,00 pada tanggal 31 Juli 2009. Adapun tujuan dan manfaat dilaksanakannya Kuasi Reorganisasi oleh Perseroan adalah sebagai berikut: a. Perseroan dapat memulai awal yang baik (fresh start), dengan menampilkan kembali posisi keuangan yang baik serta neraca menunjukkan nilai sekarang dan tanpa dibebani defisit. b. Memperbaiki struktur ekuitas Perseroan dengan mengeliminasi saldo defisit, dan menilai kembali seluruh aset serta kewajiban Perseroan sebesar nilai wajarnya. c. Dengan tidak adanya saldo defisit, maka memberikan dampak positif bagi para pemegang saham karena Perseroan dapat membagi dividen sesuai dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan ketentuan Bapepam sebagaimana termaktub dalam Surat Edaran No.S2057/PM/2003 tanggal 21 Agustus 2003 tentang Pembagian Dividen. d. Meningkatkan minat dan daya tarik investor untuk memiliki saham Perseroan. e. Perseroan diharapkan lebih mudah memperoleh pendanaan, baik dalam bentuk pinjaman modal kerja ataupun investasi, dalam rangka pengembangan usaha untuk menghasilkan produk baru. 41 PT. Indonesian Paradise Property Tbk. Selanjutnya Perseroan melakukan pengembangan usaha dengan melaksanakan Penggabungan Usaha (‘Merger’) dengan PT. Tirta Saga Wangi yang masih tergolong sebagai Perusahaan Afiliasi Perseroan. PT Tirta Saga Wangi meleburkan diri ke dalam Perseroan sehingga semua Perusahaan Anak dan Perusahaan Asosiasi PT Tirta Saga Wangi menjadi Perusahaan Anak dan Perusahaan Asosiasi Perseroan. Setelah proses Penggabungan Usaha selesai dilakukan, PT. Tirta Saga Wangi bubar demi hukum tanpa harus didahului proses likuidasi. Atas Pernyataan Pendaftaran untuk Penggabungan Usaha tersebut, telah diperoleh pernyataan efektif dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan berdasarkan Surat Ketua Bapepam dan LK No. S-4500/BL/2010 tanggal 20 Mei 2010 Perihal Pemberitahuan Efektifnya Pernyataan Penggabungan Usaha. Penggabungan Usaha tersebut juga telah mendapat persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan pada tanggal 25 Mei 2010 dan Pelaksanaan Penggabungan Usaha terjadi pada tanggal 1 Juni 2010. Penggabungan Usaha antara Perseroan dengan PT Tirta Saga Wangi didasarkan pada pertimbangan bahwa kedua perusahaan tersebut dikendalikan oleh Pemegang Saham Pengendali yang sama yaitu PT Grahatama Kreasibaru serta didasarkan pula pada pertimbangan adanya kesamaan bidang usaha yaitu bisnis Properti. Dengan Penggabungan Usaha, diharapkan akan memudahkan PT Grahatama Kreasibaru selaku Pemegang Saham Pengendali dalam melakukan konsolidasi dan kontrol atas kegiatan usaha Perseroan dan PT Tirta Saga Wangi, selain memungkinkan PT Grahatama Kreasibaru untuk menyusun suatu rencana pengembangan strategis yang lebih terintegrasi dengan menggabungkan kekuatan kedua Perusahaan Peserta Penggabungan. 42 PT. Indonesian Paradise Property Tbk. KINERJA KEUANGAN Berikut ini adalah pembahasan dan analisis keuangan berdasarkan Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Tjahjadi, Pradhono & Teramihardja dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian. Analisa Laba Rugi Pendapatan Usaha Pendapatan Usaha diperoleh dari kegiatan usaha Perseroan yang terdiri dari penyewaan kamar, penjualan makanan dan minuman, penyediaan layanan telepon dan lain-lain. Pendapatan Usaha pada tahun 2010 tercatat sebesar Rp. 59.479 juta meningkat sebesar 348,53% atau Rp 46.218 juta dari Rp 13.261 juta pada tahun sebelumnya. Kenaikan ini disebabkan oleh adanya peningkatan kepemilikan saham di PT Indonesian Paradise Island (‘IPI’) sebesar 16,25% pada tanggal 23 Desember 2010, sehingga total kepemilikan saham di IPI menjadi 65% dan sejak saat itu pula laporan keuangan IPI dikondolidasikan. Kontribusi dari Pendapatan Usaha anak perusahaan IPI sebesar 72,80% atas Pendapatan Usaha Perseroan pada tahun 2010. Pendapatan dari penyewaan kamar, penjualan makanan dan minuman serta lainnya mencatat kenaikan tertinggi pada tahun 2010, masing masing sebesar 341,80% atau Rp. 35.243 juta menjadi Rp. 45.554 juta dan 371,85% atau Rp 9.378 juta menjadi Rp 11.900 juta serta 373,13% atau Rp. 1.597 juta menjadi Rp. 2.025 juta. Kontribusi dari kamar hotel, makanan dan minuman serta lainnya masing-masing sebesar 76,59% dan 20,01 % serta 3,40% atas Pendapatan Usaha Perseroan pada tahun 2010. Pendapatan Usaha tahun 2010 adalah yang terbaik sejak hotel beroperasi selama 7 tahun dengan Tingkat Hunian (occupancy rate) sebesar 89.2% yang didominasi oleh kunjungan pelaku usaha perorangan. Beban Deparmentalisasi. Beban Deparmentalisasi pada tahun 2010 tercatat sebesar Rp. 13.941 juta, meningkat sebesar 412,73% atau Rp. 11.222 juta dari Rp. 2.719 juta pada tahun sebelumnya sejalan dengan kenaikan Pendapatan Usaha. Rasio Beban Deparmentalisasi terhadap Pendapatan Usaha naik dari 20,50% di tahun 2009 menjadi 23,44% pada tahun 2010. Beban Usaha Beban Usaha pada tahun 2010 tercatat sebesar Rp. 16.152 juta, meningkat sebesar 261,18% atau sebesar Rp. 11.680 juta dari Rp. 4.472 juta pada tahun sebelumnya. Sejalan dengan efisiensi yang dilakukan Perseroan, Rasio Beban Usaha terhadap Pendapatan Usaha turun dari 33,72% di tahun 2009 menjadi 27,16% di tahun 2010. 43 PT. Indonesian Paradise Property Tbk. Laba Kotor Usaha Laba Kotor Usaha pada tahun 2010 tercatat sebesar Rp. 29.387 juta, meningkat sebesar 384,14% atau Rp. 23.317 juta dari Rp. 6.070 juta pada tahun 2009 terutama dikarenakan peningkatan Pendapatan Usaha yang signifikan dan keberhasilan Perseroan menahan laju beban. Rasio Laba Kotor Usaha terhadap Pendapatan Usaha meningkat dari 45,77% di tahun 2009 menjadi 49,41% di tahun 2010. Laba (Rugi) Usaha (Rugi) Usaha pada tahun 2010 tercatat sebesar Rp. 699 juta, turun sebesar 59,69% atau Rp. 1.035 juta dari (Rugi) Usaha Rp. 1.734 juta pada tahun sebelumnya sejalan dengan peningkatan Laba Kotor Usaha Perseroan. Beban Usaha Pemilik naik sebesar 251,88% atau Rp. 14.050 juta menjadi Rp. 19.628 juta. Rasio Laba (Rugi) Usaha membaik dari negatif 13,08% di tahun 2009 menjadi negatif 1,18% di tahun 2010. Laba (Rugi) Bersih Laba Bersih Perseroan pada tahun 2010 tercatat sebesar Rp. 23.904 juta, meningkat sebesar Rp. 20.293 juta dari Rp. 3.611 juta pada tahun sebelumnya, terutama dikarenakan adanya Laba Penjualan Investasi Jangka Pendek sebesar Rp. 21.864 juta. Rasio Laba Bersih terhadap Pendapatan Usaha membaik dari 27,23% di tahun 2009 menjadi 40,19% di tahun 2010 Analisa Neraca Aktiva Aktiva Perseroan pada tanggal 31 Desember 2010 tercatat sebesar Rp. 810.579 juta, meningkat sebesar 63,36% atau Rp. 314.381 juta dari Rp. 496.198 juta pada tahun sebelumnya terutama disebabkan penambahan goodwill akibat aksi korporasi penggabungan usaha (merger) yang disetujui Bapepam pada Tanggal 20 Mei 2010 sebesar 224.197,20% atau Rp 239.891 juta menjadi Rp. 239.998 juta dan penambahan Aset Tidak Lancar Lainnya sebesar 32,59% atau Rp. 157.491 juta menjadi Rp. 162.324 juta Kewajiban Kewajiban Perseroan pada tanggal 31 Desember 2010 tercatat sebesar Rp. 206.528 juta, meningkat sebesar 2.185,36% atau Rp. 197.491 juta dari Rp. 9.037 juta pada tahun sebelumnya terutama disebabkan kenaikan Hutang Lain-lain sebesar 475,13 % atau Rp. 25.866 juta menjadi Rp. 31.310 juta dan Hutang Pihak Hubungan Istimewa sebesar 11.067,63% atau Rp. 15.384 juta menjadi Rp. 15.523 juta serta adanya kenaikan Sewa Diterima Dimuka sebesar Rp, 18,283 juta dan Pinjaman Jangka Panjang sebesar Rp, 123.149 juta, 44 PT. Indonesian Paradise Property Tbk. Hak Minoritas atas Aktiva Bersih Anak Perusahaan yang Dikonsolidasi Sejak tahun 2007, Perseroan mengakui bagian Laba Bersih IPI maupun PT Java Paradise Island (’JPI’) dengan menggunakan metode ekuitas dikarenakan penyertaannya pada perusahaan-perusahaan tersebut kurang dari 50,00%. Kemudian sejak penggabungan usaha yang dilakukan perusahaan pada tanggal 1 Juni 2010 maka perusahaan melakukan konsolidasi bagi penyertaan di perusahaan yang melebihi 50%. Ekuitas Ekuitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2010 tercatat sebesar Rp. 491.737 juta, meningkat sebesar 5,11% atau Rp 23.903 juta dari Rp. 467.834 juta pada tahun sebelumnya disebabkan kenaikan saldo laba dari Rp. 4.415 juta pada tanggal 31 Desember 2009 menjadi Rp. 28.319 juta pada tanggal 31 Desember 2010. Likuiditas Rasio Likuiditas untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 adalah 382,09%. Rasio ini menunjukan likuiditas Perseroan sangat baik karena tidak adanya hutang bank jangka pendek. Solvabilitas Solvabilitas Ekuitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebesar 42%. Rasio ini menunjukkan bahwa pendanaan operasional Perseroan lebih banyak menggunakan Modal Sendiri. Dividen Pada Tahun 2009 Perseroan telah membukukan laba bersih sejumlah Rp. 7.946.711.739,00., namun oleh karena Perseroan memiliki rencana untuk melakukan ekspansi penambahan jumlah kamar HARRIS hotel Tuban-Bali, maka pada Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 25 Mei 2010, Para Pemegang Saham memutuskan tidak membagikan dividen tahun 2009. Ikatan yang Material untuk Investasi Barang Modal Pada tanggal 13 Desember 2010, PT Indonesian Paradise Island (“IPI”), Entitas Anak, menerima fasilitas Kredit Investasi dengan jumlah maksimum sebesar Rp.463.838.265.098,00 yang ditujukan untuk pembangunan Sahid Kuta Lifestyle Resort (Hotel Sheraton Bali Kuta Resort dan Lifestyle Center beachwalk – Bali). Pencairan Pinjaman dilakukan secara bertahap selama proses pembangunan dilakukan. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal 12 Juni 2018 termasuk masa tenggang selama 27 (dua puluh tujuh) bulan dan dikenakan bunga 12% per tahun. Pinjaman ini dijamin dengan tanah dan bangunan IPI yang terletak di Kuta, Bali dengan SHGB No.975, 978 dan 980, saham-saham IPI, Letter of Undertaking dan Letter of Guarantee dari salah satu Komisaris IPI untuk membeli kembali aset yang dijaminkan, dan Jaminan 45 PT. Indonesian Paradise Property Tbk. Perusahaan dari Perseroan. Saldo yang telah dicairkan sampai dengan tanggal 31 Desember 2010 sebesar Rp.24.624.000.000,00 Pada tanggal 2 November 2010, Perseroan menerima fasilitas kredit Installment Loan 1 dan 2 ( Fasilitas IL-1 dan IL-2) dari Bank Windu Kencana dengan jumlah maksimum masing-masing sebesar Rp.28,2 miliar dan Rp. 18 miliar yang ditujukan untuk pembangunan Hotel pop HARRIS Yogya dan pengembangan serta renovasi HARRIS suites fX SUDIRMAN-Jakarta. Fasilitas IL-1 diberikan untuk jangka waktu 8 (delapan) tahun termasuk masa tenggang selama 18 (delapan belas) bulan sedangkan Fasilitas IL-2 diberikan untuk jangka waktu 6 (enam) tahun temasuk masa tenggang selama 12 (dua belas bulan. Berdasarkan Akta perubahan pertama terhadap Perjanjian Kredit dengan memakai jaminan tanggal 4 Maret 2011 yang dibuat di hadapan Notaris Mellyani Noor Shandra, SH, Notaris di Jakarta, Bank Windu Kencana menyetujui penambahan fasilitas kredit Installment 3 (Il-3) dengan jumlah maksimum Rp.10 miliar yang ditujukan untuk pembangunan extention HARRIS hotel Tuban-Bali. Fasilitas IL-3 diberikan untuk jangka waktu 6 (enam) tahun termasuk masa tenggang selama 12 (dua belas ) bulan. Analisis Informasi Keuangan yang Telah Dilaporkan yang Mengandung Kejadian yang Sifatnya Luar Biasa dan Jarang Terjadi Berdasarkan Perjanjian Kerja Sama antara PT Indonesian Paradise Island (“IPI”), Anak Perusahaan, dengan PT Prima Vijaya Indah Tour ( PV ) tanggal 15 November 2000, IPI akan menyediakan kamar hotel kepada PV sebanyak 70 kamar per hari sampai nilai Rp.3.233.990.000,00 dan PV akan menyediakan dana sebesar Rp.3.233.990.000,00. Perjanjian ini akan berakhir bila IPI telah menyediakan kamar hotel kepada PV senilai Rp.3.233.990.000,00 Berdasarkan surat dari IPI kepada PV tanggal 17 Desember 2004 yang telah disetujui oleh PV, IPI menetapkan jangka waktu kompensasi hutang sampai dengan tahun 2010 dengan jumlah kompensasi hutang ditetapkan secara prorata setiap tahun dan sisa hutang pada tanggal 31 Desember 2004. Jika dalam waktu 6 (enam) tahun tersebut masih terdapat hutang yang belum dikompensasi, maka sisa hutang tersebut dianggap lunas. Pada tanggal 31 Desember 2010, sisa hutang yang belum dikompensasi sebesar Rp.2.286.397.380,00 telah dihapusbukukan dan diakui sebagai keuntungan luar biasa. Dampak Perubahan Harga Terhadap Penjualan dan Pendapatan Bersih Perusahaan serta Laba Operasi Perusahaan Peningkatan harga sewa kamar rata-rata sebesar 22,16 % dibandingkan dengan harga sewa kamar rata-rata tahun sebelumnya, berakibat positif bagi Pendapatan Bersih Perseroan yang mengalami peningkatan 348,53%, serta Laba Bersih Perseroan yang mengalami peningkatan 561,98 % 46 PT. Indonesian Paradise Property Tbk. Informasi dan Fakta Material yang Terjadi Setelah Tanggal Laporan Akuntan Standar Akuntansi Baru : Sampai dengan tanggal penyelesaian Laporan Keuangan Konsolidasi, Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia telah menerbitkan revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) serta mencabut beberapa PSAK tertentu. Standar-standar akuntansi Keuangan tersebut akan berlaku efektif tanggal 1 Januari 2011: - PSAK 1 (Revisi 2009) : Penyajian Laporan Keuangan - PSAK 2 (revisi 20019) : Laporan Arus kas - PSAK 3 (Revisi 2010) : Laporan Keuangan Interim - PSAK 4 (Revisi 20019) : Laporanh Keuangan konsolidasian dan Laporan Keuangan tersendiri - PSAK 5 ( Revisi 2009) : Segmen Operasi - PSAK 7 ( revisi 2010) : Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi - PSAK 8 ( Revisi 2010) : Peristiwa Setelah Periode Pelaporan - PSAK 12 ( Revisi 2009) : Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama - PSAK 15 ( Revisi 2009) : Investasi pada Entitas Asosiasi - PSAK 19 (Revisi 2010) : Aset Tidak Berwujud - PSAK 22 (revisi 2009) : Kombinasi Bisnis - PSAK 23 (Revisi 2010) : Pendapatan - PSAK 25 (Revisi 20019) : Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan - PSAK 48 (revisi 2009) : Penurunan Nilai Aset - PSAK 57 (Revisi 2009) : Provisi, Liabilitas Kontijensi dan Aset Kontijensi - PSAK 58 (revisi 2009) : Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan - SAK ETAP : Entitas Tanpa Akuntabilitas Public - ISAK 7 (revisi 2009) : Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus - ISAK 9 : Perubahan atas Liabilitas Purna Operasi, Restorasi dan Liabilitas Serupa - ISAK 10 : Program Loyalitas Pelanggan - ISAK 11 : Distribusi Aset NonKas kepada Pemilik - ISAK 12 : Pengendalian Bersama Entitas Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer - ISAK 14 : Aset Tidak Berwujud – Biaya Website - ISAK 17 : Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai 47 PT. Indonesian Paradise Property Tbk. PROSPEK USAHA Prospek perekonomian Indonesia untuk tahun 2011 diperkirakan masih cukup baik, didukung oleh kuatnya konsumsi dan investasi swasta di dalam negeri. Setelah diperkirakan tumbuh sebanyak 6% untuk tahun 2010, perekonomian Indonesia masih bisa tumbuh sekitar 6.1-6.3% untuk tahun 2011. Bali merupakan salah satu daerah tujuan wisata internasional yang sangat terkenal di dunia. Sektor kepariwisataan telah menjadi motor penggerak perekonomian dan pembangunan di Bali sejak tahun 1970-an. Oleh karena itu kepariwisataan merupakan bagian yang sangat erat dan tidak dapat dipisahkan lagi dalam kehidupan masyarakat dan pembangunan di Bali. Keindahan alam dan kebudayaan Bali yang unik dan beranekaragam yang dituntun atau berpedoman pada falsafah Hindu dan keindahan alam menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan, baik wisatawan mancanegara, maupun wisatawan nusantara. Perkembangan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Bali terus mengalami peningkatan sejak tahun 2005. Wisatawan asing yang biasa berkunjung ke Thailand sekarang banyak yang beralih ke Bali. Makin banyaknya wisatawan Australia yang datang ke Bali karena meningkatnya mata uang Australian Dollar, serta ekonomi dan keamanan Indonesia yang stabil, menimbulkan keyakinan Perseroan terhadap prospek usaha Perseroan di tahun-tahun mendatang akan cerah. RENCANA PENGEMBANGAN Memanfaatkan momentum positif bisnis Properti di Indonesia, Perseroan melalui Anak Perusahaan dan Afiliasinya akan melakukan pembangunan hotel-hotel bintang 2 di Yogyakarta, Manado, dan Bali serta hotel-hotel bintang 4 di Batam, Bogor, Bali, dan Jakarta. Untuk pertama kalinya, Perseroan akan masuk ke pasar bintang 5 dengan membangun Sheraton Bali Kuta Resort yang akan dilengkapi dengan sebuah Lifestyle Center sehingga akan menjadikan hotel yang dibangun Anak Perusahaan Perseroan tersebut sebagai landmark di kawasan pantai Kuta, Bali. Perseroan juga berniat membangun sebuah waterpark di daerah Tuban, Bali yang bila dalam pengoperasiannya sukses, akan diikuti dengan pembangunan waterpark dengan konsep sama di kota-kota lain. Selain memfokuskan diri kepada bisnis perhotelan dan Lifestyle Properties, Perseroan juga masuk kepada bisnis Property Trade Center dengan cara melakukan peremajaan pasar-pasar yang dimiliki PD Pasar Jaya. 48 PT. Indonesian Paradise Property Tbk. TATA KELOLA PERSEROAN Perseroan dikelola oleh Dewan Direksi yang dalam pelaksanaan tugasnya diawasi oleh Dewan Komisaris, dimana dalam menjalankan fungsi pengawasannya Dewan Komisaris dibantu oleh suatu Komite Audit. Pelaksanaan tugas dan wewenang Komisaris dan Direksi Perseroan secara umum diatur didalam Anggaran Dasar Perseroan, dimana Anggaran Dasar Perseroan tersebut juga telah disesuaikan dengan mulai berlakunya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas yaitu dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT. Indonesian Paradise Property Tbk. Nomor: 161, tanggal 30 Juni 2008, yang dibuat dihadapan Robert Purba S.H., Notaris di Jakarta. DEWAN KOMISARIS Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas kebijakan-kebijakan pengurusan yang diambil oleh Direksi dalam menjalankan Perseroan serta memberikan nasihat kepada Direksi. Untuk dapat melaksanakan fungsi pengawasannya dengan baik, Dewan Komisaris memiliki wewenang untuk memasuki tempat-tempat yang dipergunakan atau yang dikuasai oleh Perseroan, memeriksa semua pembukuan, surat dan alat bukti lainnya, memeriksa dan mencocokkan uang kas dan lain-lain, serta berhak untuk mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan Direksi. Dewan Komisaris telah mengadakan rapat rutin bulanan. Sesuai Anggaran Dasar Dewan Komisaris dapat mengambil keputusan yang sah apabila lebih dari ½ (satu per dua) bagian dari jumlah anggota Dewan Komisaris yang sedang menjabat hadir atau diwakili dalam Rapat. Namun apabila diperlukan Rapat Dewan Komisaris dapat diadakan setiap waktu bilamana dianggap perlu oleh seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris lainnya atau atas permintaan tertulis dari 1 (satu) atau lebih Pemegang Saham yang bersama-sama mewakili 1/10 (satu per sepuluh) atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah. Sesuai dengan ketentuan pasal 96 Undang-Undang No.40 tahun 1997 tentang Perseroan Terbatas, besarnya gaji dan tunjangan bagi para anggota Dewan Komisaris ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (‘Rapat’). Dalam pelaksanaannya, Rapat telah menyetujui untuk memberikan kuasa dan wewenang kepada Presiden Komisaris untuk menetapkan dan mengatur pembagiannya. 49 PT. Indonesian Paradise Property Tbk. DIREKSI Direksi memiliki tugas pokok menjalankan pengurusan Perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan; disamping itu juga bertugas untuk menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan Perseroan. Setiap anggota Direksi wajib menjalankan tugasnya dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Direksi telah mengadakan rapat rutin secara mingguan. Sesuai Anggaran Dasar Rapat Direksi dapat mengambil keputusan yang sah apabila lebih dari ½ (satu per dua) bagian dari jumlah anggota Direksi yang sedang menjabat hadir atau diwakili dalam Rapat. Namun apabila diperlukan Rapat Direksi dapat diadakan setiap waktu bilamana dianggap perlu oleh seorang atau lebih anggota Direksi lainnya; atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris, atau atas permintaan tertulis dari 1 (satu) atau lebih Pemegang Saham yang bersama-sama mewakili 1/10 (satu per sepuluh) atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah. Sesuai dengan ketentuan pasal 96 Undang-Undang Nomor: 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas; para anggota Direksi dapat diberi gaji dan tunjangan lainnya yang jumlahnya ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (‘Rapat’) dan wewenang tersebut oleh Rapat dapat dilimpahkan kepada Dewan Komisaris. Dalam pelaksanaannya Rapat telah menyetujui untuk memberikan kuasa dan wewenang kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan gaji serta tunjangan bagi Direksi. Secara khusus Perseroan tidak memprogramkan pelatihan Direksi, namun untuk tetap mendapatkan informasi dan perkembangan yang terkini / up to date, Direksi secara aktif mengikuti berbagai seminar baik di dalam maupun luar negeri yang relevan dengan bidang usaha Perseroan maupun keahlian masing-masing anggota Direksi. KOMITE AUDIT Sesuai dengan Peraturan Bapepam Nomor : IX.I.5 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor : Kep-29/PM/2004 tanggal 24 September 2004, pada tahun 2010 Dewan Komisaris telah mengangkat kembali Komite Audit berdasarkan Resolusi Keputusan Dewan Komisaris Perseroan tertanggal 11 Januari 2010, terdiri atas 1(satu) orang Ketua dan 2 (dua) orang Anggota, yaitu dengan susunan beserta riwayat hidup singkat, sebagai berikut : 50 PT. Indonesian Paradise Property Tbk. Ketua Komite Audit : Todo Sihombing Presiden Komisaris merangkap Komisaris Independen Perseroan Anggota Komite Audit : 1. Bambang Rahardja Burhan Lahir di Jakarta pada tahun 1955, lulus B.Sc. Economics, Hull University, Inggris pada tahun 1978, dan pemegang Diploma Anggota Institute of Chartered Accountants in England & Wales (1982),Certified Public Accountants-Singapore, Investment Manager dan Chartered Financial Analyst. Mulai bekerja sebagai Trainee Public Accountant pada tahun 1978-1983 di Knox Cropper (Chartered Accountant), London. Tahun 1983-1985 bekerja sebagai Auditor Senior di Ernst & Young (Public Accountant), Singapore. Sebagai Vice President dan Senior Risk Manager di Citibank, Jakarta dari tahun 1985-1994. Menjadi Direktur PT. Telekomindo Primabhakti pada tahun 1994-1996, Setelah itu dari tahun 1996-1999 menjabat pula sebagai Direktur di Ometraco Corporation. Tahun 1999-2001 bekerja di Aviva Insurance, HongKong dan tahun 2001-2003 sebagai Direktur Keuangan di Standard Chartered Bank Jakarta. Sejak tahun 2003 sampai saat ini sebagai Direktur pada Corfina Capital, Jakarta. 2. Eka Shanti T Lahir pada tahun 1960, lulus Sarjana S1 pada Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Parahyangan pada tahun 1984, mulai bekerja pada tahun 1984 sebagai Staff Akuntan PT. Mekasindo Dharma International sampai dengan tahun 1987, setelah itu menjabat sebagai Akuntan PT. Ometraco dari tahun 1987 – 2001. Bekerja sebagai Konsultan Keuangan sejak tahun 2001 – 2006, dan pada tahun 2007 sampai sekarang sebagai Konsultan Pajak PT. Omega Propertindo. Komite Audit bertugas memberikan laporan dan pendapat kepada Dewan Komisaris terhadap laporan atau hal-hal yang disampaikan Direksi kepada Dewan Komisaris, mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Komisaris dan melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan tugas Dewan Komisaris, misalnya antara lain: penelaahan terhadap informasi keuangan Perseroan (seperti laporan keuangan, proyeksi dan informasi keuangan lainnya), penelaahan atas ketaatan Perseroan terhadap peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berkaitan dengan kegiatan Perseroan, penelaahan terhadap pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor, melaporkan berbagai resiko yang dihadapi Perseroan dan pelaksanaan manajemen resiko oleh Direksi, dan hal-hal lain dalam rangka membantu Dewan Komisaris melaksanakan tugas dan fungsinya. 