pengaruh penggunaan media audio visual

advertisement
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL
TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS
PUISI SISWA KELAS IX MTS JABAL NUR
CIPONDOH TANGERANG
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
oleh
Nur Afianti
NIM : 1110013000010
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
ABSTRAK
Nur Afianti (NIM : 1110013000010). Pengaruh Penggunaan Media Audio
Visual terhadap Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas IX
MTs Jabal Nur Cipondoh Tahun Pelajaran 2014/2015. Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.
Penelitian yang berjudul Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual terhadap
Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas IX MTs Jabal Nur
Cipondoh Tahun Pelajaran 2014/2015, dilaksanakan di MTs Jabal Nur Cipondoh
Tangerang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan
media audio visual terhadap pembelajaran menulis puisi di kelas IX-1 MTs Jabal
Nur Cipondoh.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu dan
menggunakan teknik one group pretest-posttest design. Metode tersebut
merupakan penelitian yang mendekati percobaan. Sampel dalam penelitian ini
menggunakan pretest posttest pada kelas IX-1 dengan jumlah dua puluh siswa
menggunakan media audio visual berupa video puisi melalui proyektor, laptop
dan pengeras suara.
Hasil penelitian yang diperoleh yaitu thitung> ttabel yaitu 2.31 > 0.68, dengan selisih
peningkatan 24.25.Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa terdapat pengaruh
yang signifikan dalam penggunaan media audio visual terhadap pembelajaran
menulis puisi di kelasIX MTs Jabal Nur Cipondoh Tangerang tahun pelajaran
2014/2015.
Kata Kunci: Media Audio Visual, KeterampilanMenulis, Puisi.
ii
ABSTRAK
Nur Afianti (NIM : 1110013000010). The influence for Using Audio Visual
Media to increase Poetry Writing Skill at Class IX of Mts Jabal Nur
Cipondoh Students on 2014/2015. Indonesia Education, Faculty of Tarbiyah and
Teaching Sciences, Syarif Hidayatullah state Islamic University Jakarta, 2014.
The research of the Influence for Using Audio Visual Media to increase Poetry
Writing Skills at Class IX of Mts Jabal Nur Cipondoh Students on 2014/2015
works at Mts Jabal Nur Cipondoh Tangerang. The purpose of the research is know
the influence for using Audio Visual Media to poetry writing learning at class IX1.
The research methods are experiment cast and one group pretest posttest design
technique. The methods are approach to experimentation. The research’s sample
is pretest is pretest posttests on twenty student of class IX-1 to use Audio Visual
Media. It is poetry video by projector, laptop and loudspeakers.
The research’s result is t. arithmetic > t. table = 2.31 > 0,68, It rises 24,25 To Sum
up, the influence for using Audio Visual media to poetry writing learning at Class
IX of MTs Jabal Nur Cipondoh Tangerang on 2014/2015 is significant.
Keywords : Audio Visual Media, Poetry Writing Skills
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur hanya bagi Allah swt. karena limpahan rahmat,
nikmat, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai
dengan waktu yang telah direncanakan. Salawat dan salam tercurah kepada
junjungan Nabi Muhammad SAW, para keluarga, dan para pengikutnya hingga
akhir zaman.
Skripsi berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Terhadap
Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas IX MTs Jabal Nur
Cipondoh, Tangerang Tahun Pelajaran 2014/2015”, disusun untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi, penulis membutuhkan
bimbingan, dukungan, dan doa dari berbagai pihak. Sebagai ungkapan rasa
hormat, penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada
1. Dra. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph.D. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dra. Didin Syafruddin, MA., Ph.D. PLT Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang selalu
memberikan semangat dan saran-saran.
3. Dra. Hindun, M.Pd. Sekretaris Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang selalu memberikan
saran-saran, semangat dan meluangkan waktunya membantu penulis
selama perkuliahan berlangsung.
4. Dra. Nuryati Djihadah, M.Pd., M.A. sebagai dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan, motivasi,
dan saran-saran saat penyusunan skripsi ini.
iv
5. Teristimewa untuk orang tua penulis, yaitu Bapak Joi Buchori dan Ibu
Nunung Rusmaidah yang telah memberikan doa, motivasi, materi dan
mengorbankan segala hal untuk kesuksesan anaknya.
6. Saudara kandung, Nurmala Hayati dan Muhammad Guntur yang selalu
memberikan dukungan lahir batin dan doa, serta Chalief Rayyan Alteza,
ponakan yang menjadi penghilang lelah untuk penulis.
7. Keluarga besar Alm Jamhari yang selalu memberikan doa, serta
dukungannya bagi penulis.
8. Deni Andrian, S.Kom sahabat yang tidak pernah lelah untuk meluangkan
waktunya dalam memberikan dukungan serta semangat selama penulis
mengerjakan skripsi ini.
9. Rike Rahmalia, S.Pd dan Jayanti Puspita Dewi, S.Pd yang selalu memberi
dukungan sampai skripsi ini selesai.
10. Sahabat berbagi cerita Nurfie Ramadhani, S.E.Sy, Dina Sakinah, S.Pd,
Vera Aditya Susanti, S.Pd, dan Wilda Istiana Nasution, S.Pd.
11. Umi Churin in Nabila yang telah memberikan jalan selama penelitian.
12. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia kelas A, B, dan C angkatan 2010.
13. Keluarga besar MA Jabal Nur Cipondoh, Tangerang khususnya siswasiswi kelas IX-1 yang membantu mengumpulkan puisi.
14. Seluruh dosen dan staf Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
15. Semua orang yang telah berjasa dalam pembuatan skripsi ini yang tidak
bisa disebutkan satu persatu.
v
Penulis berdoa dan berharap semoga semua pihak yang telah membantu
mendapatkan balasan yang lebih baik dari Allah SWT. Demikianlah yang
dapat penulis sampaikan, penulis memohon maaf atas kekurangan yang
terdapat dalam skripsi ini dan penulis menerima kritik dan saran yang
membangun skripsi ini. Semoga kehadiran skripsi ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan pembaca.
Jakarta, 05 November 2014
Penulis
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................
SURAT PERNYATAAN ...................................................................................
i
ABSTRAK ..........................................................................................................
ii
ABSTRACT ........................................................................................................ iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ...............................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................
1
A. LatarBelakang Masalah .....................................................................
1
B. Identifikasi Masalah .........................................................................
4
C. Pembatasan Masalah .........................................................................
5
D. Rumusan Masalah ............................................................................
5
E. Tujuan Penelitian ...............................................................................
5
F. Manfaat Penelitian ............................................................................
5
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN ...........
7
A. Hakikat Media Pembelajaran ...........................................................
7
1.
Pengertian Media Pembelajaran ................................................
7
2.
Ciri-ciri Media Pembelajaran ....................................................
8
vii
3.
Manfaat dan Nilai Media .......................................................... 12
4.
Fungsi Media Pelajaran ............................................................. 13
5.
Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran ................................... 17
6.
Klasifikasi Media Pembelajaran ............................................... 19
7.
Audio Visual terhadap Media Pembelajaran............................. 20
B. Hakikat Keterampilan Menulis ........................................................ 24
1.
Pengertian Keterampilan Menulis ............................................. 24
2.
Manfaat dan Tujuan Menulis .................................................... 25
3.
Ciri-ciri Tulisan yang Baik........................................................ 26
4.
Hubungan Menulis dengan Aspek Keterampilan Bahasa
yang Baik .................................................................................. 28
C. Hakikat Puisi .................................................................................... 29
1.
Pengertian Puisi......................................................................... 29
2.
Jenis-jenis Puisi ......................................................................... 30
3.
Bentuk dan Struktur Fisik Puisi ................................................ 34
D. Penelitian yang Relevan ................................................................... 43
E. Hipotesis Penelitian .......................................................................... 44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................ 45
A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 45
B. Metode dan Desain Penelitian .......................................................... 45
C. Populasi dan Sampel Penelitian ....................................................... 46
viii
1.
Populasi ..................................................................................... 46
2.
Sampel ....................................................................................... 46
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 47
E. Instrumen Pengumpulan Data .......................................................... 48
F. Teknik Analisis Data ........................................................................ 49
1.
Uji Normalitas ........................................................................... 49
2.
Uji Hipotesis.............................................................................. 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 51
A. Gambaran Umum MTs Jabal Nur Cipondoh Tangerang ................. 51
B. Deskripsi Data .................................................................................. 56
C. Analisis dan Pembahasan Hasil Penelitian....................................... 68
BAB V PENUTUP.............................................................................................. 79
A. Simpulan........................................................................................... 86
B. Implikasi ........................................................................................... 86
C. Saran ................................................................................................. 87
DAFTAR PUSTAKA
UJI REFERENSI
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1
: Desain Penelitian
Tabel 2
: Sampel
Tabel 3
: Penilaian Instrumen
Tabel 4
: Tenaga Kependidikan
Tabel 5
: Nilai Pretest dan Posttest
Tabel 6
: Data Nilai Pretest Menulis Puisi Siswa Kelas IX
Tabel 7
: Distribusi Frekuensi
Tabel 8
: Penghitungan Uji Normalitas Pretest (Uji Lilifors)
Tabel 9
: Data Nilai Pretest Menulis Puisi Siswa Kelas IX
Tabel 10
: Distribusi Frekuensi
Tabel 11
: Penghitungan Uji Normalitas Postest (Uji Liliefors)
Tabel 12
: Hasil Uji Normalitas Sampel X dan Y dengan Uji Liliefors
Tabel 13
: Data Nilai Rata-Rata Pretest dan Postest Menulis Puisi
Tabel 14
: Skor Puisi Minhatul Maula
Tabel 15
: Skor Puisi Firda Fisqiya. A
Tabel 16
: Skor Puisi Hilyaturrahman
Tabel 17
: Skor Puisi Riyani
Tabel 18
: Skor Puisi Nur Faizah
Tabel 19
: Skor Puisi Rahmi Safira. A
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Nilai Kritis L untuk Uji Liliefors
Lampiran 2
: Titik Persentase Distribusi t (df = 1 – 40)
Lampiran 3
: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Lampiran 4
: Puisi Minhatul Maula“Lautan”
Lampiran 5
: Puisi Firda Fisqya A’yun “Keindahan Alam
Lampiran 6
: Puisi Hilyaturrahmah “Keindahan Alam”
Lampiran 7
: Puisi Riyani “Keidahan Alam”
Lampiran 8
: Puisi Nurfaizah “ Air Terjun”
Lampiran 9
: Puisi Rahmiy “Derai-derai Cemara”
Lampiran 10 : Puisi Riyani “Ibu”
Lampiran 11 : Puisi Minhatul Maula “Ibu”
Lampiran 12 : Puisi Firda Fisqya A’yun “Ibu”
Lampiran 13 : Puisi Hilyaturrahmah “Ibu”
Lampiran 14 : Puisi Riyani “Ibu”
Lampiran 15 : Puisi Nurfaizah “ Ibu”
Lampiran 16 : Puisi Rahmiy “Ibu”
Lampiran 17 : Surat Penelitian
Lampiran 18 : Surat Bimbingan
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal terpenting dalam kehidupan, yang menjadi
salah satu tempat untuk melatih seseorang dalam terampil berbahasa.
Pendidikan bisa didapatkan melalui pembelajaran formal maupun informal.
Di lembaga yang bersifat formal seperti sekolah, keberhasilan suatu
pendidikan dan pengetahuan dapat dilihat dari hasil prestasi belajarnya.
Dalam pembelajaran proses belajar merupakan proses interaksi peserta
didik, pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajarnya.
Namun, permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan
perkembangan situasi dan kondisi lingkungan yang ada. Informasi dan
kebudayaan, serta berkembangnya ilmu teknologi juga berpengaruh
terhadap dunia pendidikan. Ilmu yang diberikan pendidik diharapkan bisa
membentuk pengetahuan, penguasaan, kemahiran dan tabiat, serta sikap dan
kepercayaan pada peserta didik.
Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi belajar
dan kreativitas pengajar. Selain itu juga, dapat ditunjang dengan fasilitas
yang memadai dan kreativitas guru yang akan membuat peserta didik lebih
mudah mencapai target belajar. Pembelajar yang memiliki motivasi tinggi
ditunjang dengan pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut,
motivasi dan pembelajaran membawa pada keberhasilan pencapaian target
belajar. Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan
kemampuan siswa melalui proses belajar. Dalam proses belajar mengajar
tersebut seorang guru dituntut mahir mengelola sebuah kelas dengan kreatif,
ataupun strategi yang direncanakan sebelumnya, hal ini merupakan kunci
sekaligus ujung tombak pencapaian tujuan pembaharuan pendidikan.
Seorang guru dituntut untuk dapat mengarahkan dan menciptakan suasana
kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
1
2
Strategi pembelajaran merupakan serangkaian rencana kegiatan yang
termasuk di dalamnya penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai
sumber daya atau kekuatan dalam mencapai suatu keberhasialan
pembelajaran yang diinginkan. Strategi pembelajaran di dalamnya
mencakup pendekatan, model, metode dan teknik pembelajaran secara
spesifik. Suatu keberhasilan dalam belajar mengajar, dapat dilihat dari
metode dan pengunaan media yang tepat dari seorang guru. Penggunaan
media yang tepat dalam pengajaran akan menimbulkan minat siswa dalam
mengikuti suatu pembelajaran. Pentingnya media pembelajaran bagi
peningkatan kualitas pendidikan semakin tampak dengan perkembangan
teknologi sekarang ini. Dengan perkembangan teknologi, pelaksanaan
pendidikan dapat diperbarui. Kelengkapan media pembelajaran sangat
dibutuhkan untuk menunjang proses kelancaran belajar mengajar, sehingga
akan tercipta suatu pembelajaran yang menarik dan mengasikkan.
Media pembelajaran merupakan bentuk saluran yang digunakan untuk
menyalurkan sebuah pesan, informasi maupun bahan pelajaran kepada
penerima pesan. Penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar
mengajar dapat membangkitkan minat dan pengetahuan yang baru terhadap
siswa. Media audio visual misalnya, merupakan salah satu media
pembelajaran yang dapat memotivasi peserta didik dalam proses belajar,
sehingga siswa menjadi lebih aktif dan merespon materi yang telah dilihat
dan didengarnya. Oleh karena itu, secara tidak langsung guru dituntut untuk
lebih profesional, inovatif, perspektif, dan proaktif dalam melaksanakan
tugas pembelajaran.
Melalui kegiatan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, siswa
diharapkan memiliki kemampuan berbahasa yang meliputi keterampilan
mendengarkan (menyimak), berbicara, membaca, dan menulis. Dalam
pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia terdapat materi menulis seperti
menulis puisi.
Keterampilan menulis merupakan salah satu jenis keterampilan
berbahasa yang harus dikuasai siswa. Keterampilan menulis merupakan
3
kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak
lain dengan melalui bahasa tulis. Ketepatan pengungkapan gagasan harus
juga didukung dengan ketepatan bahasa yang digunakan. Melalui
keterampilan menulis, siswa dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, dan
perasaanya dengan baik dan terbuka, sehingga siswa dapat mengungkapkan
perasaan dan pikirannya secara tidak langsung melalui menulis, seperti
menulis sebuah karangan yaitu puisi.
Puisi merupakan salah satu materi dalam pembelajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia yang sangat penting. Sebuah karya sastra yang
mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun
dengan
mengonsentrasikan
semua
kekuatan
bahasa
dengan
pengonsentrasian fisik dan struktur batinnya. Keindahan sebuah puisi
didukung oleh diksi, majas, rima, dan irama yang terkandung dalam karya
sastra tersebut.
Pada kesempatan ini, penulis membahas mengenai puisi, selama ini
berdasarkan observasi, pengetahuan siswa terhadap karya sastra khususnya
puisi masih sangat terbatas, terlebih lagi untuk dapat menulis puisi. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain pemahaman siswa terhadap
karya sastra masih kurang, siswa tidak senang dengan pembelajaran
monoton dan membosankan, terbatasnya pengetahuan siswa untuk
mengembangkan gagasan atau ide menjadi suatu bentuk karangan yaitu
sebuah puisi, hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan siswa dalam
berimajinasi. Selain itu, keadaan ini mengakibatkan tidak efektifnya
pembelajaran menulis di kelas. Agar siswa dapat maksimal dalam menulis
perlu distimulus dengan bahan ajar yang menarik. Untuk itu, guru perlu
mencari upaya yang dapat membuat siswa tertarik agar siswa dapat menulis
dengan baik dan dapat menjadikan pembelajaran puisi yang lebih
menyenangkan.
Selain itu, seorang guru diharapkan dapat mengelola kelas. Guru yang
kreatif dalam mengajar juga bisa memberikan semangat atau keinginan
siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Tentu saja dari hal tersebut
4
dapat mendukung kesuksesan dalam belajar mengajar, dengan demikian
tujuan dalam pembelajaran tersebut tercapai dengan maksimal. Dalam
pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, guru harus dapat menemukan
bahan ajar dan media yang tepat. Penggunaan media yang tepat untuk
pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia akan merangsang siswa untuk
lebih bersemangat dan lebih menyenangi pembelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia yang sedang berlangsung. Dengan demikian, materi yang sedang
diajarkan akan lebih mudah ditangkap oleh para siswa.
Penulis tertarik untuk melakukan penelitian peningkatan pengetahuan
siswa terhadap puisi, dengan menggunakan media audio visual. Media audio
visual dipilih dengan pertimbangan bahwa media ini merupakan media yang
paling digemari, mudah diingat oleh siswa. Selain itu, media audio visual
juga belum pernah diterapkan di MTs Jabal Nur Cipondoh, kelas IX pada
mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, dengan mengunakan media
audio visual akan mempermudah guru dalam mengajar, dan siswa dapat
mengingat apa yang dilihat dan didengar serta dapat mengembangkan
kreativitas, daya imajinasi, serta mempermudah siswa dalam menuangkan
ide-ide kreatif mereka. Dengan media audio visual diharapkan siswa dapat
menangkap atau mengingat pelajaran yang diberikan oleh guru, juga dapat
mengungkapkan ide-ide kreatif mereka dalam sebuah tulisan yaitu, puisi.
