88 bab iv analisis peran guru pai dalam meningkatkan motivasi

advertisement
BAB IV
ANALISIS PERAN GURU PAI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI
BELAJAR PESERTA DIDIK DI SD NEGERI WONOKERTO 01
KEC.BANDARKAB. BATANG
A. Analisis Peran Guru PAI dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta
Didik di SD Negeri Wonokerto 01 Kec. Bandar Kab. Batang
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara diketahui bahwa Peran
Guru PAI dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik di SD
Negeri Wonokerto 01 Kec. Bandar Kab. Batang antara lain adalah sebagai
berikut:
Seperti yang diketahui bahwa peran seorang guru tidak hanya
mendidik dan mengajar saja, melainkan sangat banyak dan saling
berkaitan. Mengenai masalah motivasi tentunya sangat penting dalam
kegiatan belajar mengajar, disini peran guru sangat diharapkan mampu
membuat anak untuk terdorong bersemangat dalam belajar. Sehingga hasil
yang diperoleh menjadi baik dan memuaskan. Berdasarkan data
dinyataakan bahwa motivasi belajar para siswa di SD Negeri Wonokerto
01 dapat dikatakan belum maksimal.
Dengan keadaan yang demikian, maka kepala sekolah juga turut
andil dalam meningkatkan motivasi para siswa melalui berbagai hal.
Secara keseluruhan memang dikatakan belum maksimal, seperti yang
diungkapkan pada bab sebelumnya.
88
89
Sebagai bentuk penanganan kurangnya motivasi belajar siswat,
pastinya disediakan beberapa alternatif dan strategi dalam mengatasi hal
tersebut. Terutama bagi guru PAI yang dinilai mempunyai jam lebih
sedikit ditiap kelasnya, sehingga dengan minimnya jam mengajar guru PAI
dalam menyiapkan segala sesuatunya agar peran yang dimainkannya
mampu meningkatkan motivasi bealajar para siswa. Dalam penelitian ini
didapatkan bahwa peran guru PAI dalam meningkatkan motivasi belajar
peserta didik di SD Negeri Wonokerto 01 Kec. Bandar Kab. Batang
ditandai dengan beberapa langkah diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Membimbing
Dikatakan sebagai pembimbing yakni jika mampu dalam pengerjaan
tugas yang diembannya dengan memperlakukan siswanya secara respek
dan dipenuhi dengan kasih sayang, termasuk juga dalam membimbing
siswa kearah yang baik. Seorang pendidik hendaknya menyayangi peserta
didiknya seperti anak kandungnya sendiri dengan menyayangi peserta
didiknya diharapkan selalu taat terhadap guru yaitu termotivasi dengan
menjalankan tugas yang diberikan dengan senang hati.
Sebagaimana
menurut
Oemar
Hamalik,
dikatakan
sebagai
pembimbing dalam realisasinya harus mampu menjalankan tugas-tugasnya
dengan memperlakukan siswanya dengan baik. Seorang guru harus
bersifat fleksibel dengan kondisi anak dan situasi kelas yakni dengan
menyesuaikan sistem pengajaran yang digunakan agar siswa tidak menjadi
kaku dan menjenuhkan.
90
Atau seperti hal lainnya yang dimana sang guru bersedia
membimbing dengan sepenuh hati ketika dalam praktek sholat, dengan
kondisi siswa yang sangat aktif ingin mempraktekkannya, kemudian KH
mengajak para siswa menuju ke mushola 1 yang bertujuan agar secara
keseluruhan siswa dapat praktek secara nyaman ditempat yang luas. Disini
bisa diketahui bagaimana KH mampu membangkitkan motivasi serta
membimbing mereka agar menjadi lebih baik dan tepat.
Seperti halnya menurut Cece Wijaya bahwa seorang guru bukan
satu-satunya penyampai informasi dan satu-satunya sumber pengetahuan
bagi peserta didik, guru hanya bertugas sebagai pembangkit motivasi
belajar siswa dengan cara membimbing mereka untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
b. Memberikan Nasihat
Sebagai seorang guru hendaknya tidak meninggalkan nasihat, karena
dengan nasihat, pendidik dapat mengintrospeksi diri agar dapat berbuat
yang lebih baik kepada peserta didik. Peran guru PAI dalam hal
meningkatkan motivasi belajar siswa, diantaranya dengan pemberian
materi yang jelas juga mengandung hikmah dan nasihat sebagaimana KH
dalam materi sholat menyampaikan point utama dalam sholat yang
kemudian menjadikan siswa termotivasi untuk giat belajar dan aktif.2 Hal
ini sesuai pendapat Jamal Ma’mur Asmani bahwa adanya hubungan batin
atau emosional antara siswa dan guru, menjadikan guru harus berperan
1
2
Hasil Observasi Peneliti di SD Negeri Wonokerto 01, Batang, 27 Desember 2014.
