ABDUL LATIF-FDK - Repository UIN Jakarta

advertisement
STRATEGI KOPERASI KOSSUMA SYARIAH DALAM UPAYA MEMBANGUN
USAHA MIKRO PRODUKTIF DI KELURAHAN TUGU DEPOK
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi sebagai syarat untuk meraih gelar
Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh :
Abdul Latif
1110053000070
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1435 H/2014 M
STRATEGI KOPERASI KOSSUMA SYARIAH DALAM UPAYA
MEMBANGUN USAHA MIKRO PRODUKTIF DI KELURAHAN TUGU
DEPOK
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Sebagai Syarat Untuk
Meraih Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
Abdul Latif
1110053000070
Di Bawah Bimbingan
Drs. Sugiharto, MA
NIP:196608061996031001
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1435 H/2014
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul Strategi Koperasi Kossuma Syariah dalam upaya Membangun
Usaha Mikro Produktif di Kelurahan Tugu Depok, telah diajukan dalam sidang
Munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
pada hari Kamis, 08 Mei 2014. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Strata 1 pada program studi
Manajemen Dakwah.
Ciputat,13 Mei 2014
Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota
Sekertaris Merangkap Anggota
H. Mulkanasir, MM
NIP. 195501011983021001
Drs. Cecep Castrawijaya, MM
NIP. 196708181998031002
Penguji I
Penguji II
Noor Bekti Negoro, M.Si
NIP.196503011999031001
Drs. Yusro Kilun, M.Pd
NIP. 195706051991031004
Pembimbing
Drs. Sugiharto, MA
NIP.196608061996031001
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 13 Mei 2014
Abdul Latif
ABSTRAK
ABDUL LATIF, NIM 1110053000070, Strategi Koperasi Kossuma Syariah
Dalam Upaya Membangun Usaha Mikro Produktif di Kelurahan Tugu
Depok, Pembimbing : Drs. Sugiharto MA
Koperasi syariah merupakan sebuah konversi dari koperasi konvensional
melalui pendekatan yang sesuai dengan syariat Islam dan peneladanan ekonomi
yang dilakukan Rasulullah serta para sahabatnya yang bertujuan menyejahterakan
anggota khususnya dan masyarakat sekitar pada umumnya. Sebagai salah satu
badan usaha yang berlatarbelakang syariah koperasi Kossuma Syariah berusaha
untuk memberantas para rentenir yang terus menggerogoti nadi perekonomian
kaum miskin dengan cara membangun usaha mikro produktif agar orang-orang
miskin bisa hidup mandiri dan tidak bergantung kepada para rentenir.
Kemudian Koperasi Kossuma Syariah bekerja sama dengan Lembaga
Amil Zakat BSM (Bank Syariah Mandiri) dalam program pinjaman dana bergulir
yang disalurkan Koperasi Kossuma dalam bentuk pinjaman dengan akad Qardul
Hasan dimana pinjaman ini diberikan tanpa margin sedikitpun agar memudahkan
kaum miskin dalam membangun usaha mikro produktifnya. Di sinilah timbul
pertanyaan, apa saja bentuk usaha mikro produktif yang didirikan oleh Koperasi
Kossuma Syariah? Strategi apa yang digunakan Koperasi Kossuma Syariah dalam
upaya membangun usaha mikro produktif di kelurahan Tugu, Depok? Untuk
mengetahui rumusan masalah diatas penulis telah melakukan penelitian terhadap
Koperasi Kossuma Syariah di Kelurahan Tugu, Cimanggis Depok.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif dan
pendekatan kualitatif. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan wawancara
yang diperoleh langsung dari sasaran penelitian maupun catatan dari sumber
terkait lainnya.
Pembangunan usaha mikro produktif ini dilakukan karena bentuk upaya
kepedulian pengurus koperasi kepada sektor ekonomi menengah ke bawah agar
tidak terjerumus kepada rentenir yang terus saja membayang-bayangi kehidupan
mereka. Selain itu program ini bertujuan untuk mengetahui bentuk usaha mikro
produktif yang dibangun koperasi Kossuma Syariah dan Strategi yang digunakan
telah tepat sasaran. Hasil penelitian yang diperoleh adalah kegiatan pembangunan
usaha mikro produktif ini sangat efektif untuk menumbuhkan rasa mandiri dan
kesadaran berwirausaha guna memperbaiki taraf kehidupan mereka.
Kata Kunci: Strategi, Koperasi Syariah, Usaha Mikro Produktif
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, karena berkat rahmat-Nya
kita semua dapat menikmati setiap butir oksigen-Nya, dapat menghela tiap helaian
nafas bersamaan dengan dzikir yang memang sepantasnya kita ucapkan, dan
berkat kasih sayang-Nya kita semua masih dapat mengambil semua hikmah hidup
hingga bisa menjalani semua aktifitas dalam keseharian kita.
Sebagai sebuah skripsi, penelitian penulis lakukan merupakan langkah
awal untuk mencoba membuka wawasan tentang sebuah konsep pembangunan
usaha mikro produktif. Penulis menyadari karya ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan tanpa dukungan berbagai pihak tidak mungkin karya ilmiah ini
dapat selesai. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Dr.Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Drs, Cecep Castrawijaya, MA, selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah.
3. H. Mulkanasir, MM, selaku Sekertaris Jurusan Manajemen Dakwah.
4.
Drs, Sugiharto, MA, selaku Pembimbing penulis, yang dengan kesabarannya
memotivasi penulis dan senantiasa meluangkan waktu untuk membimbing
penulis selama proses penyelesaian skripsi.
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang tidak pernah
lelah memberikan ilmunya kepada penulis hingga detik ini. Dan segenap
karyawan Perpustakaan Umum UIN dan Perpustakaan Dakwah UIN Syarif
i
Hidayatullah Jakarta yang senantiasa memberikan pelayanan kepada penulis
dalam hal pencarian referensi yang penulis butuhkan.
6. Bapak Murni Purwanto dan Ibu Sarjiyem selaku kedua orangtua penulis yang
selalu memberikan do’a yang tidak pernah putus sampai saat ini.
7. Keluarga besar pengurus Koperasi Kossuma Syariah, Ibu Andri, serta jajaran
lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
8. Sahabat-sahabat tercinta, rekan-rekan Manajemen Angkatan 2010. Muhamad
Fadli Karim, Cahya Beni Permadi, Moqqodas Al Aslami, Ihdina Sabila Putri,
Murni Hikmawati, Mila Karomilah, Eko Arianto, dan lainnya yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu.
Kemudian kepada seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu. Semoga Allah membalas kebaikan dan kita senantiasa ditunjukan jalan
dan rahmat oleh Allah SWT. Amin
Jakarta, 12 Mei 2014
Abdul Latif
ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................ 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................... 7
D. Metodologi Penelitian .................................................................... 8
E. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 12
F. Sistematika Penulisan .................................................................... 13
BAB II LANDASAN TEORI
A. Strategi
1.
Pengertian Strategi .................................................................... 15
2.
Jenis-jenis Strategi .................................................................... 18
3.
Proses dan Model Perumusan Strategi ...................................... 21
4.
Langkah-langkah Strategi ......................................................... 23
5.
Tujuan dan Manfaat Strategi .................................................... 24
B. Koperasi dan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, Menengah)
1.
Pengertian Koperasi .................................................................. 25
2.
Pengertian Usaha Mikro............................................................ 28
iii
3.
Pengertian Usaha Kecil ............................................................. 32
4.
Pengertian Usaha Menengah ..................................................... 34
5.
Jenis-jenis Koperasi .................................................................. 35
6.
Tujuan dan Manfaat Koperasi dan UMKM .............................. 36
7.
Tata Cara Mendirikan Koperasi ................................................ 39
C. Koperasi Syariah,
1.
Pengertian Koperasi Syariah ..................................................... 52
2.
Peran dan Fungsi Koperasi Syariah .......................................... 53
3.
Sistem Penghimpunan Dana ..................................................... 57
4.
Sistem Penyaluran dana ............................................................ 58
5.
Tujuan Sistem Koperasi Syariah ............................................... 62
6.
Perbedaan Koperasi Konvensional dan Koperasi Syariah ........ 63
BAB III GAMBARAN UMUM KOPERASI KOSSUMA SYARIAH DEPOK
A. Latar belakang Berdirinya Koperasi Kossuma Syariah............... 66
B. Visi , Misi serta Tujuan Koperasi Kossuma Syariah ................... 68
C. Struktur Organisasi Koperasi Kossuma Syariah ......................... 69
D. Kegiatan Koperasi Kossuma Syariah .......................................... 70
E. Produk dan Pembiayaan Koperasi Kossuma Syariah .................. 71
F. Program Kerja Koperasi Kossuma Syariah ................................. 72
G. Target Capaian Koperasi Kossuma Syariah ................................ 73
iv
BAB IV STRATEGI KOPERASI KOSSUMA SYARIAH DALAM UPAYA
MEMBANGUN USAHA MIKRO PRODUKTIF DI KELURAHAN TUGU
DEPOK
A. Bentuk Usaha Mikro Produktif Yang Dibangun Koperasi Kossuma
Syariah Di Kelurahan Tugu Depok .............................................. 74
B. Strategi Koperasi Kossuma Syariah Dalam Upaya Membangun
Usaha Mikro Produktif Di Kelurahan Tugu Depok .................. .. 78
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 89
B. Saran ............................................................................................ 90
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Koperasi sebagai soko guru perekonomian Indonesia mempunyai
peranan yang sangat penting dalam pengembangan kesejahteraan masyarakat
di Indonesia.Upaya menyejahterakan masyarakat tidak hanya dapat dirasakan
para anggotanya sendiri, tetapi juga masyarakat luas pada umumnya. Untuk
mewujudkan tujuan tersebut diperlukan sebuah upaya dari koperasi itu sendiri
untuk mengembangkan berbagai usahanya dalam rangka meningkatkan
kreatifitas masyarakat untuk berwirausaha khususnya dibidang usaha mikro,
kecil dan menengah (UMKM) yang selalu menjadi prioritas utama koperasi.
Kebenaran koperasi dalam pencapaian tujuannya tergantung dari
aktifitas para anggotanya, apakah merekamampu melaksanakan kerja sama,
memiliki kegairahan kerja dan menaati segala ketentuan dari garis kebijakan
yang telah ditetapkan rapat anggota. Dengan demikian, usaha meningkatkan
taraf hidup mereka tergantung dari aktifitas mereka.1
Namun stereotipe terhadap keberadaan lembaga koperasi masih
berkumandang di berbagai kalangan. Tudingannya pun sungguh tidak
mengenakan dimana koperasi dinilai sebagai lembaga Ekonomi yang
1
Panji Anoraga dan Ninik Widianti, Dinamika Koperasi, ( Jakarta: PT. Asah
Mahasatya,2003) cet ke-4, h.1
1
2
hampirgagal, tidak efisien, dan tidak bisa bersaing. Bahkan, sebagai sarang
Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme (KKN)2.
Ketika krisis moneter yang berlanjut pada krisis ekonomi melanda
negeri ini pada pertengahan 1997, hampir semua pelaku ekonomi terrkena
imbasnya.
Pukulan
telak
dialami
oleh
kalangan
pengusaha
besar
(konglomerat) yang tidak sedikit diantaranya yang gulung tikar. Kendati tidak
telak, lembaga perkoperasian pun mengalami nasib yang sama. Hanya saja
koperasi mampu bertahan bahkan beberapa diantaranya, terutama koperasi
yang bergerak dalam komoditas ekspor justru menuai untung akibat
depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Sejalan dengan
itu, Indonesia yang sudah menganut sistem pasar terbuka, juga menjadi
tantangan yang sekaligus sebagai peluang bagi koperasi3.
Perjalanan hidup ekonomi rakyat melalui koperasi mengalami pasang
surut mulai dari kondisi bangsa yang terjajah, lalu menuju kondisi ekonomi
yang diwarnai proteksi hingga fase ekonomi pasar bebas. Adalah tidak mudah
menghadapi perubahan lingkungan bisnis tersebut, terlebih bagi lembaga
perkoperasian dengan skala usaha ekonomi serba terbatas dan sarat dengan
kelemahan-kelemahan dalam hal sumber daya manusia (SDM) pengelola
koperasi serta kelemahan permodalan internal koperasi. Maka, wajar jika
eksistensi koperasi juga terkena imbas dari perubahan lingkungan tersebut.
2
Pariaman Sinaga, Urip Triyono, Irsyad Mucthar, Zaenal Wafa. Slamet A.W, Berlayar
Mengarungi Sejuta Tantangan Koperasi Di Tengah Lingkungan Yang Berubah, ( Jakarta :PT
Raja Grafindo Persada,2007) h.1
3
Muhammad Firdaus, Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah ,Teori Dan Praktik, (
Bogor : PT Ghalia Indonesia, 2004) cet ke-2 h.23
3
Namun demikian, fakta menunjukan di tengah hiruk-pikuk persaingan
yang semakin ketat, sekelompok masyarakat masih teguh bergabung dalam
koperasi, baik di perkotaan, pedesaan sampai daerah terpencil.
Secara umum, koperasi telah berperan dalam masyarakat. Adapun
perannya adalah sebagai berikut:
1.
Meningkatkan skala dan efisiensi
Dalam bidang kegiatan usaha rakyat, pada umumnya sering
dijuluki usaha skala yang tidak besar, bahkan kadang-kadang bersifat
subsisten sehingga efisiensi usaha rendah. Oleh karena itu, dengan
bergabung dalam koperasi, skala kegiatan dapat diperbesar, seperti
pengadaan pupuk bersama, pengolahan hasil produksi, dan pemasaran
bersama.
2.
Meningkatkan “barganing position”
Pada umumnya secara individu kelompok usaha masyarakat
dihadapkan pada keterbatasan akses pasar, akses permodalan dan akses
teknologi dan akses pendidikan. Ditemukan pula bahwa akibat asimetris
informasi, kelompok yang lemah itu akan tereksploitasi. Dengan
bergabung dalam koperasi, kekuatan berkelompok menjadi tumbuh dan
dapat memperkuat bargaining position yang kuat terhadap pasar.
3.
Manfaat Sosial
Saling memberikan dukungan terhadap sesama, mendorong
kebersamaan diantara para anggota dan mampu memupuk semangat
demokrasi serta loyalitas pada organisasi.
4
Namun sejalan dengan perjalanan waktu koperasi masih dianggap
sebagai cara para rentenir mencari uang. Alasannya adalah karena
dewasa ini banyak para rentenir yang mengatasnamakan koperasi untuk
mengambil keuntungan yang berlipat-lipat. Hal inilah yang sangat
mengecewakan. Oleh karena itu, insan-insan yang terus berjuang dalam
koperasi memberikan inovasi lain dalam organisasi tersebut dengan cara
memandang koperasi sebagai sumber kemaslahatan umat yang harus
dibina dan dilestarikan sesuai dengan syariat dan hukum islam yang
tertera dalam Al-quran, As-Sunah, Ijma dan Qiyas atau yang lebih
dikenal dengan Koperasi Syariah.
Koperasi Syariah merupakan sebuah konversi dari koperasi
konvensional melalui pendekatan yang sesuai dengan syariat Islam dan
peneladanan ekonomi yang dilakukan Rasulullah dan para sahabatnya.
Konsep pendirian Koperasi Syariah menggunakan konsep Syirkah
Mufawadhoh yakni sebuah usaha yang didirikan secara bersama-sama
oleh dua orang atau lebih, masing-masing memberikan kontribusi dana
dalam porsi yang sama besar, dan berpartisipasi dalam kerja dengan
bobot yang sama pula. Masing-masing partner saling menanggung satu
sama lain dalam hak dan kewajiban. Serta tidak diperkenankan salah
seorang memasukan modal yang lebih besar dan memperoleh
keuntungan yang lebih besar pula dibanding dengan partner lainnya4.
4
Nur S. Buchori,Koperasi Syariah, ( Sidoarjo : PT Masmedia Buana Pustaka, 2009) h. 15
5
Azas usaha Koperasi Syariah berdasarkan konsep gotong royong
dan tidak dimonopoli oleh salah seorang pemilik modal. Begitu pula
dalam hal keuntungan yang diperoleh maupun kerugian yang diderita,
tentunya harus dibagi secara sama dan proporsional.
Salah satu koperasi yang berbasis syariah adalah Koperasi
Kossuma Syariah berdiri sejak tanggal 16 Januari 2006 sebagai “Pilot
Projek”Tim Ekonomi PP Salimah. Dengan Akte Notaris Herdianti
Witjaksana, SH dan dikeluarkan pada tanggal 28 Juni 2006 No. 03.
