Jurnal Law Reform Volume 11, Nomor 1, Tahun 2015 Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro ARTI PENTING PERJANJIAN TERTULIS ANTARA PEMILIK DAN PENGGUNA KARYA SENI FOTOGRAFI UNTUK KEPENTINGAN PROMOSI KOMERSIAL Sujana Donandi S*, Etty Susilowati** Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro [email protected] ABSTRAK Hasil karya seni fotografi merupakan salah satu ciptaan yang sering digunakan pada promosi komersial. Perjanjian berbentuk tertulis pada penggunaan hasil karya seni fotografi untuk kepentingan promosi komersial sangat penting untuk memberikan perlindungan hukum dalam hubungan hukum antara pemilik dan pengguna hasil karya seni fotografi. Perlindungan hukum juga diperlukan dalam penggunaan hasil karya seni fotografi untuk kepentingan promosi komersial tanpa izin guna mengembalikan hak-hak yang seharusnya dinikmati oleh pemilik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui arti penting perjanjian tertulis pada penggunaan hasil karya seni fotografi untuk kepentingan promosi komersial dan mendalami mengenai penyelesaian penggunaan hasil karya seni fotografi untuk kepentingan promosi komersial tanpa izin dari pemilik. Metode penelitian yang digunakan adalah yuridis empiris. Simpulan Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan hasil karya seni untuk kepentingan promosi komersial perlu diperjanjikan secara tertulis karena beberapa alasan berikut: (a) Perjanjian tertulis dapat menjadi bukti untuk melaksanakan prestasi (b) Perjanjian tertulis dapat menjadi alat bukti yang kuat (c) Untuk menentukan siapa Pencipta karya seni fotografi dalam suatu hubungan kerja (d) Sebagai dasar untuk menentukan siapa Pemegang Cipta karya seni fotogtrafi (e) Perjanjian tertulis dapat menimbulkan akibat hukum bagi pihak ketiga. Penyelesaian penggunaan hasil karya seni fotografi untuk kepentingan promosi komersial tanpa izin dapat ditempuh melalui beberapa cara sebagai berikut: (a) melalui alternatif penyelesaian perkara di luar persidangan, seperti konsultasi, mediasi, konsiliasi, dan pendapat ahli (b) Arbitrase (c) melalui mekanisme pengadilan. Kata Kunci : Arti Penting; Karya Seni Fotografi; Pemilik dan Pengguna; Perjanjian Tertulis; Promosi Komersial * ** Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Hukum UNDIP Penulis Kedua, Penulis Koresponden 43 Jurnal Law Reform Volume 11, Nomor 1, Tahun 2015 Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro A. Pendahuluan mengurangi 1. Latar Belakang perundang-undangan yang berlaku. Hak Cipta pembatasan menurut peraturan mengandung Hak Ekonomi dan Hak Moral. Hak Aktivitas ekonomi terus berkembang dari Ekonomi dikenal juga dengan istilah financial right, waktu ke waktu. Kegiatan ekonomi yang dijalankan yaitu hak yang dimiliki oleh seorang pencipta untuk oleh pelaku usaha tidak dapat dilepaskan dari ilmu mendapatkan keuntungan atas ciptaannya. Hak pengetahuan dan teknolgi. Keberadaan ilmu Moral merupakan hak yang khusus serta kekal pengetahuan dan teknologi dalam kegiatan usaha yang dimiliki si pencipta atas hasil ciptaannya, dan menjadi tanda eksistensi Hak Kekayaan Intelektual hak itu tidak dipisahkan dari penciptanya. Hak atau yang juga dikenal dengan HKI dalam kegiatan moral ini memiliki tiga dasar, yaitu hak untuk bisnis. mengumumkan (the right of publication); hak Bentuk HKI antara lain Hak Merek, Hak paterniti (the right of paternity); dan hak integritas Paten, Desain Industri, Desain Tata Letak Sirkuit (the right