Yerusalem: Kunci Menuju Hari Kiamat?

advertisement
Yerusalem: Kunci Menuju Hari Kiamat?
Orang-orang yang mengunjungi Yerusalem memandang kota kuno ini dalam salah satu dari tiga cara ini:



Yerusalem adalah sebuah situs yang menarik yang memiliki makna sejarah. Mereka adalah turis dan
mereka memandang Yerusalem sebagai seorang turis.
Yerusalem adalah sebuah situs yang merupakan pusat keyakinan agama mereka. Umat Kristen yang taat
mengunjungi Yerusalem karena mereka ingin "berjalan di mana Yesus berjalan dan merasakan
kehadiran-Nya di sana." Umat Muslim yang taat ingin mengunjungi "Masjid Jauh" Muhammad yang
disebut dalam Sura 17, yang menurut tradisi dianggap berada di Yerusalem.
Yerusalem adalah penting untuk pemenuhan harapan apokaliptik tradisi mereka.
Yerusalem menjadi unik karena memegang peranan sebagai pusat, ikatan emosional bagi tiga agama
monoteistik terbesar di dunia. Terlebih lagi, ketiga agama ini memiliki nenek moyang yang sama, masingmasing mengklaim sebagai keturunan dari Abraham. Seperti disimpulkan oleh majalah LIFE, dalam tulisan;
Tanah Suci: Satu Tempat, Tiga Agama, agama-agama ini adalah:
Agama Yahudi
Ini adalah yang tertua dari ketiga agama monoteistik besar ini. Pandangan sejarah agama Yahudi,
seperti yang ditertulis di dalam Taurat sekitar 2.600 tahun yang lalu, memberikan dasar bagi
Agama Kristen dan, kemudian, agama Islam. Pemimpin Israel, Musa, yang menerima hukum
Tuhan di puncak Gunung Sinai. . . adalah seorang nabi yang dihormati di dalam tiga agama ini.
Agama Kristen
Di Israel, 2.000 tahun yang lalu, seorang anak telah lahir dari pasangan Yahudi. Yesus tumbuh
menjadi seorang pengkhotbah karismatik, mengumpulkan murid-murid kemanapun Dia pergi.
Anak Tuhan yang melakukan banyak mukjizat ini, menurut mereka. . . para otoritas Yerusalem,
memberikan ancaman, sehingga Yesus dihukum mati. Pengikutnya, meninggikan salib, dan
mendirikan agama terbesar di dunia dalam nama-Nya.
Agama Islam
Lebih dari 1.300 tahun yang lalu, seorang laki-laki di Mekah dikunjungi oleh malaikat Gabriel
dan menerima hadiah yang luar biasa: firman dari Allah, Tuhan yang esa. Muhammad, menurut
kaum Muslim, adalah nabi yang telah diramalkan oleh Musa, dan buku Muhammad, Quran,
mengandung kebenaran hakiki. Dengan menggunakan pesannya melintasi gurun ke Madinah. . .
dia menciptakan Islam.1
Walaupun agama Yahudi dan agama Kristen (Yahudi-Kristen) secara tradisi menjaga jarak bersama-sama
menentang Islam, ketiga agama ini sangat mirip di dalam banyak hal yang signifikan. Selain dari klaim yang
dibuat oleh ketiga agama ini sebagai keturunan rohani dari Abraham, ketiga agama ini juga semuanya:





Percaya pada satu Pencipta yang memegang kekuasaan tertinggi.
Menerima Perjanjian Lama sebagai kitab suci.
Mengklaim bahwa Mesias/Juruselamat/Mahdi dari dua agama yang lain adalah anti-Kristus.
Ingin agar kekuasaan teokratis dikuasai oleh Mesias/Juruselamat/Mahdi mereka.
Memiliki harapan apokaliptik yang berpusat di Yerusalem untuk mendirikan kekuasaan teokratis.

Percaya bahwa kehancuran yang dinubuatkan pada akhir
zaman hanya dapat dilewati dengan meninggikan agama mereka.
Selain kesamaan tersebut, sejumlah besar umat dari ketiga agama ini
mengajar atau bertindak dengan konsep Pindah agama atau mati!
Islam telah membunuh banyak orang karena mereka menolak untuk
masuk agama mereka. Katolik Roma dapat menampilkan wajah yang
manis pada hari ini, tetapi doktrinnya tidak perna berubah. Gereja
Katolik Roma bertanggung jawab atas kematian lebih banyak orang
daripada yang dibunuh oleh Islam.
Walaupun tindakan kekerasan yang sedang berlangsung yang
dilakukan oleh orang Palestina melawan bangsa Israel sering menjadi
berita utama, banyak contoh dari orang-orang Palestina yang tidak
bersalah, warga sipil Amerika dan banyak orang lain dipancing dan
dimusuhi oleh pasukan tentara Israel, dan bahkan dibunuh langsung,
jarang atau bahkan tidak pernah diberitakan. Kekejaman seperti ini
yang dilakukan oleh orang Israel terhadap Palestina dan yang lainnya
adalah realitas yang masih sedang berlangsung. Penelitian yang teliti
yang dilakukan oleh banyak sarjana yang berbeda telah mengungkap
agenda Zionis di balik perang yang tak terhitung banyaknya,
termasuk kolusi dengan Nazi selama Perang Dunia II. Semua
Yerusalem adalah pusat harapan apokaliptik kejadian ini, adalah sebuah gambaran yang mengkhawatirkan yang
dari tiga agama terbesar di dunia.
mulai muncul dari perang habis-habisan untuk kediktatoran teokratis
yang mengarah pada pengendalian global, yang akan berdampak pada pemusnahan semua agama lainnya.
Agenda Islam
Selama dua puluh tahun terakhir, telah terjadi peningkatan retorika perang oleh berbagai Imam terkemuka yang
mendesak orang-orang yang percaya kepada mereka untuk melakukan jihad. Harapan pada kedatangan Mahdi
membutuhkan kerjasama dari pihak orang-orang percaya untuk mempersiapkan kedatangannya. Muslim dibagi
menjadi dua kelompok, berdasarkan pada harapan apokaliptik mereka.
Beberapa Muslim percaya bahwa gejolak dan pertempuran di Timur Tengah mempersiapkan jalan bagi
kedatangan Mahdi dan memimpin tentara mereka untuk meraih kemenangan. Mereka akan merebut Yerusalem
untuk Islam dan setelah Yerusalem ditaklukkan, Mahdi akan memimpin mereka untuk menaklukkan seluruh
dunia.
Muslim lainnya percaya bahwa segera setelah mereka mengendalikan Yerusalem secara keseluruhan, maka
Mahdi akan ditinggikan (muncul) dan memimpin mereka untuk menaklukkan seluruh dunia bagi Islam.
Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad telah secara terbuka menyatakan: "Misi utama revolusi kami adalah
untuk membuka jalan bagi munculnya kembali Imam Keduabelas, Mahdi."2 Ketika berbicara di hadapan
Majelis Umum PBB pada bulan September 2005, Ahmadinejad menutup sambutannya dengan berdoa agar
Mahdi segera datang: "Oh Allah yang Mahakuasa, saya berdoa kepada-Mu untuk mempercepat munculnya
sahabat setia-Mu yang terakhir, yang Engkau janjikan."3
Signifikansi dari komentar Ahmadinejad
menjadi jelas ketika kaitannya dengan
Yerusalem dipahami.
Dr. Bilal Na'im telah menjabat sebagai
asisten kepala Dewan Eksekutif
Hizbullah, organisasi teroris Syiah
Lebanon yang dikendalikan oleh Iran.
Dalam sebuah sesi tanya jawab yang
membahas rincian tentang bagaimana
Mahdi seharusnya muncul di hadapan
dunia, berdasarkan ajaran Syiah, dia
menyatakan bahwa awalnya Mahdi
akan menyatakan dirinya di Mekah
"dan dia akan bersandar di Ka'bah dan
melihat kedatangan pendukungnya
dari seluruh dunia."
Beberapa Muslim percaya bahwa pertikaian di Timur Tengah
Dari Mekah Mahdi akan bergerak ke
mempersiapkan jalan bagi kedatangan Mahdi.
Karbala di Irak. Tetapi tujuan paling
pentingnya, menurut penjelasan Na'im, adalah jelas ke Yerusalem.Yerusalemlah yang akan
menjadi tempat di mana penaklukan dunia Mahdi akan diproklamasikan. Dia menjelaskan,
"Pembebasan Yerusalem adalah pengantar untuk membebaskan dunia dan mendirikan negara
yang berkeadilan dan bermartabat di bumi."4 Singkatnya, Yerusalem akan berfungsi sebagai
landasan untuk jihad global Mahdi pada akhir zaman.5
Walaupun kelompok Muslim yang satu percaya bahwa
mereka harus terlebih dahulu menguasai Yerusalem
sebelum Mahdi datang, kelompok yang lain percaya
bahwa Mahdi akan datang pertama dan membantu
mereka merebut Yerusalem - semua ini hanyalah
pembuka jalan menuju dominasi global Islam secara
total. Kedua kelompok melihat gejolak di Timur Tengah
sebagai perkembangan positif yang akan memajukan
agenda mereka demi kedatangan Mahdi. Hal ini harus
menjadi peringatan bagi setiap non-Muslim, terutama
mengingat komentar yang dibuat baru-baru ini oleh
Louis Farrakhan, pemimpin organisasi Negara-negara
Islam.
Dalam pidatonya yang disampaikan pada tanggal 27
Februari 2011, pada acara Hari Penyelamatan tahunan
Negara-negara Islam, Farrakhan mengatakan kepada
lebih dari 16,000+ massa bahwa kerusuhan baru-baru ini
di Timur Tengah adalah bukti bahwa Mahdi telah, pada
kenyataannya, telah kembali.
Apa yang anda lihat di Tunisia, Mesir, Yaman, di
Yordania, di Libya, di Bahrain, segera, sangat
segera, dalam semua negara-negara di dunia, dan
bahkan segera akan terjadi di Amerika. . . . Ini
adalah tanda bahwa Mahdi yang agung, bahwa
dunia Muslim akan berusaha tampil di dunia, dan
bahwa Kristus yang anda harapkan, Allah akan menyebabkan munculnya massa! Dan segera, itu
akan datang ke pantai ini [Amerika Serikat]. Memang, hal itu sudah dimulai.6
Cetak Biru Apokaliptik Yahudi/Zionis
Diposisikan tepat sebagai pusat dari harapan apokaliptik Yahudi, Yerusalem juga sangat penting bagi rencana
Yahudi/Zionis untuk menguasai dunia.
Agama Yahudi, pada pandangan pertama, tampaknya akan berusaha untuk menjaga agar orangorang tetap hidup bersama-sama dan bukan untuk berusaha menjadikan dunia beragama Yahudi
dan itulah sejarah dan iman dari sebuah bangsa yang khusus ini. Tapi kisah ini tidak berakhir di
sini. Fundamentalis Yahudi, seperti fundamentalis dari agama Kristen dan agama Islam,
mengusahakan keberhasilannya dalam mempengaruhi seluruh dunia. Itu membuat banyak
pernyataan para rabi dalam tradisinya bahwa "Tuhan pertama-tama mengirimkan berkat ke
Yerusalem, dan dari sana berkat itu mengalir ke seluruh dunia."7 Ke Yerusalem inilah Sang
Mesias akan datang dan "menebus dan menyempurnakan orang-orang Yahudi. . . [Yang akan,
pada gilirannya,] menyempurnakan dunia di sekitar mereka, mengajar semua bangsa untuk hidup
dalam damai berdasarkan hukum Tuhan."8
Prasyarat untuk masa depan gemilang
yang dibayangkan oleh agama Yahudi
adalah pembangunan kembali Bait
Suci mereka dan seorang raja, dari
garis keturunan Daud, akan duduk di
atas takhta di Yerusalem. Hal ini
bukan hanya diusahakan oleh
segelintir orang yang memiliki visi ini
saja, tapi juga orang-orang terkemuka
dan berpengaruh (dan didanai dengan
baik) sedang mempersiapkan untuk
membangun kembali Bait Suci ketiga
ketika diberi kesempatan. Salah satu
orang tersebut adalah Rabi Chaim
Richman dari Institut Bait Suci.
Dia
secara
terbuka
menyatakan bahwa anggota
Institut ingin menghapus ‘Dome of the rock’ dan Masjid al-Aqsa sehingga Bait Suci Salomo
dapat dibangun kembali. . . . Jangan salah tentang hal itu - mereka serius; menurut rencana
mereka, Bait Suci Ketiga akan dibangun. Dan untuk melayani pada Bait Suci mereka telah
melatih para imam di Bait Suci tradisi pengorbanan darah. . . . Semua alat yang diperlukan,
piring, dan benda-benda lain juga sedang dibuat setiap kali dana tersedia.9
Perlu dipahami bahwa sama seperti umat Islam yang terbagi dalam berbagai kategori, begitu pula dengan orangorang yang sering disebut sebagai "orang-orang Yahudi." Beberapa orang ini adalah keturunan Abraham yang
sejati, yang memiliki darah Ibrani/Israel. Namun, banyak dari mereka, yang tidak memiliki hubungan darah
dengan Israel sama sekali. Mereka adalah keturunan dari bangsa Khazar yang menguasai Asia Tengah beberapa
abad yang lalu.
Orang-orang Khazar adalah masyarakat penyembah berhala, dan dalam waktu singkat dalam
sejarah, menjadi kerajaan yang terbesar dan paling kuat di Eropa, dan mungkin yang paling kaya
juga. Mereka melakukan ibadah agama mereka yang adalah campuran dari ibadah falik dan
berbagai bentuk penyembahan berhala yang dipraktekkan di Asia dengan negara-negara Kafir
lainnya. Bentuk ibadah kafir ini berlanjut sampai abad ketujuh dalam bentuk yang keji dari
tindakan seksual dan kemesuman yang berlebihan yang bagi orang-orang Khazar merupakan
bagian dari keyakinan agama mereka.