51 PT. Indonesian Paradise Property Tbk. Dalam melaksanakan tugasnya Komite Audit telah melakukan rapat rutin bulanan, serta ikut serta dalam Rapat Dewan Komisaris atas permintaan Komisaris. SEKRETARIS PERUSAHAAN Memenuhi persyaratan peraturan Bapepam Nomor IX.I.4 Keputusan Ketua Bapepam Nomor : Kep-63/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 mengenai Pembentukan Sekretaris Perusahaan, Perseroan telah membentuk Sekretaris Perusahaan berdasarkan Surat Penunjukan tanggal 21 Juli 2004 yang ditanda-tangani oleh Direksi Perseroan, yang menerangkan mengenai pengangkatan Ninawati sebagai Sekretaris Perusahaan ( Corporate Secretary) Perseroan, dengan riwayat hidup singkat sebagai berikut : Sekretaris Perusahaan : Ninawati Lahir pada tahun 1966, lulus Sarjana S1 jurusan Fakultas Ekonomi Manajemen Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya pada tahun 1989. Mulai bekerja di Lippobank pada tahun 1989 sampai dengan tahun 1992 terakhir menjabat sebagai Kepala Bagian Kredit. Selanjutnya pada tahun 1992 – 1998 menjabat sebagai Finance Manager pada PT. Dayabuana Swakarya. Sejak tahun 1998 sampai sekarang bergabung di Treasury Department dan merangkap sebagai Corporate Secretary pada PT. Indonesian Paradise Property Tbk. (d/h. PT. Penta Karsa Lubrindo). Sejak tahun 2007 sampai sekarang masih menjabat sebagai Direktur PT. Karsa Citra Unggul dan Direktur PT. Retzan Indonusa; dan sejak tahun 2008 sampai saat ini masih menjabat sebagai Direktur PT. Langgeng Cipta Karya Sekretaris Perusahaan Perseroan mempunyai tugas antara lain : mengikuti perkembangan Pasar Modal khususnya peraturan-peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal; memberikan pelayanan kepada masyarakat atas setiap informasi yang dibutuhkan pemodal yang berkaitan dengan kondisi Perseroan; memberikan masukan kepada Direksi Perseroan untuk mematuhi ketentuan Undang-Undang nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya; sebagai penghubung (contact person) antara Perseroan dengan BapepamLK, Bursa Efek Indonesia, Biro Administrasi Efek dan masyarakat; serta menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham. 52 PT. Indonesian Paradise Property Tbk. SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL Sistem Pengendalian Internal (Internal Control) Perseroan dilaksanakan berdasarkan peraturanperaturan dan kebijakan-kebijakan, standar prosedur-prosedur operasional (standard operating procedures) yang disusun dan disahkan oleh manajemen, antara lain : Struktur organisasi yang detil baik struktur organisasi perusahaan (corporate) maupun per departemen / unit yang menunjukkan jenjang manajemen sekaligus pemisahan tugas dan wewenang masing-masing karyawan dalam Perseroan. Peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang terus berkembang disesuaikan dengan kondisi dan perkembangan Perseroan, misalnya peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan kepegawaian, dan sebagainya. Standar prosedur operasional, misalnya yang dibuat bersama dengan operator hotel yang ditunjuk dan menjadi standar pengelolaan manajemen hotel. Sejalan dengan Peraturan Bapepam-LK Nomor IX.I.7 Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor: Kep-496/BL/2008 tanggal 28 Nopember 2008, tentang Pembentukan dan Pedoman Penyusunan Piagam Unit Audit Internal, Perseroan telah : membentuk Unit Audit Internal yang dipimpin oleh seorang Kepala Unit Audit Internal (Chief Internal Audit) yang diangkat oleh Presiden Direktur setelah mendapat persetujuan Dewan Komisaris Perseroan. membuat Piagam Audit Internal (Internal Audit Charter). Adapun tugas, wewenang dan tanggung jawab Unit Audit Internal sesuai dengan Piagam Audit Internal Perseroan adalah sebagai berikut : Piagam Audit Internal Pendahuluan Piagam Audit Internal ini merupakan dasar pelaksanaan fungsi dari Unit Audit Internal serta penegasan komitmen dari berbagai pihak di PT Indonesian Paradise Property Tbk. terhadap arti pentingnya fungsi pengawasan internal. Struktur & Kedudukan Unit Audit Internal dipimpin oleh seorang Chief Internal Audit yang bertanggung jawab secara administratif kepada Presiden Direktur dan secara fungsional kepada Komite Audit. 53 PT. Indonesian Paradise Property Tbk. Tugas Unit Audit Internal bertugas memberikan layanan keyakinan dan konsultasi yang bersifat independen dan obyektif dengan tujuan untuk meningkatkan nilai dan memperbaiki operasional perusahaan melalui pendekatan yang sistematis dengan cara mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen resiko, pengendalian, dan proses tata kelola perusahaan. Wewenang Unit Audit Internal berwenang untuk: • Mengakses seluruh informasi yang relevan tentang perusahaan terkait dengan tugas dan fungsinya. • Melakukan komunikasi secara langsung dengan pimpinan dan anggota Dewan Direksi, Dewan Komisaris, dan Komite Audit; dan • Melakukan koordinasi kegiatan dengan kegiatan auditor eksternal. Tanggung Jawab Tanggung jawab Unit Audit Internal adalah: • Menyusun dan melaksanakan rencana audit internal tahunan; • Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian intern dan sistem manajemen resiko sesuai dengan kebijakan perusahaan; • Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas di bidang keuangan, akuntansi, operasional, sumber daya manusia, pemasaran, teknologi inforrmasi dan kegiatan lainnya, serta melakukan pemeriksaan khusus apabila diperlukan; • Memberikan saran perbaikan dan informasi yang obyektif tentang kegiatan yang diperiksa pada semua tingkat manajemen; • Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan tersebut kepada Presiden Direktur dan Dewan Komisaris, serta bekerjasama dengan Komite Audit; • Memantau, menganalisis dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah disarankan; • Menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan audit internal yang dilakukannya; • Selalu menjaga independensi dan obyektifitasnya dengan tidak merangkap jabatan atau tugas pada pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan maupun institusi terafiliasi lainnya; • Selalu meningkatkan kompetensi dan profesionalismenya melalui program pendidikan profesi berkelanjutan. RESIKO PERSEROAN Sejalan dengan bidang usaha Perseroan yaitu dibidang property yang terutama berfokus pada perhotelan, terdapat faktor-faktor resiko yang harus dihadapi yang terutama adalah : 54 PT. Indonesian Paradise Property Tbk. Resiko Persaingan Usaha : Untuk menghadapi persaingan ini Perseroan berusaha untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada tamu dengan harga bersaing, dan terutama pula selalu berusaha untuk selalu melakukan inovasi-inovasi yang unik didalam pengelolaan hotel-hotelnya. Resiko Gangguan Keamanan : Usaha Perseroan erat kaitannya dengan kondisi keamanan dalam negeri. Adanya beberapa Negara yang mengeluarkan peringatan (Travel Warning) bagi warganya yang akan bepergian ke Indonesia juga ikut mempengaruhi jumlah wisatawan yang akan bepergian ke Indonesia. Demikian pula dengan wisatawan lokal yang merasa tidak aman untuk bepergian bila kondisi keamanan tidak menentu. Misalnya peristiwa bom Bali pada tahun 2002 dan 2005, membawa dampak lesunya pariwisata di pulau tersebut. Penurunan Tingkat Hunian (Occupancy Rate) dan Harga Kamar Rata-Rata, disiasati dengan tetap fokus mempertahankan standar kualitas pelayanan dan memperluas pemasaran, misalnya untuk pasar MICE (Meeting, Incentives, Convention & Exhibition). Untuk meminimalkan resiko, Perseroan juga telah mengasuransikan secara all risk asset Perseroan seperti gedung, kendaraan bermotor, mesin/peralatan, furniture, dan lain-lain, dari kerusakan akibat api, bencana alam, kerusuhan dan sebagainya ; serta juga terhadap klaim Pihak Ketiga (Public Liabilities). TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (Corporate Social Responsibility) Sebagai warga-negara, Perseroan senantiasa menyadari tanggung-jawabnya dan berusaha untuk selalu meningkatkan kontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan lingkungan dan masyarakat tempat Perseroan mengembangkan usahanya. Sebagai bentuk nyata kepedulian sosialnya, Perseroan baik secara langsung maupun melalui anak perusahaan dan perusahaan asosiasinya ikut aktif berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan maupun perbaikan lingkungan hidup, misalnya antara lain : Kunjungan dan Bantuan kepada Yayasan Sosial dan Panti-Panti Asuhan berupa dana tunai, kebutuhan hidup sehari-hari, peralatan sekolah dan pakaian layak pakai, yaitu antara lain : - Kunjungan dan Bantuan ke Yayasan Senyum Bali yang berlokasi di Jalan Pulau Aru Denpasar, Bali. 55 PT. Indonesian Paradise Property Tbk. Bantuan kepada Panti Asuhan Dharma Jati II yang berlokasi di Jl. Tengguli Penatih Denpasar, Bali, yang merupakan kegiatan sosial rutin setiap tiga bulan sekali. Panti Asuhan Dharma Jati II menaungi 121 orang anak-anak yatim piatu dengan berbagai tingkat pendidikan dari Taman Kanak-Kanak sampai SLTA. Kunjungan dan Bantuan ke Panti Asuhan Amanah Panti Asuhan Amanah berlokasi di DesaTegalinggah, Sukasadah, Singaraja, Bali Kunjungan dan Bantuan ke Panti Asuhan Kristen Widya Asih IV . Panti Asuhan Kristen Widya Asih IV berlokasi di Gereja Kristen Protestan Bali (GKPB) Marga Rahayu, di Kabupaten Bangli, Jalan Brigadir Jenderal Ngurah Rai, Bali. 56 PT. Indonesian Paradise Property Tbk. Ikut bepartisipasi dalam Program Donor Darah yang diadakan oleh Rotary Seminyak Club di Discovery Kartika Plaza, Kuta, Bali. Menyelenggarakan ‘Blood Drive for Kuta Area’ bekerjasama dengan IPRC dalam rangka Ulang Tahun IPRC. Turut bepartisipasi dalam Program “Beach Clean” yang diadakan oleh Pemda Bali di Pantai Kuta. Sahur on The Road. Mengadakan acara Buka Puasa Bersama dan Halal Bihalal, dengan mengundang masyarakat sekitar lingkungan hotel dan anak-anak panti asuhan. Dan lain-lain 57 PT. Indonesian Paradise Property Tbk. SURAT PERNYATAAN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI Kami yang bertanda-tangan dibawah ini, --------------------------------------------------------------------------Dewan Komisaris dan Direksi PT. INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk. (‘Perseroan’) dengan ini menyatakan bertanggung-jawab penuh atas kebenaran isi Laporan Tahunan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010. Jakarta, 19 April 2011 Todo Sihombing Agoes Soelistyo Santoso Presiden Komisaris & Presiden Direktur Komisaris Independen Amelia Gozali Edhie Bambang Siswoko Wakil Presiden Komisaris Direktur Independen Karel Patipeilohy Patrick Santosa Rendradjaja Komisaris Direktur Diana Solaiman Direktur 58 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Laporan Keuangan Konsolidasi Dengan Laporan Auditor Independen Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Mata Uang Rupiah) PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Laporan Keuangan Konsolidasi Dengan Laporan Auditor Independen Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Mata Uang Rupiah) Daftar Isi Halaman Laporan Auditor Independen Laporan Keuangan Konsolidasi Neraca Konsolidasi……….……………………………………………………………………………… 1-2 Laporan Laba Rugi Konsolidasi…….…………………………………………………………………… 3-4 Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi………………………………………………………………. 5-6 Laporan Arus Kas Konsolidasi………….……………………………………………………………….. 7 Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi…………………………………………………………. 8 - 68 Informasi Keuangan Tambahan Daftar I : Informasi Neraca Tersendiri Induk Perusahaan.……………..………………………. 69 - 70 Daftar II : Informasi Laporan Laba Rugi Tersendiri Induk Perusahaan……..…………………. 71 Daftar III : Informasi Laporan Perubahan Ekuitas Tersendiri Induk Perusahaan…….………... 72 - 73 Daftar IV : Informasi Laporan Arus Kas Tersendiri Induk Perusahaan………………………….. 74 *************************** PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan 2010 2009 (Disajikan kembali Catatan 3) ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas Investasi jangka pendek Piutang usaha dengan pihak ketiga setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 117.876.779 pada tanggal 31 Desember 2009 Piutang lain-lain setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 15.000.000 pada tanggal 31 Desember 2009 Persediaan Pajak dibayar di muka Uang muka dan biaya dibayar di muka 2c, 2n, 2v, 4 2v, 5 95.113.356.789 56.434.204.983 6.943.751.849 108.670.541.160 2e, 2v, 6 2.880.788.386 630.880.368 2e, 2v 2g, 8 2o, 19a 2h 425.248.481 560.426.194 5.967.016.364 2.078.504.144 262.601.330 126.796.828 140.308.032 243.932.553 163.459.545.341 117.018.812.120 2f, 2v, 7 2d, 9 2o, 19e 957.466.816 43.641.289.487 3.105.369.048 904.486.000 293.094.714.720 947.562.509 2i, 2j, 10 2k, 11 2l, 12 2b,13 2i, 14 15 110.351.997.525 47.713.968.471 12.614.910.798 239.998.243.836 21.035.147.145 4.897.363.248 370.697.526 109.079.032 162.323.745.588 50.178.168.469 6.728.415.505 12.614.910.798 106.551.584 2.554.507.427 7.216.768.048 4.832.801.769 JUMLAH ASET TIDAK LANCAR 647.119.278.520 379.178.886.829 JUMLAH ASET 810.578.823.861 496.197.698.949 JUMLAH ASET LANCAR ASET TIDAK LANCAR Piutang pihak hubungan istimewa Investasi pada Perusahaan Asosiasi Aset pajak tangguhan Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 50.204.695.352 pada tanggal 31 Desember 2010 dan Rp 12.349.566.761 pada tanggal 31 Desember 2009 Hak atas sewa tanah jangka panjang Tanah yang belum dikembangkan Goodwill Biaya ditangguhkan Uang muka perolehan aset tetap Aset tidak berwujud Jaminan Aset tidak lancar lainnya 2p, 16 Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 1 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI (lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan 2009 (Disajikan kembali Catatan 3) 2010 KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN LANCAR Hutang usaha Hutang lain-lain Hutang pajak Biaya masih harus dibayar Kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun: Sewa pembiayaan 2v, 17 2v, 18 2o, 19b 2v, 20 2.388.896.858 31.309.526.314 2.149.722.196 6.665.375.391 449.812.376 5.444.404.298 790.193.756 802.045.113 266.750.013 49.744.659 42.780.270.772 7.536.200.202 2f, 2v, 7 21 2b,13 15.522.839.972 18.283.299.349 112.613.338 139.309.734 150.151.118 2v, 22 2i, 2v 2q, 29 123.148.945.538 627.539.438 6.052.555.721 96.201.790 1.115.453.662 JUMLAH KEWAJIBAN TIDAK LANCAR 163.747.793.356 1.501.116.304 JUMLAH KEWAJIBAN 206.528.064.128 9.037.316.506 2b, 23 112.313.332.649 19.326.631.844 1b, 24 2t, 33 241.080.360.000 144.715.511.834 159.400.000.000 144.715.511.834 2b, 2u 77.622.880.357 - 2i, 2v JUMLAH KEWAJIBAN LANCAR KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Hutang pihak hubungan istimewa Sewa diterima di muka Goodwill negatif Kewajiban jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang telah jatuh tempo dalam satu tahun: Pinjaman jangka panjang Sewa pembiayaan Kewajiban imbalan kerja karyawan HAK MINORITAS ATAS ASET BERSIH ANAK PERUSAHAAN EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp 100 per saham Modal dasar - 5.000.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh 2.410.803.600 saham pada tahun 2010 dan 1.594.000.000 saham pada tahun 2009 Selisih penilaian aset dan kewajiban Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali periode komparatif Saldo laba (defisit sebesar Rp 31.224.820.582 telah dieliminasi pada saat Kuasi-Reorganisasi per tanggal 31 Juli 2009) 1b, 3 2t, 33 - 159.303.240.357 28.318.674.893 4.414.998.408 JUMLAH EKUITAS 491.737.427.084 467.833.750.599 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 810.578.823.861 496.197.698.949 Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan 2010 2009 (Disajikan kembali Catatan 3) PENDAPATAN USAHA 2m, 25 59.479.467.149 13.261.125.265 BEBAN DEPARTEMENTALISASI 2m, 26 (13.940.753.088) (2.719.136.078) 45.538.714.061 10.541.989.187 4.855.734.857 11.296.356.427 693.192.284 3.779.052.377 Jumlah Beban Usaha 16.152.091.284 4.472.244.661 LABA KOTOR USAHA 29.386.622.777 6.069.744.526 19.627.675.977 6.765.193.517 3.692.641.280 5.578.135.418 2.007.406.925 218.340.435 30.085.510.774 7.803.882.778 (698.887.997) (1.734.138.252) 5 10 21.863.830.416 3.019.160.048 - 2d, 9 2.970.505.842 2.598.005.519 235.101.840 (5.028.658.706) (915.421.359) 2.983.917.696 20.568.043 4.999.209.280 (1.147.000.501) 889.121.899 Penghasilan Lain-lain - Bersih 24.742.523.600 7.745.816.417 LABA SEBELUM BEBAN PAJAK PENGHASILAN 24.043.635.603 6.011.678.165 LABA KOTOR BEBAN USAHA Penjualan Umum dan administrasi 2m, 27 BEBAN USAHA LAINNYA Beban usaha pemilik Penyusutan Jasa manajemen dan lisensi 2m, 28 2i, 10 31a, 31b Jumlah Beban Usaha Lainnya RUGI USAHA PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Laba penjualan investasi jangka pendek Laba penjualan aset tetap Bagian Perusahaan atas laba bersih Perusahaan Asosiasi Penghasilan bunga Laba penyesuaian nilai investasi jangka pendek Rugi selisih kurs - bersih Lain-lain - bersih 2v, 5 2n BEBAN PAJAK PENGHASILAN Kini Tangguhan 2o, 19d 2o, 19d Beban Pajak Penghasilan (8.128.750) (216.367.678) (2.445.678.808) (224.496.428) (2.445.678.808) Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 3 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI (lanjutan) Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan LABA SEBELUM HAK MINORITAS ATAS LABA (RUGI) BERSIH ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI HAK MINORITAS ATAS RUGI (LABA) BERSIH ANAK PERUSAHAAN 2b, 23 LABA SEBELUM POS LUAR BIASA POS LUAR BIASA Penghapusan hutang jangka panjang 34 LABA BERSIH LABA BERSIH PER SAHAM 2s 2009 (Disajikan kembali Catatan 3) 2010 23.819.139.175 3.565.999.357 (2.201.860.070) 44.792.129 21.617.279.105 3.610.791.486 2.286.397.380 - 23.903.676.485 3.610.791.486 9,92 1,50 Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 4 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan Saldo 1 Januari 2009: Seperti yang disajikan sebelumnya Penyesuaian atas Penggabungan Usaha dengan TSW: Ekuitas TSW 1 Januari 2009 9, 33 Surplus revaluasi aset tetap 10, 33 Eliminasi saldo defisit pada saat Kuasi-Reorganisasi per tanggal 31 Juli 2009 Saldo (dipindahkan) Selisih Penilaian Aset dan Kewajiban 159.400.000.000 - - - 159.400.000.000 - - 186.457.497.140 75.685.960 (10.746.180.868) Selisih Nlai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali Periode Komparatif Jumlah Saldo Laba (Rugi) Ekuitas - - (34.756.533.913) 113.897.285.219 - 163.639.160.610 - 163.639.160.610 - - - - 186.457.497.140 - - - - 75.685.960 - (10.746.180.868) - (34.756.533.913) 163.639.160.610 277.536.445.829 2t, 33 Selisih penilaian kembali investasi pada Perusahaan Asosiasi Selisih nilai transaksi Perubahan ekuitas Perusahaan Asosiasi Selisih Nilai Transaksi Perubahan Ekuitas Perusahaan Asosiasi 3 Saldo 1 Januari 2009 setelah penyesuaian Kuasi-Reorganisasi: Selisih penilaian aset dan kewajiban: Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali atas Penggabungan Usaha - 33 - (10.592.850.684 ))) 10.592.850.684 - - - - 2t, 33 - (31.224.820.582) - - - 31.224.820.582 - - 163.639.160.610 159.400.000.000 144.715.511.834 (153.330.184) Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 5 (3.531.713.331) 464.069.628.929 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASI (lanjutan) Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan Saldo (pindahan) Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali Atas Penggabungan Usaha Selisih Nilai Transaksi Perubahan Ekuitas Perusahaan Asosiasi Selisih Penilaian Aset dan Kewajiban Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali Periode Komparatif 159.400.000.000 144.715.511.834 (153.330.184) - - - 153.330.184 - Jumlah Saldo Laba (Rugi) 163.639.160.610 Ekuitas (3.531.713.331) 464.069.628.929 - 153.330.184 4.335.920.253 - 3.610.791.486 3.610.791.486 4.414.998.408 467.833.750.599 Perubahan pada tahun 2009: Penyesuaian selisih nilai transaksi perubahan ekuitas Perusahaan Asosiasi 2d, 9 Bagian rugi TSW tahun 2009 - Laba bersih tahun 2009 - Saldo 31 Desember 2009 (Disajikan kembali) Laba bersih tahun 2010 Saldo 31 Desember 2010 24 - - 159.400.000.000 Bagian rugi bersih TSW Januari Mei 2010 Penambahan saham baru atas Penggabungan Usaha - - - 144.715.511.834 - (4.335.920.253 ) - - - 159.303.240.357 - - - 843.133.707 (843.133.707 ) - - 81.680.360.000 - - 76.779.746.650 (158.460.106.650 ) - - - - - - - 23.903.676.485 23.903.676.485 241.080.360.000 144.715.511.834 - 77.622.880.357 - 28.318.674.893 491.737.427.084 Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 6 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kas kepada: Pemasok, karyawan dan untuk beban operasi lainnya 2010 2009 (Disajikan kembali Catatan 3) 59.001.319.714 13.571.717.216 (56.218.313.541) (15.981.973.787) Kas diperoleh dari (digunakan untuk) operasi Sewa diterima di muka Penghasilan bunga 2.783.006.173 18.283.299.349 2.545.949.491 (2.410.256.571) 20.568.043 Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Operasi 23.612.255.013 (2.389.688.528) 87.775.027.496 (13.439.759.063) (87.750.000.000) (4.109.639.796) 4.231.660.048 (582.550.000) (222.353.500) (8.492.609.120) (479.776.558) (136.734.673.201) (392.878.779) (7.351.882.620) (3.247.500.000) (976.157.616) (3.104.354.800) (387.895.710) (1.856.260.620) (159.804.673.694) (17.316.930.145) 123.068.984.000 25.625.000.000 15.330.549.421 (310.429.200) 588.724.381 (17.380.000.000) (6.047.500.000) 40.026.570.000 (14.953.551) 163.714.104.221 17.172.840.830 KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS 27.521.685.540 (2.533.777.843) KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN SALDO ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASIKAN 6.943.751.849 60.647.919.400 1.243.717.430 8.233.812.262 95.113.356.789 6.943.751.849 81.680.360.000 - 40.810.000.000 - 21.923.360.618 1.167.090.000 4.203.984.267 - 2.847.954.800 - ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penjualan investasi jangka pendek Penempatan investasi jangka pendek Akuisisi Anak Perusahaan Perolehan aset tetap Penjualan aset tetap Uang muka perolehan aset tetap Pembayaran hak sewa tanah jangka panjang Pembayaran biaya ditangguhkan Pembayaran jaminan dan aset tidak berwujud Peningkatan aset tidak lancar lainnya 1d,9 10 10 15 Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan pinjaman jangka panjang Penambahan modal disetor oleh pemegang saham minoritas Penerimaan dari pihak hubungan istimewa Pembayaran hutang obligasi konversi Penurunan hutang lain-lain jangka panjang Setoran modal Pembayaran hutang sewa pembiayaan 22 Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 4 Aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas: Penambahan modal saham melalui penggabungan usaha Peningkatan modal disetor Anak Perusahaan melalui hak sewa tanah jangka panjang Penambahan aset tidak lancar lainnya melalui hutang lain-lain Penambahan aset tetap melalui hutang lain-lain Reklasifikasi uang muka perolehan aset tetap ke aset tetap Lihat catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 7 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. UMUM a. Pendirian Perusahaan PT Indonesian Paradise Property Tbk (Perusahaan) didirikan dengan nama PT Penta Karsa Lubrindo berdasarkan Akta No. 96 tanggal 14 Juni 1996 dan diubah dengan Akta No. 42 tanggal 8 Januari 1997, keduanya dibuat di hadapan Buntario Tigris Darmawa, NG, SH, CN, pengganti dari Rachmat Santoso, SH, Notaris di Jakarta. Akta pendirian Perusahaan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-1030 HT.01.01.TH.97 tanggal 12 Februari 1997 dan telah didaftarkan dalam daftar Perusahaan di kantor Pendaftaran Perusahaan Kotamadya Jakarta Utara No.413/BH.09.01/IX/97 tanggal 9 September 1997 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 21 tanggal 12 Maret 2002 Tambahan No. 2574. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta No. 75 tanggal 25 Mei 2010 dibuat di hadapan Robert Purba, SH, Notaris di Jakarta, mengenai perubahan modal ditempatkan dan disetor penuh sehubungan dengan penggabungan usaha Perusahaan dengan PT Tirta Saga Wangi dan Anak Perusahaan. Perubahan anggaran dasar ini telah diterima dan dicatat di dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat No. AHU-AH.01.10-13057.Tahun 2010 tanggal 27 Mei 2010. Sesuai dengan Pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan antara lain meliputi bidang perhotelan, pembangunan dan lain-lain. Kantor pusat Perusahaan berkedudukan di Jalan Tebet Timur Raya No. 10C, Jakarta 12820. Perusahaan memiliki hotel dengan nama Hotel Harris yang memiliki 66 kamar dan beralamat di Jalan Dewi Sartika, Tuban, Bali. Surat tanda izin usaha hotel No. 556.2/649/Diparda tanggal 7 Oktober 2002 dari Kantor Pariwisata Pemerintah Kabupaten Badung, Bali berlaku sampai dengan tanggal 15 Januari 2013. Perusahaan memulai kegiatan operasionalnya pada bulan Oktober 2002. b. Penggabungan Usaha dengan PT Tirta Saga Wangi dan Anak Perusahaan Berdasarkan Rancangan Penggabungan Usaha PT Indonesian Paradise Property (INPP) dan PT Tirta Saga Wangi (TSW), pada tanggal 5 April 2010 telah ditandatangani Kesepakatan Awal untuk mengintegrasikan kegiatan usaha kedua perusahaan tersebut dengan cara penggabungan usaha. Dalam penggabungan ini INPP bertindak selaku "Perusahaan Yang Menerima Penggabungan" dan TSW sebagai “Perusahaan Yang Akan Bergabung”. Sehubungan dengan telah diterimanya Surat Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-AH.01.10-13057.Tahun 2010 tanggal 27 Mei 2010, penggabungan usaha menjadi efektif pada tanggal 1 Juni 2010. Penggabungan usaha ini dinyatakan efektif oleh Bapepam-LK melalui surat No. S-4500/BL/2010 tanggal 20 Mei 2010. Tanggal efektif penggabungan usaha dengan TSW ditetapkan pada tanggal 1 Juni 2010 berdasarkan Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 25 Mei 2010, yang dinyatakan dalam Akta Notaris Robert Purba, SH No. 75 tanggal yang sama. Selain menetapkan tanggal penggabungan usaha, akta ini juga menyetujui perubahan anggaran dasar INPP mengenai perubahan modal ditempatkan dan disetor penuh sehubungan dengan penggabungan usaha dari semula Rp 159.400.000.000 (terdiri dari 1.594.000.000 saham) menjadi Rp 241.080.360.000 (terdiri dari 2.410.803.600 saham). 8 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. UMUM (lanjutan) b. Penggabungan Usaha dengan PT Tirta Saga Wangi dan Anak Perusahaan (lanjutan) Sejak tanggal penggabungan usaha, seluruh hubungan hukum antara eks pelanggan/relasi bisnis dengan eks TSW telah beralih dan diteruskan oleh INPP. Susunan pemegang saham sebelum dan pada tanggal penggabungan usaha adalah sebagai berikut: Pemegang saham INPP sebelum penggabungan usaha Pemegang Saham Anemone Continental S.A. BVI CB London S/A BSI SA PT Grahatama Kreasibaru Yayasan Bunga Kasih Agoes Soelistyo Santoso (Presiden Direktur) Patrick Santosa Rendradjaja (Direktur) Diana Solaiman (Direktur) Karel Patipeilohy (Komisaris) Lain-lain Jumlah Jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh % Pemegang saham TSW sebelum penggabungan usaha Jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh Pemegang Saham INPP pada tanggal penggabungan usaha Jumlah saham setelah Konversi % Jumlah saham % 949.000.000 223.000.000 129.861.000 50.000.000 59,54% 13,99% 8,15% 3,14% 173.785.500 2.500 99.99% 0,001% 816.791.850 11.750 949.000.000 223.000.000 946.652.850 50.011.750 39,36% 9,25% 39,27% 2,07% 10.000.000 0,63% - - - 10.000.000 0,41% 5.000.000 3.500.000 0,31% 0,22% - - - 5.000.000 3.500.000 0,21% 0,15% 1.000.000 222.639.000 0,06% 13,96% - - - 1.000.000 222.639.000 0,04% 9,24% 1.594.000.000 100% 173.788.000 100% 816.803.600 2.410.803.600 100% Berdasarkan laporan penilaian No. Y&R/BV/10/046 tanggal 12 Mei 2010 dan No. Y&R/BV/10/029.2R tanggal 3 Mei 2010 dari KJPP Yanuar Bey & Rekan, penilai independen, untuk keperluan konversi saham, manajemen menetapkan nilai pasar wajar per saham IPP dan TSW masing-masing adalah sebesar Rp 159 (nilai penuh) dan Rp 745 (nilai penuh) per saham. Berdasarkan penilaian tersebut, maka setiap 1 pemegang saham TSW akan mendapatkan 4,7 saham yang diterbitkan oleh INPP dengan nilai nominal Rp 100 (nilai penuh) per saham. Penilaian tersebut merupakan nilai intrinsik wajar dari masing-masing perusahaan dan juga memberikan premium di atas harga perdagangan historis. Untuk perhitungan penambahan nilai modal saham INPP, manajemen menggunakan harga pasar saham INPP pada saat penggabungan usaha terjadi. Dengan demikian terdapat penambahan nilai modal saham sebesar Rp 81.680.360.000. Lihat Catatan 3 untuk penyajian kembali laporan keuangan konsolidasi tahun sebelumnya. Pada tanggal efektif penggabungan usaha, INPP dan TSW berada dalam pengendalian entitas yang sama, yaitu PT Grahatama Kreasibaru (GK). Oleh karena itu, penggabungan usaha dilakukan dengan menggunakan metode penyatuan kepemilikan. Berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, selisih antara nilai pengalihan dengan nilai buku pada transaksi restrukturisasi antar entitas sepengendali dibukukan sebagai "Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali" pada unsur Ekuitas. Pada tahun 2009, selisih tersebut disajikan dalam akun “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali Periode Komparatif”. 9 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. UMUM (lanjutan) c. Pencatatan sebagai Perusahaan Publik dan Penambahan Modal Saham (lanjutan) Pada tanggal 21 September 2004, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) berdasarkan Surat No. S-2970/PM/2004 dalam rangka pendaftaran sebagai Perusahaan Publik. Selanjutnya saham-saham Perusahaan dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Surabaya) pada tanggal 1 Desember 2004. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan pada tanggal 26 Mei 2005, para pemegang saham Perusahaan menyetujui untuk melakukan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (sesuai dengan Peraturan BAPEPAM No. IX.D.4) sejumlah 75.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham yang diambil bagian oleh Premiere Estates Limited. Penambahan saham tersebut telah disetujui oleh Direksi Bursa Efek Surabaya melalui surat No. JKT-027/LIST-EMITEN/BES/VII/2006 tanggal 13 Juli 2005. d. Anak Perusahaan yang Dikonsolidasikan Perusahaan mempunyai bagian kepemilikan, baik langsung maupun tidak langsung, sama dengan atau lebih dari 50% saham Anak Perusahaan sebagai berikut: Anak Perusahaan Pemilikan langsung: PT Karsa Citra Unggul dan Anak Perusahaan (KCU)* PT Retzan Indonusa (RIN)* PT Mega Biru Selaras dan Anak Perusahaan (MBS)* PT Langgeng Cipta Karya (LCK)* PT Indonesian Paradise Island (IPI)** PT Dinamika Putra Perkasa dan Anak Perusahaan (DPP)* PT Saranausaha Jaya (SJ)* PT Aneka Bina Laras dan Anak Perusahaan (ABL)* PT Eka Ilalang Suryadinamika (EIS)* Pemilikan tidak langsung : PT Kega Property Utama (melalui KCU)* PT Grahatama Indah Lestari (melalui MBS)* Domisili Kegiatan Usaha Utama Tahun Operasi Komersial Jakarta Hotel Batam Hotel Tahap pengembangan Tahap pengembangan Jakarta Properti dan hotel Jakarta Jakarta Jumlah Aset (Sebelum Eliminasi) Persentase Kepemilikan 2010 2009 99,98% 29.035.585.251 28.521.224.644 99,90% 33.501.533.036 29.403.231.468 Tahap pengembangan 99,66% 40.360.078.206 38.348.876.773 Hotel 2008 70,00% 10.038.238.881 10.097.714.156 Hotel 2004 65,00% 256.306.761.772 - Tahap pengembangan Tahap pengembangan 60,00% 23.481.281.315 602.062.500 Jakarta Perdagangan Umum Pusat Perbelanjaan 55.00% 5.118.150.210 5.741.214.791 Jakarta Hotel Tahap pengembangan 51,00% 61.238.439.797 - Jakarta Hotel Tahap pengembangan 51,00% 27.462.523.716 25.079.660.339 Jakarta Hotel Tahap pengembangan 92,71% 11.003.941.422 10.805.709.805 Jakarta Hotel Tahap pengembangan 99,66% 11.696.858.648 8.800.268.079 Jakarta 10 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. UMUM (lanjutan) d. Anak Perusahaan yang Dikonsolidasikan (lanjutan) Anak Perusahaan Pemilikan tidak langsung : (lanjutan) PT Cakra Guna Dharma Eka (melalui MBS)* PT Padma Suasa (melalui ABL) * PT Magna Terra (melalui DPP)* Domisili Kegiatan Usaha Utama Tahun Operasi Komersial Jakarta Properti dan Hotel Tahap pengembangan Tahap Pengembangan Tahap pengembangan Jakarta Hotel Pusat perbelanjaan Jakarta Jumlah Aset (Sebelum Eliminasi) Persentase Kepemilikan 2010 2009 88,35% 6.720.648.841 6.543.017.969 50,99% 99.455.000 - 30,60% 22.884.347.353 - * Anak Perusahaan dari Perusahaan yang Menggabungkan Diri (TSW) yang laporan keuangannya diaudit oleh auditor independen lain ** Laporan keuangan dikonsolidasikan sejak 23 Desember 2010, sebelumnya disajikan dengan metode ekuitas Pada tanggal 1 Juni 2010, PT Tirta Saga Wangi (TSW), pemegang saham mayoritas MBS, KCU, DPP, RIN, EIS, LCK, SJ dan ABL, telah efektif melakukan penggabungan usaha dengan Perusahaan sebagaimana dijelaskan pada Catatan 1b. Sehingga sejak tanggal tersebut, MBS, KCU, DPP, RIN, EIS, LCK, SJ dan ABL adalah Anak Perusahaan dari Perusahaan. Jumlah aset dan kewajiban Anak Perusahaan tersebut pada saat penggabungan usaha adalah sebagai berikut: 1 Juni 2010 Aset lancar Aset tidak lancar Jumlah kewajiban 73.459.160.384 116.904.157.605 7.943.014.968 Pada tanggal 23 Desember 2010, Perusahaan meningkatkan kepemilikannya pada IPI sebesar 16,25% menjadi 65% melalui pembelian saham dari Dana Pensiun Bank Indonesia dengan biaya perolehan Rp 87.750.000.000 (Catatan 9). Pembelian saham ini telah dinyatakan dalam Akta Jual Beli Saham No. 243 tanggal 23 Desember 2010 yang dibuat di hadapan Humberg Lie, SH, SE, MKn, Notaris di Jakarta. Pada tanggal akuisisi, terdapat perbedaan antara aset bersih Perusahaan diakuisisi dan biaya perolehan sebesar Rp 55.329.318.535 yang dicatat sebagai goodwill. e. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 75 tanggal 25 Mei 2010 yang dibuat oleh Robert Purba, SH, Notaris di Jakarta, adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Presiden Komisaris Wakil Presiden Komisaris Komisaris : : : Todo Sihombing Amelia Gozali Karel Patipeilohy Direksi: Presiden Direktur Direktur Independen Direktur Direktur : : : : Agoes Soelistyo Santoso Edhie Bambang Siswoko Patrick Santosa Rendradjaja Diana Solaiman 11 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. UMUM (lanjutan) e. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan (lanjutan) Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2009 berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 178 tanggal 30 Juni 2009 yang dibuat oleh Robert Purba SH, Notaris di Jakarta, adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Presiden Komisaris Wakil Presiden Komisaris Komisaris : : : Todo Sihombing Fransiscus Xaverius Boyke Gozali Karel Patipeilohy Direksi: Presiden Direktur Direktur Direktur : : : Agoes Soelistyo Santoso Patrick Santosa Rendradjaja Diana Solaiman Susunan Komite Audit Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 73 tanggal 25 Mei 2010 yang dibuat oleh Robert Purba SH, Notaris di Jakarta, adalah sebagai berikut: Ketua Anggota Anggota : : : Todo Sihombing Bambang Rahardja Burhan Eka Shanti T Susunan Komite Audit Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2009 berdasarkan Resolusi Rapat Dewan Komisaris pada tanggal 2 Juli 2007, adalah sebagai berikut: Ketua Anggota Anggota : : : Todo Sihombing FX Marchelius Charles Colondam Eka Shanti T Corporate Secretary Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 berdasarkan surat penunjukkan dari Direksi Perusahaan pada tanggal 21 Juli 2004 adalah Ninawati. Gaji dan tunjangan Direksi sejumlah Rp 289.400.000 dan Rp 239.867.712 masing-masing pada 2010 dan 2009 sedangkan Dewan Komisaris tidak mendapatkan gaji dan tunjangan dari Perusahaan. Perusahaan memiliki masing-masing sejumlah 86 dan 75 karyawan masing-masing pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Tidak diaudit). 12 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasi disusun berdasarkan praktek dan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Peraturan No. VIII.G.7 yang merupakan Lampiran dari Keputusan Ketua BAPEPAM No. Kep-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 mengenai “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan” dan Lampiran 5 dari Surat Edaran Ketua BAPEPAM No. SE-02/PM/2002 tanggal 27 Desember 2002 tentang “Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Industri Perhotelan”. Laporan keuangan konsolidasi disusun berdasarkan basis akrual dan menggunakan konsep biaya historis, kecuali untuk investasi efek dengan tujuan diperdagangkan yang dinyatakan sebesar nilai wajar, persediaan yang dinyatakan berdasarkan nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, serta investasi pada Perusahaan Asosiasi yang dinyatakan berdasarkan metode ekuitas. Laporan arus kas konsolidasi menyajikan informasi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank yang dikelompokkan ke dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Arus kas dari aktivitas operasi disusun dengan menggunakan metode langsung. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi ini adalah Rupiah. b. Prinsip Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan yang dikendalikannya, dimana Perusahaan memiliki lebih dari 50%, baik langsung maupun tidak langsung, hak suara di Anak Perusahaan dan dapat menentukan kebijakan keuangan dan operasi dari Anak Perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari aktivitas Anak Perusahaan tersebut. Anak Perusahaan tidak dikonsolidasikan apabila sifat pengendaliannya adalah sementara karena Anak Perusahaan tersebut diperoleh dengan tujuan akan dijual kembali dalam waktu dekat; atau jika ada pembatasan jangka panjang yang mempengaruhi kemampuan Anak Perusahaan untuk memindahkan dananya ke Perusahaan. Dalam hal pengendalian terhadap Anak Perusahaan dimulai atau diakhiri pada suatu periode tertentu, maka hasil usaha yang diperhitungkan ke dalam laporan keuangan konsolidasi hanya sebatas hasil pada saat pengendalian tersebut mulai diperoleh hingga saat pengendalian atas Anak Perusahaan itu berakhir. Saldo dan transaksi termasuk keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi atas transaksi antar Perusahaan dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan dan Anak Perusahaan sebagai satu kesatuan usaha. Hak minoritas atas laba bersih dan ekuitas Anak Perusahaan dinyatakan sebesar proporsi pemegang saham minoritas atas laba bersih dan ekuitas Anak Perusahaan tersebut sesuai dengan persentase kepemilikan pemegang saham minoritas pada Anak Perusahaan tersebut. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi ini telah diterapkan secara konsisten oleh Anak Perusahaan, kecuali dinyatakan lain. 13 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) b. Prinsip konsolidasi (lanjutan) Pada saat akuisisi dan menerapkan kuasi reorganisasi, aset dan kewajiban Anak Perusahaan diukur sebesar nilai wajarnya pada tanggal akuisisi dan tanggal kuasi reorganisasi. Selisih dari nilai wajar kepemilikan Perusahaan atas aset bersih Anak Perusahaan dengan nilai perolehannya apabila memenuhi syarat dicatat sebagai goodwill dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama periode 5 tahun. Apabila biaya akuisisi lebih rendah dibandingkan nilai wajar aset bersih Perusahaan yang diakuisisi pada tanggal transaksi, maka nilai wajar aset non-moneter yang diakuisisi harus diturunkan secara proporsional, sampai seluruh selisih tersebut dieliminasi. Sisa selisihnya akan dicatat sebagai goodwill negatif dan diamortisasi menggunakan metode garis lurus selama periode 20 tahun. Transaksi pembelian saham Anak Perusahaan yang dilakukan dalam rangka reorganisasi entitas yang berada dalam satu kelompok usaha yang sama merupakan transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali. Selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku Anak Perusahaan dalam transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali dibukukan dalam akun “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” yang disajikan sebagai unsur Ekuitas. c. Setara Kas Deposito berjangka dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatan diklasifikasikan sebagai setara kas. d. Investasi Perusahaan Asosiasi Investasi pada Perusahaan Asosiasi merupakan investasi saham Perusahaan dan Anak Perusahaan dengan kepemilikan paling sedikit 20% tetapi tidak lebih dari 50% dihitung dengan metode ekuitas. Dalam metode ini, investasi dinyatakan sebesar biaya perolehannya atau nilai wajar (efektif tanggal 31 Juli 2009), dan ditambah atau dikurangi bagian laba atau rugi bersih Perusahaan Asosiasi sesuai dengan jumlah persentase pemilikan sejak tanggal perolehan serta dikurangi dividen yang diterima. Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, maka nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut yang ditentukan untuk setiap investasi secara individu dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan. Investasi saham dengan persentase kepemilikan kurang dari 20% dicatat sebesar biaya perolehan. Selisih harga perolehan dengan bagian Perusahaan dan Anak Perusahaan atas nilai aset bersih Perusahaan Asosiasi diakui sebagai bagian dari ekuitas pada akun “Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Perusahaan Asosiasi”, dan akun ini telah disesuaikan (Catatan 33). e. Piutang Usaha dan Piutang Lain-lain Piutang usaha dan piutang lain-lain pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan bunga efektif, kecuali efek diskontonya tidak material, setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai piutang usaha. Penyisihan penurunan nilai dibentuk pada saat terdapat bukti obyektif bahwa saldo piutang tidak dapat ditagih. Piutang dihapuskan pada saa piutang tersebut tidak dapat ditagih. 14 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) f. Transaksi dengan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa (lanjutan) Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan transaksi dengan beberapa pihak yang mempunyai hubungan istimewa sesuai dengan PSAK No. 7 mengenai “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”. Seluruh transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan persyaratan dan kondisi yang normal sesuai dengan yang dilakukan dengan pihak ketiga, telah diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasi. g. Persediaan Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value). Biaya perolehan Perusahaan dan Anak Perusahaan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang (weighted-average method). Penyisihan atas persediaan usang dan penurunan nilai persediaan, jika ada, ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan persediaan pada akhir periode untuk mengurangi nilai tercatat persediaan menjadi nilai realisasi bersih. h. Biaya Dibayar di Muka Biaya dibayar di muka diamortisasi sesuai dengan masa manfaatnya dengan menggunakan metode garis lurus. i. Aset Tetap Pemilikan langsung Perusahaan dan Anak Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007) mengenai “Aset Tetap”, yang menggantikan PSAK No. 16 (1994) mengenai “Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain” dan PSAK No. 17 (1994) mengenai “Akuntansi Penyusutan”. Berdasarkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), suatu entitas harus memilih antara model biaya dan model revaluasi sebagai kebijakan akuntansi pengukuran atas aset tetap. Jika entitas telah melakukan revaluasi aset tetap sebelum penerapan PSAK No. 16 (Revisi 2007) dan memilih untuk menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya, maka nilai revaluasi aset tetap tersebut dianggap sebagai biaya perolehan (deemed cost) dan biaya perolehan tersebut adalah nilai pada saat PSAK No. 16 (Revisi 2007) diterapkan. Seluruh saldo selisih penilaian kembali aset tetap pada saat penerapan pertama kali PSAK No. 16 (Revisi 2007) harus direklasifikasi ke saldo laba. Aset tetap Perusahaan telah dinilai kembali sehubungan dengan Kuasi Reorganisasi yang dilakukan dan surplus revaluasi aset tetap dibukukan sebagai surplus revaluasi aset tetap untuk mengeliminasi saldo defisit. Aset tetap Perusahaan dan Anak Perusahaan dinyatakan sebesar model revaluasi (Perusahaan) dan biaya perolehan (Anak Perusahaan) setelah dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut: 15 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) i. Aset Tetap (lanjutan) Pemilikan Langsung (lanjutan) Tahun Bangunan dan prasarana Peralatan dan perlengkapan Kendaraan 20 4-8 8 Tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak diamortisasi serta dikurangi dengan penurunan nilai (bila ada). Pada setiap akhir tahun, nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan di review dan jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif. Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi pada saat terjadinya; biaya penggantian atau inspeksi yang signifikan dikapitalisasi pada saat terjadinya dan jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke Perusahaan dan Anak Perusahaan, dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal. Aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau ketika tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset dimasukkan dalam laporan laba rugi konsolidasi pada periode aset tersebut dihentikan pengakuannya. Sesuai dengan PSAK No. 47, mengenai “Akuntansi Tanah”, perolehan tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak diamortisasi. Biaya-biaya tertentu sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak pemilikan tanah, ditangguhkan dan diamortisasi sepanjang periode hak atas tanah atau umur ekonomis tanah, mana yang lebih pendek, dengan menggunakan metode garis lurus. Biaya ditangguhkan tersebut disajikan di neraca konsolidasi pada akun “Biaya Ditangguhkan”. Sewa Perusahaan dan Anak Perusahaan menerapkan PSAK No. 30 (Revisi 2007) mengenai “Sewa” yang menggantikan PSAK No. 30 (1990) mengenai “Akuntansi Sewa Guna Usaha”. Menurut PSAK No. 30 (Revisi 2007), sewa yang mengalihkan secara substansial semua risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset kepada lessee diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Pada awal masa sewa, sewa pembiayaan dikapitalisasi sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa minimum dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban sehingga menghasilkan suatu tingkat bunga periodik yang konstan atas saldo kewajiban. Beban sewa dicatat dalam laporan laba rugi konsolidasi. Aset sewaan yang dimiliki oleh lessee dengan dasar sewa pembiayaan dicatat pada akun aset tetap dan disusutkan sepanjang masa manfaat dari aset sewaan tersebut atau periode masa sewa, mana yang lebih pendek, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa lessee akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa. Sewa yang tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Pembayaran sewa dalam sewa operasi diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi konsolidasi dengan dasar garis lurus (straight-line basis). 