of intergrity). Terpadu, Rahasia Dagang dan Hak Cipta. Hak Salah satu permasalahan Hak Cipta di Cipta kini diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 bidang Tahun 2014. Pasal 1 angka 1 Undang-Undang seni dalam kegiatan bisnis adalah penggunaan hasil karya seni fotografi untuk Nomor 28 Tahun 20014 Tentang Hak Cipta yang kepentingan promosi komersial. Penggunaan foto selanjutnya disebut Undang-Undang Hak Cipta untuk kepentingan promosi komersial dapat dilihat menyatakan bahwa: pada produk-produk ataupun tempat-tempat usaha “Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang menggunakan foto-foto public figure ataupun yang timbul secara otomatis berdasarkan foto milik fotografer tertentu untuk mempromosikan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan produk ataupun tempat usahanya. Karya seni diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa fotografi merupakan bagian dari Hak Cipta yang mengurangi pembatasan sesuai dengan dilindungi ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 40 ayat (1) huruf peraturan perundang- undangan.” Hak Ekslusif untuk Undang-Undang Hak Cipta k. Karya Seni fotografi juga diatur secara khusus dalam Hak dalam Bagian ketiga Paragfaf 2 Tentang Hak Cipta Ekonomi atas Potret Pasal 12-15 Undang-Undang menunjukkan bahwa hak yang dimiliki oleh Pencipta oleh mengumumkan Hak Cipta. atau Permasalahan penggunaan karya seni memperbanyak ciptaannya, yang timbul secara fotografi bisa terjadi dalam beberapa kondisi. otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa 44 Jurnal Law Reform Volume 11, Nomor 1, Tahun 2015 Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Kondisi pertama adalah permasalahan antara kepentingan promosi komersial sangat perlu diatur pelaku usaha selaku pengguna hasil karya seni dalam fotografi dengan fotografer yang fotonya dipakai penggunaan foto secara tidak tertulis sangat untuk kepentingan promosi yang bersifat komersial. memungkinkan terjadinya masalah antara pemilik Permasalahan berikutnya yang sering terjadi dan pengguna karya seni fotografi. Selain itu, adalah antara pelaku usaha dengan orang ataupun penggunaan foto untuk kepentingan promosi tokoh yang wajahnya dimuat pada promosi yang komersial tanpa izin pemiliknya juga dapat dilakukan oleh pelaku usaha. merugikan pemilik foto. Pada realitanya, ketentuan pengunaan suatu perjanjian tertulis. Praktek 2. Metode Penelitian hasil karya seni fotografi untuk kepentingan promosi komersial jarang dituangkan dalam Metode yang digunakan dalam penelitian perjanjian yang tertulis. Hal ini yang kemudian ini adalah Metode Penelitian yuridis empiris. menimbulkan konflik dan sengketa baik antara Metode Penelitian Yuridis Empiris adalah Metode pemakai dan pemanfaat hasil karya seni fotografi penelitian yang mempunyai objek kajian mengenai dengan fotografer dan atau model yang digunakan perilaku masyarakat. Penelitian ini secara spesifik dalam foto. merupakan penelitian yang bersifat deskriptif Penggunaan hasil karya seni fotografi juga analitis. Penelitian ini menggambarkan peraturan sering dilakukan tanpa izin. Penggunaan tanpa izin perundang-perundangan yang berlaku dikaitkan juga memungkinkan terjadi masalah dengan teori-teori hukum dan praktek pelaksanaan mengingat bahwa ada hak-hak pemilik karya seni hukum positif yang menyangkut masalah tersebut. fotografi yang harus dihormati atas ciptaan Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah tersebut. Salah satu