gambaran status gizi ibu hamil berdasarkan ukuran lingkar lengan

advertisement
GAMBARAN STATUS GIZI IBU HAMIL
BERDASARKAN UKURAN LINGKAR LENGAN
ATAS (LILA) DI KELURAHAN SUKAMAJU
KOTA DEPOK
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Oleh:
Zilya Andriani
NIM : 1111104000028
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/ 2015 M
ii
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES
SCHOOL OF NURSING
SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY
JAKARTA
OF
Undergraduate Thesis, July 2015
Zilya Andriani, NIM: 1111104000028
Maternal Nutritional Status by Size Mid Upper Arm Circumference
(MUAC) in Sukamaju Depok Area
xx + 58 Pages + 7 Tables + 2 Charts + 2 Pictures + 4 Attachments
ABSTRACT
Basic Health Research in 2003 reported the less nutritional status aged pregnancy
women in 15-45 years with indicator Mid Upper Arm Circumference (MUAC) in
national standars 24,2%. Prevalence less nutritional status in West Java it’s about
20%. It is under national standard. Nutrition needed for mother and fetus. The aim
of this study was known the description maternal nutritional status by Mid Upper
Arm Circumference (MUAC) and known factors that influence in Sukamaju,
Depok. This study was a quantitative study with cross sectional design. Data
obtined through Mid Upper Arm Circumference (MUAC) measurement for 100
pregnacy women by purposive sampling. The results of study show 47% of
pregnant women have good nutritional status in second trimester of pregnancy and
7% less nutritional status in third trimester of pregnancy. Age, education and
family income was factors that influence the maternal nutritional status. Results of
this study can be used as a development of assesment instuments maternal
nutritional status and as a helath promotion development for improving maternal
nutritional status. It is important to do the other research about biochemical
assesment.
Keywords: Maternal nutritional status, MUAC, factors influence maternal
nutritional status
iii
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi, Juli 2015
Zilya Andriani, NIM: 1111104000028
Gambaran Status Gizi Ibu Hamil berdasarkan Ukuran Lingkar Lengan Atas
(LILA) di Kelurahan Sukamaju Kota Depok
xx + 58 halaman + 7 tabel + 2 bagan + 2 gambar + 4 lampiran
ABSTRAK
Laporan status gizi Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 melaporkan status gizi
kurang pada ibu hamil berumur 15-49 tahun berdasarkan indikator Lingkar
Lengan Atas (LILA) secara nasional sebanyak 24,2%. Prevalensi KEK di Jawa
Barat di bawah nasional yaitu pada nilai 20%. Gizi pada ibu hamil diperlukan
untuk ibu dan janin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran status
gizi ibu hamil berdasarkan lingkar lengan atas (LILA) dan diketahuinya faktor
yang mempengaruhi di Kelurahan Sukamaju, Kota Depok. Metode penelitian
kuantitatif dengan desain cross sectional. Data didapatkan melalui pengukuran
LILA pada 100 ibu hamil yang diperoleh dengan purposive sampling. Hasil
penelitian menunjukkan 47% ibu hamil memiliki status gizi baik pada trimester II
dan 7% status gizi kurang pada trimester III. Faktor yang mempengaruhi status
gizi ibu hamil meliputi umur, tingkat pendidikan, dan pendapatan keluarga. Hasil
penelitian dapat dijadikan untuk pengembangan instrumen pada pengkajian status
gizi ibu hamil dan sebagai pengmbangan promosi kesehatan untuk meningkatkan
status gizi ibu hamil. Perlu dilakukan penelitian tentang pengukuran biokimia.
Kata kunci: Status gizi ibu hamil, LILA, faktor yang mempengaruhi status gizi ibu
hamil
iv
v
vi
vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Zilya Andriani
Tempat, tanggal Lahir
: Bogor, 07 Juli 1992
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Status
: Belum Menikah
Alamat
: Jl. Jatijajar RT 006/ RW 02, No:06,
Kecamatan Tapos, Kota Depok
No. Hp
: 085715025333
Email
: [email protected]
Riwayat Pendidikan
1.
2.
3.
4.
5.
TK RA Darunnajah Kota Depok
SDN Sukamaju II Kota Depok
SMP Islam PB Soedirman Jakarta Timur
SMAN 106 Jakarta Timur
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
1997-1998
1998-2004
2004-2007
2007-2010
2011-sekarang
Pengalaman Organisasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
KARATEDO (INKAI) Indonesia
OSIS SMAN 106 Jakarta Timur
Tim Paduan Suara SMAN 106 Jakarta Timur
Sanggar Tari Bali Tunjung Putri Kota Depok
BEM Program Studi Ilmu Keperawatan UIN SH Jakarta
BEM FKIK UIN UIN SH Jakarta
viii
2000-2007
2007-2009
2007-2009
2007-2014
2012-2013
2013-2014
LEMBAR PERSEMBAHAN
Hadapilah segala rintangan yang datang menghadang
Walau kadang terasa amat menyakitkan
Bersyukurlah atas segala nikmat yang selalu diberikanNya
Panjatkanlah doa kepadaNya dan bekerja keraslah
Jalananilah dengan kejujuran dan akhlak yang mulia
Percayalah Tuhan akan memberikan jalan yang terbaik untuk setiap
hambanya
Skripsi ini ku persembahakan untuk:
 Mama tercinta. Terima kasih telah menjadi mama yang paling terbaik dalam hidup
ku, yang menengangkan hatiku, memberi pengajaran yang paling mulia, kasih sayang,
dan ilmu yang tidak hentinya terpancar dalam hidupku.
 Ayah, pemimpin keluarga yang sangat aku cintai, yang selalu mendampingiku,
memberikan pelajaran hidup yang bermakna, seseorang yang mengingatkanku untuk
berperilaku baik dan jujur dalam menjalani kehidupan ini dan menjadi motivator terbaik
dalam hidupku. Terima kasih atas semua pengorbananmu.
 Adik Boy, Saudara kandungku satu-satunya yang selelu mendampingiku, yang
membantuku, memberikanku semangat, melindungiku, saudara terbaik dalam hidupku,
semoga Alloh selalu memberikn keberkahan dalam hidupmu.
 Guru dan Sahabat- sahabatku, kalian adalah orang yang berarti dalam hidupku,
terima kasih telah menjadi bagian dalam hidup ku. Semoga Alloh memberikan
keberkahan dalam hidup kalian.
 Orang-orang yang selalu mendoakanku, memberikan cintanya, dan selalu menghiburku.
Semoga Alloh melindungi kalian.
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu ’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karuniaNya serta sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal skripsi yang berjudul
“Gambaran Status Gizi Ibu Hamil Di Kelurahan Sukamaju Kota Depok”.
Alhamdulillah, penulis telah dapat menyusun karya tulis yang merupakan
syarat kelulusan Sarjana Keperawatan. Harapan penulis semoga karya tulis ini
dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya dan bisa bermanfaat bagi semua.
Penulis menyadari penyusunan skripsi ini belum sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran berguna untuk menyempurnakan skripsi ini.
Proses penulisan proposal skripsi ini tak luput dari banyak pihak yang
telah memberikan bantuan. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. H. Arif Sumantri, S.KM., M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Prof. DR. (hc). dr. Muhammad Kamil. Tadjuddin Sp. And selaku mantan
Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Ibu Maulina Handayani, S.Kp, M.Sc selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan informasi, motivasi, dan membimbing dalam penulisan
skripsi.
4. Ibu Puspita Palupi, S.Kep.,M.Kep,Ns.Sp.Kep.Mat selaku Dosen
Pembimbing I yang telah bersedia memberikan kebaikannya dalam
membimbing dengan sabar dan memberikan arahan dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
5. Ibu Ns. Mardiyanti, S.Kep.,M.Kep,MDS selaku Dosen Pembimbing II
yang telah bersedia memberikan kebaikan dalam membimbing dengan
sabar dan memberikan saran dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
6. Ibu Uswatun Khasanah, MN selaku Dosen Penguji I skripsi atas motivasi,
saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini.
7. Ibu Yenita Agus, M.Kep.,Sp.Mat.,PhD dan Bapak Karyadi, M.Kep., PhD
selaku Dosen Penguji seminar proposal skripsi atas saran dan kritik demi
kesempurnaan skripsi ini.
x
8. Ibu Nia Damiati, S.Kp, MSN selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
selalu memberikan bimbingan dan motivasi dari awal perkuliahan sampai
saat ini.
9. Dinas Kesehatan Kota Depok, Puskesmas Villa Pertiwi, dan Posyandu
Kelurahan Sukamaju yang telah memberikan izin penelitian dan
memberikan arahan.
10. Bapak Andri Yunus dan Ibu Lia Amalia selaku orang tua terbaik yang
selalu mendoakan, memberikan motivasi, menenangkan, dan memberikan
bantuan moril maupun materiil, kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
11. Adik Boyza Andrian yang selalu mendoakanku, membantuku,
menghiburku, dan membantuku dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Kelurga besar Hj. Syamsudin Usman dan Mamit yang selalu mendoakan,
mengingatkanku dan memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi.
13. Sahabat-sahabatku yang selalu memberikan semangat, Fitri, Hasanah
Putri, Aretha, Selly, Imiet, Azizah, Opie, Muzdalifah, Sukma, Indah, Rini,
Tiara, Jessi, Ikna, Manda, Nadhia, Kakak Abdullah H T, Fahmi, Fery, dan
Eko yang senantiasa memberikan semangat dan bantuannya agar segera
menyelesaikan skripsi ini.
14. Teman-teman Kos Karima dan ronin NF 2010 yang menghiburku dan
mendoakanku selama proses pembuatan skripsi.
15. Teman-teman seangkatan PSIK 2011, DEMA FKIK 2013, teman-teman
FKIK 2010-2015 dan teman-teman Ronin NF 2010 yang memberikan
motivasi dan memberikan masukan selama proses pembuatan skripsi.
16. Staf karyawan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta atas bantuannya dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap Allah SWT membalas semua kebaikan
kepada semua pihak yang telah membantu penulis. Semoga skripsi ini dapat
memberi manfaat.
Wassalamu ‘alaikum Wr. Wb.
Ciputat, Juli 2015
Zilya Andriani
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
LEMBAR PERNYATAAN ..................................................................................ii
ABSTRACT...........................................................................................................iii
ABSTRAK ............................................................................................................iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN........................................................................v
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP...........................................................................viii
LEMBAR PERSEMBAHAN...............................................................................ix
KATA PENGANTAR...........................................................................................x
DAFTAR ISI.........................................................................................................xii
DAFTAR SINGKATAN.....................................................................................xiv
DAFTAR TABEL...............................................................................................xvi
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................xvii
DAFTAR BAGAN............................................................................................xviii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xix
BAB I
PENDAHULUAN................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................6
C. Tujuan Penelitian...........................................................................6
D. Manfaat Penelitian.........................................................................7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA......................................................................9
A. Kehamilan......................................................................................9
B. Gizi Ibu hamil..............................................................................14
C. Kerangka Teori.............................................................................30
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL.........31
A. Kerangka Konsep Penelitian........................................................31
B. Definisi Operasional Penelitian....................................................32
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN......................................................34
A. Desain Penelitian..........................................................................34
B. Lokasi dan Waktu Penelitian.......................................................34
C. Populasi dan Sampel....................................................................35
D. Instrumen Penelitian....................................................................37
xii
E. Langkah-langkah Pengumpulan Data..........................................37
F.
Pengolahan Data..........................................................................39
G. Analisis Data................................................................................40
H. Etika Penelitian........................................................................... 41
BAB V
HASIL PENELITIAN.......................................................................42
A. Gambaran Lokasi Penelitian........................................................43
B. Hasil Analisis Univariat...............................................................44
BAB VI
PEMBAHASAN................................................................................50
A. Analisa Univariat.........................................................................50
B. Keterbatasan Penelitian................................................................56
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN.........................................................57
A. Kesimpulan..................................................................................57
B. Saran............................................................................................57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR SINGKATAN
ACTH
: Adreno Corticotropic Hormone
ADH
: Antidiuretic Hormone
AKG
: Angka Kecukupan Gizi
AKI
: Angka Kematian Ibu
Bappenas
: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
BB
: Berat Badan
BBLR
: Berat Badan Lahir Rendah
BMR
: Basal Metabolic Rate
DJJ
: Denyut Jantung Janin
DNA
: Asam Deoksiribonukleat
GFR
: Glomerular Filtration Rate
hCG
: Human Chorionic Gonadotropin
HIV
: Human Immunodeficiency Virus
hPL
: Human Placental Lactogen
IMT
: Indeks Massa Tubuh
IUGR
: Intrauterine Growth Retardation
KB
: Keluarga Berencana
KEK
: Kurang Energi Kronis
Kkal
: Kilokalori
Kemenskes RI
: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
KLB
: Kejadian Luar Biasa
KMK
: Kecil Masa Kehamilan
KMS
: Kartu Menuju Sehat
KTI
: Kawasan Timur Indonesia
LILA
: Lingkar Lengan Atas
MDGs
: Millenium Development Goals
xiv
PIH
: Pregnancy-Induced Hypertension
PMT
: Pemberian Makanan Tambahan
PUS
: Pasangan Usia Subur
P4K
: Pencegahan Komplikasi
Puskesmas
: Pusat Kesehatan Masyarakat
RDA
: Reference Daily Intakes
Riskesdas
: Riset Kesehatan Dasar
SDKI
: Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
SDM
: Sumber Daya Manusia
SMA
: Sekolah Menengah Atas
SPK
: Standar Pelayanan Kebidanan
TB
: Tinggi Badan
TFU
: Tinggi Fundus Uteri
TT
: Tetanus Toxoid
UMR
: Upah Minimum Regional
WHO
: World Health Organization
xv
DAFTAR TABEL
No. Tabel
Judul Tabel
Halaman
3.1
Definisi operasional
5.1
Distribusi frekuensi
berdasarkan LILA
hamil
44
5.1
Distribusi trimester dan status gizi ibu hamil
berdasarkan LILA
45
5.2
Distribusi frekuensi Umur ibu hamil
46
5.3
Distribusi frekuensi Tingkat Pendidikan
46
5.4
Distribusi frekuensi Pendapatan Keluarga
47
5.5
Distribusi Frekuensi Umur, Pendidikan dan
Pendapatan Berdasarkan Status Gizi Ibu Hamil
48
32
status
xvi
gizi
ibu
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar
Judul Gambar
Halaman
2.1
Garis Pertumbuhan Janin Tiga Periode Trimester
Kehamilan
15
2.2
Pengukuran LILA
20
xvii
DAFTAR BAGAN
No. Bagan
Judul Bagan
Halaman
2.1
Kerangka Teori
30
3.1
Kerangka Konsep
31
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Perizinan
Lampiran 2. Informed Consent
Lampiran 3. Lembar Penelitian
Lampiran 4. Hasil Penelitian
xix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) 99% terjadi di negara berkembang, pada
tahun 2013 adalah 230 per 100.000 kelahiran hidup dibanding 16 per 100.000
kelahiran hidup di negara-negara maju. Ibu meninggal akibat komplikasi
selama kehamilan dan setelah kehamilan. Lebih dari 60.000 kematian ibu di
115 negara menunjukkan ibu hamil sudah memiliki riwayat kesehatan yang
buruk (seperti diabetes, malaria, HIV, obesitas) yang menyebabkan 28% dari
kematian. Penyebab lain meliputi perdarahan parah 27%, tekanan darah tinggi
14%, infeksi 11%, melahirkan dan penyebab langsung lainnya 9%,
komplikasi aborsi 8% dan bekuan darah (emboli) 3% (World Health
Organization (WHO), 2014).
