BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SD NEGERI WONOKERTO 01 KEC.BANDARKAB. BATANG A. Analisis Peran Guru PAI dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik di SD Negeri Wonokerto 01 Kec. Bandar Kab. Batang Berdasarkan hasil observasi dan wawancara diketahui bahwa Peran Guru PAI dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik di SD Negeri Wonokerto 01 Kec. Bandar Kab. Batang antara lain adalah sebagai berikut: Seperti yang diketahui bahwa peran seorang guru tidak hanya mendidik dan mengajar saja, melainkan sangat banyak dan saling berkaitan. Mengenai masalah motivasi tentunya sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar, disini peran guru sangat diharapkan mampu membuat anak untuk terdorong bersemangat dalam belajar. Sehingga hasil yang diperoleh menjadi baik dan memuaskan. Berdasarkan data dinyataakan bahwa motivasi belajar para siswa di SD Negeri Wonokerto 01 dapat dikatakan belum maksimal. Dengan keadaan yang demikian, maka kepala sekolah juga turut andil dalam meningkatkan motivasi para siswa melalui berbagai hal. Secara keseluruhan memang dikatakan belum maksimal, seperti yang diungkapkan pada bab sebelumnya. 88 89 Sebagai bentuk penanganan kurangnya motivasi belajar siswat, pastinya disediakan beberapa alternatif dan strategi dalam mengatasi hal tersebut. Terutama bagi guru PAI yang dinilai mempunyai jam lebih sedikit ditiap kelasnya, sehingga dengan minimnya jam mengajar guru PAI dalam menyiapkan segala sesuatunya agar peran yang dimainkannya mampu meningkatkan motivasi bealajar para siswa. Dalam penelitian ini didapatkan bahwa peran guru PAI dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik di SD Negeri Wonokerto 01 Kec. Bandar Kab. Batang ditandai dengan beberapa langkah diantaranya adalah sebagai berikut: a. Membimbing Dikatakan sebagai pembimbing yakni jika mampu dalam pengerjaan tugas yang diembannya dengan memperlakukan siswanya secara respek dan dipenuhi dengan kasih sayang, termasuk juga dalam membimbing siswa kearah yang baik. Seorang pendidik hendaknya menyayangi peserta didiknya seperti anak kandungnya sendiri dengan menyayangi peserta didiknya diharapkan selalu taat terhadap guru yaitu termotivasi dengan menjalankan tugas yang diberikan dengan senang hati. Sebagaimana menurut Oemar Hamalik, dikatakan sebagai pembimbing dalam realisasinya harus mampu menjalankan tugas-tugasnya dengan memperlakukan siswanya dengan baik. Seorang guru harus bersifat fleksibel dengan kondisi anak dan situasi kelas yakni dengan menyesuaikan sistem pengajaran yang digunakan agar siswa tidak menjadi kaku dan menjenuhkan. 90 Atau seperti hal lainnya yang dimana sang guru bersedia membimbing dengan sepenuh hati ketika dalam praktek sholat, dengan kondisi siswa yang sangat aktif ingin mempraktekkannya, kemudian KH mengajak para siswa menuju ke mushola 1 yang bertujuan agar secara keseluruhan siswa dapat praktek secara nyaman ditempat yang luas. Disini bisa diketahui bagaimana KH mampu membangkitkan motivasi serta membimbing mereka agar menjadi lebih baik dan tepat. Seperti halnya menurut Cece Wijaya bahwa seorang guru bukan satu-satunya penyampai informasi dan satu-satunya sumber pengetahuan bagi peserta didik, guru hanya bertugas sebagai pembangkit motivasi belajar siswa dengan cara membimbing mereka untuk mencapai tujuan pembelajaran. b. Memberikan Nasihat Sebagai seorang guru hendaknya tidak meninggalkan nasihat, karena dengan nasihat, pendidik dapat mengintrospeksi diri agar dapat berbuat yang lebih baik kepada peserta didik. Peran guru PAI dalam hal meningkatkan motivasi belajar siswa, diantaranya dengan pemberian materi yang jelas juga mengandung hikmah dan nasihat sebagaimana KH dalam materi sholat menyampaikan point utama dalam sholat yang kemudian menjadikan siswa termotivasi untuk giat belajar dan aktif.2 Hal ini sesuai pendapat Jamal Ma’mur Asmani bahwa adanya hubungan batin atau emosional antara siswa dan guru, menjadikan guru harus berperan 1 2 Hasil Observasi Peneliti di SD Negeri Wonokerto 01, Batang, 27 Desember 2014. Hasil Observasi Peneliti di SD Negeri Wonokerto 01, Batang, 27 Desember 2014. 