16 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) i. Aset Tetap (lanjutan) Sewa (lanjutan) Laba atau rugi dari transaksi jual-dan-sewa balik, ditangguhkan dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama masa sewa. Penerapan PSAK revisi ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan. j. Penurunan Nilai Aset Pada setiap tanggal neraca konsolidasi, Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan penelaahan untuk menentukan adanya indikasi terjadinya penurunan nilai aset pada akhir periode. Perusahaan dan Anak Perusahaan disyaratkan untuk menentukan niai yang dapat diperoleh kembali atas nilai aset apabila indikasi tersebut terjadi. Pemulihan penurunan nilai diakui sebagai laba pada periode terjadinya pemulihan. Bila nilai tercatat suatu aset melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (estimated recoverable amount), nilai tersebut diturunkan ke jumlah yang dapat diperoleh kembali tersebut, yang ditentukan sebesar nilai tertinggi antara harga jual bersih dan nilai pakai. Perusahaan mengakui rugi penurunan nilai aset apabila taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (recoverable amount) dari suatu aset lebih rendah dari nilai tercatatnya. k. Hak atas Sewa Tanah Anak Perusahaan menyewa tanah yang dicatat sebagai “Hak atas Sewa Tanah”. Nilai sewa tanah diamortisasi dengan metode garis lurus sepanjang periode sewa. Biaya amortisasi yang bersangkutan dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi tahun berjalan. l. Tanah Yang Belum Dikembangkan Tanah yang belum dikembangkan dinilai berdasarkan harga perolehan, yang meliputi antara lain biaya pembebasan (ganti rugi), pengurusan surat-surat tanah dan pematangan tanah. Pada saat dimulainya pengembangan prasarana, nilai tanah tersebut akan direklasifikasikan ke akun aset tidak lancar lainnya. m. Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan atas kamar hotel dan restoran diakui pada saat jasa dan barang telah diberikan kepada pelanggan atau tamu hotel. Beban usaha pemilik merupakan beban usaha yang terjadi di kantor pusat seperti antara lain gaji, upah dan tunjangan, honorarium tenaga ahli dan keperluan lain untuk pengelolaan Perusahaan dan Anak Perusahaan. Beban diakui pada saat terjadinya sesuai dengan masa manfaatnya (accrual basis). 17 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) n. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing Transaksi dalam mata uang asing dicatat dalam Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca konsolidasi, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs tengah antara kurs jual dan kurs beli uang kertas asing dan/atau kurs transaksi yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia pada tanggal tersebut. Laba atau rugi kurs yang terjadi dikreditkan atau dibebankan pada usaha tahun berjalan. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, kurs yang digunakan masing-masing adalah sebagai berikut: 2010 2009 1 Dolar Amerika Serikat (1 US$) 1 Dolar Singapura (1 SIN$) 1 Ringgit Malaysia (1 RM) o. 8.991,00 6.980,61 2.915,85 9.400,00 6.698,52 2.747,14 Pajak Penghasilan Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan taksiran laba kena pajak tahun berjalan. Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara aset dan kewajiban untuk tujuan komersial dan tujuan perpajakan setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan, diakui sebesar kemungkinan realisasi atas manfaat pajak tersebut. Aset dan kewajiban pajak tangguhan diukur pada tarif pajak yang diharapkan akan digunakan pada tahun ketika aset direalisasi atau ketika kewajiban dilunasi, berdasarkan tarif pajak (dan peraturan perpajakan) yang telah berlaku atau yang berlaku secara substantif pada tanggal neraca konsolidasi. Perubahan nilai tercatat aset dan kewajiban pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke Ekuitas. Koreksi terhadap kewajiban pajak dicatat pada saat surat ketetapan pajak diterima atau pada saat keputusan atas keberatan ditetapkan, jika Perusahaan dan Anak Perusahaan mengajukan keberatan. p. Biaya Pinjaman Biaya pinjaman merupakan bunga dan selisih kurs pinjaman yang diterima dalam mata uang asing dan biaya lainnya (amortisasi diskon/premium dari pinjaman diterima) yang terjadi sehubungan dengan peminjaman dana. Biaya pinjaman diakui sebagai beban pada saat terjadinya biaya pinjaman tersebut, kecuali biaya pinjaman yang secara langsung dapat diatribusikan dengan perolehan, konstruksi, atau produksi aset tertentu dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya perolehan aset tertentu tersebut. 18 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) q. Kewajiban Imbalan Kerja Karyawan Perusahaan dan Anak Perusahaan menerapkan program imbalan kerja karyawan yang tidak didanai sesuai dengan Undang-Undang Tenaga Kerja No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003 (“UU No. 13”) dan PSAK No. 24 (Revisi 2004) mengenai “Imbalan Kerja”. Berdasarkan PSAK No. 24 (Revisi 2004), biaya imbalan kerja sesuai dengan UU No. 13 dihitung berdasarkan metode projected unit credit. Keuntungan dan kerugian aktuarial diakui sebagai penghasilan atau beban apabila akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui pada akhir periode pelaporan sebelumnya melebihi jumlah yang lebih besar di antara 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti pada tanggal tersebut. Besarnya keuntungan dan kerugian aktuarial ini diakui selama rata-rata sisa masa kerja yang akan dijalani para pekerja dengan menggunakan metode garis lurus. Biaya jasa lalu yang timbul akibat pengenalan program imbalan pasti atau perubahan kewajiban imbalan kerja dari program imbalan kerja sebelumnya harus diamortisasi sampai imbalan kerja tersebut telah menjadi hak karyawan. r. Pelaporan Segmen Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan. Bentuk primer pelaporan segmen adalan segmen usaha sedangkan sekunder adalah segmen geografis. Segmen usaha adalah komponen Perusahaan dan Anak Perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk dan jasa (baik produk dan jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain. Segmen geografis adalah komponen Perusahaan dan Anak Perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk dan jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain. s. Laba per Saham Laba per saham dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan. Jumlah rata-rata tertimbang saham yang digunakan untuk menghitung laba per saham dasar adalah sejumlah 2.410.803.600 pada tahun 2010 dan pada tahun 2009. Jumlah rata-rata tertimbang saham yang digunakan termasuk saham yang dikeluarkan pada tanggal 1 Juni 2010 akibat dari penggabungan usaha dengan TSW, seakan-akan penggabungan usaha tersebut telah terjadi sejak awal tahun yang disajikan (Catatan 1b). t. Kuasi-Reorganisasi Berdasarkan PSAK 51 (Revisi 2003) mengenai “Akuntansi Kuasi-Reorganisasi”, kuasi-reorganisasi merupakan prosedur akuntansi yang mengatur Perusahaan merestrukturisasi ekuitasnya dengan mengeliminasi defisit dan menilai kembali seluruh aset dan kewajibannya dengan nilai wajar untuk mendapatkan awal yang baik (fresh start) dengan neraca konsolidasi menunjukkan nilai sekarang tanpa dibebani defisit karena saldo akumulasi defisit telah dieliminasikan terhadap akun selisih penilaian aset dan kewajiban (termasuk selisih nilai transaksi perubahan ekuitas Perusahaan Asosiasi). Kuasi-reorganisasi dilakukan dengan metode reorganisasi akuntansi (accounting reorganization method). 19 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) t. Kuasi-Reorganisasi (lanjutan) Aset dan kewajiban dinilai kembali sebesar nilai wajarnya. Nilai wajar aset dan kewajiban ditentukan berdasarkan nilai pasar pada tanggal kuasi-reorganisasi. Bila nilai pasar tidak tersedia, estimasi nilai wajar didasarkan pada informasi terbaik yang tersedia dengan mempertimbangkan harga aset sejenis, dan teknik penilaian yang paling sesuai dengan karakteristik aset dan kewajiban yang bersangkutan. Untuk aset dan kewajiban tertentu, penilaian dilakukan sesuai dengan PSAK terkait. Sebagai hasil Kuasi-Reorganisasi per tanggal 31 Juli 2009, saldo defisit Perusahaan sebesar Rp 31.224.820.582 dieliminasi ke saldo penilaian kembali aset dan kewajiban (surplus revaluasi aset tetap sebesar Rp 75.685.960 dan selisih penilaian kembali investasi pada Perusahaan Asosiasi sebesar Rp 31.149.134.622) (lihat Catatan 33). u. Penggabungan Usaha Penggabungan usaha dimana para pemegang saham perusahaan-perusahaan yang bergabung bersama-sama mengendalikan seluruh (atau secara efektif seluruh) aset bersih dan operasi serta bersama-sama berbagi risiko dan manfaat atas perusahaan gabungan tersebut, dan manajemen perusahaan-perusahaan yang bergabung menjadi bagian dari manajemen perusahaan gabungan diperlakukan sebagai penyatuan kepemilikan (pooling of interest). Penyatuan kepemilikan dibukukan dengan menggunakan metode penyatuan kepemilikan (pooling of interest method). Dalam menerapkan metode penyatuan kepemilikan, unsur-unsur laporan keuangan dari perusahaan yang bergabung untuk periode terjadinya penggabungan tersebut dan periode perbandingan yang diungkapkan harus dimasukkan dalam laporan keuangan penggabungan, seolah-olah entitas tersebut telah bergabung sejak permulaan periode yang disajikan tersebut. Pengeluaran yang terjadi sehubungan dengan penyatuan kepemilikan harus diakui sebagai beban pada periode terjadinya. v. Instrumen Keuangan Efektif tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan dan Anak Perusahaan menerapkan PSAK 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, dan PSAK 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, yang menggantikan PSAK 50, “Akuntansi Investasi Efek Tertentu” dan PSAK 55 (Revisi 1999), “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai”. PSAK 50 (Revisi 2006) mengatur persyaratan tentang penyajian instrumen keuangan dan mengidentifikasi informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan penyajian tersebut berlaku terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan, kewajiban keuangan, dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan, dan keadaan di mana aset keuangan dan kewajiban keuangan akan saling hapus. PSAK ini mensyaratkan pengungkapan, antara lain, informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa datang suatu entitas yang terkait dengan instrumen keuangan dan kebijakan akuntansi yang digunakan untuk instrumen tersebut. 20 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) v. Instrumen Keuangan (lanjutan) PSAK 55 (Revisi 2006) mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban keuangan dan beberapa kontrak pembelian atau penjualan item non-keuangan. Pernyataan ini, antara lain, memberikan definisi dan karakteristik derivatif, kategori instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan hubungan lindung nilai. i. Aset Keuangan. Pengakuan awal Aset keuangan dalam ruang lingkup PSAK 55 (Revisi 2006) diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo, dan aset keuangan tersedia untuk dijual. Perusahaan dan Anak Perusahaan menentukan klasifikasi aset keuangan pada saat pengakuan awal dan, jika diperbolehkan dan diperlukan mengevaluasi kembali pengklasifikasian aset tersebut pada setiap akhir tahun keuangan. Aset keuangan pada awalnya diakui sebesar nilai wajarnya ditambah, dalam hal investasi yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi konsolidasi, biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan penyerahan aset dalam kurun waktu yang telah ditetapkan oleh peraturan atau kebiasaan yang berlaku di pasar (pembelian secara reguler) diakui pada tanggal perdagangan, seperti tanggal Perusahaan dan Anak Perusahaan berkomitmen untuk membeli atau menjual aset. Aset keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan mencakup kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lain-lain, dan aset keuangan lancar dan tidak lancar lainnya. Pengukuran setelah pengakuan awal. Pengukuran setelah pengakuan awal dari aset keuangan tergantung pada klasifikasi sebagai berikut: Aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi. Aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi meliputi aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awalnya telah ditetapkan untuk dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki untuk tujuan dijual dalam waktu dekat. Aset derivatif juga diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan kecuali derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai. Aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi dicatat dalam neraca konsolidasi pada nilai wajar dengan laba atau rugi diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi. 21 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) v. Instrumen Keuangan (lanjutan) i. Aset Keuangan (lanjutan). Pengukuran setelah pengakuan awal (lanjutan). Aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi (lanjutan). Derivatif melekat dalam kontrak utama dihitung sebagai derivatif terpisah ketika risiko dan karakteristiknya tidak berkaitan dengan kontrak utama dan kontrak utama tidak dicatat pada nilai wajar. Derivatif melekat diukur berdasarkan nilai wajar dengan laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar tersebut diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi. Penilaian kembali hanya timbul jika terdapat perubahan kontrak yang secara signifikan mengubah arus kas yang dipersyaratkan oleh kontrak. Pinjaman yang diberikan dan piutang. Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode tingkat bunga efektif. Laba atau rugi diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi pada saat pinjaman dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi. Kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lain-lain Perusahaan dan Anak Perusahaan termasuk dalam kategori ini. Investasi dimiliki hingga jatuh tempo. Aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan diklasifikasi sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo jika Perusahaan dan Anak Perusahaan mempunyai maksud dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Setelah pengukuran awal, investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Metode ini menggunakan suku bunga efektif untuk mendiskonto penerimaan kas di masa yang akan datang selama perkiraan umur aset keuangan menjadi nilai tercatat bersihnya. Laba atau rugi diakui pada laporan laba rugi konsolidasi ketika investasi dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi. Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak mempunyai investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2010. 22 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) v. Instrumen Keuangan (lanjutan) i. Aset Keuangan (lanjutan). Pengukuran setelah pengakuan awal (lanjutan). Aset keuangan tersedia untuk dijual. Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan ke dalam tiga kategori sebelumnya. Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar dengan laba atau rugi yang belum direalisasi diakui dalam ekuitas sampai investasi tersebut dihentikan pengakuannya. Pada saat itu, laba atau rugi kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus direklasifikasi ke dalam laba atau rugi sebagai penyesuaian reklasifikasi. Investasi yang diklasifikasi sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual adalah sebagai berikut: Investasi pada saham yang tidak tersedia nilai wajarnya dengan kepemilikan kurang dari 20% dan investasi jangka panjang lainnya dicatat pada biaya perolehannya Investasi dalam modal saham yang tersedia nilai wajarnya dengan kepemilikan kurang dari 20% dicatat pada nilai wajar. Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak mempunyai investasi jangka pendek yang dikelompokkan sebagai tersedia untuk dijual. ii. Kewajiban Keuangan. Pengakuan awal. Kewajiban keuangan dalam ruang lingkup PSAK 55 (Revisi 2006) diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi, hutang dan pinjaman atau derivatif yang telah ditetapkan untuk sebagai instrumen lindung nilai dalam lindung nilai yang efektif, mana yang sesuai. Perusahaan dan Anak Perusahaan menentukan klasifikasi kewajiban keuangan pada saat pengakuan awal. Saat pengakuan awal, kewajiban keuangan diukur pada nilai wajar dan, dalam hal hutang dan pinjaman, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Kewajiban keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan mencakup hutang usaha dan hutang lain-lain, biaya masih harus dibayar, pinjaman dan kewajiban keuangan lancar dan tidak lancar lainnya. 23 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) v. Instrumen Keuangan (lanjutan). ii. Kewajiban Keuangan (lanjutan). Pengukuran setelah pengakuan awal. Pengukuran kewajiban keuangan bergantung pada klasifikasi sebagai berikut: Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi. Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi konsolidasi mencakup kewajiban keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan kewajiban keuangan yang pada saat pengakuan awalnya, telah ditetapkan, diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi. Kewajiban keuangan diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki untuk tujuan dijual dalam waktu dekat. Kewajiban derivatif juga diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan kecuali derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif. Laba atau rugi atas kewajiban dalam kelompok diperdagangkan harus diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi. Hutang dan pinjaman. Setelah pengakuan awal, hutang dan pinjaman yang dikenakan bunga diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif. Laba atau rugi harus diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi ketika kewajiban tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasinya. iii. Saling hapus instrumen keuangan. Aset keuangan dan kewajiban keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam neraca konsolidasi jika, dan hanya jika, terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dari aset keuangan dan kewajiban keuangan tersebut dan terdapat intensi untuk menyelesaikan dengan menggunakan dasar neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan kewajibannya secara bersamaan. iv. Nilai wajar instrumen keuangan. Nilai wajar instrumen keuangan yang secara aktif diperdagangkan di pasar keuangan ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga pasar yang berlaku pada penutupan pasar pada akhir periode pelaporan. Untuk instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian tersebut meliputi penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar (arm’s-length market transactions), referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama, analisa arus kas yang didiskonto, atau model penilaian lainnya. 24 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) v. Instrumen Keuangan (lanjutan) iv. Nilai wajar instrumen keuangan (lanjutan). Penyesuaian risiko kredit. Perusahaan dan Anak Perusahaan menyesuaikan harga di pasar yang lebih menguntungkan untuk mencerminkan adanya perbedaan risiko kredit pihak yang bertransaksi antara instrumen yang diperdagangkan di pasar tersebut dengan instrumen yang dinilai untuk posisi aset keuangan. Dalam penentuan nilai wajar posisi kewajiban keuangan, risiko kredit Perusahaan dan Anak Perusahaan dengan instrumen keuangan tersebut ikut diperhitungkan. v. Biaya perolehan yang diamortisasi dari instrumen keuangan. Biaya perolehan yang diamortisasi dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penyisihan penurunan nilai dan pembayaran atau pengurangan pokok. Perhitungan ini mencakup seluruh premi atau diskonto pada saat akuisisi dan mencakup biaya transaksi serta komisi yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif. vi. Penurunan nilai aset keuangan. Pada setiap tanggal neraca konsolidasi, Perusahaan dan Anak Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan dicatat sebesar biaya perolehan yang diamortisasi. Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Perusahaan dan Anak Perusahaan terlebih dahulu menentukan bahwa terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual. Jika Perusahaan dan Anak Perusahaan menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk kerugian kredit di masa mendatang yang belum terjadi). Nilai kini estimasi arus kas masa datang didiskonto dengan menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika pinjaman yang diberikan memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku. 25 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) v. Instrumen Keuangan (lanjutan) vi. Penurunan nilai aset keuangan (lanjutan). Aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Dalam hal investasi ekuitas diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang tersedia untuk dijual, bukti obyektif akan termasuk penurunan nilai wajar yang signifikan dan berkepanjangan di bawah nilai perolehan investasi tersebut. Ketika terdapat bukti penurunan nilai, kerugian kumulatif - yang diukur sebagai selisih antara biaya perolehan dan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai investasi yang sebelumnya diakui pada laba atau rugi direklasifikasikan dari ekuitas ke dalam laba atau rugi. Kerugian penurunan nilai atas investasi ekuitas tidak dihapuskan melalui laba atau rugi; sedangkan peningkatan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui dalam ekuitas. Dalam hal instrumen hutang diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang tersedia untuk dijual, indikasi penurunan nilai dievaluasi berdasarkan kriteria yang sama dengan aset keuangan yang dicatat sebesar biaya perolehan diamortisasi. Penghasilan bunga di masa mendatang didasarkan pada nilai tercatat yang diturunkan nilainya dan diakui berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam pengukuran kerugian penurunan nilai. Penghasilan bunga yang masih harus dibayar tersebut dicatat sebagai bagian dari akun “Penghasilan Bunga” dalam laporan laba rugi konsolidasi. Jika pada tahun berikutnya, nilai wajar atas instrumen hutang meningkat dan peningkatan tersebut secara obyektif dapat dikaitkan dengan peristiwa yang timbul setelah pengakuan kerugian penurunan nilai melalui laba atau rugi, kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan melalui laba atau rugi. vii. Penghentian pengakuan aset dan kewajiban keuangan. Aset Keuangan. Penghentian pengakuan atas suatu aset keuangan (atau, apabila dapat diterapkan untuk bagian dari aset keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan sejenis) terjadi bila: (1) hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau (2) Perusahaan dan Anak Perusahaan memindahkan hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut atau menanggung kewajiban untuk membayar arus kas yang diterima tersebut tanpa penundaan yang signifikan kepada pihak ketiga melalui suatu kesepakatan penyerahan dan salah satu diantara (a) Perusahaan dan Anak Perusahaan secara substansial memindahkan seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, atau (b) Perusahaan dan Anak Perusahaan secara substansial tidak memindahkan dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, namun telah memindahkan pengendalian atas aset tersebut. 