REAlIsAsI InvEsTAsI AcEh

advertisement
ISSN: 977 2338163
Edisi 2/I Tahun 2013
INFO INVESTASI
Aceh Menjadi Salah-Satu Daerah Tujuan Utama Investasi 2017
Realisasi investasi aceh
TERBESAR KE-6
Kebijakan
Invest in
Amazing
Aceh
opini
Investasi
Hortikultura di
2
Linueng
Buleun
potensi
Investor
Rakor
Timur-Tengah Optimalisasi
Tertarik
Pelabuhan
ke Aceh
di Aceh
3
wawancara
5
Kawasan Perhatian
Investasi:
Krueng
Geukuh
6
EDISI 2/I Tahun 2013 | INFO INVESTASI
kegiatan
daerah
8
1
OPINI
SALAM REDAKSI
Memelihara Momentum
Kenaikan Laju Investasi
Geliat investasi di Aceh
menunjukkan aktivitas yang
meningkat. Ikhtiar selama beberapa
bulan terakhir mulai menampakkan
hasilnya sebagaimana ditunjukkan
oleh realisasi pada Triwulan I-2013
yang sangat menggembirakan. Tak
kurang dari Rp 2,013 triliun realisasi
berhasil dicatat dari Laporan Kegiatan
Penanaman Modal (LKPM) yang
dikirimkan oleh berbagai perusahaan,
baik PMA maupun PMDN.
Investasi Aceh akan menunjukkan
kegairahan yang utama jika kita
bisa melakukan perubahan yang
transformatif ke arah lebih baik.
Kehadiran investor asing dan domestik
sangat dibutuhkan pada saat dana
APBN dan APBD yang terbatas.
Dana pemerintah adalah alat untuk
mendukung pembangunan public
utilities, sementara dana swasta
berperan yang lebih besar dalam
menciptakan lapangan kerja baru.
Percepatan pembangunan utilitas
jalan sepanjang 133 km di wilayah
tengah melalui dana JICS Jepang
(sejak 2013 dan akan selesai 2015),
dan selesainya PLTA Peusangan
pada tahun 2015 akan mempercepat
laju investasi di masa depan, apalagi
didukung dengan iklim investasi
yang baik, Momentum kenaikan laju
investasi Tw I ini harus dijaga, bahkan
jika mungkin ditingkatkan, guna
mendorong pertumbuhan ekonomi
Aceh.
Kehadiran edisi ke-2 Tabloid Info
Investasi ini mengisyaratkan bahwa
informasi perkembangan investasi
mesti terus disajikan kepada publik.
Pada saat sebagian orang pesimis
dan masih memegang kerangka
pikir lama bahwa investasi hanya
untuk pengusaha, kenyataan
terkini membuktikan sebaliknya
bahwa puluhan ribu lapangan kerja
terserap oleh kegiatan investasi hanya
dalam waktu 3 bulan. Jika kita mampu
mengelola kegiatan investasi dengan
baik dalam jangka panjang, maka
kesejahteraan rakyat Aceh bukan
hanya menjadi slogan. Inilah saatnya
dukungan sepenuhnya kita berikan
agar terwujudnya invest in amazing
Aceh.
Banda Aceh, 16 Mei 2013
Ir. Iskandar, M.Sc
INFO INVESTASI
TABLOID ACEH INVESTMENT
Aceh Menjadi Salah-Satu Daerah Tujuan Utama Investasi 2017
MARTHUNIS mUHAMMAD
Kasubbid. Investasi, Pengembangan Investasi, Usaha
dan Pembiayaan Pembangunan pada Bappeda Aceh.
Kebijakan
Invest in Amazing Aceh
I
nvestasi merupakan salah
satu komponen penting dalam
perekonomian. Semakin besar nilai
investasi maka semakin besar pula
total output ekonomi sebuah negara
dikarenakan investasi mempunyai
sifat intrinsik pertambahan nilai.
Menariknya, perkembangan investasi
dalam perekonomian Aceh mengalami
kecenderungan meningkat.
Dalam kurun waktu 2007-2012,
Badan Pusat Statistik Aceh mencatat
Pembentukan Modal Tetap Bruto
(PMTB) sebagai ukuran kegiatan
investasi di Aceh terus memperlihatkan
pertumbuhan positif hingga 4,04 persen.
