Nama : Lilik Purnamasari NIM : D0312049 PEDEKATAN INDIVIDUALIS Pendekatan individualis merupakan pendekatan yang sangat memperhatikan hal-hal sederhana, biasa, umum, dan tampaknya remeh dari gejala-gejala sosial manusia. Meneliti anak-anak yang sedang bermain di komedi putar, meneliti pembicaraan ibu-ibu arisan, dan meneliti obrolan dari sepasang remaja merupakan bagian-bagian kecil yang dikaji dari pendekatan individualis. banyak yang menganggap pendekatan ini sangat remeh karena subyek yang dikaji merupakan kebiasaan yang sering kita lakukan sehari-hari. David berry dalam bukunya “Pokok-Pokok Pikiran Dalam SOSIOLOGI” mengatakan bahwa sosiologi yang ilmiah tidak dapat dilepaskan dari dunia kenyataan yang sebenarnya. Pernyataan David berry tersebut menekankan jika pendekatan individualis ini merupakan pendekatan yang sangat berpengaruh karena berhubungan langsung dengan dunia nyata yang dihadapkan pada masing-masing individu. Pendekatan individualis meneliti struktur masyarakat dengan bertitik-tolak pada konstruksi individu-individu tehadap dunia sosialnya. Konstruksi ini mencakup pula penilaian seseorang terhadap kegiatanya sehari-hari, yaitu pandangan tentang tingkah laku apa yang pantas dan layak dalam situasi-situasi sosial sehari-hari. Disamping itu ia mencakup juga pandangan-pandangan yang lebih makro tentang susunan dan pengaturan masyarakat yakni masyarakat yang diatur dalam suatu hierarki status sesuai dengan kemampuan dan tingkatan moral tertentu atau pembedaan antara yang kuat dan yang lemah. Tingkah laku seseorang sehari-hari harus konsisten dengan pandanganya terhadap kedudukanya dalam keteraturan sosial, dan terutama dengan pandangan dan asumsinya tentang susunan keteraturan sosial. Pada hakekatnya pengaturan dari tindakan seorang individu sehari-hari tergantung pada kaidah yang mengatur masyarakatnya. Moralitas, kesopanan dan kelayakan dalam kehidupan sehari-hari tidak dapat dipisahkan dari moralitas keteraturan sosial dan politik yang lebih luas. Orang awam biasanya melihat keteraturan sosial serta kegiatan mereka sehari-hari sebagai sesuatu yang memang seharusnya demikian. Dari pendekatan “masyarakat” kita memperoleh gambaran tentang individu sebagai makhluk yang ditentukan dan ditugaskan untuk memainkan peranan yang telah dipersiapkan oleh masyarakat untuknya. Namun bagi pendekatan individualis, masyarakat hanya ada kalau ia dialami dan dimengerti oleh individu-individu. Yang menetukan tingkah laku individu bukanlah semata-mata pengaruh-pengaruh sosial yang secara langsung membentuk dan memainkan individu seakan-akan ia sebuah boneka, melainka persepsinya dan penafsiranya tentang pengaruh-pegaruh ini. Artinya, dalam pendekatan masyarakat apabila individu hidup dibawah masyarakat, maka individu tersebut hanya akan menjadi obyek belaka, karena masyarakat memiliki aturan-aturan yang harus ditaati oleh individu. Berbeda dengan pendekatan individualis, pendekatan ini menganggap individu adalah subyek utama dari segala sesuatu. Individu memiliki peran dan pengaruh besar bagi dirinya sendiri, dan masyarakat tidak akan ada tanpa adanya kumpulan individu-individu yang patuh terhadap masyarakat tersebut. Meskipun pada kenyataanya kebebasan individu mengekspresikan individualistiknya masih terbatasi oleh masyarakat. Namun menurut pendekatan individualis, individu tidak hanya bertindak sesuai dengan definisinya tentang situasi. Dalam tindakan-tindakanya, individu juga akan berusaha mempengaruhi cara orang lain dalam menafsirkan dan mendefinisikan sesuatu kejadian. Dalam kegiatan sosial kita sehari-hari, kitapun berusaha mempengaruhi orang lain agar menerima penafsiran dan definisi kita terhadap suatu situasi dan pandangan kita tentang posisi kita dalam situasi tersebut. Hal ini bukan berarti memaksa orang lain agar setuju dengan pendapat kita. Pendekatan individualis sebenarnya tidaklah terbatas pada kehidupan sehari-hari yang sempit. Pandangan tentang kehidupan sosial yang berasal dari penilaian dan penafsiran individu-individu serta orang-orang lain dapat diterapkan pada penggolongan-penggolongan yang berskala lebih luas serta pranata-pranata dalam masyarakat. Pendekatan individualis memandang masyarakat tidak sebagai kesatuan organis atau badan yang berdiri sendiri, melainkan sebagai kejamakan (plurality), yang terdiri dari banyak indivdu, yang hanya dalam penampakan merupakan kesatuan. Dan individu memiliki otonom yang mendahului masyarakat. Misalkan dalam sebuah kasus seorang individu mampu memilih antara hidup bersama atau hidup sendirian. Apabila dia memilih untuk hidup bersama masyarakat, mereka tetap memiliki otonom/kekuasaan untuk tetap mempertahankan individualitasnya di tengahtengah masyarakat. Argumentasi yang mendasari teoritersebut adalah sebagai berikut “ keluarkanlah semua individu dari masyarakat, lalu masyarakat akan berhenti; tetapi bubarkanlah masyarakat serta lembaga-lembaganya, individu masih tetap ada!” Sumber: Berry, david. 1981. POKOK-POKOK PIKIRAN DALAM SOSIOLOGI. Jakarta: Rajawali. Veeger, Kj. 1986. Realitas Sosial. Jakarta: Gramedia.