Hasil Observasi Peneliti di SD Negeri Wonokerto 01, Batang, 27 Desember 2014.
91
sebagai mentor (penasihat). Lebih dari itu guru harus sanggup menjadi
penasihat pribadi masing-masing siswa, yang dimana guru harus sanggup
memberi nasihat ketika siswa membutuhkan.
c. Menguasai materi
Guru hendaknya memelihara kemuliaan ilmu yaitu dengan cara tidak
mengajarkannya kepada orang-orang yang tidak berhak menerimanya
yaitu orang-orang yang mencari ilmu untuk kepentingan dunia semata.
Selain itu guru hendaknya mengamalkan ilmunya sesuai dengan
kemampuan dirinya dan juga dalam penyampaiannya harus menyesuaikan
dengan kondisi peserta didiknya, agar ilmu yang disampaikan dapat
dipahami oleh peserta didik.
Sebagai seorang guru senantiasa menguasai bahan atau materi
pelajaran yang diajarkannya dan kemudian mengembangkannya untuk
meningkatkan kemampuan yang dimilikinya, yang dimana hal ini sangat
menentukan hasil belajar para siswa. Sebagaimana dalam mengajarkan
pelajarannya pada siswa, KH dinilai cukup berkompeten dan menguasai
pelajaran yang diaampunya.
Sebagaimana menurut pendapat M. Uzer Usman bahwa sebagai
demonstrator guru harus senantiasa menguasai materi pelajaran dan
menguasai bahan ajar.
d. Mengelola Kelas
Dalam rangka mencapai hasil belajar yang maksimal, diperlukan
adanya pengelolaan kelas yang baik. karena dengan hal ini diharapkan
92
materi yang disampaikan mampu diserap oleh para siswa. Adapun dalam
hal ini KH juga melakukan hal yang sama yakni mampu mengelola kelas
dengan baik. Seperti pendapat M. Uzer Usman, yakni guru harus mampu
mengelola kelas sebagai lingkungan belajar yang diatur dan diawasi agar
kegiatan-kegiatan belajar terarah kepada tujuan.
e. Sebagai Mediator dan Fasilitator
Sebagai seorang guru KH juga berupaya untuk lebih mengefektifkan
pembelajarannya dengan mengusahakan adanya media sebagai alat
komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar. Selain itu, KH juga
mengupayakan adanya fasilitas guna menunjang mencapai tujuan
Menurut M. Uzer Usman sebagaimediator dan fasilitator, pendidik
harus memiliki pengetahuan, pemahaman tentang media pendidikan, juga
memberikan bimbingan, arahan kepada peserta didik agar bersemangat
mencari bakat dan fokus belajar demi meraih impian di masa depan.
f. Melakukan Evaluasi
Bagi KH mengevaluasi adalah yang paling utama, baik dari segi
sikap para siswa juga dari hasil tugas yang diberikan. Dengan evaluasi ini
KH mampu mengetahui kemampuan siswa serta kondisi motivasi belajar
siswa. Sebagaimana pendapat M. Uzer Usman mengatakan bahwa sebagai
evaluator, guru hendaknya terus-menerus mengikuti hasil belajar yang
telah dicapai oleh siswa dari waktu ke waktu. Karena dengan adanya
evaluasi, guru dapat mengetahui sampai mana kemampuan siswanya.
93
g. Melakukan Inovasi
Berkaitan dengan hal ini, guru harus lebih jeli dalam menggunakan
metode. Sebab untuk menyampaikan materi dan agar mampu diserap oleh
siswa, guru harus paham dengan metode apa yang akan digunakan saat
kegiatan proses belajar.Setiap pergantian materi KH melakukan inovasi
terbaru terhadap strategi dan teknik yang biasanya dipakai saat kegiatan
belajar mengajar. Sebagaimana menurut M. Rosyid pada bab sebelumnya
bahwa sebagai invator, guru berperan untuk mencoba dan menerapkan
strategi dan metode yang baru.
h. Menjadi Suri Tauladan
Salah satu hal yang terpenting dalam kegiatan pembelajaran adalah
figur pengajar yang baik. secara tidak langsung gerak gerik guru
merupakan hal yang selalu diperhatikan oleh siswa. Segala sesuatu yang
dilakukan oleh seorang guru akan sulit dihilangkan dalam ingatan setiap
siswa. Sekaligus tindak tanduk dan perilaku guru juga akan dijadikan
cermin bagi para siswa.
