BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menangkap

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam menangkap peluang bisnis atau usaha diperlukan suatu ide bisnis yang masih
original, dimana kita bisa menangkap keinginan pasar yang masih baru. Dengan ini sebuah
perusahaan dapat menciptakan ruang pasar dan menangkap permintaan baru yang masih
jauh dari kompetisi industri yang penuh sesak dengan pesaing. Kehadiran peluang usaha isi
ulang tinta printer diperkirakan sekitar tahun 1997, dimana pada saat itu Indonesia sedang
dilanda krisis ekonomi yang mengakibatkan terjadinya fluktuasi dolar yang cukup tinggi.
Tinta cartridge original keberadaannya di Indonesia masih di impor sehingga harga melonjak
tinggi mengikuti fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar. Sejak saat itulah usaha refill tinta
menjadi primadona menggantikan posisi tinta printer original karena memberikan
keuntungan harga yang lebih murah. Tidak sampai disitu, keadaan tersebut ternyata
berlanjut hingga kini. Antusiasme konsumen terhadap refill tinta seakan tak pernah surut,
bahkan dibanyak perkantoran penggunaan refill tinta sudah menjadi kebiasaan. Pada saat ini
usaha refill tinta berubah menjadi suatu industri bisnis yang menggiurkan, terutama di kotakota besar bermunculan merek-merek refill tinta yang bermain di bisnis ini, yang
mengakibatkan persaingan antar merek menjadi semakin ketat. Walaupun demikian potensi
usaha refill tinta masih tetap menjanjikan terutama di daerah yang belum banyak persaingan
nya. Bahkan banyak yang beranggapan bahwa usaha refill tinta ini masih sedikit pemainya
yang akan terus tumbuh seiring pertumbuhan kebutuhan akan komputer.
Tanpa kita sadari komputer saat ini sudah bukan barang mewah lagi, kebutuhan
data dan informasi semakin meningkat, hampir setiap orang sekarang memiliki komputer
baik untuk keperluan bisnis atau pribadi. Mereka merupakan potensi besar bagi bisnis refill
2
ini. Setiap pemilik komputer tentu membutuhkan printer untuk mencetak hasil kerjanya.
Semakin sering mereka mencetak, maka semakin besar potensi bagi bisnis refill ini karena
tinta akan habis secara berkala. Pemakaian cartridge terus meningkat, pada tahun 2003 lebih
dari 900 juta cartridge inkjet original terjual di seluruh dunia. Penelitian pasar menunjukkan
bahwa lebih dari 85% konsumen membuang cartridge yang telah digunakan dan membeli
yang baru. Jika dilihat dari data tersebut, bisnis refill tentu mempunyai potensi yang besar.
Potensi ini akan semakin meningkat seiring dengan kesadaran pengguna printer bahwa
cartridge mereka dapat direfill. Konsumen bisa menghemat biaya sampai 80% dibandingkan
jika mereka membeli cartridge original. Kondisi ini akan membuat posisi penjualan produk
refill kuat di mata konsumen karena mereka mengharapkan kualitas yang baik dengan harga
yang terjangkau. Dapat dibayangkan konsumen membeli printer mungkin hanya sekali dalam
beberapa tahun, tetapi mungkin akan membeli cartridge tinta beberapa kali dalam setahun
dan diharuskan membeli cartridge tinta yang sudah ditentukan sesuai dengan printer inkjetnya.
Berawal dari kunjungan pada pameran industri Refill dan regenerasi cartridges di
paris pada tahun 2000, timbulah gagasan dari perusahaan ini untuk mengembangkan bisnis
ini di Indonesia yang memiliki potensi pasar yang sangat besar dan masih asing terhadap
teknologi regenerasi pada saat itu. Kemudian berdirilah PT.Veneta Indonesia pada tahun
2003 yang merupakan perusahaan pertama di Indonesia yang mempromosikan aktivitas
yang berhubungan dengan tinta, toner, pita dan regenerasi cartridges untuk semua tipe
printer. Karena pada sebelumnya mereka menggunakan tinta suntik untuk mengisi ulang
tinta.
PT. Veneta Indonesia menawarkan suatu konsep yang disebut Veneta System yang
merupakan suatu jaringan yang menyediakan jasa isi ulang tinta. Veneta System telah
tumbuh dan berkembang sejalan dengan perkembangan dan kemajuan teknologi moderen
3
saat ini, ditambah dengan sumber daya manusia yang terlatih dan teknologi yang sangat
peduli pada kelestarian lingkungan. Pada awal tahun 2003 berdiri pula PT. Veneta Media
Usaha berdiri untuk mendukung konsep waralaba yang diperkenalkan untuk publik. Konsep
waralaba yang diterapkan oleh perusahaan berkembang sangat pesat hingga sekarang ini.