Berdasarkan uraian di atas peneliti memiliki ketertarikan untuk
meneliti dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual
terhadap Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas IX MTs
Jabal Nur Cipondoh Tahun Pelajaran 2014/2015.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka masalah yang
dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut.
1.
Kurangnya penggunaan media dalam pembelajaran puisi;
2.
Pembelajaran puisi membosankan dan tidak menarik;
3.
Pengetahuan siswa terhadap karya sastra sangat terbatas;
5
4.
Kurangnya kemampuan siswa dalam menulis puisi;
5.
Perlunya media yang tepat untuk meningkatkan keterampilan menulis
puisi siswa.
C.
Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, masalah yang akan dikaji dalam
penelitian ini dibatasi pada pengaruh penggunaan media Audiovisual
(musikalisasi puisi) terhadap peningkatan hasil keterampilan menulis puisi
siswa kelas IX-1 MTs Jabal Nur Cipondoh, Tangerang tahun pelajaran
2014/2015.
D.
Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan
masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
Bagaimana pengaruh penggunaan media audio visual terhadap peningkatan
hasil keterampilan menulis puisi siswa kelas IX-1 di MTs Jabal Nur
Cipondoh Tangerang tahun pelajaran 2014/2015?
E.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini, bertujuan untuk:
Mengetahui pengaruh penggunaan media audio visual terhadap Peningkatan
kereatif menulis puisi siswa kelas IX MTs Jabal Nur Cipondoh Tangerang
tahun Pelajaran 2014/2015.
F.
Manfaat Penelitian
Manfaat hasil penelitian ini utamanya adalah untuk meningkatkan
kemampuan keterampilan menulis puisi siswa. Maka manfaat hasil
penelitian ini dapat diperuntukan antara lain:
6
1.
Manfaat Teoretis
a. Untuk memperkaya pengembangan strategi dalam pembelajaran
puisi.
b. Untuk memperbaiki strategi mengajar yang selama ini digunakan
agar dapat menciptakan dan menerapkan kegiatan belajar mengajar
yang menarik serta tidak membosankan.
2.
Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti
Menambah ilmu pengetahuan mengenai pembelajaran puisi dan
mengembangkan teori pembelajaran puisi dengan menggunakan
media audio visual.
b. Bagi Guru
Untuk memperkaya strategi dalam pembelajaran puisi, untuk
memperbaiki metode mengajar yang selama ini digunakan agar
dapat menciptakan kegiatan belajar mengajar yang menarik dan
tidak membosankan.
c. Bagi siswa
Untuk memberikan pengalaman dalam proses pembelajaran yang
baru dan mengasikan, sehingga dapat meningkatkan motivasi dan
hasil belajar siswa terutama dalam keterampilan menulis puisi.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Hakikat Media Pembelajaran
1. Pengertian Media pembelajaran
Secara umum media merupakan kata jamak dari ”medium”, yang
berarti perantara atau pengantar. Kata media berlaku untuk berbagai
kegiatan atau usaha, seperti media dalam penyampaian pesan, media
pengantar magnet atau panas dalam bidang teknik. Istilah media
digunakan juga dalam bidang pengajaran atau pendidikan sehingga
istilahnya menjadi media pendidikan atau media pembelajaran. Dalam
proses belajar-mengajar, media mempunyai arti yang cukup penting,
karena
dalam
kegiatan
pelajaran,
ketidakjelasan
bahan
yang
disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan
media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan
melalui kata-kata dan kalimat tertentu.
Sanjaya mengungkapkan:
Bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang
dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan seperti, radio,
televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya. Selain itu Rossi
menyatakan, alat-alat seperti radio, dan televisi apabila digunakan
dan diprogram untuk pendidikan maka merupakan media
pembelajaran.1 Secara umum media itu meliputi orang, bahan,
peralatan, atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang
memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan dan
sikap.2
Jadi dari dari definisi di atas media merupakan alat atau perantara
untuk mencapai tujuan pendidikan.
1
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
kencana, 2006), h. 163.
2
Ibid.
7
8
Penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan
mendamaikannya. Dengan istilah mediator media menujukan fungsi
atau perannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak
utama dalam proses belajar-siswa dan isi pelajaran.
Media menjadi bentuk perantara yang digunakan oleh manusia
untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau pendapat
sehingga ide, gagasan, atau pendapat yang dikemukakan itu sampai
kepada penerima yang dituju. Bahwa media pembelajaran meliputi alat
yang secara fisik digunakan isi materi pejarana, yang terdiri antara lain
buku, tape recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide
(gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer.3
Yudhi Munadi dalam bukunya, mengungkapkan bahwa: Media
adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan
perasan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan
belajar yang kondusif dimana penerimannya dapat melakukan proses
belajar secara efisien dan efektif.4
Jadi, berdasarkan beberapa definisi di atas, media pembelajaran
dapat dipahami, sebagai sesuatu alat yang dapat digunakan sebagai
perantara penyampaian pesan atau informasi kepada siswa yang
bertujuan untuk menciptakan pembelajaran yang efesien dan kondusif
serta pencapaian pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya.
2. Ciri-Ciri Media Pembelajaran
Sudarwan dalam bukunya mengungkapkan:
Media pendidikan merupakan seperangkat alat bantu atau
pelengkap yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam
rangka berkomunikasi dengan siswa atau peserta didik. Alat
bantu itu disebut media pendidikan, sedangkan komunikasi
adalah sistem penyampaian.5
3
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: RajaGrafindo Persada 2010), h.3-4.
Yudhi Munadi, Media Pelajaran, (Jakarta: Gaung Persada, 2012), h.7.
5
Sudarwan Danim, Media Komunikasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Angkasa 2010), h.7.
4
9
Jadi, media pendidikan merupakan alat bantu atau pelengkap
yang digunakan oleh guru untuk berkomunikasi dengan peserta
didik.
Arif S. Sadiman dkk, dalam bukunya juga mengungkapkan:
Media pendidikan sabagai salah-satu sumber yang dapat
menyalurkan pesan sehingga membantu mengatasi hal
tersebut.
Perbedaan
gaya
belajar,
minat,
inteligensi,
keterbatasan gaya indra cacat tubuh atau hambatan jarak
geografis, jarak waktu dan lain-lain dapat dibantu dengan
pemanfaatan media pembelajaran.6
Jadi, media merupakan sumber yang dapat menyalurkan pesan
dan dapat membantu mengatasi perbedaan gaya belajar peserta
didik.
Gerlach dan Ely dalam Arsyad mengemukakan:
Tiga
ciri
media
yang merupakan
petunjuk
mengapa
media
digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media
yang
mungkin
guru
tidak
mampu
(atau
kurang
efesian)
melakukannya.
a. Ciri Fiksatif (fixative Properti)
Ciri
ini
menggambarkan
kemampuan
media
merekam,
menyampaikan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa
atau objek fotografi, video tape, disket komputer, dan film. Suatu
objek yang telah diambil gambarnya (direkam)dengan kamera atau
video kamera dengan mudah dapat diproduksi dengan mudah
kapan
saja
diperlukan.
Dengan
ciri
fiksatif
ini,
media
memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi
pada satu waktu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal waktu.
Ciri ini sangat penting bagi guru karena kejadian-kejadian atau
objek yang telah direkam atau disimpan dengan format media yang
ada dapat digunakan setiap saat. Peristiwa yang kejadiannya hanya
sekali (dalam satu dekade atau satu abad.) dapat diabadikan dan
6
Arief S.Sadiman, dkk., Media Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h.9.
10
disusun kembali untuk keperluan pelajaran. Prosedur laboratorium
yang rumit dapat direkam dan diatur untuk kemudian diproduksi
beberapa kali pun pada saat diperlukan. Demikian pula kegiatan
siswa dapat direkam untuk kemudian dianalisis dan dikritik oleh
siswa sejawat baik secara perorangan maupun secara kelompok.
b. Ciri Manipulatif (Manipulative Property)
Transnformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena
media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu
berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau
tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse
recording. Misalnya bagaimana proses larva menjadi kepompong
kemudian menjadi kupu-kupu dapat dipercepat dengan teknik
fotografi tersebut. Di samping dapat dipercepat, suatu kejadian
dapat pula diperlambat pada saat menayangkan kembali suatu
rekaman video. Misalnya, proses loncat galah atau reaksi kimia
dapat diamati melalui kemampuan bantuan manipulatif dari media.
Demikian pula, suatu aksi gerakan dapat direkam dengan foto
kamera untuk foto. Pada rekaman gambar hidup (video, motion
film) kejadian dapat diputar mundur. Media (rekaman video atau
audio) dapat diedit sehingga guru dapat menampilkan bagianbagian penting/utama dari ceramah, pidato, atau urusan kejadian
dengan memotong bagian-bagian yang diperlukan. Kemampuan
media dari ciri manipulatif memerlukan kejadian sungguh-sungguh
karena apabila terjadi kesalahan dalam pengaturan kembali urutan
kejadian atau pemotongan bagian-bagian yang salah, maka akan
terjadi pula kesalahan penafsiran yang tentu saja akan menjadi
kebingungan bahkan menyesatkan sehingga dapat mengubah sikap
mereka ke arah yang tidak diinginkan.
Manipulasi kejadian atau objek dengan jalan mengedit hasil
rekaman dapat menghemat waktu. Proses penanaman dan panen
gandum, pengolahan gandum menjadi tepung, dan penggunaan
11
tepung untuk membuat roti dapat dipersingkat waktunya dalam satu
urutan rekaman video atau film yang mampu menjadikan informasi
yang cukup bagi siswa utuk mengetahui asal-usul dan proses dari
penanaman bahan baku tepung hingga menjadi roti.
c. Ciri Distributif (distributive Property)
Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau
kejadian ditrasportasi melalui ruang, dan secara bersama kejadian
tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus
pengalaman yang relatif sama dengan kejadian itu. Dewasa ini,
distribusi media tidak hanya terbatas pada satu kelas atau beberapa
kelas pada sekolah-sekolah di dalam suatu wilayah tertentu, tetapi
juga media itu misalnya rekaman video, audio, disket,komputer,
dapat disebar ke seluruh penjuru tempat yang diinginkan kapan
saja.
Sekali informasi direkam dalam format media apa saja, ia dapat
direproduksi seberapa kali pun dan siap digunakan secara berulangulang di suatu tempat. Konsistensi informasi yang telah direkam
akan terjamin sama atau hampir sama dengan aslinya.7
Dengan demikian ciri-ciri media ada tiga yaitu ciri fiksatif, ciri
manipulatif dan ciri distributif. Ciri-ciri media pembelajaran sangat
penting diperhatikan oleh guru, sehingga guru dapat memilih
dengan tepat media yang akan digunakan
dalam proses
pembelajaran, media dalam sebuah pengajaran sangat diperlukan,
oleh karena itu sebagai seorang guru haruslah mampu memilih dan
menggunakan media dengan baik dalam pengajaran untuk
mencapai tujuan yang diinginkan.
7
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: RajaGrafindo Persada 2010), h.12-14.
12
3. Manfaat dan Nilai Media
Susilana memaparkan pengetahuan akan semakin abstrak apabila
pesan akan disampaikan melalui kata verba. Hal ini memungkinkan
terjadinya verbalisme. Artinya siswa hanya mengetahui tentang kata
tanpa memahami dan mengerti makna yang terkandung di dalamnya.
Hal semacam ini akan menimbulkan kesalahan persepsi siswa. Oleh
sebab itu, sebaiknya siswa memiliki pengalaman yang lebih konkrit,
pesan yang ingin disampaikan benar-benar dapat mencapai sasaran dan
tujuan.
Secara umum media mempunyai kegunaan; 1) memperjelas pesan
agar tidak terlalu verbalistis; 2) mengatasi keterbatasan ruang, waktu
tenaga dan daya indera; 3) menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih
langsung antar murid dan sumber belajar; 4) memungkinkan anak
belajar mandiri
sesuai bakat dan kempuan visual, auditori, &
kinestetiknya; 5) memberi rangsangan yang sama, mempersamakan
pengalaman & menimbulkan persepsi yang sama.8
Jadi kegunaan media untuk memperjelas pesan, mengatasi
keterbatasan
ruang
dan
waktu,
menimbulkan
gairah
belajar,
menimbulkan motivasi, dan memberikan rangsangan.
Ada juga pendapat Kemp dan Dayton dalam Susilana mengatakan
kontribusi media pembelajaran: 1) penyampaian pesan pembelajaran
dapat lebih terstandar; 2) pembelajaran dapat lebih menarik; 3)
pembelajaran dapat lebih interaktif dengan penerapan teori belajar; 4)
waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek; 5) kualitas
pembelajaran dapat ditingkatkan; 6) proses pembelajaran dapat
berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan; 7) sikap positif
siswa terhadaap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat
ditingkatkan; 8) peran guru berubah ke arah positif.9
Jadi kontribusi media bagi pembelajaran adalah penyampaian
pesan pembelajaran agar menjadikan pembelajaran yang lebih menarik
dan lebih interaktif, serta meningkatkan materi pembelajaran.
8
9
Rudi Susilana, dkk, Media Pembelajaran, (Bandung: VC.Wancana Prima),h.9-10
Ibid.
13
Dengan demikian nilai media sangatlah penting, banyaknya
manfaat yang telah dipaparkan di atas media sangat berfungsi dalam
proses belajar-mengajar, dengan adanya media dapat memudahkan
guru dalam memokuskan perhatian siswa dan penyampaian materi
dapat diterima dengan baik oleh siswa.
Selain memiliki manfaat media pembelajaran juga memiliki nilai
sebagai berikut:
1. Membuat konkret konsep-konsep yang abstrak. Konsep-konsep
yang dirasakan masih bersifat abstak dan sulit dijelaskan secara
langsung kepada siswa bisa dikongkretkan atau disederhanakan
melalui pemanfaatan media pembelajaran.
2. Menghadirkan objek-objek yang terlalu berbahaya atau sukar
didapat ke dalam lingkungan belajar.
3. Menampilkan objek yang terlalu besar atau kecil.
4. Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat. Dengan
menggunakan taktik gerakan lambat (slow motion).10
Jadi, manfaat lain dari media adalah membuat kongkret konsepkonsep yang abstrak, menghadirkan objek-objek yang terlalu kecil dan
berbahaya, serta dapat memperlihatkan gerakan-gerakan yang terlalu
cepat maupun lambat.
4. Fungsi Media Pelajaran
Telah banyak alat maupun media yang tersedia bagi pengajar,
namun yang terpenting dalam melaksanakan pembelajaran dan
mengimplementasikannya
dalam
mengajar
ialah
bagaimana
menggunakan media pendidikan ini sebagai suatau system yang
terintregrasi dalam pembelajaran. Tugas seorang pendidikan adalah
tugas profesional, selalu menghadapi tantangan apabila ingin menjadi
pendidik yang kreatif, dinamis, kritis dan ilmiah. Sebelum ia
menentukan
bahan
pelajaran,
ia
harus
menentukan
tujuan
instruksional yang sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik,
kemampuan
10
Ibid.
yang
akan
dikembangkan,
menyusun
kegiatan
14
pembelajaran, untuk ini ia harus mampu menentukan media dan
metode pengajaran yang tepat.
Banyak media pendidikan sekarang ini telah diprogram melalui
media masa. Kenyataan ini bertujuan untuk bisa menyerap segala
macam informasi, khususnya informasi yang relevan dengan bidang
studinya, demi perkembangan lebih lanjut. Sebagai konsekuensi
perkembangan media pendidikan yang pesat dewasa ini, pendidikan
dituntut untuk mampu memanfaatkan media pendidikan yang tersedia
di sekolah dan lingkungan.11
Dengan demikian sebagai seorang pendidik kita harus bisa
memanfaatkan segala media pendidikan agar proses belajar mengajar
dapat berjalan dengan baik, dan informasi yang ingin diberikan dapat
tersampaikan dengan baik. Oleh karena itu ada bebrapa pendapat
mengenai fungsi media pembelajaran.
Edgar Dale dalam Sanjaya menggambarkan bahwa pengetahuan
akan semakin abstrak apabila hanya disampaikan melalui bahasa
verbal. Hal ini menunjukan terjadinya verbalisme, artinya siswa
hanya mengetahui tentang kata tanpa memahami dan mengerti
makna yang terkandung dalam makna tersebut. Hal semacam ini
akan menimbulkan persepsi siswa. Oleh sebab itu sebaiknya
diusahakan agar pengalaman siswa menjadi lebih kongkret, pesan
yang ingin disampaikan benar-benar dapat mencapai sasaran dan
tujuan yang ingin dicapai, dilakukan kegiatan yang dapat
mendekatkan siswa dengan kondisi yang sebenarnya.12
Memperhatikan penjelasan di atas, maka secara khusus media
pembelajaraan memiliki fungsi yang berperan untuk: 1) menangkap
suatu objek atau peristiwa tertentu, 2) memanipulasi keadaan,
peristiwa, atau objek tertentu, 3) menambah gairah dan motivasi
belajar siswa.13
11
Iskandarwassid, dkk., Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2008), h. 209-210.
12
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2006), h.169.
13
Ibid, h.169-170.
15
Sementara Yudhi Munadi dalam bukunya, bahwa fungsi media
pembelajaran ini lebih difokuskan pada dua hal, yakni analisis fungsi
yang didasarkan pada medianya dan didasarkan pada penggunaanya.
Pertama, fungsi yang didasarkan pada media pembelajaran, yakni :
(1) media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar, bahwa
media itu dapat dikatakan sebagai media penyalur, penyampaian,
penghubungan dan lain-lain dalam proses pembelajran,
(2) fungsi semantik, yakni kemampuan media dalam menambah
perbedaan kata (simbol verba) yang maknanya benar-benar dipahami
peserta didik,
(3) fungsi manipulatif, dalam fungsi ini media memiliki dua
kemampuan, yakni pertama, mengatasi batas-batas ruang dan waktu,
seperti menghadirkan objek, menghadirkan objek, dan menghadirkan
kembali objek yang telah terjadi, kedua mengatasi keterbatasan
indrawi manusia, seperti membantu siswa dalam memahami objek.
Kedua, fungsi yang didasarkan kepada pengguannya (anak didik)
terdapat dua fungsi, yakni:
(1) fungsi psikologis, antara lain:
a) fungsi atensi, yaitu media pembelajaran yang meningkatkan
perhatian siswa terhadap materi ajar,
b) fungsi afetif, yaitu mediapembelajaran dapat menggugah
perasaan, emosi, dan dan tingkat penerimannya atau penolakan
siswa terhadap sesuatu,
c) fungsi kognitif, media pembelajaran dapat mengembangkan
kemampuan kognitif siswa,
d) fungsi imajinatif, yaitu media pembelajaran dapat meningkatkan
dan mengembangkan imajinasi siswa,
e) fungsi motivasi, yaitu media pembelajaran melaui guru dapat
memotivasi siswa dengan cara membangkitkan minat belajar siswa
dan dengan cara memberikan harapan pada diri siswa.
16
(2) fungsi sosio-kultural, yakni media pembelajaran dapat mengatasi
hambatan sosio-kultural antar peserta komunikasi pembelajaran.14
Jadi, fungsi media pembelajaran sebagai sumber belajar untuk
memahami makna, mengatasi ruang dan waktu, memusatkan
perhatian, dan membangkitkan imaji serta minat belajar pada siswa.
Dalam kaitannya dengan fungsi media pembelajaran, dapat ditekankan
beberapa hal berikut:
1. Penggunaan media pembelajaran bukan merupakan fungsi
tambahan, tetapi memiliki fungsi tersendiri sebagai sarana bantu
untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif.
2. Media pembelajaran merupakan bagian integral dari
keseruluhan proses pembelajaran sebagai salah satu komponen
yang tidak berdiri sendiri tetapi saling berhubungan dengan
komponen lainnya dalam rangka menciptakan situasi belajar
yang diharapkan.
3. Media pembelajaran dalam penggunaanya harus relevan dengan
kompetensi yang ingin diciptakan dan isi pembelajaran itu
sendiri. fungsi ini mengandung makna bahwa penggunaan
media pembelajaran harus selalu melihat kepada kompetensi dan
bahan ajar.
4. Media pembelajaran bukan berfungsi sebagai alat hiburan,
dengan demikian tidak diperkenankan menggunakannya hanya
sekedar untuk permainan atau memancing perhatian siswa
semata.
5. Media pembelajaran bisa berfungsi untuk mempercepat proses
belajar. Fungsi ini mengandung arti bahwadengan media
pembelajaran siswa dapat menangkap tujuan dan bahan ajar
lebih mudah dan lebih cepat.