Badan Hukum No 518/20/BH/KPPS/KANKOP/1.2/VI 2006. Lalu
disahkan oleh Sudin Koperasi dan UKM Kota Depok pada tanggal 30
Juni 2006. Launching Kossuma Depok telah dilaksanakan pada tanggal
23 Juli 2006 dan diresmikan oleh Bapak Drs. Eddy Setiawan MM
(Asisten Departemen Urusan Pembiayaan dan Peminjaman Kredit
Kementrian Koperasi dan UKM RI).
Alasan Koperasi Kossuma dibentuk adalah untuk membantu usaha
kecil dan menengah serta masyarakat khususnya wanita untuk dapat maju
dan sejahtera.Koperasi Kossuma mempunyai program sebagai berikut :
a.
Jasa pelayanan simpan pinjam
b.
Pembiyaan untuk pengembangan usaha (usaha/barang)
c.
Investasi dalam kerjasama usaha
d.
Pembiyaan untuk barang produktif dan konsumtif
e.
Penerimaan dan penyaluran dana sosial
6
Karena Koperasi ini memakai sistem tanggung renteng, maka
keuntungan menjadi anggota Koperasi Kossuma sendiri adalah sebagai
berikut :
a.
Terhindar masalah riba yang jelas-jelas hukumnya haram
b.
Pengembangan usaha bagi yang sudah memiliki usaha
Sejalan dengan perjalanannya masih saja ada yang menjadi
hambatan/tantangan bagi Koperasi Kossuma dalam membangun usaha
mikro diantaranya adalah modal yang masih sedikit, para pesaing lain
seperti Bank Syariah, Koperasi Syariah, bahkansampai para rentenir yang
mengatas namakan Syariah dalam usaha mendapatkan anggota. Dalam
hal ini, Koperasi Kossuma Syariah dituntut untuk menyelesaikan masalah
tersebut guna bisa membangun usaha mikro di kelurahan Tugu Depok.
Terutama cara untuk memerangi para rentenir yang terus saja mengusik
sektor ekonomi menengah kebawah, seperti yang diperintahkan Al
Quran:
“ Dan tolong-menolonglah kamu dalam ( mengerjakan) kebajikan dan
taqwa,dan jangan tolong menolong dalam berbuat Dosa dan
pelanggaran. dan bertaqwalah kamu kepada Allah, Allah amat berat
siksanya”.( QS Al Maidah ayat 2).
Menyadari dan memahami kondisi tersebut, kenyataan inilah yang
mendorong penulis untuk menyajikan judul “Strategi Koperasi
Kossuma Syariah Dalam Upaya Membangun Usaha Mikro
Produktif Di Kelurahan Tugu Depok”
7
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Agar pembahasan masalah ini lebih terarah,maka penulis membatasi
permasalahan pada:
1. Objek permasalahan yang diteliti hanya 2013-2014
2. Fokus penelitiannya adalah anggota Koperasi Kossuma Syariah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah
seperti berikut:
1.
Apa saja bentuk Usaha mikro produktif yang didirikan oleh Koperasi
Kossuma Syariah Di Kelurahan Tugu Depok?
2.
Bagaimana Strategi Koperasi Kossuma Syariah dalam upaya membangun
usaha mikro produktif di kelurahan Tugu Depok?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian:
1. Tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui usaha mikro produktif apa saja yang didirikan oleh
Koperasi Kossuma Syariah di Tugu Depok.
b. Untuk mengetahui strategi Koperasi Syariah dalam upaya membangun
usaha mikro di Tugu Depok.
2. Manfaat Penelitian ini adalah:
a. Bagi penulis,dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam
masalah ini.Disamping sebagai pembanding antara teori yang
didapatkan dari bangku kuliah dengan praktek yang terjadi dilembaga
yang bersangkutan.
8
b. Bagi pihak pengurus Koperasi Kossuma Syariah, hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat dalam
menentukan langkah selanjutnya ke arah yang lebih baik.
c. Bagi jurusan Manajemen Dakwah, hasil penelitian ini merupakan
informasi perihal cara membangun usaha mikro Koperasi Kossuma
Syariah Di Kelurahan Tugu Depok.
d. Bagi dunia Pustaka, hasil penelitian ini diharapkan sebagai sumbangan
yang berguna dalam memperkaya koleksi dalam ruang lingkup karyakarya penelitian.
Selain itu, penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menambah
khazanah ilmu pengetahuan, khususnya dalam perkoperasian yang
berperan untuk membangun ekonomi mikro. Kegunaan lain dari hasil
penelitian ini adalah dapat dimanfaatkan pemerintah atau penentu
kebijakan, khususnya dalam membangun dan memperluas ekonomi mikro
yang terus ditindas dan diasingkan oleh persaingan pasar bebas. Hasil
penelitian ini, juga dapat dimanfaatkan sebagai dasar pemikiran oleh
peneliti lain yang berminat melakukan penelitian yang sejenis dengan
peneliti ini.
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Pada penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan
penelitian
kualitatif
yaitu
dengan
melakukan
penelitian
yang
9
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang-orang
atau perilaku yang dapat diamati secara langsung.
Pendekatan kualitatif ini digunakan karena beberapa pertimbangan
yaitu bersifat fleksibel atau luwes, lazim mendefinisikan suatu konsep,
serta memberi kemungkinan bagi
perubahan-perubahan manakala
ditemukan fakta yang lebih mendasar, bermanfaat, dan bermakna di
lapangan.
Metodologi penelitian ini adalah suatu cara kerja untuk dapat
memahami objek penelitian dalam rangka menemukan ,menguji terhadap
suatu kebenaran atau pengetahuan.Dalam hal ini, penulis menggunakan
metodologi kualitatif, yaitu dengan penelitian yang menghasilkan datadata dari orang yang diamati. Bogdan dan Taylor dalam bukunya Lexy
J.Moleong mendefinisikan
pendekatan
kualitatif
sebagai
prosedur
penelitian yang menghasilkan data-data berupa kata-kata atau tulisan dari
orang-orangdanperilakuyang dapat diamati secara langsung,5
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah para pengurus dan anggota
Koperasi Kossuma Syariah, sedangkan yang menjadi objek dari penelitian
ini adalah strategi Koperasi Kossuma Syariah dalam upaya membangun
usaha mikro.
5
Burhan Bungin, Analisa Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta :PT Raja Grafindo
Persada,2003),Cet.Ke-2 h.39
10
3. Tempat dan Waktu Penelitian.
Tempat penelitian ini bertempat dikantor Koperasi Kossuma Syariah
Jln.RTM 16418 Kelurahan Tugu, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok,
Propinsi Jawa Barat.Waktu penelitian pada bulan Oktober 2013 sampai
Maret 2014.
4. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Dalam
penulisan
skripsi
ini,
penulis
menggunakan
teknik
pemeriksaan keabsahan data dengan menggunakan pengamatan, yaitu
dengan berbagai cara dalam kaitannya dengan proses analisis yang konstan
dan tentatif6. Dalam hal ini, penulis akan mengamati secara langsung ke
lokasi penelitian yang bertempat di Koperasi Kossuma Syariah untuk
memperoleh data-data yang diinginkan. Sehingga adanya relevansi dengan
persoalan yang sedang di teliti.
5. Teknik Pengumpulan Data
Untuk
memperoleh
data
yang
diinginkan,
maka
penulis
menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
a. Wawancara adalah proses percakapan dengan maksud untuk
mengkonstruksi mengenai orang,kejadian, kegiatanorganisasi,motivasi,
perasaan
dan
sebagainya
yang
dilakukan
dua
pihak,
yaitu
pewawancara yang mengajukan pertanyaan dengan orang yang
diwawancarai. Penulis memperoleh keterangan dengan cara tanya
6
Lexy J.Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif , ( Bandung:PT. Remaja Rosdakarya,
2002), h.329
11
jawab sambil tatap muka antara si penanya dan penjawab dengan pihak
pengurus Koperasi Kossuma Syariah.
b. Catatan lapangan, yaitu catatan yang berupa coretan seperlunya yang
sangat
disingkat,berisi
kata-kata
kunci,
frasa,pokok-pokok
isi
pembicaraan atau pengamatan; berupa gambar, sketsa, diagram,dan
lain-lain. Catatan ini berguna hanya sebagai alat perantara yaitu antara
apa yang dilihat,didengar,dirasakan,dicium, dan diraba dengan catatan
yang sebenarnya dalam bentuk catatan lapangan.
c. Dokumentasi,yakni mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan,transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat,
agenda, dan sebagainya.
6. Analisis Data
Setelah data yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini
terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah menganalisa data. Teknik
analisa data yang digunakan dalampenelitianini adalah analisa deskriptif.
Maksud
dari
analisa
deskriptif
adalah
penulis
berusaha
untukmenggambarkan objek penelitian apa adanya sesuai dengan
kenyataan.
7. Teknik Penulisan Skripsi
Dalam penulisan skripsi ini berpedoman pada standar penulisan
skripsi pada buku “ Pedoman Penulisan Karya Ilmiah ( Skripsi,Tesis, Dan
Disertasi)” yang diterbitkan CeQDA ( Center for Quality Development
12
and Assurance) Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun 2007.
8. Tinjauan Pustaka
Dalam penyusunan skripsi ini, telah dilakukan tinjauan pustaka
oleh penulisdan ternyata ada beberapa mahasiswa sebelumnya menulis
masalah yang hampir sama, tetapi dalam hal pembahasan dan objek
sangatlah jauh berbeda.Oleh karena itu, untuk menghindari dari hal-hal
yang tidak diinginkan seperti”menjiplak” hasil karya orang lain, maka
penulis perlu mempertegas perbedaan antara masing-masing judul dengan
masalah yang sedang dibahas sebagai berikut :
a. Winda Satriana, dengan judul skripsi : ”Peran Koperasi Visiana Bakti
TVRI dalam pengembangan ekonomi karyawan TVRI”. Skripsi yang
disusun pada tahun 2007 ini membatasi permasalahannya pada
pengembangan ekonomi karyawan TVRI tidak sampai model
pengembangan SDM yang dilakukan oleh Koperasi Visiana Bakti.
b. Ikhwanul Hakim, dengan judul skripsi : ”Strategi Penggalangan Dana
Zakat Profesi Badan Amil Zakat Daerah(BAZDA) Kabupaten Serang
Banten.” Skripsi ini membatasi permasalahannya pada usaha
penggalangan dana zakat profesi di daerah banten.
c. Fachurroji, denganjudul skripsi : ” Peranan Pelatihan Keterampilan
dan Koperasi dalam pembangunan Ekonomi Umat di Pondok
Pesantren Buntet Cirebon.”Skripsi yang disusun pada tahun 2002 ini
menurut penulis pembahasannya hanya berkisar pada peranan
13
pelatihannya saja terhadap pengembangan ekonomi umat, tidak
sampai pada penjelasan model pengembangan usaha yang dilakukan
oleh Pondok Pesantren Buntet.
9.
Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini dibagi dalam beberapa bab, dengan maksud
untuk memudahkan dalam melakukan pembahasan. Hal ini penulis
lakukan agar pembahasan yang dilakukan tidak menyimpang dari tema
dan pokok pembahasan. Adapun pembagiannya sebagai berikut :
Bab I :
Pendahuluan,
yang
meliputilatar
belakang
masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan
sistem penulisan.
Bab II :
Tinjauan Teoritis, yang meliputi pengertian strategi,
pengertian usaha mikro, tujuan dan manfaat usaha mikro,
pengertian usaha kecil dan usaha menengah,
koperasi
konvensional,
pengertian
koperasi
pengertian
syariah,
perbedaan antara koperasi konvensional dan syariah.
Bab III :
Temuan Penelitian, membahas sejarah Perkembangan
Koperasi Kossuma syariah Tugu Depok, visi dan misi serta
tujuan Koperasi Kossuma Syariah, Struktur organisasi
Koperasi Kossuma syariah Tugu Depok, Kegiatan Koperasi
dan Program Kerja Koperasi Kossuma Syariah Depok.
14
Bab IV :
Analisa Hasil Temuan, menjelaskan tentang tahapan strategi
Koperasi kossuma syariah dalam upaya membangun usaha
mikro di kelurahan tugu Depok, serta evaluasi strategi
koperasi kossuma syariah dalam membangun usaha mikro
di kelurahan tugu Depok.
Bab V :
Penutup.Berisi tentang kesimpulan dan saran dari penulis.
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Pengertian Strategi
Kata strategi berasal dari bahasa Yunani "strategia" yang diartikan
sebagai "the art of the general" atau seni seorang panglima yang biasanya
digunakan dalamStrategi adalah seni dan ilmu untuk memformulasikan,
mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang
memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuanya. Definisi strategi yang
pertama yang dikemukakan oleh Chandler menyebutkan bahwa strategi
adalah tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan, serta pendayagunaan
alokasi semua sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut.7
Strategi pada hakikatnya adalah rencana (planning) dan manajemen
untuk mencapai suatu tujuan tersebut strategi tidak berfungsi sebagai peta
jalan yang hanya memberikan arah saja,melainkan harus mampu menunjukan
bagaimana taktik operasionalnya.8
Dalam pengertian umum, strategi adalah cara untuk mendapatkan
kemenangan atau mecapai tujuan. Strategi pada dasarnya merupakan seni dan
ilmu menggunakan dan mengembangkan kekuatan (ideologi, politik,
ekonomi, sosial-budaya, dan hankam) untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Sejalan dengan uraian diatas, dari sudut estimologis
7
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta:Gramedia
Pustaka Utama,2006)h.4
8
Onong Uchyana, Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek, (Bandung:PT. Remaja
Rosdakarya,1992) h.32
15
16
(asal kata), berarti penggunaan kata “strategik” dalam manajemen sebuah
organisasi, dapat diartikan sebagai kiat, cara dan taktik utama yang dirancang
secara sistematik dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, yang
terarah pada tujuan strategik organisasi.9
Dalam kamus istilah, manajemen strategi adalah rencana yang cermat
mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus dan saling berhubungan.10
Strategi dipahami juga sebagai garis arah atau cara untuk
bertindak. Disini dapat diuraikan bahwa strategi adalah arah dan cara yang
ditetapkan dalam memberikan garis kerja atau tindakan dari pelaku yang
ditunjuk atau diberi tugas.
Strategi adalah sesuatu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan,
sebagian dari kita mungkin sudah tahu bahwa sebagian besar kegiatan atau
bahkan semua kegiatan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah
ditetapkan sebelumnya oleh pihak atau bagian yang berkompeten.
Strategi selalu dibuat dengan mempertimbangkan kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki. Karena dalam tindakan mencapai tujuan, kekuatan
dan kelemahan akan menjadi sesuatu yang sangat penting dan berguna.
Karena dengan mengetahui kekuatan yang dimiliki akan lebih mudah untuk
mengoptimalkannya. Sebaliknya, jika mengenal kelemahan, tentu akan bisa
menghindari dan berusaha menciptakan kekuatan dari kelemahan tersebut.
Dalam hal ini, strategi berperan sebagai alat untuk mencapai tujuan jangka
9
Hadari Nawawi, Manajemen Strategik ( Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,
2003) cet ke-2, h.147
10
Panitia Istilah Manajemen Lembaga PPM, Kamus Istilah Manajemen,(Jakarta:Balai
Askara,1983) cet ke-2, h.245
17
panjang. Strategi bisnis dapat mencakup ekspansi geografis, diversifikasi,
akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, pengurangan bisnis,
divestasi, likuidasi, dan joint venture.
Strategi juga bisa didefinisikan sebagai sejumlah keputusan dan aksi
yang ditunjukan untuk mencapai tujuan (goal) dan menyesuaikan sumber
daya organisasi dengan peluang dan tantangan yang dihadapi dalam
lingkungan industrinya.11 Untuk memperkaya pemahaman tentang apa
sebenarnya strategi itu, berikut akan dipaparkan beberapa definisi strategi.
