makalah seminar - Teknik Elektro Undip

advertisement
Pengujian Tegangan Impuls Pada Isolator Tonggak
Pin ( PinPost) Untuk Saluran Udara Tegangan
Menengah
Melfa Silitonga, Abdul Syakur
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Jln. Prof. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, Jawa Tengah
[email protected], [email protected]
Abstrak - Pengujian tegangan tinggi berfungsi untuk meneliti
sifat-sifat listrik dielektrik yang baru ditemukan dan bertujuan
untuk mengurangi atau menghindarkan kerugian selama
pemakaian. Salah satu peralatan tegangan tinggi tersebut adalah
isolator pinpost. Sehingga dibutuhkan pengujian tegangan tinggi
yang menentukan ketahanan tegangan tinggi impuls.
Makalah ini mempresentasikan hasil pengujian tegangan
tinggi impuls yang dilaksanakan di PT. PLN ( Persero )
Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan. Diperoleh hasil
pengujian yaitu: menghitung hasil koreksi udara dan kode
pengenalan, hasil bentuk gelombang dari tegangan impuls pada
isolator pin-post yang menggunakan alat yaitu Osiloskop Le
Croy dimana untuk menangkap bentuk gelombang impuls yang
dihasilkan dari generator tegangan impuls, menghitung tegangan
Flashover.
Kata kunci : Pengujian tegangan tinggi impuls; isolator pin-post;
PLN Puslitbang
I. PENDAHULUAN
PT. PLN (Persero) merupakan perusahan besar yang
mengelola listrik negara, baik dari segi pembangkitan,
transmisi, maupun pendistribusian tenaga listrik di Indonesia.
Adapun kegiatan penelitian dan pengembangan di PT. PLN
(Persero) diarahkan pada usaha untuk meningkatkan
keandalan serta efisiensi sistem dan pembangkit tenaga listrik,
kualitas suplai energi listrik, jaminan mutu, konservasi dan
manajemen lingkungan, serta teknologi baru dalam bidang
teknik energi listrik. Kegiatan penelitian serta pengembangan
inilah yang menjadi tugas khusus bagi salah satu unit bisnis
PT. PLN (Persero) yang dikenal sebagai PT. PLN (Persero)
Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan.
Dalam peranannya menjamin mutu peralatan-peralatan
listrik, PT. PLN (Persero) Penelitian dan Pengembangan
Ketenagalistrikan telah melakukan pengujian-pengujian pada
setiap item peralatan uji berdasarkan standar-standar terkini
yang diakui tidak hanya di dalam negeri, namun juga di dunia
internasional. Di antara serangkaian pengujian yang harus
dilakukan untuk menguji mutu alat yang diuji adalah
pengujian tegangan tinggi impuls. Pengujian tegangan tinggi
impuls menggunakan sumber tegangan impuls bertegangan
tinggi untuk menguji isolasi pada peralatan listrik, dimana
pengujian ini ditujukan karena adanya kemungkinan resiko
terkenanya surja petir maupun surja hubung pada peralatan
tenaga listrik tersebut.
Pengujian tersebut diterapkan pada peralatan-peralatan
listrik yang berkenaan langsung dalam pendistribusian tenaga
listrik dimana dapat dijumpai pada jaringan transmisi, jaringan
distribusi hantaran udara, gardu induk, panel pembagi daya,
terminal ujung kabel dan peralatan tegangan tinggi. Pada
jaringan hantaran udara digunakan sebagai penggantung dan
penopang konduktor. Digardu induk digunakan sebagai
pendukung peralatan tegangan tinggi. Salah satu peralatan
yang berperan, dalam sistem tegangan menengah tersebut
adalah isolator pinpost, dimana isolator pinpost ini berkerja
sesuai dengan peranannya.
Dalam makalah ini dibahas mengenai pengujian tegangan
tinggi impuls yang diterapkan pada isolator pinpost pada
tegangan menengah yang dilakukan di Laboratorium
Tegangan Tinggi 1 PT. PLN (Persero) Pusat Penelitian dan
Pengembangan Ketenagalistrikan.
II. PENGUJIAN TEGANGAN TINGGI IMPULS PADA
ISOLATOR PINPOST
A. Pembangkitan Tegangan Tinggi Impuls
Dalam sistem tenaga listrik, terdapat tiga bentuk tegangan
impuls yang mungkin terjadi, yaitu tegangan impuls petir,
tegangan impuls surja hubung, dan tegangan impuls terpotong.