Pada abad ketujuh, penguasa Khazar, Raja Bulan memutuskan untuk memindahkan agama masyarakatnya ke
dalam salah satu dari ketiga agama ini yang memungkinkan: Yahudi, Kristen, atau Islam.
Setelah melalui pembelajaran sejarah melalui tiga perwakilan dari tiga agama monoteistik ini,
Raja Bulan memutuskan untuk mengadopsi "Paham Talmud", (seperti yang kemudian dikenal
dan dipraktekkan saat ini sebagai Agama Yahudi,) dibandingkan Islam dan Kristen dan [agama
Yahudi] menjadi agama negara yang baru.
Raja Bulan dan empat ribu bangsawan feodalnya segera ditobatkan oleh rabi yang dikirim dari
Babel khusus untuk kegiatan tersebut. Ibadah falik dan semua bentuk lain dari penyembahan
berhala yang ada telah dilarang. Raja Khazar mengundang sejumlah besar Rabi dari Babel dan
vacinity, untuk datang dan membuka sinagog dan sekolah-sekolah untuk mengajar penduduk
mengenai agama negara yang baru.
. . . Selama masa ini Talmud ditambahkan atau diubah untuk melindungi agama negara mereka
dari pengaruh agama lain dari luar dan untuk mencegah mereka kembali ke model ibadah keji
mereka yang sebelumnya.10
Karena orang-orang Khazar tidak memiliki
bahasa yang tertulis, gaya bahasa pribadi “orangorang Yahudi” sekarang menggunakan karakter
huruf Ibrani untuk membuat bunyi dari bahasa ibu
mereka dalam bentuk tulisan. Itu diturunkan
sampai hari ini di dunia moderen dan dikenal
sebagai Yiddish.
Kebanyakan orang yang disebut Yahudi
yang sebagian besar terlibat dalam
berbagai gerakan-gerakan anti-kristus ini
berasal dari sekelompok bangsa-bangsa
lain yang dikenal dengan sebutan kaum
Khazar Yahudi. Mereka masuk agama
Yahudi, tetapi sama sekali mereka tidak
berasal dari keturunan Abraham. Pada
zaman sekarang, mereka begitu giat
menutupi fakta kuno ini dan ketika mereka
dihadapkan dengan fakta bahwa mereka
Kerajaan Khazar pada puncak kekuasaannya.
bukan orang Yahudi asli mereka
meneriakkan anti-Semitisme. Agar lebih
terlindung dari pengawasan masyarakat umum, mereka membentuk Liga Anti-Pencemaran
Nama Baik Yahudi untuk mempolisikan dan membebaskan dunia dari siapa pun yang mencoba
untuk mengekspos atau mempertanyakan praktek kafir atau hak-hak mereka pada Tanah
Perjanjian.11
Sementara banyak orang dengan mengejutkan telah menganggap bahwa "Orang-orang Yahudi" adalah
keturunan-darah Abraham, kaum Khazar-Yahudi sendiri mengetahui kebenaran sejarah mereka. Harold Wallace
Rosenthal, seorang Yahudi, adalah seorang pembantu senior dari Jacob K. Javits-seorang Senator Amerika
Serikat, yang juga adalah Yahudi. Pada tahun 1976, Rosenthal memberikan sebuah wawancara di mana ia
dengan sombong mengungkapkan agenda Yahudi/Zionis yang berlangsung di dunia pada saat ini. Sambil
menyombongkan diri pada kebodohan orang-orang Amerika yang bukan Yahudi yang hanya menjadi pion di
mata orang Yahudi, Rosenthal menyatakan: "Ini adalah keajaiban bahwa orang-orang Amerika tidak bangkit
dan mengusir setiap orang Yahudi yang ada di negara ini."
Pewawancara, Weisman, begitu terkejut pada apa yang ia dengar dari Rosenthal sehingga pada akhirnya dia
merasa terdorong untuk menyatakan protes.
Weisman: "Menurut penelitian ilmiah terbaru, nenek moyang anda bukanlah orang Israel tetapi
orang Mongolia dan orang Asia dari Eropa Timur dan Asia Barat sehingga nenek moyang anda
berada ribuan mil jauhnya dari Tanah Suci. Mereka tidak pernah melihat Tanah Suci adalah
bukti bahwa kaum anda bukanlah orang-orang pilihan Tuhan."
Rosenthal: "Jadi kenapa? Apa bedanya?"
Weisman: "Kita telah diajarkan kebohongan besar selama bertahun-tahun bahwa orang Yahudi
adalah orang-orang pilihan Tuhan sehingga itu membuat perbedaan. Perbedaan yang sangat
serius."
Rosenthal: "Apa bedanya?"
Weisman: "Apakah itu tidak membuktikan bahwa sebagian besar orang-orang Yahudi saat ini
aslinya adalah orang-orang Khazar. Nenek moyang anda tidak pernah menginjak tanah di mana
Kristus berjalan. Mereka tidak pernah tahu Yerusalem dan Palestina jadi bagaimana bisa anda . .
. [Mr. Rosenthal menyela saya.]
Rosenthal: [berteriak sangat keras] "Apa bedanya sekarang?"
Weisman: "Saya menemukan begitu banyak hal yang telah anda katakan adalah menjijikkan dan
. . . ada begitu banyak hal yang anda katakan yang membuat orang-orang awam tidak percaya
kepada anda, mereka mungkin tidak percaya apa yang anda katakan dalam wawancara ini..."
[Mr.
Rosenthal
menyela lagi]
Rosenthal:
"Itulah
sebabnya
kita
memegang
kontrol
pada saat ini. Salah
satu alasan yang
kaum anda tidak
percaya
adalah
bahwa mustahil bagi
kaum
atau
ras
manapun
untuk
mencapai apa yang
kami miliki dalam
beberapa ratus tahun
ini. Bangsa-bangsa
lain itu bodoh. Kami
sangat cerdas. Saya
akan menjadi orang
Lambang pada bendera Israel, dikenal dengan nama "bintang Daud,"
yang sangat penting
yang sebenarnya adalah, "bintang Saturnus" - sebuah simbol agama berhala.
di dalam dan di
Arti mistisnya adalah: "Di atas, sama seperti di bawah."
sekitar Washington
dan saya berniat untuk menjadi negarawan terkemuka. Anda akan mendengar dan membaca
tentang saya di masa depan. Saya masih muda dan memiliki keberanian untuk menceritakan
lebih banyak hal daripada yang orang Yahudi lain berani katakan kepada anda secara terbuka.
Banyak dari apa yang telah saya katakan adalah bagian dari sifat asli dan tak terlihat orang
Yahudi."12
Dengan sangat mengejutkan bahwa politisi muda yang baru naik daun ini, Howard W. Rosenthal, dibunuh
dalam keadaan yang dipertanyakan beberapa bulan kemudian.
