BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dari berbagai jenis

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dari berbagai jenis olahraga prestasi, beladiri merupakan salah satu
cabang olahraga yang berkembang di Indonesia. Olahraga beladiri yang ada di
Indonesia antara lain taekwondo, karate, kempo, yudho, dan sebagainya.
Taekwondo sebagai salah satu cabang olahraga beladiri yang banyak digemari
dan berkembang di Indonesia, terutama anak-anak dan remaja. Bagi anggota
perkumpulan taekwondo, prestasi yang setinggi-tingginya merupakan suatu hal
yang sangat diinginkan. Untuk mencapai prestasi tersebut banyak faktor yang ikut
menentukan, yaitu kemampuan fisik, kesehatan fisik maupun mental, disiplin dan
ketekunan. Faktor-faktor tersebut harus dipertimbangkan dan diperhitungkan
dalam menyusun dan melaksanakan program latihan agar prestasi yang maksimal
dapat dicapai.
Taekwondo adalah olahraga beladiri modern yang berakar pada beladiri
tradisional korea. Taekwondo mempunyai banyak kelebihan, tidak hanya
mengajarkan aspek fisik semata, seperti keahlian dalam bertarung, melainkan juga
sangat menekankan pengajaran aspek disiplin mental. Dengan demikian,
taekwondo akan membentuk sikap mental yang kuat dan etika yang baik bagi
orang yang secara sungguh-sungguh mempelajarinya dengan benar. Taekwondo
terdiri dari 3 kata : tae berarti kaki/ menghancurkan dengan teknik tendangan,
kwon berarti tangan/ menghantam dan mempertahankan diri dengan teknik
2
tangan, serta do yang berarti seni/ cara mendisiplinkan diri. Gerakan-gerakan ini
harus dilakukan berulang-ulang dan dalam tempo yang lama, selama pertandingan
berlangsung. Akibat proses gerakan itu akan menghasilkan “kelelahan”, yang
akan berpengaruh langsung pada kerja jantung, paru-paru, sistem peredaran
darah, pernapasan, kerja otot, dan persendian tubuh. Akan tetapi, kualitas gerak
individu tergantung dari kemampuan gerak individu itu sendiri.
Gerakan-gerakan yang terdapat pada taekwondo adalah bagian tubuh yang
menjadi sasaran (Keup So), bagian tubuh yang digunakan untuk menyerang atau
bertahan, sikap kuda-kuda (Seogi), teknik bertahan/menangkis (Makki), dan
teknik serangan (Kongkyok Kisul). Seorang atlet taekwondo harus mengetahui
dan menguasai teknik dasar pada taekwondo. Beberapa teknik serangan yang
perlu diketahui oleh atlet taekwondo adalah pukulan/jierugi (Punching),
sabetan/chigi (Striking), tusukan/chierugi (Thrusting), dan tendangan/chagi
(Kicking).
Gerakan yang paling dominan dalam taekwondo adalah tendangan. Untuk
melakukan teknik tendangan diperlukan kecepatan, kekuatan, fleksibilitas, dan
terutama keseimbangan yang prima. Selain itu, diperlukan juga penguasaan jarak
dan timing yang tepat agar tendangan tersebut menjadi efektif. Beberapa pedoman
penting dalam melakukan teknik tendangan menurut Suryadi (2002) adalah
memaksimalkan kekuatan tendangan dengan kekuatan dan kelenturan lutut, jaga
konsentrasi dan pandangan pada sasaran serta aturlah jarak dan timing, setelah
melakukan tendangan, kaki harus secepatnya ditarik dan kembali siap untuk
melakukan tendangan atau gerakan selanjutnya.
3
Otot quadriceps bersifat multiaxial karena fungsinya lebih banyak untuk
gerak dinamik. Otot quadriceps merupakan otot yang sangat kuat karena
menghasilkan performa otot yang tinggi. Pada saat posisi ekstensi lutut, beban
kerja otot quadriceps diberikan dalam bentuk massa yang harus dilawan atau
dipindahkan oleh gaya kontraksi otot quadriceps. Dengan memperhatikan resisten
dan repetisi, pembebanan terhadap otot quadriceps dapat diatur pada kekuatan
otot, peningkatan kekuatan otot quadriceps awalnya disebabkan oleh perbaikan
kontrol sistem saraf motorik seperti koaktifasi otot agonis dan antagonis. Atlet
taekwondo dengan tingkat ketahanan tinggi memiliki proporsi serabut otot lambat
yang lebih tinggi. Serabut ini lebih efisien dalam menggunakan oksigen saat atlet
taekwondo melakukan latihan untuk menghasilkan tenaga lebih secara terusmenerus untuk kontraksi otot dalam waktu lama. Perubahan adaptif jangka
panjang dapat terjadi pada serabut otot yang merespon lebih efisien terhadap atlet
taekwondo. Fungsi yang dihasilkan dari ekstensi lutut, jika otot menggunakan
beban tubuh maka beban yang dihasilkan sangat besar seperti menendang,
melompat, dan mendorong.