Ada dua pendekatan untuk mendefinisikan strategiyang dikenal
dengan pendekatan tradisional dan pendekatan baru yang bersumber dari (Hill
dan Jones) dalam pendekatan tradisional, dipahami sebagai suatu rencana
kedepan,bersifat antisipatif (forward looking), sedangkan dalam pendekatan
yang baru strategi lebih dipahami sebagai suatu pola dan bersifat reflektif
(Backward-looking).12
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan Bahwa Strategi
adalah Ilmu dan Seni menggunakan sumber daya Bangsa-bangsa untuk
melaksanakan kebijakan tertentu diperang dan damai, atau rencana yang
cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.13
Dalam sebuah perusahaan, strategi merupakan salah satu faktor
penting agar perusahaan dapat berjalan dengan baik. Strategi menggambarkan
11
Mudradjad Kuncoro, Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif (Jakarta:
Erlangga,2006) h.12
12
Hendrawan Sipratikno,Anton Wachidin Widjaja, Sugiarto, Darmadi Durianto,
Advanced Strategic Management’Back to Basic Approach’ (Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama,
Anggota IKAPI, 2003), h.1
13
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta: Balai Pustaka, 2005), cet ke-3, h.1092
18
arah bisnis yang mengikuti lingkungan yang dipilih merupakan pedoman
untuk mengalokasikan sumber daya usaha suatu organisasi.14
Dewasa ini banyak organisasi menjalankan dua strategi atau lebih
secara bersamaan, namun strategi kombinasi dapat sangat beresiko jika
dijalankan terlalu jauh. Di perusahaan yang besar dan teridentifikasi, strategi
kombinasi
biasanya
digunakan
ketika
divisi-divisi
yang
berlainan
menjalankan strategi yang berbeda.juga organisasi yang berjuang untuk tetap
hidup mungkin menggunakan gabungan dari sejumlah strategi berikut adalah
jenis-jenis strategi:
1. Jenis-jenis Strategi
a. Strategi Integrasi
Strategi Integrasi kedepan, integrasi kebelakang, horizontal semunya
disebut sebagai integrasi vertikal. Strategi integrasi ini memungkinkan
perusahaan untuk mengendalikan para distributor,pemasok,dan atau
pesaing.
b.
Strategi Intensif
Strategi Intensif adalah usaha-usaha yang dilakukan perusahaan dalam
pengembangan produk yang ada hendak ditingkatkan kualitasnya
untuk memenangkan persaingan pasar. Contohnya adalah Perusahaan
KFC
c.
14
Strategi Diversifikasi
B.N Mubun, Kamus Manajemen (Jakarta: Pustaka Sinar Harian,2003), h.340
19
Strategi Diversivikasi adalah usaha–usaha yang dilakukan
perusahaan untuk menambah produk atau jasa baru di pangsa pasar
untuk menciptakan kreatifitas baru yang bisa di nilai para konsumen.
Contohnya adalah perusahaan Indofood .
d. Strategi Umum Michael Porter
Menurut Porter, ada tiga landasan strategi yang dapat
membantu organisasi memperoleh keunggulan kompetitif, yaitu
keunggulan biaya, diferensiasi, dan fokus. Porter menamakannya
strategi umum. Keunggulan biaya menekan pada pembuatan prodik
standar dengan baiaya per unit sangat rendah untuk konsumen yang
peka terhadap perubahan harga.
Diferensiasi adalah strategi dengan tujuan membuat produk
dan menyediakan jasa yang dianggap unik diseluruh industri dan
ditunjukan kepada konsumen yang relatif tidak terlalu peduli terhadap
perubahan harga. Fokus berarti membuat produk dan menyediakan
jasa yang memenuhi keperluan sejumlah kelompok kecil konsumen.
Dalam dunia bisnis, strategi digunakan sebagai cara atau usaha
untuk memperlihatkan keunggulan masing-masing yang dilakukan
oleh perorangan, perusahaan bahkan, pemerintahan baik pada bidang
perdagangan, produksi, persenjataan, dan sebagainya sebagai upaya
untuk merebut pangsa pasar dan memukul pesaingnya.
Strategi terdapat pada berbagai tingkatan dalam sebuah
organisasi. Tingkatan strategi dapat dibagi atas tiga bagian, yaitu:
20
a. Strategi Korporat (Corporate Strategy)
Suatu pernyataan maksud sebuah perusahaan, arah pertumbuhannya
dan tujuan jangka panjangnya. Tujuan korporat perusahaan terpusat
pada sebuah pertanyaan kunci: bisnis apa yang harus digeluti
perusahaan.Dalam hal ini strategi korporasi akan menentukan apakah
bentuk kegiatan bisnis dari organisasi tersebut, perlukah suatu
perusahaan diintegrasikan dengan perusahaan lain atau harus berdiri
sendiri
dan
bagaimana
bisnis
tersebut
berhubungan
dengan
masyarakat.
b. Strategi Bisnis ( Business Strategi)
Pernyataan rinci definisi, misi,tujuan unit bisnis dan ancanganancangan yang akan digunakan untuk mencapai tujuan jangka panjang
perusahaan. Isu utama strategi pada level ini ialah berkenaan dengan
persaingan di suatu pasar oleh setiap unit bisnis, misalnya apa saja
keuntungan terhadap pesaing, apa peluang yang dapat dimanfaatkan,
bagaimana perusahaan harus mengalokasikan sumber dayanya untuk
mencapai posisis kompetitif yang diinginkan.
c. Strategi Operasional/Fungsional(Operational/Fungsional Strategy)
Suatu pernyataan rinci tujuan jangka pendek dan metode yang akan
digunakan oleh suatu bidang operasional untuk mencapai tujuan jangka
pendek unit bisnisnya. Isu utama strategi pada level ini berkenaan
dengan bagaimana masing-masing bagian dari organisasi dapat
21
dirangkai secara bersama-sama membentuk strategic architecture yang
secara efektif mampu menghasilkan arah strategik.
2. Proses dan Model Perumusan Strategi
Dalam memfokuskan pengembagan strategi yang efektif, maka
dilakukan analisis perusahaan. Berikut adalah kerangka konseptual untuk
merumuskan strategi-strategi perusahaan:
SISTEMATIKA PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN
ANALISIS
EKSTERNAL
TENDENSI
KEADAAN
ANALISIS
INTERNAL
VISI/ MISI
KEINGINAN
KEADAAN
RUANG LINGKUP BISNIS
SEGMEN PASAR PRODUK
DIAGNOSIS INTERNAL
KEKUATAN
KELEMAHAN
DIAGNOSIS EKSTERNAL
RUMUSAN STRATEGI
PELUANG
ANCAMAN
PEMILIHAN STRATEGI DAN PENYUSUNAN RENCANA DAN PROGRAM
22
Perumusan strategi merupakan proses penyusunan langkah-langkah
kedepan yang dimaksudkan untuk membangun visi dan misi organisasi,
menetapkan tujuan strategis dan keuangan perusahaan,serta merancang
strategi untuk mencapai tujuan tersebut dalam rangka menyediakan
pelayanan terbaik.15
Perumusan strategi dimulai dari identifikasi permasalahan, analisis
faktor-faktor yang mempengaruhi dengan pengamatan kondisi yang
lalu,analisis lingkungan eksternal sampai kepada penerapan strategi.
Analisis
lingkungan
internal
meliputi
analisis
tentang keinginan
stakeholder termasuk struktur organisasi perusahaan dan keadaan
karyawan perusahaan yang meliputi tingkat pendidikan, pengalaman,
keterampilan dan lain-lain. Analisis terhadap lingkungan eksternal
perusahaan meliputi tendensi dan keadaan faktor-faktor eksternal lainnya
seperti pengaruh hukum, kecenderungan perkembangan politik, ekonomi,
sosial budaya, teknologi, dan tingkat persaingan bisnis.
Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat dirumuskan atau
dievaluasi visi dan misi perusahaan yang sesuai dengan ruang lingkup
bisnis. Selanjutnya, diagnostik terhadap lingkungan internal dan eksternal
akan memberikan kejelasan tentang kekuatan dan kelemahan perusahaan
serta peluang dan tantangan yang dihadapi perusahaan dimasa yang akan
datang. Dengan memperhatikan visi dan misi, ruang lingkup bisnis, faktor
kekuatan dan kelemahan serta peluang dan tantangan dirumuskan strategi-
15
John A.Pearce, Strategic Manajemen ( Jakarta: Salemba Empat,2008) cet ke -10, h.15
23
strategi yang efektif bagi perusahaan. Visi merefleksikan nilai, tujuan
bisnis dan komitmen dari perusahaan. Misi merupakan penjelasan
mengenai siapa perusahaan itu sebenarnya,apa yang dilakukan dan kearah
mana tujuan perusahaan.16
3.
Langkah- Langkah Strategi
Dalam hal ini strategi mempunyai langkah-langkah yang terdiri
dari 3 tahapan, yaitu:
1. Formulasi Strategi:
Formulasi strategi terdiri dari serangkaian kegiatan yang meliputi:
a. Menentukan
kekuatan-kekuatan
dan
kelemahan-kelemahan
internal.
b. Mengidentifikasi peluang-peluang dan ancaman-ancaman eksternal
c. Membuat visi dan misi bisnis
d. Menetapkan tujuan jangka panjang
e. Membangun strategi-strategi alternatif
f. Memilih strategi tertentu untuk dilaksanakan
2. Implementasi Strategi
Membuat tujuan jangka pendek, membuat kebijakan-kebijakan,
melakukan
desain
struktur
organisasi,
mengalokasi,
dan
mengendalikan sumber daya serta me-manage perubahan strategi.
16
Thomas Sumarsan, Sistem Pengendalian Manajemen ( Jakarta: PT Indeks Permata Puri
Media,2013) edisi ke- 2, h.64
24
3. Evaluasi dan pengendalian kerja
a. Meninjau kembali faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi
dasar strategi yang ada sekarang
b. Mengukur kinerja seperti, kinerja keuangan,kinerja penjualan,
kinerja produksi, dan kinerja lainnya
c. Mengambil tindakan-tindakan korektif.
4. Tujuan dan Manfaat Strategi
a. Tujuan Strategi
Tujuan suatu Strategi adalah untuk mempertahankan atau mencapai
suatu posisi keunggulan dibandingkan dengan pihak pesaing
b. Manfaat Strategi
1) Manfaat Finansial
Bisnis
yang
menunjukan
menggunakan
perbaikan
yang
konsep
manajemen
signifikan
dalam
strategis
penjualan,
profitabilitas, dan produktivitas dibandingkan dengan perusahaan
tanpa aktivitas perencanaan yang sistematis.
2) Manfaat Nonfinansial
Greenley menyatakan manajemen strategis memberikan manfaat
sebagai berikut :
a) Memungkinkan untuk identifikasi, penentuan prioritas, dan
eksploitasi
b) Memberikan pandangan objektif atas masalah manajemen
25
c) Merepresentasikan kerangka kerja untuk aktivitas control dan
kordinasi yang baik
d) Meminimalkan efek dari kondisi dan perubahaan yang jelek
e) Memungkinkan agar keputusan besar dapat mendukung
dengan baik tujuan yang telah ditetapkan
f)
Memungkinkan alokasi waktu dan sumber daya yang lebih
efektif untuk peluang yang telah teridentifikasi
g) Menciptakan kerangka kerja utk komunikasi internal diantara
staf
h) Membantu mengintegrasikan perilaku individu ke dalam usaha
bersama
i)
Memberikan dasar utk mengklarifikasi tanggung jawab
individu
j)
Mendorong pemikiran ke masa depan
k) Menyediakan pendekatan kooperatif, terintegrasi dan antusias
utk menghadapi masalah dan peluang
l)
Mendorong terciptanya sikap positif terhadap perubahan
m) Memberikan tingkat kedisiplinan dan formalitas kepada
manajemen suatu bisnis
B. Pengertian Koperasi dan UMKM( Usaha Mikro, Kecil, Menengah)
1. Pengertian Koperasi
Pengertian koperasi dapat dilakukan dari pendekatan asal, yaitu
kata koperasi berasal dari bahasa latin “coopere”, yang dalam bahasa
26
inggris disebut cooperation. Co berarti bersama dan operation berarti
bekerja, jadi cooperation berarti bekerja sama. Dalam hal ini, kerja sama
tersebut dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai kepentingan dan
tujuan yang sama.17
Terminologi koperasi yang mempunyai arti” kerja sama”, atau
paling tidak mengandung makna kerja sama, sangat banyak dan bervariasi
dalam berbagai bidang. Terdapat kerja sama dalam bidang ekonomi atau
yang disebut “ Economic Cooperation” atau kerja sama dalam kelompok
manusia yang disebut “Cooperation Society”.
Definisi koperasi yang lebih detil dan berdampak internasional
diberikan oleh ILO (International Labour Organization) sebagai berikut.
Cooperative defined as an association of persons usually of limited
means, who have voluntarily joined togetherto achieve a common
economic end though the formation of democratically controlled
bussines organization, making equitable contribution to the capital
required and accepting a fair share of the risk and benefits of the
undertaking.
Dalam definisi ILO tersebut, terdapat enam elemen yang
dikandung koperasi sebagai berikut.
1. Koperasi adalah perkumpulan orang-orang (association of persons)
2. Penggabungan
orang-orang
tersebut
berdasarkan
kesukarelaan
(voluntarily joined together)
3. Terdapat tujuan ekonomi yang ingin dicapai (to achieve a common
economic end)
17
Arifin setio, Halomoan Tamba, Koperasi Teori dan Praktik ( Jakarta : PT. Glora Aksara
Pratama) h.16
27
4. Koperasi yang dibentuk adalah suatu organisasi bisnis (badan usaha)
yang di awasi dan dikendalikan secara demokratis (formation of a
democratically controlled bussines organization)
5. Terdapat kontribusi yang adil terhadap modal yang dibutuhkan
(making equitable contribution to the capital required )
6. Anggota koperasi menerima resiko dan manfaat secara seimbang
(accepting a fair share of the risk and benefits of the undertaking)
Arifinal
Chaniago
mendefinisikan
koperasi
sebagai
suatu
perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum, yang
memberikan kebebasan kepada para anggotanya untuk masuk dan keluar,
dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk
mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya. Sedangkan
Munker mendefinisikan koperasi sebagai organisasi tolong-menolong yang
menjalankan “ urus niaga” secara kumpulan, yang berazaskan konsep
tolong-menolong.
Moh.Hatta. “ Bapak Koperasi Indonesia” mendefinisikan koperasi
adalah usaha bersama untuk memperbaiki penghidupan ekonomi
berdasarkan tolong- menolong. Semangat tolong- menolong tersebut
didorong oleh keinginan memberi jasa kepada kawan berdasarkan
”seorang buat semua dan semua buat seorang” ( Solidaritas).
Definisi koperasi Indonesia menurut UU No.25/1992 tentang
Perkoperasian adalah sebagai berikut :
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang
atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan
28
prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat, yang
berdasarkan atas azas kekeluargaan.
2. Pengertian Usaha Mikro
Usaha Mikro adalah Usaha Produktif milik orang perorangan atau
badan Usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro
sebagaimana diatur dalam Undang-undang.
Usaha Mikro sebagaimana dimaksud menurut Keputusan Menteri
Keuangan No.40/KMK.06/2003 tanggal 29 Januari 2003, yaitu usaha
produktif milik keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia dan
memiliki hasil penjualan paling banyak Rp.100.000.000,00 (seratus juta
rupiah) per tahun. Usaha Mikro dapat mengajukan kredit kepada bank
paling banyak Rp.50.000.000,-.
CIRI- CIRI USAHA MIKRO
1
Jenis barang/komoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktuwaktu dapat berganti
2
Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat
pindah tempat
3
Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana
sekalipun, dan tidak memisahkan keuangan keluarga dengan
keuangan usaha
4
Sumber daya manusianya (pengusahanya) belum memiliki jiwa
wirausaha yang memadai
29
5
Tingkat pendidikan rata-rata relatif sangat rendah
6
Umumnya belum akses kepada perbankan, namun sebagian dari
mereka sudah akses ke lembaga keuangan non bank
7
Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas
lainnya termasuk NPWP.
Dilihat dari kepentingan perbankan, usaha mikro adalah suatu
segmen pasar yang cukup potensial untuk dilayani dalam upaya
meningkatkan fungsi intermediasi-nya karena usaha mikro mempunyai
karakteristik positif dan unik yang tidak selalu dimiliki oleh usaha non
mikro, antara lain :
Perputaran usaha (turn over) cukup tinggi, kemampuannya
menyerap dana yang mahal dan dalam situasi krisis ekonomi kegiatan
usaha masih tetap berjalan bahkan terus berkembang dan tidak sensitif
terhadap suku bunga.Oleh karena itu, akan tetap berkembang walau dalam
situasi krisis ekonomi dan moneter.Pada umumnya usaha mikro
berkarakter jujur, ulet, lugu, dan dapat menerima bimbingan asal dilakukan
dengan pendekatan yang tepat.
Namun demikian, disadari sepenuhnya bahwa masih banyak usaha
mikro yang sulit memperoleh layanan kredit perbankan karena berbagai
kendala baik pada sisi usaha mikro maupun pada sisi perbankan sendiri.