Tujuan dari orang-orang Yahudi-Zionis-Khazar adalah untuk menguasai dunia melalui pengakuan mereka
sebagai keturunan Abraham. Memang, orang-orang keturunan Israel memiliki klaim terkuat pada Yerusalem.
Jadi, dengan menyembunyikan ambisi mereka untuk menguasai dunia di bawah sebuah asumsi dalam kaitannya
dengan orang Israel, kaum Yahudi-Zionis-Khazar memiliki klaim terkuat pada Yerusalem.
Orang-orang Yahudi mengajarkan bahwa setelah Bait Suci tersebut dibangun dan raja keturunan Daud sekali
lagi duduk di atas takhta Israel, Mesias akan datang dan mereka akan menguasai dunia. Seperti yang Rabi
Aryeh Kaplan katakan, "Di Yerusalem, orang-orang Yahudi akan ditetapkan sebagai guru rohani dan moral
bagi semua umat manusia. Pada saat itu, Yerusalem akan menjadi ibukota rohani bagi seluruh umat manusia."13
Harapan Agama Kristen
Banyak orang Kristen tanpa sadar menjadi pembantu dalam usaha memajukan agenda Zionis untuk menguasai
seluruh dunia. Harapan terindah semua orang Kristen, janji yang mereka telah pegang selama hampir 2.000
tahun adalah bahwa suatu hari nanti Sang Juruselamat akan kembali ke bumi. Sebagian besar orang Kristen juga
percaya bahwa Yerusalem memainkan peran penting pada hari-hari terakhir sejarah bumi sebelum Kedatangan
Kedua Yesus Kristus.
Seperti orang-orang Yahudi, orang-orang ini percaya bahwa Bait Suci harus dibangun kembali sebelum
Kedatangan Kedua. Mereka juga menunggu kembalinya "orang-orang Yahudi" (yang mereka asumsikan adalah
orang Israel karena keturunan) ke tanah Israel. Untuk alasan ini, banyak orang Kristen yang mendukung Israel
sebagai negara merdeka. Sebuah Negara Yahudi independen diperlukan untuk memenuhi harapan apokaliptik
mereka.
Orang-orang Kristen ingin agar Bait Suci dibangun kembali karena itu berarti bahwa kedatangan
Yesus yang kedua menjadi semakin dekat. Kelompok-kelompok Yahudi senang menerima
pernyertaan mereka karena itu merupakan dukungan bagi Israel serta bantuan keuangan yang
signifikan bagi organisasi mereka dan bagi Israel itu sendiri.14
Orang-orang Yahudi begitu senang menerima bantuan orang-orang Kristen ketika bantuan tersebut sesuai
dengan tujuan mereka sendiri. Yang diabaikan oleh orang banyak adalah bahwa orang Kristen percaya bahwa
hukum Musa telah dihapuskan di atas salib. Meskipun demikian, mereka terus bekerja sama dengan tujuan
Zionis/Yahudi memulihkan Bait Suci karena keyakinan mereka bahwa orang-orang Yahudi secara keseluruhan
akan bertobat dan menjadi Kristen selama masa tujuh tahun kesukaran sebelum Kedatangan Yesus yang kedua.
Menganggap bahwa hukum Musa tidak lagi diperluhkan adalah meniadakan semua hal yang
dipelajari oleh para rabi dan meniadakan nilai segala sesuatu yang mereka percaya dan ajarkan.
Satu-satunya kesimpulan yang bisa ditarik oleh seseorang adalah bahwa penerimaan dukungan
lanjutan dari fundamentalis Kristen oleh para rabi Ortodoks ini yang ingin membangun kembali
Bait Suci adalah sebuah tindakan sinis yang mengherankan. Kelompok fundamentalis Kristen
yang terus memberikan dukungan mereka melakukan tindakan yang naif, yang mengherankan.
Yang dipilih untuk ditolak oleh kedua kelompok ini adalah usaha orang-orang Kristen yang ingin
menobatkan semua orang Yahudi menerima Kristus sebagai Mesias pada akhir zaman. Dalam
benak orang-orang Kristen fundamentalis, orang-orang Yahudi yang tidak menerima Kristus
akan binasa. . . .
John Hagee, dalam bukunya From Daniel to Doomsday,. . . [menjelaskan] bahwa pada akhirnya
orang-orang Yahudi akan bertobat dan menerima Yesus sebagai Mesias; dengan kata lain,
mereka akan ditobatkan masuk Kristen.15 Dan menjelaskan bahwa Yesus akan memenangkan
perang Armagedon pada akhir zaman, dia menulis:
"Hati orang-orang Yahudi – cemburu kepada Tuhan karena intervensi-Nya - akan sepenuhnya
kembali kepada Tuhan mereka yang sebenarnya. Pada saat itu, Israel akan memandang kepada
Mesias mereka dan mengakui. . . . Yesus Kristus, Mesias yang sejati. . . akan memerintah dan
berkuasa selamanya dari kota Yerusalem, kota Tuhan."16,17
Seperti halnya umat Muslim yang terbagi menjadi dua kubu oleh keyakinan mereka yang berbeda mengenai
waktu penampilan Mahdi, demkian juga dengan "kaum Yahudi" terbagi menjadi mereka yang merupakan
keturunan berdarah Abraham dan orang-orang yang berdarah Khazar yang hanya mengaku sebagai keturunan
langsung dari Abraham, sehingga umat Kristen yang memandang pada Yerusalem untuk pemenuhan harapan
apokaliptik mereka juga terbagi berdasarkan struktur keyakinan atau agenda-agenda pribadi mereka sendiri.
Protestan
Protestan injili adalah termasuk
golongan
yang
paling
terbuka
menyatakan dukungan kepada Israel
sebagai negara merdeka. Mereka
memberikan
persembahan
untuk
mendukung Israel dan menanti
pembangunan Bait Suci kembali
sebagai
sebuah
penggenapan
nubuatan.
Umat yang mengasihi Israel
seperti ini bukan disebabkan
karena
menyukai
agama
Yahudi melainkan dari sebuah
keyakinan bahwa pembentukan
Israel sebagai sebuah negara
benar-benar
membuktikan
keakuratan
interpretasi
nubuatan
mereka
dan
merupakan kejadian yang
pertama dari serangkaian
peristiwa yang akan berujung pada Kedatangan Kedua, di mana Yesus akan berkuasa dari
Yerusalem, dan akan membawa pertobatan kaum Yahudi menjadi Kristen. Karena keyakinan ini,
pendukung Israel fundamentalis ini sebenarnya sedang memainkan permainan yang sangat
berbahaya. Dukungan keuangan yang mereka sekarang terima sangat mungkin akan berubah
menjadi beban yang berat dikemudian hari.18
Menurut kepercayaan orang-orang ini, peristiwa-peristiwa Yerusalem adalah pusat skenario Hari Kiamat.