6. Media pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan kualitas
proses belajar-mengajar. Pada umumnya hasil belajar siswa
dengan menggunakan media pembelajaran akan lebih lama
mengendap sehingga kualitas pembelajaran akan memiliki nilai
yang lebih tinggi.
7. Media pembelajaran meletakan dasar-dasar yang kongkrit untuk
berpikir, oleh karena itu dapat mengurangi terjadinya penyakit
varbalisme.15
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran sangat penting bagi siswa., Dengan menggunakan media
14
15
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada, 2012), h. 36.
Rudi Susilana, dkk., Media Pembelajaran, (Bandung: CV.Wancana Prima), h.10.
17
pembelajaran pengalaman siswa dapat menjadi lebih konkret dan
pesan yang ingin disampaikan oleh guru dapat disampaikan dengan
benar dan sesuai tujuan yang ingin dicapai. Dengan adanya media
pembelajaran juga dapat menambah kualitas pembelajaran menjadi
lebih baik. Melalui media pembelajaran hal yang bersifat abstrak bisa
menjadi konkret.
5. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Di antara faktor yang perlu diperhatikan di antaranya : tujuan
pembelajaran, karakteristik siswa, modalitas belajar siswa (ada
beberapa auditif, visual dan kinestetik), lingkungan, ketersediaan
fasilitas pendukung, dan lain-lain. Ada beberapa kriteria umum yang
perlu diperhatikan dalam memilih media. Namun demikian secara
teoretik bahwa setiap media memiliki kelebihan dan kelemahan yang
akan memberikan pengaruh kepada afaktifitas program pembelajaran.
Sejalan dengan hal ini, pendekatan yang ditempuh dalam mengkaji
media sebagai integral dalam proses pendidikan yang kajiannya akan
sangat dipengaruhi beberapa kriteria umum sebagai berikut:
a. Sesuai dengan tujuan (instructional goals)
Dikaji tujuan pembelajaran apa yang ingin dicapai dalam suatu
kegiatan pembelajaran dari kajian Tujuan Instruksional Umum
(TUI) atau Tujuan Instruksional Khusus (TIK) ini bisa dianalisis
media apa yang cocok guna mencapai tujuan tersebut. Selain itu
analisis dapat diarahkan pada taksonomi tujuan dari Bloom, dkk
apakah tujuan itu bersifat kognitif, afejtif dan psikomotorik.
b. Kesesuaian
dengan
Materi
Pembelajaran
(instructional
content)
Bahan atau kajian apa yang akan diajarkan. Dengan demikian kita
bisa mempertimbangkan media apa yang yang sesuai untuk
penyampaian bahan tersebut.
18
c. Kesesuaian dengan Karakteristik Pelajaran atau Siswa
Dalam hal ini media haruslah familiar dengan karakteristik
siswa/guru. Yaitu mengkaji sifat-sifat dan ciri media yang akan
digunakan. Hal lainnya karakteristik siswa, baik secara kuantitatif
(jumlah) ataupun kualitatif (kualitas, ciri, dan kebiasaan lain) dari
siswa terhadap media yang cocok digunakan. Ada media yang
cocok untuk sekelompok siswa ada juga media yang tidak cocok
untuk sekelompok siswa.
d. Sesuai dengan Teori
Pemilihan media harus didasarkan atas kesesuaian dengan teori.
Media yang dipilih bukan karena fanatisme guru terhadap suatu
media yang dianggap paling disukai dan paling bagus, namun
didasarkan atas teori yang diangkat dari penelitian dan riset
sehingga telah diuji validitasnya. Pemilihan media bukan pula
alasan selingan atau hiburan semata. Melainkan media harus
merupakan bagian integral dari keseluruhan proses pembelajaran,
yang fungsinya untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
pembelajaran.
e. Kesesuaian dengan Gaya Belajar Siswa
Kriteria ini didasarkan atas kondisi psikologis siswa, bahwa siswa
dipengaruhi pula oleh gaya belajar siswa. Harus disesuaikan
dengan gaya belajar siswa, yaitu : tipe visual, auditorial dan
kinestetik.
f. Sesuai dengan Kondisi lingkungan, fasilitas, pendukung, dan
waktu yang tersedia
Bagaimanapun bagusnya sebuah media, apabila tidak didukung
dengan fasilitas dan waktu yang tersedia, maka kurang efektif.
Jadi, kriteria pemilihan media pembelajaran yaitu 1) harus
sesuai dengan tujuan 2) kesesuaian dengan materi pembelajaran 3)
kesesuaian dengan karakteristik siswa 4) sesuai dengan teori 5)
19
sesuai dengan gaya belajar siswa 6) sesuai dengan kondisi
lingkungan, fasilitas, pendukung dan waktu.16
6. Klasifikasi Media Pembelajaran
Pengelompokkan media pembelajaran menjadi empat kelompok
besar, antara lain:
a. Media Audio
Media audio adalah media yang hanya melibatkan indera
pendengaran hanya mampu memanipulasi kemampuan suara
semata. Media audio dapat menerima pesan verba dan nonverba.
Jenis-jenis media audio adalah program radio dan program media
rekam (software), yang disalurkan melalui hardware seperti radio
dan alat-alat perekam.
b. Media Visual
Media yang hanya melibatkan indera penglihatan. Jenis-jenis
media ini adalah media cetak-verba, media cetak-grafis, dan media
yang memuat pesan-pesan verba. Kedua, media visual-nonverbalgrafis adalah media visual atau unsur-unsur grafis. Ketiga, media
visual nonverbal-tiga dimensi adalah media visual yang memiliki
tiga dimensi.
c. Media Audio Visual
Media audio visual adalah media yang melibatkan indera
pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses.
d. Multimedia
Multimedia adalah media yang melibatkan seluruh indera dalam
proses pembelajaran. Yang termasuk dalam media ini adalah
segala sesuatu yang memberikan pengalaman secara langsung bisa
melalui secara komputer dan internet, bisa juga melalui
pengalaman berbuat dan terlibat.17
16
Ibid, h.53-55.
Ibid.
17
20
Bretz mengidentifikasi ciri utama dari media menjadi tiga
unsur pokok, yaitu suara, visual dan gerak. Visual dibedakan
menjadi tiga yaitu gambar, garis (line graphic) dan simbol yang
merupakan kontinum dari bentuk yang dapat ditangkap dengan
indera penglihatan. Di samping itu, Bretz juga membedakan antara
media siar (telecommunication) dan media rekam (recording)
sehingga terdapat 8 klasifikasi media: 1) media audio visual gerak,
2) media audio visual diam, 3) media audio visual semi-gerak, 4)
media visual gerak, 5) media visual diam, 6) media semi-gerak, 7)
media audio 8) media cetak.18
Jadi klasifikasi media yaitu, media audio hanya melibatkan
indera pendengaran, media visual yaitu hanya melibatkan indera
penglihatan, media audio visual
yaitu melibatkan indera
pendengaran dan penglihatan dalam satu proses, dan multimedia
memberikan secara langsung.
7. Audio Visual terhadap Media Pembelajaran
a. Perkembangan video
Video adalah teknologi memproses sinyal elektronik meliputi
gambar gerak dan suara. Piranti yang berkaitan dengan video
adalah play back, storage media (seperti pita magnetic dan disc),
dan monitor. Pembahasan tentang play back dan strorage media
terintegrasi pada subbab ini. Pada 1951, Alexander M. poniatoff
(1892-1980), pendiri Ampex Corporation yang berkantor di
California, mulai berusaha untuk mengembangkan mesin praktis
untuk perekam pita video dengan Charles Ginsberg, Charles
Anderson, dan seorang mahasiswa muda bernama Ray Dolby (lahir
1933), yang ditahun 1967 menemukan sistem Dolby untuk
mengurangi kebisingan dalam perekam magnetik. Setelah melalui
berbagi perbaikan dan perkembangan, akhirnya perusahaan video
18
Arief S.Sadiman, dkk, Media Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h.20.
21
di Jepang seperti Hitachi, JVC, Mutsushita, dan Sony, serta Philips
di Belanda mengusai pasar dunia. Mereka menguasai video dalam
dua format yakni video tape recorder (VTR) dan video cassettle
recorder (VCR). VTR mempunyai banyak tipe, di antarannya
adalah tipe 2 inci, 1inci, ½ inci.19
b. Perkembangan Media Audio Visual
Pada mulanya media hanya dianggap sebagai alat bantu mengajar
guru (teaching aids). Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu
visual, misalnya gambar, model, objek dan alat-alat lain yang dapat
memberikan
pengalaman
kongkret,
motivasi
belajar
serta
mempertimbangkan daya serap dan retensi belajar siswa. Namun
sayang, karena terlalu memusatkan perhatian pada alat bantu visual
yang dipakainya orang kurang memperhatikan aspek disain,
pengembangan
pembelajaran
(instruction*)
produksi
dan
evaluasinya. Dengan masuknya pengaruh teknologi audio pada
pertengahan abad ke-20, alat visual untuk mengkonkretkan dengan
alat audio sehingga kita kenal adanya alat audio visual atau audio
visual aids (AVA).
Pada akhir tahun 1950 teori komunikasi mulai mempengaruhi
penggunaan alat bantu audio visual, sehingga selain sebagai alat
bantu media juga berfungsi sebagai penyalur pesan atau informasi
belajar. Sejak saat itu, alat audio visual bukan hanya dipandang
sebagai alat bantu guru saja, melainkan juga sebagai alat penyalur
pesan atau media. Teori ini sangat penting dalam penggunaan
media untuk kegiatan program-program pembelajaran. Sayang
sampai saat itu pengaruhnya masih terbatas pada pemilihan media
saja. Faktor siswa yang menjadi komponen utama dalam proses
belajar belum mendapat perhatian.20
19
20
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada, 2012), h.127.
Arief S.Sadiman, dkk, Media Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h.8-9.
22
Guru-guru
berdasarkan
mulai
merumuskan
tingkah-laku
siswa.
tujuan
Untuk
pembelajaran
mencapai
tujuan
pembelajaran tersebut, mulai dipakai berbagai format media. Dari
pengalaman mereka, guru mulai belajar bahwa cara belajar siswa
berbeda-beda, sebagian ;ebih cepat belajar melalui media visual,
sebagian melalui media audio, sebagian lagi lebih senang memalui
media cetak, yang lain memalui media audio visual.21
c. Video
1.
Karakteristik video
Karateristik video banyak kemiripannya dengan media film,
diantaranya adalah:
a)
Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu.
b)
Video dapat diulang bila perlu untuk menambah
kejelasan.
c)
Pesan yang disampaikan cepat dan mudah diingat.
d)
Mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa.
e)
Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan
gambaran yang lebih realistik.
f)
g)
Sangat kuat mempengaruhi emosi seseorang.
Sangat
baik
memperjelas
suatu
proses
dan
keterampilan; mampu menunjukkan rangsangan yang
sesuai dengan tujuan serta dengan tujuan respon dari
siswa.
h)
Semua peserta didik dapat belajar dari video, baik yang
pandai mampun yang kurang pandai.
i)
Menumbuhkan minat dan motivasi belajar.
j)
Dengan video penampilan siswa dapat segera dilihat
kembali untuk dievaluasi.
Namun selain kelebihan-kelebihan di atas, karakteristik video
tidak lepas dari kelemahannya, yakni media ini terlalu menekankan
21
Ibid, h.10.
23
pentingnya materi ketimbang proses pengembangan materi
tersebut. Dilihat dari ketersediaannya, masih sedikit video
dipasarkan yang sesuai tujuan pembelajaran di sekolah. Di sisi lain,
produksi video sendiri membutuhkan waktu dan biaya yang cukup
banyak.
2.
Langkah-langkah pemanfaatan video
Pemanfaatan video dalam proses pembelajaran hendaknya
memperhatikan hal-hal tersebut:
a. Program video harus dipilih agar sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Hubungan program video dengan tujuan
pembelajaran.
b. Pemakaian video untuk tujuan kognitif dapat digunakan
untuk kognitif dapat digunakan untuk hal-hal yang
menyangkut kemampuan memberikan rangsangan berupa
gerak yang serasi. Umpamanya, pengamatan terhadap
kecepatan relatif suatu objek atau benda dan benda.
Mengajarkan pengenalan makna sebuah konsep, seperti
konsep jujur, sabar, demokrasi, dan lain-lain. Di samping
itu untuk mengajarkan aturan dan prinsip, seperti atauran
dan prinsip zakat, waris, dan lain-lain.
c. Pemakaian video untuk tujuan psikomotor dapat digunakan
untuk memperlihatkan contoh keterampilan gerak, seperti
gerakan shalat, adab makna bersama, cara pengurusan
mayat, dan lain-lain. Melalui media ini, siswa dapat
langsung mendapat umpan balik secara visual terhadap
kemampuan
mereka
mencoba
menyangkut gerakan tadi.
keterampilan
yang
24
d. Dengan menggunakan berbagai teknik dan efek, video
dapat
menjadi
media
yang
sangat
ampuh
untuk
mempengaruhi sikap emosi.22
Jadi, langkah-langkah pemanfaatan video yaitu 1) video
harus dipilih dahulu sesuai dengan tujuan pembelajaran, 2)
video haruslah memberikan rangsangan berupa gerak yang
serasi 3) dapat memperlihatkan contoh ketrampilan gerak
yang dapat memberikan umpan balik terhadap peserta
didik, 4) media haruslah ampuh untuk mempengaruhi
sikap emosi.
B.
Hakikat Keterampilan Menulis
1.
Pengertian Keterampilan Menulis
Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa,
yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis itu sendiri. Setiap
keterampilan mempunyai hubungan erat dengan keterampilan yang
lainnya.
Oleh
karena
itu,
keterampilan
menulis
sudah
tentu
berhubungan dengan menyimak, berbicara dan membaca.
Menulis yaitu suatu aktivitas menuangkan fikiran secara sistematis
di dalam bentuk tertulis. Atau, kegiatan memikirkan, menggali, dan
mengembangkan suatu ide sambil menuliskannya.23
Selain itu juga, menulis merupakan suatu kegiatan untuk
menciptakan suatu catatan atau informasi pada suatu media dengan
menggunakan askara.24
Dalman berpendapat: menulis merupakan suatu kegiatan
penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa
tulis sebagai alat atau medianya, selain itu menulis ialah
menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafis yang
menghasilkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga
22
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada, 2012), h.127-128.
M.Yunus,dkk, menulis 1 (Jakarta:Universitas Terbuka,2011), h.1.3.
24
Elaka,dkk, Buku Bahasa untuk Perguruan Tinggi (Jakarta: Khariama Putra Utama,2010),
h.106.
23
25
orang lain dapat membaca lambang-lambang grafis tersebut dan
dapat memahami bahasa dan grafis itu.
Menulis adalah mengungkapkan ide tau gagasannya dalam
bentuk karangan secara leluasa. Dalam hal ini, menulis itu
membutuhkan skemata yang luas sehingga sipenulis mampu
menuangkan ide, gagasan, pendapatnya dengan mudah dan lancar.
Skemata itu sendiri adalah pengetahuan dan pengalaman yang
dimiliki. Jadi, semakin luas skemata seseorang, semakin mudahlah
ia menulis.25
Jadi, dapat disimpulkan dari beberapa definisi yang telah
dipaparkan oleh para ahli bahwa menulis merupakan penyampaian
pikiran, perasaan dalam bentuk lambang atau tulisan yang disusun
menjadi sebuah pesan yang dapat tersampaikan atau dibaca oleh orang
lain.
2.
Manfaat dan Tujuan Menulis
a. Manfaat menulis
Manfaat menulis yaitu: (1) meningkatkan kecerdasan, (2)
mengembangkan daya inisiatif dan kreatifitas, (3) penumbuhan
keberanian
(4)
pendorong
kemauan
dan
kemampuan
mengumpulkan informasi.
b. Tujuan Menulis
Adapun tujuan menulis yaitu:
1. Melatih kreativitas
Dengan terbiasa menulis, seseorang akan dapat terampil dalam
menulis.
2. Mencari informasi pokok
Merangkum suatu tulisan atau pembicaraan akan dapat
menemukan informasi pokok dengan lebih cepat dan juga akan
timbul kemauan mengumpulkan informasi pada diri seseorang.
3. Mengurai kata-kata atau kalimat yang tidak diperlukan
25
Dalman, Ketrampilan Menulis, (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2014), h.4.
26
Merangkum dapat mengurai atau membuang kata-kata atau
kalimat yang tidak diperlukan oleh penulis untuk mencari
informasi yang dibutuhkan.
4. Untuk meningkatkan kecerdasan
Dengan menulis rangkuman akan meningkatkan daya pikir
seseorang, seseorang akan berpikir mana saja yang akan ia
rangkung untuk rangkumannya.
5. Penumbuhan keberanian
Terkadang banyak orang takut untuk menulis, seorang guru
memberikan tugas menulis rangkuman terhadap para siswanya
sehingga dengan tugas menulis rangkuman seseorang akan
tumbuh keberaniannya untuk menulis.26
Jadi manfaat dan tujuan menulis yaitu untuk melatih
kreativitas, mencari informasi pokok, mengurai kata-kata atau
kalimat yang tidak diperlukan, untuk meningkatkan kecerdasan
serta penumbuhan keberanian dari dalam diri.
3. Ciri-ciri Tulisan yang Baik
Agar maksud dan tujuan penulis dapat tercapai, yaitu agar pembaca
memberikan respons yang diinginkan oleh penulis terhadap tulisannya,
mau tidak mau dia harus menyajikan tulisan yang baik, dan adapun
ciri-ciri tulisan yang baik itu, antara lain:
a) Tulisan
yang
baik
mencerminkan
kemampuan
penulis
mempergunakan nada yang sesuai.
b) Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan menulis menyusun
bahan-bahan yang menjadi suatu kesatuan yang utuh.
c) Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis untuk
menulis dengan jelas dan tidak samar-samar: memanfaatkan
struktur kalimat, bahasa, dan contoh-contoh sehingga maknanya
sesuai yang diinginkan oleh penulis. Dengan demikian, para
26
Ibid. h. 206-207.
27
pembaca tidak usah payah-payah bergumul memahami makna
yang tersurat dan tersirat.
d) Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis untuk
menulis secara meyakinkan: menarik minat para pembaca terhadap
pokok pembicaraan serta mendemonstrasikan suatu pengertian
yang masuk akal dan cermat-teliti mengenai hal itu. Dalam hal ini
seharusnya mengurangi kata-kata dan pengulangan frase-frase yang
tidak perlu. Setiap kata harusnya menunjang pengertian yang
serasi, sesuai dengan yang diinginkan oleh penulis.
e) Tulisan yang baik memberikan dorongan kepada penulis untuk
mengkritik dan merevisi naskah yang ditulisnnya.
f) Tulisan yang baik mencerminkan kebanggaan penulis dalam
naskah ataupun manuskrip: kesudian mempergunakan ejaan dan
tanda-baca secara seksama, memeriksa makna kata dan hubungan
ketatabahasaan dalam kalimat-kalimat sebelum menyajikannya
kepada para pembaca. Penulis yang baik menyadari benar bahaya
hal-hal seperti itu dapat memberi akibat yang kurang baik terhadap
karnya.27
Jadi tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis
mempergunakan nada yang sesuai, menyusun bahan-bahan yang
menjadi satu kesatuan, menulis tidak samar-samar, mengurai katakata dan pengurangan frase-frase yang tidak perlu, merevisi atau
memeriksa
tulisan, dan mempergunakan ejaan dan tanda baca
yang benar.
27
Henry Guntur Tarigan, Menulis, (Bandung: Angkasa, 2008), h.6-7.
28
4. Hubungan Menulis Dengan Aspek Keterampilan Berbahasa Lain
1. Hubungan Menulis dengan Membaca
Menulis dan membaca merupakan ragam bahasa tulis. Pesan
yang disampaikan penulis dan diterima oleh pembaca dijembatani
melalui lambang bahasa yang ditulis.28
2. Hubungan Menulis Dengan Menyimak
Dalam menulis seseorang memerlukan informasi, ide, atau
informasi untuk tulisannya. Itu semua dapat di peroleh dari
berbagai sumber. Sumber itu tidak hanya bahan tercetak seperti
buku, majalah, surat kabar, laporan penelitian, jurnal, atau artikel.
Tetapi juga dari bahan tak tercetak seperti radio, televisi, ceramah,
diskusi, wawancara, dan obrolan. Jika informasi dari sumber
tercetak diperoleh melalui kegiatan membaca, maka informasi tak
tercetak diperoleh melalui menyimak.
Melalui menyimak, penulis tidak hanya mendapatkan ide atau
informasi yang diperlukannya. Pada saat yang bersamaan, ia juga
menginspirasi cara memilih kata, penataran struktur sajian, serta
pengorganisasian dan perangkaian gagasan yang menarik dan
berguna dalam kegiatan menulis.29
3. Hubungan menulis dengan berbicara
Menulis dan berbicara memilki banyak persamaan. Kedua
sama-sama sebagai ragam keterampilan berbahasa aktif-produktif.
Maksudnya, menulis dan berbicara adalah dua kegiatan yang
bersifat membangun dan menyampaikan pesan (isi tulisan atau isi
pembicaraan) pada pihak lain, dalam hal ini pembaca dan
pendengar. Sebagai penyampai pesan, kegiatan berbahasa itu
menghadapkan pelakunya pada sejumlah keputusan yang harus di
ambil. Keputusan itu berkenaan dengan topik, tujuan, isi informasi
yang akan disampaikan, corak wacana, serta cara penyampaian
28
Suparno, dkk., Keterampilan Dasar Menulis, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2006), h.1.8.
M.Yunus,dkk., Menulis 1 (Jakarta:Universitas Terbuka, 2011), h.1.13-14.
29
29
yang disesuaikan
dengan
keadaan
sasaran
(pembaca
dan
pendengar).
Karena banyaknya kesamaan antara menulis dan berbicara,
maka ketika kita belajar tentang bagaimana merencanakan sebuah
tulisan, maka pada dasarnya kita juga belajar tentang cara
menyiapkan sebuah pembicaraan. Menyiapkan menulis tak jauh
berbeda dengan berbicara.oleh karena itu pula orang yang