91 sebagai mentor (penasihat). Lebih dari itu guru harus sanggup menjadi penasihat pribadi masing-masing siswa, yang dimana guru harus sanggup memberi nasihat ketika siswa membutuhkan. c. Menguasai materi Guru hendaknya memelihara kemuliaan ilmu yaitu dengan cara tidak mengajarkannya kepada orang-orang yang tidak berhak menerimanya yaitu orang-orang yang mencari ilmu untuk kepentingan dunia semata. Selain itu guru hendaknya mengamalkan ilmunya sesuai dengan kemampuan dirinya dan juga dalam penyampaiannya harus menyesuaikan dengan kondisi peserta didiknya, agar ilmu yang disampaikan dapat dipahami oleh peserta didik. Sebagai seorang guru senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang diajarkannya dan kemudian mengembangkannya untuk meningkatkan kemampuan yang dimilikinya, yang dimana hal ini sangat menentukan hasil belajar para siswa. Sebagaimana dalam mengajarkan pelajarannya pada siswa, KH dinilai cukup berkompeten dan menguasai pelajaran yang diaampunya. Sebagaimana menurut pendapat M. Uzer Usman bahwa sebagai demonstrator guru harus senantiasa menguasai materi pelajaran dan menguasai bahan ajar. d. Mengelola Kelas Dalam rangka mencapai hasil belajar yang maksimal, diperlukan adanya pengelolaan kelas yang baik. karena dengan hal ini diharapkan 92 materi yang disampaikan mampu diserap oleh para siswa. Adapun dalam hal ini KH juga melakukan hal yang sama yakni mampu mengelola kelas dengan baik. Seperti pendapat M. Uzer Usman, yakni guru harus mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar yang diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah kepada tujuan. e. Sebagai Mediator dan Fasilitator Sebagai seorang guru KH juga berupaya untuk lebih mengefektifkan pembelajarannya dengan mengusahakan adanya media sebagai alat komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar. Selain itu, KH juga mengupayakan adanya fasilitas guna menunjang mencapai tujuan Menurut M. Uzer Usman sebagaimediator dan fasilitator, pendidik harus memiliki pengetahuan, pemahaman tentang media pendidikan, juga memberikan bimbingan, arahan kepada peserta didik agar bersemangat mencari bakat dan fokus belajar demi meraih impian di masa depan. f. Melakukan Evaluasi Bagi KH mengevaluasi adalah yang paling utama, baik dari segi sikap para siswa juga dari hasil tugas yang diberikan. Dengan evaluasi ini KH mampu mengetahui kemampuan siswa serta kondisi motivasi belajar siswa. Sebagaimana pendapat M. Uzer Usman mengatakan bahwa sebagai evaluator, guru hendaknya terus-menerus mengikuti hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa dari waktu ke waktu. Karena dengan adanya evaluasi, guru dapat mengetahui sampai mana kemampuan siswanya. 