Fisioterapi memandang sehat sebagai suatu keadaan jika potensi gerak dan
kebutuhan dapat seimbang sehingga gerak aktual sama dengan gerak fungsional.
Salah satu modalitas fisioterapi dalam meningkatkan tendangan pada otot
quadriceps pada atlet taekwondo dengan melakukan terapi latihan seperti latihan
penguatan, hal ini sesuai dengan Permenkes No. 80 Tahun 2013 yang menyatakan
bahwa: “Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada
individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara, dan
4
memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan dengan
menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik
elektroterapeutik dan mekanik), pelatihan fungsi, komunikasi”.
Salah satu latihan penguatan yang bertujuan untuk meningkatkan kekuatan
otot quadriceps adalah latihan core stability dan latihan lunges.
Latihan core stability adalah kemampuan untuk mengontrol posisi dan
gerakan trunk melalui pelvic dan ankle untuk memungkinkan produksi optimal,
transfer, dan kontrol kekuatan dan gerakan ke segmen terminal dalam aktifitas
rantai kinetik terintegrasi (Kibler, 2006).
Core stability merupakan kemampuan lumbal spinalis dan pelvic untuk
menyangga dirinya dalam keselarasan ketika terlibat dalam gerakan atau posisi
yang statik. Penguatan otot diafragma juga berpengaruh pada kontrol postur,
dimana otot diafragma berperan dalam respirasi dan kontrol stabilitas.
Aktivitas core stability akan membantu memelihara postur yang baik
dalam melakukan gerak serta menjadi dasar untuk semua gerakan pada lengan
dan tungkai. Hal tersebut menunjukkan bahwa hanya dengan stabilitas postur
(aktivasi otot-otot core stability) yang optimal, maka mobilitas pada ekstremitas
dapat dilakukan dengan efisien (Brandon, 2002).
Latihan lunges adalah salah satu gerakan dynamic stretching dengan
gerakan mendorong kaki ke depan belakang dengan arah badan mengikuti arah
yang dituju.
Melalui latihan kondisi fisik kebugaran jasmani atlet dapat dipertahankan
atau ditingkatkan, baik yang berhubungan dengan keterampilan maupun dengan
5
kesehatan secara umum. Dimana kebugaran jasmani ini diukur sebagai penentu
ukuran kemampuan fisik seseorang (atlet) dalam melaksanakan tugasnya seharihari. Latihan kondisi fisik merupakan program pokok dalam pembinaan atlet
untuk berprestasi di semua cabang olahraga khususnya olahraga taekwondo.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mengangkat
judul tersebut dalam bentuk penelitian dan memaparkannya dalam bentuk skripsi
dengan judul “Penambahan Latihan Core Stability Pada Latihan Lunges Terhadap
Peningkatan Kekuatan Otot Quadriceps Pada Pemain Taekwondo”.
B. Identifikasi Masalah
Permasalahan yang terjadi pada atlet taekwondo yang sering mengalami
cidera diakibatkan oleh beberapa hal, seperti metode latihan yang salah, kelainan
struktural yang menekan bagian tubuh tertentu lebih banyak dari pada bagian
tubuh yang lainnya, kelemahan pada otot, tendon dan ligamen. Adapun beberapa
cidera dalam taekwondo, seperti chondromalasia pattelae, cidera hamstring,
sprain ankle, dan shin splints. Cidera seperti ini sangat sering terjadi pada
pertandingan fight di taekwondo. Karena sifat pertandingan yang kontak badan,
serta mendominasi gerakan tendangan, maka benturan baik punggung kaki
dengan lutut, atau lutut dengan lutut sangat sering terjadi. Pada shin splints
disebabkan adanya robekan kecil pada otot-otot kaki yang berhubungan erat
dengan tulang. Walaupun sudah menggunakan shin guard tetapi ternyata benturan
antara kaki bisa menembus pelindungnya. Sehingga jika selesai bertanding bagian
yang tergores akan terlihat memerah, lebam dan bengkak.
