Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 01, Nomor 02, Desember 2014 INOVASI PEMBELAJARAN MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK STORY MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMAHAMI BACAAN (READING COMPREHENSION) Ratna Wulandari, S.S, M.Pd MA BUSTANUL MUTA’ALLIMIN KOTA BLITAR Abstrak; Kualitas implementasi Kurikulum 2013 berdasarkan kualitas proses pembelajaran, bergantung pada kompetensi keterampilan guru dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi rancangan aktivitas pembelajaran yang produktif, kreatif, inovatif dan afektif melalui proses mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji dan mencipta. Manfaat teoritis yang diharapkan dari penelitian ini adalah bertambahnya referensi menuju perkembangan kualitas pembelajaran Bahasa Inggris khususnya dalam keterampilan membaca pada materi teks Narrative untuk siswa kelas X MA Bustanul Muta’allimin Tahun Pelajaran 2013-2014. Selain itu, penelitian ini bisa dijadikan sebagai dasar dalam melakukan penelitian selanjutnya dengan variabel yang lebih kompleks sehingga dapat mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang kependidikan. Sedangkan manfaat praktis yang diharapkan dalam penelitian ini, secara umum sebagai kajian terhadap guru dalam menyampaikan materi ajar dengan tujuan meningkatkan prestasi belajar siswa. Sedangkan manfaat praktis secara khusus, untuk memberikan solusi di dalam pembelajaran Bahasa Inggris pada keterampilan membaca pada materi teks Narrative dengan teknik story mappingmelalui pendekatan saintifik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan secara kolaborasi dilaksanakan melalui proses bersiklus dimulai dari tahap perencanaan, penerapan, pengumpulan data dan refleksi. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa teknik story mappingmelalui pendekatan saintifik dapat meningkatkan keterampilan memahami bacaan (reading comprehension) siswa kelas X MA Bustanul Muta’allimin Kota Blitar. Sehinggasangat disarankan bagi peneliti lain untuk menerapkan teknik story mapping diharapkan menjadi solusi permasalahan yang muncul dalam pembelajaran. Kata kunci: inovasi pembelajaran, pendekatan saintifik, teknik pembelajaran story mapping Ratna Wulandari, S.S, M.Pd PENDAHULUAN Pemberlakuan PP. No. 32 Tahun 2013 yang berisi perubahan atas PP. No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, berkaitan dengan pengimplementasian Kurikulum 2013 mengundang banyak harapan dan tantangan bagi tenaga pendidik dan kependidikan. Pada dasarnya, pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Kualitas implementasi Kurikulum 2013 ditentukan oleh kualitas proses pembelajaran, yang bergantung pada kompetensi keterampilan guru dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi rancangan aktivitas pembelajaran yang produktif, kreatif, inovatif dan afektif melalui proses mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji dan mencipta, sehingga diharapkan akan melahirkan kualitas pribadi yang mencerminkan keutuhan penguasaan sikap, pengetahuan dan ketrampilan. Menurut Widayanto (2013) : pembelajaran yang produktif, kreatif, inovatif dan afektif di antaranya didasarkan pada pendapat Dyers, J.H. et al (2011), Innovators DNA, Harvard Business Review, yang menyatakan bahwa2/3 dari kemampuan kreativitas seseorang diperoleh melalui pendidikan, 1/3 sisanya berasal dari genetik. Kebalikannya berlaku untuk kemampuan intelijensia yaitu: 1/3 dari pendidikan, 2/3 sisanya dari genetik. Pembelajaran berbasis intelejensia tidak akan memberikan hasil signifikan (hanya peningkatan 50%) dibandingkan yang berbasis kreatifitas (bisa mencapai sekitar 200%). Kemampuan kreativitas sendiri dapat diperoleh melalui: observing (mengamati), questioning (menanya), associating (menalar), experimenting (mencoba) serta networking (membentuk jejaring). Pembelajaran kreatif merupakan proses pembelajaran yang mengharuskan guru untuk dapat memotivasi dan memunculkan