Berikut bentuk-bentuk tegangan impuls:
V
V
Perbedaan antara keduanya hanya terletak pada hasil tegangan
keluarannya, dimana generator impuls RC ini menghasilkan
tegangan yang lebih tinggi, sehingga dewasa ini generator RC
banyak digunakan pada pengujian-pengujian tegangan impuls.
Rs1=nrs
V
Rs2
g
t
(a)
t
(b)
(c)
Cs=C’s/n
Gambar 1. Jenis-jenis tegangan impuls : (a) Impuls kilat;
(b) Impuls surja hubung; (c) Impuls terpotong
Persamaan bentuk umum tegangan impuls yang digunakan
di laboratorium, yaitu tegangan yang naik dalam waktu yang
sangat singkat, disusul dengan penurunan yang lambat menuju
nol:
V = V0 (e–at – e–bt)
V
1,0
0,9
(1)
Q
Ro=nro
Co
Gambar 4. Rangkaian generator impuls RC
3) Generator Marx : Generator impuls dengan rangkaian
Marx merupakan generator impuls RC yang disusun
bertingkat untuk memperoleh tegangan keluaran yang lebih
tinggi. Dimisalkan terdapat generator impuls Marx tiga
tingkat. Generator tersebut memiliki tiga kondensator pemuat,
sehingga dinamai generator Marx tiga tingkat. Generator ini
juga memiliki tiga sela picu yang dapat dipicu dalam waktu
yang bersamaan.
Vmaks
0,5
0,3
0
P
O’
t
Tf
A
B
Vo
Tt
Gambar 2. Bentuk gelombang impuls petir
Alat pembangkit tegangan tinggi impuls di antaranya
adalah Generator impuls RLC, Generator impuls RC, dan
Generator Marx.
1) Generator RLC :Adapun prinsip kerja generator impuls
RLC adalah kapasitor C diberikan muatan dari sebuah sumber
DC melalui tahanan pemuat r. Percikan api (spark over) antara
sela picu G terjadi pada waktu tegangan pemuat V mencapai
suatu harga tertentu, kemudian muatan pada C dilepaskan
(discharge) melalui tahanan seri Rs, induktansi L, dan tahanan
Ro. Dengan demikian tegangan impuls terjadi antara terminal
tahanan Ro.
Gambar 5. Rangkaian generator Marx
B. Pengukuran Tegangan Tinggi Impuls
Terdapat 6 jenis alat ukur dalam pengukuran tegangan
tinggi, yaitu sebagai berikut :
Tabel 1. Jenis alat ukur tegangan tinggi
No.
1
2
Gambar 3. Rangkaian generator impuls RLC
2) Generator RC : Pada dasarnya prinsip kerja generator
impuls RC hampir sama dengan generator rangkaian RLC.
Nama Alat Ukur
Trafo Ukur
Pembagi Kapasitor
3
Pembagi Tahanan
4
5
6
Voltmeter Elektrostatik
Voltmeter Puncak
Chubb & Fortesque
Jenis Tegangan yang Diukur
Tegangan tinggi AC
Tegangan tinggi AC dan impuls
Tegangan tinggi AC, DC, dan
impuls
Tegangan tinggi AC dan DC
Tegangan tinggi AC dan impuls
Tegangan tinggi AC
C. Pengujian Tegangan Tinggi Impuls
Pengujian ketahanan tegangan impuls merupakan
pengujian yang dilakukan untuk tujuan mengetahui ketahanan
isolasi suatu peralatan tenaga terhadap tegangan impuls. Hal
ini dikarenakan bahwa peralatan-peralatan tenaga dalam
penggunaannya di lapangan dapat dimungkinkan mengalami
tegangan lebih impuls akibat surja hubung maupun surja petir.
Hal inilah mengapa diperlukan suatu pengujian isolasi pada
kumparan-kumparan peralatan maupun pada bagian-bagian
badan peralatan tersebut.
Bentuk gelombang tegangan pengujian impuls yang
dikenakan pada suatu peralatan uji telah ditentukan dalam
standar-standar yang ada sesuai dengan jenis peralatan tenaga
tersebut masing-masing maupun sesuai dengan spesifikasi
pabrik, dimisalkan besarnya adalah Vs.
