FUNGSI HUKUM

advertisement
DOSEN :
DR. EDIE TOET HENDRATNO, SH., M.SI.
1
Di dalam setiap masyarakat senantiasa
terdapat
berbagai
kepentingan
dari
warganya. Di antara kepentingan itu ada
yang bisa selaras dengan kepentingan yang
lain, tetapi ada juga kepentingan yang
memicu konflik dengan kepentingan yang
lain. Untuk keperluan tersebut, hukum
harus difungsikan menurut fungsi-fungsi
tertentu untuk mencapai tujuannya. Dengan
kata lain, fungsi hukum adalah menertibkan
dan mengatur pergaulan dalam masyarakat
serta menyelesaikan konflik yang terjadi.
2
Fungsi hukum menurut Franz Magnis Suseno,
adalah untuk mengatasi konflik kepentingan.
Dengan adanya hukum, konflik itu tidak lagi
dipecahkan menurut siapa yang paling kuat,
melainkan
berdasarkan
aturan
yang
berorientasi pada kepentingan-kepentingan
dan
nilai-nilai
objektif
dengan
tidak
membedakan antara yang kuat dan yang
lemah, dan orientasi itu disebut keadilan.
Menurut Achmad Ali, bahwa fungsi hukum itu
dapat dibedakan ke dalam :
a. sebagai “a tool of social control”,
b. sebagai “a tool of social engineering”,
3
c. sebagai simbol,
d. sebagai “a political instrument”,
e. sebagai integrator.
Menurut Lawrence M. Friedmann, dalam
bukunya “Law and Society an Introduction”,
fungsi hukum adalah :
a. pengawasan/pengendalian sosial
(social control);
b. penyelesaian sengketa (dispute
settlement);
c. rekayasa sosial (social engineering).
4
Mochtar
Kusumaatmadja
mengajukan
konsepsi hukum sebagai sarana pembaruan
masyarakat, yang secara singkat dapat
dikemukakan pokok-pokok pikiran beliau,
bahwa
fungsi
hukum
di
dalam
pembangunan sebagai sarana pembaruan
masyarakat.
Dengan hukum, diharapkan ada keteraturan
atau ketertiban dalam usaha pembangunan
atau pembaruan merupakan suatu yang
dianggap penting dan sangat diperlukan.
5
Di samping itu, hukum sebagai tata kaedah
dapat berfungsi untuk menyalurkan arah
kegiatan warga masyarakat ke tujuan yang
dikehendaki
oleh
pembangunan
atau
pembaruan.
Kedua
fungsi
tersebut
diharapkan dapat dilakukan oleh hukum di
samping fungsinya yang tradisional, yakni
untuk menjamin adanya kepastian dan
ketertiban.
Theo Huijbers, menyatakan bahwa fungsi
hukum ialah:
6
memelihara kepentingan umum dalam masyarakat,
menjaga hak-hak manusia, mewujudkan keadilan
dalam hidup bersama.
Peters, menyatakan bahwa fungsi hukum ada tiga
perspektif :
1. Perspektif kontrol sosial daripada hukum.
Tinjauan ini disebut tinjauan dari sudut
pandang
seorang polisi terhadap hukum
(the policement view of the law).
2. Perspektif social engineering.
Merupakan tinjauan yang dipergunakan oleh
para penguasa (the official perspective of the
law), dan karena pusat perhatian
adalah apa
yang diperbuat
oleh
penguasa
dengan
hukum.
7
3. Perspektif emansipasi masyarakat
daripada hukum.
Perspektif ini merupakan tinjauan dari
bawah
terhadap hukum (the bottom’s
up view of the law) dan dapat pula
disebut
perspektif
konsumen(the
consumer’s perspective of the law).
8
Dari beberapa pendapat para pakar hukum
mengenai fungsi hukum di atas, dapatlah
dikatakan bahwa fungsi hukum, sebagai
berikut :
a. Memberikan pedoman atau pengarahan
pada
warga
masyarakat
untuk
berprilaku.
b. Pengawasan atau pengendalian sosial
(social control).
c. Penyelesaian konflik atau sengketa
(dispute settlement).
d. Rekayasa sosial (social engineering).