Beberapa "tanda-tanda zaman" yang ditunjukkan oleh mereka yang memegang keyakinan ini adalah:



Israel Lahir Kembali pada 15 Mei 1948, dan Bait Suci dibangun kembali (Organisasi Sanhedrin
dihidupkan kembali pada 12 Januari 2005, dan Bait Suci adalah prioritas no.1 mereka).
Kaum Yahudi dari berbagai keturunan kembali ke Israel.
Yerusalem tidak lagi dikuasai oleh bangsa-bangsa lain – Perang Enam Hari – tahun 1967.19
Para pengkhotbah mengutip janji dari Perjanjian Lama yang diberikan kepada Israel kuno dan menerapkannya
pada Israel moderen.
Sebab Tuhan20 akan menyelamatkan Sion dan membangun kota-kota Yehuda, supaya orangorang diam di sana dan memilikinya. (Mazmur 69:35, KJV)
Engkau sendiri akan bangun, akan menyayangi Sion, sebab sudah waktunya untuk
mengasihaninya, sudah tiba saatnya . . . Maka bangsa-bangsa menjadi takut akan nama TUHAN,
dan semua raja bumi akan kemuliaan-Mu, bila TUHAN sudah membangun Sion, sudah
menampakkan diri dalam kemuliaan-Nya. . . . apabila berkumpul bersama-sama bangsa-bangsa
dan kerajaan-kerajaan untuk beribadah kepada TUHAN. (Mazmur 102: 13, 15-16, 22, KJV)
Banyak juga ayat-ayat yang diperuntukkan pada masa depan
di dalam Bumi yang Baru setelah Kedatangan Kedua telah
dipakai keluar dari konteks untuk diterapkan pada Israel
moderen.
TUHAN semesta alam [akan] turun berperang untuk
mempertahankan gunung Sion dan bukitnya. Seperti
burung yang berkepak-kepak melindungi sarangnya,
demikianlah TUHAN semesta alam akan melindungi
Yerusalem, ya, melindungi dan menyelamatkannya,
memeliharanya dan menjauhkan celaka. (Yesaya 31:
4, 5, KJV)
Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu
datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu. . .
Bangsa-bangsa berduyun-duyun datang kepada
terangmu, dan raja-raja kepada cahaya yang terbit
bagimu. Angkatlah mukamu dan lihatlah ke
sekeliling, mereka semua datang berhimpun
kepadamu: . . . anak-anakmu laki-laki datang dari
jauh, dan anak-anakmu perempuan digendong.
Orang-orang asing akan membangun tembokmu, dan raja-raja mereka akan melayani engkau;
sebab dalam murka-Ku Aku telah menghajar engkau, namun Aku telah berkenan untuk
mengasihani engkau. Pintu-pintu gerbangmu akan terbuka senantiasa, baik siang maupun malam
tidak akan tertutup, supaya orang dapat membawa kekayaan bangsa-bangsa kepadamu, sedang
raja-raja mereka ikut digiring sebagai tawanan. Sungguh, bangsa dan kerajaan yang tidak mau
mengabdi kepadamu akan lenyap; bangsa-bangsa itu akan dirusakbinasakan. . . . Anak-anak
orang-orang yang menindas engkau akan datang kepadamu dan tunduk, dan semua orang yang
menista engkau akan sujud menyembah telapak kakimu; mereka akan menyebutkan engkau
"kota TUHAN", "Sion, milik Yang Mahakudus, Allah Israel." (Yesaya 60: 1, 3-4, 10-12, 14,
KJV)
Orang-orang akan diyakinkan ketika para pengkhotbah mereka mengutip Maleakhi 3: 6 sebagai bukti bahwa
jannji-janji dalam Perjanjian Lama akan tetap digenapi pada Israel moderen. "Bahwasanya Aku, TUHAN, tidak
berubah." (Maleakhi 3: 6, KJV) Orang-orang didesak untuk "Berdoa bagi kesejahteraan Yerusalem" (Mazmur
122: 6a) karena "biarlah orang-orang yang mencintaimu mendapat sentosa" (Mazmur 122: 6b). Uang dalam
jumlah besar yang diambil dari orang-orang Kristen (yang diterima oleh orang-orang Yahudi dengan semangat)
ketika pendeta-pendeta mereka mengatakan kepada mereka, "Berbahagialah dia yang memberkati engkau
[Israel], dan terkutuklah orang yang mengutuk engkau" (Bilangan 24: 9b, KJV)
Ayat-ayat favorit lainnya yang dikutip untuk mendukung keyakinan mereka pada pemulihan, kekuatan negara
Israel adalah ayat-ayat yang diberikan kepada Daud yang menjanjikan:
Dialah [Daud] yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku dan Aku akan mengokohkan takhta
kerajaannya untuk selama-lamanya. . . . Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh untuk selamalamanya di hadapan-Ku, takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya." (2 Samuel 7: 13, 16,
KJV)
Aku tidak akan melanggar perjanjian-Ku, dan apa yang keluar dari bibir-Ku tidak akan Kuubah.
Sekali Aku bersumpah demi kekudusan-Ku, tentulah Aku tidak akan berbohong kepada Daud:
Anak cucunya akan ada untuk selama-lamanya, dan takhtanya seperti matahari di depan mataKu, seperti bulan yang ada selama-lamanya, suatu saksi yang setia di awan-awan. (Mazmur 89:
34-37, KJV)
Banyak sekali orang tulus yang tidak memperhatikan dalam upaya mereka untuk "memberkati" bangsa Israel
supaya mereka, pada gilirannya, akan diberkati, bahwa pada faktanya semua janji-janji Yahuwah diberikan
pada kondisi ketaatan. Sama seperti orang Israel pada zaman Kristus mengutip Alkitab yang membicarakan
tentang Kedatangan Kedua-Nya dan menerapkannya pada Kedatangan pertama-Nya, begitu banyak orang tulus
pada hari ini menggunakan ayat-ayat Kitab Suci yang berlaku pada bumi di masa depan yang baru dan
keabadian dan menerapkannya kembali pada bangsa Israel moderen.
Fakta sesungguhnya bahwa Yerusalem benar-benar hancur dan orang-orangnya tercerai berai pada tahun 70 M
menjadi bukti yang meyakinkan bahwa panjang-sabarnya Yahuwah akhirnya dikeluarkan pada kaum Israel
pemberontak yang terus menerus mengeraskaan hati, dan "keras kepala" itu. Rasul, Paulus, dengan tegas
menolak pola pikir eksklusif kaum Israel pada zamannya yang menyatakan bahwa janji-janji itu bukan bagi
siapa pun kecuali kaum Israel.