D. Faktor Koreksi Udara
Dalam praktek pengujian tegangan tinggi di lapangan,
keadaan udara pada saat pengujian tidak selalu sama dengan
keadaan standar. Oleh karena itu, hasil pengukuran pada
keadaan udara sembarang adalah sebagai berikut :
(2)
dimana :
= Tegangan sela bola pada saat pengujian
(keadaan udara sembarang)
= Tegangan tembus sela bola standar
δ = Faktor koreksi udara
Faktor koreksi udara bergantung pada suhu dan tekanan
udara yang besarnya adalah sebagai berikut :
(3)
Atau dengan perumusan sebagai berikut:
(4)
dimana :
θ = temperatur udara (°C)
p = tekanan udara (mmHg)
b = tekanan udara (mbar)
Td = suhu udara (°C)
Pada dasarnya kelembaban udara juga turut mempengaruhi
tegangan tembus sela bola. Jika hal ini diperhitungkan, maka
tegangan tembus elektroda bola menjadi :
(5)
dimana kh merupakan faktor koreksi yang bergantung pada
kelembaban udara.
E. Isolator Pin-post
Isolator tenaga listrik dan peralatan listrik dijumpai
dikonduktor yang berbeda potensialnya. Dalam pengisolasian
instalasi dan peralatan tersebut, hal pertama yang dilakukan
adalah memisahkan masing – masing konduktor dengan jarak
tertentu sehingga udara yang mengantarai suatu konduktor
yang lain berperan sebagai medium isolasi utama. Kemudian,
konduktor- konduktor diikat pada penyangga dengan bantuan
isolator.
Isolator tegangan tinggi dijumpai pada jaringan
transmisi, jaringan distribusi hantaran udara, gardu induk,
panel pembagi daya, terminal ujung kabel dan peralatan
tegangan tinggi. Pada jaringan hantaran udara digunakan
sebagai penggantung dan penopang konduktor. Di gardu induk
digunakan sebagai pendukung peralatan konduktor
penghubung dan penggantung rel daya. Pada panel distribusi
digunakan untuk menopang rel daya. Pada peraltan tegangan
tinggi digunakan sebagai mantel peralatan uji (trafo uji,
pembagi tegangan, kapasitor, resistor) dan bushing. Bushing
adalah isolator yang digunakan untuk mengisolir badan suatu
peralatan dengan konduktor terminal tegangan tinggi yang
menerobos badan peralatan tersebut.
Ditinjau dari segi kelistrikan, isolator udara
membentuk suatu sistim isolasi yang berfungsi untuk
mengisolir suatu konduktor bertegangan dengan kerangka
penyangga yng dibumikan sehingga tidak ada arus listrik yang
mengalir dari konduktor tersebut ketanah. Adapun dua
kejadian yang dapat menyebabkan sistem isolasi ini gagal
melaksanakan fungsinya yaitu terjadi tembus listrik pada
udara disekitar permukaan isolator yang disebut lewat denyar
(flashover) dan tembus listrik pada isolator yang menyebabkan
isolator pecah. Kegagalan suatu isolator dapat terjadi karena
bahan dielektrik isolator tembus listrik (breakdown) atau muka
isolator.
a) Karakteristik listrik
Setiap isolator dicirikan oleh tegangan ketahanan impuls
petir pengenal dan tegangan ketahanan frekuensi kerja basah
pengenal sesuai SPLN 7A dan 7B.
b) Karakteristik mekanik
Setiap isolator dicirikan oleh beban gagal tekuk minimum
tertentu. Beban gagal tekuk minimum adalah 12,5 kN;khusus
untuk isolator dengan tingkat tegangan ketahanan impuls
sampai dengan 170 kV, beban gagal tekuk minimum
diperbolehkan 8kN untuk listrik perdesaan atau penghantar
saluran udara AAAC dengan penampang maksimum 70mm2.
c) Karakteristik dimensi
Karakteristik dimensi ditetapkan sebagai berikut:











Jarak rambat nominal minimum
Tinggi total nominal
Parameter bagian isolasi nominal maksimum
Dimensi bagian isolasi nominal maksimum
Diameter bagian kepala
Diameter bagian leher
Diameter bagian fiting logam bawah minimum
Radius alur kawat atas
Radius alur kawat samping
Jarak antara bagin bawah alur kawat atas dan garis
tengah alur kawat samping
Diameter baut
d) Pengujian
Pengujian isolator ini berbeda dengan pengujian yang
lain,pengujian yang perlu dilakukan adalah:
a).