kasus penggunaan hasil karya data sekunder dan data primer. Data sekunder seni fotografi tanpa ijin adalah antara Dinas dalam penelitian ini akan diperoleh melalui Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten peraturan perundang-undangan serta buku-buku melawan seorang fotografer bernama Nurhairin hukum yang berhubungan dengan hubungan yang yang hukum antara pemilik dan pengguna karya seni digunakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata fotografi untuk kepentingan promosi komersial. Provinsi Banten adalah miliknya dan digunakan Pengumpulan data primer dilakukan dengan tanpa meminta izin darinya selaku pemilik foto. observasi disertai pencatatan di lokasi penelitian. sangat mengklaim bahwa foto-fotonya Analisis data pada penelitian ini dilakukan secara Kasus-kasus di atas menunjukkan bahwa kualitatif. penggunaan suatu karya seni fotografi untuk 45 Jurnal Law Reform Volume 11, Nomor 1, Tahun 2015 Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro 3. Kerangka Teori dianggap sebagai pihak yang memiliki hak eksklusif. Kepemilikan hasil karya seni fotografi untuk b. Sistem Konstitutif; kepentingan promosi tentu tidak dapat dilepaskan Sistem konstitutif menyandarkan perolehan hak dari teori-teori khusunya teori kepemilikan. Ada eksklusif dari pendaftaran objek HKI (first to beberapa teori kepemilikan antara lain: register). a. Teori Domeinleer Hak seeorang untuk memiliki benda secara Teori-teori tanggung jawab hukum yang pribadi disebut hak dominium dan hak penguasa dapat digunakan dalam penelitian ini antara lain: untuk mengatur penggunaan barang-barang a. Teori Tanggung Jawab Tradisional disebut dengan hak imperium. b. Teori Hak Milik Pribadi Teori tanggung jawab tradisional mengatakan Teori ini disebut juga accupation theory. Teori ini bahwa tanggung jawab hukum terbagi ke dalam menyatakan bahwa hak individu untuk memiliki dua bentuk, yaitu berdasarkan kesalahan (based dan mengalihkan benda miliknya adalah hak on fault) dan pertanggungjawaban mutlak alamiah/kodrati dari individu tersebut. (absolute responsibility). b. Teori Tanggung Jawab Perbuatan Melawan c. Teori Kepemilikan Sosial Dalam teori ini, Hukum Semua alat-alat produksi Perbuatan melawan hukum diartikan sebagai ekonomi dikuasai oleh negara dan kepemilikan suatu perbuatan atau kealpaan yang atau individu tidak diakui. bertentangan dengan hak orang lain, atau Salah satu teori yang dapat membantu bertentangan dengan kewajiban si pelaku atau menentukan kepemilikan karya seni fotografi untuk bertentangan, kepentingan promosi adalah teori lahirnya Hak baik dengan kesusilaan, pergaulan hidup terhadap orang lain atau benda, Kekayaan Intelektual. Menurut Gatot Supramono, sedang barang siapa karena salahnya sebagai pada prinsipnya HKI lahir melalui dua sistem, yaitu: akibat dari perbuatannya itu telah mendatangkan kerugian pada orang lain, a. Sistem deklaratif berkewajiban membayar ganti kerugian. Seseorang boleh mendaftarkan atau tidak mendaftarkan objek HKI, karena pendaftaran berakibat bahwa orang yang mendaftarkan Beberapa teori perlindungan hukum yang dapat digunakan dalam penelitian ini antara lain: 46 Jurnal Law Reform Volume 11, Nomor 1, Tahun 2015 Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro a. Teori Perlindungan Hukum Integratif dan untuk mengetahui realita penggunaan hasil karya Koordinatif seni fotografi untuk kepentingan promosi komersial. Menurut Fitzgerald, bertujuan Berdasarkan hasil observasi, penulis