PMTB merupakan akumulasi dari dua
belanja yaitu belanja modal pemerintah
baik APBN, APBA dan APBK; serta
belanja modal yang berasal dari
investasi swasta. Seyogyanya kontribusi
investasi awasta dalam PMTB harus
lebih dominan.
Belajar dari China
Saat ini China sudah berada pada
posisi nomor dua dunia dalam hal
kekuatan ekonomi. Pertumbuhan
ekonomi tinggi –bahkan hingga dua
digit – dilakukan secara konsisten.
Negara tirai bambu ini hanya
membutuhkan waktu 12 tahun
untuk menggandakan pendapatan
penduduknya. Padahal negara-negara
maju tua seperti Amerika dan Inggris
membutuhkan waktu hingga ratusan
tahun untuk melakukan hal yang sama.
Tseng dan Zebregs (2002)
mengidentifikasi faktor-faktor utama
yang menjadikan China sebagai negara
destinasi investasi favorit, yaitu ukuran
pasar (market size) yang besar, biaya
tenaga kerja yang relatif murah, kualitas
infrastruktur yang baik, dan kebijakan
yang ramah investasi.
Kebijakan Invest in Amazing Aceh
Badan Investasi dan Promosi Aceh
telah mentargetkan pada akhir tahun
2017 Aceh akan menjadi salah satu
tujuan investasi utama di Indonesia
melalui jargon “Invest in Amazing Aceh”.
Kriteria destinasi utama investasi
tentunya diukur dengan jumlah nominal
realisasi investasi baik berasal dari
perusahaan dalam negeri atau dari
Catatan: Tulisan telah diringkas. Versi
lengkap dapat dibaca di acehinvestment.com
Dewan Pengarah: Gubernur Aceh, Wakil Gubernur Aceh, Sekretaris Daerah, Asisten I, II, dan III
Setda Aceh. Penanggung Jawab: Iskandar. Wakil Penanggung Jawab: Fakhrizal. Dewan Redaksi:
Fuadi, Syarifah Zulfa, Jonni. Pemimpin Redaksi: Zulkifli Hamid Paloh. Wakil Pemimpin Redaksi:
Junaidi Redaktur Pelaksana: Arif Arham, Razali, Irmawati, Fauza Morizan, Fitri Haryani, Cut Eliza
Mutia Lay Out: Eka Saputra, Fahrizal Public Relation: Asmaul Husna.
Telepon:
Alamat Redaksi:
Website:
(0651) - 23170
Jl. A. Yani No.39
acehinvestment.com
Banda Aceh, 23122
investasi.acehprov.go.id
Fax:
Aceh - Indonesia
e-mail :
(0651)| -EDISI
23171
[email protected]
INFO INVESTASI
2/I Tahun
2013
[email protected]
2
perusahaan asing.
Tentunya, kebijakan investasi di Aceh
harus berdasarkan policy mix (bauran
kebijakan) lintas sektoral dan diarahkan
pada peningkatan kuantitas, kualitas
serta keberlanjutan investasi. Mirip
dengan yang dilakukan China, ada tiga
strategi dalam Master Plan Percepatan
dan Perluasan Pembangunan Ekonomi
Indonesia (MP3EI), yang dapat dipakai
untuk mewujudkan visi di atas, yaitu
regulasi, konektivitas, dan SDM/Iptek.
Regulasi yang pro-investasi diarahkan
pada penciptaan iklim investasi yang
kondusif melalui kejelasan, kemudahan
proses investasi, kepastian dan
keamanan berinvestasi serta insentif
investasi lainnya di Aceh. Pembangunan
infrastruktur seyogyanya memperkuat
konektivitas dan integrasi antar wilayah
sehingga rantai nilai yang tercipta
panjang dan juga efesien. Di sisi lain,
kebijakan pengembangan sumber daya
manusia dan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta inovasi perlu perkuat
sehingga total produktifitas tenaga kerja
Aceh melonjak.