Dari keterangan diatas guru hendaknya memelihara akhlak yang
baik dan menegur peserta didiknya apabila peserta didik tersebut
mempunyai akhlak yang buruk seperti menghina temannya, berbicara
ketika guru mengajar dan lain sebagainya.
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dapat diketahui
bahwa yang dilakukan oleh guru PAI melalui perannya dalam
meningkatkan motivasi belajar dalam hal mengarahkan meliputi:
94
1) Menjelaskan tujuan dan manfaat mempelajar materi;
2) Memberi kesempatan bertanya kepada siswa di kelas;
3) Memperlihatkan kemajuan belajar.
Usaha yang dilakukan guru PAI dalam membangkitkan motivasi
belajar dalam mengaktifkan atau meningkatkan kegiatan meliputi :
a) mengkaitkan pelajaran pada materi pelajaran yang lalu;
b) menggunakan alat peraga;
c) tidak monoton dalam menyampaikan materi;
d) memberikan soal latihan;
e) memberi kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan hasil
pekerjaan;
f)
memberi tugas kelompok dan pekerjaan rumah;
g) memberikan kuis dan ulangan.
Usaha yang dilakukan guru PAI dalam membangkitkan motivasi
belajar dalam memberikan bantuan dan dukungan meliputi :
1) memberikan bantuan dan bimbingan kepada siswa yang kesulitan;
2) memberi kesempatan siswa bertanya
3) membimbing dalam membahas soal latihan, tugas, dan pekerjaan
rumah;
4) memberikan teguran jika siswa tidak mengerjakan soal latihan dan
gaduh;
5) mengoreksi pekerjaan rumah dan memberikan nilai;
6) memberi komentar pada langkah penyelesaian;
95
7) memberikan sangsi dan pujian.
Demikian analisis data penelitian yang diperoleh mengenai peran
guru PAI dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik di SD Negeri
Wonokerto 01 Kec. Bandar Kab. Batang.
B. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peran Guru PAI dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik di SD Negeri Wonokerto
01 Kec. Bandar Kab. Batang
Beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar Peserta Didik di
SD Negeri Wonokerto 01 Kec. Bandar Kab. Batang adalah sebagai berikut:
1. Faktor guru pengajar.
a. Metode yang digunakan
Sebagai pengelola kelas, guru sangat memahami betul
bagaimana cara menciptakan suasana kelas yang nyaman diantanya
adalah selalu menggunakan metode mengajar sesuai dengan kondisi
dan situasi kelas serta memperhatikan lingkungan belajar siswa yang
dinilai juga dapat meningkatkan motivasi belajar pada saat berada
dalam kelas. Sebagaimana menurut Eveline Siregar dan Hartini Nara
bahwa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa adalah upaya
guru dalam membelajarkan pembelajar. Melalui metode yang
digunakan dikatakan mampu untuk mempengaruhi peran guru dalam
meningkatkan motivasi.
96
b. Alat dan media pembelajaran
Sebagai fasilitator dan mediator, KH telah menyiapkan segala
kebutuhan yang diperlukan saat belajar mengajar untuk kemudahan
belajar untuk peserta didik dan KH menurut hemat peneliti sudah
memahami betul peran media pembelajaran dalam proses belajar
mengajar khususnya pada mata pelajaran yang dipegangnya.
Selain itu peneliti menemukan siswa sangat menyukai cara
mengajar guru PAI. Ini sesuai dengan hasil observasi bahwa mereka
menyukai pembelajaran yang dilakukan oleh guru, sebab metode
pembelajaran yang digunakan bervariasi, jika anak tidak paham yang
disampaikan mereka tidak segan-segan untuk langsung bertanya, dan
diakhir bab mengadakan evaluasi seperti tanya jawab. 3 Sebagaimana
menurut pendapat Ruminiati bahwa media pembelajaran merupakan
wahana penyuluhan informasi belajar atau penyaluran pesan berupa
materi ajar oleh guru kepada siswa sehingga siswa menjadi lebih
tertarik dengan pembelajaran yang dilakukan.