Uji jenis :
 Pengukuran dimensi
 Uji tegangan ketahanan impuls petir kering
 Uji tegangan ketahanan frekuensi kerja basah
 Uji beban gagal mekanik
 Uji tegangan ketahanan frekuensi kerja keadaan
terpolusi
b).
Uji contoh
:
 Pengukuran dimensi
 Uji daur suhu
 Uji beban gagal mekanik
 Uji keporian
 Uji galvanis
c).
Uji rutin :
 Pemeriksaan visual rutin
 Uji mekanik rutin
III. PROSEDUR PENGUJIAN TEGANGAN TINGGI IMPULS
PADA ISOLATOR PIN-POST
Gambar 6. Isolator Pin-Post
B. Peralatan Pengujian Impuls Pada Isolator PinPost
Berikut ini peralatan-peralatan yang digunakan dalam
rangkaian pengujian impuls isolator pinpost:
Generator Tegangan Impuls 750 kV
Pembagi Tegangan Kapasitif (Capacitor Divider)
Oscilloscope Le Croy
Meja Controller Generator Impuls
MikroAmperemeter DC
Slide Regulator Tegangan
Beban Uji Sampel Isolator Pin-Post
Temperature Humidity Meter
Barometer
Kabel Penghubung
Berikut ini gambar beberapa peralatan penting untuk
pengujian di atas:
A. Benda Uji
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan suatu
barang untuk dapat dipasarkan atau tidak. Barang yang akan
diuji adalah isolator pin-post P 12,5 ET 150 L.
Pada pengujian impuls ini digunakan benda uji pada isolator
pin post memiliki spesifikasi sebagai berikut:









Jenis
Bahan
Warna glasir
Jarak lengkung
Jarak rambat
Diameter badan isolasi
Diameter fiting logam bawah
Tegangan Ketahanan Impuls Petir
Beban gagal tekuk minimum
: Pin-Post
: Keramik
: Coklat tua
: 263 mm
: 596 mm
: 175 mm
: 70,5 mm
: 150 kV
: 12,5 kN
Gambar 7. Generator impuls 750 kV
Gambar 8. Capasitor Devider
Gambar 9. Oscilloscope Le Croy
C. Prosedur Pengujian Impuls pada Isolator Pin-post
Blok diagram proses pengujian tegangan tinggi impuls
pada pengujian peralatan tegangan menengah khususnya
isolator pin-post ditunjukkan pada gambar 10 berikut ini:
Gambar 11 Rangkaian listrik pengujian tegangan tinggi impuls
isolator
Berikut ini merupakan prosedur pengujian tegangan tinggi
impuls pada benda uji isolator tegangan menengah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Gambar 10. Diagram blok proses pengujian tegangan tinggi
impuls isolator
7.
8.
Merangkai seperti rangkaian percobaan.
Rangkaian benda uji, capacitor divider, dan generator
impuls ditempatkan sedemikian rupa, sehingga jarak
antara masing-masing benda tersebut tidak saling
berdekatan.
Membersihkan benda uji dan memasang sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya di lapangan.
Mencatat data teknis benda uji pada blanko yang sesuai.
Mencatat kondisi udara ruang : suhu kering (td), suhu
basah (tw), dan tekanan udara (b), dan jarak busur
minimum dari isolator (L).
Menghitung faktor koreksi udara untuk memperoleh
besarnya tegangan uji pada kondisi ruang.
Menghidupkan oscilloscope sesuai manual alat.
Melakukan pengisian kapasitor generator impuls hingga
tegangan masukan generator impuls per tingkat mencapai
nilai setelan. Apabila sebelum nilai setelan tercapai terjadi
pelepasan muatan pada generator impuls, maka
menambah jarak sela bola generator impuls sebesar 0,1
cm dan melakukan pengisian kembali. Apabila terjadi
kembali pelepasan sebelum waktunya, mengulangi
langkah-langkah tersebut hingga tegangan setelan dapat
tercapai. Setelah tercapai, menunggu proses penyalaan
(triggering) generator impuls. Pada langkah tersebut,
ujung kabel keluaran dari generator impuls tidak
disambung ke benda uji, melainkan disambungkan ke sela
bola 25 cm, sampai penyetelan tegangan yang
dikehendaki tercapai.
9.