Secara praktis, ketiga bauran kebijakan
tersebut di atas perlu diterapkan dalam
sebuah entitas geografis yang bernama
kawasan investasi. Kawasan-kawasan
di Aceh yang mempunyai akses lebih
terhadap regulasi, konektivitas, dan
SDM hendaknya didorong menjadi
kawasan investasi.
Sebagai penutup, penulis ingin
mengutip filosofi pembangunan yang
dicetuskan Lee Kuan Yew ketika ia
baru terpilih menjadi Perdana Menteri
pertama negeri kecil nan makmur
ini dan menetapkan investasi asing
sebagai strategi utama pembangunan.
Lee mengatakan “If we were only as good
as our neighbors, there was no reason for
businesses to be based here” (From The
Third World to First – The Singapore
Story 1965-2000). Artinya untuk menjadi
tempat tujuan investasi, Aceh harus
mempunyai kelebihan dibanding
provinsi tetangga bahkan kawasan
tetangga mengingat Asean Economic
Community tidak lama lagi akan
terbentuk. Wallahua’lam bisshawab.***
Redaksi menerima kiriman tulisan opini. Tulisan diketik dengan
spasi ganda ukuran kertas A4 maksimal 500 kata, disertai identitas
dan foto. Dikirim ke email redaksi: [email protected]
POTENSI
Investasi Hortikultura di
Linueng Buleun
“
Peluang lain yang dimiliki Linueng Buleun
untuk menjadi salah-satu kawasan investasi
utama adalah masyarakatnya yang sangat
ramah terhadap pendatang/investor.
A
dalah Perwakilan BKPMRI di Uni Emirat Arab,
yang meminta agar Aceh
menawarkan investasi
dalam bidang hortikultura. Tawaran
ini disajikan dalam kegiatan promosi
Indonesia tanggal 29 April 2013 di
Abu Dhabi. Tim penyusun detailed plan
investasi Aceh kemudian menghubungi
Pemerintah Kabupaten Bener Meriah
untuk memastikan kesiapan kabupaten
di bagian tengah Aceh itu. Informasi
yang kami peroleh adalah Bener Meriah
telah menetapkan lahan ± 35.300 Ha di
Linueng Buleun, Kecamatan Permata
sebagai kawasan budidaya hortikultura.
Tim dari Badan Investasi dan Promosi
Aceh kemudian mengunjungi Linueng
Buleun beberapa waktu lalu. Kampung
ini berjarak 15 Km dari Kantor Bupati
Bener Meriah di ibukota kabupaten,
Redelong, dengan jarak tempuh ± 1 jam.
Di kiri-kanan sepanjang jalan menuju
ke sana dipenuhi jajaran perkebunan
kopi. Kondisi jalan yang rusak sangat
membahayakan jika dilalui, apalagi
saat musim hujan. Terbersit dalam hati
bagaimana jika saat itu tim membawa
investor, apa mereka akan balik pulang
atau mereka akan berinvestasi di sana?
Sesampai di Linueng Buleun, terlihat
hamparan hijau begitu luas. Inilah
kawasan hortikultura itu. Terlihat
tanaman kentang, kol, dan wortel
yang hampir panen. Beberapa petani
lalu-lalang menggangkut hasil panen
dengan motor untuk dibawa ke kota.
Dijelaskan oleh pemandu setempat
bahwa mobilisasi untuk pengangkutan
hasil panen memang masih terkendala
dikarenakan medan yang ditempuh
sangat berat. Jalan rusak dan listrik
tidak ada. Padahal, berton-ton potensi
pertanian ada di kampung ini.
Kawasan Investasi
Konsep “kawasan” merupakan
pendekatan yang paling sesuai dalam
pembangunan ekonomi daerah. Saat
ini pembangunan kawasan semakin
luas diterapkan di berbagai negara
yang sedang berkembang mengingat
“
pembangunan kawasan mampu
meningkatkan kinerja ekonomi
daerah dalam rangka membangun
kesejahteraan masyarakat melalui
pemanfaatan sumber daya secara
berkelanjutan. Kebijakan pengembangan
ekonomi kawasan menggunakan
konsep ekonomi pertumbuhan yang
memadukan antara hubungan komunal,
kegiatan ekonomi, dan lingkungan
secara harmonis.