Laporan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012,
AKI sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2014). Lima
penyebab kematian ibu terbesar adalah perdarahan (32%), hipertensi dalam
kehamilan 25%, infeksi (5%), partus lama (5%), dan abortus (1%).
Perdarahan, hipertensi dalam kehamilan, dan infeksi adalah tiga penyebab
utama kematian ibu di Indonesia berdasarkan laporan Depkes 2013. Penyebab
kematian tersebut erat hubungannya dengan asupan gizi, misalnya perdarahan
merupakan salah satu akibat dari kekurangan zat besi, eklampsia disebabkan
oleh hipertensi yang juga ada hubungannya dengan asupan gizi (Nasir, 2013).
Masa kehamilan merupakan masa dimana ibu membutuhkan berbagai
unsur gizi yang lebih banyak daripada yang diperlukan dari keadaan tidak
1
2
hamil. Gizi tersebut selain diperlukan untuk memenuhi kebutuhan sendiri,
diperlukan juga untuk pertumbuhan dan perkembangan janin yang ada dalam
kandungannya (Moehji, 2013). Asupan kebutuhan ibu hamil yang tidak
tercukupi, dapat berakibat buruk bagi ibu dan janin. Janin dapat mengalami
kecacatan atau lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), anemia pada
bayi, keguguran, dan kematian neonatal. Ibu hamil yang kekurangan gizi akan
menderita Kurang Energi Kronis (KEK), sehingga berdampak kelemahan
fisik, anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal dan
diabetes dalam kehamilan yang membahayakan jiwa ibu. Ibu hamil dengan
status gizi kurang akan berisiko melahirkan bayi berat badan rendah 2-3 kali
lebih besar dibandingkan yang berstatus gizi baik, disamping kemungkinan
bayi meninggal sebesar 1,5 kali (Arisman (2007) dalam Marlenywati (2010).
Laporan status gizi Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013
melaporkan status risiko Kurang Energi Kronis (KEK) ibu hamil berumur 1549 tahun berdasarkan indikator Lingkar Lengan Atas (LILA) secara nasional
sebanyak 24,2%. Prevalensi KEK di Jawa Barat di bawah nasional yaitu pada
nilai 20%. Ibu hamil KEK berumur 45-49 tahun naik menjadi 15,1% pada
tahun 2007 dan 2013. Ibu hamil berisiko tinggi yaitu ibu hamil dengan tinggi
badan <150 cm (WHO, 2007). Prevalensi nasional ibu hamil berisiko tinggi
sebesar 31,3%, di wilayah Jawa Barat 35%, angka tersebut diatas angka
nasional.
Kehamilan merupakan masa tumbuh kembang manusia yang normalnya
40 minggu atau 280 hari. Periode kehamilan dibagi menjadi tiga trimester.
3
Periode tersebut meliputi trimester pertama: 0-3 bulan, trimester kedua: 4-6
bulan dan trimester ketiga: 7-9 bulan (Sujiono, 2004).
Kehamilan pada trimester pertama merupakan masa pembentukan organorgan penting pada janin seperti otak, saraf, organ reproduksi, sepasang
tangan, jari-jari tangan, sepasang kaki, jari-jari kaki, rambut, dan gigi Ibu
hamil biasanya mengalami sindroma morning sickness, mual, muntah dan
nafsu makan berkurang. Bila asupan gizi tidak terpenuhi berdampak
kecacatan pada janin di antaranya bibir sumbing, jari-jari tidak lengkap dan
mengalami kelainan jantung bawaan. Trimester ini sebaiknya ibu hamil
memperbanyak konsumsi gizi penting seperti asam folat yang membantu
pertumbuhan sistem saraf janin (Sutomo, 2010 dan D’Adamo, 2006).
Kehamilan trimester kedua, nafsu makan sudah mulai menambah,
keluhan mual dan muntah berkurang. Kebutuhan gizi ibu hamil terus
meningkat untuk pertumbuhan janin terutama meningkatkan protein dan
kalori. Asupan kalori juga harus tercukupi. Protein dan kalori dibutuhkan
untuk pembentukan plasenta, ketuban, menambah volume darah dan dialirkan
ke seluruh tubuh (Sutomo, 2010).
Kehamilan trimester ketiga, nafsu makan sangat baik dan kebutuhan gizi
semakin meningkat terutama pada kebutuhan protein, kalori, vitamin dan
asupan zat besi. Mineral lain yang dibutuhkan adalah iodium yang berfungsi
membantu mengontrol metabolisme sel dan jika kekurangan iodium
menyebabkan bayi lahir kerdil dan pertumbuhannya terhambat (Sutomo,
2010). Masa trimester ini pertumbuhan janin intensif, perkembangan lebih
jauh pada paru-paru dan otak yang penting (D’Adamo, 2006).
4
Status gizi pada kehamilan dapat disebabkan oleh beberapa faktor
seperti: pendapatan, pendidikan, lingkungan yang buruk, kebiasaan makan
yang kurang baik dan kondisi kesehatan yang buruk berpengaruh pada status
gizi dan pertumbuhan serta perkembangan janin (Boyne dalam Bobak, 2004).
Penelitian Muliawati tahun 2013 di Puskesmas Sambi Kabupaten Boyolali,
menyatakan bahwa 79% ibu hamil menderita gizi kurang, karena
berpendapatan sedang (Rp.450.000- Rp.850.000).
Dewasa ini mitos-mitos kehamilan yang baik sadar atau tidak disadari
selalu dipercaya secara turun temurun dalam masyarakat, di Jawa Tengah ibu
hamil pantang makan telur karena mempersulit persalinan dan pantang makan
daging karena menyebabkan perdarahan yang banyak. Sementara di Jawa
Barat, ibu yang kehamilannya memasuki bulan kedelapan sampai kesembilan
sengaja mengurangi makannya agar bayi yang dikandungnya kecil agar
mudah dilahirkan. Budaya pantang pada ibu hamil sebenarnya merugikan
kesehatan ibu hamil dan janin yang dikandungnya, ibu hamil dilarang makan
telur dan daging, padahal telur dan daging sangat dibutuhkan untuk
pemenuhan gizi ibu hamil dan janin. Akhirnya ibu hamil menderita
kekurangan gizi seperti anemia dan KEK, pendarahan pada saat persalinan
serta bayi yang dilahirkan mengalami BBLR (Tino, 2009 dan Khasanah,
2011).
Laporan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) 2007
menargetkan
Millenium
Development
Goals
(MDGs)
2015
untuk
menurunkan AKI sebesar tiga perempatnya dari angka tahun 1990 dengan
asumsi bahwa rasio saat itu adalah sekitar 450 menjadi 110 (Stalker, 2007).
5
Program pemerintah di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) berusaha
memantau status gizi ibu hamil dengan kunjungan antenatal minimal 4 kali
selama kehamilan, pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS) ibu hamil dan
pemberian tablet besi (Nasir, 2013). Pelayanan Antenatal dilaksanakan sesuai
Standar Pelayanan Kebidanan (SPK) dalam penerapannya meliputi 7T dan
meningkat menjadi 10T, yaitu timbang BB dan ukur TB, ukur tekanan darah,
ukur LILA (nilai status gizi), ukur Tinggi Fundus Uteri (TFU), tentukan
presentasi janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ), skrining status imunisasi
tetanus dan pemberian imunisasi Tetanus Toxoid (TT) bila diperlukan,
pemberian tablet zat Fe minimal 90 tablet selama kehamilan, tes
laboratorium, tatalaksana
kasus,
temu
wicara
(konseling)
termasuk
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca
persalinan (Depkes RI, 2010 dalam Novita 2013).
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan dari delapan orang ibu hamil
yang berkunjung ke Puskesmas Villa Pertiwi Kota Depok, didapatkan data
dari delapan ibu hamil yaitu empat ibu hamil termasuk dalam kategori gizi
kurang dengan indikator LILA <23,5 cm dan enam ibu hamil kelompok umur
antara 20-35 tahun dan dari hasil wawancara dengan petugas gizi Puskesmas
Villa Pertiwi belum ada data penelitian penilaian serta pemantauan status gizi
ibu hamil yang berkelanjutan di wilayah Sukamaju Kota Depok.
Perawat berperan penting dalam memberi perawatan individual dengan
mengkaji pasien, berkonsultasi dengan anggota tim kesehatan lain dan
merujuk pasien sesuai kebutuhannya. Ibu hamil yang mengalami status gizi
kurang perlu mendapatkan perawatan khusus (Boyne dalam Bobak, 2005).
6
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang
gambaran status gizi ibu hamil berdasarkan lingkar lengan atas (LILA) di
Kelurahan Sukamaju Kota Depok.
B. Rumusan Masalah
Laporan dari Survei Kesehatan Nasional (Sukesnas) 2001, ibu hamil
yang mempunyai risiko KEK atau kekurangan gizi berdasarkan LILA sebesar
34%, paling banyak dijumpai pada kelompok umur <20 tahun (68%), di
daerah pedesaan (40%) dibandingkan di daerah perkotaan (26%) dan ibu
hamil yang berdomisili di kawasan Jawa Bali mempunyai risiko KEK
tertinggi (38%), diikuti Kawasan Timur Indonesia (33%) serta Sumatera
(21%). KEK juga merupakan masalah kesehatan yang menjadi perhatian di
Kota Depok (Nurmadinisia, 2012). Prevalensi ibu hamil KEK 27,4% dan
masih menjadi masalah kesehatan yang mempunyai ambang batas 20%
(Sumarno, 2005). Taffel (1986) menganalisis data dari tahun 1980 kelahiran
nasional dan kematian janin, survei yang terkait antara gizi dan kehamilan.
Berat badan ibu yang rendah dikaitkan: berat badan sebelum kehamilan yang
tinggi, budaya, berusia 35 tahun atau lebih, anak remaja, pendidikan kurang
dari sembilan
tahun, pendapatan rendah, dan merokok (Walker, 1991).
Sementara itu, belum ada data status gizi ibu hamil di Kelurahan Sukamaju,
Kota Depok. Oleh karena itu, peneliti ingin meneliti terkait gambaran status
gizi ibu hamil berdasarkan lingkar lengan atas (LILA) di Kelurahan
Sukamaju Kota Depok.
7
C. Tujuan penelitian
1.
Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran status gizi ibu
hamil berdasarkan lingkar lengan atas (LILA) di Kelurahan Sukamaju
Kota Depok.
2.
Tujuan Khusus
a.
Diketahuinya status gizi ibu hamil berdasarkan LILA di Kelurahan
Sukamaju Kota Depok.
b.
Diketahuinya status gizi ibu hamil berdasarkan karakteristik umur,
tingkat pedidikan, dan pendapatan keluarga di Kelurahan Sukamaju
Kota Depok.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis bagi institusi
pendidikan keperawatan, pelayanan kesehatan, dan peneliti.
1.
Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan
Hasil
penelitian dapat dijadikan
pengembangan dari
instrumen
pengkajian status gizi ibu hamil di keperawatan maternitas.
2.
Bagi Pelayanan Kesehatan
a.
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai dasar evidence based
terhadap status gizi ibu hamil di wilayah Kelurahan Sukamaju Kota
Depok
8
b.
Sebagai data dasar dalam pengembangan promosi kesehatan gizi ibu
hamil dalam upaya meningkatkan kesehatan ibu hamil.
c.
Sebagai landasan dalam mengembangkan intervensi keperawatan
untuk meningkatkan status gizi ibu hamil.
3.
Bagi Peneliti
Peneliti memperoleh tambahan ilmu mengenai status gizi ibu hamil
sebagai dasar untuk promosi kesehatan (penyuluhan) melakukan
penelitian selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kehamilan
1.
Pengertian
Kehamilan adalah mengandung anak gestasi dari periode menstruasi
sebelumnya sampai persalinan yang normalnya 40 minggu atau 280 hari
dan dibagi menjadi tiga periode atau trimester yang masing-masing
berlangsung tiga bulan (Brooker, 2008). Kehamilan dibagi menjadi tiga
periode tiga bulanan atau trimester. Trimester pertama apabila kehamilan
berumur 0-12 minggu. Trimester kedua apabila umur kehamilan 13-28
minggu, sedangkan trimester ketiga apabila umur kehamilan 29-40
minggu (Hersianna, 2012).
2.
Tanda Kehamilan
Tanda kehamilan dapat dikelompokkan sebagai berikut: presumsi,
kemungkinan dan pasti. Tanda presumsi yaitu perubahan yang dirasakan
ibu meliputi amenore (tidak haid), keletihan, perubahan payudara, mual,
muntah, pusing, serta quickening dan tidak mau makan. Tanda
kemungkinan kehamilan yaitu perubahan yang diobservasi oleh
pemeriksa meliputi tanda hegar, ballottement dan tes kehamilan. Tanda
pasti kehamilan meliputi sonografi dan (Klein dalam Bobak, 2004 dan
Siswosuharjo, 2010).
9
10
3.
Perubahan Fisik dan Psikologi Kehamilan
Kehamilan dapat memicu sekaligus memacu terjadinya perubahan
tubuh, baik secara anatomis, fisiologis maupun biokimiawi. Perubahan
ini dapat terjadi sistemik atau lokal. Tujuannya untuk menyejahterakan
janin, meskipun kerap mengabaikan kesehatan ibu.
a.
