siaran pers

advertisement
SIARAN PERS
Pusat Hubungan Masyarakat
Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110
Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711
www.kemendag.go.id
EXPRO Diharapkan Mampu Genjot Ekspor Indonesia ke Eropa
Jakarta, 18 Oktober 2014 - Kegiatan EXPRO on Food Ingredients yang akan dilaksanakan di Prancis dan
Jerman pada 19–25 Oktober 2014 diharapkan mampu menggenjot ekspor Indonesia ke negara-negara
Eropa. Kegiatan ini merupakan salah satu implementasi dari kerja sama pengembangan ekspor untuk
sektor Food Ingredients dan Home Décor & Home Textile antara Direktorat Jenderal Pengembangan
Ekspor Nasional (Ditjen PEN) Kementerian Perdagangan dan Center for the Promotion of Imports from
Developing Countries (CBI) yang telah ditandatangani pada tahun 2012.
"Saya berharap EXPRO mampu menaikkan nilai tambah ekspor produk kita ke Eropa," tegas Dirjen PEN
Nus Nuzulia Ishak.
EXPRO merupakan export marketing and management training yang bertujuan meningkatkan
pengetahuan akan pasar food ingredients di Eropa melalui pelatihan, kunjungan ke pameran SIAL di
Paris, kunjungan ke perusahaan dan retailers/consumer store di Jerman, serta workshop penyusunan
Export Marketing Plan (EMP) untuk para pelaku usaha dan Sector Export Marketing Plan (SEMP) untuk
Business Support Organizations (BSOs) yaitu perwakilan kementerian/lembaga/asosiasi.
Diharapkan kegiatan ini mampu memberikan pengalaman belajar secara langsung kepada peserta
mengenai kondisi pasar, selera konsumen, dan persaingan usaha di sektor food ingredients di Eropa.
Diharapkan di akhir kegiatan ini para peserta telah mampu merumuskan strategi pemasaran produk
food ingredients yang dapat diterapkan dan tepat sasaran.
Selain diikuti oleh Indonesia, EXPRO on Food Ingredients juga akan diikuti oleh peserta dari Filipina dan
Vietnam yang merupakan negara mitra kerja sama CBI untuk sektor food ingredients di kawasan Asia.
Peserta Indonesia untuk kegiatan EXPRO on Food Ingredients 2014 terdiri dari 16 perusahaan food
ingredients, perwakilan Kementerian Perdagangan cq. Ditjen PEN, perwakilan Kementerian
Perindustrian, dan perwakilan Asosiasi Kopi Spesial Indonesia (AKSI).
Sebanyak 16 perusahaan tersebut adalah perusahaan yang telah lulus seleksi CBI untuk mengikuti CBI
Export Coaching Program, yaitu PT. Profil Mitra Abadi, PODA Cooperative, Aliet Green, PT. Yuasa
Berkah Makmur, CV. Ateutamount, PT. Haraka Kitri Endah, Coffee Luwak of Bintuhan, PT. Essaroma
Indonesia, PT. Gunung Hijau Masarang, CV. Gayo Mandiri Coffee, PT. Mitra Kerinci, KSU Bale Dana
Mesari, PT. Visi Karya Agritama, Koperasi Mitra Malabar, PT. Latransa Citra, dan CV. Inkoi Rajawali.
Keikutsertaan Kementerian Perdagangan bersama dengan Kementerian Perindustrian, AKSI, dan
lembaga terkait lainnya dalam kegiatan ini bertujuan memfinalisasi penyusunan dokumen Sector
Export Marketing Plan on Specialty Coffee yang merupakan salah satu target dari kerja sama antara
Ditjen PEN dan CBI. Pemilihan sektor specialty coffee sebagai produk unggulan food ingredients
Indonesia yang akan didorong ekspornya secara khusus oleh pemerintah dan asosiasi bekerja sama
dengan CBI didasarkan pada unique selling points kopi Indonesia yang memiliki banyak jenis kopi
dengan indikasi geografi (single-origin coffee).
Tercatat sebanyak tujuh single-origin specialty coffee Indonesia diakui oleh dunia internasional yaitu
Kopi Gayo (Aceh), Kopi Java Preanger (Jawa Barat), Kopi Ijen (Jawa Timur), Kopi Kintamani (Bali), Kopi
Bajawa (Flores, NTT), Kopi Toraja (Toraja, Sulsel), dan Kopi Kalosi (Enrekang, Sulsel).