Kegiatan yang ada di kawasan
Linueng Buleun saat ini hanya
terkonsentrasi sebagai sentra produksi,
sedangkan untuk kegiatan-kegiatan
yang lain belum ada. Budidaya bibit,
misalnya, masih didatangkan dari
Bandung dan Medan. Pengolahan pasca
panen yang masih menjadi mimpi dan
angan-angan dari masyarakat setempat.
Begitu pula pemasaran yang masih
sangat terkendala karena pengangkutan
yang ada belum memadai. Ke depan,
Linueng Buleun dapat dijadikan sebagai
sentral atau kawasan pengembangan
hortikultura terbesar di Aceh yang bisa
menghasilkan buah-buahan dan sayursayuran berkualitas untuk memenuhi
permintaan pasar dalam dan luar
negeri.
Peluang lain yang dimiliki Linueng
Buleun untuk menjadi salah-satu
kawasan investasi utama adalah
masyarakatnya yang sangat ramah
terhadap pendatang/investor. Ini
diikuti oleh dukungan pemerintah
setempat yang begitu antusias terhadap
pengembangan ekonomi kerakyatan
melalui kerjasama investasi. Penyediaan
lahan 35.500 Ha itu adalah buktinya.
Siapkah Linueng Buleun menerima
investor? Jawabannya, sangat
tergantung pada komitmen pemerintah
Aceh terhadap pengembangan kawasan
ini. Ini bisa dimulai dengan integrasi
perencanaan beberapa SKPA terkait
agar secara “keroyokan” membangun
kawasan investasi Linueng Buleun
mulai tahun 2014. Dinantikan kehadiran
investor di kawasna ini!. (Cut)
Potensi Hortikultura di Kawasan
Linueng Buleun
Hortikultura
Jumlah
Produksi/
Hari
Luas
Tanam (Ha)
Sayuran:
(ton)
Kentang
18
835
Kubis/Kol
30
654
Tomat
20
99
Wortel
8,5
397
Kacang Buncis
4,5
92
Cabe Merah
8
1.048
Cabe Rawit
5
875
4,2
220
Bawang Daud
4,3
230
Buah-buahan:
(Kg)
Bawang Merah
Alpukat
2.000*
1.022
Jeruk
3.000*
418
Terong Belanda
600
166
Markisa
300
73
Kesemak
200
72
*
* kondisi pada saat musim panen
Kawasan hortikultura adalah suatu
ruang geografis yang mempunyai
keserupaan ekosistem dan disatukan
oleh fasilitas infrastruktur yang sama
sehingga membentuk kawasan
yang berisi berbagai kegiatan usaha
berbasis hortikultura termasuk
penyediaan sarana produksi, budidaya,
penanganan dan pengolahan pasca
panen, pemasaran, serta berbagai
kegiatan pendukungnya (sumber: Ditjen
Hortikultura).
Hambatan
Fasilitas jalan
sangat minim
Peluang
masih
Lahan yang luas
Fasilitas listrik belum
ada
Potensi melimpah
Pemasaran hasil panen
masih terbatas
Masyarakat yang pro
investasi
EDISI 2/I Tahun 2013 | INFO INVESTASI
3
LAPORAN UTAMA
1. Jawa Timur/ 9,011.92
Realisasi investasi aceh
TERBESAR KE-6
2. Kalimantan Timur/ 4,845.94
3. Kalimantan Selatan/ 3,420.25
4. Sumatra Utara/ 1,990.96
5. DKI Jakarta/ 1,872.83
6. Aceh/ 1,732.66
6 Besar Realisasi PMDN Propinsi TW I-2013
(Rp.Miliar)
1. Nagan Raya/ 1,538
6 Besar
Realisasi Investasi
PMA dan PMDN
Kabupaten/Kota
TW I-2013
(Rp. Miliar)
2. Aceh Singkil/ 123
3. Banda Aceh/ 70
4. Pidie/ 54
5. AcehTamiang/ 52
6. Aceh Besar/ 39
TW I-2012/ 796.0
Perbandingan
Realisasi Investasi
Triwulan
(Rp. Miliar)
TW IV-2012/ 375.2
TW I-2013/ 2,013.9
Malaysia
85,6
Korea Selatan
46,5
Amerika Serikat
37,3
Inggris
17,7
India
1,7
5 Besar Realisasi Investasi Menurut Negara Asal PMA
TW I-2013 (Rp. Miliar)
4
INFO INVESTASI | EDISI 2/I Tahun 2013
T
anggal 22 April 2013 secara nasional, BKPM
RI menyampaikan secara resmi realisasi
investasi di Indonesia triwulan I-2013. Sangat
menggembirakan bahwa Aceh masuk dalam
urutan 6 terbesar realisasi proyek PMDN Tw I-2013 (satu
tingkat di bawah DKI Jakarta). Sementara untuk proyek
PMA, Aceh masih pada urutan 18 secara nasional,
tetapi laju pertumbuhan year on year meningkat sangat
signifikan, yaitu sebesar 3.249 persen.