tulisannya tertata, biasanya pembicaraannya juga tertata. Namun
demikian, di samping berbagai kesamaan tertadapat pula perbedaan
mendasar antara menulis dan berbicara.30
C.
Hakikat Puisi
1.
Pengertian Puisi
Menganalisis sastra atau mengkritik karya sastra (puisi) itu adalah
usaha menangkap makna dan memberi makna kepada teks karya sastra
(puisi). Karya sastra itu merupakan struktur yang bermakna.31 Rene
Wellek, dkk dalam bukunya memaparkan: puisi sebagai bagian dari
karya sastra, tentunya banyak mengandung nilai dan keindahan khas
yang akan terungkap jika kita mampu memahaminya dengan baik dan
benar. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra. “Definisi sastra
dapat dibatasi pada “mahakarya” (great books), yaitu buku-buku yang
dianggap menonjol karena bentuk dan ekspresi sastranya. Dalam hal
ini, kriteria yang dipakai adalah segi estetis, atau nilai estetis yang
dikombinasikan dengan nilai ilmiah” 32
Jadi puisi merupakan karya sastra yang mengandung nilai dan
keindahan yang khas apabila kita mampu memahaminya dengan baik
dan benar.
30
Ibid.
Rachmat Djoko Pradopo, Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan Penerapannyanya,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), h. 141.
32
Rene Wellek dan Austin Warren, Teori Kesusastraan, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama, 1993), h. 12.
31
30
Selain itu juga Waluyo ,menyatakan, puisi adalah teks-teks
monolog yang isinya bukan pertama-tama merupakan sebuah alur.
Maksud dari pendapat tersebut ialah isi dari puisi bukan semata-mata
merupakan sebuah cerita, tetapi merupakan ungkapan perasaan. Puisi
adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan
penyair dan imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan struktur
fisik dan struktur batin.33
Jadi, menurut Waluyo puisi merupakan teks-teks yang isinya
bukan semata-mata sebuah cerita, tetapi ungkapan perasaan atau
pemikiran penulis dengan mengonsentrasikan fisik dan struktur batin.
Booth berpendapat, Poems, perhaps even more than other texts,
can sharpen your reading skills because they tend to be so compact, so
fully dependent on concise expressions of feeling. Maksudnyaa adalah:
puisi bukan hanya sekedar kegiatan membaca biasa, skil membaca,
karena mereka tersusun dari satu kesatuan yang padat atau rapih maka
sangat tergantung pada ungkapan perasaan.34
Jadi, dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
pengertian puisi adalah karya sastra yang berupa teks-teks monolog
yang tersusun dari satu kesatuan yang padat yang terbentuk dari
pemikiran dan perasaan penulis.
2. Jenis-jenis Puisi
Puisi terbagi menjadi beberapa jenis. Pembagian jenis puisi tersebut
ialah sebagai berikut.
a. Segi ungkapan
1) Puisi naratif, adalah puisi yang mengungkapkan cerita atau
penjelasan penyair. Ada puisi naratif yang sederhana, sugestif,
dan komplek. Puisi naratif contohnya balada, epik, syair dan
romansa.
33
34
Wahyudi Siswanto, Pengantar Teori Sastra, (Jakarta: PT. Grasindo, 2008), h. 107-108.
Alison Booth,dkk, Litetature, (New York, London: W.W.Norton & Company,2006),h.399.
31
2) Puisi lirik, dalam puisi lirik penyair mengungkapkan aku lirik
atau gagasan pribadinya. Ia tidak bercerita. Jenis puisi ini
misalnya ode, elegi, dan serenade.
3) Puisi deskriptif, pada jenis syair ini penyair bertindak sebagai
pemberi kesan terhadap peristiwa, benda, atau suasana yang
dianggap menarik perhatian. Jenis puisi ini adalah satire, kritik
sosial, dan puisi-puisi impresionik.
4) Puisi kamar atau puisi auditorium. Puisi kamar adalah puisi
yang cocok dibaca sendirian atau satu dua orang pendengar
saja di kamar. Puisi auditorium adalah puisi yang cocok
dibacakan di auditorium, di mimbar dengan jumlah pendengar
ratusan orang.
5) Puisi fisikal, platonik dan metafisikal. Puisi fisikal adalah puisi
yang bersifat realistis artinya menggambarkan kenyataan
bukan gagasan hal-hal yang dilihat, didengar atau dirasakan.
Puisi platonik adalah puisi yang berisikan hal-hal spiritual dan
kejiwaan, contoh puisi ini misalnya puisi religius, dan puisi
cita-cita. Puisi metafisikal adalah puisi yang bersifat filosofis
dan mengajak pembaca merenungkan kehidupan dan tuhan,
puisi religius juga bisa termasuk puisi ini.
6) Puisi subjektif dan objektif. Puisi subjektif sering disebut juga
puisi personal yaitu puisi yang mengungkapkan gagasan,
pikiran, perasaan, dan suasana diri dalam penyair. Puisi
objektif merupakan puisi yang mengungkapkan hal-hal di luar
diri penyair itu sendiri. Puisi ini juga disebut puisi impersonal,
meskipun ada beberapa yang subjektif.
7) Puisi konkret, puisi yang bersifat visual, yang dapat dihayati
keindahan bentuk dari sudut penglihatan.
8) Puisi diafan dan puisi prismatis. Puisi diafan adalah puisi yang
kata-katanya sangat terbuka tidak mengandung lambanglambang atau kiasan, dalam puisi diafan penyair menggunakan
32
kata-kata yang mudah dipahami dan cenderung merupakan
bahasa sehari-hari. Puisi prismatis adalah jenis puisi yang
menggunakan kata-kata lambang atau kiasan, dalam puisi ini
pengarang memilih kata-kata yang sulit dipahami.
9) Puisi pernasian dan puisi inspiratif. Puisi pernasian adalah
puisi yang mengandung nilai keilmuan. Puisi inspiratif adalah
puisi yang berasal dari mood atau passion.
10) Puisi demonstrasi dan puisi pamflet. Puisi demonstrasi adalah
puisi endapan dari pengalaman fisik, mental, dan emosional
selama penyair terlibat dalam suatu peristiwa. Puisi ini banyak
pada karya angkatan 66. Puisi pamflet adalah puisi yang
mengungkapkan protes sosial dengan menggunakan bahasa
pamflet secara spontan tanpa perenungan yang mendalam.
11) Alegori, dikenal juga dengan parabel yang sering juga disebut
dongeng perumpamaan yang maknanya dapat kita cari balik
yang tersurat.35
Dapat disimpulkan jenis puisi ada 11 jenis yaitu puisi naratif,
lirik, deskriptif, puisi kamar dan auditorium, puisi fisikal, paltonik,
metafisikal. Puisi subjektif dan objektif, puisi konkret, puisi diafan
dan prismatis, puisi pernasian dan inspiratif, puisi demonstrasi dan
pamflet, serta alegori.
b. Segi bentuk
Dari segi bentuk, secara garis besar dapat disebutkan adanya sajaksajak yang bentuknya terikat, seperti soneta, kwatrin, dan pantun.
Soneta biasanya terdiri atas empat belas larik dengan pola rima
tertentu, sedangkan kwatrin adalah sebait sajak yang terdiri atas
empat larik dengan rima tertentu. Pantun adalah sebuah bentuk
puisi khas Melayu yang terdiri atas empat baris.
c. Segi isi
35
Aswinarko dan Ahmad Bahtiar, Kajian Puisi (Teori dan Praktik), (Jakarta: Unindra Press:
2013), h. 18-19.
33
Dari segi isi, puisi dapat dikategorikan dalam ode, epitaf, dan elegi.
Ode adalah sajak yang berisi pujian untuk seorang tokoh atau suatu
peristiwa besar. Epitaf merupakan sajak yang biasanya diguratkan
pada batu nisan di makam seseorang yang berisi pesan moral yang
dipetik dari pengalaman orang yang dimakamkan. Elegi adalah
puisi yang berisi semacam dukacita akan sesuatu yang sangat
berharga namun telah hilang.36 Adapun jenis puisi berdasarkan isi
yaitu:
1) Balada adalah puisi yang mengungkapkan sesuatu dan berakhir
dengan kesedihan.
2) Romans adalah puisi yang mengungkapkan tentang kisah
percintaan.
3) Elegy adalah puisi yang mengisahkan tentang ratapan nasib.
4) Himne adalah puisi yang berisi tentang pemujaan kepada
dewa-dewa dan Tuhan.
5) Ode adalah puisi yang berisi pujian terhadap seseorang atau
sesuatu yang dianggap luhur.
6) Satire adalah puisi yang berisi protes sosial dan sindiran keras
terhadap kondisi tertentu dan perilaku kelompok masyarakat.
7) Idyle adalah puisi yang mengisahkan kehidupan aman,
tentram, damai sentosa (gemah ripah loh jinawi).
8) Epigram adalah puisi sindiran yang berisi ajaran kehidupan
yang luhur dan perjuangan.
9)
Didaktis adalah puisi yang berisi tentang nilai-nilai pendidikan
dan pengajaran.
10) Serenade adalah puisi yang mengungkapkan tentang kisah
percintaan yang dapat dinyanyikan (puisi/lirik lagu cinta).
11) Diafan adalah puisi sederhana karena mudah ditangkap dan
mudah dicerna maknanya (diksi sederhana).
36
Melani Budianta, dkk, Membaca Sastra, (Magelang: Indonesia Tera, 2006), h. 61.
34
12) Prismatis adalah puisi yang cenderung sulit dicerna maknanya
(diksi konotatif), tetapi bila dibaca secara cermat maknanya
dapat dicerna.
13) Hermetis adalah puisi yang sulit dipahami maknanya. Untuk
memahami puisi harus memahami latar belakang dan
kepribadian penyair.37
Dari beberapa jenis puisi berdasarkan isinya, terdapat 13 jenis yaitu
puisi balada, romans, elegy, himne, ode, satire, idyle, epigram, didaktis,
serenade, diafan, prismatis, hermetis.
3. Bentuk dan Struktur Fisik Puisi
Bentuk dan struktur fisik puisi sering disebut metode puisi. Bentuk dan
struktur fisik puisi mencakup:
1) Perwajahan Puisi (Tipografi)
Perwajahan adalah pengaturan dan penulisan kata, larik dan
bait dalam puisi. Pada puisi konvensional, kata-katanya diatur
dalam deret yang disebut larik atau baris. Pengaturan baris dalam
puisi dapat menentukan kesatuan makna, dan juga berfungsi untuk
memunculkan ketaksaan makna (ambiguitas).
Berwajahan puisi juga bisa mencerminkan maksud dan jiwa
pengarangnya. Perhatikan tipografi puisi “Hyang?” (Sutardji
Calzoum Bachri) yang berlubang-lubang, terputus dan meloncatloncat
mengungkapkan
kekosongan,
kegelisahan,
dan
ketidakmenentuan pikiran penyairnya dalam mencari Hyang
(Tuhan).
37
Aswinarko dan Ahmad Bahtiar, Kajian Puisi (Teori dan Praktik), (Jakarta: Unindra Press:
2013), h. 18-19.
35
HYANG
yang
mana
ke
atau
dari
mana
meski
pun
lalu
se
bab
antara
Kau
dan
aku
Dapat disimpulkan bahwa perwajahan atau tipografi dalam puisi
dapat membedakan puisi dengan prosa, fiksi, dan drama. Tipografi
merupakan bentuk dari puisi yang bermacam-macam tergantung
penyairnya.
2) Diksi
Diksi adalah pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair
dalam puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang
dengan sedikit kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal, maka
kata-katanya harus dipilih secermat mungkin.
Pilihan kata akan mempengaruhi ketepatan makna dan
keselarasan bunyi. Dalam puisinya “Aku” (Chairil Anwar),
sebelumnya tertulis seperti di bawah ini.
Kutipan 1
Aku
Kalau Sampai Waktuku
36
„Ku tahu tak seorang „kan merayu
Tidak juga kau
…………..
Chairil sadar bahwa kata tahu menunjukkan kelemahan dan
menunjukkan sikap pesimis. Kemudian kata tahu diubah pada
penerbitan berikutnya menjadi kata mau yang menunjukkan sikap
kuat dan optimis. Seperti kutipan di bawah ini.
Kutipan 2
Aku
Kalau sampai waktuku
„Ku mau tak seorang „kan merayu
Tidak juga kau
……………
Siswanto dalam bukunya menyatakan:
Diksi adalah pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh
penyair dalam puisinya. Pemilihan kata dalam puisi berhubungan
erat dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata. Pemilihan
kata juga berhubungan erat dengan latar belakang penyair.38
Jadi fungsi diksi bagi puisi yaitu untuk memperindah dan
memberikan fariasi pada puisi serta makna yang tersembunyi.
3) Imaji
Imaji adalah kata atau kelompok kata yang dapat
mengungkapkan
pengalaman
indrawi,
seperti
penglihatan,
pendengaran, penciuman, perasaan,dan peraba atau sentuh. Imaji
dapat dibagi menjadi tiga: imaji suara (auditif), imaji penglihatan
(visual), imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat
mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, mendengar, dan
merasakan seperti yang dialami oleh penyair.39
38
39
Opcit, h.113-116.
Wahyudi Siswanto, Pengantar Teori Sastra, (Jakarta: PT. Grasindo. 2008), h. 118.
37
Jadi, dengan imaji pada puisi akan mebuat pembaca seakanakan melihat, mendengar, mencium dan merasakan apa yang
dirasakan oleh penulis
.
4) Kata Kongkret
Kata konkret berhibungan erat dengan imaji. Kata konkreat
adalah kata-kata yang diungkapkan dengan indera. Dengan kata
Konkret akan memungkinkan imaji muncul.
IKAN
aku lihat ikan di akuaruim
tidak pernah tidur
lalu bagaimana ia menghitung hari dan kematian
barangkali memang tidak perlu dihiraukan
Karena ia selalu berzikir dengan mata dan siripnya
Pada puisi di atas, kata konkret ditunjukan oleh kata ikan,
akuarium, mata, dan sirip. Kata konkret berhubungan dengan kata
kiasan atau lambang.
Jadi, kata kongkret sangat erat dengan imaji karena kata
kongkret dapat diungkapan dengan imaji. Kata kongkret dalam
puisi berfungsi untuk menimbulkan imaji pada pembaca.
5) Bahasa Figuratif (Majas)
Majas adalah bahasa berkias yang dapat menghidupkan
meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu. Sudjito
dalam Siswanto : Bahasa figurative menyebabkan puisi menjadi
prismatik, artinya memancarkan banak makna atau kaya akan
makna. Waluyo dalam Siswanto : Perrine menyatakan bahasa
riguratif dipandang lebih efektif untuk menyatakan apa yang
dimaksud
penyair
karena
(1)
bahasa
figuratif
mampu
38
menghasilkan kesenangan imajinatif, (2) bahasa figuratif adalah
cara untuk menghasilkan imaji tambahan dalam puisi sehingga
yang abstrak jadi konkret san menjadikan puisi lebih lebih nikmat
dibaca, (3) bahasa figuratif adalah cara menambah intensitas
perasaan penyair untuk puisinya dan menyampaikan sikap
penyair, (4) bahasa figuratif adalah cara untuk mengonsentrasikan
makna yang hendak disampaikan dan cara menyampaikan sesuatu
yang banyak dan luas dengan bahasa singkat.
Terdapat bermacam-macam bahasa kiasan/majas di dalam
puisi.
Namun
ada
beberapa
bahsa
kiasan/majas
yang
pemakaiannya lebih dominan, yaitu: perbandingan (simile),
metafora, personifikasi, metonimi, sinekdot, hiperbola, alegori.
a) Metafora
Pada dasarya adalah sebuah kata atau ungkapan yang
maknannya bersifat kiasan, dan bukan harfiah karena ia
berfungsi menjelaskan sebuah konsep. Dengan demikian,
demikian konsep tersebut lebih mudah dimengerti, dan
efeknya pun menjadi lebih kuat.
Contohnya
menggunkan ungkapan : “Dewi bulan” untuk
melukiskan seorang kasih yang cantik.
b) Perbandingan (simile)
Membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain namun
yang masih memiliki kesamaan-kesamaan tertentu.
Contohnya dengan kata-kata : senyumnya semanis gula atau
nusantara
c) Personifikasi
Gaya bahasa yang cukup popular dalam puisi. Dengan gaya
bahasa ini, benda-benda mati seolah-olah bernyawa.
Contohnya : Aku adalah sepotong kayu / yang berlumut dan
ditumbuhi bunga.
d) Metonimi
39
Memiliki hubungan kedekatan dengan hal yang diwakilinya.
Contoh : aku sedang membaca Rendra, maksudnya penutur
tidak membaca Rendra sebagi orang, melainkan karya-karya
tulis Rendra.
e) Sinekdok merupakan bahasa kiasan yang mengungkapkan
sebagian
untuk
menunjuk
keseluruhan
objek
atau
mengungkapkan keseluruhan untuk menunjuk sebagian
objek.
f)
Hiperbola
adalah
sejenis
pernyataan-pernyataan
majas
yang
yang
mengandung
berlebihan
jumlahnya,
ukurannya, atau sifatnya dengan maksud memberi penekanan
pada suatu pernyataan atau situasi untuk memperhebat,
meningkatkan kesan dan pengaruhnya.40
Jadi, penggunaan bahasa figuratif pada puisi sangat penting
karena dapat memperindah, memperkaya makna dan memberi
variasi pada puisi.
6) Verfikasi (Rima, Ritme, dam Metrum)
a. Rima
Rima adalah persaaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah,
maupun akhir baris puisi.
b. Ritma
Rima adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah,
maupun akhir baris puisi.
c. Metrum
Metrum merupakan tinggi-rendah, panjang-pendek, keraslemahnya bunyi. Ritma lebih menonjol bila puisi itu
dibacakan. Adahal yang menyamakan ritma dengan metrum.
Dalam deklamasi, biasanya puisi diberi („) pada suku kata
40
Melani Budianta, dkk, Membaca Sastra, (Magelang: Indonesia Tera, 2006), h39-41.
40
bertekanan keras, dan (u) diatas suku kata yang bertakan
lemah.41
Jadi manfaat rima, ritma dan mertum dalam puisi yaitu
untuk memberikan fariasi pada puisi terutama pada bunyi,
sehingga dapat dibacakan dengan nada atau bunyi yang akan
menjadikan puisi lebih menyenangkan saat dibacakan.
7) Struktur Batin Puisi
Waluyo berpendapat, Bahwa puisi dibangun oleh dua unsur
pokok yakni struktur batin dan struktur fisik puisi.
Struktur fisik puisi terdiri atas baris-baris puisi yang bersama-sama
membangun bait-bait puisi. Selanjutnya bait-bait puisi itu
membangun kesatuan makna di dalam keseluruhan puisi sebagai
sebuah wacana, sedangkan struktur fisik puisi adalah medium
pengungkap struktur batin puisi. Baris-baris puisi dibedakan dari
baris prosa karena setiap baris puisi menunjukan adannya
enjambemen yakni, kesenyapan yang menunjukkan bahwa setiap
baris puisi mengungkapan kesatuan makna yang belum tentu harus
menjadi bagian dari kesatuan makna baris berikutnya.
Struktur batin puisi terdiri atas : tema, nada, perasaan, dan amanat.
Keempatnya merupakan jiwa puisi yang padu.42
Sedangkan LA. Richards dalam Siswanto: struktur batin puisi
dengan istilah hakikat puisi. Dalam buku ini sengaja tidak
digunakan istilah hakikat puisi (meskipun isi yang dimaksud dalam
istilah itu sama) karena hakikat puisi tidak hanya ditentukan oleh
isi puisi seperti yang dimaksud oleh I.A Richards, tetapi juga
ditentukan oleh bentuk dan struktur fisik puisi, serta oleh maksud
dan tanggapan pembaca seperti yang sudah diterangkan ditas.
41
42
Ibid, h. 42-43.
Herman J.Waluyo, Teori dan Apresiasi Puisi, (Jakarta: Erlangga,1991).h.27-34.
41
I.A Richards
berpendapat
bahwa
struktur batin
puisi
terdiri atas empat unsur : (1) tema;makna (sense), (2) rasa
(feeling), (3 )nada (tone), dan (4) amanat; tujuan; maksud
(intention).
1. Tema atau Makna
Media puisi adalah bahasa. Salah satu tataran dalam bahasa
adalah hubungan tanda dengan makna yang dipelajari dalam
semantik. Bahasa berhubungan dengan makna maka puisi
harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun
makna keseluruhan. Puisi konvensional tiap kata-baris, bait,
sampai keseluruhan puisi mempunyai makna, tetapi mulai
berkurang pada puisi modern/kontenporer. Bahkan Sutardji
Calzoum Bachri menghilangkan dan membebaskan kata dari
makna. Meskipun demikian, puisi-puisi Sutardji mempunyai
satu
gagasan
pokok.
Gagasasan
pokok
yang
ingin
disampaikan oleh pengarang atau yang terdapat dalam puisi
inilah yang di sebut tema. Meskipun bahasa yang digunakan
berbeda,tema dalam “Padamu Jua” (Amir Hamzah) dan
“Doa” (Chairil Anwar)sama, yakni kembali ke Tuhan.
2. Rasa
Rasa dalam puisi adalah sikap penyair terhadap tokok
permasalahan yang terdapat pada puisinya. Pengungkapan
tema dan rasa berkaitan erat dengan latar belakang sosial dan
psikologis penyair, misalnya latar belakang pendidikan,
agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam
masyarakat, usia, pengalaman sosiologis, serta pengetahuan.
Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan dalam
menyikapi suatu masalah tidak bergantung pada kemampuan
penyair memilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk
puisi saja, tetapi lebih banyak bergantung kepada wawasan,
pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk
42
oleh latar belakang sosiologis dan psikologisnya. Seorang
pelukis yang besar tidak hanya pandai dalam menggoreskan
pena, tetapi dia pandai menyampaika objek lukisnya sehingga
tampak hidup, bukan semata-mata barang kerajinan. Toto
Sudarto Bachtiar dalam “Gadis Peminta-minta”, menyikapi
pengemis kecil dengan netral, tidak membenci dan tidak pula
dengan rasa belas kasihan yang berlebihan. Dia dapat
merasakan kegembiraan pengemis kecil dalam dunianya
sendiri, bukan merupakan dunia yang penuh penderitaan
seperti yang disangka orang.
3. Nada
Nada dalam puisi adalah sikap penyair terhadap pembacanya.
Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa. Ada penyair
yang dalam menyampaikan tema dengan nada menggurui,
mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan
masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca.
Dalam puisi “Jalan Segara”, sikap Taufiq Ismail terhadap
penguasa sinis. Dalam puisi “Nyanyian Angsa”, Rendra
seakan
mengajak
pembaca
untuk
melihat
perlakuan
masyarakat, dokter, dan pastor terhadap pelacur.
4. Amanat atau Tujuan