26 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) v. Instrumen Keuangan (lanjutan) vii. Penghentian pengakuan aset dan kewajiban keuangan (lanjutan). Kewajiban Keuangan. Kewajiban keuangan dihentikan pengakuannya ketika kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa. Ketika kewajiban keuangan awal digantikan dengan kewajiban keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan ketentuan yang berbeda secara substansial, atau modifikasi secara substansial atas kewajiban keuangan yang saat ini ada, maka pertukaran atau modifikasi tersebut dicatat sebagai penghapusan kewajiban keuangan awal dan pengakuan kewajiban keuangan baru dan selisih antara nilai tercatat kewajiban keuangan tersebut diakui dalam laba atau rugi. viii. Instrumen keuangan derivatif. Perusahaan dan Anak Perusahaan terlibat dalam pertukaran mata uang, pertukaran tingkat suku bunga dan instrumen keuangan lainnya, jika diperlukan, untuk tujuan pengelolaan eksposur nilai tukar dan tingkat suku bunga yang berasal dari pinjaman dan hutang Perusahaan dan Anak Perusahaan dalam mata uang asing. Instrumen keuangan derivatif ini tidak dirancang untuk memenuhi syarat hubungan lindung nilai dan pada awalnya diakui pada nilai wajar pada tanggal dimana kontrak derivatif tersebut diadakan dan selanjutnya diukur kembali pada nilai wajarnya. Derivatif dicatat sebagai aset keuangan ketika nilai wajarnya positif dan sebagai kewajiban keuangan ketika nilai wajarnya negatif. Laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar derivatif selama periode yang tidak memenuhi kualifikasi akuntansi lindung nilai dicatat secara langsung sebagai laba atau rugi. Aset dan kewajiban derivatif, jika ada, disajikan masing-masing dalam aset lancar dan kewajiban lancar. Derivatif melekat disajikan dengan kontrak utama pada neraca konsolidasi yang menampilkan penyajian yang tepat dari seluruh arus kas di masa datang atas instrumen tersebut secara keseluruhan. w. Pengunaan Estimasi Penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan konsolidasi. Karena adanya ketidakpastian dalam penetapan taksiran maka terdapat kemungkinan hasil akhir yang dilaporkan pada masa yang akan datang akan berbeda dengan estimasi yang telah dilaporkan sebelumnya. 27 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3. PENYAJIAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT Indonesian Paradise Property Tbk (INPP) dan PT Tirta Saga Wangi (TSW) telah menggabungkan usaha mereka pada tanggal 1 Juni 2010. INPP menjadi perusahaan yang menerima penggabungan dan TSW bubar demi hukum. Laporan keuangan kedua perusahaan tersebut telah digabungkan menggunakan metode penyatuan kepemilikan (Catatan 1b). Dampak dari penyesuaian yang dilakukan terhadap laporan keuangan konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 adalah sebagai berikut: Sebelum Penyajian Kembali NERACA KONSOLIDASI ASET Kas dan setara kas Investasi jangka pendek Piutang usaha dengan pihak ketiga Piutang lain-lain Persediaan Pajak dibayar di muka Uang muka dan biaya dibayar di muka Piutang pihak hubungan istimewa Investasi pada Perusahaan Asosiasi Aset pajak tangguhan Aset tetap Hak atas sewa tanah jangka panjang Tanah yang belum dikembangkan Goodwill Biaya ditangguhkan Uang muka perolehan aset tetap Aset tidak lancar lainnya JUMLAH ASET KEWAJIBAN DAN EKUITAS Hutang usaha Hutang lain-lain Hutang pajak Biaya masih harus dibayar Bagian kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun Hutang pihak hubungan istimewa Kewajiban imbalan kerja karyawan Goodwill negatif Kewajiban jangka panjang setelah dikurangi bagian yang telah jatuh tempo dalam satu tahun JUMLAH KEWAJIBAN PT Indonesian Paradise Property Tbk PT Tirta Saga Wangi Setelah Penyajian Kembali Penyesuaian 2.031.349.004 10.291.191.360 508.651.065 179.870.550 90.666.888 - 4.912.402.845 98.379.349.800 122.229.303 82.730.780 36.129.940 140.308.032 - 6.943.751.849 108.670.541.160 630.880.368 262.601.330 126.796.828 140.308.032 172.952.960 - 70.979.593 904.486.000 - 243.932.553 904.486.000 270.097.272.544 12.211.119 25.434.040.264 22.997.442.176 935.351.390 24.744.128.205 - 293.094.714.720 947.562.509 50.178.168.469 1.435.079.093 2.847.954.800 - 6.728.415.505 12.614.910.798 106.551.584 1.119.428.334 4.368.813.248 4.832.801.769 - 6.728.415.505 12.614.910.798 106.551.584 2.554.507.427 7.216.768.048 4.832.801.769 313.101.239.647 183.096.459.302 - 496.197.698.949 387.317.640 1.581.268.933 727.075.425 636.903.720 62.494.736 3.863.135.365 63.118.331 165.141.393 - 449.812.376 5.444.404.298 790.193.756 802.045.113 49.744.659 1.092.217.238 - 139.309.734 23.236.424 150.151.118 - 49.744.659 139.309.734 1.115.453.662 150.151.118 96.201.790 - - 96.201.790 4.570.729.405 4.466.587.101 - 9.037.316.506 28 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3. PENYAJIAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (lanjutan) Sebelum Penyajian Kembali NERACA KONSOLIDASI PT Indonesian Paradise Property Tbk HAK MINORITAS ATAS ASET BERSIH ANAK PERUSAHAAN EKUITAS Modal saham Selisih penilaian aset dan kewajiban Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali periode komparatif Saldo laba (rugi) PT Tirta Saga Wangi - 159.400.000.000 144.715.511.834 Setelah Penyajian Kembali Penyesuaian 19.326.631.844 - 19.326.631.844 173.788.000.000 (173.788.000.000) 159.400.000.000 - 144.715.511.834 - (2.706.590.829) 2.706.590.829 - 4.414.998.408 (11.778.168.814) 159.303.240.357 11.778.168.814 159.303.240.357 4.414.998.408 JUMLAH EKUITAS 308.530.510.242 159.303.240.357 - 467.833.750.599 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 313.101.239.647 183.096.459.302 - 496.197.698.949 Sebelum Penyajian Kembali LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI Pendapatan usaha Beban departementalisasi Beban usaha Beban usaha lainnya Penghasilan (beban) lain-lain PT Indonesian Paradise Property Tbk PT Tirta Saga Wangi Setelah Penyajian Kembali Penyesuaian 12.370.945.524 (2.581.154.204) (4.242.449.008) (5.224.795.193) 8.377.899.872 890.179.741 (137.981.874) (229.795.653) (2.579.087.585) (632.083.455) - 13.261.125.265 (2.719.136.078) (4.472.244.661) (7.803.882.778) 7.745.816.417 Laba (rugi) sebelum pajak dan hak minoritas atas rugi bersih anak 8.700.446.991 (2.688.768.826) - 6.011.678.165 Beban pajak penghasilan (753.735.252) (1.691.943.556) - (2.445.678.808) (4.380.712.382) - 3.565.999.357 - 44.792.129 - 3.610.791.486 Laba (rugi) sebelum hak minoritas atas rugi bersih Anak Perusahaan Hak minoritas atas rugi bersih Anak Perusahaan LABA (RUGI) BERSIH 7.946.711.739 7.946.711.739 29 44.792.129 (4.335.920.253) PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 4. KAS DAN SETARA KAS Akun ini terdiri dari: 2010 Kas Rupiah Dolar Amerika Serikat (US$ 7,764 pada tahun 2010 dan US$ 3 pada tahun 2009) Ringgit Malaysia (RM 2,9) 2009 (Disajikan Kembali Catatan 3) 998.104.517 3.699.826.942 69.806.100 8.456 28.200 7.967 Jumlah Kas 1.067.919.073 3.699.863.109 Bank Rupiah PT Bank Mega Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Bukopin Tbk PT Bank Victoria International Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Mayapada International Tbk PT Bank Windu Kentjana International Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk 3.596.017.149 3.414.679.281 3.031.867.121 348.351.858 228.830.787 108.586.798 92.446.778 67.652.305 54.282.938 31.744.757 14.862.087 84.608.980 2.279.291.156 543.177.636 63.964.476 2.293.668 - 1.351.293.894 25.365.524 673.953.923 - 202.029.156 207.301.302 6.659.184 8.090.110 17.209.227 29.795.888 13.240.467.243 3.243.888.740 Dolar Amerika Serikat PT Bank Mega Tbk (US$ 150,294 pada tahun 2010 dan US$ 2.698 pada tahun 2009) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (US$ 74,949 pada tahun 2010) PT Bank Central Asia Tbk (US$ 22,470 pada tahun 2010 dan US$ 22,053 pada tahun 2009) PT Bank Danamon Indonesia Tbk (US$ 741 pada tahun 2010 dan US$ 861 pada tahun 2009) Dolar Singapura PT Bank Mega Tbk (SIN$ 2,465 pada tahun 2010 dan SIN$ 4,448 pada tahun 2009) Jumlah bank 30 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 4. KAS DAN SETARA (lanjutan) 2010 Deposito Berjangka Rupiah PT Bank Mayapada International Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Bukopin Tbk PT Bank Windu Kentjana International Tbk PT Bank Tabungan Negara 2009 (Disajikan Kembali Catatan 3) 28.052.204.140 24.600.000.000 10.000.000.000 8.753.128.767 3.100.000.000 - 6.299.637.566 - Jumlah Deposito Berjangka 80.804.970.473 - Jumlah kas dan setara kas 95.113.356.789 6.943.751.849 Dolar Amerika Serikat PT Bank Mayapada International Tbk (US$ 700,660) Tingkat suku bunga deposito berjangka dalam rupiah berkisar masing-masing sebesar 7% sampai 8,5% per tahun sedangkan tingkat suku bunga deposito berjangka dalam mata uang dolar Amerika Serikat sebesar 1% per tahun. 5. INVESTASI JANGKA PENDEK Akun ini terdiri dari: 2010 2009 (Disajikan Kembali Catatan 3) Investasi efek yang tersedia untuk diperdagangkan (trading) serta disajikan dengan nilai wajar: PT Bakrie Sumatra Plantations PT Mitra Adiperkasa Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Plaza Indonesia Realty Tbk PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk 780.000.000 - 6.527.191.360 3.366.000.000 350.000.000 48.000.000 Jumlah 780.000.000 10.291.191.360 Investasi melalui Manajer Investasi: Amaris Global Limited (Amaris) Asia Pacific Venture (L) Limited (APV) Torrance Company Limited (Torrance) 23.700.000.000 21.954.204.983 10.000.000.000 48.790.000.000 49.589.349.800 - Jumlah 55.654.204.983 98.379.349.800 Jumlah 56.434.204.983 108.670.541.160 31 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 5. INVESTASI JANGKA PENDEK (lanjutan) Pada tahun 2010, Perusahaan menjual saham PT Mitra Adi Perkasa Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Plaza Indonesia Realty Tbk, PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk yang dibeli sejak tahun 2009 dan saham PT Bumi Resources Tbk yang dibeli pada tanggal 17 November 2010. Keuntungan atas penjualan saham tersebut sebesar Rp 21.863.830.416 disajikan sebagai bagian dari akun penghasilan lain-lain pada laporan laba rugi konsolidasi. Pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan memiliki 2.000.000 saham PT Bakrie Sumatra Plantations dengan nilai wajar Rp 390 per saham. Investasi melalui Amaris: Berdasarkan Perjanjian Pengelolaan Dana tanggal 29 Desember 2008, PT Eka Ilalang Suryadinamika (EIS), Anak Perusahaan, menunjuk Amaris untuk mengelola dana EIS sebesar Rp 18,1 miliar dalam bentuk efek untuk jangka waktu 1 tahun dan akan diperpanjang satu tahun berikutnya kecuali bila salah satu pihak menyatakan mengakhiri perjanjian. Pada tanggal 31 Desember 2010, sisa dana ditempatkan sebesar Rp 14,7 miliar. Pada tanggal 30 Juni 2010, PT Mega Biru Selaras (MBS), Anak Perusahaan, menandatangani Perjanjian Pengelolaan Dana dengan Amaris untuk mengelola dana MBS sebesar Rp 5,5 miliar dalam bentuk efek untuk jangka waktu 1 (satu) tahun. Pada tanggal 24 November 2009, PT Saranausaha Jaya (SJ), Anak Perusahaan, menandatangani Perjanjian Pengelolaan Dana dengan Amaris untuk mengelola dana SJ dalam bentuk efek sebesar maksimum Rp 4,75 milyar. Kontrak ini mempunyai jangka waktu 1 (satu) tahun dan akan diperpanjang satu tahun berikutnya kecuali bila salah satu pihak menyatakan mengakhiri perjanjian. Pada tanggal 31 Desember 2010, sisa dana ditempatkan sebesar Rp 3,5 miliar. Investasi melalui APV: Pada tanggal 4 Desember 2008, PT Karsa Citra Unggul (KCU) menandatangani Perjanjian Pengelolaan Dana dengan APV untuk mengelola dana KCU sebesar Rp 900.000.000 dalam bentuk efek yang berpenghasilan tetap untuk jangka waktu 6 (enam) bulan dan telah diperpanjang sampai dengan 4 Mei 2011. Pada tanggal 31 Desember 2010, sisa dana ditempatkan sebesar Rp 410.822.815. Berdasarkan Perjanjian Pengelolaan Dana dengan APV tertanggal 17 November 2008, PT Kega Property Utama (KPU), anak perusahaan KCU, menunjuk APV untuk mengelola dana KPU sebesar Rp 10.355.000.000 dalam bentuk efek yang berpenghasilan tetap untuk jangka waktu 1 (satu) tahun dan telah diperpanjang penempatannya sampai dengan 17 November 2011. Pada tanggal 31 Desember 2010, sisa dana ditempatkan sebesar Rp 9.188.070.000. Pada tanggal 4 Desember 2008, PT Retzan Indonusa (RIN), Anak Perusahaan, menandatangani Perjanjian Pengelolaan Dana dengan APV untuk mengelola dana RIN senilai Rp 21.500.000.000 dalam bentuk surat berharga yang likuid untuk jangka waktu 1 (satu) tahun dan diperpanjang secara otomatis 1 (satu) tahun mendatang kecuali terdapat keinginan dari salah satu pihak untuk mengakhiri perjanjian ini. Pada tanggal 31 Desember 2010, sisa dana ditempatkan sebesar Rp 8.054.808.168. Berdasarkan Perjanjian Pengelolaan Dana dengan APV tertanggal 15 Oktober 2008, PT Mega Biru Selaras (MBS), Anak Perusahaan, menunjuk APV untuk mengelola dana MBS sebesar Rp 18.000.000.000 dalam bentuk efek untuk jangka waktu 1 (satu) tahun. Pada tanggal 31 Desember 2010, sisa dana ditempatkan sebesar Rp 4.300.504.000 diperpanjang penempatannya sampai dengan 15 Oktober 2011. 32 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 5. INVESTASI JANGKA PENDEK (lanjutan) Investasi melalui Torrance: Berdasarkan Perjanjian Pengelolaan Dana dengan Torrance tertanggal 13 Desember 2010, Perusahaan menunjuk Torrance untuk mengelola dana Perusahaan sebesar Rp 10 milliar dalam bentuk surat berharga yang likuid untuk jangka waktu 1 (satu) tahun dan diperpanjang secara otomatis 1 (satu) tahun mendatang kecuali terdapat keinginan dari salah satu pihak untuk mengakhiri perjanjian. 6. PIUTANG USAHA Rincian piutang usaha berdasarkan langganan terdiri dari: 2010 2009 (Disajikan Kembali Catatan 3) Guest Ledger City Ledger 751.271.566 2.129.516.820 202.017.391 546.739.756 Jumlah Dikurangi cadangan penurunan nilai 2.880.788.386 - 748.757.147 (117.876.779) Bersih 2.880.788.386 630.880.368 Rincian umur piutang usaha berdasarkan tanggal faktur adalah sebagai berikut: 2010 2009 (Disajikan Kembali Catatan 3) Belum jatuh tempo Jatuh tempo: 1 - 30 hari 31 - 60 hari 61 - 90 hari Lebih dari 90 hari 2.211.339.857 378.160.643 540.879.162 124.809.182 3.760.185 - 159.407.051 131.698.452 11.120.000 68.371.001 Jumlah Dikurangi cadangan penurunan nilai 2.880.788.386 - 748.757.147 (117.876.779) Bersih 2.880.788.386 630.880.368 33 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 6. PIUTANG USAHA (lanjutan) Perubahan saldo cadangan penurunan nilai adalah sebagai berikut: 2009 (Disajikan Kembali Catatan 3) 2010 Saldo awal tahun Penyisihan tahun berjalan Penghapusan penyisihan 117.876.779 (117.876.779) Saldo akhir tahun - 19.071.866 98.804.913 117.876.779 Manajemen berpendapat bahwa cadangan penurunan nilai cukup untuk menutup kerugian yang timbul dari tidak tertagihnya piutang. Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat risiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas piutang usaha. 7. TRANSAKSI, SALDO DAN HUBUNGAN DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA Rincian akun dan transaksi dengan pihak hubungan istimewa adalah sebagai berikut: Persentase (%) dari jumlah aset/ kewajiban / beban usaha lainnya 2009 (Disajikan Kembali Catatan 3) 2010 2009 (Disajikan Kembali Catatan 3) 2010 Piutang pihak hubungan istimewa PT Kega Property Utama PT Grahatama Kreasibaru PT Oasis Hotel Bogor PT Kega Kharisma Utama Jemmy Asiku 506.749.000 275.000.000 175.717.816 - 15.000.000 530.000.000 359.486.000 0,06 0,03 0,02 - 0,00 0,11 0,07 Jumlah 957.466.816 904.486.000 0,11 0,18 15.233.100.000 - 7,38 - 206.444.500 83.295.472 - 139.309.734 0,10 0,04 - 1,54 139.309.734 7,52 1,54 Hutang pihak hubungan istimewa PT Sinar Monexindo Direksi PT Karsa Citra Unggul Jemmy Asiku PT Grahatama Kreasibaru Jumlah 15.522.839.972 34 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7. TRANSAKSI, SALDO DAN HUBUNGAN DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan) Piutang dan hutang kepada pihak hubungan istimewa terutama timbul dari biaya-biaya operasional yang dibayarkan terlebih dahulu oleh pihak hubungan istimewa dan/atau sebaliknya. Atas piutang dan hutang tersebut tidak dikenakan bunga serta tanpa jadwal pengembalian yang pasti. Transaksi pendapatan dan beban dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dilakukan dengan tingkat harga sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga. Hubungan dan sifat saldo/transaksi antara Perusahaan dan pihak hubungan istimewa di atas adalah sebagai berikut: a. PT Kega Property Utama merupakan anak perusahaan PT Karsa Citra Unggul (Anak Perusahaan). b. PT Grahatama Kreasibaru merupakan pemegang saham Perusahaan. c. PT Oasis Hotel Bogor merupakan perusahaan asosiasi. d. PT Kega Kharisma Utama merupakan perusahaan yang sebagian pengurus atau manajemennya sama dengan pengurus atau manajemen Perusahaan. e. Jemmy Asiku merupakan pemegang saham PT Cakra Guna Dharma Eka, anak perusahaan PT Mega Biru Selaras (Anak Perusahaan). f. PT Sinar Monexindo merupakan pemegang saham minoritas PT Aneka Bina Laras, Anak perusahaan. Pinjaman ini tidak dikenakan bunga dan tanpa jangka waktu pengembalian yang pasti sesuai dengan perjanjian hutang pada tanggal 25 Mei 2010. 8. PERSEDIAAN Akun ini terdiri dari: 2010 2009 (Disajikan Kembali Catatan 3) Makanan dan minuman Perlengkapan hotel Lain-lain 216.629.020 139.608.243 204.188.931 59.045.514 33.414.731 34.336.583 Jumlah 560.426.194 126.796.828 Berdasarkan penelaahan atas kondisi fisik persediaan pada akhir tahun, manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan berkeyakinan bahwa persediaan telah mencerminkan nilai realisasi bersihnya, sehingga tidak perlu dilakukan penyisihan penurunan nilai atas persediaan tersebut. 35 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 9. INVESTASI PADA PERUSAHAAN ASOSIASI 31 Desember 2010 Persentase Kepemilikan Metode Ekuitas PT Indonesian Paradise Island (IPI) ** PT Java Paradise Island (JPI) PT Omega Propertindo (OP) PT Oasis Hotel Bogor (OHB) * Bagian Perusahaan atas Laba (Rugi) Bersih Perusahaan Asosiasi Nilai Tercatat 1 Januari 2010 Penambahan (Pengurangan) Penyertaan Nilai Tercatat 31 Desember 2010 48,75% 252.423.931.075 - (252.423.931.075) - 27,50% 17.673.341.469 1.192.991.838 - 18.866.333.307 33,34% 18.198.591.282 1.791.689.860 - 19.990.281.142 50,00% 4.798.850.894 (14.175.856) - 4.784.675.038 293.094.714.720 2.970.505.842 (252.423.931.075) 43.641.289.487 Jumlah 31 Desember 2009 (Disajikan Kembali – Catatan 3) Persentase Kepemilikan Metode Ekuitas PT Indonesian Paradise Island (IPI) PT Java Paradise Island (JPI) PT Omega Propertindo (OP) PT Oasis Hotel Bogor (OHB) * PT Retzan Indonusa (RIN) Jumlah Selisih Penilaian Kembali Investasi Pada Perusahaan Asosiasi Nilai Tercatat 1 Januari 2009 Bagian Perusahaan atas Laba (Rugi) Bersih Perusahaan Asosiasi Penambahan (Pengurangan) Penyertaan Nilai Tercatat 31 Desember 2009 48,75% 64.491.024.126 184.054.547.458 - 3.878.359.491 252.423.931.075 27,50% 15.137.883.282 2.402.949.682 - 132.508.505 17.673.341.469 33,34% 18.818.625.267 - (721.435.891) 101.401.906 18.198.591.282 50,00% 4.812.888.430 - - (14.037.536) 4.798.850.894 - - 1.114.314.670 (1.114.314.670) - 103.260.421.105 186.457.497.140 392.878.779 2.983.917.696 293.094.714.720 - * melalui PT Karsa Citra Unggul, Anak Perusahaan ** dikonsolidasikan sejak 23 Desember 2010 (lihat Catatan 1d) Perusahaan telah melakukan penilaian kembali terhadap investasi pada Perusahaan Asosiasi (PT Java Paradise Island dan PT Indonesian Paradise Island) untuk posisi tanggal 31 Juli 2009 (setelah KuasiReorganisasi). Berdasarkan laporan penilaian independen KJPP Samsul Hadi, Wahyono Adi, Hendra Gunawan & Rekan (SAH & Rekan) No. PU.012.09 tertanggal 1 Desember 2009 untuk PT Java Paradise Island dan No. PU.013.09 tertanggal 1 Desember 2009 untuk PT Indonesian Paradise Island, terdapat kenaikan nilai investasi pada kedua Perusahaan Asosiasi yaitu PT Java Paradise Island sebesar Rp 2.402.949.682 dan PT Indonesian Paradise Island sebesar Rp 184.054.547.458 atau keduanya sebesar Rp 186.457.497.140 (lihat Catatan 33). 36 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 9. INVESTASI PADA PERUSAHAAN ASOSIASI (lanjutan) Penilaian kembali investasi pada Perusahaan Asosiasi menggunakan rekonsiliasi indikasi nilai yang diperoleh dari penggunaan metode Discounted Cash Flow dan Market Multiples Method (untuk investasi pada PT Java Paradise Island) dan rekonsiliasi indikasi nilai yang diperoleh dari penggunaan metode Discounted Cash Flow dan Adjusted Book Value (untuk investasi pada PT Indonesian Paradise Island). Perusahaan membukukan selisih penilaian kembali investasi pada Perusahaan Asosiasi sebesar Rp 186.457.497.140 ke dalam akun “Selisih Penilaian Kembali Investasi pada Perusahaan Asosiasi” yang merupakan komponen ekuitas sebelum Kuasi-Reorganisasi (Catatan 2t). Pada tanggal 23 Desember 2010, Perusahaan meningkatkan kepemilikannya pada IPI sebesar 16,25% dari 48,75% menjadi 65% melalui pembelian saham dari Dana Pensiun Bank Indonesia dengan biaya perolehan Rp 87.750.000.000. Pembelian saham ini telah dinyatakan dalam Akta Jual Beli Saham No. 243 tanggal 23 Desember 2010 yang dibuat di hadapan Humberg Lie, SH, SE, MKn, Notaris di Jakarta. Akibat peningkatan kepemilikan ini, IPI menjadi Anak Perusahaan dan laporan keuangannya dikonsolidasikan sejak 23 Desember 2010 (Catatan 1d). 10. ASET TETAP Akun ini terdiri dari: 1 Januari 2010 Nilai Tercatat Pemilikan Langsung Hak atas tanah 32.394.354.523 Bangunan dan prasarana 23.957.215.397 Peralatan dan perlengkapan 5.421.731.211 Kendaraan 464.434.099 Sub jumlah 62.237.735.230 Sewa Pembiayaan Kendaraan Jumlah Nilai Tercatat 290.000.000 62.527.735.230 37 Penambahan 2.359.500.000^^ 4.850.512.476 3.077.576.985# 89.881.920 1.640.500.000^^ 74.200.626.005# 1.101.039.114 12.011.443.954# 108.884.235* 591.595.173 869.572.119# 6.633.028.683 4.000.000.000^^ 108.884.235* 90.159.219.063# 492.250.000# 6.633.028.683 4.000.000.000^^ 108.884.235* 90.651.469.063# Pengurangan 31 Desember 2010 3.000.000.000 108.884.235* - 42.681.943.984 96.779.339.087 18.643.098.514 225.540.099** 1.700.061.292 3.000.000.000 108.884.235* 225.540.099** 159.804.442.877 30.000.000* 3.000.000.000 138.884.235* 225.540.099** 752.250.000 160.556.692.877 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 10. ASET TETAP (lanjutan) 1 Januari 2010 Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung Bangunan dan prasarana 8.506.934.666 Peralatan dan perlengkapan 3.601.929.512 Kendaraan 228.619.249 Sub jumlah 12.337.483.427 Sewa Pembiayaan Kendaraan 12.083.334 Jumlah Akumulasi Penyusutan 12.349.566.761 Nilai Buku 50.178.168.469 1 Januari 2009 Penambahan Pengurangan 31 Desember 2010 4.750.371.718 26.092.409.268# 1.784.258.461 6.438.239.282# 154.032.089 346.786.524# 1.787.500.000 37.562.215.652 - 11.824.427.255 - 729.437.862 6.688.662.268 32.877.435.074# 1.787.500.000 50.116.080.769 - 88.614.583 1.787.500.000 50.204.695.352 76.531.249 6.765.193.517 32.877.435.074# 110.351.997.525 Penambahan Pengurangan 31 Desember 2009 (Setelah Penyajian Kembali-Catatan 3) Nilai Tercatat Pemilikan Langsung Hak atas tanah Bangunan dan prasarana Peralatan dan perlengkapan Kendaraan 31.177.549.523 24.978.220.827 4.788.877.304 263.172.428 1.216.805.000* 315.888.465 660.269.151 223.190.099* 101.544.000^ 1.336.893.895* 27.415.244* 123.472.428 32.394.354.523 23.957.215.397 5.421.731.211 464.434.099 Sub Jumlah 61.207.820.082 976.157.616 1.439.995.099* 101.544.000^ 123.472.428 1.364.309.139* 62.237.735.230 101.544.000^ 290.000.000 123.472.428 1.364.309.139* 101.544.000^ 62.527.735.230 Sewa Pembiayaan Kendaraan Jumlah Nilai Tercatat 101.544.000 61.309.364.082 38 290.000.000 1.266.157.616 1.439.995.099* 101.544.000^ PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 10. ASET TETAP (lanjutan) 1 Januari 2009 Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung Bangunan dan prasarana Peralatan dan perlengkapan Kendaraan Sub Jumlah Sewa Pembiayaan Kendaraan Penambahan Pengurangan 31 Desember 2009 (Setelah Penyajian Kembali-Catatan 3) 7.251.240.196 2.899.457.007 206.995.269 1.255.694.470 702.472.505 35.041.116 74.042.500^ 87.459.636 8.506.934.666 3.601.929.512 228.619.249 10.357.692.472 1.993.208.091 74.042.500^ 87.459.636 12.337.483.427 71.927.000 Jumlah Akumulasi Penyusutan 10.429.619.472 Nilai Buku 50.879.744.610 14.198.834 2.007.406.925 74.042.500^ 74.042.500^ 12.083.334 87.459.636 74.042.500^ 12.349.566.761 50.178.168.469 *) Perubahan atas kenaikan dan penurunan nilai aset tetap dari hasil revaluasi aset tetap **) Penyesuaian ^) Reklasifikasi dari aset sewa pembiayaan ke pemilikan langsung ^^) Reklasifikasi dari uang muka perolehan tanah (Catatan 15) #) Aset Anak Perusahaan (IPI) yang dikonsolidasikan sejak 23 Desember 2010 Beban penyusutan dibebankan ke dalam beban operasi masing-masing adalah sebesar Rp 6.765.193.517 dan Rp 2.007.406.925 untuk tahun 2010 dan 2009. Penambahan aset tetap di tahun 2010 termasuk aset tetap Anak Perusahaan yang diakuisisi (PT Indonesian Paradise Island) dengan nilai buku Rp 57.774.033.989. Pada tahun 2008, Perusahaan memperoleh tanah yang berlokasi di Tebet, Jakarta berupa Hak Guna Bangunan (HGB) No. 2682 seluas 237 meter persegi atas nama Perusahaan. HGB tersebut akan jatuh tempo pada tahun 2021 dan menurut Perusahaan hak tersebut dapat diperpanjang pada saat jatuh tempo. Perusahaan menguasai sebidang tanah yang terletak di Tuban, Bali dengan Hak Guna Bangunan (HGB) No. 851 seluas 2.700 meter persegi atas nama Perusahaan. HGB tersebut akan jatuh tempo pada tahun 2034 dan menurut Perusahaan hak tersebut dapat diperpanjang pada saat jatuh tempo. Pada tahun 2010, Perusahaan memperoleh tanah yang terletak di Kuta, Bali dengan Hak Guna Bangunan (SHGB) No. 990/Kuta seluas 1.800 meter persegi atas nama Perusahaan (Catatan 15). HGB tersebut akan jatuh tempo pada tahun 2040 dan menurut Perusahaan dapat diperpanjang pada saat jatuh tempo Perusahaan telah melakukan penilaian kembali terhadap aset tetap berupa tanah, bangunan dan prasarana, peralatan dan perabotan hotel serta kendaraan untuk posisi tanggal 31 Juli 2009. Berdasarkan laporan penilaian independen KJPP Iskandar Asmawi Imam & Rekan No. 045.3/IAI-1/LP/IX/2009 dan No. 045.4/IAI-1/LP/IX/2009, keduanya tertanggal 4 September 2009, terdapat kenaikan nilai aset tetap sebesar Rp 75.685.960 (lihat Catatan 33). Penilaian kembali aset tetap tersebut menggunakan rekonsiliasi metode pendekatan biaya dan metode pendekatan pendapatan. Perusahaan membukukan surplus revaluasi aset tetap sebesar Rp 75.685.960 ke dalam akun “Surplus Revaluasi Aset Tetap” yang merupakan komponen ekuitas sebelum Kuasi-Reorganisasi (Catatan 2t). 