Jika dilihat dari perbandingan antara Tw IV-2012 dan
Tw I-2013 terjadi peningkatan yang sangat tajam yaitu
dari Rp 375,2 miliar menjadi Rp 2.013,9 triliun. “Hal ini
merupakan berkat kerjasama semua pihak yang telah
menciptakan iklim investasi yang lebih baik pada era
pemerintahan ZIKIR” ujar Kepala BIP, Ir. Iskandar, M.Sc
dalam acara press conference dan coffee morning dengan
wartawan di Banda Aceh.
Besarnya realisasi PMDN disumbangkan oleh PT
PLN (PLTU Nagan Raya) yang memberikan kontribusi
mencapai 82 persen terhadap total realisasi PMDN.
“Perlu dilakukan langkah-langkah strategis untuk
menjaga momentum kenaikan laju investasi yang sudah
ada” ujar mantan Kepala Bappeda dihadapan para awak
media cetak, online dan televisi.
Bidang usaha dominan (PMDN) masih dikuasai
oleh sektor Listrik, Gas dan Air (Rp 1,428 triliun),
Tanaman Pangan dan Perkebunan (Rp 253,301 miliar),
Perdagangan dan Reparasi (Rp 35,621 miliar), Jasa
lainnya (Rp 7,600 miliar), dan Transportasi, Gudang
dan Komunikasi (Rp 4,728 miliar). Sementara untuk
PMA, 5 besar disumbangkan oleh sektor Pertambangan
(Rp 141,684 miliar), Tanaman Pangan dan Perkebunan
(Rp 95,049 miliar), Perikanan (34,977 miliar), Listrik, Gas
dan Air (Rp 4,489 miliar), Perdagangan dan Reparasi
(Rp 2,574 miliar).
“Pemerintah Aceh sangat fokus dalam mengurangi
angka pengangguran di Aceh, salah-satunya melalui
investasi swasta. Penanaman modal dalam negeri Tw
I-2013 mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 10.387
orang, sedangkan Tw I-2012 hanya 387 orang. Secara
total, baik untuk investasi modal asing maupun dalam
negeri selama Tw I-2013, realisasi penyerapan tenaga
kerja Indonesia (lokal) mencapai 11.336 orang,” ujar
Kepala BIP, Ir. Iskandar, M.Sc.
BIP terus mendekatkan hubungan komunikasi dengan
para pengusaha di kabupaten/kota. Harapannya,
Bupati/Walikota dapat mempercepat proses perizinan
di daerah, menyederhanakan birokrasi, memberikan
insentif (non-fiskal, pembebasan lahan, dan lainnya)
kepada investor.
“Banyak kegiatan kita buat di daerah, dan BIP turun
langsung melakukan pemantauan kepada perusahaan di
kabupaten/kota. Hasilnya, realisasi semakin meningkat,
terutama di Nagan Raya, Aceh Singkil, Banda Aceh,
Pidie, Aceh Tamiang, dan Aceh Besar,” tambah Iskandar.
(Zul/Fitri)
Wawancara
Wagub:
Investor Timur-Tengah
Tertarik ke Aceh
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Kedutaan Besar Republik Indonesia bekerjasama dengan KADIN Abu Dhabi
(ADCCI), Abu Dhabi Departement of Economic Development (ADDED), dan Arab Bisnis Club (ABC) menyelenggarakan
“INDONESIA BUSINESS LUNCHEON” pada Senin, 29 April 2013, di Hotel Ritz Carlton Abu Dhabi, Grand Canal, Uni Emirat
Arab. Acara ini ditujukan untuk mempromosikan Indonesia khususnya Aceh sebagai tujuan investasi yang menjanjikan dan
terkemuka di Asia, Wakil Gubernur Aceh Muzakir Manaf dipercaya menyampaikan sambutan dan beliau mengulas potensi
Aceh sebagai tujuan investasi utama dalam forum tersebut.