menemukan mengkoordinasikan bahwa penggunaan karya seni fotografi untuk berbagai kepentingan dalam masyarakat karena kepentingan promosi di kota semarang masih dalam kepentingan, dilakukan secara lisan khususnya dalam promosi perlindungan terhadap kepentingan tertentu lingkup kecil, seperti promosi restaurant ataupun hanya dapat dilakukan dengan cara membatasi butik yang terbatas untuk wilayah di mana usaha berbagai kepentingan di lain pihak. tersebut berada. mengintegrasikan suatu hukum dan lalu lintas b. Teori Perlindungan Hukum Prediktif dan Perjanjian penggunaan suatu karya seni Antisipatif fotografi untuk kepentingan promosi komersial sangat penting dalam melindungi hak dan Menurut lili rasjidi dan I.B Wysa Putra kewajiban pemakai dan pengguna. Salah satu arti berpendapat bahwa hukum dapat difungsikan penting perjanjian tertulis adalah sebagai bukti kuat untuk mewujudkan perlindungan yang sifatnya untuk menuntut hak dan kewajiban bagi pihak lain tidak sekedar adaptif dan fleksibel, melainkan yang terikat dalam perjanjian penggunaan hasil juga prediktif dan antisipatif. karya seni fotografi untuk kepentingan promosi c. Teori Perlindungan Hukum Preventif dan komersial. Keberadaan perjanjian dalam Represif penggunaan karya seni fotografi untuk kepentingan Perlindungan hukum yang preventif bertujuan promosi komersial dapat meminimalisir terjadinya untuk mencegah terjadinya sengketa, yang penyangkalan oleh para pihak atas kewajiban yang mengarahkan tindakan pemerintah berikap hati- melekat pada dirinya. hati dalam pengambilan keputusan berdasarkan diskresi, represif diperjanjikan secara tertulis karena perjanjian terjadinya tertulis dapat menjadi bukti yang kuat di sengketa, termasuk penangananya di lembaga persidangan. Perjanjian penggunaan karya seni peradilan. fotografi yang tertulis juga dapat digunakan dalam bertujuan dan perlindungan untuk yang Penggunaan karya seni fotografi juga perlu menyelesaikan menentukan siapa yang berhak dinyatakan sebagai B. Hasil Penelitian dan Pembahasan Penulis melakukan observasi pencipta dan pemegang Hak Cipta suatu karya seni fotografi. dan Undang-Undang telah mengatur mengenai siapa yang dapat dianggap sebagai wawancara di studio-studio foto dan para fotografer 47 Jurnal Law Reform Volume 11, Nomor 1, Tahun 2015 Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Pencipta. Akan tetapi, Undang-Undang juga suatu upaya penyelesaian sengketa para memberikan pengecualian apabila ada perjanjian pihak tanpa melalui proses pengadilan tertentu yang mengatur mengenai Pencipta atas dengan Ciptaan dalam suatu hubungan kerja. bersama atas dasar kerja sama yang lebih tujuan mencapai kesepakatan harmonis dan kreatif; Pemberian lisensi penggunaan karya seni fotografi untuk kepentingan promosi komersial harus dilakukan secara tertulis karena perjanjian c. Konsiliasi tertulis dalam penggunaan karya seni fotografi penyelesaian dengan menunjuk seorang dapat menunjukkan siapa yang menjadi pemegang konsiliator Hak Cipta suatu karya seni fotografi karena hanya yang bertindak menjadi penengah bagi para pihak berdasarkan pemegang Hak Cipta yang boleh memberikan kesepakatan lisensi penggunaan karya seni fotografi. Perjanjian para pihak dengan mengusahakan solusi yang dapat diterima; tertulis dalam penggunaan karya seni fotografi d. Penilaian ahli untuk kepentingan promosi komersial juga dapat Pendapat para ahli untuk suatu hal yang berfungsi dalam hal berhadapan dengan pihak