39 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 10. ASET TETAP (lanjutan) PT Eka Ilalang Suryadinamika (EIS), Anak Perusahaan, memiliki 4 (empat) bidang tanah seluas 12.498 meter persegi yang terletak di Sentul City, Jalan Gatot Subroto, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, sesuai dengan akta jual beli No. 121/2007, No 122/2007, No 123/2007, No. 124/2007, No. 125/2007, No. 126/2007, No. 127/2007 dan No. 128/2007 tertanggal 18 Juni 2007 dari Niken Larasati, S.H., Notaris PPAT di Bogor. Sampai dengan tanggal laporan auditor independen, hak tanah masih dalam proses balik nama menjadi atas nama EIS. PT Langgeng Cipta Karya (LCK), Anak Perusahaan, mempunyai 1 (satu) bidang tanah seluas 2.120 meter persegi yang terletak di desa Kedewatan, Ubud, Bali, dengan hak legal berupa Sertifikat Hak Milik (SHM) No. 2361/Desa Kedewatan atas nama I Gusti Ngurah Oka Budiasa. Sampai dengan tanggal laporan auditor independen, hak tanah masih dalam proses balik nama menjadi atas nama LCK. PT Retzan Indonusa (RIN), Anak Perusahaan, memiliki 2 (dua) bidang tanah yang terletak di Kecamatan Batam Kota, Kelurahan Teluk Tering, Batam, Kepulauan Riau dengan luas 5.638 meter persegi dan 1.361 meter persegi dengan hak legal berupa Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) selama 30 tahun yang berakhir pada tahun 2018. RIN juga memiliki bangunan berikut tanah yang terletak di Komplek Center Point, Pulau Batam dengan hak legal berupa Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) yang akan berakhir pada tahun 2018. Manajemen RIN berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang sah. Pada tahun 2010, PT Grahatama Indah Lestari (GIL), anak perusahaan PT Mega Biru Selaras (Anak Perusahaan) menjual bangunan yang nilai bukunya sebesar Rp 1.212.500.000 dengan harga jual sebesar Rp 4.231.660.848 sehingga GIL memperoleh laba penjualan aset tetap sebesar Rp 3.019.160.848 yang disajikan sebagai penghasilan lain-lain pada laporan laba rugi konsolidasi. Aset tetap Perusahaan dan Anak Perusahaan tertentu, kecuali tanah, diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 48,938 miliar (Perusahaan), Rp 82,358 miliar dan US$ 100,000 (Anak Perusahaan) pada tanggal 31 Desember 2010 serta sebesar Rp 46,2 miliar (Perusahaan) pada tanggal 31 Desember 2009. Manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas risiko tersebut. Aset tetap Perusahaan dan Anak Perusahaan digunakan sebagai jaminan atas pinjaman jangka panjang (Catatan 22). Berdasarkan penelaahan manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan, tidak terdapat kejadiankejadian atau perubahan-perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai aset tetap pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009. 40 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 11. HAK ATAS SEWA TANAH JANGKA PANJANG Akun ini merupakan pembayaran hak atas sewa tanah yang direncanakan untuk dikembangkan oleh Anak Perusahaan dengan rincian sebagai berikut: 2010 Hak sewa apartemen fX Residence, Jakarta (lihat Catatan 31c) Uang muka hak sewa tanah Hak pemanfaatan tanah di Jalan AM Sangaji, Yogyakarta (lihat Catatan 31c) Hak sewa tanah di Ubud, Bali (lihat Catatan 31c) 2009 (Disajikan Kembali Catatan 3) 40.810.000.000 5.801.805.938 5.716.652.438 816.816.000 587.200.000 816.816.000 450.000.000 Jumlah Akumulasi amortisasi hak sewa 48.015.821.938 (301.853.467) 6.983.468.438 (255.052.933) Bersih 47.713.968.471 6.728.415.505 Uang muka hak sewa tanah merupakan pembayaran di muka atas hak sewa beberapa tanah seluas 472.410 meter persegi dengan jangka waktu sewa selama 30 tahun yang terletak di Desa Buahan Kaja, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar, Bali oleh PT Grahatama Indah Lestari (GIL), anak perusahaan PT Mega Biru Selaras (Anak Perusahaan). 12. TANAH YANG BELUM DIKEMBANGKAN PT Karsa Citra Unggul (KCU), Anak Perusahaan, memiliki 2 bidang tanah yang belum dikembangkan seluas 20.000 meter persegi yang terletak di Kelurahan Kuta, Kecamatan Badung, Bali, dengan hak legal berupa Sertifikat Hak Milik (SHM) No. 5327 seluas 10.000 meter persegi dan SHM No. 5315 seluas 10.000 meter persegi masing-masing atas nama A.A. Ngurah Mayun dan A.A. Putu Oka Wijaya. Sampai dengan tanggal laporan auditor independen, hak atas tanah masih dalam proses balik nama menjadi atas nama KCU. Harga perolehan tanah ini sebesar Rp 11.059.895.000. PT Cakra Guna Dharma Eka (CGDE), anak perusahaan PT Mega Biru Selaras (Anak Perusahaan), memiliki beberapa bidang tanah yang belum dikembangkan dengan total luas 622.815 meter persegi yang terletak di Desa Waleo, Manado, Sulawesi Utara yang telah disertifikasi atas nama CGDE yang terdiri dari 24 (dua puluh empat) Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) yang terdiri dari SHGB No. 01/Desa Waleo sampai dengan No. 23/Desa Waleo tanggal 4 September 2003; dan SHGB No. 1/Desa Makalisung tanggal 4 September 2003. Harga perolehan tanah ini sebesar Rp 1.555.015.798. 41 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 13. GOODWILL a. Goodwill Positif 2010 Perusahaan: PT Indonesian Paradise Island (IPI) PT Saranausaha Jaya (SJ) PT Dinamika Putra Perkasa (DPP) Anak Perusahaan PT Dinamika Putra Pratama (DPP) PT Mega Biru Selaras (MBS) - Jumlah 2009 (Disajikan Kembali Catatan 3) 239.383.865.993 10.786.166 6.237.781 13.662.477 7.830.406 590.804.106 6.549.790 85.058.701 239.998.243.836 106.551.584 Goodwill positif untuk IPI terdiri dari transaksi akuisisi pada tanggal 23 Desember 2010 sejumlah Rp 55.329.318.535 (lihat Catatan 1d) dan selisih revaluasi atas Kuasi-Reorganisasi pada tanggal 31 Juli 2009 sejumlah Rp 184.054.547.458 (lihat Catatan 9 dan 33). Goodwill positif atas SJ dan DPP berasal dari Penggabungan Usaha antara Perusahaan dan TSW, sedangkan untuk DPP merupakan goodwill atas akuisisi PT Magna Terra dan untuk MBS merupakan goodwill atas akuisisi PT Grahatama Indah Lestari. b. Goodwill Negatif Akun ini merupakan selisih lebih nilai buku atas biaya perolehan akuisisi PT Cakra Guna Dharma Eka oleh PT Mega Biru Selaras, Anak Perusahaan. 14. BIAYA DITANGGUHKAN 2010 2009 (Disajikan Kembali Catatan 3) Saldo awal Penambahan selama tahun berjalan 2.633.866.639 19.178.051.418 1.514.438.305 1.119.428.334 Saldo akhir Amortisasi: - Saldo awal - Amortisasi tahun berjalan 21.811.918.057 2.633.866.639 Jumlah 21.035.147.145 (79.359.212) (697.411.700) (79.359.212) 2.554.507.427 Biaya ditangguhkan merupakan biaya perolehan hak kepemilikan tanah dan hak guna bangunan dan diamortisasi sepanjang periode hak atas tanah atau umur ekonomis tanah, mana yang lebih pendek, dengan metode garis lurus. Penambahan biaya ditangguhkan pada tahun 2010 termasuk biaya ditangguhkan Anak Perusahaan yang dikonsolidasi pada akhir tahun 2010 dengan nilai buku Rp 10.685.442.298. 42 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 15. UANG MUKA PEROLEHAN ASET TETAP 2009 (Disajikan Kembali Catatan 3) 2010 Uang muka perolehan tanah di Desa Waleo, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara Uang muka perolehan tanah di Batam, Riau Uang muka perolehan tanah dan bangunan Hotel Bali Prani di Kuta, Bali Jumlah 4.697.363.248 200.000.000 4.368.813.248 - - 2.847.954.800 4.897.363.248 7.216.768.048 PT Cakra Guna Dharma Eka (CDGE), anak perusahaan PT Mega Biru Selaras (Anak Perusahaan), melakukan pembayaran uang muka perolehan tanah atas 34 (tiga puluh empat) bidang tanah dengan total luas 506.660 meter persegi di Desa Waleo, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. Sampai dengan tanggal laporan auditor independen, proses pengambilalihan tanah tersebut di atas masih dalam pengurusan perijinan. Jumlah uang muka perolehan tanah yang dibayar sampai dengan tanggal 31 Desember 2010 sebesar Rp 4.697.363.248. Pada tahun 2010, PT Retzan Indonusa (RIN), Anak Perusahaan, melakukan pembayaran uang muka perolehan tanah sebesar Rp 200.000.000 untuk perolehan tanah yang terletak di Propinsi Riau, Kotamadya Daerah Kota Batam, Kecamatan Sekupang, Kelurahan Patam Lestari seluas 5.000 meter persegi. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2009, Perusahaan telah melakukan pembayaran uang muka perolehan tanah yang terletak di Kuta, Bali seluas 1.800 meter persegi atas nama I Gusti Ngurah Oka Suryawan dengan kepemilikan Hak Milik nomor 3288 dan bangunan atas nama I Gusti Ketut Gede yang telah memiliki Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) Nomor 546 tahun 1996, seluruhnya sejumlah Rp 2.847.954.800. Di atas tanah tersebut berdiri bangunan Hotel Bali Prani. Namun, karena tanah dan bangunan tersebut dijadikan sebagai jaminan hutang kepada Bank Eksekutif oleh pemiliknya, maka pembayaran pembelian tanah dan bangunan dilakukan sesuai dengan kesepakatan sebagai berikut: - Tahap pertama sebesar Rp 500.000.000 dibayarkan manajemen langsung kepada Bank Eksekutif. - Tahap kedua sebesar Rp 2.347.954.800 dibayarkan manajemen kepada Bank Eksekutif selama dua belas kali angsuran tiap bulan sebesar Rp 195.662.900 sejak 24 Januari 2009 sampai dengan 24 Desember 2009. - Tahap ketiga sebesar Rp 1.152.045.200 dibayarkan manajemen sebagai pelunasan kepada pemilik tanah. Pada tanggal 26 Januari 2010, manajemen telah melakukan pembayaran tahap ketiga sebesar Rp 1.152.045.200 yang dinyatakan dalam surat pernyataan pelunasan bermaterai. Selanjutnya perolehan tanah ini dinyatakan dalam Akta Jual Beli No. 87/2010 tanggal 23 November 2010 di hadapan Ambo Enre, SH, Notaris di Badung, Bali dan disertifikasi dengan hak legal berupa Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) No. 990/Kuta tanggal 27 Desember 2010 atas nama Perusahaan, sehingga uang muka perolehan aset tetap telah direklasifikasi menjadi aset tetap (Catatan 10). 43 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 16. ASET TIDAK LANCAR LAINNYA Akun ini terutama merupakan akumulasi pembiayaan untuk renovasi pembangunan dan pengembangan hotel dan pusat perbelanjaan yang terdiri dari: 2009 (Disajikan Kembali 2010 Catatan 3) Pembangunan hotel dan pusat perbelanjaan Pembiayaan dan beban keuangan Arsitektur dan design interior Lain-lain 131.183.652.235 14.417.358.131 12.070.370.293 4.652.364.929 3.014.337.967 1.504.020.178 314.443.624 Jumlah 162.323.745.588 4.832.801.769 Rincian proyek pembiayaan renovasi pembangunan dan pengembangan hotel dan pusat perbelanjaan adalah sebagai berikut: Keterangan Perusahaan Anak Perusahaan: - PT Indonesian Paradise Island - PT Retzan Indonusa - PT Mega Biru Selaras dan Anak Perusahaan - PT Aneka Bina Laras dan Anak Perusahaan - PT Dinamika Putra Perkasa dan Anak Perusahaan - PT Karsa Citra Unggul dan Anak perusahaan - PT Saranausaha Jaya Proyek Pembiayaan Hotel Harris Tuban Extetion, Bali Sahid Kuta Lifestyle Resort (Hotel Sheraton Bali Kuta Resort dan Lifestyle Center Beachwalk) Hotel Harris Batam Center, Batam Perkiraan Tahun Saldo Penyelesaian 31 Desember 2010 2012 37.910.318 2012 115.716.248.863 2011 17.015.805.709 Water Park, Bali HARRIS suites fX SUDIRMAN, Jakarta 2011 15.532.498.480 2011 8.095.626.718 Cikini Gold Center, Jakarta 2012 2.968.223.931 2011 1.433.077.691 2013 2013 860.000.000 664.353.878 Hotel Harris Pop, Manado Renovasi Pasar Pramuka, Jakarta - PT Eka Ilalang Suryadinamika Harris Hotel Sentul Jumlah 162.323.745.588 44 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 17. HUTANG USAHA Akun ini merupakan hutang kepada pihak ketiga yang timbul antara lain untuk pembelian makanan, minuman dan perlengkapan hotel dengan rincian sebagai berikut: 2010 2009 (Disajikan Kembali Catatan 3) King Koil Jakarta PT Trust Surya Barutama Mandiri UD Denita Jaya Umbah Laundry Putra Mandiri Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 50 juta) 154.496.751 97.306.540 91.136.417 67.681.000 59.505.600 1.918.770.550 449.812.376 Jumlah 2.388.896.858 449.812.376 Rincian umur hutang usaha dengan pihak ketiga berdasarkan tanggal faktur adalah sebagai berikut: 2010 2009 (Disajikan Kembali Catatan 3) 1 - 30 hari 31- 60 hari 61- 90 hari Lebih dari 90 hari 1.832.112.242 405.851.652 118.712.709 32.220.255 284.472.196 92.860.121 29.141.174 43.338.885 Jumlah 2.388.896.858 449.812.376 45 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 18. HUTANG LAIN-LAIN Akun ini terdiri dari: 2010 Hutang atas renovasi pembangunan dan pengembangan Hotel dan Pusat Perbelanjaan: PT Waskita Karya Wickhams Cay Holdings Limited Helios Capital PT Cipta Indomegah Bangun Citra PT Developing Indonesia Prakasita Lain-lain 2009 (Disajikan Kembali Catatan 3) 11.197.240.179 7.318.674.000 1.945.000.000 645.000.000 157.399.901 660.046.538 774.000.000 393.090.000 Jumlah hutang atas renovasi dan pengembangan Perolehan aset tetap Setoran jaminan tamu Jasa pelayanan dan sisa penyisihan atas kerugian dan kerusakan peralatan hotel dan restoran Pendapatan ditangguhkan Lain-lain 21.923.360.618 4.203.984.267 1.027.376.319 1.167.090.000 342.336.216 911.130.467 993.181.255 2.250.493.388 152.104.754 116.666.667 3.666.206.661 Jumlah 31.309.526.314 5.444.404.298 Perolehan aset tetap terdiri dari: Sisa pembayaran cicilan pembelian aset tetap tanah PT Eka Ilalang Suryadinamika, Anak Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 sebesar Rp 2.500.000.000 yang akan dibayar secara bulanan terakhir jatuh tempo pada tanggal 20 Mei 2011. Hutang atas perolehan aset tetap PT Aneka Bina Laras, Anak Perusahaan sebesar Rp 1.703.984.267. Setoran jaminan tamu merupakan uang muka yang disetor tamu atas pemakaian kamar dan ruangan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009. 19. PERPAJAKAN a. Pajak Dibayar Di Muka Akun ini terdiri dari: 2010 2009 (Disajikan Kembali Catatan 3) Pajak Penghasilan Pasal 4 (2) Pajak Pertambahan Nilai 321.624.000 5.645.392.364 140.308.032 Jumlah 5.967.016.364 140.308.032 46 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 19. PERPAJAKAN (lanjutan) b. Hutang Pajak 2010 2009 (Disajikan Kembali Catatan 3) Pajak Pembangunan I Pajak Penghasilan Pasal 21 Pasal 23 Pasal 26 Pasal 4 (2) Pasal 29 815.016.829 642.932.383 154.481.023 66.338.213 87.487.994 1.026.299.730 98.407 70.339.661 26.550.453 50.371.259 - Jumlah 2.149.722.196 790.193.756 c. Rekonsiliasi antara laba sebelum beban pajak penghasilan, seperti yang disajikan pada laporan laba rugi konsolidasi dan taksiran penghasilan kena pajak untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: 2009 (Disajikan Kembali 2010 Catatan 3) Laba sebelum beban pajak penghasilan menurut laporan laba rugi konsolidasi Rugi sebelum pajak TSW Rugi sebelum pajak Anak Perusahaan Bagian Perusahaan atas laba bersih Perusahaan Asosiasi Laba sebelum pajak - Perusahaan Beda waktu: Imbalan kerja karyawan Penyisihan piutang ragu-ragu Pembayaran hutang sewa guna usaha Penyusutan aset tetap Penyusutan aset sewa pembiayaan Beban bunga sewa pembiayaan 24.043.635.603 1.487.589.550 6.011.678.165 2.688.768.826 - (2.984.681.698) (4.010.867.996) 22.546.543.455 4.689.578.995 267.173.515 (117.876.779) (68.892.000) 63.849.953 (31.249.999) 19.147.341 Beda tetap: Laba atas penjualan investasi efek Penurunan nilai investasi efek Jasa giro dan bunga deposito Jamuan Lain-lain (21.863.830.416) (235.101.840) (84.368.814) 15.175.096 - Taksiran laba fiskal tahun berjalan (dipindahkan) 47 510.569.512 146.371.873 113.804.913 342.189.486 12.083.333 8.010.449 (4.999.209.280) (6.560.381) 482.401 306.751.789 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 19. PERPAJAKAN (lanjutan) 2010 d. 510.569.512 2009 (Disajikan Kembali Catatan 3) Taksiran laba fiskal tahun berjalan (pindahan) Rugi fiskal awal tahun yang dapat dikompensasikan: Tahun 2007 Tahun 2006 Tahun 2005 Tahun 2004 306.751.789 (573.620.233) (1.956.574.653) (58.050.714) - (573.620.233) (1.956.574.653) (58.050.714) (510.092.068) Taksiran Rugi Fiskal Akhir Tahun (2.077.676.088) (2.791.585.879) Manfaat (beban) pajak penghasilan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: 2009 (Disajikan Kembali 2010 Catatan 3) Pajak kini: Anak Perusahaan (8.128.750) - Pajak tangguhan: Perusahaan: Penyusutan aset tetap Imbalan kerja karyawan Penyisihan piutang ragu-ragu Sewa pembiayaan Penyisihan penurunan nilai saham Rugi fiskal 125.592.385 66.793.379 (33.219.195) 2.128.773 (290.746.973) 85.547.371 36.592.968 33.219.195 5.023.446 (914.118.232) - Jumlah (129.451.631) (753.735.252) Anak Perusahaan yang diakuisisi: Imbalan kerja karyawan Penyusutan aset tetap 277.800.935 (524.850.019) - Jumlah (247.049.084) - Anak Perusahaan: Rugi fiskal Imbalan kerja karyawan Penyusutan aset tetap Sewa pembiayaan Biaya provisi ditangguhkan 294.760.523 18.103.254 528.875 (153.259.615) Jumlah (1.689.518.674) 168.182 2.908.813 (5.501.877) - 160.133.037 (1.691.943.556) Jumlah Pajak Tangguhan (216.367.678) (2.445.678.808) Jumlah Beban Pajak Penghasilan (224.496.428) 48 (2.445.678.808) PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 19. PERPAJAKAN (lanjutan) e. Rincian aset (kewajiban) pajak tangguhan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: 2010 Perusahaan: Imbalan kerja karyawan Penyisihan piutang ragu-ragu Sewa pembiayaan Penyusutan aset tetap 2009 (Disajikan Kembali Catatan 3) 339.847.688 7.152.219 (173.493.446) 273.054.309 33.219.195 5.023.446 (299.085.831) 173.506.461 12.211.119 Anak Perusahaan yang diakuisisi: Imbalan kerja karyawan Penyusutan aset tetap 1.085.181.979 1.041.943.154 - Jumlah 2.127.125.133 - Jumlah Anak Perusahaan: Rugi fiskal Imbalan kerja karyawan Penyusutan aset tetap Biaya provisi ditangguhkan Jumlah Jumlah aset pajak tangguhan - bersih 817.549.097 137.010.284 3.437.688 (153.259.615) 931.184.289 1.258.288 2.908.813 - 804.737.454 935.351.390 3.105.369.048 947.562.509 Pada bulan September 2008, Undang-undang No. 7 Tahun 1983 mengenai “Pajak Penghasilan” diubah untuk keempat kalinya dengan Undang-undang No. 36 Tahun 2008. Perubahan tersebut juga mencakup perubahan tarif pajak penghasilan badan dari sebelumnya menggunakan tarif pajak bertingkat menjadi tarif tunggal yaitu 28% untuk tahun fiskal 2009 dan 25% untuk tahun fiskal 2010 dan seterusnya. 49 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 20. BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR Akun ini terdiri dari: 2010 2009 (Disajikan Kembali Catatan 3) Jasa profesional Gaji, upah dan tunjangan karyawan Listrik, air dan bahan bakar Lain-lain 4.860.415.439 464.135.075 311.026.622 1.029.798.255 281.291.795 97.999.176 240.287.115 182.467.027 Jumlah 6.665.375.391 802.045.113 21. SEWA DITERIMA DI MUKA 2010 Uang muka pemesanan atas persewaan ruang pada pusat perbelanjaan Cikini Gold Center, Jakarta Uang muka persewaan unit hunian apartemen fX Residence, Jakarta Jumlah 2009 (Disajikan Kembali Catatan 3) 14.195.294.149 - 4.088.005.200 - 18.283.299.349 - 22. PINJAMAN JANGKA PANJANG 2010 2009 (Disajikan Kembali Catatan 3) Dolar Amerika Serikat Global Emerging Markets Specialist Capital Pte Ltd (US$ 9,000,000) 80.919.000.000 - Rupiah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Windu Kentjana International Tbk PT Bank Victoria International Tbk 24.624.000.000 9.000.000.000 8.605.945.538 - 42.229.945.538 - 123.148.945.538 - Jumlah 50 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 22. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) Global Emerging Markets Specialist Capital Pte Ltd Pada tanggal 17 Desember 2010, Perusahaan menerima pinjaman dari Global Emerging Markets Specialist Capital Pte Ltd sebesar USD 9,000,000 yang digunakan untuk modal kerja Perusahaan. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 3% per tahun dan jatuh tempo dalam waktu 5 tahun sejak tanggal pencairan pinjaman. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) Pada tanggal 13 Desember 2010, PT Indonesian Paradise Island (IPI), Anak Perusahaan, menerima fasilitas kredit investasi dengan jumlah maksimum sebesar Rp 463.838.265.098 yang ditujukan untuk pembangunan Sahid Kuta Lifestyle Resort (Hotel Sheraton Bali dan Lifestyle Center Beachwalk) di Bali. Pencairan pinjaman dilakukan secara bertahap selama proses pembangunan dilakukan. Pada tahap awal, pinjaman telah dicairkan sebesar Rp 24,624 miliar. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal 12 Juni 2018 termasuk masa tenggang selama 27 bulan dan dikenakan bunga sebesar 12% per tahun. Pinjaman ini dijamin dengan tanah dan bangunan IPI yang terletak di Kuta, Bali dengan SHGB No. 975, 978 dan 980 (Catatan 10), saham-saham IPI, Letter of Undertaking dan Letter of Guarantee dari salah satu Komisaris IPI untuk membeli kembali aset yang dijaminkan, dan jaminan perusahaan dari Perusahaan. PT Bank Windu Kentjana International Tbk (Bank Windu) Pada tanggal 2 November 2010, Perusahaan menerima fasilitas kredit Installment Loan I dan II (Fasilitas IL-1 dan IL-2) dari Bank Windu dengan jumlah maksimum masing-masing sebesar Rp 28,2 mlliar dan Rp 18 miliar yang ditujukan untuk pembangunan Hotel “Pop” Harris, Yogyakarta dan pengembangan serta renovasi HARRIS suites fX SUDIRMAN, Jakarta. Fasilitas IL-1 diberikan untuk jangka waktu 8 tahun termasuk masa tenggang selama 18 bulan sedangkan Fasilitas IL-2 diberikan untuk jangka waktu 6 tahun termasuk masa tengang selama 12 bulan. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 12% per tahun dan dijamin dengan tanah dan bangunan milik Perusahaan (Catatan 10), saham Anak Perusahaan PT Karsa Citra Unggul yang ada dalam PT Kega Property Utama dan saham Perusahaan yang ada dalam PT Aneka Bina Laras. Pinjaman dicairkan secara bertahap selama proses pembangunan dan pengembangan serta renovasi dilakukan. Pada tanggal 31 Desember 2010, pinjaman telah dicairkan sebesar Rp 9 miliar. PT Bank Victoria International Tbk (Bank Victoria) Pada tanggal 5 April 2010, RIN memperoleh fasilitas pinjaman kredit investasi dengan jumlah maksimum sebesar Rp 63 miliar dari Bank Victoria. Tingkat bunga per tahun untuk fasilitas ini sebesar 13% dan jatuh tempo dalam 78 bulan termasuk masa tenggang selama 18 bulan. Fasilitas ini dijamin dengan aset tetap berupa bangunan hotel yang akan dibangun dan tanah RIN dengan SHGB No. 3896/Teluk Tering – Batam (Catatan 10), seluruh saham RIN, jaminan perusahaan atas nama Perusahaan dan PT Anugerah Nusaraya, pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Sesuai perjanjian, RIN diwajibkan memenuhi batasan-batasan tertentu yang ditetapkan antara lain memberikan informasi perkembangan usaha. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2010, RIN mencatat saldo pinjaman sebesar Rp 8.261.785.538, setelah memperhitungkan amortisasi biaya provisi pinjaman. 51 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 22. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) PT Bank Victoria International Tbk (Bank Victoria) (lanjutan) Pada tanggal 5 April 2010, KCU memperoleh fasilitas Kredit Investasi dari Bank Victoria dengan jumlah maksimum pinjaman sebesar Rp 25 milyar yang akan jatuh tempo pada tanggal 5 Oktober 2016 termasuk masa tenggang selama 18 bulan dan dikenakan bunga sebesar 13% per tahun. Pencairan pinjaman dilakukan secara bertahap selama proses pembangunan dilakukan. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2010, KCU telah menggunakan fasilitas pinjaman tersebut sebesar Rp 344.160.000. 23. HAK MINORITAS 2010 Hak minoritas atas aset bersih Anak Perusahaan: PT Indonesian Paradise Island PT Aneka Bina Laras dan Anak Perusahaan PT Eka Ilalang Suryadinamika PT Dinamika Putra Perkasa dan Anak Perusahaan PT Langgeng Cipta Karya PT Saranausaha Jaya PT Mega Biru Selaras dan Anak Perusahaan PT Karsa Citra Unggul dan Anak Perusahaan PT Retzan Indonusa Jumlah 2009 (Disajikan Kembali Catatan 3) 69.829.160.079 19.332.297.231 12.225.707.621 4.466.596.117 2.878.710.303 1.979.029.537 799.742.367 781.331.596 20.757.798 12.249.596.406 234.485.000 2.958.034.528 2.235.196.031 834.773.522 787.840.507 26.705.850 112.313.332.649 19.326.631.844 Hak minoritas atas rugi (laba) bersih Anak Perusahaan: PT Dinamika Putra Perkasa dan Anak Perusahaan PT Aneka Bina Laras dan Anak Perusahaan PT Saranausaha Jaya PT Langgeng Cipta Karya PT Mega Biru Selaras dan Anak Perusahaan PT Eka Ilalang Suryadinamika PT Karsa Citra Unggul dan Anak Perusahaan PT Retzan Indonusa PT Indonesian Paradise Island 1.475.895.230 664.612.769 256.166.494 79.324.224 35.031.156 23.888.785 6.608.911 5.948.052 (4.749.335.691) 206.250 3.037.242 (1.848.682) 32.000.771 1.251.490 10.029.330 115.728 - Jumlah (2.201.860.070) 44.792.129 52 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 24. MODAL SAHAM Susunan pemegang saham dan kepemilikan saham Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 dari Biro Administrasi Efek PT Adimitra Transferindo adalah sebagai berikut: 2010 Pemegang Saham Jumlah Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh RBS Coutts Bank Ltd Singapore PT Grahatama Kreasibaru BSI Bank Limited Agoes Soelistyo Santoso (Direktur Utama) Patrick Santosa Rendradjaja (Direktur) Diana Solaiman (Direktur) Karel Patipeilohy (Komisaris) Lain-lain Jumlah Persentase Pemilikan Jumlah 949.000.000 946.675.350 223.000.000 10.000.000 5.000.000 3.750.000 1.000.000 272.378.250 39,36% 39,27% 9,25% 0,41% 0,21% 0,16% 0,04% 11,30% 94.900.000.000 94.667.535.000 22.300.000.000 1.000.000.000 500.000.000 375.000.000 100.000.000 27.237.825.000 2.410.803.600 100,00% 241.080.360.000 2009 Pemegang Saham Jumlah Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh Anemone Continental S.A. BVI CGMI 1 Client Segreagated Secs PT Grahatama Kreasibaru Agoes Soelistyo Santoso (Direktur Utama) Patrick Santosa Rendradjaja (Direktur) Diana Solaiman (Direktur) Karel Patipeilohy (Komisaris) Lain-lain Jumlah Persentase Pemilikan Jumlah 949.000.000 223.000.000 129.861.000 10.000.000 5.000.000 3.500.000 1.000.000 272.639.000 59,54% 13,99% 8,15% 0,63% 0,31% 0,22% 0,06% 17,10% 94.900.000.000 22.300.000.000 12.986.100.000 1.000.000.000 500.000.000 350.000.000 100.000.000 27.263.900.000 1.594.000.000 100,00% 159.400.000.000 Sehubungan dengan penggabungan usaha PT Tirta Saga Wangi (TSW) ke dalam Perusahaan pada tanggal 1 Juni 2010, setiap pemegang saham TSW akan mendapatkan 4,7 saham Perusahaan yang diterbitkan dengan nilai nominal Rp 100 (nilai penuh) per saham. Dengan demikian INPP menerbitkan saham sebanyak 816.803.600 saham (Catatan 1b) 53 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 25. PENDAPATAN USAHA Akun ini terdiri dari: 2010 Kamar Makanan dan minuman Telepon Lainnya Jumlah 2009 (Disajikan Kembali Catatan 3) 45.553.695.077 11.900.237.506 125.034.739 1.900.499.827 10.310.987.134 2.522.364.146 24.033.175 403.740.810 59.479.467.149 13.261.125.265 Tidak terdapat pendapatan sebesar 10% atau lebih kepada pihak tertentu. 26. BEBAN DEPARTEMENTALISASI Akun ini terdiri dari: 2010 2009 (Disajikan Kembali Catatan 3) Beban Langsung: Makanan dan minuman Telepon Departemen lainnya 3.650.648.631 43.444.224 426.026.194 760.604.206 12.306.603 114.887.479 Jumlah Beban Langsung 4.120.119.049 887.798.288 Gaji dan Beban Pegawai Lainnya 5.035.671.673 862.331.082 Beban Departemen Lainnya: Perlengkapan Binatu Musik dan jamuan Peralatan kantor Lain-lain 1.164.979.490 790.820.670 287.118.725 170.945.843 2.371.097.638 105.395.061 168.625.899 20.601.284 13.047.927 661.336.537 Jumlah Beban Departemen Lainnya 4.784.962.366 969.006.708 13.940.753.088 2.719.136.078 Jumlah 54 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 27. BEBAN USAHA Akun ini terdiri dari: 2010 2009 (Disajikan Kembali Catatan 3) Beban penjualan: Promosi dan iklan Gaji, upah dan tunjangan lainnya 3.676.606.056 1.179.128.801 542.416.600 150.775.684 Jumlah beban penjualan 4.855.734.857 693.192.284 Beban umum dan administrasi: Pemeliharaan dan listrik Gaji, upah dan tunjangan lainnya Lain-lain 5.528.500.957 3.825.091.318 1.942.764.152 1.361.553.568 1.091.770.200 1.325.728.609 11.296.356.427 3.779.052.377 16.152.091.284 4.472.244.661 Jumlah beban umum dan administrasi Jumlah 28. BEBAN USAHA PEMILIK Akun ini terdiri dari: 2010 Gaji, upah dan tunjangan karyawan Jasa profesional Representasi dan jamuan Lain-lain Jumlah 2009 (Disajikan Kembali Catatan 3) 7.163.778.479 3.568.287.073 69.923.450 8.825.686.975 2.519.528.007 1.594.413.347 1.151.730 1.463.042.334 19.627.675.977 5.578.135.418 29. KEWAJIBAN IMBALAN KERJA KARYAWAN Perusahaan dan Anak Perusahaan mencatat penyisihan imbalan kerja untuk karyawannya yang telah mencapai usia pensiun yaitu 55 tahun sesuai dengan Undang-Undang No. 13 tahun 2005 tanggal 25 Maret 2005. Imbalan kerja tersebut tidak didanai. Tabel berikut ini merangkum komponen-komponen atas beban penyisihan imbalan kerja yang diakui Perusahaan dan Anak Perusahaan di laporan laba rugi konsolidasi dan penyisihan imbalan kerja yang diakui di neraca konsolidasi berdasarkan penilaian aktuaria yang dilakukan oleh PT Dian Artha Tama, aktuaris independen, seluruhnya untuk Perusahaan dan Anak Perusahaan berdasarkan laporannya masing-masing pada tanggal 17 Januari 2011 dan 29 Januari 2010 untuk tahun 2010 dan 2009. 55 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 29. KEWAJIBAN IMBALAN KERJA KARYAWAN (lanjutan) a. Beban penyisihan imbalan kerja karyawan - bersih 2010 b. Biaya jasa kini Biaya bunga Amortisasi atas keuntungan aktuarial Amortisasi atas penyesuaian akibat perbedaan antara asumsi aktuarial dan kenyataan Beban jasa lalu 1.461.202.772 302.756.447 (18.710.216) Beban penyisihan imbalan kerja karyawan 1.724.247.882 (22.546.476) 1.545.355 153.301.670 43.297.416 (43.489.516) 323.036 1.494.469 154.927.075 Kewajiban imbalan kerja karyawan 2010 c. 2009 (Disajikan Kembali Catatan 3) 2009 (Disajikan Kembali Catatan 3) Nilai kini kewajiban imbalan kerja karyawan Keuntungan aktuarial yang belum diakui 5.022.725.336 1.029.830.385 974.528.538 140.925.124 Kewajiban imbalan kerja karyawan 6.052.555.721 1.115.453.662 Mutasi kewajiban imbalan kerja untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: 2010 2009 (Disajikan Kembali Catatan 3) Saldo awal tahun Kewajiban imbalan kerja Anak Perusahaan yang diakuisisi Beban penyisihan imbalan kerja tahun berjalan Pembayaran tahun berjalan 1.115.453.662 960.526.587 3.229.524.177 1.724.247.882 (16.670.000) 154.927.075 - Saldo akhir tahun 6.052.555.721 56 1.115.453.662 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 29. KEWAJIBAN IMBALAN KERJA KARYAWAN (lanjutan) Asumsi dasar yang digunakan Perusahaan dan Anak Perusahaan dalam menentukan kewajiban imbalan kerja karyawan pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: 2009 (Disajikan Kembali Catatan 3) 2010 Tingkat diskonto Tingkat kenaikan upah (gaji) Usia pensiun 10% per tahun 8% per tahun 55 tahun 8% per tahun 8% per tahun 55 tahun 30. ASET DAN KEWAJIBAN DALAM MATA UANG ASING Saldo aset dan kewajiban dalam mata uang asing serta konversinya ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs rata-rata beli dan jual uang kertas asing dan/atau kurs transaksi yang ditetapkan oleh Bank Indonesia masing-masing pada tanggal neraca konsolidasi adalah sebagai berikut: 2010 Mata Uang Asing Aset Kas dan setara kas US$ SIN$ RM 956,878 2,465 3 Jumlah Aset Setara Rupiah 8.603.379.823 17.209.227 8.456 8.620.597.506 Kewajiban Pinjaman jangka panjang US$ 9,000,000 Kewajiban - Bersih 80.919.000.000 72.298.402.494 2009 (Disajikan kembali Catatan 3) Mata Uang Asing Aset Kas dan setara kas US$ SIN$ RM 25,615 4,448 3 Setara Rupiah 240.785.136 29.795.888 7.967 270.588.991 57 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 31. PERJANJIAN PENTING, IKATAN DAN KONTIJENSI a. Perjanjian Lisensi Merek Usaha dan Merek Dagang (Tradename and Trademark License Agreement) Pada tanggal 1 Oktober 2002, Perusahaan menandatangani perjanjian lisensi merek usaha dan merek dagang (Tradename and Trademark License Agreement) dengan Harris International Hotels Corporation, British Virgin Islands, untuk penggunaan merek dagang dan logo Harris pada pengoperasian hotel milik Perusahaan yang berlokasi di Jalan Dewi Sartika, Tuban, Bali, untuk periode 15 tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan dapat diperpanjang untuk tiap periode 5 tahun berikutnya, sehingga nama hotel menjadi Harris Hotel Tuban-Bali. Atas lisensi yang diberikan, Perusahaan akan membayar biaya lisensi berupa royalti sebesar 1,5% dari total pendapatan hotel setelah dikurangi pajak pembangunan dan service charge. Beban royalti lisensi untuk tahun 2010 adalah sebesar Rp 681.630.374 dan untuk tahun 2009 adalah sebesar Rp 484.356.007. Pada tanggal 28 April 2004, PT Indonesian Paradise Island (IPI), Anak Perusahaan, menandatangani perjanjian lisensi merek usaha dan merek dagang (Tradename and Trademark License Agreement) dengan Harris International Hotels Corporation, British Virgin Islands, untuk penggunaan merek dagang dan logo Harris pada pengoperasian resort milik IPI yang berlokasi di Kuta, Bali, untuk periode 5 tahun dan telah diperpanjang lagi selama 5 tahun sesuai kesepakatan bersama, sehingga nama resort menjadi Harris Resort Kuta. Atas lisensi yang diberikan, IPI akan membayar biaya lisensi berupa royalti sebesar 1,5% dari total pendapatan hotel setelah dikurangi pajak pembangunan dan service charge. Beban royalti lisensi untuk tahun 2010 adalah sebesar Rp 1.886.892.618 dan untuk tahun 2009 adalah sebesar Rp 1.663.162.973. Pada tanggal 20 Mei 2010, PT Padma Suasa (PS), anak perusahaan PT Aneka Bina Laras (Anak Perusahaan) menandatangani perjanjian merek dagang dan lisensi (Tradename and Trademark License Agreement) dengan Harris International Hotels Corporation, British Virgin Islands, untuk penggunaan merek dagang dan logo HARRIS pada pengoperasian hotel yang berlokasi di Jalan Jendral Sudirman, Jakarta selama 15 (lima belas) sejak tanggal peresmian hotel dan dapat diperpanjang untuk tiap periode 5 (lima) tahun berikutnya, sehingga nama hotel yang digunakan adalah HARRIS suites fX SUDIRMAN, Jakarta. Atas lisensi yang diberikan, PS akan membayar biaya lisensi berupa royalti sebesar 1,5% dari total pendapatan hotel setelah dikurangi pajak pembangunan dan service charge. b. Perjanjian Konsultan Manajemen (Management Consulting Agreement) Pada tanggal 1 Oktober 2002, Perusahaan telah menandatangani perjanjian konsultan manajemen (Management Consulting Agreement) dengan PT Tauzia International Management (Tauzia) berupa penunjukkan Tauzia selaku konsultan tunggal dan khusus untuk pemberian jasa konsultan manajemen pada Perusahaan dalam pengoperasian Hotel Harris Tuban-Bali. Jasa konsultan manajemen hotel meliputi wewenang perekrutan, reservasi dan promosi, program pra-pembukaan dan jasa lainnya. Perusahaan akan membayar jasa konsultan manajemen yang dihitung berdasarkan persentase tertentu dari laba usaha (Gross Operating Profit). Perjanjian ini akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan dapat diperpanjang 5 tahun berikutnya dengan kesepakatan masing-masing pihak. Beban jasa konsultan manajemen untuk tahun 2010 adalah sebesar Rp 231.028.266 dan untuk tahun 2009 adalah sebesar Rp 218.340.435. 58 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 31. PERJANJIAN PENTING, IKATAN DAN KONTIJENSI (lanjutan) b. Perjanjian Konsultan Manajemen (Management Consulting Agreement) (lanjutan) Pada tanggal 28 April 2004, PT Indonesian Paradise Island (IPI), Anak Perusahaan, telah menandatangani perjanjian konsultan manajemen (Management Consulting Agreement) dengan PT Tauzia International Management (Tauzia) berupa penunjukkan Tauzia selaku konsultan tunggal dan khusus untuk pemberian jasa konsultan manajemen pada IPI dalam pengoperasian Harris Resort Kuta. Jasa konsultan manajemen hotel meliputi wewenang perekrutan, reservasi dan promosi, program pra-pembukaan dan jasa lainnya. IPI akan membayar jasa konsultan manajemen yang dihitung berdasarkan persentase tertentu dari laba usaha (Gross Operating Profit). Perjanjian berlaku dari tanggal 28 April 2004 sampai dengan 31 Desember 2009 dan telah diperpanjang lagi selama 5 (lima) tahun atas kesepakatan bersama. Beban jasa konsultan manajemen untuk tahun 2010 adalah sebesar Rp 893.090.022 dan untuk tahun 2009 adalah sebesar Rp 796.373.262. PT Padma Suasa (PS), anak perusahaan PT Aneka Bina Laras (Anak Perusahaan), telah menandatangani hak atas perjanjian konsultan manajemen (Management Consulting Agreement) dengan PT Tauzia International Management (Tauzia) berupa penunjukkan Tauzia selaku konsultan tunggal dan khusus untuk pemberian jasa konsultan manajemen pada PS dalam pengoperasian HARRIS suites fX SUDIRMAN, Jakarta selama 15 (lima belas) tahun sejak tanggal peresmian hotel dan dapat diperpanjang untuk periode 5 (lima) tahun berikutnya. Jasa konsultan manajemen hotel meliputi wewenang perekrutan, reservasi dan promosi, program pra-pembukaan dan jasa lainnya. PS akan membayar jasa konsultan manajemen yang dihitung berdasarkan persentase tertentu dari laba usaha (Gross Operating Profit). c. Perjanjian Sewa Jangka Panjang Apartemen fX Residence: Pada tanggal 16 Februari 2010, PT Aneka Bina Laras (ABL), Anak Perusahaan, menandatangani perjanjian Pemindahan Hak Untuk Menghuni (Perjanjian Sewa) dengan PT Aneka Bina Lestari atas hak untuk menghuni 14 (empat belas) unit apartemen fX Residence yang berlokasi di Jalan Pintu Satu Senayan, Jakarta untuk periode 33 (tiga puluh tiga) tahun yang akan berakhir pada tanggal 11 Juni 2043. Jumlah pembayaran atas hak untuk menghuni ini sebesar Rp 40.810.000.000 (lihat Catatan 11). Atas perjanjian ini, ABL harus memenuhi ketentuan dan tata tertib yang tercantum dalam perjanjian ini. Atas perolehan hak untuk menghuni atas obyek hunian ini, ABL memiliki hak untuk mengalihkan atau memindahkan obyek hunian dengan kepada pihak ketiga sesuai dengan peruntukan awal yang disepakati. Tanah - AM Sangaji, Yogyakarta: Pada tanggal 9 September 2008, PT Kega Property Utama (KPU), anak perusahaan PT Karsa Citra Unggul (Anak Perusahaan), mengadakan perjanjian kerjasama dengan Induk Koperasi TNI Angkatan Udara (Inkopau-Pukadara) berdasarkan perjanjian kerjasama No. Sperjan/20/IX.2008/Inkopau berupa pemanfaatan aset tanah TNI AU eks Mess Jetis seluas 3.094 meter persegi yang terletak di Jalan AM Sangaji No. 10, Yogyakarta, untuk pembangunan hotel serta sarana pendukungnya oleh KPU. Kerjasama berlangsung sampai jangka waktu 30 tahun sejak tanggal 9 September 2008 sampai dengan 8 September 2038. Nilai hak pemanfaatan tanah tersebut adalah sebesar Rp 816.816.000 (lihat Catatan 11) yang dibayarkan pada saat penandatanganan perjanjian. 59 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 31. PERJANJIAN PENTING, IKATAN DAN KONTIJENSI (lanjutan) c. Perjanjian Sewa Jangka Panjang (lanjutan) Tanah di Ubud, Bali: PT Langgeng Cipta Karya (LCK), Anak Perusahaan, mengadakan perikatan sewa menyewa tanah sesuai: (i) Akta No. 23 Berdasarkan perikatan sewa menyewa tanah antara LCK dan I Wayan Budal yang dinyatakan dalam akta No. 23 tanggal 8 Agustus 2008 yang dibuat di hadapan Ni Wayan Widastri, S.H., Notaris di Denpasar, LCK menyewa sebidang tanah seluas 2.000 meter persegi yang merupakan sebagian dari Sertifikat Hak Milik (SHM) No. 1493/Desa Kedewatan, Kecamatan Ubud, Bali, dengan jangka waktu sewa selama 20 (dua puluh) tahun sampai dengan tanggal 1 September 2035. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, jumlah pembayaran atas hak sewa ini sebesar Rp 300.000.000. Atas perikatan ini, kedua belah pihak wajib memenuhi ketentuan seperti yang tercantum dalam akta perjanjian, antara lain pemberian ijin kepada LCK untuk mendirikan bangunan di atas tanah yang di sewa (lihat Catatan 11). (ii) Akta No 27 Berdasarkan perikatan sewa menyewa tanah antara LCK I Made Jedog yang dinyatakan dalam akta No. 27 tanggal 11 Agustus 2008 yang dibuat di hadapan Ni Wayan Widastri, S.H., Notaris di Denpasar, LCK menyewa 2 (dua) bidang tanah seluas 2.885 meter persegi sesuai SHM No. 1960/Kedewatan dan seluas 115 meter persegi yang merupakan sebagian dari sebidang tanah seluas 395 meter persegi sesuai SHM No. 1957/Kedewatan yang terletak di Kecamatan Ubud, Bali, dengan jangka waktu sewa selama 20 (dua puluh) tahun sampai dengan tanggal 10 Agustus 2014. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, jumlah pembayaran atas hak sewa ini masing-masing sebesar Rp 287.200.000 dan Rp 150.000.000. Atas perikatan ini, kedua belah pihak wajib memenuhi ketentuan seperti yang tercantum dalam akta perjanjian, antara lain pemberian ijin kepada LCK untuk mendirikan bangunan di atas tanah yang di sewa (lihat Catatan 11). d. Perjanjian pengikatan jual beli saham Pada tanggal 23 Desember 2010, Perusahaan menandatangani perjanjian pengikatan jual beli saham dengan PT Bimantara Citra (Bimantara) untuk penjualan saham PT Indonesian Paradise Island (IPI) milik Perusahaan kepada Bimantara sebanyak 24.466.667 saham dengan harga Rp 54 miliar. Penyelesaian penjualan dan pembelian saham tersebut dapat dilakukan setelah dipenuhinya 3 (tiga) persyaratan sebagai berikut: Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa dari IPI telah menyetujui pengalihan saham tersebut. Perusahaan telah memperoleh persetujuan yang diperlukan untuk melakukan pengalihan dan penjualan saham kepada Bimantara sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perusahaan. Bimantara telah memperoleh persetujuan yang diperlukan untuk melakukan pembelian saham dari Perusahaan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Bimantara. Sampai dengan tanggal laporan auditor independen, ketiga persyaratan tersebut di atas masih belum dapat dipenuhi. 60 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 32. INFORMASI SEGMEN USAHA Berdasarkan informasi keuangan yang digunakan oleh manajemen dalam mengevaluasi kinerja segmen dan menentukan alokasi sumber daya yang dimiliki, Perusahaan dan Anak Perusahaan menggunakan segmen usaha sebagai segmen primer yang terdiri dari usaha perhotelan, pusat perbelanjaan dan perdagangan umum. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2010, segmen usaha pusat perbelanjaan dan perdagangan umum masih dalam tahap pengembangan. Pelaporan segmen sekunder yang ditentukan berdasarkan lokasi geografis kegiatan usaha tidak disajikan karena sampai dengan 31 Desember 2010 kegiatan usaha Perusahaan dan Anak Perusahaan berada di wilayah Bali. Informasi menurut segmen usaha adalah sebagai berikut: 2010 Perhotelan Pusat Perbelanjaan Perdagangan Umum Jumlah Pendapatan usaha 59.479.467.149 - - 59.479.467.149 Hasil segmen (laba kotor) Beban usaha dan beban usaha lainnya 45.538.714.061 - - 45.538.714.061 Laba (rugi) usaha Laba penyesuaian nilai investasi jangka pendek Laba penjualan investasi jangka pendek Laba penjualan aset tetap Bagian Perusahaan atas laba bersih Perusahaan Asosiasi Penghasilan bunga Rugi selisih kurs - bersih Lain-lain (43.629.352.384) (580.204.487) (2.028.045.187) (46.237.602.058) 1.909.361.677 (580.204.487) (2.028.045.187) (698.887.997) 235.101.840 - - 235.101.840 21.863.830.416 3.019.160.048 - - 21.863.830.416 3.019.160.048 2.970.505.842 2.550.770.985 (5.036.272.491) (743.760.505) 1.842.989 7.613.785 (680.239) 45.391.545 (170.980.615) 2.970.505.842 2.598.005.519 (5.028.658.706) (915.421.359) Penghasilan lain-lain bersih 24.859.336.135 8.776.535 (125.589.070) 24.742.523.600 Laba (rugi) sebelum manfaat pajak penghasilan 26.768.697.812 (2.153.634.257) 24.043.635.603 Manfaat (beban) pajak penghasilan tangguhan (216.474.255) Laba (rugi) sebelum hak minoritas 26.552.223.557 Hak minoritas atas laba (rugi) Anak Perusahaan (3.219.135.115) Laba (rugi) sebelum pos luar biasa 23.333.088.442 Pos luar biasa Penghapusan hutang jangka panjang 2.286.397.380 Laba bersih (571.427.952) 2.169.077 (569.258.875) - (569.258.875) - 25.619.485.822 (569.258.875) 61 (10.191.250) (224.496.428) (2.163.825.507) 23.819.139.175 1.017.275.045 (2.201.860.070) (1.146.550.462) 21.617.279.105 (1.146.550.462) 2.286.397.380 23.903.676.485 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 32. INFORMASI SEGMEN USAHA (lanjutan) 2010 Pusat Perbelanjaan Perhotelan Perdagangan Umum Jumlah Informasi lainnya Aset segmen Kewajiban segmen Perolehan aset tetap Beban penyusutan 781.979.392.336 190.296.869.359 9.790.760.977 6.722.761.335 5.118.150.210 720.306.794 97.156.078 9.756.380 23.481.281.315 15.510.887.975 745.111.628 32.675.802 810.578.823.861 206.528.064.128 10.633.028.683 6.765.193.517 2009 (Disajikan kembali - Catatan 3) Perhotelan Pusat Perbelanjaan Perdagangan Umum Jumlah Pendapatan usaha 13.261.125.265 - - 13.261.125.265 Hasil segmen (laba kotor) Beban usaha dan beban usaha lainnya 10.541.989.187 - - 10.541.989.187 Laba (rugi) usaha (12.231.502.439) (36.375.000) (8.250.000) (12.276.127.439) (1.689.513.252) (36.375.000) (8.250.000) (1.734.138.252) Laba penyesuaian nilai investasi jangka pendek Bagian Perusahaan atas laba bersih Perusahaan Asosiasi Penghasilan bunga Rugi selisih kurs - bersih Lain-lain 2.983.917.696 19.999.502 (1.147.000.501) 889.441.899 Penghasilan lain-lain bersih 7.745.567.876 Laba (rugi) sebelum beban (manfaat) pajak tangguhan 6.056.054.624 (36.126.459) (8.250.000) 6.011.678.165 Beban (manfaat) pajak penghasilan tangguhan (2.456.870.058) 9.128.750 2.062.500 (2.445.678.808) 3.599.184.566 (26.997.709) (6.187.500) 3.565.999.357 Laba (rugi) sebelum hak minoritas Hak minoritas atas laba (rugi) Anak Perusahaan Laba bersih 4.999.209.280 - 44.792.129 - 4.999.209.280 568.541 (320.000) - 2.983,917.696 20.568.043 (1.147.000.501) 889.121.899 248.541 - 7.745.816.417 - 3.643.976.695 (26.997.709) (6.187.500) 44.792.129 3.610.791.486 Informasi lainnya Aset segmen Kewajiban segmen Perolehan aset tetap Beban penyusutan 489.854.421.658 8.247.354.006 1.266.157.616 2.007.406.925 5.741.214.791 774.112.500 - 62 602.062.500 15.850.000 - 496.197.698.949 9.037.316.506 1.266.157.616 2.007.406.925 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 33. PELAKSANAAN KUASI REORGANISASI Perusahaan didirikan pada tahun 1996, selanjutnya mulai melakukan kegiatan operasi komersial pada bulan Oktober 2002. Kegiatan operasi Perusahaan mencakup bidang perhotelan. Kegiatan usaha Perusahaan mengalami kerugian operasi dan usaha sejak tahun 1996 sampai 2008, selanjutnya sejak tahun 2009, Perusahaan telah mengalami laba usaha. Akumulasi kerugian terjadi karena pendapatan pada tahun-tahun awal operasi tidak mampu menutup beban penyusutan dan beban operasional lainnya. Keadaan ini mengakibatkan Perusahaan mengalami akumulasi saldo defisit sebesar Rp 31.224.820.582 pada neraca tanggal 31 Juli 2009. Untuk memperoleh awal yang baik (fresh start) dengan neraca yang menunjukkan nilai sekarang dan tidak dibebani oleh defisit, maka Perusahaan melaksanakan Kuasi-Reorganisasi per 31 Juli 2009 (Catatan 2t). Kuasi-Reorganisasi dilakukan Perusahaan sebagai langkah penting untuk dapat meneruskan usaha secara lebih baik. Sehubungan dengan rencana Kuasi-Reorganisasi Perusahaan efektif pada tanggal 31 Juli 2009, Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan yang dilakukan pada tanggal 29 Januari 2010 memutuskan pelaksanaan Kuasi-Reorganisasi Perusahaan yang berlaku surut pada tanggal 31 Juli 2009 guna menutup saldo defisit sebesar Rp 31.224.820.582 dengan pengeliminasian sebagai berikut: a. Penjumpaan (set off) antara Surplus Revaluasi Aset Tetap sebesar Rp 75.685.960 dengan Saldo Defisit. b. Penjumpaan (set off) antara Selisih Penilaian Kembali Investasi pada Perusahaan Asosiasi sebesar Rp 31.149.134.622 dengan Saldo Defisit. Sehubungan dengan pelaksanaan Kuasi-Reorganisasi pada tahun 2009, Perusahaan membukukan selisih penilaian aset dan kewajiban setelah eliminasi saldo defisit sebesar Rp 144.715.511.834 adalah sebagai berikut: - Surplus revaluasi aset tetap - Selisih penilaian kembali investasi pada Perusahaan Asosiasi - Eliminasi selisih transaksi perubahan ekuitas Perusahaan Asosiasi : 75.685.960 : 186.457.497.140 : (10.592.850.684) Selisih penilaian aset dan kewajiban sebelum eliminasi saldo defisit Eliminasi saldo defisit : : 175.940.332.416 (31.224.820.582) Selisih penilaian aset dan kewajiban setelah eliminasi saldo defisit : 144.715.511.834 63 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 34. POS LUAR BIASA Berdasarkan Perjanjian Kerja Sama antara PT Indonesian Paradise Island (IPI), Anak Perusahaan, dengan PT Prima Vijaya Indah Tour (Prima Vijaya) tanggal 15 November 2000, IPI akan menyediakan kamar hotel kepada Prima Vijaya sebanyak 70 kamar per hari sampai senilai Rp 3.233.990.000 dan Prima Vijaya akan menyediakan dana sebesar Rp 3.233.990.000. Perjanjian ini akan berakhir bila IPI telah menyediakan kamar hotel kepada Prima Vijaya senilai Rp 3.233.990.000. Berdasarkan surat dari IPI kepada Prima Vijaya tanggal 17 Desember 2004 yang telah disetujui oleh Prima Vijaya, IPI menetapkan jangka waktu kompensasi hutang sampai dengan tahun 2010 dengan jumlah kompensasi hutang ditetapkan secara prorata setiap tahun dari sisa hutang pada tanggal 31 Desember 2004. Jika dalam waktu 6 (enam) tahun tersebut masih terdapat hutang yang belum dikompensasi, maka sisa hutang tersebut dianggap telah lunas. Pada tanggal 31 Desember 2010, sisa hutang yang belum dikompensasi sebesar Rp 2.286.397.380 telah dihapusbukukan dan diakui sebagai keuntungan luar biasa. 35. NILAI WAJAR INSTRUMEN KEUANGAN Tabel berikut menyajikan nilai tercatat dan estimasi nilai wajar dari instrumen keuangan pada tanggal 31 Desember 2010. Nilai Tercatat Aset Keuangan Kas dan setara kas Investasi jangka pendek Piutang usaha Piutang lain-lain Piutang pihak hubungan istimewa Jaminan Jumlah Nilai Wajar 95.113.356.789 56.434.204.983 2.880.788.386 425.248.481 957.466.816 109.079.032 95.113.356.789 56.434.204.983 2.880.788.386 425.248.481 957.466.816 109.079.032 155.920.144.487 155.920.144.487 2.388.896.858 31.309.526.314 6.665.375.391 2.388.896.858 31.309.526.314 6.665.375.391 Kewajiban Keuangan Hutang usaha Hutang lain-lain Biaya masih harus dibayar Kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Hutang pihak hubungan istimewa Kewajiban jangka panjang-setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun 266.750.013 15.522.839.972 266.750.013 15.522.839.972 123.776.484.976 123.776.484.976 Jumlah 179.929.873.524 179.929.873.524 Nilai wajar didefinisikan sebagai jumlah dimana instrumen tersebut dapat dipertukarkan di dalam transaksi jangka pendek antara pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan yang memadai melalui suatu transaksi yang wajar, selain di dalam penjualan terpaksa atau penjualan likuidasi. Nilai wajar didapatkan dari kuotasi harga pasar, model arus kas diskonto dan model penentuan harga opsi yang sewajarnya. 64 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 35. NILAI WAJAR INSTRUMEN KEUANGAN (lanjutan) Instrumen keuangan yang disajikan di dalam neraca konsolidasi dicatat sebesar nilai wajar, atau sebaliknya, disajikan dalam jumlah tercatat apabila jumlah tersebut mendekati nilai wajarnya atau nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal. Metode-metode dan asumsi-asumsi di bawah ini digunakan untuk mengestimasi nilai wajar untuk masing-masing kelas instrumen keuangan: a. Instrumen keuangan yang dicatat sebesar nilai wajar atau biaya perolehan diamortisasi Hutang jangka panjang dicatat sebesar biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dan tingkat diskonto yang digunakan adalah suku bunga pinjaman tambahan pada pasar saat ini untuk jenis pinjaman yang sama. b. Instrumen keuangan dengn jumlah tercatat yang mendekati nilai wajarnya Nilai wajar untuk kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang usaha, hutang usaha, dan beban yang masih harus dibayar mendekati nilai tercatatnya karena bersifat jangka pendek. Jumlah tercatat dari hutang jangka panjang dan pinjaman jangka panjang dengan suku bunga mengambang mendekati nilai wajarnya karena selalu dinilai ulang secara berkala. 36. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN Risiko keuangan utama yang dihadapi Perusahaan dan Anak Perusahaan adalah risiko kredit, risiko nilai tukar mata uang asing, risiko suku bunga, risiko likuiditas dan risiko harga. Melalui pendekatan manajemen risiko, Perusahaan dan Anak Perusahaan mencoba untuk meminimalkan potensi dampak negatif dari risiko-risiko di atas. a. Risiko Kredit Risiko kredit adalah risiko dimana salah satu pihak atas instrumen keuangan akan gagal memenuhi kewajibannya dan menyebabkan pihak lain mengalami kerugian keuangan. Instrumen keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan yang mempunyai potensi atas risiko kredit terdiri dari kas dan setara kas, investasi jangka pendek melalui manajer investasi, piutang usaha dan piutang lain-lain. Jumlah eksposur risiko kredit maksimum sama dengan nilai tercatat atas akunakun tersebut. Untuk risiko kredit yang berhubungan dengan bank, hanya bank-bank dengan predikat baik yang dipilih. Sedangkan untuk institusi keuangan, manajemen telah membuat kriteria diantaranya hanya menggunakan jasa manajer investasi berpengalaman dan terpercaya. Selain itu, kebijakan Perusahaan adalah untuk tidak membatasi eksposur hanya kepada satu institusi tertentu, sehingga Perusahaan memiliki kas dan setara kas, investasi jangka pendek dan piutang di berbagai institusi keuangan. b. Risiko Nilai Tukar Mata Uang Asing Risiko nilai tukar mata uang asing adalah risiko fluktuasi nilai instrumen keuangan yang disebabkan perubahan nilai tukar mata uang asing. 65 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 36. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) b. Risiko Nilai Tukar Mata Uang Asing (lanjutan) Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan transaksi-transaksi dengan menggunakan mata uang asing, diantaranya adalah belanja modal, transaksi yang dilakukan Perusahaan dan Anak Perusahaan dengan pihak di luar negeri, dan transaksi pinjaman Perusahaan. Sehingga, Perusahaan dan Anak Perusahaan harus mengkonversikan Rupiah ke mata uang asing, terutama Dolar Amerika Serikat, untuk memenuhi kebutuhan kewajiban dalam mata uang asing pada saat jatuh tempo. Fluktuasi nilai tukar mata uang Rupiah terhadap mata uang Dollar Amerika Serikat dapat memberikan dampak pada kondisi keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan. Perusahaan dan Anak Perusahaan mengelola risiko nilai tukar mata uang asing dengan melakukan pengawasan terhadap fluktuasi nilai tukar mata uang asing secara terus menerus sehingga dapat melakukan tindakan yang tepat seperti penggunaan transaksi lindung nilai apabila diperlukan untuk mengurangi risiko nilai tukar mata uang asing. c. Risiko Suku Bunga Risiko suku bunga adalah risiko fluktuasi nilai instrumen keuangan yang disebabkan perubahan suku bunga pasar. Perusahaan dan Anak Perusahaan memiliki risiko suku bunga terutama karena melakukan pinjaman menggunakan suku bunga mengambang. Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan pengawasan terhadap dampak pergerakan suku bunga untuk meminimalisasi dampak negatif terhadap Perusahaan dan Anak Perusahaan. Informasi mengenai suku bunga pinjaman yang dikenakan kepada Perusahaan dan Anak Perusahaan dijelaskan pada Catatan 22. d. Risiko Likuiditas Risiko Likuiditas adalah risiko di mana Perusahaan dan Anak Perusahaan akan mengalami kesulitan dalam rangka memperoleh dana untuk memenuhi komitmennya terkait dengan instrumen keuangan. Perusahaan dan Anak Perusahaan mengelola risiko likuiditas dengan mempertahankan kas dan investasi jangka pendek yang mencukupi untuk memungkinkan Perusahaan dan Anak Perusahaan dalam memenuhi komitmen Perusahaan dan Anak Perusahaan untuk operasi normal Perusahaan dan Anak Perusahaan. Selain itu, Perusahaan dan Anak Perusahaan juga melakukan pengawasan proyeksi dan arus kas aktual secara terus menerus serta pengawasan tanggal jatuh tempo aset dan kewajiban keuangan. e. Risiko Harga Risiko harga adalah risiko fluktuasi nilai instrumen keuangan sebagai akibat perubahan harga pasar, terlepas apakah perubahan tersebut disebabkan oleh faktor-faktor spesifik dari instrumen individual atau penerbitnya atau faktor-faktor yang mempengaruhi seluruh instrumen yang diperdagangkan di pasar Perusahaan dan Anak Perusahaan memiliki risiko harga terutama karena investasi Perusahaan dan Anak Perusahaan atas aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual. Perusahaan dan Anak Perusahaan mengelola risiko harga dengan melakukan pengawasan internal oleh manajemen secara berkelanjutan. 66 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 37. REKLASIFIKASI AKUN Beberapa akun dalam laporan keuangan konsolidasi PT Tirta Saga Wangi (TSW) dan Anak Perusahaan tahun 2009 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan konsolidasi tahun 2010, sebagai berikut: Setelah Reklasifikasi Aset tetap Tanah yang belum dikembangkan Biaya yang ditangguhkan Uang muka perolehan aset tetap Aset tidak lancar lainnya Aset lain-lain 24.744.128.205 12.614.910.798 1.119.428.334 4.368.813.248 4.832.801.769 - Sebelum Reklasifikasi 29.576.929.974 9.555.015.798 8.548.136.582 Reklasifikasi di atas tidak mempengaruhi laporan laba rugi konsolidasi dan laporan perubahan ekuitas konsolidasi Perusahaan dan Anak Perusahaan tahun 2009. 38. INFORMASI KEUANGAN TERSENDIRI PERUSAHAAN Informasi keuangan tersendiri Perusahaan menyajikan informasi neraca, laporan laba rugi, perubahan ekuitas dan arus kas, dimana penyertaan saham anak perusahaan disajikan berdasarkan metode ekuitas. Laporan keuangan tersendiri Perusahaan disajikan dari halaman 69 sampai dengan 74. 39. STANDAR AKUNTANSI BARU Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasi, Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia telah menerbitkan revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) serta mencabut beberapa PSAK tertentu. Standar-standar akuntansi keuangan tersebut akan berlaku efektif sebagai berikut: Efektif yang berlaku pada tanggal 1 Januari 2011: - PSAK 1 (Revisi 2009) : Penyajian Laporan Keuangan. PSAK 2 (Revisi 2009) : Laporan Arus Kas. PSAK 3 (Revisi 2010) : Laporan Keuangan Interim. PSAK 4 (Revisi 2009) : Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri. PSAK 5 (Revisi 2009) : Segmen Operasi. PSAK 7 (Revisi 2010) : Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi PSAK 8 (Revisi 2010) : Peristiwa Setelah Periode Pelaporan. PSAK 12 (Revisi 2009) : Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama. PSAK 15 (Revisi 2009) : Investasi pada Entitas Asosiasi. PSAK 19 (Revisi 2010) : Aset tidak Berwujud. PSAK 22 (Revisi 2009) : Kombinasi Bisnis. PSAK 23 (Revisi 2010) : Pendapatan. PSAK 25 (Revisi 2009) : Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan. PSAK 48 (Revisi 2009) : Penurunan Nilai Aset. PSAK 57 (Revisi 2009) : Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi. PSAK 58 (Revisi 2009) : Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan. SAK ETAP : Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. 67 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 39. STANDAR AKUNTANSI BARU (lanjutan) Efektif yang berlaku pada tanggal 1 Januari 2011: (lanjutan) - ISAK 7 (Revisi 2009) : Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus. ISAK 9 : Perubahan atas Liabilitas Purna Operasi, Restorasi dan Liabilitas Serupa. ISAK 10 : Program Loyalitas Pelanggan. ISAK 11 : Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik. ISAK 12 : Pengendalian Bersama Entitas : Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer. ISAK 14 : Aset tidak berwujub - biaya web site. ISAK 17 : Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai. Efektif yang berlaku pada tanggal 1 Januari 2012: - PSAK 10 (Revisi 2010) : Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing. ISAK 13 : Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri. Perusahaan dan Anak Perusahaan sedang mengevaluasi dampak dari revisi Standar Akuntansi tersebut dan belum menentukan dampaknya terhadap laporan keuangannya. 40. TANGGUNG JAWAB ATAS PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan konsolidasi ini yang diselesaikan dan disetujui pada tanggal 18 Maret 2011. 68 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk INDUK PERUSAHAAN SAJA DAFTAR I: INFORMASI NERACA TERSENDIRI INDUK PERUSAHAAN *) 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2010 2009 ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 3.627.193.242 2.031.349.004 19.530.000.000 10.291.191.360 762.574.681 508.651.065 Piutang lain-lain 87.396.616 179.870.550 Persediaan 94.920.480 90.666.888 185.361.008 172.952.960 24.287.446.027 13.274.681.827 2.803.589.180 - 540.597.247.097 270.097.272.544 173.506.461 12.211.119 28.341.320.534 25.434.040.264 1.812.488.005 1.435.079.093 - 2.847.954.800 37.910.318 - JUMLAH ASET TIDAK LANCAR 573.766.061.595 299.826.557.820 JUMLAH ASET 598.053.507.622 313.101.239.647 Investasi jangka pendek Piutang usaha Uang muka dan biaya dibayar di muka JUMLAH ASET LANCAR ASET TIDAK LANCAR Piutang pihak hubungan istimewa Investasi dalam bentuk saham Aset pajak tangguhan Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 11.585.317.034 pada tanggal 31 Desember 2010 dan Rp 10.126.080.803 pada tanggal 31 Desember 2009 Biaya ditangguhkan Uang muka perolehan aset tetap Aset tidak lancar lainnya *) DISAJIKAN DENGAN METODE EKUITAS 69 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk INDUK PERUSAHAAN SAJA DAFTAR I: INFORMASI NERACA TERSENDIRI INDUK PERUSAHAAN *) (lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2010 2009 KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN LANCAR Hutang usaha Hutang lain-lain Hutang pajak Biaya masih harus dibayar Kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun: Sewa pembiayaan 344.227.922 607.594.938 344.593.392 860.554.930 387.317.640 1.581.268.933 727.075.425 636.903.720 58.009.336 49.744.659 2.214.980.518 3.382.310.377 12.784.516.813 - 89.919.000.000 38.192.454 1.359.390.753 96.201.790 1.092.217.238 JUMLAH KEWAJIBAN TIDAK LANCAR 104.101.100.020 1.188.419.028 JUMLAH KEWAJIBAN 106.316.080.538 4.570.729.405 241.080.360.000 144.715.511.834 77.622.880.357 159.400.000.000 144.715.511.834 - 28.318.674.893 4.414.998.408 JUMLAH EKUITAS 491.737.427.084 308.530.510.242 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 598.053.507.622 313.101.239.647 JUMLAH KEWAJIBAN LANCAR KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Hutang pihak hubungan istimewa Kewajiban jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang telah jatuh tempo dalam satu tahun: Pinjaman jangka panjang Sewa pembiayaan Kewajiban imbalan kerja karyawan EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp 100 per saham Modal dasar - 5.000.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh 2.410.803.600 saham pada tahun 2010 dan 1.594.000.000 saham pada tahun 2009 Selisih penilaian aset dan kewajiban Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali Saldo laba (defisit sebesar Rp 31.224.820.582 telah dieliminasi pada saat Kuasi-Reorganisasi per tanggal 31 Juli 2009) *) DISAJIKAN DENGAN METODE EKUITAS 70 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk INDUK PERUSAHAAN SAJA DAFTAR II: INFORMASI LAPORAN LABA RUGI TERSENDIRI INDUK PERUSAHAAN *) Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2010 2009 PENDAPATAN USAHA 14.626.287.627 12.370.945.524 BEBAN DEPARTEMENTALISASI (2.778.826.348) (2.581.154.204) LABA KOTOR 11.847.461.279 9.789.791.320 BEBAN USAHA Penjualan Umum dan administrasi 654.461.780 3.243.162.683 640.378.480 3.602.070.528 Jumlah Beban Usaha 3.897.624.463 4.242.449.008 LABA KOTOR USAHA 7.949.836.816 5.547.342.312 BEBAN USAHA LAINNYA Beban usaha pemilik Penyusutan Jasa manajemen dan lisensi 5.314.557.375 1.459.236.231 912.658.640 3.360.753.212 1.645.701.546 218.340.435 Jumlah Beban Usaha Lainnya 7.686.452.246 5.224.795.193 263.384.570 322.547.119 LABA USAHA PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Laba penjualan investasi jangka pendek Bagian Perusahaan atas laba bersih Perusahaan Asosiasi Laba (rugi) selisih kurs - bersih Laba penyesuaian nilai investasi jangka pendek Penghasilan bunga Bagian Perusahaan atas rugi bersih Anak Perusahaan Lain-lain - bersih 21.863.830.416 2.984.681.698 481.717.319 235.101.840 84.368.814 (1.498.097.037) (381.859.504) 4.010.867.996 (1.408.998) 4.999.209.280 6.560.381 (637.328.787) Penghasilan Lain-lain - Bersih 23.769.743.546 8.377.899.872 LABA SEBELUM BEBAN PAJAK PENGHASILAN TANGGUHAN 24.033.128.116 8.700.446.991 BEBAN PAJAK PENGHASILAN TANGGUHAN (129.451.631) LABA BERSIH 23.903.676.485 *) DISAJIKAN DENGAN METODE EKUITAS 71 (753.735.252) 7.946.711.739 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk INDUK PERUSAHAAN SAJA DAFTAR III: INFORMASI LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS TERSENDIRI INDUK PERUSAHAAN *) Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Saldo 1 Januari 2009 Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali atas Penggabungan Usaha Selisih Nilai Transaksi Perubahan Ekuitas Perusahaan Asosiasi Selisih Penilaian Aset dan Kewajiban 159.400.000.000 - Selisih penilaian kembali investasi pada Perusahaan Asosiasi - 186.457.497.140 Surplus revaluasi aset tetap - 75.685.960 Selisih nilai transaksi perubahan ekuitas Perusahaan Asosiasi - Eliminasi saldo defisit pada saat Kuasi-Reorganisasi per tanggal 31 Juli 2009 - (10.746.180.868) Selisih Nlai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali Jumlah Saldo Laba (Rugi) Ekuitas - - (34.756.533.913) 113.897.285.219 - - - - 186.457.497.140 - - - - 75.685.960 (10.592.850.684) 10.592.850.684 - - - - (31.224.820.582) - - - 31.224.820.582 - Kuasi-Reorganisasi: Selisih penilaian aset dan kewajiban: Perubahan pada tahun 2009: Penyesuaian selisih nilai transaksi perubahan ekuitas Perusahaan Asosiasi - - 153.330.184 - - - 153.330.184 Laba bersih tahun 2009 - - - - - 7.946.711.739 7.946.711.739 159.400.000.000 144.715.511.834 - - - 4.414.998.408 308.530.510.242 Saldo 31 Desember 2009 (dipindahkan) *) DISAJIKAN DENGAN METODE EKUITAS 72 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk INDUK PERUSAHAAN SAJA DAFTAR III: INFORMASI LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS TERSENDIRI INDUK PERUSAHAAN *) (lanjutan) Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali atas Penggabungan Usaha Selisih Nilai Transaksi Perubahan Ekuitas Perusahaan Asosiasi Selisih Nlai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Selisih Penilaian Aset dan Kewajiban Saldo 31 Desember 2009 (pindahan) 159.400.000.000 144.715.511.834 - - Perusahaan yang Menggabungkan Diri (TSW) (Sebelum Penggabungan Usaha) 173.788.000.000 - - - - - 173.788.000.000 (81.680.360.000) - - - - - (2.706.590.829) (11.778.168.814) 2.706.590.829 - 11.778.168.814 - - - - - - 23.903.676.485 23.903.676.485 241.080.360.000 144.715.511.834 - 77.622.880.357 - 28.318.674.893 491.737.427.084 Penyesuaian ekuitas TSW atas Penggabungan Usaha: - Penyesuaian modal saham lama TSW (173.788.000.000) - Penerbitan saham baru bagian TSW 81.680.360.000 - Selisih nilai transaksi restruktu risasi entitas sepengendali - Saldo rugi Laba bersih tahun 2010 Saldo 31 Desember 2010 *) DISAJIKAN DENGAN METODE EKUITAS 73 Jumlah Saldo Laba (Rugi) - (2.706.590.829) Ekuitas 4.414.998.408 308.530.510.242 (11.778.168.814) 159.303.240.357 PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk INDUK PERUSAHAAN SAJA DAFTAR IV: INFORMASI LAPORAN ARUS KAS TERSENDIRI INDUK PERUSAHAAN *) Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2010 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kas kepada: Pemasok, karyawan dan untuk beban operasi lainnya Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Peningkatan investasi dalam bentuk saham Penjualan investasi jangka pendek Penempatan investasi jangka pendek Peningkatan hutang hubungan istimewa Perolehan aset tetap Penambahan biaya ditangguhkan Penambahan aset tidak lancar lainnya Uang muka perolehan tanah 2009 14.372.364.011 12.771.669.743 (13.221.979.990) (8.624.877.842) 1.150.384.021 4.146.791.901 (112.125.000.000) 49.562.730.839 (21.954.657.223) (3.237.172.367) (1.774.101.801) (462.550.000) (37.910.318) - (496.251.976) (2.847.954.800) (90.028.660.870) (3.344.206.776) ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan pinjaman jangka panjang Pembayaran hutang sewa pembiayaan 89.919.000.000 (68.892.000) (14.953.551) Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan Untuk) Aktivitas Pendanaan 89.850.108.000 (14.953.551) Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS 971.831.151 787.631.574 KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN SALDO KAS DAN SETARA KAS TSW PADA TANGGAL 1 JUNI 2010 2.031.349.004 1.243.717.430 624.013.087 - KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 3.627.193.242 2.031.349.004 81.680.360.000 2.847.954.800 - Aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas: Penambahan modal saham melalui penggabungan usaha Reklasifikasi uang muka perolehan aset tetap ke aset tetap *) DISAJIKAN DENGAN METODE EKUITAS 74