9
Fungsi hukum sebagai pedoman atau pengarah
prilaku, kiranya tidak memerlukan banyak
keterangan, mengingat bahwa hukum telah
disifatkan sebagai kaedah, yaitu sebagai
pedoman prilaku, yang menyiratkan prilaku
yang seyogianya atau diharapkan diwujudkan
oleh masyarakat apabila warga masyarakat
melakukan suatu kegiatan yang diatur oleh
hukum.
Hukum sebagai sarana pengendali sosial,
menurut A. Ross sebagaimana dikutip Soerjono
Soekanto, adalah mencakup semua kekuatan
yang menciptakan serta memelihara ikatan
sosial.
10
Pengendalian sosial (social control) dari
hukum, pada dasarnya memaksa warga
masyarakat agar berprilaku sesuai dengan
hukum, Dengan kata lain, pengendalian
sosial daripada hukum dapat bersifat
preventif
maupun
represif.
Preventif
merupakan suatu usaha untuk mencegah
prilaku yang menyimpang, sedangkan
represif bertujuan untuk mengembalikan
keserasian yang terganggu.
11
Hukum sebagai sarana penyelesaian sengketa
(dispute settlement) :
Di dalam masyarakat, berbagai persengketaan
dapat terjadi, misalnya antara keluarga yang
dapat meretakkan hubungan keluarga, antara
mereka
dalam
suatu
urusan
bersama
(company),
yang
dapat
membubarkan
kerjasama. Sengketa juga dapat mengenai
perkawinan atau waris, kontrak, tentang batas
tanah, dan sebagainya.
Adapun cara-cara penyelesaian sengketa dalam
suatu masyarakat, ada yang diselesaikan
melalui lembaga formal yang disebut dengan
pengadilan,
12
dan ada yang diselesaikan secara sendiri
oleh orang-orang yang bersangkutan
dengan mendapat bantuan dari orang yang
ada di sekitarnya. Hal ini bertujuan untuk
mengukur, sampai berapa jauh terjadi
pelanggaran norma dan apa yang harus
diwajibkan kepada pelanggar supaya yang
telah dilanggar itu dapat diluruskan
kembali.
13
Hukum sebagai sarana rekayasa sosial (social
engineering) :
Menurut
Satjipto
Rahardjo,
tidak
saja
digunakan untuk mengukuhkan pola-pola
kebiasaan dan tingkah laku yang terdapat
dalam masyarakat, melainkan juga untuk
mengarahkan pada tujuan yang dikehendaki,
menghapuskan kebiasaan yang dipandang
tidak sesuai lagi dengan pola-pola kelakuan
baru dan sebagainya. Dengan demikian, hukum
dapat
berfungsi
untuk
mengendalikan
masyarakat dan bisa juga menjadi sarana untuk
melakukan
perubahan-perubahan
dalam
masyarakat.
14
Fungsi Hukum :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Hukum berfungsi untuk melindungi
kepentingan manusia
Hukum berfungsi sebagai alat untuk
ketertiban dan keteraturan masyarakat.
Hukum berfungsi sebagai sarana untuk
mewujudkan keadilan sosial (lahir batin)
Hukum berfungsi sebagai alat perubahan
sosial (penggerak pembangunan)
Sebagai alat kritik (fungsi kritis)
Hukum berfungsi untuk menyelesaikan
peraturan
15
Tujuan Hukum Menurut Teori
1. Teori etis (etische theorie)
Teori ini mengajarkan bahwa hukum bertujuan
semata-mata untuk mencapai keadilan. Menurut
teori ini, isi hukum semata-mata harus ditentukan
oleh kesadaran etis kita mengenai apa yang adil
dan apa yang tidak adil. Teori ini pertama kali
dikemukakan oleh Aristoteles filsuf Yunani dalam
bukunya Ethica Nicomachea dan Rhetorica yang
menyatakan ”hukum mempunyai tugas yang suci
yaitu memberi kepada setiap orang yang berhak
menerimanya”.
16
Selanjutnya Aristoteles membagi keadilan
dalam 2 (dua) jenis, yaitu:
1. Keadilan distributif,
yaitu
keadilan
yang
memberikan
kepada
setiap
orang
jatah
menurut jasanya. Artinya, keadilan ini
tidak menuntut supaya setiap orang
mendapat
bagian
yang
sama
banyaknya atau bukan persamaannya,
melainkan kesebandingan berdasarkan
prestasi dan jasa seseorang.
17
2.