kreativitas peserta didik selama pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan beberapa metode dan strategi yang bervariasi, misalnya, kerja kelompok, bermain peran, dan pemecahan masalah. Pembelajaran kreatif menuntut guru untuk mampu merangsang kreativitas peserta didik, baik dalam mengembangkan kecakapan berpikir maupun dalam melakukan suatu tindakan. Berpikir kreatif selalu dimulai dengan berpikir kritis, yakni menemukan dan melahirkan sesuatu yang sebelumnya tidak ada atau memperbaiki sesuatu. Sehingga, berpikir kreatif harus dikembangkan dalam proses pembelajaran, agar peserta didik terbiasa untuk mengembangkan kreativitasnya. 206 Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 01, Nomor 02, Desember 2015 Inovasi Pembelajaran Dengan Teknik Story Mapping Secara singkat, perubahan pola pikir diharapkan benar-benar dapat terlaksana dalam proses pembelajaran dalam Kurikulum 2013, yakni yang tadinya berpusat pada guru; memiliki kecenderungan satu arah; pasif, maya/ abstrak; menggunakan alat/media tunggal akan dirubah menjadi berpusat pada siswa; interaktif; aktif menyelidiki; menggunakan konteks dunia nyata serta bersifat kolaboratif dan kooperatif (tim). Karakteristik penguatan dalam proses pembelajaran adalah menggunakan pendekatan saintifik melalui mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan dengan menggunakan ilmu pengetahuan sebagai penggerak pembelajaran untuk semua mata pelajaran, menuntun siswa untuk mencari tahu dan bukan diberi tahu (discovery learning), serta menekankan kemampuan berbahasa sebagai alat komunikasi, pembawa pengetahuan dan berfikir logis, sistematis serta kreatif. Oleh karena itu dibutuhkan kreativitas guru untuk menciptakan inovasi pembelajaran yang diperlukan dalam pencapaian hasil output yang diharapkan melalui pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik (mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan). Teknik pembelajaran merupakan cara guru menyampaikan bahan ajar yang telah disusun (dalam metode), berdasarkan pendekatan yang dianut. Teknik yang digunakan oleh guru bergantung pada kemampuan guru itu mencari akal atau siasat agar proses belajar mengajar dapat berjalan lancar dan berhasil dengan baik. Dalam menentukan teknik pembelajaran ini, guru perlu mempertimbangkan situasi kelas, lingkungan, kondisi siswa, sifat-sifat siswa, dan kondisi-kondisi yang lain. Dengan demikian, teknik pembelajaran yang digunakan oleh guru dapat sangat bervariasi (Ramelan, 1982). Keterampilan membaca merupakan hal penting di dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Di dalam mempelajari Bahasa Inggris sebagai bahasa asing, siswa diharapkan mampu memahami pesan dari sebuah teks bacaan sebagai bagian dari keterampilan memahami suatu bacaan (reading comprehension), menambah kosa kata serta meningkatkan keahlian kognitif dari siswa (Williams dalam Cahyono, 2006). Martin and Manno (1995) menyatakan bahwa kemampuan memahami suatu teks bacaan (reading comprehension) akan membimbing siswa untuk belajar membangun kemampuan menulis, serta menambah perbendaharaan kosa kata (Millah, 2013). Akan tetapi, banyak siswa memiliki kemampuan yang kurang dalam memahami susunan cerita dalam teks bacaan, terutama dalam pembelajaran bahasa Inggris yang masih konvensional (teacher-centered). Sehingga diharapkan dengan menggunakan story mapping yang terkesan menyusun sebuah puzzle, diharapkan membantu mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar. Teknik story mappingini diaplikasikan dalam bentuk outline sebagai langkah awal dalam kegiatan memahami pokok-pokok pikiran yang ada dalam cerita. Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 01, Nomor 02, Desember 2014 207 Ratna Wulandari, S.S, M.Pd Penggunaan metode pembelajaran story mappingini diharapkan dapat membantu siswa dalam keterampilan pemahaman bacaan (reading comprehension), khususnya pada materi teks Narrative. Materi yang lebih menekankan pada pemahaman bacaan melalui cerita-cerita rakyat, legenda ataupun fabel. Teks Narrative sendiri merupakan jenis teks yang bertujuan menghibur akan tetapi memiliki karakteristik membimbing pembaca kepada struktur cerita yang jelas karena ada bagian awal cerita, tengah cerita dan akhir cerita serta terselip pesan moral yang penting bagi pendidikan karakter peserta didik. Pada kenyataannya teknik story mapping ini belum familiar di Madrasah Aliyah Bustanul Muta’allimin Kota Blitar. Sehingga, dengan menggunakan teknik ini kegiatan belajar mengajar diharapkan dapat lebih efektif dan membantu siswa kelas X MA Bustanul Muta’allimin Kota Blitar Tahun Pelajaran 2013-2014 dalam keterampilan membaca. Akahirnya, diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar Bahasa Inggris khususnya pada materi teks Narrative. Pengajaran Bahasa Inggris di MA Bustanul Muta’allimin Kota Blitar selama ini kurang dapat memberikan hasil yang maksimal. Hal ini terlihat dari pencapaian KKM pada semester 1 yang hanya menunjukkan angka 60% (12 dari 20 siswa mencapai nilai KKM). Selain dipengaruhi dari fasilitas yang kurang memadai, juga cara mengajar guru kurang inovatif, sehingga kegiatan pembelajaran, terutama reading comprehension berlangsung apa adanya tanpa ada pembinaan yang maksimal, hal itu menyebabkan prestasi belajar Bahasa Inggris menjadi tidak optimal. Selain itu, penelitian terdahulu yang dilakukan dengan menggunakan story mapping pada siswa kelas 11 SMA Kemala Bhayangkari I Jakarta tahun pelajaran 2012-2013 menunjukkan hasil yang positif (Millah, 2013). Diantaranya antusias siswa dalam proses pembelajaran meningkat, yang diikuti dengan peningkatan nilai keterampilan membaca khususnya pada materi teks narrative. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Rachmawati (2012) yang mengadakan penelitian terkait pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Surakarta. Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, maka peneliti sebagai guru Bahasa Inggris di MA Bustanul Muta’allimin Kota Blitar mencoba melakukan kegiatan penelitian. Menerapkan teknik story mapping dalam pengajaran Bahasa Inggris pada keterampilan membacamateri teks Narrative di kelas X MA Bustanul Muta’allimin Tahun Pelajaran 2013/2014. Kegiatan belajar mengajar diharapkan dapat lebih efektif dan inovatif serta membantu meningkatkan prestasi belajar Bahasa Inggris berkaitan dengan pengimplementasian pembelajaran di dalam Kurikulum 2013 yang menggunakan pendekatan saintifik. 208 Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 01, Nomor 02, Desember 2015 Inovasi Pembelajaran Dengan Teknik Story Mapping Manfaat teoritis yang diharapkan dari penelitian ini adalah bertambahnya referensi menuju perkembangan kualitas pembelajaran Bahasa Inggris khususnya dalam keterampilan membaca pada materi teks Narrative untuk siswa kelas X MA Bustanul Muta’allimin Tahun Pelajaran 2013-2014. Selain itu, penelitian ini bisa dijadikan sebagai dasar dalam melakukan penelitian selanjutnya dengan variabel yang lebih kompleks sehingga dapat mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang kependidikan. Sedangkan manfaat praktis yang diharapkan dalam penelitian ini, secara umum sebagai kajian terhadap guru dalam menyampaikan materi ajar dengan tujuan meningkatkan prestasi belajar bidang studi Bahasa Inggris. Sedangkan manfaat praktis secara khusus, untuk memberikan solusi di dalam pembelajaran Bahasa Inggris pada keterampilan membaca pada materi teks Narrative dengan teknik story mappingmelalui pendekatan saintifik. Sedangkan bagi madrasah, penelitian ini diharapkan dapat memberi alternatif lain untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada bidang studi Bahasa Inggris. Kemmis & Mc Taggart dalam Suharsimi Arikunto et al (2007: 25) mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu proses yang dinamis dan mempunyai tahap-tahap yang berada dalam suatu siklus, terdapat 4 aspek atau tahap yaitu: a. Planning/ rencana awal yang akan dilakukan: dengan menyiapkan silabus, RPP, tes yang akan diberikan serta instrumen yang akan digunakan dan kriteria sukses. b. Action/tindakan: melaksanakan penelitian. c. Observation/pengamatan: mengamati subyek penelitian selama penelitian dilaksanakan, seperti aktifitas ataupun respon siswa selama pembelajaran berlangsung. d. Reflection/refleksi: merefleksikan hasil penelitian berdasarkan hasil pengamatan. Ilustrasi dari siklus yang diterapkan terdapat pada figur 3.1 Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 01, Nomor 02, Desember 2014 209 Ratna Wulandari, S.S, M.Pd PERENCANAAN REFLEKSI TINDAKAN OBSERVASI Figur 3.1 Siklus Pada Prosedur Penelitian PEMBAHASAN Pembelajaran Bahasa Inggris di MA Bustanul Muta’allimin MA Bustanul Muta’allimin terletak di Jl. Sungai Hilir Timur 5 Dawuhan Kota Blitar didirikan pada tahun 2010 di lingkungan pondok pesantren Bustanul Muta’allimin Kota Blitar. Pembelajaran Bahasa Inggris di MA Bustanul Muta’allimin disesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ada pada kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013 program Keagamaan. Pola pembelajaran yang ada selama ini tidak terlalu bervariasi, ditambah lagi fasilitas belajar mengajar yang kurang memadai sehingga siswa kurang termotivasi di dalam pembelajaran yang berakibat pada rendahnya prosentase pencapaian KKM pada bidang studi Bahasa Inggris. Pada semester 1 tahun Pelajaran 2013-2014 prosentase pencapaian KKM siswa kelas X pada materi teks Narrative hanya mencapai 60% (12 dari 20 siswa). Nilai KKM mata pelajaran Bahasa Inggris pada MABustanul Muta’allimin adalah 70. Peneliti adalah guru Bahasa Inggris di MA Bustanul Muta’allimin mulai tahun pelajaran 2013-2014. Sehingga merupakan tanggung jawab seorang guru untuk menciptakan lingkup kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan agar tercapai tujuan dari pembelajaran. “...the teacher by accompanying techniques and materials becomes a central determiner in whether students accomplish their goals” (Brown, 2007: 112). Oleh sebab itu, muncullah pemikiran untuk menerapkan metode pembelajaran story mapping melalui pendekatan saintifik sesuai dengan Kurikulum 2013. Materi ajar teks Narrative pada siswa kelas X MA Bustanul Muta’allimin berdasarkan Kurikulum 2013 dapat dijabarkan sebagai berikut: 210 Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 01, Nomor 02, Desember 2015 Inovasi Pembelajaran Dengan Teknik Story Mapping A. KOMPETENSI INTI KI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI 3. Memahami,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan. B. KOMPETENSI DASAR Menangkap makna teks naratif lisan dan tulis legenda sederhana. C. INDIKATOR Indikator dari pembelajaran yang menunjukkan tahap-tahap pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik dapat dapat dijabarkan pada tabel berikut ini : Tabel 2.1 Indikator Pembelajaran Kompetensi Dasar Mengamati Menanya 1. Menyima k contoh teks legenda (Fairy Tale) yang diberikan/ diperdengar kan guru 1. Membedaka n legenda Lake Toba dengan naratif jenis lain Fabel “ Monkey and Crocodile” Mengeksplorasi Mengasosiasi Mengkomuni kasikan 1. Membaca beberapa text legenda “ Joko Tarub, Timun Mas, Sangkuriang) dari berbagai sumber. 1. Menganali sis secara berkelompok beberapa teks legenda “ Joko Tarub, Timun Mas, Sangkuriang” dengan fokus 1. menyamp aikan informasi fungsi social, struktur, dan unsur kebahasaan yang ditemukan 4.15 Menangkap makna teks naratif lisan dan tulis berbentuk legenda, sederhana 2. 