Sistem Kardiovaskular
Pembesaran uterus menekan pembuluh darah yang melewati
rongga panggul dan paha. Jika wanita tidur terlentang uterus yang
besar ini juga menekan vena cava. Keadaan yang pertama
menyebabkan aliran balik terganggu sehingga darah mengumpul
pada tungkai bawah. Kondisi yang kedua menyusutkan aliran darah
ke atrium kanan. Dampak kedua kondisi tersebut yaitu hipotensi.
Hipotensi postural dicetuskan oleh terganggunya aliran darah
melalui rongga panggul, sementara supine hypotensive syndrome
atau vena cava syndrome dipicu oleh tekanan pada vena cava
(Arisman, 2009). Selama pertengahan pertama masa hamil, tekanan
sistolik dan diastolik menurun 5 sampai 10 mmHg yang disebabkan
oleh vasodilatasi perifer akibat perubahan hormonal selama masa
kehamilan (Klein dalam Bobak, 2004).
b.
Sistem Pernafasan
Peningkatan kadar esterogen menyebabkan ligamen pada
kerangka iga berelaksasi sehingga ekspansi rongga dada meningkat.
Rahim membesar menyebabkan panjang paru-paru berkurang.
11
Tinggi diafragma bergeser sebesar 4 cm selama hamil. Semakin
tuanya kehamilan dan seiring pembesaran uterus ke rongga
abdomen, pernapasan dada menggantikan pernapasan perut dan
penurunan diafragma saat inspirasi menjadi semakin sulit (Klein
dalam Bobak, 2004).
c.
Ginjal dan Saluran Kemih
Perubahan struktur ginjal merupakan akibat aktivitas hormonal
(esterogen dan progesteron), tekanan yang timbul akibat pembesaran
uterus dan peningkatan volume darah (Klein dalam Bobak, 2004).
Panjang ginjal bertambah antara 1-1,5 cm. Piala ginjal melebar
sampai 60 cc (jika tidak hamil: 10 cc). Ureter diatas pintu atas
panggul
melebar,
memanjang
dan
berkelok.
Statis
terjadi
menyisakan banyak urin di dalam saluran pengumpul (dapat
mencapai 200 cc). Perubahan fungsi ginjal diduga akibat
peningkatan hormon ibu, hormon plasenta (adreno corticotropic
hormone/ ACTH), antidiuretic hormone/ ADH, aldosteron, kortisol,
human chronic somato-mammotropin), hormon tiroid serta faktor
lain, seperti penigkatan volume plasma. Glomerular Filtration Rate
(GFR) meningkat sampai 50% (Arisman, 2009).
d.
Sistem Endokrin
Kehamilan menginduksi hiperparatiroidisme sekunder ringan,
suatu refleksi peningkatan kebutuhan kalsium dan vitamin D. Janin
12
membutuhkan glukosa dalam jumlah yang signifikan untuk
pertumbuhan
dan
perkembangannya
sehingga
menghabiskan
simpanan glukosa ibu dan menurunkan kemampuan ibu mensintesis
glukosa dengan menghabiskan asam amino ibu sehingga kadar
glukosa darah ibu menurun. Akibatnya pada awal kehamilan
pankreas
menurunkan
produksi
insulinnya.
Progesteron
menyebabkan lemak disimpan dalam jaringan subkutan di abdomen,
punggung dan paha atas yang berfungsi sebagai cadangan energi
baik masa hamil dan menyusui. Aldosteron mempertahankan
natrium. Tiroksin mengatur metabolisme. Hormon paratiroid
mengontrol metabolisme kalsium dan magnesium. Human Placental
Lactogen (hPL) berperan sebagai hormon pertumbuhan. Human
Chorionic Gonadotropin (hCG) menginduksi mual dan muntah pada
beberapa ibu selama awal kehamilan (Klein dalam Bobak 2004).
e.
Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan mengalami beberapa perubahan seperti,
nafsu makan meningkat, muncul rasa mual dan muntah, perubahan
terhadap sensasi rasa dan peningkatan absorbsi zat gizi (Nasir,
2013). Pertumbuhan esterogen memperbanyak sekresi air ludah dan
sifatnya menjadi lebih asam. Kondisi ini memudahkan terjadinya
gigi berlubang dan sekaligus menjelaskan bahwa lubang gigi tidak
disebabkan oleh kekurangan kalsium karena kalsium gigi bersifat
stabil (Arisman, 2009).
13
f.
Kandung Empedu dan hati
Penurunan tonus dinding otot polos menyebabkan fungsi
kandung empedu berubah. Waktu pengosongan memendek dan
sering tidak tuntas. Cairan empedu mengental dan sering terjadi
statis yang memudahkan terbentuknya batu empedu.
Fungsi hati berubah meskipun morfologinya tidak berubah.
Kegiatan alkalin fosfatase dalam serum menigkat dua kali lipat,
diduga akibat dari penambahan isoenzim alkalin fosfatase plasenta.
Kadar albumin dan globulin plasma menurun, penurunan ini
terbilang normal karena terjadi pada keadaan hamil (Arisman, 2009).
g.
Perubahan Psikologi
Teori Rubin menyatakan perubahan psikologi yang terjadi pada
trimester satu meliputi ambivalen, takut, fantasi dan khawatir.
Trimester kedua, perubahan meliputi perasaan lebih nyaman serta
kebutuhan mempelajari perkembangan dan pertumbuhan janin
meningkat. Kadang tampak egosentris dan berpusat pada diri sendiri.
Trimester tiga, perubahan terjadi meliputi memiliki perasaan aneh,
lebih introvert dan mereleksikan pengalaman masa lalu (Saminem,
2006).
14
B. Gizi Ibu Hamil
1.
Pengertian
Zat gizi adalah subastansi makanan yang dibutuhkan tubuh ntuk
hidup sehat, terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.
Zat gizi tersebut dalam tubuh berfungsi sebagai sumber energi (terutama
karbohidrat dan lemak), sumber zat pembagunan (protein), pertumbuhan,
pertahanan dan perbaikan jaringan tubuh. Status gizi adalah cerminan
dari ukuran terpenuhinya kebutuhan gizi (PERSAGI, 2009).
Tujuan penataan gizi pada ibu hamil adalah menyiapkan: (1) cukup
kalori, protein yang bernilai biologi tinggi, vitamin, mineral dan cairan
untuk memenuhi kebutuhan zat gizi ibu, janin serta plasenta; (2)
makanan padat kalori untuk membentuk lebih banyak jaringan tubuh; (3)
cukup kalori dan zat gizi untuk pertambahan berat baku selama
kehamilan; (4) perencanaan perawatan gizi untuk memperoleh dan
mempertahankan status gizi optimal, melahirkan bayi dengan baik dan
memperoleh cukup energi untuk menyusui serta merawat bayi kelak; (5)
perawatan gizi dapat mengurangi atau menghilangkan reaksi yang tidak
diinginkan, seperti mual dan muntah; (6) perawatan gizi dapat membantu
pengobatan penyulit selama kehamilan (diabetes kehamilan); dan (7)
mengembangkan kebiasaan makan yang baik yang dapat diajarkan
kepada anaknya selama hidup. Ibu hamil terjadi peningkatan protein
68%, asam folat 100%, kalsium 50%, dan zat besi 200-300%
dibandingkan ibu yang tidak hamil (Arisman, 2009).
15
2.
Manfaat Gizi untuk Masa Kehamilan
Para ahli membuktikan dengan jelas bahwa ada hubungan yang
sangat erat antara kecukupan makanan ibu semasa hamil dengan keadaan
gizi bayi setelah lahir. Beberapa penelitian membuktikan bahwa masa
yang paling kritis adalah trimester ketiga, yaitu waktu umur janin telah
mencapai enam bulan, janin tumbuh dengan cepat sekali. Hal ini dapat
dilihat dari kenaikan berat badan ibu yang semakin cepat mulai trimester
kedua kehamilan. Garis pertumbuhan janin sampai mencapai usia
sembilan bulan kehamilan seperti gambar di bawah ini.
Saat
pembuahan
Tiga
bulan
Enam
bulan
Saat
lahir
Gambar 2.1 Garis pertumbuhan janin tiga periode trimester kehamilan
Sumber: Moehji, 2003
Hal lain yang sangat penting adalah pertumbuhan otak selama masa
kehamilan. Otak tumbuh melalui dua cara yaitu: sel otak jumlahnya
bertambah sampai pada suatu saat mencapai jumlah sel tertentu dan
setelah jumlah sel otak mencapai yang seharusnya, maka pertumbuhan
otak berlangsung dengan cara sel-sel tersebut membesar sampai ukuran
tertentu. Pertumbuhan sel otak ini sangat dipengaruhi keadaan gizi ibu.
16
Sel otak jumlahnya akan mencapai jumlah seperti seharusnya, sejak
pertumbuhan berusia dua puluh minggu atau lima bulan, jika terjadi
kekurangan gizi pada ibu, maka sejumlah sel otak yang terbentuk tidak
akan mencapai jumlah seperti seharusnya.
Kedua jenis gangguan pertumbuhan sel otak akibat kurang gizi akan
berakibat terganggunya pertumbuhan mental pada masa kanak-kanak
dengan tanda-tanda: anak kurang mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungan, kemampuan sosial anak berkurang dan kemampuan verbal
juga tidak begitu baik sehingga akan mempengaruhi Quosen Kecerdasan
(Intelegensi Quotient I.Q.) anak. Hal ini menyebabkan terjadinya
kesukaran pada kanak-kanak tersebut dalam mengikuti pelajaran yang
akan diberikan di sekolah dikemudian harinya, karena rendahnya daya
konsentrasi (pemusatan pikiran) dan sebagainya (Moehji, 2013).
3.
Penilaian Status Gizi
Penilaian status gizi menurut Supariasa (2002) dalam Najoan (2011),
dibagi menjadi dua yaitu penilaian secara langsung dan secara tidak
langsung. Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi
empat penilaian yaitu antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik.
Penilaian status gizi secara tidak langsung dibagi menjadi tiga penilaian
yaitu survei konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi.
Penilaian status gizi ibu hamil dapat dilakukan pengukuran biokimia dan
antropometri (Arisman, 2009). Penilaian biokimia adalah penilaian gizi
17
yang penting pada darah maupun urine dan dapat mendeteksi keadaan
kekurangan gizi pada tingkat dini (Sayogo, 2007). Penilaian antropomrtri
adalah penilaian ukuran tubuh manusia (Syafiq, 2006). Penilaian status
gizi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pengukuran
antropometri. Pengukuran antropometri memiliki kelebihan: prosedurnya
sederhana, aman dan dilakukan untuk jumlah sampel besar; relatif tidak
membutuhkan tenaga ahli; alat murah, mudah dibawa dan tahan lama;
metodenya
tepat
dan
akurat
karena
dapat
dibakukan;
dapat
menggambarkan keadaan gizi masa lampau; serta sudah memiliki
ambang batas yang jelas Gibson (2005) dalam Najoan (2011).
Antropometri yaitu ilmu yang mempelajari ukuran tubuh manusia
yang dapat memberikan indikasi gizi dan pengkajian gizi (Boyne dalam
Bobak, 2004). Pengukuran antropometri ibu hamil yang paling sering
digunakan adalah kenaikan berat badan ibu hamil dan LILA selama
kehamilan (Proverawati dan Siti, 2009 dalam Choirunnisa, 2010).
Penilaian yang lebih baik untuk menilai status gizi ibu hamil yaitu
dengan pengukuran LILA, karena pada ibu hamil dengan malnutrisi (gizi
kurang atau lebih) kadang-kadang menunjukkan udem tetapi jarang
mengenai lengan atas (Satriono, 2002 dalam Eddyman, 2012). Berat
badan prahamil di Indonesia, umumnya tidak diketahui sehingga LILA
dijadikan indikator gizi kurang pada ibu hamil (Ariyani, 2012).
18
a.
Lingkar Lengan Atas (LILA)
1) Pengertian
LILA adalah lingkar lengan bagian atas pada bagian trisep.
LILA digunakan untuk perkiraan tebal lemak-bawah-kulit
(Almatsier, 2011). LILA adalah cara untuk mengetahui gizi
kurang pada wanita usia subur umur 15-45 tahun yang terdiri dari
remaja, ibu hamil, ibu menyusui dan pasangan usia subur (PUS).
Pengukuran LILA tidak dapat digunakan untuk memantau
perubahan status gizi dalam jangka pendek. Pengukuran LILA
cukup representatif, dimana ukuran LILA ibu hamil erat dengan
IMT ibu hamil yaitu semakin tinggi LILA ibu hamil diikuti pula
dengan semakin tinggi IMT ibu. Penggunaan LILA telah
digunakan di banyak negara sedang berkembang termasuk
Indonesia (Hidayati, 2011).
2) Ambang batas
Penelitian Ariyani (2012) di seluruh provinsi di Indonesia
melaporkan, ambang batas yang digunakan untuk menentukan
seorang ibu hamil gizi kurang adalah 23,5 cm. Ambang batas
LILA <23,5 cm atau dibagian pita merah LILA menandakan gizi
kurang dan ≥23,5 cm menandakan gizi baik. LILA < 23,5
termasuk kelompok rentan kurang gizi (Kemenkes RI, 2012).
LILA menunjukkan status gizi ibu hamil dimana <23,5 cm
menunjukkan status gizi kurang (Haryani, 2012 dalam Anastasia,
2013).
19
3) Tujuan
LILA digunakan untuk keperluan skrining, tidak untuk
pemantauan, mengetahui gizi kurang dan relatif stabil. Ukuran
LILA selama kehamilan hanya berubah sebanyak 0,4 cm.
Perubahan ini selama kehamilan tidak terlalu besar sehingga
pengukuran LILA pada masa kehamilan masih dapat dilakukan
untuk melihat status gizi ibu hamil sebelum hamil (Ariyani,
2012). Berlainan dengan berat badan yang terus naik dari awal
sampai akhir umur kehamilan dan dapat digunakan untuk
memonitor status gizi ibu hamil, maka LILA tidak dapat
digunakan untuk keperluan tersebut, karena LILA relatif stabil
pada setiap bulan umur kehamilan. Pengukuran LILA independen
terhadap umur kehamilan (Frensley, 2012). Implikasi ukuran
LILA terhadap berat badan bayi adalah LILA menggambarkan
keadaan konsumsi makanan terutama konsumsi energi dan
protein dalam jangka panjang (Flora, 2013).