93 g. Melakukan Inovasi Berkaitan dengan hal ini, guru harus lebih jeli dalam menggunakan metode. Sebab untuk menyampaikan materi dan agar mampu diserap oleh siswa, guru harus paham dengan metode apa yang akan digunakan saat kegiatan proses belajar.Setiap pergantian materi KH melakukan inovasi terbaru terhadap strategi dan teknik yang biasanya dipakai saat kegiatan belajar mengajar. Sebagaimana menurut M. Rosyid pada bab sebelumnya bahwa sebagai invator, guru berperan untuk mencoba dan menerapkan strategi dan metode yang baru. h. Menjadi Suri Tauladan Salah satu hal yang terpenting dalam kegiatan pembelajaran adalah figur pengajar yang baik. secara tidak langsung gerak gerik guru merupakan hal yang selalu diperhatikan oleh siswa. Segala sesuatu yang dilakukan oleh seorang guru akan sulit dihilangkan dalam ingatan setiap siswa. Sekaligus tindak tanduk dan perilaku guru juga akan dijadikan cermin bagi para siswa. Dari keterangan diatas guru hendaknya memelihara akhlak yang baik dan menegur peserta didiknya apabila peserta didik tersebut mempunyai akhlak yang buruk seperti menghina temannya, berbicara ketika guru mengajar dan lain sebagainya. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dapat diketahui bahwa yang dilakukan oleh guru PAI melalui perannya dalam meningkatkan motivasi belajar dalam hal mengarahkan meliputi: 94 1) Menjelaskan tujuan dan manfaat mempelajar materi; 2) Memberi kesempatan bertanya kepada siswa di kelas; 3) Memperlihatkan kemajuan belajar. Usaha yang dilakukan guru PAI dalam membangkitkan motivasi belajar dalam mengaktifkan atau meningkatkan kegiatan meliputi : a) mengkaitkan pelajaran pada materi pelajaran yang lalu; b) menggunakan alat peraga; c) tidak monoton dalam menyampaikan materi; d) memberikan soal latihan; e) memberi kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan hasil pekerjaan; f) memberi tugas kelompok dan pekerjaan rumah; g) memberikan kuis dan ulangan. Usaha yang dilakukan guru PAI dalam membangkitkan motivasi belajar dalam memberikan bantuan dan dukungan meliputi : 1) memberikan bantuan dan bimbingan kepada siswa yang kesulitan; 2) memberi kesempatan siswa bertanya 3) membimbing dalam membahas soal latihan, tugas, dan pekerjaan rumah; 4) memberikan teguran jika siswa tidak mengerjakan soal latihan dan gaduh; 5) mengoreksi pekerjaan rumah dan memberikan nilai; 6) memberi komentar pada langkah penyelesaian; 95 7) memberikan sangsi dan pujian. Demikian analisis data penelitian yang diperoleh mengenai peran guru PAI dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik di SD Negeri Wonokerto 01 Kec. Bandar Kab. Batang. B. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peran Guru PAI dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik di SD Negeri Wonokerto 01 Kec. Bandar Kab. Batang Beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar Peserta Didik di SD Negeri Wonokerto 01 Kec. Bandar Kab. Batang adalah sebagai berikut: 1. Faktor guru pengajar. a. Metode yang digunakan Sebagai pengelola kelas, guru sangat memahami betul bagaimana cara menciptakan suasana kelas yang nyaman diantanya adalah selalu menggunakan metode mengajar sesuai dengan kondisi dan situasi kelas serta memperhatikan lingkungan belajar siswa yang dinilai juga dapat meningkatkan motivasi belajar pada saat berada dalam kelas. Sebagaimana menurut Eveline Siregar dan Hartini Nara bahwa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa adalah upaya guru dalam membelajarkan pembelajar. Melalui metode yang digunakan dikatakan mampu untuk mempengaruhi peran guru dalam meningkatkan motivasi. 96 b. Alat dan media pembelajaran Sebagai fasilitator dan mediator, KH telah menyiapkan segala kebutuhan yang diperlukan saat belajar mengajar untuk kemudahan belajar untuk peserta didik dan KH menurut hemat peneliti sudah memahami betul peran media pembelajaran dalam proses belajar mengajar khususnya pada mata pelajaran yang dipegangnya. Selain itu peneliti menemukan siswa sangat menyukai cara mengajar guru PAI. Ini sesuai dengan hasil observasi bahwa mereka menyukai pembelajaran yang dilakukan oleh guru, sebab metode pembelajaran yang digunakan bervariasi, jika anak tidak paham yang disampaikan mereka tidak segan-segan untuk langsung bertanya, dan diakhir bab mengadakan evaluasi seperti tanya jawab. 