Begitu juga menurut Eveline Siregar dan Hartini Nara bahwa
faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa adalah upaya guru
dalam membelajarkan pembelajar diantaranya adalah melalui alat dan
media pembelajaran yang digunakan dikatakan mampu untuk
mempengaruhi peran guru dalam meningkatkan motivasi.
3
Hasil Observasi Peneliti di SD Negeri Wonokerto 01, Batang, 27 Desember 2014.
97
c. Hubungan guru PAI dengan siswa
Dalam hal ini peneliti menemukan bahwa hubungan guru
dengan murid sangat baik. Ini disebabkan karena sikap KH yang
banyak disenangi oleh para siswanya baik didalam maupun diluar
kelas. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan informan selaku
siswa mengatakan bahwa KH sangat baik, lucu dan sering memotivasi.
Dengan bekal pengalaman mengajar yang cukup lama KH
mampu menjalankan perannya secara optimal. Misalnya perannya
sebagai pengelola kelas, fasilitator dan mediator juga mengambil hati
anak-anak. Dari hasil
observasi
yang peneliti lakukan, saat
pembelajaran berlangsung suasana kelas terasa akrab. Yakni KH tidak
hanya berperan sebagai seorang guru melainkan orang tua, dimana
materi yang dibahas adalah tentang kisah para Nabi KH bercerita
dengan bahasa yang lugas dan sesekali memeragakannya, seperti
memeragakan orang yang ditenggelamkan pada zaman Nabi Nuh.
Selain ahli menyampaikan cerita, KH juga menyampaikan hikmah
yang terkandung didalam kisah seperti tidak boleh durhaka pada orang
tua, tidak boleh menghina orang yang lemah, dan sebagainya.4
d. Figur guru PAI di sekolah
Mengenai figur guru PAI yakni KH, para siswa mempunyai
tanggapan yang berbeda-beda dan peneliti rangkum dalam tabel
berikut:
4
Hasil Observasi Peneliti di SD Negeri Wonokerto 01, Batang, 27 Desember 2014.
98
No.
Informan
Figur guru
1.
MA
2.
FQ
3.
RM
4.
FR
5.
UM
6.
AR
Semangat, lucu, ceria, selalu ngasih masukan
biar rajin belajar
Lucu, pinter, tidak mudah marah, tidak pelit,
suka memberi semangat
Baik, lucu, sopan, semangat, kalo aku ga bias
nanti dituturi dikasih tahu)
Baik, ngga galak, lucu, ya jadi semangat terus
dan ngga ngantuk
Baik, lucu, enak ngajarnya, kalo aku ngga bias
dibantuin, suka memberi semangat
Baik, lucu, humoris, pinter, tegas dan kadangkadang galak tapi asik
Berdasarkan table diatas, KH dinilai sangat humoris dan dekat
dengan anak-anak dan selalu memberikan motivasi. Selain itu diluar
kelas, KH banyak disegani para siswa seperti saat hendak menuju kelas
para siswa mengucapkan salam, dan sesekali bersalaman dengan
mencium tangan KH. Beberapa anak juga sempat bertegur sapa dengan
KH, begitu juga dengan sesama guru pengajar.5
2. Faktor siswa
Berdasarkan data yang peneliti peroleh mengenai keadaan motivasi
belajar peserta didik di SD Negeri Wonokerto 01 Kec. Bandar, Kab.
Batang dapat ditemukan bahwa
a. Kondisi siswa di dalam kelas
Sebagian besar siswa lebih banyak belajar daripada bermain.
Adapun KF menyatakan kondisi kelas yang ramai tapi masih banyak
5
Hasil Observasi Peneliti di SD Negeri Wonokerto 01, Batang, 27 Desember 2014.