4) Cara mengukur
Cara mengukur LILA menurut Almatsier (2011) dan Depkes
(2001) dalam Mulyaningrum (2009):
a) Lengan kiri diistirahatkan dengan telapak tangan menghadap
ke paha (sikap tegap).
b) Cari pertengahan lengan atas dengan memposisikan siku
membentuk sudut 900. Kemudian ujung skala cliper (pita ukur)
yang bertuliskan angka 0 diletakkan di tulang yang menonjol
20
dibagian bahu atau acromion dan ujung lain pada siku yang
menonjol atau olecranon.
c) Pertengahan lengan diberi tanda dengan spidol, lengan
kemudian diluruskan dengan posisi telapak tangan menghadap
ke paha.
d) Cliper dilingkarkan (tidak dilingkarkan terlalu erat dan tidak
longgar) pada bagian tengah dan bagian trisep lengan dengan
memasukkan ujung pita kedalam ujung yang lain; angka yang
tertera pada caliper (beberapa pita ukuran bertanda panah)
menunjukkan ukuran LILA.
Gambar 2.2 Pengukuran LILA
Sumber: Pedoman pengukuran dan pemeriksaan Depkes RI, 2007
4.
Faktor Risiko Status Gizi Ibu Hamil
Penilaian status gizi ibu hamil meliputi evaluasi terhadap faktor
risiko diet, pengukuran antropometri dan biokimiawi. Faktor risiko diet
dibagi dalam dua kelompok, yaitu risiko selama hamil dan risiko selama
21
perawatan (antenatal). Risiko yang pertama adalah (a) usia dibawah 18
tahun, (b) keluarga prasejahtera, (c) food fadiasm, (d) perokok berat, (e)
pecandu obat dan alkohol, (f) berat <80% atau >120%, berat baku, (g)
terlalu sering hamil: 8 kali dengan sela waktu <1 tahun, (h) riwayat
obstetrik buruk: pernah melahirkan anak mati dan (i) tengah menjalani
terapi gizi untuk penyakit sisitemik. Sementara itu, pertambahan berat
tidak adekuat (<1 kg/bulan), pertambahan berat berlebihan (>1
kg/minggu), dan Hb <11gr (terendah 9,5 gr) dan Ht <33% (terendah
30%) termasuk dalam risiko kedua. Selain itu, Taffel (1986) melaporkan
analisa data hasil Survei Kelahiran Nasional dan Kematian Janin tahun
1980 berkaitan antara gizi dan kehamilan. Berat badan ibu yang rendah
dikaitkan: berat badan sebelum kehamilan yang tinggi, budaya, berusia
35 tahun atau lebih, anak remaja, pendidikan kurang dari sembilan tahun,
pendapatan rendah dan merokok (Walker, 1991).
a. Umur
Umur ibu merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan.
Depkes RI (2002) menggolongkan umur ibu menjadi dua kategori
yaitu umur yang berisiko (dibawah 20 tahun atau diatas 35 tahun)
dan tidak berisiko (umur 20 sampai 35 tahun). Kelompok umur
dibawah 20 tahun berdasarkan fisiologinya masih dalam masa
pertumbuhan, organ reproduksinya belum cukup matang untuk
dibuahi sehingga dapat berisiko besar mengalami keguguran,
perdarahan selama kehamilan, gizi kurang dan kurang perawatan
selama periode pra-kelahiran. Kelompok umur diatas 35 tahun
22
dianggap sudah tidak mampu lagi menerima kehamilan karena fisik
yang tergolong tua untuk kehamilan, lemah menerima beban
kehamilan, organ reproduksi sudah kaku dan tidak elastis lagi
(Kliranayungie, 2012).
b. Tingkat Pendidikan
Menurut UU No. 20/2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
pasal 1 Butir 1 yaitu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa, dan negara (Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, 2014).
Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 35
Tahun 2006 tentang pedoman pelaksanaan gerakan nasional
percepatan penuntasan wajib belajar pendidikan dasar sembilan
tahun dan pemberantasan buta aksara (Nandya Media, 2007). Sistem
Pendidikan Nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang
saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional. Menurut Sisdiknas 2003, jenjang pendidikan formal terdiri
atas pendidikan dasar dan pendidikan tinggi. Pendidikan dasar terdiri
dari: Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah dan SMP/ Mts. Pendidikan
tinggi, terdiri dari: SMA dan MA, SMK dan MAK, Akademi,
23
Institut, Sekolah Tinggi, dan Universitas (Farhani, 2014). Tingkat
pendidikan sangat mempengaruhi kemampuan penerimaan informasi
gizi, jika semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin mudah
menerima informasi gizi, dibandingkan dengan pendidikan yang
lebih rendah (Agustian, 2010).
c. Pendapatan Keluarga
Pendapatan keluarga adalah jumlah semua hasil perolehan yang
didapat
oleh
anggota
keluarga
dalam
bentuk
uang
hasil
pekerjaannya. Pendapatan adalah jumlah penghasilan keluarga
(suami dan istri) dalam kurun waktu per bulan (Sianpar, 2013).
Kategori pendapatan yang digunakan yaitu UMR Depok tahun 2014
sesuai dengan keputusan gubernur Jawa Barat No. 561/Kep.108Bangsos/2012, Tanggal 21 Nopember 2013. Keadaan ekonomi
keluarga mempengaruhi pemilihan ragam dan kualitas bahan
makanan (Wibisono, 2008). Menurut Arisman (2009), tingkat
pendapatan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi ibu hamil. Tingkat
pendapatan keluarga yang tidak sesuai yang dibutuhkan maka
kebutuhan gizi yang diperoleh tidak terpenuhi baik (Sianipar, 2013).
Ibu dengan status ekonomi kurang biasanya kesulitan dalam
penyediaan makanan bergizi (Alimul, 2008). Status gizi ibu hamil
yang baik dapat mempengaruhi pertumbuhan janin, dengan status
gizi yang baik nantinya ibu akan melahirkan bayi yang normal, sehat
24
tidak mudah terkena penyakit dibanding ibu yang status sosial dan
ekonomi kurang yaitu ibu hamil berstatus gizi kurang cenderung
melahirkan bayi BBLR dan mengalami risiko kematian (Asiyah,
2014).
5.
Komponen Nutrisi pada Masa Kehamilan
Nutrisi diperlukan dalam jumlah besar pada ibu hamil daripada yang
dibutuhkan orang dewasa normal. Laju metabolik basal (Basal Metabolic
Rate [BMRI]) menigkat 20% selama masa hamil. Peningkatan ini sudah
termasuk pemakaian energi untuk sintesis jaringan.
a. Energi
Tambahan energi dalam kilo kalori (kkal) yang dibutuhkan
selama masa hamil di tentukan oleh perubahan Basal Metabolic Rate
(BMR) ibu, berat terhadap tinggi ibu, aktifitas fisik dan usia.
Peningkatan kebutuhan basal ini plus energi yang dibutuhakan untuk
metabolisme jaringan baru adalah sekitar 80.000 kalori sepanjang
masa hamil. Ibu yang berat badannya rendah (BMI < 19) atau ibu
yang melakukan latihan berat selama
tambahan.
Ibu
yang mengalami
hamil memerlukan energi
obesitas
dianjurkan
untuk
menggunakan berat badan yang diinginkan atau berat antara berat
saat ini dan berat yang diinginkan sebagai patokan dalam
menghitung kebutuhan energi (Boyne dalam Bobak, 2004). Menurut
Angka
Kecukupan Gizi
(AKG) (2004), pertambahan yang
25
dibutuhkan selama kehamilan adalah 180 kkal pada trimester satu
dan 300 kkal pada trimester dua dan tiga (Mulya, 2011).
b. Protein
Protein merupakan zat gizi dasar untuk pertumbuhan janin,
pembentukan carian amnion, simpanan untuk kebutuhan aktifitas
sehari-hari, pembesaran rahim, kelenjar payudara dan plasenta.
Sumber makanan sebaiknya dari sumber bahan pangan hewani
seperti telur, ikan, daging tak berlemak dan susu (Nasir, 2013).
Rekomendasi protein juga bervariasi sesuai usia. Berikut ini
adalah pedoman yan dianjurkan: wanita dewasa (>18 tahun): 1,3 g
protein per kilogram berat badan saat hamil; anak remaja (15 sampai
18 tahun): 1,5 g protein per kilogram berat badan saat hamil; anak
yang lebih muda (<15 tahun): 1,7 g protein per kilogram berat badan
saat hamil (Boyne dalam Bobak, 2004).
c. Vitamin dan Mineral
Terjadi peningkatan kebutuhan vitamin A, D, E dan K selama
hamil. Vitamin A merupakan faktor penting untuk perkembangan
sel, memelihara jaringan epitel, imunitas tubuh, untuk pertumbuhan
janin dan harus diperhatikan karena bersifat teratogenik. Asupan
vitamin A yang dianjurkan selama kehamilan menurut AKG (2004)
yaitu sebesar 800 RE.
26
Vitamin D diyakini memiliki efek pada keseimbangan kalsium
selama kehamilan. Vitamin D bersamaan dengan kalsium berperan
dalam pembentukan jaringan skeletal. Bagi yang berada di Indonesia
penambahan asupan tidak diperlukan jika merujuk ke AKG 2004,
karena paparan sinar matahari yang cukup.
Kekurangan vitamin E sangat jarang terjadi sehingga seringkali
tidak menjadi perhatian kesehatan ibu hamil dan janin. Secara umum
vitamin E berperan dalam proses reproduksi. Asupan vitamin E yang
berlebih harus dihindari karena dapat menyebabkan aborsi spontan.
Vitamin K diproduksi oleh flora dalam saluran cerna. Transpor
melalui plasenta berjalan sangat lambat, sehingga kebanyakan bayi
lahir dengan kadar vitamin K yang rendah. Rekomendasi yang
diberikan adalah supaya setiap neonatus mendapat injeksi vitamin K
dalam dua jam setelah lahir untuk mencegah risiko perdarahan
intraventrikuler (Nasir, 2013).
Fungsi tiamin, riboflavin, piridoksin (B6) dan kobalamin (B12)
yang penting adalah sebagai koenzim dalam metabolisme energi.
Kebutuhan akan vitamin-vitamin ini meningkat selama trimester
kedua dan ketiga, yakni ketika masukan energi meningkat.
Peningkatan kebutuhan ini dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi
beraneka makanan, yang mencakup padi-padian utuh, daging,
produk susu dan sayuran berdaun hijau. Kadar B12 yang rendah pada
ibu dihubungkan dengan kelahiran bayi prematur dan kelainan
27
sistem saraf pusat pada keturunannya. Vitamin C (asam askorbat)
berperan dalam pembentukan dan integritas jaringan serta dalam
upaya meningkatkan absorpsi besi, terutama besi bukan-hem (besi
yang
bukan
berasal
dari
daging).
Asupan
harian
yang
direkomendasikan sebesar 70 mg atau sekurang-kurangnya satu
gelas air jeruk (Boyne dalam Bobak, 2004).
d. Besi (Fe)
Tambahan besi dalam bentuk garam ferrous dengan jumlah
dengan dosis 30 mg per hari biasanya mulai di berikan sejak
kunjungan prenatal guna mempertahankan cadangan ibu dan
memenuhi kebutuhan janin. Defisiensi besi atau anemia pada ibu
hamil
dapat
menyebabkan
oksigen
untuk
janin
menurun,
mengakibatkan IUGR (intrauterine growth retardation) dan pada ibu
menyebabkan peningkatan gangguan jantung dan komplikasi lain
selama melahirkan (Boyne dalam Bobak, 2004).
e. Kalsium (Ca)
Kalsium merupakan zat gizi penting dalam pembentukan dan
pemeliharaan tulang dan gigi, penggumpalan darah dan aktifitas otot.
AKG 2004 menganjurkan ibu hamil mengkonsumsi 950 mg kalsium
per hari. Penambahan yang dianjurkan adalah 150 mg per hari,
sedangkan kebutuhan saat tidak hamil adalah 800 mg (Nasir, 2013).
28
Sumber utama kalsium adalah susu dan hasil olahannya seperti susu
murni, yoghurt, keju; udang, sarden kaleng dan beberapa bahan
makanan nabati seperti sayuran warna hijau tua (Arisman, 2009).
f. Asam Folat
Asam folat sangat berperan dalam sintesis DNA dan untuk
meningkatkan eritropoiesis (produksi sel darah merah), sehingga
sangat dibutuhkan oleh sel yang sedang mengalami pertumbuhan
cepat, seperti sel jaringan janin dan plasenta. Rekomendasi untuk ibu
yang kemungkinan hamil sebaiknya mengkonsumsi 400 ug asam
folat per hari. Sedangkan ibu hamil dianjurkan untuk menambah
asupan sehingga total saat kehamilan adalah 600 ug (Nasir, 2013).
Sumber makanan utama yang mengandung folat ialah sayuran
berdaun hijau tua, jeruk, pisang, gandum utuh, hati dan kentang
(Boyne dalam Bobak, 2004).
g. Seng/ Zinc (Zn)
Seng adalah unsur berbagai enzim yang berperan dalam berbagai
alur metabolisme utama. Seng dapat diperoleh dari daging, kerang,
roti gandum utuh atau sereal (Boyne dalam Bobak, 2004). Menurut
AKG (2004), penambahan Zinc adalah 1,7 mg per hari dari
kebutuhan normal sebesar 9,8 mg per hari (Nasir, 2013).
29
h.
Natrium (Na)
Upaya
membatasi
masukan
natrium
dipakai
untuk
mengendalikan edema perifer ringan kehamilan yang disebabkan
oleh hormon. Tidak ada perkiraan kebutuhan natrium yang
direkomendasikan RDA, tetapi pedoman yang dapat diterima adalah
2 sampai 3 gr sehari, kecuali jika kondisi medis ibu tidak
memungkinkan untuk menerima jumlah tersebut (Boyne dalam
Bobak, 2004).
i. Iodium (I)
Pemenuhan kebutuhan iodium sebaiknya dilakukan sebelum
kehamilan atau pada masa kehamilan awal. Kekurangan iodium akan
menyebabkan kelainan pada janin dan bayi seperti lahir mati,
kretinisme, keterbelakangan mental dan intelektual rendah. Menurut
AKG (2014), asupan iodium yang dianjurkan ibu hamil 50 ug,
sehingga total sekitar 200 ug, pemberian dapat dilakukan dalam
bentuk kapsul beriodium ataupun injeksi (Nasir, 2013).
30
C. Kerangka Teori
Ibu Hamil
Trimester I:
1. Sindroma morning
sickness, mual,
muntah, dan nafsu
makan berkurang.
2. Masa pembentukan
organ-organ penting
pada janin seperti
otak, saraf, dan
organ reproduksi.
3. Pertambahan BB ibu
sebaiknya 1,5-2,0
kg.