Usaha mikro adalah usaha yang bersifat menghasilkan pendapatan
dan dilakukan oleh rakyat miskin atau mendekati miskin. Sedangkan
30
Pengusaha Mikro adalah orang yang berusaha di bidang usaha mikro. Ciriciri usaha mikro antara lain, modal usahanya tidak lebih dari Rp 10juta
(tidak termasuk tanah dan bangunan), tenaga kerja tidak lebih dari lima
orang dan sebagian besar mengunakan anggota keluarga/kerabat atau
tetangga,
pemiliknya
bertindak
secara
naluriah/alamiah
dengan
mengandalkan insting dan pengalaman sehari-hari. Maka itulah, kegiatan
usaha mikro ini belum disertai analisis kelayakan usaha dan rencana bisnis
yang sistematis, namun ditunjukkan oleh kerja keras pemilik/sekaligus
pemimpin usaha.
Kegiatan usaha menggunakan teknologi sederhana dengan sebagian
besar bahan baku lokal, dipengaruhi faktor budaya, jaringan usaha
terbatas, tidak memiliki tempat permanen, usahanya mudah dimasuki atau
ditinggalkan, modal relatif kecil, dan menghadapi persaingan ketat. Jenis
usaha mikro, yaitu antara lain :dagang (seperti warung kelontong, warung
nasi,miebakso,sayuran,
jamu),industrikecil
(konveksi,pembuatan
tempe/kerupuk/kecap/kompor/sablon),jasa (tukang cukur, tambal ban,
bengkel motor, las, penjahit), pengrajin (sabuk, tas, cindera mata,
perkayuan, anyaman), dan pertanian/peternakan (palawija, ayam buras,
itik, lele).
Terkait pengembangan usaha mikro, dapat diklasifikasikan sebagai
berikut. Pertama, Kelompok Usaha Mikro (KUM), yaitu sekelompok
orang yang bersepakat untuk saling membantu dan bekerjasama dalam
membangun sumber pelayanan keuangan dan usaha produktif, sehingga
31
mampu meningkatkan kesejahteraan anggotanya. KUM adalah kelompok
swadaya masyarakat yang bergerak dalam bidang ekonomi. KUM
diperlukan, karena usaha sendiri tidaklah mudah dan memiliki
keterbatasan pengetahuan/pendidikan, sumber bahan baku terbatas, modal
kecil, teknologi produksi sederhana, serta tidak memiliki akses kepada
sumber modal, apalagi persaingan antar usaha cukup kuat. Kerjasama
dalam bidang ekonomi (dalam KUM) tersebut perlu dikembangkan dengan
prinsip-prinsip, antara lain, KUM merupakan perkumpulan orang, bukan
semata-mata merupakan kumpulan modal. Menjadi anggota KUM
berdasarkan kesadaran, bersifat sukarela, dan terbuka untuk umum.
Berusaha atas dasar prinsip demokrasi, partisipasi, keterbukaan dan
keadilan. Bertujuan meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi anggota
dan masyarakat sekitarnya. Mengadakan pertemuan anggota secara teratur.
Mengadakan
tabungan
secara
teratur.
Mengadakan
upaya-upaya
pendidikan dan pendampingan kepada anggotanya secara terus menerus.
Usaha-usaha dan tata laksana-nya (manajemen) bersifat terbuka.
KUM bertujuan meningkatkan taraf hidup ekonomi rumah tangga
anggota dengan mempelajari bersama serta menanamkan pengertian dan
tata laksana ekonomi yang sehat dan baik untuk ekonomi keluarga maupun
ekonomi bersama antara para anggota, mengembangkan sikap ekonomi
yang sehat di antara para anggota khususnya dan masyarakat pada
umumnya, serta lebih sadar diri dan bertanggung jawab terhadap
kelompoknya. Memberikan pelayanan kepada para anggota, baik dalam
32
kebutuhan-kebutuhan usaha maupun rumah tangga. Membina dan
mengembangkan usaha dalam bidang organisasi, produksi, pemasaran,
keuangan, dan sumber daya manusia.
Dengan demikian, manfaat KUM adalah memfasilitasi sumber
keuangan kepada para pelaku usaha mikro, membimbing anggota dalam
menggunakan kredit, mengurus jaminan tambahan (agunan) bila
diperlukan,
menjamin
pengembalian
kredit.
watak
dan
Kemudian
kemampuan
anggota
dalam
menggerakkan
anggota
untuk
membiasakan menabung dan jiwa wirausaha. Memperlancar dan
mempermudah
kegiatan
penyetoran
tabungan,
pencairan
kredit,
penyetoran angsuran, dan pengurusan administrasinya. Serta, sebagai
wadah musyawarah dalam mengembangkan usaha dan memfasilitasi
anggota dalam memperoleh bantuan pelatihan dan bimbingan usaha.
3. Pengertian Usaha Kecil
Usaha Kecil adalah Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan Usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari
Usaha menengah atau Usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang.
Ciri-ciri usaha kecil: Usaha Kecil sebagaimana dimaksud Undangundang No.9 Tahun 1995 adalah usaha produktif yang berskala kecil dan
memenuhi kriteria kekayaan bersih paling banyak Rp200.000.000,00 (dua
33
ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau
memiliki hasil penjualan paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu milyar
rupiah) per tahun serta dapat menerima kredit dari bank maksimal di atas
Rp50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp.500.000.000,(lima ratus juta rupiah).
Ciri-ciri Usaha Kecil
1
Jenis barang/komoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap
tidak gampang berubah
2
Lokasi/tempat usaha umumnya sudah menetap tidak berpindahpindah
3
Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walau
masih sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan
dengan keuangan keluarga, sudah membuat neraca usaha
4
Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya
termasuk NPWP
5
Sumberdaya manusia (pengusaha) memiliki pengalaman dalam
berwirausaha
6
Sebagian sudah akses ke perbankan dalam hal keperluan modal
7
Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan
baik seperti business planning.
34
4. Pengertian Usaha Menengah
Usaha Menengah adalah Usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan Usaha yang
bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dengan Usaha Kecil atau Usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau
hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang.
Usaha Menengah sebagaimana dimaksud Inpres No.10 tahun 1998
adalah usaha bersifat produktif yang memenuhi kriteria kekayaan usaha
bersih lebih besar dari Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) sampai
dengan paling banyak sebesar Rp10.000.000.000,00, (sepuluh milyar
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha serta dapat
menerima kredit dari bank sebesar Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah) s/d Rp.5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).18
CIRI-CIRI USAHA MENENGAH
Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang
1
lebih baik, lebih teratur bahkan lebih modern, dengan pembagian
tugas yang jelas antara lain, bagian keuangan, bagian pemasaran
dan bagian produksi
Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan
2
sistem akuntansi dengan teratur, sehingga memudahkan untuk
18
Perkembangan
UMKM,http://study-succes.blogspot.com/2013/12/perkembanganumkm-dari-sisi-teori.html#sthash.S6gpA5AB.dpuf. Artikel Diakses Pada 31 Desember 2013
35
auditing dan penilaian atau pemeriksaan termasuk oleh perbankan
3
Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi
perburuhan, telah ada Jamsostek, pemeliharaan kesehatan.
4
Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin
tetangga, izin usaha, izin tempat, NPWP, upaya pengelolaan
lingkungan.
5
Sudah akses kepada sumber-sumber pendanaan perbankan. Pada
umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih.
5. Jenis – jenis Koperasi
Jenis-jenis koperasi dan keanggoaan yang selalu berhubungan
dengan kegiatan usaha dan dasar untuk menentukan jenis koperasi adalah
adanya kesamaan aktivitas,kepentingan dan kebutuhan anggotanya, seperti
antara lain:
a. Koperasi Simpan Pinjam atau Koperasi Kredit adalah koperasi yang
anggota-anggotanya
setiap
orangyang
mempunyai
kepentingan
langsung di bidang perkreditan.
b. Koperasi Konsumen adalah koperasi yang anggota-anggotanya terdiri
dari tiap-tiap orang yang mempunyai kepentingan langsung dalam
bidang konsumsi. Fungsi koperasi ini adalah untuk menyalurkan
barang-barang kebutuhan sehari-hari yang memperpendek jarak antara
produsen ke konsumen, menjadikan barang ditangan konsumen lebih
murah, dan menekan biaya penjualan dan biaya pembelian.
36
c. Koperasi Produsen adalah koperasi yang anggotanya orang-orang yang
mampu menghasilkan barang. Contohnya adalah Koperasi Industri
kecil yang anggotanya adalah para pengrajin.
d. Koperasi Pemasaran adalah koperasi yang beranggotakan orang-orang
yang mempunyai kegiatan dibidang pemasaran barang dagang.
e. Koperasi Jasa adalah koperasi yang didirikan untuk memberikan
pelayanan (Jasa) para anggotanya. Contohnya adalah koperasi angkutan
umum.
6. Tujuan Dan Manfaat Koperasi dan UMKM
a. Tujuan Koperasi
Dalam UU. No 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 3
disebutkan bahwa, koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut
membangun tatanan perekoomian nasional, dalam rangka mewujudkan
masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan
Undang- Undang Dasar 1945.
b. Manfaat Koperasi
Memajukan kehidupan anggota dan menerapkan disiplin dalam
membangun perekonomian nasional
c. Tujuan dan Manfaat Usaha Mikro
Tujuan usaha mikro menurut undang-undang 20 tahun 2008 adalah
dengan maksud atau bertujuan menumbuhkan dan mengembangkan
usahanya
dalam
rangka
membangun
perekonomian
nasional
37
berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan. Dengan demikian
dapat
disimpulkan
bahwa
tujuan
dari
usaha
mikro
adalah
pemberdayaan sumberdaya yang ada khususnya ekonomi menengah ke
bawah dalam upaya membangun perekonomian nasional.
Manfaat UKM memiliki dua fungsi dalam perkembangan ekonomi
negara. Menurut Marzuki Usman, dalam fungsi mikro terdapat dua peran,
yaitu sebagai penemu (innovator) dan sebagai perencana (planner).
Sedangkan jika dilihat secara makro, ekonomi kewirausahaan memiliki
peran penting dalam pembangunan suatu bangsa, sebagai penggagas,
penggerak, pengendali, serta pemacu pembangungan sosial ekonomi suatu
negara. Dari dua fungsi tersebut, maka dapat kita simpulkan beberapa
sebagai berikut.
a. Membuka Lapangan Pekerjaan
Adanya UKM tentunya membuka kesempatan kerja yang lebih luas
bagi masyarakat. Hal ini dapat menjadi salah satu solusi untuk
mengurangi pengangguran, sehingga dapat menjadi salah satu solusi
untuk mengatasi masalah sosial. UKM pun tidak hanya membutuhkan
tenaga terdidik dengan kualifikasi pendidikan yang tinggi, akan tetapi
tenaga kerja yang dapat dipakai juga tenaga kerja terlatih yang tidak
mengenyam pendidikan tinggi. Hal ini membuat kesempatan kerja
bagi masyarakat kecil juga semakin mudah.
38
b. Menjadi Penyumbang Terbesar Nilai Produk Domestik Bruto
Saat ini Indonesia telah menjadi salah satu anggota negara-negara G20
yang merupakan kumpulan 20 negara penghasil Produk Domestik
Bruto terbesar di dunia. Produk Domestik Bruto (PDB) sendiri
merupakan sebuah ukuran makro ekonomi untuk memperlihatkan
kemampuan dari suatu negara dalam memproduksi barang dan jasa
dalam waktu tertentu. Dari PDB inilah kemudian terlihat bagaimana
kekuatan ekonomi dari suatu negara.Di Indonesia sendiri, UKM turut
andil dalam menyumbang jumlah PDB di Indonesia. Misalnya, pada
data Kementerian Negara Koperasi dan UKM di tahun 2009, di mana
UKM memiliki porsi sebesar 58,17% terhadap jumlah PDB. Tidak
hanya itu, pertumbuhan sektor UKM dari tahun 2005 hingga 2009
sebesar
24,01%,
sedangkan
Usaha
Besar
hanya
13,26%
pertumbuhannya. Data ini memperlihatkan peran besar UKM dalam
bagi pertumbuhan serta pembangunan ekonomi Indonesia.
c. Salah satu Solusi efektif bagi permasalahan Ekonomi masyarakat
kelas kecildan menengah.
Peran Entreperneurship dalam literatur Teori Ilmu Ekonomi menurut
Joseph A, bahwa sebuah perekonomian akan tumbuh dan berkembang
dikarenakan adanya inovasi dalam proses produksi. Inovasi tersebut
hanya bisa dilakukan oleh seorang entreprenur, sebab seorang
wirausaha merupakan pelaku ekonomi yang menjadikan suatu hal dari
tak bernilai menjadi bernilai. Semakin banyaknya entreperneurship
39
menjadikan
solusi
masalah
perekonomian
negara
semakin
terpecahkan.Baik dari segi pemasukan negara hingga lapangan kerja.
Kesempatan dalam UKM tentunya akan membuat banyak masyarakat
dari golongan menengah ke bawah untuk bisa berfikir secara kreatif
dalam membangun usaha tanpa harus memegang modal besar terlebih
dahulu. Para entreperneurship ini akan semakin terpacu dalam
menciptakan produksi dan membidik pasar-pasar yang belum
dijangkau oleh para pengusaha besar sebelumnya.
7. Tata cara mendirikan Koperasi
a. Dasar Hukum
Suatu koperasi hanya dapat didirikan bila memenuhi persyaratan
dalam mendirikan koperasi. Syarat-syarat pembentukan koperasi
berdasarkan Keputusan Menteri Negara Koperasi Dan Usaha Kecil
Dan
Menengah
Republik
104.1/Kep/M.Kukm/X/2002
Tentang
Indonesia
Petunjuk
Nomor:
Pelaksanaan
Pembentukan, Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran
Dasar Koperasi, adalah sebagai berikut :
1) Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian.
2) Peraturan Pemerintah RI Nomor 4 Tahun 1994 tentang Persyaratan
dan Tata Cara Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan
Anggaran Dasar Koperasi.
3) Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Pengusaha Kecil
Menengah Republik Indonesia No.01/Per/M.KUKM/I/2006 tentang
40
Petunjuk Pelaksanaan Pembentukan, Pengesahan Akta Pendirian
dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.
4) Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
R.I. Nomor 19/Kep/M/III/2000 tentang Pedoman Kelembagaan
dan Usaha Koperasi.
5) Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM R.I. Nomor 123 /
Kep/M-KUKM/X/2004
tentang
Penyelenggaraan
Tugas
Pembantuan Dalam Rangka Pengesahan Akta Pendirian, Perubahan
Anggaran Dasar dan Pembubaran Koperasi pada Propinsi,
Kabupaten/Kota.
6) Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM R.I. Nomor
124/Kep/M-KUKM/X/2004 tentang Penugasan Pejabat yang
berwenang untuk Memberikan Pengesahan Akta Pendirian,
Perubahan Anggaran Dasar dan Pembubaran Koperasi Tingkat
Nasional.
7) Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Republik Indonesia Nomor 98/Kep/M.KUKM/IX/2004 tentang
Notaris sebagai Pembuat Akta Koperasi.
b. Pembentukan Koperasi
Sekelompok orang/masyarakat yang akan membentuk Koperasi wajib
memahami pengertian, nilai dan prinsip-prinsip Koperasi.Syarat-syarat
yang harus dipenui dalam pembentukan Koperasi, yaitu :
41
1) Koperasi primer dibentuk dan didirikan oleh sekurang-kurangnya
dua puluh orang yang mempunyai kegiatan dan kepentingan
ekonomi yang sama.
2) Koperasi sekunder dibentuk dan didirikan oleh sekurang-kurangnya
tiga badan hukum Koperasi.
3) Pendiri koperasi primer adalah warga negara Indonesia, cakap
secara hukum dan mampu melakukan perbuatan hukum.
4) Pendiri koperasi sekunder adalah pengurus koperasi primer yang
diberi kuasa dari masing-masing koperasi primer untuk menghadiri
rapat pembentukan koperasi sekunder.
5) Usaha yang akan dilaksanakan oleh koperasi harus layak secara
ekonomi, dikelola secara efesien dan mampu memberikan manfaat
ekonomi yang nyata bagi anggota.
6) Modal sendiri harus cukup tersedia untuk mendukung kegiatan
usaha yang akan dilaksanakan oleh koperasi.
7) Memiliki tenaga terampil dan mampu untuk mengelola koperasi.
c. Rapat Persiapan
1) Sebelum diadakan rapat pembentukan koperasi, para pendiri wajib
mengadakan rapat persiapan yang membahas semua hal yang
berkaitan dengan rencana pembentukan koperasi meliputi antara
lain penyusunan rancangan anggaran dasar/materi muatan anggaran
dasar (AD), anggaran rumah tangga (ART) dan hal lain yang
diperlukan untuk pembentukan koperasi.