Berikut petikan wawancara Wakil Pemimpin Redaksi Junaidi dengan Muzakir Manaf.
Hal apa saja yang telah dipersiapkan
dalam rangka Misi Investasi ke Abu
Dhabi?
Pemerintah Aceh melalui Badan
Investasi dan Promosi telah menyusun
suatu Detailed Plan tentang Peluang
Investasi Aceh dengan kajian mendalam
dan hal tersebut sangat layak untuk
ditawarkan pada forum.
Apakah Bapak yakin para investor dari
Negara Arab akan mau berinvestasi di
Aceh?
Ya, investor Timur-Tengah tertarik ke
Aceh. Program tersebut memang kita
laksanakan dengan penuh keyakinan
dan usaha-usaha yang giat karena saya
sangat optimis bahwa segala potensi
yang kita miliki baik potensi alam
maupun bermacam regulasi yang sangat
pro investasi. Pasca lahirnya Undangundang Nomor 11 tahun 2006 tentang
Pemerintah Aceh paling tidak kita telah
dapat lebih membuka akses secara
langsung kepada internasional terutama
dalam hal investasi, baik PMA maupun
PMDN, yang akan sangat membuka
peluang pertumbuhan bagi ekonomi.
Apa saja regulasi dan peraturan yang
Bapak pandang sangat memberikan
optimisme bagi Pemerintah Aceh dalam
meningkatkan arus investasi ke Aceh?
Antara lain adalah Perpres No. 11 Tahun
2010, hal ini merupakan kekhususan
yang dimiliki Aceh dibanding provinsi
lain di indonesia dimana Pemerintah
Aceh kini dapat melakukan hubungan
langsung dengan berbagai pihak baik
lembaga maupun institusi di luar negeri,
ini tentunya akan lebih mempermudah
akses terhadap pertumbuhan ekonomi
melalui investasi di Aceh pada masa
mendatang.
Selain hal tersebut kita juga memiliki
Peraturan Pemerintah Nomor 83 Tahun
2010 tentang Pelimpahan Kewenangan
Pemerintah kepada Dewan Kawasan
Sabang dengan otoritas yang lebih luas
terhadap berbagai kewenangan kita
terkait Sabang.
Selain melakukan promosi dan
menghadiri forum tersebut, apa saja
yang dilakukan oleh Pemerintah Aceh
dalam rangka meningkatkan arus
investasi yang masuk ke Aceh?
Ada banyak hal yang sedang diusahakan
Pemerintah Aceh dengan berfokus pada
beberapa langkah penting. Pertama,
regulasi, yaitu menghadirkan perangkat
hukum yang bisa menjamin keamanan,
kenyamanan dan percepatan perizinan
investasi. Kedua, infrastruktur, yaitu
memastikan konektivitas antardaerah
dalam dan luar Aceh dapat
terpenuhi. Ketiga, ketenagakerjaan,
yaitu tentang peningkatan
kemampuan kapasitas dan
kapabilitas tenaga kerja dan upah
buruh.
sangat kuat dengan Jazirah Arab.
Rombongan disambut dengan baik oleh
Pemerintah dan pengusaha di sana, hal
ini terlihat dari perlakuan khusus sejak
kedatangan di bandara. Hal tersebut
saya rasa cukup mengindikasikan
penghargaan mereka terhadap Aceh.
Terima kasih atas wawancara yang
sangat menarik. Semoga apa yang
kita cita-citakan bersama demi
kemajuan Aceh dapat terwujud dimasa
mendatang.
Ya, Insya Allah dengan kerja keras dan
dukungan seluruh lapisan masyarakat,
cita-cita kita akan tercapai.
Bagaimana sambutan para
pengusaha serta pihak-pihak
lainnya terhadap Aceh dan
bagaimana mereka memandang
Aceh?