Keadilan komutatif,
yaitu keadilan yang memberikan kepada
setiap orang jatah yang sama banyaknya
tanpa mengingat jasa masing-masing.
Artinya hukum menuntut adanya suatu
persamaan dalam memperoleh prestasi
atau
sesuatu
hal
tanpa
memperhitungkan jasa masing-masing.
Keadilan menurut Aristoteles bukan berarti
penyamarataan
atau
tiap-tiap
orang
memperoleh bagian yang sama.
18
2. Teori utilitas (utiliteis theorie)
Menurut teori ini, tujuan hukum ialah menjamin
adanya kemanfaatan atau kebahagiaan sebanyakbanyaknya pada orang sebanyak-banyaknya.
Pencetus teori ini adalah Jeremy Betham. Dalam
bukunya yang berjudul “introduction to the morals
and legislation” berpendapat bahwa hukum
bertujuan untuk mewujudkan semata-mata apa
yang
berfaedah/manfaat
bagi
orang.
Apa yang dirumuskan oleh Betham tersebut diatas
hanya memperhatikan hal-hal yang berfaedah dan
tidak mempertimbangkan tentang hal-hal yang
konkrit.
19
Sulit bagi kita untuk menerima anggapan Betham ini
sebagaimana yang telah dikemukakan diatas, bahwa
apa yang berfaedah itu belum tentu memenuhi nilai
keadilan atau dengan kata lain apabila yang
berfaedah lebih ditonjolkan maka dia akan
menggeser nilai keadilan kesamping, dan jika
kepastian oleh karena hukum merupakan tujuan
utama dari hukum itu, hal ini akan menggeser nilai
kegunaan atau faedah dan nilai keadilan.
3. Teori campuran
Teori ini dikemukakan oleh Mochtar Kusumaatmadja
bahwa tujuan pokok dan pertama dari hukum adalah
ketertiban. Di samping itu tujuan lain dari hukum
adalah tercapainya keadilan yang berbeda-beda isi
dan ukurannya menurut masyarakat dan zamannya
20
4.Teori Normatif-Dogmatif
Tujuan hukum adalah semata-mata untuk
menciptakan kepastian hukum (John Austin dan
van Kan). Arti kepastian hukum disini adalah
adanya melegalkan kepastian hak dan kewajiban.
Van Kan berpendapat bahwa tujuan hukum
adalah menjaga setiap kepentingan manusia agar
tidak diganggu dan terjaminnya kepastiannya.
5. Teori Peace (damai sejahtera)
Menurut teori ini dalam keadaan damai sejahtera
(peace) terdapat kelimpahan, yang kuat tidak
menindas yang lemah, yang berhak benar-benar
mendapatkan haknya dan adanya perlindungan
bagi rakyat. Hukum harus dapat menciptakan
damai dan sejahtera bukan sekedar ketertiban.
21
B. Tujuan hukum menurut pendapat ahli :
1. Purnadi dan Soejono Soekanto :
Tujuan hukum adalah kedamaian hidup antar
pribadi yang meliputi ketertiban ekstern antar
pribadi dan ketenangan intern pribadi
2. van Apeldoorn :
Tujuan hukum adalah mengatur pergaulan hidup
manusia secara damai. Hukum menghendaki
perdamaian.
Perdamain
diantara
manusia
dipertahankan oleh hukum dengan melindungi
kepentingan-kepentingan
hukum
manusia
tertentu, kehormatan, kemerdekaan, jiwa, harta
benda terhadap pihak yg merugikan.
22
3. R. Soebekti :
Tujuan hukum adalah bahwa hukum itu
mengabdi
kepada
tujuan
negara
yaitu
mendatangkan kemakmuran dan kebahagiaan
para rakyatnya. Hukum melayani tujuan negara
tersebut dengan menyelenggarakan “keadilan”
dan “ketertiban”.
4.Aristoteles :
Hukum mempunyai tugas yang suci yaitu
memberi kepada setiap orang yang ia berhak
menerimanya.
23
Anggapan ini berdasarkan etika dan berpendapat
bahwa hukum bertugas hanya membuat adanya
keadilan saja.
5. SM. Amin, SH. :
Tujuan hukum adalah mengadakan ketertiban
dalam pergaulan manusia, sehingga keamanan
dan ketertiban terpelihara.
