1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kekuatan dan daya

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kekuatan dan daya tahan otot saling mempengaruhi. Saat kekuatan
otot meningkat, daya tahan juga meningkat dan sebaliknya. Lemahnya
stabilitas sendi dapat menurunkan proprioseptif dan koordinasi yang dapat
mengakibatkan meningkatkan risiko cedera.
Kekuatan otot adalah istilah yang luas yang mengacu pada
kemampuan kontraktil jaringan untuk menghasilkan ketegangan dan gaya
yang dihasilkan berdasarkan tuntutan ditempatkan pada otot. Kisner
(2007). Kekuatan otot tidak lepas dari proses kontraksi otot. Secara
molekuler, kontraksi otot terjadi karna adanya tarikan antara filamen
miosin dengan aktin melalui bagian yang menjembatani antara keduanya
yang disebut dengan cross bridge. Semakin bertambahnya jumlah cross
bridge yang menghubungkan aktin dan miosin maka akan bertambah pula
kekuatan kontraksi otot. Besar tegangan yang timbul dalam otot yang
berkontraksi ditentukan oleh panjangnya sarkomer. Jika sarkomer
memendek dan letaknya sejajar antara aktin dan miosin maka makin lama
bertambah banyak, maka tegangan otot dalam otot semakin lama semakin
kuat. Dari peningkatan tegangan inilah maka kekuatan otot pun akan
meningkat. kekuatan merupakan salah satu unsur terpenting sebagai
pondasi untuk persiapan-persiapan latihan yang lebih berat. Nalla (2011).
1
2
Otot quadriceps merupakan kumpulan dari empat otot besar yang
terletak dipaha depan dan berfungsi untuk meluruskan lutut dan menekuk
hip (panggul). Otot quadriceps terdiri dari m.vastus medialis, m.vastus
lateralis, m.vastus intermedius dan m.rectus femoris. Otot quadriceps ini
sangat berguna untuk menstabilkan sendi lutut terutama dalam beraktifitas
sehari-hari. Moore (2002).
Otot quadriceps adalah sekumpulan otot besar dan merupakan
salah satu otot yang kuat ditubuh manusia yang berfungsi sebagai
stabilisasi aktif sendi lutut, dan juga berperan dalam pergerakan sendi
yaitu gerakan ekstensi lutut yang digunakan dalam aktifitas berjalan, lari,
melompat, menendang, naik turun tangga. Otot quadriceps merupakan
otot yang memiliki kekuatan melebihi kekuatan otot-otot ekstensor yang
ada, oleh karena itu otot ini memerlukan kekuatan yang maksimal agar
dapat melakukan fungsinya dengan sempurna sehingga dapat dihasilkan
performance otot yang tinggi. Selain itu otot quadriceps yang kuat juga
dapat mencegah terjadinya cidera saat melakukan aktifitas. Suharjana
(2010).
Peningkatan aktifitas gerak fungsional merupakan tujuan utama
yang hendak dicapai oleh banyak profesi kesehatan dalam memberikan
pelayanan, salah satunya adalah fisioterapi. Fisioterapi memandang sehat
sebagai suatu keadaan jika potensi gerak dan kebutuhan dapat seimbang
sehingga gerak aktual sama dengan gerak fungsional.
Seperti yang tertera dalam Permenkes 80 tahun 2013, BAB 1,
Pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa “Fisioterapi adalah bentuk pelayanan
3
kesehatan yang ditujukan kepada individu dan atau kelompok untuk
mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh
sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan penanganan secara
manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis dan
mekanis) pelatihan fungsi dan komunikasi”.
Berdasarkan definisi diatas, maka fisioterapis sebagai tenaga
profesional kesehatan memerlukan kemampuan dan keterampilan yang
tinggi untuk mengembangkan, mencegah, mengobati dan mengembalikan
(promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) gerak dan fungsi seseorang.
Hal ini berarti bahwa peran fisioterapi tidak hanya berperan pada orang
sakit saja tetapi juga berperan pada orang sehat untuk mengembangkan
dan meningkatkan kemampuan kerja atau performance otot. Adapun peran
fisioterapi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan performance/
kekuatan otot adalah dengan terapi latihan.
Terapi latihan sebagai salah satu modalitas fisioterapi, dapat
digunakan untuk meningkatkan kekuatan otot yaitu dengan memberikan
latihan strengthening. Karena dengan memberikan latihan strengthening
maka akan terjadi penambahan jumlah sarkomer dan serabut otot (filamen
aktin dan miosin yang diperlukan dalam kontraksi otot) sehingga dengan
terbentuknya serabut-serabut otot yang baru maka kekuatan otot dapat
meningkat. Astrand (2003).
Dalam memberikan latihan strengthening banyak teknik latihan
yang dapat dilakukan, antara lain dengan teknik latihan isometrik,
isokinetik dan isotonik. Ketiga teknik tersebut mempunyai pengaruh pada
4
peningkatan kekuatan otot tetapi respon yang terjadi pada masing-masing
teknik mempunyai ciri khas yang tersendiri. Suharjana (2010).