Bagi mereka Aceh bukanlah
nama baru bagi karena
secara historis
Aceh memiliki
hubungan
yang
EDISI 2/I Tahun 2013 | INFO INVESTASI
5
Kegiatan
Rakor
Optimalisasi
Pelabuhan
di Aceh
G
ubernur Aceh, Senin pagi
(14/5),mengundang berbagai
pemangku kepentingan ke
Meuligo Gubernur untuk
membicarakan masalah pelabuhan di
Aceh.
Gubernur Zaini Abdullah
menyebutkan bahwa sejumlah peraturan
yang ada perlu digunakan untuk
menghidupkan pelabuhan di Aceh,
terutama UU Pemerintah Aceh.
Peran para pengusaha sangat penting
karena merekalah yang menjadi
penggerak utama roda ekonomi Aceh.
Pemerintah Aceh, lanjut Gubernur,
akan berusaha mempermudah jalan
bagi pemanfaatan pelabuhan melalui
deregulasi.
Koordinasi semua instansi terkait
sangat penting, ungkap Gubernur Aceh.
Bea cukai, kepolisian, syahbandar,
kementerian pertanian dan kementerian
perdagangan perlu memahami secara
baik aturan khusus di Aceh.
Badan Investasi dan Promosi (BIP)
Aceh yang diwakili Kasubbid Evaluasi
dan Pelaporan, Arif Arham, dalam
kesempatan itu menyampaikan agar
Koordinasi G-B Wilayah Timur
T
anggal 11 April 2013,
BIP melaksanakan Rapat
Koordinasi Pengendalian
Pelaksanaan Penanaman Modal
dengan Instansi Teknis dan
Perusahaan (Government-Business)
di wilayah timur, tepatnya di Hotel
Lido Graha, Lhokseumawe. Dalam
forum tersebut hadir perwakilan
Perangkat Daerah Kabupaten/
Kota di Bidang Penanaman
Modal (PDKPM) Aceh Tamiang,
6
INFO INVESTASI | EDISI 2/I Tahun 2013
Aceh Timur, Kota Langsa, Kota
Lhokseumawe, Bireuen, Pidie Jaya,
dan Aceh Utara. Diikuti pula oleh
perwakilan beberapa perusahaan di
wilayah itu.
Wakil Bupati Aceh Utara,
Drs Muhammad Jamil, M.Kes.
selaku narasumber memaparkan
topik “Kebijakan Pemerintah
Daerah dalam Mendukung
Percepatan Realisasi Investasi.” Ia
menginformasikan bahwa saat ini
Pelabuhan Krueng Geukuh dihidupkan
dengan konsep kawasan industri
pengolahan komoditas unggulan. Pipa
distribusi gas dari Arun ke Belawan
dapat dibuka beberapa outlet untuk
mensuplai energi bagi pabrik olahan
tersebut. Hal ini didukung oleh
pengusaha setempat yang hadir dalam
diskusi ini.
Selain itu, BIP mengharapkan agar
ada keputusan segera tentang kerjasama
pengelolaan pelabuhan Sabang, apakah
dengan Singapura atau Uni Eropa. (Rif)
beberapa investor sangat tertarik
berinvestasi di Aceh Utara. Misalnya,
investor Malaysia yang tertarik
membangun rumah sakit bertaraf
Internasional.
Sementara itu, General Manager
PT Pelabuhan Indonesia I(Persero)
Cabang Lhokseumawe, Saiful
Anwar, membahas tentang
“Kesiapan Pembangunan
Infrastruktur Pelabuhan Krueng
Geukuh.” Ia memaparkan bahwa
ada potensi investasi bidang
pergudangan yang sangat
menjanjikan, baik di dalam area
maupun di luar area pelabuhan.