Dan Kitab Suci, yang sebelumnya mengetahui, bahwa Yahuwah membenarkan orang-orang
bukan Yahudi oleh karena iman, telah terlebih dahulu memberitakan Injil kepada Abraham:
"Olehmu segala bangsa akan diberkati." Jadi mereka yang hidup dari iman, merekalah yang
diberkati bersama-sama dengan Abraham yang beriman itu. . . . Sebab kamu semua adalah anakanak Yahuwah karena iman di dalam Yahushua. . . . Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi
[kaum Israel] atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau
perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Yahushua. Dan jikalau kamu adalah milik
Yahushua, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji itu. (Lihat
Galatia 3: 8-9, 26, 28-29)
Walaupun Paulus memelihara Sabat yang sejati dan semua perayaan-perayaan tahunan, dia menulis dengan
panjang lebar melawan praktek sunat yang masih terus berlanjut seperti itu yang merupakan bagian dari
pengorbanan darah Perjanjian yang telah digenapi di atas kayu salib. Karena itu, banyak orang yang
mempromosikan kembalinya "orang-orang Yahudi" ke Yerusalem dan yang percaya bahwa Bait Suci harus
dibangun kembali agar Yesus datang, telah menolak tulisan-tulisan Paulus. Mereka menyatakan bahwa Paulus
mengajarkan "Injil yang lain" dan dia adalah seorang anti-kristus.
Harapan palsu lain yang diajarkan secara luas tetapi tanpa dukungan Alkitab adalah teori Pengangkatan.
Keyakinan ini menyatakan bahwa Sang Juruselamat akan datang diam-diam dan "mengangkat" orang-orang
pilihan-Nya keluar dari dunia untuk menyelamatkan mereka dari tujuh tahun Kesengsaraan. Hal ini dikenal
dengan nama pengangkatan pra-Tribulasi. Dalam masa selama tujuh tahun kesusahan besar inilah mereka
berharap semua orang Yahudi akan bertobat dan menerima Yesus Kristus sebagai Mesias yang sejati. Pada
akhir tujuh tahun, mereka, bersama Kristus, akan datang dengan penuh kemenangan ke bumi untuk memerintah
selama 1.000 tahun dalam kedamaian.
Inilah kunci protestan injili mendukung paham Zionis.
Mereka memberikan kebebasan karena mereka percaya pada
pertobatan akhir dari semua orang Yahudi.
Katolik Roma
Paus selalu menginginkan Yerusalem. Perang Salib telah
mengakibatkan pembantaian tanpa ampun banyak sekali umat
Islam, Ibrani dan Kristen kerasulan. Satu-satunya tujuan
mereka adalah untuk merebut Yerusalem bagi Paus sehingga
dia bisa memerintah dari sana. (Kepausan telah bergerak
semakin dekat untuk mencapai tujuan ini) Tahta Suci selalu
ingin mendominasi dunia secara menyeluruh.
Setelah konsili Vatikan II pada tahun 1960, kepausan mulai
merayu gereja-gereja Kristen lainnya. Upaya untuk bersatu
dengan "saudara-saudara yang terpisah" begitu sukses
sehingga ada banyak "pertobatan" yang dilakukan oleh
berbagai kalangan Protestan, termasuk pendeta-pendeta
Episkopal, menjadi penganut agama Katolik. Walaupun
Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh menerbitkan buku yang
menyebut paus "manusia berdosa" dan menyatakan, "Ini
adalah kemunduran gereja yang mengurangi jarak antara dirinya dan Kepausan"21 mereka juga telah membuat
pernyataan mengakui paham Katolik yang tak perna dibayangkan oleh para pendiri keyakinan mereka.
Pada tanggal 18 Mei 1977, Dr. BB Beach, Sekretaris Divisi Eropa Utara - Afrika Barat dari Gereja Masehi
Advent Hari Ketujuh, telah melakukan pertemuan pribadi dengan Paus Paulus VI di mana Beach secara resmi
memberikan kepada paus sebuah medali emas dari Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. (Lihat Review &
Herald, 11 Agustus 1977, hal. 23.)
Yohanes Paulus II, yang terpilih menjadi paus pada tahun
1978, melakukan perjalanan internasional lebih banyak
dari paus-paus sebelumnya. Perjalanan ini bertujuan untuk
mendamaikan Tahta Suci dengan “saudara-saudaranya
yang terpisah”. Usahanya begitu sukses sehingga pada
tahun 1994 dilakukan penandatanganan sebuah dokumen
penting berjudul, Protestan Injili dan Katolik Bersamasama: Misi Kekristenan di Milenium Ketiga.22 Sebuah
kemenangan yang lebih mengejutkan datang ketika
pemimpin patriarkat Ortodoks Rusia dan Yunani membuat
konsesi untuk Tahta Suci.
Paus Yohanes Paulus II mencium Quran (14 Mei 1999).
Medali yang diberikan kepada Paus Paulus VI oleh
Pejabat Gereja Advent Hari Ketujuh, B.B. Beach.
Tapi upaya kepausan untuk menyatukan
dunia, dengan Paus sebagai "penjamin" dari
semua agama yang berbeda, tidak berhenti
hanya pada berbagai denominasi Kristen.
Pada tahun 1979, Paus Yohanes Paulus II
mengunjungi Masjid Hagia Sophia di
Istanbul dan satu lagi di Damaskus, Suriah
pada tahun 2001. Pada tahun 1999, Yohanes
Paulus juga mencium Alquran, sebuah
hadiah yang diberikan karena mengunjungi
Imam-imam Muslim. Pada tanggal 21-26
Maret tahun 2000, usahanya untuk
menyatukan agama-agama dunia mencapai
klimaks dengan sebuah perjalanan ke
Yerusalem. Seperti dirangkum dalam sebuah
artikel
yang
diterbitkan
oleh
JewishVirtualLibrary.org:
Paus Yohanes Paulus II tiba di Israel 21 Maret 2000, untuk kunjungan bersejarah selama lima-hari, di mana dia
mengunjungi tempat-tempat suci dari tiga agama besar dan bertemu dengan para pemimpin politik Israel dan
Pimpinan Rabi. Meskipun seolah-olah perjalanan ini terfokus pada agama, Paus juga menyinggung isu-isu
politik, memberkati Israel, mengungkapkan dukungan untuk mendirikan sebuah negara Palestina dan meminta
maaf atas dosa-dosa yang dilakukan oleh orang-orang Kristen terhadap Yahudi.
Dalam pertemuan dengan Presiden Ezer Weizman pada tanggal 23 Maret, Paus memberkati
Israel, suatu tindakan yang dilihat oleh banyak orang Israel sebagai sebuah pengakuan akhir
gereja pada negara mereka. Selama berabad-abad, Gereja Katolik mengajarkan bahwa
pengasingan orang Yahudi adalah
hukuman atas kematian Yesus. . . .
Pidato Yad Vashem [yang disampaikan
oleh Paus] dipandang sebagai puncak
dari upaya Yohanes Paulus untuk
mendamaikan Kristen dan Yahudi. Dia
adalah paus pertama yang mengunjungi
kamp kematian Nazi di Auschwitz dan
menghadiri ibadah di sebuah sinagog
Roma. Pada tahun 1998, Vatikan
mengeluarkan sebuah dokumen mengenai
Holocaust, dan pada awal Maret, sebelum
berangkat dalam kunjungannya ke Timur
Tengah, Paus meminta maaf atas dosadosa orang-orang Kristen sepanjang
sejarah, termasuk dosa terhadap orangorang Yahudi.23
Yohanes Paulus II, menyelipkan kertas doa ke dalam Tembok
Ratapan, Yerusalem
Paus Benediktus XVI, meneruskan jejak
pendahulunya. Pada tanggal 20 November 2006, Paus berdoa di sebuah masjid Muslim.