3 Sebagaimana menurut pendapat Ruminiati bahwa media pembelajaran merupakan wahana penyuluhan informasi belajar atau penyaluran pesan berupa materi ajar oleh guru kepada siswa sehingga siswa menjadi lebih tertarik dengan pembelajaran yang dilakukan. Begitu juga menurut Eveline Siregar dan Hartini Nara bahwa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa adalah upaya guru dalam membelajarkan pembelajar diantaranya adalah melalui alat dan media pembelajaran yang digunakan dikatakan mampu untuk mempengaruhi peran guru dalam meningkatkan motivasi. 3 Hasil Observasi Peneliti di SD Negeri Wonokerto 01, Batang, 27 Desember 2014. 97 c. Hubungan guru PAI dengan siswa Dalam hal ini peneliti menemukan bahwa hubungan guru dengan murid sangat baik. Ini disebabkan karena sikap KH yang banyak disenangi oleh para siswanya baik didalam maupun diluar kelas. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan informan selaku siswa mengatakan bahwa KH sangat baik, lucu dan sering memotivasi. Dengan bekal pengalaman mengajar yang cukup lama KH mampu menjalankan perannya secara optimal. Misalnya perannya sebagai pengelola kelas, fasilitator dan mediator juga mengambil hati anak-anak. Dari hasil observasi yang peneliti lakukan, saat pembelajaran berlangsung suasana kelas terasa akrab. Yakni KH tidak hanya berperan sebagai seorang guru melainkan orang tua, dimana materi yang dibahas adalah tentang kisah para Nabi KH bercerita dengan bahasa yang lugas dan sesekali memeragakannya, seperti memeragakan orang yang ditenggelamkan pada zaman Nabi Nuh. Selain ahli menyampaikan cerita, KH juga menyampaikan hikmah yang terkandung didalam kisah seperti tidak boleh durhaka pada orang tua, tidak boleh menghina orang yang lemah, dan sebagainya.4 d. Figur guru PAI di sekolah Mengenai figur guru PAI yakni KH, para siswa mempunyai tanggapan yang berbeda-beda dan peneliti rangkum dalam tabel berikut: 4 Hasil Observasi Peneliti di SD Negeri Wonokerto 01, Batang, 27 Desember 2014. 98 No. Informan Figur guru 1. MA 2. FQ 3. RM 4. FR 5. UM 6. AR Semangat, lucu, ceria, selalu ngasih masukan biar rajin belajar Lucu, pinter, tidak mudah marah, tidak pelit, suka memberi semangat Baik, lucu, sopan, semangat, kalo aku ga bias nanti dituturi dikasih tahu) Baik, ngga galak, lucu, ya jadi semangat terus dan ngga ngantuk Baik, lucu, enak ngajarnya, kalo aku ngga bias dibantuin, suka memberi semangat Baik, lucu, humoris, pinter, tegas dan kadangkadang galak tapi asik Berdasarkan table diatas, KH dinilai sangat humoris dan dekat dengan anak-anak dan selalu memberikan motivasi. Selain itu diluar kelas, KH banyak disegani para siswa seperti saat hendak menuju kelas para siswa mengucapkan salam, dan sesekali bersalaman dengan mencium tangan KH. Beberapa anak juga sempat bertegur sapa dengan KH, begitu juga dengan sesama guru pengajar.5 2. Faktor siswa Berdasarkan data yang peneliti peroleh mengenai keadaan motivasi belajar peserta didik di SD Negeri Wonokerto 01 Kec. Bandar, Kab. Batang dapat ditemukan bahwa a. Kondisi siswa di dalam kelas Sebagian besar siswa lebih banyak belajar daripada bermain. Adapun KF menyatakan kondisi kelas yang ramai tapi masih banyak 5 Hasil Observasi Peneliti di SD Negeri Wonokerto 01, Batang, 27 Desember 2014. 99 memperhatikan penjelasan KH.6 Hal yang serupa juga diungkapkan FR bahwa keadaan kelasnya baik, dan siswanya tertib meskipun kadang ribut tapi masih banyak yang memperhatikan.7 Di kelas yang berbeda, RM juga berpendapat bahwa kondisi kelasnya baik dan bersemangat.8 Meskipun demikian, peneliti juga menemukan kondisi yang ribut yang dilakukan oleh beberapa siswa, namun hal ini tidak menjadi sebuah penghambat bagi KH menyampaikan materi dan hanya menegur sang siswa agar tertib dan belajar dengan tenang. 