Leg extension adalah latihan dengan teknik isotonik merupakan
gerakan meluruskan tungkai bawah dari posisi knee fleksi menuju knee
ekstensi. Latihan ini merupakan suatu teknik latihan yang paling sering
dilakukan untuk meningkatkan kekuatan otot. Latihan ini adalah latihan
dinamik yang dilakukan dengan prinsip resisten/beban yang konstan dan
terjadi perubahan panjang otot. Kontraksi otot dinamis menyebabkan
gerakan sendi dan ayunan dari segmen tubuh sebagai kontraksi otot
memendek (kontraksi konsentris) atau memanjang (kontraksi eksentrik).
Latihan konsentris merujuk bentuk pembebanan otot dinamis di mana
ketegangan di otot mengembangkan dan pemendekan fisik otot terjadi
sebagai kekuatan (resistensi) eksternal. Sebaliknya, latihan eksentrik
melibatkan pembebanan dinamis dari otot melebihi kapasitas kekuatanmemproduksi, menyebabkan pemanjangan fisik otot karena upaya untuk
mengontrol beban. Kisner (2007).
Pada latihan leg extension sudut mempengaruhi kekuatan dan otot
yang bekerja. Semakin besar sudutnya, semakin besar pula kekuatan otot
yang dikeluarkan. Diantaranya pada sudut 30° dan 60° latihan leg
extension.
Berdasarkan latar belakang diatas dan ketertarikan peneliti untuk
mengetahui berapa besar sudut leg extension untuk meningkatkan
kekuatan otot quadriceps, maka peneliti tertarik untuk mengangkat topik
tersebut melalui suatu penelitian dan memaparkannya dalam pembuatan
5
skripsi dengan judul “Perbedaan Sudut Single Leg Extension Pada Sudut
30º Dan 60º Terhadap Kekuatan Otot Quadriceps”
B. Identifikasi Masalah
Kekuatan otot sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi
terjadinya gerakan, sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti usia,
jenis kelamin, jenis ukuran dan panjang otot, tipe kontraksi, neurologi,
metabolisme dan psikologi. Hal ini berarti bahwa kekuatan otot pada
setiap orang akan berbeda, walaupun pada orang normal (tidak dalam
kondisi cidera).
Pada kondisi normal, kekuatan otot ini dapat terus ditingkatkan
agar dapat mengahasilkan performance yang tinggi. Peningkatan kekuatan
otot ini dapat dilakukan dengan memberikan teknik terapi latihan
khususnya latihan penguatan.
Otot quadriceps adalah sekumpulan otot besar dan merupakan
salah satu otot yang kuat ditubuh manusia yang berfungsi sebagai
stabilisasi aktif sendi lutut, dan juga berperan dalam pergerakan sendi
yaitu gerakan ekstensi lutut yang digunakan dalam aktifitas berjalan, lari,
melompat, menendang, naik turun tangga. Otot quadriceps merupakan
otot yang memiliki kekuatan melebihi kekuatan otot-otot ekstensor yang
ada, oleh karena itu otot ini memerlukan kekuatan yang maksimal agar
dapat melakukan fungsinya dengan sempurna sehingga dapat dihasilkan
performance otot yang tinggi. Selain itu otot quadriceps yang kuat juga
dapat mencegah terjadinya cidera saat melakukan aktifitas.
6
Dalam meningkatkan kekuatan otot quadriceps ada banyak latihan
penguatan, diantaranya ada latihan leg extension. Latihan isotonik adalah
adalah latihan dinamis yang dilakukan dengan prinsip resisten/beban dan
terjadi perubahan panjang otot pada lingkup gerak sendi. Pada latihan
isotonik dapat diberikan dengan beban atau sering disebut dengan “heavy
resistance exercise”, yaitu metode yang paling berguna untuk latihan
penguatan otot. Dalam melakukan latihan leg extension sudut merupakan
faktor yang paling penting untuk meningkatkan kekuatan otot quadriceps,
semakin besar sudutnya maka semakain besar pula kekuatan yg
dibutuhkan otot untuk berkontraksi.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah diatas,
maka timbul beberapa rumusan masalah diantaranya sebagai berikut:
1. Apakah latihan single leg extension sudut 30° dapat meningkatkan
kekuatan otot quadriceps.
2. Apakah latihan single leg extension sudut 60° dapat meningkatkan
kekuatan otot quadriceps.
3. Apakah ada perbedaan antara single leg extension pada sudut 30° dan
60° terhadap kekuatan otot quadriceps.
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui perbedaan antara single leg extension pada sudut
30° dan 60° terhadap kekuatan otot quadriceps.
7
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui latihan single leg extension sudut 30° dapat
meningkatkan kekuatan otot quadriceps.
b. Untuk mengetahui latihan single leg extension sudut 60° dapat
meningkatkan kekuatan otot quadriceps.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi pelayanan fisioterapi
Untuk menambah wawasan dalam pemberian sudut 30° dan 60° pada
latihan single leg extension terhadap kekuatan otot quadriceps.
2. Manfaat bagi pendidikan
Akan menambah khasanah keilmuan fisioterapi dalam wadah
fisioterapi olahraga.
3. Bagi peneliti
Menambah
pengetahuan,
wawasan
dan
pengalaman
dalam
pengembangan diri dalam mengabdikan diri pada dunia kesehatan
khususnya dalam bidang fisioterapi dan kesempatan bagi penulis untuk
mempelajari manfaat perbedaan sudut 30° dan 60° pada latihan single
leg extension terhadap kekuatan otot quadriceps.
Download