42
2) Dalam
rapat
persiapan
pembentukan
koperasi
dilakukan
penyuluhan koperasi oleh pejabat dari instansi yang membidangi
koperasi kepada para pendiri.
d. Rapat Pembentukan
1) Rapat pembentukan koperasi primer dihadiri oleh sekurangkurangnya dua puluh orang pendiri, sedangkan rapat pembentukan
koperasi sekunder dihadiri oleh sekurang-kurangnya tiga koperasi
yang diwakili oleh orang yang telah diberi kuasa berdasarkan
keputusan rapat anggota (RA) koperasi bersangkutan.
2) Rapat pembentukan koperasi dipimpin oleh seorang atau beberapa
orang dari pendiri atau kuasa pendiri.
3) Rapat pembentukan dihadiri oleh pejabat yang berwenang.
4) Dalam rapat pembentukan dibahas antara lain mengenai pokokpokok materi muatan anggaran dasar koperasi dan susunan nama
pengurus dan pengawas yang pertama.
5) Anggaran dasar memuat sekurang-kurangnya daftar nama pendiri :
nama dan tempat kedudukan; jenis koperasi; maksud dan tujuan;
bidang usaha; ketentuan mengenai keanggotaan, rapat anggota,
pengurus, pengawas, pengelola, permodalan, jangka waktu
berdirinya, pembagian sisa hasil usaha, pembubaran dan ketentuan
mengenai sanksi.
43
6) Pelaksanaan rapat pembentukan koperasi wajib dituangkan dalam
Berita Acara rapat pendirian koperasi atau notulen rapat pendirian
koperasi.
7) Berita acara rapat pembentukan koperasi atau notulen rapat
pembentukan koperasi ditandatangani oleh pimpinan rapat serta
satu orang wakil anggota dan pejabat yang hadir sebagai saksi
dalam rapat pembentukan.
8) Dengan adanya Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha
Kecil Menengah RI No. 98/Kep/M.KUKM/IX/2004 tentang
Notaris sebagai Pembuat Akta Koperasi, maka akta pendirian yang
berisi anggaran dasar koperasi dapat dibuat oleh notaris yang telah
memiliki sertifikat mengikuti pembekalan dibidang perkoperasian
yang ditandatangani oleh Menteri Negara Koperasi dan Usaha
Kecil dan Menengah dan berkedudukan sesuai dengan domisili
kantor koperasi yang bersangkutan.
e. Akta Pendirian Koperasi
1. Para pendiri Koperasi atau kuasanya dapat mempersiapkan akta
pendirian koperasi melalui bantuan Notaris pembuat Akta Koperasi
2. Permintaan pengesahan tersebut diajukan dengan melampirkan :
a) Salinan akta pendirian koperasi yang dibuat oleh Notaris
Pembuat Akta Koperasi bermaterai cukup.
b) Berita Acara rapat pembentukan koperasi atau notulen rapat
pembentukan koperasi.
44
c) Surat Kuasa.
3. Surat bukti tersedianya modal yang jumlahnya sekurang-kurangnya
sebesar simpanan pokok dan simpanan wajib yang wajib dilunasi
oleh para pendiri.
4. Neraca awal koperasi.
5. Rencana kegiatan usaha koperasi minimal tiga tahun kedepan dan
Rencana Anggaran Belanja dan Pendapatan Koperasi.
6. Susunan Pengurus dan Pengawas.
7. Daftar hadir Rapat Pembentukan.
8. Daftar pendiri.
9. Untuk koperasi primer melampirkan foto copy Kartu Tanda
Penduduk (KTP) yang masih berlaku dari para pendiri.
10. Untuk koperasi sekunder melampirkan Keputusan Rapat Anggota
masing-masing koperasi pendiri tentang persetujuan pembentukan
koperasi sekunder dan foto copy anggaran dasar masing-masing
koperasi pendiri.
11. Daftar riwayat hidup dan pas foto para pengurus sebanyak dua
buah ukuran 4 x6.
12. Pejabat yang berwenang wajib melakukan penelitian dan verifikasi
terhadap materi anggaran dasar yang akan disyahkan.
13. Materi anggaran dasar tersebut tidak boleh bertentangan dengan
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian dan
Peraturan Perundang-undangan lainnya.
45
14. Pejabat yang berwenang melakukan pengecekan terhadap koperasi
yang bersangkutan untuk memastikan keberadaan koperasi tersebut
terutama
yang
berkaitan
dengan
domisili/alamat
koperasi,
kepengurusan koperasi, usaha yang dijalankan dan keanggotaan
koperasi.
15. Pelaksanaan penilaian dapat dilakukan bersamaan pada waktu
penyusunan akta pendirian.
16. Dalam hal hasil penelitian dan pengecekan pejabat menilai koperasi
tersebut layak untuk disahkan, maka pejabat mengesahkan akta
pendirian koperasi tersebut.
17. Nomor dan tanggal Surat Keputusan Pengesahan Akta Pendirian
Koperasi merupakan nomor dan tanggal perolehan status Badan
Hukum Koperasi.
18. Surat Keputusan Pengesahan Akta Pendirian Koperasi disampaikan
secara langsung kepada kuasa pendiri.
19. Surat Keputusan Akta Pendirian Koperasi yang diterbitkan oleh
Pejabat ditingkat Propinsi dan Kabupaten/kota ditembuskan dan
dikirimkan kepada Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah RI.
20. Surat Keputusan Pengesahan tersebut diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia melalui Kementrian Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah RI.
46
Selain persyaratan diatas, perlu juga diperhatikan beberapa halhal penting yang harus diperhatikan dalam pembentukan koperasi yang
dikemukakan oleh Suarny Amran et.al (2000:62) antara lain sebagai
berikut :
1. Orang-orang yang akan mendirikan koperasi dan yang nantinya
akan menjadi anggota koperasi hendaknya mempunyai kegiatan dan
kepentingan ekonomi yang sama. Artinya tidak setiap orang dapat
mendirikan dan atau menjadi anggota koperasi tanpa didasarkan
pada adanya kejelasan mengenai kegiatan atau kepentingan
ekonomi yang akan dijalankan. Kegiatan ekonomi yang sama
diartikan, memiliki profesi atau usaha yang sama, sedangkan
kepentingan ekonomi yang sama diartikan memiliki kebutuhan
ekonomi yang sama.
2. Usaha yang akan dilaksanakan oleh koperasi harus layak secara
ekonomi. Layak secara ekonomi diartikan bahwa usaha tersebut
akan dikelola secara efisien dan mampu menghasilkan keuntungan
usaha dengan memperhatikan faktor-faktor tenaga kerja, modal, dan
teknologi.
3. Modal sendiri harus cukup tersedia untuk mendukung kegiatan
usaha yang akan dilaksanakan oleh koperasi. Hal tersebut
dimaksudkan
agar
kegiatan
usaha
koperasi
dapat
segera
dilaksanakan tanpa menutup kemungkinan memperoleh bantuan,
fasilitas dan pinjaman dari pihak luar.
47
4. Kepengurusan dan manajemen harus disesuaikan dengan kegiatan
usaha yang akan dilaksanakan agar tercapai efektivitas dan efisiensi
dalam pe-ngelolaan koperasi. Perlu diperhatikan mereka yang
nantinya ditunjuk/ dipilih menjadi pengurus haruslah orang yang
memiliki kejujuran, kemampuan dan kepemimpinan, agar koperasi
yangdidirikan tersebut sejak dini telah memiliki kepengurusan.
5. Setelah
persyaratan
terpenuhi
para
pendiri
kemudian
mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan untuk mengadakan rapat
pembentukan koperasi, setelah memiliki bekal yang cukup dan
telah siap para pendiri melakukan rapat pembentukan koperasi yang
dihadiri dinas koperasi dan pejabat lainnya, pendirian koperasi tidak
sampai disana karena lembaga koperasi yang telah didirikan perlu
disahkan badan hukumnya.
Penjelasan lebih lanjut tentang tahapan-tahapan tersebut
diuraikan di bawah ini :
1. Tahap Persiapan Pendirian Koperasi
Sekelompok orang bertekad untuk mendirikan sebuah koperasi
terlebih dahulu perlu memahami maksud dan tujuan pendirian
koperasi, untuk itu perwakilan dari pendiri dapat meminta bantuan
kepada Dinas Koperasi dan UKM ataupun lembaga pendidikan
koperasi lainnya untuk memberikan penyuluhan dan pendidikan
serta pelatihan mengenai pengertian, maksud, tujuan, struktur
organisasi, manajemen, prinsip-prinsip koperasi, dan prospek
48
pengembangan koperasi bagi pendiri. Setelah mendapatkan
penyuluhan dan pelatihan perkoperasian, para pendiri sebaiknya
membentuk panitia persiapan pembentukan koperasi, yang bertugas
:
a. Menyiapkan dan menyampaikan undangan kepada calon
anggotapejabat pemerintahan dan pejabat koperasi.
b. Mempersiapakan acara rapat.
c. Mempersiapkan tempat acara.
d. Hal-hal lain yang berhubungan dengan pembentukan koperasi.
2. Tahap rapat pembentukan koperasi
Setelah tahap persiapan selesai dan para pendiri pembentukan
koperasi telah memiliki bekal yang cukup dan telah siap melakukan
rapat pembentukan koperasi. Rapat pembentukan koperasi harus
dihadiri oleh 20 orang calon anggota sebagai syarat sahnya
pembentukan koperasi primer. Selain itu, pejabat desa dan pejabat
Dinas Koperasi dan UKM dapat diminta hadir untuk membantu
kelancaran jalannya rapat dan memberikan petunjuk-petunjuk
seperlunya.
Hal-hal yang dibahas pada saat rapat pembentukan koperasi, dapat
dirinci sebagai berikut :
a. Pembuatan dan pengesahan akta pendirian koperasi , yaitu surat
keterangan tentang pendirian koperasi yang berisi pernyataan
dari para kuasa pendiri yang ditunjuk dan diberi kuasa dalam
49
suatu rapat pembentukan koperasi untuk menandatangani
Anggaran Dasar pada saat pembentukan koperasi.
b. Pembuatan Anggaran Dasar koperasi, yaitu pembuatan aturan
dasar tertulis yang memuat tata kehidupan
koperasi yang
disusun dan disepakati oleh para pendiri koperasi pada saat rapat
pembentukan. Konsep Anggaran Dasar koperasi sebelumnya
disusun oleh panitia pendiri, kemudian panitia pendiri itu
mengajukan rancangan Anggaran Dasarnya pada saat rapat
pembentukan untuk disepakati dan disahkan. Anggaran Dasar
biasanya mengemukakan.
c. Nama dan tempat kedudukan, maksudnya dalam Anggaran Dasar
tersebut dicantumkan nama koperasi yang akan dibentuk dan
lokasi atau wilayah kerja koperasi tersebut berada.
d. Landasan, asas dan prinsip koperasi, di dalam Anggaran Dasar
dikemukakan landasan, asas dan prinsip koperasi yang akan
dianut oleh koperasi.
e. Maksud dan tujuan, yaitu pernyataan misi, visi serta sasaran
pembentukan koperasi.
f. Kegiatan usaha, merupakan pernyataan jenis koperasi dan usaha
yang akan dilaksanakan koperasi. Dasar penentuan jenis koperasi
adalah kesamaan aktivitas, kepentingan dan kebutuhan ekonomi
para anggotanya. Misalnya, koperasi simpan pinjam, koperasi
50
konsumen, koperasi produsen, koperasi pemasaran dan koperasi
jasa atau koperasi serba usaha.
g. Keanggotaan, yaitu aturan-aturan yang menyangkut urusan
keanggotaan koperasi. Urusan keanggotaan ini dapat ditentukan
sesuai dengan kegiatan usaha koperasi yang akan dibentuknya.
Biasanya
ketentuan
mengenai
keanggotaan
membahas
persyaratan dan prosedur menjadi anggota koperasi , kewajiban
dan hak-hak dari anggota serta ketentuan-ketentuan dalam
mengakhiri status keanggotaan pada koperasi.
h. Perangkat koperasi, yaitu unsur-unsur yang terdapat pada
organisasi koperasi.
Perangkat koperasi tersebut, sebagai berikut :
a. Rapat Anggota. Dalam Anggaran Dasar dibahas mengenai
kedudukan rapat anggota di dalam koperasi, penetapan waktu
pelaksanaan rapat anggota, hal-hal yang dapat dibahas dalam
rapat anggota, agenda acara rapat anggota tahunan, dan syarat
sahnya pelaksanaan rapat anggota koperasi.
b. Pengurus. Dalam Anggaran Dasar dijabarkan tentang kedudukan
pengurus dalam koperasi, persyaratan dan masa jabatan
pengurus, tugas, kewajiban serta wewenang dari pengurus
koperasi.
51
c. Pengawas. Dalam Anggaran Dasar dijabarkan tentang kedudukan
pengawas dalam koperasi, persyaratan dan masa jabatan
pengawas, tugas serta wewenang dari pengawas koperasi.
d. Selain dari ketiga perangkat tersebut dapat ditambahkan pula
pembina atau badan penasehat.
e. Ketentuan mengenai permodalan perusahaan koperasi, yaitu
pembahasan mengenai jenis modal yang dimiliki (modal sendiri
dan modal pinjaman), ketentuan mengenai jumlah simpanan
pokok dan simpanan wajib yang harus dibayar oleh anggota.
f. Ketentuan mengenai pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU), yaitu
ketentuan yang membahas penjelasan mengenai SHU serta
peruntukan SHU koperasi yang didapat.
g. Pembubaran dan penyelesaian, membahas tata-cara pembubaran
koperasi dan penyelesaian masalah koperasi setelah dilakukan
pembubaran. Biasanya penjelasan yang lebih rinci mengenai hal
ini dikemukakan lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga
atau aturan lainnya.
h. Sanksi-sanksi, merupakan ketentuan mengenai sanksi yang
diberikan kepada anggota, pengurus dan pengawas koperasi,
karena terjadinya pelanggaran-pelanggaran terhadap Anggaran
Dasar atau aturan lain-nya yang telah ditetapkan.
52
i. Anggaran rumah tangga dan peraturan khusus, yaitu ketentuanketentuan pelaksana dalam Anggaran Dasar yang sebelumnya
dimuat dalam Anggaran Dasar.
j. Penutup
k. Pembentukan pengurus, pengawas, yaitu memilih anggota orangorang yang akan dibebani tugas dan tanggungjawab atas
pengelolaan, pengawasan di koperasi
l. Neraca awal koperasi, merupakan perincian posisi aktiva dan
pasiva diawal pembentukan koperasi
m. Rencana kegiatan usaha, dapat berisikan latar belakang dan dasar
pembentukan serta rencana kerja koperasi pada masa akan
datang.
C. Koperasi Syariah
1. Pengertian Koperasi Syariah
Secara umum, prinsip operasional koperasi adalah membantu
kesejahteraan para anggotanya dalam bentuk gotong royong dan tentunya
prinsip tersebut tidaklah menyimpang dari sudut pandang syariah, yaitu
prinsip gotong royong (ta’awun alal birri) dan bersifat kolektif(
berjama’ah) dalam membangun kemandirian hidup. Melalui hal inilah
perlu adanya proses internalisasi terhadap pola pemikiran, tata cara
pengelolaan, produk-produk,dan hukum yang diberlakukan harus sesuai
dengan syariah. Dengan kata lain, Koperasi Syariah merupakan sebuah
konversi dari koperasi konvensional melalui pendekatan yang sesuai
53
dengan syariat islam dan peneladanan ekonomi yang dilakukan Rasulullah
dan para sahabatnya.19
Konsep utama operasional Koperasi Syariah adalah menggunakan
akad Syirkah Mufawadhoh, yakni sebuah usaha yang didirikan secara
bersama-sama oleh dua orang atau lebih, masing-masing memberikan
kontribusi dana dalam porsi yang sama besar dan berpartisipasi dalam
kerja dengan bobot yang sama pula. Masing-masing patner saling
menanggung satu sama lain dalam hak dan kewajiban. Tidak
diperkenankan salah seorang memasukan modal yang lebih besar dan
memperoleh keuntungan yang lebih besar pula disbanding dengan partner
lainnya.
Asas koperasi syariah berdasarkan konsep gotong royong, dan tidak
dimonopoli oleh salah seorang pemilik modal. Begitu pula dala hal
keuntungan yang diperoleh maupun kerugian yang diderita harus dibagi
secara sama dan proposional.
Penekanan manajemen usaha dilakukan secara musyawarah (Syuro)
sesama anggota dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) dengan melibatkan
seluruhnya potensi anggota yang dimilikinya.