9 Sebagaimana menurut Eveline Siregar dan Hartini Nara bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi peran guru PAI dalam meningkatkan motivasi belajar siswa adalah kondisi lingkungan pembelajaran. b. Kondisi kesehatan siswa Faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa diantaranya adalah kesehatan. Dalam pengamatan peneliti dari beberapa kelas, keadaan peserta didik rata-rata kondisinya sehat sehingga mereka mampu mengikuti pelajaran dengan baik. Berkenaan dengan dengan hal ini, salah satu siswa mengaku pernah tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh gurunya dikarenakan sakit. Sehingga keadaan yang demikian menghambat dirinya untuk belajar dengan baik. Sebagaimana menurut Mudjiono dan Dimyati bahwa kondisi siswa 6 KF, SiswaKelas 4 SD Negeri Wonokerto 01, Wawancara Pribadi, Batang, 15Januari 7 FR, Siswa Kelas 4 SD Negeri Wonokerto 01, Wawancara Pribadi, Batang, 15Januari 8 RM, Siswa Kelas 3 SD Negeri Wonokerto 01, Wawancara Pribadi, Batang, 15Januari 2015. 2015. 2015. 9 Hasil Observasi Peneliti di SD Negeri Wonokerto 01, Batang, 30 Desember 2014. 100 yakni kondisi rohani dan jasmani turut mempengaruhi, apabila kondisi stabil dan sehat maka motivasi siswa akan bertambah dan prestasinya akan meningkat. c. Kondisi psikologis siswa Dalam wawancara dengan beberapa informan yakni siswa, peneliti menemukan bahwa siswa sangat termotivasi dalam belajar. Ini ditandai dengan sikap positif, seperti aktif dalam pembelajaran berlangsung, di dalam kelas tidak hanya mendengarkan penjelasan guru tapi ikut berperan dalam pembelajaran, kadang saat belajar hanya aktif bertanya karena siswa merasa senang dengan pembelajaran yang dilakukan KH, jika ada yang tidak mengerti justru para siswa mau memberikan pertanyaan karena senang. 10 Dengan jumlah anak yang banyak, maka tingkat variasi anak semakin banyak dan berbeda-beda baik dalam berkehidupan dirumah, sekolah maupun masyarakat. Variasi inilah yang meyakinkan peneliti bahwa masing-masing anak mempunyai kondisi psikis yang berbeda-beda. Apabila kondisi psikologis mereka baik, maka baik pula motivasinya dalam belajar. Namun sebaliknya jika kondisi psikologis mereka terganggu tidak menutup kemungkinan hal ini mampu menghambat anak untuk belajar. Mengenai kondisi psikologis sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi siswa, juga dungkapkan oleh Eveline Siregar dan Hartini Nara yakni kondisi pembelajar. 10 Hasil Observasi Peneliti di SD Negeri Wonokerto 01, Batang, 30 Desember 2014. 101 d. Kondisi kelelahan. Faktor kelelahan yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kondisi fisik dalam keadaan lelah, umumnya motivasi belajar seseorang akan menurun. Seperti halnya yang ditemukan peneliti pada siswa kelas IV SD Negeri Wonokerto 01 bahwa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa ada juga dipengaruhi dari faktor kelelahan. Dengan jadwal pembelajaran setelah jam istrahat atau setelah jam olahraga, siswa merasa lelah, berkeringat, dan gerah sehingga pada saat proses pembelajaran siswa cenderung tidak semangat lagi menerima pelajaran, namun dengan hal bagi KH bisa diatasi dengan cara tidak langsung memberikan tugas atau praktik.11 Dengan keadaan lelah dapat dikatakan kondisi siswa sedang tidak stabil secara jasmani, maka hal ini dapat mempengaruhi naik turunnya motivasi siswa untuk belajar. Seperti yang diungkapkan Eveline Siregar dan Hartini Nara pada point sebelumnya. 11 2015. KH, Guru PAI SD Negeri Wonokerto 01, Wawancara Pribadi, Batang, 17 Januari