BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wilayah negara kesatuan republik Indonesia (NKRI) terdiri dari daratan (gugusan pulau-pulau), laut dan udara yang begitu luas terbentang dari Sabang sampai Merauke.Untuk menjaga keutuhan wilayah NKRI dibutuhkan sistem pertahanan dan keamanan nasional yang kokoh. Penyelenggaraan pertahanan dan keamanan merupakan salah satu tugas dan fungsi utama dari pemerintah dan Negara Republik Indonesia dengan TNI (Tentara Nasional Indonesia) dan Polri (Polisi Republik Indonesia) sebagai intinya (Sumarsono, dkk, 2008). Tentara nasional Indonesia angkatan darat (TNI-AD) memiliki tugas pokok yang sangat berat yaitu menegakkan kedaulatan negara dan keutuhan wilayah darat negara kesatuan republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia. Dalam mendukung tugas pokok TNI diperlukan suatu program pembinaan jasmani yang tersusun dengan baik sehingga menghasilkan suatu kondisi kebugaran tubuh yang selalu siap menjalankan tugas setiap saat. Jasmani militer merupakan salah satu fungsi khusus TNI-AD. Sesuai peran dan fungsinya menyelenggarakan pembentukan, peningkatan dan pemeliharaan jasmani militer baik perorangan maupun satuan, agar terwujud kesamaptaan jasmani yang diperlukan guna mendukung pelaksanaan tugas (Skep KSAD Nomor : Skep/350/X/2002). Menurut ( Sharkey, 2003 ) 1 2 mengatakan bahwa kebugaran aerobik adalah kapasitasmaksimal untuk menghirup, menyalurkan, dan menggunakan oksigen yang disebut VO2maks. Pengukuran kebugaran dengan mengetahui VO2maks dipandang sebagai cara yang paling baik dan dipercayai memiliki hubungan dengan kesehatan, prestasi kerja dan olah raga, semua ini berkaitan dengan daya tahan dan performance.Beberapafaktor lain yang mempengaruhi kebugaran aerobik meliputi hereditas atau keturunan, latihan, jenis kelamin, usia, lemak tubuh dan aktifitas (Sharkey, 2003). Sifat-sifat kesamaptaan jasmani adalah sebagai berikut : dapat dilatih, tidak menetap sepanjang waktu, dapat meningkat dan menurun tetapi tidak secara mendadak.Oleh karena itu untuk mewujudkan tungkai yang sehat harus dibentuk dengan latihan fisik teratur agar kuat dan tidak mudah cedera. Karena dapat dikatakan sehat jika memiliki kekuatan otot yang bagus. Latihan kondisi fisik ini adalah proses mengembangkan kemampuan aktivitas gerak jasmani yang dilakukan secara sistematik dan ditingkatkan secara progresif untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kebugaran jasmani agar tercapai kemampuan kerja fisik yang optimal. Buku Petunjuk Tehnis Tentang Pembinaan Jasmani ( Jakarta : Mabes TNI AU,2002 ). Semakin bertambah umur, massa otot akan semakin membesar. Pembesaran otot ini erat sekali kaitannya dengan kekuatan otot. Jika latihan beban bertujuan mengembangkan salah satu komponen biomotor, misalnya kekuatan, maka latihan itu akan dapat berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan biomotor lain, misalnya maupun eksplosive power (Bompa, 2000). daya tahan otot, kecepatan, 3 Kekuatan otot ini akan meningkat sesuai dengan bertambahnya umur. Selain ditentukan oleh pertumbuhan fisik, kekuatan otot ini ditentukan oleh aktivitas ototnya. Pada umur 20-30 tahun, baik laki-laki maupun wanita akan mencapai puncak kekuatan ototnya. Di atas umur 20-30 tahun kekuatan otot akan menurun, kecuali diberikan pelatihan. Walaupun demikian, di atas umur 65 tahun kekuatan ototnya sudah berkurang sebanyak 20% dibanding sewaktu masih muda (I Gusti Ngurah Nala : 2011). Sebagai fisioterapi berperan penting dalam meningkatkan kualitas hidup baik masyarakat maupun individu. Sesuai dengan PERMENKES No.80 tahun 2013Tentang Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik FisioterapisBab I, pasal 1 ayat 2 dicantumkan bahwa : “Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik elektroterapeutik dan mekanik), pelatihan fungsi dan komunikasi. Sedangkan menurut WCPT 2011 Fisioterapi adalah “memberikan pelayanan kepada individu dan populasi untuk mengembangkan,memelihara dan memulihkan gerak maksimum dan kemampuan fungsional selama daur kehidupan. Ini meliputi pemberian jasa dalam keadaan dimana gerakan dan fungsi terancam oleh penuaan,cidera,penyakit,gangguan,kondisi atau factor lingkungan”. Seperti uraian diatas maka fisioterapi memiliki peran bukan hanya untuk orang yang sakit saja tetapi juga untuk orang sehat agar mencegah terjadinya cidera. 