6. Soejono Dirdjosisworo :
Tujuan hukum adalah melindungi individu dalam
hubungannya dengan masyarakat, sehingga
dengan demikian dapat diharapkan terwujudnya
keadaan aman, tertib dan adil.
24
7. Roscoe Pound :
Hukum bertujuan untuk merekayasa masyarakat
artinya hukum sebagai alat perubahan sosial (as
a tool of social engeneering), Intinya adalah
hukum disini sebagai sarana atau alat untuk
mengubah masyarakat ke arah yang lebih baik,
baik secara pribadi maupun dalam hidup
masyarakat.
8. Bellefroid :
Tujuan hukum adalah menambah kesejahteraan
umum
atau
kepentingan
umum
yaitu
kesejahteraan atau kepentingan semua anggotaanggota suatu masyarakat.
25
9.Van Kant :
Hukum bertujuan menjaga kepentingan tiaptiap manusia supaya kepentingan itu tidak
dapat diganggu
10.Suharjo (mantan menteri kehakiman) :
Tujuan hukum adalah untuk mengayomi
manusia baik secara aktif maupun secara
pasif. Secara aktif dimaksudkan sebagai
upaya untuk menciptakan suatu kondisi
kemasyarakatan yang manusia dalam proses
yang berlangsung secara wajar.
26
Sedangkan yang dimaksud secara pasif
adalah mengupayakan pencegahan atas
upaya
yang
sewenang-wenang
dan
penyalahgunaan hak secara tidak adil. Usaha
mewujudkan pengayoman ini termasuk di
dalamnya diantaranya :
- mewujudkan ketertiban dan keteraturan
- mewujudkan kedamaian sejati
- mewujudkan keadilan bagi seluruh
masyarakat
- mewujudkan kesejahteraan seluruh rakyat
27
Kesimpulan Tujuan Hukum :
1. Tujuan hukum itu sebenarnya menghendaki
adanya
keseimbangan
kepentingan,
ketertiban,
keadilan,
ketentraman,
kebahagiaan,
damai
sejahtera
setiap
manusia.
2. Dengan
demikian
jelas
bahwa
yang
dikehendaki oleh hukum adalah agar
kepentingan setiap orang baik secara
individual maupun kelompok tidak diganggu
oleh orang atau kelompok lain yang selalu
menonjolkan kepentingan pribadinya atau
kepentingan kelompoknya.
28
3. Inti tujuan hukum adalah agar tercipta
kebenaran dan keadilan
C. Fungsi Hukum:
1. Hukum berfungsi sebagai alat ketertiban
dan keteraturan masyarakat. Hukum
sebagai petunjuk bertingkah laku untuk
itu masyarakat harus menyadari adanya
perintah dan larangan dalam hukum
sehingga fungsi hukum sebagai alat
ketertiban masyarakat dapat direalisir.
29
2. Hukum sebagai sarana untuk mewujudkan
keadilan sosial lahir batin. Hukum yg
bersifat
mengikat,
memaksa
dan
dipaksakan
oleh
alat
negara
yang
berwenang membuat orang takut untuk
melakukan
pelanggaran
karena
ada
ancaman hukumannya (penjara, dll) dan
dapat
diterapkan
kepada
siapa
saja.
Dengan demikian keadilan akan tercapai.
3. Hukum berfungsi sebagai alat penggerak
pembangunan karena ia mempunyai daya
mengikat
dan
memaksa
dapat
dimanfaatkan sebagai alat otoritas untuk
mengarahkan masyarakat ke arah yg
maju.
30
4. Hukum berfungsi sebagai alat kritik.
Fungsi ini berarti bahwa hukum tidak
hanya mengawasi masyarakat sematamata
tetapi
berperan
juga
untuk
mengawasi pejabat pemerintah, para
penegak
hukum,
maupun
aparatur
pengawasan sendiri. Dengan demikian
semuanya harus bertingkah laku menurut
ketentuan yg berlaku dan masyarakat pun
akan merasakan keadilan.
31
5. Hukum berfungsi sebagai sarana untuk
menyelesaikan pertikaian. Contoh kasus
tanah.
Dimana ada masyarakat, disana ada hukum
(ubisocietes, ibi uis), hukum ada pada setiap
masyarakat, kapanpun, dimanapun dan
bagaimanapun masyarakat tersebut.
32
Terima Kasih
33
Download