Sadar maupun tidak, ada tujuan yang mendorong penyair
menciptakan puisi. Tujuan tersebut bisa dicari sebelum
penyair itu menciptakan puisi maupun dapat ditemui dalam
puisinya. Dorongan sebelum dia menciptakan puisi mungkin
berupa (1) dorongan untuk memuaskan nafsu seksual yang
terhambat (ada kemungkinan, yang masih harus dibuktikan,
puisi-puisi porno merupakan indikasi adanya dorongan ini),
(2) dorongan makna (untuk mencari uang), (3) dorongan
keamanan diri (misalnya mengarang puisi yang realism
sosialis
kerena
takut
terhadap
PKI),
(4)
dorongan
43
berkomunikasi, (5) dorongan untuk mengaktualisasikan diri,
dan (6) dorongan untuk berbakti baik kepada Tujhan maupun
kepada manusia. Misalanya puisi “Doa” (Chairil Anwar)
apalagi ada subjudul kepada Pemeluk Tegus.43 Jadi, struktur
batin puisi ditentukan dari tema atau makna, rasa, nada, dan
amat atau tujuan pencipta puisi.
Endah Tri Priyatni menambahkan , dalam struktur batin
puisi terdapat judul. Setiap puisi memiliki judul. Ini berarti
bahwa judul adalah unsur esensial puisi. Judul pelengkap puisi
karena dari judul inilah secara eksplisit akan mengetahui isi
dari puisi dan mengekspresikan atau menyuarakan suatu hal.
Judul puisi yang baik adalah judul yang bisa menggambarkan
keseluruhan isi puisi. Ini berarti judul dan isi memiliki
kesatuan atau keutuhan makna.
44
Jadi dalam membuat sebuah
puisi, judul harus sesuai dengan isi karena judul dan isi dalam
puisi memiliki satu kesatuan yang utuh.
D. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang berhubungan dengan pengaruh penggunaan media audio
visual terhadap peningkatan keterampilan meunulis siswa pernah diteliti oleh
beberapa orang di antaranya ialah,.
Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia yang bernama Syilfia
Nassah pada skripsinya yang berjudul Pembelajaran Menulis Puisi dengan
Menggunakan Media Video Compact Disk (VCD) Lagu Band Padi pada
Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Pelajaran 2007/2008.
Penelitian tersebut menjelaskan tentang pembelajaran menulis puisi dengan
menggunakan media Video Compact Disk (VCD) lagu band Padi dan
menjelaskan perbedaan signifikan antara kemampuan siswa kelas VII SMP
43
Wahyudi Siswanto, Pengantar Teori Sastra, (Jakarta: PT. Grasindo, 2008), h.123-126.
Endah Tri Priyatni, Membaca Sastra dengan Ancangan Literasi Kritis, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2010), h. 67.
44
44
Negeri 15 Bandung dalam menulis puisi sebelum dan sesudah mengikuti
pembelajaran puisi dengan menggunakan media Video Compact Disk. Hasil
dari penelitian tersebut menyatakan bahwa, menyatakan bahwa kemampuan
menulis puisi siswa kelas VII mengalami peningkatan yang signifikan dari
puisi sebelum dan sesudah diterapkannya media Video Compack Disk.
Kesamaan judul terletak pada materi atau variabel mengenai menulis puisi,
sedangkan perbedaan dalam skripsi ini peneliti bertujuan untuk meneliti
penggunaan media audio visual.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta bernama Hairul Muhtadi tahun 2012,
jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia bejudul Kemampuan
Menulis Puisi melalui Media
lagu Iwan Fals Siswa Kelas VIII MTs
Darussalam Palabuhanratu Tahun Pelajaran 2012/2013. Penelitian tersebut
menjelaskan tentang kemampuan menulis puisi siswa MTs Darussalam
Palabuhanratu. Metode yang digunakan adalah eksperimen semu, dengan data
tunggal dan melihat hasil prates dan paskates tersebut menyatakan bahwa
adannya peningkatan kemampuan menulis puisi melalui media lagu dikelas
VIII. Kesamaan skripsi tersebut terletak pada variabel mengenai menulis
puisi, sedangkan perbedaannya terletak pada medianya.
E.
Hipotesis
Ho
: Tidak terdapat pengaruh yang siginifikan dalam penggunaan
media audio visual terhadap peningkatan keterampilan menulis
puisi MTs Jabal Nur Cipondoh, Kota Tangerang.
H1
: Terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan media
audio visual terhadap peningkatan keterampilan menulis puisi
MTs Jabal Nur Cipondoh, Kota Tangerang.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MTs Jabal Nur Cipondoh, Kota Tangerang.
Waktu Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran
2014/2015 yaitu dari bulan Juli sampai September 2014.
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode ekperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk
mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dengan kondisi yang
terkendalikan.
38
Adapun eksperimen yang digunakan adalah eksperimen
semu. Eksperimen semu merupakan penelitian yang mendekati percobaan
sungguhan dimana tidak mungkin mengadakan kontrol atau memanipulasi
semua variabel yang relevan.39 Penelitian ini tidak menggunakan kelas
kontrol sebagai bahan pembandingnya, dan dalam pengambilan sampel juga
tidak menggunakan random atau secara acak. Desain penelitian yang
digunakan peneliti adalah one group pretest-posttest design.
Peneliti melakukan pretest dan posttest pada kelas IX-1. Kelas tersebut
merupakan kelas yang dijadikan subjek penelitian, pada kelas tersebut
dilakukan pretest dan posttest. Pada saat pretest, kelompok tersebut belum
diberi perlakuan berupa media audio visual, sedangkan saat posttest
kelompok sudah diberi perlakuan. Jadi, awalnya peneliti melakukan pretest
dengan memberikan materi mengenai menulis puisi. Selanjutnya, peneliti
melakukan posttest pembelajaran dengan memberikan media audio visual
kepada siswa berupa video puisi, setelah itu peneliti memberikan posttest
kepada siswa berupa tugas menulis puisi.
38
Sugiyono, Metode Penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2009),
Cet. 8, h. 72.
39
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset, 2011), h. 74.
45
46
Setelah memberikan instrumen kepada siswa, dapat diketahui perbedaan
menulis puisi siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan berupa media
audio visual. Selain itu dapat diketahui pengaruh penggunaan media audio
visual tersebut terhadap keterampilan menulis siswa di kelas IX-1.
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Pretest
Variabel
Posttest
O1
X
O2
Keterangan:
O1
: Pretest sebelum mendapat perlakuan
X
: Variabel bebas atau perlakuan berupa media audio visual
yaitu video.
O2
: Posttest setelah mendapat perlakuan berupa media audio visual
yaitu video.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian.40 Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan kemudian
ditarik kesimpulannya.41 Pada penelitian ini yang menjadi populasi
penelitian adalah siswa kelas IX MTs Jabal Nur Cipondoh Tangerang
Tahun Pelajaran 2014-1015.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.42 Cara pengambilan sampel (teknik sampling) dengan
probality sampling (pengambilan sampling) berdasarkan peluang yang
sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota
40
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2010), h. 173.
41
Op.cit, h. 117.
42
Op.cit, h. 118.
47
sampel. Dalam probability sampling peneliti menggunakan simple random
sampling yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan
secara acak atau random tanpa memperhatikan level yang ada dalam
populasi. Sampel yang diambil dari populasi penelitian yaitu siswa kelas
IX-1. Berikut rinciannya:
Tabel 3.2 Sampel
No.
Kelas
1
IX-1
Jumlah
Jumlah
siswa
Sampel
20
20
20
20
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan teknik yang dilakukan untuk
memperoleh data dengan langkah-langkah yang baik, karena tujuan dari
penelitian ini mendapatkan data yang dibutuhkan peneliti, di antaranya:
a. Pengamatan (Observasi)
Pengamatan atau observasi merupakan suatu proses yang alami, di mana
kita sering melakukannya, baik secara sadar maupun tidak sadar di dalam
kehiduan sehari-hari. Di dalam kelas guru melihat, mengamati, dan
melakukan interpretasi.43 Pengamatan dilakukan pada saat siswa
melakukan proses pembelajaran bahasa Indonesia dalam materi menulis
puisi.
b. Tes/Penugasan
Dalam teknik ini peneliti memberikan tes/penugasan tentang membuat
puisi, hingga diperoleh data atau hasil penugasan. Tes ini dilakukan untuk
mengukur kemampuan siswa, dan jika terdapat kekurangan peneliti dapat
menindaklanjuti hasil tes tersebut. Hasil tes tersebut dapat memberitahu
peneliti mengenai peningkatan kemampuan siswa dalam menulis puisi.
43
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset, 2011), h. 230.
48
c. Perlakuan (treatment)
Pemberian perlakuan dengan cara peneliti mengajar pada kelas
eksperimen. Perlakuan tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh
penggunaan media audio visual terhadap peningkatan menulis puisi siswa.
d. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlaku. Dokumen
biasanya bisa berbentuk tulisan, gambar dan lain-lain. Dokumen yang
berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, dan lainlain. Dokumen yang berbentuk gambar biasanya foto, sketsa, dan lainlain.44 Jadi dengan menggunakan teknik pengumpulan data secara
dokumentasi dapat memberi kelengkapan dalam penelitian yang
dilakukan.
E. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan
digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan
tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Instrumen penelitian
dapat diartikan sebagai alat bantu yang dapat diwujudkan dalam benda,
misalnya angket, pedoman wawancara, lembar pengamatan, tes dan
sebagainya.45 Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa,
tes penugasan menulis puisi.
44
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2010), h. 329.
45
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007), h. 101.
49
Tabel 3.3 Penilaian Instrumen
Indikator
Skor
(Bobot Skor Lima)
2
3
4
1
Skor
Maksimal
5
Kesesuaian Judul dengan
Isi Puisi
Imaji
Bahasa Figuratif
Makna
Jumlah Skor
25
25
25
25
100
Kriteria Penilaian:
5 = Sangat baik
2 = Kurang
4 = Baik
1 = Sangat Kurang
3 = Cukup
F. Teknik Analisis Data
1. Uji Normalitas (Uji Liliefors)
a. Hipotesis
Ho : Tidak terdapat pengaruh yang siginifikan dalam penggunaan
media visual terhadap peningkatan kemampuan menulis puisi
MTs Jabal Nur Cipondoh, Kota Tangerang.
H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan media
visual terhadap peningkatan kemampuan menulis puisi MTs
Jabal Nur Cipondoh, Kota Tangerang.
b. Distribusi Frekuensi
Menentukan skor terbesar dan terkecil
c. Menentukan Rentangan
R = Nilai tertinggi – Nilai terendah
d. Menentukan Banyaknya Kelas
BK1 = 1 + 3,3 log N
e. Menentukan Panjang Interval Kelas (I)
i=
50
f. Menentukan Distribusi Frekuensi
Interval
f
xi
Fxi
(Xi)2
g. Menentukan rata-rata (mean)
=
(x)
h. Menentukan varians (Si2)
(Si2) =
i. Menentukan simpangan baku (standar deviasi)
S=
Zi =
S(Z) =
LO < Ltabel (Populasi berdistribusi Normal)
j. Mean Awal (pretest)
M= ∑ x1 =
N
k. Mean Akhir (postest)
M= ∑ x1 =
N
l. Rata-Rata Nilai Siswa
Md = ∑ d
N
m. Koefisien t = thitung
t hitung
=
Md
f (Xi)2
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum MTs
1. Latar Belakang Sekolah
MTs Jabal Nur berada di bawah naungan Yayasan Jam’iyah
Nahdiyah Lilummah (JN Universal) berawal dari hasil pemikiran tentang
bagaimana membantu dan memberikan kesempatan kepada para yatim
dan dzuafa khususnya lulusan SD/MI untuk dapat melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Maka untuk ide tersebut pada bulan Maret 2006 tepatnya pada
tanggal 15 Maret 2006 didirikanlah Pondok Pesantren yang pada mulanya
bernama “Pondok Pesantren Keterampilan Yatim Jabal Nur”.
Pada perkembangan berikutnya nama tersebut dianggap kurang tepat
sehingga dirubah menjadi MTs Jabal Nur. Perubahan ini didasarkan alasan
sebagai berikut :
1. Secara psikologis pencantuman kata ”yatim” pada nama pesantren
dikhawatirkan berdampak ”minder” terhadap kejiwaan anak sehingga
mereka bukan merasa dihargai tetapi justru merasa menjada bahan
eksploitasi.
2. Pada perjalanan berikutnya pesantren ini diminati, bukan hanya oleh
yatim dan dzuafa melainkan oleh mereka dari golongan
ekonomi
menengah, walaupun tetap mempertahankan untuk membantu yatim
dan dzuafa yang saat ini kurang lebih 60% tidak dikenakan biaya
pembangunan danbiaya pendidikan.
3. Untuk menghindari opini masyarakat bahwa pesantren ini sama dengan
panti asuhan.
51
52
2.
Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai oleh Pesantren Modrn Terpadu
Jabal Nur
antara lain :
a. Mengangkat harkat, derajat dan martabat anak Yatim dan dhuafa untuk
menjadi anggota masyarakat yang cerdas, terampil, kreatif dan
berakhlakul karimah.
b. Menjadikan pesantren sebagai wadah pengembangan wawasan
keislaman, sains dan teknologi dan keterampilan sesuai dengan
perkembangan jaman sehingga pada gilirannya nanti alumni Jabal Nur
dapat menjadi Agen of Change bagi masyarakat lingkungan, bangsa
dan negara.
c. Terbentuknya pesantren yang menjadi pelopor pembangunan bagi
masyarakat lingkungan dalam bidang agama, pendidikan, ekonomi dan
kesehatan.
3. Visi dan Misi
a. Visi
Sebagai Lembaga Pendidikan Islam yang amanah, profesional, modern
dan komprehensif.
b. Misi
1. Menyelenggarakan pendidikan formal dari tingkat dasar sampai
perguruan tinggi.
2. Intensifikasi kajian Islam dari sumber-sumber yang otentik berupa
kitab-kitab kuning dan sebagainya.
3. Pengembangan keterampilan bahasa Arab dan Inggris sebagai
bahasa ilmiah dan komunikasi sehari-hari.
4. Melatih keterampilan teknologi informatika, tata boga dan tata
busana serta teknik komunikasi massa.
5. Ikut serta membantu program pemerintah dalam bidang sosial dan
pembinaan ekonomi dhuafa
53
c. Strategi
Untuk mencapai visi dan misi tersebut, ditetapkan enam langkah
strategi sebagai berikut :
1. Terciptanya struktur yang solid dan mobilitas yang tinggi dalam
upaya bersama untuk mencapai tujuan Pesantren Ketrampilan
Yatim Jabal Nur;
2. Menciptakan sarana dan prasarana lingkungan pesantren yang
kondusif;
3. Rekrutmen dan orientasi para Pembina serta pelatih yang
bertanggung jawab, berdedikasi tinggi dan professional;
4. Rekrutmen para santri yatim dan dhu’afa yang siap dibina dan
mengikuti peraturan/ tata tertib pesantren;
5. Membuat jaringan kerja dengan berbagai pihak terkait agar tercipta
masyarakat pendukung pesantren;
6. Melaksanakan quality control (kualitas pengawasan) dalam
berbagai kegiatan agar tercipta out put yang berkualitas.
4. Program
a.
Bidang Pendidikan :
Model pendidikan yang dikembangkan adalah menyatukan pola
pendidikan pesantren, wajar dikdas dan pendidikan ketrampilan.
Pola pendidikan pesantren diwujudkan dengan adanya kurikulum
yang bermuatan agama sebagai langkah pembentukan keimanan
dan keislaman, dengan mengacu kepada standar kurikulum
Departemen
Agama.
Adapun
pola
pendidikan
ketrampilan
diwujudkan dengan kurikulum ketrampilan, seperti home industry,
perdagangan, pengembangan skill, kewirausahaan, keterampilan
khusus dan lainnya.
54
b.
Bidang Dakwah :
1.
Kegiatan Kajian keislaman program takhossus kepada para
asatidz dengan mengacu kitab-kitab kuning (kitab salaf);
2.
Pengajian kaum Bapak dan Ibu bagi masyarakat sekitar
pesantren;
3.
Kegiatan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) untuk anakanak lingkungan sekitar;
c.
d.
Bidang Sosial :
1.
Santunan fuqara dan masakin;
2.
Gerakan zakat, infak dan shodaqoh.
Bidang Ekstrakurikuler :
1.
Muhadhoroh (latihan pidato);
2.
Seni keislaman (marawis dan kaligrafi);
3.
Komputer (desain grafis, mengetik, dll);
4.
Pengembangan bahasa (Arab dan Inggis);
5.
Fotografi dan percetakan;
6.
Olah raga.
5. Sarana dan Prasarana
Pesantren Ketrampilan Yatim Jabal Nur saat ini telah memiliki
bangunan/gedung mandiri dengan luas tanah + 1000 m2, terdiri dari :
1. Mesjid “ANNUR” 2 lantai.
2. Majelis Ta’lim sebagai pusat kajian ilmu dan ibadah.
3. Kantor/sekretariat pesantren.
4. Asrama putra 3 gedung dan asrama putri 3 gedung.
5. Ruang belajar 4 lokal.
6. Laboratorium Komputer 1 lokal.
7. Gedung Pusat Keterampilan tata boga, tata busana/menjahit/sablon 1
lokal.
55
8. Dapur Umum 1 lokal.
9. Kantor Koperasi/Kantin 2 lantai.
10. Lapangan parkir 1 bidang.
11. Perpustakaan 2 ruang.
6.
Tenaga Kependidikan
NO
NAMA GURU
MATA PELAJARAN
1
2
1
Chairuddin, S.Pd.I.
3
Khoirul Fatihin, S.Pd.I.
H. Ubaidah Al-Ansyori,
S.Pd.I., S.E.
3
Al Qur'an Hadits
Pengembangan Diri
Fiqih
4
5
Dra. Hj. Ika Sunarsih
6
Sholihin,S.Pd.I.
7
8
9
10
M. Sulhan, S.Pd.I.
M. Husni, M.Pd.
Mita Anggraini, S.Pd.
Siti Masfupah, S.Si
11
Moh. Syafi'i, S.Pd.I.
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
26
H. Muhyidin, S.Ag.
Dliaurrahman, S.Pd.I.
A. Sopianul Hakim, S.Pd.I.
Hamdani, HS. S.Pd.I, M.M.
Dra. Maniaturrahmah
Drs. Amir Syarifudin
Dede Sulaiman
Hammam, S.Pd.I
Hj. Nurbaiti, Lc
Siti Khofifah, S.Pd.I.
M. Rizki Al Makiyi
Riki Rifkia,S.Pd.
Suhaibatul Aslamiyah
Abdul Rohim
Bahasa Inggris
Keterampilan & Seni
Budaya
Al qur'an Hadits
SKI
Matematika
IPS
Matematika
IPA
Bahasa Inggris
Fiqh
Akidah Akhlak
PPKwn
Bahasa Indonesia
Bahasa Arab
IPS
PPKwn
Penjas Orkes
SKI
Bahasa Arab
Al Qur'an Hadits
Bahasa Arab
Bahasa Inggris
IPA
Bahasa Mandarin
56
NO
NAMA GURU
TUGAS TAMBAHAN
1
3
2
3
4
2
H. Ubaidah Al Ansory,
S.Pd.I., S.E.
Hamdani, S.Pd, M.M.
M. Zuhdi, S.S.
Siti Masfupah, S.Si.
5
M. Syafi'i, S.Pd.I.
6
Triyanto
7
M. Rizki Al Makiyi
8
Dra. Hj. Ika Sunarsih
9
Fauzi Abdullah, S.Pd.I.
1
NO
1
1
2
3
4
5
6
7
8
B.
Wakamad Kurikulum
Wakamad Kesiswaan
BP/BK
Kepala Laboratorium IPA
Kepala Laboratorium
Bahasa
Kepala Laboratorium
Komputer
Kepala Perpustakaan
Kepala Bengkel
Keterampilan
Kepala Urusan Tata Usaha
NAMA GURU / PELATIH
2
H. Ubaidah Al Ansory, S.Pd.I,
.S.E.
Nabila, S.Pd.
Suhaibatul Aslamiyah
Mitha Anggraini, S.Pd.
Dede Selaeman, S.Pd.
Wais Al Qurni
Madroji Su"ud
Fauzi Kurnia
EKSKUL
3
Wirausaha dan perternakan
Karya Ilmiah Remaja (KIR)
Muhadhoroh
Paskibra
Pramuka
Hadroh
Marawis
Kaligrafi
Deskripsi Data
Penelitian dilakukan di MTs Jabal Nur Cipondoh Tangerang yang
dilakukan pada semester ganjil bulan Juli sampai September 2014. Penelitian
ini dilakukan dikelas XI-1 dengan jumlah siswa 20.
Disain penelitian ini menggunakan one group pretest-posttest design.
Pada awal penelitian, peneliti melakukan pretest dan posttest pada kelas IX-1.
Kelas tersebut merupakan kelas yang dijadikan subjek penelitian, pada kelas
tersebut dilakukan pretest dan posttest. Pada saat pretest, kelompok tersebut
57
belum diberi perlakuan berupa media audio visual, sedangkan saat posttest
kelompok sudah diberi perlakuan. Jadi, awalnya peneliti melakukan pretest
dengan memberikan materi mengenai menulis puisi. Selanjutnya, peneliti
melakukan posttest pembelajaran dengan memberikan media audio visual
kepada siswa berupa video puisi, setelah itu peneliti memberikan posttest
kepada siswa berupa tugas menulis puisi.
Setelah memberikan instrumen kepada siswa, dapat diketahui perbedaan
menulis puisi siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan berupa media
audio visual. Selain itu dapat diketahui pengaruh penggunaan media audio
visual tersebut terhadap keterampilan menulis siswa di kelas IX-1.
Setelah data penelian ini telah didapat maka untuk mengetahui hasil
penelitian yang dilakukan berhasil atau tidak, maka harus dilakukan data-data
yang telah diperoleh. Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa hasil
menulis puisi, kelas IX di MTs Jabal Nur. Cipondoh Tangerang tahun
pelajaran 2014/2015.
Tabel 4.1
Nilai Pretest dan Posttest
Keterampilan Menulis Puisi Kelas IX
Pretest
50
65
50
65
50
70
60
55
70
55
60
65
50
65
50
70
Postest
70
80
80
90
75
80
85
90
75
80
85
90
75
80
85
90
58
70
55
50
55
75
80
90
90
Dari tabel di atas dapat dilihat nilai pretest dan posttest pada penulisan puisi
siswa kelas IX, dari 20 siswa. Dari nilai pretest, ada empat siswa yang
mendapatkan nilai terendah dengan skor 50, dan ada empat siswa juga yang
mendapatkan nilai tertinggi dengan skor 70. Dari nilai posttest ada satu
siswa yang mendapatkan nilai terendah dengan skor 70, dan ada dua siswa
yang mendapatkan nilai tertinggi dengan skor 95.
Tabel 4.2
Data Nilai Pretest Menulis Puisi Siswa kelas IX
Tabel Urutan Nilai Pretest dari yang Terendah sampai Tertinggi
50
50
50
50
50
50
55
55
55
55
60
60
60
65
65
65
70
70
70
70