6
Dalam permainan taekwondo sangat diperlukan teknik kecepatan dan
ketepatan dalam menyerang lawannya. Pada permainan taekwondo terdapat
beberapa teknik serangan/ Kongkyok Kisul yang terdiri dari : pukulan/ Jierugi,
sabetan/ Chigi, tusukan/ Chierugi, tendangan/ Chagi. Salah satu teknik
menyerang yang paling sering digunakan dalam taekwondo adalah tendangan.
Tendangan merupakan pola serangan yang efektif untuk mendapatkan
poin dalam pertandingan, dalam hal ini kemampuan power otot tungkai sangat
berperan penting. Teknik tendangan harus ditingkatkan pada atlet taekwondo.
Untuk bisa menghasilkan tendangan yang sempurna saat menghadapi lawan,
komponen yang berpengaruh dalam kondisi fisik selain power diantaranya
kecepatan, daya tahan, kelincahan, kelentukan, ketepatan, keseimbangan dan
koordinasi.
Dalam meningkatkan tendangan pada pemain taekwondo, dapat
digunakan metode latihan yaitu dengan latihan core stability dan latihan lunges.
Adapun materi latihan core stability untuk mempertahankan keseimbangan dalam
berbagai gerakan dan kontrol postur. Karena keseimbangan postur dalam berbagai
posisi hanya akan dimungkinkan jika respon dari otot-otot postural bekerja secara
sinergis. Latihan core stability mempunyai kaitan antara core stability dengan hip,
knee, dan ankle. Hal ini karena semua bagian pada tubuh terhubung satu sama
lain, baik secara langsung maupun tidak langsung. Selain itu juga sesuai dengan
Teori Iridiasi, yaitu bila terdapat stimulus yang kuat pada satu region tertentu,
maka stimulus tersebut akan disebarkan ke regio lain, (terutama regio yang
berdekatan dengan regio yang terstimulus tersebut). Jika otot core kuat, maka
7
otot-otot pada hip, knee, dan ankle juga akan menjadi kuat. Dengan adanya
kekuatan pada core, otot-otot hip, knee, dan ankle dapat meningkatkan kecepatan.
Latihan core stability merupakan latihan yang sangat berpengaruh dalam setiap
olahraga karena otot-otot core merupakan penghubung antara upper dan lower
extremity. Selain sebagai penghubung antara upper dan lower extremity, core
stability juga berpengaruh dalam meminimalisir terjadinya cidera olahraga.
Sedangkan latihan lunges merupakan latihan yang sangat efektif untuk
meningkatkan perkembangan dan kekuatan otot bagian bawah tubuh. Otot-otot
tersebut dapat memberikan stabilisasi dari gerakan di sekitar sendi pergelangan
kaki. Lunges membutuhkan keseimbangan dan kordinasi tubuh yang baik, hampir
seluruh otot tubuh akan bekerja sama untuk menyesuaikan diri dengan latihan ini.
Otot-otot yang turut menjaga keseimbangan akan berkontraksi, untuk menjaga
bagian atas dan bawah terkoordinasi dengan baik.
8
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian-uraian diatas penulis dapat merumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Apakah latihan lunges dapat meningkatkan kekuatan otot quadriceps?
2. Apakah penambahan latihan core stability pada latihan lunges dapat
meningkatkan kekuatan otot quadriceps?
3. Adakah perbedaan penambahan latihan core stability pada latihan lunges
terhadap kekuatan otot quadriceps pada pemain tekwondo?
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui perbedaan penambahan latihan core stability pada
latihan lunges terhadap kekuatan otot quadriceps pada pemain taekwondo.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui latihan lunges dalam meningkatkan kekuatan otot
quadriceps pada pemain taekwondo..
b. Untuk mengetahui penambahan latihan core stability pada latihan lunges
dalam meningkatkan kekuatan otot quadriceps pada pemain taekwondo.
9
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pelayanan Fisioterapi
a. Sebagai informasi tambahan dalam meningkatkan pelayanan fisioterapi.
b. Dapat memberikan informasi dan gambaran tentang penambahan latihan
core stability pada latihan lunges terhadap peningkatan kekuatan otot
quadriceps.
c. Agar dapat memberikan palayanan fisioterapi yang tepat, berdasarkan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Bagi Institusi Pendidikan
a. Menambah khasanah pengetahuan.
b. Sebagai bahan acuan dan perbandingan untuk penelitian di kemudian hari.
c. Pengembangan keilmuan fisioterapi.
3. Manfaat Bagi Penulis
a. Penelitian ini memberikan kesempatan dan peluang bagi penulis untuk
mempelajari bentuk latihan core stability dan bentuk latihan lunges
terhadap peningkatan kekuatan otot quadriceps.
b. Melatih untuk membuktikan berdasarkan analisa teori dengan uji hipotesa.
Download