4 Dari beberapa metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan kekuatan otot quadricepsadalah dengan vertical jump exercise dan quadriceps bench exercise. Oleh karena itu, berdasarkan uraian diatas penulis merasa perlu untuk mempelajari dan melakukan penelitian. B. Identifikasi Masalah Otot Quadriceps femoris merupakan salah satu otot besar pada tungkai yang sangat memegang peran dalam beraktivitas baik transver maupun ambulasi, dari yang berupa aktivitas kegiatan sehari-hari sampai fungsi kerja dan rekreasi. Oleh karena itu otot quadriceps harus selalu dalam keadaan dan kondisi yang kuat dan berdaya tahan tinggi.Salah satu cara untuk mempertahankan adalah dengan cara memelihara atau meningkatkan kekuatan otot quadriceps. Kekuatan otot merupakan unsur yang sangat penting dalam penentuan peningkatan kekuatan ototterutama otot-otot anggota gerak bawah yang digunakan untuk keperluan aktivitas transver dan ambulasi. Pada aktivitas berdiri, berjalan,berlari, melompat dan aktivitas lain yang memerlukan gerakan tungkai bawah. Otot quadriceps femoris juga memegang peran sangat penting pada gerakan statis yang memerlukan ketahanan tubuh pada posisi berdiri dan bila otot ini mengalami kelainan bisa dipastikan aktivitas tersebut diatas akan mengalami gangguan.Oleh karena itu pemeliharaan terhadap power, kekuatan, ketahanan, kelenturan dan kecepatan otot ini harus menjadi prioritas dalam pembinaan kesamaptaan jasmani yang bersifat anaerobic ( Muzahar, 2003 ). 5 Kekuatan otot quadriceps femoris ditentukan oleh unsur-unsur antara lain : jumlah serabut otot, ukuran cross sectional otot, recruitment motor unit dan lain-lain. Pada penelitian ini penulis akan memfokuskan pada kesamaptaan musculo skeletal (kesemaptaan otot).Adapun kesamaptaan otot harus mempunyai unsur - unsur daya / tenaga (power),kekuatan (strength), daya tahan (endurance), dan kelenturan (flexibility), kecepatan (speed), kelincahan (agility), keseimbangan (balance), koordinasi (coordination) dan ketepatan (accuracy). Semua unsur itu harus dilatih dan dipelihara. Kesamaptaan jasmani adalah suatu kondisi tubuh seseorang yang mampu mengatasi beban kerja dan menyelesaikan tugas sehari-hari dengan baik,tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan masih memiliki cadangan tenaga yang cukup untuk menghadapi beban tambahan apabila diperlukan (Muzahar, 2003). Pada anggota TNI khususnya prajurit lintas Udara 330 Kostrad sangat diperlukan untuk mempunyai kesamaptaan dan postur tubuh yang kuat dan ideal baik dalam sistem kardiovaskuler respirasi maupun postur yang sepadan dan serasi antara anggota gerak atas dan bawah. Apabila semua unsur tadi tidak terbina secara sepadan yang akan terjadi adalah suatu kondisi sistem kardiovaskuler respirasi dan sistem muskuloskeletal yang tidak sepadan karena sistem pembinaan kesamaptaan jasmani yang tidak dilakukan secara teratur sehingga kekuatan anggota gerak bawah akan menurun. Hal ini bisa disebabkan antara lain karena : 1. Pembinaan kesamaptaan otot untuk anggota atas dan bawah tidak dilakukan secara teratur dan proporsional. 6 2. Pekerjaan yang statis yang menyebabkan kurang geraknya anggota atas dan bawah misalnya pekerjaan yang dilakukan dalam posisi duduk dikursi yang cukup lama. Untuk menjaga dan meningkatkan kekuatan otot quadriceps agar dapat bekerja secara maksimal dibutuhkan latihan yang tepat,oleh karena itu penulis memilih latihan beban. Sebab latihan beban dapat dilakukan dengan menggunakan beban tubuh sendiri atau dapat pula dengan menggunakan alat bantu lain. Bila penelitian untuk semua unsur dikerjakan akan memerlukan waktu yang cukup lama,baik tenaga maupun biaya yang cukup besar,maka dalam penelitian ini penulis akan membatasi latihan pada vertical jumps exercise dengan quadriceps bench exercise C. Perumusan Masalah 1. Apakah Latihan Vertical Jump dapat meningkatkan kekuatan otot Quadriceps? 2. Apakah Latihan Quadriceps Bench dapat meningkatkan kekuatan otot Quadriceps? 3. Apakah Latihan Vertical Jump lebih baik dari pada Latihan Quadriceps Bench terhadap kekuatan otot Quadriceps? 7 D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum a. Untuk mengetahui peningkatan kekuatan otot Quadriceps yang lebih baik pada Prajurit Lintas Udara 330/Kujang I Kostrad antara Latihan Vertical Jump dan Quadriceps Bench. b. Untuk mengetahui peningkatan kekuatan otot Quadriceps pada Prajurit Lintas Udara 330/Kujang I Kostrad. 2. Tujuan Khusus Untuk mengetahui latihan Vertical Jump dan Quadriceps Bench dalam meningkatkan kekuatan Otot Quadriceps pada Prajurit Lintas Udara 330/Kujang I Kostrad. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Institusi Pendidikan a. Diharapkan hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan acuan tolak ukur untuk penelitian selanjutnya. b. Sebagai tambahan informasi dalam meningkatkan pelayanan fisioterapi. 2. Bagi Profesi Fisioterapi Sebagai bahan masukan bagi rekan-rekan fisioterapis pada umumnya dan yang ingin mengetahui tentang latihan vertical jump dan quadriceps bench. 8 3. Bagi Peneliti Sebagai tambahan ilmu dan pembelajaran dalam melakukan penelitian berdasarkan evidence based fisioterapi. 4. Bagi kesatuan Sebagai penunjang program latihan yang sudah ditetapkan oleh satuan atas serta mempersiapkan mental dan fisik prajurit dengan memberikan latihan yang tepat dan terarah agar terbentuk seorang prajurit yang tangguh,tranggon dan trengginas didalam berbagai medan maupun rintangan sehingga selalu di kagumi atasan, disegani kawan dan di takuti oleh lawan.