Faktor yang
mempengaruhi status
gizi:
 Umur Ibu Hamil
 Tingkat
Pendidikan
 Pendapatan
Keluarga
 Budaya
 Konsumsi Rokok
 Riwayat penyakit
 Asupan makanan
Trimester II:
1. Nafsu makan
sudah pulih
kembali, keluhan
mual dan muntah
sudah berkurang.
2. Pembentukan
plasenta, ketuban,
menambah volume
darah dan dialirkan
ke seluruh tubuh.
3. Pertambahan BB
ibu sebaiknya 4,06,0 kg.
Trimester III:
1. Nafsu makan
sangat baik dan
kebutuhan gizi
semakin
meningkat.
2. Masa
pematangan dan
pertumbuhan
janin yang
sangat pesat.
3. Pertambahan BB
ibu sebaiknya
6,0-8,0 kg.
Pengukuran Status Gizi Ibu hamil
Pengukuran Antropometri:
 LILA
 IMT prahamil
 Kenaikan berat badan
Pengukuran Biokimia:
 Hemoglobin
Bagan 2.1 Kerangka Teori
Dimodifikasi dari Kemenkes RI (2010), Institute Of Medicine (IOM) (1990),
Arisman (2009), Anastasia (2013) dan Taffel (1986)
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep Penelitian
Variabel penelitian adalah karakteristik yang diamati yang mempunyai
variasi nilai dan merupakan operasionalisasi dari suatu konsep agar dapat
diteliti secara empiris atau ditentukan tingkatannya (Setiadi, 2007).
Penelitian ini memiliki satu variabel yaitu status gizi ibu hamil
berdasarkan ukuran lingkar lengan atas (LILA) di Kelurahan Sukamaju,
Kota Depok.
Status Gizi Ibu Hamil




Pengukuran antropometri: LILA
Karakteristik Umur Ibu hamil
Tingkat Pendidikan
Pendapatan Keluarga
Bagan 3.1 Kerangka konsep
31
B. Definisi Operasional Penelitian
Table 3. 1 Definisi Operasional
No.
1.
Variabel
Definisi Penelitian
Alat Ukur
Hasil Ukur
Skala Ukur
Status gizi ibu Status gizi merupakan gambaran
hamil
terpenuhinya kebutuhan gizi, yang
di observasi dengan indikator:
a. LILA adalah penilaian status Pita ukur LILA
gizi untuk mengetahui ibu
hamil
umur 15-45 tahun
mengalami gizi kurang
Gizi baik, jika ukuran LILA ≥
23,5 cm
Ordinal
Gizi kurang, jika ukuran LILA <
23,5 cm
(Kemenkes RI, 2012)
2.
Umur
Usia individu yang terhitung mulai Lembar
dilahirkan sampai saat pengambilan penelitian
data
Tidak Berisiko:
20-35 tahun
Berisiko:
< 20 tahun atau > 35 tahun
(Depkes, 2002)
32
Ordinal
33
3.
Tingkat
Pendidikan
Pendidikan formal tertinggi yang Lembar
dinyatakan lulus
penelitian
Pendidikan dasar:
SD dan SMP
Ordinal
Pendidikan tinggi:
SMA, Akademi, dan Perguruan
tinggi
(Sisdiknas, 2003)
4.
Pendapatan
Keluarga
Jumlah
penghasilan
keluarga Lembar
(suami dan istri) per bulan
penelitian
UMR Depok
Tinggi:
Rp ≥2.397.000
Rendah:
Rp < 2.397.000
(Keputusan Gubernur Jawa Barat
No. 561/Kep.108-Bangsos/2012
Tahun 2013)
Ordinal
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan desain
analisis deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian deskriptif
adalah penelitian yang bertujuan memaparkan variabel penelitian secara
deskriptif tanpa melakukan analisa hubungan antar variabel yang di teliti
(Dharma, 2011). Rancangan cross sectional merupakan rancangan penelitian
dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan (sekali
waktu) antara faktor risiko/ paparan dengan penyakit (Hidayat, 2008).
Metode ini digunakan untuk mengetahui gambaran status gizi ibu hamil
berdasarkan ukuran lingkar lengan atas (LILA) di Kelurahan Sukamaju Kota
Depok.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Maret-April 2015 di Kelurahan
Sukamaju Kota Depok. Kelurahan Sukamaju memiliki satu puskesmas, yaitu
puskesmas Villa pertiwi. Puskesmas memiliki 35 posyandu yang tersebar di
setiap RW. Penelitian ini hanya 20 posyandu yang diikutsertakan dalam
penelitian karena hanya 20 posyandu yang bersedia untuk dilaksanakannya
peneltian di wilayah posyandu tersebut. Waktu pelaksanaan berbarengan
dengan pelaksanaan posyandu bersama kader. Kader membantu dalam
pencarian ibu hamil hingga kunjungan rumah.
34
35
C. Populasi dan Sampel
1.
Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari unit di dalam pengamatan yang
kita lakukan (Hastono dan Luknis, 2010). Populasi pada penelitian ini
adalah seluruh ibu hamil periode bulan Maret-April 2015 di Kelurahan
Sukamaju Kota Depok. Menurut kader, diseluruh posyandu di Kelurahan
Sukamaju Kota Depok jumlah ibu hamil adalah 195 orang.
2.
Sampel
Sampel adalah elemen-elemen populasi yang dipilih berdasarkan
kemampuan mewakilkannya (Setiadi, 2007). Metode sampling sampel
menggunakan
teknik
purposive
sampling
yaitu
suatu
metode
pengambilan sampel yang dilakukan berdasarkan maksud atau tujuan
tertentu yang di tentukan oleh peneliti (Dharma, 2011).
Pengambilan sampel mengacu pada kriteria inklusi yang ditetapkan
oleh peneliti. Kriteria inklusi yang ditetapkan adalah
a.
Ibu hamil yang berumur 15-45 tahun.
b.
Ibu hamil yang memiliki buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
c.
Bersedia untuk menjadi responden.
Sedangkan, kriteria eksklusi dari penelitian ini adalah
a.
Ibu hamil yang pindah rumah di luar kelurahan Sukamaju Kota
Depok.
36
Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sesuai
dengan ketentuan rumus besar sampel yang sesuai dengan rancangan
penelitian yaitu rumus sampel deskriptif kategorik.
Keterangan:
N
: Jumlah sampel
Zα : Deviat baku alfa, yang ditentukan oleh tingkat kepercayaan =
1,96
P
: Prevalensi = 27,4 % = 0,274 proporsi kategori variabel yang di
teliti (Faktor- faktor kurang energi kronis pada ibu hamil di Jawa
Barat (Ananlisis Lanjutan )
berjumlah 27,4% (Sumarno,
2005)
Q
: 1 – P = 1 – 0,274 = 0,726
D
: Presisi (tingkat kesalahan) 10 % = 0,1
Maka besar sampel yang dihasilkan adalah
(
)
(
(
)
)
(
)
Untuk menghindari terjadinya sampel yang drop out maka peneliti
menambahkan 10% dari jumlah sampel: 10% x 76 = 7,6 = 8 ibu hamil.
Jadi, total sampel dalam penelitian ini adalah 84 responden. Penelitian ini
yang ditemukan ada 111 ibu hamil, namun ada 11 ibu hamil yang
37
memiliki catatan buku KIA tidak lengkap, sehingga hanya 100 ibu hamil
yang dijadikan responden.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah pedoman tertulis tentang wawancara,
pengamatan, atau daftar pertanyaan, yang dipersiapkan untuk mendapatkan
informasi dari responden (Gulo, 2010). Jenis instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pengukuran status gizi ibu hamil yang diukur
dengan indikator pengukuran antropometri yaitu pengukuran LILA dan buku
KIA untuk mengetahui trimester ibu hamil. Pengukuran LILA menggunakan
pita LILA sepanjang 33 cm dengan ketelitian 0,1 cm.
E. Langkah-langkah pengumpulan data
1.
Sumber Data
Data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data
diperoleh melalui pengukuran antropometri dengan menggunakan lembar
penelitian yang memenuhi kriteria inklusi untuk menjadi responden.
Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti.
2.
Prosedur Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data pada penelitian ini melalui beberapa tahap
yaitu:
a. Setelah
proposal
penelitian
disetujui
oleh
penguji,
peneliti
mengajukan surat permohonan izin penelitian ke Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
38
b. Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian ke Dinas
Kesehatan Kota Depok dan Kesbangpol Kota Depok.
c. Setelah surat permohonan izin penelitian disetujui oleh Dinas
Kesehatan Kota Depok dan Kesbangpol Kota Depok, peneliti
mengajukan surat permohonan izin penelitian ke Puskesmas Villa
Pertiwi Kota Depok.
d. Setelah disetujui oleh Kepala Puskesmas Villa Pertiwi, peneliti
menemui bidan di poli KIA untuk menjelaskan tujuan dan maksud
penelitian.
e. Peneliti bersama bidan mencari responden dengan mengunjungi
posyandu dan kader posyandu. Setelah itu menjelaskan tujuan dan
maksud penelitian bersama kader posyandu peneliti mencari calon
responden dan peneliti melakukan penelitian hingga kunjungan
rumah.
f. Peneliti menjelaskan tujuan, manfaat dan konsekuensi penelitian
kepada calon responden.
g. Memberikan lembar persetujuan (informed consent) terhadap
responden untuk ditanda tangani apabila setuju menjadi responden
penelitian.
h. Menjelaskan cara pengisian lembar penelitian kepada responden
penelitian.
i. Responden mengisi lembar penelitian.
39
j. Peneliti melakukan pengukuran LILA kepada responden dan
melengkapi lembar penelitian dari buku KIA responden dan
wawancara dengan responden.
k. Setelah data terkumpul peneliti mulai melakukan pengolahan data dan
analisa data yang telah ditetapkan oleh peneliti.
F. Pengolahan Data
Dalam proses pengolahan data, peneliti menggunakan langkah-langkah
pengolahan data sebagai berikut:
1. Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang
diperoleh atau dikumpulkan dengan menggunakan lembar penelitian
yang berisi tentang status gizi ibu hamil dan faktor yang mempengaruhi
status gizi ibu hamil.
2. Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka)
terhadap data yang terdiri atas beberapa ketegori. Pemberian kode ini
sangat penting bila pengolahan dan analisa data menggunakan komputer,
dengan kode:
a. Kategori status gizi berdasarkan LILA, kode 1= “gizi baik (LILA ≥
23,5 cm )” dan 2= “gizi kurang (LILA < 23,5 cm).”
40
b. Kategori trimester, dengan kode 1= “trimester I,” 2= “trimester II”
dan 3= “trimester III.”
c. Kategori umur, dengan kode 1= “20-35 tahun” dan 2= “< 20 tahun
atau > 35 tahun.”
d. Kategori tingkat pendidikan, dengan kode 1= “Pendidikan tinggi dan
2= “Pendidikan dasar.”
e. Kategori pendapatan keluarga, dengan kode 1= “Rp≥2.397.000” dan
2= “Rp<2.397.000).”
3. Entry data
Data entri adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan
ke dalam database komputer melalui program SPSS 20 ke dalam data
base komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi.
4. Cleaning
Apabila semua data dari setiap sumber data atau setiap responden
selesai dimasukkan, perlu diperiksa kembali untuk melihat kemungkinankemungkinan adanya kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya,
kemudian di lakukan pembetulan atau koreksi.
5. Melakukan teknik analisis
Data dibuat dalam tabel distribusi frekuensi mengenai status gizi ibu
hamil berdasarkan LILA dengan faktor yang mempengaruhi yaitu umur,
tingkat pendidikan, dan pendapatan keluarga. Analisa dilakukan terhadap
41
tiap variabel dari hasil penelitian yang di tampilkan dengan tabel
distribusi frekuensi dan dinarasikan.
G. Analisa data
1.
Analisa Univariat
Analisa
Univariat
dilakukan
untuk
menjelaskan
atau
mendeskripsikan data secara sederhana, menggambarkan karakter
masing-masing variabel yang diteliti dengan menggunakan distribusi
frekuensi dan presentase dari tiap-tiap variabel yang diteliti dalam
penelitian ini. Analisa yang dilakukan dari tiap variabel hasil penelitian
ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan dinarasikan.
Analisa univariat pada penelitian meliputi: pengukuran LILA dan faktor
yang mempengaruhi status gizi ibu hamil di Kelurahan Sukamaju, Kota
Depok.
H. Etika Penelitian
Masalah etik penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat
penting dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan
langsung dengan manusia, maka segi etik penelitian harus diperhatikan
(Hidayat, 2008). Masalah etik harus diperhatikan antara lain sebagai berikut:
1.
Informed Consent
Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti
dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.
Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan
42
dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi reponden. Tujuan
informed consent adalah agar subjek mengetahui dampaknya. Jika subjek
bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika
responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak pasien.
2.
Anonimity (tanpa nama)
Masalah etik keperawatan merupakan masalah yang memberikan
jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak
memberikan atau mencantumkan nama responden pada format
pengukuran dan hanya menuliskan kode pada lembar data atau hasil
penelitian yang akan disajikan.
3.
Kerahasiaan (confidentiality)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah
lainnya.
Semua
informasi
yang
telah
dikumpulkan
dijamin
kerahasiaannya oleh peneliti, hanya sekelompok data tertentu yang akan
dilaporkan pada hasil riset.
BAB V
HASIL PENELITIAN
Peneliti akan menyajikan data hasil penelitian pada bab ini meliputi:
gambaran lokasi penelitian, status gizi ibu hamil berdasarkan ukuran LILA, status
gizi ibu hamil berdasarkan ukuran LILA tiap trimester, karakteristik umur ibu
hamil, tingkat pendidikan dan pendapatan keluarga di Kelurahan Sukamaju, Kota
Depok yang berjumlah 100 responden. Penelitian ini dilakukan dengan
pengukuran status gizi ibu hamil dan mencatat di lembar penelitian. Hasil
penelitian disajikan dalam bentuk tabel yang terdiri dari hasil univariat dengan
mendeskripsikan masing-masing variabel yang menggunakan distribusi frekuensi
dengan ukuran presentase.
A. Gambaran Lokasi Penelitian
Kelurahan Sukamaju merupakan salah atu wilayah yang berada di
Kecamatan Tapos, Kota Depok. Kelurahan ini memiliki 54.945 jiwa dengan
luas 388 Ha. Wilayah ini membawahi 29 RW dan 162 RT. Kelurahan ini
berbatasan dengan Kelurahan Cisalak di sebelah utara, kelurahan Cilodong
di sebelah selatan, Jalan Raya Jakarta Bogor di sebelah barat dan Kelurahan
Sukmajaya di sebelah timur.