bersifat teknis dan sesuai dengan bidang ketiga sebagaimana ditentukan dalam Pasal 83 keahliannya sesuai dengan sengketa yang angka (3) Undang-Undang Hak Cipta. terjadi antara para pihak. Penyelesaian penggunaan karya seni fotografi untuk kepentingan promosi komersial 2. Arbitrase; tanpa izin pemilik karya seni fotografi dapat Merupakan penyelesaian sengketa dengan ditempuh dengan beberapa cara, antara lain: menyerahkan kewenangan untuk memeriksa dan mengadili sengketa pada tingkat pertama 1. Melalui Alternatif Penyelesaian sengketa; dan terakhir kepada pihak ketiga yang netral dan seperti: independen yang disebut arbiter. a. Mediasi 3. Melalui mekanisme pengadilan. Merupakan penyelesaian sengketa melalui perundingan di antara para pihak yang Bentuk tanggung jawab atas penggunaan bersengketa dengan bantuan pihak ketiga karya seni komersial untuk kepentingan promosi yang netral dan independen, yang disebut komersial tanpa adanya izin dari pemilik yang harus mediator yang dipilih sendiri oleh para pihak; dipenuhi oleh pengguna terhadap pemilik adalah b. Negosiasi 48 Jurnal Law Reform Volume 11, Nomor 1, Tahun 2015 Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro pengguna wajib membayar ganti kerugian. Ganti e. Untuk menentukan siapa pemegang Hak kerugian yang dapat dituntut oleh pemilik yang merasa hasil karya seni fotografi Cipta karya Seni Fotografi; miliknya f. Menimbulkan akibat hukum bagi pihak digunakan tanpa izin memiliki dua bentuk, yaitu ketiga. materiil dan immaterill. Ganti kerugian merupakan 1.b.Penyelesaian dapat ditempuh melalui beberapa akibat dari suatu sebab berupa perbuatan mekanisme penyelesaian sengketa, antara lain: penggunaan karya seni fotografi untuk kepentingan a. Melalui Alternatif Penyelesaian sengketa, promosi komersial. Pemberian ganti kerugian pada seperti: terbuktinya penggunaan hasil karya seni fotografi 1)Negosiasi; untuk kepentingan promosi komersial tanpa izin 2)Mediasi; pemilik merupakan wujud perlindungan hukum bagi 3)Konsiliasi; pemilik. 4)Pendapat ahli; b. Arbitrase, dengan menyerahkan C. Simpulan dan Saran penyelesaian kepada lembaga Arbitrase 1. Simpulan dengan menggunakan arbiter selaku hakim Berdasarkan hasil penelitian untuk menyelesaikan perkara. dan c. Melalui mekanisme pengadilan, dengan pembahasan, penulis menyimpulkan bahwa: 1.a. Arti penting penggunaan perjanjian karya tertulis memasukkan gugatan perbuatan melawan dalam hukum secara perdata kepada Pengadilan seni fotografi untuk Niaga. kepntingan promosi komersial antara lain: a. Sebagai Kewajiban bukti menuntut dalam Hak dan pembuatan dan penggunaan karya seni fotografi untuk 2. Saran kepentingan promosi komersial; Berdasarkan b. Sebagai alat bukti di persidangan; Kesimpulan yang telah disampaikan, penulis memberikan saran sebagai c. Untuk melindungi hak-hak yang melekat berikut: pada karya seni fotografi; d. Untuk menentukan siapa pencipta karya a. Bagi para pemilik dan pengguna hasil karya seni fotografi dalam hubungan kerja; seni fotografi, penulis menyarankan untuk 49 Jurnal Law Reform Volume 11, Nomor 1, Tahun 2015 Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro mulai menerapkan perjanjian secara tertulis Teknologi Indonesia, Bandung: Penerbit ketika dalam kerjasama penggunaan hasil Alumni. karya seni fotografi untuk kepentingan promosi komersial. Perjanjian yang tertulis Boediono, Herlien. 