Dalam sikap penghormatan kepada kaum Muslim di Turki dan di seluruh dunia, Paus Benediktus XVI berdoa di
Masjid Biru yang terkenal di Istanbul, ini merupakan kunjungan pertama Paus ke tempat ibadah umat Islam.
Ketika paus berjalan dengan Mustafa
Cagrici, mufti agung Istanbul, menuju
"mihrab" kata kunci yang menunjukkan
jalan menuju Mekah, mufti mengatakan dia
akan berdoa. Paus berdiri di sampingnya,
menundukkan kepala dan dengan diam
menggerakkan bibirnya selama sekitar satu
menit. Pertemuan tanggal 30 November
yang hangat dan ramah. . . .24
Benediktus XVI berdoa di Masjid Biru
dengan Mustafa Cagrici, Mufti agung Istanbul
Meskipun Gereja Katolik telah lama
dituduh menganiaya orang-orang Yahudi
karena telah menjadi "pembunuh-Kristus,"
pada tahun 2011, Benediktus XVI membuat
penolakan
bahwa
kaum
Yahudi
bertanggung jawab atas kematian Kristus.
Pada 2 Maret 2011, Layanan Berita Reuters
melaporkan:
Paus Benediktus, dalam sebuah buku baru, secara pribadi telah membebaskan orang Yahudi dari
tuduhan terhadap mereka sebagai yang bertanggung jawab atas kematian Yesus Kristus, dan
menyangkal konsep dari kumpulan kesalahan yang telah menghantui hubungan Kristen-Yahudi
selama berabad-abad.
Kelompok Yahudi memuji langkah itu. Liga Anti-Pencemaran Nama Baik menyebutnya
"momen penting dan bersejarah" dan berharap bahwa itu akan membantu teologi yang rumit
"menerjemahkan ke bangku-bangku gereja" untuk meningkatkan dialog antar umat beragama di
masyarakat.25
Tujuan terpenting yang membuat Gereja Katolik Roma merindukan paham ekumene adalah keinginan untuk
menguasai dunia dari Yerusalem.
Ada rumor bahwa strategi Gereja Katolik Roma adalah untuk membuka jalan menuju Agama
Dunia Baru sehingga mereka akan berada dalam posisi utama untuk memiliki kekuasan hukum
setelah penggabungan semua agama dan sekte yang digabungkan menjadi satu. Rencana
tersembunyi penggabungan ini adalah bagi Gereja Katolik bertujuan untuk mendapatkan
dominasi dan kekuatan dunia.26
Sebagaimana pengakuannya sebagai "wakil Kristus," Paus bahkan memiliki gelar "Paus Tuhan Allah." Rasul
Paulus memperingatkan kesesatan akhir zaman ini ketika dia menulis kepada jemaat di Tesalonika:
Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab
sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia
durhaka, yang harus binasa, yaitu lawan yang meninggikan diri di atas segala yang disebut atau
yang disembah sebagai Eloah. Bahkan ia duduk di Bait Yahuwah dan mau menyatakan diri
sebagai Eloah . . . Dan sekarang kamu tahu apa yang menahan dia, sehingga ia baru akan
menyatakan diri pada waktu yang telah ditentukan baginya. Karena secara rahasia kedurhakaan
telah mulai bekerja, tetapi sekarang masih ada yang menahan. Kalau yang menahannya itu telah
disingkirkan, pada waktu itulah si pendurhaka baru akan menyatakan dirinya, tetapi Yahushua
akan membunuhnya dengan nafas mulut-Nya dan akan memusnahkannya, kalau Ia datang
kembali. Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa
perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, dengan rupa-rupa tipu daya jahat
terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi
kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka. (Lihat 2 Tesalonika 2: 3-4, 6-10)
Penjelasan yang diinspirasi dari Surga atas bentuk dan tujuan dari kepausan ini segera diikuti dengan peringatan
serius yang diinspirasi dari Surga:
Dan itulah sebabnya Yahuwah mendatangkan kesesatan atas mereka, yang menyebabkan mereka
percaya akan dusta, supaya dihukum semua orang yang tidak percaya akan kebenaran dan yang
suka kejahatan. (Lihat 2 Tesalonika 2: 11, 12.)
Keyakinan bahwa Yerusalem sangat penting dalam pemenuhan nubuatan apokaliptik adalah salah satu
kebohongan terbesar Setan yang paling sukses. Keseriusannya ditemukan dalam kenyataan bahwa itu dipeluk
oleh tiga agama terbesar di dunia. Setiap agama, dan masing-masing kelompok dalam agama itu, memiliki
variasi kebohongan yang dibuat untuk dan oleh Raja Kebohongan (Lucifer) sendiri.
Bekerja melalui keyakinan palsu yang ia sendiri telah tanamkan dalam pikiran manusia, Setan berusaha untuk
mencapai tujuan kesombongan aslinya, yang dibuat pada saat kejatuhannya di surga. Kesombongan ini telah
diabadikan di dalam Alkitab sebagai peringatan bagi kita yang menghadapi tibanya hari kiamat:
"Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Lusifer, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan
jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa! Engkau yang tadinya berkata dalam
hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang
[Yahuwah], dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara. Aku hendak
naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi! (Yesaya 14: 12-14,
KJV)
Prinsip ganda kerajaan Setan adalah: 1) kepalsuan dan, ketika itu gagal, 2) kekuatan. Semua dari ketiga agama
utama dunia ini telah bersalah dalam menggunakan kedua prinsip itu untuk tujuan mendapatkan kekuasaan dan
kontrol yang lebih besar atas rakyat banyak. Setiap keyakinan yang mempromosikan Yerusalem, yang
menyerukan untuk kembali ke bagian yang istimewa dari tanah perjanjian ini, yang mengumpulkan sejumlah
dana dalam rangka pembangunan kembali sebuah Bait Suci di Yerusalem, adalah penipuan yang telah
direncanakan oleh Setan sendiri untuk menyatukan agama-agama dunia di bawah satu payung atau, sebaliknya,
untuk "mencerai beraikan dan menaklukkan" orang-orang yang menolak untuk bersatu.
Ketika Yahushua berada di bumi, para pengikut-Nya merindukan apa yang tepatnya sekarang telah dijanjikan di
dalam kesesatan akhir zaman ini: Israel sebagai kekuatan dunia yang dominan, menghancurkan semua musuhmusuhnya. Para imam dan penguasa pada zaman Yahushua pertama-tama mencari Dia dengan harapan bahwa
Dia akan memimpin bangsa Israel untuk menaklukkan orang-orang Roma yang mereka benci. Mereka dengan
cepat menolak Dia ketika mereka menyadari bahwa Dia tidak punya niat seperti itu.
Yahushua jelas mengajarkan bahwa kerajaan-Nya adalah kerajaan rohani.