2. Peran dan Fungsi Koperasi Syariah
Dalam koperasi
konvensional
lebih mengutamakan mencari
keuntungan untuk kesejahteraan anggota, baik dengan cara tunai atau
membungakan uang yang ada pada anggota. Para anggota yang meminjam
19
Nur S. Buchori,Koperasi Syariah, ( Sidoarjo : PT Masmedia Buana Pustaka, 2009) h.
15
54
tidak dilihat dari sudut pandang penggunanya hanya melihat uang
pinjaman kembali ditambah dengan bunga yang tidak didasarkan pada
kondisi hasil usaha atas penggunaan uang tadi. Bahkan, bisa terjadi jika
ada angoota yang meminjam untuk kebutuhan sehari-hari (makan dan
minum), maka pihak koperasi memberlakukannya sama dengan pinjaman
lainnya yang penggunaannya untuk usaha produktif dengan mematok
bunga sebagai jasa koperasi.
Pada koperasi Syariah, hal ini tidak dibenarkan.Karena setiap
transaksi (tasharruf) didasarkan atas penggunaan yang efektif apakah
untuk pembiayaan atau kebutuhan sehari-hari.Kedua hal tersebut
diperlakukan secara berbeda. Untuk usaha produktif, misalnya anggota
akan berdagangmaka dapat menggunakan prinsip bagi hasil (Musyarakah
atau Mudharabah) sedangkan untuk pembelian alat transportasi atau alatalat lainnya dapat menggunakan prinsip jual beli atau (murabahah).
Berdasarkan peran dan fungsinya maka, koperasi syariah memiliki
fungsi sebagai :
a.
Sebagai manajer investasi
Manajer investasi yang dimaksud adalah koperasi syariah dapat
memainkan perannya sebagai agen atau sebagai penghubung bagi para
pemilik dana. Koperasi Syariah akan menyalurkan kepada calon atau
anggota yang berhak mendapatkan dana atau bisa juga kepada calon
atau anggota yang sudah ditunjuk oleh pemilik dana.
55
Umumnya, apabila pemilihan penerima dana (anggota atau calon
anggota) didasarkan ketentuan yang diinginkan oleh pemilik dana,
maka koperasi syariah hanya mendapatkan pendapatan atas jasa
agennya. Misalnya jasa atas proses seleksi anggota penerima dana,
atau biaya administrasi yang diperlukan koperasi atau biaya
monitoring
termasuk
wanprestasiyang bersifat
reporting.
Kemudian,
apabila
terjadi
force major, yakni bukan kesalahan
koperasi atau bukan kesalahan anggota, maka sumber dana tadi
(pokok) dapat dijadikan beban untuk resiko yang terjadi. Akan yang
tepat untuk seperti ini adalah Mudhrabah Muquyyadah.
b.
Sebagai Investor
Peran sebagai investor ( shohibul maal) bagi koperasi syariah adalah
jika sumber dana yang diperoleh dari anggota maupun pinjaman dari
pihak lain yang kemudian dikelola secara professional dan efektif
tanpa persyaratan khusus dari pemilik dana, dan koperasi syariah
memiliki hak untuk terbuka dikelolanya berdasarkan programprogram yang dimilikinya. Prinsip pengelolaan dana ini dapat disebut
dengan Mudharabah Mutlaqoh, yaitu investasi dana yang dihimpun
dari anggota maupun pihak lain dengan pola investasi yang sesuai
dengan syariah. Investasi yang sesuai meliputi akad jual beli secara
tunai ( Al Musawamah) seperti pendirian waserda dan jual beli tidak
tunai (Al Murabahah), sewa menyewa (Ijarah), kerja sama penyertaan
sebagian modal (Musyarakah) dan penyertaan modal seluruhnya
56
(Mudharabah).
Keuntungan
yang
diperoleh
dibagikan
secara
proposional (sesuai kesepakatan nisbah) pada pihak yang memberikan
dana seperti anggota yang memiliki jenis simpanan tertentu dan
didetapkan sebagai yang mendapatkan hak bagi hasil dan sisa usaha.
c. Fungsi sosial
Konsep koperasi syariah mengharuskan memberikan pelayanan sosial
baik kepada anggotanya yang membutuhkannya maupun kepada
masyarakat dhu’afa. Kepada anggota yang membutuhkan pinjaman
darurat (emergency loan) dapat diberikan pinjaman kebajikan dengan
pengembalian pokok ( Al Qard ) yang sumber dananya berasal dari
modal maupun laba yang dihimpun. Di mana anggota tidak
dibebankan bunga dan sebagainya seperti di koperasi konvensional.
Sementara bagi anggota masyarakat dhuafa dapat diberikan pinjaman
kebajikan dengan atau tampak pengembalian pokok (Qardhul Hasan)
yang sumber dananya dari dana ZIS ( Zakat, Infaq, dan Shadaqoh).
Pinjaman Qardhul Hasan ini diutamakan sebagai modal usaha bagi
masyarakat miskin apabila usahanya mengalami kemacetan, maka
tidak perlu dibebani dengan pengembalian pokoknya.
Fungsi ini juga yang membedakan antara koperasi konvensional
dengan koperasi syariah dimana konsep tolong menolong begitu
kentalnya sesuai dengan ajaran islam :
”Dan tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan ketaqwaan dan
janganlah kamu tolong menolong dalam permusuhan dan perbuatan
dosa dan bertaqwalah kepada Allah sesungguhnya Allah amat berat
siksanya” ( QS Al Maidah:2)
57
3. Sistem Penghimpunan Dana Koperasi Syariah
Untuk menumbuhkembangkan koperasi syariah, maka para
pengurus harus memiliki strategi pencairan dana. Sumber dana dapat
diperoleh dari anggota, pinjaman atau dana-dana yang bersifat hibah atau
sumbangan. Semua jenis sumber dana tersebut dapat diklasifikasikan
sifatnya ada yang komersil, hibah atau sumbangan atau sekedar titipan saja.
Secara umum, sumber dana koperasi diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Simpanan Pokok
Simpanan pokok merupakan modal awal anggota yang disetorkan di
mana besar simpanan pokok tersebut sama dan tidak boleh dibedakan
antara anggota. Akad syariah simpanan pokok tersebut masuk kategori
akad Musyarakah.
b. Simpanan Wajib
Simpanan wajib masuk dalam katagori modal koperasi sebagaimana
simpanan pokok dimana besar kewajibannya diputuskan berdasarkan
hasil syuro ( musyawarah) anggota serta penyetorannya dilakukan
secara continue setiap bulannya sampai seseorang dinyatakan keluar
dari keanggotaan koperasi.
c. Simpanan Sukarela
Simpanan anggota merupakan bentuk investasi dari anggota atau calon
anggota yang memiliki kelebihan dana kemudian menyimpannya di
koperasi syariah.
58
d. Investasi Pihak Lain
Dalam melakukan operasionalnya lembaga koperasi syariah sebagai
mana
koperasi
konvensional
pada
umumnya,
biasanya
selalu
membutuhkan suntikan dana segar agar dapat mengembangkan
usahanya secara maksimal, prospek pasar koperasi syariah teramat
besar sementara simpanan anggotanya masih sedikit dan terbatas. Oleh
karenanya, diharapkan dapat bekerja sama dengan pihak-pihak lain
seperti bank syariah maupun program-program pemerintah.
5. Sistem Penyaluran Dana Koperasi Syariah
Sesuai dengan sifat koperasi dan fungsinya, maka sumber dana yang
diperoleh haruslah disalurkan kepada anggota maupun calon anggota. Sifat
penyaluran danannya adalah yang berkategori komersil, yakni dengan
menggunakan bagi hasil (Mudharabah atau Musyarakah) dan juga dengan
jual beli (Piutang Murabahah, Piutang Salam, Piutang Istisna, dan
sejenisnya ), bahkan ada juga yang bersifat jasa umum misalnya,
pengalihan piutang (hawalah), sewa menyewa barang(ijarah) atau
pemberian manfaat berupa pendidikan dan sebagainya.
a. Investasi /kerjasama
Kerjasama
dapat
dilakukan
dalam
bentuk
Mudharabah
dan
Musyarakah. Pada penyaluran dana dalam bentuk Mudharabah dan
Musyarakah, koperasi syariah bertindak selaku pemilik dana (Shohibul
Maal). Sedangkan pengguna dana adalah pengusaha (Mudharib)
59
kerjasama dapat dilakukan untuk mendanai sebuah usaha yang
dinyatakan layak untuk didanai.
b. Jual Beli ( Al Bai’)
Pembiayaan jual beli dalam UJKS pada koperasi syariah memiliki
jenis yang dapat dilakukan yaitu:
Jual beli secara tangguh antara si penjual dengan pembeli dimana
sudah terjadi kesepakatan harga dan si penjual menyatakan harga
belinya dan si pembeli mengetahui besar keuntungan si penjual
transaksi ini disebut Bai Al Murabahah.
c. Jasa Al Ijaroh (sewa)
Jasa Al Ijaroh adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa
melalui pembayaran upah sewa tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan atas barang itu sendiri. Contohnya : penyewaan tenda,
Sound System dan lain-lain.
“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun
penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan
kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan
cara maruf. Seseorang tidak dibebani melainkanmenurut kadar
kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan
karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun
60
berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih( sebelum
dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka
tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan
oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu
memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertaqwalah kamu
kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah maha melihat apa yang
kamu kerjakan.” (Q.S. Al Baqaroh :233)
d. Jasa Wadi’ah ( Titipan)
Jasa wadiah dapat dilakukan pula dalam bentuk barang seperti jasa
penitipan barang dalam Locker Karyawan atau penitipan sepeda motor
dan mobil.
“Sesungguhnya Allah Menyeru kamu untuk manyampaikan amanah
(titipan) kepada yang berhak menerimanya.”(Q.S. An Nisa :58)
e. Hawalah (Anjak Piutang)
Pembiayaan ini timbul karena adanya peralihan kewajiban dari
seseorang anggota terhadap pihak lain dan dialihkan kewajibannya
tersebut kepada koperasi syariah. Contoh kasus anggota yang terbelit
dengan kartu kredit yang bunganya mencekik dan pihak koperasi
syariah menyelesaikan kewajiban anggota tersebut dan anggota
membayar kewajibannya kepada koperasi. Hawalah adalah pengalihan
hutang dari orang yang berhutang kepada orang lain yang wajib
menanggungnya.
f. Rahn ( Gadai)
Rahn (gadai) timbul karena adanya kebutuhan keuangan yang
mendesak
dari
para
anggotanya
dan
koperasi
syariah
dapat
memenuhinya dengan cara barang milik anggota dikuasai oleh koperasi
dengan kesepakatan bersama. Pengertian rahn sendiri adalah menahan
61
salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang
diterimanya. Dalam produk gadai ini, koperasi syariah tidak
mengenakan bunga melainkan mengenakan tarif sewa penyimpanan
dari barang yang digadaikan tersebut seperti contohnya gadai emas.
“ Jika kamu dalam perjalanan( dan bermuamalahlah tidak secara
tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka
hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang ( oleh orang yang
berpiutang).” ( Al Baqaroh : 283)
g. Wakalah ( Perwakilan)
Jasa ini timbul dari pengurusan sesuatu hal yang dibutuhkan
anggotanya dimana anggota mewakilkan urusannya tersebut kepada
koperasi syariah contohnya adalah pengurusan SIM dan STNK.
h. Kafalah (Penjaminan)
Jasa ini timbul karena adanya transaksi anggota dengan pihak lain dan
pihak lain tersebut membutuhkan jaminan dari koperasi yang
anggotanya
berhubungan
dengannya.
Contoh
kasus
bila
para
anggotanya mengajukan pembiayaan dari Bank Syariah dimana
Koperasi Syariah bertindak sebagai penjamin atas kelancaran anggsuran
anggotanya.Pengertian kafalah adalah jaminan yang diberikan oleh
penanggung (Koperasi) kepada pihak ketiga untuk memenuhi
kewajiban anggotanya atau yang ditanggung seputar mengalihkan
tanggung jawab.
62
“Penyeru-penyeru itu berseru, ‘kami kehilangan piala raja, barang
siapa yang dapat mengembalikannya akan memperoleh makanan(
seberat) beban unta dan untuk menjamin terhadapnya”. ( Q.S Yusuf :
72)
i. Qardh (Pinjaman Lunak)
Jasa ini termasuk kategori pinjaman lunak, dimana pinjaman yang
diberikan harus dikembalikan sejumlah dana yang diterima tanpa adanya
tambahan. Kecuali jika si anggota mengembalikan lebih tanpa
persyaratan dimuka maka kelebihan dana tersebut diperbolehkan
diterima koperasi syariah dan dimasukan kedalam kelompok dana
Qardh.
6.
Tujuan Sistem Koperasi Syariah
a. Menyejahterakan ekonomi anggotanya sesuai norma dan moral islam
seperti yang tersirat dalam Al Quran:
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat dibumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah
setan, karena sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.” ( Al
Baqarah: 168)
b. Menciptakan persaudaraan dan keadilan sesama anggota.
ۖ
Katakanlah: "Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah
kepadamu semua, yaitu Allah Yang mempunyai kerajaan langit dan
bumi; tidak ada Tuhan (yang berhakdisembah) selain Dia, Yang
menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah
dan Rasul-Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan
ۖ
63
kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya
kamu mendapat petunjuk". ( Al Araaf: 158)
c. Pendistribusian pendapat dan kekayaan yang merata sesama anggota
berdasarkan kontribusinya. Agama Islam mentolerir kesenjangan
kekayaan dan penghasilan karena manusia tidak sama dalam karakter,
kemampuan, kesungguhan, dan bakat. Perbedaaan di atas tersebut
merupakan penyebab perbedaan dalam pendapatan dan kekayaan. Hal
ini dapat terlihat pada Al Quran:
“ Dan dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi
dan dia meninggikan sebagian kamu atas sebagian (yang lain)
beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya
kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya, dan
sesungguhnya Dia maha pengampun lagi maha penyayang.”( Al
An’aam: 165)
d. Kebebasan pribadi dalam kemaslahatan sosial yang didasarkan pada
pengertian bahwa manusia diciptakan hanya untuk tunduk kepada
Allah.
7. Perbedaan Koperasi Konvensional dan Koperasi Syariah
Perbedaan antara koperasi konvensional dan koperasi syariah
terdapat dalam ayat berikut :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan
berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu
mendapat keberuntungan.” (Ali Imron : 130)
Dalam ayat
tersebut, dapat disimpulkan bahwa Allah melarang
umat-Nya untuk melakukan riba. Dalam konteks koperasi konvensional,
64
ada hal yang harus diubah, yaitu cara pandang yang harus disesuaikan
dengan syariah /syariat Islam dalam proses pembagian keuntungan yang
bukan berdasarkan bunga melainkan proses bagi hasil yaitu profit and loss
sharing. Seperti yang terdapat dalam ayat berikut :
“ ........ Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba......”
(Al-Baqarah : 275)
Konsep koperasi syariah mengharuskan memberikan pelayanan
sosial baik kepada anggotanya yang membutuhkannya maupun kepada
masyarakat dhu’afa. Kepada anggota yang membutuhkan pinjaman darurat
(emergency
loan)
dapat
diberikan
pinjaman
kebajikan
dengan
pengembalian pokok (Al-Qard ) yang sumber dananya berasal dari modal
maupun laba yang dihimpun. Dimana anggota tidak dibebankan bunga dan
sebagainya seperti di koperasi konvensional. Sementara bagi anggota
masyarakat dhuafa dapat diberikan pinjaman kebajikan dengan atau tanpa
pengembalian pokok (Qardhul Hasan) yang sumber dananya dari dana
ZIS (Zakat, Infaq dan Shadaqoh). Pinjaman Qardhul Hasan ini
diutamakan sebagai modal usaha bagi masyarakat miskin yang apabila
usahanya
mengalami
kemacetan,
maka
tidak
dibebani
dengan
pengembalian pokoknya.
Fungsi ini juga yang membedakan antara koperasi konvensional
dengan koperasi syariah dimana konsep tolong menolong begitu kentalnya
sesuai dengan ajaran Islam :
65
”Dan tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan ketaqwaan dan
janganlah kamu tolong menolong dalam permusuhan dan perbuatan dosa
dan bertaqwalah kepada Allah sesungguhnya Allah amat berat siksanya.”(
QS Al Maidah : 2)
BAB III
GAMBARAN UMUM KOPERASI KOSSUMA SYARIAH DEPOK
A. LatarBelakangBerdirinyaKoperasiKossumaSyariah
Koperasi Syariah Serba Usaha SALIMAH Depok (KOSSUMA) berawal
dari pengajian “ Majlis Ta’lim Ummahatul Mu’minin” yang bertempat di Jalan
Atab
RT
04/11
Kelurahan
Tugu
Kecamatan
Cimanggis
Depok.