2. Membedaka n teks legenda 2. Menemukan Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 01, Nomor 02, Desember 2014 211 Ratna Wulandari, S.S, M.Pd Mengamati fungsi sosial, struktur dan unsur kebahasaan nya 3. Mengam ati nilai moral yang terkandung dari cerita legenda ( Fairy Tale) berbahasa inggris dengan naratif legenda berbahasa Indonesia “Terjadinya kota Banyuwangi “ gagasan utama, informasi rinci dan informasi tertentu 3. menanyaka n gagasan utama, informasi rinci dan informasi tertentu. pada fungsi sosial, struktur, dan unsur kebahasaan menggunakan teknik story mapping 2. Memperol eh balikan (Feed Back) dari guru dan teman tentang analisis yang di hasilkan dalam kerja kelompok setelah membaca teks legenda 2. mencerita kan kembali teks legenda sederhana yang dibaca dengan memperhatik an fungsi sosial, struktur dan unsur kebahasaanny a. 3. membuat kliping teks legenda dengan menyalin dan beberapa sumber. Tujuan Penggunaan Teknik Story Mapping Prosedur ini memungkinkan siswa untuk menghubungkan pemetaan dalam cerita serta untuk melihat struktur dalam suatu teks bacaan. Dengan berbagi interpretasi pribadi terhadap suatu cerita melalui ilustrasi, siswa meningkatkan pemahaman dan apresiasi terhadap teks bacaan. Teknik story mapping (lihat lampiran) dapat juga digunakan sebagai outline untuk bercerita atau menceritakan kembali, dan sebagai garis besar untuk menulis cerita (Reutzel, 1985). Secara umum, prosedur pelaksanaannya dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut ini. Tabel 2.2 Prosedur Implementasi Teknik Story Mapping No Langkah pembelajaran 1 Mengamati Siswa mengamati teks narrative yang diberikan guru 10 2 Menanya Siswa membedakan jenis teks fabel dan legenda 10 212 Kegiatan Belajar Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 01, Nomor 02, Desember 2015 Waktu (Menit) Inovasi Pembelajaran Dengan Teknik Story Mapping Siswa menentukan informasi rinci pada teks narrative seperti plot, setting, pesan moral dsb 3 Eksplorasi/eksperimen Siswa mengumpulkan informasi rinci di dalam teks dengan menggunakan story mapping 10 4 Mengasosiasi Menganalisis informasi dan datadata yang diperoleh pada story mapping 20 5 Mengkomunikasikan Siswa mempresentasikan hasil analisis dan simpulan tentang informasi rinci di dalam story mapping yang telah mereka kerjakan 40 TEKS NARRATIVE Menurut Vallecorsa & deBettencourt, 1997; Graves & Hauge, 1993; Nodine, Barenbaum, & Newcomer, 1985 dalam Millah (2013) Teks Narrative biasanya merujuk pada suatu cerita, dapat ditemukan dalam bentuk fiktif atau non fiktif yang biasanya bertujuan menghibur si pembaca. Suatu cerita, baik cerita pendek atau panjang, berisi elemen-elemen dasar seperti plot, setting, penokohan, konflik, alur peristiwa serta pesan moral yang ada di dalam cerita. Sehingga, ideal untuk pendidikan karakter dan juga menyenangkan untuk diajarkan kepada siswa. Pada bagian ini, penulis memfokuskan pembahasan yang berkaitan dengan rumusan masalah pada penelitian: “Bagaimana penggunaan teknik story mapping melalui pendekatan saintifik dapat meningkatkan keterampilan memahami bacaan siswa kelas X MA Bustanul Muta’allimin Kota Blitar?”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui pengimplementasian teknik story mapping belum mencapai kriteria sukses pada siklus pertama, dengan hasil prosentase pencapaian KKM pada tes membaca hanya 36%, sedangkan prosentase respon siswa terhadap pembelajaran menunjukkan hasil 73%. Sehingga peneliti dan kolaborator memutuskan untuk melanjutkan penelitian ke siklus 2. Dengan merevisi beberapa bagian pada tahap re-planning, siklus 2 mencapai hasil yang memuaskan, yaitu prosentase keaktifan siswa 79% dan hasil tes siswa yang mencapai KKM adalah 76%. Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 01, Nomor 02, Desember 2014 213 Ratna Wulandari, S.S, M.Pd Pemetaan merupakan format untuk meletakkan ide pokok pada bagian yang berhubungan dengan susunan ide penting di dalam sebuah teks. “There are some possible prereading approaches to unfamiliar material : teachers make material more accessible by building on the reader’s existing schemas, stress the importance of specific key passages in the new text, help readers decide whether to skim or to read slowly and deliberately, ...