BAB I

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Fotografi membuka mata terhadap dunia, menembus ruang dan menjelajah berbagai
tempat. Melalui foto, orang bisa melihat tempat dan peristiwa tanpa harus mendatangi
tempat tersebut dan mengalami peristiwa itu sendiri. Fotografi bukan lagi sebagai alat
dokumentasi melainkan sudah membawa pesan dan misi luhur. Ketika makin
terpinggirkan dan terlupakan, masih ada foto yang bercerita secara jujur dan mewartakan
kebenaran.
Merupakan suatu hal wajar bila fotografi menjadi sebuah aspek budaya yang
menggambarkan peradaban masyarakat. Kehidupan manusia masa kini merupakan mata
rantai yang tidak terpisahkan dari masa lalu dan terus berjalan menuju masa depan.
Karaton adalah sumber kebudayaan sebagai peninggalan leluhur bangsa Indonesia yang
telah menempuh lintasan sejarah yang panjang.
Seiring perkembangan Teknologi maupun kemajuan masyarakatnya yang makin
heterogen, perkembangan bangunan untuk tempat tinggal dan kebutuhan lainnyapun
semakin banyak dibutuhkan. Hotel dan Mall salah satu bangunan yang berkembang
sangat pesat saat ini. Dengan banyaknya perkembangan bangunan yang tinggi dan
modern dikhawatirkan dapat menyebabkan rusaknya nilai bangunan bersejarah, seperti
diketahui manfaat bangunan bersejarah misalnya Karaton, namun tetap saja sebagian dari
mereka tidak peduli akan hal itu.
Karena Karaton berdiri sebelum berdirinya Negara Republik Indonesia, adalah
sebuah “Negara” yang berpemerintahan sendiri (berdaulat) yang dikepalai oleh Ratu
1
2
(raja) yang memerintah secara turun-temurun. Sejarah merupakan peristiwa atau kejadian
masa lalu. Peristiwa tadi disusun berdasarkan fakta atau peninggalan dari beberapa masa
lalu. Dengan demikian bisa disebutkan bahwa berbagai peninggalan masa lalu, baik yang
berupa adat, tradisi, cultural, spiritual, religius, keagamaan dan sejarah, kesemuanya
mengandung makna “historis-kultural-spiritual/religius”, arti bernilai sejarah, bernilai
budaya dan bernilai religius termasuk nilai keagamaan.
Dengan mempelajari sejarah agar kita bisa menentukan sikap dan langkah positif
untuk masa depan yang lebih indah. Selain menjadi manusia bijaksana, dituntut manjadi
manusia yang “waspada”, dalam arti “eling” atau ingat agar selalu berhati-hati dalam
berbagai sikap atau tindakan supaya peristiwa buruk masa lalu tidak terulang di masa
depan.
Pemerintah dan masyarakat seharusnya saling bantu melestarikan bangunan yang
bernilai sejarah, misalnya Karaton. Pemerintah merupakan salah satu pihak utama yang
harus bertanggung jawab terhadap konservasi lingkungan dan bangunan bersejarah.
Dengan pengelolaan dan promosi kawasan yang dilindungi adalah salah satu cara
terpenting untuk melestarikan tempat bangunan bersejarah tetap eksis dan dapat
dinikmati masyarakat sampai masa depan.
Untuk menciptakan media promosi objek wisata bangunan bersejarah melalui
media fotografi, Penulis akan berusaha menciptakan foto yang semenarik mungkin
dengan konsep yang jelas, menyusun dan mempertimbangkan berbagai hal agar foto yang
dihasilkan menarik dan dapat di nikmati masyarakat umum.
3
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana menciptakan sebuah karya fotografi yang menarik dan efektif sehingga
dapat menarik antusias masyarakat luas untuk mengenal lebih dekat tentang
Bangunan bersejarah Karaton Kasunanan Surakarta melalalui karya fotografi?
2. Bagaimana merancang dan menciptakan media komunikasi visual pendukung
promosi sehingga menarik minat masyarakat untuk mengenal objek wisata Karaton
Kasunanan Surakarta?
C. Tujuan Perancangan
1. Menciptakan karya dengan teknik-teknik fotografi yang baik dan di kemas melalui
digital imaging untuk menghasilkan sebuah karya fotografi yang baik, sehingga dapat
di nikmati dan dapat menarik masyarakat luas.
2. Menciptakan media promosi pendukung melalui desain komunikasi visual dengan
konsep yang jelas, menyusun dan mempertimbangkan berbagai hal pada promosi
pendukung.
Download