Pasar Kopi Terbesar
Nus menyampaikan bahwa Uni Eropa (UE-28) merupakan pasar kopi terbesar di dunia. "Nilai impor
kopi pada tahun 2013 mencapai USD 14,5 miliar atau 50% dari total impor dunia. Namun demikian,
Indonesia baru mengambil 2,6% dari pasar kopi di Uni Eropa," katanya.
Sehubungan dengan hal tersebut dan mempertimbangkan keunikan kopi Indonesia yang tidak dimiliki
oleh negara lain, Ditjen PEN bersama dengan kementerian/lembaga/asosiasi terkait sepakat untuk
menggenjot ekspor kopi bernilai tambah ke pasar Uni Eropa, khususnya kopi dengan indikasi geografis
yang telah memenuhi persyaratan sertifikasi dan standar lainnya.
Dokumen SEMP on specialty coffee ini akan memuat komitmen rencana kerja setiap
kementerian/lembaga/asosiasi selama periode 2014-2017 dalam pengembangan dan pemasaran
produk specialty coffee premium Indonesia dengan indikasi geografis ke pasar Eropa sesuai dengan
tugas dan fungsi masing-masing. Diharapkan dokumen ini dapat menjadi pedoman/guideline dalam
harmonisasi kegiatan seluruh stakeholders sektor kopi Indonesia.
Perdagangan Kopi Indonesia Tumbuh 8,5%
Berdasarkan International Trade Center (ITC), impor kopi Uni Eropa dari dunia selama periode 20092013 tumbuh dengan tren sebesar 8,5% per tahun, sedangkan impor dari Indonesia adalah 3,5% per
tahun. Indonesia merupakan negara ke-9 eksportir kopi ke Indonesia dengan pangsa pasar sebesar
2,6% dan nilai sebesar USD 380,7 juta dari total nilai impor kopi Uni Eropa pada tahun 2013. Kecilnya
presentasi pangsa pasar kopi Indonesia tersebut menginsyaratkan masih besarnya peluang pasar kopi
di Uni Eropa yang dapat diraih dan perlunya peningkatan ekspor kopi Indonesia, baik dari segi kualitas
maupun kuantitas. Saat ini, sebagian besar kopi di Uni Eropa diimpor dari Brasil (17%), Swiss (12%),
Vietnam (10,5%), Jerman (9%), dan Italia (6 %).
Kopi yang paling banyak diimpor oleh Uni Eropa dari negara berkembang umumnya merupakan green
beans. Adapun roasted beans yang diimpor oleh Uni Eropa berasal dari negara-negara anggota Uni
Eropa itu sendiri. Importir kopi terbesar di Uni Eropa adalah Jerman (25%), Prancis (17%), Italia (11%),
Belgia (8%), dan Spanyol (6%);
Meskipun nilai ekspor specialty coffee sulit untuk diidentifikasi dalam data statistik perdagangan
karena produk kopi dalam Harmonized System (HS) diklasifikasikan berdasarkan proses produksi,
menurut AKSI persentasi ekspor specialty coffee Indonesia saat ini baru mencapai sekitar 10% dari
total nilai ekspor kopi Indonesia ke dunia sehingga perlu untuk terus ditingkatkan dengan dukungan
dari seluruh stakeholders kopi Indonesia.
Perdagangan Home Décor Indonesia USD 385,2 Juta
Menurut data BPS, ekspor produk home décor Indonesia (wooden, rattan, and natural fiber) ke Uni
Eropa pada tahun 2013 tercatat sebesar USD 385,2 juta dengan pasar utama adalah Inggris
(USD 76 juta), Belanda (USD 72,3 juta), Prrancis (USD 58,8 juta), Jerman (USD 56,8 juta), dan Belgia
(USD 40,9 juta).
Perdagangan Processed Foods Indonesia Tumbuh 10,7%
Menurut data BPS, ekspor produk processed foods Indonesia ke Uni Eropa selama periode 2009-2013
tumbuh dengan tren sebesar 10,7% per tahun dan mencapai USD 553 juta miliar pada tahun 2013.
Negara tujuan utama ekspor processed foods Indonesia di Uni Eropa adalah Belanda (USD 124 juta),
Jerman (USD 110,7 juta), Inggris (USD 98 juta), Belgia (USD 50 juta), dan Spanyol (USD 32 juta).
--selesai-Informasi lebih lanjut hubungi:
Ani Mulyati
Kepala Pusat Humas
Kementerian Perdagangan
Telp/Fax: 021-3860371/021-3508711
Email: [email protected]
Dody Edward
Direktur Kerja Sama Pengembangan Ekspor
Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional
Kementerian Perdagangan
Telp/Fax: 021-23528645/021-23528655
Email: [email protected]
Download