99
memperhatikan penjelasan KH.6 Hal yang serupa juga diungkapkan FR
bahwa keadaan kelasnya baik, dan siswanya tertib meskipun kadang
ribut tapi masih banyak yang memperhatikan.7 Di kelas yang berbeda,
RM juga berpendapat bahwa kondisi kelasnya baik dan bersemangat.8
Meskipun demikian, peneliti juga menemukan kondisi yang ribut yang
dilakukan oleh beberapa siswa, namun hal ini tidak menjadi sebuah
penghambat bagi KH menyampaikan materi dan hanya menegur sang
siswa agar tertib dan belajar dengan tenang. 9 Sebagaimana menurut
Eveline Siregar dan Hartini Nara bahwa salah satu faktor yang
mempengaruhi peran guru PAI dalam meningkatkan motivasi belajar
siswa adalah kondisi lingkungan pembelajaran.
b. Kondisi kesehatan siswa
Faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa diantaranya
adalah kesehatan. Dalam pengamatan peneliti dari beberapa kelas,
keadaan peserta didik rata-rata kondisinya sehat sehingga mereka
mampu mengikuti pelajaran dengan baik. Berkenaan dengan dengan
hal ini, salah satu siswa mengaku pernah tidak mengerjakan tugas yang
diberikan oleh gurunya dikarenakan sakit. Sehingga keadaan yang
demikian
menghambat
dirinya
untuk
belajar
dengan
baik.
Sebagaimana menurut Mudjiono dan Dimyati bahwa kondisi siswa
6
KF, SiswaKelas 4 SD Negeri Wonokerto 01, Wawancara Pribadi, Batang, 15Januari
7
FR, Siswa Kelas 4 SD Negeri Wonokerto 01, Wawancara Pribadi, Batang, 15Januari
8
RM, Siswa Kelas 3 SD Negeri Wonokerto 01, Wawancara Pribadi, Batang, 15Januari
2015.
2015.
2015.
9
Hasil Observasi Peneliti di SD Negeri Wonokerto 01, Batang, 30 Desember 2014.
100
yakni kondisi rohani dan jasmani turut mempengaruhi, apabila kondisi
stabil dan sehat maka motivasi siswa akan bertambah dan prestasinya
akan meningkat.
c. Kondisi psikologis siswa
Dalam wawancara dengan beberapa informan yakni siswa,
peneliti menemukan bahwa siswa sangat termotivasi dalam belajar. Ini
ditandai dengan sikap positif, seperti aktif dalam pembelajaran
berlangsung, di dalam kelas tidak hanya mendengarkan penjelasan
guru tapi ikut berperan dalam pembelajaran, kadang saat belajar hanya
aktif bertanya karena siswa merasa senang dengan pembelajaran yang
dilakukan KH, jika ada yang tidak mengerti justru para siswa mau
memberikan pertanyaan karena senang. 10 Dengan jumlah anak yang
banyak, maka tingkat variasi anak semakin banyak dan berbeda-beda
baik dalam berkehidupan dirumah, sekolah maupun masyarakat.
Variasi inilah yang meyakinkan peneliti bahwa masing-masing anak
mempunyai kondisi psikis yang berbeda-beda. Apabila kondisi
psikologis mereka baik, maka baik pula motivasinya dalam belajar.
Namun sebaliknya jika kondisi psikologis mereka terganggu tidak
menutup kemungkinan hal ini mampu menghambat anak untuk belajar.
Mengenai kondisi psikologis sebagai salah satu faktor yang
mempengaruhi motivasi siswa, juga dungkapkan oleh Eveline Siregar
dan Hartini Nara yakni kondisi pembelajar.
10
Hasil Observasi Peneliti di SD Negeri Wonokerto 01, Batang, 30 Desember 2014.
101
d. Kondisi kelelahan.
Faktor kelelahan yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani.
Kondisi fisik dalam keadaan lelah, umumnya motivasi belajar
seseorang akan menurun. Seperti halnya yang ditemukan peneliti pada
siswa kelas IV SD Negeri Wonokerto 01 bahwa faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar siswa ada juga dipengaruhi dari faktor
kelelahan. Dengan jadwal pembelajaran setelah
jam istrahat atau
setelah jam olahraga, siswa merasa lelah, berkeringat, dan gerah
sehingga pada saat
proses pembelajaran siswa cenderung tidak
semangat lagi menerima pelajaran, namun dengan hal bagi KH bisa
diatasi dengan cara tidak langsung memberikan tugas atau praktik.11
Dengan keadaan lelah dapat dikatakan kondisi siswa sedang tidak
stabil secara jasmani, maka hal ini dapat mempengaruhi naik turunnya
motivasi siswa untuk belajar. Seperti yang diungkapkan Eveline
Siregar dan Hartini Nara pada point sebelumnya.
11
2015.
KH, Guru PAI SD Negeri Wonokerto 01, Wawancara Pribadi, Batang, 17 Januari
Download