Dari tabel di atas dapat dilihat nilai penulisan puisi siswa sebelum diberi
perlakuan berupa media audio visual, ada empat siswa yang mendapatkan nilai
terendah yaitu 50, dan ada empat siswa juga yang mendapatkan nilai tertinggi
yaitu 70.
1. Distribusi Frekuensi
a. Menentukan skor terbesar dan terkecil
Skor terbesar
: 70
Skor terkecil
: 50
2. Menentukan Rentangan
R = Nilai tertinggi – Nilai terendah
= 70 – 50 = 20
59
3. Menentukan Banyaknya Kelas
= 1 + 3,3 log N
= 1 + 3,3 log 20
= 1 + 3,3 x 1.30
= 1 + 4.29
= 5.29 = 6
4. Menentukan Panjang Interval Kelas (I)
i=
= 20/5 =
5. Menentukan Distribusi Frekuensi
Tabel 4.3
Tabel Distribusi Frekuensi
Fxi
(Xi)2
f (Xi)2
Interval
F
xi
50-53
6
51.5
309 2652.25 15913.5
54-57
4
55.5
222 3080.25
58-61
3
59.5
178 3540.25 10620.75
62-65
3
63.5
190.5 4032.25 12096.75
66-69
0
67.5
0 4556.25
0
70-73
4
71.5
286 5112.25
20449
Jumlah
20
1185.5 12973.5
71401
12321
Dari tabel distribusi frekuensi dapat dilihat interval 50-53 memiliki frekuensi 6,
interval 54-57 memiliki frekuensi 4, interval 58-61 memiliki frekuensi 3, interval
62-65 memiliki frekuensi 3, interval 66-69 memililki frekuensi 0, dan interval 7073 memiliki frekuensi 4. Jadi total frekuensi yang terdapat pada tabel distribusi
sebanyak 20 sesuai dengan jumlah siswa pada data penelitian.
6. Menentukan rata-rata (mean)
(x)
= 1185.5/20 = 59.275
60
7. Menentukan varians (Si2)
(Si2)
=
= 20. 71401 – (1185.5)2
20 (20-1)
= 1428020 – 1405410.25
20 (19)
= 22609.25
380
= 59.50
8. Menentukan simpangan baku (standar deviasi)
S = √59.50 = 7.72
Tabel 4.4
Penghitungan Uji Normalitas Pretest (Uji Liliefors)
No
X
Z
f(z)
s(z)
│s(z)-f(z)│
1
50
-1.14203
0.12672
0.029412
-0.097309
2
50
-1.14203
0.12672
0.117647
-0.009073
3
50
-1.14203
0.12672
0.176471
0.0497502
4
50
-1.14203
0.12672
0.382353
0.2556326
5
50
-1.14203
0.12672
0.529412
0.14026914
6
50
-1.14203
0.12672
0.558824
0.14321032
7
55
-0.50757
0.305878
0.382353
0.0764754
8
55
-0.50757
0.305878
0.382353
0.0764754
9
55
-0.50757
0.305878
0.529412
0.1235342
10
55
-0.50757
0.305878
0.823529
0.1576519
11
60
0.126892
0.550487
0.382353
-0.168134
12
60
0.126892
0.550487
0.382353
-0.168134
13
65
0.761355
0.776777
0.117647
-0.65913
14
65
0.761355
0.776777
0.117647
-0.65913
15
65
0.761355
0.776777
0.382353
-0.394424
16
65
0.761355
0.776777
0.529412
-0.247366
61
17
70
1.395817
0.918615
0.176471
-0.742145
18
70
1.395817
0.918615
0.382353
-0.536262
19
70
1.395817
0.918615
0.529412
-0.389203
20
MEAN/RATARATA
59
70
1.395817
0.918615
0.529412
-0.389203
MAX=
0.1576519
jika L< L tabel maka data berdistribusi normal atau dengan daerah kritisnya {Dk={L│L>Ltabel}
L
0.15765188
L table
0.19812
Kesimpulan
L<L tabel maka berdistribusi normal
Dilihat dari tabel perhitungan uji normalitas data pada nilai pretest menggunakan
uji liliefors. Hasil yang didapat yaitu L hitung < L tabel dengan jumlah
0.15765188 < 0.19812, maka dapat disimpulkan uji normalitas berdistribusi
normal.
Tabel 4.5
Data Nilai Posttes Menulis Puisi Siswa kelas IX
Tabel Urutan Nilai Posttest dari yang Terendah sampai Tertinggi
70
75
75
75
75
80
80
80
80
80
80
85
85
85
90
90
90
90
90
90
Dari tabel di atas dapat dilihat nilai penulisan puisi siswa setelah diberi
perlakuan berupa media audio visual, ada satu siswa yang mendapatkan nilai
terendah yaitu 70, dan ada enam siswa juga yang mendapatkan nilai tertinggi yaitu
90.
1.
Distribusi Frekuensi
a. Menentukan skor terbesar dan terkecil
Skor terbesar
: 90
62
Skor terkecil
: 70
2. Menentukan Rentangan
R = Nilai tertinggi – Nilai terendah
= 90 – 70 = 20
3. Menentukan Banyaknya Kelas
= 1 + 3,3 log N
= 1 + 3,3 log 20
= 1 + 3,3 x 1.30
= 1 + 4.29
= 5.29 = 6
4. Menentukan Panjang Interval Kelas (I)
i=
= 20/5 = 4
5. Menentukan Distribusi Frekuensi
Tabel 4.6
(Xi)2
f (Xi)2
71.5
71.5 5112.25
5112.25
4
75.5
302 5700.25
22801
78-81
6
79.5
477 6320.25
37921.5
82-85
3
83.5
250.5 6972.25
20916.75
86-89
0
87.5
0 7656.25
0
90-93
6
91.5
549 8372.25
50233.5
Jumlah
20
1650 40133.5
136985
Interval
f
xi
70-73
1
74-77
Fxi
Dari tabel distribusi frekuensi dapat dilihat interval 70-73 memiliki frekuensi 1,
interval 74-77 memiliki frekuensi 4, interval 78-81 memiliki frekuensi 6, interval
82-85 memiliki frekuensi 3, interval 86-89 memililki frekuensi 0, dan interval 9093 memiliki frekuensi 6. Jadi total frekuensi yang terdapat pada tabel distribusi
sebanyak 20 sesuai dengan jumlah siswa pada data penelitian.
63
6. Menentukan rata-rata (mean)
(x)
= 1650/20 = 82.5
7. Menentukan varians (Si2)
(Si2)
=
= 20. 136985 – (1650)2
20 (20-1)
= 2739700 – 2722500
20 (19)
= 17200
380
= 45.263
8. Menentukan simpangan baku (standar deviasi)
S = √45.263 = 6.727
Tabel 4.7
Penghitungan Uji Normalitas Postest (Uji Liliefors)
No
X
Z
f(z)
s(z)
│s(z)-f(z)│
1
70
-1.77081
0.038296
0.029412
-0.00888
2
75
-1.10258
0.135104
0.117647
-0.01746
3
75
-1.10258
0.135104
0.176471
0.041366
4
75
-1.10258
0.135104
0.382353
-0.247249
5
75
-1.10258
0.135104
0.529412
-0.394307
6
80
-0.43435
0.332017
0.558824
-0.226807
7
80
-0.43435
0.332017
0.382353
0.050336
8
80
-0.43435
0.332017
0.382353
0.050336
9
80
-0.43435
0.332017
0.529412
-0.197395
10
80
-0.43435
0.332017
0.823529
0.1491512
11
80
-0.43435
0.332017
0.382353
0.050336
12
85
0.233881
0.592461
0.382353
-0.21011
13
90
0.902113
0.816501
0.117647
-0.69885
14
90
0.902113
0.816501
0.117647
-0.69885
15
90
0.902113
0.816501
0.382353
-0.43415
64
16
90
0.902113
0.816501
0.529412
-0.28709
17
90
0.902113
0.816501
0.176471
-0.64003
18
90
0.902113
0.816501
0.382353
-0.43415
19
95
1.570344
0.941832
0.529412
-0.41242
20
MEAN/RATARATA
83.25
95
1.570344
0.941832
0.529412
-0.41242
MAX=
0.1491512
jika L< L tabel maka data berdistribusi normal atau dengan daerah kritisnya {Dk={L│L>Ltabel}
L
0.1491512
L table
0.19812
Kesimpulan
L<L tabel maka berdistribusi normal
Dilihat dari tabel perhitungan uji normalitas data pada nilai pretest menggunakan
uji liliefors. Hasil yang didapat yaitu L hitung < L tabel dengan jumlah 0.1491512
< 0.19812, maka dapat disimpulkan uji normalitas berdistribusi normal.
Tabel 4.8
Hasil Uji Normalitas Sampel X dan Y dengan Uji Liliefors
Variabel
Hasil pretes
N
LO
Ltabel
Kesimpulan
20
0.15765188
0.19182
Normal
20
0.1491512
0.19182
Normal
menulis puisi
Hasil postest
menulis puisi
dengan
menggunakan
media visual
(video)
65
Tabel 4.9
Data Nilai Rata-Rata Pretest dan Postest Menulis Puisi
responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Pretest
(X1)
50
65
50
65
50
70
60
55
70
55
60
65
50
65
50
70
70
55
50
55
Postest (X2)
80
90
80
90
80
90
95
75
80
80
90
75
90
90
95
80
85
75
70
75
Jumlah
Rata-rata
1180
Σ X1 = 59
1665
Σ X2 = 83.25
d (X2-X1)
30
25
30
25
30
20
35
20
10
25
30
10
40
25
45
10
15
20
20
20
485
Σd = 24.25
d2
900
625
900
625
900
400
1225
400
100
625
900
100
1600
625
2025
100
225
400
400
400
13475
2
Σ d = 673.75
Dari tabel di atas menjelaskan mengenai data nilai rata-rata pretest dan posttest
menulis puisi siswa. Hasil d(X2-X1) merupakan pengurangan dari nilai posttest
dan nilai pretest, sedangkan hasil d2 merupakan hasil kuadrat dari d(X2-X1)
dengan jumlah 13475.
a. Mean Awal (pretest)
M= ∑ x1 = 1180 = 59
N
20
b. Mean Akhir (postest)
66
M= ∑ x1 = 1165 = 83.25
N
20
c. Rata-Rata Nilai Siswa
=∑d
Md
N
= 485
20
= 24.25
d. Koefisien t = t hitung
T
=
Md
=√
24.25
√ 13475 – (485)2/ 25
20(20-1)
=√
24.25
√ 13475 – 235225/ 20
20(19)
=√
24.25
√ 13475 – 11761.25
380
=√
24.25
√ 1713.75
380
=√
24.25
√ 4.509
= √5.37
T hitung = 2.31
e. Pengujian Hipotesis
67
Hasil penghitungan rata-rata di atas terdapat penghitungan uji-gain dari nilai
pretes dan postest siswa dan hipotesis yang telah digunakan, maka diperoleh
hasil sebagai berikut.
Ho
: Tidak terdapat pengaruh yang siginifikan dalam penggunaan
media visual terhadap peningkatan keterampilan menulis puisi
MTs Jabal Nur Cipondoh, Kota Tangerang.
H1
: Terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan media
visual terhadap peningkatan keterampilan menulis puisi MTs
Jabal Nur Cipondoh, Kota Tangerang.
Sebelumnya peneliti telah melakukan uji derajat kebebasan (db) sebagai
berikut:
Db = n-1
= 20-1
= 19
Taraf signifikan ( ) = 0.05
T tabel distribusi frekuensi pada angka 19 dengan taraf signifikan 0.05 adalah
0.68762.
Ttabel
= 0.68.
Kesimpulannya, jadi Thitung (2.31) dan Ttabel (0.68), bahwa terdapat perbedaan
antara nilai pretest dengan nilai postest yang signifikan. Peneliti dapat
menyimpulkan bahwa Ho ditolak dan Hi diterima, itu artinya terdapat
pengaruh yang signifikan dalam penggunaan media audio visual terhadap
peningkatan keterampilan menulis puisi MTs Jabal Nur Cipondo, Kota
Tangerang.
68
C.
Analisis dan Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian dilakukan di kelas IX-1 dengan menggunakan media audio
visual sebagai alat bantu dalam pembelajaran menulis puisi. Media audio
visual yang digunakan berupa video puisi yang berjudul “Pada Suatu Hari
Nanti” karya Sapardi Djoko Damono yang diperlihatkan melalui laptop,
proyektor dan pengeras suara. Video puisi yang diperlihatkan kepada siswa
bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi, dan diharapkan
agar siswa dapat termotivasi dalam menulis puisi. Puisi yang diperlihatkan
diharapkan mempermudah siswa dalam menciptakan puisi yang lebih unik,
baik dari segi tema, bahasa, imaji dan makna. Adapun puisi yang
diperlihatkan kepada siswa yaitu,
PADA SUATU HARI NANTI
(Sapardi Djoko Damono)
Pada suatu hari nanti
Jasadku tak akan ada lagi
tapi dalam bait-bait sajak ini
kau takkan kurelakan sendiri
Pada suatu hari nanti
Suaraku tak terdengar lagi
Tapi di antara larik-larik sajak ini
Kau akan tetap kusiasati
Pada suatu hari nanti
Impianku pun tak dikenal lagi
Namun disela-sela huruf sajak ini
Kau takkan letih-letihnya kucari
69
Puisi tersebut sangatlah menarik. Karena di dalamnya penyair
menggunakan diksi yang sederhana tapi memiliki makna yang sangat luas,
sehingga pesan yang disampaikan mudah ditangkap oleh siswa. Puisi
tersebut sangatlah romantis. Di dalam puisi tersebut dijelaskan tentang kasih
sayang penyair yang seakan-akan tak kan pernah usai.
Puisi yang diberikan kepada siswa adalah puisi yang mudah dipahami,
dengan bahasa yang tidak terlalu rumit, dan memiliki makna yang dapat
menjadi inspirasi dan pembelajaran yang baik bagi kehidupan siswa.
Pada penelitian ini, kelas yang digunakan hanya satu, yaitu kelas IX-1.
Kelas tersebut merupakan kelas yang diberikan perlakuan berupa
penggunaan media audio visual berupa video puisi. Pada awalnya peneliti
memberikan pretest berupa tugas menulis puisi dengan tema keindahan
alam . Masuk ke pembelajaran inti siswa diberikan contoh video puisi “Pada
Suatu Hari Nanti”. Sebelumnya dijelaskan tentang materi puisi, setelah itu
peneliti memberikan posttest berupa meulis puisi dengan tema ibu.
Langkah berikutnya adalah menganalisis hasil keterampilan menulis
puisi siswa, kemudian hasil analisis dideskripsikan. Di bawah ini ada tiga
puisi yang dibuat oleh tiga siswa sebelum diberi perlakuan, puisi ini bertema
“Keindahan Alam”:
(Puisi Pretest)
1.
Puisi berjudul : Lautan
Karya
: Minhatul Maula
Kau memiliki air yang beraneka warna
Hijau biru merah
Kau adalah tempat kapal untuk berlayar
Kapal untuk mengantarkan penumpang
Di tengah-tengah badanmu
Ada sebuah pulau yang sangat indah
Yang dipenuhi oleh rumah-rumah
Dan pohon-pohon
70
Di dalamnya terdapat
Sebuah tanaman-tanaman yang indah
Dan terdapat ikan-ikan yang sangat cantik
Dan beraneka bentuk ikan
Di sana kau memilikiku sebuah
Museum kapal yang sangat bersejarah
Kapal-kapal yang telah tenggelam beberapa tahun lalu.
Indikator
1
Kesesuaian Judul dengan
Isi Puisi
Imaji
Bahasa Figuratif
Makna
Jumlah Skor
Skor
(Bobot skor lima)
2
3
4
√
Skor
Maksimal
5
√
√
√
Deskripsi penilaian
Puisi di atas menggunakan empat indikator penilaian. Keempat indikator
tersebut adalah tema, isi, imaji, dan makna. Tema yang diberikan peneliti
pada pretest adalah “Keindahan Alam”. Namun siswa diberikan kebebasan
untuk memilih judul. Judul puisi yang dibuat oleh Minhatul Maula adalah
“Lautan”. Puisi tersebut mendapatkan nilai 55. Adapun kriteria penilaian
kesesuaian judul diberi 15. Penilaian imaji diberi bobot 10 penilaian bahasa
figuratif diberi bobot 10. Penilaian makna diberi bobot 20.
Peneliti memberikan bobot 15 pada judul karena judul sudah sesuai
dengan isi puisi. Imaji yang digambarkan pada puisi tersebut hanya imaji
penglihatan, sehingga mendapatkan bobot penilaian 10. Bahasa figuratif yang
digunakan oleh Minhatul Muila hanya metarofa sehingga mendapatkan bobot
10. Sedangkan makna yang terdapat pada puisi tersebut sudah dapat
dikategorikan baik, sehingga mendapatkan bobot penilaian 20. Jadi, puisi
tersebut dpat dikategorikan kurang baik.
15
10
10
20
55
71
2.
Puisi berjudul : Keindahan Alam
Karya
: Firda Fisqiya. A
Alam ini begitu indah
Dengan pepohonan hijau di alam ini
Dan samudra yang terbentang luas
Serta laut biru yang menghiasi bumi ini
Sungguh menakjubkan keindahan alam ini
Yang membuat bumi ini terasa nyaman
Dengan kesejukan pegunungannya
Dan membuat hati ini terasa tenang.
Indikator
1
Kesesuaian Judul dengan
Isi Puisi
Imaji
Bahasa Figuratif
Makna
Jumlah Skor
Skor
(Bobot skor lima)
2
3
4
√
Skor
Maksimal
5
√
√
√
Judul puisi yang dibuat oleh Firda Fisqiya adalah “Keindahan Alam”.
Puisi tersebut mendapatkan nilai 60. Adapun kriteria penilaian kesesuaian
judul diberi 15. Penilaian imaji diberi bobot 15 penilaian bahasa figuratif
diberi bobot 10. Penliaian makna diberi bobot 20.
Peneliti memberikan bobot 15 pada judul karena judul sudah sesuai
dengan isi puisi. Imaji yang digambarkan pada puisi tersebut yaitu imaji
penglihatan dan penengaran, sehingga mendapatkan bobot penilaian 15.
Bahasa figuratif yang digunakan hanya metarofa sehingga mendapatkan
bobot 10. Sedangkan makna yang terdapat pada puisi tersebut sudah dapat
dikategorikan baik, sehingga mendapatkan bobot 20. Jadi, puisi tersebut dapat
dikategorikan kurang baik.
15
15
10
20
60
72
3.
Puisi berjudul : Keindahan Alam
Karya
: Hilyaturrahman
Di pagi hari yang cerah
Matahari yang menyinari pagi
Membuat suasana menjadi indah
Kesejukan, keindahan membuat hati
Merasakan ketenangan
Keindahannya menutupi semua masalah di dunia ini
Rumput-rumput nan hijau
Dedaunan yang berembun
Membasahi semua kehidupan di alam ini
Indikator
1
Kesesuaian Judul dengan
Isi Puisi
Imaji
Bahasa Figuratif
Makna
Jumlah Skor
Skor
(Bobot skor lima)
2
3
4
√
√
√
√
Skor
Maksimal
5
15
10
10
15
50
Judul puisi yang dibuat oleh Hilyaturrahman adalah “Keindahan Alam”.
Puisi tersebut mendapatkan nilai 50. Adapun kriteria penilaian kesesuaian judul
diberi 15. Penilaian imaji diberi bobot 10 penilaian bahasa figuratif diberi bobot
10. Penilaian makna diberi bobot 15.
Peneliti memberikan bobot 15 pada judul karena judul sudah sesuai dengan isi
puisi. Imaji yang digambarkan pada puisi tersebut yaitu imaji penglihatan dan
perasaan, sehingga mendapatkan bobot penilaian 10. Bahasa figuratif yang
digunakan hanya metarofa dan hiperbola sehingga mendapatkan bobot 10.
Sedangkan makna yang terdapat pada puisi tersebut sudah dapat dikategorikan
cukup baik, sehingga mendapatkan bobot 15. Jadi, puisi tersebut dapat
dikategorikan kurang baik.
73
4. Puisi berjudul : Keindahan Alam
Karya
: Riyani
Bunga…
Sungguh elok warnamu
Kau berada di manapun
Sungguh indah untuk dipandang
Setiap waktu ku selalu melihatnya dan memandangnya
Bunga…
Betapa indahnya untuk dipandang
Dengan hati yang cerah
Warna-warnamu selalu mencerahkan hatiku
Keindahan yang selalu bercorak
Setiap pagi kau selalu memancarkan keindahan
Kau selalu membuat hatiku terpanah
Dengan warna-warnamu
Yang sangat indah
Indikator
1
Kesesuaian Judul dengan
Isi Puisi
Imaji
Bahasa Figuratif
Makna
Jumlah Skor
Skor
(Bobot skor lima)
2
3
4
√
√
√
√
Skor
Maksimal
5
15
10
10
15
50
Judul puisi yang dibuat oleh Riyani adalah “Keindahan Alam”. Puisi
tersebut mendapatkan nilai 50. Adapun kriteria penilaian kesesuaian judul diberi
15. Penilaian imaji diberi bobot 10 penilaian bahasa figuratif diberi bobot 10.
Penilaian makna diberi bobot 15.
Peneliti memberikan bobot 15 pada judul karena judul sudah sesuai
dengan isi puisi. Imaji yang digambarkan pada puisi tersebut yaitu imaji
74
penglihatan dan perasaan, sehingga mendapatkan bobot penilaian 10. Bahasa
figuratif yang digunakan hanya metarofa sehingga mendapatkan bobot 10.
Sedangkan makna yang terdapat pada puisi tersebut sudah dapat dikategorikan
cukup baik, sehingga mendapatkan bobot 15. Jadi, puisi tersebut dapat
dikategorikan kurang baik.
5. Puisi berjudul
Karya
: Air Terjun
: Nur Faizah
Air terjun…
Alangkah indahnya hatiku memandangmu…
Gemercik air yang kau tumpahkan
Seakan memperindah alam semesta ini…
Tebing yang tinggi seakan menjadi ciri khas dirimu…
Bening… dan sejuk air yang kau tumpahkan ke sungai ini…
Air terjun…
Bagaikan keindahan yang member panorama yang luar biasa…
Inginku ke sana sebagai penyejuk hatiku…
Sebagai penerang jiwaku…
Air terjun…
Indikator
1
Kesesuaian Judul dengan
Isi Puisi
Imaji
Bahasa Figuratif
Makna
Jumlah Skor
Skor
(Bobot skor lima)
2
3
4
√
√
√
√
Skor
Maksimal
5
15
10
10
15
50
Judul puisi yang dibuat oleh Nur Faizah adalah “Air Terjun”. Puisi
tersebut mendapatkan nilai 50. Adapun kriteria penilaian kesesuaian judul diberi
75
15. Penilaian imaji diberi bobot 10 penilaian bahasa figuratif diberi bobot 10.
Penilaian makna diberi bobot 15.
Peneliti memberikan bobot 15 pada judul karena judul sudah sesuai
dengan isi puisi. Imaji yang digambarkan pada puisi tersebut yaitu imaji
penglihatan dan perasaan, pendengaran, sehingga mendapatkan bobot penilaian
10. Bahasa figuratif yang digunakan hanya metarofa sehingga mendapatkan bobot
10. Sedangkan makna yang terdapat pada puisi tersebut sudah dapat dikategorikan
cukup baik, sehingga mendapatkan bobot 15. Jadi, puisi tersebut dapat
dikategorikan kurang baik.
6.
Puisi berjudul
: Derai-derai cemara
Karya
: Rahmy Safira Az-zahra
Sangatlah indah pohon cemara itu
Berlenggak-lenggok daunnya
Banyak beberapa dahan ditingkap merapuh
Menjatuh embun jernih berwarna
Membawa awan mencampur kabut
Menimpa bumi beruap dan lembut
Cemara… indah sekali dirimu
Diciptakan oleh Yang Maha Kuasa
Pandangan yang sangat menakjubkan bagi orang banyak
Terasa hari akan jadi malam
Cemara kau tumbuh di pegunungan yang indah
Indahnya… aku bersyukur karenamu ya Allah
Yang telah menciptakan alam ini
76
Indikator
1
Kesesuaian Judul dengan
Isi Puisi
Imaji
Bahasa Figuratif
Makna
Jumlah Skor
Skor
(Bobot skor lima)
2
3
4
√
√
√
√
Skor
Maksimal
5
15
15
15
15
50
Judul puisi yang dibuat oleh Rahmi Safira Azzahra adalah “Keindahan
Alam”. Puisi tersebut mendapatkan nilai 50. Adapun kriteria penilaian kesesuaian
judul diberi 15. Penilaian imaji diberi bobot 15 penilaian bahasa figuratif diberi
bobot 15. Penilaian makna diberi bobot 15.
Peneliti memberikan bobot 15 pada judul karena judul sudah sesuai
dengan isi puisi. Imaji yang digambarkan pada puisi tersebut yaitu imaji
penglihatan dan perasaan, sehingga mendapatkan bobot penilaian 15. Bahasa
figuratif yang digunakan hanya metarofa dan hiperbola sehingga mendapatkan
bobot 15. Sedangkan makna yang terdapat pada puisi tersebut sudah dapat
dikategorikan cukup baik, sehingga mendapatkan bobot 15. Jadi, puisi tersebut
dapat dikategorikan cukup.
(Puisi Postest)
1.
Puisi berjudul : Ibu
Karya
: Minhatul Maula
Wahai Ibu…
Kau adalah wanita yang sangat berjasa
Kau wanita yang telah mengandungku
Kau wanita yang telah menyayangiku
Ibu…
Dirimu telah mendidik
Telah mengasuhku higga besar
77
Telah mengajariku sampai ku besar
Kau telah menyekolahkanku
Dan berjuang mencari uang
Untuk membayar biaya sekolahku
Hingga ku selesai
Wahai Ibu…
Jasamu sangat banyak yang kau
Beri untukku
Ku akan berusaha untuk membalas semua
Jasamu dengan cara membahagiakan
Ibu…
Kau bagaikan sang mentari
Yang selalu menyinari alam semesta ini
Dan senyumanmu sangat berembun
Indikator
1
Kesesuaian Judul dengan
Isi Puisi
Imaji
Bahasa Figuratif
Makna
Jumlah Skor
Skor
(Bobot skor lima)
2
3
4
√
Skor
Maksimal
5
20
√
√
√
Deskripsi penilaian
Puisi di atas menggunakan empat indikator penilaian. Keempat indikator