Setelah penyetelan masukan generator impuls tercapai,
yaitu dengan melihat tinggi tegangan di oscilloscope,
langkah selanjutnya adalah menyambungkan ujung
keluaran dari generator ke benda yang akan diuji.
10. Melakukan kembali pengisian masukan generator sesuai
langkah (8) kemudian menerapkan tegangan ke benda uji
untuk setiap konfigurasi yang telah ditentukan.
11. Mencatat hasil penerapan tegangan uji ke benda uji
tersebut pada blanko yang sesuai.
12. Benda uji isolator pinpost tersebut dinyatakan lulus uji
apabila tidak terjadi flashover.
Contoh :
P 12,5 ET 150 L menunjukkan:
P
12,5
E
T
150
L
: isolator tonggak pinpost
: Beban gagal tekuk minimum 12,5 kN
: Dengan penyangga eksternal
: Jenis ikat atas
: Tegangan ketahanan impuls petir 150 kV
: Jarak rambat yang lebih panjang
4.1 Hasil Pengujian Impuls pada Isolator Pin-Post
Data dan perhitungan factor koreksi udara pada Isolator
Pin-Post ( P 12,5 ET 150 L) dapat diuraikan sebagai berikut:
PERHITUNGAN FAKTOR KOREKSI
Frekuensi tenaga
Suhu ruang
Tekanan Udara
Densitas udara relatif
Gambar 12. Rangkaian pengujian tegangan tinggi impuls
:Kering
: Td = 28,5 o C
Tw = 23,1 o C
: b = 1003 mbar
:δ:
Faktor koreksi udara bergantung pada suhu dan tekanan udara
yang besarnya adalah sebagai berikut :
maka dapat diperoleh penyederhanaan persamaan faktor
koreksi udara sebagai berikut :
Gambar 13. Rangkaian pengujian Isolator pin-post
Dalam pelaksanaan pengujian tegangan impuls pada suatu
isolator pin-post, terdapat hasil pengujian tegangan tinggi
impuls pada isolator.
sehingga dapat ditulis sebagai :
IV. HASIL PENGUJIAN
Berikut ini merupakan hasil pengujian tegangan
tinggi impuls yang dilakukan pada Isolator PinPost tegangan
menengah.
Dalam pengukuran Isolator Pin-Post ini memakai satuan mm
dan memiliki kode pengenal pada isolator . Dimana huruf P
diikuti dengan angka yang menunjukkan beban gagal tekuk
minimum dalam kilo Newton. Selanjutnya diikuti huruf E
yang menyatakan penyangga bagian logam eksternal.
Kemudian diikuti dengan huruf T yang menunjukan jenis ikatatas.
Kelembaban udara (yang diperoleh dari graik h) :18,0 (g/m3 )
Parameter K untuk impuls petir
K = {1+ 0,010 ( h / - 11)}
K = {1+ 0,010 (18,0/0,9622 - 11)}
= 1,0771
Tegangan loncat kondisi standar IEC : UB
UB = 1,1 x tegangan uji (untuk uji ketahanan)
= 1,1 x 150 kV
= 165 kV
Parameter g
:
Gambar 15. V/div x µs/div tembakan pertama isolator pin-post
Gambar 16. Triggering gelombang pada tembakan pertama
isolator pin-post (-)
g = 1,2107
Yang diperoleh dari grafik, m= 1 dan w = 1
Sehingga :Faktor koreksi idensitas udara :
K1 = m = 1 = 0,962
Faktor koreksi kelembapan:
K2 = Kw = K1 = 1,0771
Faktor Koresi Udara :
Kt = K1 x K2 = 0,9622 x1,0771 = 1,0363
Adapun hasil bentuk gelombang tegangan uji impuls isolator
pin-post ( P 12,5 ET 150 L) yang digunakan yaitu
Oscilloscope Le Croy
POLARITAS NEGATIF
Parameter bentuk gelombang impuls yang diperoleh adalah:
Gambar 17. Tembakan kedua pada isolator pin-post
Gambar 18. V/div x µs/div tembakan kedua isolator pin-post
Gambar 19. Triggering gelombang pada tembakan kedua
isolator pin-post (-)
Gambar 14. Tembakan pertama pada isolator pin-post
Gambar 25. Triggering gelombang pada tembakan pertama
isolator pin-post (-)
Gambar 20. Tembakan ketiga pada isolator pin-post
Gambar 26. Ttembakan kelima pada isolator pin-post
Gambar 21. V/div x µs/div tembakan ketiga isolator pin-post
Gambar 22. Triggering gelombang pada tembakan ketiga
isolator pin-post (-)
Gambar 27. V/div x µs/div tembakan kelima isolator pin-post
Gambar 28. Triggering gelombang pada tembakan kelima
isolator pin-post (-)
Gambar 23. Tembakan keempat pada isolator pin-post
Gambar 24. V/div x µs/div tembakan keempat isolator
pin-post
Gambar diatas merupakan hasil bentuk gelombang dari
tegangan impuls pada isolator pin-post yang menggunakan
alat yaitu Osiloskop Le Croy dimana untuk menangkap bentuk
gelombang impuls yang dihasilkan dari generator tegangan
impuls.