2006. Asas Keseimbangan Bagi akan menjadi dasar hukum yang kuat untuk Hukum Perjanjian Indonesia: Hukum melindungi hak dan kewajiban pemilik Perjanjian maupun pengguna hasil karya seni fotografi. Wigati Indonesia. Bandung: citra Aditya b. Bagi pemerintah, penulis menyarankan untuk Berlandaskan Asas-Asas Bakti meningkatkan sosialisasi mengenai eksitensi Undang-Undang hak Cipta yang sampai saat Damian, Eddy. 2005. Hukum Hak Cipta. Bandung : ini masih belum familiar bagi pelaku-pelaku Alumni. usaha di bidang seni, khususnya karya seni fotografi. Penulis juga menyarankan bagi Djumhana, Muhamad dan Djubaedillah. 2014. Hak pemerintah untuk membentuk suatu aturan Milik Intelektual. Bandung: Citra Aditya ataupun mekanisme uji kelayakan Hak Cipta Bakti. pada promosi yang bersifat komersial. Uji kelayakan ini dibentuk untuk memastikan Etty Susilowati. 2013. Hak Kekayaan Intelektual bahwa penggunaan hak-hak Cipta yang dan Lisensi pada HKI. Semarang: Badan terdapat pada suatu promosi komersial telah Penerbit Universitas Diponegoro. memenuhi persyaratan-persyaratan sah secara hukum baik secara formil (keabsahan) Fajar, Mukti dan Yulianto Achmad. 2013. Dualisme maupun materiil (konten). Hal ini penting Penelitian Hukum Normatif dan Empiris, untuk memberikan perlindungan hukum yang Yogyakarta:Pustaka Pelajar. preventif bagi pencipta maupun pemegang Macpherson, C.B. 1989, Pemikiran Dasar Tentang Hak Cipta. Hak Milik, Jakarta: Yayasan LBH. DAFTAR PUSTAKA A. Buku Margono, Suyud. 2010. Aspek Hukum Komersial Aset Intelektual. Bandung: Nuansa Aulia. Astutty, Mochtar Dewi. 2001.Perjanjian Lisensi Alih Teknologi dalam Pengembangan 50 Jurnal Law Reform Volume 11, Nomor 1, Tahun 2015 Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Marzuki, Peter Mahmud. 2003. Batas-Batas Suryodiningrat, M. 1985. Azas-Azas Hukum Kebebasan berkontrak. Yuridika. Perikatan. Bandung: Tarsito. Syaifuddin, Muhammad. 2012. Hukum Kontrak. Muhammad, Abdul Kadir. 1982. Hukum Perikatan. Bandung: Mandar Maju. Bandung: Alumni ____________________ 2004. Hukum Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2008. Kamus dan Bahasa Penelitian Hukum. Bandung: Citra Aditya. Jakarta: Indonesia. Pusat Bahasa. Prodjodikoro, R. Wirjono. 1991. Hukum Perdata Tjiptono, tentang Persetujuan Tertentu, Bandung: Fandy. 1999. Strategi pemasaran. Yogyakarta: Andi. Penerbit Sumur. Widjaja, I.G. Rai. 2004. Merancang Suatu Kontrak. Raharjo, Satijipto. 2000. Ilmu Hukum. Bandung: PT. Contract Drafting. Teori dan Praktek, Citra Aditya Bakti. Bekasi: Kesaint Blanc. Ramli, Ahmad M. 2000. HAKI (Hak Atas B. Undang-Undang Kepemilikan Intelektual) Teori Dasar Perlindungan Rahasia Dagang. Bandung: Undang-Undang Nomor 28 Tahun 20014 Tentang Mandar Maju. Hak Cipta Rasjidi, Lili dan I.B Wysa Putra. 1993. Hukum Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Sebagai Suatu Sistem. Bandung: Remaja Rusdakarya. S, Salim H. 2004. Perkembangan Hukum Kontrak C. Internet Innominant di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika. www.dgip.go.id https://groups.yahoo.com/neo/groups/de95/convers Subekti. 1996. Hukum Perjanjian. Jakarta : ations/topics/1512, Intermasa. diakses pada September 2014 pukul 16.17 WIB. 51 Kamis, 11 Jurnal Law Reform Volume 11, Nomor 1, Tahun 2015 Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol20801/ sriwijaya-berhak-menggunakan-foto-mantanpramugarinya, diakses pada Kamis, 11 September 2014 pukul 15.50. http://mediabanten.com/content/pasang-foto-tanpaizin-pemilik-disbudpar-disomasi, diakses pada Kamis, 11 September 2014 pukul 14.29 WIB. 52