tersebut adalah tema, isi, imaji, dan makna. Tema yang diberikan peneliti pada
posttest adalah “Ibu”. Namun siswa diberikan kebebasan untuk memilih judul.
Judul puisi yang dibuat oleh Minhatul Maula adalah “Ibu”. Puisi tersebut
mendapatkan nilai 70. Adapun kriteria penilaian kesesuaian judul diberi 20.
Penilaian imaji diberi bobot 15 penilaian bahasa figuratif diberi bobot 20.
Penilaian makna diberi bobot 15.
15
20
15
70
78
Peneliti memberikan bobot 20 pada judul karena judul sudah sesuai
dengan isi puisi. Imaji yang digambarkan pada puisi tersebut yaitu imaji
penglihatan dan perasaan, sehingga mendapatkan bobot penilaian 15. Bahasa
figuratif yang digunakan yaitu metarofa dan hiperbola sehingga mendapatkan
bobot 20. Sedangkan makna yang terdapat pada puisi tersebut sudah dapat
dikategorikan cukup baik karena, maknanya mendalam sesuai dengan pengalam
dan isi hati penulis, sehingga mendapatkan bobot 15. Jadi, puisi tersebut dapat
dikategorikan cukup baik.
2.
Puisi berjudul : Ibu
Karya
: Firda Fisqiya Ayun
Wahai wanita yang telah mengandungku
Kau adalah sosok wanita yang hebat
Yang mempertarhkan nyawamu
Untuk melahirkanku
Dan setalah kelahiranku
Kau member asi untukku
Lalu kau merawat dan menjagaku
Dengan penuh ketulusan hatimu
Dan waktu demi waktu
Aku mulai tumbuh besar
Dan mengawali ucapanku
Dengan sebutan IBU
79
Indikator
1
Kesesuaian Judul dengan
Isi Puisi
Imaji
Bahasa Figuratif
Makna
Jumlah Skor
Skor
ket(Bobot skor lima)
2
3
4
√
Skor
Maksimal
5
20
√
√
√
Puisi di atas menggunakan empat indikator penilaian. Keempat indikator
tersebut adalah tema, isi, imaji, dan makna. Tema yang diberikan peneliti pada
posttest adalah “Ibu”. Namun siswa diberikan kebebasan untuk memilih judul.
Judul puisi yang dibuat oleh Firda Fisqiya Ayun adalah “Ibu”. Puisi tersebut
mendapatkan nilai 70. Adapun kriteria penilaian kesesuaian judul diberi 20.
Penilaian imaji diberi bobot 15 penilaian bahasa figuratif diberi bobot 20.
Penilaian makna diberi bobot 15.
Peneliti memberikan bobot 20 pada judul karena judul sudah sesuai
dengan isi puisi. Imaji yang digambarkan pada puisi tersebut yaitu imaji
penglihatan dan perasaan, sehingga mendapatkan bobot penilaian 15. Bahasa
figuratif yang digunakan yaitu metarofa dan hiperbola sehingga mendapatkan
bobot 20. Sedangkan makna yang terdapat pada puisi tersebut sudah dapat
dikategorikan sangat baik karena, maknanya mendalam sesuai dengan pengalam
dan isi hati penulis, sehingga mendapatkan bobot 15. Jadi, puisi tersebut dapat
dikategorikan cukup baik.
3.
Puisi berjudul : Ibu
Karya
: Hilyaturrahman
Untuk kerinduan Ibu aku bersumpah
Kerinduan yang ingin selalu kupegang teguh
Kerinduan yang berbelaskan ketakwaan teduh
Berisik indah memanjakan gundah
Kerinduan pada sang Ibu
15
20
15
70
80
Untuknya peneduh kalbu
Lewat lantunan suara yang merdu
Kusampaikan walau lidah telah kelu
Kerinduan yang kuharapkan istiqomah
Kuletakkan pada wadah karamah
Untuknya yang tak kenal marah
Karena siaftnya yang ramah
Ibu…
Dapatkah kupertahankan
Akan kerinduan yang tertanamkan
Untukmu Ibu.
Indikator
1
Kesesuaian Judul dengan
Isi Puisi
Imaji
Bahasa Figuratif
Makna
Jumlah Skor
Skor
(Bobot skor lima)
2
3
4
√
Skor
Maksimal
5
20
√
√
√
Puisi di atas menggunakan empat indikator penilaian. Keempat indikator
tersebut adalah tema, isi, imaji, dan makna. Tema yang diberikan peneliti pada
posttest adalah “Ibu”. Namun siswa diberikan kebebasan untuk memilih judul.
Judul puisi yang dibuat oleh Hilyaturrahman adalah “Ibu”. Puisi tersebut
mendapatkan nilai 80. Adapun kriteria penilaian kesesuaian judul diberi 20.
Penilaian imaji diberi bobot 15 penilaian bahasa figuratif diberi bobot 20.
Penilaian makna diberi bobot 25.
Peneliti memberikan bobot 20 pada judul karena judul sudah sesuai
dengan isi puisi. Imaji yang digambarkan pada puisi tersebut yaitu imaji
penglihatan dan perasaan, sehingga mendapatkan bobot penilaian 15. Bahasa
figuratif yang digunakan yaitu metarofa dan hiperbola sehingga mendapatkan
bobot 20. Sedangkan makna yang terdapat pada puisi tersebut sudah dapat
15
20
25
80
81
dikategorikan sangat baik karena, maknanya mendalam sesuai dengan pengalam
dan isi hati penulis, sehingga mendapatkan bobot 25. Jadi, puisi tersebut dapat
dikategorikan baik.
4.
Puisi berjudul : Ibu
Karya
: Riyani
Ibu…
Jalanku seperti tak pernah ada tujuan
Juga seperti angin yang berhembus
Tak ada lagu yang kuciptakan
Di saat kau meninggalkanku
Kan kubawa bintang-bintang
Untukku simpan sebagai
Kenangan termanis bagimu
Tak ada lagi air mata
Yang telah membuatmu merasa
Kecewa dan sakit hati
Haruskahku berlari mengejar
Mentari tuk menghangatkan
Jiwa dan hati ini
Di saatku kehilanganmu Ibu.
Indikator
1
Kesesuaian Judul dengan
Isi Puisi
Imaji
Bahasa Figuratif
Makna
Jumlah Skor
Deskripsi penilaian
Skor
(Bobot skor lima)
2
3
4
√
Skor
Maksimal
5
20
√
√
√
15
20
25
80
82
Puisi di atas menggunakan empat indikator penilaian. Keempat indikator
tersebut adalah tema, isi, imaji, dan makna. Tema yang diberikan peneliti pada
posttest adalah “Ibu”. Namun siswa diberikan kebebasan untuk memilih judul.
Judul puisi yang dibuat oleh Riyani adalah “Ibu”. Puisi tersebut mendapatkan nilai
80. Adapun kriteria penilaian kesesuaian judul diberi 20. Penilaian imaji diberi
bobot 15 penilaian bahasa figuratif diberi bobot 20. Penilaian makna diberi bobot
25.
Peneliti memberikan bobot 20 pada judul karena judul sudah sesuai
dengan isi puisi. Imaji yang digambarkan pada puisi tersebut yaitu imaji
penglihatan dan perasaan, sehingga mendapatkan bobot penilaian 15. Bahasa
figuratif yang digunakan yaitu metarofa dan hiperbola sehingga mendapatkan
bobot 20. Sedangkan makna yang terdapat pada puisi tersebut sudah dapat
dikategorikan sangat baik karena, maknanya mendalam sesuai dengan pengalam
dan isi hati penulis, sehingga mendapatkan bobot 25. Jadi, puisi tersebut dapat
dikategorikan baik.
5.
Puisi berjudul : Ibu
Karya : Nur Faizah
Kau bagaikan bintang yang
Menyinari malam gelapku
Kau bagaikan selaput tanganku…
Dimana kau sealalu mengusap air
Mataku ketika ku gunda…
Pelita hidupku…
Penerang hatiku…
Belahan jiwaku…
Kau matahariku ibu…
Oh … Ibu
Maafkanlah anakmu ini yang
83
Belum mampu membahagiakanmu
Maafkan aku yang belum mampu
Membuat mu tersenyum karena kesuksesanku…
Tapi…
Biarkanlah aku berjanji bahwa
Aku yakin suatu saat nanti
Kau akan menangis bahagia
Karena kesuksesanku ibu…
Penarang hatiku…
Penyejuk hatiku…
Kau bidadariku… ibu…
Indikator
1
Kesesuaian Judul dengan
Isi Puisi
Imaji
Bahasa Figuratif
Makna
Jumlah Skor
Skor
(Bobot skor lima)
2
3
4
√
Skor
Maksimal
5
20
√
√
√
Judul puisi yang dibuat oleh Nur Faizah adalah “Ibu”. Puisi tersebut
mendapatkan nilai 90. Adapun kriteria penilaian kesesuaian judul diberi 20.
Penilaian imaji diberi bobot 20 penilaian bahasa figuratif diberi bobot 25.
Penilaian makna diberi bobot 25.
Peneliti memberikan bobot 20 pada judul karena judul sudah sesuai dengan
isi puisi. Imaji yang digambarkan pada puisi tersebut yaitu imaji penglihatan,
perabaan dan perasaan, sehingga mendapatkan bobot penilaian 20. Bahasa
figuratif yang digunakan yaitu metarofa dan hiperbola sehingga mendapatkan
bobot 25. Sedangkan makna yang terdapat pada puisi tersebut sudah dapat
dikategorikan sangat baik karena, maknanya mendalam sesuai dengan pengalam
20
25
25
90
84
dan isi hati penulis, sehingga mendapatkan bobot 25. Jadi, puisi tersebut dapat
dikategorikan baik.
6.
Puisi berjudul : Ibu
Karya
: Rahmi Safira . A
Kau telan getirnya hidup
Dan kau serahkan manisnya padaku
Kau lepas kesenangan demi diriku
Gemerlap dunia tak membuatmu silau
Kau lebih memilih aku buah hatimu
Menghabiskan detik demi detik
Bercengkrama dan bercanda
Kalau aku tak bahagia
Engkau susah dan gelisah
Ibu…
Mutiara cemerlang yang bersemayam di hatiku
Napasku adalah hidupku
Doamu adalah surgaku
Senyummu menguatkan tekadku
Kaulah awal dari kemenangan
Indikator
1
Kesesuaian Judul dengan
Isi Puisi
Imaji
Bahasa Figuratif
Makna
Jumlah Skor
Skor
(Bobot skor lima)
2
3
4
√
Skor
Maksimal
5
20
√
√
√
Judul puisi yang dibuat oleh Rahmi Safira adalah “Ibu”. Puisi tersebut
mendapatkan nilai 80. Adapun kriteria penilaian kesesuaian judul diberi 20.
15
25
25
80
85
Penilaian imaji diberi bobot 15 penilaian bahasa figuratif diberi bobot 25.
Penilaian makna diberi bobot 25.
Peneliti memberikan bobot 20 pada judul karena judul sudah sesuai dengan
isi puisi. Imaji yang digambarkan pada puisi tersebut yaitu imaji penglihatan dan
perasaan, sehingga mendapatkan bobot penilaian 15. Bahasa figuratif yang
digunakan yaitu metarofa yang cukup banyak dan pemiliahn kata yang kreatif,
sehingga mendapatkan bobot 25. Sedangkan makna yang terdapat pada puisi
tersebut sudah dapat dikategorikan sangat baik karena, maknanya mendalam
sesuai dengan pengalam dan isi hati penulis, sehingga mendapatkan bobot 25.
Jadi, puisi tersebut dapat dikategorikan baik.
Hasil yang didapat dari penelitian di kelas IX-1, menyatakan dengan
ditolaknya Ho dan diterimanya H1, dari pengujian hipotesis uji-t pada taraf
signifikan α = 0.05 dengan Thitung (2.31) dan Ttabel (0.68), dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan media audio visual terhadap
peningkatan keterampilan menulis puisi MTs Jabal Nur Cipondoh, Kota
Tangerang. Berarti media yang diterapkan di kelas IX-1 berhasil. Dengan nilai
rata-rata awal 59 menjadi 83.25. Hal itu menunjukkan adanya peningkatan yang
signifikan, selisih peningkatan sebesar 24.25, maka pemberian perlakuan berupa
media audio visual di kelas IX-1 mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan.
Hal tersebut membuktikan dengan menggunakan audio visual berupa video
puisi di sekolah dapat memberikan efek yang baik pada proses dan peningkatan
nilai keterampilan menulis puisi siswa. Siswa semakin semangat, antusias, dan
konsentrasi
dalam
mengikuti
pembelajaran
puisi.
Jadi,
dalam
proses
pembelajaran, hasil belajar siswa dapat ditingkatkan melalui bantuan media audio
visual berupa rekaman, video, atau media lain yang sesuai dengan materi serta
indikator pembelajaran.
BAB V
PENUTUP
A.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan media audio
visual terhadap peningkatan keterampilan menulis puisi siswa MTs Jabal
Nur Cipondoh, Kota Tangerang tahun pelajaran 2014/2015. Berarti media
yang digunakan di kelas IX-1 sangat efektif sehingga mendapakan hasil
yang maksimal. Hal ini dapat dilihat pada tes awal (pretest) dan tes akhir
(postest). Perolehan menyatakan dengan ditolaknya Ho dan diterimanya H1,
dari pengujian hipotesis uji-t pada taraf signifikan α = 0.05 dengan Thitung
(2.31) dan Ttabel (0.68), maka dari hasil tersebut terlihat perbedaan yang
signifikan. Nilai rata-rata awal 59 menjadi 83.25. Hal ini menunjukkan
adanya peningkatan yang signifikan, dengan selisih peningkatan sebesar
24.25. Dengan demikian pemberian perlakuan berupa media audio visual di
kelas IX-1 mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan. Hal tersebut
membuktikan bahwa menggunakan audio visual berupa video puisi di
sekolah dapat memberikan efek yang baik pada proses dan peningkatan nilai
keterampilan menulis puisi siswa.
B.
Implikasi
Dari kesimpulan yang dipaparkan, maka implikasi dari penelitian ini adalah:
1. Siswa
Penggunaan media audio visual berupa video dalam keterampilan
menulis puisi dapat mengembangkan ide dan daya imajinasi siswa
untuk memilih kata yang tepat dan menjadi puisi yang baik.
2. Guru
Media audio visual berupa video puisi, merupakan alat bantu yang
mempermudah guru dalam pembelajaran menulis kreati puisi agar
86
87
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan mendapat hasil yang
diinginkan.
C.
Saran
Dengan hasil dari penelitian yang telah dilakukan, penulis memberikan
saran kepada pembaca yaitu:
1.
Penulis berharap setiap guru harus kreatif dalam memilihkan media
dan strategi pembelajaran, agar siswa lebih tertarik dan antusias dalam
pembelajaran.
2.
Sekolah dan seluruh elemen yang terkait dalam dunia pendidikan
hendaknya ikut serta mendorong terlaksananya proses pembelajaran
yang optimal sehingga tujuan pembelajaran juga dapat terwujud sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya Offset. 2011.
Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2007.
, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.
Rineka Cipta. 2010.
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada 2010.
Aswinarko dan Ahmad Bahtiar. Kajian Puisi (Teori dan Praktik). Jakarta:
Unindra Press: 2013.
Booth, Alison,dkk. Litetature. New York, London: W.W.Norton & Company.
2006.
Budianta, Melani ., dkk. Membaca Sastra. Magelang: Indonesia Tera, 2006.
Dalman. Keterampilan Menulis, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2014.
Elaka,dkk. Buku Bahasa untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Khariama Putra
Utama. 2010.
Iskandarwassid.
StrategiPembelajaran
Bahasa,
Bandung:
PT
Remaja
Rosdakarya. 2008.
M.Yunus. Menulis 1. Jakarta: Universitas Terbuka. 2011.
Munadi, Yudhi. Media Pelajaran. Jakarta: Gaung Persada. 2012.
Pradopo, Rachmat Djoko. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan
Penerapannya,. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2007.
Priyatni, Endah Tri. Membaca Sastra dengan Ancangan Literasi Kritis. Jakarta:
Bumi Aksara. 2010.
S.Sadiman, Arief. Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2007.
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana. 2006.
Siswanto, Wahyudi. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: PT. Grasindo. 2008.
Sugiyono. Metode Penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R & D. Bandung:
Alfabeta. 2009.
Suparno,dkk. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka. 2006..
Susilana, Rudi. Media Pembelajaran. Bandung: CV Wancana Prima.
Taringan, Henry Guntur. Menulis. Bandung:Angkasa. 2008.
Waluyo, Herman J. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga. 1991.
Wellek, Rene, dan Austin Warren. Teori Kesusastraan. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama. 1993.
LAMPIRAN 1
Nilai Kritis L untuk Uji Liliefors
DF
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
0.01
1.03100
0.72903
0.59525
0.51550
0.46108
0.42090
0.38968
0.36451
0.34367
0.32603
0.31086
0.29762
0.28595
0.27555
0.26620
0.25775
0.25005
0.24301
0.23653
0.23054
0.22498
0.21981
0.21498
0.21045
0.20620
0.20220
0.19842
0.19484
0.19145
0.18823
0.18517
0.18226
0.17947
0.17682
0.17427
0.17183
Probabilitas
0.05
0.1
0.2
0.88600 0.80500 0.76800
0.62650 0.56922 0.54306
0.51153 0.46477 0.44341
0.44300 0.40250 0.38400
0.39623 0.36001 0.34346
0.36171 0.32864 0.31353
0.33488 0.30426 0.29028
0.31325 0.28461 0.27153
0.29533 0.26833 0.25600
0.28018 0.25456 0.24286
0.26714 0.24272 0.23156
0.25577 0.23238 0.22170
0.24573 0.22327 0.21300
0.23679 0.21515 0.20526
0.22876 0.20785 0.19830
0.22150 0.20125 0.19200
0.21489 0.19524 0.18627
0.20883 0.18974 0.18102
0.20326 0.18468 0.17619
0.19812 0.18000 0.17173
0.19334 0.17567 0.16759
0.18890 0.17163 0.16374
0.18474 0.16785 0.16014
0.18085 0.16432 0.15677
0.17720 0.16100 0.15360
0.17376 0.15787 0.15062
0.17051 0.15492 0.14780
0.16744 0.15213 0.14514
0.16453 0.14948 0.14261
0.16176 0.14697 0.14022
0.15913 0.14458 0.13794
0.15662 0.14231 0.13576
0.15423 0.14013 0.13369
0.15195 0.13806 0.13171
0.14976 0.13607 0.12982
0.14767 0.13417 0.12800
0.3
0.73600
0.52043
0.42493
0.36800
0.32915
0.30047
0.27818
0.26022
0.24533
0.23274
0.22191
0.21246
0.20413
0.19670
0.19003
0.18400
0.17851
0.17348
0.16885
0.16457
0.16061
0.15692
0.15347
0.15024
0.14720
0.14434
0.14164
0.13909
0.13667
0.13437
0.13219
0.13011
0.12812
0.12622
0.12441
0.12267
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
0.16950
0.16725
0.16509
0.16302
0.16102
0.15909
0.15723
0.15543
0.15369
0.15201
0.15039
0.14881
0.14729
0.14581
0.14437
0.14297
0.14162
0.14030
0.13902
0.13777
0.13656
0.13538
0.13422
0.13310
0.13201
0.13094
0.12989
0.12888
0.12788
0.12691
0.12596
0.12503
0.12412
0.12323
0.14566
0.14373
0.14187
0.14009
0.13837
0.13671
0.13511
0.13357
0.13208
0.13063
0.12924
0.12788
0.12657
0.12530
0.12406
0.12287
0.12170
0.12057
0.11947
0.11840
0.11735
0.11634
0.11535
0.11438
0.11344
0.11252
0.11163
0.11075
0.10989
0.10906
0.10824
0.10744
0.10666
0.10590
0.13234
0.13059
0.12890
0.12728
0.12572
0.12421
0.12276
0.12136
0.12000
0.11869
0.11742
0.11619
0.11500
0.11384
0.11272
0.11163
0.11058
0.10955
0.10855
0.10757
0.10662
0.10570
0.10480
0.10393
0.10307
0.10224
0.10142
0.10063
0.09985
0.09909
0.09835
0.09762
0.09691
0.09622
0.12626
0.12459
0.12298
0.12143
0.11994
0.11850
0.11712
0.11578
0.11449
0.11324
0.11202
0.11085
0.10971
0.10861
0.10754
0.10650
0.10549
0.10451
0.10356
0.10263
0.10172
0.10084
0.09999
0.09915
0.09833
0.09754
0.09676
0.09600
0.09526
0.09453
0.09383
0.09313
0.09246
0.09179
0.12100
0.11939
0.11785
0.11637
0.11494
0.11357
0.11224
0.11096
0.10972
0.10852
0.10736
0.10623
0.10514
0.10409
0.10306
0.10206
0.10110
0.10016
0.09924
0.09835
0.09749
0.09664
0.09582
0.09502
0.09424
0.09347
0.09273
0.09200
0.09129
0.09060
0.08992
0.08925
0.08860
0.08797
By Junaidi (http://junaidichaniago.wordpress.com). 2010
LAMPIRAN 2
Titik Persentase Distribusi t (df = 1 – 40)
Pr
df
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
0.25
0.50
1.00000
0.81650
0.76489
0.74070
0.72669
0.71756
0.71114
0.70639
0.70272
0.69981
0.69745
0.69548
0.69383
0.69242
0.69120
0.69013
0.68920
0.68836
0.68762
0.68695
0.68635
0.68581
0.68531
0.68485
0.68443
0.68404
0.68368
0.68335
0.68304
0.68276
0.68249
0.68223
0.68200
0.68177
0.68156
0.68137
0.68118
0.68100
0.68083
0.68067
0.10
0.20
3.07768
1.88562
1.63774
1.53321
1.47588
1.43976
1.41492
1.39682
1.38303
1.37218
1.36343
1.35622
1.35017
1.34503
1.34061
1.33676
1.33338
1.33039
1.32773
1.32534
1.32319
1.32124
1.31946
1.31784
1.31635
1.31497
1.31370
1.31253
1.31143
1.31042
1.30946
1.30857
1.30774
1.30695
1.30621
1.30551
1.30485
1.30423
1.30364
1.30308
0.05
0.10
6.31375
2.91999
2.35336
2.13185
2.01505
1.94318
1.89458
1.85955
1.83311
1.81246
1.79588
1.78229
1.77093
1.76131
1.75305
1.74588
1.73961
1.73406
1.72913
1.72472
1.72074
1.71714
1.71387
1.71088
1.70814
1.70562
1.70329
1.70113
1.69913
1.69726
1.69552
1.69389
1.69236
1.69092
1.68957
1.68830
1.68709
1.68595
1.68488
1.68385
0.025
0.050
12.70620
4.30265
3.18245
2.77645
2.57058
2.44691
2.36462
2.30600
2.26216
2.22814
2.20099
2.17881
2.16037
2.14479
2.13145
2.11991
2.10982
2.10092
2.09302
2.08596
2.07961
2.07387
2.06866
2.06390
2.05954
2.05553
2.05183
2.04841
2.04523
2.04227
2.03951
2.03693
2.03452
2.03224
2.03011
2.02809
2.02619
2.02439
2.02269
2.02108
By: Junaidi (http://junaidichaniago.wordpress.com). 2010
0.01
0.02
31.82052
6.96456
4.54070
3.74695
3.36493
3.14267
2.99795
2.89646
2.82144
2.76377
2.71808
2.68100
2.65031
2.62449
2.60248
2.58349
2.56693
2.55238
2.53948
2.52798
2.51765
2.50832
2.49987
2.49216
2.48511
2.47863
2.47266
2.46714
2.46202
2.45726
2.45282
2.44868
2.44479
2.44115
2.43772
2.43449
2.43145
2.42857
2.42584
2.42326
0.005
0.001
0.010
0.002
63.65674 318.30884
9.92484 22.32712
5.84091 10.21453
4.60409
7.17318
4.03214
5.89343
3.70743
5.20763
3.49948
4.78529
3.35539
4.50079
3.24984
4.29681
3.16927
4.14370
3.10581
4.02470
3.05454
3.92963
3.01228
3.85198
2.97684
3.78739
2.94671
3.73283
2.92078
3.68615
2.89823
3.64577
2.87844
3.61048
2.86093
3.57940
2.84534
3.55181
2.83136
3.52715
2.81876
3.50499
2.80734
3.48496
2.79694
3.46678
2.78744
3.45019
2.77871
3.43500
2.77068
3.42103
2.76326
3.40816
2.75639
3.39624
2.75000
3.38518
2.74404
3.37490
2.73848
3.36531
2.73328
3.35634
2.72839
3.34793
2.72381
3.34005
2.71948
3.33262
2.71541
3.32563
2.71156
3.31903
2.70791
3.31279
2.70446
3.30688
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah
: MTs Jabal Nur Cipondoh Tangerang
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: IX/1
Alokasi Waktu
: 2 × 40 menit
Standar Kompetensi: Menulis sastra
16. mengungkapkan keindahan alam dan pengalaman melalui kegiatan
menulis puisi
Kompetensi Dasar : 16.2 menulis puisi berkenaan dengan pristiwa yang dialami
I. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran ini, Peserta didik mampu:

mampu menulis puisi sesuai dengan judul

mampu menulis puisi sesuai dengan tema

mampu menulis puisi dengan imaji yang sesuai

mampu menulis puisi dengan pilihan kata atau bahasa figuratif
Karakter siswa yang diharapkan :

dapat dipercaya (Trustworthines)

rasa hormat dan perhatian (respect)

tekun (diligence)

Kepemimpinan (Leadership)
II. Materi Pembelajaran

pengertian puisi

pertain tema

pengertian bahasa figuratif/diksi

pengertian imaji
III. Metode Pembelajaran

Inkuiri

Contoh

Tanya jawab

Latihan
IV. Media/Sumber/Alat Pembelajaran
 Buku paket Bahasa Indonesia
 Media audio visual berupa video
 Proyektor/laptop/pengeras suara
V. Langkah-Langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal
Apersepsi :

Mengucapkan salam

Menanyakan kabar

Mengabsen kehadiran siswa

Bertanya jawab mengenai kebiasaan membuat puisi

Bertanya jawab mengenai pengertian puisi

Peserta didik diberikan pretest berupa tugas menulis puisi bertema
“Keindahan Alam”
Motivasi :
 Menjelaskan mengenai cara penulisan puisi
B. Kegiatan Inti
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 mampu bercerita dengan urutan yang baik,suara,lafal, intonasi, gesture dan
mimik yang tepat;
 menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan
sumber belajar lain;
 memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik
dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
 melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi :

mencermati video puisi;

memberi komentar mengenai video yang diperlihatkan;

memberikan kesempatan peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif;

peserta didik mengerjakan postest yang diberikan tentang penilian puisi dengan
tema “Ibu”;
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi :

memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan,
isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik;

memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik
melalui berbagai sumber;

memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna
dalam mencapai kompetensi dasar :

berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan
peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa
yang baku dan benar;

memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;

memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif.
C. Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan penutup :

bersama-sama
dengan
peserta
didik
dan/atau
sendiri
membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;

melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;

memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;

merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi,
program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas
individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik.
VI. Penilaian
Indikator Pencapaian
Teknik Penilaian
Instrumen
Tes Tertulis
1. (Pretest) tulislah
Kompetensi



mampu menulis puisi
sesuai dengan judul
puisi dengan tema
mampu menulis puisi
”Keindahan Alam”
sesuai dengan tema
2. (Posttest) Tulislah
mampu menulis puisi
puisi dengan tema
dengan imaji yang
”Ibu”
sesuai

mampu menulis puisi
dengan pilihan kata atau
bahasa figuratif
VII. Teknik Penilaian Instrumen
Indikator
Skor (bobot skor 5)
1
2
3
Skor
4
5
Maksimal
Tema
25
Kesesuaian Judul dengan
25
Isi Puisi
Imaji
25
Bahasa Figuratif
25
Jumlah Skor
100
Kriteria Penilaian:
5 = Sangat baik
2 = Kurang
4 = Baik
1 = Sangat Kurang
3 = Cukup
Tangerang, Agustus 2014
Peneliti,
Nur Afianti
BIODATA PENULIS
Nur Afianti dilahirkan pada 26 Agustus 1992 di Kota
tangerang. Merupakan anak kedua dari pasangan Joi
Buckhori dan Nunung Rusmaidah .
Putri kedua dari tiga bersaudara yang dikenal dengan
nama Via ini memulai pendidikannya di Taman KanakKanak Nuri. Selanjutnya, pernah duduk di bangku
Sekolah Dasar Negeri Sudimara VIII Ciledug, Sekolah
Menengah Pertama MTs Al-Islamiah Ciledug, Sekolah
Menengah Atas Negeri 12 Tangerang, dan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia pada tahun 2010.
Penulis gemar sekali berkumpul dengan banyak orang, maka dari itu penulis
cukup aktif pada organisasi yaitu BadaN Eksekutif Mahasiswa dan HMI pada
awal hingga pertengahan kuliah. Saat kecil penulis bercita-cita menjadi bidan
namun, orang tua penulis ingin sekali penulis menjadi seorang guru, dan sebelum
pengumuman UN penulis mendapat satu bangku pendidikan di UIN dengan
Jurusan PBSI. Penulis mengahiri perkuliahannya dengan menulis skripsi dengan
judul “Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual terhadap Peningkatan
Ketrampilan Menulis Puisi Siswa Kelas IX MTs Jabal Nur Cipondoh Tangerang
Tahun Pelajaran 2014/2015.” “Hal terpenting bagi penulis saat ini dan
selamannya yaitu KELUARGA”.
Download