Kelurahan Sukamaju memiliki fasilitas kesehatan yaitu, satu rumah sakit,
satu rumah bersalin, Puskesmas Villa Pertiwi Kelurahan Sukamaju yang
membawahi 35 posyandu yang diadakan satu bulan sekali. Kegiatan
posyandu dilakukan oleh bidan dan kader. Pemeriksaan status gizi ibu hamil
tidak dilakukan oleh kader.
43
44
B. Hasil Analisis Univariat
Hasil univariat pada penelitian ini dilakukan pada variabel penelitian
yang meliputi: status gizi ibu hamil berdasarkan ukuran LILA serta status gizi
ibu hamil berdasarkan LILA tiap trimester, karakteristik umur ibu hamil,
tingkat pendidikan dan pendapatan keluarga dari 100 responden.
1.
Status Gizi ibu hamil berdasarkan LILA
Distribusi frekuensi status gizi ibu hamil berdasarkan LILA pada tabel
5.1:
Tabel 5.1
Distribusi frekuensi satus gizi ibu hamil berdasarkan LILA di
Kelurahan Sukamaju Kota Depok Maret-April 2015 (n=100)
Frekuensi
Status Gizi
Gizi baik
Gizi kurang
Total
Jumlah
85
15
100
Presentase
85,0%
15,0%
100,0%
Berdasarkan tabel 5.1 distribusi frekuensi status gizi ibu hamil
berdasarkan ukuran LILA di Kelurahan Sukamaju Kota Depok MaretApril 2015 menunjukkan bahwa 85 responden (85,0%) bergizi baik dan
15 responden (15,0%) bergizi kurang.
45
Distribusi status gizi ibu hamil berdasarkan ukuran LILA tiap trimester
pada tabel 5.2:
Tabel 5.2
Distribusi trimester dan status gizi ibu hamil berdasarkan LILA
di Kelurahan Sukamaju Kota Depok Maret-April 2015 (n=100)
Status
gizi
Gizi baik
Gizi
kurang
Total
Trimester I
Trimester II
Trimester III
Total
n
5
%
5,0
n
47
%
47,0
n
33
%
33,0
n
85
%
85,0
3
3,0
5
5,0
7
7,0
15
15,0
8
8,0
52
52,0
40
40,0
100
100,0
Berdasarkan tabel 5.2 distribusi trimester dan frekuensi status gizi ibu
hamil berdasarkan ukuran LILA di Kelurahan Sukamaju Kota Depok
Maret-April 2015 menunjukkan bahwa ibu hamil yang berstatus gizi baik
pada trimester I ada lima responden (5,0%), trimester II ada 47
responden (47,0%), dan trimester III ada 33 responden (33,8%). Ibu
hamil yang berstatus gizi kurang pada trimester I ada tiga responden
(3,0%), trimester II ada lima responden (5,0%) dan trimester III ada tujuh
responden (7,0%).
2.
Umur
Distribusi frekuensi kelompok umur ibu hamil pada tabel dibawah ini:
46
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Umur Ibu Hamil di Kelurahan Sukamaju
Kota Depok Maret-April 2015 (n=100)
Umur
Kelompok umur tidak berisiko
Kelompok umur berisiko
Total
Frekuensi
Jumlah
85
15
100
Presentase
85,0%
15,0%
100,0%
Berdasarkan tabel 5.2 distribusi frekuensi umur ibu hamil di Kelurahan
Sukamaju Kota Depok Maret-April 2015 menunjukkan bahwa
85
responden (85,0%) berada pada kelompok umur tidak berisiko dan 15
responden (15,0%) berada pada kelompok umur berisiko.
3.
Tingkat Pendidikan
Distribusi frekuensi pendidikan ibu hamil dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Ibu Hamil di Kelurahan
Sukamaju Kota Depok Maret-April 2015 (n=100)
Tingkat Pendidikan
Pendidikan Tinggi
Pendidikan Dasar
Total
Frekuensi
Jumlah
68
32
100
Presentase
68,0%
32,0%
100,0%
Dari tabel 5.3 distribusi frekuensi tingkat pendidikan ibu hamil di
Kelurahan Sukamaju Kota Depok Maret-April 2015 menunjukkan hasil
bahwa 68 responden (68,0%) berpendidikan tinggi dan 32 responden
(32,0%) termasuk berpendidikan dasar.
47
4.
Pendapatan Keluarga
Distribusi frekuensi pendapatan keluarga ibu hamil dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Pendapatan Ibu Hamil di Kelurahan
Sukamaju Kota Depok Maret-April 2015 (n=100)
Pendapatan
Tinggi
Rendah
Total
Frekuensi
Jumlah
43
57
100
Presentase
43,0%
57,0%
100,0%
Dari tabel 5.4 distribusi frekuensi pendapatan keluarga di Kelurahan
Sukamaju Kota Depok Maret-April 2015 menunjukkan hasil bahwa 43
responden (43,0%) memiliki pendapatan di atas UMR Depok
(>Rp.2.397.000) dan 57 responden (57,0%) memiliki pendapatan di
bawah UMR Depok (≤Rp.2.397.000).
5.
Umur , tingkat pendidikan dan pendapatan keluarga
Distribusi frekuensi umur ibu hamil, tingkat pendidikan dan pendapatan
keluarga ibu hamil dapat dilihat pada tabel berikut:
48
Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Umur Ibu Hamil, Tingkat pendidikan dan
Pendapatan Keluarga berdasarkan Status Gizi Ibu Hamil di
Kelurahan Sukamaju Kota Depok Maret-April 2015 (n=100)
Umur
Status gizi
Gizi baik
Gizi kurang
Total responden
Tidak Berisiko
n
%
71
71,0
14
14,0
85
85,0
Berisiko
n
%
14
14,0
1
1,0
15
15,0
Tingkat Pendidikan
Status gizi
Gizi baik
gizi
GiziStatus
kurang
Total responden
Gizi baik
Gizi kurang
Total responden
Tinggi
Dasar
n
%
n
%
Keluarga
57 Pendapatan
57,0
28
28,0
11Tinggi11,0
4Rendah4,0
68
68,0
32
32,0
n
%
n
%
36
36,0
49
49,0
7
7,0
8
8,0
43
43,0
57
57,0
Total
n
85
15
100
%
85,0
15,0
100,0
Total
n
%
Total
85
100
15
100
100
100,0
n
%
85
100
15
100
100
100,0
Distribusi frekuensi umur, pendidikan dan pendapatan keluarga ibu hamil
di Kelurahan Sukamaju Kota Depok Maret-April 2015 menunjukkan
bahwa ibu hamil yang memiliki status gizi baik dengan umur tidak
berisiko ada 71 (71,0%) responden dan empat belas (14,0%) responden
dengan umur tidak berisiko, sedangkan ibu hamil yang memiliki status
gizi kurang ada empat belas (14,0%) responden dengan umur tidak
berisiko dan satu (1,0%) responden dengan umur berisiko. Ibu hamil
yang memiliki gizi baik dengan pendidikan tinggi ada 57 (57,0%)
responden dan 28 (28,0%) responden dengan pendidikan dasar,
sedangkan ibu hamil yang memiliki gizi kurang dengan pendidikan
tinggi ada sebelas (11,0%) responden dan empat (4,0%) responden
49
dengan pendidikan dasar. Ibu hamil yang memiliki gizi baik dengan
pendapatan tinggi ada 36 (36,0%) responden dan 49 (49,0%) responden
dengan pendapatan rendah, sedangkan ibu hamil yang memiliki gizi
kurang ada tujuh (7,0%) responden yang berpendapatan tinggi dan
delapan (8,0%) responden yang berpendapatan tinggi.
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Gambaran Status Gizi Ibu Hamil
Bab ini membahas hasil penelitian gambaran status gizi ibu hamil di
Kelurahan Sukamaju Kota Depok dan keterbatasan penelitian. Pembahasan
hasil penelitian meliputi: gambaran status gizi ibu hamil berdasarkan lingkar
lengan atas (LILA), umur ibu hamil, tingkat pendidikan dan pendapatan
keluarga. Pembahasan keterbatasan penelitian meliputi keterbatasan yang
dialami peneliti selama melakukan penelitian.
1. Gambaran status gizi ibu hamil berdasarkan lingkar lengan atas (LILA)
Status gizi ibu hamil berdasarkan ukuran lingkar lengan atas (LILA) di
Kelurahan Sukamaju Kota Depok didapatkan 85 (85,0%) responden memiliki
ukuran LILA ≥23,5 cm dan 15 ibu hamil memiliki ukuran LILA <23,5 cm.
Hal ini menggambarkan bahwa sebagian besar ibu hamil yang bertempat
tinggal di Kelurahan Sukamaju dalam kondisi status gizi baik, namun masih
ada ibu hamil dalam kondisi status gizi kurang (15,0%).
Ibu yang mengalami gizi kurang berarti ibu sudah mengalami keadaan
kurang gizi dalam waktu yang telah lama, bila ini terjadi kebutuhan gizi
untuk proses tumbuh kembang janin menjadi terhambat sehingga ibu
melahirkan bayi BBLR (Mutalazimah, 2005 dalam Hanifah, 2009). Masa
kehamilan menentukan kualitas potensi dasar sumber daya manusia (SDM).
Status gizi, kesehatan dan emosional serta pengalaman ibu selama kehamilan
akan menentukan kualitas bayi yang dilahirkan dan perkembangan
selanjutnya (Widardo, 2013). Status gizi ibu hamil yang penting dinilai
50
51
dengan pengukuran antropometri melalui pengukuran LILA (Suharto, 2012).
Standar LILA <23,5 cm menandakan indikator gizi kurang (Depkes RI, 2008
dalam Qobadiyah, 2012).
Kemenkes RI (2010) menyatakan bahwa ibu yang sehat akan melahirkan
bayi yang sehat, gizi ibu selama kehamilan merupakan salah satu faktor
penentu yang berpengaruh pada kelahiran bayi secara normal dan bayi sehat.
Janin tumbuh dengan mengambil zat-zat gizi dari makanan yang dikonsumsi
oleh ibunya dan dari simpanan zat gizi dalam tubuh ibunya, oleh karena itu
ibu harus menambah jumlah dan jenis makanan untuk mencukupi kebutuhan
pertumbuhan janin, kebutuhan ibu dan untuk memproduksi ASI. Ibu harus
mempunyai status gizi yang baik sebelum hamil dan mengkonsumsi makanan
yang baik (Kemenkes, 2014).
Hasil penelitian ini juga didapatkan mayoritas ibu hamil berstatus gizi
baik pada trimester II (47,0%) dan berstatus gizi kurang pada trimester III
(7,0%). Ibu hamil pada trimester II memiliki nafsu makan yang mulai
meningkat dan pertumbuhan janin mulai pesat (Wirakusumah, 2010). Masa
trimester ini adalah waktu yang tepat untuk suplementasi gizi ibu (Anshor,
2010).
Penelitian Utami di RSD dr. Soegiri Lamongan (2010) menunjukkan ibu
hamil pada trimester III mayoritas menderita anemia ringan. Ibu hamil yang
mengalami gizi kurang mempunyai resiko lebih besar terutama pada trimester
III kehamilan di bandingkan dengan ibu hamil normal menurut Istiarti (2008)
dalam Ishaq, (2012). Ibu hamil yang menderita gizi kurang dan anemia
mempunyai resiko kesakitan lebih besar terutama pada trimester III,
52
akibatnya ibu hamil tersebut mempunyai resiko lebih besar untuk melahirkan
bayi dengan BBLR, kematian saat persalinan, pendarahan, pasca persalinan
yang sulit dan mudah mengalami gangguan kesehatan (Maryunani, 2013
dalam Simarmata 2014).
2. Gambaran Umur ibu hamil
Penelitian ini menunjukkan bahwa ibu hamil di wilayah Kelurahan
Sukamaju Kota Depok tergolong dalam umur tidak berisiko sebanyak 85%.
Umur ibu yang paling termuda pada umur 19 tahun dan yang tertua pada
umur 39 tahun. Hasil penelitain ini menggambarkan ibu hamil yang bersatus
gizi baik dengan umur tidak berisiko (71,0%). Ibu hamil secara biologis,
dianjurkan mengandung pada usia subur (20-35 tahun) karena pada usia subur
lebih banyak energi yang dimiliki oleh ibu hamil (Hanifah, 2012). Umur
rentang ini ibu hamil dianggap cukup dewasa untuk menerima kehamilan
yang secara fisik mampu meminimalkan terjadinya “kompetisi” dalam
mencukupi kebutuhan gizi antar ibu dan bayi, sedangkan secara mental ibu
dianggap siap dan dewasa (Kliranayungie, 2012).
Umur ibu saat hamil yang terlalu muda atau terlalu tua akan
mempengaruhi kualitas janin, sebaiknya ibu hamil antara umur 20-35 tahun
(Narila, 2013). Penelitian ibu dengan umur berisiko melahirkan BBLR 6,163
kali dibanding yang berumur tidak berisiko (Sulistiani, 2014). Umur
mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang (Rosyidah, 2013).
Menurut Mawaddah (2008) dalam Sulistiyanti (2013) pengetahuan tentang
gizi dan kesehatan yang lebih baik pada umur yang lebih tinggi daripada
53
umur muda karena mereka memiliki pengalaman pelayanan kesehatan yang
lebih. Aspek fisik dan psikologis (mental) juga mengalami perubahan dengan
semakin meningkatnya umur.
Penelitian ini menggambarkan juga ibu hamil yang berstatus gizi kurang
dengan kelompok umur tidak berisiko (14,0%). Penelitian sejalan dengan
penelitian Ismail (2014) ibu hamil yang bermur 25-29 tahun dan 30-35 tahun
juga mengalami gizi kurang karena ibu hamil kurang mendapatkan informasi
mengenai kehamilan tentang gizi dan berpendidikan rendah.
3. Gambaran Tingkat Pendidikan ibu hamil
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan ibu hamil di
Kelurahan Sukamaju Kota Depok mayoritas berpendidikan tinggi (68,0%).
Semakin tinggi pendidikan ibu hamil semakin baik juga untuk mengakses
informasi (Retnanigsih, 2010). Informasi tersebut dapat diperoleh dari orang
lain maupun dari media massa, semakin banyak informasi yang diperoleh
maka semakin banyak pengetahuan tentang kesehatan yang dimiliki
(Agustina, 2014). Tingkat pendidikan yang tinggi juga menyebabkan ibu
mudah dalam menerima informasi dan pengetahuan gizi yang baik sehingga
ibu berusaha untuk memilih makanan yang bernilai gizi baik daripada yang
kurang bergizi (Muliawati, 2013).