SetiaphariJum’at siang diadakan kajian tentang Agama Islam.Pesertanya
terdiri dari berbagai usia, di antara mereka ada yang memiliki usaha mikro,
seperti nasi uduk, gorengan, lontong sayur, serta warung jajanan. Di setiap
pertemuan itu dikumpulkan uang infaq yang terus berkembang. Agar lebih
bermanfaat bagi jamaah, akhirnya diputuskan uang infaq tersebut akan
dijadikan modal koperasi, sehingga para anggota atau jamaah pengajian dapat
meminjam dana tersebut dan dapat mengembalikannya secara mencicil.
Modal awal yang terkumpuladalah Rp.4.250.000,-. Seiring dengan
berjalannya waktu, KOSSUMA resmi memperoleh legalitas usaha dan
berbadan hukum.Berikut ini adalah legalitas KOSSUMA :
NomorBadanHukumKoperasi
518/20/BH/KPPS/KANKOP/1.2/VI/
2006
AktaNotarisNomor
03-tanggal 28 Juni 2006,
NotarisHerdiantyWitjaksana, S.H,
S,K. MENKEH dan HAM R.I no.
C-242.HT.03.01-Th.2002
66
67
NPWP
02.532.126.6-412.000
SIUP
0532/10-27/PK/X/2009
TDP
10.27.2.51.00467
503/853/Kpts/SITU/BPPT/X/2009
SITU
14 Des 2009 s/d 13 Desember 2012
Alamat
Jl. Lafran Pane KelapaDua
RT/05/11 No: 128 Kel. TuguKec.
CimanggisDepok
NamaRekening
KossumaDepok
NomorRekening
0610046683
Nama Bank
Bank SyariahMandiri (BSM) Depok
Koperasi KOSSUMA Syariah sendiri resmi berdiri sejak 2006 hingga
saat ini 2014. Dalam perkembangannya, Kossuma mengalami pasang surut
dalam kegiatan dan pencapaian keberhasilan Kossuma. Disamping itu
Manajerusaha yang diketuai oleh ibu Hj.Anni, sudah mulai aktif dengan
penjualan kue kering dan aksesoris ke daerah-daerah.
Kendala yang dihadapi pun sangat beragam namun kendala yang
dirasakan cukup berat adalah beban pembiayaan yang tertunda.Hal ini
merupakan evaluasi bagi pengurus, sehingga dapat menjadi acuan untuk
mengatur tata aturan pembiayaan yang baik dan benar.20
20
Wawancara pribadi dengan Ibu Andri, 10 Januari 2014
68
B. Visi, Misi, danTujuanKoperasiKossumaSyariahDepok
Dalam rangka meningkatkan mutu dan pemberdayaan terhadap anggota
dan
mayarakat sekitar, dan berusaha keras untuk menata kembali manajemen
koperasi syariah dengan prioritas dalam bidang usaha mikro dan pemberdayaan
sumberdayamanusia. Berdasarkan hal tersebut maka visi, misi, dan tujuan
Koperasi Kossuma Syariah dapat dirumuskan sebagai berikut :
Visi :
SebagaiKoperasiSyariah
yang
produktifdalammengoptimalkanpotensisumberdayamanusia.
Misi :
1. Sebagaimitrausahadalammengembangkanekonomikeluarga.
2. Sebagaimitra
dalam
mengembangkanpotensisertabakatkreatifitaswanitamelaluiberbagaipela
tihanPengembangandiri.
Tujuan :
BersamaKoperasiSyariah
KOSSUMA
menjalinsilaturahmimeraihkeberkahanRizkisertaridhoilahisertaikutMemajukan
kesejahteraananggotakhususnyadanmasyarakatpadaumumnyasertaikutmemban
guntatananperekonomiannasionaldalamrangkamewujudkanmasyarakatmaju,
adil, danmakmur.
69
C. StrukturOrganisasiKoperasiKossumaSyariahDepok
RAT
DewanSyari
ah
DewanPengawas
KETUA
Pengurus
Sekertaris
Bendahara
Manajer Unit
JasaKeuanganSyar
iah
Manajer Unit
SektorRiil
Perdagangan
Operation
Marketing
.
Jasa
Produksi
70
SUSUNAN PENGURUS
Ketua
: RatnaMunayya
DewanPengawasSyariah : Ust.Ma’murHasanudin, MA
Sekertaris
: LaksmitaSusidharti, SE
Bendahara
: IrUswindraningsih Titus
ManajerKoperasi : Andriani, SE
Manajer Usaha
:HjAnniRosyidah
Kasir
: Desi
D. KegiatanKoperasiKossumaSyariah
NO
Kegiatan
Realisasi
1
RapatRutinPengurus
24x/1 Tahun
2
RAT
1x/ Tahun
3
SilaturahmiAnggota
1x/ Tahun
4
PelatihanAnggota
2x/ Tahun
5
Study Banding
1x/ Tahun
6
PelatihanPengurus
2x/ Tahun
7
RapatInstansiTerkait
1x/Tahun
8
KegiatanSosial
1x/Tahun
9
LaporanKeuanganKoperasi
1x/ Bulan
71
E.ProdukSimpanan Dan PembiayaanKoperasiKossumaSyariah
ProdukSimpanan
1. SimpananPokokRp. 100.000
dibayar 1x
ProdukPembiayaan
1. Pembiayaankelompokden
gantanggungrenteng.
selamamenjadianggotaKoss
uma
2. PembiayaanIndividu
2. SimpananWajib,
dibayarrutintiapbulan
minimal Rp.10.000/Bulan
3. SimpananSukareladenganak
adWadi’ahsetoranawal
minimal Rp.10.000,4. SimpananMudharobah,
jangkawaktu 1 Tahun.
Akadpembiayaan yang dijalankanKoperasiKossumaSyariahSebagaiberikut :
1. MudhorobahadalahakadantaraduapihakdimanaanggotasebagaiMudharib
(Pengelola Usaha) danKossumasebagaiShohibulMaal (Penyedia Modal).
Ataskerjasamainiberlakusystembagihasildengannisbah yang disepakati.
2. Murobahahadalahpembiayaanmelaluisystempengadaanbarangdan
di
antaranyaterdapatkesepakatanbesarnyamargindanpelunasandiangsurselama
10-12 bulansesuaikesepakatan.
72
3. QordulHasanadalahpembiayaandengantujuankebajikan
yang
diperuntukanbagianggotadenganpertimbanganmeringankandantidakdiambil
keuntungan. Hanyaberkewajibanmembayarpokokpinjamansaja. Contohnya,
pinjamanuntukbiayarumahsakit.
F. Program KerjaKoperasiKossumaSyariah
Program KerjaKoperasiKossumaSyariah
1. Membukajenistabunganbarubagianggotaberupa:
a. Simpanancerdasuntuktabunganpendidikan minimal Rp.100.000,b. Simpananberkahuntuktabunganidulfitri minimal Rp.50.000,c. SimpananQurbanuntukpembelianhewanQurban minimal Rp. 50.000,2. Menerbitkan AD/ART KOSUMA
3. Perekrutanpegawaibarumelalui program RW siaga di kelurahantugu
4. Perekrutanpegawaibaruuntuk teller koperasi
5. Revisiuntuk
margin
pembiayaandanbiayaadministrasi/infaqanggotasertadendaketerlambata
n.
6. Mengembangkansecara
optimal
divisiusahadenganpeluangusahaproduktif.
7. Penggunaanbukutabungananggotauntuksimpanwajibdansimpananlain
nya
8. Pelatihanbagianggotadanpengurus
9. Penggunaansystemkeuanganbaruuntukefektifitasmanajemen.
G. Target CapaianKoperasiKossumaSyariahpadatahun 2014
73
1. Pencetakanbukutabungan
2. Perekrutananggotabarumelaluipelatihananggota
3. MengangkatManajerKoperasiBaru
4. Pelatihananggotadanpengurus
5. Menerimadanmenyalurkandana CSR daripihakluar
6. MenjalinkerjasamadenganinstansiPemerintahdanSwasta
BAB IV
STRATEGI KOPERASI KOSSUMA SYARIAH DALAM UPAYA
MEMBANGUN USAHA MIKRO PRODUKTIF DI KELURAHAN
TUGU DEPOK
A. Bentuk Usaha Mikro Produktif yang dibangun Koperasi Kossuma
Syariah di Kelurahan Tugu Depok
Koperasi Kossuma Syariah mempunyai objek yang di khususkan dalam
membangun ekonomi mikro produktif untuk anggota. Dengan demikian
koperasi Kossuma Syariah harus melakukan usaha simpan pinjam pada
anggotanya serta memberikan penyuluhan yang aktif untuk membuka
peluang bagi kaum miskin dalam membangun usaha mikro produktif di
berbagai bidang.
Dalam hal ini,Koperasi Kossuma Syariah membangun kelompok usaha
mikro produktif yang diberinama kelompok Tanggung Renteng, yaitu di
dalam Kelompok Tanggung Renteng tersebut ada 3 bagian kelompok kecil
yang masing-masing bagian terdiri dari 4 – 5 orang,yang didalamnya mereka
saling bahu-membahu dan saling menanggung kesulitan satu dengan yang
lainnya. Jika ada satu diantara mereka meminjam uang kepada pihak
Koperasi Kossuma Syariah dan tidak bisa membayarnya, maka satu
kelompok itu wajib berkerja sama (patungan) untuk menalanginya. Sistem ini
juga berfungsi untuk menciptakan rasa tanggung jawab dan persaudaraan
yang terkandung didalamnya. Dalam hal ini yang perlu diketahui adalah
bahwa pinjaman yang di berikan dengan sistem Qordul Hasan dengan
74
75
pembiayaan Rp. 500.000-( lima ratus ribu rupiah) bukan di berikan untuk per
kelompok, melainkan per individu dan pada setiap individu dianjurkan untuk
membuat usaha mikro produktif. Dalam kenyataannya tidak semua pinjaman
yang diberikan digunakan untuk pembangunan usaha mikro ada beberapa
orang yang menggunakan pinjaman tersebut untuk kebutuhan lain, seperti
untuk membayar uang sekolah anaknyadan kebutuhan lainnya.21
Banyak hambatan dan tantangan yang dihadapi, namun Koperasi
Kossuma Syariah terus berjuang guna memerangi para lintah darat yang terus
menggerogoti nadi per ekonomian kaum miskin.
Pembentukan usaha mikro produktif dilakukan dengan sangat hati-hati
karena ditakutkan ada bentrok di karenakan persaingan bisnis dan terjadi
ketidak harmonisan didalam kelompok binaan tersebut. Oleh karena itu,
dalam satu kelompok masing-masing individu yang lokasi rumahnya
berdekatan tidak boleh mempunyai usaha mikro yang sejenis atau sama.
Dalam hal ini, usaha yang di bangun adalah usaha rumahan seperti usaha Nasi
Uduk, Gorengan, Toko Sembako, Pulsa Elektrik, dan Sayuran. Sementara
hanya usaha itulah yang bisa dibangun oleh Koperasi Kossuma Syariah hal
ini dikarenakan karena peminjaman dengan sistem Qardul Hasan hanya dapat
memberikan pinjaman sebesar Rp.500.000-(lima ratus ribu rupiah).
Berikut adalah nama-nama anggota dan bentuk usaha yang dijalani di
kelurahan Tugu Depok:
21
Wawancara pribadi dengan ibu Andri, 1 Februari 2014
76
NAMA ANGGOTA DAN JENIS USAHA MIKRO PRODUKTIF
KELOMPOK TANGGUNG RENTENG KELURAHAN TUGU DEPOK
Kelompok Melati
1. Sakinah
Penjual Sayuran
2. Aisyah
Penjual Pulsa Elektrik
3. Syahidah
Penjual es buah
4. Fatimah
Pembantu Rumah Tangga
5. Sri Legini
Penjual Mie Gaul
Kelompok Berlian
1. Atikah
Penjual Makanan Ringan
2. Hassanah
Penjual Batagor
3. Raudhoh
Penjual sembako
4. Istiqomah
Pembantu rumah tangga
5. Annisa
Penjual Sosis Bakar, Baso Goreng, es
doger
Kelompok Mawar
1. Sartini
Penjual Papeda ( telur gulung)
2. Mariyam
Penjual Lontong sayur
3. Rini
Penjual Gorengan
4. Rodiyah
Pembantu rumah tangga
5. Pairah
Pembantu rumah tangga
Dengan melihat daftar anggota tersebut,dapat diketahui bersama bahwa
masih ada anggota yang belum bisa memiliki usaha sendiri itu dikarenakan
pekerjaan yang digelutinya sebagai pembantu rumah tangga. Namun, koperasi
terus memberikan dorongan untuk membangun usaha mikro agar tidak
ketergantungan kepada orang lain serta dapat menjadi insan yang kreatif dan
77
mandiri. Dengan demikian, Koperasi Kossuma Syariah berharap dengan
terbentuknya usaha mikro produktif itu dapat membantu membangun
masyarakat yang sejahtera, makmur, dan tidak terjerumus pada lintah darat
(rentenir).
Ditambah lagi, koperasi berusaha untuk berperan dalam memajukan dan
menaikkan taraf hidup masyarakat agar menjadi lebih baik dengan penghasilan
yang naik berkisar dari
Rp.16.666,-
Rp.50.000,-/hari. Oleh sebab itu,
Koperasi Kossuma syariah terus mendorong anggotanya untuk membangun
usaha mikro produktif.
Setelah Koperasi Kossuma Syariah membangun usaha mikro produktif,
maka tugas selanjutnya adalah menjadi penasihat keuangan bagi tiap anggota
di setiap minggunya agar ada sirkulasi yang baik antara pemasukan dan
pengeluaran, sehingga dapat memajukan usaha tersebut. Setelah itu, jika usaha
tersebut sudah mengalami kemajuan, maka tiap anggota pun diberikan fasilitas
berupa pinjaman modal yang lebih besar. Semua itu dilakukan guna
menciptakan usaha mikro produktif serta dapat menjadi sumber penghidupan
yang bersifat jangka panjang.
Dengan demikian, Koperasi Kossuma Syariah akan terus membangun
serta mengembangkan usaha mikro produktif yang berada di dalam
naungannya, dengan tujuan memperbaiki taraf kehidupan bagi kaum miskin.22
22
Wawancara pribadi dengan Ibu Andri,10 Januari 2014
78
B. Strategi Koperasi Kossuma Syariah dalam upaya Membangun Usaha
Mikro Produktif di Kelurahan Tugu Depok
Penerapan strategi merupakan proses yang sangat penting bagi
keberhasilan suatu organisasi. Berikut strategi Koperasi Kossuma Syariah
dalam upaya membangun Usaha Mikro Produktif:
1. Menjalin kerja sama dengan Lembaga Amil Zakat BSM ( Bank Syariah
Mandiri) Cabang Pluit.
Koperasi Kossuma Syariah merasa sangat perlu untuk bekerjasama
dengan perusahaan maju seperti Bank Syariah Mandiri dalam upaya
membangun danmengembangkanusaha mikro produktif. Dalam hal ini,
Bank Syariah Mandiri memberikan dana operasional dan dana bergulir
untuk peminjaman Qardul Hasan, yaitu program yang memberikan
pinjaman tanpa margin kepada orang-orang miskin yang ingin
membentuk usaha.
2. Memberikan pengembangan dan pelatihan seputar tentang ekonomi
Islam kepada pegawai.
Koperasi Kossuma Syariah bekerjasama dengan BMT (Baitul Maal Wa
Tamwil) yang besar dengan tujuan untuk memberikan pelatihandan
pengembangan kepada para pegawai dalam meningkatkan pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuan pegawai. Pelatihan lebih ditekankan pada
peningkatan kemampuan untuk melakukan pekerjaan yang spesifik.
Selain itu, pengembangan lebih ditekankan untuk melakukan pekerjaan
79
dimasa yang akan datang, dengan melakukan pendekatan terintegrasi
dengan kegiatan lain untuk mengubah perilaku kerja.
3. Memberikan penyuluhan aktif kepada masyarakat sekitar tentang cara
berwirausaha dan memberikan modal dengan sistem Qordul Hasan.
Kegiatan penyuluhan dilakukan untuk memberdayakan masyarakat.
Memberdayakan berarti memberi daya kepada yang tidak berdaya atau
mengembangkan daya yang sudah dimiliki menjadi sesuatu yang lebih
bermanfaat kepada masyarakat sekitar. Dalam hal ini, Koperasi Kossuma
Syariah tidak hanya memberikan penyuluhan, melainkan pinjaman yang
bisa digunakan untuk modal usaha.