(Dornan et al, 2006)”. Selain itu tahap-tahap di dalam kurikulum 2013 melalui pendekatan saintifik juga sangat membantu siswa untuk memberikan latar belakang pengalaman belajar di dalam materi pemahaman bacaan (reading comprehension). Secara ringkas, dapat diambil kesimpulan bahwa teknik story mapping melalui pendekatan saintifik sangat bermanfaat di dalam penyampaian materi keterampilan membaca (reading comprehension) untuk materi teks narrative pada siswa kelas x MA Bustanul Muta’allimin Kota Blitar. Hasil penelitian tersebut telah mendukung hasil yang diperoleh pada penelitian-penelitian sebaelumnya, seperti halnya Millah (2013) dan Rachmawati (2012) yang menerapkan teknik story mapping pada sekolah yang berbeda. 214 Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 01, Nomor 02, Desember 2015 Inovasi Pembelajaran Dengan Teknik Story Mapping PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Pengimplementasian teknik story mapping dengan menggunakan pendekatan saintifik dapat meningkatkan keterampilan membaca pada materi teks narrative siswa kelas X MA Bustanul Muta’allimin Kota Blitar. Hal ini terlihat dari peningkatan hasil tes siswa sebagai pencapaian penerapan teknik story mapping. Sehingga dapat diasumsikan bahwa dengan menerapkan teknik story mapping tersebut, motivasi belajar siswa akan meningkat dan mempengaruhi antusias siswa dalam kegiatan pembelajaran. b. Melalui pemetaan materi melalui story mapping, siswa dapat lebih mudah memahami teks narrative yang diberikan guru, sehingga pemahaman mereka terhadap bacaan juga meningkat. Efektivitas dari teknik story mapping dapat meningkatkan prestasi belajar siswa serta meningkatkan ketertarikan mereka terhadap bidang studi bahasa Inggris. Saran Saran yang ditujukan kepada guru dan peneliti lainnya adalah teknik story mapping ini dapat diaplikasikan di sekolah/madrasah lain terutama pada materi narrative atau pada keterampilan lainnya, misalnya keterampilan menulis. Selain itu, untuk peneliti lain, sangat disarankan untuk menerapkan teknik story mapping dalam mencari solusi permasalahan yang muncul dalam pembelajaran. Peneliti lainnya dapat memodifikasi teknik story mapping untuk materi lain atau bidang studi yang lain, atau bahkan untuk keterampilan yang lainnya sehingga menjadikan pendidikan di Indonesia lebih baik. Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 01, Nomor 02, Desember 2014 215 Ratna Wulandari, S.S, M.Pd DAFTAR PUSTAKA Bogdan, R.C., Biklen, S.K. 1998. Qualitative Research in Education: An Introduction to Theory and Method. Boston: Allyn and Bacon. Brown, H. D. 2007. Teaching by Principles an Interactive Approach to Language Pedagogy. New York: Pearson Education. Burn, A. 2010. Doing Action Research in English Language Teaching.New York: Routledge. Cahyono, B.Y., Shirly, R.K. 2011. Practical Techniques for English Language Teaching. Malang: State University Malang Press. Koshy, V. 2007. Action Research for Improving Practice: A Practical Guide. London: Paul Chapman. Mc Niff, J. 1992. Action Research: Principles and Practice. New York: Chapman and Hall. Menon. 2004. Primary 3 English Continual Assessment & Semestral Assessment Paper. Singapore: Educational Publishing House. Millah. Roihatul. (2013). Penggunaan Strategi Story Mapping untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Membaca Siswa dalam Menemukan Ide Pokok. (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas 11 SMA Kemala Bhayangkari 1 Jakarta Tahun Ajaran 2012-2013). Peraturan Menteri Pendidikan NasionalRepublik Indonesia No. 32 Tahun 2013 tentang Kurikulum 2013. Badan Standar Nasional Pendidikan. (Online), (http://litbang.Kemdikbud.go.id/content/Standar%20Isi%20SD(1).pdf), diunduh pada Januari 23, 2014. Suyanto, K.K.E. 2008. Pengembangan Inovasi Pembelajaran Melalui Penelitian Tindakan Kelas. Makalah dipresentasikan pada Seminar PTK Guru se-Jawa Timur pada 12 April, 2008. Malang: Universitas Negeri Malang. Widayanto. 2013. Bimtek Kurikulum 2013. Dipresentasikan 14-19 Desember, 2014. Blitar: Hotel Puri Perdana. 216 Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 01, Nomor 02, Desember 2015