Hasil penelitian ini didapatkan ibu hamil yang berstatus gizi baik dengan
tingkat pendidikan tinggi (57,0%), hal ini senada juga di ungkapkan oleh
Mafrishah (2014) di Puskesmas Enrekang Makassar yang menyatakan bahwa
ibu hamil yang berpendidikan tinggi diharapkan tercipta pola kebiasaan
54
makan yang baik dan sehat, sehingga dapat mengetahui kandungan gizi,
kebersihan dan pola makan lainnya. Semakin tinggi pendidikan, semakin
mudah ibu menerima konsep hidup sehat secara mandiri, kreatif dan
berkesinambungan. Ibu yang berpendidikan lebih rendah atau tidak
berpendidikan umumnya tidak dapat atau sulit untuk memahami dampak
negatif mengenai keadaan gizi kurang pada dirinya sendiri, anak dan
keluarganya yang berpengaruh terhadap pemilihan bahan makanan baik pada
kualitas maupun kuantitas yang dikonsumsi (Fajrina, 2012).
Penelitian ini menggambarkan juga bahwa ibu hamil yang bersatus gizi
kurang dengan tingkat pendidikan tinggi (11,0%). Hasil penelitian ini senada
dengan penelitian Ismail (2014) di Gorontalo menyatakan bahwa meskipun
ibu hamil berpendidikan tinggi tetapi pendapatannya kurang maka secara
otomatis ibu tidak dapat memenuhi kebutuhan gizi saat hamil. Penelitian
Mahirawati di Sampang (2014) menunjukkan bahwa pendidikan ibu hamil
yang tinggi namun pendapatan keluarga rendah menyebabkan daya beli
rendah yang mengakibatkan belum terpenuhinya kebutuhan gizi ibu hamil
dari segi kualitas dan kuantitas. Penelitian Ausa (2013) di Kabupaten Gowa,
gizi kurang juga dapat terjadi jika ibu perpendidikan tinggi kurang mampu
menyusun makanan yang memenuhi persyaratan gizi dan meskipun ibu hamil
yang berpendidikan rendah jika ibu tersebut rajin mendengarkan informasi
mengenai gizi maka ibu tersebut akan memiliki pengetahuan gizi yang lebih
baik. Penelitian Kartikasari (2013) di Semarang menyatakan pendidikan baik
belum tentu memiliki gizi baik, karena pendidikan tidak diperoleh dari
pendidikan formal tetapi dapat diperoleh juga dari pendidikan informal
55
seperti perkumpulan ibu-ibu, posyandu yang membahas masalah gizi, dan
keaktifan mengikuti penyuluhan yang berhubungan dengan perbaikan gizi,
serta media lain seperti majalah, koran, televisi, radio sehingga menambah
pengetahuan ibu hamil.
4. Gambaran Pendapatan Keluarga
Berdasarkan hasil penelitian, pendapatan keluarga di Kelurahan
Sukamaju Kota Depok menunjukkan bahwa mayoritas 57% keluarga
memiliki pendapatan. Hasil penelitian ini juga didapatkan ibu hamil yang
berstatus gizi kurang dengan pendapatan keluarga rendah (8,0%). Penelitian
ini sejalan dengan penelitian Suhardjo (2003) dalam Sianipar (2013) bahwa
tingkat pendapatan rendah cenderung mengakibatkan tingginya prevalensi
gizi kurang, karena kurangnya persediaan pangan yang bergizi. Selain itu,
menurut Trihardiani (2011) status gizi kurang cenderung dikaitkan dengan
tingkat pendapatan keluarga. Tingkat pendapatan rendah menyebabkan
menurunnya daya beli terhadap pangan dalam memenuhi kebutuhan sehingga
mempengaruhi kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi ibu hamil
memburuk.
Hasil penelitian ini juga menggambarkan bahwa, ibu hamil yang
berstatus gizi baik dengan pendapatan keluarga rendah (49,0%). Penelitian ini
selaras dengan penelitian Najoan, dkk (2010) bahwa pendapatan keluarga
tidak berpengaruh terhadap kejadian gizi kurang pada ibu hamil, walaupun
pendapatan keluarga rendah, tetapi mereka memiliki pengetahuan yang cukup
tentang makanan bergizi sehingga terjadi keseimbangan antara masukan
56
makanan dengan asupan makanan yang diperlukan tubuh. Penelitian Susanti
(2013) juga mengungkapkan bahwa ibu hamil yang mempunyai pendapatan
kurang dari UMR mengalami gizi baik, karena ibu tersebut mempunyai
pengetahuan yang baik tentang kandungan zat gizi pada makanan sehingga
ibu dapat memilih dan membeli bahan makanan yang murah tetapi masih
mengandung gizi yang baik.
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian yang
dapat mempengaruhi hasil penelitian, keterbatasan dalam penelitian ini yaitu:
pengukuran status gizi ibu hamil yang dilakukan hanya melalui pengukuran
antropometri untuk melihat status gizi jangka panjang.
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang gambaran satus gizi ibu hamil
berdasarkan LILA di Kelurahan Sukamaju, Kota Depok dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1.
Status gizi ibu hamil di Kelurahan Sukamaju Kota Depok mayoritas
berstatus gizi baik (85%) dan ibu berada pada trimester II (47,0%).
2.
Umur ibu hamil di Kelurahan Sukamaju Kota Depok berada paling
banyak pada kelompok umur tidak berisiko (85%) dan ibu hamil bersatus
gizi baik dengan umur tidak berisiko (71,0%).
3.
Tingkat pendidikan ibu hamil di Kelurahan Sukamaju Kota Depok
sebagian besar berpendidikan tinggi (68%) dan ibu hamil berstatus gizi
baik dengan tingkat pendidikan tinggi (57,0%).
4.
Pendapatan keluarga ibu hamil di Kelurahan Sukamaju Kota Depok
berpendapatan rendah (57%) dan ibu hamil berstatus gizi baik dengan
pendapatan keluarga rendah (49,0%).
B. Saran
1.
Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan
Hasil
penelitian
pengembangan
ini
dapat
kurikulum
dijadikan
keperawatan
bahan
pembelajaran
khususnya
dan
keperawatan
maternitas mengenai pengembangan instrumen pengkajian status gizi ibu
hamil yang lebih komperhensif meliputi komponen IMT prahamil,
57
58
kenaikan BB selama hamil, pemeriksaan hemoglobin, asupan makanan,
gaya hidup (konsumsi rokok, obat, olahraga, alkohol), tablet tambah
darah, asupan kapsul yodium, pemeriksaan keluhan penyakit, tinggi
badan kurang dari 145 cm, pemeriksaan jasmani dan riwayat penyakit.
2.
Bagi Pelayanan Kesehatan
a. Bagi pelayanan kesehatan, puskesmas perlu melakukan pengukuran
status gizi ibu hamil secara berkesinambungan setiap bulannya guna
mencegah gizi kurang pada ibu hamil.
b. Menjadi dasar dalam upaya promosi kesehatan status gizi ibu hamil
untuk meningkatkan gizi pada ibu hamil.
3.
Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan dapat melakukan penelitian mengenai penilaian status gizi
ibu hamil dari penilaian biokimia.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, dkk. “Hubungan Prilaku Ibu Hamil dalam Memenuhi Kebutuhan
Nutrisi dengan Status Gizi Ibu Hamil di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan
Anak Siti Fatimah Makassar.” Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis, no. 5
(2014): h. 578- 583.
Agustian, E N. “Hubungan Antara Asupan Protein dengan Kekurangan Energi
Kronik (KEK) pada Ibu Hamil di Kecamatan Jebres Surakarta.” Karya Tulis
Ilmiah, Prodi D IV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas
Maret. (Agustus, 2010).
Alimul, A. Aziz. Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan. Jakarta:
Salemba Medika, 2008.
Almatsier, dkk. Gizi Seimbang dalam Daur Kehidupan. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2011.
Anggarani, Deri Rizki dan Yazid Subakti. Kupas Tuntas Seputar Kehamilan.
Jakarta: AgroMedia Pustaka, 2013.
Anshor, Maria Ulfah dan Abdullah Galib. Parenting With Love Panduan Islami
Mendidik Anak Penuh Cinta dan Kasih Sayang. Bandung: Mizania, 2010.
Ariyani, dkk. “Validitas Lingkar Lengan Atas Mendeteksi Risiko Kekurangan
Energi Kronis pada Wanita Indonesia.” Jurnal Kesehatan Masyarakat
Nasional, no. 2 (September 2012): h. 83-90.
Asiyah, siti. “Hubungan Status Gizi Ibu Selama Hamil dengan Berat Badan Bayi
Lahir Di BPM Wilayah Kerja Puskesmas Tiron Kecamatan Banyakan
Kediri”. Gema Bidan Indonesia, no. 1 (Maret 2014): h. 36-40.
Ausa, Dkk. “Hubungan Pola Makan dan Status Sosial Ekonomi dengan Kejadian
KEK pada Ibu Hamil di Kabupaten Gowa Tahun 2013.” Artikel Penelitian,
Universitas Hasanuddin (Juli, 2013): h. 2-14.
Bobak, Lowdermik J. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC, 2005.
Brokker, Chris. Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta: EGC, 2008.
Budiharto. Metodologi Penelitian Kesehatan dengan Contoh Bidang Ilmu
Kesehatan Gigi. Jakarta: EGC, 2008.
Choirunnisa, M L. “Hubungan Kenaikan Berat Badan, Lingkar Lengan Atas dan
Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Trimester III dengan Kejadian Berat Badan
Lahir Rendah di Kota Surakarta.” Skripsi S1 Fakultas Kedokteran,
Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2010.
Dahlan, Sopiyudin. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam
Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika, 2009.
Departemen Kesehatan RI, Informasi Seputar Kesehatan Bayi Baru Lahir.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 2008.
Departemen Kesehatan RI. Pedoman Pengukuran dan Pemeriksaan. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI, 2007.
Dharma, K K. Metodologi Penelitian Keperawatan (Pedoman Melaksanakan dan
Menerapkan Hasil Penelitian). Jakarta: Trans Info Media, 2011.
D’Adamo, Peter. Pola Makan yang Benar untuk Bayi Anda. Jakarta: TransMedia,
2006.
Ekayani, Ni Putu Karunia. “Faktor Sosiodemografi, Medis Maternal, Status Gizi
dan Pemeriksaan Antenal yang Rendah Meningkatkan Risiko Kejadian Berat
Badan Lahir Rendah di Kota Mataram Propinsi Nusa Tenggara Barat.” Media
Bina Ilmiah, no. 4 (Juli 2014): h. 1-9.
Fajrina, Adiba. “Hubungan Pertambaha Berat Badan Selama Hamil dan Faktor
Lain dengan Berat Badan Lahir Di Rumah Bersalin Lestari Ciampea Bogor
Tahun 2010-2011.” Skripsi S1 Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Indonesia, 2012.
Farhani, fitri. “Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan Ibu Hamil
tentang Hubungan Seksual saat Kehamilan di Wilayah Sukabumi Utara.”
Skripsi S1 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.
Ferial, Eddyman W. “Hubungan Antara Status Gizi Ibu Berdasarkan Ukuran
Lingkar Lengan Atas (LILA) dengan Berat Badan Lahir Bayi di RSUD Daya
Kota Makassar.” Jurnal Alam dan Lingkungan, no. 3 (Maret, 2011): h.11-21.
Gulo, W. Metodologi Penelitian. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 2010.
Hanifah, Lilik. “Hubungan Antara Status Gizi Ibu Hamil dengan Berat Badan
Bayi Lahir (Studi Kasus di RB Pokasi).” Karya Tulis Ilmiah Fakultas
Kedokteran, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2009.
Hartriyanti, Yayuk. “Nutrient Intake of Pregnant Women in Indonesia: A
Review.” Mal J Nutr, no. 1 (2012): h. 113-124.
Hidayat, A. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta:
Salemba Medika, 2008.
Hidayati, Farida. “Hubugan Antara Pola Konsumsi, Penyakit Infeksi dan Pantang
Makanan terhadap Risiko Kurang Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil di
Puskesmas Ciputat Kota Tangerang Selatan Tahun 2011.” Skripsi S1 Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2011.
Ishaq, dkk. “Hubungan Pola Makan dan Status Sosial Ekonomi dengan Kejadian
KEK pada Ibu Hamil di Kabupaten Gowa Tahun 2013.” Jurnal Hospital
Majapahit, no. 1 (Februari, 2012): hal. 50-69.
Ismail, Yulianti U. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Kekurangan
Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil di Puskesmas Limba B Kec. Kota
Selatan Kota Gorontalo.” Thesis Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan
Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo, 2014.
Karima, Khaula. “Hubungan Status Gizi Ibu dan Faktor Lainnya dengan Berat
Badan Lahir Bayi di RSIA Budi Kemuliaan Jakarta pada Januari 2012.”
Skripsi S1 Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, 2012.
Kartikasari, dkk. “Hubungan Pendidikan, Paritas, dan Pekerjaan Ibu dengan
Status Gizi Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Bangetayu Kecamatan
Genuk Kota Semarang Tahun 2011.” Jurnal Kebidanan, no. 1 (februari,
2013): hal 1-12.
Kementrian Kesehatan RI Sekretariat Jendral. Profil Kesehatan Indonesia Tahun
2013. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI, 2014.
Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Gizi Ibu Hamil dan Pengembangan
Makanan Tambahan Ibu Hamil Berbasis Pangan Lokal. Jakarta: Kementrian
Kesehatan RI, 2010.
Kementrian Kesehatan RI, Pedoman Pelaksanaan Penanganan Gizi dalam Situasi
Darurat. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI, 2010.
Kementerian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI, 2013.
Kementerian Pendidikan Nasional RI. Rencana Strategis Kementerian Pendidikan
Nasional 2010-2014. Jakarta: Pendidikan Nasional RI, 2010.
Khasanah, Nur. “Dampak persepsi budaya terhadap Kesehatan Reproduksi Ibu
dan Anak di Indonesia.” Jurnal Muzawah, no. 2 (Desember 2011): h. 488492.
Kliranayungie, Claudia D. “Hubungan Status Gizi Ibu dan Faktor Lain dengan
Berat dan Panjang Lahir Bayi di Rumah Sakit Sint Carolus Jakarta Bulan
Juli- September.” Skripsi S1 Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Indonesia, 2012.
Komariah, Euis. “Ibu Hamil (Bumil), Permasalahannya dan Masa Depan Bangsa.”