4. Menciptakan struktur organisasi yang efektif
Setelah program dan kegiatan yang dilakukan sebagai bagian dari usaha
Koperasi Kossuma Syariah dalam upaya membangun usaha mikro
produktif di Kelurahan Tugu. Langkah selanjutnya adalah menciptakan
struktur organisasi yang efektif. Struktur organisasi merupakan salah satu
faktor yang diperlukan karena pada dasarnya struktur organisasi adalah
cermin miniatur sebuah organisasi. Struktur organisasi tersebut
mencakup pada pengertian proses penetapan struktur organisasi melalui
penentuan kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai visi, misi, serta
tujuan organisasi
80
5. Menyiapkan Anggaran
Dalam mewujudkan strateginya, Koperasi Kossuma Syariah menyiapkan
anggaran dana sebagai pendukung untuk rencana membangun usaha mikro
produktif di Kelurahan Tugu Depok.
6. Memanfaatkan Informasi yang masuk
Dalam upaya pembangunan usaha mikro produktif yang dilakukan oleh
Koperasi Kossuma Syariah, tentunya terdapat kritik dan saran yang harus
diperhatikan untuk membangun strategi yang lebih baik ke depannya.
Koperasi Kossuma Syariah jugamemanfaatkan kritik maupun saran yang
disampaikan para anggota ataupun masyarakat sekitar sebagai acuan dan
landasannya.
Untuk mencapai tujuan yang ditentukan, terdapat beberapa faktor penting
yang harus diperhatikan, yakni kekuatan, kelamahan, peluang, dan ancaman
dimasa sekarang dan dimasa yang akan datang.
Untuk itulah Koperasi Kossuma Syariah harus mengetahui faktor-faktor
tersebut. Berikut ini faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang
dimiliki Koperasi Kossuma Syariah:
1.
Kekuatan (Strength)
Kekuatan yang dimiliki Koperasi Kossuma Syariah, yaitu :
a. Memiliki tempat yang strategis.
b. Memiliki sistem pelayanan yang baik.
c. Memiliki Pengurus yang rajin dan kreatif.
81
d. Menjalin kerjasama dengan Lembaga Amil Zakat BSM (Bank Syariah
Mandiri) dalam hal pinjaman dana bergulir.
2.
Kelemahan ( Weakness)
Kelemahan yang dimiliki Koperasi Kossuma Syariah, yaitu :
a. Kualitas pegawai yang terbatas dan perlu pengembangan serta
pelatihan.
b. Masih lemahnya brand image dan modal yang masih sedikit.
3.
Peluang (Opportunities)
Peluang yang dimiliki oleh Koperasi Kossuma Syariah, yaitu :
a. Perkembangan perbankan Islam yang harus dimanfaatkan untuk
membangun usaha mikro pada sektor ekonomi menengah kebawah.
b. Masih banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang sistem
koperasi syariah yang harus dibina agar tidak terjerumus kepada
rentenir.
c. Memiliki anggota yang kreatif yang mempunyai potensi untuk di
berdayakan.
4.
Ancaman (Threat)
Ancaman yang terdapat di lingkungan Koperasi Kossuma Syariah, yaitu :
a. Banyaknya para rentenir di lingkungan sekitar.
b. Banyaknya pesaing yang bermunculan dan memiliki modal yang lebih
banyak.
Selanjutnya langkah yang harus di ambil adalah analisa, berikut adalah
analisanya :
82
a. Kekuatan (Strenght)
NO
KEKUATAN
BOBOT
SKOR
BXS
0,2
5
1
0,2
5
1
0,3
5
1,5
0,3
5
1,5
Memiliki tempat
1
yang strategis
Memiliki sistem
2
pelayanan yang baik.
3
Memiliki Pengurus
yang rajin dan kreatif.
4
Menjalin Kerja Sama
dengan Lembaga
Amil Zakat Bank
Syariah Mandiri
5
TOTAL
b. Kelemahan ( Weakness )
NO
KELEMAHAN
1
Kualitas Pegawai
2
BOBOT
SKOR
BXS
yang terbatas
0,5
2
1
Masih Lemahnya
0,5
2
1
Brand Image
TOTAL
2
83
Dengan demikian bisa kita ketahui bahwa bobot total dari kekuatan
adalah 5 sedangkan bobot dari kelemahan adalah 3. Kemudian bisa di
kalkulasikan 5-2 = 3. Maka kekuatan lebih besar dari pada kelemahan.
c. Peluang (Opportunities)
NO
PELUANG
BOBOT
SKOR
BXS
0,3
5
1,5
0,3
5
1,5
0,4
5
2
Perkembangan
1
perbankkan
islam yang harus
dimanfaatkan
guna
pembangunan
usaha mikro
2
Masih
Banyak
Masyarakat yang
belum
mengetahui
sistem Koperasi
Syariah
3
Memiliki
Anggota yang
Kreatif
TOTAL
5
84
d. Ancaman (Threat)
NO
ANCAMAN
1
Banyaknya
Rentenir di
BOBOT
SKOR
BXS
0,5
4
2
0,5
2
1
lingkungan
sekitar
2
Banyaknya
Pesaing yang
bermunculan
yang memiliki
modal yang lebih
besar
TOTAL
3
Dengan demikian kita bisa melihat bahwa bobot dari peluang adalah
5sedangkan bobot dari ancaman adalah 3 dimana jika di kalkulasikan adalah 53= 2 . maka peluang lebih besar di bandingkan dengan ancaman. Untuk lebih
jelasnya marilah kita lihat posisi dalam analisis berikut:
85
S ( Strategi agresif)
5
4
3
2
O
1
5
4
3
2
1
(Difersifikasi strategi)
T
5
1
4
3
2
1
(Ubah strategi)
2
3
4
5
W ( Strategi bertahan)
IFAS
KEKUATAN
KELEMAHAN
EFAS
(Strenght)
(Weakness)
Peluang
Strategi SO = 5+5 =10
Strategi OW= 5+2=7
Strategi ST= 5+3= 8
Strategi WT= 2+3=5
(Opportunities)
Ancaman (Threat)
Dari table diatas bisa disimpulkan bahwa kekuatan+ peluang (SO)= 10, Peluang+
Kelemahan (OW)=7, Kekuatan + Ancaman(ST)=8 , Kelemahan+ Ancaman
86
(WT)=2+3=5. Dalam perencanaan strategi ini yang harus dilakukan koperasi
Kossuma syariah adalah memanfaatkan strategi SO yang niainya 10 kemudian
OW yang nilainya 7 dan ST yang nilainya 8, selanjutnya yang terakhir adalah WT
yang nilainya 5. Adapun masing-masing strategi yang harus dijalankan sebagai
berikut:
1. SO yang menggunakan Strenght dalam memanfaatkan Opportunity
2. ST yang menggunakan Strenght dalam meredam Threat
3. WO memperbaiki Weakness untuk memaksimalkan Opportunity
4. WT meminimalisasikan dan memperbaiki Weakness yang ada demi
mengurrangi Threats.
Langkah terakhir yang harus dilakukan guna mendapatkan tolak ukur
dari kegiatan yang dilakukan adalah evaluasi. Evaluasi adalah proses
mendapatkan informasi mengenai pelaksanaan rencana-rencana yang telah
ditetapkan dan membandingkannya dengan standar yang telah ditentukan.
Berikut adalah beberapa langkah dalam proses evaluasi yang harus dilakukan
oleh Koperasi Kossuma Syariah.
1.
Meninjau Faktor Internal dan Eksternal yang menjadi dasar strategi.
Koperasi Kossuma Syariah perlu meninjau kembali faktor-faktor
pendukung dan faktor penghambatnya dimulai dari pengukuran kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman sebagai tolak ukur dalam mengembangkan
strategi yang akan digunakan. Setelah diketahui apa saja yang menjadi faktor
pendukung dan faktor penghambat Koperasi Kossuma Syariah dapat
mengambil langkah yang tepat untuk dapat mempertahankan foktor pendukung
87
tersebut dan memperbaiki faktor penghambat menjadi peluang. Dengan
demikian, Koperasi Kossuma Syariah mampu bersaing dengan menerapkan
strategi yang lebih baik.
2.
Mengukur prestasi dan membandingkan dengan hasil yang diharapkan
Pengukuran prestasi dapatdilihat dari yang telah dilakukan oleh Koperasi
Kossuma Syariah dalam kegiatan pengembangan usaha mikro produktif di
Kelurahan Tugu. Sejauh ini keberhasilan Koperasi Kossuma Syariah dapat
dikatakan cukup sukses. Hal ini disebabkan keberhasilan dari strategi yang
diterapkan.Adapun strategi yang telahditerapkan, yaitu :
a. Bekerja sama dengan Lembaga Amil Zakat Bank Syariah Mandiri dalam
Penyertaan Modal Bergulir.
b. Bekerja
sama dengan Koperasi Ukhuwah Bekasi dalam program
pengembangan dan pelatihan pegawai.
c. Melakukan program penyuluhan dan pemberian modal dengan akad Qardul
Hasan untuk masyarakat miskin guna membangun usaha mikro produktif.
Prestasi ini adalah buah dari rasa optimisme yang tinggi dan kerja keras
dari seluruh pengurus yang ada di Koperasi Kossuma Syariah. Dengan
demikian, Koperasi Kossuma Syariah berharap bahwa ini adalah jalan terang
sekaligus langkah awal bagi keberhasilan dalam pembangunan usaha mikro
produktif.
3.
Mengambil tindakan korektif untuk memastikan bahwa prestasi sesuai
dengan rencana.
88
Dalam proses evaluasi tidak lengkap rasanya jika tidak diambil tindakan
koreksi guna menyempurnakan strategi yang dilaksanakan.Oleh karena itu,
apabila standar operasional telah ditetapkan dan diukur, maka perbaikan dalam
penyimpangan dapat dicegah. Tindakan koreksi terhadap pengurus koperasi
harus diambil oleh ketua dan disetujui oleh semua staf, dengan tujuan agar
menyokong keberhasilan Koperasi Kossuma Syariah.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Koperasi syariah bertujuan untuk menyejahterakan anggota dan
masyarakat sekitar. Dengan tujuan tersebut, maka koperasi syariah harus
bertindak kreatif dan inovatif dengan menggunakan cara-cara yang terbaik.
Koperasi Kossuma Syariah terus menaikan taraf kehidupan anggotanya melalui
sistem Qordul Hasan, yaitu pinjaman tanpa margin sedikitpun, dengan tujuan
memudahkan mereka untuk bisa mendapatkan akses modal tanpa perlu
memikirkan sistem bagi hasil. Berikut adalah bentuk usaha dan strategi yang
digunakan koperasi Kossuma syariah dalam upaya membangun usaha mikro
produktif di Kelurahan Tugu, Depok
1. Adapun bentuk usaha yang dibangun adalah usaha rumahan, seperti
usaha pulsa elektrik, toko sembako, sayuran, dan lontong sayur. Semua itu
dibangun dan dikembangkan untuk menaikkan taraf hidup tiap-tiap
anggotanya. Supaya usaha tersebut terus bekembang dan berkelanjutan, maka
dibutuhkan berbagai strategi.
2. Berikut Strategi Koperasi Kossuma Syariah dalam upaya membangun
Usaha Mikro Produktif:
a. Menjalin kerja sama dengan Lembaga Amil Zakat BSM ( Bank
Syariah Mandiri) Cabang Pluit.
89
90
b. Memberikan pengembangan dan pelatihan seputar tentang ekonomi
Islam kepada pegawai.
c. Memberikan penyuluhan aktif kepada masyarakat sekitar tentang
cara berwirausaha dan memberikan modal dengan sistem Qordul
Hasan.
d. Menciptakan struktur organisasi yang efektif.
e. Menyiapkan anggaran.
f. Memanfaatkan Informasi yang masuk.
Dengan demikian, semua hal yang dilakukan oleh Koperasi Kossuma
Syariah dapat menunjang perkembangan usaha mikro produktif di Kelurahan
Tugu kedepannya. Selain itu, Koperasi Kossuma Syariah akan terus berusaha
meningkatkan mutu serta terus melakukan pembentukan usaha mikro produktif
secara konsisten dengan tujuan untuk menjadi koperasi syariah yang lebih baik
di waktu yang akan datang.
B. Saran
Di balik keberhasilan yang dicapai dalam upaya membangun usaha
mikro produktif di kelurahan Tugu, tentunya masihterdapattitik kelemahan
dalam hal manajemen, SDM, dan brand image. Maka dari itu,perlu adanya
saran. Berikut adalah saran-saran untuk menyempurnakan langkah Koperasi
Kossuma Syariah:
1. Para pegawai harus diberi pelatihan dan pengembangan potensi diri
dengan skala waktu yang lebih sering, supaya memberikan kontribusi serta
pelayanan yang prima bagi masyarakat.
91
2. Melakukan pembinaan khusus bagi anggota maupun non anggota untuk
meningkatkan kesadaran berwirausaha dan berkoperasi.Serta menanamkan
jiwa yang bertanggung jawab dan disiplin
3. Meningkatkan promosi tentang sistem koperasi syariah kepada masyarakat
yang meliputi sistem bagi hasil dan peminjaman.
4. Merekrut pegawai baru untuk memberikan kontribusi baru dalam
melebarkan pembangunan dan pengembangan usaha mikro dalam
cangkupan yang lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, Panji dan Widianti, Ninik, Dinamika Koperasi, (Jakarta: PT. Asah
Mahasatya,2003) cet ke-4, h.1
Buchori, Nur S, Koperasi Syariah, (Sidoarjo : PT Masmedia Buana Pustaka,
2009) h. 15
Bungin,Burhan Analisa data penelitian Kualitatif, (Jakarta :PT Raja Grafindo
Persada,2003),Cet.Ke-2 h.39
Ghofur, Abdul. “Manajemen Koperasi UIN Syarif Hidayatullah dalam
meningkatkan kesejahteraan anggota.”Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan
Komunikasi Universitas Islam Negri Jakarta, 2009
Hari Purwono, Setiawan dan Zulkiflimansyah, Manajemen Strategi Sebuah
Konsep Pengantar.(Jakarta:Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, 2001) h.08
Komalasari, Heni.”Strategi Pengembangan Lembaga Dakwah Pada Wisata Hati.”
Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas
Islam Negri Jakarta,2008
Kuncoro, Mudradjad, Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif
(Jakarta: Erlangga,2006) h.12
Maleong, Lexy JMetodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:PT. Remaja
Rosdakarya, 2002), h.329
Mubun,BN,Kamus Manajemen (Jakarta: Pustaka Sinar Harian,2003), h.340
Nawawi, Hadari Manajemen Strategik ( Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press, 2003) cet ke-2, h.147
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar Bahasa
Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), cet ke-3, h.1092
Pearce, John A, Strategic Manajemen ( Jakarta: Salemba Empat,2008) cet ke-10,
h.15
Panitia
Istilah
Manajemen
Lembaga
PPM,
Kamus
Manajemen,(Jakarta:Balai Askara,1983) cet ke-2, h.245
Rangkuti,FreddyAnalisis
SWOT
Teknik
Membedah
Bisnis,(Jakarta:Gramedia Pustaka Utama,2006)h.4
Istilah
Kasus
Sumarsan,Thomas,Sistem Pengendalian Manajemen ( Jakarta: PT Indeks Permata
Puri Media,2013) edisi ke- 2, h.64
Sipratikno,Hendrawan, dkk, Advanced Strategic Management’Back to Basic
Approach’(Jakarta:PT
Gramedia
Pustaka
Utama,Anggota
IKAPI,2003),h.1
Sinaga, Pariaman, dkk, Berlayar Mengarungi SejutaTantangan Koperasi Di
tengah Lingkungan yang berubah,( Jakarta :PT Raja Grafindo
Persada,2007) h.1
Firdaus, Muhammad, Susanto, Edhi, Agus, Perkoperasian Sejarah ,Teori Dan
Praktik, ( Bogor : PT Ghalia Indonesia, 2004) cet ke-2 h.1
Setio, Arifin, Tamba, dan Halomoan,Koperasi Teori dan Praktik ( Jakarta : PT.
Glora Aksara Pratama) h.16
Satriana,Winda. ”Peran Koperasi Visiana Bakti TVRI dalam Pengembangan
Ekonomi Karyawan TVRI”. 2007
Uchyana,Onong Ilmu Komunikasi teori dan praktek,(Bandung:PT. Remaja
Rosdakarya,1992) h.32
Penelitian di Kelompok Tanggung Renteng Kelurahn Tugu Depok
Download