Atas pertanyaan orang-orang Farisi, apabila Kerajaan Yahuwah akan datang, Dia menjawab,
kata-Nya: "Kerajaan Yahuwah datang tanpa tanda-tanda lahiriah, juga orang tidak dapat
mengatakan: Lihat, ia ada di sini atau ia ada di sana! Sebab sesungguhnya Kerajaan Yahuwah
ada di antara kamu." (Lihat Lukas 17: 20-21).
Perkataan kebenaran ilahi ini adalah kutukan bagi orang Israel! Dihadapkan dengan kehancuran harapan
ambisius mereka untuk mendominasi dunia, mereka dengan cepat menolak Mesias mereka yang telah lama
dinanti. Dengan menggunakan ambisi mereka sendiri sebagai senjata melawan Dia, mereka menuduh-Nya di
hadapan Pilatus sebagai orang yang terlibat dalam tindakan kejahatan dan pemberontakan melawan Roma.
Namun, ketika Pilatus bertanya kepada Yahushua apakah tuduhan itu benar, Sang Juruselamat menegaskan
kembali bahwa kerajaan-Nya adalah kerajaan rohani.
Maka kembalilah Pilatus ke dalam gedung pengadilan, lalu memanggil Yahushua dan bertanya
kepada-Nya: "Engkau inikah raja orang Yahudi?" Kata Pilatus: "Apakah aku seorang Yahudi?
Bangsa-Mu sendiri dan imam-imam kepala yang telah menyerahkan Engkau kepadaku; apakah
yang telah Engkau perbuat?"
Jawab Yahushua: "Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini; jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti
hamba-hamba-Ku telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan
tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini."
Maka kata Pilatus kepada-Nya: "Jadi Engkau adalah raja?" Jawab Yahushua: "Engkau
mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke
dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal
dari kebenaran mendengarkan suara-Ku." (Lihat Yohanes 18:33, 35-37.)
Semua orang yang mau menerima kebenaran Alkitab akan menyadari bahwa kerajaan Sang Juruselamat adalah
tetap kerajaan rohani. Janji-janji Yahuwah pada Israel duniawi akan digenapi pada Israel rohani. Ini tidak
terjadi di dalam masa manapun sebelum Kedatangan Kedua. Hanya setelah kehancuran orang-orang fasik,
ketika Langit dan Bumi baru sudah diciptakan, barulah janji-janji ini akan mencapai pengenapannya yang
sesungguhnya pada Israel rohani - mereka yang, karena ketaatan, telah memenuhi syarat utuk mendapat
penggenapan, yaitu ketaatan kepada hukum ilahi.
Kasih ilahi telah memberikan sekilas penglihatan pada masa depan yang gemilang ini dalam kitab terakhir dari
Alkitab.
Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang
pertama telah berlalu, dan lautpun tidak ada lagi. Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem
yang baru, turun dari sorga, dari Yahuwah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang
berdandan untuk suaminya. (Lihat Wahyu 21: 1, 2.)
Di bumi yang baru, dihuni oleh orang-orang yang telah menang karena darah Anak Domba; orang-orang yang,
melalui iman dalam persekutuan dengan darah penebusan Yahushua telah memelihara dengan sempurna hukum
ilahi, setiap janji-janji indah yang diberikan kepada orang-orang yang taat akan terpenuhi.
Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: "Lihatlah, kemah Yahuwah ada
di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi
umat-Nya dan Yahuwah sendiri akan menjadi Eloah mereka. (Lihat Wahyu 21: 3).
1
Holy Lands: One Place, Three Faiths, LIFE, hal. 2-6.
2
Patrick Poole, “Ahmadinejad’s Apocalyptic Faith,” FrontPageMagazine.com, 17 Agustus 2006; John
Daniszzewski, “Messianic Fervor Grows Among Iran’s Shiites,” Los Angeles Times, 15 April 2006; Scott
Peterson, “Waiting for the Rapture in Iran,” Christian Science Monitor, 21 Desember 2005; Jackson Diehl, “In
Iran, Apocalypse vs. Reform,” Washington Post, 11 Mei 2006; Dore Gold, The Fight for Jerusalem, 2007, hal.
232.
3
Disampaikan oleh Presiden Mahmoud Ahmadinejad, presiden Republik Islam Iran, dihadapan Majelis Umum
PBB, sesi keenam puluh, 7 September 2005, www.un.org.
4
Http://albehari.tripod.com/quds4.htm.
5
Dore Gold, op. cit., hal. 233, penekanan ditambahkan.
6
World News,
http://wn.com/minister_farrakhan's_saviours'_day_2011_keynote_address?upload_time=all_time&orderby=vie
wCount
7
Aryeh Kaplan, Jerusalem, The Eye of the Universe, (New York: National Congress of Synagoge Youth,
1976), 76.
8
Michael Baigent, Racing Toward Armageddon: The Three Great Religions and the Plot to End the World, hal.
218-219.
9
Baigent, op. cit., hal. 18-19.
10
http://www.lostisrael.com/khazars.htm
11
Joye Jeffries Pugh, Eden, hal. 125.
12
Untuk membaca keseluruhan dari wawancara yang mengerikan ini, lihat:
http://www.antichristconspiracy.com/HTML%20Pages/Harold_Wallace_Rosenthal_Interview_1976.htm
13
Aryeh Kaplan, op. cit., hal. 76.
14
Baigent, op. cit., hal. 25.
15
John Hagee, Daniel to Doomsday, 153.
16
s.d.a., hal. 237.
17
Baigent, op. cit., hal. 26-27.
18
Baigent, op. cit., hal. 104-105, penekanan ditambahkan.
19
Seperti yang dikutip di dalam buku Eden, op. cit., hal. 424-425.
20
Walaupun WLC mempromosikan dan menggunakan nama-nama sejati dari Bapa dan Anak, orang-orang
yang menafsirkan Kitab Suci dengan cara ini adalah jarang, jika ada, yang menggunakan nama-nama suci.
Dengan demikian, teks-teks Alkitab ini dikutip seperti yang digunakan oleh para pengkhotbah yang
mempromosikan sebuah keyakinan kepulangan kembali ke Yerusalem dan membangun kembali Bait Suci.
21
Ellen G. White, “Signs of the Times,” 19 Februari 1894.
22
Untuk membaca secara lengkap dokumen ini lihat:
http://www.leaderu.com/ftissues/ft9405/articles/mission.html.
23
Mitchell Bard, “Pope John Paul II’s Pilgrimage to Israel,” http://www.jewishvirtuallibrary.org/jsource/antisemitism/jp.html, penekanan ditambahkan.
24
John Thavis, “In sign of respect to Muslims, pope prays in Istanbul's Blue Mosque,” Catholic News Service,
30 November 2006.
25
Phillip Pullella, “Pope book says Jews not guilty of Jesus Christ’s death,” Reuters, Vatican City, Wednesday,
2 Maret, 2011.
26
Pugh, Eden, op. cit., hal. 254.
Download