Dengan berkembangnya bisnis isi ulang tinta ini, PT. Veneta Indonesia telah menjadi
market leader, yang kemudian munculnya berbagai follower yang juga menggeluti bisnis ini.
Pada jaman globalisasi dan era teknologi informasi saat ini, persaingan antara perusahaan
sejenis semakin kompetitif dan turbulen. Setiap perusahaan di tuntut untuk bukan hanya
menjaga kinerja perusahaan tetapi juga meningkatkan kinerja perusahaannya. Apabila
sebuah perusahaan tidak melakukan sebuah inovasi atau suatu peningkatan kinerja, maka
tidak mungkin suatu saat perusahaan tersebut akan goyah oleh kondisi dan kekuatan
pesaing-pesaingnya. Disini PT.Veneta Indonesia juga dituntut untuk selalu meningkatkan
kualitas kinerja perusahaannya agar selalu menjadi market leader dalam bisnis ini.
Oleh karena itu, faktor penentu keberhasilan kinerja perusahaan bukan hanya dapat
di ukur dari aspek finansial saja, akan tetapi juga dapat ditentukan dengan beberapa faktor
penting yang terkait, antarlain inovasi bisnis, kualitas pelayanan dan relationship dengan
pelanggan. Oleh karena itu perusahaan harus cepat dan siap dalam menanggapi gejalagejala ancaman yang timbul baik dari dalam maupun dari luar perusahaan. Dengan
menggunakan metode Balanced Scorecard kinerja perusahaan akan diukur untuk mencapai
keseimbangan antara aspek finansial dengan aspek non-finansial. Tetapi Balanced Scorecard
tetap mempertahankan tolok ukur keuangan yang berguna dalam mengikhtisarkan
konsekuensi tindakan ekonomi terukur yang telah diambil. Tolok ukur kinerja keuangan
menunjukkan apakah strategi, implementasi, dan eksekusi perusahaan memberikan
kontribusi pada perbaikan laba. Jadi dapat disimpulkan bahwa Balanced Scorecard
merupakan alat manajemen kontemporer yang di desain untuk meningkatkan kemampuan
4
perusahaan dalam melipat gandakan kinerja keuangan secara berkesinambungan. Oleh
karena perusahaan pada dasarnya merupakan institusi pencipta kekayaan, pemanfaatan
Balanced Scorecard dalam pengelolaan mengupayakan peningkatan kemampuan perusahaan
dalam menciptakan kekayaan atau laba yang lebih besar.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis mengangkat judul " Pengukuran Kinerja Pada
PT. Veneta Indonesia Dengan Menggunakan Metode Balanced Scorecard "
1.2 Identifikasi Masalah
Mengacu pada latar belakang diatas, maka masalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai
berikut :
•
Bagaimana cara mengukur kinerja PT. Veneta Indonesia dengan menggunakan
metode Balanced Scorecard?
•
Bagaimana
hasil
dari
pengukuran
kinerja
PT.
Veneta
Indonesia
dengan
menggunakan metode Balanced Scorecard?
•
Bagaimana penyusunan strategy mapping dengan metode Balanced Scorecard pada
PT. Veneta Indonesia?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
•
Untuk mengetahui cara-cara mengukur kinerja PT. Veneta Indonesia dengan
menggunakan metode Balanced Scorecard.
•
Untuk mengetahui hasil yang diperoleh dari pengukuran kinerja PT. Veneta
Indonesia dengan menggunakan metode Balanced Scorecard.
5
•
Untuk menyusun strategy mapping yang menunjukkan hubungan sebab-akibat
bedasarkan visi dan misi, serta berbagai sasaran strategis dan tolok ukur dalam
setiap perspektif Balanced Scorecard.
1.4 Manfaat Penelitian
Bagi Perusahaan :
•
Sebagai acuan dalan membentuk suatu kompetensi baru dalam manajemen
perusahaan yang berbasis Balenced Scorecard
•
Sebagai bahan sumber informasi dalam meningkatkan kinerja perusahaan dengan
mendesain, mengoperasikan serta memelihara sistem terpadu ini.
Bagi Penulis :
•
Mengetahui cara dan langkah yang harus ditempuh untuk menerapkan dan
mengaplikasikan metode ini dikemudian hari.
Bagi Pembaca :
•
Sebagai sumber informasi dan wawasan untuk pembaca mengenai segala hal yang
berkaitan dengan pengukuran kinerja dengan metode Balanced Scorecard.
•
Sebagai kerangka dan acuan bagi peneliti lain.
Download