Artikel
diakses
tanggal
01
Desember
2014
dari
http://jabar.bkkbn.go.id/Lists/Artikel/DispForm.aspx?ID=570&ContentTypeI
d=0x01003DCABABC04B7084595DA364423DE7897.
Kurniati, S T. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Ibu Hamil pada
Trimester III di Rumah Sakit Umum Mangunredjo Tahun 2009.” Karya Tulis
Ilmiah DIII Kebidanan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusumah Husada
Surakarta, 2012.
Mafrishah, dkk. “Karakteristik Ibu Hamil yang Berhubungan dengan Status Gizi
pada Ibu Hamil yang Memeriksakan Diri di Puskesmas Enrekang.” Jurnal
Ilmiah Kesehatan Diagnosis, no. 5 (2014): h. 584- 592.
Mahirawati. “Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Kekurangan Energi Kronis
(Kek) pada Ibu Hamil di Kecamatan Kamoning dan Tambelangan, Kabupaten
Sampang, Jawa Timur.” Buletin Penelitian Sisitem Kesehatan, No. 2 (Maret,
2014): h. 193-202.
Marlina, Nina. “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keaktifan Lansia di
Kelompok Lansia “Melati B” Kelurahan Abadi Jaya Kota Depok Provinsi
Jawa Barat Tahun 2012.” Skripsi S1 Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Indonesia, 2012.
Marlenywati. “Risiko Kurang Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil Remaja (Usia
15-19 Tahun) di Kota Pontianak Tahun 2010”. Tesis Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Indonesia, 2010.
Muliawati, Siti. “Faktor Penyebab Ibu Hamil Kurang Energi Kronis di Puskesmas
Sambi Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali Tahun 2012.” Jurnal Ilmiah
Rekam Medis dan Informatika Kesehatan, no. 3 (November 2013): h. 40-62.
Mulya, Nadia. The pregnancy handbook, Panduan FOOD, FASHION, & FITNES
untuk kehamilan sehat & menyenangkan. Jakarta: Qanita, 2011.
Mulyaningrum, Sri. Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Risiko Kurang
Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil di Provinsi DKI Jakarta (Analisi Data
Riskesdas 2007). Skripsi S1 Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Indonesia, Universitas Indonesia Depok, 2009.
Najoan dan Aaltje. “Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi dengan Kurang Energi
Kronik pada Ibu Hamil di Kelurahan Kombos Barat, Kecamatan Singkil Kota
Manado.” Laporan Penelitian, Universitas Sam Ratulangi Manado, 2010.
Novita, Tria. “Faktor-Faktor Penghambat yang Berhubungan dengan Pelaksanaan
10T pada Ibu Hamil di Puskesmas Sim-Tim Kecamatan Simeulue Timur
Kabupaten Simeulue.” Karya Tulis Ilmiah Program Studi Diploma III
Kebidanan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan U’budiyah Banda Aceh, 2013.
Nurmadinisia, Rahmi. “Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada
Ibu Hamil Kekurangan Energi Kronik di Kota Depok.” Skripsi S1 Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2012.
Nurmalasari, Diana. “Gambaran Faktor Risiko Bayi Berat Lahir Rendah di
Rumah Sakit Umum Fatmawati pada Tahun 2014” Skripsi S1 Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2014.
Puspitasari, dkk. “Hubungan Antara Kenaikan Berat Badan Selama Kehamilan
dengan Berat Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Rawalo
Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2010.” Jurnal Ilmiah Kebidanan, no. 1
(Juni 2011): h. 54-67.
Qobadiyah, dkk. “The Influence Of Size Upper Arm Circumference (LLA) Third
Trimester Pregnant Women on the Birth Weight Babies in BPS Siti Sujalmi
Jatinom Klaten.” Jurnal Ilmu Kesehatan, no. 2 (Desember 2012): h. 1-8.
Rasmussen, K M dan Ann L. Yaktine. Weight Gain during Pregnancy
Reexamining the Guidelines. Washington: The National Academics Press,
2011.
Ratnaningsih E dan Nor T A. “Gambaran Karakteristik Ibu Hamil, Tingkat
Pengetahuan serta Sikap terhadap Asupan Gizi Ibu Hamil di Rumah Sakit
Panti Wilasa ”Citarum” Semarang.” Jurnal Kebidanan Panti Wilasa, no. 1
(Oktober 2010): h. 1-5.
Republik Indonesia. 2013. “Keputusan Gubernur Jawa Barat No. 561/Kep.108Bangsos/2012 tentang Dewan Pengupahan Provinsi Jawa Barat Masa Bhakti
Tahun 2012-2015”. Gubernur Jawa Barat. Bandung.
Rosyidah, Amrina. “Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Trimester I tentang Nutrisi
selama Kehamilan di BPS Mitra Ibu Sragen Tahun 2013.” Karya Tulis
Ilmiah, Program Studi Diploma D III Kebidanan, Sekolah Tingggi Ilmu
Kesehatan Kusuma Husada Surakarta, 2013.
Rukmana, Siva Candra. “Hubungan Asupan Gizi dan Status Gizi Ibu Hamil
Trimester III dengan Berat Badan Lahir Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas
Suruh.” Artikel penelitian. Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro
Semarang, 2013.
Sari, Dyah Permata. “Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Kekurangan
Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil di Kecamatan Kamoning dan
Tambelangan, Kabupaten Sampang, Jawa Timur.” Jurnal Hospital Majapahit,
no. 2 (November, 2013) h: 135-148.
Saminem, Hajjah. Kehamilan Normal. Jakarta: EGC, 2008.
Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI). Kamus Gizi Pelengkap Kesehatan
Keluarga. Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2009.
Setiadi. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: 2007.
Sianipar, Kandace. “Hubungan Tingkat Pendapatan Keluarga dengan Status Gizi
pada Ibu Hamil.” Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes, no. 3 (Juli
2013): h. 124-130.
Simanjuntak, David H dan Etti S. “Gizi pada Ibu Hamil dan Menyusui”. Hasil
Penelitian Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, 2010.
Simarmata, dkk. “Gambaran Pola Makan dan Status Gizi Ibu Hamil Di Wilayah
Kerja Puskesmas Buhit Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun
2014.” Jurnal Gizi, Kesehatan Reproduksi dan Epidemiologi, no. 4 (2014): h.
1-6.
Sinclair, Constance. Buku Saku Kebidanan. Jakarta: EGC, 2009.
Sinsin, Iis. Seri Kesehatan Ibu dan Anak: Masa Kehamilan dan Persalinan.
Jakarta: Elex Media Komputindo, 2008.
Stalker, Peter. Kita Suarakan MDGs Demi Pencapaiannya di Indonesia. Jakarta:
BAPPENAS dan UNDP, 2007).
Subakti, Yazid dan Deri R A. Ensiklopedia Calon Ibu: Panduan Lengkap
Mendidik Anak Secara Islami. Jakarta: QultumMedia, 2007.
Suharto, dkk. “Hubungan Antara Ukuran LLA, Kenaikan BB Selama Kehamilan,
dan Kadar Hb dengan Berat Bayi Lahir di Wilayah Kerja Desa Gerih
Kecamatan Gerih Kabupaten Ngawi.” Jurnal Penelitian Kesehatan Suara
Forikes, no. 2 (April 2012): h. 103-111.
Sujiono, dan Yuliani. Seri mengembangkan Potensi Bawaan Anak Persisapan dan
saat Kehamilan. Jakarta: Elex Media Komputindo, 2004.
Sulistiani, Karlina. “Faktor Risiko Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR di
Wilayah Kerja Puskesmas Kota Tangerang Selatan Tahun 2012-2014.”
Skripsi S1 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.
Sulistiyanti dan Aprilia. “Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil tentang
Nutrisi selama Kehamilan di Bidan Praktik Mandiri Sriatun Pacitan.” Jurnal
Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan, no. 3 (November, 2013): h.
63-75.
Sunarti, Euis. Mengasuh dengan Hati Tantangan yang Menyenangkan. Jakarta:
Elex Media Komputindo, 2004.
Susanti, dkk. “Budaya Pantang Makan, Status Ekonomi, dan Pengetahuan Zat
Gizi Ibu Hamil pada Ibu Hamil Trimester III dengan Status Gizi.” Jurnal Ilmu
Keperawatan dan Kebidanan, no. 1 Januari 2013 h: 1-9.
Susanti, Ni Nengah. Psikologi kehamilan. Jakarta: EGC, 2008.
Syafiq, dkk. Modul gizi kesehatan masyarakat. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.
Swarjana, I Ketut. Metodologi penelitian kesehatan. Yogyakarta: ANDI, 2012.
Tanu, Suwardi. How To Create A SuperBaby : Rahasia Menyiapkan Generasi
yang super Cerdas Dan Bermental Positif. Jakarta: Gramesia Widiasarana,
2009.
Tim Demedia (Sutomo). Menu Sehat untuk Ibu Hamil. Jakarta: Demedia, 2010.
Tim penyusun. Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta. Jakarta: Biro Administrasi Akademik dan
Kemahasiswaan, 2011.
Tino, Rafi A. Menjawab Mitos-mitos Kehamilan dan Menyusui. Yogyakarta:
Media Pressindo, 2009.
Trihardiani, Ismi. “Faktor Risiko Kejadian Berat Badan Lahir Rendah di Wilayah
Kerja Puskesmas Singkawang Timur dan Utara Kota Singkawang.” Artikel
Penelitian Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro Semarang, 2011.
Utami, dkk. “Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Anemia pada Kehamilan di
Poli Hamil RSD dr. Soegiri Lamongan.” Jurnal Surya, no. 05, April 2010,
h.1-7.
Wibisono, Hermawan dan Ayu B F K. Solusi Sehat Seputar Kehamilan. Jakarta:
AgroMedia Pustaka, 2008.
Widardo, dkk. Keterampilan Pemantauan Status Gizi Balita dan Ibu Hamil.
Surakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, 2013.
Wirakusumah, Emma P. Sehat cara Al Qur’an dan hadis. Jakarta: Hikmah: 2010.
World Health Organization (WHO). “Maternal Mortality.” Artikel diakses pada
10 November 2014 dari http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs348/en/.
World Health Organization (WHO). “United Nations Agencies Report Steady
Progress in Saving Mothers lives”. Artikel diakses tanggal 10 November
2014 dari http://www.who.int/mediacentre/news/releases/2014/maternalmortality/en/.
Lampiran 1
Lampiran 2
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama (Inisial)
:
Umur
:
tahun
Bersedia menjadi responden penelitian Saudari Zilya Andriani, Mahasiswi
Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul
penelitian “Gambaran Status Gizi Ibu Hamil Berdasarkan Lingkar Lengan
Atas (LILA) di Kelurahan Sukamaju Kota Depok”. Peneliti telah menjelaskan
tentang tujuan, manfaat dan konsekuensi dari penelitian ini. Data yang diperoleh
akan dilindungi dan identitas akan dirahasiakan. Saya menyatakan bahwa Saya
bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.
Depok,
April 2015
Ttd.
(
)
Lampiran 3
LEMBAR PENELITIAN
Gambaran Status Gizi Ibu Hamil Berdasarkan Ukuran Lingkar Lengan
Atas (LILA) di Kelurahan Sukamaju Kota Depok
Nomor responden
: ..............................................................................................
Tanggal
: ..............................................................................................
I.
IDENTITAS RESPONDEN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
II.
Nama (inisial)
: .........................................................
Agama
: .........................................................
Suku
: .........................................................
Umur
: ................ tahun
Pendidikan terakhir ibu : *(centang salah satu pada kotak yang tersedia)
Tidak pernah sekolah
Tidak tamat SD
Tamat SMP
Tamat SMA
Perguruaan tinggi (D1-D3)
Perguruaan tinggi (S1-S3)
Pendapatan (suami dan istri): *(centang salah satu pada kotak yang
tersedia)
>Rp 2.397.000
≤ Rp 2.397.000
PENGUKURAN IBU HAMIL (Diisi oleh peneliti)
1.
2.
*Trimester
*Lingkar lengan atas ibu (LILA)
: ............................
: ....................... cm
Lampiran 4
HASIL ANALISIS SPSS UNIVARIAT
A. Status Gizi ibu hamil berdasarkan LILA
LILA
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid
Gizi Baik
85
85,0
85,0
85,0
Gizi Kurang
15
15,0
15,0
100,0
100
100,0
100,0
Total
LILA * Trimester Crosstabulation
Trimester
Trimester 1
Count
Total
Trimester 2
Trimester 3
5
47
33
85
5,0%
47,0%
33,0%
85,0%
3
5
7
15
3,0%
5,0%
7,0%
15,0%
8
52
40
100
8,0%
52,0%
40,0%
100,0%
Gizi Baik
% of Total
LILA
Count
Gizi Kurang
% of Total
Count
Total
% of Total
B. Umur
Umur
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid
20-35
85
85,0
85,0
85,0
<20, >35
15
15,0
15,0
100,0
100
100,0
100,0
Total
C. Tingkat Pendidikan
Pendidikan
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid
Pendidikan tinggi
68
68,0
68,0
68,0
Pendidikan dasar
32
32,0
32,0
100,0
100
100,0
100,0
Total
D. Pendapatan Keluarga
Pendapatan
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid
>Rp2.397.000
43
43,0
43,0
43,0
<Rp2.397.000
57
57,0
57,0
100,0
100
100,0
100,0
Total
E. Umur, tingkat pendidikan dan pendapatan keluarga
LILA * Umur Crosstabulation
Umur
20-35
Count
Total
<20, >35
71
14
85
71,0%
14,0%
85,0%
14
1
15
14,0%
1,0%
15,0%
85
15
100
85,0%
15,0%
100,0%
Gizi Baik
% of Total
LILA
Count
Gizi Kurang
% of Total
Count
Total
% of Total
LILA * Pendidikan Crosstabulation
Pendidikan
Count
Total
Pendidikan
Pendidikan
tinggi
dasar
57
28
85
57,0%
28,0%
85,0%
11
4
15
11,0%
4,0%
15,0%
68
32
100
68,0%
32,0%
100,0%
Gizi Baik
% of Total
LILA
Count
Gizi Kurang
% of Total
Count
Total
% of Total
LILA * Pendapatan Crosstabulation
Pendapatan
>Rp2.397.000
Count
Total
<Rp2.397.000
36
49
85
36,0%
49,0%
85,0%
7
8
15
7,0%
8,0%
15,0%
43
57
100
43,0%
57,0%
100,0%
Gizi Baik
% of Total
LILA
Count
Gizi Kurang
% of Total
Count
Total
% of Total
Download