Adapun narasumber dari BKPM RI,
Pak Gatot, mengurai tentang “Upaya
Perbaikan Pelaksanaan Penanaman
Modal dan Pengelolaan Investasi
di Daerah.” Dalam pemaparannya,
ia mengatakan bahwa sangat
mendesak penggabungan
Satuan Kerja Perangkat Daerah
Penanaman Modal. Hal ini akan
akan mempermudah investor dalam
mengurus izin-izin dan urusan nonperizinan. Di tingkat pusat, perizinan
semua terpusat di BKPM. (Zul)
Kegiatan
Gubernur Aceh Memimpin Rakor Optimalisasi Pelabuhan di Aceh, Meuligo, 14 Mei 2013
Rakor Penyusunan Pergub Insentif Investasi
S
enin, 25 Maret 2013 bertempat
di Oproom Badan Investasi dan
Promosi Aceh, telah dilaksanakan
Rapat Awal Penyusunan Draf
Peraturan Gubernur Aceh tentang
Pedoman Pemberian Insentif dan
Pemberian Kemudahan Penanaman
Modal di Aceh. Acara dihadiri oleh
beberapa Kepala Dinas/Instansi terkait,
diantaranya Kepala Dinas Kelautan dan
Perikanan Aceh, Kepala Badan Pelayanan
Perizinan Terpadu dan Kepala Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Aceh.
Pertemuan awal tentang insentif
penanaman
modal
ini
bertujuan
mencari celah-ruang untuk memberikan
kemudahan bagi pihak-pihak yang
berminat dalam melakukan penanaman
modal di Aceh berdasar peraturan
perundang-undangan yang berlaku,
terutama Undang-undang No. 11 Tahun
2006 tentang Pemerintah Aceh. Pimpinan
rapat, Ir. Iskandar,M.Sc, menyampaikan
bahwa fokus insentif adalah pada
agroindustri dengan program hilirisasi
dan penanaman modal berwawasan
lingkungan. Kebijakan pro-environment
ini harus diketahui oleh berbagai pihak,
sehingga arah penanaman modal tidak
salah kaprah. Pergub ini ditargetkan
akan selesai dalam tiga bulan dengan
melibatkan berbagai keahlian di Aceh
dan masukan dari Dinas/Instansi terkait.
(Irma)
Konsinyering Pengendalian di Wilayah Tengah
T
anggal 7 Mei 2013,BIP
melaksanakan
konsinyering pengendalian
pelaksanaan penanaman
modal di wilayah tengah,
tepatnya di Hotel Mahara, Takengon.
Dalam kesempatan itu, Wakil Bupati
Aceh Tengah, Drs. Khairul Asmara,
MM., memaparkan bahwa di Aceh
Tengah masih banyak potensi yang
belum tergarap secara optimal.
Wabup Aceh Tengah
menambahkan bahwa akan
dibangun pabrik gula dan PLTA
Peusangan di kawasan ini.
Diharapkan dengan adanya investasi
dibidang tersebut laju pembangunan
di kawasan dataran tinggi Gayo akan
berkembang pesat.
Dalam kunjungan ke Aceh Tengah,
Tim BIP juga berkunjung ke Lokasi
perusahaan PT. Kamadhenu
Ventures Indonesia dan proyek
PLTA Peusangan.(Fitri)
EDISI 2/I Tahun 2013 | INFO INVESTASI
7
Daerah
Kawasan Perhatian Investasi:
Krueng Geukuh
Proyek Revitalisasi Arun di Aceh Utara memberi
harapan baru bagi kegiatan investasi. Keberadaan stasiun
penerimaan gas yang direncanakan selesai pada tahun 2014
itu dapat dimanfaatkan untuk menghidupkan kawasan
investasi baru di sana.
Pelabuhan Krueng Geukuh yang menurut RTRW Nasional
berada dalam Pusat Kegiatan Nasional (PKN) tidak saja
memiliki kapasitas yang besar bagi kegiatan eksporimpor, tapi juga dikelilingi oleh daerah-daerah penghasil
komoditas unggulan. Karena itu, kawasan industri baru
yang mengolah hasil pertanian dan perkebunan menjadi
barang jadi bernilai jual tinggi (value added) adalah pasangan
yang pas bagi pelabuhan besar itu.
Bukan tak mungkin, nanti kopi instan “bionik” (arabika
organik), coklat batangan, sabun mandi, tepung terigu,
sayur-mayur, minyak goreng, dan lain sebagainya akan
diekspor melalui Pelabuhan Krueng Geukuh. (Rif)
8
INFO INVESTASI | EDISI 2/I Tahun 2013
Download