Pada pengujian ini diberikan tembakan sampai kelima kali
pada isolator pin-post ini untuk membuktikan benda yang diuji
ini layak atau tidak layak dipakai.
Adapun untuk menetukan tegangan Flashover pada kondisi
standar:
Vs = Vu x 1/Kt
150 = Vu x 1/1,0363
Vu = (150 x1,0363)/1
Vu = 155,445 Volt
V. KESIMPULAN
1. Pengujian tegangan impuls ini pun dilakukan pada
isolator pinpost dimana dapat dijumpai pada jaringan
transmisi, jaringan distribusi hantaran udara, gardu
induk, panel pembagi daya, terminal ujung kabel dan
peralatan tegangan tinggi.
2. Standar yang digunakan sebagai panduan dalam
pengujian tegangan tinggi impuls isolator pin-post
tegangan menengah tersebut asalah standar IEC dan
standar SPLN 10-4A.
3. Pengujian tegangan tinggi impuls pada isolator ini
dilakukan selama 5 kali diberikan tembakan
tegangan impuls secara berturut-turut membuktikan
benda yang diuji ini layak atau tidak layak dipakai.
4. Isolator yang layak untuk dipakai jika tidak ada cacat
glasur antara lain: bercak tanpa glasur, sumbing,ada
bahan lain dalam glasur, bintik. Toleransi pada cacat
glasur yang diizinkan dapat dilihat pada SPLN 10IE.
5. Dari keseluruhan data hasil pengujian tegangan tinggi
impuls isolator pinpost tegangan menengah yang
dilakukan dapat dinyatakan bahwa sampel isolator
tidak lulus uji tegangan impuls dimana terjadinya
flashover pada isolator
6. Besarnya tegangan pengujian tegangan tinggi impuls
dipengaruhi oleh factor koreksi udara yang meliputi
kondisi temperature kering, tekanan udara dan
kelembapan udara pada ruang uji.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
[ 2]
[3]
[4]
[5]
[6]
Arismunandar, A., Teknik Tegangan Tinggi, PT Pradnya Paramita,
Jakarta, 1994.
Begamudre, Rakosh Das, “ Extra High Voltage AC Transmission
Engineering”, New Delhi: Wiley Eastern Limited, 1987.
Hutahuruk, T.S., Transmisi Daya Listrik, Penerbit Erlangga,
Jakarta, 1985.
Naidu, M.S., “ High Voltage Engineering”, Tata Mc Graw Hill
Publishing, 1983
SPLN 10-3B “ Tingkat Intensitas Polusi Sehubungan dengan
Pedoman Pemilihan Isolator”, Perusahaan Listrik Negara, 1993
http://en.wikipedia.org/wiki/isolator
BIODATA PENULIS
Melfa Silitonga lahir di Medan pada tanggal 12
Juni 1991. Menempuh pendidikan dasar di SD
Negeri 1 Blimbing Tangerang. Kemudian
melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri 1
Kosambi Tangerang. Penulis melanjutkan
sekolahnya di SMA MARKUS Tangerang. Kemudian
melanjutkan pendidikan ke tingkat Perguruan Tinggi dan
diterima sebagai mahasiswa jurusan Teknik Elektro Angkatan
2008 Universitas Diponegoro Semarang Konsentrasi Teknik
Energi Listrik dan masih melanjutkan studinya hingga saat ini
dan telah melaksanakan kerja praktek di PT. PLN (Persero)
Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan Duren Tiga
Jakarta mulai Bulan Januari s.d Februari 2011.
Semarang, Juni 2011
Penulis,
Melfa Silitonga
L2F008138
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
Abdul Syakur, S.T. M.T.
NIP. 1972042219990311004
Download